Dental Wax

8
MALAM KEDOKTERAN GIGI Wax dalam kedoteran gigi biasa digunakan untuk pembuatan lempengan sasar gigi palsu lepas, untuk boxing, untuk menyusun gigi geligi tiruan dan untuk mengukir gigi geligi tiruan. Pada dasarnya wax berasal dari tumbuh-tumbuhan, serangga, dan mineral. Wax juga memiliki sifat- sifat umu yang baik dan menguntungkan dalam pekerjaan laboratorium klinik gigi. Wax memiliki sifat thermoplastic, yaitu mengeras bila didinginkan dan melunak bila dipanaskan. Wax harus menghasilkan mould space yang bersih setelah dipanaskan pada temperature tertentu dan tidak boleh ada residua tau sisa wax yang tertinggal. Sifat-sifat umum wax Mudah dibentuk dalam keadaan panas Setelah dingin harus dapat mempertahankan bentuknya Dalam keadaan keras harus dapat diukir Mempunyai waktu pelunakan (melting range) yang relative panjang Dalam keadaan lunak, wax dapat menyesuaikan diri dengan baik pada permukaan yang lain Bila wax dipanaskan sampai mencair harus dapat dituang kedalam cetakan Bila wax terus menerus dipanaskan harus dapat menguap sampai habis tanpa meninggalkan sisa dari wax tersebut Contoh: untuk inlay wax melting point 283 0 F/ 146 0 C Lilin pada temperature kamar menjadi keras dan bila dipanaskan perlahan-lahan maka akan melewati fase: lunak → cair → gas. Komposisi Dental wax dibuat dengan cara mencampur beberapa macam lilin yang cocok untuk memperoleh campuran lilin dengan sifat-sifat yang diinginkan. Semua lilin adalah bahan polymer organik yang terdiri dari bahan hidrokarbon dengan derivat-derivatnya, yang diperoleh dari alam atau dibuat secara sintetis dicampur dengan: Natural Resin

Transcript of Dental Wax

Page 1: Dental Wax

MALAM KEDOKTERAN GIGI

Wax dalam kedoteran gigi biasa digunakan untuk pembuatan lempengan sasar gigi palsu lepas,

untuk boxing, untuk menyusun gigi geligi tiruan dan untuk mengukir gigi geligi tiruan. Pada

dasarnya wax berasal dari tumbuh-tumbuhan, serangga, dan mineral. Wax juga memiliki sifat-

sifat umu yang baik dan menguntungkan dalam pekerjaan laboratorium klinik gigi. Wax

memiliki sifat thermoplastic, yaitu mengeras bila didinginkan dan melunak bila dipanaskan. Wax

harus menghasilkan mould space yang bersih setelah dipanaskan pada temperature tertentu dan

tidak boleh ada residua tau sisa wax yang tertinggal.

Sifat-sifat umum wax

Mudah dibentuk dalam keadaan panas

Setelah dingin harus dapat mempertahankan bentuknya

Dalam keadaan keras harus dapat diukir

Mempunyai waktu pelunakan (melting range) yang relative panjang

Dalam keadaan lunak, wax dapat menyesuaikan diri dengan baik pada permukaan

yang lain

Bila wax dipanaskan sampai mencair harus dapat dituang kedalam cetakan

Bila wax terus menerus dipanaskan harus dapat menguap sampai habis tanpa

meninggalkan sisa dari wax tersebut

Contoh: untuk inlay wax melting point 2830F/ 146

0C

Lilin pada temperature kamar menjadi keras dan bila dipanaskan perlahan-lahan maka

akan melewati fase: lunak → cair → gas.

Komposisi

Dental wax dibuat dengan cara mencampur beberapa macam lilin yang cocok untuk memperoleh

campuran lilin dengan sifat-sifat yang diinginkan. Semua lilin adalah bahan polymer organik

yang terdiri dari bahan hidrokarbon dengan derivat-derivatnya, yang diperoleh dari alam atau

dibuat secara sintetis dicampur dengan:

Natural Resin

Page 2: Dental Wax

Oils (minyak)

Fats (lemak)

Gum Dammar

Berat molekul dari lilin lebih kecil bila dibandingkan dengan struktur polymer akrilik. Dental

wax memiliki sifat thermoplastik, artinya dia akan melunak bila dipanaskan dan menjadi keras

bila didinginkan.

Berikut ini adalah macam-macam komposisi dari dental wax:

Parafin Wax

Lilin parafin relatif lunak dengan low melting range (± 50-70ºC). Lilin ini biasa

digunakan untuk inlay dan modelling wax. Mineral wax ini dapat diperoleh dengan

memurnikan crude oil (minyak mentah).

Bees Wax

Lilin ini bersifat brittle dengan intermediate melting range (63-70ºC). Bees wax

ditambahkan pada dental wx untuk memperbaiki sifat flow pada temperatur di dalam

mulut. Insect wax ini diperoleh dari sarang lebah.

Carnauba Wax

Lilin ini bersifat keras dengan high melting range (80-85ºC). Penambahan wax ini

menambahkan kekerasan dari parafin wax. Plant wax ini diperoleh dari pohon palem

carnauba.

Microcrystalline Wax

Lilin ini memiliki high melting range (65-90ºC). Penambahan lilin ini untuk memperoleh

modifikasi dalam hal kelunakan dan melting range dari wax yang dicampurkan dan

mengurangi stress pada saat pendinginan. Mineral wax ini diperoleh dari petroleum.

Synthetic Wax

Lilin ini memilik spesifik melting point dan dicampur dengan natural wax. Contoh

synthetic wax adalah polyetilene yang memilik berat moleku yang kecil.

Gum dammar / Dammar Resin

Dammar resin merupakan derivat dari asal resin yang bervariasi dari pohon cemara.

Penambahan dammar resin ini dapat:

Page 3: Dental Wax

o Memperbaiki permukaan menjadi licin dalam mould

o Mencegah terjadinya kerusakan/pecah dan lipatan-lipatan pada permukaan

o Menambah kekenyalan dari wax

o Menambah kehalusan permukaan

Penggunaan wax dalam kedokteran gigi

1. Membuat model lilin untuk mendapatkan mould space dari inlay, crown, pontic dan

bagian dari partial denture

2. Membuat model lilin untuk fult denture

3. Untuk mencetak edentulous areas

4. Untuk macam-macam keperluan lain, seperti:

o Untuk boxing dari cetakan

o Untuk mendapatkan lempeng dan galangan gigit

o Untuk mendapatkan gigitan rahang atas dan rahang bawah

o Untuk menyusun gigi geligi tiruan pada denture

o Untuk mengukir gigi geligi rahang atas dan rahang bawah

Sifat-Sifat Khusus Dental Wax

1. Thermal Expansion

Wax memiliki koefisien ekspansi termal yang lebih tinggi daripada material kedokteran

gigi lainnya. Jika tidak ada balance dari compressing faktor dalam teknik investingnya,

dimensi akan berubah sehingga tidak fit lagi setelah dicasting. Total wax shrinkage pada

pendinginan dari bentuk cair ke bentuk padat pada temperatur ruang sebesar 0,4% terdiri

dari shrinkage pada solidifikasi dan kontraksi pada pendinginan pada temperatur ruang

sesudah solidifikasi. Pada suhu 45 derajat celcius sudah cukup tinggi untuk membentuk

modelling wax yang baik menjadi plastis seluruhnya.

Page 4: Dental Wax

2. Flow

Flow adalah ukuran dan kemampuan wax untuk berubah bentuk di bawah daya cahaya

dan sama dengan daya melenturnya. Flow akan bertambah dengan bertambahnya

temperatur pada gaya. Pada temperatur dimana wax itu menjadi lunak maka wax akan

mengalami flow oleh karena daya beratnya sendiri. Flow sangat tergantung pada

temperatur dan waktu. Pada temperatur rendah wax akan susah untuk mengalir, tetapi

pada saat temperatur mendekati melting range tinggi dari wax, flow akan meningkat

drastis.

3. Melting Range

Wax mungkin terdiri dari bentuk kristalline dan bentuk amorpheus yang mana tersebar

dalam berat molekulnya. Wax mempunyai melting range diantara 50-90ºC tergantung

dari jenis wax yang digunakan. (contohnya gabungan paraffin dan carnauba dapat

meningkatkan suhu leleh paraffin tetapi menurunkan suhu leleh carnauba)

Page 5: Dental Wax

4. Koefisien muai panjang

Koefisien muai panjang atau perubahan panjang per unit dalam 1̊C Wax dinilai paling

besar dibanding bahan lain, berkisar 350-450 x10-6

/ ̊C (dibanding perak hanya 19.2). hal

ini penting mengingat perubahan suhu akan sangat mempengaruhi ketelitian pola malam.

5. Residual stress

Residual stress adalah stress yang tersisa pada wax sebagai hasil dari manipulasi selama

pemanasan, pendinginan, pembengkokan, pengukiran dan manipulasi lainnya. Secara

umum residual stress rilis sebagai suhu pada malam yang meningkat dan molekul pada

malam dapat bergerak lebih bebas. Residual stress pada temperature yang lebih tinggi

menyebabkan deformasi yang irreversibel yang akan merusak kesesuaian pola malam.

Untuk menghindari residual stress ini, malam seharusnya tidak dibentuk (carved atau

burnished) dibawah temperature pada melting point.

6. Residu

Pola malam digunakan pada teknik lost-wax akan meleleh untuk menghilangkan wax dari

cetakan. Wax tidak boleh meninggalkan residu, jika terdapat residu akan berefek pada

kualitas dari akhir restorasi

7. Ductility

Sama seperti flow (aliran), ductility meningkat karena suhu dari specimen malam yang

meningkat. Secara umum, wax dengan suhu leleh yang lebih rendah memiliki ductility

yang lebih besar pada setiap temperatur tertentu dibandingkan malam yang memiliki

suhu leleh (melting point) yang lebih tinggi. Ductility dari malam yang dicampur

dipengaruhi oleh distribusi temperature leleh setiap kompenen malam.

Klasifikasi malam Kedokteran Gigi

1. Pattern Wax (Pola Malam)

Pattern wax digunakan untuk merancang model restorasi gigi, misalnya mahkota gigi

atau gigi tiruan sebagian yang dibuat pada hasil cetakan

Page 6: Dental Wax

a. Inlay wax

Umumnya dibuat dipabrik untuk merancang pola mahkota, inlay atau bridge. Wax

ini biasanya tersedia dalam bentuk batang (panjang 7,5cm dan diameter 6mm)

dengan beberapa warna seprti merah, kuning, biru dan hijau.

Komposisi dari inlay wax terdiri dari beberapa jenis wax seperti paraffin,

carnauba, ceresin, dan beeswax. Wax menurut A.D.A.S Nomor 4 dibagi menjadi

tiga tipe, yaitu:

1) Hard wax → memiliki flow yang rendah dan untuk indirect

2) Medium wax → memiliki flow yang rendah dan untuk indirect

3) Soft wax → memiliki flow yang besar dan untuk indirect

b. Casting wax

Casting wax digunakan untuk merancang pola metallic framework gigi tiruan

lepasan (gigi tiruan kerangka logam) dibuat dalam bentuk lembaran atau ready-

made shapes untuk memnudahkan pekerjaan. Memiliki komposisi yang hampir

sama dengan Inlay wax namun presentase dan kerekatan yang sedikit berbeda.

c. Base plate wax

Penggunaan nama Baseplate wax diawali dengan digunakan bahan ini untuk

membuat pola basis gigi tiruan. Basis wax ini dibentuk sesuai dengan kontur basis

maupun gigi tiruan. Baseplate wax juga digunakan untuk menentukan dimensi

vertical dan memegang gigi agar pada posisinya hingga proses pebuatan gigi

tiruan dari akrilik selesai.

Tersedia dalam warna pink dan merah, sesuai dengan warna gigi tiruan yang akan

dibuat, dalam bentuk lembaran 7,5cm dan panjang 15cm (tebal 0,13cm).

Komposisi dari base plate wax adalah ceresin, beeswax, carnauba wax, dan

sintetik wax. Wax ini digunakan untuk:

Base plate dan partial denture atau full denture

Membuat oklusal rim / bite rim

Melekatkan gigi-geligi tiruan pada base plate dan full denture

Pembuatan base plate pada plat orthodontik

Page 7: Dental Wax

Menurut ANSI/ADA Spesifikasi No.24 ada 3 jenis hardness :

2. Processing Wax

Jenis wax yang digunakan untuk membantu proses pembuatan model gips, proses

mencetak maupun soldering.

a. Boxing Wax

Boxing wax bersifat lunak dan mudah dibentuk untuk membentuk batas model

gips/stone hasil cetakan rahang yang tidak bergigi. Wax ini memilik 2 bentuk salah

satunya berbentuk batang bulat yang digunakan untuk menjaga jarak batas model.

Bentuk lainnya lembaran yang digunakan untuk mengelilingi hasil cetakan yang

telah diberi wax bentuk bulat sebelumnya

b. Sticky Wax

Wax ini digunakan untuk menghubungkan/melekatkan bagian-bagaian dari material

seperti merekatkan resin/logam pada posisinya ketika akan melakukan reparasi gigi tiruan

akrilik patah. Pada suhu kamar wax ini keras dan brittle, tidak rekat namun apabila suhu

ditingkatkan wax akan mengalami flow menjadi rekat.

Page 8: Dental Wax

c. Utility Wax

Utility wax merupakan wax yang lunak dan mudah dibentuk dan agak rekat. Biasanya

jenis wax ini dikemas dalam bentuk stik atau lembaran yang bewarna gelap atau orange.

Penggunaan utility wax ini jika kita ingin memperbaiki bentuk sendok cetak yang

kurang sesuai dengan rahang yang akan dicetak. Komposisi dari wax umumnya terdiri

dari Beeswax, Petrolatum dan Soft wax.

3. Impression Wax

Wax ini mempunyai flow yang tinggi dan dapat mengatasi distorsi bila melewati

undercut.

a. Impression wax

Dipergunakan dalam pembuatan cetakan, biasanya dipakai untuk mencetak

endotulous area dalam mulut yang mempunyai sedikti undercut atau dalam

mencetak rahang yang tidak bergigi.

b. Corrective wax

Digunakan sebagai wax pelapis selama mencatat kontak dengan jaringan lunak

ketika berfungsi. Dipergunakan untuk memperbaiki setelah melakukan

pencetakan dengan impression pada endotulous area.

c. Graphic wax

Dipakai untuk final bond impression. Pada pencetakan gigi preparasi untuk

mendapatkan die diperlukan band impression. Setelah mendapatkan impression

band, baru dimasukkan graphic wax kemudian lakukan pencetakan gigi yang

dipreparasi tersebut.

d. Bite Registration wax

Dipakai untuk teknik prosthetik untuk mendapatkan tinggi gigitan dan

menentukan artikulasi model. Umumnya komposisi terdiri dari beeswax,

hidrokarbon. Pada Suhu 37̊C flownya mencapai 2,5-22%