Dermatitis Contact Allergy Pada Anak2

20
Dermatitis kontak alergi pada anak – anak : faktor mana yang relevan? Abstrak Dermatitis Kontak Alergi (DKA) pada anak - anak meningkat. Tingkat sensisitivitas pada kontak alergen mulai pada tahap awal masa anak - anak. Epidermal barrier sangat penting untuk perkembangan dari tingkat sensitivitas dan pendatangan DKA. Faktor yg mungkin mempengaruhi pada tahap awal dari sensitivitas pada anak – anak adalah dermatitis atopik, kerusakan skin barrier dan pengulangan kontak yang sering dengan alergen. Topik pengobatan dari DKA berkaitan dengan sensitisasi kutaneus walaupun prevalensi tidak begitu tinggi. DKA akibat dari hapten pada sepatu atau pelindung sepatu dalam hal ini terjadi erupsi kaki yang persisten atau dermatitis yang parah pada kaki bagian bawah . Variasi klinis dari dermatitis kontak pada pakaian dapat menyebabkan kesulitan dalam mendiagnosa alergi tekstil. Mainan anak - anak adalah sumber lain yang potensial dari sumber paparan pada anak, terutama barang mainan kosmetik seperti parfum, lipstik, dan eye shadow. Alergen yang sering pada anak adalah logam,parfum, bahan pengawet, neomisin, bahan kimia karet dan juga akhir - akhir ini bahan pewarna. Sangat penting untuk diingat bahwa DKA pada anak - anak tidak sedikit, dan harus selalu diperhatikan apabila menemukan anak dengan eksim yang berulang. Anak sebaiknya dilakukan patch test dengan memilih alergen yg memiliki porsi tertinggi dari reaksi patch test yg positif , dan relevan. Pola paparan alergen berbeda antara kelompok usia dan remaja mungkin dapat terpapar dengan alergen pada lingkungan kerja. Tujuan dari pembahasan ini adalah agar dokter anak dan dokter kulit berhati – hati terhadap DKA pada anak - anak dan pentingnya melakukan patch test setiap kasus kambuhan yg kronis atau terapi dermatitis resisten pada anak – anak.

description

DKA

Transcript of Dermatitis Contact Allergy Pada Anak2

Page 1: Dermatitis Contact Allergy Pada Anak2

Dermatitis kontak alergi pada anak – anak : faktor mana yang relevan?

Abstrak

Dermatitis Kontak Alergi (DKA) pada anak - anak meningkat. Tingkat sensisitivitas pada kontak alergen mulai pada tahap awal masa anak - anak. Epidermal barrier sangat penting untuk perkembangan dari tingkat sensitivitas dan pendatangan DKA. Faktor yg mungkin mempengaruhi pada tahap awal dari sensitivitas pada anak – anak adalah dermatitis atopik, kerusakan skin barrier dan pengulangan kontak yang sering dengan alergen. Topik pengobatan dari DKA berkaitan dengan sensitisasi kutaneus walaupun prevalensi tidak begitu tinggi. DKA akibat dari hapten pada sepatu atau pelindung sepatu dalam hal ini terjadi erupsi kaki yang persisten atau dermatitis yang parah pada kaki bagian bawah . Variasi klinis dari dermatitis kontak pada pakaian dapat menyebabkan kesulitan dalam mendiagnosa alergi tekstil. Mainan anak - anak adalah sumber lain yang potensial dari sumber paparan pada anak, terutama barang mainan kosmetik seperti parfum, lipstik, dan eye shadow. Alergen yang sering pada anak adalah logam,parfum, bahan pengawet, neomisin, bahan kimia karet dan juga akhir - akhir ini bahan pewarna. Sangat penting untuk diingat bahwa DKA pada anak - anak tidak sedikit, dan harus selalu diperhatikan apabila menemukan anak dengan eksim yang berulang. Anak sebaiknya dilakukan patch test dengan memilih alergen yg memiliki porsi tertinggi dari reaksi patch test yg positif , dan relevan. Pola paparan alergen berbeda antara kelompok usia dan remaja mungkin dapat terpapar dengan alergen pada lingkungan kerja. Tujuan dari pembahasan ini adalah agar dokter anak dan dokter kulit berhati – hati terhadap DKA pada anak - anak dan pentingnya melakukan patch test setiap kasus kambuhan yg kronis atau terapi dermatitis resisten pada anak – anak.

Populasi pasien yg berbeda sulit dibandingkan karena jumlah mereka bervariasi dari 53 sampai 1023 pasien, dan sangat besar variasinya dilihat dari penyebarannya menurut usia dan jenis kelamin, dan bahan patch test, metodologi dan pemilihan alergen patch test. Disamping itu, juga perbedaan daerah dalam paparan terhadap alergen yang berbeda. Kontak alergen yang umum pada anak – anak adalah logam ( nikel, cobalt, dan chromate), parfum, bahan pengawet, neomisin,bahan kimia karet, dan p-tert-butylphenol-formaldehyde resin (2,8-12).

Dalam pembahasan ini kami akan jelaskan data epidemiologi, dan faktor yg mempengaruhi sensitivasi awal terhadap kontak alergen pada anak - anak. Hubungan antara kontak sensitisasi dan dermatitis atopik, pengobatan natural/alami, perioral dan perianal dermatitis, juvenile plantar dermtosis, sepatu, pelindung lutut, Tato, tekstil, popok, dan mainan anak - anak akan didiskusikan.

Page 2: Dermatitis Contact Allergy Pada Anak2

Epidemiologi.

Dalam kurun waktu 30 tahun, beberapa studi melaporkan terdapat banyak jumlah anak - anak dengan alergi kontak dan dermatitis kontak alergi (DKA) yg memastikan bahwa DKA adalah hal yang umum terjangkit pada anak - anak dan dapat menyebabkan masalah klinis yang pesat. (1,2). Kejadian dan prevalensi alergi kontak dan DKA pada anak - anak secara umum adalah sebagian besar tidak diketahui karena hanya sedikit studi yg secara sistimatis dilakukan dalam populasi anak secara acak (2). Nilai prevalensi dari alergi kontak dari 15.2% diperoleh antara 1146 anak - anak kelas 8 di Odense, Denmark(8). Nilai prevalensi dari Dermatitis kontak alergi sebesar 0.7%, dan prevalensi semasa hidup dari DKA diperkirakan sekitar 7%. Penelitian studi lain melaporkan nilai prevalensi dari alergi kontak sekitar 13.3 – 23.3% terhadap anak - anak secara acak masing - masing umur antara 5-14, 7-12 dan <18 th (9-11). Akan tetapi relevansi dari hasil patch test positif tidak tersedia, dan oleh karena itu estimasi yang akurat dari DKA tidak bisa diberikan, persentase bisa jadi sangat tinggi. Penelitian terhadap 321 anak – anak yg masih sangat dini menunjukkan tingkat prevalensi yang tinggi dari kontak sensitisasi. Dua ratus anak - anak (102 orang perempuan/62.3% dan 98 orang laki - laki) kelompok umur 3-36 bulan ( rata - rata umur 27+5.6 bulan) menunjukkan paling sedikit satu reaksi positif. Reaksi patch test yang paling sering adalah logam, cocamidopropyl betane, neomisin, dan methylchloroisothiazolinone/methylisothiazolinone(7). Dalam pembahasan paling baru, tingkat sensitisasi dari 26.6 – 95.6% terhadap kelompok anak - anak terpilih dengan suspek DKA dilaporkan (1), lebih tinggi dari prevalensi yang ditemukan dalam bahan yang serupa sebelumnya. Relevansi terkait adalah 51.7-100%. Baik jenis kelamin maupun dermatitis atopik nampaknya tidak berpengaruh terhadap risiko DKA pada anak - anak.

Tingkat sensitisasi meningkat dengan usia seiring dengan akumulasi paparan lingkungan. Beberapa penelitian melaporkan prevalensi meningkat seiring dengan usia atau tingkat prevalensi yang serupa pada kelompok usia yang berbeda (10,11). Akan tetapi sedikit penelitian yang melaporkan kenaikan tingkat dari alergi kontak diantara anak - anak yang lebih muda (13, 14). Kebanyakan penelitian menunjukkan perempuan predominan dalam alergi kontak dan DKA (2 ,8, 15). Terutama alergi nikel ditemukan lebih sering pada perempuan (2). Nikel juga salah satu alergen kontak yang paling sering pada pasien dengan dermatitis atopik. Akan tetapi, anak - anak tidak sesering patch test orang - orang yg dewasa. Belloni –Fortina et al. (7) mengevaluasi sensitisasi terhadap pasien yang lebih muda 3 tahun dengan suspek dermatitis kontak dan menemukan bahwa secara statistik tidak berbeda jauh antara anak - anak yang lebih kecil dan > 2 tahun. Sensitisasi tidak jarang pada anak - anak kecil, perlu dilakukan studi lebih lanjut tentang relevansi klinis.

Prevalensi alergi kontak dalam klinik dari waktu ke waktu dievaluasi dalam beberapa studi. Kesan yg diperoleh secara umum bahwa alergi kontak terjadi lebih sering dalam beberapa

Page 3: Dermatitis Contact Allergy Pada Anak2

tahun belakangan (13 , 16). Kedua studi melaporkan bahwa tingkat sensitisasi pada alergen yg berbeda bervariasi cukup besar dari waktu ke waktu, dan oleh karena itu evaluasi secara berkala hasil patch test adalah perlu untuk memperbarui uji seri. Paparan yang lebih sering terhadap alergen pada usia yang lebih muda, misalnya, melalui tindik kuping dan penggunaan bahan - bahan kosmetik rupanya bertanggung jawab juga atas peningkatan prevalensi. Perbaikkan diagnosis dari DKA dan penggunaan patch test pada anak - anak menghasilkan perbaikan deteksi terhadap alergi kontak merupakan alasan lain atas observasi ini.

DKA dan Protein filaggrin

Akhir - akhir ini peranan penting dari protein filaggrin (FLG) dalam mempertahankan keberhasilan skin barrier didemonstrasikan (17). Kehilangan fungsi dari protein filaggrin mutasi menunjukkan keterkaitan kuat dengan dermatitis atopik dan kekurangan ekspresi FLG dapat juga memberi kecenderungan beberapa bentuk DKA melalui haptens yang lebih mudah dengan sel antigen epidermal. Beberapa studi tentang assosiasi antara mutasi FLG dan DKA mengindikasikan peningkatan risiko dari sensitisasi nikel dan rekasi terhadap perhiasan, terutama wanita dan seiring adanya dermatitis atopik (DA) (18). Akan tetapi, tidak ada hubungan dengan sensitisasi haptens yang lain, dan secara keseluruhan peranan mutasi FLG dalam etiologi DKA terlihat kurang penting dari pada dalam DA. Mungkin juga faktor genetik lain memainkan peranan dalam perkembangan DKA (19, 20).

Faktor – faktor yang menyebabkan Dermatitis Kontak Alergi

Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi awal sensitisasi pada anak - anak adalah atopi, terutama dermatitis atopik, dan faktor lain yang menyebabkan kerusakan skin barrier dan sejak usia dini kontak dengan beberapa haptens yang dapat membuat anak sensitif.

Dermatitis Atopik

Dermatitis Kontak Alergi tidak sedikit pada anak - anak dengan dermatitis atopik (DA) (21-23). Hubungan antara atopi dan DKA susah dimengerti. Apakah pasien dengan DA cenderung DKA dari pada yang bukan atopik masih kontroversial (24). Peranan alergi kontak pada pasien DA sering kurang diperhatikan/dianggap remeh. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa terdapat prevalensi DKA serupa pada pasien DA dan non atopik (12, 14, 16, 23, 25-27) Pada waktu dulu, terdapat bukti yang mendukung tingkat DKA yang lebih rendah pada atopik (28). Tingkat reaksi false-positive pada individu atopik (29, 30).

Page 4: Dermatitis Contact Allergy Pada Anak2

Tindakan preventif sejak usia dini harus dilakukan untuk menghindarkan kontak dengan obyek yang mengandung nikel, parfum, dan bahan - bahan termasuk lanolin, dan neomisin pada pasien DA (31). Kontak sensitisasi dapat merusak/memperburuk kondisi kulit dan berpengaruh pada pasien dengan Dermatitis atopik. Disamping itu, subyek sensitisasi atopik mungkin memberikan respon yang kecil terhadapa kontak alergen karena fungsi skin barrier yang rusak dan reaksi yang berlebih terhadap pemicu iritasi. (32). Dalam penelitian akhir - akhir ini terhadap 101 pasien dengan suspek DKA (48 laki dan 53 perempuan, umur 6-18 th, dengan rata - rata 11.7 tahun), paling sedikit satu orang reaksi patch test dalam 89% dari pasien atopik dan 66% pasien non atopik. EASI (Eczema Area and Severity Index)memberikan nilai lebih tinggi dari 10 berkorelasi dengan probabilitas yang lebih besar dari 3 positif patch test pada satu pasien. Sensitisasi yang paling umum adalah terhadap nikel sulfat (31%) diikuti oleh wol alkohol, (18%), p – tert-buthylphenol-formaldehyde resin (PTBF resin, 15%), dan myroxylon pereirae (12%). Secara statistik terdapat perbedaan yang besar antara DA dan pasien atopik, dengan 20% (n=11) dari pasien atopik menunjukkan respon positif terhadap Myrixylon pereirarae dan 19% (n=10) dari dermatitis atopik bereaksi terhadap campuran wewangian (33). Akan tetapi, tidak ada perbedaan tingkat sensitisasi atau DKA pada anak - anak dengan dermatitis atopik dibandingkan dengan non atopik seperti dilaporkan dalam penelitian lain (12-14, 6-23, 26-27).

Antiseptik dan emollients adalah penyebab yang paling sering dari kontak alergi terhadap pengobatan pada anak - anak dengan dermatitis atopik. Chlorhexidine adalah salah satu dari alergen yang sering digunakan terhadap masalah kulit (34). Kortikosteroid mungkin sensitif dan, jika ya, reaksi patch test agak lambat/tertunda hasilnya baru bisa dibaca setelah 7 hari atau bahkan lebih (34-36). Bufexamac adalah obat yang telah digunakan dalam non – steroidal antiinflamatory. Pada pasien dengan dermatitis atopik tingkat sensitisasinya berbeda terhadap bufexamac, mungkin karena akibat dari perbedaan paparan terhadap bufexamac (31, 34). Oleh karena resiko dari reaksi alergi kontak yang rendah dan reaksi seperti eritema multiformis dari bufexamac, maka European Medicines Agency’s Committee for Medicinal Products for Human Use (CHMP) menyimpulkan bahwa manfaat dari pengobatan bufexamac –containing tidak lebih besar dari risikonya sehingga ditarik dari pasar/peredaran. Dermatitis atopik sangat berisiko terhadap mengembangkan dermatitis kontak, terutama tangan, ketika bersentuhan dengan bahan kimia, air dan tanah. Strategi preventif harus dikembangkan dan dioptimalkan untuk mengurangi kejadian dermatitis di lingkungan kerja pada pasien DA (38, 39).

Emollients dan produk perawatan kulit.

Emollients telah digunakan beberapa tahun, terutama pada pasien dermatitis atopik, dan sebagai obat untuk perawatan terapi. Juga digunakan sebagai tambahan diantara terapi pasien DKA. Hidrasi dari kulit biasanya paling sedikit dua kali sehari dengan penggunan moisturizers dengan dasar hidrofilik. Persiapan barrier biasanya dapat juga dalam bentuk bath oils atau

Page 5: Dermatitis Contact Allergy Pada Anak2

shower gels, emulsions atau micelalar solutions. Terdapat sedikit bukti manfaat dari penggunaan emollients. Percobaan secara random oleh Grimal menunjukkan bahwa penggunaan secara benar dari emollients dapat mengurangi jumlah kortikosteroid yang perlu untuk pengobatan yang efektif (40). Moisturizers tertentu dapat memperbaiki fungsi skin barriers pada pasien atopik dan mengurangi suspektibilitas kulit terhadap iritasi (41). Akan tetapi data untuk pasien dengan DKA kurang. Regimens untuk terapi dasar/ pemeliharaan masih menunggu validasi berdasarkan sistem pembahasan dan pembahasan Cochrane yang sedang dalam persiapan (42).

Emollients terdiri dari carrier/bahan berisi lipophilic ( natural oils atau waxes/lilin, komponen sintetik mineral dan oil) dan/atau hydrophilic (air, moisturizer,emulsifier, dan bahan pengawet). Produk berbahan dasar urea cocok untuk digunakan pada anak - anak yang berumur lebih dari 3 tahun. Pada bayi dan anak kecil , produk ini sering menyebabkan perih/pedih. Gliserin lebih baik untuk anak lebih kecil /dibawah 3 tahun (41). Produk dengan kandungan propylene glycol tinggi dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergi, dan non imunologi kontak urtikaria, dan sebaiknya tidak digunakan terhadap anak - anak dibawah umur 2 tahun (43).

Tabel 1. Beberapa bahan - bahan amollients dan potensial risikonya.

Bahan – bahan

Komentar

Emulsifier Wool wax dan wool wax alcohols

Cetyl – stearyl alcohol

contact sensitizers

Contact allergen dan irritant

Moisturizer Glycerin

Urea

Well tolerated oleh anak - anak :

stinging cocok untuk anak - anak > 3 tahun

Hurnectant

Solvent

Propylene glycol irritant contact dermatitis, allergic

contact dermatitis, dan non immu

Nologic contact urticarial

Bahan Diazolidinyl urea imidazolidinyl urea irritant contact dermatitis, allergic

Page 6: Dermatitis Contact Allergy Pada Anak2

Pengawet Quaterniium 15 2-bromo-2 nitro-propane-1,3 –diol formaldehyde

Releasers, MCI,MCI/MI

contacts dermatitis, dan non-immu

nologic contact urticairia contact

Contact sensitizers

parfum Contact sensitizers

Beberapa aditif tersebut adalah berpotensi sensitisasi kontak(44). (Tabel 1)

Terdapat beberapa bukti bahwa penggunaan untuk tujuan pencegahan unsur emollients berisi kandungan alergen dalam porsi besar seperti kacang - kacangan (45) atau oat (46) dapat mengakibatkan dermatitis alergi dan meningkatkan risiko sensitisasi kulit dan alergi.

Sebagian besar kasus DKA pada produk pemeliharaan kulit disebabkan oleh kosmetik leaveon . Resiko terjangkit DKA dari produk pembersih seperti sabun, shampo, dan busa sabun kurang dilakukan penelitian, akan tetapi tampaknya jarang ditemukan sebagai penyebab dermatitis pada anak - anak (47). Formaldehyde releasers, methyldibromoglutaronitrile (MDBGN), cocamidopropyl betain kecil kemungkinan menjadi faktor penyebab. Bahan pengawet ini ditambahkan pada kosmetik cair ( barang perawatan pribadi dan peralatan mandi) untuk mencegah berkembangnya mikroorganisme (48-50).

Hasil dari patch test pada kosmetik milik pribadi harus di interprestasikan dengan sangat hati - hati dalam kaitannya dengan potensi risiko reaksi false-positive / reaksi positive/hasil test positive yang salah, terutama dalam kasus produk pembersih, yang penggunaannya pada tubuh setiap hari untuk waktu yang singkat. Untuk patch test produk pembersih, pada umumnya dapat diberi dilusi 1% dalam air. Dalam beberapa hal yang terdapat keragu-raguan direkomendasikan menggunakan dilusi secara seri untuk jangka waktu yang dianggap tepat agar didapat patch test yang aman. Ketika melakukan pengujian untuk patch test terhadap preservatives petroltum-based, upaya persiapan secara statistik signifikan lebih sensitif dari pada solusi encer dari alergen yang sama (51). Perlu penjelesan yang rinci dari semua sensitisasi yang relevan termasuk denominasi dari pruduk penyebabnya. Bahan – bahan pada label kosmetik sangat penting untuk membantu mengidentifikasi kemungkinan alergen pada produk.

Pengobatan alamiah

Page 7: Dermatitis Contact Allergy Pada Anak2

Penggunaan pengobatan alamiah meningkat. Bahan - bahan ini umumnya dianggap sebagai cara lebih aman. Akan tetapi, beberapa dari produk ini mengandung potensi sensitizer dan dapat mengakibatkan dermatitis kontak alergi (52). Terapi herbal telah digunakan sejak lama. Produksi komersial dari produk tea tree oil, yang diekstrak dari Melleuce Alternigolia Cheel, meningkat. Kita harus waspada terhadap dampak sensitif dari tea tree oil. Minyak ini harus disimpan dalam tempat gelap, tea tree oil yang lama menjadi sensitizer yang kuat akibat dari oksidasi. Contoh lain adalah balsam dari Peru, resin dari tanaman asing/ plant Myroxylon Pereira , yang merupakan komponen yang umum digunakan dalam pengobatan alamiah, dan disamping itu juga penggunaan bahan pengawet dan bahan perasa makanan. Properti atau sifatnya yg sensitif telah lama diketahui. Propolis ( bee glue) frekuensinya alergi terlihat meningkat pada orang - orang yang menggunakan propolis dalam biokosmetik dan untuk pengobatan sendiri (53-56). Pengobatan alamiah lain yang menyebabkan DKA pada anak - anak termasuk Marigold ( Calendula officinalis) dan carnauba wax (copernicia prunifera) (57, 58) Terlepas dari hipersensitivitas spesifik, Marigold termasuk keluarga Compositae, yang juga diketahui sebagai penyebab iritasi dan reaksi fototoksik. Sesquiterpene lactones (SL) adalah komponen alergen utama dalam Compositae plants, dan SL-mix screening alergen yang sangat berguna untuk Compositae dermatitis, yang mana mungkin muncul sebagai eksim tangan pada anak -anak (38). Sangat penting untuk selalu menanyakan penggunaan pengobatan alami berkala dengan pengobatan dengan resep, yang mana dapat mempertahankan gejala - gejala DKA pada anak - anak (52).

Perioral dan Perianal dermatitis

Perioral dermatitis, adalah penyakit kulit yang umum pada wanita muda, dan terkadang juga terjadi pada anak - anak (59). Kebanyakan kasus perioral dermatitis pada anak - anak berkaitan dengan menjilat bibir atau steroid inhalan (41, 60, 61). Dalam laporan tunggal, perioral dermatitis pada 8 anak - anak berhubungan dengan penggunaan tabir surya dengan faktor pelindung tinggi terhadap sinar matahari (mungkin dengan micropigments) (62).

Perioral dermatitis berdasarkan alergi kontak didiagnosa setelah dihilangkan/dikeluarkannya penyebab umum seperti disebutkan sebelumnya. Tambal gigi, pasta gigi, dan rosin waktu mengunyah permen dilaporkan sebagai penyebab dari sensitisasi. (62-66).

Perianal dermatitis mungkin gangguan kulit yang umum dari area genital. Penelitian tentang epidemiologi dan faktor penyebab, adalah sangat sedikit, dan pada anak - anak malah lebih sedikit lagi (67). Policodanol telah mengindikasikan sebagai faktor penyebab dalam beberapa kasus, termasuk pada anak - anak.

Page 8: Dermatitis Contact Allergy Pada Anak2

Juvenile plantar dermatosis dan foot eruptions

Foot eruptions pada anak - anak umumnya self-limiting, tetapi kadang - kadang gejala dapat muncul dan resisten terhadap pengobatan. Dermatitis kontak alergi harus dipertimbangkan dalam kasus seperti itu.

Teixeira melaporkan atas pasien anak wanita umur 5 tahun, dengan riwayat pribadi dan keluarga dari dermatitis atopik dan plantar juvenile dermatitis, mempresentasikan/menunjukkan bilateral, simetris eritema difus, vesikel, bula dan ulserasi pada dorsum dari kaki, telapak kaki dan pada permukaan plantar, disertai rasa sangat gatal. Hasil dari patch test positif terhadap potassium dichromate, cobalt chloride, colophony, balsam peru dan PTBF resin (69). Diskusi pertanyaan utama apakah pasien diakibatkan oleh juvenile plantar dermatosis cenderung atau tidak cenderung berkembang kearah DKA. Kenyataannya, beberapa kasus menunjukkan gambaran klinis yang tidak jelas dari atopi terkait dengan DKA. Beberapa pasien merujuk pada klinik untuk investigasi lebih lanjut karena suspek DKA terhadap bahan dari sepatu yang akhirnya didiagnosa juvenile plantar dermatosis. Prevalensi yang tinggi dari perwujudan atopik ini dapat mengarah kepada misdiagnosa dalam beberapa kasus. Beberapa anak - anak atopik mengembangkan eritema dan desquamasi plantar permukaan baik dari kaki dalam musin semi maupun berhubungan dengan olahraga. Beberapa pasien juga menunjukkan aspek vaskular ringan, dalam kasus yang sangat luar biasa , eksim endogen mungkin juga mempengaruhi dorsi dari kaki. Darling et al. (70) mengevaluasi relevansi dari semua patch test yang dilakukan pada anak – anak (<18 thn) dengan dermatosis of the soles antara 1997 dan 2009. Empat puluh satu (41) anak teridentifikasi, termasuk 27 anak dengan inflammatory dermatitis affecting the sole dan 14 orang dengan juvenile plantar dermatosis (JPD). Empat puluh delapan persen (48%) dari anak - anak dengan inflammatory dermatitis of the sole dan 29% dari anak - anak dengan JPD memiliki paling sedikit satu reaksi relevan. Dari anak – anak yang memiliki rekasi relevan , 76% memiliki riwayat pribadi atau keluarga dengan atopi. Rubber additives dan potassium dichromate diidentifikasi sebagai alergen yang paling sering.

Dermatitis kontak pada sepatu untuk anak - anak belum dilakukan penelitian secara ekstensi, karena kejadian dan prevalensinya mungkin masih sedikit (71). Sensitizer yang umum pada sepatu yang menghasilkan/mengakibatkan DKA adalah potassium dichromate, PPD, dan PTBF resin. Akhir - akhir ini, kasus yg berhubungan dengan dimethylfumarate dijelaskan sebagai hal yang umum pada dewasa tetapi beberapa juga terjadi pada anak - anak (109). Jika

Page 9: Dermatitis Contact Allergy Pada Anak2

dermatitis kontak terhadap sepatu didiagnosa, dengan mengesampingkan/menghilangkan sebab akibat sepatu atau identifikasi alergen adalah cukup menghilangkan beberapa gejala.

Pelindung Kaki

Mengingat banyaknya anak - anak muda bermain bola dan menggunakan pelindung kaki, laporan terjadinya alergi terhadap pelindung kaki menyebar /meluas. Hal ini mengagetkan mengingat kenyataan bahwa perlengkapan/peralatan ini dibuat dari bahan - bahan yang dikenal penyebab alergi dan bahwa friksi serta pelembab dari penggunaan pelindung kaki selama berolahraga akan mempengaruhi pemain sepak bola terhadap pertumbuhan/perkembangan respon alergi (72). Weston telah menerbitkan analisa retrospektif dari 8 anak - anak umur 9-16 tahun mngevaluasi persisten atau dermatitis berulang yang muncul karena pelindung kaki. Untuk menguji kemungkinan dari alergi kontak, semuanya serangkaian patch test secara seri dari 51 alergen terkait dan tiga atau empat tes tambahan pada komponen pelindung kaki. Dermatitis Kontak Iritan (DKI) , bukan DKA, dilakukan diagnosis utama pada subyek, keringat, dan friksi disimpulkan sebagai penyumbang utama terhadap iritasi (73). Penelitian akhir ini melaporkan hasil yang bertentangan, karena beberapa pasien dengan suspek DKI menunjukkan sensitif alergi (72) . De- Waard-van der Spek et al.,melaporkan reaksi positif patch test alergi pada 5 anak laki - laki umur 9-10 tahun, terhadap kontak dengan bahan dari pelindung tulang kering. Semua menderita karena eksim tulang kering (fig. 1), tiga dari mereka mempunyai dermatitis atopik (23). Dalam pelindung kaki, komponen karet dan thiourea derivatives sensitizers yang paling umum.

Tato

Henna adalah sejenis pewarna sayuran berwarna coklat kehijau-hijauan yang jarang sekali menyebabkan dermatitis kontak alergi. Pada henna tato hitam, p-phenylenediamine (PPD) ditambahkan untuk meningkatkan intensitas warna. PPD juga digunakan sebagai unsur pewarna rambut secara permanen, dan sebagai akselator vulkanisasi ban/karet. Jenis alergi kimia ini menyebabkan reaksi hipersensitifitas yang kuat. Jenis tato yg tidak tahan lama yang dicat dengan PPD-contaminated henna mungkin mempunyai konsekuensi permanen. Reaksi patch test yang ekstrim pada PPD adalah tidak umum. Paparan terhadap tato henna hitam dan pewarna rambut adalah penyebab utama reaksi kuat patch test terhadap PPD pada anak - anak umur 14 tahun kebawah (74) . Model penggunaan tato henna yg tidak tahan lama pada anak - anak sebaiknya dihindari karena mengakibatkan konsekuensi serius sensitif terhadap PPD, termasuk DKA dari pewarna rambut dan reaksi silang komposisi kimia seperti azo dyes,

Page 10: Dermatitis Contact Allergy Pada Anak2

sulfonamides, p-aminobenzoic acid sunscreens, dan anastesi lokal seperti benzocaine atau procaine (23, 75 -79).

Tekstil

Prevalensi tekstil dermatitis pada anak - anak sangat jarang dilakukan investigasi padahal banyak sekali jenis/variasi pakaian dipasar dan sering menggunakan fiber sintetis dan pewarna pada pakaian anak - anak. Sebagian besar Negara yang menghilangkan pewarna belum dimasukkan dalam standar serial patch test. Kontak alergi terhadap membubarkan pewarna pada tekstil didokumentasikan dalam banyak studi prevalensi orang dewasa (80). Hasil studi itu menunjukkan frekuensi alergi pewarna tekstil meningkat (81). Namun demikian, hanya sedikit peneliti/pengarang mempelajari/meneliti kontak sensisitsasi pewarna tekstil pada anak - anak dan diperoleh prevalensi sekitar 3.1 – 4.6 % (4, 82-91).

Penelitian Manzini et al. (4) pada 21 anak - anak sensitif terhadap pewarna dispersi, lebih sering ditemukan keterlibatan pada paha dan sebagai hasil dari penggunaan material sentetis dalam frekuensi yang cukup sering pada celana anak - anak. Penelitian Gius et al. (82), menemukan bahwa dari 51 anak alergi pewarna dispersi, kaki, axila, dan pangkal paha sering ditemukan keterlibatannya pada bagian kelompok pasien dengan DKA, muka dan wilayah sekitar flexural limpa (limb) nampak paling terkena dampaknya.

Formaldehyde dan resinnya ditemukan pada pakaian yg diberi label sebagai ‘wrinkle-resistant’ dan juga dapat menyebabkan DKA (92). Konsentrasi tertinggi dari formaldehyde ditemukan pada rayon, corduroy,sutra dan campuran katun, terrendah 100% pada polyster (93).Terlepas dari pewarna dan pemasangan resin yang umum diketahui, lem, karet, dan aksesoris logam juga mengakibatkan sensitisasi (94). Pakaian bayi dan anak - anak sering mengandung komponen logam seperti kancing dan gesper. Fisher menjelaskan bayi umur 7 bulan dengan DKA terhadap nikel dilapisi kancing pada pakaian tidurnya (95).

Popok

dermatitis popok adalah inflamasi akut gangguan eksim toksik pada area popok. Lebih dari 50 % anak - anak mempunyai satu atau lebih episode iritasi dermatitis popok. Iritasi dermatitis popok umumnya melibatkan bokong, genital, perut bagian bawah dan paha bagian atas, tapi jarang pada lipatan kulit (94). Perwujudan / manifestasi klinis antara asimtomatik eritema sampai sakit skala papul dan erosi superficial.

Page 11: Dermatitis Contact Allergy Pada Anak2

Prevalensi dari DKA popok tidak diketahui, tetapi tampaknya sangat rendah (96 –98). subset dari alergi dermatitis popok, yg disebut ‘Lucky Luke’ dermatitis berkembang karena sensitif terhadap komponen karet pada popok. Varian ini dilokalisasi pada bagian luar bokong dan pinggul, yang mengingatkan kita pada sarung sabuk pistol koboi. Anak - anak dengan ‘Lucky- Luke’ dermatitis dites positif terhadap komponen karet pada popok, kimia karet mercapobenzothiazole, lem PTBF resin, dan cyclohexyl thiophthalimide, vulcanization retarder (97 – 100 -102)

Observasi lain adalah perkembangan dari miliaria-like rash dibawah tempat stiker. Popok yang tipis sekali pakai yang modern memiliki potensi alergi yg rendah ( personal communication 2011, APO).

Dermatitis kontak alergi seharusnya diperhatikan/dipertimbangkan pada diagnosis yang berbeda dari dermatitis popok. Patch test mungkin sangat membantu dalam mengidentifikasi penyebabnya. Penggunaan dari pewarna popok gratis membantu untuk mendapatkan perbaikan/penyembuhan pada bayi dengan dermatitis pewarna popok. Perbaikan desain produk dan fitur bisa menjelaskan penurunan dermatitis popok diantara bayi yang diobservasi. Anak - anak dengan lemah, kulit sensitif atau penyakit kulit bermafaat atau baik dari penggunaan produk dengan superabsorbent polymers/plastik dan water vapor-permeable bach sheets, untuk meminimalkan risiko komplikasi (103).

Mainan

Mainan anak - anak adalah sumber penting lain yang potensial dari paparan hapten pada anak - anak, terutama produk kosmetik seperti parfum, lipstik, dan eye shadow. parfum adalah biang utama , dan tingkat paparan dari mainan jauh melebihi petunjuk industri (104). Walaupun keberadaan kandungan nikel, chromium, dan cobalt dalam kosmetik adalah dilarang oleh undang - undang Eropa, make- up seperti lipstick, lip gloss, dan terutama bubuk eye shadow kadang masih ditemukan mengandung nikel, chromium dan cobalt pada tingkat sensitisasi, melebihi batas 5 ppm yang dianjurkan (104). Nickle juga ditemukan pada mainan yang konvensional seperti kustum perhiasan pada level yg dapat dideteksi dengan dimethyglyoxime test yang menandakan tingkat sensitifitas.Paparan nikel awal dari mainan tidak hanya mengakibatkan nickel alergi pada anak - anak tapi juga dapat mempertahankan dermatitis nikel (106, 107).

Dalam studi lanjutan akhir – akhir ini pada 1206 anak - anak muda dari cohort 1501 anak - anak sekolah kelas 8 yang diterbitkan 15 tahun yang lalu telah ditemukan bahwa nikel adalah allergen kontak yang paling banyak (11.8%) diikuti oleh cobalt (2.3%), colophony (2.0), thimerosal (1.4%), dan p-phenylenediamine (1.1). Disamping beberapa reaksi nikel yg

Page 12: Dermatitis Contact Allergy Pada Anak2

persisten, ditemukan juga sensitisasi nikel baru dalam jumlah yang pesat. Nikel masih merupakan kontak alergen yang paling umum dan sensitisasi baru juga muncul meskipun sudah dilarang oleh Undang - undang EU(108).

Kesimpulan dan saran.

Sensitisasi kontak alergen dapat berkembang pada usia dini. Literatur terbaru melaporkan tingkat sensitisasi 26.6 -95.6% dalam kelompok anak - anak terpilih dengan supek DKA, yang mana lebih tinggi dari prevalensi yang dilaporkan penelitian sebelumnya. Relevansinya mencapai 51.7 -100%. Resiko terjangkitnya DKA pada anak - anak tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin atau ada tidaknya dermatitis atopik. Tingkat hasil positif dari patch test menggambarkan/merefleksikan pola paparan regional yang berbeda, tetapi juga kriteria seleksi lokal dan aturan patch test yang dirujuk, dan komposisi serial lokal patch test. Oleh karena itu, Hasil negative patch test tidak sepenuhnya mengecualikan dermatitis kontak alergi. Reaksi false - negative misalnya mungkin akibat hilangnya penyebab alergen, yang mana dapat diidentifikasi dengan mengambil riwayat yang lebih rinci. Nikel merupakan kontak alergen yang paling umum dan sensitisasi baru dapat muncul, meskipun kandungan unsur nikel dilarang oleh UU EU.

Hambatan epidermal adalah penting untuk perkembangan sensitisasi dan pendatangan dari DKA. Akhir - akhir ini dilaporkan peranan penting dari protein filaggrin (FLG) dalam mempertahankan keefektifan skin barrier terhadap lingkungan luar.

Faktor yang mungkin mempengaruhi pada tahap awal dari sensitisasi dini pada dermatitis atopic anak - anak, kerusakan skin barriers, dan sering kontak dengan alergen. Peranan kontak alergi dalam pasien DA sering dianggap remeh/kurang diperhatikan. Beberapa zat additives dalam emollient berisi potensi kontak sensitizer. Patch test yang sistematik adalah perlu dilakukan pada anak - anak dengan dermatitis atopik level moderat sampai berat yang kondisinya tahan panas/resisten terhadap obat/pengobatan atau riwayatnya dermatitis kontak alergi. Disamping itu, dengan kondisi paparan yang tinggi terhadap hapten yang sama dalam hidup selanjutnya, pencegahan sejak usia dini dengan menjauhkan dari seringnya paparan terhadap kontak sensitizer, terutama parfum bagi pasien dengan dermatitis atopik, adalah sangat penting. Label bahan - bahan pada kosmetik sangat penting membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan alergen pada produk.

Dermatitis kontak terhadap bahan sepatu pada anak – anak belum pernah dilakukan penelitian secara intensif, karena kemungkinan prevalensi dan kejadian yang kurang diperhatikan. Identifikasi keberadaan sensitizers pada alas kaki masih merupakan tantangan baik bagi pekerja medis maupun peneliti. Additives karet dan potassium dichromate adalah

Page 13: Dermatitis Contact Allergy Pada Anak2

sensitizer yang bertanggungjawab/berperan pada dermatitis sepatu. Adalah sangat penting melakukan patch test pada anak - anak dengan dermatosis yang berdampak pada kaki, termasuk telapak kaki. Riwayat atopi atau diagnosa juvenile plantar dermatosis seharusnya tidak menghambat investigasi ini.

Laporan tentang alergi terhadap pelindung kaki sangat jarang. Dermatitis kontak iritan dalam banyak kasus disebutkan sebagai penyebab dari batas - batas dermatitis pada kaki bagian bawah. Akan tetapi, beberapa pasien juga menunjukkan kontak sensitisasi. Dalam pelindung kaki, karet dan thioureas adalah alergen yang umum.

Model henna tato pada kulit yang tidak permanen pada anak - anak perlu dihindari karena dapat berisiko serius terhadap sensitisasi PPD dikemudian hari. Pakaian anak - anak yang biasanya berwarna yang cerah dan mengaparkan pewarna pada anak - anak menyebabkan terjadi dermatitis tekstil. Dermatitis kontak alergi popok sangat jarang, tetapi dapat dipertimbangkan dalam diagnosa banding yang bertahan dermatitis popok.

Mainan adalah sumber penting lain dari paparan hapten pada anak - anak, terutama dari produk mainanan kosmetik seperti parfum, lipstick dan eye shadow.

Adalah sangat penting untuk diingat bahwa DKA pada anak - anak tidak sedikat dan selalu menjadi pertimbangan ketika menghadapi anak dengan eksim berulang. kontak sensitisasi dapat juga ditemukan pada anak yang masih sangat muda. Anak - anak sebaiknya dilakukan patch test dengan pemilihan dari beberapa alergen yang memiliki proporsi positif tertinggi, reaksi patch test yang relevan dalam kelompok. Pola paparan berbeda antara kelompok umur dan remaja dapat menampakkan terhadap allergen pada lingkungan kerja.

Lebih banyak studi/penelitian dalam tidak dipilih terhadap populasi anak - anak masih perlu untuk mendapatkan informasi prevalensi nyata dan dan kejadian kontak alergi dan DKA serta mengikuti tren dari kontak alergi dan kontak sensitisasi yang berbeda pada anak - anak.