DETEORIRASI BENIH

14
V . DETEORIRASI BENIH A . Pendahuluan 1 . Latar Belakang Kualitas benih yang terbaik tercapai pada saat benih masak fisiologis karena pada saat benih masak fisiologis maka berat kering benih, viabilitas dan vigornya tertinggi. Perlu dicatat bahwa viabilitas dan vigor tertinggi yang dimaksud tidak harus 100%. Setelah masak fisiologis kondisi benih cenderung menurun sampai pada akhirnya benih tersebut kehilangan daya viabilitas dan vigornya sehingga benih tersebut mati. Proses penurunan kondisi benih setelah masak fisiologis itulah yang disebut sebagai peristiwa deteriorasi atau benih mengalami proses menua. Kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara berangsur-anngsur dan kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible) akibat perubahan fisisologis yang disebabkan oleh faktor dalam. Kemunduran benih beragam, baik antarjenis, antarvarietas, antarlot, bahkan antarindividu dalamsuatu lot benih. Kemunduran benih dapat menimbulkan perubahan secaramenyeluruh di dalam benih dan berakibat pada berkurangnya viabilitas benih(kemampuan benih berkecambah pada keadaan yang optimum) atau penurunan daya kecambah. Proses penuaan

Transcript of DETEORIRASI BENIH

Page 1: DETEORIRASI BENIH

V . DETEORIRASI BENIH

A . Pendahuluan

1 . Latar Belakang

Kualitas benih yang terbaik tercapai pada saat benih masak fisiologis

karena pada saat benih masak fisiologis maka berat kering benih, viabilitas dan

vigornya tertinggi. Perlu dicatat bahwa viabilitas dan vigor tertinggi yang

dimaksud tidak harus 100%. Setelah masak fisiologis kondisi benih cenderung

menurun sampai pada akhirnya benih tersebut kehilangan daya viabilitas dan

vigornya sehingga benih tersebut mati. Proses penurunan kondisi benih setelah

masak fisiologis itulah yang disebut sebagai peristiwa deteriorasi atau benih

mengalami proses menua.

Kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara berangsur-

anngsur dan kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible) akibat perubahan

fisisologis yang disebabkan oleh faktor dalam. Kemunduran benih beragam,

baik antarjenis, antarvarietas, antarlot, bahkan antarindividu dalamsuatu lot

benih. Kemunduran benih dapat menimbulkan perubahan secaramenyeluruh di

dalam benih dan berakibat pada berkurangnya viabilitas benih(kemampuan

benih berkecambah pada keadaan yang optimum) atau penurunan daya

kecambah. Proses penuaan atau mundurnya vigor secarafisiologis ditandai

dengan penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlahkecambah abnormal,

penurunan pemunculan kecambah di lapangan ( field emergence), terhambatnya

pertumbuhan dan perkembangan tanaman,meningkatnya kepekaan terhadap

lingkungan yang ekstrim yang akhirnyadapat menurunkan produksi tanaman.

Kemunduran benih adalah mundurnya mutu fisiologis benih yangdapat

menimbulkan perubahan menyeluruh di dalam benih, baik fisik,fisiologi maupun

kimiawi yang mengakibatkan menurunnya viabilitas benih. Kemunduran benih

dapat diterangkan sebagai berikut: yang dimaksud laju deteriorasi adalah berapa

besarnya penyimpanan terhadap keadaan optimum untuk mencapaimaksimum.

Hal ini dipengaruhi oleh dua peristiwa, yaitu: a. merupakan sifat genetis benih.

Kemunduran benih karena sifat genetis biasa disebut prosesdeteriorasi yang

Page 2: DETEORIRASI BENIH

kronologis artinya, meskipun benih ditanganidengan baik dan faktor

lingkungannya pun mendukung namun proses ini akan tetap berlangsung, b.

karena deraan lingkungan, proses ini biasa disebut proses deteriorasi fisiologis.

Proses initerjadi karena adanya faktor lingkungan yang tidak sesuai dengan

persyaratan penyimpanan benih atau terjadi penyimpangan selama proses

pembentukan dan prosesing benih.

2 . Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum acara deteorirasi benih antara lain :

a. Mengetahui deteorirasi benih dengan mengamati pertumbuhan dan

perkecambahan biji

b. Mengetahui kondisi penyimpanan benih yang sesuai untuk menghambat

deteorirasi benih

B . Tinjauan Pustaka

Kemunduran benih dapat ditengarai secara biokimia dan fisiologi. Indikasi

biokimia kemunduran benih dicirikan antara lain penurunan aktivitas enzim,

penurunan cadangan makanan, meningkatnya nilai konduktivitas. Indikasi

fisiologi kemunduran benih antara lain penurunan daya berkecambah dan vigor.

Kebanyakan parameter biokimia yang digunakan untuk mengetahui viabilitas

dan vigor benih kedelai adalah secara umum seperti diatas, sedangkan

keberadaan makromolekul penyusun membran antara lain membran mitokondria

dan enzim respirasi belum diteliti.

Faktor yang mempengaruhi kemunduran benih sangat kompleks, antara

satu faktor dengan faktor lainya tidak dapat dipisahkan. Beberapa tulisan

menyimpulkan bahwa kemampuan benih untuk mempertahankan viabilitasnya

tergantung kepada kadar air benih di awal penyimpanan, suhu tempat

penyimpanan, sifat-sifat keturunan, kerusakan mekanis yang terjadi pada waktu

panen dan pengolahan, serangan hama dan penyakit, kerusakan oleh panas dan

proses kimia terhadap benih dan susunan kimia benih.

Benih kedelai cepat mengalami kemunduran di dalam penyimpanan,

disebabkan kandungan lemak dan proteinnya relatif tinggi. Perlu ditangani

secara serius sebelum disimpan karena kadar air benih akan meningkat jika suhu

Page 3: DETEORIRASI BENIH

dan kelembaban ruang simpan cukup tinggi. Untuk mencegah peningkatan kadar

air selama penyimpanan benih, diperlukan kemasan yang kedap udara dan uap

air.

Laju perkecambahan dan pertumbuhan jagung merupakan pengukur

perkembangan kemunduran yang paling konsisten dan peka. Salah satu indikasi

dari kemunduran adalah penurunan vigor kecambah. Benih yang vigornya

rendah akan menghasilkan panen yang rendah bila dibandingkan benih dengan

vigor tinggi. Selain itu, proses yang menyertai kemunduran benih adalah

perubahan sitologis. Salah satu perubahan yang berhubungan dengan penuaan

benih adalah aberasi kromosom. Beberapa bukti menunjukkan bahwa kematian

benih sering disertai dengan terbentuknya asam lemak bebas. Pada benih

berkadar air 8-9% yang disimpan selama 2 tahun, daya berkecambahnya

berkurang 8% dan kandungan asam lemaknya meningkat 14 satuan

(Justice dan Bass 2002).

Benih kacang tanah mampu bertahan selama delapan tahun tanpa

penurunan viabilitas yang nyata sewaktu disimpan di The Southern Regional

Plant Introduction Station pada suhu 10oC dan kelembaban nisbi 50%. Jika

disimpan di karung goni di luar ruangan, benih kacang tanah bisa kehilangan

viabilitasnya hingga 50% setelah 12 bulan penyimpanan. Benih yang terpapar

sinar matahari langsung akan kehilangan daya berkecambahnya secara cepat

(Ashworth 2002).

Kacang hijau merupakan salah satu dari kelompok tanaman kacang-

kacangan yang penting di Indonesia, sebab tumbuhan ini memiliki banyak

manfaat dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai sumber bahan pangan

berprotein nabati tinggi. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan benih

adalah terjadinya deteriorasi (kemunduran mutu) benih oleh faktor suhu dan

lama penyimpanan. Suhu ruang simpan berperan dalam mempertahankan

viabilitas benih selama penyimpanan, suhu rendah lebih baik dari pada suhu

yang tinggi untuk penyimpanan benih. Semakin rendah suhu penyimpanan

penurunan viabilitas benih dapat semakin dikurangi, sedangkan semakin tinggi

suhu semakin meningkat laju penurunan viabilitas benih (Qulsum 2011).

Page 4: DETEORIRASI BENIH

C . Metodologi Praktikum

1 . Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum deteorirasi benih dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 April

2013 untuk deteorirasi I, deteorirasi II pada tanggal 24 April 2013, dan

deteorirasi III pada tanggal 8 Mei 2013 pukul 15.30 WIB. Bertempat di

Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman (EMPT) Fakultas

Pertanian UNS Surakarta.

2 . Alat dan Bahan Praktikum

Alat

a. Baskom

b. Kawat kassa

c. Nampan/petridish

d. Lemari pendingin

e. Polibag

f. Media tanam

Bahan

a. Jagung (Zea mays)

b. Kacang hijau (Phaseolus radiatus)

c. Kacang tanah (Arachis hypogaea)

d. Kedelai (Glycine max)

3 . Cara Kerja

a. Penyimpanan Benih

1) Menyimpan benih yang akan diamati, masing-masing 20 biji

2) Menyimpan masing-masing benih pada empat kondisi yang berbeda,

yakni suhu ruangan (kontrol), suhu rendah (lemari pendingin), suhu

tinggi (rumah kaca) serta kelembaban tinggi (nampan berkassa).

3) Pada hari ke-15 dan hari ke-30 penyimpanan, benih tersebut

dikecambahkan pada petridish atau nampan.

b. Perkecambahan Benih

Page 5: DETEORIRASI BENIH

1) Mengambil masing-masing benih yang telah disimpan kemudian

mengecambahkan dalam petridish / nampan. Benih dikecambahkan

sampai hari ke-15 (perkecambahan dilakukan selama dua kali).

2) Mengamati pertumbuhan benih setiap hari dan menjaga kelembabannya

3) Mengamati pertumbuhan : kecambah normal, abnormal, dan yang mati.

Perhitungan dilakukan sejak hari pertama hingga terakhir

4) Menghitung daya kecambah (DK) dan kecepatan kecambah (KK) benih

5) Menggambar kecambah normal, abnormal, dan mati beserta bagian-

bagiannya.

D . Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1 . Hasil Pengamatan

Tabel 5.1 Daya dan Kecepatan Kecambah pada Benih Jagung (Zea mays)

Dengan Berbagai Perlakuan Penyimpanan

Hari Perlakuan Suhu

Biji yang

Berkecambah

Biji yang

Berkecambah KK

(%)

DK

(%)4 7

0 hari Kontrol 5 4 4 80 80

14 hari

a. Suhu Ruang

b.Kelembaban

Tinggi

c. Suhu Tinggi

d.Suhu Kulkas

5

5

5

5

5

2

5

4

5

3

5

4

100

40

100

80

100

60

100

80

28 hari

a. Suhu Ruang

b.Kelembaban

Tinggi

c. Suhu Tinggi

d.Suhu Kulkas

5

5

5

5

3

5

4

3

4

5

4

3

60

100

80

60

80

100

80

60

Sumber : Laporan Sementara

Tabel 5.2 Daya dan Kecepatan kecambah pada Benih Kacang Tanah (Arachis

hipogea) dengan Berbagai Perlakuan Penyimpanan

Page 6: DETEORIRASI BENIH

Hari Perlakuan Suhu

Biji yang

Berkecambah

Biji yang

Berkecambah KK

(%)

DK

(%)4 7

0 hari Kontrol 5 4 4 80 80

14 hari

a. Suhu Ruang

b.Kelembaban

Tinggi

c. Suhu Tinggi

d.Suhu Kulkas

5

5

5

5

4

5

4

4

4

5

4

4

80

100

80

80

80

100

80

80

28 hari

a. Suhu Ruang

b.Kelembaban

Tinggi

c. Suhu Tinggi

d.Suhu Kulkas

5

5

5

5

3

2

4

4

4

2

4

4

60

40

80

80

80

40

80

80

Sumber : Laporan Sementara

Tabel 5.3 Daya dan Kecepatan kecambah pada Benih Kedelai (Glycine max)

dengan Berbagai Perlakuan Penyimpanan

Hari Perlakuan Suhu

Biji yang

Berkecambah

Biji yang

Berkecambah KK

(%)

DK

(%)4 7

0 hari Kontrol 5 4 4 80 80

14 hari

a. Suhu Ruang

b.Kelembaban

Tinggi

c. Suhu Tinggi

d.Suhu Kulkas

5

5

5

5

1

3

2

0

3

5

4

1

20

60

40

0

60

100

80

20

28 hari

a. Suhu Ruang

b.Kelembaban

Tinggi

c. Suhu Tinggi

d.Suhu Kulkas

5

5

5

5

0

2

2

2

0

2

2

2

0

40

40

40

0

40

40

40

Sumber : Laporan Sementara

Page 7: DETEORIRASI BENIH

Tabel 5.4 Daya dan Kecepatan kecambah pada Benih Kacang Hijau (Phaseolus

radiatus) dengan Berbagai Perlakuan Penyimpanan

Hari Perlakuan Suhu

Biji yang

Berkecambah

Biji yang

Berkecambah KK

(%)

DK

(%)4 7

0 hari Kontrol 5 5 5 100 100

14 hari

a. Suhu Ruang

b.Kelembaban

Tinggi

c. Suhu Tinggi

d.Suhu Kulkas

5

5

5

5

4

4

4

3

5

5

5

5

80

80

80

60

100

100

100

100

28 hari

a. Suhu Ruang

b.Kelembaban

Tinggi

c. Suhu Tinggi

d.Suhu Kulkas

5

5

5

5

5

3

2

3

5

5

5

5

100

60

40

60

100

100

100

100

Sumber : Laporan Sementara

Kontrol Jagung

(Zea Mays)

Kontrol Kacang Tanah

(Arachis hypogaea)

Kontrol Kacang Hijau

(Phaseolus radiatus)

Kontrol Kedelai

(Glycine max)

Gambar 5.1

Page 8: DETEORIRASI BENIH

Kedelai , Kacang Hijau

Kelembaban

Jagung, Kacang Tanah

Kelembaban

Gambar 5.2

Kacang Tanah, Jagung

Kulkas

Kacang Hijau, Kedelai

Kulkas

Gambar 5.3

Jagung, Kedelai

Rumah Kaca

Kacang Tanah, Kacang Hijau

Rumah Kaca

Gambar 5.4

Page 9: DETEORIRASI BENIH

Kacang Hijau, Kedelai

Suhu Ruang

Kacang Tanah, Jagung

Suhu Ruang

Gambar 5.5

2 . Pembahasan

Benih mencapai mutu maksimumnya pada masak fisiologi (MF) saat itu

bobot kering benih maksimum, daya berkecambah maksimum, viabilitas dan

vigor benih maksimum. Sejak masak fisiologi itulah hingga benih ditanam

mengalami proses kemunduran terutama benih-benih yang tidak mengalami

perlakuan khusus. Mundurnya viabilitas benih merupakan proses yang berjalan

bertingkat dan kumulatif akibat perubahan yang diberikan kepada benih tersebut

oleh kekuatan yang merusak, baik dari alam maupun akibat buatan. Akhir dari

kemunduran benih adalah habisnya daya berkecambah benih (Sadjad, 1972).

Proses penurunan kondisi benih setelah masak fisiologis disebut sebagai

peristiwa deteriorasi atau benih mengalami proses menua.

E . Kesimpulan dan Saran

1 . Kesimpulan

2 . Saran

Saran untuk praktikum ini adalah jam praktikum. Sebaiknya praktikum

dilaksanakan lebih awal agar tidak tergesa-gesa dalam melaksanakan praktikum

dan pelaksanaan praktikum lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA