Deteksi Dini Dan Penatalaksanaan Retinoblastoma - UNAND

11
.:-1 ' -:: j ' ': ;2008 tssN 0r26-2092 1.r;.'... ; : nclalas university f MAffi PEru ffiAB{ RA (Kppr No ': 292lSMrid".':. PPGlSTfllgTT ,];rnsri saGrj'g eULAN ;rl r- j iq..r:'i - ,-ri ' lr _ , ..1 .ii, ' .. ;.1

Transcript of Deteksi Dini Dan Penatalaksanaan Retinoblastoma - UNAND

  • .:-1 '

    -:: j ' ':

    ;2008 tssN 0r26-20921.r;.'... ;

    :

    nclalas university

    fMAffi PEru ffiAB{RA (Kppr

    No ': 292lSMrid".':. PPGlSTfllgTT,];rnsri saGrj'g eULAN

    ;rl r- jiq..r:'i - ,-ri

    ' lr

    _ , ..1 .ii,

    ' .. ;.1

  • Nsyah Elliyonti Pe ro no n Ked oltr e m n,YuUir ltdo O n ko I ogi

    Daftar Pustaka1. Van der Poel HG Radionuclide -Ireatment in Nletastasized Prostat Cancer.

    European Association of Urolog,r' and European Board of UroloS,y 2O07;5;173-125.

    2. Liepe K. Dosimetry of (1BS) Re-Hydrox-vethylidine diposphonate in Humancancer Prostate skeletal ir,letastases.Journal oI Nuclear Medicine2003;44:69 5 3-6960

    3- Koutsikos f, Leondi A.Re-1B6 HEDP Treatment in Sreast Cancer Patients rvith, Bone Metastases. fournal of the National lvledical association.April 2008

    4. Brenner WKampen WU, Iiorstner CVBrummer C, ZuhaFa M, Muhle C,Czech,1 ,:; I N,Henze E. High-Dose TreaLment rvith 1B6Re-FIEDP or 1S3Sm-EDTMP

    Conrbined rvith Amifostine in a Rabbit Model. Iournal o[ Nuclear lr{edicine2OO I:42:'1545-1550

    5. Thskar NPBatraki ivI,Divgi CR.Radiopharmaceutical Therapy for hlliation ofBone Pain lronr Osseous \letastases. fournal oI Ntrclear Medicine2004;4 5:13 5 8-1 3 65

    6. David A, BlotLa A, Bondanelli lr'1, Rossi R, Roti E. Braverman LE, Busutti L, UbertiEC. .Serum Th_vroglobulin Concentrations and I-131 Whole-Body Scan Resultsin Patients With Differentiated Tliyroid Carcinoma After Administration o[Recombinant Human Th-vroid-stir.rtrlating Hormone. Journal Of NuclearMedicine 20O7;42:1 47 O-1 47 5

    7. Mubashar M, Harrington FlJ, Charrdhar-v KS, Lalani EN, Sinnett D, Glass DM, Tc-99m Sestanribi Inraging in Assesnrent of Toremifene as a ivlodulrtor cfMultidrug Resistance in Paticnts rlith Brest Cancer Journal OI NuclearN{eclicine 2002r43 :5 19-525

    B. Busconre jR. ivfonitoring Therap-r'in Breasl Cancer Nuclear N'ledicineConrmunications 2002 ;23 :6 1 9-ti2-1

    9. Utsonorniya K, Ballinger JR, Piqt:ctttr-NIillcr II, Rauth Alrl,'iang "\r,

    Su ZE IchiselvI. Comparlson of the accunrulation ol-the accumulatiotr and eiflu-r kinetics oftechnetium-99n sestanribi and technetiun'r-ggm tetrofosmin in an MRP-expressing lunor cell Iine. Er.Lrr-rpeatr Jourtral Nuclear \ledicinc 2O0O;27:7786-1792

    10. Khalkhali I, Nlaublant JC, Goldsnrith SJ. Nuclear Oncologv Diagnosis andTherapr'.2001.Lippincott \\'il liams&\\'i lkins.

    Suri er:rt lll,3lah (eCiliera. A,rdalas, Daan iarc\a rles Nalalis 5l FK URnd Itiddr Xcdolram Lilalas. &lan RrEta D l{araFs 5l Fl( t}urn

    Deteksi Dini don Ftnololaksonoon Beli ncblosloma Adizol flohman

    DETEKSI DINI DAN PENATA]-AKSANAANRETINOBI,ASTOI'{A

    Ardizol RohmonBagian/ SMF Mata Faliultas Kedokteran Unand

    RSLIP DR- lv{. Djamil Padang

    PENDATII.JLUAN IRetinoblastoma merupakan tumor ganas ptimer intra okuler yanE berasd

    dari lapisan sensoris retina, paling serinE terfadi pada usia sebelum limatahun. Insidennya berkisar antara 1 : 14'000 sampai dengan 1 : 34'000kelahiran hidup.'

    Retinoblastoma ini sangat nrembahayakan kehidupan bila tidak diobatisecara tepat, dapat berakibat latal karena dalam satu sampai dua tahunseteiah didiagnosis akan bermetastase ke otak atau berrnetastase iauh secarahematogen.

    Gejala klinis yang paling sering didapatkan berupa leukokoria,strabismus, glauloma dan pro'.usic bulbi. ProS,nosa tergantung dari stadiumklinis tumor pada saat d.idiagnosa. Apabila ditemukan dalam stadium dinimaka prognosanya akan lebih baik. Tujrran pengobatan adalah untukmemp;rtalankan kehidupan, mempertahankan bola mata dan bila perlumeniaga supava tajam penglihatan dan kosmetiknya tetap baik''

    Pengobata_n dapat berupa fotokoagulasi, krioterapi, radioterapi, dankemoterapi serta tindakan bedah.'

    GAMBARAN KLINISUmumnya terlihat pada usia 2 sampai .lengan 3 tahun, sedangkan pada

    kasus yar-; diturunkan rnelalui genetik Sejala klinis dapat muncul lebihawal.'

  • Ardizol Rohmon Deteki Dini don Pcnotolckonoan Retinoblastomo

    1. LeukokoriaMerupakan gejala klinis )'ang paliog sering ditemukan pirdaretinoblastoma intra okuler vang dapat mengenai satu atau k:dua mata.Gejala ini sering disebut seperti "nrata kucing". Hal ini disebabkal olehrefleksi cahal'a dari tumor

    -t'ang benvarna putih disekitar retina. \\rarnapulih mungkin terlihat pacla saat anak melirik atau dergan pencahayaanpa.la r,r'aktu pupil dalam keadaan seni midriasis.

    .llt^r, .:. . . ,':2. Stiabismusr,$ejala dini

    _r'ang, -sering clitemukan setelah leukokoria.

    a-si. Strabisrurrs dapat juga terjadi apabilata nierah

    '4. BuftalmusMerupakan gejala klinis

    -r'ang berhrrbungan deng,an peningkatan TekananIntra Okuler akibat trr mor lang br_.rtantbah besar.

    lJ. IrLrltil rrritjriasisTerjadi karena tumor

    -r,arrg telah 'engga.rggu sistem s'araf parasirrrpatik6. Proptosis

    Bola mata meno'jol keararr l'ar akibat pembesaran tumor intra danckslra okrrler

    DIAGNOSIS1. Biopsi

    I)cnp,an llrclakuk;rrr lrio;lsi jarrrnr lraltrs makajcrrisrryu. Narrrun dcrrrikiarr tinclakan ini dapatfupplenot MaFlai fdoklere Andahs. 0atam Rangra C[es N:rab 53 FK tJend

    tunror dapatmenyebabkan

    ditentukarrterjadinya

    ,merah ini seriug belhubungan dengan giaukor:ra sekunder yangi'akibat reti.oblastorna. Apabila sudah terjadi g,laukoma makadiprediksi strrlah tcrjadi i.r'asi tunror ke ne^'us optikus. selaini olpredlKsl sr-l(lalr tcrjadi invasi tunror ke nen.us optikus. Selain

    ll , tn't, panyt;lt:tlt rnat;r rrrcr;'lr ini rlapat pula akibat gejala inflamasi' okuler atau periokuler

    -r'arg, tanrpak sebagai serulitis preseptar atauendoftahnitis. Inflanrasi iri disebabkan oleh udun,r'o tu,no. r..ang, nekrosis

    2.

    Deleki Dini don funalolakonoon Retinoblasloma Ardizol Rohmon

    penyebaran sel tumor sehingga tindakan ^ni jarang dilakukan oleh dokterspesialis mata.]Femeriksaan dengan antrstesi umumBertujuan untuk melakukan pemeriksaan bola mata secara baik, yaitumenentukan diameter kornea, Tekanan Intra Okuler, pemeriks"anfunduskopi serta melihat pembuluh darah atau neovaskularisasi yangterjadi.Fluoresensi AngiografiUltlasonografiUntuk melihat kalsifikasi dan ukuran turnorComputerized Tomography (CT scan)U'^.-k melihat adanya kalsifikasi, ukuran serta perluasan tl'morMagnetic Resonance Imaging (ivIRI)Baik

    'rntuk melihat adanya kalsifikasi, ukuran d rn perluasan tumorLumbal pungsi

    3.4.

    5.

    6.

    7.

    Pada pemeriksaan patologi anatomi akan terlihat adanya sel-sel tumorflognosa dan survival rate sangat tergantung pada stadium klinis tumor

    pada saat didiagnosis. Klasifikasi 1'ang paling sering dipakai aoalahklasifikasi Reese Ellsworth, yaitu:

    Tumor soliter ukuran 4 diameter papil nen'us optikus pada ataudibelakang ekuatorTirmor multipel ukuran 4 diameter papil nervus optikus padaatau dibelakarrg ekuatorThmor soliter ulqrran 4

    - 10 diameter papil nervus optikus pada

    atau dibelakang ekuatorTumor multipel ukuran 4

    - 70 diameter papil nervus optikus

    , padaatau dibelakang ekuatorBeberapa lesi pada anterior sampai ekuatorTumor soliter' 10 diameter papil nen'us optikus di posteriorsampai ekuatorTirmor multipel Iebih dari 10 diameter papil nervus optikus

    Grup 1a

    1b

    Za

    2b

    3a3b

    4a

    StdctEa tlidJr frdoE rr fnes. oJJn nrBla D6 Ndts 5l fl( thild 59

  • Ardizal Rohnrcn Dek'ki Dini don Pcnotr:lokonaon Retinoblostono

    Beberapa lesi dari anterior ke oraserataTurnor masif setengah atau lebih retinaVitreous seeding

    sangat tergantung pada besarnya tumor,kejaringan ekstra okuler dan adanva tanda-tanda

    qsi laser sangat bermanlaat untuk retinoblastoma stadium. Dengan melakukan fotokcagulasi laser diharapkan pembuluhmenuju ke tunior akan tertutup sehingga sel tumor akan

    imati. Keberhasilan cara ini dapat dinilai dengan aciam,a regresiilan terbentuknya jaringan sikatrik korioretina.n cara ini baiktuinor yang diametern_r,a 4,5 mm dan ketebalan 2,5 mm tanpa

    a vitreous seeding. Yang paling sering dipakai adalah Argon ataude laser yang dilakukan seban-vak z sampai 3 kali dengan interval

    masing-nrasingnya 1 bulan.2. Krioterap i

    Dapat dipergunakan untuk tunror 1,ang diameternl,s 3,5 rnm denganketebalan 3 mm tanpa adanya

    'itreous seeding, dapat juga digabungkandengan foto koagulasi laser. Keberhasilan cara ini akan terlihat adanyatanda-tanda sikatrik korioretina. cara ini akan berhasil jika dilakukansebanyak 3 kali dengan interval rrrasing-masingnl,a l bulan.'"

    3. ThermoterapiDengan mempergunaka' laser rnfra red untuk menghanctrrkan sel-seltumor tcnrtarna unluk turrror-trrntor ukuran kecil.'

    4. RadioterapiDapat digunakan pada turnor-tunror

    'a'g tirnbul kearah korpus vitreusdan turrror-tu'r'r yang suriah br:ri.vasi ke 'er*us

    optikus yang terlihatsctclalr rlil'kukirrr c'trklcasi btrlbi. Dosis

    ,r,ang dianjurkrn adalah dosis5Lr1rp/rrlrrrr l.i,rJ.t.rh ((\to\l.ran y'vrlrlas 0atarn Rangfa Oa Nalaj6 5j FK tlBM bf/dEr FiJdr lkdoldan ArdJd. Dddn Rt+l Dca Nrtars 5l Fl( ttlrd

    61

    Deteksi Dini d o n h notol a ko n oo n Re li nob I asto mo Arrlizol Rohmon

    fraksi perhari 190 - 200 cGy dengan total dosis 4000 - 5000 cGy 1'angdiberikan selama 4 sampai 6 mingu.'

    5. KemoterapiIndikasinya adalah pada tumor yang sudah dilakukan enukleasi bulbiyang pada perneriksaan patologi anatomi teldapat tumor pada khoroiddan atau mengenai nervus optikus. Kernoterapi juga diberikan padapasien y"og rud"h dilakukan

    "1qsgnt6r;rsi dan dengan metastase regional

    It^,, ,n"t"rLse jauh. Kemoterapi juga dapat diberikan pada tumor ukurankecil dan sedang untuk rnenghindarkan tindakan radioterapi-'Retinoblastoma study Group me nganiurkan penSSunaan carboplastin,vincristine sulfate dan etopozide phosphate. Beberapa peneliti jugamenambahkan cyclosporine atau dikombinasikan dengan regimenkemoterapi carboplastin, vincristine, etopozide phosphate' Teknik lainyang dapat digabungkan dengan metode kemoterapi ini adalah:a. IGmotermoterap i, dimana se te lah dilakukan ke more duks i dilan jutkan

    dengan termoterapi- cara ini paling baik untuk tumor- tumor yanEberada pada fovea dan nervus optikus dimana iika dilakukan radiasiatau fotokoagulasi laser dapat berakibat teriadinya penurunan visus."

    b. Kemoradioterapi, adalah kombinasi antara kemoterapi da-n radioterapi,

    y-g dqpat dipergunakan untuk tumor-tumor lokal dan sistemik-6. Enukleasibulbi

    Dilalukan apabila tumor sudah memenuhi seSmen posterior bola mata.Apabila tumor telah berinvasi kejaringan sekitar bola mata makadilalmkan eksenterasi-

    Berdasarkan uluran h;;;, penatala ks anaan dap a t dib agi :1. Ttrmolkq"il

    uL."" tumor kecil dari 2 diameter papil nervrx optikus tanpa infiltrasike korpus vitreus atau srrb retinal. Dapat dilakukan fotokoagulasi laser,termoterapi, krioterapi d an kemoterapi

    2. TumorMediuma. Brakiterapi t,ntuk tumor ukuran kecil dari 8 diarneter papil nervus

    optikusterutamayangtidakadainfiltrasikekorpusvitreous,jugadiperguna-kan untuk tumor-tumor yant sudah mengalami regtesi

  • Ardiz,tl Rahmon Deteki Dini don funotolakonoon Relinoblostomo

    b. Kemoterapic. Radioterapi. Sebaiknya hal ini dihindarkan karena komplikasinya

    dapat mengakibatkan katarak , radiasi retinopati

    3. Tirmor besara. Kemoterapi untuk mengecilkan tumor dan ditambah pengobatan rokal

    seperti krioterapi dan fotokoagurasi laser yang b".tJj,r"o untukm enukleasi atau radioterapi. Tindakan ini jugam ntungan apabila terdapat tumor yang kecil pada mataSE

    Enukleasi bulbi dilakukan apabila tumor yangpppterior bola mata dan yang mempunyai

    diffuse pada segmenresiko tinggi untuk

    initial treatmeniibl III, 9S4-991.CA : A Cancer

    sudah neluas kejaringan ekstra okuler maka dilakukandiikuti dengan kemoterapi dan radioteiapisudah bermetastasis jauh, han-r,a diberikan kernoterapi saja

    |;,Abranxon DH, Scheller AC. Transpupillar_v Therrnotherapi as,, for Small L.rrra Oculer reinobalastonra OphthaLnologu zbol,2, Abraharn DH, Retinoblastonra : Diagnosis and Nlanagementjounral forclinicians j982, \bl 23, 130 142

    Baiasubrama'a R, pushker N. ,{t'pical presentation or F.etinoblastoma JournarPediatric ophtharmorog-r' and strabisnrus 2oo1 : 24 : 16-2r.Ell CA, Retinoblastoma, In : Tasrnan \V, /aeger E A eds.rthiLlnrologr'

    , \bl UI, Chap .r5 , Li'incott_Rarrn publisher,9.

    Galindo cR' rvilson '''I\ri IJaik IJG Treatnrent of nretcstatic retinobrastonraOphthalmolog,r, 2003: r.ol r 10. 1237 - 12Jo.

    Supplenenr lltuatatr Aedoheran Ardahs 0ahm Raogka Di

  • ..;I

    I

    fotuniuk Kinik Diognosis Dini Kcrsinomo NosofoinlII uho m notl Abduh Fi tdous

    \,llhont tt rod rlbr/rrh Firdo rr's /l'luni ul K/inil Diogno-sr's Dini Kot.inomo toso/onng

    PETUNJUK KLINIK DIAGNOSIS DINIKARSINOMA NT\SOFARING

    Muhammod Abduh FirdousBag,ian THT Beciah KePala Leher

    Fakultas Kedokteran Universitas Ai'rdalas

    ULUANhrsinoma nasolarin3 nerupakarl kanker kepala dan leher van3 seringmukan di lndonesia. Berdasarkan sufve\r Departemen Kesehatanunjukkan prevalensi 4,7 kasus per 100'000 penduduk per tahun'' Dip Dr NI Djamil Pad.anS nrenurut catatan uredik periode 20(13 s/d 2007

    idit.mukur] 130 kasus denSan rasio laki-laki tiSa kali lebih banYak dariperempuan.

    Prevalensi karsinoma nasofaring tertinSSi cii china Selatan, terutama dipropinsi Guangdong dan GuarrgXi, 1,aitu 40-50 kasus per 100.0c0 pendudukp".iuhr^ dan di daerah yang banyak ditempati oleh imigran China di AsiaTenggara, California, Hongkong dan Tain'an''

    Pasien biasanya baru datang ke dokter setelah penyakit dalan keadaanstadium lanjut (III-IV) karena gejala stadiun' dini ( I-IIJ tidaklah sesifik dansering terabaikan. Penemuan karsinoma nasofaring pada stadium dini masihsulit didapatkan.

    Kanker ini mempunyai angka mortalitas yang tinggi' Angka 5 tahunharapan hidup pada stadium dini, yaitu stadium I adalah 67,6%0, stadium II38,O %. Sedingkan separuh stadium III dan IV biasanya akan meninggaldalani tahun pertb.ma selesai radiasi.'

    olehkarenaitupadamakalahiniakanmenjelaskanmengenaipetunjukklinik diagnosis dini karsinoma nasoiaring. asar para dokter/dokterhrskesmas dapat membantu menemukan penyakit iDi

    pada stadium dini'

    P ERMASAI-\I :\N DIAGNO SIS D IN I KARS IN O I\1A NAS O FARING

    Pengertian diagnosis dini Pada kapenyakit dalam stadium I dan stadipada nasofaring atau mnsa hidung'keleniar gelah bening leher dan metaststadium dini masih sulit didapalkannegeri. Berdasarkan p"n"titi"" 1'ang dilakukan di [ndonesia dan luar

    negeri'

    kasusdini.stadiumldanll)ait",nurnnberkisar3,S-13'9%dibandingkandengan kasus laniut (stadium III dan I ') berkisar BB'1 -96'2o/o''

    permasalahan diagnosis dini pada umumnya terjadi karena beberapafaktor berikut ini:l. Berdasarkan anatomi, tumor pr:imer tumbuh di daerah yanB tersembunyi'

    sulit dilihat oleh pasien maupun dokter'

    2. Geiala dini ringan dan tidak khas' pasien tidak mengacuhkannya dan

    dokter sering salah diagnosis'

    3.Padabeberapapasienstadiumdinitidakmenrrnjukkansuatugejalasamasekali, demikian pula pada perjalanan penyakit selanjutnya'

    4. Geia.la mungkin ada, tetapi tumor primer tidak dapat dideteksi di

    nasofa.inS, *alaupun sudah diperiksa dengan teliti'

    5.Umumnyaperkembangantumorcepatsekali'iikatidakcepatdidiagnosis"kan

    seglra berkembang meniadi kasus laniut'6. Kebanyakan pasien belum mengetahui tentang penyakit karsinoma

    nasofaring, '''

    PATOIOGIKNFSecana makroskopik pertumbuhan KNF dapat dibedakan meniadi

    3j'.'l

    bentuk yaitu, ulseratif, noduler dan berbentuk eksofitik'

    Seandainya setiap dokter t\skesmas memahami caraini; dan meruiuknya ke rumah sakit yang

    .1 . hasil pengobatan akan rebih

    l5rpphnmt Majalah Kedoktdm Ardahs, Oalam Ratqkd Des NatafJ 5l Flt tlsnC

    mendeteksi dinilengkap fasilitasbaik dan dapat

    gfpLtrE r ftidr XcAfrs-er fnfufs' oJan Rr# Des Na6 5l FK tlwtd

  • Mu.hommod Abduh Fi nlous Pelun juk K/inrk Diognosis Dini Korsinomo Nosoloring

    tuk ulseratif palin.q sering dijumpai pada dinding posterior aiau di'fossa Rosenmuller. Kadang kadang terdapat ci dinding lateral dituba eustachius dan di atap nasofaring. Lesi ini jarang disertai

    nekrotik dan sangat nrudah mengadakan infiltrasi ke jaringan5ya.

    k noduler paling sering tumbuh di daerah tuba eustachius,cepat menyebabkan sumbatan tuba. Tumor biasanya berbentuk

    i anggur atau polipoid tanpa adanya ulseratif. Tumor ini mengadakansi disekitar tuba eustachius dan meluas masuk kedalam ruang

    ilofaring dan mengadakan kompresi cabang mandibura saraf$beminus [V2), tumor dapat menjalar kebarvah mendesak palatum mole

    mudah menyebar kedaerah petrosfenoid di basis kranii.'$lirBentuk eksofitik biasanya tumbuh pada satu sisi nasofaring, tidaklgrdapat ulseratif, kadang-kadang bertangkai dan permukaannya licin.llhmor ini tumbuh dari atap dan dapat mengisi seluruh rongga nasofaring.ftrmor dapat mendorong palatum mole ke barvah dan tumbuh kearah koana

    'dan masuk ke kavum nasi. Tumor bentuk ini cepat tumbuh mencapai sinusmaksila dan rongga orbita sehingga menyebabkan eksoptalmus unilateralatau menonjol keluar ke nares anterior. Di daerah tuba eustachius turnor ini,lebih cenderung tumbuh secara submukosa ke arah basis kranii. Kompresisaraf kranial terjadi bila tumor tumbuh sangat bcsar.,

    secara mikroskopik, wHo tahun 1978 menetapkan histcpatologik KNFatas 3 bentuk, yaitu : 1) Tipe 1 : Karsinoma sel skuamosa dengaa keratin, 2)Tipe 2 : Kiusinoma sel skuamosa tanpa keratin, 3) Tipe 3: Karsinoma tanpadiferensiasi.u

    Dari ketiga tipe ini yang paling sering ditemukan ialah karsinoma tanpadiferensiasi. Tipe 2 dan tipe 3 mempunyai sifat radiosensitive, serta

    titer antibody terhadap virus Epstein-Barr, sedangkan tipe 1radiosensitive dan tidak nrenunjukkan hubungan yang berartitersebut.

    PENYEB \B KNFItrnyclr;rlr 1-rirsti KN['.surrrlrri s:rat ini rna.sih belum diketahui. walaupun

  • Muhommod Abduh Firdotrs PaluniLtk Kinik Diognosis Dini Korsincmo Nosofuring

    lelah memberikan kesan bahu,a HL,r\-Bn'46 dan BtZ memberikan risiko 10kali untuk nenderita KNn FILA-B$'46 berhubun8an dengan onset yanglambat sedangkan B17 berhubrlngarl dengan onset yang cepat'2'

    PENAPISAN KARSINOMA NASOFARING

    Penelitian pada penapisan penduduk untuk KNF telah diperlihatkanrahwa kasus-kasus dini Kr\F dapat diidentifikasi pada individu yang sehatfang mempunyai kadar IgA terhadap virol capsid antigen (Ig'dA/CA) dariEBV. Bilamana individu deng,an seropositif nlaka pada subjek dilakukanpemeriksaan nasofaring setiap tahun dengan mengunakan pemeriksaannasofaring indirek, 32 kasus KNF tanpa gejala diidentilikasi dari 2823 padaindividu yang sehat dengan seroposi[i[. Bia-r'a program penapisau akannenjadi hambatan jika dilaktrkan pada rnasYarakat luas, \valaupundetnikian arlanl,a presdiposisi Senetik i'an3 ielas dari penyakit ini,penapisan pada ke luarga ltasien KNI" t]ltuigkin biaYa nreniadi efektif.Dilaporkar-r pr.rla da|i -l2tl kasrrs taDpa Sejala dari saudara kar]clurlS pasienKNF juga clilakr-rkau penapisan. Icrtl-t'ata 3 kastrs KNF clitenrrrkan. SuatuproSranr perLapisan ini akan lebih baik lLtltttk rtrendapatkan kasus-kasusrlcnylitl r;l;rrlirrrrr rlini,lril;r rlilr;tlrrlilr!.kilrl llirsictt van.q, daLarlg clengan gejala-gejala. SturliLrrtr ltcrrvakit atlirlalr irrtlihator l.rrognosis paling l.rcnting dariPenl'akit ini. '

    Jika cara pencegahan KNF belum ada dan deteksi dini dengan carapenapisan rnungkin sa[u satun-\'a secagai sun.Iber dan pertimbangankebijakan yarg dapat dilakukan untr.rk semua anSSota keluarga pasien KNEcara ini akan menjadi kebijakan dalam upaya mendapatkan suatu diagnosisdini pada pasien yang mempunyai gejala. Hal ini dapat dicapai melaluiedukasi pada masyarakat agar dapat berkonsultasi ke dokter pada gejala-gejala dini, dan memperbaiki tingkat kervaspadaan terhadap tumor inikepada dokter puskesmas. '

    GAMBARAN KLINIKKeluhan pasien KNF sering, tidak jelas dan membingungkan sampai

    tumor memasuki stadium laniut. Kesulitan ini dikombinasi dengan masalah-

    Suppbmmt Haialah Kedoktsar tudahr Dahm RarEfa 0b; Natak 53 FK thrd l*trEr,rq*h lftztAnes. tED Rn'gfa D6 l{fift 5] FK lrsd

    fonnjuk Kinik Diogttosis Dini Koninomo Nosolonng.\l u h o n m o d Abd u h Fi rdou s

    GEJALA DAN TANDAGejala dini KNF sangat beravariasi, ringan dan tidak khas. Keluhan

    tergantung letak dan perluasan tumor nasofaring, apakah tumbuh kearahmurua tuba eustachius atau ke koana. oleh karena itu keluhan pertama daripasien biasanya adalah keluhan telinga dan hiduag atau keduanya. Gejalalanjut berupa timbul massa (kelenjar getah bening) di reher dan gangguansaraf kraniaVmata dan nyeri pada tulang femur, spina vertebra torakolumbal,hati, paru, ginjal dan limpa.'n

    Gejala din:Geiala Telinga

    Gejala-gejala yang berhubungarr dcngan tr:lirrga rneliprrti tuli, tirrrril.us,otalgia dan otorrhoea, semuanya biasanva unilateral. Dari gejala tersebut tulirnerupakan yang sering ditemukan. Tuli yang ditemukan adalah tulikonduktif yang biasanya oleh karena otitis media efusi akibat gangguanfuog.i tuba eustachius. Hal ini arvalnya disebabkan infiltrasi tumor padaotot tuba dan gangguan yang intermiten dari mekanisme pembukaan tuba.Gangguan fungsi tuba mungkin menjadi menetap karena tumor meluasmasuk ruang dan struXtur sekitarnya. Otitis mcdia efusi menjadi suatutanda kewaspadaan untuk menemukar kanker lebih dini. Untuk menilai adaBanpuan fungsi fuba maka perlu dilakukan perneriksaan timpanometri.'

    Tinitus terjadi kira-kira pada sepertiga dari pasien-pasien I.C.IF dan dapatmenyusahl:an serta sulit diobati. Otalgia jarang ditemukan, nyeri telingadikarenakan turnor masuk ke daerah parafar ing dan terjadi erosi pada dasartengkorak. Nyeri yan;g hebat akibat deri infiltrasi tumor ke sarafglossofaringeus yang mengenai serabut saraf ser^sorik di telinga tengah, sarafiniberialan dari foramen fugulare ke daerah rrofaring."

  • (' "'-' qpd^i,n ;;;r:;"r:il::i;'i#:'r'va darah o' n?i,'* ?,:LJr'"i::;

    Gejala LanjutMassa cli leher

    ll u ho nt n o tl Abrl u lt ) _i rdo tt s

    Gejala HidungI|tuniuk Minik Diognosis Din: L:':1,"*_]i::g

    Gejala hidung adalaltunrbar,,",;;;;.;;:,1'',::',,*,rreriprrri inu bi r a r",.r r.,,;,:;' ;"'::",').,!:'::]".". d ara h, hid uns

    rersrrnrbat'"[i:'1,:];, ;;;,;,.il':j;:l'i insus be^varna darah, hidungasan-\.a tjdak u,,r^,'ot^1'^!"r -r'ang sering berrvarna

    infCri^. W^t _ -^^ourr \ul lrtt tarna kal.enjar se '^-"ikal bagian nriddle dancDrrni,rt.r-^- p ^besar daripada kelen;.-arenjar se trat bagian nriddle darcDrrni,rt.r-^- p besar daripada kelen;.-ar

    I aran dari arah cephalod-p ^_- , -__- ^srcU/alI aran dari arah cephalod-vrvrr,dr yang terkenu .

    -^' ,urqrr5 uan ada bilamana kelenjar_

    f ;;, ::i; ;. ; " ii; :'i',1'.T, l' :i :: i;:, ;

    "i;i # ; " :il:::irl] sinusiris. Adarva ,'1"'"T:: .Se)aia-Seiaia ini juga| ""t"-rrrrlis darr si

    kali

    " Gejala ini pa.ling sering menl,ebabkan

    esar kasus nremiliki ,,_r"O,ijl.^lda.tang berobat ke dokteresar ku-.

    - t'ten1'ebabkan pasien datang berobat ke dokter.r" r

    "n iu.,lj."ij,"#l' I :

    "

    I' T :".t1 :' ;;'TJilliu u n' u, ".u

    rkeleniar rrrurnlllkl li

    r..-.... - _._...^. norrnalnl,a tidak

    l::;-' ^",:",o. ,".u'iul'rr;;1*'" ttdak dirasakan nyeri. il; d;:rd:llerkena, diikuti densan r-or kelompok yans .ro.r"-^ ,-_,.fl*:: illf'l' '";;;""i" :"]1y"1 il**;:Tilenjar se r^dr oaglan nriddle dan

    eiala SarafKeluhan-keluhan

    sail**pf:;:ffi ;;iH"I,i:.:i,i.il:t",""ji:i"":i:;ilTKelumpuhan saraf da

    saraf yang terjadi pada hampi r 2o %op"ri"r.,

    ;: ffi*"i ",lTffii ::lT i: i: i:' l,'lt

    u I e b i h' *" .;;;, * .."ongsgring terkena,

    ""It t*"tkranir,. ..'na atau ekstrl kranial) yans

    r ma ta' sa'ur r' Ja i T'1 T""= o" b k;; ;i ii:'il' T'il;Tff ffi;iennya .","r ;, ;, ;,Jil" l;,, ;:::i i,:i _", u,. r", ul-*-,.#u,.n r.,,iu t.

  • il u h o n, nt o rl Abtl u h Fi rd o u stosofcringd,okter spesialjs agar nlen/adi

    adany,l nlassa dinasofaring. ,,iebih rvaspada, terutanra pada paslen tanpa

    ing pada tumor yans ekau telah menyebablano polos biasa masih

    m en e n tukan lokasi d an lu as o-";;;".r,rnya.,.,o

    pada turnor 1,ang Ia tmetri dalam rons'a rrr"i.il;:etelnpat' sehingga

    yang eksofitik pada lLrn enonjolan massa tumor

    Pemeriksaan .sitologi eksfoiiatif dari nasbermacam cara vairu,,,,"irl;",..;;.otur,

    sikaus yan3 dihubungkanah, nrurah dan tak men

    .r r"uluup,

    a stJjif{|:,ositolosi eksroliatir

    mengandung sel tunraik,4oku,, a:;;;,,';ll:"^: 51ll' a i a u, t i ci a k Pern eri ksadikerjakan d,,ngan;;;:"' u'""" atau trclak' Perneriksa,nrerl.kan secl i ki r p"."Iu,;;., ;.; p"n.g"l;;i;.:;;",,,or.72

    S,pplemen; ilalatah (edotieran Andalas----_

    Uahn naTfa Des ftata.s 5l ft Ururd ltCdEt l'taiddr Xedotrsar lnddar, Ddan Rang{a Das llaufr 5l FtC tturd

    IHunjuk KIinik Diognosis Dini Korsinomo i.josoforing llu hom mod Abduh Ftrdo us

    ,DIAGNOSIS BANDINGoleh karena geiara yang ditimburkan dari karsinorna nasofaring sangatberva.asi, maka diagnosis bandingn-va juga bervariasi berdasarkan gejala

    Snang ada' hda pasien yang datang dengan keluhan epistaksis, hidungtersurnbat atau ingusan, KNF menjadi sarah diagnosis karena keadaantersebut menyerupai rhinitis, sinusitis, de*iasi septum atau polip nasi. padadaerah bukan endemik gejala-gejala tersebut tidak dicurigai, sehinggapemeriksaan rutin nasofaring yang merupakan dasar dari keberhasirandiagnosis menjadi terabaikan. ruaa u suatrr lumor \ran8 menyebabkangejala tersebut kebanyakan pasti dapat dirihat i"a" pemeriksaannasofaring.tomungkin sering tertutupi

    .*ebagai otitis media serosa. pacla pasiendengan otitis media serosa ya'g ticlak dapat diterangkan, khususnya jikaunilateral, KNF harus dicurigai sebagai kemungkinan pen,1,s[sg. ,o

    Kadang-kadarrg ada suatu massa di nasofaring seperti hipertrofi adenoid,kista, meningocele atau meningo-enceparocele, angiofibroma, r.uberkurosis,Iirnfoma, midline rethar granuloma dan karsinorn'a undiffe:rentiated sino-nasal.to

    KESTMPUII\N1' Untuk mendapatkan stadium dini pada Ii\F perlu penrahaman dari paradokter dan masyarakat menge:rai gejala dini dari ien-vakit KNF nrelalui

    sym posium/ seminar atau pen_i.u luhan.2' Pemeriksaan ruLin nasofaring de'gan mengunakan arat endoskop kakuatau en'loskop serat optik sangat diperrukan untuk diagnosis dini pada

    setiap pasien yang mempunyai gejala dini l3\E

  • tll u I t o nt m o rl rlbd u h f-i nkt u s

    _ ,u L,urversityhess, 1999:

    g

    l::]:::*:""n serotogi ig-,\ anrr_EilV (Vttrpertimbangkan sebagai sarana diaqn

    dipertimbangtun ,"';

    ^o' orttt-lluV (vma sih b,k"; l;;;'"T : ::1T..$r:-,::' r, rl,i,, ? u p un d i rn d onesiaT:,]:.:-"Xt.i:il:1,,::"qti'i"d';;;;i1,;i:iill"imas_r'arakat beresiko tirrggi KNEUntuk mendapatkan kasus dini KNF sararrer8una' oleh karena iru perlu disediakan

    "]i"o"l:ltt"_"n cT scan sangarberguna. ot"t tu.rnu -r\uJrr)

    utttt KNF saratr, perr u 0,,"i,, # olilil:jllt fl::nj:T

    DAFIARPUSIhKA1. pusat penelitian pe

    ;t"x,,: lr "; il. :) ; :,tJTj ilili T; xl,j i.j i., il; [: j j T1 i o *,",,2. Huang o, a"

    "

    Aetiornoi-.r c^^. I ruonesra ('r977-1c7g)

    . " ;:_*i; i*:t"*;::f

    .

    :::.:::* :i:,.l:, 1::,i::,:.,;;l .A,::::3. Soetjipto D. Karsrnr,,,,,f*l' ;;::::l,l :iTriH-^,Y,T"j:lYt Nlerakuran Diasnosis Dini?

    Nasol,rrarl.ns;J :::,r_^ Facrors o; ;i,:T., ,llll iiltil;;,-,,, ;,H"ua.una tV".J. Lrrcrnonla In Sarartal.. Arr,iya'to. pemer t): t).ilfala1'sia'The internet Journal of

    untuk viral ca ein-Barr spesifik-

    Tesis.hogram o:na

    Lo s, Lee *, ".1r.",

    S.et al N""^^'^- na nasofaring'

    _r.],,,.1:il;, * i;i',llr)l r#ii, squamous cer carc'roma. Emedjcine,7. sham /sT, choy ",

    ;, ,r"'"J,,,1,"", cr,,-. r^ _, ---"'''

    ''et,cr',

    ),1'r"_o,l*"r."rc"..ino'':',#;:;:";;;;*.Jl:,"Tjl,;r"?"hlft. ZhuXN,ChenR,Kon

    **,**;;i;}.::.|ljil:'liT,il3,fTl_,'T,""ns.A, B, c, anr, DR andLntna. Ann Otol Rhinol lrryg;Van Hasselt CA, Leur

    H,",,,xTr;"TH?.n::::"j,:;:T;_ j:,;il:i:::l"T;,:j*,iff t.,10. Woo iKS. Clinical D.c...inoau.zt'-;ta8nosis In: Van Hassel

    ' Honskons . ril ;r r"nl^l| ff :.:::":' e ds. .\asopharrrnsearch inese Lrniversi ty ilJ;;: ; ff illf.

    2

    laptenenHaFla/\Kedohrar*."@

    Ts IIA Selbogoi Skrining Altemorif Konkcr Senilr.hlsi Suloini

    S EB_AGAI S KRININ G AITE RNATIFKANKER SERVIKS _'^ 'T^^t

    pelsi SulainiDepartemen /SrVF Otuniversi rasil", Jil;}:i? B;:j;,i"%",,,

    I. PENDAHULUANKanke^

    .erviks merupakan salah satrwa ni ra d i d u'' i a,," k, l": 8 *e,o ter j a d i d, ;;;:.5:fJ"f " "? lL#:;

    "rJ:l: TifJ""#lTrT Asia selatan' ;:il;. L,u" aan amelika i"u,, tercaratdkk,2006) - o-n prevalensi kanker sen'iks t"", u"[t]*.L.Agusdin

    3;:1,jH_":::3,Jr":?:fj_:_ah,v,a dari 12 pusar parorogi diIndone.sia, kanker serviks _"rrdrd,rkl oJrr,""u

    dari 72 Fienis kanke. ,..i".,-" r^r-: r-r . , ^ rgkat tertinggi, ;jenis kanker terbanvi ---'Yuqu^r ;',crrngKsI tcrtinggi, yailu zso/o dari 10kanle" rprhr-.,^L - * Iaki-laki dan perempuan atau 26.4o/nderi rn :^_:_kanter terbanyak pa ' uotr perIrp_uan atau 26,40/o dari 10 jenisbelurn dikerahrri ;,^lif":rpuan. Angka kematian fi;;

    -ser.,ik" ;,,-.

    I-,20O7 ;Nurama L,}OOS)rjffi ,i,,:::*"J;*x:{;;;;;ff T;Ttit"i*:j:il,f."'tr:

    TES TVAkelompok

    Divisi OnkolosiFakultas Kedoktera-r,

    luga

    *.ffH*1t"fttrt: angka kejadian keganasan reher rahim di nesara' i;TITi1,tr*:, ffi -#rst *mxm f;lirry :T: j":n n x ri ild fr :: il T"'r i;:'"Jx", "T H?

    ..

    kebersihanalatgenitalia. I yan8 rendah dan mengabaikan2' Fenyebab lainnya

    -"g"r"h masih terfnal-lanyaknya kendala pada,i. pmgram, 0","*t--rg1 u:nru\ mengiden_tifikasi lesi prakanker dan. mengobatinya sebelum b".k"rnb";;;:;adi tesi invasif..88#ll"$fr ff:i:T,1il"XT:l"j3,T?"scMditahunlesz,rebihdari,

    ^v,s uuqan rtpr2rt. ,t^t^.rl stadium lanjut a""S"" *giu