Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

29
TOPIK B 1. Analisis perbedaan jaringan periodontal anak dan dewasa Jaringan marginal gingival melingkari gigi primer memiliki vaskularisasi yang tinggi dan mengandung serat-serat jaringan konektif yang lebih sedikit dibanding jaringan yang melingkari gigi permanen. Epitel lebih tipis dengan derajat keratinisasi yang kurang, membuat penampilannya terlihat lebih kemerahan yang dapat diinterpretasikan sebagai inflamasi ringan. Terlebih lagi, hyperemia lokal yang mengiringi erupsi gigi sulung dapat terjadi, mengitari papila interproksimal serta kedalaman sulkus gingiva melebihi 3 mm. Selama erupsi gigi permanen, junctional epitelium bermigrasi ke apikal dari permukaan incisal atau oklusal ke arah cementoenameljunction (CEJ). Saat perlekatan epitel di bawah garis maksimum kelengkungan mahkota, kedalaman sulkus gusi seringkali melebihi 6- 7 mm, dimana terdapat akumulasi plak. Setelah gigi bererupsi semua, selanjutnya diikuti dengan perubahan apikal dengan junction epithelial dan free margin gingiva. Stabilitas gingiva dicapai sekitar 12 tahun untuk mandibular incisors, caninus, premolar kedua, dan molar pertama. Jaringan sisanya yang mengitari gigi akan menyusut perlahan sampai sekitar 16 tahun. Kemudian, margin gingiva sering berada dalam level yang berbeda di dekat gigi yang memiliki tigkatan yang berbeda dalam erupsi. Lebar attached gingiva pada gigi sulung jarang berubah-ubah dibanding gigi permanen. Hal ini karena masalah kurangnya mucogingival pada gigi primer. Jarak ligamen periodontal anak-anak lebih lebar, sebagian karena konsekuensi dari tipisnya sementum dan alveolar cortical plates. Ligamennya terdiri dari sedikit fibrosa dan banyak vaskular. Tulang alveolar memiliki tempat sumsum yang besar, vaskularisasi yang

Transcript of Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

Page 1: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

TOPIK B

1. Analisis perbedaan jaringan periodontal anak dan dewasa

Jaringan marginal gingival melingkari gigi primer memiliki vaskularisasi yang tinggi dan mengandung serat-serat jaringan konektif yang lebih sedikit dibanding jaringan yang melingkari gigi permanen. Epitel lebih tipis dengan derajat keratinisasi yang kurang, membuat penampilannya terlihat lebih kemerahan yang dapat diinterpretasikan sebagai inflamasi ringan. Terlebih lagi, hyperemia lokal yang mengiringi erupsi gigi sulung dapat terjadi, mengitari papila interproksimal serta kedalaman sulkus gingiva melebihi 3 mm.

Selama erupsi gigi permanen, junctional epitelium bermigrasi ke apikal dari permukaan incisal atau oklusal ke arah cementoenameljunction (CEJ). Saat perlekatan epitel di bawah garis maksimum kelengkungan mahkota, kedalaman sulkus gusi seringkali melebihi 6-7 mm, dimana terdapat akumulasi plak. Setelah gigi bererupsi semua, selanjutnya diikuti dengan perubahan apikal dengan junction epithelial dan free margin gingiva. Stabilitas gingiva dicapai sekitar 12 tahun untuk mandibular incisors, caninus, premolar kedua, dan molar pertama. Jaringan sisanya yang mengitari gigi akan menyusut perlahan sampai sekitar 16 tahun. Kemudian, margin gingiva sering berada dalam level yang berbeda di dekat gigi yang memiliki tigkatan yang berbeda dalam erupsi.

Lebar attached gingiva pada gigi sulung jarang berubah-ubah dibanding gigi permanen. Hal ini karena masalah kurangnya mucogingival pada gigi

primer. Jarak ligamen periodontal anak-anak lebih lebar, sebagian karena konsekuensi dari tipisnya sementum dan alveolar cortical plates. Ligamennya terdiri dari sedikit fibrosa dan banyak vaskular. Tulang alveolar memiliki tempat sumsum yang besar, vaskularisasi yang baik, dan sedikitnya trabekula dibandingkan jaringan dewasa, hal utama yang meningkatkan progres dari penyakit periodontal saat merusak gigi primer.

Jarak radiografi antara CEJ dan puncak tulang alveolar yang sehat untuk caninus dan molar primer adalah 0-2 mm. Tampilan permukaan masing-masing berjarak lebih dari 4 mm ketika jarak yang dekat antara gigi permanen atau gigi primer saat erupsi, exfoliasi, berturut-turut, serta perubahan erupsi dan maturasi harus dipertimbangkan ketika radiograph digunakan untuk mendiagnosa penyakit periodontal pada anak-anak. Ketika perubahan ditiadakan, jarak CEJ-puncak alveolar lebih dari 2 mm harus timbul kecurigaan kehilangan tulang secara patologi di gigi primer.

GusiGusi dewasa secara klinik

digambarkan dengan warna pink, kaku, dan terikat pada tulang di bawahnya. Gingiva dewasa mewakili margin bebas yang melindungi leher gigi dan memanjang hingga daerah interproximal untuk menutupi titik pertemuan di antara dua titik. Ketajaman papilla gusi pada anak-anak secara dasar ditentukan oleh keberadaan atau ketiadaan dari jarak antar gigi. Ketika terdapat jarak, papilla tumpul dan membulat. Ketika tidak ada jarak antar gigi, papilla gusi cenderung membentuk jarak interproximal anatomi dan cenderung lebih tajam seperti yang terlihat pada gusi dewasa normal.

Page 2: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

Jaringan penghubung mengikat pada suatu jaringan pada anak kecil dan secara umum lebih vascular. Pigmentasi dari gusi dengan melanin banyak ditemukan pada anak Negro. Hal ini terjadi lebih sedikit frekuensinya pada Caucasoid dan anak Asia. Di antara anak Kaukasoid umumnya kompleksionasi individu.

Membran PeriodontalMembran periodontal mengikat

akar gigi dan mengelilingi tulang alveolar. tersusun atas jaringan ikat. Membran periodontal mengabungkan tulang alveolar dengan sementum dari gigi. Jaringan periodontal pada orang dewasa lebih tebal daripada anak-anak..

SementumSementum di klasifikasikan dalam jaringan yang menutupi bagian yag menghubungkan bagian gigi dengan tulang alveolar. Pada anak sementum lebih kecil di bandingkan pada orang dewasa.

Tulang AlveolarPada anak-anak terlihat jelas adanya lamina dura yang akan terlihat dengan menggunakan alat radiografik.

2. Patofisiologis Ginggivitis akut dan kronis pada mulut anak

a. Gingivitis Akut pada Anak

Gingivitis akut adalah peradangan gusi yang muncul secara tiba-tiba, disertai rasa sakit yang hebat, berlangsung dalam waktu singkat dan disertai tanda-tanda klinis yang jelas. Peradangan akut pada gusi disebabkan oleh banyak faktor seperti faktor fisik, faktor kimia, mikroorganisme oral spesifik maupun

spesifik. Gingivitis akut yang dapat terjadi pada anak sebagai berikut:

1. Acute herpetic gingivostomatitis2. Recurrent Aphthous Ulcer (RAU)3. Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG)4. Acute candidiasis (Candidosis, Trush)5. Acute bacterial infection

Acute herpetic gingivostomatitisMerupakan penyakit infeksi yang

biasa terjadi pada rongga mulut, disebabkan oleh Herpes Simplex Virus type I (HSV Type I). Penyakit ini sering ditemukan pada bayi dan anak-anak dibawah usia 6 tahun, namun juga dapat terjadi pada remaja, dewasa, dan immunocompromised patient, jarang ditemukan pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan karena masih memiliki antibodi dari ibunya.

Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung seperti ciuman orang tua yang mempunyai lesi aktif pada anak, juga dapat ditularkan oleh individu yang tidak memiliki lesi aktif, tetapi mempunyai sumber infeksi seperti saliva yang mengandung virus.

Patofisiologisnya memperlihatkan bahwa serangan penyakit muncul tiba-tiba, infeksi awal pada anak-anak ditandai dengan demam (101oF-105oF atau 38,5 oC-40,6 oC), sakit kepala, sakit ketika menelan dan pembesaran kelenjar limfa serta malaise. Masa inkubasi penyakit terjadi selama 5 hari. Demam berlangsung selama 5 sampai 7 hari dan sembuh sendiri tanpa meninggalkan bekas selama 14 hari. Rekurensi jarang terjadi, pada sekitar 30% individu yang mendapat infeksi primer pada awal kehidupannya akan

Page 3: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

mengalami infeksi rekuren beberapa tahun kemudian. Infeksi rekuren yang sering terjadi adalah herpes labialis atau cold sore. Karakteristik, fluid-filled vesicles muncul pada gusi dan area lain seperti lidah, bibir, mukosa bukal dan palatal. Vesikel berwarna keabuan, tertutup membran, terjadi rupture secara spontan setelah beberapa jam untuk meninggalkan sakit yang ekstrem, ulcer kekuning-kuningan, dengan batas inflamasi kemerahan.Tampilan klinis, sejarah, dan kelompok usia yang menyerang anak merupakan karakteristik diagnosis yang menjadi masalah. Jika ragu, bagaimanapun, luka/smears dari vesikel yang baru pecah menampakkan degenerasi sel epitelial dengan intranuklear inklusi. Protein virus juga cenderung menggantikan nuclear chromatin untuk memproduksi perluasan dan irregular nuklei.

Herpetic gingivostomatitis tidak merespon dengan baik pada perawatan aktif. Bed rest dan soft diet direkomendasikan selama tahap demam dan anak-anak harus dijaga kondisi cairan tubuhnya dengan baik. Pyrexia berkurang menggunakan suspensi paracetamol dan infeksi kedua dari ulcer dapat dicegah menggunakan chlorhexidine. Obat kumur (0.2%, 2-3 kali sehari) dapat digunakan untuk anak usia lebih tua yang sudah dapat meludah, tetapi anak usia muda (di bawah 6 tahun) dapat menggunakan spray chlorhexidine (2x 1 hari) atau solution menggunakan sponge swab. Pada kasus herpes simplex yang berat, aciclovir secara sistemik dapat diresepkan sebagai suspensi (200mg) dan di telan 5x 1 hari selama 5 hari. Untuk anak-anak berusia dibawah 2 tahun dosisnya adalah setengah dari dosis semula. Aciclovir secara aktif melawan herpes virus tetapi tidak dapat membasmi secara lengkap.

Obat lebih efektif jika diberikan pada saat onset dari infeksi.

Reccurent Aphthous Ulcer (RAU) Dikenal juga sebagai recurrent

oral ulceration, recurrent ulcerative stomatitis, aphthous ulcer atau cancer sores. Aptha berarti ulcer kecil. Recurrent aphthous ulcer ditandai oleh satu atau lebih ulcer yang sakit pada membran mukosa mulut dan bersifat rekuren. Rau banyak ditemukan pada remaja dan dewasa, dapat ditemukan pada anak-anak yang berusia kurang dari 2 tahun.

Patofisiologis dan gejala klinis memperlihatkan serangan RAU ditandai dengan gejala-gejala prodromal yang terjadi 24 sampai 48 jam sebelum perubahan klinik dalam rongga mulut. Gejala-gejala prodromal berupa hiperemi, parestesi, tingling, dan rasa terbakar.

Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG)

ANUG disebut juga Vincent’s infection, Trench mouth, Fuso-spirochaetal gingivitis, Vincent’s disease, Vincent’s gingivitis. ANUG merupakan peradangan destruktif gusi, ditandai dengan ulserasi dan nekrosis epitel dan jaringan ikat gusi interdental dan margin gusi. ANUG dapat terjadi pada semua usia, insidensi tinggi terjadi pada usia 15, 20, dan 30 tahun, jarang terjadi pada ana-anak di negara maju tapi sering ditemukan pada anak-anak di negara-negara berkembang dengan tingkat sosial ekonomi rendah.

ANUG lebih sering ditemukan pada anak penderita Down syndrome, anak-anak dengan penyakit yang melemahkan dan infeksi pernapasan akut.

Page 4: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

Moniliasis AkutMoniliasis akut adalah infeksi

pada rongga mulut yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Penyakit ini biasanya terlihat pada bayi yang baru lahir dan dapat menjadi epidemic pada masa menyusui karena kontaminasi dari puting susu ibu, pakaian, dan tempat tidur. Dapat terjadi juga pada saat kelahiran bayi karena adanya monilial vaginitis pada ibu. Lesi oral dapat terjadi di mana saja pada permukaan mukosa sebagai bentuk tambahan yang diskret, tetapi lebih sering terjadi lesi yang multiple. Lesi ini berwarna putih seperti krim dan adheren; ketika dihilangkan meninggalkan ulser. Dapat diberikan 2 % larutan gentian violet untuk mengurangi rasa sakit. Ketika terjadi sariawan pada bayi setelah pemberian antibiotic, dapat menyebabkan resistant terhadap semua bentuk pengobatan lokal.

Penyakit gingivitis akut lainnya :

Gingivitis Akut karena Alergi Gingivitis akut karena alergi ini

melibatkan serbuk debu dan makanan, terkadang terlihat pada anak – anak. Gingiva terlihat merah dan mengalami edema; dan hemoragi dapat terjadi dengan stimulus yang sedikit saja. 2 % gentian violet membantu mengurangi rasa sakit dan mengurangi infeksi sekunder.

Penyakit Traumatic GingivalTerjadi pada anak – anak yang

menggesekkan (scratch) gusi mereka dengan kuku ataupun benda lain, terutama pada anak – anak yang memilikki masalah emosi dan tingkah laku. Lesi biasanya terlokalisasi, merah, dan edamtous. Dapat terjadi pada papilla dan attached gingival; ulser dapat terlihat

pada tempat – tempat tersebut. Gingiva yang mengalami inflamasi dapat berkembang menjadi abses. 2 % gentian violet atau tincture dari metaphen akan menghilangkan rasa sakit dan membantu mencegah penyebaran infeksi sekunder.

Chemical BurnsChemical burns pada gingival dengan obat perak nitrat atau fenol dapat menyebabkan gingivostomatitis. Jaringan terlihat permukaan pseudomembran abu – abu, menyisakan ulser yang mudah berdarah. Perawatan terdiri dari cairan mouthwash saline sesegera mungkin setelah iritasi kimia, diiikuti dengan pewarnaan 2 % gentian violet.Anak – anak muda sering memasukkan bermacam – macam benda ke dalam mulutnya. Asam dan alkali biasanya ada pada banyak komponen yang digunakan di rumah dan di perkebunan seperti ammonia, asam oksalik, asam karbolik,asam sulfur, asam hidroklorik dan asam nitrit. Ketika substansi ini tertelan, gingiva, membrane mukosa, esophagus, dan perut akan terasa seperti terbakar (burns) dan dapat menyebabkan kematian pada beberapa jam. Formasi scar pada membrane mukosa mulut dan struktur cicatricial dari esophagus dapat ditemukan pada anak yang sembuh dari penyakit ini. Olive oil, susu, dan putih telur adalah agen penetralisir efek berbahaya.Jika tertelan asam magnesium, segeralah berikan susu, air limun atau kanji. Jika tertelan alkali,segeralah berikan air jeruk dan air lemon ditambah air dalam jumlah banyak.

Gingivitis Bacterial Nonspecific Akut Anak – anak yang pernah

menderita penyakit akut yang melemahkan lebih mudah mengalami

Page 5: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

pada inflamasi pada gingiva. Hal ini disebabkan karena lrendahnya resistansi dari jarinagn oral dan oral hygiene yang buruk. Jaringan oral dan gingival mungkin menujukkan eritema difus dan inflamasi biasanya terkurung di marginal gingival dengan adanya hemoragi. Perawatan terdiri dari pengukuran tingkat higienitas mulut dan ditambah dengan multivitamin pada menu sehari – hari.

b. Gingivitis Akut pada Anak

Tuberculosis

Survey nasional di Inggris memperlihatkan prevalensi dari gingivitis kronis meningkat antara usia 5 dan 9 tahun dan terkait erat dengan jumlah plak, debris, dan kalkulus. Prevalensi gingivitis memuncak pada usia sekitar 11 tahun dan menurun sedikit demi sedikit pada usia 15 tahun.Permulaan masa pubertas dan peningkatan level hormon sex merupakan satu penjelasan untuk peningkatan gingivitis pada usia 11 tahun. Oestrogen meningkatkan selularitas dari jaringan dan progesteron meningkatkan permeabilitas dari gingival vaskuler. Oestradiol juga memberi kondisi pertumbuhan yang sesuai untuk spesies organisme berpigmen hitam yang terkait dengan terbentuknya gingivitis.

HistopatologiInfiltrasi dari inflamasi terkait dengan marginal gingivitis pada anak-anak dapat disamakan pada yang terlihat di dewasa selama tahap awal dari proses inflamasi gingiva. Sel yang dominan adalah limfosit, walau sejumlah kecil plasma

sel, makrofag, dan neutrofil mudah terlihat. Penemuan riset belum menentukan dengan tegas apakah populasi limfosit merupakan suatu B cell atau dominasi T cell yang tidak teraktivasi.Ketidakadaan hubungan plasma sel, yang ditemukan secara cukup pada lesi yang lebih tetap dan advance pada dewasa, menegaskan bahwa gingivitis pada anak tidak bergerak dan tidak berprogress untuk melibatkan jaringan periodontal yang lebih dalam.

MicrobiologyOrganisme pertama yang menyerang permukaan gigi yang bersih tidak berbahaya secara periodontal. Kokus gram positif mendominasi plak setelah 4-7 hari. Setelah 2 minggu, flora yang lebih kompleks dari organisme filamentous dan fusiform menandai perubahan menjadi infeksi gram negatif, dimana ketika berdiri, terdiri dari Capnocytophaga, Selenomonas, Leptotrichia, Porphyromonas, dan Spirochaetes spp. dengan jumlah yang signifikan. Ini menyatakan bahwa respon host (dibandingkan subgingival flora) memberi derajat imunitas untuk terciptanya penyakit periodontal pada anak-anak, pada pencegahan penyebaran gingivitis yang terkontaminasi ke jaringan yang lebih dalam.

3. Diagnosa dan perawatan gingivitis akut pada anak

a. ANUGDiagnosa : Penyakit ini muncul pada masa anak – anak. Penyakit ini dapat terjadi pada anak-anak yang mengalami infeksi respirasi akut. Anak - anak yang

Page 6: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

mengalami gingivitis nekrosis akut ini menunjukkan kenaikan suhu tubuh, limpadenopati regional, kenaikan denyut jantung, leukositosis, kehilangan nafsu makan, dan malaise. Gingiva mengalami inflamasi marginal akut, terlihat menonjol, eroded, craterlike depression yang juga melibatkan papilla interdental. Superficial border (batas luar) dari depression ini berwarna abu – abu, pseudomembranosa, dan gingival mukosanya mengalami eritema.Craterlike depressions dengan permukaan abu – abu adalah karakter lesi dari gingivitis nekrosis akut. Anak – anak dengan penyakit ini memiliki mulut yang sensitif dan kesulitan dalam mastikasi. Odor, salivasi yang excessive dan hemoragi gingival yang spontan adalh manifestasi klinis dari penyakit ini. Pada beberapa kasus, komplain yang serius adalah gangren stomatitis. Bakteri fusospirochaetal memliki peranan penting menyebabkan penyakit ini.

Perawatan : Simptom atau gejala dapat diatasi dengn memberikan penicillin sistemik ( dapat melalui injeksi ataupun oral) dan juga dengan mild oxidizing mouthwashes (hidrogen peroksida, Klorpatin WCS 60, dan 2 % gentian violet). Pada anak-anak muda; antiobiotik dan mouthwash ringan, dosis tinggi asam askorbat (500 mg setiap hari) dan vitamin B kompleks. Pada anak-anak yang lebih tua, harus dilakukan deep scaling

untuk menghilangkan deposit dan debris dari gigi sehingga mengembalikan periodontium ke keadaan yang normal.

4. Diagnosa dan perawatan gingivitis kronis pada anak

Diagnosa : Tuberculosis pada anak – anak dapat menyebabkan ulser pada mulut, primer maupun sekunder. Tipe primer tidak melibatkan paru – paru, tetapi melibatkan tonsil, bibir, lidah, atau gingiva. Lesi timbul sebagai daerah yang mengalami indurasi, diikuti dengan ulser dan keterlibatan nodus limfa. Diagnosis dibuat dengan melakukan biopsy yang akan menunjukkan proses granulomatosus dan basilus tuberkel pada jaringan. Ulser tuberkel sekunder lebih sering terlihat pada anak – anak dengan tuberculosis pulmonary. Dapat terjadi pada gingiva atau lidah dan pada membrane mukosa mulut.

Perawatan : Sikat Gigi Manual dan ElektrikPerawatan dan pencegahan gingivitis tergantung pada keberhasilan dan pemeliharaan plak kontrol yang sesuai dengan kesehatan. Menyikat gigi adalah metode prinsipal untuk menghilangkan plak dental, dan sekarang sikat gigi elektrik memberikan alternatif untuk lebih nyaman dalam menyikat gigi.Sikat gigi elektrik bermanfaat bagi kelompok tertentu: pasien dengan ortho fix, sikat gigi ini efektif dalam mengurangi dekalsifikasi, anaka-anak, remaja, dan anak-anak dengan kebutuhan khusus. Dibandingakn dengan sikat gigi manual, desain yang berotasi pada sikat gigi elektrik mengurangi plak dan gingivitis 7-17% walaupun

Page 7: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

perbedaan klinis dari hal tersebut tidak dapat ditentukan. Tidak ada percobaan klinis yang melihat pada daya tahan dan harga relatif dari sikat gigi elektrik dan manual jadi tidak mungkin memberi rekomendasi mengenai keunggulan sikat gigi secara umum.

5. Diagnosa dan perawatan periodontitis pada anak

PeriodontitisPeriodontitis jarang terjadi pada anak-anak dibandingkan dengan gingivitis. Namun, destruksi tulang periodontal kadang-kadang parah, dapat terjadi tidak hanya pada anak-anak yang menderita penyakit sistemik berat tetapi juga pada anak-anak yang kelihatan sehat.

Early chronic periodontitisTanda dari early chronic periodontitis dapat ditemukan pada anak-anak dengan pemeriksaan dari hilangnya perlekatan jaringan ikat. Umumnya hanya beberapa daerah yang terkena. Pola horizontal dari hilangnya tulang biasanya sering terjadi dan derajat dari hilangnya tulang berhubungan dengan oral hygiene. Tanda dari periodontitis pada anak-anak mengindikasikan prognosis yang buruk untuk kesehatan periodontal pada saat dewasa.

Perawatan1. Menghilangkan plak subgingival dan calculus dari daerah yang terkena dan memberikan pengobatan preventif.2. Menginstruksikan dan memotivasi pasien untuk menjaga kesehatan mulut.

3. Diperiksa secara berkala dan melakukan scaling secara teratur.

Prepubertal periodontitisPrepubertal periodontitis mempengaruhi gigi primer dari anak-anak. Bentuk lokal biasanya terdapat pada anak-anak berumur 4 tahun dan hanya mempengaruhi beberapa gigi. Deposit plak bisa saja minimal dan inflamasi gingival tidak parah, namun kedalaman pockets terdeteksi ketika pemeriksaan dan terlihat secara radiology. Destruksi tulang periodontal berlangsung dengan cepat. Anak-anak yang terinfeksi bisa juga menderita karena infeksi otitis media dan infeksi traktus pernafasan atas.Periodontitis prepubertal menyeluruh terjadi lebih awal (ketika erupsi gigi) dan mempengaruhi semua gigi sulung. Marginal dan attached gingiva inflmasi secara akut dan karena hal ini anak-anak menjadi malas menyikat gigi sehingga gigi dipenuhi dengan plak. Destruksi tulang periodontal lebih cepat dibandingkan dengan bentuk lokal dari penyakit. Anak-anak dapat menderita dari otitis media.Bentuk menyeluruh dari periodontitis prepubertal diyakini merupakan manifestasi oral dari penyakit defisiensi adhesi leukosit. Masalah periodontal yang sama bisa juga terdapat pada anak-anak yang menderita kondisi sistemik seperti neutropenia, agranulocytosis, dyscrasias darah, hypophosphatasia dan papillon syndrome. Namun, hal ini tidak didefinisikan sebagai periodontitis prepubertal menyeluruh.

Perawatan1. Merujuk pasien pada spesialis untuk tes darah dan investigasi lain untuk memeriksa

Page 8: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

kemungkinan dari adanya penyakit sistemik.2. Perawatan sangat sulit karena progress yang cepat dari penyakit dan umur pasien yang masih muda. Namun, sangat mungkin untuk mengontrol bentuk local dari penyakit.

- Dengan teliti memeriksa akar yang terinfeksi- Memberi antibiotic yang sesuai. - Menegaskan pada orang tua tentang pentingnya penghilangan plak.- Memeriksa pasien setidaknya 3 bulan. Melakukan prophylaxis atau scalling jika dibutuhkan dan menekankan pentingnya menjaga kesehatan mulut.

3. Bentuk menyeluruh dari penyakit tidak bisa dikontrol sehingga perlu dilakukan ekstraksi gigi.

Juvenile periodontitis Juvenile periodontitis adalah penyakit yang jarang terjadi. Karakteristiknya adalah destruksi tulang alveolar yang berat disekitar satu atau beberapa gigi permanen. Penyakit ini sering terlihat pada anak remaja tapi anak-anak umur 10-11 tahun juga dapat terinfeksi. Pola keluarga telah diketahui. Oleh karena itu saudara pasien juga harus diperiksa.Bentuk local dan menyeluruh dari juvenile periodontitis telah digambarkan namun terdapat ketidaksetujuan bahwa apakah hal ini menggambarkan manifestasi berbeda pada satu penyakit atau dua penyakit berbeda.Juvenile periodontitis local mempengaruhi insisif dan molar pertama. Karakteristik pola vertikal dari resorpsi tulang dihasilkan pada awal

furkasi akar molar pertama. Karakteristiknya, deposit plak minimal dan gingival terlihat normal namun kedalaman pocket periodontal berdarah ketika diperiksa. Gigi yang terinfeksi dengan parah akan bergerak dan gigi anterior akan melakukan drift. Pada bentuk menyeluruh, pola dari hilangnya tulang bisa vertikal atau horizontal dan biasanya meliputi semua gigi.Perawatan

1. Memberikan tetracycline.2. Perawatan non-surgical dilakukan terlebih dahulu seperti melakukan sub-gingival scaling dan instruksi tentang kesehatan mulut. 3. Jika perlu dapat dilakukan pembedahan.4. Diperiksa secara berkala untuk mengetahui efektivitas perawatan dan untuk melihat kesehatan mulut pasien.5. Jika perawatan konservatif tidak berhasil atau tidak dilakukan pasien karena pasien tidak dapat diajak kerjasama, ekstraksi dan penggantian dari gigi yang buruk dengan prosthetic adalah satu-satunya perawatan alternative.

6. Diagnosa dan perawatan penyakit infeksi virus pada anak

a. Campak

Roseola, rubeola, morbili, atau campak 10 hari, merupakan penyakit yang akut, exanthemous, infeksius, dan menular.

Campak disebabkan oleh virus yang dapat dengan mudah menyebar melalui kontak langsung dan dapat

Page 9: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

ditransmisikan dengan cepat lewat pernapasan dari penderita. Pertama, virus menyerang mukosa respiratori. Kemudian, mikroorganisme bersirkulasi dengan cepat melalui system peredaran darah. Kulit merupakan salah satu organ yang paling sering terkena penyakit ini dengan cara invasi ke corium pada awalnya lalu ke epidermis. Ditemukan juga bercak Koplik pada mukosa bukal yang terjadi 24 jam setelah erupsi kutaneus. Bercak Koplik ini merupakan bentuk lesi inflamasi pada glandula submukosa.

Bayi berumur di bawah 6 tahun seringnya imun terhadap transfer placental imun tubuh dari ibu. Sebanyak 95% kasus terjadi pada anak di antara umur 6 bulan sampai 15 tahun. Diikuti oleh periode inkubasi selama sekitar 10 hari dimana berkembangnya demam dengan infeksi respiratori, batuk, dll. Gejala-gejala prodormal ini diikuti dengan bercak macular yang biasanya akan berkembang menjadi bercak makulopapular. Sementara exanthema dimulai dengan peneyebaran pada wajah dan leher, dan setelah 2-4 hari, akan berkembang ke seluruh tubuh. Kulit akan berubah menjadi kecoklatan. Saat bercak ini terjadi, anak akan mengalami demam dan juga terdapat rasa nyeri. Terdapat laporan bahwa jika dilakukan ekstraksi pada anak yang mengalami campak dalam periode exanthematous, maka dapat terjadi komplikasi seperti soket menjadi kering, osteomyelitis, bahkan noma.Selain bercak Koplik, terdapat juga manifestasi lain di dalam rongga mulut. Papilla pada lidah seringkali

membesar. Pada periode exanthematous, kadang terlihat macula atau papula merah pada langit-langit. Bahkan terkadang dapat mempengaruhi ameloblast yang sedang berkembang yang pada akhirnya akan menghasilkan hipoplasia pada pit, fissure, dan groove yang dapat terlihat bila gigi sudah erupsi.

Tidak ditemukan agen therapeutic yang spesifik, akan tetapi penyakit ini selesai berakhir secara spontan. Untuk pengobatannya, diindikasikan chemotherapeutic dan antibiotic. Campak merupakan salah satu penyakit yang harus diperhatikan dokter gigi dengan alasan :

1. Gejala campak, khususnya pada periode prodormal, dapat mengakibatkan disalahartikan dengan keluhan masalah intraoral sesungguhnya.2. Disarankan untuk melakukan perawatan dental setelah periode exanthem selesai.

b. Rubella

Disebut juga rubella, merupakan penyakit yang diakibatkan oleh virus dan menular.Pada wanita hamil yang janinnya sedang aktif berkembang dan mengidap rubella, janin dapat terjangkit dan terlahir dengan anomaly congenital. Mekanismenya belum dapat dimengerti dengan baik tetapi di anggap bahwa jaringan yang sedang berkembang pada fetus merupakan salah satu objek yang dapat dengan mudah terjangkit. Disebutkan juga bahwa celah langit-langit dan hipoplasia enamel

Page 10: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

merupakan salah satu kelainan congenital yang diakibatkan oleh rubella saat janin sedang berkembang.

Campak Jerman seringnya berkembang pada usia dini. Periode inkubasi terjadi sekitar 2-3 hari. Bercak merupakan salah satu gejala yang terlihat. Pada awalnya, bercak makulopapular muncul pada wajah yang kemudian akan berkembang ke seluruh bagian tubuh.

Terkadang bercak ini diikuti dengan pembesaran gingival dan ada rasa sakit. Dan saat periode prodormal, terdapat lesi purpuric pada palatum lunak. Virus dapat menginfeksi ameloblas yang sedang berkembang dan meninggalkan bekas dalam pembentukan pit, fissure, dan groove yang nantinya akan terlihat setelah gigi erupsi.Tidak ada agen therapeutic untuk infeksi virus ini. Akan tetapi, sama seperti campak biasa, Campak Jerman ini juga berakhir dengan sendirinya secara spontan.

c. Mumps

Penyakit ini lebih dikenal sebagai parotitis epidemic. Mumps ini juga merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan juga menular. Penyakit ini menimbulkan reaksi inflamasi pada glandula salivarius dan terkadang menjangkiti gonad, pancreas, dan juga SSP.

Virus pada penyakit Mumps terdapat pada saliva. Mikroorganismenya ditransmisikan oleh droplet. Akhir dari invasi glandula merupakan pembengkakkan vaskuler,

pembengkakkan glandula, infiltrasi lymphocyctic, dan beberapa taraf nekrosis.

Mumps muncul pada anak usia antara 5-15 tahun. Periode inkubasi sekitar 2-3 minggu. Awalnya, terdapat gejala berupa malaise, demam, dan infeksi sistemik lainnya. Kemudian, glandula salivarius mulai membengkak. Glandula parotis adalah glandula yang paling sering terinfeksi. Akan tetapi, tetap ada kemungkinan glandula sublingual dan submaksila terkena infeksi. Dan karena glandula-glandula tersebut tersebar bebas dalam jaringan, akan ada kemungkinan terjadi pembesaran terlebih dahulu tanpa rasa sakit. Proses pembesaran ini kurang lebih berlangsung selama 3 hari, kemudian mengecil, dan akhirnya menghilang setelah kurang lebih 1 minggu.Pada fase-fase awal penyakit Mumps, terjadi inflamasi pada duktus Stensen kea rah mukosa bukal yang menyebabkan berkurangnya aliran saliva.

Seperti campak, tidak ada pula pengobatan yang signifikan untuk Mumps ini. Bagi bidang kedokteran gigi, Mumps penting juga untuk dipelajari karena gejala dan tanda-tandanya berhubungan dengan infeksi odontogenik.

d. HIV

PenyebaranAcquired immunodeficiency syndrome (AIDS) telah menjadi penyakit dengan implikasi dari bidang sosial, politik, medis, dan ekonomi. Sedikitnya sepuluh juta anak-anak di dunia ini telah terinfeksi oleh human

Page 11: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

immunodeficiency virus (HIV). Diperkirakan lebih dari 40 juta orang terinfeksi HIV pada akhir 2001, 5 juta orang baru terinfeksi selama tahun 2001, termasuk 800.000 anak-anak. Peningkatan terbesar pada infeksi HIV terjadi pada Asia tengah dan Eropa timur. Kematian anak-anak oleh infeksi HIV menurun pada negara-negara berkembang, namun pada beberapa negara, contohnya Zimbabwe, diperkirakan lebih dari 70% kematian anak-anak dibawah umur 5 tahun disebabkan oleh AIDS.

TransmisiMedia transmisi utama adalah cairan tubuh, seperti darah dan semen. Saliva mengandung HIV yang rendah dan tidak konsisten. Dua rute utama dari transmisi pada anak-anak adalah vertikal (dari ibu yang terinfeksi) dan dari produk darah, dengan resiko yang lebih tinggi pada anak-anak yang terkena hemophilia. Transmisi vertikal terjadi sebesar 39% dan terjadi sebelum, selama atau setelah kelahiran. Infeksi dari menyusui sebesar 29%.

SerodiagnosisPengujian dengan test ELISA untuk antibody HIV akan memberikan hasil negative yang salah dan hasil positif harus dikonfirmasi oleh Western Blot Assay. Antigen assay jauh lebih dipercaya namun kegagalan untuk mendeteksi virus atau antigen pada antibody-positif muda anak-anak, tidak meniadakan infeksinya. Virus atau tes antigen yang positif akan mengindikasikan adanya infeksi.

Resiko dari transmisi

Karena periode inkubasi yang panjang dan keterbatasan dari sejarah serta serodiagnosis, dapat diasumsikan bahwa semua keturunan sedarah dapat terkena infeksi

Fungsi imunHIV melekat pada CD4 dari T4-helper lymphocyte dan tetap didalam sel yang terinfeksi hingga melewati hidupnya. Ditransmisikan ke sel lain terutama melalui kontak dari satu sel ke sel lainnya. Sel lainnya yang mungkin terpengaruh adalah makrofag, endothelial, neuroglial, epithelial dan sel-sel dendritic.Efek utama dari infeksi HIV pada system imun adalah deplesi dari lymphocytes CD4 (sel-sel pembantu), yang akan menghasilkan penurunan dari CD4 dan rasio CD4:CD8 yang terbalik. Hal ini merupakan indicator imun dari perkembangan penyakit.

Penyakit Oral yang Berhubungan dengan Infeksi HIV

Lesi oral sering menjadi tanda peringatan awal dari infeksi HIV. Kelainan umum bias bermanifestasi dalam cara-cara yang berbeda dalam mempresentasikan HIV. Pada anak-anak, lesi yang paling sering terjadi adalah candidosis, atypical gingivitis, dan pembengkakan kelenjar parotid.

Herpes SimplexKambuhnya berkali-kali dan biasanya intra-oral dan circumoral. Bagian lain di tubuh juga bisa terinfeksi. Perawatannya aciclovir sistemik.

Aphthous-type ulcers

Page 12: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

Penyakit ini persisten dan sangat umum. Perawatannya hanya meringankan tetapi tidak menyembuhkan.

Salivary gland enlargementTerjadi baik pada anak-anak, maupun orang dewasa, dan serupa dengan kemunculan mumps/gondongan. Bisa terjadi secara unilateral maupun bilateral dan menyebabkan xerostomia dan rasa nyeri. Efeknya yang mengurangi aliran saliva bisa mengakibatkan candidosis dan dental caries.Perawatannya melibatkan penggunaan saliva replacements, mouth sprays, dan salivary stimulants seperti permen karet.

Hairy LeukoplakiaJarang terjadi pada anak-anak. Terjadi secara predominant pada batas lateral di lidah dan terkadang di mukosa buccal dan soft palate. Sel-sel Langerhans’ berkurang pada hairy leukoplakia. Belum ada yang menyebutkan bahwa ini adalah lesi premalignant dan tidak ada perawatan yang dibutuhkan.

Oral candidosisLesi oral yang paling sering terjadi pada infeksi HIV adalah candidiasis pseudomembranous akut. Itu merupakan lesi awal dan memberi tanda dalam kemunculan infeksi opportunistic lainnya. Perawatannya adalah dengan antifungal systemic dan meningkatkan oral hygiene.

HIV gingivitisBermanifestasi sebagai red erythematous gingival tissues dan meluas sampai tepi free gingival. Sering terjadi spontaneous gingival haemorrhage dan petechia sampai tepi gingival. Komponen fungal harus diperhatikan. Perawatan melibatkan peningkatan oral hygiene dan

penggunaan chlorhexidine gluconate 0.2% mouthwashes dan gels.

HIV periodontitisHIV periodontitis bermanifestasi dengan rasa sakit yang hebat dan perdarahan tiba-tiba, interproximal necrosis dan cratering, dan erythema yang jauh lebih kuat dibandingkan acute necrotizing ulcerative gingivitis. HIV periodontitis muncul lebih sering pada pasien infeksi HIV.

7. Diagnosa dan perawatan penyakit infeksi oral karena bakteri pada anak

a. Odontogen

Tanda-tanda dan gejala umum dari infeksi oral yang harus diketahui oleh tenaga klinis

Infeksi AkutBiasanya timbul dalam keadaan darurat

o Rewelo Suhu badan meningkato Wajah yang kemerahan dan membengkak

Infeksi KronisBiasanya tidak muncul dengan tiba-tiba.

o Pergerakan gigio Halitosiso Perubahan warna pada gigi

Diagnosis Terdapat tanda-tanda inflamasi pada wajah. Infeksi fossa canine maxillary

Page 13: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

Infeksi mandibula yang sudah menyebar bisa berhubungan dengan gangguan jalan nafas dan terdapat juga kemungkinan terlibatnya mediastinal. Rasa sakit dan dehidrasi. Penting untuk menanyakan pada anak kapan terakhir mengeluarkan urin selama 12 jam terakhir dan menilai asupan cairan dalam tubuhnya.

PenangananPerawatan infeksi meliputi dua prinsip dasar:

Menghilangkan penyebab infeksi Local drainage dan debridement

Kriteria untuk perawatan rumah sakit Temperature >39oC Pembengkakan dasar mulut Dehidrasi

Pengunaan antibiotikAntibiotic menjadi pilihan pertama dalam perawatan apabila terdapat keterlibatan sistemik. Pada anak, temperature 39oC atau lebih dianggap peningkatan yang signifikan (normal 37oC).Jika anak memiliki infeksi sistemik hasil dari fokus local infeksi dental, maka harus digunakan antibiotik.Pasien dengan imunitas rendah ataupun memiliki penyakit jantung yang dicurigai terinfeksi, juga harus menerima antibiotic.

General consideration (Perhatian Umum) Pencabutan gigi-gigi yang menyebabkan infeksi

Terapi saluran akar untuk gigi permanen Antibiotic oral jika terdapat pengaruh sistemik Amoxicillin atau penicillin V biasanya menjadi obat pilihan pertama karena diberikan hanya 3x sehari

Severe infections (infeksi berat) Jika infeksi yang terjadi sudah

berat Perlunya perawatan rumah sakit Pencabutan gigi Pembuangan pus. Pengerokan kultur dan sensitivitas Antibiotic intravenaBenzylpenicillin adalah pilihan obat yang utama (200mg/kg/hari). Cephalosporin generasi 1 bisa digunakan sebagai pilihan kedua jika anak tersebut memiliki aleri terhadap penicillin. Dalam infeksi yang berat, bisa ditambahkan metronidazole. Dosis yang adekuat harus digunakan secara tepat. Perawatan di daerah kepala dan leher dibutuhkan perawatan yang serius. Menjaga keseimbangan cairan; + 12% untuk setiap derajat diatas suhu 37,5°C Berkumur dengan larutan garam hangat atau dengan klorheksidin glukonat 0,2% Gunakan pengurang rasa sakit dengan paracetamol eliksir secara oral, 15mg/kg, setiap 4 jam, atau dengan obat supositori. Jika mata tertutup karena edema kolateral, gunakan tetes mata chloramphenicol 0,5% atau dalam bentuk salep 0,1% untuk

Page 14: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

mencegah terjadinya conjunctivitis.

b. Non-odontogen : TBC, Difteri, sifilis kongenital, ß strep.

- TBCMerupakan sebuah infeksi dan penyakit granulomatosa yang menyerang jaringan pada sebagian paru-paru, tulang dan kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Microorganisme yang menjadi penyebab infeksi ini dapat menjalar ke seluruh tubuh dengan rute tertentu. Biasanya yang paling sering muncul adalah jenis infeksi yang berkaitan dengan paru-paru dan dapat menjadi akut ataupun kronis. Pada fase akut, bakteri dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui darah dan sistem lymph. Hal ini dapat menyebabkan kematian dalam jangka waktu yang cepat. Bahkan, tuberkolosis kronis timbul karena dikarakterisasi oleh fibrotik atau lesi ulserative pada jaringan paru-paru. Pada bagian yang lain, tuberkolosis tersusun atas tipe glandular dengan peningkatan lesi pada jaringan limfoid sistem intestinal. Tuberkolosis cervical adenitis hampir banyak ditemukan pada anak-anak. Biasanya akibat infeksi dari susu yang berasal dari sapi tuberkulosa.Kavitas oral biasanya jarang untuk menjadi tempat utama. Saliva menggunakan efek bakterisidal pada organisme

tuberkolosis. Jaringan limfatik kecil dihasilkan secara relatif pada keadaan ini dan hal ini tentunya dapat mengurangi kemungkinan penyerangan oleh bakteri. Saat tuberkolosis muncul di dalam mulut, berarti “pintu masuk”nya merupakan gigi karies dengan pembukaan pulpa, luka terbuka yang muncul setelah ekstraksi gigi atau fraktur gusi, yang kemungkinan melewati abrasi intraoral, dan akhirnya melalui aliran darah. Saat tuberkolosis diamati pada kavitas oral, proses alveolar merupakan hal yang biasa, dengan ulserasi gingiva dan penyerangan tulang dapat menyebabkan periodontoclasia. Bagaimanapun Tuberculous osteomileitis dapat menghasilkan sinus yang kering ke dalam kulit. Dalam menghasilkan lesi supuratif pada napas disebut dengan fetid, pada tempat yang jarang tersebut, tuberkolosis oral akan muncul, bibir dan mukosa bukal terkadang mengalami peningkatan. Dengan tuberkulosa osteomielitis akan ada kemungkinan kehilangan tulang alveolar yang melepaskan dan pada akhirnya gigi mengalami pengelupasan. Obat-obatan yang dapat digunakan untuk treatment streptomycin dan dihydrostreptomycin, asam para-aminosalicylic (PAS), viomycin, dan diaminodiphenylsulfone. Obat-obatan ini berasal dari promin dan promizole serta inang yang lainnya. Tetapi pada beberapa waktu obat pilihannya

Page 15: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

adalah streptomycin dan isoniazid.

- DifteriPenyakit ini merupakan infeksi akut yang menyerang dari eksotoksin yang menghasilkan Corynebacterium-diphtheriae. Hasil akhir dari penyerangan ini umumnya adalah lesi inflamasi lokal, biasanya pada bagian respiratori dan terkadang diberitahu efek yang sekunder pada sistem nervus peripheral dan jantung.

Pada kebanyakan kasus organisme-organisme dapat menjangkau bagian respiratori melalui hubungan droplet dari seorang pasien atau seorang asiymptomatic carrier. Lesi utama ini tidak benar-benar ditempatkan walaupun memungkinkan bagi organisme untuk menyerang semakin dalam terhadap jaringan dan bahkan menyebarkan lymphogenously ke bagian tubuh yang lain. Urutan yang terakhir dapat muncul di proses penyakit tahap terminal. Lesi inisial merupakan user yang ditutupi oleh pseudomembrane yang terdiri atas bakteri, fibrin, jaringan epitelial nekrotik, dan fagosit, semua melekat kuat dibawah jaringan connective. Beberapa userasi terkadang muncul dan berada di permukaan tonsil, uvula, dan softpalate serta nasopharinx. Bagaimanapun reaksi utama tumbuh pada nasal mucosa, laring, trakea, bronkus, bahkan bibir, bucal mucosa, dan gingiva. Mikroorganisme yang tumbuh dengan cepat di lesi lokal

melepaskan eksotoksin yang kuat yang bersirkulasi di aliran darah dan berpenghasilan besar dan efek yang gawat. Jantung seringkali menjadi diperluas dan muncul tanda-tanda mikroskopis dari hyalinisasi dan “cloudy swelling” pada otot jantung.

Anak-anak pada usia 1-10 tahun secara prinsip tentu terpengaruhi. Bisa jadi akibat pernah berhubungan dengan pasien penderita diphteri pada jangka waktu 2-5 hari sebelumnya. Gejalanya, si anak akan mengeluh sakit tenggorokan yang ringan dan symptom dan tanda-tanda yang biasa muncul itu seperti malaise, sakit kepala, dan demam. Keluhan ini bisa berubah menjadi lebih buruk. Salah satu dari karakteristik ekstra oral ditemukan pada cervical adenopathy yang sangat berkarakter dan berhubungan dengan bull neck.

Diphteria pernah ditemukan pada kasus di bibir, bucal mulcosa, gingiva, lidah, sublingual space, dan palate. Sangat menarik bahwa serangan kuat diphteria bisa berakibat serius terhadap pertumbuhan ameloblast. Hasil akhir jelas terlihat saat erupsi gigi sebagai tanda dari adanya pit, groove, dan fissure. Penanganan cepat dari antitoksin diphteria merupakan hal yang sangat penting dan harus dipelajari secepatnya. Pennicylin memberikan efek pasti pada organisme penyebab. Tetapi bagaimanapun pennicylin tidak

Page 16: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

memiliki efek dalam sirkulasi eksotoksin.

- Sifilis KongenitalSyphilis juga bisa disebut sebagai lues, adalah penyakit granulomatus yang menginvasi oleh Treponema pallium. Syphilis tumbuh ketika organisme spirochetal datang dan bersentuhan dengan luka di kulit atau membran mukosa. Pada umumnya terjadi ketika berhubungan seks. Konsekuensinya pada orang yang terjangkit syphilis, biasanya tidak menjadi masalah bagi anak kecil. Bagaimanapun ini menjadi bagian terpenting untuk para dokter gigi, sejak ini dapat memungkinkan dalam kontak extragenital syphilis melalui luka di kulit tangan. Dan hal tersebut sudah di kemukakan oleh semua staf professional, dan dokter gigi adalah yang paling memungkinan untuk terjangkit penyakit extragenital syphilis.

Keterjangkitan syphilis memiliki perjalanan klinisnya, dan dibagi menjadi 3 tahapan, diantaranya adalah :1. tahapan pertama ini kira-kira muncul pada bulan pertama. Awalnya terjadi perkembangan dari inflamasi kecil (papule) pada daerah suntikan. Lalu terjadi pembesaran ulcerates dan tidak sakit, kecuali jika terjadi secondary infeksi. Yang terpenting dari ulcer , yang biasanya disebut sebagai chancre, tersebut menjadi seperti kawah atau menjadi serous. Pada pemeriksaan daerah gelap dari exudat tersebut chancre membuka sphirochetal.2. Fase kedua terjadi kurang lebih setelah 2 bulan. Karakteristik fase kedua adalah erupsi kutaneus yang

dapat memicu muncul rash penyakit-penyakit yang lain. Pada kavitas oral, terdapat kemungkinan munculnya erythema dengan pola mukosa putih-keabuan di sekeliling batas erythematous-nya. Pola mukosa putih-keabuan ini memecah menjadi ulcer dan kembali bersatu yang akhirnya akan menjadi serosa yang dipenuhi mikroorganisme spirochetal. Fase kedua ini pun berakhir begitu saja secara spontan.3. Fase ketiga berkembang dalam jangka waktu yang lambat bahkan mungkin dalam hitungan waktu tahunan. Lesi tipikal berupa jaringan mesenkimal yang disebut gumma. Karakteristik gumma adalah konsistensinya yang seperti karet, tidak terasa sakit atau nyeri, dan akhirnya menjadi ulserasi. Gumma banyak terdapat pada intramembranosa tulang. Maka dari itu, lesi ini sering ditemukan pada tulang nasal dan palatum.

Syphilis congenital berbeda dengan tipe acquire. Pada bentuk prenatal, anak terlahir dari ibu yang menderita syphilis. Infeksi mencapai fetus melewati sirkulasi plasenta, seringnya pada paruh awal pertumbuhan janin. Dalam beberapa kasus, gejala yang ditimbulkan pada anak yang lahir dengan syphilis tidaklah muncul pada fase-fase awal, tetapi pada fase-fase yang lebih lanjut. Patch mukosa pada kavitas oral dan tenggorokkan dapat muncul beberapa minggu setelah waktu kelahiran. Proses syphilisnya sendiri dapat dengan jelas setelah tahun pertama dengan ditemukannya gumma pada os. nasal.Anak yang terlahir dengan syphilis seringkali berperawakan pendek.

Page 17: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

Pada syphilis prenatal, cranium seringkali berbentuk persegi. Tuli dan saddle nose juga merupakan hal yang umum bagi kelainan congenital ini.Pada bibir juga seringkali ditemukan gejala. Pada syphilis prenatal, sering ditemukan lesi kemerahan atau seperti warna batu bata dengan lapisan nekrotik tersebar di seluruh bagian bibir (seringnya di bibir bagian bawah). Ini merupakan lesi tipikal dari rhagade. Lesi ini sembuh dengan sendirinya yang akan meninggalkan bekas linear yang tersusun secara radial dan perpendikulae ke perbatasan mukokutaneus.Selain itu, pada syphilis prenatal, dapat ditemukan gejala-gejalanya pada gigi. Incisor Hutchinsonian terlihat dengan dimensi mesiodistal lebih kecil pada incisal edge dibanding sepertiga mahkota.Dan juga terlihat ujungnya yang melengkung (crescentic). Moon molar berbentuk seperti kubah akibat kompresi cups-cuspnya. Permukaan oklusal kasar dengan pit yang banyak juga lebih banyak cuspula dibanding cusp normal. Ciri yang terakhir juga terlihat bahwa dari semua panjang akar molar yang ada pada anak normal, panjang akar molar pertama penderita syphilis itu yang terpendek.Pengobatan yang menjadi pilihan merupakan penicillin. Telah diteliti juga beberapa kombinasi antibiotik, akan tetapi belum dapat diuraikan di sini.

- Β StreptococcusInfeksi Streptococcus pada kanak-kanak dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti tonsillitis, pharingitis, dan

gingivitis. Scarlet fever merupakan infeksi Streptococcus β-hemolytic yang ditandai dengan adanya lesi maculopapular berwarna kemerahan pada jaringan mukosa dalam mulut. Lidah merupakan organ yang dapat menunjukkan karakteristik dari keadaan yang meyerupai strawberry pada tahap awal kemudian akan menjadi keadaan yang menyerupai raspberry pada tahap akhir.

8. Diagnosa dan perawatan infeksi oral karena jamur pada anak

a. Moniliasis / candiasis

Monaliasis (Candidiasis)Pada penyakit ini, yang biasannya disebut sebagai thrush, menginfeksi pada daerah mukosa tissue oleh Monilia (Candida) albicans.Dan beberapa kaksus untuk mengindikasi bahwa jamur ini siap untuk menyerang daerah mukosa tissue ketika terjadinya kekurangan riboflavin. Menyebabkan penyerangan inflamasi kronik di dalam mukosa dan ulcer atau hemorrage pada permukaan epitel yang cukup.Tidak ada pertanyaan tetapi thrush tersebut, hingga keuntungan dari antibiotik agent, bahwa terutama telaha di amati pada individu yang masih muda dan lemah.Dan sekarang sudah jelas bahwa mengubah flora bakteri pada antibiotik adalah cara untuk menekan mikroorganisme dimana hal tersebut untuk menghambat pertumbuhan jamur. Jadi, berkembangnya jamur, adalah hasil akhir menjadi monilial stomatitis.

Page 18: Bahan Presentasi Pedodonsia (13 September 2009)Anak2

Thrush mungkin muncul dimana saja di sekitar kavitas oral. Dan ini biasanya meliputi di bagian mukosa bukal, gingival, lidah, palatal dan tonsil lidah. Lesi tersebut biasanya lunak dan tidak menyebabkan nyeri, dan berwujud patch yang tinggi dan berwarna putih mutiara, dimana menyerupai dadih putih susu dan ketika di kelupas akan meninggalkan permukaan pendarahan yang mentah.Hingga baru-baru ini, thrush merupakan ancaman oleh aplikasi local untuk antiseptik ringan. Dan sekarang tersedia obat antijamur yang lebih spesifik (co: nystatin) dimana akan bisa menyembuhkan. Bagaimanapun, penyelidikan stomatilogic lebih lanjut akan di butuhkan sebelum agen tersebut bisa dievaluasi secara kritis. Dan akan dibutuhkan beberapa bukti untuk mendemonstrasikan bahwa secara klinis penyakit tersebut meningkat ketika vitamin B kompleks terkandung dalam rezim terapetik.