DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileSIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015...
Transcript of DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileSIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015...
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------
RISALAH
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14
MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2014-2015
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
I. KETERANGAN
1. Hari : Kamis
2. Tanggal : 13 Agustus 2015
3. Waktu : 10.19 WIB – 14.20 WIB
4. Tempat : R. Rapat Nusantara V
5. Pimpinan Sidang : 1. H. Irman Gusman, SE., MBA (Ketua DPD RI)
2. GKR Hemas (Wakil Ketua DPD RI)
3. Prof. Farouk Muhammad (Wakil Ketua DPD RI)
6. Sekretaris Sidang : 1. Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Sekretaris Jenderal
DPD RI)
2. Zul Evi Astar, S.H. (Wakil Sekretaris Jenderal DPD RI)
7. Panitera : Adam Bachtiar, S.H., M.H. (Kepala Biro Persidangan II)
8. Acara : 1. Laporan Kegiatan Anggota DPD RI di Daerah Pemilihan;
2. Penyampaian Laporan Kinerja PURT Tahun Sidang
2014-2015;
3. Pidato Penutupan pada Akhir Masa Sidang IV dan Tahun
Sidang 2014-2015.
9. Hadir : Orang
10. Tidak hadir : Orang
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 1
II. JALANNYA SIDANG:
PIMPINAN SIDANG : Prof. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
... (suara tidak terekam) Kebangsaan Indonesia Raya. Kepada para Anggota serta
seluruh hadirin dimohon untuk berdiri dan bersama-sama menyanyikan Lagu Indonesia
Raya.
PEMBICARA : PADUAN SUARA
Hiduplah Indonesia raya…
Indonesia tanah airku.
Tanah tumpah darahku.
Disanalah aku berdiri.
Jadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku.
Bangsa dan Tanah Airku.
Marilah kita berseru.
Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku.
Hiduplah negriku.
Bangsaku Rakyatku semuanya.
Bangunlah jiwanya.
Bangunlah badannya.
Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
PIMPINAN SIDANG : Prof. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Hadirin dipersilakan duduk kembali.
Para Senator yang kami hormati, dengan terlebih dahulu menyampaikan ucapan
selamat datang setelah kita reses dan juga Selamat Idul Fitri, atas nama Pimpinan Selamat
Idul Fitri kepada sahabat senator yang merayakannya.
Berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh Sekretariat Jenderal, sampai
saat ini yang telah hadir baru 27 orang anggota dan telah menandatangani daftar hadir.
SIDANG DIBUKA PUKUL 10.19 WIB
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 2
Dengan demikian sidang masih belum memenuhi syarat. Diminta persetujuan forum kit
atunda 10 menit. 10 menit setuju? Baik kita skors 10 menit.
KETOK 1X
SIDANG DISKORS 10 MENIT
PIMPINAN SIDANG : Prof. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Dimohon kembali ke tempat masing-masing. Tempel menempel pipi dilanjutkan
nanti. Sebelum saya mulai, saya lihat juga beberapa jago kita yang mau maju ini sudah hadir
di sini.
Baik, Ibu Wakil Ketua, para Senator, forum yang kami hormati, kami sampaikan
Ketua sedang ada acara, sedang menerima Mendagri, ada marketing awards di lantai 8, jadi
kami ditugaskan untuk membuka dulu karena memang sudah waktunya. Tadi kita audah
skors sudah mencapai lebih 10 menit. Walapun kehadiran baru 46, saya minta persetujuan,
sudah 48, saya minta persetujuan karena toh tidak ada pengambilan keputusan, hanya
mendengarkan laporan dapat kita lanjutkan. Skors saya bisa cabut.
KETOK 1X
Sudah 52. Oke.
Dengan mengucapkan bismillahirahmanirahiim Sidang Paripurna ke-14 Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.
KETOK 1X
Sidang dewan yang mulia, sesuai jadwal acara, sidang paripurna kali ini mempunyai
3 agenda pokok. Pertama, laporan kegiatan Anggota DPD RI di daerah pemilihan. Dua,
penyampaian laporan kinerja PURT Tahun Sidang 2014-2015. Mohon maaf ini nanti
tertutup. Ketiga, pidato penutupan akhir masa sidang.
Mengawali sidang paripurna ini kami sampaikan rasa duka dan belasungkawa atas
wafatnya Hj. Uraiharima, ibu mertua dari Ibu Hj. Rubaiti Erlita, S.Sos. mana Ibu Hj. Rubaiti
dimana? Tadi sudah ada. Kemudian juga ibunda dari H. Ahmad Jajuli, senator dari Provinsi
Lampung. Semoga amal ibadah almarhumah diterima Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa
dan mendapat tempat terbaik disisi-Nya serta keluarga yang ditinggalkan diberikan
kesabaran.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 12 huruf h dan Pasal 196 tata tertib DPD RI, kegiatan
anggota DPD di daerah yang diwakili dilakukan dalam rangka memenuhi kewajiban anggota
untuk menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan
daerah untuk selanjutnya dilaporkan dalam sidang paripurna setiap awal masa sidang. Untuk
itu, secara berurutan kami akan mempersilakan kepada wakil masing-masing provinsi untuk
menyampaikan laporan kegiatan di daerah. Perlu kami ingatkan, sesuai dengan kesepakatan
bahwa waktu penyampaian laporan masing-masing provinsi adalah maksimum 5 menit.
Berkenaan dengan itu, kiranya laporan yang akan disampaikan nanti dapat lebih dipadatkan
cukup garis besarnya saja. Selanjutnya laporan yang lebih lengkap diserahkan kepada
Pimpinan sebagai lampiran yang tidak terpisahkan dari laporan yang dibacakan. Laporan
tersebut menjadi bahan penting alat kelengkapan DPD khususnya Komite I, II, III dan IV
sebagai aptukalis politik DPD.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 3
Pada kesempatan pertama, kami persilakan wakil dari Provinsi, dari sini ya, dari
depan urutannya dari Provinsi Sulawesi Tenggara untuk menyampaikan laporan kegiatan di
daerah pemilihannya. Saya persilakan. Saya mohon begitu provinsi yang satu selesai akan
turun mimbar, provinsi berikutnya sudah ancang-ancang siap naik. Ini untuk mengefisienkan
waktu. Silakan Pak.
PEMBICARA : Ir. H. ABDUL JABBAR TOBA (SULTRA)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Pimpinan DPD RI, Bapak dan Ibu Anggota DPD RI, Bapak
Sekretaris Jenderal beserta seluruh jajarannya, Bapak-bapak dan Saudara-saudara yagn saya
hormati. Sebelumnya saya ingin menyampaikan Selamat Idul Fitri 1436 Hijriah. Mohon
maaf lahir dan batin. Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa kita yang telah lalu dan
kembali kepada fitrahnya, suci dan bersih.
Bapak dan Ibu yang saya hormati, saya ingin sampaikan bahwa dari kami berempat
ini saya hadir sendirian. Salah satu diantaranya memang mencalonkan diri sebagai bupati di
Kabupaten Munah sehingga dengan demikian tidak sempat hadir. Saya sering main-main Pak
bahwa seharusnya yang membaca itu yang muda, kok dikasih yang tua yang membaca. saya
bilang anda semua bertiga ini berdosa kepada saya, ini kelakar. Tapi sebenarnya
sesungguhnya ada maksud saya kenapa kok begitu, karena tidak hadir. Ini barangkali peranan
dari BK yang perlu menegur yang tidak pernah hadir. Jadi bukan saya Sulawesi Tenggara
Pak, tapi banyak diantara teman kita yang tidak pernah hadir, sampai 4-5 bulan tidak hadir.
Seharusnya BK sudah memberikan teguran kepada yang bersangkutan. Itu saran saya Pak.
Terima kasih, kemudian saya bacakan bahwa hasil reses kita yang berlangsung
tanggal 10 Juli sampai 11 Agustus dari 4 komite. Masing-masing komite ada masalah.
Komite I ada 13 masalah, Komite II ada 10 masalah, Komite III 6 masalah dan Komite IV 12
masalah, sehingga demikian ada 41 masalah. Saya sadar kalau saya tidak mungkin
membacakan semua karena terlalu panjang. Oleh karena itu saya hanya mau membaca
bagian-bagian yang sangat penting.
Jadi Komite I saya mencoba membacakan yaitu perlu penetapan batas kawasan hutan
lindung dengan pemukiman. Di Sulawesi Tenggara memang banyak pemukiman di kawasan-
kawasan hutan. Itu disebabkan karena pada saat itu terjadi transmigrasi tahun 1982 dan
sampai sekarang tidak ada batasnya. Hutannya sudah tidak ada tapi yang tumbuh adalah
rumah-rumah penduduk. Itu yang pertama Komite I.
Komite II, Kredit Usaha Rakyat (KUR) masih belum optimal dimanfaatkan oleh
nelayan. Salah satu penyebabnya, banyaknya persyaratan yang dikeluarkan oleh bank yang
bersangkutan. Namun sekarang sudah diturunkan dari 21% menjadi 12% tetapi persyaratan
di lapangan tetap diminta ada namanya sertifikat tanah atau ada agunan sehngga dengan
demikian petani atau nelayan tidak bisa memanfaatkan dengan baik.
Yang ketiga, Komite III kepemudaan. Perlu perhatian pemerintah terhadap kaum
pemuda yang tidak sempat melanjutkan pendidikannya dengan memberikan pelatihan
kewirausahaan diperlukan sarana dan fasilitas olahraga untuk meningkatkan minat dan
partisipasi olahraga pada pemuda-pemuda ini. Ini perlu karena banyak pemuda kita yang
tidak ada kerjanya, malam-malam di jembatan-jembatan itu ada hal-hal yang tidak
diinginkan.
Yang berikutnya adalah Komite IV. Komite IV ini ada beberapa yang dia kemukakan
tapi namun kemudian saya bacakan. Dana desa yang dikucurkan oleh pemerintah pusat
sebanyak 127 desa di Kabupaten Kolaka Utara sebesar 34 milyar namun sepenuhnya tidak
bisa dicairkan. Ini disebabkan karena sebagian kegiatan desa belum lengkap berkas
pencairannya, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes)nya kemudian
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 4
RKPM ataupun APBD Desa. Inilah yang ditemukan teman-teman di lapangan. Mudah-
mudahan nanti kami serahkan kepada masing-masing kepada komite-komite. Saya kira
demikian.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : Prof. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada Sulawesi Tenggara.
Selanjutnya kami persilakan Sulawesi Selatan.
PEMBICARA : Drs. H. BAHAR NGITUNG, M.B.A. (SULSEL)
Interupsi, Pak Ketua.
Saya minta Pak Ajiep tinggal dulu kita mau foto karena satu-satunya pada pagi hari
ini Sulawesi Selatan.
PEMBICARA : Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (SULSEL)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang.
Salam sejahtera untuk kita sekalian.
Om swastyastu
Yang kami hormati Bapak Ibu Wakil Ketua Pimpinan Sidang Paripurna, Bapak Ibu
Anggota DPD yang kami muliakan, hadirin sekalian yang sama berbahagia. Saya ditunjuk
oleh tiga perwakilan dari Sulawesi Selatan untuk mewakili menyampaikan laporan ini.
Sebenarnya Sulsel itu selalu lengkap, hadir pada paripurna. Hanya terkadang Pak Ustadz
Azis memang beliau tokoh penyeimbang. Jadi sering ada di belakang duduk, dia lihat
kurang-kurang sebelah kiri duduk lagi sebelah kiri. Tadi di belakang duduk tapi kami
isyaratkan supaya ke depan supaya betul-betul lengkap kelihatan dan tidak ada yang
mencalonkan diri menjadi kepala daerah di empat ini.
Bapak Pimpinan yang kami hormati, laporan tertulis sebagaimana seharusnya juga
para Anggota DPD Sulawesi Selatan telah menyampaikan laporan ke Sekretariat Jenderal
himpunannya kumpulannya sudah kami pegang sehingga tidak perlu kami bacakan selain
waktu yang tidak lebih dari yang disepakati 5 menit.
Yang kedua tradisi kita membacakan seperti ini tindaklanjutnya yang justru yang say
sampai sekarang belum ketahui karena itu yang kami mau titipkan kepada Pimpinan DPD
adalah seperti yang dibicarakan pada Rapat Panmus kemarin, perlunya ada semacam rapat
bersama antara Pimpinan DPD dengan Pimpinan Alat Kelengkapan, salah satunya adalah
kita bicarakan tindak lanjut dari hasil laporan daerah pada setiap selesai kunjungan kerja atau
reses yang disampaikan secara terbuka melalui paripurna seperti ini.
Paripurna ini adalah bagiann dari pertanggungjawaban publik bahwa DPD telah
melaksanakan kegiatan di daerah masing-masing. Tetapi tindak lanjut hasil temuan masukan
kita itu juga perlu publisir sehingga publik tahu ini hasil perjuangan, ini hasil yang dilakukan
para Anggota DPD di Jakarta. Saya kira itu pengantar pertama.
Pengatar kedua saya, mudah-mudahan dalam perubahan tata tertib nanti kita bisa
merumuskan suatu model sidang paripurna yang efektf dan efisien. Hari ini kita paripurna
seperti kesepakatan Panmus kemarin. Tanggal 19 kita paripurna lagi untuk pembukaan masa
sidang. Mungkin perlu dipikirkan satu waktu penutupan dan sekaligus pembukaan masa
sidang sehingga dia lebih efektif.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 5
Saya kira itu saja. Mohon izin Bapak bertiga, kami serahkan saja apa yang telah kita
rumuskan, yang telah kita sepakati sesuai hasil rapat kami di Provinsi Sulawesi Selatan
beberapa waktu yang lalu sebelum berangkat ke Jakarta.
Saya kira demikian. Mohon maaf, terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : Prof. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada Sulawesi Selatan.
Selanjutnya saya persilakan kepada Maluku. Siap-siap berikutnya Sulawesi Barat.
PEMBICARA : Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (MALUKU)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera.
Om swastyastu.
Pimpinan dan rekan-rekan senator sekalian, mewakili senator dari Maluku, kebetulan
saya satu-stunya yang baru hadir, yang lainnya belum bisa hadir dengan berbagai alasan.
Izinkan saya akan menyampaikan laporan kegiatan hasil dari reses yang baru saja kita
jalankan. Namun sesuai kesepakatan kita bersama yang tadi disampaikan oleh Pimpinan
bahwa kita diberikan alokasi waktu yang terbatas. Izinkan saya tidak membacakan rincian
temuan dari teman-teman. Nanti akan saya sampaikan tetapi saya akan memanfaatkan waktu
ini untuk menyampaikan hal penting yang saya rasakan yang sangat mendasar khususnya
bagi kami provinsi- provinsi yang berada di kawasan tertinggal.
Pimpinan dan teman-teman senator sekalian, kita juga mengetahui bahwa 70 tahun
republik ini merdeka masih terjadi disparitas dari pembangunan nasional kita ada perbedaan
yang sangat mencolok antara kawasan, saya ambil contoh misalnya antara kawasan barat dan
timur. Dalam banyak hal di timur tertinggal, ini persoalan serius. Kami di timur ini saya
mencatat kurang lebih ada 6-7 provinsi tertinggal diluar masih ada 1 atau 2 di kawasan barat.
Nah oleh karena itu yang diperlukan adalah anggaran, tidak ada kata lain, anggaran. Kita
bersyukur bahwa Papua mendapatkan otsus dan di sana ada tambahan anggaran. Kalau ini
masih terus berlangsung maka disparitas akan bertambah. Saya ambil contoh misalnya
tentang desa. Uang yang turun di desa tentu yang di barat lebih banyak. Nah oleh karena itu
harus ada upaya-upaya bagaimana disparitas ini jangan semakin jauh yaitu dengan ada
perubahan politik anggaran. Saya ambil contoh Jakarta Raya. Maaf teman-teman senator dari
DKI. Mungkin dengan anggaran 74 trilyun APBN sudah mungkin rasanya tidak perlu untuk
Jakarta karena infrastruktur yang dibangun di Jakarta dengan menggunakan tangan swasta
sudah cukup sehingga APBN itu bisa didorong ke daerah yang belum maju. Saya kasih
contoh analogi begini, kalau saya sebagai orang tua punya anak tiga, yang satu mau lulus
kuliah, yang satu tenagh-tengah, yang satu mau masuk. Kalau tidak ada perubahan dalam
mengatur anggaran maka anak saya yang paling bungsu tidak akan masuk kuliah. Oleh
karena itu yang tua saya panggil. “Le, kamu mulai hari ini Bapak tidak kasih uang untuk
uang transport dan uang makan karena uang itu mau dipakai adik kamu masuk kuliah. Dari
mana uangnya? Bapak punya sepeda motor, kamu ojek.” Nah itulah. Jadi DKI itu sudah bisa
mandiri dengan swasta, ngapain harus mendapatkan APBN lagi? Daerah-daerah yagn sudah
maju juga demikian. Ada baiknya anggaran itu diarahkan kepada daerah-daerah yang belum
maju terutama untuk membangun infrastruktur sehingga investor bisa datang dan muncul
simpul-simpul ekonomi yang baru. Ini satu.
Yang kedua ada ruang sebenarnya, say aambil contoh provinsi kepulauam, ada tujuh
mengusulkan Undang-Undang Provinsi Kepulauan. Dibalik itu ada kompensasi anggaran
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 6
yang cukup longgar bagi provinsi kepulauan. Maluku, Maluku Utara, NTT, NTB, Sulawesi
Utara, Riau dan Bangka Belitung. Kalau ini berjalan maka lumayan. Saya ketemu dengan
Ketua Komisi V di DPR, ini sudah masuk di prolegnas. Sudah masuk dan saya kira melalui
forum ini kami mengusulkan kepada DPD RI untuk ikut memperjuangkan hal ini. Ketua
Komite I Pak Muqowam mohon izin saya mendahului untuk.. tapi saya sudah ketemu Ketua
Komisi V untuk menyampaikan hal ini. Itu yang kedua.
Yang ketiga adalah tentang perbatasan. Maaf Ketua Komite I, perbatasan kan kita
akan menngajukan Rancangan Undang-Undang itu kembali. Ini penting karena dalam teori,
baik buruknya sebuah negara tergantung manajemen perbatasan. Tadi kita bicara dengan Ibu
Wakil Ketua, kalau melihat rumah orang itu kita lihat kamar mandinya atau dapurnya. Kalau
melihat sebuah negara dia bagus atau tidaknya tergantung perbatasan. Oleh karena itu, kita
sudah melihat semua ujung-ujung perbatasan. Kami juga di daerah Maluku punya wilayah
perbatasan yang perlu juga mendapat perhatian. Oleh karena itu Undang-Undang tentang
RUU Perbatasan itu hendaknya kita juga ikut memperjuangkannya. Saya kira itu saja tiga
hal.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : Prof. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih.
Berikut, Sulawesi Barat. Berikut mohon siap-siap saja nanti Gorontalo.
PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Bismillahirahmanirahiim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastyastu.
Yang kami hormati Ketua DPD RI, Wakil Ketua DPD RI, Bapak Ibu Anggota DPD
RI yang hadir pada sidang paripurna ini. Saudara-saudara para jurnalis yang kami hormati.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga pada hari
ini kita bertemu kembali untuk menyampaikan dan melaksanakan tugas konstitusi kita
sebagai Anggota DPD RI setelah sebulan kita melakukan yang biasa kita sebut dengan reses
untuk melakukan penyerapan aspirasi dan mendapatkan masukan dari daerah dan
masyarakat. Dalam perjalanan kami yang hampir 1 bulan ini, beberapa hal yang menjadi
catatan penting untuk kita cermati bersama khususnya temuan, masukan, atau hal-hal yang
bersifat konstruktif dari masukan pemerintah provinsi Sulawesi Barat.
Yang pertama adalah, mungkin kami tidak bisa laporkan secara keseluruhan Ketua,
pilkada serentak 2016 atau biasa kita sebut semester 1, masukan dari pemerintah daerah
khususnya mereka-mereka yang menjadi pelaksana sesuai dengan amanah konstitusi
mengharapkan DPD RI aktif melakukan pengawasan terhadap seluruh tahapan pilkada agar
substansi dan tujuan demokrasi benar-benar tercapai. Tentu persoalan regulasi khususnya
Undang-Undang No. 8 Tahun 2015 masih sangat banyak kekurangan seperti yang kita lihat
selama ini DPD RI Sulawesi Barat dalam masukan-masukan yang kami terima tentu
mengharapkan adanya penyempurnaan-penyempurnaan yang baik secara materi, Undang-
Undang maupun hal-hal teknis lainnya. Tentu uraiannya kami lampirkan.
Kedua, pemerintah Sulawesi Barat megnharapkan agar Dewan Perwakilan Daerah
mengambil peran strategis dalam rangka peningkatan dana transfer daerah khususnya
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 7
rencana pemerintah pusat untuk menaikan asumsi transfer daerah yang menyangkut 24 item
program pembangunan baik yang biasa kita sebut DAK Reguler, DAK Afirmasi maupun
Dak Infrastruktur Publik guna percepatan pembangunan daerah. Tentu masukan dari
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat kami lampirkan.
Yang ketiga, pelaksanaan Undang-Undang No. 6 tentang desa memberi pengaruh
sangat besar dalam pembangunan desa khususnya dana alokasi desa, banyak masukan dari
pemerintah daerah dalam hal penyempurnaan peraturan pemerintah, pendukung pengawasan
dari Dewan Perwakilan Daerah serta penataan sistem, peran, fungsi provinsi sebagai wakil
pemerintah pusat dan kabupaten sebagai daerah otonom. Tentu seluruh hal yang menyangkut
masukan kami lampirkan.
Yang keempat, konflik perbatasan baik provinsi, kabupaten yang masih sangat
banyak di daerah-daerah di seluruh Indonesia khususnya di Sulawesi Baratpun mengalami
hal yang sama. Harus ada solusi secara hukum administrasi pemerintahan yang dilakukan
secara baik. Tentu melalui kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
khususnya Komite I yang memfasilitasi kami dalam konflik perbatasan, pengelolaan
tambang dengan Kalimantan Selatan dan sudah diselesaikan di Istana Negara satu bulan yang
lalu.
Yang kelima, kami berharap bahwa DPD terus aktif melakukan pengawasan dan juga
mendorong infrastruktur yang bersifat transnasional atau nasional yang berada di wilayah-
wilayah perbatasan, kami memiliki berbagai masukan. Terlampir diantaranya adalah
perbatasan antara Sulawesi Barat dengan perbatasan Sulawesi Selatan, Luwuk Utara dan
Tana Toraja. Kemudian yang lain adalah hal-hal yang menyangkut tentang peraturan
pemerintah khususnya menyangkut PP No. 17 Tahun 1994 tentang pembubaran koperasi
oleh pemerintah jika koperasi tidak bisa dianggap sebagai.. tidak bisa dibina maka lebih baik
dibubarkan. Banyak koperasi yang menjadi sumbu ekonomi di daerah-daerah khususnya di
Sulawesi Barat. Tentu DPD diharapkan mengambil peran strategis untuk melakukan
konsolidasi terhadap program pengembangan ekonomi masyarakat khususnya yang berbasis
koperasi. Ada 16 poin yang akan kami, yang menjadi catatakan pokok kami, Pimpinan dan
para anggota yang terhormat. Mungkin kami tidak bisa bacakan satu per satu. Tetapi melalui
kesempatan ini kami hanya ingin memberikan penekanan, DPD Provinsi Sulawesi Barat
mengharapkan kepada Pimpinan DPD RI khususnya alat kelengkapan agar serius melakukan
konsolidasi seluruh masukan-masukan yang kita berikan dari tahapan paripurna ke paripurna,
dari tahapan reses ke reses. Kenapa? Karena ini adalah momentum dan kepercayaan buat kita
semua. Jika ini tidak bisa terlakasana rasanya trust itu akan semakin turun dan kami berharap
khususnya kepada Pimpinan DPD untuk serius menanggapi seluruh masukan dari 344
provinsi dalam 5 kali reses yang kita lakukan setiap tahun. Itu saja Pimpinan yang menjadi
penekanan dari kami. Terima kasih.
Doa kami kepada Pimpinan agar tetap sehat memimpin DPD dan doa saya kepada
seluruh Anggota DPD kiranya Tuhan memberikan kesehatan dan kesempatan kepada kita
untuk terus menjalankan tugas dan tanggungjawab kita.
Terima kasih.
Billahitaufik walhidayah.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : Prof. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Karena didoakan kita beri tepuk tangan dulu. Silakan.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 8
PEMBICARA : Hj. RAHMIYATI JAHJA, S.Pd (GORONTALO)
Bismillahirahmanirahiim.
Yang saya hormati Bapak Ibu Pimpinan DPD RI, yang saya hormati rekan-rekan
Anggota DPD RI, yang saya hormati Sekretaris Jenderal dan Wakil Sekretaris Jenderal
bersama seluruh jajaran, hadirin media elektronik dan media cetak,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastyastu
Puji syukur kehadirat Allah SWT pada pagi hari ini saya menggantikan teman-teman,
kebetulan Provinsi Gorontalo dari 4 anggota hanya saya sendiri yang hadir dan saya harus
mewakili teman-teman yang tercinta.
Berikut ini saya akan menyampaikan laporan antara lain dari tanggal 10-11 Agustus
2015 sebagai berikut :
Pemilihan kepala daerah serentak ada 3 kabupaten yang mengikuti. Yang pertama
Kabupaten Pohuwato, yang kedua Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo. Yang
anehnya di sini ada ketua partai justru tidak menggunakan kendaraan partainya. Ini menjadi
catatan.
Kemudian yang kedua adalah masalah kenaikan harga, alhamdulillah di Provinsi
Gorontalo stabil maupun ada kenaikan tapi ada catatan bahwa caya beli masyarakat sangat
kurang.
Yang ketiga adalah masalah BPJS dan yang terakhir adalah di Provinsi Gorontalo
masih terdapat permasalahan terkait dengan dana transfer ke daerah untuk tahun anggaran
2015. Transfer daerah belum mampu mengakomodasi kepentingan pembangunan di daerah
termasuk munculnya ketidaksesuaian antara kebutuhan dan peruntukan alokasi anggaran
sehingga dianggap mencederai rasa keadilan daerah. Upaya peningkatan Pendapatan Asli
Daerah atau PAD disebutkan tidak sejalan dengan kebijakan pusat sehingga mengganggu
perencanaan anggaran penerimaan pusat, kualitas belanja daerah tidak terjaga terlihat dari
rendahnya belanja daerah dibanding belanja pegawai serta rendahnya transparansi dan
akuntabilitas. Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan mewakili teman-teman.
Selamat merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70, teman-teman, minal
aidin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin dan saya akan menyerahkan hasil reses Provinsi
Gorontalo kepada Pimpinan. Demikian.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om shanti shanti shanti om.
.
PIMPINAN SIDANG : Prof. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik. Terima kasih, Gorontalo.
Berikut kosong semua. Baik lewat, Maluku Utara silakan.
PEMBICARA : BASRI SALAMA, S.Pd (MALUKU UTARA)
Bismillahirahmaniirahiim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastyastu.
Pimpinan yang terhormat, anggota senator yang berbahagia, kami yang sempat hadir
3 orang ditambah Mesakh, Mesakh sudah pindah ke Maluku Utara ini. Ibu Ati Armaiyn lagi
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 9
izin. Saya diminta teman-teman untuk menyampaikan hasil reses kami bahwa tidak berbeda
jauh dengan reses-reses sebelumnya, aspirasinya mirip-mirip. Cuma ada beberapa hal penting
yang disampaikan oleh masyarakat Maluku Utara dan pemerintah daerah terkait dengan
transfer daerah khusus DAK dan DAU. Sampai saat ini daerah-daerah mengeluh karena
rumus hitungan DAU DAK itu sampai saat ini revisi tentang Undang-Undang No. 23 tentang
perimbangan keuangan pusat dan daerah itu belum menghitung laut. Kita baru menggunakan
pendekatan pada Undang-Undang Kelautan, sesungguhnya ini sangat mencederai rasa
keadilan dengan daerah-daerah yang luas daratannya lebih besar dari daerah-daerah yang
luas lautnya lebih besar. Problem ini hampir tiap tahun menjadi keluhan masyarakat di
daerah-daerah kepulauan khususnya beberapa provinsi kepulauan. Kami sangat berharap
kenaikan DAU, kenaikan DAK dapat mendorong dan mengurangi disparitas antara
pemerintah daerah lain dengan daerah provonsi kepulauan.
Yang kedua, terkait dengan dana desa. Sampai saat ini Maluku Utara belum
tertransfer dana desa ke beberapa kabupaten, baru beberapa kabu[aten kurang lebih 4
kabupaten yang baru dicairkan dana desanya. Ini terkendala dengan RPJMD Desa yang
belum disiapkan oleh pemerintah di tingkat desa. Karena memang petunjuk teknis dari
pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah juga belum selesai dilaksanakan.
Yang ketiga terkait dengan BPJS. BPJS hampir di semua daerah-daerah mungkin
punya masalah. Kami di Maluku Utara dari satu kecamatan ke kabupaten itu untuk mengurus
dengan BPJS untuk mendapatkan rekomendasi BPJS itu kita mengeluarkan biaya per orang
per keluarga itu Rp. 25.000 tapi perjalanan mengurus itu bisa lebih dari 2 juta rupiah. Ini
harus ada langkah-langkah lain dari pemerintah pusat ke daerah. Birokrasi pengurusan BPJS
itu lebih bisa dipermudah sampai di tingkat desa. Tidak perlu masyarakat dari tingkat desa
yang kepulauan harus mengurus kartu BPJS harus ke kabupaten dengan biaya yang cukup
tinggi.
Yang keempat terkait dengan dunia pendidikan. Kami daerah-daerah tertinggal itu
daerah-daerah yang jauh dan terisolir dari kabupaten maupun provinsi sangat kurang guru.
Daerah-daerah terisolir, kami bahkan beberapa desa dan kecamatan ada sekolah yang 6 kelas
gurunya cuma dua. Nanti kami akan sampaikan rincian keseluruhan masalah guru di daerah
kami, pak Sulistyo juga ada, daerah-daerah terpencil kami sampai saat ini pembagian dana
insentif untuk guru-guru di daerah terpencil juga belum jelas. Kategori daerah terisolir itu
seperti apa sehingga banyak tempat daerah-daerah di kepulauan kami banyak guru di daerah
tertinggal tapi tidak mendapat insentif dari dana pemerintah.
Terima kasih. Itu saja yang kami sampaikan. Garis besarnya akan kami serahkan
sebagai bagian dari laporan kepada Pimpinan.
Terima kasih.
Billahitaufik walhidyah.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : Prof. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, Maluku Utara.
Kami persilakan Aceh. Untuk Pak Basri dari Maluku Utara dan teman-teman dari
provinsi kepulauan, rujukan yang bisa dipakai untuk dana untuk provinsi kepulauan itu
Undang-Undang No. 3, ada tiga sumber dana di sana. Satu, DAU yang sudah mengakomodir
wilayah laut. Kedua, ada DAK khusus untuk percepatan, kemudian ada dana percepatan lagi.
Ada tiga sumber dana. Jadi mohon ini dirujuk Undang-Undang No. 23.
Saya persilakan kepada Aceh.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 10
PEMBICARA : RAFLI (ACEH)
Bismillahirahmanirahiim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah awalnya saya ucapkan mohon maaf lahir dan batin, masih suasana
lebaran.
Yang terhormat Ketua dan Wakil Ketua, yang sangat mulia teman-teman utusan dari
daerah Dewan Perwakilan Daerah, saya belum menyebutnya senator. Alhamdulillah mungkin
persoalan banyak yang persis sama, bagaimana daerah selalu mengharap kemandiriannya di
bidang apa pun. Oleh karena itu, secara spesifik mungkin saya akan menceritakan tentang
Aceh. Usia perdamaian Aceh itu sudah masuk 10 tahun antara pemerintah Indonesia dengan
Gerakan Aceh Merdeka. Ini adalah sesuatu capaian yang sangat luar biasa dengan segala
konsekuensinya . Kita berharap di sini bagaimana segala aturan regulasi yang mendukung
tentang menjaga usia perdamaian ini adalah bentuk komitmen, ini adalah bentuk keseriusan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, khususnya Aceh. Banyak hal-hal yang masih
diperjuangkan untuk menuju masyarakat itu betul-betul mengabdi demi bangsa yang besar
ini. Akhir-akhir ini kita melihat di Aceh masih ada gejolak-gejolak kecil. Mungkin kecil,
tetapi kalau ukurannya di Aceh ini besar. Jadi oleh karena itu, saya berharap kami dari empat
komite dengan masing-masing bidangnya, kalau saya di Komite II bagaimana potensi-
potensi sesuai dengan bidang saya ini benar-benar harus mendapat respons yang baik dari
pemerintah pusat. Saya hanya menyebutkan secara umum, rincinya banyak sekali. Begitu
juga dengan Komite I, III, dan Komite IV. Harapan saya di sini adalah kita DPD, sekali lagi
saya mengajak teman-teman, kita DPD adalah wakil yang sangat representatif di daerah,
tetapi pada saat ini kondisi sekarang kita belum bisa mempertegas, belum bisa
mempertahankan legitimasi yang kita pegang sebesar itu. Secara umum, saya ingin
sampaikan tentang Aceh menyangkut dengan hal-hal regulasi, menyangkut dengan turunan
Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA), seperti dana Otsus. Dana otsus ini kita berharap
jangan dibatasi sampai 2000 berapa. Kita berharap dana Otsus ini bisa seterusnya selamanya
dan kami juga ridho seluruh daerah juga mendapat Otsus selamanya. Setuju tidak? Besarlah
suaranya setuju, setuju tidak? Ini dia. Jadi oleh karena itu, bila ini ada ini kita semakin cinta
kepada bangsa Indonesia yang besar ini. Kalau tidak, saya pikir ini akan menjadi menjadi
rutinitas kosong, jadi kita jadi malas begitu.
Nah, inilah laporan reses kita secara umum. Jadi, kalau saya sebutkan ini untuk apa
saya sebutkan panjang sekali ini, ini kan ke tong sampah juga masuknya. Benar tidak? Jadi,
oleh karena itu sekali lagi saya harapkan kepada teman-teman, kemandirian daerah itu
penting. Indonesia yang besar ini dibentuk dengan bangsa-bangsa yang besar. Bangsa Aceh
yang besar, bangsa NTB yang besar, bangsa NTT yang besar, Sulbar yang besar, Jambi yang
besar, Bengkulu yang besar, panjanglah semua pokoknya, Yogya apalagi. Jadi, oleh karena
itu Ibu Ketua yang terhormat, Bapak Ketua, jadi harapan saya jadi kita itu biar enjoy gitu
kerjanya, jangan sakit hati gitu. Legitimasi kita itu benar kita pegang itu. Kalau tidak, ini
rutinitas saja. Insya Allah mudah-mudahan ini harapan saya, penekanan saya kepada
pemerintah Aceh tadi secara keseluruhan bagaimana dana otsus ini betul-betul bisa
selamanya seumur masa. Ini mengingat jasa Aceh untuk Indonesia tidak tanggung-tanggung.
Jangan ingat pesawat, itu kecil. Terima kasih banyak.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih Pak Rafli. Selanjutnya, saya persilakan kepada Jambi.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 11
Ada interupsi, saya persilakan. Ada tambahan Aceh?
PEMBICARA: Drs. H. GHAZALI ABBAS ADAN (ACEH)
Terima kasih waktu diberikan kepada saya. Kita secara sistemik bersama-sama sudah
menyusun dalam naskah yang legitimate. Semua kita teken. Tetapi, ada beberapa hal yang
tidak ada di situ yang dibaca oleh Saudara Rafli. Itu tidak mewakili saya dan teman-teman.
Itu aspirasi dia sebagai orang yang punya otoritas yang legitimate. Ini sekadar penjelasan dari
saya, Sudirman, dan Adinda Fachrul Razi. Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih.
Silakan, Jambi.
PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Pimpinan yang saya hormati dan seluruh Anggota DPD yang saya hormati, saya tidak
mengatakan Jambi sebagai bangsa, nanti takut dibilang makar.
Yang pertama yang ingin saya sampaikan adalah usulan dari seluruh seluruh
masyarakat Jambi, DPD harus sensitif terhadap isu-isu kemasyarakatan. Mayoritas
masyarakat Jambi 80% hidup pertanian sawit dan karet. Perlu Bapak-Ibu ketahui, sawit
sekarang jatuh di level harga di tengah masyrakat Rp800 dari harga Rp1.600, hampir 50%.
Yang kedua adalah harga karet, harga karet jatuh di petani sekarang adalah Rp6.500 perkilo
dari harga Rp10.000 lebih, hampir 50%. Maka dari itu, masyarakat Jambi meminta DPD,
khususnya lembaga ini, untuk sangat sensitif soal-soal yang seperti ini, untuk mendorong
pemerintah, khususnya pertanian melalui Disbun-Disbun di daerah, untuk untuk menetapkan
harga satuan di setiap provinsi.
Yang kedua, masalah pupuk. Masalah pupuk juga menjadi kajian, khususnya di
Komite II, sudah saatnya sebenarnya pemerintah pusat mengganti subsidi pupuk menjadi
subsidi harga. Hampir 35 triliun tiap tahun yang dikucurkan oleh pemerintah, tetapi tidak
berdampak langsung pada tengah-tengah masyarakat. Andaikata misalnya subsidi 35 triliun
itu digantikan dengan subsidi harga, saya pikir harga sawit, harga karet, dan harga gabah
akan terpenuhi kebutuhan masyarakat kita. Saya beri contoh, misalnya gabah, kalau rata-rata
masyarakat Bali punya setengah hektar, maka dia hanya penghasilan satu bulan hanya
mendapatkan sekitar Rp1.800.000 dengan HPP dengan harga Rp3.700. Tetapi, kalau ini
disubsidi dari subsidi pupuk, maka saya yakin seluruh masyarakat dan potensi gabah atau
padi bisa mendapat hasil perkeluarga minimal adalah Rp3 juta. Dengan angka ini, saya yakin
seluruh masyarakat Indonesia bisa menyekolahkan anak-anaknya.
Yang keempat, menyangkut Komite IV, pemerintah provinsi Jambi, khususnya
adalah menyangkut penerimaan dana bagi hasil PPH Pasal 21. Di Provinsi Jambi, banyak
perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di Provinsi Jambi, tetapi berkantor di Jakarta
sehingga ini tidak masuk pendapatan ke wilayah Provinsi Jambi. Maka dari itu, berharap juga
DPD secara lembaga untuk mendorong ini.
Mungkin itulah yang dapat saya sampaikan. Mudah-mudahan ini bermanfaat terutama
untuk Provinsi Jambi. Lebih dan kurang saya mohon maaf.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 12
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih. Berikut Riau.
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, M.M. (RIAU)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi.
Salam sejahtrera bagi kita semua.
Om swastyastu.
Pimpinan yang kami hormati, para pejabat Sesjen Eselon I sampai Eselon IV, yang
berbahagia para senator, pejabat, undangan, serta para wartawan yang kami hormati. Laporan
reses kunjungan daerah bagi Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Provinsi Riau: 1.
Intsiawati Ayus, S.H., M.H.; 2. Rosti Uli Purba; 3. DR. Hj. Maimanah Umar, 4. Abdul Gafar
Usman.
Tema reses dan tema kunjungan kerja adalah mengawal dan memperjuangkan
aspirasi daerah. Itu tema kunjungan kerja kami dan tema reses kami, mengawal dan
memperjuangkan. Kedua, bahwa kami tetap menjaga nama baik lembaga ini. Di muka forum,
di muka pemerintah, di muka masyrakat tidak boleh pernah terucap bahwa DPD kurang
kewenangannya, itu tidak boleh diucapkan di muka forum, itu jadikanlah introspeksi internal
kita. Jadi, kalau internal boleh kita mengatakan bahwa kita kurang, tetapi di muka forum, di
muka masyarakat tidak boleh diucapkan, itu prinsip yang kami lakukan. Yang ketiga, dari
persoalan-persoalan yang muncul, kami mengucapkan terima kasih kepada Setjen, kepada
Pimpinan, yang telah mendukung sepenuhnya komunikasi administratif kepada eksekutif
yang menjadi aspirasi dari daerah Provinsi Riau.
Selanjutnya, kepada Bapak-bapak dan Ibu, masalah asap di Riau telah ditanggapi
secara positif oleh pemerintah pusat sampai ke pemerintahan desa sehingga Bapak-bapak
pernah menonton di TV, anak gadis cantik di Riau ikut memadamkan asap sebagai petugas
pemadam asap di Riau. Artinya, kalau gadis cantik sudah turun, apalagi yang gaek-gaek
seperti saya ini, berarti semuanya sudah menjadi persoalan yang komperehensif. Kami
ucapkan terima kasih kepada Pak Wakil Ketua yang telah mengundang di ruang pimpinan
sehingga masalah asap di Riau bukan dilihat lagi sebelah mata. tetapi sudah menjadi
persoalan yang komperehensif.
Selanjutnya juga, kami berharap kepada Setjen dan kepada Pimpinan, ternyata di
Riau itu menjadi persolan yang sangat mendasar, RTRW sampai sekarang belum mendapat
pengesahan dari pemerintah pusat yang ini berdampak secara sistemik, baik kepada
pembangunan fisik maupun pencairan dana serta image dari negara-negara tetangga karena
Riau itu walaupun provinsi, tetapi di sana ada konsul Malaysia, konsul Singapura, dan di
sana juga lintas-lintas internasional sehingga berpengaruh kepada image kepada negara
Indonesia, kenapa pembangunan di sini tidak bisa dilanjutkan. Oleh karena itu, kami atas
nama Anggota DPD berharap kiranya komunikasi administratif dan komunikasi
kelembagaan masalah RTRW, kami berharap kepada Komite II yang terkait dengan
kementerian dan Komite I agar ini dilakukan secara tuntas pada periode sebelum reses
berikutnya. Dan, ini menjadi harapan oleh masyarakat Riau, setelah RTRW ini
dikomunikasikan oleh DPD, maka kami mengundang pimpinan komite yang terkait dan
pimpinan untuk turun melakukan rapat, rapat apa namanya Pak Ajiep kemarin itu, bukan
rakerda rapat sinkronisasi sehingga kehadiran pimpinan DPD dan pimpinan alat kelengkapan
merupakan suatu bukti bahwa DPD adalah lembaga yang punya wibawa dan DPD mampu
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 13
menyelesaikan persoalan-persoalan di tingkat pusat sehingga ini menjadi hadiah yang
terhormat bagi DPD untuk turun ke daerah. Kami atas nama DPD Riau mengundang
Pimpinan untuk turun ke daerah membuktikan DPD itu eksis dan mampu menyelesaikan
persoalan-persoalan yang menjadi aspirasi daerah.
Selanjutnya juga, masalah guru Provinsi Riau. Kami telah mengumpulkan bupati dan
walikota serta gubernur menyatakan bahwa daerah Riau siap memberikan honor guru-guru
itu, guru honor, tetapi perlu mendapat persetujuan dari Menpan yang menurut PP Nomor 48
tidak dibenarkan mengangkat guru honor. Nah, oleh karena itu juga kami berharap kepada
Sesjen dan Pimpinan agar dapat menyurati Menpan, Riau siap untuk memberikan honor
kepada guru asal ada persetujuan dari Menpan. Karena, tanpa persetujuan nanti dianggap
melanggar aturan dan pearturan-peraturan.
Selanjutnya yang terakhir, dari semua aspirasi yang telah disampaikan kepada kami,
tetap kami tindaklanjuti seperti metode yang kami lakukan S31T, sudah diserap jangan
disimpan, tetapi harus disampaikan. Kalau sampai kita cek apa memang telah selesai apa
belum, setelah selesai masih belum menjadi harapan, perlu dituntaskan. Nah, sebelum reses
berikutnya, kami terima kasih kepada Pimpinan Komite II yang telah menindaklanjuti dan
tambah lagi satu RTRW mengundang Menteri Kehutanan dan Menteri RTRW sehingga
dengan demikian, dan juga kepada Komite I kami juga mengucapkan terima kasih, dan
terima kasih ini juga kepada Pimpinan yang telah memfasilitasi secara kelembagaan dan
Setjen memfasilitasi secara administratif. Ini adalah sesuatu yang menjadi dambaan kita.
Mudah-mudahan apa yang kami sampaikan ini betul-betul sampai, dan apa yang kami minta
betul-betul dapat, apa yang kami tuntut betul-betul selesai. Terima kasih kepada Pimpinan
alat kelengkapan yang telah mem-follow up. Secara administratif akan kami berikan secara
sempurna. Demikian, terima kasih. Laporan hasil reses dan harus ditindaklanjuti sesuai
dengan kewibawaan yang berada kita. Demikian.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Riau. Saya persilakan Sumatera Selatan.
PEMBICARA: MESAKH MIRIN (PAPUA)
Pimpinan, Pimpinan. Interupsi, Pimpinan.
Papua sudah siap, jadi nanti kambali ke Papua sekarang begitu. Terima kasih
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Ya, kembali setelah dari belakang. Itu tradisi. Sumatera Selatan.
PEMBICARA: Hj. ASMAWATI, S.E., M.M. (SUMSEL)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang terhormat Ketua dan Wakil Ketua DPD RI, yang terhormat Anggota DPD RI
yang saya cintai, Bapak Sesjen beserta jajarannya yang kami hormati, dan semua rekan-rekan
media yang pada kesempatan ini hadir. Kami dari Sumatera Selatan akan menyampaikan
informasi yang didapat sebagai berikut, yaitu setelah penyerapan aspirasi dari daerah-daerah
yang kami kunjungi, terdapat:
Pertama, pertama kali dalam sejarah di Sumatera Selatan, lima calon bupati dan wakil
bupati tidak lolos di tujuh kabupaten dalam hal kesehatan. Sehingga, tidak lolosnya
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 14
kesehatan ini dari Ikatan Dokter Indonesia Sumatera Selatan dan KPU Sumatera Selatan, hal
ini telah menimbulkan gelombang ketidakpuasan daripada calon bupati dan wakil bupati dan
tim kampanye serta partai politik pengusung terhadap IDI dan KPU.
Kedua, OKI menjadi salah satu kabupaten yang mengalami musibah kebakaran hutan
di mana disebabkan oleh beberapa hal, yaitu adanya tradisi turun-temurun masyarakat yang
membuka lahan dengan cara membakar ataupun sonor aktivitas kayu yang terbenam di dalam
tanah, dan menangkap ikan di dalam lahan gambut dengan cara membakar. Program
penanggulangan bencana asap dimulai sejak dini, di antaranya melalui program pengelolaan
hutan lahan kehidupan dan program masyarakat peduli api. Namun, hal itu itu masih saja
terjadi.
Yang ketiga, banyaknya rangkap jabatan yang ada di KUA tingkat kecamatan dan
mengakibatkan kendala proses jalannya pekerjaan, maka dari itu perlu perhatian yang serius
masalah eselonisasi pejabat tingkat kecamatan yang bersangkutan.
Keempat, sosialisasi tentang transfer dana desa kurang dan bahkan tidak ada sama
sekali. Jangankan masyarakat umum, perangkat desa saja banyak yang tidak mengetahui hal-
hal mendasar teknis dan operasional dana tersebut.
Pada kesempatan ini, kami sebagai wakil dari Sumatera Selatan menyerap aspirasi
masyarakat hendaknya masyarakat merasakan bahwa kepedulian dari pemerintahan daerah,
baik kabupaten maupun provinsi dan kami sebagai wakil juga diharapkan untuk membawa
aspirasi ini sampai ketika pusat dan kepada kepentingan komite-komite yang bersangkutan.
Demikian laporan kegiatan daerah kami. Kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran dan suksesnya kegiatan daerah ini diucapkan terima kasih. Semoga laporan
kegiatan di daerah yang kita dapati semasa reses bermanfaat bagi umat, bangsa, dan negara.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Waslaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih, Sumatera Selatan. Saya persilakan Kep. Ri.
PEMBICARA: HARIPINTO TANUWIDJAJA (KEP. RIAU)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastyastu.
Yang kami hormati Pimpinan DPD RI serta rekan-rekan Anggota DPD RI, Sesjen
DPD RI beserta jajarannya, para hadirin semua. Langsung saja kami sampaikan
permasalahan yang didapatkan dari Kepulauan Riau.
Terkait dengan percepatan pembangunan daerah berciri kepulauan, seperti juga
beberapa daerah kepulauan yang lain, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pasal
29 Ayat (6) belum ditindaklanjuti dengan peraturan pemerintah sehingga alokasi dana untuk
mempercepat pembangunan itu belum dapat terlaksana, belum menghitung luas kelautan. Itu
salah satu kendalanya di mana Kep. Ri itu 96% wilayahnya adalah laut.
Kemudian, permasalahan di Batam, permasalahan kelembagaan. Dualisme
pemerintahan antara pemerintah Kota Batam dengan Badan Pengelola Kawasan Batam yang
masih terus berlanjut sehingga tidak dapat memberikan iklim investasi yang kondusif
sehingga free trade zone atau kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas tidak
berjalan dengan sangat optimal. Ada banyak poin-poinnya di sini.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 15
Kemudian juga, status lahan di Pulau Rempang, Galang yang telah tersambung
dengan Pulan Batam dan Pulau Janda Berias sampai sekarang masih status quo sudah sekian
tahun lamanya sehingga perluasan investasi tidak dapat dijalankan. Masih terkait dengan
kondisi kawasan perdagangan bebas di mana kawasan perdagangan bebas harusnya
mendapatkan kebebasan untuk keluar masuk lalu lintas barang, tetapi masih terjadi razia oleh
aparat, oleh dinas, atau Kementerian Perindustrian Perdagangan terhadap barang-barang
yang tidak mempunyai SNI. Sebetulnya kawasan perdagangan bebas adalah bersifat
sementara seperti bondet itu, tetapi terjadi razia. Jadi, ini mengurangi kekhususan kawasan
perdagangan bebas tersebut.
Kemudian juga, masih sangat perlunya pengembangan pelabuhan laut di Batam.
Sekarang kapasitas pelabuhan laut utama di Batam itu, Pelabuhan Batu Ampar masih sekitar
600.000 TEU (twenty- foot equivalent unit) pertahun di mana potensinya di Selat Malaka
perdagangannya adalah sekitar 45 juta TEU pertahun sehingga kapasitasnya masih sangat
besar. Kami harapkan pelabuhan laut di Batam dapat diperhatikan oleh pemerintah pusat,
ditingkatkan kapasitasnya, baik dari sisi pendalaman kolam dan juga peralatan-peralatannya
sehingga bisa disandari oleh kapal yang lebih besar karena saat ini hanya mampu disandari
oleh feeder, kapal-kapal feeder, belum bisa disadari oleh mother vessel.
Kemudian, persoalan klasik adalah masalah tenaga listrik di luar Batam, di Bintan,
Karimun, Tanjung Pinang, Anambas. Memang ironis kami sebagai pengimpor gas energi,
tetapi di daerah-daerah, termasuk di ibu kota provinsi listrik masih sangat bermasalah, masih
seperti minum obat batuk, tiga kali mati setiap hari.
Demikian juga, kawasan kami masih terjadi masalah ketersediaan sembako karena
kami sangat tergantung kepada mendatangkan sembako dari wilayah-wilayah di wilayah
Indonesia lainnya di mana sangat tergantung kepada cuaca, moda transportasi, apalagi kalau
sembako tersebut harus di kirimkan ke Anambas, Natuna, Lingga, dan lain sebagainya.
Ingin saya sampaikan satu hal yang agak spesifik mengenai kondisi di Batam di mana
karena penurunan harga komoditas dunia sehingga industri di Batam industri galangan kapal
sangat menurun sehingga terjadi angka pengangguran sangat tinggi saat ini, angka kriminal
sangat naik. Tetapi, di lain pihak pemerintah pusat, Kementerian ESDM ingin menjadikan
Batam sebagai pilot project untuk elpiji 3 kilo dengan harga keekonomian di mana Batam
memang sudah beberapa kali menjadi pilot project untuk seperti solar yang pembatasan dan
lain sebagainya. Kami mendapatkan masukan, kami meminta pemerintah menunda. Kami
tidak ingin Batam menjadi pilot project karena bila dilaksanakan, harga elpiji 3 kilo harus
dibeli oleh masyarakat senilai sekitar Rp50.000. Kami menolak dengan kondisi Batam yang
saat ini kesulitan. Kami meminta itu dipertimbangkan lagi agar jangan Batam lagi yang
menjadi pionir uji coba ini dengan kondisi Batam saat ini. Kemudian juga, di Anambas
mungkin ilustrasi masalah-masalah di kepulauan di contoh di Pulau Air sana di Kecamatan
Siantan Tengah Kabupaten Ambas, sampai saat ini listrik hanya enam jam satu hari dan itu
adalah PLTD Desa, bukan PLN. Sementara, jarak 10 kilometer dari desa tersebut karena
sudah menikmati fasilitas PLN sudah jauh lebih baik, listriknya 17 jam perhari. Kami sangat
mengharapkan bahwa masih banyak daerah-daerah seperti ini, kami sangat mengharapkan
segera diperhatikan koneksi listrik PLN untuk desa-desa yang jumlahnya sangat banyak di
Kepulauan Riau sehingga bisa membantu perekonomian masyarakat.Demikian juga dengan
masalah air bersih. Kemarau 1 – 2 bulan, kami kesulitan karena pengelolaannya hanya
berdasarkan pipa-pipa dari PNPM semata.
Sekarang ini di Kepulauan Riau khususnya daerah Anambas, Natuna, dan Lingga
yang sangat mengandalkan dana bagi hasil pusat, khususnya migas, perekonomian sangat
menurun karena dana bagi hasil yang sangat menurun. Akibat daya beli yang berkurang
sehingga kapal kargo yang mengirim sembako ke daerah tersebut juga berkurang.
Akibatnya,di hasil-hasil perikanan juga kesulitan untuk pasarkan keluar daerah-daerah
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 16
tersebut. Kami sangat mengharapkan pemerintah memperhatikan dan memberikan solusi atas
permasalahan ini. Terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada Kep. Ri. Saya persilakan dari Sumatera Utara. Untuk Kep. Ri
tadi ada yang mendesak soal elpiji, itu bisa juga dibantu melalui rilis media agar dibantu oleh
staf humas dan juga mungkin dikomunikasikan dengan menteri terkait, Pak Hari tadi yang
mendesak elpiji.
Silakan, Pak.
PEMBICARA: DEDI ISKANDAR BATUBARA, S.Sos., S.H., M.SP. (SUMUT)
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi.
Salam sejahtera buat kita semua.
Kami sampaikan laporan kegiatan di daerah pemilihan Provinsi Sumatera Utara
tanggal 10 Juli 2015 s.d. 11 Agustus 2015. Yang terhormat Pimpinan DPD RI, Sesjen beserta
jajaran, Bapak-Ibu para Anggota DPD yang berbahagia. Puji syukur kehadirat Allah SWT,
shalawat dan salam keharibaan junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Pimpinan dan
Anggota yang kami hormati, izinkan kami menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan
dalam masa reses tanggal 10 Juli 2015 s.d. 11 Agustus 2015. Kami yang melaksanakan reses:
Prof. Dr. Ir. Hj. Darmayanti Lubis; Drs. H. Rijal Sirait; Parlindungan Purba; saya Dedi
Iskandar Batubara.
Komite I, mendorong pemerintah agar menjadikan Pelabuhan Teluk Nibung sebagai
pelabuhan internasional. Kemudian, memangkas sekat-sekat birokrasi yang masih terus
terjadi di daerah dan fokus untuk melakukan penanganan pada hal-hal terkait dengan
pelaksanaan pemilihan kepala daerah langsung.
Komite II, berkaitan dengan kondisi Pelabuhan Belawan agar survei dan pelaksanaan
bersadarnya kapal Pelni segera dilakukan di pelabuhan baru Belawan Lama karena sistem di
sana sudah baik dan terpisah antara barang dan penumpang. Kemudian, pelabuhan baru
Belawan Lama semoga dapat menjawab keluhan penumpang tentang porter. Berkaitan
dengan kondisi stasiun kereta api, untuk poin yang kedua, memperhatikan persimpangan
kereta api yang belum ada palang pintu. Pemerintah hendaknya juga memperhatikan aspek
asuransi kecelakaan dan plafon asuransi harus disesuaikan. Pemerintah diminta juga untuk
meningkatkan program mudik gratis sebagai pelayanan yang memudahkan bagi masyarakat.
Tiga, berkaitan dengan kondisi listrik di Pulau Nias, minta pada pemerintah untuk menambah
investasi kelistrikan di area Pulau Nias karena sampai saat ini masih sering terjadi
pemadaman listrik akibat defisit daya dari PLTD yang sudah ada. Pemerintah juga diminta
serius untuk membangun jaringan listrik di area Pulau Nias. Kemudian, mendukung dan
meminta kementerian terkait mempercepat proses pembangunan serta pengembangan
Bandara Binaka Nias. Berkaitan dengan pendangkalan Sungai Batang Toru Kabupaten
Tapanuli Selatan agar pemerintah pusat mengeruk dan menormalisasi aliran Sungai Batang
Toru. Sungai dikeruk, maka sawah-sawah yang selama ini tidak produktif diharapkan akan
menjadi produktif sepanjang tahun. Berkaitan dengan penangkapan nelayan Indonesia oleh
polisi Diraja Malaysia yang dijatuhi hukuman masing-masing ABK denda 8.000 ringgit dan
nahkoda 10.000 ringgit, maka pertama diminta agar Bakamla RI dan agensi penguat kuasa
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 17
maritim Malaysia duduk bersama dan meningkatkan serta menegaskan kembali MoU tentang
penghalauan nelayan jika keluar batas wilayah. Kami kira karena ini yang paling update baru
saja terjadi. Kedua, agar hubungan Malaysia-Indonesia juga lebih ditingkatkan dan
pemerintah segera menyelesaikan persoalan tapal batas wilayah laut.
Komite III, terkait dengan kekerasan maupun pelecehan seksual yang terjadi pada
anak di sekolah harusnya tidak hanya tertumpu pada Undang-Undang Perlindungan Anak,
tetapi juga dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan lainnya di mana pihak lembaga
pendidikan atau sekolah harus fokus melakukan pengawasan. Guru honor di swasta yang
dibiayai APBN dan APBD masih ditemukan banyak masalah dari aspek kesejahteraan.
Pembayaran tunjangan fungsional bagi guru non-PNS pun sampai hari ini belum jelas
polanya. Maka, masih banyak yang tidak menerima pembayaran tunjangan profesi guru.
Menerapkan pendidikan berdasarkan karakter dan pendidikan murah tentu saja bagi
masyarakat.
Komite IV, selaku lembaga perwakilan daerah tentu memberikan perhatian besar
terhadap kebijakan desentralisasi fiskal yang diartikulasikan melalui kebijakan dana transfer
daerah dalam APBN. Beberapa kasus yang ditemukan di beberapa desa bahwa dana desa
yang ditransfer oleh pemerintah pusat memang sudah sampai ke rekening desa, tetapi
sebagian besar desa belum berani menggunakannya karena belum jelas petunjuk pelaksana
dan petunjuk teknisnya, serta beberapa kabupaten juga belum menerbitkan peraturan bupati
terkait dengan pengelolaan dana desa. Pengesahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2015
berpotensi menimbulkan permasalahan di tingkat desa. Terkait dengan kepastian alokasi
dana desa yang besar dan masa jabatan kepala desa yang berpeluang sampai 3 periode
sehingga menjadikan jabatan kepala desa menjadi rebutan banyak pihak. Sebagai kuasa
pengguna anggaran, posisi kepala daerah yang strategis berpotensi pula terjadinya
penyelewengan dan sebagainya.
Kami kira itu beberapa hal catatan reses yang bisa kami laporkan pada forum
Paripurna yang berbahagia ini. Ikan sepat ikan gabus, lebih cepat lebih bagus. Pulau Irian,
Pulau Cendrawasih, cukup sekian dan terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Sumatera Utara. Saya persilakan Sumatera Barat.
PEMBICARA: H. NOVI CANDRA, S.E. (SUMBAR)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi kita semua.
Salam sejahtera.
Om swastyastu.
Pimpinan DPD beserta anggota DPD RI yang sama-sama kita hormati, alhamdulilah
puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena pada hari ini kita hadir pada
Sidang Paripurna DPD RI dalam rangka menyampaikan laporan hasil reses dari masing-
masing anggota. Kami Anggota DPD RI dari Provinsi Sumatera Barat setiap pelaksanaan
reses selalu menyimpulkan, selalu membuat laporan secara bersama-sama yang semakin hari
semakin banyak aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat. Artinya, masyarakat Sumatera
Barat sangat berharap pada lembaga kita, kepada DPD RI agar bisa memperjuangkan
harapan atau keinginan dari masyarakat tersebut. Tetapi, pada kesempatan hari ini atau
kesempatan kali ini, kami hanya menyampaikan beberapa hal.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 18
Yang pertama, terkait dengan situasi pilkada yang terjadi di Sumatera Barat pada hari
ini. Ada banyak masukan atau penolakan dari masyarakat terhadap keputusan MK mengenai
mantan narapidana yang dihukum di atas lima tahun yang diperbolehkan untuk maju dalam
pilkada.
Terus yang kedua, juga masukan dari masyarakat mengenai hasil dari proses pilkada
nanti agar kita dari DPD RI supaya meminta secara nasional mengenai quick count diadakan.
Karena dari beberapa pengalaman, hasil quick count yang berbeda dengan hasil yang
sebenarnya itu mengakibatkan terjadinya konflik di tingkat masyarakat.
Terus, yang sangat marak di Sumatera Barat pada hari ini adalah permasalahan
tambang, apakah itu tambang liar atau kadang-kadang tambang resmi yang hanya dikuasai
oleh oknum-oknum pejabat. Dulu pernah kejadian di Sumatera Barat ada ribut-ribut
permasalahan tambang dan waktu itu Ketua DPD RI langsung turun ke lapangan dan malah
terjadi pergantian pimpinan polisi daerah atau kapolda pada waktu itu akibat mem-backup
usaha-usaha tambang liar dari masyarakat, dan kejadian itu muncul lagi pada hari ini. Kami
inginkan kepada pimpinan dari DPD RI agar kembali datang dan hadir untuk memproses
kejadian tambang-tambang hal tersebut karena sudah sangat meresahkan sekali bagi
masyarakat yang ada di daerah Sumatera Barat.
Terus yang terakhir, Sumtera Barat itu terkenal dengan sumber air bersih, tetapi pada
saat ini banyaknya masyarakat-masyarakat pedesaan yang tidak menikmati air bersih dan
mereka berharap agar program-program nasional, seperti Pamsimas semakin digalakkan dan
semakin banyak daerah Sumatera Barat.
Demikianlah hasil reses yang kami sampaikan pada kesempatan hari ini.
Billahitaufik walhidayah wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Sumatera Barat. Kami persilakan Bangka Belitung. Untuk Sumatera
Barat terkait kasus tadi mohon di-follow up dengan PAP supaya kita siap.
PEMBICARA: HERRY ERFIAN, S.T. (KEP. BABEL)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi.
salam sejahtera untuk kita semua.
Om Swastyastu.
Yang terhormat Pimpinan DPD RI, yang terhormat saudara-saudari Anggota DPD RI
seluruh Indonesia, yang terhormat Bapak Sesjen beserta jajarannya, hadirin yang berbahagia.
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena pada pagi hari ini kita
dapat berkumpul hadir di ruangan ini mengikuti kegiatan Sidang Paripurna DPD RI. Pada
kesempatan ini, izinkan kami Anggota DPD RI Kepulauan Provinsi Bangka Belitung
menyampaikan laporan berkaitan dengan hasil kunjungan kami ke daerah dimulai pada
tanggal 10 Juli sampai dengan 11 Agustus 2015.
Pimpinan dan hadirin sidang yang kami hormati, sama seperti kegiatan reses kami
yang lalu, kami mendapat banyak sekali masukan atau aspirasi dari masyarakat dan
pemerintah daerah yang ditujukan kepada Komite I, Komite II, Komite III, dan Komite IV.
Tetapi, dalam kesempatan ini kami tidak akan membacakannya satu-persatu karena
semuanya telah kami susun dalam laporan ini. Tetapi, hal yang paling mendasar sebagai
provinsi penghasil timah, kami meminta kepada pemerintah usat, untuk memperbaiki tata
kelola pertambangan timah di Provinsi Bangka Belitung karena bagaimanapun juga timah
adalah sebagai urat nadi perekonomian provinsi kami Bangka Belitung. Harapan kami
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 19
semoga aspirasi ini menjadi perhatian kita semua dan juga pimpinan DPD RI bagaimana kita
bersama-sama berusaha agar semua aspirasi ini dapat ditindaklanjuti sehingga keberadaan
lembaga kita DPD RI ini memberi arti penting bagi pembangunan daerah dan masyarakat di
Republik Indonesia ini. Demikian laporan dari kami.
Wabillahitaufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih memecahkan rekor yang paling cepat. Berikut, silakan Jawa Barat.
PEMBICARA: Ir. H. AYI HAMBALI, M.M. (JABAR)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swasiastu.
Bapak dan Ibu Pimpinan DPD yang kami hormati, para anggota Dewan Perwakilan
Daerah seluruh Indonesia yang kami hormati, Bapak dan Ibu dari Sekretariat Jenderal, serta
para jurnalis yang berbahagia. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang
Mahakuasa yang telah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk bisa hadir
berkumpul setelah kita melaksanakan tugas di daerah selama satu bulan dan tidak lupa saya
mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri Minal Aidin wal Faidzin, semoga apa yang sudah
kita lakukan dengan berpuasa kita mendapat ampunan dari Tuhan Yang Mahakuasa, amin ya
rabbal alamin.
Hadirin Sidang Paripurna yang kami hormati, saya tidak akan membacakan dari apa
yang disampaikan, yang akan dilaporkan nanti akan kami sampaikan. Saya hanya
mengingatkan barangkali, karena setiap kali reses kita telah menyampaikan dari masing-
masing provinsi ada puluhan atau ratusan malah aspirasi yang disampaikan oleh masing-
masing kabupaten, Untuk reses kali ini, Jawa Barat ada lebih kurang menampung 110
aspirasi yang terdiri dari 31 aspirasi untuk Komite I, 30 aspirasi untuk Komite II, 30 aspirasi
bidang Komite III, dan 19 aspirasi bidang kewenangan Komite IV. Artinya, kalau satu
propinsi itu ada seratus aspirasi, maka dalam empat kali masa sidang itu ada lebih 400
aspirasi dan kalau itu dikalikan, banyak sekali jumlah aspirasi itu. Tetapi, kemudian apakah
kita sudah tahu dari aspirasi kita ini apakah sudah dilaksanakan atau dituntaskan seperti yang
kata Ketua BAP tadi S3T (disampaikan, diselesaikan, dan dituntaskan). Barangkali ini yang
menjadi masalah bagi kita karena rasanya sampai saat ini kami, khususnya di Jawa Barat,
jarang sekali aspirasi yang sudah disampaikan itu bisa selesaikan.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini saya ingin sampaikan kepada Bapak dan
Ibu Pimpinan DPD RI bahwa paling tidak ada satu aspirasi dari setiap anggota yang bisa kita
kawal, kita selesaikan pada satu masa sidang. Artinya, kita akan mendapatkan 4 dari 1
provinsi, kemudian ada 120 aspirasi yang kita tuntaskan dalam satu kali masa sidang.
Artinya, suara kita di tengah masyarakat itu akan lebih didengar. Jadi, tidak hanya dengan
menyampaikan kelemahan kewenangan kita tanpa kita berbuat sesuatu. Jadi, marilah
barangkali saya mohon kepada Ibu dan Bapak Pimpinan mengawal aspirasi-aspirasi ini. Satu
orang satu aspirasi saja. Jadi, dari Jawa Barat tidak perlu 110 aspirasi ini diselesaikan. Kita
pilih salah satu dari masing-masing anggota, dan kemudian kita tuntaskan, maka insya Allah,
tetapi dalam satu kali masa sidang. Artinya, dalam 5 kali masa sidang itu akan ada 20 di Jawa
Barat dan 20 di provinsi lain, kalau kali 34 provinsi, maka akan lebih dari dalam satu tahun
barangkali jumlahnya akan dari 400 – 500 aspirasi yang bisa kita tuntaskan. Itu artinya akan
dengan sendirinya mengangkat nama DPD yang saat ini barangkali kita sama-sama
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 20
merasakan bahwa pada masa sidang yang lalu kita di-bully habisan-habisan, di koran yang
namanya koran Senator saja mem-bully kita, kita di-bully juga oleh alumni DPD sendiri, dan
kemudian kita juga saat ini lebih banyak dikecilkan oleh orang lain. Daripada kita melawan
itu, lebih baik berbuat sesuatu, mari kita tunjukkan apa yang bisa kita lakukan. Barangkali itu
saja dari ini. Laporannya akan kami sampaikan kepada Pimpinan. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Jawa Barat. Silakan DKI.
PEMBICARA: DR. ABDUL AZIS KHAFIA, S.Si., M.Si. (DKI JAKARTA)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pimpinan Sidang yang saya hormati, Anggota Senator yang mulia, mari kita
bersyukur kepada Allah dan bershalawat kepada Rasulullah dan terima kasih yang masih
tetap setia untuk mendengarkan pidato saya pada pagi hari ini. Pertama, saya mengucapkan
mohon maaf lahir dan batin dan saya sudah memaafkan jika di antara Senator ada yang
punya salah dan dosa kepada saya. Perlu diketahui bahwa jika provinsi lain melakukan reses
atau kunjungan ke dapil dengan masa waktu yang telah ditetapkan, maka satu-satunya
provinsi yang hampir tiap hari turun ke dapil, yaitu Provinsi DKI Jakarta. Oleh karena itu,
banyak sekali aspirasi yang masuk ke Provinsi DKI Jakarta, baik di masa reses maupun di
luar masa reses. Namun, untuk menghemat waktu, saya akan membacakan secara pointer
saja dari masing-masing perwakilan komite yang ada.
Pertama, mewakili Komite I yang menangani masalah pemerintahan daerah dan juga
termasuk masalah tata ruang dan masalah pertanahan. Yang menjadi sorotan pada hari ini
adalah dari aspirasi yang berkembang mengenai rencana pemerintah Provinsi DKI Jakarta
terkait reklamasi pantai utara Jakarta yang menuai berbagai macam persoalan karena ini
menyalahi peraturan dan menyalahi perundang-undangan yang berlaku, dalam hal ini
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014, dan masih banyak masalah-masalah yang terjadi
dalam proses penyelenggaraan ini. Untuk itu, kami mengimbau kepada pemerintah pusat dan
juga pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk meninjau ulang terkait masalah reklamasi pantai
utara.
Terkait dengan Komite II adanya fenomena Gojek yang berkembang di Provinsi DKI
Jakarta, namun regulasinya belum ada, dan sepaham kami bahwa transportasi dalam hal ini
kendaraan bermotor roda tidak masuk dalam kaitan transportasi, untuk itu kami mendorong
untuk Komite II yang diwakili oleh Prof. Dailami mendorong dan mengimbau kepada
pemerintah harus membuat regulasi yang tepat.
Terkait dengan Komite III, ini terkait dengan usulan dan inisiasi dari Anggota DPD
RI Provinsi DKI Jakarta mengenai perlindungan bahasa dan kesenian daerah yang salah
satunya adalah perlindungan bahasa daerah.
Terkait dengan Komite IV, yang lagi-lagi belum terselesaikan ini masalah APBD
Propinsi DKI Jakarta, masalah komunikasi antara eksekutif dengan legislatif yang sampai
dengan hari ini belum ada titik temu. Utuk itu, DPD mendorong pemerintah Provinsi DKI
Jakarta untuk segera mencari terobosan agar kejadian-kejadian seperti ini tidak terulang dan
ini menjadi pelajaran untuk kita semua. Dan, masih banyak lagi aspirasi-aspirasi yang
berkembang, untuk lebih detail dan lebih lengkapnya akan saya serahkan untuk menjadi
pertimbangan, untuk menjadi dorongan kepada kita semua. Mudah-mudahan aspirasi yang
sudah sampai ke meja kita semua ini dapat diselenggarakan dan dijalankan sesuai dengan
amanah kita semua.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 21
Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih untuk DKI. Saya persilakan Bengkulu.
PEMBICARA: RIRI DAMAYANTI JOHN LATIEF, S.Psi. (BENGKULU)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang terhormat Pimpinan DPD RI, yang terhormat teman-teman Senator Republik
Indonesia. Berikut ini akan saya sampaikan hasil laporan dari kegiatan teman-teman atau
Anggota DPD RI dari Provinsi Bengkulu.
Yang pertama Komite I, sosialisasi Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Tata Ruang masih sangat diperlukan dalam pelaksanaan pengadaan tanah di Provinsi
Bengkulu. Yang kedua, permasalahan harapan dari masyarakat Bengkulu kepada Senator
Anggota DPD RI lebih fokus mengawasi pilkada langsung sampai pelantikan nanti. Dan, ini
ada sedikit tambahan dari Sumatera Selatan tadi menyampaikan bahwa masalah kesehatan
calon-calon kepala daerah kita, saya ada sedikit tambahan, yaitu tentang kesehatan calon
kepala daerah kita, khususnya calon-calon kepala daerah yang terindikasi atau pernah terkena
istilahnya pernah menjadi tersangka kasus narkoba. Ini sudah pernah saya komunikasikan
dengan BNN, itu harapan dari BNN adalah untuk diusulkan tes DNA untuk untuk
mengantisipasi calon-calon kepala daerah yang pecandu narkoba. Kemudian adalah masalah
ijazah palsu yang masih sangat banyak terjadi di pencalonan pilkada ini.
Kemudian di Komite II, terjadinya lonjakan harga barang-barang, khususnya
menjelang lebaran dan hari Raya Idul fitri. Kemudian, yang kedua adalah infrastruktur jalan
yang masih harus diperhitungkan, masih harus diperhatikan oleh pemerintah, khususnya pada
saat kemarin aarus mudik dan arus balik.
Selanjutnya, Komite III yang pertama adalah pendidikan, masih perlunya dilakukan
evaluasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan ujian nasional serta kebijakan dalam proses
penerimaan mahasiswa baru. Yang kedua, tenaga honorer K2 harus menjadi perhatian
pemerintah secara komprehensif dan berprikemanusiaan. Yang ketiga, masyarakat Bengkulu
berharap persoalan-persoalan BPJS segera dituntaskan, khususnya yang kemarin sempat
adanya fatwa MUI.
Yang terakhir adalah Komite IV, perlunya keseimbangan potensi pajak antara pusat
dan daerah. Yang kedua, perlu dukungan pemerintah pusat dalam penyerapan pajak bumi dan
bangunan di sektor P3 (Pajak Perkebunan dan Pertambangan).
Sekian pointer-pointer dari hasil reses Provinsi Bengkulu. Mungkin data lengkap
akan saya berikan kepada kedua Pimpinan. Akik Bengkulu batu rafesya, aspirasi rakyat
Bengkulu tuntaskan segera. Dirgahayu Republik Indonesia ke-70. Terima kasih.
Wabillahitaufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Bengkulu. Dipersilakan Lampung.
PEMBICARA: Ir. ANANG PRIHANTORO (LAMPUNG)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 22
Salam sejahtera.
Bapak Wakil Ketua, Ibu Wakil ketua yang saya hormati, Bapak-Ibu sekalian Senator
Indonesia yang berbahagia, laporan dari Provinsi Lampung saya akan ambil pokok-pokoknya
saja.
Terkait dengan Komite I, yang sangat menonjol yaitu masih klasik laporan tentang
keamanan, begal, dan kerusuhan yang masih saja terjadi sangat banyak meskipun pihak
kepolisian juga sudah bekerja mati-matian untuk itu. Yang berikut, terkait dengan pemilihan
kepala daerah, delapan daerah kabupaten/kota yang sedang disiapkan untuk pilkada langsung
bersama yang lain.
Kemudian, terkait dengan Komite II, yaitu soal daging sapi, yang pertama. Jadi,
Lampung itu gudangnya pakan ternak sehingga di Lampung juga ada feedlot-feedlot yang
memelihara sapi impor dari Australia, tetapi sapi rakyat memang kurang terperhatikan. Yang
terpenting adalah bagaimana swasembada daging juga mengandalkan sapi dari rakyat, tentu
dengan menggalakkan dan mendorong breeding karena perusahaan-perusahaan besar tidak
melakukan breeding, hanya penggemukan, sehingga rakyat yang harus didorong untuk
melakukan breeding. Terkait dengan kekeringan dan Elnino di Lampung, 217,855 hektar
sawah yang diperkirakan tidak akan bisa panen karena kekeringan di Lampung. Kemudian,
terkait dengan kelangkaan gas elpiji, harga elpiji 3 kilogram mencapai Rp20.000, bahkan di
atas Rp30.000 pertabung. Tetapi, ada kecenderungan penggunaan LPG juga dilakukan oleh
para petani terkait dengan kekeringan, yaitu untuk pengganti Bbm. Jadi, gas elpiji 3 kilo itu
digunakan untuk mesin-mesin pompa air. Kemudian, alih fungsi lahan cukup
memprihatinkan. Di Provinsi Lampung sebanyak 24,59% lahan sawah beralih fungsi ke
perkebunan karet, sawit, dan juga perumahan. Kemudian, soal jalan tol Sumatera, persoalan
yang pada bulan-bulan terakhir ini mengemuka adalah belum pastinya soal ganti rugi lahan.
Pendataan sudah selesai, tetapi ganti rugi lahan belum pasti nilainya, itu yang menjadi
kegelisahan masyarakat.
Kemudian, terkait dengan Komite III, yaitu BPJS. Kemudian, BPJS terutama yang
paling sering dialami masyarakat adalah bahwa peserta BPJS itu ditolak karena adanya
penolakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit dan tenaga kesehatan lemah karena biaya
tanggungan pasien yang terlalu kecil. Kemudian, terkait dengan perlindungan bahasa dan
kesenian daerah, bahwa upaya melestarikan bahasa dan aksara Lampung, pemerintah daerah
dengan Perda Nomor 2 Tahun 2008 dalam peraturan tersebut mencakup aspek-aspek bahasa,
aksara Lampung, kesenian purbakala, dan pakaian daerah. Artinya, di Lampung hal itu
menjadi perhatian juga serius pemerintah daerah. Kemudian, terkait dengan penyelenggaraan
ibadah haji, lemahnya penguasaan syari'at ibadah bagi jamaah yang dipengaruhi oleh
permasalahan kualitas manasik haji. Ada benarnya karena sebagian masyarakat masih awam
terhadap manasik haji dan langkah strategis yang perlu dibenahi adalah pembagian buku
manasik haji sebelum berangkat haji, kemudian juga kemasan buku panduan haji dibuat
menarik supaya mudah dipahami. Pengembangan ekonomi kreatif, potensi yang ada di
Lampung sangat besar. Lampung menjadi salah satu pusat ekonomi kreatif, Lampung kaya
industri kreatif dan sumber daya manusia juga sudah memadai. Oleh karena itu, produk
ekonomi kreatif menjadi kontributor besar pengembangan wisata di Provinsi Lampung.
Yang terakhir Komite IV terkait dengan pembangunan bidang koperasi, bahwa ada
banyak operasi yang mati suri dan mati beneran itu diakibatkan lebih karena koperasi
seringkali lahir atau dibuat bukan karena kebutuhan, tetapi karena iming-iming adanya
bantuan dari pemerintah tanpa pendidikan. Sehingga, banyak koperasi kemudian gulung tikar
setelah uang pemberian pemerintah itu juga dibagi oleh kebanyakan pengurusnya. Kata
kuncinya adalah pendidikan koperasi sangat minim sehingga bantuan pemerintah seringkali
justru menjadi sumber masalah perkoperasian. Demikian yang bisa saya sampaikan hasil
kunjungan kerja empat Anggota DPD RI. Sementara saya sendiri, yang lain Pak Jajuli baru
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 23
saja hadir, selamat datang Pak Ustadz. Kalau ada hal yang tidak berkenan, mohon maaf. Saya
akhiri.
Wabillahitaufik walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Lampung. Saya persilakan DIY.
Untuk Lampung, Pak Jajuli, tadi kami semua sampaikan belasungkawa dan
mendoakan kepergian ibunda.
PEMBICARA: Ir. H. CHOLID MAHMUD, M.T. (DIY)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang.
Salam sejahtera untuk kita bersama.
Ada beberapa poin yang ingin saya sampaikan mewakili Bapak-Ibu Anggota dari
DPD DIY.
Yang pertama, di DIY sedang bersiap-siap untuk pilkada, itu ada 3 daerah dari 5
daerah, yaitu di Bantul, Gunung Kidul, dan Sleman. Di tiga daerah itu tidak ada calon
tunggal, jadi akan bisa melaksanakan pilkada serentak sesuai dengan undang-undang.
Kemudian yang kedua, dalam penggunaan anggaran desa ini ada permintaan dari
pemerintah desa agar BPK ikut mengawal dan mendampingi implementasi anggaran desa,
tetapi bersifat preventif. Jadi, tidak mencari-cari kesalahan setelah anggaran itu berjalan,
tetapi lebih banyak memberikan bimbingan sebelum anggaran itu diturunkan. Ini harapan
dari pemerintahan desa.
Kemudian, pemerintah kota dan Pemprov DIY sedang melakukan revitalisasi
kawasan keraton yang dimulai dari kawasan alun-alun utara Yogyakarta. Pemprov dan
pemkot mengharapkan adanya dukungan fasilitas dari pemerintah pusat karena ini
menyangkut objek-objek wisata vital di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kemudian, ada beberapa keluhan terkait dengan persoalan-persoalan ekonomi. Jadi,
nilai tukar rupiah yang semakin melemah ini membuat perekonomian masyarakat semakin
sulit. Oleh karena itu, masyarakat berharap agar akses masyarakat lemah terhadap
permodalan untuk bisa dipermudah. Selain itu, juga berharap pengusaha-pengusaha kecil
dibekali dengan kemampuan dan keahlian yang dapat menunjang produksi maupun
pemasaran. Mereka juga berharap agar pemerintah mempermudah proses pendirian koperasi
yang didahului dengan pembinaan-pembinaan yang diperlukan sehingga kelompok
masyarakat ekonomi lemah bisa memperkuat eksistensi mereka di dalam situasi ekonomi
yang sulit. Keluhan juga dari masyarakat kecil, yaitu kehadiran toko-toko berjaringan atau
minimarket ini sangat mengganggu usaha-usaha masyarakat kecil yang sedang tumbuh.
Karena itu, mereka berharap agar pemerintah membuat regulasi yang lebih berpihak kepada
kepentingan usaha rakyat. Di samping itu, juga pemerintah perlu memberi perhatian untuk
menjadikan pasar-pasar tradisional menjadi tempat belanja yang nyaman sehingga membuat
usaha-usaha masyarakat kecil tumbuh secara baik. Diperlukan juga adanya perlindungan
hukum yang kuat untuk melindungi para pelaku ekonomi lemah itu dari gempuran pemodal-
pemodal besar yang sampai masuk ke kampung-kampung di berbagai daerah.
Demikian beberapa poin yang kami sarikan dari laporan empat Anggota DIY. Terima
kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 24
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada DIY. Saya persilakan Jawa Timur.
PEMBICARA: H. AHMAD NAWARDI, S.Ag. (JATIM)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah wasyukurillah wani’matillah lahawla walaquwwata illa billah.
Yang saya hormati Pimpinan DPD RI, Saudara dan Saudari Senator RI seluruh
Indonesia, pertama-tama kami mengucapkan rasa syukur kepada Allah karena pada hari ini
kita semua diberi kesehatan sehingga kita mampu hadir di dalam Rapat Paripurna ini. Yang
kedua, shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Bapak-Ibu Anggota Senator yang saya hormati, pertama-tama sebelum saya
menyampaikan laporan reses dari tanggal 10 Juli sampai 11 Agustus ini, kami dari Senator
Republik Indonesia dari Jawa Timur berempat mengucapkan belasungkawa suka duka
kepada anggota Senator yang berduka yang baik keluarga, family-nya yang telah
mendahuluinya. Semoga arwahnya diterima oleh Allah. Kami juga ikut berduka banyak
musibah yang terjadi di Indonesia baru-baru ini, mulai dari musibah di Papua, musibah
antaragama, dan musibah-musibah yang lain. Semoga itu menjadi introspeksi dan renungan
bagi kita semua sebagai senator Indonesia. Yang ketiga, kami sampai saat ini juga dari
senator dari Jawa Timur, atas nama Jawa Timur dan juga atas nama Gunung Raung juga
meminta maaf karena mengganggu aktivitas penerbangan di Bali dan beberapa daerah. Kami
dari warga Jawa Timur telah berusaha berdoa kepada Allah agar Gunung Raung tidak
mengganggu daerah-daerah yang lain, tetapi kami sebenarnya cukup terganggu adanya
meletusnya Gunung Raung dan sampai saat ini memang bantuan dari pemerintah pusat
belum seberapa besar terhadap dampak yang ditimbulkan, terutama dampak ekonomi bagi
masyarakat sekitar Gunung Raung. Kami berharap nanti Pimpinan DPD RI bisa datang
bersama-sama kepada warga yang terkena dampak Gunung Raung dan berdoa bersama-sama
di bawah di daerah Gunung Raung sehingga letusan Gunung Raung tidak berdampak
terhadap perekonomian kita karena terutama teman-teman dari Bali akibat Gunung Raung
beberapa kali juga dan NTB juga pernah mengeluh, akibat Gunung Raung, aktivitas
berangkat dari Jakarta pulang pergi tidak bisa.
Selanjutnya, kepada seluruh Senator kami ingin melaporkan bahwa ini adalah
kewajiban konstitusi juga bahwa kami telah melakukan kegiatan di daerah selama 1 bulan
mulai tanggal 10 Juli sampai 11 Agustus. Perlu kami laporkan aktivitas itu karena ini adalah
kewajiban kami. Namun, aspirasi-aspirasi yang kami dapatkan sama seperti aspirasi yang
terdahulu, tidak berbeda mulai urusan otak sampai urusan perut, maksudnya urusan
pendidikan, urusan perut urusan ekonomi, yang disampaikan oleh masyarakat. Kami merasa
sampai saat ini masih punya utang kepada masyarakat Jawa Timur karena belum mampu
memecahkan urusan-urusan, terutama urusan ekonomi. Seperti, kami selalu dibanding-
bandingkan dengan tetangga sebelah yang mampu memberikan dampak positif bantuan
langsung kepada masyarakat. Tetapi, sampai saat ini memang kami meminta maaf hanya bisa
berdoa kepada seluruh rakyat Jawa Timur, tetapi tidak bisa memberikan secara finansial.
Namun, harapan kami ke depannya kepada Pimpinan DPD maupun pada seluruh senator
Indonesia yang ada, mari kita bersama-sama. Saya kira kalau kita bersama-sama untuk
membangun, bersama-sama mewujudkan impian masyarakat, terutama Jawa Timur yang
menjadi lumbung pangan nasional ketika kita saat ini misalnya kekurangan daging, Jawa
Timur alhamdulillah daging tidak kurang. Ketika Indonesia kekurangan beras, harus impor
beras, beras naik, tetapi Jawa Timur alhamdulillah tidak kekurangan beras, masih bisa
memenuhi daerah-daerah lain. Tetapi, apabila Jawa Timur ini tidak diperhatikan, kurang
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 25
perhatian dari pemerintah pusat meskipun kemarin Menteri Pertanian datang ke Jawa Timur
beberapa kali alhamdulillah memberikan banyak bantuan kepada Jawa Timur berupa alat-
alat pertanian dan lain sebagainya, tetapi kami tetap butuh perhatian dari pemerintah pusat di
forum yang terhormat ini, semoga ini juga didengar oleh Pak Jokowi dan para menteri.
Kami dari Jawa Timur, pertama satu, membutuhkan perhatian dari aspek
pembangunan waduk-waduk yang ada. Revitalisasi waduk untuk mengairi persawahan yang
banyak kekeringan. Yang kedua, dari aspek pupuk yang juga sudah dibahas oleh Komite II
menjadi perhatian atensi Komite II, juga pupuk kimia, kami dari Jawa Timur banyak
berharap dari para petani agar pupuk ini memang harus segera dihapus subsidinya karena
tidak bermanfaat bagi petani, tetapi bermanfaat bagi para cukong-cukong dan pemilik modal.
Ketiga, selain persoalanpertanian, kami juga persoalan keamanan menjelang pilkada karena
dari 38 kabupaten kota, untuk 2015 sekitar 18 kabupaten kota akan menggelar pilkada, 5
kabupaten sudah final 2015 akan menggelar pilkada, 3 kabupaten 1 – 2 masih abu-abu karena
masih negosiasi antarpetinggi parpol, dan satu memutuskan ditunda 2017. Namun, yang
terpenting dari itu adalah soal keamanan, kami mendapat aspirasi, baik dari Polda maupun
dari Polres karena ini berbarengan dengan Pilkades serentak pula di beberapa daerah, maka
ini akan mengalami kerawanan-kerawanan keamanan. Untuk itu, mohon perhatian terutama
dari DPD RI bagaimana anggaran keamanan terutama yang mereka harapkan yang masih
kurang, terutama Polres-Polres yang akan menjaga keamanan di kabupaten yang akan
menggelar pilkada.
Mungkin itu, selebih cukup banyak kalau dibacakan tidak cukup satu hari, dua hari,
jadi akan kami serahkan kepada Pimpinan. Nanti biar diserahkan menjadi perhatian
tersendiri. Di sini kami hanya poin-poinnya saja sehingga ini menjadi perhatian kita semua.
Bapak dan Ibu Anggota Senator yang saya hormati, demikian apa yang bisa kami
sampaikan di forum Paripurna yang terhormat ini. Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Apabila ada kesalahan ucap, perkataan, dan lain sebagainya, kami atas nama Anggota
Senator dari Jawa timur mengucapkan permohonan maaf.
Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Jawa timur. Kami persilakan Kalimantan Barat.
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL RAHMI (KALBAR)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Pertama-tama kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
yang atas rahmat-Nya kita dapat hadir pada acara yang mulia ini. Yang kami hormati
Pimpinan DPD RI beserta seluruh Anggota, yang kami hormati Sesjen DPD RI beserta
seluruh jajarannya, hadirin yang kami muliakan. Memulai laporan kegiatan di daerah
pemilihan, kami sampaikan pantun. Mohon maaf menyebut nama seseorang, Bu Antung dari
Kalimantan Selatan, ada ya? Ibu kota provinsinya Banjarmasin. Mumpung masih dalam
Syawalan, kami haturkan mohon maaf lahir dan batin. Yang ahli pantun tolong diperbaiki
kalau belum sempuna. Bapak-bapak, Ibu-ibu yang kami hormati, secara singkat laporan ini
dapat kami sampaikan sebagai berikut.
Pertama untuk Komite I, persoalan di Kalbar masih tetap sama. Pertama, masalah
pemekaran dua kabupaten dan satu provinsi pemekaran yang sudah masuk ke Prolegnas yang
sampai hari ini belum jelas ujungnya ke mana. Yang kedua, masalah perbatasan yang sampai
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 26
hari ini ada dua border yang sudah resmi dibuka, tetapi dalam penataannya masih seperti
yang dulu, padahal presiden sudah dating, kemudian seluruh komisi yang ada di DPR RI
sudah dating, termasuk komite yang ada di DPD juga sudah datang ke sana, tetapi masih
tetap seperti yang dulu. Ini adalah pertanyaan terhadap kinerja pusat. Terkait dengan pilkada,
di Kalimantan Barat ada tujuh kabupaten yang melaksanakan pilkada. Dari 7 kabupaten, ada
5 yang maju dari petahana, yaitu incumbent. Tetapi, alhamdulillah semua terpenuhi calon
lebih dari satu. Mudah-mudahan ini pertanda baik perkembangan demokrasi di Kaliamntan
Barat. Aamiin.
Kemudian dari Komite II, permasalahan ekonomi masih tetap sama. Persoalan
komoditi yang turun-naik dan terakhir karet turun harganya dari Rp7.000 menjadi Rp6.000.
Harga barang juga demikian. Lebaran naik, sekarang belum turun-turun sepertinya. Ini masih
merupakan hal-hal yang menghiasi dunia perekonomian Kalimantan Barat. Di bidang
infrastruktur juga masih seperti yang dulu, jalan-jalan nasional yang masih belum terbenahi.
Demikian pula, energi listrik di Kalbar secara umum masih tetap listrik itu PLN disamakan
dengan perusahan milik negara. Kalau ada angina, dia padam, jadi seperti lilin yang ditiup
angin jadi padam. Demikian pula, penyediaan air baku air bersih di beberapa kabupaten
masih masalah. Di kabupaten asal Bu Rubaeti juga masalah air minumnya dan beberapa
kabupaten lain. Contoh yang agak mencolok, kabupaten yang paling dekat dengan kota
Pontianak, tercatat sekitar 8.000 warga menjadi pelanggan tetap antrean air minum ke
PDAM, itu kemarin penyediaan air minum untuk warga.
Sedangkan untuk Komite III, masalah kebudayaan sebagaimana disampaikan dari
Lampung tadi, persoalan bahasa daerah di sana digalakkan. Beberapa radio memang
mengkhusus bahasa daerah karena kita pahami dalam berbagai macam proses, khususnya
dalam proses pendidikan, bahasa menjadii penting. Ketika komunikasi kurang dipahami oleh
peserta didik, kadang-kadang pemahaman terhadap konten informasi menjadi masalah
sehingga masalah bahasa di Kalbar menjadi penting, khususnya bahasa daerah. Bahkan kalau
bisa disetarakan perhatiannya terhadap bahasa Indonesia. Kemudian, tentang masalah
kebakaran lahan dan hutan, di Kalbar tiga bulan dijadikan sebagai masa siaga menghadapi
kebakaran hutan dan alhamdulillah tidak terjadi kebakaran hutan yang menimbulkan
persoalan sampai ke negara tetangga. Namun demikian, edaran dari Polda Kalimantan Barat
itu sempat menimbulkan reaksi dari warga masyarakat, yaitu edaran yang melarang para
petani membakar lahan untuk ladang. Hampir saja terjadi demo, tetapi dapat ditahan ke
Polda. Karena, bagi masyarakat itu tidak ada jalan lain ketika berladang, kecuali harus
dibakar. Mau dikemanakan bekas tebangan itu? Dan, selama ini bukan ini, yang menjadi
masalah bukan petani, tetapi para pekebun yang besar-besar itu yang menimbulkan masalah.
Sementara, seolah-olah ini dibebankan kepada petani. Ini sempat menimbulkan reaksi di
Kalimantan Barat. Kemudian, di bidang kesehatan masih tetap BPJS masih tidak selancar
yang diharapkan dalam proses pencairannya, penggunaannya. Kemudian, penyebaran tenaga
kesehatan juga masih masalah di Kalimantan Barat, termasuk kualitas pelayanan dari aparat.
Di bidang pendidikan, juga masalah terutama di perbatasan. Sebagai gambaran, di sebuah
kabupaten di Kalbar, yaitu Kabupaten Sanggau di Kecamatan Entikong, di sana ada sepuluh
dusun sebagai gambaran, sepuluh dusun ini saling berjauhan. Kalau pergi ke kecamatan itu
memakan waktu berhari-hari perjalanan, tetapi kalau ke Malaysia itu hanya memakan waktu
lima jam perjalanan sehingga ini menjadi persoalan bagi warga di perbatasan, sementara
untuk mengatasi persoalan ini terkesan kurang serius pemerintah. Ini salah satu catatan
penting kita untuk masalah nasionalisme dan hal-hal lain untuk masyarakat perbatasan.
Kemudian dari Komite IV, masalah yang menonjol masih tetap pada masalah dana
desa. Masih terdapat beberapa kabupaten yang satu pun belum ada pencairan dana desa
dengan permasalahan tadi ya, mulai dari Pergub-nya yang baru muncul, kemudian kesiapan
RPJMDes-nya yang belum siap dan sebagainya. Sehingga, terkait dengan masalah dana desa
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 27
ini, memang untuk Kalimantan Barat untuk daerah-daerah yang terpencil yang jauh yang
istilah di sana desa-desa yang tempat jin ditendang begitu, desa-desa ini memang masih sulit.
Kemudian, reaksi dari kepala desa juga tidak sama. Ternyata tidak semua bergembira kepala
desa menerima dana desa. Bahasa singkatnya begini, kami diberi tanggung jawab yang berat
dengan berbagai macam persyaratan, penjara makin dekat, tetapi sama sekali tidak ada
kebijakan untuk memperhatikan kesejahteraan aparat desa. Ini bagaimana? Jadi, ini catatan
dari para kepala desa ya. Termasuk, masalah kelembagaan ekonomi di pedesaan, ini juga
masih menjadi perbincangan ketika kita turun ke masyarakat antara koperasi dengan bumdes
karena bumdes ini bisa saja bumdes itu berupa koperasi, tetapi bisa juga pemahaman bumdes
itu sebagaimana BUMD di kabupaten dan provinsi. Oleh karena itu, terhadap masalah ini
perlu penyikapan yang ditegaskan dari DPD tentang kelembagaan ekonomi menyambut
semakin banyaknya dana-dana masuk desa. Yang kita tahu bahwa sekarang lebih dari 2o
triliun kalau terserap semua dan tahun depan diperkirakan 40 triliun dana desa ini.
Inilah yang dapat kami disampaikan. Selengkapnya kami serahkan kepada Pimpinan.
Terima kasih atas perhatiannya. Kami akhiri.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Kalbar. Silakan selanjutnya NTT.
PEMBICARA: SYAFRUDIN ATASOGE ,S.Pd. (NTT)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Pimpinan DPD yang saya hormati, Anggota Senator se-Indonesia yang saya hormati,
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa. Alhamdulillah pada
kesempatan ini kita masih bisa melaksanakan tugas dan aktivitas kita, terutama hari ini
melaksanakan Sidang Paripurna. Yang pertama, tentunya masih dalam suasana Syawal,
izinkan kami dari Nusa Tenggara Timur menyampaikan minal aidin wal faidzin, mohon maaf
lahir dan batin.
Sidang Paripurna yang saya hormati, berikut akan saya sampaikan mewakili empat
Senator dari Nusa tenggara timur berkenaan dengan hasil reses yang sudah kami laksanakan.
Yang pertama adalah menyangkut Komite I, ada beberapa hal yang disoroti di Komite I
adalah yang pertama berkenaan dengan terbentuknya Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bali,
dan NTB yang masih menggunakan Undang-Undang sementara Nomor 64 Tahun 1958
sehingga kemudian perlu adanya revisi sehingga NTT menginginkan kemudian direvisi dan
mengusulkan menjadi provinsi kepulauan Nusa Tenggara Timur. Yang kedua, berkenaan
dengan daerah otonomi baru, Nusa Tenggara Timur dalam hal ini sudah mengusulkan
sebanyak 7 calon DOB, 2 kabupaten sebelumnya sudah diusul pada periode yang lalu:
Adonara dan Kota Maumere; kemudian ada beberapa lagi 2 kabupaten: Pantar, Amanatun;
kemudian provinsi kepulauan Flores; dan sudah disiapkan lagi adalah kotamadya Bung
Karno Ende dan calon DOB Manggarai Barat Daya. Sehingga, NTT mendorong untuk segera
bisa dibahas mengenai persoalan DOB. Yang berikut adalah menyangkut Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 soal Desa. Ini penerjemahan daripada turunan atau PP soal Undang-
Undang Desa ini sangat tumpang tindih di bawah. Jadi, ini perlu kemudian DPD mendorong
agar kemudian PP yang harus turunan dari Undang-Undang Nomor 6 ini benar-benar sesuai
dengan kebutuhan yang ada di bawah. Mengenai Undang-Undang Desa juga berkaitan
dengan dana desa, ini terjadi pemerintah desa itu sangat lemah dalam pemahaman sehingga
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 28
perlu diterbitkannya juklak, kemudian pelatihan dan sosialisasi secara terarah agar realisasi
dana desa tersebut tepat pada sasarannya. Yang berikut adalah masih dengan desa, perlu
diterbitkannya Permendagri mengenai pemekaran desa. Bukan hanya desa-desa yang mau
dimekarkan, tetapi juga banyak permintaan kelurahan yang kemudian mau turun statusnya
menjadi desa sehingga ini perlu disikapi. Yang berikut adalah masih di Komite I menyangkut
pilkada ada dua hal. Pilkada secara langsung hari ini kita tahu bersama, kalau NTT ada 9
kabupaten yang akan melaksanakan pilkada serentak di 2015, dan dari 9 itu 1 yang punya
calon hanya 1 pasang. Jadi, ini menyangkut persoalan ini saya pikir seluruh Indonesia, jadi
memang Komite I khususnya lebih mendorong pada masa sidang berikut. Kemudian,
masyarakat NTT juga mengusulkan penerapan pilkada elektronik sehingga bisa melakukan
efisien dari sisi anggaran. Jadi, mudah-mudahan ini bisa didorong secara bersama. Yang
berikut, masih Komite I yang terakhir adalah soal wilayah perbatasan. Wilayah perbatasan ini
NTT bukan hanya darat, tetapi juga laut dan udara. Hari ini banyak kita soroti hanya darat,
ternyata di wilayah perbatasan laut itu sering terjadi. Saya kemarin menemukan bahwa
illegal fishing banyak nelayan-nelayan dari luar, dari Australia itu masuk ke wilayah laut
Sawu, Laut Flores. Jadi, ini memang luar biasa daerah-daerah perbatasan ini sehingga kami
masih tetap mengusulkan untuk rancangan undang-undang pengelolan wilayah perbatasan.
Untuk Komite II, ada beberapa hal mengenai pembangunan insrastruktur jalan,
jembatan, kemudian pembangunan infrastruktur jaringan listrik, kemudian pembangunan
irigasi. Yang berikut adalah juga didatangkan bibit kemiri sunan untuk beberapa kabupaten
dan selain dari itu adalah persoalan air bersih sehingga dibutuhkan mesin bor air dalam
rangka penyediaan air bersih.
Yang berikut adalah Komite III, ada beberapa hal. Yang pertama adalah menyangkut
pendidikan, di NTT mesti harus dibuat roadmap pembangunan pendidikan sesuai dengan
situasi dan kondisi geografis NTT. Selain dari itu adalah juga tenaga guru yang lebih
diperhatikan karena kondisi NTT yang cukup banyak daerah-daerah terpencil, hampir
seluruh kabupaten menjadi daerah-daerah terpencil, sehingga butuh tenaga-tenaga guru.
Yang berikut adalah persoalan kekeringan yang panjang kemarin di kabupaten yang ada di
NTT, itu membutuhkan perhatian yang serius sehingga sangat dibutuhkan pasokan air bersih,
makanan, dan obat-obatan buat masyarakat yang terkena dampak kekeringan yang ada di
Nusa Tenggara Timur. Selain itu juga, tenaga-tenaga dokter itu hampir sangat terbatas di
daerah-daerah pelosok-pelosok NTT sehingga ini mesti harus diperhatikan. Yang berikut
adalah mengenai people smuggling dan human traficking di mana NTT merupakan salah satu
sentra pengirim TKI dan TKW. Selain memperbaiki sistem rekruitmen TKI dan
melaksanakan law enforcement terhadap PJTKI yang nakal, di samping itu sebagai alternatif
harus diikuti mendorong menumbuhkembangkan UKM seperti ekonomi kreatif yang padat
karya serta ramah lingkungan dan mampu bersaing dengan pasar domestik dan regional.
Kemudian, dalam dalam hal kerja sama triangle antara Kupang, Darwin, dan Dili diharapkan
kemudian dimasukkan Rotendao menjadi salah satu destinasi. Yang berikut adalah salah satu
aspirasi dari masyarakat Ende menginginkan agar kemudian Danau Kelimutu menjadi
disamakan dengan Komodo menjadi salah satu keajaiban dunia.
Yang terakhir untuk Komite IV, adalah perlu adanya salah satu usulan ini adalah
perlu adanya asuransi bagi para petani. Ini diharapkan agar DPD bisa mendorong lahirnya
rancangan undang-undang asuransi untuk petani.
Demikian yang bisa kami sampaikan. Kurang dan lebihnya kami mohon maaf.
Bilahitaufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih untuk NTT. Saya persilakan Jawa Tengah.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 29
PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (JATENG)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.
Pimpinan Sidang dan Anggota DPD dari Sulawesi Selatan yang tadi mengklaim
paling banyak, paling 4, tetapi ternyata sekarang hanya Saudara Iqbal Parewangi saja. Coba
difoto lagi masih kosong, saya kira rupanya paling kompak itu Jawa tengah masih empat
orang itu.
Baik, pada Sidang Paripurna yang mulia ini perkenan kami menyampaikan laporan
penyerapan aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh Anggota DPD Jawa Tengah. Ada Bu
Denty, Pak Sulis, dan Mas Bambang semuanya ada semua. Selama masa reses mulai tanggal
10 sampai dengan 11 Agustus.
Pertama adalah Komite I, pertama Undang-Undang Desa saya kira semuanya sudah
sama dengan dari laporan yang lain. Lalu yang kedua adalah Undang-Undang Pemda karena
Undang-Undang ini baru, perlu ada peraturan pelaksanaan lebih lanjut. Kemudian yang
ketiga, Pilkada di Jawa Tengah itu ada 21 kabupaten kota dan insya Allah semuanya hampir
siap. Rekomendasi untuk Undang-Undang No. 6 adalah pertama adalah segera pencairan
dana desa sesuai amanat Undang-Undang No. 6, tetapi secara keseluruhan sekalian saya kira
duit yang masuk ke desa itu di Jawa ini 700 sampai 900. Saya kira di seluruh Indonesia juga
sama. Saya sebagai mantan Ketua Pansus ini merasa kaget ada dana begitu gede untuk desa.
Kemudian, soal aparat desa masih banyak yang kosong terhadap Sekdes yang PNS. Pak
Farouk, harus ada segera ambil alih pemerintah itu mau ditaruh di desa itu atau kemudian
diambil ke induknya. Sekdes yang masih PNS itu. Kemudian, BPD, BPD ini saya kira hari
ini undang-undang memberikan catatan paling banyak 7, padahal di beberapa desa itu ada
lebih dari 7. Saya kira sama problem kita. Karena itu, ada rekomendasi dari kita semua
barangkali, Komite I adalah bagaimana agar PP No. 43 itu juga berlaku sesuai dengan draf
yang lama, sesuai dengan PP yang lama karena kalau kemudian lebih dari 7 itu tidak mudah
di desa.
Kemudian, Komite II bidang pertanian, soal kekeringan di Jawa Tengah itu juga ada
di Temanggung di kampungnya Bu Denty, kemudian Kendal, Cilacap, Wonogiri, Boyolali,
dan Grobogan. Pvertanian yang lain adalah soal produktivitas tanaman holtikultura yang kian
rendah. Kemudian, soal kartu tani, rekomendasinya adalah pemerintah harus membuat
regulasi yang berkaitan dengan irigasi bibit, kemudian penurunan harga, pelatihan
pendampingan masyarakat holti dan project kartu tani, dan pendataan jumlah petani gabotan
dan potan. Kemudian untuk koperasi, Ibu-Bapak sekalian, rekomendasinya adalah perlu
respons pemerintah untuk membuat programa fasilitasi pembentukan koperasi dan
pendampingan terhadap jalannya koperasi.
Komite III, ekonomi kreatif, kemudian bahasa dan kesenian. Untuk ekonomi kreatif,
satu hal yang kami catat adalah perlu dukungan modal, kemudian untuk selanjutnya adalah
yang kedua adalah dukungan untuk pemasaran bagi produk-produk ekonomi kreatif.
Kemudian, untuk bahasa itu memastikan bahwa bahasa dan kesenian masuk kurikulum wajib
pendidikan formal. Kemudian, perlu menerbitkan regulasi tentang perlindungan bahasa dan
kesenian daerah yang saat ini nyaris terancam punah. Kemudian, di bidang pelaksanaan
Undang-Undang Jaminan Sosial BPJS, saya kira mutatis-mutandis dengan teman-teman yang
lain bahwa di lapangan masih banyak sekali persoalan terhadap pelaksanaan BPJS ini.
Kemudian, soal ibadah haji, waiting list saya kira perlu kita berpikir. Waiting list kita itu ada
satu kabupaten yang sampai dengan 2035. Saya kira SBY dengan Menteri agama SDA pada
waktu itu kemudian dibuka, kemudian open desk seperti sekarang yang terjadi itu secara
psikologis itu akan berpengaruh kepada umat Islam. Jadi, kalau 2035 itu kemudian ya kalau
masih hidup, kalau tidak? Ini impact-nya adalah munculnya berbagai macam umroh yang
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 30
kian menjadi bisnis. Jadi, saya kira DPD perlu mengambil sikap barangkali ada moratorium
terhadap pendaftaran yang sudah sampai dengan tahun 2035 di beberapa kabupaten di Jawa
Tengah. Kemudian, soal kepemudaan, soal olah raga nasional, soal kepariwisataan,
kemudian soal dosen dan guru. Pak Sulis mendapatkan satu fakta bahwa Undang-Undang
dosen dan guru itu gagal dalam pelaksanaannya dan implementasinya. Ini pertama adalah
soal kebijakan manajemen pengolahan guru perlu resentralisasi kembali agar sentralisasi
guru tidak sekadar memindahkan persoalan guru. Kemudian, soal Undang-Undang berkaitan
dengan ini juga itu adalah bahwa guru dan dosen selama ini belum sesuai dengan harapan.
Kemudian, Ketua dan Bapak sekalian, soal sekolah 5 hari. Saya kira kita punya provinsi
punya, Jawa Tengah berbagai macam daerah menolak. Karena itu, mohon ini menjadi
kebijakan kita terutama teman-teman di Komite III untuk merespons ini, menolak atau
mempertimbangkan terhadap sekolah 5 hari dari 6 hari. Jadi, pemberlakuannya harus
memperhatikan aspirasi dan berbagai macam stake holder, utamanya adalah kesiapan di sisi
pendidikan, Bu Fahira, saya kira ini sangat perlu sekali.
Kemudian, yang juga terjadi adalah di Komite IV, koperasi masalah pemasaran.
Kemudian, rekomendasinya ada banyak sekali. Kemudian, soal perimbangan keuangan pusat
daerah. Pertama adalah ketidakadilan yang menurut orang Cepu ini. Cepu menerima 2 miliar,
tetapi bahwa Bojonegoro menerima 400 sampai dengan 500 miliar. Ini persoalannya
Undang-Undang No. 33, Pak Farouk, bahwa mulut sumur itu berada di mana, itu yang
menjadi pertimbangan. Sehingga, banyak sekali sumber daya yang di bawah tanah itu di
Cepu, tetapi karena mulut sumur itu di Bojonegoro, Bojonegoro yang mengambil banyak duit
dari eksplorasi minyak di Cepu dan Bojonegoro ini.
Kemudian terakhir, adalah berkaitan dengan keinginan kami Bapak-Ibu sekalian. Tadi
selalu disebut Komite I, II, III, dan IV. Saya mohon kepada Sekretaris Jenderal untuk
melakukan manajemen yang baik terhadap laporan-laporan in. Mohon maaf, kami selaku
Komite I tidak pernah menerima apa pun tentang hasil Paripurna ini mulai dari sidang mulai
masa, kalau telah terima itu adalah buku tebal-tebal itu secara keseluruhan. Jadi, saya minta
ini agar ada tabulasi, oh ini alat kelengkapan Komite I dikasih, Komite II dikasih, Komite III
dikasih, Komite IV dikasih sehingga nanti kita bisa meng-cluster mana persoalan tanah,
mana persoalan, dan sebagainya. Jadi, ini persoalan Sekretariat Jenderal saya kira Pak Ketua
agar ini bisa juga secara baik.
Lalu terakhir, karena Komite I berkaitan dengan daerah, saya umumkan di sini bahwa
ada 10 calon DPD yang mencalonkan menjadi pimpinan daerah. Pertama, cagub Maya
Rumantir. Mana Bu Maya Rumantir? Lalu, yang kedua adalah cawagub Habib Ismail,
sosialisasi. Gusti Farid, sosialisasi. Kemudian, Pak Marthen berdiri Pak Marthin. Kemudian,
calon bupati walikota ada Pak Ria Saptarika, mana Pak Ria tadi? Kemudian, Ibu Percha
Leanpuri, Sumatera Selatan. Kemudian, Bu Aryanthi Baramuli. Kemudian, Pak Rusman
Emba, sosialisasi juga. Kemudian, Pak Ma'mun Amin. Kemudian, terakhir ada Saudara
Bambang Susilo di Pasir, Kalimantan Timur. Jadi, saya kira sepuluh orang ini, Pak Ketua dan
Ibu Wakil Pimpinan, agar kita berdoa. Jadi, DPD ini adalah yang mantan gubernur menjadi
DPD juga banyak, yang DPD menjadi gubernur juga ada, yang dari bupati, walikota, DPD
banyak, yang nanti menjadi bupati, walikota juga banyak. Saya kira ini soal politik kita
semua. Pak Kanedi, terima kasih. Ini mantan walikota ini. Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada Jawa Tengah yang sekaligus juga sebagai Ketua Komite I.
Kaltim kami persilakan.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 31
PEMBICARA: KH. MUSLIHUDDIN ABDURRASYID, Lc., M.Pd.I. (KALTIM)
Bismillahirahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang terhormat Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, para
Anggota, serta para hadirin, Sekretaris Jenderal yang saya hormati. Mungkin saya langsung
untuk menyampaikan beberapa hal yang ada di daerah kami berdasarkan komite yang ada.
Yang pertama mungkin Komite I tentang pemerintahan daerah. Kita melihat bahwa
penyusunan rencana tata ruang dan pembangunan daerah belum memperhatikan keberadaan
masyarakat adat dan lokal. Hal ini terlihat dari keberadaan izin-izin yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah kabupaten kota yang pada gilirannya sering berdampak pada timbulnya
gesekan-gesekan atau konflik antara masyarakat adat dan lokal dengan para pengusaha sektor
perkebunan, pertambangan, dan khususnya di Kalimantan Utara yang masih di bawah
Kalimantan Timur. Kemudian, masalah pemerintahan desa. Adanya penggabungan beberapa
dirjen kementerian menjadi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi masih menimbulkan kebingungan bagi desa karena selama ini desa diatur oleh
Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Desa Kemendagri. Kemudian, Undang-Undang Desa
masih belum diturunkan dalam berbagai bentuk aturan dan regulasi terkait untuk
memudahkan pelaksanaan.
Mungkin Komite II yang berhubungan dengan masalah kenaikan harga barang-barang
kebutuhan pokok, baik di masa Ramadhan maupun menjelang Idul Fitri.
Komite III, yang pertama masalah pendidikan. Masalah pendidikan di daerah,
terutama masalah guru itu terasa sekali bahwa guru, terutama sekali di daerah-daerah timur
dan Kalimantan Timur juga di pedalaman-pedalaman tinggal tampaknya kurang mendapat
perhatian secara serius dari pemerintah pusat, dan ini mungkin juga daerah-daerah yang lain
di mana pertama sekali dari segi kuantitas guru belum merata, begitu juga kualitasnya
sehingga tampaknya untuk ke depan, DPD perlu mengambil gagasan bagaimana supaya
guru-guru ini sudah ada gerakan-gerakan ke depan untuk melakukan pemantauan barangkali,
pemetaan, kemudian mulai melakukan pemenuhan dari segi kuantitas, dan juga
meningkatkan kualitas tenaga guru karena ketika pendidikan itu seperti yang sekarang, insya
Allah Indonesia masih seperti ini saja, tidak ada perkembangan. Kemudian, masalah BPJS
kurang sampai ke bawah sehingga sosialisasi ini kurang tertangkap atau tidak dimanfaatkan
oleh orang-orang di daerah. Daerah tampaknya dengan jaminan kesehatan yang ada di daerah
itu lebih bagus daripada BPJS sehingga kadang-kadang kurang mendapat perhatian BPJS itu
sendiri. Kemudian masalah Komite IV, masalah kuota BBM yang belum memenuhi hajat
orang-orang Kaltim sehingga perlu barangkali untuk ke depan BBM ini harus dipenuhi
karena di daerah kami memang produk-produk BBM sendiri, tetapi kami belum bisa
memenuhi sehingga listrik atau mungkin alat-alat yang lain belum bisa terpenuhi, Untuk
rincian yang lain barangkali kami akan sampaikan ke Pimpinan. Baik, saya tutup dengan
terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Berikut, Kalsel. Banten. Eh, ada?
PEMBICARA: ANTUNG FATMAWATI, S.T. (KALSEL)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 32
Salam sejahtera bagi kita semua.
Kepada yang terhormat Bapak Farouk Muhammad selaku Wakil Ketua DPD RI, juga
serta Ibu Ratu Kanjeng Hemas sebagai Wakil Ketua DPD RI, juga rekan-rekan Senator
seluruh Indonesia. Alhamdulillahirabbil ‘alamin, wasshalatu wassalamu'ala asrofil anbiya
iwal mursalin wa'ala alihi wasahbihi ajma'in, ama ba'du. Saya sebagai pribadi mengucapkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir batin. Biarpun terlambat, tetapi tidak apa-
apa. Semoga kita di sini amal ibadah kita selama satu bulan penuh puasa diterima oleh Allah
SWT dan semoga kita semua sehat walafiat, aamiin ya rabbal alamin.
Kegiatan Komite I perlunya sosialisasi kepada masyarakat tentang peningkatan
partisipasi peran masyarakat dalam pembangunan pedesaan dan pemberian keterbukaan
informasi sehubungan dengan proses pembangunan di pedesaan. Selama ini yang
dipertanyakan oleh masyarakat kita adalah aspirasi yang dibawa oleh Senator wakil kita di
Senayan ini perlu dipertanyakan oleh mereka, kenapa selama ini tidak terealisasi dan mereka
perlu minta pengawalan yang tepat. Jadi, juga mereka menanyakan tentang dana-dana
aspirasi seperti yang kemarin lagi berkembang di masyarakat, itu sangat membantu
seandainya itu DPD bisa menggulingkan bantuan-bantuan yang bisa di, tetapi kelihatanya
kita DPD tidak bisa membantu sejauh itu dana-dana yang diperlukan oleh masyarakat karena
keterbatasan kita sebagai DPD tidak sampai sejauh itu.
Kegiatan Komite II, masyarakat banyak mengeluh dengan naiknya harga barang
kebutuhan pokok yang cukup signifikan naiknya. Dinas terkait seharusnya menindaklanjuti,
memberikan sanksi bagi penjual makanan yang mengunakan bahan berbahaya.
Kegiatan Komite III, harus ada pembinaan terhadap para pelaku ekonomi kreatif agar
produk berkualitas, seperti perizinan, packing, mutu, penggunaan bahan yang tidak
membahayakan masyarakat yang akan memakai konsumsi produk ekonomi kreatif.
Kegiatan Komite IV, usulan baru pembangunan sarana prasarana transportasi harus
memperhatikan dokumen, perencanaan, dan kelengkapan dokumen teknis sesuai dengan
keputusan menteri, pedoman dan proses perencanaan di lingkungan Kemenkeu.
Demikianlah laporan dari Provinsi Kalimantan Selatan. Salah dan khilafnya mohon
maaf. Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan:
Gusti Farid Hasan Aman, Habib Abdurrahman Bahasyim, Habib Hamid Abdullah, Hj.
Antung Fatmawati. Terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Kalimantan Selatan. Selanjutnya, Banten.
PEMBICARA: H. AHMAD SUBADRI (BANTEN)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillah alhamdulillah washalatu wassalamu'ala rasulillah amma ba’du.
Bapak-Ibu Pimpinan DPD beserta seluruh Anggota Dewan yang terhormat, hadirin
yang berbahagia mewakili Bapak-bapak dan Ibu Anggota DPD RI dari Banten. Saya pertama
menyampaikan permohonan kami Anggota DPD Banten, maaf lahir batin dan Dirgahayu
Republik Indonesia ke-70. Selanjutnya, Bapak dan Ibu Pimpinan serta Anggota Dewan yang
terhormat, ini saya yakin ada banyak kesamaan aspirasi dari seluruh daerah, terutama
kemarin menjelang Idul Fitri saya yakin aspirasinya itu THR untuk konstituen kepada para
Anggota Dewan. Itu pasti aspirasi yang paling banyak disampaikan karena kalau kita ke
daerah itu jarang sekali masyarakat yang mempertanyakan soal produk legislasi apa yang kita
bahas, melainkan justru hal-hal yang konkret riil dirasakan dan dibutuhkan masyarakat yang
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 33
menjadi tumpuan harapan. Ini barangkali melalui Pimpinan kita harus juga memformulasikan
bagaimana, kalau kemarin di DPR ada istilah dana percepatan pembangunan daerah, saya
kira DPD perlu merespons ini dengan tetap menghindari penyelewengan dan penyimpangan.
Berikutnya, Pimpinan, terkait Komite I ini ada aspirasi dari kepolisian daerah Banten
di mana wilayah Banten ini ada 8 kabupaten/kota, 3 kabupaten/kota masuk ke wilayah Polda
Metro dan 5 lainnya masuk pada Polda Banten. Ini mengharapkan, baik Polda maupun
masyarakat agar kepolisian di Banten ini dalam satu kesatuan, yaitu Polda Banten. Jadi,
konsekuensinya saya kira harus ada peningkatan status polda. Yang kedua, sebelum pilkada
di Banten ada sekian ratus desa yang menyelenggarakan pilkades dan ini alhamdulillah
berjalan aman, tertib, dan lancer, hanya tinggal satu kabupaten lagi di Kabupaten Lebak
dalam waktu dekat akan diselenggarakan pilkades. Pilkada dari 8 kabupaten/kota yang
menyelenggarakan pilkada, ada 4 kabupaten/kota, yaitu Kota Tangerang Selatan, kemudian
Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, dan Kota Cilegon. Sempat ada satu kabupaten
yang nyaris calon tunggal, tetapi alhamdulillah bisa terselesaikan dengan akhirnya muncul
satu pasangan calon sebagai competitor. Nah, ini juga ada aspirasi terkait dengan hal ini di
mana munculnya calon tunggal ini saya kira juga dampak dari putusan Mahkamah Konstitusi
yang cenderung dirasakan mempersulit warga negara untuk nyalon pada pemilu kepala
daerah karena saya kira tidak semua orang itu mau menjadi kandidat dalam pemilukada,
hanya para politisi-lah yang pada umumnya cenderung berminat untuk maju dalam kompetisi
pilkada. Sementara, dengan putusan Mahkamah Konstitusi tentang harus mundur anggota
dewan dalam pencalonan pilkada, ini dianggap berdampak menjadi mempersulit melahirkan
calon-calon pemimpin di daerah. Ini saya kira ada usulan dari masyarakat ketika kami
berdiskusi di sana, ini bagaimana caranya putusan Mahkamah Konstitusi ini bisa ditinjau
ulang ya. Apakah nanti perlu amandemen konstitusi mungkin dengan menambahkan peran
Majelis Permusyawaratan Rakyat agar bisa mengoreksi keputusan Mahkamah Konstitusi.
Karena, saya kira kalau bersifat final dan binding ini, putusan sekian ratus anggota Dewan
saja bisa dibatalkan oleh 9 anggota MK, saya kira putusan anggota MK juga ini perlu
mendapatkan koreksi dari lembaga, dalam hal ini diwacanakan oleh MPR. Barangkali ini
juga menjadi pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
Kemudian, yang berkaitan dengan Komite II, saya kira umumnya sama menyangkut
infrastruktur, kemudian sektor ekonomi. Ini utamanya di Banten ini banyak sekali proyek
strategis nasional yang dicanangkan oleh presiden, tetapi dalam implementasinya ini masih
terkendala, termasuk saya kira yang sangat penting saat ini adalah pengadaan Waduk Karian
di mana bukan saja di pedesaan, sekarang ini kesulitan air sudah di tingkat perkotaan.
Yang dari Komite III ini terutama adalah soal BPJS yang masih amburadul.
Saya kira untuk Komite IV juga sama berkaitan dengan pelaksanaan proyek-proyek
strategis nasional.
Saya kira demikian. Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Kami persilakan Bali.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 34
PEMBICARA: Dr. SHRI I GUSTI NGURAH ARYA WEDAKARNA M W S III, S.E.
(MTRU), M.Si. (BALI)
Yang terhormat Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, yang kami
hormati saudara-saudara rekan-rekan Senator RI, para hadirin, Bapak Sekretaris Jenderal
DPD RI.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera.
Shalom.
Om namo buddhaya om swastyastu.
Mengawali penyampaian laporan reses Provinsi Bali dengan mengucapkan angayu
bhagya ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, pada hari ini kami dari DPD Bali yang
hadir kami sendiri dengan Bapak A.A. Ngr Oka Ratmadi mewakili rekan-rekan, yaitu Bapak
Kadek Arimbawa dan Bapak Pasek Gede Suardika akan melaporkan hasil reses Anggota
DPD di Provinsi Bali dengan pembagian dengan empat komite.
Yang pertama terkait dengan Komite I, bahwa adanya aspirasi dari masyarakat terkait
dengan revisi Undang-Undang pembentukan Provinsi Bali yang juga telah masuk ke dalam
Prolegnas 2015 – 2019, berdasarkan pertemuan dengan para pakar hukum, eksekutif, tokoh
agama, tokoh adat, insan pers, LSM, dan mahasiswa yang berharap nantinya nilai-nilai
kearifan lokal yang ada di Bali sebagai landasan filosofi hidup masyarakat Bali dalam
dimasukkan ke dalam pasal perpasal revisi Undang-undang Nomor 4 Tahun 1958 yang
dibuat pada zaman Bung Karno tentang pembentukan daerah tingkat satu. Angayu bhagya
bahwa ini telah masuk dan mudah-mudahan menjadi prioritas di rancangan undang-undang
2016.
Laporan dari Komite II, bahwa terkait dengan masalah transportasi selama hari Raya
Idul fitri dan hari Raya Galungan Kuningan yang di mana Bali menjadi salah satu destinasi
terpadat selama hari libur tempo hari, bahwa diperlukan ada satunya transportasi alternatif
untuk Provinsi Bali yang di mana dalam rencana pemerintah Provinsi Bali akan mendirikan
dan membangun beberapa infrastruktur. Salah satunya adalah dengan adanya kereta api dan
juga peningkatan kapasitas kapal pesiar di pelabuhan-pelabuhan dan juga memaksimalkan
fungsi Pelabuhan Gilimanuk untuk menghubungkan Bali dan Jawa serta Pelabuhan
Padangbai untuk menghubungkan Bali dengan Nusa Tenggara. Terkait dengan letusan
Gunung Raung di Jawa Timur cukup memberikan dampak yang signifikan, yaitu terutama
dengan penutupan Bandara Ngurah Rai yang akhirnya dapat merugikan satu bidang
pariwisata. Kurang lebih terdapat hampir 100.000 turis dan wisatawan yang membatalkan
kunjungan ke Bali dalam waktu hampir satu bulan terjadinya erupsi.
Terkait dengan Komite III, bahwa kami mengucapkan terima kasih atas dukungan
juga dari DPD RI terkait dengan revitalisasi pasar-pasar tradisional, di antaranya Pasar
Sukawati, Pasar Kumbasari, yaitu dengan adanya alokasi dana cukup tinggi dari
pemerintahan kali ini di mana dalam Rancangan Undang-Undang Ekonomi Kreatif,
diperlukan suatu perlindungan terhadap pusat pasar tradisional yang saat ini tengah
menghadapi persaingan dengan pusat oleh-oleh yang modern yang ada di sejumlah titik
pariwisata. Kemudian, ketergantungan bahan baku dari Bali yang saat ini Bali tidak mandiri
lagi dalam hal bahan baku pengrajin, seperti masih dibutuhkannya kayu dan bahan dari
Kalimantan dan Sulawesi dan juga bahan-bahan makanan dari Jawa Timur khususnya yang
nantinya diharapkan dapat lebih ditingkatkannya ketahanan pangan dari ekonomi masyarakat
Bali. Salah satunya adalah dengan moratoriumnya fungsi pengalihan dari lahan yang ada di
Bali, dari tanah sawah menjadi tanah-tanah untuk keperluan pariwisata. Selain itu, kami
laporkan bahwa kami sudah menyelesaikan permasalahan dengan beberapa mahasiswa-
mahasiswa yang tempo hari tidak mendapatkan haknya, yaitu di tiga perguruan tinggi, yaitu
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 35
di Universitas Mahasaraswati terkait dengan permasalahan mahasiswa Fakultas Kedokteran
Gigi, kemudian STIKES Majapahit di utara Bali, dan kemudian yang terakhir adalah Prodi
Fisioterapi di Universitas Udayana yang di mana mudah-mudahan segera turunnya izin dari
Kementrian Dikti. Selanjutnya, sikap untuk menolak proyek geothermal di Bedugul dan juga
dihilangkan atau dicabutnya status KSPN Besakih karena dianggap merusak tatanan adat dan
budaya Bali. Kemudian, salah satu kasus isu nasional, yaitu tentang pembunuhan Angeline
yang berlokasi di Denpasar, kami dari DPD RI mendorong untuk untuk diterapkannya sanksi
adat bagi para pelaku kejahatan dan juga kriminal. Selanjutnya, penataan airport Ngurah Rai
yang di mana kami telah berkoordinasi dengan Angkasa Pura bahwa di setiap pintu-pintu
masuk di Bali terdapat bahasa daerah dan juga aksara-aksara yang menjadi salah satu icon
dari Bali. Hal ini sebagai satu wujud untuk dukungan agar RUU Bahasa Daerah dan juga
kesenian. Komite III juga telah memberikan rekomendasi dan puji astungkara telah berhasil
setelah mendapatkan izin dari Menteri Agama terkait dengan pendirian Sekolah Tinggi
Agama Hindu Mpu Kuturan di Buleleng yang mudah-mudahan pada tahun 2015 ini bisa
berjalan. Terakhir, tentang terkait dengan Pasar Sidan yang telah ditetapkan sebagai pasar
sukla yang terdapat di Kabupaten Gianyar. Beberapa hal tentang internasional, kami
menyambut baik tentang dibebaskannya 40 negara sehingga terhadap visa atau visa on
arrival sehingga bisa menggenjot target pemerintahan untuk 20 juta wisatawan. Terkait
dengan rencana pemerintah untuk mengizinkan warga negara asing memiliki hak atau
sertifikat tanah di atas nilai 5 miliar, DPD RI Provinsi Bali menolak dengan keras karena
bagaimanapun juga kedaulatan tanah dan ibu pertiwi adalah merupakan hak eksklusif dari
warganegara Indonesia. Untuk itulah, beberapa hal yang terkait dengan diplomatik bahwa
saat ini kantor DPD RI di Bali juga telah menjadi salah satu panutan dari beberapa konsul
jenderal, baik dari konferensi-konferensi internasional. Hal ini dibuktikan dengan mulai
dilibatkannya dalam periode ini DPD Bali dalam kegiatan-kegiatan diplomatic gathering
maupun juga acara-acara yang melibatkan international relation.
Yang terakhir untuk Komite IV yang dipimpin oleh, yang diwakili oleh Bapak Anak
Agung Ratmadi, ada tiga usulan, ada tiga juga hasil laporan reses. Yang pertama, terkait
dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, bahwa diperlukan ada suatu
regulasi untuk memperkuat desa adat yang saat ini dipengaruhi oleh implementasi dari
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014. Yang kedua, bahwa dukungan tentang sistem
ekonomi Pancasila, yaitu dengan pemberdayaan koperasi dan juga pemberdayaan ekonomi
lembaga LPD Bali yang saat ini jumlah dari tabungan masyarakat di desa adat sebesar 16,5
triliun yang lebih besar dari bank konvensional atau BPR yang di Bali sepatutnya
mendapatkan perhatian. Kami berterima kasih dengan adanya pengecualian Bali dan Papua
dalam Undang-Undang Keuangan atau OJK yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan juga
parlemen. Selanjutnya, bahwa pemasukan Bali sebesar, 2015 APBD Bali, telah mencapai
hampir 6 triliun yang mudah-mudahan pada tahun 2019 ini bisa ditingkatkan minimal
menjadi 10 triliun. Terlebih 30% dari devisa Indonesia dihasilkan dari Provinsi Bali dan
untuk itulah diperlukannya suatu keputusan melalui undang-undang khusus untuk Provinsi
Bali di Prolegnas 2016.
Demikian kami sampaikan laporan reses penyerapan aspirasi masyarakat daerah Bali.
Dan untuk itu, kami ucapkan Dirgahayu Provinsi Bali yang jatuh pada besok hari tanggal 14
Agustus dan Dirgahayu Republik Indonesia ke-70. Terima kasih.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih pada Bali. Saya persilakan NTB. Mohon waktunya diperhatikan.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 36
PEMBICARA: BAIQ DIYAH RATU GANEFI, S.H. (NTB)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastyastu.
Pertama-tama, saya dan seluruh teman-teman, khususnya dapil Nusa Tenggara Barat
mengucapkan minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin. Kemudian, kami juga
mengucapkan Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan yang baru juga dilaksanakan oleh
teman-teman kita dari DPD Bali. Kemudian, kami juga mengucapkan Dirgahayu Republik
Indonesia yang beberapa hari akan kita laksanakan.
Pimpinan DPD yang terhormat, Bapak Sekretariat dan semua yang hadir pada pagi
hari ini, memang laporan ini tidak akan saya baca, Bapak-Ibu sekalian. Tetapi, saya
mengingatkan kita kembali, saya mengingatkan kepada Pimpinan DPD RI, pada reses
terdahulu ketika saya membaca, bahwa ini persoalan daerah kita yang saya dengar tadi dari
teman-teman, banyak sekali yang hampir sama dengan persoalan-persoalan kita antara
daerah satu dengan daerah lainnya. Misalnya, seperti listrik, jalan, guru, pendidikan, pilkada,
dan semuanya itu hampir sama di seluruh Indonesia. Jadi, saya mengingatkan saya masih
ingat ketika itu saya mengusulkan kepada Pimpinan bahwa setiap reses atau setelah kita
mendapatkan laporan untuk mempublikasikan kepada media massa di seluruh Indonesia
bahwa ada permasalahan di 33 provinsi yang hampir sama. Tetapi, saya minta bahwa di satu
provinsi tentu ada persoalan yang mendesak di sana. Kalaupun pemerintah tidak membaca,
minimal sekali bahwa media massa sudah mempublikasikan bahwa satu daerah memang
mempunyai permasalahan yang sangat urgent sehingga kalau tidak dibaca dengan
presidennya, ya minimal menterinya yang akan membaca permasalahan di daerah. Jadi,
Pimpinan DPD RI saya menekankan kembali bahwa setelah laporan reses ini masing-masing
provinsi harus dipublikasikan sesuai dengan kepentingan daerahnya. Karena, jangan sampai
reses berikutnya muncul lagi ratusan aspirasi yang itu nantinya akan menjadi bumerang
untuk anggota di daerah. Karena, terus terang saja kalau kita turun ke daerah selalu ditanya
mana realisasi dari reses berikutnya, mana realisasi dari reses-reses yang terdahulu. Jadi, saya
minta kepada Pimpinan DPD RI dan kita semua agar nantinya masyarakat merasa bahwa
DPD ini punya arti, punya juga perjuangan untuk masyarakat.
Terakhir, saya juga mungkin mencoba untuk mendapat aspirasi dari teman-teman
bahwa mungkin kita harus di Sipur ini, kalau daerah yang misalnya lengkap tentu ada
apresiasi untuk daerah itu sehingga kita tidak melihat ketika sudah selesai membaca, mereka
sudah tidak ada di tempat lagi. Itu saja terakhir.
Selamat kepada para sahabat yang ikut dalam pilkada ini. Mudah-mudahan sukses
dan mudah-mudahan DPD dengan nantinya teman-teman ikut di pilkada ini bisa membuat
satu keputusan berguna untuk ke daerahnya. Demikian, terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih NTB. Saya persilakan Sulawesi Utara.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 37
PEMBICARA: Dr. MAYA RUMANTIR, MA., Ph.D. (SULUT)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastyastu namo buddhaya.
Yang saya hormati Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, rekan-
rekan Senator yang saya banggakan dan saya muliakan, juga yang terhormat Bapak Sesjen-
Wasesjen dan seluruh jajarannya yang hadir pada saat ini. Oleh kasih dan Pimpinan Tuhan
Yang Mahakuasa, maka Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia asal
Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan kegiatan kunjungan kerja dan diskusi serta
penyerapan aspirasi di Provinsi Sulawesi Utara. Saya akan mewakili ketiga teman rekan
senator yang tidak hadir pada saat ini, dan akan membacakan hasil-hasil serapan aspirasi dari
Provinsi Sulawesi Utara. Selanjutnya, untuk memenuhi kewajiban sebagai Anggota DPD RI,
maka dengan ini kami akan laporkan hasil dan berharap ditindaklanjuti oleh DPD RI melalui
komite-komite yang ada sebagai berikut.
Komite I, tentang pemekaran daerah. Mohon perhatian pemerintah untuk
menindaklanjuti tentang pengusulan pemekaran daerah otonomi baru, yakni Provinsi
Bolaang Mongondow Raya, Kota Langowan, Kota Tahuna, Kabupaten Talaud Selatan. Di
bidang pertanahan, masalah pertanahan adalah sesuatu yang sangat krusial, di antaranya
lambatnya respons lembaga ataupun institusi yang berwewenang dalam merespons konflik-
konflik tanah. Tidak maksimalnya pejabat yang terkait dalam menggunakan kewenangan
sebagai mediator penyelesaian tanah, antara lain Kepala BPN, walikota, dan gubernur.
Berikutnya, mengenai perbatasan, tidak adanya aturan atau perundangan yang secara spesifik
mengatur tentang daerah-daerah perbatasan. Undang-Undang Wilayah Negara Nomor 43
Tahun 2008 tidak secara riil berkaitan langsung dengan fungsi negara untuk secara sistematis
dan sinergis dalam menyejahterakan rakyatnya. Ketimpangan pembangunan yang terjadi di
wilayah perbatasan sangat dibutuhkan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, sekolah
puskesmas, ataupun rumah sakit; peningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di
daerah perbatasan; serta penambahan personel keamanan di daerah-daerah perbatasan.
Pengelolaan keutuhan wilayah dan penegakan kedaulatan NKRI, pertahanan dan keamanan
nasional, serta pendayagunaan sumber daya alam dan pemerataan pembangunan perlu
mendapatkan perhatian khusus. Selain itu, juga perlu dipikirkan dan dicarikan upaya untuk
membangun daya saing warga masyarakat di perbatasan untuk mengimbangi aktivitas sosial
ekonomi masyarakat negara tetangga dan pembangunan infrastruktur kawasan perbatasan
wilayah Indonesia. Pengawasan lalu lintas barang dan orang yang belum menjadi prioritas
negara, baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah yang bersangkutan. Berikutnya tentang
masalah keamanan, khususnya di daerah perbatasan, akhir-akhir ini masyarakat mulai merasa
tidak nyaman dengan adanya berbagai peristiwa pembunuhan, perampokan, penculikan,
tawuran antarkampung, dan beredarnya teror isu bom. Ini perlu kebijakan pemerintah untuk
memperkuat pengamanan dan menambah penerimaan personel baru Polri di daerah dan
dukungan dana kamtibnas. Tingkat kejahatan kriminalitas tertinggi di Sulut ada di Bolmong
diikuti oleh Manado, Minahasa, dan daerah yang berbatas dengan negara tetangga. Masalah
PLT, isu yang berkembang soal figur dan kendaraan politik, karena tugas PLT kepala daerah
mempengaruhi jalannya pilkada, apalagi beberapa bulan sebelum pilkada. PLT memegang
kendali penuh pemerintahan. Di Sulawesi utara ada tujuh kabupaten kota yang akan
menggelar pilkada, juga pemilihan gubernur. Masyarakat berharap agar pemerintah pusat
dapat menempatkan seorang pejabat yang ditunjuk untuk dapat mengatasi permasalahan di
daerah dan akan ikut memperlancar proses dalam tahapan pilkada.
Masalah pertambangan dari Komite II, terkait gugatan warga Pulau Bangka di
Kupang Minahasa Utara tentang izin eksplorasi yang ditandatangani bupati, putusan PK
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 38
Mahkamah Agung menerima gugatan warga, warga menang lagi sehingga izin eksplorasi
sudah final batal demi hukum. Tidak ada lagi upaya hukum yang bisa dilakukan bupati atau
Pemda Minahasa Utara. Sedangkan, untuk gugatan warga terkait izin usaha produksi yang
ditandatangani oleh Menteri ESDM di PTUN Jakarta yang diputuskan pada tanggal 14 Juli
2015, hakim juga mengabulkan keseluruhan gugatan warga, warga menang lagi. Saat ini
sementara menunggu hasil putusan PK Mahkamah Agung di PTUN, masih berlangsung juga
sidang gugatan di PN (Pengadilan Negeri) Manado tentang izin lingkungan hidup dan amdal
yang ditandatangani oleh Bupati Minahasa Utara. Masalah infrastruktur, pembangunan jalan
tol Manado Bitung terkendala pembebasan lahan. Sekiranya Perpres Nomor 30 Tahun 2015
tentang perubahan ketiga Perpres Nomor 71 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan pengadaan
tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum dapat dilaksanakan dengan
memperhatikan hak-hak masyarakat pemilik tanah, juga perlu keterbukaan tentang harga
tanah. Mohon perbaikan jalan-jalan yang ada di Sulawesi Utara, banyak yang rusak,
berlubang, dan sempit.
Dari Komite III tentang kesehatan, BPJS mengalami kendala dalam pelayanan di
rumah sakit dan puskesmas karena masuk di puskesmas harus membuat surat rujukan ulang
berlaku satu bulan dan rumah sakit harus buat rujukan kembali. Kalau tidak berani ataupun
tidak tegas, tidak akan dilayani. Dan, obat-obatan juga sangat terbatas hanya tujuh macam.
Mohon para senator bisa menyampaikan ke pihak yang berwenang untuk lebih meningkatkan
pelayanan BPJS. Perlu adanya rekruitmen para medis dari masyarakat lokal untuk puskesmas
di 15 kabupaten kota. Salah satu pulau terpencil yang ada di dekat perbatasan Filipina, yaitu
Pulau Miangas sangat perlu diperhatikan, terutama tenaga medisnya, yaitu dokter juga
perawat agar bisa standby di tempat atau puskesmas. Dokter PTT di daerah terpencil di
Bolmong Utara dan Remboken sudah bertahun-tahun mengabdi, namun belum juga diangkat
menjadi PNS. Diharapkan perhatian pemerintah untuk adanya peningkatan kesejahteraan
bagi tenaga medis di daerah mengingat karena sangat dibutuhkan tenaga medis. Usulan
peningkatan pelayanan posyandu bagi anak-anak dan posyandu lansia berupa peralatan-
peralatan medis dan lain-lain. Diharapkan pemerintah membuat peraturan untuk bebas rokok
karena akibat yang ditimbulkan bagi perokok aktif dan pasif sama-sama berbahaya. Jika hal
ini tidak diantisipasi sejak dini tentu sangat memprihatinkan bagi generasi muda ke depan.
Baiklah, saya tidak akan membacakan semuanya. Namun, secara lengkap akan kami
serahkan kepada Pimpinan untuk bisa diterima dengan baik. Sedangkan, masih ada lagi di
Komite IV saya belum bacakan, namun sudah cukup waktunya. Baiklah akhirnya,
perkenankan saya mohon doa dan restu dari rekan-rekan senator dan terutama Pimpinan DPD
RI, semoga saya yang salah satu sebagai peserta pilkada serentak dan juga rekan senator
Aryanti Baramuli untuk ikut menjadi salah satu calon walikota di Bitung. Mohon doa dan
restunya dan dukungannya, semoga kami sekalian mendapatkan kekuatan dan kemampuan
untuk menjalankan tugas mulia bagi bangsa dan negara terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om shanti shanti shanti om.
Tuhan memberkati kita sekalian.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih. Kita ikut mendoakan.
Saya persilakan Sulawesi Tengah.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 39
PEMBICARA: Hj. NURMAWATI DEWI BANTILAN, S.E. (SULTENG)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastyastu.
Pimpinan yang kami hormati dan banggakan serta seluruh Anggota DPD RI yang
kami muliakan. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana pada kesempatan yang indah
ini kita masih diberikan nikmat iman, nikmat kesehatan untuk bisa melaksanakan Sidang
Paripurna bersama di awal masa sidang tahun ke-2 DPD RI di periode 2014 – 2019.
Berkaitan dengan telah dilaksanakannya penyerapan aspirasi masyarakat di daerah
yang telah dilaksanakan di daerah Provinsi Sulawesi Tengah sejak tanggal 10 Juli sampai
dengan 11 Agustus 2015 dengan tujuan dan ruang lingkup, yaitu sosialisasi lembaga DPD
RI, produk yang telah dihasilkan, serta upaya penguatan lembaga dalam kaitan efektivitas
otonomi daerah, khususnya kepada masyarakat. Penyerapan dimaksud kami bagi dalam tiga
kategori. Yaitu, masalah yang bersifat lokal kami serahkan kepada bupati atau walikota yang
bersangkutan untuk ditindaklanjuti dan akan dipantau tindak lanjutnya sejauh mana
penyelesaiannya pada masa reses anggota DPD RI selanjutnya di Provinsi Sulawesi Tengah.
Untuk yang kedua, masalah yang bersifat regional kami serahkan kepada gubernur untuk
ditindaklanjuti dan akan dipantau tindak lanjutnya juga pada masa reses Anggota DPD RI
berikutnya. Sedangkan, untuk masalah yang bersifat nasional kami bawa ke Jakarta untuk
kami laporkan pada pembahasan Sidang Paripurna untuk dicarikan alternatif pemecahan
melalui rapat pada komite masing-masing di setiap alat kelengkapan. Adapun untuk beberapa
aspirasi, kami hanya membacakan masing-masing poin.
Untuk di Komite I, yaitu berkaitan dengan dana desa, kita berharap bahwa dana desa
menjadi salah satu solusi konkret untuk masalah desa yang sudah berpuluh-puluh tahun
lamanya. Oleh karena itu, penerapannya benar-benar sesuai dengan kebutuhan desa.
Makanya, diharapkan agar dalam perencanaan implementasi dan evaluasi, masyarakat bisa
terlibat aktif. Kita juga berharap agar penggunaan dana ini dilakukan secara transparan dan
partisipatif agar mencegah potensi penyalahgunaan anggaran yang lagi marak dilakukan oleh
para pejabat di segala sektor. Berkaitan dengan Pilkada yang dilaksanakan di Provinsi
Sulawesi Tengah, yaitu ada 9, terdiri dari pemilihan gubernur, pemilihan 1 kotamadya Palu,
1 walikota, dan 8 bupati atau 8 kabupaten. Seperti yang kita ketahui tujuan pilkada ini tentu
kita ingin dengan proses yang ada agar melahirkan pimpinan yang memiliki kualitas yang
semakin baik sehingga cita-cita dari otonomi daerah untuk mempercepat kesejahteraan dan
kualitas layanan publik daerah dapat terlaksana. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa begitu
banyak masalah dalam proses pilkada yang dipicu oleh penyelenggara yang tidak bersih.
Mereka bermain pada salah satu kandidat sehingga melahirkan kekecewaan dari pihak yang
kalah. Makanya, butuh pengawasan semua pihak agar pilkada nanti dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
Untuk Komite II, berkaitan dengan perkebunan pertambangan ada beberapa hal yang
menjadi prioritas, yaitu pemerintah daerah harus berperan aktif dalam membina petani di
mana pemerintah harus berkontribusi dalam hal memberikan pengetahuan. Namun, fokus
pemerintah daerah, khususnya Dinas Pertanian dan Perkebunan serta instansi terkait untuk
segera melakukan pembinaan berkelanjutan kepada kelompok tani. Untuk infrastruktur, ini
ada beberapa hal juga sehingga di sini dari Komite II, Dinas PU, beserta instansi terkait agar
segera merespons apa yang menjadi permasalahan yang terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah
mengenai infrastruktur jalan dan penganggaran terkait infrastruktur jalan yang dinaungi oleh
dinas pekerjaan umum harus menjadi konsen bersama demi terciptanya ekonomi yang
merata.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 40
Untuk Komite III, berkaitan dengan beberapa hal dari Kabupaten Morowali Utara
yang didapatkan itu adalah diusulkannya untuk loket melakukan pembayaran premi BPJS di
setiap kecamatan. Dan, beberapa hal yang berkaitan dengan rumah ibadah untuk dari sisi
penganggaran, bantuan pemerintah melalui anggaran negara, baik itu APBN maupun APBD
dalam pembangunan dan pemeliharaan rumah ibadah perlu ditingkatkan, termasuk
peningkatan kesejateraan tokoh agama, baik itu pendeta, pastur, imam masjid, maupun
ustadz yang ada di daerah.
Khusus untuk Komite IV, ini ada beberapa hal yang menjadi prioritas aspirasi dari
masyarakat selama reses, yaitu diharapkan bahwa DPD RI dapat mendorong pemerintah agar
dalam pengelolaan APBN lebih banyak peningkatan untuk kemakmuran rakyat. Kemudian,
untuk mengatasi pengangguran perlunya diciptakan lapangan kerja baru yang lebih banyak.
Dan, mengharapkan penyusunan untuk RUU APBN 2016 bisa lebih proporsional, terutama
yang berhubungan dengan infrastruktur daerah. Dan, kurangnya perhatian perbankan untuk
memberikan bantuan modal bagi usaha nelayan, mohon perhatian dan dorongan dari DPD
RI.
Demikian laporan reses ini kami sampaikan. Kiranya dapat menjadi masukan yang
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan harapan dapat segera
ditindaklanjuti. Terima kasih.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Sulawesi Tengah. Selanjutnya, Kalimantan Tengah.
PEMBICARA: Hj. PERMANA SARI, Ssi., M.M., M.B.A. (KALTENG)
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang Terhormat Bapak dan Ibu Pimpinan DPD RI serta rekan-rekan Senator yang
saya muliakan. Alhamdulillah pada hari ini kita bisa berkumpul pada Sidang Paripurna dan
juga alhamdulillah juga akhirnya telah sampai kita kepada saat yang berbahagia dengan
selamat sentosa mengantarkan laporan kunjungan kerja dari Provinsi Kalimantan Tengah.
Mudah-mudahan ini walaupun bukan penutup, tetapi sudah hampir di penghujung acara kita.
Untuk menyingkat laporan ini, saya coba untuk meringkasnya. Tetapi, sebelumnya saya
mewakili rekan-rekan dari Provinsi Kalimantan Tengah mengucapkan Selamat Hari Raya
Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin. Kami meminta maaf apabila ada kesalahan yang
sengaja maupun tidak disengaja.
Kemudian, terkait dengan laporan dari Komite I, yang saya sampaikan itu ada dua hal
yang menjadi prioritas yang minta perhatian dari DPD. Yaitu, yang pertama terkait pilkada
serentak yang juga akan dilaksanakan di Kalimantan Tengah, yaitu terkait masalah SARA.
Isu SARA ini sudah mulai berkembang di sana, mudah-mudahan para petugas yang berwajib,
baik TNI, POLRI, maupun BIN bisa bekerja sama untuk menindak tegas oknum yang
mengambil keuntungan dengan menyebarkan isu SARA tersebut sehingga isu ini tidak
berkembang menjadi lebih jauh lagi dan membawa kerugian. Kemudian, juga terkait pilkada
ini, sampai detik ini pilkada serentak di Kalimantan Tengah belum mendapatkan kepastian
dana yang jelas dari pemerintah daerah. Dana yang dianggarkan itu sebesar 162 miliar oleh
KPU provinsi, hanya disetujui 102 miliar, tetapi sampai saat ini masih ada kekurangan
anggaran sekitar 60 miliar yang berdampak pada proses penyelenggaraan pilkada. Untuk itu,
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 41
diharapkan agar pemerintah bisa membantu mencari jalan keluar agar permasalahan ini bisa
terselesaikan dengan baik. Kemudian, prioritas juga adalah masalah, saya kira di beberapa
propinsi juga terjadi, RTRWP Kalimantan Tengah yang sampai sekarang belum selesai-
selesai juga. Saya sudah bertahun tahun hampir setiap kunker itu dilaporkan terus, dan kita
sudah berusaha memanggil pihak-pihak terkait, misalnya itu pihak kehutanan, PU, dan lain
sebagainya. Bila kita di sini, laporannya dianggap sudah selesai, tetapi bila kita ke daerah,
nyatanya belum ada sama sekali. Yang dianggap selesai itu masih berupa peraturan menteri,
kalau di Kalimantan Tengah masih Peraturan Menteri yang Nomor 529. Menurut
Kementerian Kehutanan, “Ibu itu sudah selesai dengan adanya Permen 529”. Sementara,
Permen itu bukan merupakan bagian dari peraturan perundangan. Jadi, ya RTRWP sampai
sekarang. Kami punya Perda Nomor 8 yang merupakan Perda RTRW, tetapi itu tidak diakui,
padahal itu sudah merupakan keputusan dari DPRD. Jadi, mohon bersama-sama kita
menyelesaikan masalah RTRWP ini karena menyebabkan ketidakpastian hukum di daerah.
Jadi, masih berpotensi menimbulkan konflik, misalnya masalah sertifikasi lahan dan lain-
lain.
Kemudian dari Komite II, saya kira masalahnya adalah hampir sebagaian besar sama
dengan provinsi, tetapi khusus untuk di Kalimantan Tengah ini yang terkait dengan masalah
energy, Pak. Di sana ada pembangunan PLTU di Pulang Pisau yang memang direncanakan
semestinya sudah selesai dua tahun yang lalu. Kemudian karena belum selesai, pada waktu
itu pernah dilakukan kunjungan ke sana, saya dilaporkan bahwa ya memang ada
keterlambatan karena masalah teknis, tetapi bulan Juli ini sudah selesai, akan segera di-
launching, tetapi ternyata sampai sekarang belum bisa juga dengan alasan masih seperti
sebelumnya masalah teknis juga. Diundur sampai Desember launching-nya, operasionalnya.
Tetapi, dari hasil pengawasan kami ke sana, ada informasi bahwa keterlambatan disebabkan
konsultan yang digunakan oleh PLN adalah PT PLNE yang merupakan anak perusahaan dari
PLN itu sendiri. Jadi, mereka sendiri tidak bisa melakukan pengawasan kepada konsultannya
sendiri, Pak. Jadi, banyak sekali masalah teknis yang didapat di lapangan karena hal tersebut.
Mudah-mudahan nanti bisa ditindaklanjuti di Komite II.
Kemudian Komite III, masalahnya saya kira sangat, saya kira di hampir semua
provinsi ini, terutama di daerah khusus terpencil dan pedalaman, yaitu terkait dengan
kesejahteraan para guru dan tenaga medis. Jadi, dimohonkan untuk insentif khusus dari
pemerintah untuk lebih diprogramkan.
Kemudian dari Komite IV, yaitu terkait timing penetapan pagu definitive, yaitu
kesulitan yang dihadapi oleh pemda sekarang akibat terlambatnya penetapan pagu definitif
oleh Kementerian Keuangan sehingga diharapkan ke depan Permenkeu (Peraturan
Pemerintah Kementerian Keuangan) tentang pagu definitif APBN berikutnya itu sudah
diterima daerah paling lambat akhir Juli atau Agustus tahun berjalan sehingga pelaksanaan
APBN di daerah itu bisa berlangsung dengan baik.
Sekian dan terima kasih. Laporan kunjungan kerja dari provinsi Kalimantan Tengah
telah saya sampaikan.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Kalimantan Tengah. Selanjutnya, Papua.
PEMBICARA: YOHANES MURIB (PAPUA)
Pertama, Pimpinan DPD RI yang saya hormati, para Senator se-Indonesia yang saya
hormati, hadirin yang saya muliakan. Sebelum Senator DPD Provinsi Papua membacakan
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 42
laporan reses, saya juga ucapkan terima kasih atas teman-teman di ruangan sidang ini atas
kesabaran, walaupun teman-teman yang lain tidak sabar dalam menghadapi ujian ini.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om Swastyastu.
Kami dari Komite I memberikan laporan perkembangan di daerah. Pertama, di
beberapa daerah di kabupaten/kota Provinsi Papua mengalami gangguan keamanan sehingga
berdampak pada stabilitas ekonomi dan sosial, terutama ada aksi-aksi kelompok sipil
bersenjata yang lima bulan terakhir sedang melakukan kegiatan-kegiatan yang sangat-sangat
merugikan masyarakat dan juga mengganggu stabilitas pembangunan di daerah. Karena itu,
kami dari DPD Papua meminta perhatian melalui DPD RI maupun juga instansi terkait untuk
sama-sama kita memperhatikan isu-isu daerah yang kita anggap sepele, tetapi kemudian hari
bisa mengakibatkan sesuatu yang fatal. Kemudian dalam hal ini, rakyat Papua meminta
pemerintah pusat bahwa aksi kekerasan oleh kelompok sipil tadi dan beberapa permasalahan
isu yang muncul di Papua, jangan menganggap sekadar melakukan kekerasan atau seolah-
olah mau keluar dari NKRI. Ini adalah akibat dari kegagalan pemerintah dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan. Karena itu, jangan menganggap bahwa kelompok-
kelompok yang pro-Indonesia/NKRI maupun kontra, jangan menganggap bahwa yang semua
itu menganggap bahwa mereka adalah orang-orang yang minta merdeka, tetapi sebenarnya
sadar tidak sadar perhatian pemerintah pusat yang belum dirasakan oleh masyarakat di
daerah. Karena itu, saya minta perhatian dari pemerintah pusat.
Dan, laporan lain masih Komite I, pemerintah maupun masyarakat Papua meminta
masalah pembangunan smelter Papua harus diseriusi dan segera dilaksanakan. Bukan saja
janji-janji karena janji-janji itu menteri-menteri atau presiden terdahulu sudah sampaikan hal
yang sama, dan masyarakat Papua bosan dengan janji-janji. Tetapi, harus ada keseriusan
karena itu berdampak kepada ada kesejahteraan masyarakat dan juga terbukanya lapangan
kerja bagi masyarakat Papua.
Dan, laporan masih dari Komite I juga, jika pemerintah mengalokasikan anggaran
atau dana desa berdasarkan populasi atau jumlah penduduk, maka rakyat Papua merasa
sangat dirugikan. Karena kalau berdasarkan jumlah penduduk, maka yang untung Pulau Jawa
dan seterusnya, Papua tidak masuk kriteria itu. Sementara, Papua punya masalah khusus,
masalah topografi dan juga demografi, tantangan pelayanan medan, dan juga kendala-
kendala lain yang sebenarnya diakomodir agar pembagian atau transfer daerah itu harus
imbang karena itu bisa menimbulkan iri hati atau kecemburuan kepada masyarakat di daerah.
Saya minta dan masyarakat juga minta Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 itu perlu
diperbaiki kembali tentang pembagian atau transfer dana desa.
Kemudian, pemerintah dan masyarakat dari Papua juga menilai bahwa pengiriman
penduduk daerah transmigrasi dianggap sebagai kiriman penduduk miskin. Sementara, Papua
adalah salah satu penduduk di provinsi di Indonesia yang angka 88% nya adalah miskin.
Lalu, kenapa pemerintah pusat harus mengirim lagi penduduk transmigrasi yang juga miskin.
Apa itu menambah persoalan di Papua? Saya minta juga dari mewakili masyarakat Papua,
kalau melakukan pengiriman masyarakat miskin perlu koordinasi dengan pemerintah daerah
setempat, jangan asal kirim. Karena kalau tidak, status orang Papua, masyarakat asli Papua
tidak akan berubah. Konsentrasi pembangunannya nanti akan tidak jelas mau ke mana seperti
apa.
Masih Komite I, usulan RUU Otsus Plus itu sangat serius dan sangat mendesak. Bagi
orang luar Papua mungkin itu biasa, tetapi bagi masyarakat Papua dan pemerintah Papua ini
terdesak. Kami Provinsi Papua mengharapkan jangan tunda lagi tahun 2016 menjadi 2017,
dan kami desak melalui DPD RI, 2016 sudah disahkan dan diselesaikan karena itu salah satu
solusi bagi permasalahan-permasalahan di Papua.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 43
Juga saya laporkan untuk Komite II, meminta status Bandar Udara Yahukimo untuk
ditingkatkan. Diharapkan mohon dukungan dari Komite II agar pembangunan, itu salah satu
infrastruktur yang bisa berdampak kepada pembangunan di daerah.
Kemudian Komite III, banyak guru dan tenaga medis meninggalkan pos di pedalaman
karena tidak tersedianya rumah dinas yang layak, dan sarana-prasarana yang tidak layak. Ini
masalah yang serius. Ditugaskan, tetapi tidak diberikan perhatian atau diberikan fasilitas
yang layak sehingga di pedalaman-pedalaman tidak mendapatkan pelayanan yang maksimal.
Kemudian, di bidang pendidikan juga, diharapkan relawan sebagai tenaga pengajar
secepatnya diganti dengan guru yang sebenarnya agar mutu pendidikan lebih baik lagi dan
fasilitas-fasiltas lainnya.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
10 menit.
PEMBICARA: YOHANES MURIB (PAPUA)
Baik, Pak Ketua.
Komite IV, melaporkan bahwa Kementerian Keuangan dan Badan Pemeriksa
Keuangan perlu melakukan pembinaan pengelolaan keuangan daerah agar dapat
meningkatkan opini audit BPK. Yang kedua, perlu ada teguran terhadap para bupati yang
belum menindaklanjuti rekomendasi BPK.
Dan, akhir dari laporan ini walaupun Komite III tidak menyampaikan, tetapi saya
mewakili empat anggota saya sampaikan, terkait dengan insiden di Tolikara. Saya laporkan
juga sekaligus kepada Pimpinan dan rekan-rekan Senator nasional, bahwa terkait dengan
insiden di Tolikara tanggal 17, sampai hari ini pihak-pihak yang diindikasikan terlibat di
dalam masalah ini sudah ditahan dan sedang dalam penyelidikan aparatur. Kami Senator dari
Papua juga menyampaikan bahwa insiden atau permasalahan ini jangan digeneralisasi ke
pihak-pihak yang lain karena oknum-oknum pelakunya sudah dalam proses hukum. Kami
dari DPD Papua juga menyatakan bahwa dengan insiden ini seluruh orang Kristen di
Indonesia maupun di luar Indonesia merasa dirugikan karena kami merasa bahwa insiden ini
orang Kristen sangat dirugikan karena kami tidak diinginkan terjadi hal ini. Karena itu, saya
juga mewakili masyarakat Papua menyampaikan atas gangguan dalam pelaksanaan ibadah
bulan Ramadhan kemarin, kami dari rakyat Papua menyampaikan mohon maaf sebesar-
besarnya kepada seluruh warga Indonesia, khususnya agama Muslim. Kiranya seperti orang
tua kami di Papua dari dulu masuk ke NKRI sampai sekarang tidak pernah ada masalah, baru
kali ini. Karena itu, mari kita sama-sama jaga keutuhan NKRI.
Sekian dan terima kasih atas penyampaian laporan dari DPD Papua. Kurang dan lebih
mungkin tutur kata saya, mohon maaf. Akhir kata, Indonesia dikenal sangat cantik dan
menawan karena cenderawasih ada di Papua.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih. Ya lewat sedikit, tetapi ada pesan-pesan. Bagus, terima kasih. Silakan
Papua Barat, terakhir.
PEMBICARA: JACOB ESAU KOMIGI, S.H., M.M. (PAPUA BARAT)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 44
Izinkan saya untuk menyampaikan hasil laporan reses Anggota DPD RI Provinsi
Papua Barat. Yang saya hormati Pimpinan DPD RI dan seluruh rekan-rekan Senator yang
berbahagia, para hadirin sekalian. Dari hasil laporan ini, ada kurang lebih 15 poin. Saya
hanya membacakan 3 bagian yang penting dan yang mengemuka dari hasil reses ini.
Yang pertama adalah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, bahwa
sampai dengan tanggal di mana kami reses, banyak kepala kampung yang belum
merealisasikan dana desa dimaksud karena belum ada juknis yang jelas dan ada rasa
ketakutan salah menggunakan dana tersebut. Sehingga, sampai dengan hari ini masih banyak
yang mengendap di rekening kepala kampung.
Yang kedua, masalah pemekaran daerah otonom baru terus masih menjadi primadona
di masyarakat karena di Provinsi Papua Barat ada 10 daerah kabupaten/kota dan Provinsi
Papua Barat Daya yang terus mengemuka. Pemerintah dan masyarakat terus sampai dengan
hari ini masih menunggu proses pemekaran itu karena itu bukan saja memperpendek rentang
kendali pelayanan, tetapi ada beberapa wilayah yang ketika itu dimekarkan akan menjadi
solusi bagi pemecahan persoalan-persoalan internal di tengah masyarakat yang sampai
dengan hari ini di beberapa wilayah setelah kami turun, ada kepala wilayah distrik yang ada
dua versi, dipimpin oleh dua kepala wilayah distrik, ada yang versi kabupaten induk dan ada
yang versi kabupaten pemekaran. Dan, terus terjadi konflik internal di masyarakat sehingga
kami merekomendasi ini menjadi poin di mana didorong oleh DPD RI untuk melakukan
terobosan dalam rangka pemekaran daerah ini dipercepat.
Yang berikut, menyangkut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang pemilihan
kepala daerah yang dilakukan serentak pada tanggal 15 Desember nanti. Bahwa, secara
keseluruhan ada delapan kabupaten di wilayah Provinsi Papua Barat yang siap untuk
melaksanakan pilkada serentak pada tanggal 15 karena seluruhnya mendapat dukungan dari
APBD pemerintah. Untuk itu, kami memberikan apresiasi kepada semua pemerintah daerah
yang sudah mendukung dan sampai saat ini tahapan pilkadanya berjalan dengan lancer.
Mungkin tiga hal itu yang dapat kami sampaikan dan selengkapnya akan kami
serahkan kepada Pimpinan. Demikian atas perhatiannya disampaikan terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih. Alhamdulillah kita sudah selesaikan 33 provinsi.
Saya mencoba mencatat kompilasi masukan-masukan menonjol. Kiranya ini akan
ditindaklanjuti pada masing-masing alat kelengkapan, khususnya komite. Pertama, dana
desa, pilkada, perbatasan, dan RTRW pada Komite I. Kemudian untuk Komite II, masalah
listrik, masalah infrastruktur, harga komoditas, kelapa sawit, karet, dan garam, kemudian
pupuk. Komite III, masalah BPJS masih hampir di beberapa daerah provinsi. Kemudian,
pendidikan, khususnya perhatian terhadap guru. Keempat, dana desa untuk Komite IV. Nah,
saya harapkan juga isu-isu menonjol ini oleh Sekretariat Jenderal coba sejauh mungkin ini
ditampung dalam pidato pengantar Ketua DPD pada besok sehingga paling tidak itu
terpublikasikan bahwa hasil reses ini kita berikan perhatian kepada presiden dalam sidang
tersebut walaupun kita tidak perlu rinci. Tolong Sesjen ya.
Baik, Sidang Dewan Yang Mulia, berdasarkan Pasal 274 Ayat (1) Huruf e Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2014, PURT menyampaikan laporan kinerja dalam Sidang
Paripurna. Untuk itu, kita memasuki agenda laporan kinerja PURT tahun 2014 – 2015.
Sebagaimana tadi kami sampaikan sebelumnya, laporan PURT disampaikan dalam sidang
yang bersifat tertutup. Apakah dapat disetujui?
KETOK PALU 2X
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 45
Baik, kami persilakan kepada Pimpinan PURT menyampaikan laporannya, dan kami
mohon kesediaan mereka yang tidak berkepentingan untuk meninggalkan ruangan ini dulu.
PEMBICARA: HABIB ALWI (KETUA PURT)
Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua Om Swastyastu Pimpinan DPD RI yang kami
hormati para anggota yang kami hormati hadirin dan hadirot yang berbahagia terlebih dahulu
mari kita ucapkan syukur Alhamdulilah kehadirat Allah SWT pada hari ini kita dapat
menghadiri Sidang Paripurna ke-14 DPD RI dan penutupan tahun Sidang 2014 - 2015 pada
hari ini dalam keadaan sehat walafiat lembar sudah ada di tangan Bapak-Bapak Ibu-Ibu
sekalian sebagai lembar laporan saya akan memperingkas saja karena setiap selesai reses
PURT memang tidak melaporkan alat kelengkapan yang lain yang melaporkan tapi PURT
melaporkan dalam laporan akhir, laporan tahunan saja dan hari ini adalah PURT melaporkan
seluruh apa-apa yang telah dilakukan selama 1 tahun Bapak-Ibu hadirin sekalian hari ini
izinkan kami atas nama seluruh anggota PURT DPD RI melaporkan hasil pelaksanaan tugas
PURT pada tahun sidang 2014 - 2015 yaitu bahwa PURT dalam menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas selama satu tahun merupakan kewajiban dan akuntabilitas kinerja PURT
DPD RI laporan pelaksanaan tugas PURT merupakan laporan tugas dengan periode waktu 1
Oktober 2014 pada saat kita dilantik sampai dengan 13 Agustus 2015, hari ini. Substansi
pokok laporan PURT DPD RI adalah berkenaan dengan capaian pelaksanaan tugas PURT
dalam lingkup tugas penyusunan 1. Kebijakan anggaran DPD RI. 2. Penyusunan kebijakan
kerumahtanggaan yang meliputi kebijakan pembukaan kantor DPD RI di ibukota propinsi
dukungan sarana dan prasarana dan kebijakan PURT DPD RI dalam pengawasan,
pengelolaan anggaran yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal DPD RI. Berkenaan dengan
pelaksanaan tugas PURT DPD RI dimaksud dapat dilaporkan sebagai berikut: Sesuai dalam
kebijakan anggaran kami laporkan bahwa pagu anggaran DPD RI tahun 2014 adalah 600
miliar sekian. Dari pagu tahun anggaran 2014 tersebut realisasi anggaran sampai dengan 31
Desember 2014 adalah sebesar 605 miliar sekian. Jadi kurang lebih sekitar 90,35% capaian
yang sangat baik pada tahun anggaran 2014 terutama atas ketaatan kami ulangi atas ketaatan
terhadap pengelolaan keuangan negara baik yang ditetapkan oleh pemerintah atau pun
pengelolaan anggaran internal DPD yang bertujuan untuk akuntabilitas keuangan DPD RI
kembali memperoleh hasil penilaian tertinggi di Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan
keuangan lembaga negara atau pemerintah wajar tanpa pengecualian, WTP. Atas capaian
tersebut sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2014 9 tahun berturut-turut DPD RI selalu
memperoleh opini tertinggi dari BPK RI hal ini tentu harus terus kita pertahankan dan
membutuhkan dukungan dari kelembagaan DPD RI. Untuk tahun 2015, pagu definitif kita
yang ditetapkan pada bulan September 2014 adalah sebesar 763.893.352.000 rupiah.
Selanjutnya pada Februari 2015 pemerintah menetapkan besaran tambahan anggaran melalui
APBNP sebesar 375 miliar sehingga pagu DPD RI pada tahun 2015 yang kita jalani ini
menjadi sebesar satu triliun 138 miliar 893 2 ribu rupiah sampai dengan 31 bulan kemarin
realisasi anggaran DPD RI tahun 2015 baru sampai 300 miliar 300 30 juta 9 90 2000 21
rupiah atau 30 2,9 26 persen mungkin pertanyaannya kok rendah sekali secara umum masih
rendahnya realisasi anggaran DPD RI tahun 2015 adalah karena beberapa faktor eksternal
misalnya adanya kebijakan penghematan perjalanan dinas atau meeting konsinyering bagi
seluruh kementerian atau lembaga dan terlambatnya realisasi APBN-P DPD RI tahun 2015
yang meskipun tambahan anggaran telah ditetapkan pada bulan Februari namun baru dapat
dilaksanakan pada akhir bulan april 2015 mengingat alokasi tambahan anggaran kegiatan
pada APBNP harus melalui repti dan persetujuan dari BPKP selain itu realisasi pengadaan
barang dan jasa terutama pembangunan gedung kantor DPD RI di 3 provinsi yaitu NTT,
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 46
Jogja akan Kalimantan Tengah baru dimulai pada bulan Juni 2015 namun demikian PURT
DPD RI optimis bahwa realisasi anggaran DPD hingga akhir tahun 2015 dapat mencapai 80
% seiring dengan capaian tugas yang dilaksanakan oleh alat kelengkapan DPD dan
Sekretariat Jendral DPD sedangkan berkenaan dana alokasi pagu DPD untuk tahun anggaran
2016 pemerintah telah menetap kan pagu sementara pagu tahun 2016 adalah satu triliun 69
miliar 500 69.594.539.000 rupiah salah satu dasar penetapan alokasi pagu kementerian atau
lembaha tahun 2016 adalah didasarkan pada alokasi pagu definitif tahun anggaran 2015 dan
data realisasi anggaran dimaksud pada tahun anggaran 2014 maka jika dibandingkan pagu
definitif kita di luar APBNP tahun 2015 yang sebesar 763 miliar sekian maka pagu anggaran
tahun 2014 mengalami sebesar 305 miliar sekian berarti 40,02 persen namun demikian pagu
anggaran DPD tahun 2016 dipandang masih belum memadai sehingga perlu diusulkan
penambahan mengingat saat ini proses penetapan pagu baru pada penetapan pagu anggaran
sementara maka perlu ada komunikasi politik atas usulan penambahan pagu tahun 2016
tersebut harus menjadi prioritas utama Pimpinan DPD RI dan PURT DPD RI Tahun Sidang
2015 - 2016 untuk dilakukan pendekatan secara politik terhadap pihak legislatif yaitu Komisi
III DPR RI dan Badan Anggaran DPR RI serta kepada eksekutif dalam hal ini kementerian
keuangan dan kementerian Bappenas untuk dapat menyetujui usulan penambahan anggaran
DPD RI tahun 2016 secara proporsional dan memadai Bapak-Ibu hadirin sekalian berkenaan
dengan kebijakan kerumahtanggaan DPD RI Tahun Sidang 2014 - 2015 PURT DPD RI
memprioritaskan pada lanjutan proses pembentukan kantor DPD RI Ibukota Propinsi dan
optimalisasi dukungan sarana dan prasarana di gedung kantor di ibukota negara dalam rangka
pembentukan dan pengelolaan kantor DPD RI di ibukota propinsi PURT DPD RI Tahun
Sidang 2014 - 2015 melakukan kegiatan supervisi dan monitoring pembentukan dan
pengelolaan kantor DPD RI yang bertujuan untuk 1.
Komunikasi politik Anggota PURT DPD RI dengan pemerintah daerah khususnya gubernur
ketua DPRD dan sekretaris daerah untuk dukungan hibah tanah dalam rangka pembangunan
gedung kantor DPD RI di daerah yang berasal dari dana APBN 2. Mendorong pemerintah
daerah untuk segera menerbitkan surat keputusan gubernur yang menyatakan hibah tanah
pembangunan 3. Menginventarisir kebutuhan untuk optimalisasi pengelolaan kantor
sementara DPD RI di ibukota provinsi yang dilaksanakan oleh penanggung jawab atau
kepala kantor hingga tahun 2014 masih terdapat hambatan dalam upaya pembentukan kantor
DPD ibukota propinsi khususnya untuk pembangunan gedung kantor permanen DPD RI di
ibukota provinsi meskipun amanat pembentukan kantor telah ditegaskan kembali dalam pasal
22 ayat 4 pada tahun anggaran 2014 alokasi anggaran untuk pembangunan gedung kantor
permanen DPD RI telah dialokasikan oleh pemerintah 3 provinsi Sumatera Selatan DI
Yogyakarta Nusa Tenggara Timur dalam perkembangannya yang dapat direalisasikan
pembangunan pada tahun 2014 hanya di provinsi Sumatera Selatan dan telah selesai
pembangunannya pada bulan Desember 2014 tinggal kita menunggu diresmikannya itulah
kantor pertama kali DPD RI di daerah yang akan diresmikan diharapkan bisa diresmikan
secepatnya dan dihadiri oleh semua anggota DPD RI terima kasih semua di sisi lain untuk
provinsi Yogyakarta pembangunan tidak terealisasi karena terkendala administrasi
penyelesaian hibah berupa penghapusan aset tanah dan pelelangan (...) DIY tidak dapat
selesai sehingga tidak untuk dilakukan pada tahun 2014 sedangkan di propinsi NTT
terkendala karena tidak ada pemenang lelang hingga 3 kali lelang ulang tidak ada
pemenangnya alasan tidak ada pemenang dalam pelelangan di provinsi NTT adalah
mengingat harga penawaran yang diajukan peserta tender melebihi harga penawaran sendiri
HPS yang ditetapkan panitia pengadaan adapun HPS untuk nilai pembangunan gedung
kantor permanen DPD RI di ibukota Kementerian provinsi disusun berdasarkan perhitungan
teknis dari Kementerian PU untuk tahun 2015 sesuai alokasi anggaran yang akan dilakukan
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 47
pembangunan gedung kantor DPD RI di 3 Provinsi dan ini dananya dalam kondisi stand by
yaitu Yogyakarta NTT dan Kalimantan Tengah peletakan batu pertama ground breaking
pembangunan kantor di Yogjakarta dan NTT telah dilakukan pada bulan Juni 2015 dan
diharapkan pada bulan Desember 2015 pembangunan dapat diselesaikan seiring dengan
berjalannya proses pembangunan gedung kantor DPD RI di Ibukota Provinsi, PURT DPD RI
bersama dengan sekjen juga mempersiapkan perangkat sistem pendukung kantor di ibukota
propinsi yang dijalankan dalam bentuk operasionalisasi dan pengelolaan kantor sementara
DPD RI di ibu kota provinsi secara simultan dipersiapkan juga personil dan model
operasional kegiatan anggota DPD RI di daerah yang berlangsung di kantor sementara di
ibukota propinsi seiring pula dengan terus dilakukan komunikasi indikasi politik yang intens
untuk penyiapan tanah pembangunan gedung kantor permanen dibeberapa ibukota provinsi
lain desa kalianhadirin sekalian para rekan-rekan Senatoryang berbahagia PURT pada masa
sidang 2015-2016 juga sedang memperjuangkan penyelesaian administrasi dengan hibah dari
seluruh melalui komunikasi politik dan pemerintah daerah sehingga diharapkan kantor DPD
RI dapat terwujud di 33 provinsi sesuai dengan amanat Undang-Undang no 17 tahun 2014 di
sisi lain PURT juga hendak melakukan komunikasi politik dan memberikan pemahaman
kepada pemerintah dan DPR agar anggaran untuk pembangunan di kantor DPD tetap tersedia
pada Pagu anggaran DPD tahun 2016 agar tidak dihapuskan atau di blokir sehingga secara
bertahap kantor DPD RI kota provinsi dapat Pimpinan DPD yang terhormat, anggota DPD
yang terhormat dan yang berbahagia dalam upaya untuk optimalisasi pelaksanaan tugas dan
fungsi DPD RI yang dilaksanakan oleh anggota DPD RI dan alat kelengkapan DPD RI
PURT pada tahun 2015 telah merumuskan beberapa tambahan volume kegiatan dan kegiatan
baru yang telah dialokasikan dalam APBN-P tahun 2015 dan di alokasikan pula pada tahun
2016 apa saja tambahan-tambahannya diskusi yang pertama kegiatan diskusi anggota DPD
RI di kantor DPD RI di kota provinsi semula kosong menjadi 3 kali setahun peranggota 3
kali setahun peranggota bisa melakukan kantor DPD RI di ibukota provinsi kegiatan baru ini
yang kedua rapat kerja anggota DPD RI dengan pemangku kepentingan daerah dalam rangka
konsolidasi percepatan pembangunan daerah awalnya kosong menjadi 2 kali pertahun
perprovinsi kegiatan baru 2 kali pertahun baik dalam muslembang atau apapun silakan yang
ketiga kunjungan Anggota DPD RI ke daerah pemilihan dan daerah pemilihan lainnya pada
masa sidang di kota negara semula 8 kali pertahun peranggota menjadi 12 kali pertahun
peranggota penambahan kegiatan volume meliputi 10 kali ke daerah pemilihan masing-
masing dari 2 kali ke daerah pemilihan lainnya yang dibuktikan dengan surat undangan yang
keempat biaya publikasi kegiatan anggota DPD RI dimedia daerah diketahui juga yang
semula 25 juta pertahun peranggota menjadi 60 juta pertahun peranggota berarti penambahan
volume kegiatan yang kelima dialog interaktif talkshow anggota DPD RI di media elektronik
daerah yang semula 25 juta pertahun peranggota menjadi 60 juta pertahun peranggota
penambahan volume kegiatan dan yang keenam staf ahli anggota DPD RI di ibukota negara
yang tadinya satu orang menjadi 2 orang penambahan Bapak-Ibu hadirin sekalian yang kami
muliakan pada tahun sidang 2014 - 2015 PURT telah melaksanakan tugas dan fungsi sesuai
amanat Undang-Undang dan peraturan DPD RI tentang tata tertib namun demikian masih
terdapat beberapa prioritas materi yang harus dilanjutkan pada periode PURT DPD RI tahun
sidang selanjutnya beberapa substansi yang masih harus dilanjutkan prosesnya pertama
berkenaan dengan pembentukan kantor DPD RI di ibukota provinsi terdapat 2 substansi yang
harus dilanjutkan yang pertama pembentukan kantor permanen berupa pembangunan gedung
kantor DPD RI dan yang kedua lanjutan pengelolaan kantor sementara penyelesaian kantor
permanen DPD RI selesai dibangun komunikasi politik DPD RI dan PURT periode
mendatang harus terus dilakukan untuk lebih memberi pemahaman kepada DPR RI atas
urgensi pembangunan kantor permanen di ibukota provinsi sesuai amanat Undang-Undang
nomor 17 tahun 2014 mengingat adanya tuntutan dari pemerintah propinsi yang telah
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 48
menghibahkan tanah kepada DPD RI agar tanah tersebut dibangun gedung kantor DPD jika
tidak ada langkah nyata dari DPD RI maka pemerintah propinsi telah menyatakan akan
menarik kembali tanah yang telah dihibahkan untuk itu komunikasi politik tentang
penambahan anggaran pembangunan gedung kantor DPD RI di ibukota propinsi perlu
mendapatkan perhatian utama yang kedua proses penyusunan anggaran DPD RI untuk tahun
anggaran 2016 masih pada tahap penyusunan pagu anggaran sementara sebagaimana telah
disampaikan sebelumnya bahwa pagu anggaran DPD masih belum optimal untuk
melaksanakan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan wewenang DPD RI selain itu usulan
tambahan anggaran yang berkenaan dengan rencana pembangunan gedung kantor di ibukota
negara hal ini harus menjadi catatan utama pimpinan DPD RI dan PURT tahun sidang
berikutnya untuk juga di lakukan bukan pendekatan secara politik pad apihak legislatif yaitu
Komisi III DPR RI dan Badan Anggaran serta pihak eksekutif Kementerian Keuangan dan
Kementerian PPN Bapenas dan yang ketiga adanya kebutuhan pembangunan kantor DPD RI
di ibukota negara didasarkan pada kebutuhan bahwa hingga saat ini DPD RI periode 2004-
2014, 2014 sampai hari ini belum memiliki kantor permanen ruang kerja anggota DPD RI
ruang persidangan paripurna Paripurna DPD RI yang representatif belum punya pimpinan
DPD RI dan PURT tahun sidang berikut perlu terus memperjuangkan hal ini agar sosok
kelembagaan DPD RI dapat lebih secara nyata dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
khususnya pada pembahasan penataan komplek parlemen Senayan yang dikoordinasikan
oleh DPR RI Kelima pembahasan dan kementerian terkait mengenai standar-standar biaya
yang sudah tidak sesuainya dengan kekinian dan menjadi keluhan anggota DPD RI misalnya
standar biaya perjalanan dinas, hotel, dan lain sebagainya dalam rangka pelaksanaan tugas
dan fungsi DPD RI itu pun harus perlu jadi perhatian hadirin sekalian apa yang telah
dihasilkan pada tahun 2014 - 2015 adalah upaya optimal yang bisa dilakukan oleh PURT
DPD RI mengingat kebijakan anggaran dan kerumah tanggaan DPD RI kaitannya aturan
perundang undangan yang mengikat di luas di atasnya seperti peraturan pemerintah,
peraturan menteri dan lain sebagainya maka dalam setiap pengambilan keputusan PURT
selalu berupaya berpedoman pada aturan ini hal ini agar akuntabilitas pelaksanaan kebijakan
anggaran dan kerumahtanggaan dapat dilaksanakan secara tepat dan benar mengakhiri
laporan kinerja PURT tahun 2014 - 2015 ini PURT DPD RI menyampaikan penghargaan
yang seperti kepada pimpinan DPD RI alat kelengkapan DPD RI atas kerjasama yang baik
sehingga pelaksanaan tugas PURT DPD RI tahun sidang 2014-2015 dapat berjalan dengan
baik kami juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada jajaran sekjen atas dukungan
teknis administrasif dan keahlian yang di kepada PURT DPD RI tahun sidang 2014- 2015
sehingga seluruh tugas dapat dilaksanakan dengan optimal sesuai dengan ketentuan
pengelolaan keuangan negara demikian laporan kami Jakarta 13 Agustus pimpinan panitia
urusan rumah tangga Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Habib Ali ketua
ditandatangani H. Novi Candra wakil ketua ditandatangani dan Fabian Richard Sarundajang
ditandatangani terima kasih, Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh. Jangan lupa
doanya
PIMPINAN SIDANG : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada Ketua PURT, dan harapan kami juga kiranya Pimpinan PURT
secara terus menerus mengingatkan Anggota PURT untuk terus menerus
mengkomunikasikan keputusan-keputusan atau isu-isu yang dibahas oleh PURT dengan
anggota provinsi lainnya. Sebaliknya, anggota provinsi lainnya juga tidak perlu segan-segan
untuk terus memonitor perkembangan hal-hal yang diputuskan atau dibicarakan oleh PURT.
Sidang yang kami muliakan, sebelum melanjutkan sidang kami nyatakan sidang
paripurna bersifat terbuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. Setuju?
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 49
KETOK 2X
Sebagai rangkaian akhir dari agenda sidang paripurna terdapat beberapa hal yang
perlu kami sampaikan. Saya tidak perlu baca secara rinci ya, saya selesaikan dulu ini. Saya
tidak perlu baca tapi poin-poinnya saja karena waktunya sudah sangat ini. Ada catatan terkait
tadi Tolikara, kiranya pemerintah tuntas menyelesaikan ini. Kemudian terkait masuk musim
kemarau kita harapkan pemerintah mengambil peran yang langkah-langkah yang lebih
terarah dan komprehensif strategis. Kelangkaan daging sapi di pasaran, juga agar pemerintah
melakukan evaluasi kebijakan produksi BBM jenis pertalite. Kemudian program-program
sosial kemasyarakatan seperti BPJS tadi banyak sekali disebutkan termasuk listrik tadi itu
disampaikan.
Sidang dewan yang mulia, kita juga disini menghimbau agar pemerintah memberikan
perhatian yang serius untuk mensinergikan lembaga penegak hukum dan melakukan tindakan
untuk anti kriminalisasi seperti yang banyak dipraktekan dewasa ini, mengambil tindakan
tegas terhadap pelaku narkoba, kasus narkoba. Berikut terkait pilkada, tadi sudah banyak
disampaikan dan kita harapkan tadi sudah disampaikan ada 10 jago kita dari Anggota DPD
yang ikut, kita doakan semoga mereka berhasil karena ini berhasil akan sedikit banyak
merubah potret wajah dari DPD baik secara internal maupun nanti dalam komunikasi kita
membangun hubungan dengan pemerintah daerah. Bayangkan ada 10 pemerintah daerah
kalau berhasil tentu di tempat-tempat itu tentu porsi DPD akan mendapat tempat yang lebih
baik lagi. Kemudian kami menyampaikan nanti kalau diperlukan untuk membantu rekan-
rekan saya baru terima bahan-bahan dari Mendagri nanti kita akan perbanyak yaitu dukungan
Pemda dalam mensosialisasikan pilkada serentak. Cuma di sini ada kekeliruan, kalau ada
yang pernah sudah dapat tadi saya sudah koreksi tadi kepada Menteri Dalam Negeri, ini ada
kesalahan yang prinsip, “Petahanan dilarang melakukan penggantian pejabat 6 bulan sebelum
masa jabatannya berakhir” juga “Petahanan dilarang menggunakan program kegiatan pemda
untuk kegiatan pemilihan 6 bulan sebelum masa jabatannya berakhir.” Kata masa jabatan
berakhir itu prinsip sekali, karena ada yang masa jabatannya berakhir pada bulan Juni 2016,
berarti Desember dia masih bisa melakukan. Tadi saya sudah ingatkan Mendagri untuk
segera koreksi ini, bukan sebelum berakhir masa jabatannya tapi sebelum pilkada itu sendiri.
itu yang tidak boleh dilakukan penggantian pejabat dan menggunakan program kegiatan
pemda untuk pemilihan tersebut. Kemudian ada yang lebih teknis lagi di sini termasuk
dukungan pengamanan. Ini nanti saya minta sekretariat untuk diperbanyak dan kemarin
sudah disepakati juga untuk Komite I menyusun program pengawasan yang melibatkan
seluruh anggota kembali ke daerahnya masing-masing pengawasan atas pelaksanaan pilkada
Komite I yang menjadi ini untuk menjamin pelaksanaan pilkada yang luber.
Sidang dewan yang mulia, selama Tahun Sidang 2014-2015 DPD menghasilkan
keputusan terkait konstitusionalnya yaitu 1 RUU, 20 hasil pengawasan, 4 pertimbangan
terkait anggaran, 2 usulan Prolegnas DPD. Di tahun sidang ke depan kami minta agar seluruh
Anggota DPD dapat meningkatkan produktifitas kerjanya agar target kerja tahun ini dapat
tercapai. Apa yang disampaikan oleh Senator dari Sulawesi Tenggara tadi Pak Abdul Jabbar
kiranya akan menjadi perhatian kita. Saya juga mendapat masukan dari Senator Pak Ghazali
dari Aceh untuk mengingatkan teman-teman kiranya bisa bersabar untuk tidak
mengakibatkan ada bangku provinsi yang sama sekali kosong. Minimal tolong ada yang jaga
supaya jangan sampai bangku dan kursi itu diambil orang. Kemudian berikut, kemarin kami
di Panmus sudah menyetujui ada 1 RUU yang sekarang sudah disiapkan oleh Komite IV, kita
ini untuk menjamin hasil kerja kita kinerja kita itu betul-betul keluar pada waktunya supaya
ini bisa sampai ke DPR. Kami mohon kesediannya besok kita sepakati Pak PPUU, Pak Pasek
tanggal 18 besok tolong diagendakan dulu untuk menyelesaikan RUU yang sudah
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 50
disampaikan oleh Komite IV kepada PPUU untuk harmonisasi. Apabila sudah selesai di situ
maka RUU ini akan disahkan pada tanggal 19 ya Pak? Iya paripurna. Jjadi kalau ini sudah
tuntas kita punya selesaikan, jadi mohon pengertian ini, tadi kemarin sudah kita putuskan
bersama. Kami juga Pimpinan dan kita menyampaikan terima kasih kepada senator yang
mengikuti Muktamar NU di Jombang masing-masing Pak Muqowam, Pak Abdul Kadir
Kartono kemudian Pak Habib juga ya? Kemudian Pak Beni Ramdani. Akhirnya berhasil
mengeluarkan satu rekomendasi NU benar-benar sangat bagus sekali untuk mendukung
amandemen bagi peningkatan penguatan kewenangan DPD. Kita menyampaikan terima
kasih kepada teman-teman, juga teman-teman yang mengikuti Muktamar Muhammadiyah
untuk menindaklanjuti surat dari pimpinan, kami membuat surat kepada NU, kepada
Muhammadiyah juga untuk melakukan yang sama walaupun tidak eksplisit tapi
Muhammadiyah juga sudah mencantumkan juga secara implisit mendukung adanya jihad
konstitusi, salah satunya itu istilahnya, juga kepada Matlaul Anwar, Pak Kyai Sadeli. Mudah-
mudahan pasti kita perlu terpilih kembali bapak? Selamat sudah terpilih kembali dan juga
ada poin rekomendasinya. Kita sampaikan terima kasih semua. Besok akan ada tiga
rangkaian acara mulai jam 08.00 itu pidato presiden, pidato kenegaraan di depan Sidang
MPR, kemudian 09.30 Sidang Bersama DPR, DPD, yang giliran DPD sebagai pelaksana dan
ketiga Sidang DPR tentang nota keuangan. Kita semua ikut dan untuk menjamin kehadiran
kita yang seoptimal mungkin sudah diatur agar mulai besok, eh malam ini ya semua
menginap di hotel yang sudah sudah disediakan, karena kenapa? Karena sukar di bisa
dijamin apalagi teman-teman dengan kondisi lalu lintas ini bisa sampai tepat waktu pada jam
07.30 di sini. Jadi mohon masing-masing komite sudah diatur kita menginap di tempat yang
telah disediakan. Kemudian besok juga mengenai tempat duduk. Mohon besok walaupun
tempat duduk itu sudah diatur pembagian orang-orangnya tapi begitu menjelang acara
dimulai mohon kita isi yang di depan, jangan sampai terlihat ada kosong yang di depan
apalagi kalau kosongnya itu sampai banyak, begitu. Jadi mohon pengertian besok kita kita
mau menunjukkan besok itu DPD hadir secara optimal.
Berikut kami sampaikan juga beberapa yang kita diputuskan dalam Rapat Panmus
pertama tentang agenda Sidang Paripurna ke-2 tanggal 19 Agustus nanti. Pertama, penetapan
keanggotaan alat kelengkapan. Nah kami sampaikan berdasarkan tata tertib Pasal 36 Ayat 5-
7, sifat keanggotaan itu sudah dibagi periodenya, empat periode karena 4 anggota, periode
Pertama, itu Tahun Sidang I dan II. Jadi praktis sebenarnya belum ada pergantian
keanggotaan pada tahun sidang kedua ini karena digabung, untuk itu dan seterusnya begitu.
Namun tidak mengurangi hak dari provinsi apabila akan mengajukan. Oleh karena itu kami
mohon masing-masing provinsi apabila akan mengajukan perubahan itu mohon disampaikan
sebelum tanggal 19, artinya tidak akan kita ubah, itu hak ada pada provinsi. Kalau ini
disampaikan maka pimpinan akan menetapkan keanggotaan alat kelengkapan yang berubah.
Kalau tidak berubah berarti tetap. Agenda kedua, pengesahan pimpinan alat kelengkapan
merujuk kepada Pasal 38 Ayat 4, masa kerja ini alat kelengkapan adalah satu tahun sidang,
memang ini ternyata tidak sinkron, ini adalah sebenarnya waktu itu ada kekeliruan tapi
karena tertera seperti itu maka kita harus patuhi. Namun ada semacam kesepakatan kita akan
diutamakan masing-masing alat kelengkapan itu yang perlu ditanyakan apakah sepakat
melakukan perubahan. Artinya, kalau alat kelengkapan yang bersangkutan sepakat, oke kami
tidak akan berubah lanjutkan saja, pimpinan tinggal datang, lanjutkan pimpinan alat
kelengkapan tersebut tapi kalau akan ada pergantian oke diserahkan silakan diproses untuk
pergantian pimpinan. Nah ketiga adalah pengesahan RUU Perkoperasian. Jika telah disahkan
oleh PPUU pada bersama di Komite IV dalam sidang tanggal 18.
Yang berikut akan ada dialog nasional dengan menghadirkan tokoh-tokoh daerah.
Nanti TORnya akan dibagi kepada masing-masing daerah untuk dipelajari, direncanakan
pada tanggal 1 Oktober atau sekitar itu tapi bertepatan dengan hari ulang tahun DPD yang
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 51
ke-11. Untuk yang berikut tentang jadwal, jadi ada perubahan tentang jadwal harian, jadwal
mingguan. Jadi kembali menggunakan pola seperti sebelumnya yaitu pada hari senin, selasa,
rabu setengah hari itu hari komite, termasuk Pansus rabu, setengahnya rabu siang sampai
kamis itu alat kelengkapan lain. Kemudian jumat, Panmus, internal provinsi termasuk PPUU.
Jadi mohon ini kita menyesuaikan tapi tentu ini berlaku pada masa sidang berikutnya.
Kemudian disetujui pula tentang kegiatan pada waktu ada namanya Rakerda tadi yang
disinggung, itu kalau dilaksanakan pada masa reses itu tetap akan diperhitungkan sebagai
kegiatan perjalanan tersendiri sepanjang masa hari sisa resesnya itu masih ada. Itu bisa
diperhitungkan. Nah jadi mohon kepada rekan-rekan ini untuk tidak lagi, salah satu yang
dikomplain waktu di Jambi. Saya bilang haknya harus dikasih kepada anggota karena dia
sepanjang masih ada sisa hari yang dia gunakan karena yang dihitung hanya 20 hari, 20 hari
itu dianggap dia sudah berada kembali di Jakarta. Jadi kalau dia kembali ke daerah dianggap
anggota itu kembali ke daerah. Berikut juga disepakati istilah rakerda. Jadi masukan dari
teman-teman senator dari Sulawesi Selatan sangat kritis, menggunakan istilah rakerda itu
sangat sifatnya struktural mengikat. Jadi sementara yang kita lakukan tidak bisa, apalagi ini
dikhawatirkan akan nanti saling.. Jadi akhirnya sepakat kemarin kita jadi kita tidak lagi
mengunakan istilah rakerda tapi juga tidak menggunakan konsolidasi seperti di dalam
program anggaran, kita sepakat menggunakan istilah sinkronisasi. Namun untuk tidak
menyimpang dari tatib Pak Iqbal, itu harus diberi label rapat koordinasi. Jadi karena tatibnya
tidak ada rapat sinkronisasi, rapat koordinasi sinkronisasi aspirasi daerah. Jadi kurang lebih
kalau disingkat RKS Asda bukan rakerda, kalau disingkat.
Kemudian dalam hal ini sudah ada jadwalnya kita tetap usahakan kalau bisa mohon
anggota menyesuaikan sehingga kami bisa estafet ke mana-mana ke daerah yang perlu
dikunjungi. Nah tadi banyak tadi ada beberapa laporan yang masuk terkait dengan masalah
keamanan, terutama dalam pelaksanaan pilkada, termasuk dengan Aceh. Saya sendiri akan ke
Aceh. Saya tambahkan, selain acara rapat koordinasi sinkronisasi, keluar itu saya karena
secara pribadi latar belakang itu, saya undang pimpinan aparat keamanan untuk memberikan
pengertian agar mereka serius dalam menjamin keamanan pilkada yang luber. Itu beberapa
hal yang kami lakukan dewasa ini, tadi ada yang mau interupsi. Sebelumnya saya mau kasih
Ibu. Silakan.
PEMBICARA: GKR HEMAS (WAKIl KETUA DPD )
Ya terima kasih, Pak Farouk.
Mungkin saya akan menyampaikan karena ini sudah cukup lama dan nanti pada saat
terjadinya bencana alam selalu yang dikejar saya. Tetapi, sampai hari ini karena kita sudah
menyetujui dan mengesahkan pedoman pengelolaan dana bantuan kemanusiaan untuk korban
bencana, itu keputusan pimpinan bukan keputusan paripurna waktu itu memang sudah
menyetujui di dalam Sidang Panmus. Sedangkan, perbaikan isi substansinya memang
besaran iuran waktu itu masih bermacam-macam, ada yang saya mengusulkan 500, tetapi ada
yang mengatakan 1 juta. Jadi, ini keputusan tentu secepatnya supaya kami bisa langsung
memotong dari gaji Bapak-Ibu sekalian, supaya terkumpulnya langsung di bendahara di
bagian keuangan. Ini yang biasa kami lakukan, kalau dulu 250, sekarang mungkin akan kita
potong 500, tetapi 250 saja pada waktu itu teman-teman sudah begitu gajian hari pertama
langsung bersih itu uangnya, sudah ditarik semua. Nah, ini kita berharap karena ini sukarela
dan tentu sudah diputuskan untuk dana bantuan bencana alam, jadi ini juga menjadi satu
tanggung jawab kita bersama untuk daerah kita masing-masing. Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 52
Baik, terima kasih. Ada yang interupsi tadi, mohon menyesuaikan waktunya.
PEMBICARA: Ir. RIA SAPTARIKA, M.Eng. (KEP. RIAU)
Ya, Saya pimpinan.
Baik, Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pimpinan yang saya hormati dan rekan-rekan yang berbahagia, saya ingin
mempertanyakan terkait pilkada dan hak anggota, Pimpinan. Tadi staf saya, ini juga
mewakili tentu sepuluh rekan-rekan yang juga maju di pilkada, staf saya menyampaikan
bahwa sejak pengajuan pemberitahuan maju kepada pilkada daerah, bahwa hak anggota,
khususnya hak anggota perseorangan, apakah itu tadi dialog interaktif, lalu kemudian media,
dan juga SPPD perorangan itu sudah tidak bisa lagi diterima. Nah, padahal kan status
hukumnya belum ada atau payung hukumnya belum ada. Demikian, Pimpinan. Mohon
penjelasan dan kebijakannya. Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih.
Untung saya tadi memang sudah saya siapkan, saya lupa tadi. Jadi, Peraturan KPU
No. 12 Tahun 2015 memang menyatakan mengundurkan diri itu tidak dapat dicabut kembali
setelah ditetapkan. Nah, di sini berbicara pengunduran diri boleh saja secara administratif.
Tetapi, berdasarkan Undang-Undang Nomor 17, saya bacakan Pasal 311, “Anggota DPD
yang berhenti antar waktu sebagaimana dimaksud Pasal 307 digantikan oleh calon anggota
DPD yang memperoleh suara paling banyak urutan berikutnya. Ini menggambarkan tidak ada
kekosongan, jadi anggota DPD yang sekarang mengundurkan diri akan mau kepada pilkada
itu secara administratif itu menunggu keputusan. Jadi dengan demikian, tadi saya sudah
bicara dengan staf memastikan hak-haknya itu masih tetap melekat. Kami tidak tega melepas
kalian, tetapi yang menyangkut kegiatan-kegiatan operasionalnya mohon juga tidak hanya
tanda tangan, jadi betul-betul harus ikut.
Baik, saya pikir cukup jelas semua. Demikianlah kita melalui seluruh agenda hari ini.
Sebagai penutup, mari kita berdoa bersama agar waktu-waktu ke depan dapat berjalan
dengan yang baik. Berkenaan dengan itu, silakan.
PEMBICARA: Prof. Dr. JOHN PIERIS, S.H., M.S. (MALUKU)
Kemarin saya ikut rapat Panmus, tetapi tidak ada kesempatan menyampaikan
pemikiran dari Pansus MD3. Kami meminta supaya Pimpinan serius untuk melobi Pimpinan
MK supaya putusan MK 79 itu segera diturunkan sebab agak kesulitan Pansus MD3 untuk
merampungkan tugas-tugas itu, juga Tim Litigasi. Jadi, kalau boleh 1 atau 2 minggu ini bisa
bertemu dengan Pimpinan, maka saya kira tidak salah. Bukan intervensi, tetapi ini untuk
kepentingan kita. Itu satu.
Kedua, kalau saya mengikuti setiap laporan daerah dalam Sipur itu, anggaran
kesehatan kita itu sesuai dengan Undang-Undang Pokok Kesehatan itu paling sedikit 5%.
Kalau DPD mengusulkan paling sedikit 15%, luar biasa. Sangat riskan kalau hanya 5% dari
APBN dan APBD. Paling sedikit bidang kesehatan itu 15% dari APBN dan APBD, Pak.
Kalau ini bisa masuk dalam pidato Ketua besok, itu menarik.
Yang ketiga, bagi provinsi kepulauan dan kelautan, saya kira perlu ada upaya serius
dari Pimpinan DPD untuk mengusulkan ada indeks kemahalan konsumsi, konstruksi, dan
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 53
transportasi. Sebab jika tidak, seperti di Papua itu semen bisa 500 ribu persak. Maluku juga
seperti itu. Sangat merugikan, sangat menciptakan penderitaan yang sangat struktural
terhadap daerah-daerah yang ada di sana. Nah, dalam rangka itu, Pak Pimpinan, Ibu
Pimpinan, tidaklah salah kalau kita mengingatkan lagi negara ini, pemerintah ini untuk
menoleh ke bagian wilayah kita yang tertinggal karena geografis kepulauan dan kelautan,
tidak salah kalau kita mengusulkan Rancangan Undang-Undang Otonomi Khusus Provinsi
Kepulauan dan Kelautan lagi. Sebab jika tidak, sisa penderitaan itu akan tetap menganga,
akan tetap menganga, Pak. Tidak bisa disamakan dengan kontinental, sama sekali tidak bias.
Kalau ini tidak diseriusi, agak sulit, Pak Ketua. Saya di beberapa daerah mengatakan bahwa
NKRI bukan harga mati, NKRI harga yang bisa ditawar. NKRI harga mati jika keadilan
sosial itu juga harga mati. Kan logika politik begitu. Jadi, kalau mau harga mati NKRI, kita
persoalkan supaya keadilan juga harga mati. Jikatidak, akan terjadi gerakan-gerakan separatis
yang muncul di berbagai daerah. Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih masukannya. Yang pertama.
PEMBICARA : Drs. H. GHAZALI ABBAS ADAN (ACEH)
Pimpinan, dari apa yang disampaikan Prof. John tadi, kalau memang besok ada pidato
resmi dari pimpinan kita di sidang tahunan itu juga ini perlu disampaikan, tadi keluhan
teman-teman dari Papua sekaitan dengan dana desa misalnya kan, jangan disamakan dengan
suasana di Pulau Jawa ini jumlahnya, karena sekaitan dengan rumitnya komunikasi di
daerah-daerah seperti di Papua dan daerah kepulauan seperti kata Prof. Jhon tadi. Ini juga
perlu ada ketegasan dari juru bicara kita besok di sidang tahunan, ini tambahan dari saya Pak.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih.
Mengenai MK, saya sudah minta Sekretaris Jenderal supaya membuat surat kepada
Pimpinan MK. Saya mau minta bersama Pimpinan Pansus kita audensi ke sana. Terima kasih
mengingatkan.
Berikut soal anggaran kesehatan. Kita akan coba kalau desa nanti kita lihat saya
bersama tim untuk mempelajari itu. Kalau kepulauan mungkin sementara minimal merujuk
Udang-Undang No. 23 karena ada 3 sumber anggaran di sana, perbesar DAU, ada DAK yang
khusus kemudian ada lagi tambahan satu dana percepatan. Mungkin PPnya ini yang perlu
kita kejar dulu sebelum nanti. Terima kasih masukannya Prof, terima kasih masukannya Pak
Gazali.
Selanjutnya kami persilakan Senator Pak Jamalia untuk pimpin doa. Silakan.
PEMBICARA : H. ABU BAKAR JAMALIA (JAMBI)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Pimpinan DPD RI, rekan-rekan para senator serta Sekjen dan
Wakil Sekjen beserta ini. Sebelum kita menutup Sidang Paripurna ke-14 Masa Sidang IV
Tahun 2015, mari bersama-sama kita berdoa untuk mengucapkan syukur atas kegiatan kita
yang telah kita laksanakan selama Masa Sidang IV ini. Izinkan kami memandu pembacaan
doa ini menurut agama Islam dan bagi Saudara-saudara saya yang beragama lain dapat
SIDANG PARIPURNA KE-14 DPD RI MS IV TS 2014-2015
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 54
menyesuaikan dan berdoa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing. Mari kita awali
dengan Al Fatihah.
[BERDOA DALAM BAHASA ARAB]
Ya Allah ya Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji hanya
milik-Mu ya Allah, segala rahmat dan kenikmatan adalah anugerah-Mu ya Allah, Maha Suci
Engkau pemilik segala pujian dan kekuasaan, telah begitu banyak nikmat telah Engkau
berikan kepada kami terutama nikmat iman dan nikmat kesehatan rohani dan jasmani
sehingga dengan rahmat-Mu itu kami dapat melaksanakan Sidang Paripurna ke-14 ini dengan
keadaan baik.
Ya Allah ya Gaffar, ampunilah segala kesalahan dan khilafan kami, maafkan segala
kelalaian dan kelengahan kami. Ampuni segala dosa dan kesalahan kedua orang tua kami,
dan guru-guru kami, serta para pemimpin kami. Ya Allah, jadikanlah momen sidang
paripurna ini sebagai suatu ikhtiar kami senantiasa menjaga konsistensi kami dalam
memperjuangkan aspirasi masyarakat daerah kami. Kami mohon Ya Allah, kabulkan cita-cita
kami dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat daerah. Tuntun hati dan langkah kami
untuk tetap istiqomah menyelesaikan berbagai persoalan di daerah kami. Ya Allah,
limpahkanlah kesejahteraan, kesehatan rohani kami pada masyarakat kami dan berkahilah
pertemuan kami ini agar supaya dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara kami.
Ya Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, limpahkanlah selalu kasih
sayang-Mu, hindarkanlah kami dari segala fitnah dan memecah-belah persaudaraan dan
keutuhan bangsa dan negara kami. Lindungi kami ya Allah daripada bencana alam, krisis
ekonomi dan krisis moral. Ya Allah, terimalah doa dan pinta kami.
Rabbana atina fiddunya khasanah, wafil akhiroti khasanah waqina'adzabannar.
Walhamdulillahirabbil alamin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillah, Sidang Paripurna Ke-14 Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia kami tutup dan kami mohon maaf kalau pelaksanaan
sidang ini membuat perut kita berkeroncongan karena tidak ada waktu untuk makan siang.
Walbillahi taufik walhidayah.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Shalom.
Om shanti shanti shanti om.
KETOK 3X
SIDANG DITUTUP PUKUL 14.20 WIB