Deteksi Dini Faktor Risiko Perlakuan Salah (Child Abuse) Pada Anak - 328

12
Deteksi dini faktor risiko perlakuan salah (child abuse) pada anak Definisi Ferlakuan salah meliputi perbuatan ataupun penelantaran yang mengakibatkan morbiditas dan mortalitas. Peraturan perundang-undangan di Indonesia belum memberikan definisi ataupun pengertian atas istilah child abuse dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan salah satu kepustakaan, istilah diltd abuse dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi kekerasan terhadap anak. . : Pengertian kekerasan terhadap anak adalah (child abuse) adalah semua bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional, penyalahgunaan seksual, pelalaian, eksptoitasi kumersia! atau eksploitasi lain, yang mengakibatkan cedera/kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak, atau martabat anak, yang dilakukan dalam konteks hubungan tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan. Faktor risiko Menurut Bittner dan Newberger perfakuan salah pada anak disebabkan faktor-faktor multidimensi (Gambar 1). Diagnosis Diagnosis perlakuan salah terhadap anak sukar karena kebanyakan orangtua tidak mengaku bahwa trauma terjadi akibat dari perlakuannya, tetapi mereka berusaha mengarang cerita tentang bagaimana trauma tersebut terjadi bahkan ada yang marah-marah atau bicara sekedamya saja pada saat dilakukan anamnesis, sehingga diperlukao anamnesis dari orang-orang yang tinggal di sekitar keluarga tersebut dan juga dituntut kecermatan dalam pemeriksaan

description

Pediatric

Transcript of Deteksi Dini Faktor Risiko Perlakuan Salah (Child Abuse) Pada Anak - 328

Page 1: Deteksi Dini Faktor Risiko Perlakuan Salah (Child Abuse) Pada Anak - 328

Deteksi dini faktor risikoperlakuan salah (child

abuse) pada anak

Definisi

Ferlakuan salah meliputi perbuatan ataupun penelantaran yang mengakibatkan morbiditas dan mortalitas. Peraturan perundang-undangandi Indonesia belum memberikan definisi ataupun pengertian atas istilah childabuse dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan salah satu kepustakaan, istilahdiltd abuse dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi kekerasanterhadap anak. .:

Pengertian kekerasan terhadap anak adalah (child abuse) adalah semua bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional, penyalahgunaan seksual, pelalaian, eksptoitasi kumersia! atau eksploitasi lain, yang mengakibatkan cedera/kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak, atau martabat anak, yang dilakukan dalam konteks hubungan tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan.

Faktor risiko

Menurut Bittner dan Newberger perfakuan salah pada anak disebabkan faktor-faktor multidimensi (Gambar 1).

Diagnosis

Diagnosis perlakuan salah terhadap anak sukar karena kebanyakan orangtua tidak mengaku bahwa trauma terjadi akibat dari perlakuannya, tetapi mereka berusaha mengarang cerita tentang bagaimana trauma tersebut terjadi bahkan ada yang marah-marah atau bicara sekedamya saja pada saat dilakukan anamnesis, sehingga diperlukao anamnesis dari orang-orang yang tinggal di sekitar keluarga tersebut dan juga dituntut kecermatan dalam pemeriksaan karena biasanya terlambat dilaporkan.

Untuk melihat perlakuan salah terhadap anak kita harus mengetahui umur dan tingkal perketnbangan anak saat kejadian dialami anak, pengalaman

Page 2: Deteksi Dini Faktor Risiko Perlakuan Salah (Child Abuse) Pada Anak - 328
Page 3: Deteksi Dini Faktor Risiko Perlakuan Salah (Child Abuse) Pada Anak - 328

Perlakuan salah fisis

Anamnesis

Bila dijumpai satu atau lebih indikator berikut, dapat dipikirkan adanya child abuse pada anak:

1. Riwayat kecelakaan tidak sesuai jenis atau beratnya trauma. Misalnyadistribusi atau jenis lesi tidak sesuai dengan kejadtan yang diceritakanatau riwayat menyatakan trauma ringan tetapt dijumpai lesi yang berat.

2. Riwayat bagaimana kecelakaan terjadi tidak jelas atau pengasuh(orangtua) tidak tahu bagaimana terjadinya kecelakaan.

3. Riwayat kecelakaan yang berubah-ubah kepada petugas kesehatan yangberlainan.

4. Orangtua jika ditanya secara terpisah memberi keterangan yang salingbertentangan

5. Riwayat yang tidak masuk akal. Misalnya anak dikatakan terjatuh ketikamemanjatpadahal dudukpun belumbisa.

Pemeriksaan fisis

Seringkali tidak ada kesesuaian antara pemeriksaan fisis dengan anamnesis tentang kejadian yang diungkapkan oleh orangtua atau perigantar. Pemeriksaan fisis harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati, terutama bila dilakukan pada bagian-bagian tubuh yang tidak lazim.

Indikator kemungkinan terjadinya perlakuan salah fisis pada anak yaitu:

1. Memar dan bilur

• Pada wajah, bibir/mulut, bagian tubuh Iain seperti di punggung,bokong, paha, betis

• Terdapat baik memar/bilur yang baru maupun yang sudahmenyembuh

• Corak memar/bilur menunjukkan benda tertentu yang dipakaiuntuk kekerasan

2. Luka lecet dan luka robek

• Di mulut, mata, bibir, telinga, lengan dan tangan, dsb• Digenitalia• Luka akibat gigitan manusia• Di bagian tubuh lain; terdapat luka baru atau berulang

3. Patah tulang

• Setiap patah tulang pada anak di bawah 3 tahun• Patah tulang baru dan lama (dalam penyembuhan) yang ditemukan

bersamaan• Patah tulang ganda .

Page 4: Deteksi Dini Faktor Risiko Perlakuan Salah (Child Abuse) Pada Anak - 328

• Patah tulang spiral pada tulang-tulang panjang lengan dan tungkai• Patah tulang pada kepala, rahang, dan hidung serta patahnya gigi

4. Luka bakar

• bekas sundutan rokok• luka bakar pada kaki, tangan, atau bokong akibat kontak bagian tubuh tersebut

dengan benda panas• bentuk luka yang khas sesuai dengan bentuk benda panas yang dipakai untuk

menimbulkan luka tersebut

5. Cedera pada kepala

• Perdarahan (hematom) subkutan dan atau subdural yang dapat dilihat pada foto Rontgen

• Bercak/area kebotakan akibat tertariknya rambut• Terdapat cedera baik yang baru maupun berulang

6. Lain-lain

• Dislokasi/lepas sendi pada sendi bahu atau pinggu! (kemungkinanakibat tarikan)

• Tanda-tanda luka yang berulang.

Pemeriksaan penunjang

• Penanganan komprehensif terhadap korban, keluarga, serta pelakunya. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis dipilih jenis pemeriksaan laboratorium dan pencitraan.

• Bila dicurigai perdarahan: evaluasi faktor perdarahan dan koagulasi• Uji toksikologi dilakukan apabila terdapat gejala keracunan• Untuk <2 tahun yang dicurigai telah mengalami perlakuan salah dianjrkan survei

tulang meliputi foto rontgen anteroposterior untuk humerus, lengan bawah, tangan, pelvis, femur, tungkai bawah dan kaki, foto lateral toraks, dan kepala. Modalitas pencitraan lain, seperti CT-scan/MRl dilakukan sesuai indikasj.

Tata laksana

Penangananan masalah medis diutamakan terhadap keadaan yang mengancam jiwa dengan konsultasi pada ahli terkait sesuai indikasi.

Psikososial

• Penanganan komprehensif terhadap korban, keluarga, serta pelakunya.

Page 5: Deteksi Dini Faktor Risiko Perlakuan Salah (Child Abuse) Pada Anak - 328

• Tergantung dari ttoerat ringannya masalah anak yang mengalami perlakuan salah fi&fs oleh orangtuanya untuk semen tara dapat diasuh oleh lemhasga perlindungan anak dan orangtua sebagai pelaku hams msr*dapat terapi psikologis.

• Masalah sosial dasn masyarakat dapat dikurangi dengan bantuan lembaga terkait

Perlakuan salah seksual

Anamnesis

Sangat sulit untuk meraEg^'1 cerita anak yang mengalami perlakuan salah seksual; kadang dengan ssendirinya anak bercerita kepada orangtua atau dokter tentang apa yangj.Kfffjadi dan siapa yang melakukan. Untuk menggali cerita dapat digunakan? rfMHbantu seperti Uustrasi gambar, boneka maupun alat bantu lainnya.

Pada anamnesis ditanyakan"'ikembali identitas yang bersangkutan terutama umur dan perkemban-gs* ss^-ks, kegiatan seksualnya selama 2 minggu terakhir (hubungan sefcsual- terakhir sebelum kejadian, siklus haid, haid terakhir dan apakah mas&Kbti^ saat kejadian, waktu dan lokasi kejadian, ada tidaknya kekerasan seb^snT.^'^dian, segala bentuk kegiatan seksua] yang terjadi, termasuk ada Sfi^fenj-a penetrasi, juga ditanyakan apa yang dilakukan korban setelaFi fe^^i^n kekerasan seksual tersebut

Pemeriksaan fisis

Indikator kemungkinan: tespr&mya perlakuan salah pada anak, yaitu;

• Adanya penyakit berhubungan seksual, pating sering infeksi gonokokus• Infeksi Vagina /berulang pada anak di bawah \2 tahun• Rasa nyeri atau pendarahan dan atau keluamya sekret dari vagina• Gangguan dalan mengendalikan buang air besar atau buang air kecil• Kehamilan pada usia• Cederapada buah dad a ian bawm, paha, sekitar alat kelamin atau fiubur• Pakaian dalam robek dan atau adanya darah pada pakaian dalam• Ditemukannya cairan mani/semen disekitar mulut genital anus atau pakaian.• Rasa nyeri bila buang air besar dan buang air kecil• Promiskuitas yang terlalu dini (prekoks).

Page 6: Deteksi Dini Faktor Risiko Perlakuan Salah (Child Abuse) Pada Anak - 328

Pemeriksaan penunjang

• Pengambilan sampel forensik harus dilakukan dalam <72 jam setelahkejadian. Sampel yang diperiksa meliputi: serpihan kulit, rambut,semen, sperma dan darah.

• Adanya informasi penggunaan kondom atau cairan lubrikasi sertaapakah korbati telah makan, mandi/membersihkan diri, berkemihmaupun berdefekasi setelah kejadian menjadi data tambahan yangsangat berguna bagi bukti forensik.

• Pengambilan kultur dan pemeriksaan darah serologis terhadappenyakit menular seksuai tergantung pada kemungkinan telahterjadinya penetrasi, gejala yang ada, angka kejadian penyakitmenular seksuai setempat.

Tata laksana

Jenis tata laksana berdasarkan pada jenis penganiayaan, usia anak, serta jangka wakru kejadian.

Pemberian antibiotik profilaksis terhadap penyakit menular seksuai pada anak yang mengalami perlakuan salah masih kontroversial Terapi spestfik diberikan apabila pada pemeriksaan Iaboratorium darah menunjukkan hasil yang positif.

Psikososial

• Depresi, gangguan cemas, gangguan pasca-trauma, dan gangguantingkaJi laku seksuai sering dialami pada anak yang mengalamiperlakuan saJah seksuai sehingga diperlukan penanganan terhadapkorban maupun keluarga.

• Dokter sebagai penyedia pelayanan tirigkat awal dapat melakukanrujukan ke lembaga perlindungan anak yang mempunyai fasilitassosiopsikologis.

Diagnosis banding

Beberapa keadaan atau penyakit yang dapat menyerupai akibat fisis perlakuan salah terhadap anak antara lain sebagai berikut

1. Kelainau ku|it

• Luka memar dibedakan dengan bercak mongol. Bercak mongolberwama biru keabuan tanpa warna rnerah. Luka memar selainakibat trauma juga harus dibedakan dengan hemofilia, purpuraanarilaktoid, dan purpura fulminan

Page 7: Deteksi Dini Faktor Risiko Perlakuan Salah (Child Abuse) Pada Anak - 328

• Eritema atau bula lokal, hams dibedakan dengan luka bakar, impetigo, nekrolisis epidermal toksik, selulitis, pioderma gangrenosa, reaksi fotosensitif dll. Untuk membedakan perlu anamnesis perjalanan penyakit kultur, pewamaan Gram, dll.

2. Kelainan tulang

• Fraktur juga dapat sebagai akibat osteogenesis imperfekta, rikets, dan leukemia yang dapat meningkatkan insiden fraktur patologis, tetapi tidak mengenai metafeis

• Lesi pada metafisis dapat disebabkan oleh scurvy, lues, trauma lahir• Osifikasi subpenosteal dapat terjadi akibat keganasan, lues, osteoid osteoma, scurvy.

3. Sudden infant death syndrome (SIDS)• Sebagian besar penyebab dari SIDS tidak diketahui, tetapi SIDS juga akibat dari

trauma, asfiksia, infeksi botulinum, imunodefisiensi, aritmia jantung, dan hipoadrenalisme.

4. Kolainan mata• Perdarahan retina dapat karena gangguan perdarahan atau kanker• Perdarahan konjungtiva dapat karena batuk yang berat misalnya pada pertusis,

konjungtiviris viral atau bakteri.• Bengkak pada daerah orbita dapat terjadi pada selulitis orbita/

periorbita, hematoma epiduraj, metastasis kanker.

5. Hematuria• Dapat terjadi akibat in/eksi saluran urogenitalis, glomerulonefritis, dan lain lain.

6. Akut abdomen• Dapat terjadi akibat kelainan pada sistem saluran pencemaan.

Daftar pustaka

1. Berkowitz CD. Pediatrii: abuse New patterns of injury. Emerg Mcd Qin North Am1995/13:321-41.

2. Christian CW. Child abuse. Dalarn: Schwartz MW, penyuntmg. Clinkal handbook of ptjJuirits. Baltimore: Williams and iVsIl.ii>>. 1986. p. 168-77.

3. Duhaime AC Christian CW, Rorke LB, Zimmerman RA. Non-eccidental head injury in infanls-the 'shaken-b^y syndrome". N EARI ) Med 1998^38:1822-9.

4. Cusliurst CA Child abuse: Behavioral aspects ami other associated problems. Pedistr Clin North Am 2003^1919-38.

5. Hand-roughJF, HanstrouRh W. Pediatrie bums. PediatrRev 1999;2ftl 17-23.6. Johnson CF. In/Iicted injury versus accidental injury. FedialrCIin North Am

1990^7:791-814.7. Ludwig S. Child abuse. Dalam: Textbook of pedialric emergency nWicine. Edisi ke-

4 Philadelphia: Williams and Wilkins; 2000. p. 1669-704.8. Richardson AC Cutaneous manifestations of abuse. Daiam: Reece RM, penj-un Unit

Child abuses Medical diagnosis and managejnenL Philadelphisr Lea and Febiger; 1999. K 167-84.

9. Schwartz AJ, Rkd LR. How accurately can bruises be aged in abused d\ildren? Literature review and synthesis. Pediatrics 1996,-97:254-7.

Page 8: Deteksi Dini Faktor Risiko Perlakuan Salah (Child Abuse) Pada Anak - 328

10. Sirotnak AP, Krugnian RD. Physical abuse of children: An update Pediatr Rev1994,15:394-9.

11. John MT, Perrin EL- Guidance for effective discipline. American ucademy ofpediatrics, commiltee on psychosocial aspects of chiJd and family health. Pediatrics 1998;! 01:723-6.