DESKRIPSI DAN CAUSAL STRUCTURE PERISTIWA …konteks.id/p/05-107.pdf · SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI...

7
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-201 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 DESKRIPSI DAN CAUSAL STRUCTURE PERISTIWA KECELAKAAN DI PROYEK KONSTRUKSI Akhmad Suraji 1 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas 1 Sekretaris-1 DP LPJKN 2007-2011 & Direktur INCIDS ABSTRAK Proyek konstruksi masih menjadi tempat yang memiliki peristiwa kecelakaan dengan tingkat sangat tinggi. Peristiwa kecelakaan tersebut dapat menyebabkan pekerja terbunuh, masyarakat terluka, tempat dan peralatan kerja rusak dan lingkungan terganggu. Pertanyaan selanjutnya adalah pencegahaan seperti apa yang mesti dilakukan oleh semua pihak yang terlibat pada proyek konstruksi. Tujuan makalah ini adalah melaporkan hasil analisis deskriptif dari 276 kasus kecelakaan di proyek konstruksi (gedung dan jalan) yang tercatat dalam rangka pengelolaan jaminan kecelakaan kerja oleh PT Jamsostek dan studi investigatif atas kasus kecelakaan di 5 (lima) proyek konstruksi yang dilakukan oleh LPJKN pada tahun 2011. Dalam makalah ini, area peristiwa (event area) dari kasus kecelakaan tersebut diurai untuk menemukenali faktor-faktor generik dan spesifik yang menjadi pembangkit (trigger) peristiwa kecelakaan. Disamping itu, makalah ini juga menjelaskan causal structure penyebab peristiwa kecelakaan. Katakunci: peristiwa kecelakaan, proyek konstruksi, faktor penyebab dan causal structure 1. PENDAHULUAN Peristiwa kecelakaan di proyek konstruksi dapat menyebabkan pekerja terbunuh, masyarakat terluka, tempat dan peralatan kerja terusak dan lingkungan terganggu (Peristiwa Tanah Abang, 2009). Oleh karena itu, Suraji & Widayatin (2009) menyatakan bahwa keselamatan di proyek konstruksi bukan hanya keselamatan bagi pekerja dari peristiwa kecelakaan dan terkena penyakit atau lebih populer keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Konstruksi, tetapi keselamatan konstruksi dalam perspektif keselamatan bagi pekerja, keselamatan bagi publik, keselamatan bagi properti (premises) dan keselamatan bagi lingkungan. Penelitian kecelakaan di proyek konstruksi juga sudah bergeser dari individual ke organisational dan dari hilir (downstream) ke hulu (upstream) serta menggunakan pendekatan baru yaitu socio-engineering (Suraji, 2001; Suraji & Endroyo, 2009, Latief dkk, 2011). Pemodelan penyebab kecelakaan juga sudah sangat maju dengan menggunakan berbagai perspektif (Hide dkk 2003). Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa kasus kecelakaan masih juga terjadi secara berulang. Pelajaran dari 1000 kasus kecelakaan di proyek konstruksi di Inggris (Suraji, 2006) memberi pemahaman bahwa peristiwa kecelakaan dapat dipicu oleh berbagai faktor baik secara independen maupun interdependen serta tidak selalu oleh perilaku pekerja kerah biru di lapangan (downstream) tetapi juga pekerja kerah putih di tingkat manajemen (upstream). Tujuan makalah ini adalah melaporkan hasil deskripsi kasus atau peristiwa kecelakaan di proyek konstruksi. Sejumlah 276 kasus diperoleh dari akses catatan peristiwa kecelakaan oleh PT. Jamsostek dalam rangka pengelolaan jaminan kecelakaan kerja dan studi investigatif atas kasus kecelakaan di 5 (lima) proyek konstruksi oleh DP LPJKN (2011). Dalam makalah ini, area peristiwa (event area) dari kasus kecelakaan tersebut diurai untuk menemukenali faktor-faktor generik yang menjadi pembangkit (trigger) peristiwa kecelakaan. Disamping itu, makalah ini juga menggambarkan causal structure terjadinya peristiwa kecelakaan. 2. DESKRIPSI KASUS KECELAKAAN Kasus Kecelakaan Indonesia masih tergolong negara dengan kecelakaan kerja tinggi. Terbentur, terpukul dan terperangkap adalah 3 jenis kecelakaan kerja yang paling sering terjadi di proyek konstruksi. Tabel 1 di bawah ini menggambarkan catatan buruk kecelakaan. Tabel 1. Jumlah Kasus Kecelakaan Kerja di Proyek Konstruksi No. JENIS KECELAKAAN KERJA JUMLAH KASUS 2007 2008 2009 2010 1 JATUH DARI KETINGGIAN YANG BERBEDA 39 102 94 80 2 JATUH DARI KETINGGIAN YANG SAMA 96 119 107 76 3 PENGHISAPAN, PENYERAPAN 48 135 112 60 4 TERBENTUR 477 1021 817 641

Transcript of DESKRIPSI DAN CAUSAL STRUCTURE PERISTIWA …konteks.id/p/05-107.pdf · SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI...

Page 1: DESKRIPSI DAN CAUSAL STRUCTURE PERISTIWA …konteks.id/p/05-107.pdf · SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-201 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 DESKRIPSI

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-201 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

DESKRIPSI DAN CAUSAL STRUCTURE PERISTIWA KECELAKAAN DI PROYEK KONSTRUKSI

Akhmad Suraji1

1Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas 1Sekretaris-1 DP LPJKN 2007-2011 & Direktur INCIDS

ABSTRAK Proyek konstruksi masih menjadi tempat yang memiliki peristiwa kecelakaan dengan tingkat sangat tinggi. Peristiwa kecelakaan tersebut dapat menyebabkan pekerja terbunuh, masyarakat terluka, tempat dan peralatan kerja rusak dan lingkungan terganggu. Pertanyaan selanjutnya adalah pencegahaan seperti apa yang mesti dilakukan oleh semua pihak yang terlibat pada proyek konstruksi. Tujuan makalah ini adalah melaporkan hasil analisis deskriptif dari 276 kasus kecelakaan di proyek konstruksi (gedung dan jalan) yang tercatat dalam rangka pengelolaan jaminan kecelakaan kerja oleh PT Jamsostek dan studi investigatif atas kasus kecelakaan di 5 (lima) proyek konstruksi yang dilakukan oleh LPJKN pada tahun 2011. Dalam makalah ini, area peristiwa (event area) dari kasus kecelakaan tersebut diurai untuk menemukenali faktor-faktor generik dan spesifik yang menjadi pembangkit (trigger) peristiwa kecelakaan. Disamping itu, makalah ini juga menjelaskan causal structure penyebab peristiwa kecelakaan.

Katakunci: peristiwa kecelakaan, proyek konstruksi, faktor penyebab dan causal structure

1. PENDAHULUAN Peristiwa kecelakaan di proyek konstruksi dapat menyebabkan pekerja terbunuh, masyarakat terluka, tempat dan peralatan kerja terusak dan lingkungan terganggu (Peristiwa Tanah Abang, 2009). Oleh karena itu, Suraji & Widayatin (2009) menyatakan bahwa keselamatan di proyek konstruksi bukan hanya keselamatan bagi pekerja dari peristiwa kecelakaan dan terkena penyakit atau lebih populer keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Konstruksi, tetapi keselamatan konstruksi dalam perspektif keselamatan bagi pekerja, keselamatan bagi publik, keselamatan bagi properti (premises) dan keselamatan bagi lingkungan. Penelitian kecelakaan di proyek konstruksi juga sudah bergeser dari individual ke organisational dan dari hilir (downstream) ke hulu (upstream) serta menggunakan pendekatan baru yaitu socio-engineering (Suraji, 2001; Suraji & Endroyo, 2009, Latief dkk, 2011). Pemodelan penyebab kecelakaan juga sudah sangat maju dengan menggunakan berbagai perspektif (Hide dkk 2003). Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa kasus kecelakaan masih juga terjadi secara berulang. Pelajaran dari 1000 kasus kecelakaan di proyek konstruksi di Inggris (Suraji, 2006) memberi pemahaman bahwa peristiwa kecelakaan dapat dipicu oleh berbagai faktor baik secara independen maupun interdependen serta tidak selalu oleh perilaku pekerja kerah biru di lapangan (downstream) tetapi juga pekerja kerah putih di tingkat manajemen (upstream).

Tujuan makalah ini adalah melaporkan hasil deskripsi kasus atau peristiwa kecelakaan di proyek konstruksi. Sejumlah 276 kasus diperoleh dari akses catatan peristiwa kecelakaan oleh PT. Jamsostek dalam rangka pengelolaan jaminan kecelakaan kerja dan studi investigatif atas kasus kecelakaan di 5 (lima) proyek konstruksi oleh DP LPJKN (2011). Dalam makalah ini, area peristiwa (event area) dari kasus kecelakaan tersebut diurai untuk menemukenali faktor-faktor generik yang menjadi pembangkit (trigger) peristiwa kecelakaan. Disamping itu, makalah ini juga menggambarkan causal structure terjadinya peristiwa kecelakaan.

2. DESKRIPSI KASUS KECELAKAAN

Kasus Kecelakaan Indonesia masih tergolong negara dengan kecelakaan kerja tinggi. Terbentur, terpukul dan terperangkap adalah 3 jenis kecelakaan kerja yang paling sering terjadi di proyek konstruksi. Tabel 1 di bawah ini menggambarkan catatan buruk kecelakaan.

Tabel 1. Jumlah Kasus Kecelakaan Kerja di Proyek Konstruksi

No. JENIS KECELAKAAN KERJA JUMLAH KASUS 2007 2008 2009 2010

1 JATUH DARI KETINGGIAN YANG BERBEDA 39 102 94 80 2 JATUH DARI KETINGGIAN YANG SAMA 96 119 107 76 3 PENGHISAPAN, PENYERAPAN 48 135 112 60 4 TERBENTUR 477 1021 817 641

Page 2: DESKRIPSI DAN CAUSAL STRUCTURE PERISTIWA …konteks.id/p/05-107.pdf · SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-201 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 DESKRIPSI

Manajemen Konstruksi

MK-202 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

5 TERGELINCIR 55 94 89 66 6 TERPAPAR 14 56 93 43 7 TERPUKUL 269 393 344 255 8 TERSENGAT ALIRAN LISTRIK 19 42 26 32

9 TERPERANGKAP/TERJEPIT, TERGIGIT,TERTIMBUN, TENGGELAM 141 340 380 272

TOTAL KASUS 1158 2302 2062 1525 Sumber: PT Jamsostek (2011)

Pemicu kecelakaan adalah kejadian yang menyebabkan seorang pekerja mengalami keadaan meninggal, sakit atau luka-luka. Berdasarkan laporan kecelakaan kerja oleh PT Jamsostek, pemicu kecelakaan dapat diberi sebutan peristiwa (event area) sebagai (i) jatuh, (ii) kontak, (iii) pekerja sendiri, dan (iv) tertimpa. Pemicu kecelakaan ini dapat secara sendiri (independen) maupun gabungan (interdependen) lebih dari dua peristiwa memicu kejadian kecelakaan kerja. Dari sejumlah 276 kasus kecelakaan kerja, kontak dan pekerja adalah pemicu kecelakaan yang paling banyak (88 kasus), diikuti oleh kontak dengan benda atau peralatan kerja (50 kasus), tertimpa benda (39 kasus) dan jatuh dan pekerja (28). Lokasi kecelakaan adalah tempat dimana peristiwa kecelakaan terjadi. Berdasarkan sejumlah 270 kasus kecelakaan di proyek gedung, kecelakaan kerja banyak terjadi di dalam gedung yang sedang dibuat (138 kasus), diikuti oleh di tempat pabrikasi pembesian (19 kasus), di luar gedung (17 kasus) dan lahan/ lapangan proyek (12 kasus). Disamping itu, tower crane dan ruang genset juga menjadi tempat yang memiliki peristiwa kecelakaan. Kecelakaan di proyek konstruksi terjadi secara random dalam waktu-waktu tertentu. Dari sejumlah 270 kasus kecelakaan di proyek gedung, peristiwa kecelakaan sering terjadi pada waktu pagi hari (92 kasus/ 34%) diikuti pada waktu siang hari (77 kasus/ 29%) dan sore hari (44 kasus/ 26%) serta sisanya pada malam hari (28 dan 29 kasus). Peristiwa kecelakaan dapat terjadi di berbagai jenis pekerjaan. Dari 270 kasus kecelakaan di proyek gedung, kejadian kecelakaan sering terjadi pada pekerjaan beton bertulang (128 kasus/ 47%) kemudian pekerjaan finishing (73 kasus/27%), sedangkan kecelakaan pada proyek jalan sering terjadi pada pekerjaan finishing (surface course).

3. CAUSAL STRUCTURE PERISTIWA KECELAKAAN LPJKN (2011) melakukan studi investigatif kecelakaan di lima (5) proyek konstruksi di Indonesia. Studi ini dilaksanakan bekerjasama dengan LPPM UGM. Studi ini dilakukan dengan survai lapangan di proyek konstruksi. Kuesioner dan interview serta workshop digunakan sebagai metoda investigatif kasus kecelakaan kerja. Target responden adalah manajer proyek, safety officers dan mandor serta pekerja / tukang. Selanjutnya, Tabel 2 di bawah ini menunjukkan profil studi investigatif kecelakaan di proyek konstruksi.

Tabel 2. Profil Studi Investigatif Kasus Kecelakaan di Proyek Konstruksi

NO PROYEK KASUS KECELAKAAN RESPONDEN KETERANGAN

1 I 1. Terantuk bekisting 2. Tertusuk paku

Project Manager Safety officer Konsultan

Bangunan Gedung

2 II 1. Tertusuk baja tulangan 2. Tertimpa scaffolding 3. Tertusuk paku

Safety officer Mandor Pekerja

Bangunan Gedung

3 III 1. Triplek menimpa rumah penduduk 2. Tertusuk paku

SHE officer Safety officer Konsultan Tukang

Bangunan Gedung

4 IV 1. Tergores baja tulangan 2. Terjatuh dari pentup void

Kepala Proyek Site Engineer Safety Officer

Bangunan Gedung

5 V 1. Kejatuhan palu

Kepala proyek Safety officer Bangunan Gedung

4. KASUS KECELAKAAN DI PROYEK I Di Proyek I ini terjadi banyak kasus kecelakaan ringan seperti tertusuk paku atau luka ringan lain tetapi tidak dicatat dalam laporan kecelakaan kerja. Kecelakaan lain yang terjadi adalah seorang pekerja terantuk beksiting kolom yang sudah dirakit ketika akan dipasang dengan tower crane. Pekerja naik ke rangkaian besi berusaha menempatkan kedudukan bekisting, namun karena goyang maka bekisting menumbuk rahang pekerja dan menyebabkan dua giginya tanggal. Hasil wawancara investigatif menunjukkan bahwa banyak faktor penyebab kecelakaan di proyek ini sebagaimana dapat dilihat Tabel 3 dan causal structure seperti dijelaskan pada Gambar 1 di bawah ini. Faktor penyebab dapat terkait langsung pada personal pekerja dan non-personal seperti peralatan dan prosedur dan metoda kerja, sistem manajemen dan organisasi dari pelaksanaan proyek . Selanjutnya, struktur hubungan sebab akibat (causal structure) digambarkan berdasarkan interview dan kuesioner.

Page 3: DESKRIPSI DAN CAUSAL STRUCTURE PERISTIWA …konteks.id/p/05-107.pdf · SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-201 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 DESKRIPSI

Manajemen Konstruksi

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-203 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Tabel 3. Identifikasi faktor penyebab kecelakaan di Proyek-I

Faktor Penyebab Kecelakaan (1)

1 Ketidaktepatan aplikasi metode kerja Ö 2 Tidak adanya prosedur kerja Ö 3 Tidak ada training Ö 4 Tuntutan progress yang lebih cepat Ö 5 Tidak adanya sangsi pelanggaran K3 (RKS owner-kontraktor) Ö 6 Kecerobohan/ kurang hati2 Ö 7 Rendahnya pengetahuan terhadap prosedur kerja Ö 8 Risk taker Ö

Pekerja terantuk bekisting

Gambar 1. Causal Structure Penyebab Kecelakaan di Proyek-I

5. KASUS KECELAKAAN DI PROYEK II Di proyek II ini, kasus kecelakaan kerja ringan banyak terjadi seperti tertusuk paku, pekerja tertusuk stek baja tulangan, tertimpa kayu dan tertimpa scaffolding yang disandarkan. Dari hasil interview investigatif menunjukkan faktor penyebab kecelakaan kerja di proyek ini seperti dapat dilihat pada Tabel 4 dan causal structure (Gambar 2).

Tabel Error! No text of specified style in document.4. Identifikasi faktor penyebab kecelakaan Proyek-II

Faktor penyebab Kecelakaan*) (1) (2) (3) (4)

1 Tidak efektifnya mingguan briefing Ö Ö Ö 2 APD dari kontraktor Ö Ö Ö 3 Pekerja mengelola APD Ö Ö Ö 4 Kurangnya perlindungan keselamatan Ö Ö Ö 5 Lemahnya implementasi prosedure kerja Ö 6 Unsafe condition Ö 7 Buruknya standarisasi mutu APD Ö Ö Ö 8 APD tidak nyaman Ö 9 Akibat panjangnya jam kerja Ö 10 Rendahnya penegakkan sangsi Ö 11 Tidak adanya training Ö Ö Ö 12 Kurangnya pengetahuan kontraktor Ö Ö Ö 13 Tidak adanya prosedur kerja Ö Ö Ö Ö 14 Kecerobohan/ kurang hati2 Ö Ö Ö 15 Kurangnya pengetahuan Ö Ö Ö 16 Rendahnya tanggung jawab Ö

Page 4: DESKRIPSI DAN CAUSAL STRUCTURE PERISTIWA …konteks.id/p/05-107.pdf · SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-201 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 DESKRIPSI

Manajemen Konstruksi

MK-204 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

17 Sikap risk taker Ö 18 Tidak terbiasa dengan APD Ö 19 Tidak adanya sanksi dalam kontrak Ö Ö Ö 20 Tuntutan progress yang lebih cepat Ö

Tertusuk/menginjak paku, (2) Tertusuk besi, (3) Tertimpa scaffolding dan (4) Beskisting runtuh

Gambar 1. Cuasal Structure Penyebab Kecelakaan pada Proyek-II

6. KASUS KECELAKAAN DI PROYEK III Pada proyek ini, kasus kecelakaan adalah beberapa tripleks dengan tebal 12 milimeter terbang tertiup angin kencang dari tumpukan di lantai tiga dan menjatuhi rumah penduduk di sekitarnya sehingga memecahkan beberapa atap genteng. Kecelakaan kerja lain adalah bahwa seorang pekerja kejatuhan plat bekisting saat pembongkaran scaffolding. Investigasi faktor penyebab kecelakaan dari proyek III dapat dilihat pada Tabel 5 dan gambar causal structure dapat dilihat pada Gambar 3.

Tabel 5. Identifikasi faktor penyebab kecelakaan di Proyek-III

Faktor penyebab Kecelakaan (1) (2)

1 Tidak efektifnya mingguan briefing Ö Ö 2 Lemahnya implementasi prosedure kerja Ö 3 Tidak adanya training Ö 4 Kurangnya pengetahuan kontraktor Ö 5 Tidak adanya prosedur kerja Ö 6 Kecerobohan/ kurang hati2 Ö Ö 7 Kurangnya pengetahuan Ö Ö 8 Pengabaian prosedur kerja Ö 9 Tidak adanya sanksi dalam kontrak Ö Ö 10 Tuntutan progress yang lebih cepat Ö (1) Papan bekisting terbang terbawa angin menimpa rumah warga (2) Nyaris kejatuhan balok LPL (near miss)

Page 5: DESKRIPSI DAN CAUSAL STRUCTURE PERISTIWA …konteks.id/p/05-107.pdf · SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-201 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 DESKRIPSI

Manajemen Konstruksi

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-205 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Gambar 2. Causal Structure Penyebab Kecelakaan di Proyek III

7. KASUS KECELAKAAN DI PROYEK IV Pada proyek ini, kasus kecelakaan yang terjadi adalah ketika dua orang pekerja melangsir besi beton yang sudah difabrikasi dan pada saat akan menurunkan besi tersebut posisi pengangkatan tidak seimbang sehingga salah ujung besi jatuh lebih dahulu dan melukai salah seorang pekerja. Wawancara investigatif berhasil mengidentifikasi faktor penyebab kecelakaan sebagaiman dapat dilihat pada Tabel 6 dan bentuk causal structure disusun seperti pada Gambar 4.

Tabel 6. Identifikasi faktor penyebab kecelakaan di Proyek-IV

Faktor penyebab Kecelakaan (1) (2)

1 Tidak efektifnya mingguan briefing Ö Ö 2 APD dari sub-kon Ö 3 Pekerja mengelola APD Ö 4 Kurangnya perlindungan keselamatan Ö Ö 5 Unsafe condition Ö 6 Buruknya standarisasi mutu APD Ö 7 APD tidak nyaman Ö 8 Tidak adanya training Ö 9 Kurangnya pengetahuan kontraktor Ö Ö 10 Tidak adanya prosedur kerja Ö 11 Rendahnya kesadaran Ö 12 Kecerobohan/ kurang hati2 Ö Ö 13 Kurangnya pengetahuan Ö 14 Buruknya kinerja teamwork Ö 15 Tidak terbiasa dengan APD Ö 16 K3 bukan item terbayarkan Ö Ö 17 Tidak adanya sanksi dalam kontrak Ö Ö

(1) Terjepit besi tulangan pada saat pengangkutan, (2) Jatuh dari penutup void yang jebol

Page 6: DESKRIPSI DAN CAUSAL STRUCTURE PERISTIWA …konteks.id/p/05-107.pdf · SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-201 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 DESKRIPSI

Manajemen Konstruksi

MK-206 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Gambar 3. Causal Structure Penyebab Kecelakaan di Proyek IV

8. KASUS KECELAKAAN DI PROYEK V Pada proyek ini terjadi beberapa kecelakaan seperti seorang pekerja kejatuhan palu yang ditaruh diatas scaffolding, ketika turun tergesa-gesa dan scaffolding bergoyang menyebabkan palu jatuh dan menimpa kepalanya, helm pecah dan menyebabkan luka hingga perlu dua jahitan. Kejadian lainnya adalah seorang pekerja kejatuhan baut yang terlepas saat pemancangan tiang. Kejadian lain menimpa seorang mekanik yang sedang memperbaiki bar bending dan pembantunya tiba-tiba menekan tombol sehingga menghidupkan mesin dan menyebabkan jarinya kejepit. Studi investigatif menunjukkan faktor penyebab kecelakaan dan causal structurenya dapat dilihat pada Tabel 7 dan di bawah ini Gambar 5.

Tabel 7. Identifikasi faktor penyebab kecelakaan di Proyek-V

Faktor penyebab Kecelakaan (1) (2)

1 Tidak efektifnya mingguan briefing Ö Ö 2 APD dari sub-kon Ö 3 Pekerja mengelola APD Ö 4 Lemahnya implementasi prosedure kerja Ö 5 Buruknya standarisasi mutu APD Ö 6 Tidak adanya training Ö 7 Kurangnya pengetahuan kontraktor Ö 8 Tidak adanya prosedur kerja Ö 9 Kecerobohan/ kurang hati2 Ö Ö 10 Kurangnya pengetahuan Ö Ö 11 Pengabaian prosedur kerja Ö 12 Buruknya kinerja teamwork Ö 13 K3 bukan item terbayarkan Ö 14 Tidak adanya sanksi dalam kontrak Ö 15 Tuntutan progress yang lebih cepat Ö

(1) Kejatuhan palu dan (2) Terjepit bar bender

Page 7: DESKRIPSI DAN CAUSAL STRUCTURE PERISTIWA …konteks.id/p/05-107.pdf · SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-201 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 DESKRIPSI

Manajemen Konstruksi

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-207 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Gambar 4. Causal Structure Penyebab Kecelakaan di Proyek V

9. KESIMPULAN Kecelakaan di proyek konstruksi tidak hanya melibatkan korban pekerja, tetapi juga masyarakat, premises (peralatan dan tempat kerja) dan lingkungan. Oleh karena itu, tinjauan keselamatan dan kesehatan kerja perlu diubah menjadi tinjauan keselamatan konstruksi yang memiliki dimensi keselamatan pekerja, keselamatan publik, keselamatan premises (properti) dan keselamatan lingkungan. Keselamatan konstruksi perlu pendekatan sistemik, integratif dan komprehensif dari keseluruhan aspek socio-engineering dari organisasi penyelenggaraan konstruksi baik di hulu maupun di hilir. Keselamatan konstruksi tidak hanya melibatkan para pihak yang berada pada di hilir pekerja, tukang, dan mandor (blue colour), tetapi juga semua pihak di hulu atau manajemen (whie colour) dari pihak kontraktor, konsultan, tim klien dan klien itu sendiri.

10. PENGHARGAAN Terimakasih kepada DP LPJKN 2007-2011 atas akses hasil studi investigatif kecelakaan konstruksi dan juga kepada PT. Jamsostek atas akses mendapatkan catatan 276 kasus kecelakaan kerja di proyek konstruksi.

11. DAFTAR PUSTAKA Suraji, A & Endroyo, B (2009) Kecelakaan Konstruksi: Teori dan Pengalaman Empirik, Buku Konstruksi Indonesia

2009, Pusbiktek Kementerian Pekerjaan Umum, Suraji, A & Widayatin, S (2009) Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, Konvensi Nasional Keselamtan dan

Kesehatan Kerja, Kemenakertrans, Jakarta Suraji, A. (2003) Construction Accidents and the Lesson Learnt from 1000 Cases, The International Journal of

Construction Management, 41-49. Hide, S., Atkinson, S., Pavitt, T., Haslam, R.A., Gibb, A.G., Gyi, D., Duff, A.R., Suraji, A. (2002). Causal Factors

in Construction Accident, Health & Safety Executive-UK, Research Project Report No. 3955/R33.068 Latief, Y., Nugroho, Y.S., Berawi, M.A., Suraji, A., Arifuddin, R. (2011) Modeling Non-Linierity of Fall Accident

Causation in Construction Project With Dynamic System Approach: Theoritical Conceptual Framework, Proceeding of The 12th International Conferene on Quality in Research, Bali 4-7 July.