DEMAM TIPOID

19
DEMAM TIPOID A. IMUNOASSAY UNTUK PENYAKIT DEMAM TIPOID Demam tifoid (typoid fever) atau yang lebih terkenal dengan penyakit tifus ini merupakan suatu penyakit pada saluran pencernaan yang sering menyeran anak-anak bahkan orang dewasa. Penyabab penyakit tersebut adalah bakteri salmonella typhi. Gejalah-gejalah yang kerap terjadi antara lain seperti nyeri pada perut, mual, muntah, demam tinggi, sakit kepala dan diare kadang-kadang bercampur darah. Penularan penyakit tifus ini, pada umumnya itu di sebabkan oleh karena melaui makanan ataupun minuman yang sudah tercemar oleh agen penyakit tersebut. Biasa juga, karena penanganan yan kurang begitu higenis ataupun juga disebabkan dari sumber air yang sering digunakan yang digunakan untuk menggunakan untuk sehari-hari. Salmonella merupakan kuman berbentuk batang gram negatif yang umumnya bererak dengan flagel dan bersifat aerobic. Salmonella memiliki sedikitnya 5 macam anti gen, yaitu : 1. Antigen o (antigen somatik), yang terletak pada lapisan luar pada tubuh kuman. Bagian ini tahan terhadap panas dan alcohol tetapi tidak terhadap formaldehid.

description

barter

Transcript of DEMAM TIPOID

DEMAM TIPOIDA. IMUNOASSAY UNTUK PENYAKIT DEMAM TIPOIDDemam tifoid (typoid fever) atau yang lebih terkenal dengan penyakit tifus ini merupakan suatu penyakit pada saluran pencernaan yang sering menyeran anak-anak bahkan orang dewasa. Penyabab penyakit tersebut adalah bakteri salmonella typhi.Gejalah-gejalah yang kerap terjadi antara lain seperti nyeri pada perut, mual, muntah, demam tinggi, sakit kepala dan diare kadang-kadang bercampur darah.Penularan penyakit tifus ini, pada umumnya itu di sebabkan oleh karena melaui makanan ataupun minuman yang sudah tercemar oleh agen penyakit tersebut. Biasa juga, karena penanganan yan kurang begitu higenis ataupun juga disebabkan dari sumber air yang sering digunakan yang digunakan untuk menggunakan untuk sehari-hari.Salmonella merupakan kuman berbentuk batang gram negatif yang umumnya bererak dengan flagel dan bersifat aerobic. Salmonella memiliki sedikitnya 5 macam anti gen, yaitu :1. Antigen o (antigen somatik), yang terletak pada lapisan luar pada tubuh kuman. Bagian ini tahan terhadap panas dan alcohol tetapi tidak terhadap formaldehid.Lipopolisakarida dari antigen O terdiri dari 3 regio sebagai berukut :a. Region I, mengandung antigen O spesifik atau antigen dinding sel dan merupakan polimer dari unit oligosakarida yang berulang-ulang. Antigen O ini berguna untuk pengelompokan serologis.b. Region II, terikat pada antigen O dan terdiri dari core polysaccharide serta merupakan sifat yan konstan dalam suatu genus Enterobacteriaceace tetapi berbeda antara genera.c. Region III, mengandung lipid yang terikat pada core polysaccharide yang merupakan bagian yang toksik dari molekul. Lipid A menempelkan lipopolisakarida pada membran permukaan sel.2. Antigen H (antigen flagela), yang terletak pada flagella, fimbrie atau pili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein dan tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap panas dan alcohol.3. Antigen Vi, yang terletak pada kapsel (envelope) dari kuman yang dapat melindungi kuman terhadap fagositosis. Ketiga macam antigen tersebut diatas, didalam tubuh penderita akan menimbulkan pula pembentukan 3 macam antibody yang lazim tersebut agglutinin.4. Outer membrane protein (OMP), antige n OMP S.typhi merupakan bagian dari didin sel yang terletak di luar membrane sitoplasma lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap lingkungan sekitarnya. OMP berfungsi sebagai barier fisik yang mengendalikan masuknya zat dan cairan kedalam membrane sitoplasma, dan berfungsi sebagai reseptor untuk bakteriofag dan bakterisin.5. Heat hock protein (HSP) atau stress protein Heat hock protein adalah protein yang memproduksi oleh jasad renik dalam lingkungan yang terus berubah, terutama yang menimbulkan stress pada jasad renik tersebut dalam usahanya mempertahankan hidupnya.Sarana laboratorium untuk membantu menegakan diagnosis demam tifoid dalam garis besarnya dapat digolongkan dalam tiga komponen, yaitu :1. Isolasi kuman menyebabkan S. typhi, dari specimen klinis, seperti darah, sum-sum tulang, urin, tinja dan cairan duodenum.2. Imunoasay untuk malacak kenaikan kadar antibody terhadap antigen.S typhi menentukan adanya antigen spesifik dari S. typhi.3. Uji polymerase chain reaction (pcr) untuk melacak DNA spesifik dari S.typhi.Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan hematologi,urinalis, kimia klinik . imunoserologi, dan biologi molekuler. Pemeriksaan m,enunjukan untuk membantu menegakkan diagnosis (adalkalanya bahkan menjadi penentu diagnosis), menetapkan prognosis, memantau perjalanan penyakit dan hasi pengobatan serta timbulnya penyulit. Usaha yang tertua untuk melacak adanya kenaikan titer kadar antibody terhadap S.typi yaitu dengan cara penentuan titer agglutinii O dan II dengan uji widal yang telah di pakai sejak tahun 1896. Uji widal yang menggunakan suspensi basil s.typhi atau paratyphi untuk menentukan titer agglutinin dalam serum penderita demam tifoid atau paratifoid, walaupun banyak mempunyai kelemahan, sampai sekarang ini masih merupakan imunoasay yang paling banyak dipakai untuk menunjang diagnosis demam typhoid di klinik. Antigen dari uji widal :a. Antigen H (antigen flagella)Di buat dari S. typhi yang motil dengan permukaan koloni yang licin. Kuman dimatikan dengan larutan formalin 0,1%b. Antigen O (antigen somatic)Di buat dari strain S. typhi yang tidak motil. Untuk membunuh kuman dipakai alkohol absolute dan sebagai pengawet di pakai larutan phenol 0,5%. Sebelum dipakai konsentrasi alcohol harus di encerkan sampai menjadi 12%.c. Antigen PA (S.paratyphi A)Di buat dari strain S.paratyphi A. untuk membunuh kuman dipakai formalin 0,1%.d. Antigen PB (S. paratyphi BDibuat dari strain S.paratyphi B. untuk membunuh kuman di pakai formalin 0,1%.Sebelum dipakai, suspense beberapa antigen tersebut diatas harus diencerkan lebih dahulu dengan larutan salin normal steril sampai mencapai kekeruhan sama dengan tabung nomor 3 dari Mc. Forland (3 unit Mc.farland yang sesuai dengan 9 x 10 kuman/ml).Dalam memilih antigen untuk uji widal, di anjurkan untuk memakai yang dibuat sendiri dari beberapa strain atau faga salmonella yang ada didaerah endemis yang bersangkutan daripada beberapa antigen baku yang dijual dipasaran dan dibuat dari beberapa strain dan faga salmonella yang berasal dari Negara lain, sebab kurang sensitive dan spesifik serta sering memberikan hasil negatif maupun positif semu. Sebaiknya untuk satu provinsi dipakai satu jenis antigen yang dibuat dari beberapa strain salmonella yang ditemukan diprovinsi yang bersangkutan. Untuk menurangi hasil yang negative semu dipakai anigen yang multistrain daripada antigen yang monostrain sebab antigen yang multistrain mempunyai spectrum yang lebih luas.

TES LBORATORIUM 1. Pemeriksaan widal (kualitatif) PRA ANALITIK Judul : pemeriksaan widal Tujuan : untuk mengetahui ada tidaknya antibody spesifik terhadap antigen salmonella SP dalam serum.Metode : slidePrinsip : adanya antibody salmonella typhi dan salmonella paratyphi dalam serum sampel akan bereaksi dengan antigen yang terdapat dalam reagen widal. Reaksi dengan adanya aglutinasi. Dasar teori : secara antigenis salmonella typosa di bagi menjadi: antigen somatic atau antigen O, antigen flageller atau antigen H, dan antigen Vi. Kegunaan pemeriksaan widal adalah mencari ada tidaknya zat anti dan mengukur titer zat anti trehadap kuman salmonella Sp dalam serum penderita tersangka. Typus abdominalis, antigen yang digunakan adalah suspense kuman salmonella Sp dan proteus Sp yang telah dimatikan dan diolah menjadi antigen O (antigen somatik) dan antigen H (antigen flagella). Jika salmonella masuk kedalam tubuh maka anti O lebih cepat muncul dan membeeri respon dari pada anti H, dan anti O lebi cepat hilang dari pada anti H.Persiapan/alat dan bahan:1. Serum2. Reagen Widal3. Rotator atau batang pengaduk 4. Pipet tetes5. Slide ANALITIK Cara kerja1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Pipet satu tets serum (20) keadaan lingkaran yang terdapat dalam slide dengan kode O,H,HA dan CP dan CN3. Tambakan masing-masing satu tetes reagen widal sesuia dengan kode slide, begitu pula pada CN dan Cp4. Campur antigen dan serum dengan batang pengaduk berbeda dan lebarkan kemudian goyang-goyangkan selama satu menit5. Amati reaksi yang terjadi. PASCA ANALITIKInterpretasi Hasil :bi Posotif : Bila terjadi aglutinasi Negative : Bila tidak terjadi aglutinasi2. Pemeriksaan Widal (Semikuantitaif) PRA ANALITIKJudul : pemeriksaan widalvTujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya antibody spesoifik terhadap antigen salmonella Sp dalam serumMetode : Tabung Prinsip : adanya antibody salmonella typhi dan salmonella paratyphi dalam serum sampel akan bereaksi dengan antigen yang terdapat dalam reagen widal. Reaksi dilihat dengan adanya aglutinasi

Alat Dan Bahan 1. Sampel serum2. Reagen widal 3. NaCl 0,9%4. Tabung Reaksi5. Klinipet 100 ul + tips6. Pipet 1 ml7. Rak tabung ANALITIK Cara Kerja :1. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan 2. Susun 8 tabung reaksi di atas tabung untuk satu baris3. Tabung pertama diisi NaCl 0,9% ml4. Tabung kedua sampai pada tabung kedelapan diisi masing-masing 1 ml NaCl 0,9%5. Pipet 100 ul serum masukan kedalam tabung pertama tabung pertama dan homogenkan 6. Pindahkan 1 ml isi tabung pertama kedalam tabung kedua ke tabung dan seterusnya sampai tabung ke tujuh7. Buang 1 ml isi tabung ketujuh8. Tambahkan 1 tetes reagen widal yang positif pada masing-masing tabung, sedangakan tabung kedelapan ditambakan 1 tetes control positif9. Inkubasi selama 24 jam pada suhu kamar10. Amati hasil reaksi. PASCA ANALITIKInterpretasi Hasil Positif : terjadi aglutinasi Negative : tidak terjadi aglutinasi

3. Pemeriksaan Widal (Tubex TF) PRA ANALITIKJudul : pemeriksaan widalTujuan : untuk mendeteksi demam typoid akut yang disebabkan oleh salmonella typhi melalui deteksi spesifik adanya serum antibody Ig MMetode : invitro semikuantitatifPrinsip : Tes diagnosis in-vitro semikuantitatif untuk mendeteksi demam typhoid terhadap antigen S. typoid og lopopolisakarida denan cara mengukur kemampuan serum antibody IgM tersebut dalam menghambat reaksi antara antigen berlabel partikel latex magnetic, tingkat inhibisi yang dihasilkan setara dengan konsentrasi antibody IgM dalam label skala warnaPersiapan Alata. Klinipet / pipet tetesb. Lempeng sumurc. Timerd. Pembanding warna Bahana. Serumb. Specimen controlc. Reagen coklatd. Reagen biru ANALITIKCara kerja 1. Masukan 50 ul reagen coklat pada sumur 1 untuk control (-) sumur 2 untuk control (+) sumusr 3 unutk sampel2. Tekan control (-) pada sumur 1, control (+) pada sumur 2 dan sampel serum pada sumur 33. Kocok selama 2 menit4. Tambakan reagen biru pada masing-masing sumur sebanyak 100 ul5. Homogenkan dengan cara sedot sumur 10 X6. Kocok dengan rotentor selama 2 menit7. Tungu selama 2 jam untuk mengendap (bias di bantu dengan menggunakan magnet)8. Amati warna yang terjadi PASCA ANALITIKIterpretasi HasilWarna alkan terbentuk biru, sampel coklat, hasil di bandingkan dengan skala warna yang tersedia.HIV / AIDSA. IMUNOASSAY UNTUK PENYAKIT INFEKSI / AIDSHIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat penyebab AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bersama sel CD4 sehingga dapat nerusak system kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk system kekebalan tubuh. Tampa kekebalan tunuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.Istilah HIV telah digunakan sejak 1986 (coffin et al.,1986) sebagai nama untuk retrovirus yan diususlkan pertama kali sebagai penyebab AIDS oleh Luc Montegnier dari Prancis, yang awalnya menamakannya LAV (Lymphadenopathy Associated Virus) adan oleh Robert Gallo dari AS, yang awalnya menamakannya HTLV-III ( Human T Lymphotropic Virus Type III ).AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembangbiakan virus hiv dalam tubuh mahluk hidup. Virus HIV membuuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya system kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseprang dapat menjadi HIV positf. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dpat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. HIV adalah anggota dari genus Lentivirus, bagian dari keluarga retrovididae yang ditandai dengan periode latensi yang panjang dan sebuah sampul lipid dari sel host awal yang mengelilingi sebuah pusat protein/RNA. Dua spesies HIV menginfeksi manusia: HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 adalah yang lebihvirulen dan lebih mudah menular dan merupakan sumber dari kebanyakan infeksi HIV di seluruh dunia. HIV-1 telah berevolusi dari sebuah simian immunodeficiency virus (SIVcpz) yang ditemukan dalam sub-spesies simpanse, pan troglodyte. HIV-1 memiliki 3 kelompok atau grup yang telah berhasil didentifikasi berdasarkan perbedaan pada envelope-nya yaitu M,N dan O. Kelompok M yang paling besar prevalensinya dan dibagi ke dalam 8 sub type berdasarkan seluruh genumnya, yang masing-masing berbeda secara geografis. Sub type yang paling besar prevalensinya adalah sub type B (banyak ditemukan di Asia dan Afrika), type sub A dan D (banyak di temukan di Afrika) dan C (banyak ditemukan di Afrika dan Asia). Sub type ini merupakan bagian dari kelompok M dari HIV-1. Koinfeksi dengan sub type yang berbeda meningkatkan sirkulasi bentuk rekombinan(CRFs).Sedangkan HIV-2 kebanyakan masih terkurung di Afrika Barat. Kedua spesies berawal di Afrika Barat dan Tengah berpindah dari spesies primate ke manusia dalam sebuah proses yang dikenal sebagai zoonosis.

Aspek Virologi AIDS : Sifat virus HIV-11. RNA VIRUS2. Termasuk kelompok retroviridae3. Terdapat 2 jenis : HIV 1 dan HIV II4. Core berbentuk silindris5. Memiliki envelop6. Memiliki enzim reverse Transcriptase, enzim-Integrase, protease dan RNAase.7. Memiliki Sembilan macam gen dan tiga regulatory gen Sifat virus HIV-21. Peka terhadap jalan lahir atau Luka Lecet.2. Musnah pada pemaanasan 560C selama 10-20 menit, sedangkan Lyophilized virus musnah pada 600C (30 menit), musnah dengan cepat pada 1000C.3. Cepat mati dengan desinfektansia alcohol, fenol, iodium, chlorin.4. Tidak dapat menembus kulit yang utuh5. Cepat mati dengan desinfektansia, alcohol, phenol, iodium, chlorin dan lain-lain.6. Musnah dengan cepat pada 1000C.7. Tak dapat menembus kulit yang utuh8. Tahan lama dalam suhu kamar sampai beberapa hari dalam kedalam basah atau kering9. Masa inkubasi dapat mulai dari 6 bulan sampai lebih 6 tahun.TES LABORATORIUM1. Pemeriksaan HIV PRA ANALITIKJudul : pemeriksaan HIVMetode : ImunokromatografiTujuan : Untuk Mengetahui Adanya Human Imuno Defisiensi Virusnpada Serum PasienPrinsip : ultra rapid test device (serum/plasma) adalah bersifat kualitatif selaputnya memiliki kekebalan dengan system antigen ganda untuk mendeteksi antibody terhadap antibody HIV dalam serum atau plasmaDasarTeori : HIV adalah agen penyebab acquired immunedefisiency syndrome (AIDS) virus ini berkembang lewat lapisan luar lipid yang dibawah dari membrane sel inang. Beberapa virus gliko protein menepati lapisan luar tersebut, setiap virus memiliki 2 salinan anti positif genomic RNA. HIV 1 terisolasi dari pasien denan AIDS dan AIDS hubungan kompleks dan dari orang sehat potensi resiko yang tinggi untuk mengembangkan AIDS. HIV 2 terisolasi dari pasien-pasien AIDS di afrika barat dan dari individu-individu yang tidak memiliki gejala sero positif. Keduanya HIV 1 dan HIV 2 mndatangkan suatu respon kekebalan. Pemeriksaan antibody HIV dalam serum atau plasma merupakan cara yang umum yang lebih efisien untuk menentukan apakah seseorang tak terlindungi dari HIV fan melindungi darah dan elemen-elemen yang dihasilkan darah untuk HIV. Perbedaan dalam sifat-sifat biologis,aktifitas serologis, dan deretan genom, HIV 1 dan 2 positif sera dapat diidentifikasi dengan menggunakan tes serologis dasar HIV.Alat dan Bahan :1. Pipet tetes2. Strip HIV3. Tabung reaksi 4. Serum 5. Reagen HIV/Buffer HIV

ANALITIKCara Kerja1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan2. Pindahkan tes device dari kantung pembungkus dan gunakan sesegera mungkin. Hasil terbaik akan didapatkan jika pengujiannya dikerjakan dalam satu jam3. Tempatkan tes device pada permukaan yan bersih dan bermutu atau permukaan yang tinggi4. Pegeng penetes secara partikel teteskan 1 tetes serum/plasma (sekitar 25 ul), kemudian tanbahkan satu tetes larutan beffer sekitar 40 ul.5. Tunggu sampai garis merah terlihat. Hasil akan terbaca dalam 10 menit.

PASCA ANALITIKInterpretasi HasilIntesitas dari warna merah garis daerah test (T) akan berubah tergantung dari konsentrasi antibody HIV yang ada pada sampel. Oleh k]arena itu adanya beberapa bayangan merah didaerah test dapat diperiksa positif.2. Pemeriksaan HIV (Human Immunodeficiency Virus) PRA ANALITIKJudul : pemeriksaan HIVMetode : ELISA (Enzim-Linked Immunosorbent Assay)Tujuan : untuk melacak antigen gp 24.Indikasi pemeriksaan.a. Diagnosis dini infeksi HIV pada neonates, dan orang yang seronegatif tetapi amat dicurigai terinfeksi HIV.b. Menentukan orang yang seropositif tetapi asimptomatik.c. Memantau hasil pengebotan dengan antivirus.Prinsip : prinsip dasar uji ELISA-Ag HIV adalah double antibody sandwich antiglobulin (indirect sandwich) ELISA.Alat dan Bahana. Sampel b. Butiran polisteren yang dilapisi IgG anti-HIV manusiac. IgG anti-HIV poliklonal dari kelincid. Goat antrabbit IgG berlabel horse-radish peroxidasee. PBS-Tf. O-phenylenediamine dihydrochlorideg. Sulfuric acid h. Klinipet dan tipsnyai. Incubatorj. Timer

ANALITIKProsedur kerja1. Sampel (200 ul) dicampur dengan butiran polisteren yang dilapisi IgG anti-HIV manusia, dan diinkubasikan selama semalam pada suhu ruangan.2. Setelah tahap pencucian, ditambahkan IgG anti-HIV poliklonal dari kelinci, dan diinkubasi selama 4 jam pada suhu 40 C.3. Setelah dicuci, untuk memisahkan bagian yang terikat dari yang bebas, di tambahkan goat antirabbit IgG berlabel horse-radish peroxidase, dan diinkubasi selama 2 jam pada suhu 240 C.Setelah itu, beats dicuci dengan PBS-T4. Selanjutnya ditambahkan subtract O-phenylenediamine dihydrochloride, dan diinkubasikan selama 30 menit pada suhu ruangan. Reaksi dihentikan dengan penambahan 1 M sulfuric acid.5. Pembacaan dilakukan dengan microELISA reader pada 1.492 nm. PASCA ANALITIKInterpretasi HasilKadar antigen dalam sampel ditentukan dengan mengeluarkan absorban padakurva baku yang dibuat dari berbagai serum standar yang mengandung antigen gp 24dengan konsentrasi yang diketahui

Catatan Kelemahan tesTes ini tidak mampu untuk menentukan antigen bila terdapat titer antibodi terhadap p 24 yang tinggi sehingga membentuk kompleks imun. Karakteristik tesMenurut schochetman (1990), daya lacak uji ELISA-Ag HIV terentang antara 50-100pg/ml antigen p 24 yang bebas (tak terikat Ab).