Deniz Summary

10
 Definisi dari Gerakan Sosial.   NAME: DENIZ AKKAS  NIM: 07\260287\PSP\3115  PENDAHULUAN Gerakan sosial er!as"k isila# $ar" %ala! ka!"s il!"&il!" sosial'A(al %ari %isk"si kel o!)ok ini ka!i !e !"lain*a %en +an %e,i ni si %ar i +erakan so-i al 'Dis ini ka!i !en+a!$il %"a )en%a)a a#li *an+ ka!i )illi# $er%asarkan )a%a *an+ ka!i e!"kan *ai": 1' .# ar le s /ill* 2' Si %ne* / arro( A%'1' Men"r" .#arl es /ill * !en* aakan $a#(a +erakan sosial a%ala# se$a+a i se$"a# in%ak an)er ,or!an-e *an+ $erkel an"a n se-ar a $era #a) )er" n"kan %is)l a*s %an ka!)an*e *an+ %ilak"kan ole# oran+&oran+ $iasa %an !ereka !e!$"a "n"an se-ara koleki, er#a%a) *an+ lain' Pa%a inin*a %a)a %ikaakan $a#(a +erakan so-ial a%ala# se$"a# ken%ar aan $es ar "n "k ora n+& ora n+ $ia sa "n "k $er )ar i si)asi %al a! )"$l i-  )oliik' Dan !en"r" /i ll* $a#(a a%a 3 ele !en )en in+ *an+ !ele ka )a%a +erak an sosialse$a+ai $erik": Ka!)a n*e a%ala # se$"a# )era#anan or+a nisi r kek"aa n )"$lik %an !e!$" a "n"an koleki, )a%a ar+e oorias Seleksi +erakan sosial a%ala# ko!$inasi %ari )e+a(ai %ari %an %ianara )en+ik"i aksi )arai )oliik!en-i)akan )erk"!)"lanasosiasi *ann+ $er""an k#"s"s %an koali si)e re!"an "!"! )ere!"an ,or!ali +ils )"$li k !eei n+%e!o sra si  )en*a!)aian )eisi)ern*aaan ke %an %ala! !e%ia "!"!%an sele$aran %an 4N. )en "n "kan )er (aki la n ko!i !en )ar is i)an )"$ li k Ke a# a an (or# iness )ersa "an"ni* oal n"!$er s an% ko!i !en-o!!i!ens *an+ !er")akan $a+ian %ari !ereka sen%iri %anaa" "n%an+&"n%an+ !ereka' Se%an+kan !en"r" Si%ne* /arro(!en*aakan $a#(a +erakan so-ial se$a+ai anan+an koleki,$ersa!ake)a%a eliooriaskelo!)ok lain aa" )era"ran $"%a*a ole# oran+& 1

description

social movement theory

Transcript of Deniz Summary

Definition of Social Movements

Definisi dari Gerakan Sosial.NAME: DENIZ AKKAS

NIM: 07\260287\PSP\3115

PENDAHULUAN

Gerakan sosial termasuk istilah baru dalam kamus ilmu-ilmu sosial.Awal dari diskusi kelompok ini kami memulainya dengan definisi dari gerakan social.Disini kami mengambil dua pendapat ahli yang kami pillih berdasarkan pada yang kami temukan yaitu:1. Charles Tilly

2. Sidney TarrowAd.1. Menurut Charles Tilly,menyatakan bahwa gerakan sosial adalah sebagai sebuah tindakan/performance yang berkelanjutan secara bertahap, pertunjukan/displays dan kampanye yang dilakukan oleh orang-orang biasa dan mereka membuat tuntutan secara kolektif terhadap yang lain. Pada intinya dapat dikatakan bahwa gerakan social adalah sebuah kendaraan besar untuk orang-orang biasa untuk berpartisipasi dalam public politik. Dan menurut Tilly bahwa ada 3 elemen penting yang melekat pada gerakan sosial,sebagai berikut: Kampanye adalah sebuah pertahanan,organisir kekuatan publik dan membuat tuntutan kolektif pada target otoritas Seleksi gerakan sosial adalah kombinasi dari pegawai dari dan diantara pengikuti aksi partai politik,menciptakan perkumpulan/asosiasi yanng bertujuan khusus dan koalisi,pertemuan umum,pertemuan formal,vigils,publik meeting,demostrasi, penyampaian petisi,pernyataan ke dan dalam media umum,dan selebaran dan WUNC penunjukan perwakilan komitmen partisipan publik(Kejahatan/ worthiness, persatuan/unity, total/numbers, and komitment/commitments yang merupakan bagian dari mereka sendiri dan/atau undang-undang mereka. Sedangkan menurut Sidney Tarrow,menyatakan bahwa gerakan social sebagai tantangan kolektif/bersama(kepada elit,otoritas,kelompok lain atau peraturan budaya) oleh orang-orang yang mempunyai tujuan yang umum dan solidaritas dalam interaksi yang berkesinambungan dengan elit,oposisi dan otoritas.Tarrow membedakan secara khusus gerakan social dari partai politik dan kelompok kepentingan.Arti dari Gerakan sosial: Adalah jenis dari kelompok action.Mereka sebagian besar adalah dari kelompok informal yang terdiri dari individu dan/atau organisasi berfokus khusus pada politik atau isyu-isyu sosial. Dengan kata lain mereka menghendaki perubahan. Gerakan sosial moderen menjadi mungkin pendidikan(bacaan/buku,peningkatan mobilitas gerakan buruh pada erah industralisasi.Terkadang orang berargumentasi bahwa karena adanya kebebasan berpendapat,ketergantungan ekonomi. Ilmu politik dan sosiologi telah mengembangkan berbagai jenis teori dan penelitian impiris pada gerakan sosial,sebagai contoh ada beberapa penelitian dalam ilmu politik menggaris bawahi hubungan antara gerakan popular movement dengan formulasi partai politik baru,demikian juga seperti diskkusi mengenai fungsi dan gerakan sosial berhubungan dengan agenda setting dan pengaruh politik. Sekolompok orang dengan ideology yang umum,mereka mencoba bersatu untuk mencapai tujuan umum yang pasti.Sejarah dari Gerakan Sosial . Istilah social movements telah diperjenalkan pada tahun 1850 oleh ahli sosiologi Jerman yang bernama Lorenz Von Stein dalam bukunya yang berjudul Sejarah Gerakan Sosial Perancis dari tahun 1789-1850.(History of the French Social Movement from 1789 to the Present (1850).

Charles Tilly Mengklaim bawa gerakan social belum ada sebelum akhir tahun abad ke-18 walaupun tiap element seperti kampanye,koalisi gerakan social dan WUNC dipertunjukan dalam sejarah yang panjang,pada akhirnya mereka telah dapat gabungkan bersama dalam istilah yang disebut Social Movement.Gerakan social pertama kali diyakini di England dan North Amerika pada awal abad ke-19 sehingga menjadi terkenal sampai hari ini.[Humanity has] the capacity to turn toward a truly planetary civilization, one that reflects universal social and ecological values while respecting differences. Today, our collective wealth and technological prowess could defeat the scourges of destitution, war, and environmental destruction. The choices we make now and in the critical decades ahead will [set the trajectory of global development for generations to come]. (GTI Proposal, 2003)

Kemanusian mempunyai kemampuan untuk kembali memajukan sebuah kebenaran masyarakat dunia,satu diantaranya adalah sebuah refleksi pada nilai-nilai sosial universal dan nilai-nilai lingkungan hidup melalui penghormatan terhadap perbedaan. Hari ini,pengumpulan kekayaan kita dan kemampuan secara teknologi dapat mengatasi kejahatan kemiskinan,perangdan perusakan lingkungan hidup. Pilihan kita buat sekarang dan keputusan kritikal nanti.Global Civil Society (GCS)/ Masyarakat Civil Global.

As individuals, we are all members of civil society, participating in sports leagues, church groups, book clubs, or any organized activity with our neighbors. Civil society includes civic action by individuals, associations, foundations, faith-based groups, and nonprofit organizations, and has been active on a global level for centuries (initially in the form of missionary work).

Sebagai individu,kita semua anggota dari masyarakat dunia seperti berpartisipasi dalam persekutuan olah raga,kelompok gereja,kelompok-kelompok buku atau aktivitas organisasi apa saja dengan tetangga kita. Warga dunia termasuk tindakan komunitas oleh individu-individu,asosiasi-asosiasi/perkumpulan,yayassan,kelompok kepercayaan,organisasi non profit yang sudah aktif pada level global (diawali dalam bentuk sejak kerjanya para mesionaris).

GCS phase

The early nineteenth century campaign spearheaded by religious organizations to end the slave trade was perhaps the first concerted effort by civil society organizations to exert influence on global affairs.

Since the end of World War II, global civil society has been growing at an unprecedented and escalating rate (Florini, 2000).

As one indicator of the growth of civil society, we examine the rise of globally active NGOs. NGOs have been steadily accumulating, so that now there are over 25,000 active at the global level, with more added each year.

pada awal abad ke-19 ada kampanye yang diorganisir oleh organisasi keagamaan untuk mengakhiri perdagangan perbudakan adalah merupakan kemungkinan pemusatan kekuatan pertama oleh organisasi CIVIL SOCIETY menggunakan pengaruh pada kebijakan global.

Sejak berakhirnya perang dunia ke-II,Global civil society telah sedang tumbuh secara luar biasa dan meningkat angkanya.)

Sebagai satu indicator dari pertumbuhan dari civil society,kami menguji mengukur pertumbuhan aktif NGO secara global. NGO telah bertahap mengakumulasinya, sehingga sekarang melebih 25,00 yang aktif pada level global,dengan penambahan pada tiap tahun.

The Influence factor of the rise and development of NGO/Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari NGO

an increase in state funding for civil society activity. For example, today Northern European NGOs receive 50-90% of their funding from government. Additionally, governments and private foundations in wealthy countries finance much of the growth in civil society in developing countries (Florini, 2000).

Dengan meningkatnya pembiayaan negara terhadap aktivitas civil society. Sebagai contoh,hari ini di Eropa Utara NGO menerima 50-90% anggaran mereka dari pemerintah. Tambahnya, pemerintah dan sektor yayasan swasta di negara-negara kaya banyak keuangannya diperuntukan bagi pertumbuhan civil society di negara-negara berkembang

The reasons/Alasannya

The reasons for this increase in funding are complex, but several important factors are:

1) public demand due to the failure of other institutions to address societal problems, and

a decline in public trust of government and corporations;

2) economic growth and the rise of a sympathetic middle class in developing economies;

and

3) appreciation by state officials for the role of civil society, in part due to the strong

belief that a healthy market system is connected to functioning democracies which, in

turn, depend on a robust civil society.

Alasan untuk meningkatkan anggaran adalah rumit,tetapi beberapa faktor penting seperti:

1. Permintaan publik menbayar kegagalan dari institusi lain yang dialamatkan pada masalah-masalah kemasyarakatan dan sebuah penolakan dalam kebenaran publik dari pemerintah dan corporasinya.

2. Pertumbuhan ekonomi dan tumbuhnya komitmen kelas menegah pada pengembangan ekonomi dan

3. Kebanggan oleh negara formal untuk terhadap peranan sivil society,dalam artian untuk memperkuat kepercayaan bahwa sebuah sistem pasar kesehatan adalah berhubungan dengan fungsi-fungsi demokrasi dan sebaliknya,tergantung pada kekuatan civil society.

Facts/Kenyatan

Peoples psychological responses to a shrinking world include some mixture of fear and hope.

When fear dominates, this leads to xenophobia, retreating into protected enclaves, and projecting militaristic solutions. It can also fuel fundamentalist movements that offer reassurance and simple answers for an increasingly perplexing world.

When hope is strong, peoples highest aspirations motivate them to uphold their moral responsibilities to their fellow humans and the larger community of life. Countless new cultural developments manifest the growing awareness that ones narrow self-interest is dependent on general social and ecological interests (Ray and Anderson, 2000).

Secara psikologi orang merespon pada pengurangan isolasi dunia dari beberapa campuran ketakutan dan harapan

Ketika ketakutan mendominasi, ini mengarah pada chauvinisme,rasisme,gerak kembali kedalam perlindungan kantong-katong dan rencana solusi secara militer.Ita dapat juga untuk gerakan fundamentalis minyak/solar bahwa menyerahkan dukungan kembali dan jawaban yang sederhana adalah untuk meningkatkan kebingungan dunia.

Ketika harapan lebih kuat,aspirasi orang-orang sangat kuat untuk mendorong mereka untuk mendukung/mempertahankan pertanggungjawaban moral pada mereka yang mengikuti kemanusia dan pada kehidupan komunitas yang besar.Secara terbatas pengembangan budaya baru memanifestasikan pertumbuhan kesadaran bahwa satu kepentingan pribadi yang sempit adalah tergantung pada kepentingan ekological dan sosial secara umum.

Cosmopolitan Identity: Identitas Cosmopolitan

The identification of oneself as part of the human family, with responsibility for ones brothers and sisters, is an extension of the sense of kinship many already feel for their nation, hometown, and family. Political theorists discussing the sense of belonging and responsibility to an imagined community (Anderson, 1991) have introduced the concept of an implicit social contract that characterizes the presumed rights and obligations of individuals to the community, and of the community to individuals. This implied citizenship can precede explicit constitutional and institutional manifestation, and even challenge the form of established institutional structures

by highlighting their failure to live up to the ideals which define the community.The emergence of a global identity is a new implicit social contract in which increasing numbers of people understand themselves practically and aspirationally as global citizens. They share the broad values and principles that would underlie a transition to a just and sustainable planetary society, such as human rights, freedom, democracy, pluralism, and environmental protection. This new global identity need not subsume or eliminate particular subglobal or group identities, although it would certainly transform them.

Identifikasi satu pribadi dari sebagai bagian dari keluarga kemanusiaan,dengan pertanggungjawab untuk satu saudara/saudari adalah diperluas dari perasaan hubungan banyak sudah dirasakan untuk negara mereka,tempat kelahiran dan keluarga. Teori politik mendiskusikan mengenai perasaan memiliki dan pertanggungjawaban pada komunitas hayalan telah memperkenalkan konsep secara implisit mengenai kontrak sosial yang merupakan karakteristik dan diduga hak dan kewajiban dari individu terhadap komunitas, dan dari komunitas kepada individu.Ini secara tidak langsung citizenship dapat mendahului secara eksplisit dalam konstitusi dan manifestasi konstitusi dan kejadian bentuk tantangan dari menciptakan struktur institusi

Dengan menggarisbawahi kegagalan mereka untuk hidup secara ideal yang ditentukan oleh komunitas,emergensi dari identitas global ada sebuah kontra social yang baru dalam mana meningkatkan angka dari orang-orang yang memahami diri mereka sendiri secara praktis dan tersalurkan dengan baik, seperti global citizens. Mereka membagi batas nilai-nilai dan prinsip bahwa dapat digarisbawahi sebuah transisi dan hanya menuju dan kelanjutan masyarakat dunia,seperti hak azasi manusia ,kebebasan dan demokrasi,kemajemukan dan perlindungan lingkungan, Ini adalah kebutuhan identitas global baru tidak dipertimbangkan atau secara khusus menghapus subglobal atau identitas kelompok,walaupun itu pasti dapat transformasi mereka.

under what circumstances might the identity of global citizen emerge?Dalam keadaan bagaimanakah identita dari kedauratan global citizen.

Stoic ~coined the term cosmopolitan meaning citizen of the cosmos.

Cosmopolitanism rejects chauvinism and values diverse cultures, regarding all people of the earth as branches of a single family tree.

Culture can play a powerful role in expressing and reinforcing identity.

Stoic menciptakan istilah cosmopolitan yang artinya citizen dari cosmos

Cosmopolitanisme menolak chauvinis dan perbedaan nilai-nilai budaya,dengan memperhatikan semua orang di bumi merupakan cabang-cabang dari sebuah keluarga pohon yang tunggal

Budaya dapat bermain sebagai sebuah kekuatan peranan dalam mengekpresikan dan memperkuat identitas

Social movement/Gerakan Sosial

originated in reference to the labor movements of the late nineteenth century, which sought to organize the new class of workers created by capitalist industrialization (della Porta, 2005).

Global Citizens Movement needs a shared vision emerging from a process of engaged dialogue effectively coordinated through new forms of leadership. Keasliannya refer pada gerakan buruh pada akhir abad ke-19,yang mana kelihatan untuk mengorganisir kelas baru dari buruh/tenaga kerja yang diciptakan oleh idustrialisasi kapitalis

Global Citizen Movement butuh sebuah pembagian pandangan yang segera dari sebuah proses untuk mengikatkan dialog yang efektif dikoordinasi melalaui bentuk kepemimpinan yang baru.PENUTUP

Gerakan jelas seperi dipaparkan lalu ternyata memiliki akar-akar sejarah yang panjang dalam berbagai masyarakat di berbagai negara. Di Inggris misalnya, gerakan buruh yang bertujuan untuk memperbaiki nasib para pekerja ini dalam menghadapi majikan akhirnya berbentuk partai politik. Di bawah Tony Blair, Partai Buruh mengalahkan dominasi Partai Konservatif pada tahun 1997. Kemenangan dicapai setelah ia membawakan arus reformasi yang mengubah tatanan dan pemikiran Buruh lama menjadi Buruh baru.

Jika diamati secara seksama jelas bahwa gerakan sosial akan senantiasa muncul dalam masyarakat apakah bentuknya kecil atau besar, lama atau sebentar. Namun yang jelas sebagai sebuah aktivitas kemasyarakatan gerakan sosial tidak berhenti pada suatu titik, akan selalu datang susul menyusul dari satu gerakan ke gerakan lain.

Semua itu bisa terjadi karena, sifat masyarakat sendiri yang terus berubah. Perubahan itu terjadi karena arus baru dalam diri masyarakat itu sendiri yang menginginkan perubahan. Tingginya harga-harga sembilan bahan pokok seperti di Indonesia mendorong berbagai aksi sosial yang mendesak turunnya harga sembako itu.

Perubahan itu juga terjadi kalau ada tekanan internasional. Faktor eksternal dari sistem masyarakat itu sendiri melahirkan masukan yang kemudian mempengaruhi pola pikir dan budaya masyarakat. Semakin terbuka suatu masyarakat maka semakin besar peluang tumbuhnya gerakan-gerakan sosial yang memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Barangkali bahwa gerakan sosial tak hanya disandera oleh sistem negara-negara berdaulat tapi juga mesin kapitalis dunia.Oleh sebab itulah, masa depan gerakan-gerakan sosial di dunia tunduk pada dua hegemoni yakni hegemoni kapitalisme dan di sisi lain sistemnegara.

DAFTAR PUSTAKAAmos, John, W. 1980. Touraine, Alain. 1982.Solidarity: The Analysis of a Social Movement .Cambridge: Cambridge University Press. Jen, Yu-wen. 1973. The Taiping revolutionary movement. London: Yale University Press.Useem, Michael. 1973. Conscription, protest, and social conflict: the life and death of a draft resistance movement. New York: John Wiley of Sons.

Schoenhals, Kaip and Richard A. Melanson. 1985. Revolution and intervention in Grenada: the jewel movement. the United States, and the Caribbean London: Westview Press.

Rude, George. 1970. Paris and London in the eighteenth century: studies in popular protest. London: Collins.

Ingleson, John. 1979. Road to exile the Indonesian Nationalist Movement, 1927-1934. Singapore: Heinemann Educational Books (Asia) Ltd.

Page, William (ed). 1983. The Future of Politics. London: Frances Pinter.

PAGE 1