DEPARTEMENISASI - BOPebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20152_doc... ·...

12
1 Endang Sri Utami Akuntansi Biaya DEPARTEMENISASI - BOP Pada perusahaan yang pengolahan produk melalui beberapa tahap dan pengendalilan biaya dihubungkan dengan bagian atau departemen di dalam pabrik, maka pada perusahaan tersebut perlu mengadakan departemenisasi khususnya untuk elemen biaya overhead pabrik. Departemenisasi biaya overhead pabrik semakin penting pada pabrik yang mengolah produk atau pesanan yang tidak selalu melalui proses yang sama atau produk yang dihasilkan perusahaan memungkinkan untuk dijual sebelum diolah melalui semua tahapan pengolahan. Misalnya pada pabrik tekstil yang dapat menjual benang dan kain mori yang belum disempurnakan (mori gray). Departemenisasi biaya overhead pabrik adalah pembagian pabrik ke dalam bagian- bagian yang disebut departemen atau pusat biaya (cost center) dimana biaya overhead pabrik akan dibebankan. Departemen di dalam pabrik dapat dikelompokkan menjadi dua departemen yaitu: 1. Departemen Produksi (Producing Department) Departemen produksi adalah bagian di dalam pabrik yang melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai atau pengolahan dari suatu bagian produk selesai, yang dihasilkan baik dengan tangan (manual) maupun dengan mesin. 2. Departemen Jasa atau Departemen Pembantu (Services Department) Departemen pembantu adalah bagian di dalam pabrik yang tidak melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai atau pengolahan dari suatu bagian produk selesai, akan tetapi bagian tersebut menghasilkan jasa yang dinikmati oleh bagian lain, baik departemen produksi maupun depertemen pembantu yang lain. Untuk tujuan pembebanan biaya overhead pabrik pada produk, tarip biaya overhead pabrik akan dihitung untuk setiap departemen produksi, sehingga produk akan dibebani dengan biaya overhead pabrik sesuai dengan departemen produksi yang dilaluinya, dan selisih biaya overhead pabrik akan dianalisa untuk setiap departemen produksi.

Transcript of DEPARTEMENISASI - BOPebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20152_doc... ·...

Page 1: DEPARTEMENISASI - BOPebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20152_doc... · DEPARTEMENISASI - BOP ... ini diberikan beberapa contoh pedoman yang sifatnya umum, untuk dasar

1

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya

DEPARTEMENISASI - BOP

Pada perusahaan yang pengolahan produk melalui beberapa tahap dan pengendalilan biaya

dihubungkan dengan bagian atau departemen di dalam pabrik, maka pada perusahaan tersebut

perlu mengadakan departemenisasi khususnya untuk elemen biaya overhead pabrik.

Departemenisasi biaya overhead pabrik semakin penting pada pabrik yang mengolah produk

atau pesanan yang tidak selalu melalui proses yang sama atau produk yang dihasilkan

perusahaan memungkinkan untuk dijual sebelum diolah melalui semua tahapan pengolahan.

Misalnya pada pabrik tekstil yang dapat menjual benang dan kain mori yang belum

disempurnakan (mori gray).

Departemenisasi biaya overhead pabrik adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-

bagian yang disebut departemen atau pusat biaya (cost center) dimana biaya overhead pabrik

akan dibebankan. Departemen di dalam pabrik dapat dikelompokkan menjadi dua

departemen yaitu:

1. Departemen Produksi (Producing Department)

Departemen produksi adalah bagian di dalam pabrik yang melakukan pengolahan bahan

baku menjadi produk selesai atau pengolahan dari suatu bagian produk selesai, yang

dihasilkan baik dengan tangan (manual) maupun dengan mesin.

2. Departemen Jasa atau Departemen Pembantu (Services Department)

Departemen pembantu adalah bagian di dalam pabrik yang tidak melakukan pengolahan

bahan baku menjadi produk selesai atau pengolahan dari suatu bagian produk selesai,

akan tetapi bagian tersebut menghasilkan jasa yang dinikmati oleh bagian lain, baik

departemen produksi maupun depertemen pembantu yang lain.

Untuk tujuan pembebanan biaya overhead pabrik pada produk, tarip biaya overhead pabrik

akan dihitung untuk setiap departemen produksi, sehingga produk akan dibebani dengan

biaya overhead pabrik sesuai dengan departemen produksi yang dilaluinya, dan selisih biaya

overhead pabrik akan dianalisa untuk setiap departemen produksi.

Page 2: DEPARTEMENISASI - BOPebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20152_doc... · DEPARTEMENISASI - BOP ... ini diberikan beberapa contoh pedoman yang sifatnya umum, untuk dasar

2

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya

A. Tujuan Departemenisasi Biaya Overhead Pabrik

Tujuan utama departemenisasi biaya overhead pabarik adalah sebagai berikut:

1. Untuk pembebanan biaya overhead pabrik dengan adil dan teliti.

Produk akan dibebani biaya overhead pabrik sesuai dengan depertemen produksi yang

dilalui yaitu sebesar tarip biaya overhead pabrik depertemen yang dilalui dikalikan

kapasitas pembebanan yang diserap oleh suatu produk pada departemen produksi yang

bersangkutan.

2. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik yang lebih baik.

Departemenisasi diharapkan dapat dipakai sebagai dasar untuk meletakan tanggungjawab

atas terjadinya biaya pada departemen tertentu, selisih biaya overhead pabrik yang terjadi

akan dianalisa untuk depertemen tertentu.

3. Untuk pembuatan keputusan oleh manajemen

Syarat atau kondisi-kondisi yang diperlukan supaya tujuan utama departemenisasi biaya

overhead pabrik dapat dicapai adalah sebagai berikut:

1. Ketepatan dalam menentukan jumlah departemen produksi dan depertemen pembantu.

Depertemen yang dibentuk terlalu sedikit dapat mengakibatkan pembebanan yang kurang

adil dan teliti, dari segi pengendalian menjadi kurang teliti pula. Departemen yang terlalu

banyak akan menaikkan jumlah biaya dan waktu yang dikorbankan yang mungkin tidak

sesuai dengan manfaatnya.

2. Pembagian departemen hendaknya selaras dengan pembagian struktur organisasi di dalam

pabrik.

3. Dapat dipilih dasar distribusi, alokasi, maupun pembebanan yang tepat.

4. Penentuan dasar kapasitas dan besarnya kapasitas dengan tepat yang sesuai dengan

variabilitas biaya overhead pabrik.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menentukan departemen-departemen di

dalam pabrik adalah sebagai berikut:

1. Pembagian tanggungjawab atas pengolahan produk yang dihasilkan di dalam pabrik, serta

atas biaya yang terjadi.

2. Sifat operasional dari setiap tahapan pengolahan produk dihubungkan dengan gerakan-

gerakan yang dilalui produk di dalam pabrik.

3. Lokasi dari operasi, proses pengolahan, dan mesin.

4. Jumlah departemen atau pusat biaya yang tepat.

5. Penyesuaian mesin dan proses di setiap departemen atau pusat biaya.

Page 3: DEPARTEMENISASI - BOPebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20152_doc... · DEPARTEMENISASI - BOP ... ini diberikan beberapa contoh pedoman yang sifatnya umum, untuk dasar

3

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya

B. Langkah-langkah Penetuan dan Penggunaan Departmenisasi Tarip BOP

1. Penentuan Tarip BOP Untuk Setiap Departemen

Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam penentuan tarip BOP untuk setiap departemen

produksi adalah sebagai berikut:

a. Menyusun anggaran setiap elemen biaya overhead pabarik

Pada awal periode disusun anggaran setiap elemen biaya overhead pabrik yang

digolongkan ke dalam elemen biaya tetap dan variabel.

Contoh 1: penyusunan anggaran biaya overhead pabrik

PT PRATAMA

Anggaran BOP

Tahun 2010

Elemen Biaya Biaya Variabel

(Rp)

Biaya Tetap

(Rp)

Jumlah Biaya

(Rp)

Bahan penolong 80.000 - 80.000

Biaya tng. kerja tidak langsung 120.000 60.000 180.000

Penyusutan mesin - 100.000 100.000

Reparasi dan pemeliharaan mesin 50.000 - 50.000

Penyusutan bangunan - 30.000 30.000

Reparasi dan pemeliharaan bangunan 25.000 - 25.000

Bahan bakar 25.000 25.000

Asuransi mesin - 10.000 10.000

Jumlah 300.000 200.000 500.000

b. Penelitian awal periode

Penelitian pabrik awal periode dilakukan setelah disusun anggaran BOP. Penelitian

dilakukan sesuai dengan dasar distribusi, dasar alokasi, dan dasar pembebanan terhadap

biaya overhead pabrik yang dianggarkan.

Contoh 2: seperti pada contoh di atas, PT PRATAMA memiliki departemen di dalam

pabrik meliputi Departemen Produksi I, Departemen Produksi II, Departemen Pembantu

A, dan Departemen Pembantu B. Penelitian pabrik pada awal periode tahun 2010 adalah

sebagai berikut:

PT PRATAMA

Penelitian Pabrik

Awal Tahun 2010

Departemen

Luas Lantai

(m2)

Jumlah

Karyawan

(orang)

Jam

Tenaga

Listrik

Jam Kerja

Langsung

Jam

Mesin

Produksi I 300 45 5.000 20.000 15.000

Produksi II 500 45 3.000 30.000 10.000

Pembantu A 100 20 2.000 - -

Pembantu B 100 10 2.500 - -

Jumlah 1.000 120 12.500 50.000 25.000

Page 4: DEPARTEMENISASI - BOPebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20152_doc... · DEPARTEMENISASI - BOP ... ini diberikan beberapa contoh pedoman yang sifatnya umum, untuk dasar

4

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya

c. Distribusi elemen biaya overhead pabrik

Distribusi biaya overhead pabrik adalah pembagian setiap elemen biaya overhead pabrik

ke setiap departemen yang ada di dalam pabrik, sesuai dengan terjadinya suatu biaya yang

dinikmati oleh depertemen tertentu di dalam pabrik.

Untuk kepentingan distribusi biaya overhead pabrik elemen BOP dikelompokkan

menjadi:

(1) Biaya overhead pabrik langsung departemen

Biaya overhead pabrik langsung departemen adalah elemen biaya overhead pabrik

yang terjadinya dapat langsung diikuti jejaknya pada departemen tertentu di dalam

pabrik. Jenis biaya ini dapat langsung dikumpulkan untuk setiap departemen di dalam

pabrik.

(2) Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen

Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen adalah elemen biaya overhead

pabrik yang terjadinya tidak dapat langsung diikuti jejaknya pada departemen tertentu

di dalam pabrik. Untuk mendistribusikan biaya ini pada setiap departemen diperlukan

dasar distribusi yang sesuai dengan manfaat biaya yang bersangkutan. Penelitian

pabrik awal periode memberikan informasi untuk distribusi biaya overhead pabrik

tidak langsung tersebut.

Untuk distribusi biaya overhead pabrik tidak langsung departemen, berikut ini

diberikan contoh dasar distribusi dan biaya tidak langsung yang didistribusikan:

Dasar distribusi BOP tidak langsung departemen

Luas lantai Biaya penyusutan bangunan

Reparasi dan pemeliharaan bangunan

Asuransi bangunan

Pajak atas bangungan

Jumlah karyawan Gaji staf pabrik

Jaminan makan dan kesehatan karyawan

Jam tenaga listrik Listrik PLN

Nilai investasi aktiva tetap Asuransi yang tidak dapat didistribusikan langsung

Jam tenaga kuda Tenaga (power)

Page 5: DEPARTEMENISASI - BOPebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20152_doc... · DEPARTEMENISASI - BOP ... ini diberikan beberapa contoh pedoman yang sifatnya umum, untuk dasar

5

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya

Contoh 3: seperti pada contoh di atas, distribusi elemen anggaran biaya overhead pabrik PT PRATAMA adalah sebagai berikut:

PT PRATAMA

Distribusi Anggaran BOP

Tahun 2010

Elemen biaya Variabel /

Tetap

Jumlah Biaya

(Rp)

Departemen Produksi Departemen Pembantu

I II B A

Biaya Langsung Departemen

Bahan penolong V 80.000 30.000 50.000 - -

Tenaga kerja tidak langsung V 120.000 12.500 18.000 84.500 5.000

Penyusutan mesin T 100.000 33.500 39.500 - 27.000

Reparasi dan pemeliharaan mesin V 50.000 19.000 12.500 - 18.500

Bahan bakar V 25.000 - - - 25.000

Asuransi mesin T 10.000 5.000 3.000 - 3.000

Jumlah biaya langsung departemen 385.000 100.000 123.000 84.500 77.500

Biaya Tidak Langsung Departemen

Tenaga kerja tidak langsung T 60.000 22.500 22.500 10.000 5.000

Penyusutan bangunan T 30.000 9.000 15.000 3.000 3.000

Reparasi dan pemeliharaan bangunan V 25.000 7.500 12.500 2.500 2.500

Jumlah biaya tidak langsung departemen 115.000 39.000 50.000 15.500 10.500

Jumlah biaya dianggarkan 500.000 139.000 173.000 100.000 88.000

Jumlah biaya tetap 200.000 70.000 80.000 13.000 37.000

Jumlah biaya variabel 300.000 69.000 93.000 87.000 51.000

Page 6: DEPARTEMENISASI - BOPebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20152_doc... · DEPARTEMENISASI - BOP ... ini diberikan beberapa contoh pedoman yang sifatnya umum, untuk dasar

6

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya

a. Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi

Masalah-masalah yang dihadapi dalam mengalokasikan biaya overehaead pabrik

departemen pembantu tertentu departemen produksi dan ke departemen pembantu

lainnya adalah sebagai berikut:

(1) Memilih dasar alokasi BOP departemen pembantu yang adil dan teliti

Dasar alokasi BOP yang dipilih haruslah dapat menggambarkan jasa yang

dihasilkan oleh departemen pembentu tertentu yang biaya overhead pabriknya

akan dialokasikan pada departemen produksi dan departemen pembantu

lainnya. Selain itu, dasar alokasi BOP yang dipakai hendaknya praktis. Berikut

ini diberikan beberapa contoh pedoman yang sifatnya umum, untuk dasar

alokasi BOP departemen pembantu:

Departemen Pembantu Dasar Alokasi BOP

Pembantu listrik Jam tenaga listrik

Pembangkit uap (boiler) Ton tenaga uap

Pengelolaan bahan (material handling) Pemakaian bahan atau Biaya bahan

Reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap Jam reparasi dan pemeliharaan, kecuali suku

cadang dan supplies dialokasikan secara

langsung

Cafeteria (karyawan makan gratis) Jumlah karyawan

Air Liter air dikonsumsi

Poliklinik Jumlaj karyawan

Air Conditioning (AC) Luas lantai, Jam pemakaian

Umum pabrik Jumlah karyawan

(2) Memilih metode alokasi BOP departemen pembantu

Penggunaan metode alokasi BOP yang berbeda akan mengakibatkan

perbedaan tarip BOP departemen produksi, oleh karena itu perlu di pilih salah

satu dari beberapa metode alokasi BOP yang dapat digunakan dengan

mempertimbangkan faktor-faktor: (a)keadilan dan ketelitian tarip BOP;

(b)tarip BOP yang ditentukan dapat dipakai sebagai alat untuk pengendalian

biaya; (c) kepraktisan metode alokasi BOP yang digunakan dalam suatu

perusahaan.

Beberapa metode alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi

dan departemen pembantu lainnya adalah sebagai berikut:

1. Metode alokasi langsung

Pada metode alokasi langsung, BOP departemen pembantu tertentu

langsung dialokasikan ke departemen produksi tanpa melalui depertemen

pembantu lainnya, meskipun departemen pembantu lainnya juga

menikmati jasa dari departemen pembantu yang BOPnya dialokasikan.

Page 7: DEPARTEMENISASI - BOPebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20152_doc... · DEPARTEMENISASI - BOP ... ini diberikan beberapa contoh pedoman yang sifatnya umum, untuk dasar

7

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya

Contoh 4: anggaran biaya overhead pabrik departemen pembantu PT PRATAMA

(contoh 3) akan dialokasikan dengan menggunakan metode alokasi langsung.

Berdasarkan penelitian pabrik awal tahun 2010, maka ditentukan dasar alokasi

untuk Departemen Pembantu A berdasar jumlah karyawan dan Departemen

Pembantu B berdasar jam tenaga listrik.

PT PRATAMA

Alokasi Anggaran BOP

Tahun 2010

(Metode Alokasi Langsung)

Keterangan Jumlah

biaya (Rp)

Dpaertemen Produksi Departemen Pembantu

I II A B

Anggaran BOP sebelum alokasi 500.000 139.000 173.000 100.000 88.000

Alokasi Departemen B

(berdasar jam tenaga listrik)

55.000

33.000

-

(88.000)

Alokasi Departemen A

(berdasar jumlah karyawan)

50.000

50.000

(100.000)

-

Jumlah alokasi 105.000 83.000

Anggaran BOP setelah alokasi 500.000 244.000 256.000

2. Metode alokasi bertahap tidak bertimbal balik

Pada metode bertahap tidak bertimbal balik digunakan ketentuan-ketentuan

sebagai berikut:

a) BOP departemen pembantu disamping dialokasikan pada departemen

produksi, juga dialokasikan pada depertemen pembantu lainnya yang

menikmati jasa dari depertemen pembantu yang BOPnya dialokasikan.

b) Harus ditentukan urutan atau tahapan alokasi BOP departemen pembantu.

Penentuan urutan alokasi dapat dipakai pedoman besarnya jasa suatu

departemen pembantu yang dinikmati departemen pembantu lainnya.

Pedoman lainnya dapat dipakai perbandingan besarnya BOP departemen

pembantu sebelum alokasi dari departemen pembantu lainnya.

c) Dalam menyusun table alokasi BOP departemen pembantu, ketentuannya

adalah departemen produksi diletakkan sebelah kiri dan departemen pembantu

diletakkan sebelah kanan. Departemen pembantu yang dialokasikan pertama

diletakkan pada kolom paling kanan demikian seterunya urutan kedua di

kirinya.

Page 8: DEPARTEMENISASI - BOPebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20152_doc... · DEPARTEMENISASI - BOP ... ini diberikan beberapa contoh pedoman yang sifatnya umum, untuk dasar

8

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya

Contoh 5: anggaran biaya overhead pabrik departemen pembantu PT PRATAMA

(contoh 3) akan dialokasikan dengan menggunakan metode alokasi bertahap tidak

bertimbal balik. Berdasarkan penelitian pabrik awal tahun 2010, maka ditentukan

dasar alokasi untuk Departemen Pembantu A berdasar jumlah karyawan dan

Departemen Pembantu B berdasar jam tenaga listrik.

PT PRATAMA

Alokasi Anggaran BOP

Tahun 2010

(Metode Bertahap, Tidak Bertimbal Balik)

Keterangan Jumlah

biaya (Rp)

Dpaertemen Produksi Departemen Pembantu

I II A B

Anggaran BOP sebelum alokasi 500.000 139.000 173.000 100.000 88.000

Alokasi Departemen B

(berdasar jam tenaga listrik)

44.000

26.400

17.600

(88.000)

Alokasi Departemen A

(berdasar jumlah karyawan)

58.800

58.800

(117.600)

-

Jumlah alokasi 102.800 85.200

Anggaran BOP setelah alokasi 500.000 241.800 258.200

3. Metode alokasi kontinyu

Pada metode alokasi kontinyu, BOP departemen pembantu dialokasikan berurutan

dan dilakukan terus menerus secara timbal-balik sampai jumlah BOP departemen

pembantu habis atau jumlahnya menjadi relatif kecil. Departemen pembantu yang

BOPnya sudah habis dialokasikan akan memperoleh alokasi kembali dari

departemen pembantu lainnya.

Tahap-tahap alokasi BOP departemen pembantu adalah sebagai berikut:

a) Menentukan dasar alokasi dan urutan alokasi BOP departemen pembantu.

b) Dilakukan alokasi BOP departemen pembantu putaran ke-satu, sesuai dengan

urutan alokasi yang sudah ditentukan dan sifatnya timbal-balik.

c) Apabila alokasi putaran ke-satu selesai, maka dilanjutkan putaran ke-dua

dengan cara yang sama, dan seterunya pada putaran berikutnya.

d) Apabila BOP departemen pembantu sudah habis atau jumlahnya menjadi

relatif kecil, maka proses alokasi diberhentikan. Kemudian, sisa BOP langsung

dialokasikan ke departemen produksi.

Page 9: DEPARTEMENISASI - BOPebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20152_doc... · DEPARTEMENISASI - BOP ... ini diberikan beberapa contoh pedoman yang sifatnya umum, untuk dasar

9

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya

Contoh 6: anggaran biaya overhead pabrik departemen pembantu PT PRATAMA

(contoh 3) akan dialokasikan dengan menggunakan metode alokasi kontinyu.

Berdasarkan penelitian pabrik awal tahun 2010, maka ditentukan dasar alokasi

untuk Departemen Pembantu A berdasar jumlah karyawan dan Departemen

Pembantu B berdasar jam tenaga listrik.

PT PRATAMA

Alokasi Anggaran BOP

Tahun 2010

(Metode Bertahap Kontinyu)

Keterangan*)

Jumlah

biaya (Rp)

Dpaertemen Produksi Departemen Pembantu

I II A B

Anggaran BOP sebelum alokasi 500.000 139.000 173.000 100.000 88.000

Alokasi Departemen B

(berdasar jam tenaga listrik)

44.000

26.400

17.600

(88.000)

Jumlah 117.600 0

Alokasi Departemen A

(berdasar jumlah karyawan)

52.920

52.920

(117.600)

11.760

jumlah 0 11.760

Alokasi putaran ke-2

Alokasi Departemen B

(berdasar jam tenaga listrik)

5.880 3.528 2.352 (11.760)

Jumlah 2.352 0

Alokasi Departemen A

(berdasar jumlah karyawan)

1.058 1.058 (2.352) 236

jumlah 0 236

Alokasi putaran ke-3

Alokasi Departemen B

(berdasar jam tenaga listrik)

118 71 47 (236)

Jumlah 47 0

Alokasi Departemen A

(berdasar jumlah karyawan)

21 21 (47) 5

jumlah 0 5

Alokasi putaran ke-4 (alokasi terakhir)

Alokasi Departemen B

(berdasar jam tenaga listrik)

3 2 - (5)

Jumlah alokasi 104.000 84.000

Anggaran BOP setelah alokasi 500.000 243.000 257.000

Keterangan:

*) = angka alokasi dibulatkan dalam angka rupiah penuh

b. Perhitungan tarip BOP

Dari tahap alokasi anggaran BOP departemen pembentu ke departemen produksi akhirnya

diketahui besarnya anggaran BOP setiap departemen produksi. Langkah berikutnya

adalah mengitung tarip BOP depertemen produksi dengan ketentuan sebagai berikut:

(1) Tarip BOP dihitung untuk setiap departemen produksi.

(2) Dipilih dasar pembebanan BOP yang paling tepat untuk setiap departemen produksi.

Page 10: DEPARTEMENISASI - BOPebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20152_doc... · DEPARTEMENISASI - BOP ... ini diberikan beberapa contoh pedoman yang sifatnya umum, untuk dasar

10

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya

(3) Tarip BOP dipisahkan ke dalam tarip BOP tetap dan tarip BOP variabel.

(4) Bagi departemen produksi, semua biaya yang diterima dari alokasi BOP departemen

pembantu diperlakukan sebagai biaya variabel.

Dalam penentuan tarip BOP setiap depertemen produksi, perusahaan harus memilih salah

satu dari beberapa metode alokasi yang ada. Berikut ini contoh perhitunganan tarip BOP:

a) Metode alokasi langsung

Contoh 7: PT PRATAMA (contoh 4) menggunakan perhitungan tarip BOP untuk

Departemen I berdasar jam kerja langsung (JKL) dengan kapasitas normal 20.000 jam

setiap tahun, dan Departemen II berdasar jam mesin (JM) dengan kapasitas normal

10.000 jam setiap tahun.

PT PRATAMA

Perhitungan Tarip BOP

Tahun 2010

(Metode Alokasi Langsung)

Keterangan

Departemen

Produksi I

(Rp)

Produksi II

(Rp)

Anggaran BOP departemen produksi setelah alokasi 244.000 256.000

Anggaran BOP tetap departemen produksi sebelum alokasi 70.000 80.000

Anggaran BOP variabel Departemen Produksi:

Sebelum alokasi (lihat contoh 3) 69.000 93.000

Alokasi dari departemen pembantu (semua dianggap BOP variabel) 105.000 83.000

Jumlah anggaran BOP variabel departemen produksi 174.000 176.000

Kapasitas Normal 20.000 JKL 10.000 JM

Tarip Total (Anggaran BOP departemen Produksi / Kapasitas Normal) 12,2 per JKL 25,6 per JM

Tarip Tetap (Anggaran BOP tetap departemen Produksi / Kapasitas Normal) 3,5 per JKL 8,0 per JM

Tarip Variabel (Anggaran BOP variabel departemen Produksi / Kapasitas Normal) 8,7 per JKL 17,6 per JM

b) Metode alokasi bertahap tidak bertimbal balik

Contoh 8: PT PRATAMA (contoh 5) menggunakan perhitungan tarip BOP untuk

Departemen I berdasar jam kerja langsung (JKL) dengan kapasitas normal 20.000 jam

setiap tahun, dan Departemen II berdasar jam mesin (JM) dengan kapasitas normal

10.000 jam setiap tahun.

PT PRATAMA

Perhitungan Tarip BOP

Tahun 2010

(Metode Alokasi bertahap tidak bertimbal balik )

Keterangan

Departemen

Produksi I

(Rp)

Produksi II

(Rp)

Anggaran BOP departemen produksi setelah alokasi 241.000 258.200

Anggaran BOP tetap departemen produksi sebelum alokasi 70.000 80.000

Anggaran BOP variabel Departemen Produksi:

Sebelum alokasi (lihat contoh 3) 69.000 93.000

Alokasi dari departemen pembantu (semua dianggap BOP variabel) 102.800 85.200

Jumlah anggaran BOP variabel departemen produksi 171.800 178.200

Page 11: DEPARTEMENISASI - BOPebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20152_doc... · DEPARTEMENISASI - BOP ... ini diberikan beberapa contoh pedoman yang sifatnya umum, untuk dasar

11

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya

Kapasitas Normal 20.000 JKL 10.000 JM

Tarip Total (Anggaran BOP departemen Produksi / Kapasitas Normal) 12,09 per JKL 25,82 per JM

Tarip Tetap (Anggaran BOP tetap departemen Produksi / Kapasitas Normal) 3,50 per JKL 8,0 per JM

Tarip Variabel (Anggaran BOP variabel departemen Produksi / Kapasitas Normal) 8,59 per JKL 17,82 per JM

c) Metode alokasi kontinyu

Contoh 9: PT PRATAMA (contoh 6) menggunakan perhitungan tarip BOP untuk

Departemen I berdasar jam kerja langsung (JKL) dengan kapasitas normal 20.000 jam

setiap tahun, dan Departemen II berdasar jam mesin (JM) dengan kapasitas normal

10.000 jam setiap tahun.

PT PRATAMA

Perhitungan Tarip BOP

Tahun 2010

(Metode Alokasi kontinyu)

Keterangan

Departemen

Produksi I

(Rp)

Produksi II

(Rp)

Anggaran BOP departemen produksi setelah alokasi 243.000 257.000

Anggaran BOP tetap departemen produksi sebelum alokasi 70.000 80.000

Anggaran BOP variabel Departemen Produksi:

Sebelum alokasi (lihat contoh 3) 69.000 93.000

Alokasi dari departemen pembantu (semua dianggap BOP variabel) 104.000 84.000

Jumlah anggaran BOP variabel departemen produksi 173.000 177.000

Kapasitas Normal 20.000 JKL 10.000 JM

Tarip Total (Anggaran BOP departemen Produksi / Kapasitas Normal) 12,15 per JKL 25,7 per JM

Tarip Tetap (Anggaran BOP tetap departemen Produksi / Kapasitas Normal) 3,50 per JKL 8,0 per JM

Tarip Variabel (Anggaran BOP variabel departemen Produksi / Kapasitas Normal) 8,65 per JKL 17,7 per JM

2. Pembebanan BOP Pada Produk Pada Setiap Departemen Produksi

Dengan diperhitungkannya tarip BOP setiap departemen produksi, maka produk yang diolah

akan dibebani BOP sesuai dengan departemen produksi yang dilalui produk tersebut dan

besarnya kapasitas sesungguhnya yang dinikmati depertemen produksi yang bersangkutan.

3. Pengumpulan BOP Sesungguhnya

Dalam pengumpulan BOP sesungguhnya, dilakukan tahap-tahap yang sama dengan

penyusunan anggaran BOP. Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan dan pembuatan bukti transaksi untuk mencatat setiap elemen BOP

sesungguhnya ke dalam buku jurnal dan mem-posting ke dalam buku besar dan buku

pembantu, dan menggolongkan setiap elem BOP sesungguhnya ke dalam: (1)biaya

langsung departemen; (2)biaya tidak langsung departemen.

b. Mengadakan penelitian pabrik akhir periode (tahun) untuk kepentingan distribusi biaya

tidak langsung departemen dan alokasi BOP sesungguhnya departemen pembantu.

Page 12: DEPARTEMENISASI - BOPebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20152_doc... · DEPARTEMENISASI - BOP ... ini diberikan beberapa contoh pedoman yang sifatnya umum, untuk dasar

12

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya

c. Mendistribusikan elemen BOP langsung dan BOP tidak langsung setiap departemen, baik

departemen produksi maupun departemen pembantu.

d. Mengalokasikan BOP sesungguhnya setiap departemen pembantu ke depertemen

produksi dan departemen pembantu lainnya.

Dari tahap-tahap tersebut akan diketahui jumlah BOP sesungguhnya untuk setiap departemen

produksi.

4. Perhitungan, Analisa dan Perlakuan Selisih BOP

a. Perhitungan selisih biaya overhead pabrik

Dari alokasi BOP sesungguhnya diketahui besarnya BOP sesungguhnya setiap

departemen produksi. Selisih BOP dihitung dan dianalisa dengan cara membandingkan

BOP sesungguhnya dengan BOP dibebankan pada setiap departemen produksi.

b. Analisis selisih biaya overhead pabrik

Selisih BOP yang timbul, dianalisa ke dalam selisih anggaran dan selisih kapasitas untuk

setiap departemen produksi. Selisih anggaran dihitung dari perbedaan BOP variabel

sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran BOP variabel pada kapasitas

sesungguhnya. Selisih kapasitas dihitung dari perbedaan BOP tetap pada kapasitas

sesungguhnya dibanding dengan BOP tetap pada kapasitas yang dipakai untuk

menghitung tarip (biasanya kapasitas normal).

c. Perlakuan selisih biaya overhead pabrik

Perlakuan selisih biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:

1) Selisih BOP yang timbul karena ketidak-tepatan penentuan tarip BOP, dialokasikan

ke persediaan produk dalam proses, persediaan produk selesai, dan harga pokok

penjualan atas dasar biaya overhead pabrik yang telah dibebankan pada produk.

2) Selisih BOP yang timbul karena faktor efisiensi, maka selisih biaya overhead pabrik

dialokasikan langung ke laporan laba-rugi.