DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant...

21
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI Tahun Sidang : 2017-2018 Masa Persidangan : I Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi I DPR RI dengan Para Pakar/Akademisi (Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Kepala Bagian Konvinder Set NCB Interpol Indonesia Divisi Hubungan Internasional Polri, Kepala Biro Penyusunan dan Penyuluhan Hukum Divisi Hukum Mabes Polri, Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri, Dirjen Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Andhika Chrisnayudhanto, Dinna Wisnu, Ph.D., Komisi Nasional Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 Pukul : 10.40 WIB 12.20 WIB Sifat Rapat : Terbuka Pimpinan Rapat : Dr. TB. Hasanuddin, S.E., M.M., Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Acara : Pandangan/Masukan Pejabat Pemerintah/Pakar/Akademisi/LSM, mengenai Rancangan Undang-Undang tentang Pengesahan ASEAN Convention Against Trafficking in Person Especially Women and Children (Konvensi ASEAN Menentang Perdagangan Orang Terutama Perempuan dan Anak). Anggota yang Hadir : PIMPINAN: 1. Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari (F-PKS) 2. Dr.TB. Hasanuddin, S.E., M.M. (F-PDI Perjuangan) 3. Meutya Viada Hafid, S.Sos. (F-PG) 4. Asril Hamzah Tanjung, S.I.P. (F-Gerindra) 5. H.A. Hanafi Rais, S.IP., M.P.P. (F-PAN) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN 6. Ir. Rudianto Tjen 7. Dr. Effendi MS Simbolon, M.I.Pol. 8. Charles Honoris 9. Tuti N. Roosdiono 10. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. 11. Bambang Wuryanto 12. Andreas Hugo Pareira 13. Djenri Alting Keintjem

Transcript of DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant...

Page 1: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT

KOMISI I DPR RI

Tahun Sidang

:

2017-2018

Masa Persidangan : I

Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi I DPR RI dengan Para

Pakar/Akademisi (Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Kepala

Bagian Konvinder Set NCB Interpol Indonesia Divisi Hubungan

Internasional Polri, Kepala Biro Penyusunan dan Penyuluhan

Hukum Divisi Hukum Mabes Polri, Deputi Bidang Perlindungan

Hak Perempuan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak, Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional

Kementerian Luar Negeri, Dirjen Kerjasama ASEAN

Kementerian Luar Negeri, Komisi Perlindungan Anak Indonesia,

Andhika Chrisnayudhanto, Dinna Wisnu, Ph.D., Komisi Nasional

Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care).

Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017

Pukul : 10.40 WIB – 12.20 WIB

Sifat Rapat : Terbuka

Pimpinan Rapat : Dr. TB. Hasanuddin, S.E., M.M., Wakil Ketua Komisi I DPR RI

Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI

Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1,

Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270

Acara : Pandangan/Masukan Pejabat Pemerintah/Pakar/Akademisi/LSM,

mengenai Rancangan Undang-Undang tentang Pengesahan

ASEAN Convention Against Trafficking in Person Especially

Women and Children (Konvensi ASEAN Menentang

Perdagangan Orang Terutama Perempuan dan Anak).

Anggota yang Hadir : PIMPINAN:

1. Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari (F-PKS)

2. Dr.TB. Hasanuddin, S.E., M.M. (F-PDI Perjuangan)

3. Meutya Viada Hafid, S.Sos. (F-PG)

4. Asril Hamzah Tanjung, S.I.P. (F-Gerindra)

5. H.A. Hanafi Rais, S.IP., M.P.P. (F-PAN)

ANGGOTA:

FRAKSI PDI-PERJUANGAN

6. Ir. Rudianto Tjen

7. Dr. Effendi MS Simbolon, M.I.Pol.

8. Charles Honoris

9. Tuti N. Roosdiono

10. Dr. Evita Nursanty, M.Sc.

11. Bambang Wuryanto

12. Andreas Hugo Pareira

13. Djenri Alting Keintjem

Page 2: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

2

14. Junico BP Siahaan

FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG)

15. Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si.

16. Bobby Adhityo Rizaldi, S.E. Ak., M.B.A., C.F.E.

17. Dave Akbarshah Fikarno, M.E.

18. Bambang Atmanto Wiyogo

19. Yayat Y. Biaro

20. Venny Devianti, S.Sos.

21. H. Andi Rio Idris Padjalangi, S.H., M.Kn.

FRAKSI PARTAI GERINDRA (F-GERINDRA)

22. H. Ahmad Muzani

23. Martin Hutabarat

24. H. Biem Triani Benjamin, B.Sc., M.M.

25. Rachel Maryam Sayidina

26. Andika Pandu Puragabaya, S.Psi., M.Si., M.Sc.

FRAKSI PARTAI DEMOKRAT (F-PD)

27. Teuku Riefky Harsya, B.Sc., M.T.

28. Dr. Sjarifuddin Hasan, S.E., M.M., M.BA

29. H. Darizal Basir

30. Ir. Hari Kartana, M.M.

31. KRMT Roy Suryo Notodiprojo

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F-PAN)

32. Zulkifli Hasan, S.E., M.M.

33. Ir. Alimin Abdullah

34. Budi Youyastri

35. H.M. Syafrudin, S.T., M.M.

FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (F-PKB)

36. Drs. H.A. Muhaimin Iskandar, M.Si.

37. Dra. Hj. Ida Fauziyah, M.Si.

38. Drs. H.M. Syaiful Bahri Anshori, M.P.

39. Arvin Hakim Thoha

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (F-PKS)

40. Dr. H. Jazuli Juwaini, Lc., M.A.

41. Dr. H. Sukamta, P.Hd.

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (F-

PPP)

42. Moh. Arwani Thomafi

43. Hj. Kartika Yudhisti, B.Eng., M.Sc.

44. H. Syaifullah Tamliha, S.Pi., M.S.

45. H. Muhklisin

FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT (F-NASDEM)

46. Prof. Dr. Bachtiar Aly, M.A.

47. Prananda Surya Paloh

48. Mayjen TNI (Purn) Supiadin Aries Saputra

49. Victor Bungtilu Laiskodat

FRAKSI PARTAI HATI NURANI RAKYAT (F-HANURA)

Page 3: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

3

51. Ir. Nurdin Tampubolon, M.M.

52. Mohamad Arief Suditomo, S.H., M.H.

Anggota yang Izin : 1. Elnino M. Husein Mohi., S.T., M.Si. (F-GERINDRA)

2. Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A. (F-PKS)

Undangan : 1. KaBareskrim Polri, Komjen Pol. Drs. H. Ari Dono Sukmanto,

S.H., M.Si.

2. Kabag Konvinder Set NCB Interpol Indonesia Divisi

Hubungan Internasional Polri, Kombes Pol. Nugroho Slamet

Wibowo.

3. Karo Penyusunan dan Penyuluhan Hukum Divisi Hukum

Mabes Polri, Brigjen Pol. Dr. Agung Makbul Drs, S.H., M.H.

4. Deputi Perlindungan Hak Perempuan Kemen PPPA, Prof.

Dr. Vennetia R Danes, M.Sc., Ph.D.

5. Dir. Hukum Dan Perjanjian Polkam, Ditjen HPI Kemenlu,

Ricky Suhendar.

6. Dirjen Kerjasama Asean Kemenlu, Jose Antonio Morato

Tavares.

7. Wakil Ketua Komnas Anti Kekerasan Terhadap Perempuan,

Yuniyanti Chuzaifah.

8. Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Rita

Pranawati, M.A.

9. Akademisi Unika Atmajaya Dan Wakil Ketua Asean

Intergovermental Commission On Human Rights, Dinna

Wisnu, Ph.D.

10. Direktur Kerjasama Regional Dan Multilateral Kedeputian III

BNPT, Andhika Chrisnayudhanto.

11. Migrant Care, Wahyu Susilo.

beserta jajaran

Jalannya rapat:

KETUA RAPAT (DR. TB. HASANUDDIN, S.E., M.M.):

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang terhormat Bareskrim Polri, Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri yang dalam hal ini

diwakili oleh Kabag. Konferensi Hubungan Internasional Polri, Kepala Divisi Hukum Polri yang

diwakili oleh Kepala Biro Sunluhkum, Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional

Kemlu, Dirjen Kerjasama ASEAN Kemlu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Ketua Komisi

Nasional Anti terhadap Kekerasan Perempuan dari Komnas Perempuan, Pimpinan Migrant Care,

Bapak Andhika Chrisnayudhanto dan Ibu Dinna Wisnu.

Sebelum kita mulai rapat pada hari ini sebagaimana amanat Pasal 246 Tata Tertib DPR RI tentu

harus mencapai kuorum, setidaknya ada masing-masing fraksi. Mohon maaf karena hari ini ada banyak

kegiatan, ada symposium di MPR, kemudian juga ada kegiatan Pansus Undang-Undang Teroris, kemudian

kehadiran beberapa duta besar dari luar yang harus diterima oleh Pimpinan dan Anggota, sehingga untuk

acara ini sangat penting tetapi kami mohon waktu untuk diskors dulu sebentar sampai memenuhi

persyaratan. Tetapi kami sudah koordinasi dengan staf bahwa kami yakin masukan-masukan itu positif,

artinya berapapun fraksi yang hadir kami akan mengambil kesimpulan untuk segera melakukan realisasi,

melakukan ratifikasi yang nanti akan diacarakan pada tanggal 11 Oktober dan sifatnya terbuka. Kalau

berkenan nanti bisa melihat jalannya acara ratifikasi itu dalam satu hari penuh.

Page 4: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

4

Dengan demikian Rapat Dengar Pendapat untuk sementara kami buka dan sambil menunggu

kami persilakan untuk minum mungkin kalau masih ada minumannya kami skors.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

(RAPAT DISKORS PUKUL 10.43 WIB)

(SKORS DICABUT PUKUL 10.55 WIB)

Pada hari ini Komisi I DPR RI melaksanakan Rapat Dengar Pendapat dan Rapat Dengar Pendapat

Umum dalam rangka mendapatkan masukan terhadap RUU tentang Pengesahan ASEAN Convention

Against Trafficking in Person Especially Women and Children (Konvensi ASEAN Menentang Perdagangan

Orang Terutama Perempuan dan Anak).

Sebelum kami persilakan kepada para undangan untuk menyampaikan masukannya dapat kami

sampaikan kronologis dari konvensi ASEAN Menentang Perdagangan Orang terutama Perempuan dan

Anak, sebagai berikut:

Kami sudah menempuh prosedur di intern DPR RI.

1. Presiden Republik Indonesia telah mengirim surat kepada DPR RI, yaitu surat nomor

R33/Pres/07/2017 tanggal 21 Juli 2017 perihal terhadap RUU tentang Pengesahan ASEAN

Convention Against Trafficking in Person Especially Women and Children (Konvensi ASEAN

Menentang Perdagangan Orang terutama Perempuan dan Anak), dan menugaskan Menteri Luar

Negeri, Menteri Hukum dan HAM, serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak untuk Bersama-sama dengan DPR RI membahas RUU tersebut.

2. Rapat konsultasi pengganti Rapat Badan Musyawarah antara Pimpinan DPR RI dan Pimpinan

Fraksi tanggal 21 Agustus 2017 telah menugaskan Komisi I DPR RI untuk membahas RUU

tersebut.

3. Menindaklanjuti penugasan Rapat Konsultasi pengganti Rapat Badan Musyawarah antara

Pimpinan DPR RI dan Pimpinan Fraksi-Fraksi, Rapat Intern Komisi I DPR RI tanggal 12

September 2017 memutuskan akan segera melaksanakan pembahasan RUU tersebut.

Dan hari ini saya kira kita sudah berkumpul disini, ada masing-masing nanti akan menjadi

narasumber menyampaikan masukan-masukan. Untuk lebih singkatnya barangkali para pembicara nanti

mungkin maksimal 10 menit. Yang paling penting kalau kami ratifikasi perlunya apa, pentingnya apa itu

yang pertama. Kalau ada masukan tidak diratifikasi alasannya apa itu saja barangkali, supaya tidak

melebar kemana-mana.

Dan mohon diketahui kami ini ratifikasi aslinya dalam bahasa Inggris, kemudian diterjemahkan

menjadi bahasa Indonesia. Seperti ratifikasi yang lain kami tidak boleh keluar dari teks yang asli. Kemudian

karena ini sudah ditandatangani oleh Pemerintah dan sebagainya.

Nah, masalahnya sekarang mungkin kita tidak masuk kepada kata-kata, translate dan sebagainya.

Tapi kita berbicara perlukah ini atau tidak perlukah ini itu saja. Dan Insya Allah sesuai dari staf itu bahwa

tanggal 11 kita akan ada rapat untuk langsung 1 hari itu melaksanakan Rapat Kerja dengan Pemerintah

untuk melakukan ratifikasi ini. Jadi selesailah sudah ratifikasi itu tanggal 11 siang atau sore itu.

Baik, selanjutnya kami persilakan yang pertama kepada Kepala Badan Reserse Kriminal Polri,

kemudian nanti berturut Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri untuk menyampaikannya paparannya,

pendapat dan sebagainya tentu dalam kacamata mengapa perlunya ratifikasi.

Kami persilakan.

Saya sebentar dulu apakah kita mau dilaksanakan secara terbuka atau tertutup?

KABARESKRIM POLRI (KOMJEN POL. DRS. H. ARI DONO SUKMANTO, S.H., M.Si.):

Terbuka saja.

KETUA RAPAT (DR. TB. HASANUDDIN, S.E., M.M.):

Page 5: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

5

Baik, Rapat Kerja kita nyatakan terbuka.

KABARESKRIM POLRI (KOMJEN POL. DRS. H. ARI DONO SUKMANTO, S.H., M.Si.):

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat pagi dan salam bahagia buat kita semua.

Yang saya hormati Pimpinan Sidang Komisi I DPR RI dan seluruh Anggota Komisi I DPR RI,

Yang saya hormati Bapak dan Ibu sekalian yang mewakili Kementerian/Lembaga.

Pada kesempatan ini saya sekalu Kabareskrim yang kebetulan juga di depan dalam penanganan

perkara perdagangan orang. Secara organisasi di ASEAN selalu pejabat yang mengikuti kegiatan-kegiatan

kerjasama ini dikaitkan dengan persoalan perkara perdagangan orang yang demikian banyaknya dari

tahun ke tahun dan juga korbannya itu adalah anak-anak dan perempuan. Kemudian dibandingkan dengan

beberapa negara ASEAN lainnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling banyak persoalan

masalah kejahatan ini.

Dan kemudian juga sejak tahun 2004 persoalan ini dimunculkan diinisiasi oleh Indonesia, yang

sekarang dari semua negara ASEAN itu sudah 7 negara yang sudah meratifikasi, maka kami berpendapat

bahwa ini untuk bisa disetujui diratifikasi.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (DR. TB. HASANUDDIN, S.E., M.M.):

Baik, terima kasih.

Selanjutnya kami persilakan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri.

KABAG KONVINDER SET NCB INTERPOL INDONESIA DIVISI HUBUNGAN INTERNASIONAL POLRI

(KOMBES POL. NUGROHO SLAMET WIBOWO)

Baik, Bapak terima kasih.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang terhormat Pimpinan Komisi I DPR RI dan Anggota Komisi I DPR RI.

Dari kami Divisi Hubinter Polri pada prinsipnya mau menyampaikan bahwa perlunya ratifikasi ini

memang sudah cukup lama dari 2004 diinisiasi oleh Indonesia Pak. Namun demikian kami secara resmi

berterima kasih kepada DPR RI yang dari mulai tahun 2015 ini termasuk cepat. Jadi 2015 diajukan dan

2017 sudah mulai kita rapatkan hari ini, ini sebuah langkah awal yang baik buat kita.

Ratifikasi ini tentunya dapat memberikan keuntungan buat kita, diantaranya yaitu bisa memberikan

landasan hukum yang pasti terhadap konvensi ini Pak. Karena memang di negara ASEAN ini kita yang

menginisiasi, disisi lain kita yang terlambat untuk meratifikasi.

Kemudian yang kedua bisa mencegah atau bisa mengatasi terjadinya tindak pidana yang

dijelaskan oleh Bapak Kabareskrim dan memberikan hukuman yang pasti dan adil pada para pelaku Pak.

Kemudian yang ketiga kami juga berharap dengan ini bisa melindungi para korban Pak. Dimana korban-

korbannya dari data memang banyak sekali dari negara kita Indonesia.

Kemudian yang keempat adanya kepastian hukum dalam berkoordinasi juga dengan negara-

negara internal ASEAN. Dari hasil kemarin…. Di Manila dengan adanya ASEANAPOL di Singapura kita

juga beberapa kali dipertanyakan untuk masalah ini, sehingga hari ini merupakan hari yang baik buat kita

dengan harapan bahwa kepastian penegakan hukum lebih clear dan bisa terjamin dan bisa melindungi

warga negara Indonesia tentunya yang ada di luar negeri.

Kami kira itu Pak, mudah-mudahan bisa terlaksana dengan baik.

Terima kasih.

Page 6: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

6

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (DR. TB. HASANUDDIN, S.E., M.M.):

Terima kasih.

Lanjut, kepada Kepala Divisi Hukum Polri atau yang mewakili.

KARO PENYUSUNAN DAN PENYULUHAN HUKUM DIVISI HUKUM MABES POLRI (BRIGJEN POL.

DR. AGUNG MAKBUL DRS, S.H., M.H.)

Baik, terima kasih Pak.

Pimpinan Sidang yang kami hormati dan Anggota Komisi I DPR RI.

Pada kesempatan pagi hari ini terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan. Mengenai

pandangan dari Divisi Hukum tentang masalah Rapat Dengar Pendapat Umum RUU tentang Pengesahan

ASEAN Convention Against Trafficking in Person Especially Women and Children (Konvensi ASEAN

Menentang Perdagangan Orang terutama Perempuan dan Anak).

Indonesia memang sebagai salah satu Anggota ASEAN yang telah menandatangani konvensi

ASEAN menentang perdagangan orang terutama perempuan dan anak-anak mempunyai kewajiban moral

untuk segera meratifikasi konvensi tersebut.

Kepentingan Indonesia untuk meratifikasi konvensi tersebut tidak hanya dalam rangka

melaksanakan kewajiban internasionalnya tetapi juga dalam rangka melaksanakan tujuan nasional

sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945.

Atas dasar tersebutlah Bersama ini saya sampaikan pandangan Polri khususnya Divisi Hukum,

sebagai berikut:

1. Indonesia sebagai bagian dari masyarakat ASEAN dan sebagai wujud komitmen Indonesia dalam

pemberatasan perdagangan orang atau trafficking in person dan pelindungan korban perdagangan

orang khususnya perempuan dan anak-anak perlu segera meratifikasi konvensi ASEAN

menentang perdagangan orang.

2. Ratifikasi diperlukan mengingat bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang

mengusulkan terbentuknya konvensi tersebut dan telah menandatangani konvensi tersebut

Desember 2015 oleh Bapak Jokowi.

3. Ratifikasi terhadap konvensi yang telah ditandatangani oleh Indonesia merupakan wujud bentuk

komitmen Pemerintah Republik Indonesia untuk memberikan pelindungan kepada warga

negaranya dari tindakan-tindakan yang melanggar HAM.

Yang kedua, permasalahan perdagangan manusia ini yang kompleks tidak mungkin bisa

diselesaikan tanpa kerjasama dengan negara-negara yang terlibat. Oleh karena itu, Polri menyambut baik

dan mendukung rencana ratifikasi konvensi ini mengingat konvensi ini dapat menjadi salah satu landasan

bagi negara-negara ASEAN dalam meningkatkan kerjasama dan koordinasi yang efektif khususnya dalam

hal pencegahan pemberantasan tindak pidana perdagangan orang terutama perempuan dan anak-anak.

Yang ketiga pandangan dari Polri, disamping itu perlunya percepatan ratifikasi konvensi ASEAN

tentang anti perdagangan manusia terutama perempuan dan anak agar upaya penegakan hukum,

perlindungan dan pencegahan masalah itu terikat hukum masing-masing negara Anggota ASEAN.

Ratifikasi ini perlu segera dilakukan karena akan memberikan peran legal atau mengikat secara hukum

terhadap konvensi yang telah disepakati oleh negara-negara ASEAN.

Sedangkan yang keempat pandangan kami menurut Polri adalah meskipun saat ini Indonesia telah

mempunyai Undang-Undang yang mengatur tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang,

namun pengesahan konvensi ASEAN ini akan semakin melengkapi Undang-Undang yang telah ada dan

dengan disahkannya Rancangan Undang-Undang tentang Konvensi ASEAN Menentang Perdagangan

Orang terutama Perempuan dan Anak akan semakin mengoptimalkan penegakan hukum tindak pidana

perdagangan orang terutama yang berkaitan dengan tindak pidana lintas batas negara.

Page 7: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

7

Demikian Pimpinan Sidang yang saya hormati yang dapat kami sampaikan, semoga dapat

memberikan manfaat bagi pembahasan Rancangan Undang-Undang ini.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (DR. TB. HASANUDDIN, S.E., M.M.):

Baik, terima kasih Bapak Makbul.

Kami lanjutkan kepada Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak Ibu Vennetia.

DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN KEMEN PPPA (PROF. DR. VENNETIA R

DANES, M.Sc., Ph.D.):

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Yang terhormat Pimpinan Sidang dan Pimpinan Komisi I DPR RI,

Yang terhormat para Anggota Komisi I DPR RI,

Hadirin yang berbahagia.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semua.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat bertemu pada hari ini dalam Rapat Dengar

Pendapat Umum dengan Komisi I DPR RI tentang pandangan atau masukan pejabat Pemerintah, pakar

akademisi, LSM, mengenai RUU tentang Pengesahan ASEAN Convention Against Trafficking in Person

Especially Women and Children (Konvensi ASEAN Menentang Perdagangan Orang terutama Perempuan

dan Anak).

Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Pimpinan dan seluruh jajaran Komisi I

DPR RI yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyampaikan penjelasan mengenai

RUU tentang Pengesahan ASEAN Convention Against Trafficking in Person Especially Women and

Children (Konvensi ASEAN Menentang Perdagangan Orang terutama Perempuan dan Anak).

Pimpinan sidang dan hadirin yang berbahagia.

Dengan telah ditandatangani konvensi ASEAN menentang perdagangan orang terutama

perempuan dan anak, maka Indonesia sebagai salah satu negara pengusul harus segera

mengesahkannya dalam satu rancangan Undang-Undang ini didasarkan kepada naskah akademiknya

yang telah dibuat oleh Kementerian Hukum dan HAM pada tahun 2016.

Naskah akademik RUU tentang Pengesahan ASEAN Convention Against Trafficking in Person

Especially Women and Children (Konvensi ASEAN Menentang Perdagangan Orang terutama Perempuan

dan Anak) ini telah disusun untuk memenuhi persyaratan penyusunan dan pembahasan Rancangan

Undang-Undang.

Perdagangan orang khususnya perempuan dan anak merupakan salah satu bentuk pelanggaran

harkat dan martabat manusia karena didalamnya ada unsur ancaman, penyiksaan, penyekapan,

kekerasan seksual dan menjadikan mereka sebagai objek atau komoditi yang dapat diperjual belikan yang

semuanya yang merupakan pelanggaran terhadap HAM.

Tindak pidana perdagangan orang telah meluas dalam bentuk jaringan kejahatan baik itu

terorganisir maupun tidak terorganisir. Tindak pidana perdagangan orang bahkan melibatkan tidak hanya

perorangan tetapi juga korporasi dan penyelenggara negara yang menyalahgunakan wewenang dan

kekuasaannya.

Jaringan pelaku tindak pidana orang memiliki jangkauan operasi tidak hanya antar wilayah dalam

negeri tetapi juga antar negara. Praktek perdagangan orang tersebut menjadi ancaman serius terhadap

masyarakat, bangsa dan negara serta terhadap norma-norma kehidupan yang dilandasi penghormatan

Page 8: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

8

terhadap Hak Asasi Manusia. Sehingga pencegahan dan pemberantasan tindak pidana perdagangan

orang serta perlindungan dan rehabilitas korban perlu dilakukan baik pada tingkat nasional, regional

maupun internasional.

Dalam tataran regional pencegahan dan pemberatasan tindak pidana perdagangan orang

dilakukan melalui kerjasama ASEAN. Indonesia sebagai salah satu Anggota ASEAN yang telah

menandatangani konvensi aktif terutama perempuan dan anak mempunyai kewajiban moral untuk segera

meratifikasi konvensi tersebut. Kepentingan Indonesia untuk meratifikasi konvensi tersebut tidak hanya

dalam rangka melaksanakan kewajibannya tetapi juga dalam rangka pelaksanaan tujuan nasionalnya. Dan

sebagai upaya perlindungan terhadap warga negaranya sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan

Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia 1945 memuat kewajiban negara untuk memberikan

perlindungan dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia, sebagaimana dirumuskan dalam alinea 4

yang menyatakan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu

maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri

keadilan.

Selanjutnya pada alinea 4 menyebutkan bahwa Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Selain memuat kewajiban negara untuk memberikan perlindungan dan penghormatan terhadap

Hak Asasi Manusia. Alinea keempat tersebut secara tegas memberikan kepada Negara Indonesia untuk

ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Selain dalam pembukaan batang tubuh Undang-Undang Dasar Republik Indonesia juga memuat

beberapa pasal terkait dengan pelindungan, kemajuan, penegakan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia.

Pasal 28 G menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,

martabat dan harta benda yang dibawah kekuasaan serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dan

ancaman dari ketakutan untuk berbuat sesuatu yang merupakan hak asasinya, berhak untuk bebas dari

penyiksaan atau perlakukan yang merendahkan derajat martabatnya dan berhak memperoleh swaka politik

dari negara lain.

Lanjut, pada Pasal 28 I menegaskan bahwa hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak

kemerdekaan hari nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi

adalah hak asasi manusia yang tidak dikurangi dalam keadaan apapun dan setiap orang tidak boleh

diperlakukan secara diskriminatif atas dasar apapun.

Perdagangan orang sebagai pelanggaran serius terhadap Hak Asasi Manusia diatur dalam

Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Meskipun landasan hukum nasional sudah ada namun dalam praktek kejahatan perdagangan orang baik

yang berdimensi nasional maupun internasional masih terus berlangsung.

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menerbitkan trafficking in Person report pada Juli 2015

menempatkan Indonesia pada status tier 2. Ini artinya Indonesia belum sepenuhnya memenuhi standar

minimum the trafficking victim protection at 2000. Tetapi walaupun begitu tetap kita berupaya secara

signifikan untuk membawa diri untuk sesuai dengan standar-standar yang ada di dalam TTPA. Status ini

telah diperoleh Indonesia secara berturut-turut mulai dari tahun 2008, 2009, 2010, sampai dengan 2015

kita masih tetap di tier 2.

Pimpinan sidang dan hadirin yang berbahagia.

Dalam upaya melindungi warga negaranya dalam praktek perdagangan orang dan eksploitasi

khususnya terhadap perempuan dan anak sebagai kelompok rentan kita harus terus komitmen dalam

memerangi TPPO karena saat ini perdagangan orang telah berkembang menjadi masalah global yang

aktifitasnya didasari oleh prinsip high provit dan low risk yang menyebabkan perdagangan orang ini

menjadi cepat merebak ke seluruh dunia, sehingga menimbulkan ancaman terhadap masyarakat, bangsa

dan negara Indonesia.

Mengirimkan tenaga kerja Indonesia keluar negeri sering dijadikan modus kejahatan tindak pidana

perdaganan orang dan eksploitasi seksual anak. Berdasarkan kajian Migrant Care 2009 setiap tahun

setidaknya ada 450 ribu warga negara atau 70% adalah perempuan diberangkatkan sebagai tenaga kerja

Page 9: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

9

keluar negeri dan dari jumlah tersebut sekitar 60% dikirim secara ilegal dan sekitar 46% terindikasi kuat

menjadi korban tindak pidana perdagangan orang.

Data dari International Organization for Migration mencatat bahwa dalam periode 2005-2010 telah

dipulangkan 3.840 orang korban perdagangan orang dan sebagian besar adalah perempuan, yaitu

menempati 90,4%. Dan diantara jumlah korban tersebut 23,6% adalah anak-anak dibawah umur. Dan

mereka yang dipulangkan umumnya dari Malaysia 93% dan mereka yang sebagian besar dari Jawa Barat

882 korban. Pemerintah telah bertekad untuk memerangi tindak pidana perdagangan orang dan eksploitasi

seksual anak, karena dampak kejahatan manusia ini dapat merugikan kaum perempuan sebagai ibu

bangsa dan anak sebagai generasi penerus.

Salah satu kasus tindak pidana perdagangan orang yang melibatkan korban serta pelaku dari

negara lain dan cukup ramai diberitakan di media adalah kasus perdagangan yang terjadi di Maluku yang

melibatkan beberapa negara ASEAN, yaitu Indonesia, Thailand dan Myanmar. Lebih kurang dari 100 orang

yang berasal dari Myanmar dan Thailand direkrut untuk dipekerjakan secara paksa disebuah perusahaan

perikanan oleh warga negara Indonesia dan Thailand. Dengan memperhatikan data diatas Indonesia

sebagai masyarakat ASEAN dan sebagai wujud komitmen Indonesia dalam pemberantasan TPPO dan

perlindungan korban perdagangan orang khususnya perempuan dan anak perlu segera merarifikasi

konvensi ASEAN menentang perdagangan orang, terutama perempuan dan anak.

Ratifikasi diperlukan mengingat Indonesia merupakan salah satu negara yang mengusulkan

terbentukna konvensi tersebut dan telah menandatanani konvensi tersebut. Selain itu, hal lain dari urgency

atau perlunya ratifikasi ini karena kasus tindak pidana perdagangan orang di Indonesia masih sering terjadi

peningkatan secara terus menerus.

Pimpinan sidang dan hadirin yang kami hormati.

Pemerintah Indonesia dalam rangka upaya pencegahan dan penanganan TPPO telah

mengeluarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan TPPO dan selanjutnya

ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Tata Cara dan Mekanisme

Pelayanan Terpadu bagi Saksi dan/atau Korban TPPO dan Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2008

tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO.

Digugus TPPO ini terdiri dari 21 kementerian/lembaga yang terkait. Peraturan perundangan

tersebut ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Permen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

tentang Prosedur Standar Operasional (PSO) pelayanan terpadu bagi saksi dan korban TPPO, serta telah

terbentuknya GTPPO di 32 provinsi dari 34 provinsi yang belum terbentuk adalah Papua dan Papua Barat.

Kami harapkan tahun ini sudah akan terbentuk.

Pimpinan sidang dan hadirin yang kami hormati.

Demikianlah sekilas yang dapat kami sampaikan, Indonesia sebagai salah satu Anggota ASEAN

yang telah menandatangani konvensi ASEAN menentang perdagangan orang terutama perempuan dan

anak sekali lagi mempunyai kewajiban moral untuk segera meratifikasi konvensi tersebut.

Demikian beberapa hal Bapak Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI, terima kasih kepada

Komisi I DPR RI atas kerjasamanya dan komitmen kuat membantu Kementerian PPPA khususnya

perlindungan terhadap perempuan dan anak Indonesia. Kami akan konsisten meningkatkan kualitas

pelaksanaan program dan kegiatan agar memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh perempuan dan

anak-anak Indonesia.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (DR. TB. HASANUDDIN, S.E., M.M.):

Terima kasih Ibu atas paparannya.

Page 10: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

10

Kami persilakan sekarang dari Kemenlu Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional Kemlu yang

diwakili Bapak Ricky.

DIR. HUKUM DAN PERJANJIAN POLKAM, DITJEN HPI KEMENLU (RICKY SUHENDAR):

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI,

Bapak dan Ibu yang mewakili Pemerintah dari Kementerian dan Lembaga terkait.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh;

Salam sejahtera bagi kita semua.

Izinkan kami menambahkan beberapa catatan atas ASEAN Convention Against Trafficking in

Person Especially Women and Children. Seperti Bapak dan Ibu ketahui, bahwasanya telah disampaikan

pentingnya kovensi ini bagi Indonesia. Kami hanya ingin menambahkan ada 4 pilar utama dari konvensi ini.

4 pilar inilah yang mendasari Indonesia ikut serta dalam konvensi Convention Against Trafficking in Person.

Pertama adalah terkait dengan aspek perlindungan. Dapat kami sampaikan bahwasanya

Indonesia sangat berkepentingan terhadap aspek ini tidak lain dan tidak bukan karena alasan pelindungan

warga negara Indonesia kita diluar negeri khususnya di kawasan ASEAN. Banyak sekali warga negara

Indonesia yang menjadi korban dari perdagangan orang ini. Nah, sebagai informasi bahwasanya selama

perundingan konvensi hal ini telah menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Indonesia, yakni

bagaimana Indonesia dapat mewajibkan negara Anggota ASEAN untuk turut memberikan perlindungan

atas warga negara asing yang berada di negaranya dalam hal ini warga negara Indonesia.

Tujuan ini pada akhirnya dapat diakomodasi berkat kegigihan tim negosiator Indonesia dimana

seluruh negara ASEAN berkomitmen bahwasanya setiap warga negara asing termasuk Indonesia yang

berada di wilayah masing-masing negara Anggota akan mendapatkan perlindungan. Aspek perlindungan

inilah yang menjadi nilai lebih dari konvensi ini apabila kita bandingkan dengan kovensi serupa contohnya

yang di Eropa tidak mengatur masalah perlindungan. Tapi khusus yang di ASEAN Convention Against

Trafficking in Person memberikan kelebihan terhadap aspek perlindungan.

Yang kedua adalah terkait aspek pencegahan, negara Anggota diwajibkan menempuh langkah-

langkah pencegahan. Dapat saya sampaikan beberapa kewajiban antara lain mendorong penguatan

bilateral, multilateral, baik antar Pemerintah maupun elemen masyarakat mandiri. Guna mengurangi faktor-

faktor pendorong tindak pidana perdagangan orang.

Lalu mengurangi permintaan segala bentuk permintaan yang memicu segala bentuk eksploitasi

orang termasuk perempuan dan anak-anak yang mengarah kepada perdagangan melalui berbagai

mekanisme kerjasama, baik bilateral, multilateral, maupun inisiatif sosial, ekonomi, budaya dan Pendidikan.

Sementara itu nilai tambah dari konvensi ini dari segi aspek penegakan hukum adalah adanya unsur

pidana yang tidak diatur pada rezim internasional lainnya. Contoh, konvensi mendorong negara pihak

untuk mengenakan pemberatan dalam pemidanaan apabila tindak pidana perdagangan orang

mengakibatkan cidera serius kepada korban, khususnya terhadap anak dan perempuan.

Dan yang terakhir adalah dari sisi kerjasama internasional. Keberadaan konvensi memberikan

kesempatan kepada Indonesia untuk memperkuat segala bentuk kerjasama hukum, baik dengan negara

pihak khususnya terkait dengan ekstradisi, mutual legal asistent, kerjasama penegakan hukum lainnya

antara institusi, lalu penyitaan dalam perkara-perkara terkait dengan perdagangan orang maupun yang

terkait dengan perdagangan orang, contohnya seperti korupsi, money loundring dan perbuatan-perbuatan

yang menghalangi proses pengadilan.

4 pilar inilah yang mendasari Indonesia berkomitmen kuat untuk menjadi pihak dalam Convention

Against Trafficking in Person ini.

Demikian tambahan dari kami dan kami berkeyakinan bahwa konvensi ini merupakan konvensi

penting bagi Indonesia khususnya bagi melindungi warga negara Indonesia yang ada di luar negeri.

Terima kasih.

Page 11: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

11

KETUA RAPAT (DR. TB. HASANUDDIN, S.E., M.M.):

Terima kasih Bapak Ricky.

Sekarang kami persilakan kepada Dirjen Kerjasama ASEAN Kemenlu Bapak Jose Antonio Morato

Tavares.

DIRJEN KERJASAMA ASEAN KEMENLU (JOSE ANTONIO MORATO TAVARES):

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Bapak Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI yang terhormat.

Terima kasih atas kesempatan Rapat Dengar Pendapat Umum ini mengenai RUU tentang

Pengesahan ASEAN Convention Against Trafficking in Person Especially Women and Children (Konvensi

ASEAN Menentang Perdagangan Orang terutama Perempuan dan Anak).

Kami akan menggunakan 10 menit yang Bapak berikan secara efisien. Ini menurut UNODC

perdagangan orang yang setiap tahunnya itu berkisar antara 600 ribu sampai 800 ribu orang kebanyakan

perempuan 51% perempuan, laki-laki 21% dan anak perempuan 20% dan anak laki-laki 8% jadi hampir

80% memang perdagangan perempuan dan anak-anak.

Lanjut, jadi kita lihat di Indonesia isu perdagangan manusia dari tahun 2016 sampai Agustus 2017

ada 873 kasus. Indonesia sebagai sumber tujuan dan sekaligus transit. Nah, salah satu pengirim workers

terbesar yaitu 4,5 juta pekerja dan 70% perempuan di negara Anggota ASEAN selain Philipina.

Lanjut, dari bulan Oktober tahun 2014 sampai Oktober 2015 ada sekitar 1.484 kasus. Sampai

dengan Agustus 2017 ini sebenarnya ada 1.035 yang telah selesai dan 449 kasus yang masih

ditandatangani.

Kemudian kalau dari statistik dari negara tujuan Indonesia adalah negara tujuan yang terbesar,

yaitu kita sebenarnya lebih dari 80% dari korban TPPO berada di Indonesia.

Lanjut, dari negara asal sebenarnya Myanmar menempati urutan terbanyak, kemudian Kamboja,

Philipina dan Indonesia pada urutan yang keempat sebagai negara asal.

Lanjut, jumlah anak buah kapal yang menjadi korban TPPO di ASEAN Myanmar yang pertama

dan Indonesia yang kedua, yaitu yang terdiri dari anak-anak 14 orang, kemudian dewasa 269 totalnya 283

dari tahun 2011 sampai 2015.

Lanjut, kejahatan perdagangan orang yang bersifat lintas batas kita tahu dari tingkat nasional kita

sudah ada Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007. Kemudian di tingkat internasional ada dari United

Nation Transnational Orgazice Crime yang ada protokol trafficking in personnya, kemudian di tingkat

regional baru ada Eropa dan ASEAN baru ada sekarang ini dari ASEAN Convention Trafficking in Person.

Lanjut, dari AKTIP ini memang ditandatangani pada tanggal 21 November 2015 kemudian

instrument hukum yang merupakan instrument payung dari kawasan dan sudah mulai berlaku dengan

adanya penandatanganan tambah satu negara lagi, yaitu sekarang menjadi 8 negara dan 2 negara yang

belum, yaitu Indonesia dan Brunei Darussalam.

Lanjut, tadi sudah dijelaskan oleh Bapak dan Ibu sekalian, yang telah terlebih dahulu menjelaskan

mengenai gambaran umum AKTIP. Lanjut saja, keunggulan AKTIP ini memang adalah merupakan hasil

dari sebuah kompromi di kawasan yang berhasil mengakomodir kepentingan negara-negara Anggota

ASEAN yang berbeda-beda. Kemudian menggunakan UN Protocol dan Trafficking in Person sebagai

minimum threshold dalam penyusunan AKTIP sehingga pada akhirnya AKTIP besifat beyond the protocol

yang dihasilkan oleh United Nation tersebut.

Jadi edit value-nya tadi juga sudah disampaikan oleh Bapak dan Ibu sekalian yang telah terlebih

dahulu yang antara lain adalah non diskriminasi tidak melihat latar belakang suku, agama atau ras yang

diatur dalam Pasal 1. Kemudian perlindungan dan bantuan bagi korban trafficking in person dalam AKTIP

juga memperkenalkan konsep support dan care. Konsep tersebut dapat terlihat pada Pasal 14 misalkan itu

memberikan perlindungan yang bersifat komprehensif dan tidak terbatas pada legalistic formal semata.

Nah, pentingnya AKTIP bagi Indonesia yaitu memperluas jangkauan hukum nasional kita. Nah,

mengingat nature dari kejahatan ini adalah lintas negara, maka akan jauh lebhih efektif jika

penanganannya itu juga mencakup kawasan. Inilah pentingnya ratifikasi dari AKTIP ini bagi Indonesia agar

Page 12: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

12

negara-negara lain juga menerapkan yang sama sehingga penanganannya akan lebih meluas dan juga

mentackle kejahatan ini yang bergerak lintas negara tersebut. Jadi memperkuat legislasi nasional,

mendukung Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007, mendorong peningkatkan perlindungan atas warga

negara Indonesia korban kejahatan perdagangan orang baik di Indonesia maupun di kawasan ASEAN dan

memperkuat upaya pencegahan dan penghukuman terhadap pelanggar, kemudian memperkuat kerjasama

regional dan internasional.

Lanjut, manfaat AKTIP bagi Indonesia adalah meminimalisir perbedaan pemahaman diantara

negara Anggota ASEAN terkait dengan konsepsi TPPO ini sehingga dapat terbangun kerjasama dan

koordinasi yang kuat dan intensif terutama bagi penegak hukum. memfasilitasi kerjasama antar penegak

hukum ASEAN dalam melakukan pencarian terhadap pelaku, memperoleh alat bukti termasuk akses untuk

memperoleh catatan bank misalkan. Kemudian memudahkan penegak hukum ASEAN dalam melakukan

pertukaran data dan informasi untuk percepatan proses birokrasi pelacakan aset. Kemudian meningkatkan

efektifitas pemetaan jaringan sindikat pelaku TPPO dari wilayah perekrutan, penampungan sampai dengan

tempat eksploitasi korban di negara lain.

Nah, kemudian memfasilitasi pemenuhan hak korban atas restitusi dari hasil penyitaan aset pelaku

yang berada di luar negeri atau dikawasan ASEAN misalnya serta hak korban atas nilai materil yang belum

diberikan oleh pelaku eksploitasi dari negara lain. Nah, kemudian memfasilitasi kerjasama peningkatan

capacity building para penegak hukum ASEAN dalam menangani TPPO ini yang bersifat lintas negara

sehingga akan lebih efektif, jadi ada… collective effort dalam menangani hal ini.

Sebagai kesimpulan Indonesia sangat berkepentingan kami sepandangan dengan Bapak dan Ibu

sekalian yang telah menyampaikan penjelasan sebelumnya, yaitu pembentukan AKTIP oleh negara-

negara Anggota ASEAN dikawasan Asia Tenggara mencerminkan kebutuhan mendesak negara di

kawasan dalam menanggulangi maraknya perdagangan orang melalui AKTIP, Indonesia memperkuat

efektifitas terhadap pencegahan perlindungan dan penegakan hukum atas kejahatan TPPO.

Demikian Bapak Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI yang terhormat atas presentasi kami.

KETUA RAPAT (DR. TB. HASANUDDIN, S.E., M.M.):

Baik, terima kasih Bapak Jose.

Dan kita lanjutkan kepada Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Ibu Rita.

KOMISIONER KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA (RITA PRANAWATI, M.A.):

Terima kasih Pimpinan.

Pimpinan Komisi I DPR RI yang kami hormati,

Para Anggota Komisi I DPR RI yang kami hormati.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semuanya.

Pada kesempatan pagi hari ini saya Rita Pranawati mewakili Wakil Ketua hadir dengan Komisioner

bidang Trafficking Ibu Maryati Sholehah yang ada di belakang.

Bapak dan Ibu sekalian.

KPI mengapresiasi adanya inisiasi dari DPR RI khususnya Komisi I DPR RI untuk ratifikasi terkait

dengan AKTIP. Kita tahu bahwa di dalam trafficking salah satu korban yang cukup besar adalah anak-anak

meskipun angkanya sekitar 30% tetapi anak akan menjadi lebih rentan karena ketika trafficking pertama

pengetahuan secara mental psikologis tentu akan lebih jauh sulit situasinya bagi anak, sehingga AKTIP ini

menjadi penting untuk pelindungan terhadap anak.

Lanjut, kalau kita melihat korban trafficking khususnya baik di dalam maupun di luar negeri ASEAN

menjadi salah satu point penting karena sebenarnya trafficking in person itu juga banyak terjadi di ASEAN

selain diluar negara ASEAN. Ini saya kira menjadi penting bahwa AKTIP yang merupakan membangun

Page 13: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

13

persamaan persepsi tentang penanganan trafficking ini menjadi penting karena sesungguhnya Indonesia

sendiri berkepentingan dengan adanya dan cukup banyaknya korban di lingkaran ASEAN.

Ini merupakan data KPAI yang langsung ditangani oleh KPAI ada anak sebagai korban

perdagangan secara umum misalnya terkait dengan bayi, ini yang ada di Indonesia kita belum memilah

yang antara negara tetapi juga ada korban anak-anak sebagai prostitusi online, kemudian juga eksploitasi

komersial anak SK serta pekerja anak. Yang memang agak sulit yang sebenarnya kita tangani biasanya

terkait dengan prostitusi online. Kalau misalnya tidak kemudian bisa terdeteksi ini yang kami dapatkan.

Kemudian prinsipnya negara memang harus menghormati, melindungi serta memenuhi dan

memajukan terkait hak asasi manusia begitu juga terkait dengan harkat dan martabat utamanya korban-

korban trafficking. Di dalam konvensi hak anak trafficking termasuk dalam perlindungan khusus yang

artinya ada special protection yang dibutuhkan untuk korban-korban trafficking.

Dan tidak hanya Pemerintah tetapi juga banyak stake holder yang sebenarnya terkait dengan

penanganan trafficking termasuk dalam konteks perlindungan anak secara umum, ada keluarga,

masyarakat, Pemerintah.

KPAI punya tugas untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pelindungan anak

kemudian juga memberikan masukan usulan dan perumusan kebijakan diantaranya adalah terkait dengan

ratifikasi konvensi dalam AKTIP ini. Kami juga mengumpulkan data dan informasi untuk anak-anak korban

trafficking diantaranya. Kemudian menerima dan melakukan penalaahan pengaduan, kemudian juga

mediasi kerjasama dan melaporkan kepada pihak berwajib.

Dalam konteks trafficking tentu tidak ada mediasi karena ini pidana, ini hanya untuk problem

perdata. Tetapi secara umum ini menjadi bagian dari Tupoksi kami utamanya dengan anak-anak korban

trafficking. Dalam konteks hak anak KPAI punya kewajiban untuk memastikan terpenuhinya hak anak.

Kemudian peran Pemerintah dalam menyelenggarakan hak anak. Kemudian pengawasan juga penegakan

hukum, memastikan berjalannya lembaga pengawas dan perlindungan anak secara efektif.

Beberapa yang kita hadapi Bapak dan Ibu sekalian, memang kadang-kadang karena situasi

korban yang lemah kemudian menjadikan proses penegakan hukum agak sulit apalagi kalau korbannya

anak-anak kadang sudah dibarter dengan uang dan seterusnya. Kemudian terkait dengan Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2007 penting untuk memastikan rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial dan

pemulangan serta integrase. Ini saya kira yang menjadi titik point perlindungan terutama untuk korban.

Kemudian kita juga di Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2009 intinya adalah memastikan jaminan

terhadap harkat dan martabat, keselamatan serta tidak ada tindakan diskriminatif dan adanya kepastian

hukum.

Lanjut, urgency KPAI di dalam pengawasan adalah pencegahan, sistem rujukan dan sistem

pemulihan. Ini yang kemudian kita sering lakukan dan kita melihat ada beberapa yang penting untuk kita

lakukan ketika kita melakukan ratifikasi AKTIP. Lanjut, AKTIP prinsipnya sangat penting buat kita, buat

Indonesia khususnya karena sesungguhnya AKTIP juga dirancang sebagai komitmen negara-negara di

ASEAN untuk memerangi secara serius trafficking in person. Dan ini menjadi kerjasama ASEAN untuk

menghapuskan trafficking in person. Selain itu juga AKTIP ini penting karena menjadi manivestasi

penyelesaian ASEAN untuk memerangi perdagangan orang dengan memberikan keamanan dan

perlindunan yang efektif kepada korban perdagangan serta memperkuat langkah-langkah penegakan

hukum lebih lanjut.

Lanjut, di dalam AKTIP ini yang paling penting adalah ada konteks pencegahan kemudian tadi

yang disebutkan dengan perlindungan korban serta penuntutan. Dua yang terakhir pelindungan dan

penuntutan tentu ini menjadi heavy yang sebenarnya kita juga butuhkan untuk korban-korban trafficking

Indonesia.

Lanjut, salah satu point penting yang kita support dari AKTIP Ini adalah untuk tidak

mengkriminalisasi korban. Pada prakteknya orang-orang yang diperdagangkan sering ditangkap, kemudian

ditahan, dituntut bahkan diadili atas tindakan melanggar hukum tidak sebagai korban. Tentu dengan

adanya AKTIP harapannya tidak terjadi.

Kemudian sering dikaitkan dengan kegagalan mengidentifikasi korban, begitu juga kegagalan

untuk membayar korban yang menjadi haknya ini terjadi. Saya kira di dalam konteks hukum Indonesia

membayar hak korban ini juga masih menjadi proses yang belum selesai. Kemudian pelaksanaan AKTIP

harus mempertimbangkan untuk mencegah penuntutan orang-orang yang diperdagangkan atas tindakan

Page 14: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

14

melanggar hukum yang dilakukan mereka sebagai konsekuensi langsung dari situasi mereka sebagai

orang-orang yang diperdagangkan atau dimana mereka dipaksa untuk melakukan tindakan tersebut.

Lanjut, urgency yang lain karena tidak ada penanganan bagi orang yang diperdagangkan

kemudian penanganan rutin akan selalu membawa dampak buruk dan kasus penanganan individual

berdasarkan kebutuhan legalitas dan proposional itu perlu dipertimbangkan. Apalagi jika kasusnya anak

untuk kepentingan terbaik untuk anak menjadi yang utama ya kita juga punya sistem Undang-Undang

Peradilan Pidana Anak saya kira ini juga menjadi bagian yang penting.

Lanjut, AKTIP untuk Indonesia pertama tentu penting ratifikasi AKTIP untuk meningkatkan seluruh

ASEAN secara politis dan yuridis dalam membangun sistem perlindungan korban perdagangan orang baik

perempuan dan anak. Yang kedua, saya kira pentingnya ratifikasi aktif sebagai bagian untuk mendorong

kesiapan Pemerintah Indonesia memiliki sistem pengamanan pada praktek perdagangan orang di dalam

negeri. Artinya, penguatan yang selama ini sudah ada karena nanti kita lihat di bawah akan ada bagaimana

proses rehabilitasi dan seterusnya. Sistem layanan rehabilitasinya seperti apa, sistem integrasinya seperti

apa itu yang kita juga perlu siapkan. Karena pada prinsipnya AKTIP juga akan melakukan pelindungan

kepada siapapun korban termasuk yang ada di Indonesia.

Ratifikasi AKTIP untuk menyatukan komitmen penyelenggara, pengawas dan penegakkan hukum

dalam pelindungan korban trafficking in person. Utamanya terutama kalau di kita tentu perempuan dan

anak gitu ya.

Catatan kritis kita negara ASEAN penting untuk membangun security system pekerja migran

dalam implementasi kerjasama hubungan antar negara. AKTIP menjadi payung hukum untuk pelindungan

pekerja migran dengan mengoptimalkan penyelenggara ketenagakerjaan di dalam dan luar negeri.

Kemudian AKTIP mendorong terpenuhinya hak korban perdagangan orang utamanya perempuan dan

anak yang diperdagangkan di negara tujuan. Dan AKTIP turut mengantisipasi terjadinya perdagangan anak

dengan memaksimalkan peran pencegahan, penanganan dan penegakan hukum bagi terjadinya

trafficking.

Catatan penting kami adalah ketika tentu kiat tidak ragu untuk ratifikasi AKTIP karena pentingnya

bagi proses penyelesaian korban trafficking. Catatan penting lainnya juga kesiapan Indonesia untuk

meratifikasi ini di dalam negeri ini menjadi point untuk penguatan semua stake holder untuk memenuhi

utamanya terkait pelindungan korban kemudian juga penegakan hukum saya kira.

Catatan yang agak rinci misalnya bagaimana kesiapan untuk rehabilitasi korban, kemudian sampai

reintegrasi saya kira ini menjadi titik penting agar semua stake holder Bersatu ketika AKTIP kita ratifikasi.

Dan di bagian akhir adalah penegakan hukum saya kira. Resitusi terhadap korban ini menjadi catatan

penting pada praktek Undang-Undang TPPO selama ini, ini saya kira yang perlu disiapkan. Ini menjadi titik

point balik penguatan penanganan TPPO di dalam negeri sekaligus Indonesia bersiap untuk ratifkasi

AKTIP.

Demikian, terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (DR. TB. HASANUDDIN, S.E., M.M.):

Terima kasih Ibu Rita.

Saya kira untuk catatan masalah hukum sudah didengar langsung oleh beliau-beliau yang

memang bertanggung jawab untuk itu.

Selanjutnya kami persilakan dari Ketua Komnas Perempuan Ibu Azriana.

WAKIL KETUA KOMNAS ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (YUNIYANTI CHUZAIFAH):

Terima kasih Pimpinan.

Yang terhormat Pimpinan Sidang dan Anggota Komisi I DPR RI.

Perkenalkan saya Yuniati Chuzaifah Wakil Ketua Komnas Perempuan, mohon maaf Ketua hari ini

tidak bisa hadir tapi saya juga ketua periode yang lalu.

Page 15: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

15

KETUA RAPAT (DR. TB. HASANUDDIN, S.E., M.M.):

Baik, mohon maaf Ibu.

WAKIL KETUA KOMNAS ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (YUNIYANTI CHUZAIFAH):

Tidak apa-apa Bapak.

Kami Komnas Perempuan menyiapkan beberapa point singkat setidaknya berdasarkan temuan-

temuan kami. Disini saya dengan Bapak Ustad Nah’I beliau ini ulama dari Jawa Timur yang menjadi

komisioner Komnas Perempuan dan satu tim kami Ibu Friska dibelakang.

Saya memulai saya dari beberapa point kunci, jadi temuan Komnas Perempuan ini berdasarkan

dari kami memantau di sejumlah wilayah yang terakhir ini kami adalah pemantauan tentang dampak

hukuman mati bagi keluarga migran dan keluarganya. Dari situ kami menemukan sejumlah indikasi

trafficking yang cukup serius di Asean.

Beberapa catatan kami bahwa pertama, migrasi dan trafficking ini sekeping gitu. Jadi persoalan

atau kasarnya begini, seorang korban migrasi itu terlindungi ketika dia menjadi korban trafficking. Artinya,

perlindungan dengan atas nama trafficking itu menjadi urgent kalau juga mau melindungi migran.

Ini beberapa point kami memantau tempat asal, transit, border negara tujuan, pusat rehabilitasi di

Pasar Rebo hingga tempat kembali dan ini beberapa titiknya. Next, data dari UN itu menunjukkan

trafficking menyasar ke perempuan dan anak-anak, anak 20%, perempuan dewasa 51%, 79% ada

eksploitasi seksual itu ada prostitusi, kawin semu, perbudakan seks dan lain sebagainya. Beriring dengan

kasus trafficking lain seperti pemaksaan jadi pengemis atau adopsi ilegal pengambilan organ.

Next, problem trafficking di Indonesia tadi saya sudah sampaikan soal trafficking itu dekat sekali

dengan isu migrasi ataupun sebaliknya. Pelaku ada orang-orang dekat bahkan ada politisasi hukum dari

dakwaan. Karena selama ini misalnya supaya terhindar dari trafficking harus ada izin, sehingga orang tua

kadang memberikan izin tertulis untuk bisa menghindari dakwaan trafficking, pelakunya bahkan orang tua

yang kami dapati di Pasar Rebo misalnya, seorang perempuan dari daerah pesisir tidak mau kembali ke

wilayah asalnya karena pelakunya adalah preman-preman lokal. Dan dia sudah di traffick ke Batam,

Malaysia dan sebagainya di region ASEAN.

Dari buruh migran kemudian dijebak dengan trafficking melalui relasi intim, pacar, perkawinan

semu, menyasar korban-korban KDRT. Jadi mereka ini mengalami kekerasan berlapis sudah menjadi

korban KDRT, korban perkawinan lebih dari satu, lalu dia menjadi sasaran sindikat drug trafficking dan

mereka juga terancam hukuman mati sejumlah negara di ASEAN.

Next, ini lebih jauh tentang konteks Asean. Pekerja migran jadi sasaran trafficking mulai dari

majikan menjadi undoc, jadi sering dalam tanda kutib mitos bahwa migrasi aman itu migrasi dengan

dokumen yang utuh. Temuan kami mereka-mereka yang terancam hukuman mati adalah yang mereka

yang berangkat dengan dokumen utuh. Berangkatnya mereka legal, berdokumen lengkap, tapi mereka

misalnya di Malaysia karena dokumennya walaupun sudah MoU prakteknya dipegang oleh para majikan,

sehingga begitu lari selangkah dari rumah dia sudah menjadi undoc, karena tidak punya dokumen dan

disitulah kemudian sindikat narkoba menanti. Kami juga menamakannya ada recycle trafficking, jadi

diperbatasan-perbatasan yang mereka ketika dideportasi mereka tidak bisa kembali ke asal itu kemudian di

recycle ulang. Jadi itu pola trafficking yang kami temukan.

Nah, dengan AKTIP ini kami berharap dia juga bisa merespon soal isu Rohignya karena kami

memantau Rohignya waktu di Aceh melakukan urgency action dua kali dan kami takut sekali dengan

indikasi trafficking orang-orang Rohignya dan semula jumlahnya banyak dan semakin hari semakin sedikit

dan sulit terindikasi. Jadi semoga dengan AKTIP ini ada di ASEAN dia juga menjadi responsibility negara-

negara ASEAN yang lain untuk menghindari trafficking dari kerentanan mereka-mereka yang mengalami

problem seperti kasus Rohignya.

Lalu juga ada indikasi isu radikalisme dan rekruitmen anggota ekstrimis berkekerasan melalui

pemanfaatan mobilitas migrasi, ini juga yang kami khawatirkan. Kawan-kawan migran sebetulnya

mengadukan tetapi kami juga tidak ingin hasil riset-riset yang simplistic bilang bahwa buruh migran adalah

agen teroris sehingga memvictimisasi mereka berulang, tapi mereka rentan akan direkruit untuk konteks

migrasi atau radikalisme kekerasan ini mereka potensial menjadi sasaran.

Page 16: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

16

Next, kenapa AKTIP ini perlu? Ini ada kejahatan lintas negara dan lintas negara ASEAN, sindikasi

drug trafficking mengancam mereka dan kita tahu semua. yang satu hal extra yudisial killing yang terjadi di

Philipina, kami khawatirkan sindikat itu lari dari trafficking dan kemudian Indonesia akan menjadi sasaran

atau meleleh ke negara-negara lain menjadi sasaran para drug trafficking, sehingga penting untuk

mencegah solidarity di tingkat ASEAN supaya tidak ada perdagangan. Implimitas pelaku karena lintas

yuridiksi.

Next, mengaca dari negara lain. Jadi konteks regional perlindungan mesti dilakukan salah satunya

di Uni Eropa itu ada namanya konvensi Istanbul tentang kekerasan terhadap perempuan. Mereka sudah

punya satu mekanisme dimana kalau ada penjahat lari ke negara lain, punya otoritas untuk diproses

secara hukum. kemudian juga di Amerika bahkan tentang trafficking ini masuk ke dalam charternya. Di

Komisi HAM Afrika bahkan sejak tahun 1981 sudah melarang soal trafficking.

Next, prinsi-prinsip AKTIP tadi sudah disebutkan cegah dan tangani trafficking, proses hukum dan

jangan ada…, pemberatan pada sejumlah kasus, pelaku terorganisir, perempuan, pemicu bunuh diri dan

sebagainya, kerjasama lintas negara Asean.

Next, keuntungan ratifikasi AKTIP. Indonesia bisa mendesak Anggota negara ASEAN lain untuk

meratifikasi AKTIP walaupun kita paling akhir tinggal Brunei yang kita desak. Kerjasama menangani multi

state responbility di ASEAN, memagari ASEAN dari sasaran drug trafficking dan point yang terakhir adalah

dengan banyaknya migran di Indonesia maka melalui AKTIP ini kita juga secara otomatis sebenarnya

melindungi kawan-kawan buruh migran. Karena kita tahu, negosiasi untuk perlindungan di ASEAN itu

sering mentok. Jadi melalui isu trafficking ini bisa menjadi ruang yang strategis.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (DR. TB. HASANUDDIN, S.E., M.M.):

Baik, terima kasih.

Kita lanjutkan kepada Ibu Dina dulu, kemudian nanti Bapak Andhika dan yang terakhir praktisinya

Bapak Kyai Wahyu Susilo juga. Ini biar beliau banyak ceritalah dilapangan.

Kami persilakan Ibu Dinna.

AKADEMISI UNIKA ATMAJAYA DAN WAKIL KETUA ASEAN INTERGOVERMENTAL COMMISSION

ON HUMAN RIGHTS (DINNA WISNU, Ph.D.):

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Bapak dan Ibu sekalian Anggota Dewan Komisi I DPR RI yang terhormat.

Terima kasih untuk kesempatannya bahwa hari ini kami diundang untuk ikut memberikan

kontribusi dalam keputusan Dewan melakukan ratifikasi terhadap konvensi anti tindak perdagangan orang

di ASEAN.

Saya posisinya salah satunya sebagai akademisi dari Atmajaya, tetapi mungkin bermanfaat juga

kalau saya berbicara dari perspektif saya sebagai wakil Indonesia di Komisi HAM ASEAN atau ASEAN

Intergovernmental Commision on Human Rights, karena mungkin dari situ dapat tambahan informasi juga

yang bermanfaat untuk Bapak dan Ibu Anggota Dewan sekalin.

Menjawab pertanyaan Bapak Pimpinan tadi terkait perlu tidaknya, jawaban saya jelas adalah perlu

kita meratifikasi AKTIP ini. Lebih tepat lagi bahasa saya adalah urgent. Bapak dan Ibu, kita perlu melihat

alasannya praktis maupun substantive.

AKTIP adalah pencapaian terbaik ASEAN untuk mengikat negara-negara Anggota ASEAN untuk

secara hukum melakukan turunan-turunan kebijakan dan Undang-Undang di dalam negerinya yang selaras

dengan panduan dalam AKTIP itu. Jadi sifat yang legaly binding dan seperti dikatakan oleh rekan kita dari

Kementerian Luar Negeri tadi, AKTIP ini adalah beyond dari protokol palermo menjadi rujukan Bersama di

tingkat internasional. Kita justru akan sangat memperkuat Undang-Undang TPPO yang sudah ada saat ini.

Izin mengupdate bahwa di Asean itu sudah ada 8 negara yang ratifikasi, jadi yang belum tinggal

Indonesia dan Brunei Darusalam. Jadi dengan AKTIP ini sebenarnya kita punya dasar yang lebih kuat lagi

untuk menangani korban, melakukan penegakan hukum dan penangkapan. Dan jangan lupa bahwa aspek

Page 17: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

17

kerjasama antara negara itu satu dimensi yang sangat jelas di dalam AKTIP ini. Dan dimensi HAM-nya

saya kira jauh lebih kuat di dalam AKTIP ini. Dan kami sebagai orang yang secara konsisten membantu

mendorong Indonesia untuk selalu memberikan yang terbaik bagi warganya. Kami yakin dan percaya

Bapak dan Ibu di Indonesia sudah berupaya untuk melakukan upaya pemberantasan TPPO juga. Dan

dengan melakukan ratifikasi ini maka aspek HAM juga akan lebih muncul keluar. Itu baik sekali untuk

Indonesia kedepannya.

Tambahan berikutnya dari saya adalah bahwa di ASEAN itu sudah ada cukup banyak aset yang

harus dimanfaatkan oleh Indonesia, tetapi itu akan tidak bisa dilakukan kecuali kita meratifikasi. Yang

pertama, tadi aspeknya bahwa ini legaly binding dan kedua sudah ada plan of action dari AKTIP yang

mengeluarkannya dan disitu kelihatan betul harapan-harapan dan tahapan-tahapan dari implementasi. Ada

pula work plan dimana disitu sentuhannya adalah komitmen cross sector di ASEAN, this is very-very good

actualy. Dan ini didorong terus oleh rekan-rekan kita di… yang didalamnya sudah punya special unit,

sudah mulai memupuk SDM untuk menambah keahlian untuk mengejar kejahatan lintas batas.

Pendekatan HAM juga sudah mulai terus digaungkan di ASEAN. Di Komisi HAM ASEAN kita punya

platform untuk terus memantau ini, jadi kalau kita ratifikasi artinya kami dari Komisi HAM Asean termasuk

wakil Indonesia juga punya ruang lebih untuk ikut mendampingi terus di tingkat ASEAN. Jadi itu bagus

sekali untuk perlindungan warga negara kita.

Di tataran Komnas HAM ASEAN pun sudah terbangun dukungan dan United Nation Bodies juga

sudah mendukung termasuk dialog partner. Media massa dan… juga sudah mulai makin paham tentang

pentingnya AKTIP ini. Jadi artinya Bapak dan Ibu sekalian, kalau usul kami sebenarnya sesudah ratifikasi

ini maka kita bisa lebih kuat lagi membuat national refroll system yang sekarang dikembangkan oleh gugus

tugas yang ada di Indonesia bisa kita hubungkan dengan national refroll system yang ada di negara-

negara lain. Negara-negara yang sudah meratifikasi masing-masing mulai membentuk gugus tugas. Dan

gugus tugas ini harusnya terhubung sehingga kalau ada kasus mereka tinggal angkat telepon dan

langsung terhubung mekanisme yang disiapkan termasuk untuk pencegahan sampai rehabilitasi korban itu

semua bisa didapatkan sesuai haknya. Dan itu hanya mungkin dilakukan bila kita ratifikasi AKTIP.

Terakhir mungkin aspek lain yang menarik untuk Bapak dan Ibu ketahui adalah ada satu

kegelisahan tersendiri di ASEAN dan ini penting sekali untuk Indonesia yang membantu di kedepanya.

Karena masalah trans national crime khususnya trafficking ini sangat multi demantional dan complex.

Sudah diidentifikasi dalam beberapa sharing di ASEAN bahwa modus operandinya terus berubah. Ini

bisnis yang sangat menghasilkan uang yang sangat besar, sehingga demand itu berkembang terus,

bagaimana pun caranya mereka selalu mencari kelompok-kelompok yang rentan di dalam komunitas-

komunitas di ASEAN. Saya share mungkin beberapa pengalaman dari beberapa teman-teman di Mekong

yang mereka juga mulai merasa khawatir karena modus operandi disana juga berbasis seks, nikah

kontrak, perkawinan semu kalau menurut Komnas Perempuan. Dan di Indonesia sudah ada indentifikasi

problem-problem berbasis beasiswa dan magang. Artinya, anak-anak pandai dan berpendidikan tinggi pun

bisa menjadi korban.

Jadi masalahnya ini juga sangat berkelit dan masalah sosial budaya yang memang kompleks

untuk ditangani negara sebesar Indonesia, misalnya penanganan kemiskinan dan jangan lupa bahwa yang

berubah sekarang dengan pesat adalah gaya hidup. Gaya hidup pergi keluar negeri, gaya hidup untuk

punya pengalaman, punya teman diluar negeri itu juga satu gengsi tersendiri. Yang perlu kita tangani juga

sebagai bagian dari prevention. Nah, itu semua cukup detail step by step dan kerjasamanya bila kita

menandatangani AKTIP.

Ibu dan Bapak sekalian,

Tanpa perpanjang lebar saya kira jelas kesimpulannya bahwa semoga Komisi I DPR RI dapat

menangkap urgency dari ratifkasi AKTIP. Target kita jangka pendek adalah menghubungkan sistem-sistem

rujukan yang ada di ASEAN dan personil kita paham HAM di garda-garda terdepan penanganan AKTIP

juga ditambah. Dan dalam jangka menengah sistem pendataan terpadu untuk penanganan dan pemberian

hak sesuai yang ada di AKTIP dapat ditingkatkan.

Kira-kira begitu Bapak dan Ibu sekalian.

Terima kasih.

Page 18: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

18

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (DR. TB. HASANUDDIN, S.E., M.M.):

Terima kasih Ibu Dinna.

Kami persilakan Bapak Andhika.

DIREKTUR KERJASAMA REGIONAL DAN MULTILATERAL KEDEPUTIAN III BNPT (ANDHIKA

CHRISNAYUDHANTO):

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang kami hormati Bapak Pimpinan Sidang beserta Anggota DPR RI.

Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.

Terkait dengan pentingnya Indonesia meratifikasi ASEAN Convention Against Trafficking in Person

Especially Women and Children ini khususnya untuk perempuan dan anak-anak. Kami melihat bahwa ada

3 dasar utama kenapa menjadi penting bagi Indonesia untuk meratifikasi selain alasan-alasan yang tadi

sudah disampaikan sebelumnya.

Pertama adalah sejarah kenapa tadi banyak yang mengatakan bahwa Indonesia memainkan

peranan yang penting dalam pembentukan konvensi ini. Dan kita lihat bahwa konvensi ini walaupun

Indonesia yang menginisiasi tetapi Indonesia merupakan kemungkinan besar adalah negara kesembilan

yang meratifikasi konvensi ini.

Kemudian ada alasan keduanya adalah alasan kesesuaian antara aturan Indonesia, legalisasi

nasional dengan ketentuan yang terdapat dalam AKTIP itu sendiri. Dan ketiga adalah harus adanya

kesesuaian dengan aturan internasional yang sudah diadopsi oleh Indonesia.

Yang untuk pertama sejarah kalau kita lihat concern atau keprihatinan ASEAN terhadap masalah

trafficking person ini diawali pada tahun 2004 dengan dikeluarkannya ASEAN Declaration Against

Trafficking Person. Namun setelah itu mulai terpikir oleh negara-negara Anggota ASEAN bagaimana

caranya untuk meningkatkan menjadi semacam legaly binding instrument. Oleh karena itu, pada tahun

2011 dimana Indonesia menjadi Ketua ASEAN disitu telah dikeluarkan joint statement yang dikeluarkan

oleh para Kepala Negara ASEAN yang intinya meningkatkan upaya dalam penanganan trafficking person.

Dalam hal ini salah satu yang diminta adalah agar dipercepat upaya pembahasan konvensi ASEAN

mengenai trafficking in person. Dan oleh karena itu, telah diadopsi pada tahun 2015.

Untuk ini Pak, menurut sejarah kita melihat betapa pentingnya konvensi ASEAN ini sehingga

waktu Indonesia menjadi Ketua ASEAN maka dikeluarkan leader statement untuk meningkatkan kerjasama

dalam penanggulangan trafficking person. Dan yang kedua, kalau kita lihat dari kesesuaian Undang-

Undang Nasional khususnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan

Orang, disitu kita melihat bahwa justru Undang-Undang Indonesia going beyond AKTIP itu sendiri. Kalau

melihat misalnya Pasal 12 Undang-Undang TPPO, disitu disebutkan ada…services, sementara kalau di

AKTIP tidak mengandung ketentuan itu.

Nah, kalau kita lihat lagi definisi yang ada terkait dengan trafficking person dalam Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2007 jauh juga melebihi definisi yang ada di dalam AKTIP, dimana AKTIP hanya berhenti

pada tujuan eksploitasi terhadap korban tetapi di dalam Undang-Undang Nasional bukan hanya tujuan

akan tetapi juga menyebutkan bahwa yang mengakibatkan seorang itu tereksploitasi, sehingga

pengertiannya lebih luas daripada pengertian trafficking person yang ada dalam AKTIP itu sendiri.

Sehingga kita lihat apakah Indonesia siap untuk meratifikasi secara Undang-Undang Nasional kita sudah

lebih dari siap.

Kemudian yang ketiga, bahwa apa yang kita lakukan harus sesuai dan konsisten dengan

ketentuan internasional yang ada. Indonesia sudah meratifikasi konvensi PBB dalam rangka

pemberantasan trans national organize crime yaitu dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009

kemudian protokolnya yang terkait dengan trafficking person sudah kita ratifikasi dengan Undang-Undang

Page 19: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

19

Nomor 14 Tahun 2009. Sehingga kalau kita lihat bahwa tadi dibicarakan bahwa pada saat pembentukan

AKTIP threshold-nya atau bancmark-nya adalah protokoltip PBB, maka Indonesia sudah ratifikasi.

Sehingga oleh karena itu, tidak lain bahwa Indonesia dalam menetapkan konsistensi untuk meratifikasi

suatu konvensi internasional bisa disesuaikan karena kita sudah ratifikasi konvensi yang sudah ada di

tingkat multilateral.

Sekian dari kami 3 alasan untuk meratifikasi konvensi AKTIP ini.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (DR. TB. HASANUDDIN, S.E., M.M.):

Baik, terima kasih Bapak Andhika.

Dan sekarang saya kira yang terakhir kepada Pimpinan Migrant care Bapak Wahyu Susilo.

MIGRANT CARE (WAHYU SUSILO):

Terima kasih Pimpinan.

Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI yang terhormat.

Kami sangat mengapresiasi atas undangan ini dan saya kira migrant care juga memberikan

dorongan agar Pemerintah Indonesia bisa segera meratifikasi konvensi ini. Saya sudah memberikan

presentasi, saya kira isu trafficking in person sudah mulai marak ketika Pemerintah Amerika Serikat seperti

tadi dikatakan Ibu dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak itu mengeluarkan

laporan pemeringkatan tentang situasi trafficking in person dan seperti tadi juga dinyatakan bahwa pada

awalnya Indonesia masuk pada tier 3. Jadi negara dengan situasi yang buruk, situasi perdagangan

manusia tidak memiliki instrument legal, pencegahan dan penegakan hukum dan pada saat itu juga banyak

terjadi kasus-kasus yang bernuansa trafficking misalnya eksodus besar-besaran buruh migran Indonesia

dari Sabah Malaysia Timur ke Nunukan dan itu juga tidak ada penanganan yang berarti, kemudian juga

situasi penempatan buruh migran Indonesia ke Timur Tengah dan Asia Tenggara yang sampai sekarang

kita juga masih mendapati atau menangani kasus-kasus kekerasan fisik, seksual, ancaman hukuman mati

seperti tadi yang disampaikan oleh Ibu Yuni juga pemalsuan dokumen.

Atas desakan dari trafficking in person report yang selalu disampaikan itu Indonesia mulai

merangkak dari tier 3 menjadi tier 2 tapi ini juga kita terperangkap disitu sampai kita punya Undang-

Undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang kita masuk di tier 2 tapi itu masih berlangsung

sampai sekarang.

Nah, kemudian laporan terakhir dari tier report yang disampaikan oleh Pemerintah Amerika Serikat

itu adalah Indonesia masih terperangkap dalam peringkat 2 atau tier 2 trafficking in person karena sampai

sekarang kita belum memaksimalkan instrument yang tersedia dan masih banyak hambatan-hambatan

dalam upaya untuk menjalankan baik plan of action to eradicate trafficking in person dan juga langkah-

langkah penegakan hukum yang lain.

Lanjut, saya kira memang praktek perdagangan manusia yang terjadi terhadap manusia Indonesia

maupun yang terjadi di Indonesia, sudah berlangsung sejak lama dan dinamika juga tergantung kepada

perkembangan politik ekonomi global. Tadi Mbak Yuni juga sudah menyampaikan ada bentuk-bentuk baru

pemanfaatan perdagangan manusia. Kalau dulu lebih banyak untuk eksploitasi seksual tapi sekarang ada

banyak modus, misalnya perdagangan bayi, perdagangan organ tubuh ataupun juga penggunaan

perempuan korban trafficking untuk kejahatan trans nasional yang lain misalnya kurir narkoba, kemudian

tindak pidana terrorism, kemudian juga yang terakhir misalnya dugaan yang dialami oleh Siti Aisyah yang

juga sekarang ini sedang diadili itu. Kalau dari investigasi migrant care dia juga adalah korban

perdagangan manusia yang dalam kondisi tidak bebas kemudian dipaksa untuk melakukan kejahatan yang

ternyata punya dimensi politik tingkat tinggi.

Mobilitas manusia melintas batas negara itu batasnya tipis, untuk tujuan bekerja itu di Indonesia

batasnya tipis dari praktek-praktek perdagangan manusia. jadi eksploitasi di dalam ranah pekerjaan baik di

industry maupun sektor domestic adalah ruang yang cukup lebar untuk terjadinya praktek perdagangan

manusia. Menurut global …indeks sepanjang tahun 2014 sampai 2016 korban terbanyak perdagangan

Page 20: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

20

manusia di Indonesia ada di 3 sektor utama. Ini yang melintas batas negara ya, jadi pekerja rumah tangga,

sebagai pekerja rumah tangga, sebagai pekerja di sektor perkebunan dan sebagai pekerja di sektor

perikanan sebagai anak buah kapal.

Tetapi kita seringkali juga menghadapi situasi dimana ada kedangkalan dalam perang melawan

perdagangan manusia, misalnya pendekatannya masih jauh dari pendekatan Hak Asasi Manusia dan jauh

dari pendekatan yang gender sensitive. Beberapa kebijakan di daerah malah menjadi instrument

pembatasan hak bermobilitas dan hak ekonomi perempuan dalam hal penegakan hukum masih terjadi

kriminalisasi terhadap korban ada dikotomi legal, ilegal sehingga memungkinkan kriminalisasi terhadap

inisiatif migrasi swaday berbasis cultural, terminology migrasi aman itu sangat simplisis. Jadi seperti yang

tadi juga disampaikan oleh Mbak Yuni banyak dari mereka yang melalui jalur legal tapi pada ujungnya dia

menjadi korban perdagangan manusia.

Nah, praktek perdagangan manusia di jalur yang legal itu sebenarnya yang sekarang banyak

terjadi di Indonesia ini memanfaatkan kelemahan perundangan-undangan yang ada karena hingga saat ini

juga kita juga ingin mendorong pelaku perdagangan manusia selain perorangan juga adalah koorporasi,

karena itu juga bisa dilakukan. Memanfaatkan praktek curang dan korupsi di institusi negara, kemudian

memanfaatkan kelemahan diplomasi perlindungan buruh migran. Di dalam beberapa MoU ataupun

bilateral kita ada ketidak tegasan dalam moratorium dan kelemahan perjanjian bilateral mengenai buruh

migran. Kemudian juga memanfaatkan kekosongan aturan penegakan hukum di tingkat regional.

Nah, ini beberapa contoh perdagangan manusia berkedok penempatan TKI yang dialami oleh

buruh migran Indonesia di Malaysia dan Singapura. Beberapa waktu lalu ada iklan bahwa mereka diperjual

belikan secara nyata dalam iklan dan ini masih sering terjadi. Kalau kita ke Singapura ke Lucky Plaza atau

kebeberapa plaza-plaza mereka itu counter untuk rekruitmen itu perempuannya yang dipajang seperti itu.

Kemudian yang terjadi dalam negeri itu adalah yang fenomenal yang sekarang ini sedang marak,

yaitu pulang tanpa nyawa. Nah, ini yang terjadi di Nusa Tenggara Timur sekarang. Jadi sejak perempuan-

perempuan muda Nusa Tenggara Timur menjadi sasaran empuk untuk ditempatkan sebagai pekerja

migran tren ini mulai sejak ada Undang-Undang 39 Tahun 2004 di Malaysia dan Singapura, maka korban

itu mulai berjatuhan. Jadi mulai dari korban kekerasan fisik akibat penganiayaan, ini dialami oleh Nirmala

Bonard. Kemudian korban trafficking yang dikriminalisasi dengan ancaman hukuman mati ini dialami oleh

Frida Soik. Dan juga ada jenazah yang dipulangkan dengan dugaan ada pencurian organ tubuh, ini dialami

oleh Delfina. Dan yang sekarang terjadi hampir setiap hari baru minggu yang lalu teman-teman migrant

care melakukan pemantauan disana, setiap hari di bandara Eltari itu ada pemulangan jenazah, bisa satu,

bisa dua, bisa tiga.

Lanjut, jadi ada jenazah yang kemudian berhari-hari tidak dijemput oleh keluarganya mereka

terlantar dibandara, kemudian ada yang kemudian organ tubuhnya diduga dicuri dan sepanjang fenomena

ini sudah mulai marak sejak tahun 2016. Bahkan pernah terjadi 3 janazah itu terlantar di Bandara Eltari.

Lanjut, urgency untuk meratifikasi ASEAN Convention Againts Trafficking in Person Especially

Women and Children, perdagangan manusia terutama terhadap perempuan dan anak adalah salah satu

bentuk kejahatan lintas negara terorganisir. Tadi pembicara sebelumnya sudah menyampaikan bahwa

Indonesia sebenarnya juga sudah meratifikasi konvensi ini di tahun 2009. Kawasan Asia Tenggara ini

merupakan bentang kawasan dimana kejahatan lintas negara terorganisir itu sering terjadi, tidak hanya

sebenarnya perdagangan manusia tetapi juga drug trafficking, perdagangan senjata, kemudian juga

kejahatan terorisme, pembajakan kapal dan beberapa aktifitas itu dan mayoritas korbannya adalah

perempuan dan anak sebagai kelompok rentan.

Indonesia memang telah memiliki Undang-Undang 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Perdagangan Orang, namun instrument ini memiliki keterbatasan daya jangkau hanya diyuridiksi

nasional. Sehingga saya kira Indonesia harus segera menjadi bagian dari komitmen ASEAN memerangi

kejahatan perdagangan manusia.

Lanjut, dikawasan Asia Tenggara untuk menjadi negara pihak atau peratifikasi ASEAN Convention

Againts Trafficking in Person Especially Women and Children. Dan secara konkrit langkah ini harus

dilakukan oleh DPR RI untuk meratifikasi ASEAN Convention Againts Trafficking in Person Especially

Women and Children ini dan menjadikannya juga sebagai bagian hukum nasional untuk dapat diacu dan

dipergunakan dalam kebijakan-kebijakan pencegahan dan penegakan hukum, memerangi perdagangan

manusia yang dialami oleh warga negara Indonesia di kawasan Asia Tenggara.

Page 21: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA … · Anti Terhadap Kekerasan Perempuan, dan Migrant Care). Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017 ... Kepala Divisi Hubungan Internasional

21

Dan tentu saja terakhir langkah ratifikasi ini juga harus ditindaklanjuti dengan peran aktif diplomasi

Indonesia di ASEAN agar instrument ini bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Saya kira itu pandangan dari migrant care.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (DR. TB. HASANUDDIN, S.E., M.M.):

Terima kasih Pak Wahyu.

Saya kira ini yang terakhir.

Bapak dan Ibu yang kami hormati.

Semua pendapat Bapak-bapak dan Ibu itu ada rekamannya, jadi merupakan dokumen kami dan

itu menjadi dokumen untuk membuat keputusan kita semua, keputusan politik. Nah, tentu yang tidak hadir

pada saat ini kami akan bagi juga, sehingga pada saat nanti rapat di pleno komisi, saya kira mudah-

mudahan satu pemikiran.

Nah, barangkali untuk pendalaman lebih lanjut, apakah ada dari Bapak-bapak mau melakukan

pendalaman? Sudah cukup. Dari sebelah kiri sudah cukup? Kalau tidak ada saya kira pendapat Bapak

sudah cukup afdol untuk nanti kami bawa dalam sebuah rapat di Komisi I DPR RI dan rencananya akan

kami putuskan pada tanggal 11.

Kami ucapkan terima kasih, mohon maaf yang sebesar-besarnya kalau ada hal-hal yang kurang

berkenan. Dan kami tutup dengan mengucapkan alhamdulillahirabil’alamin.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 12.20 WIB)

Jakarta, 4 Oktober 2017

a.n Ketua Rapat

SEKRETARIS RAPAT,

TTD.

SUPRIHARTINI, S.I.P.

NIP. 19710106 199003 2 001