Demam Dengue

5
  DD, DBD, DSS Aidha D’ Altruismus 1 DEMAM DENGUE Demam dengue (dengue fever, yang disingkat DD) adalah penyakit yang  terutama terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan tanda-tanda klinis berupa demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, dengan/tanpa ruam, dan limfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, gangguan rasa mengecap, trombositopenia ringan, dan petekie spontan. Demam berdarah deng ue (Dengue Haemorrhagic Fever, yang disingkat DBD) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama de mam, nyer i oto t dan sendi, yang biasanya membu ruk setelah 2 hari pertama. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome, yang disingkat DSS) ialah penyakit DBD yang disertai renjaran.  Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai  vektor ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama kali dapat memberi gejala sebagai DD. Apabila orang itu mendapat infeksi berulang oleh  tipe virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang berbeda. DBD dapat  terjadi bila seseorang yang telah terinfeksi dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Virus akan bereplikasi di nodus limfatikus regional dan menyebar ke jaringan lain, terutama ke sistem retikuloendotelial dan kulit secara bronkogen maupun hematogen. Tubuh akan membentuk kompleks virus- antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktivasi sistem komplemen yang berakibat dilepaskannya anafilatoksin C  3 a dan C 5 a, sehingga permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat. Akan terjadi juga agregasi trombosit yang melepaskan  ADP, trombosit melepaskan vasoaktif yang bersifat meningkatk an permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit faktor 3 yang merangsang koagulasi intravascular yang meluas dan maningkatk an permeabilitas dinding pem buluh darah. Gambaran klinis amat bervariasi, dari yang ringan, sedang seperti DD, sampai ke DBD dengan manifestasi demam akut, perdarahan, serta kecenderungan terjadi renjatan yang dapat berakibat fatal. Maka inkubasi dengue antara 3-15 hari, rata- rata 5-8 hari.  Pada DD terdapat peningkatan suhu secara tiba-tiba, disertai sakit kepala, nyeri yang hebat pada otot dan tulang, mual, kadang muntah, dan batuk ringan. Sakit kepala dapat menyeluruh atau berpusat pada supraorbital dan retroorbital. Nyeri di bagian otot terutama dirasakan bila tendon dan otot perut

Transcript of Demam Dengue

5/17/2018 Demam Dengue - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55b08866e7774 1/5

 

DD, DBD, DSS

Aidha D’ Altruismus 1 

DEMAM DENGUE

Demam dengue (dengue fever, yang disingkat DD) adalah penyakit yang 

 terutama terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan tanda-tanda

klinis berupa demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia,

dengan/tanpa ruam, dan limfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat,

nyeri pada pergerakan bola mata, gangguan rasa mengecap, trombositopenia ringan,

dan petekie spontan. Demam berdarah dengue (Dengue Haemorrhagic Fever, yang 

disingkat DBD) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala

utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah 2 hari

pertama. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome, yang disingkat DSS)

ialah penyakit DBD yang disertai renjaran.

 Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai

 vektor ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama kali

dapat memberi gejala sebagai DD. Apabila orang itu mendapat infeksi berulang oleh

 tipe virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang berbeda. DBD dapat

 terjadi bila seseorang yang telah terinfeksi dengue pertama kali, mendapat infeksi

berulang virus dengue lainnya. Virus akan bereplikasi di nodus limfatikus regional

dan menyebar ke jaringan lain, terutama ke sistem retikuloendotelial dan kulit

secara bronkogen maupun hematogen. Tubuh akan membentuk kompleks virus-

antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktivasi sistem komplemen yang 

berakibat dilepaskannya anafilatoksin C 3a dan C5a, sehingga permeabilitas dinding 

pembuluh darah meningkat. Akan terjadi juga agregasi trombosit yang melepaskan

 ADP, trombosit melepaskan vasoaktif yang bersifat meningkatkan permeabilitas

kapiler dan melepaskan trombosit faktor 3 yang merangsang koagulasi intravascular

yang meluas dan maningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah.

Gambaran klinis amat bervariasi, dari yang ringan, sedang seperti DD, sampai

ke DBD dengan manifestasi demam akut, perdarahan, serta kecenderungan terjadi

renjatan yang dapat berakibat fatal. Maka inkubasi dengue antara 3-15 hari, rata-

rata 5-8 hari.

 Pada DD terdapat peningkatan suhu secara tiba-tiba, disertai sakit kepala,

nyeri yang hebat pada otot dan tulang, mual, kadang muntah, dan batuk ringan.

Sakit kepala dapat menyeluruh atau berpusat pada supraorbital danretroorbital. Nyeri di bagian otot terutama dirasakan bila tendon dan otot perut

5/17/2018 Demam Dengue - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55b08866e7774 2/5

 

DD, DBD, DSS

Aidha D’ Altruismus 2 

ditekan. Pada mata dapat ditemukan pembengkakan, injeksi konjungtiva, lakrimasi,

dan fotofobia. Otot-otot sekitar mata terasa pegal. Eksantem dapat muncul pada

awal demam yang terlihat jelas di muka dan dada, berlangsung beberapa jam, lalu

akan muncul kembalipada hari ke 3-6 berupa bercak petekie di lengan dan kaki lalu

ke seluruh tubuh. Pada saat suhu turun ke normal, ruam berkurang dan cepatmenghilang, bekas-bekasnya kadang terasa gatal. Pada sebagian pasien dapat

ditemukan kurva suhu yang bifasik. Dalam pemeriksaan fisik pasien DD hampir tidak

ditemukan kelainan. Nadi pasien mula-mula cepat kemudian menjadi normal atau

lebih lambat pada hari ke-4 dan ke-5. Bradikardi dapat menetap beberapa hari dalam

masa penyembuhan. Dapat ditemukan lidah kotor dan susah buang air besar. Pada

pasien DBD dapat terjadi gejala perdarahan pada hari ke-3 atau ke-5 berupa petekie,

purpura, ekimosis, hematemesis, melena, dan epistaksis. Hati umumnya membesar

dan terdapat nyeri tekan yang tidak sesuai dengan beratnya penyakit. Pada pasien

DSS, gejala renjatan ditandai dengan kulit yang terasa lembab dan dingin, sianosis

perifer yang terutama tampak pada ujung hidung, jari-jari tangan dan kaki, serta

dijumpai penurunan tekanan darah. Renjatan biasanya terjadi pada waktu demam

atau saat demam turun antara hari ke-3 dan hari ke-7 penyakit.

Kriteria klinis DD adalah :

1.  Suhu badan yang tiba-tiba meninggi

2.  Demam yang berlangsung hanya beberapa hari

 3.  Kurva demam yang menyerupai pelana kuda

4.  Nyeri tekan terutama di otot-otot dan persendian

5.   Leukopenia

Kriteria klinis DBD menurut WHO 1986 adalah :

1.  Demam akut, yang tetap tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun secara lisis.

Demam disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri pada

punggung, tulang, persendian, dan kepala2.  Manifestasi perdarahan, seperti uji turniket positif, petekie, purpura,

ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan melena

 3.   Pembesaran hati dan nyeri tekan sampai ikterus

4.  Dengan/tanpa renjatan. Renjatan yang terjadi pada saat demam biasanya

mempunyai prognosis yang buruk

5.  Kenaikan nilai Ht/hemokonsentrasi, yaitu sedikitnya 20 %.

5/17/2018 Demam Dengue - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55b08866e7774 3/5

 

DD, DBD, DSS

Aidha D’ Altruismus 3 

Derajat beratnya DBD secara klinis dibagi sebagai berikut :

1.  Derajat I (ringan), terdapat demam mendadak selama 2-7 hari disertai gejala

klinis lain dengan manifestasi perdarahan teringan, yaitu uji turniket positif.

2.  Derajat II (sedang), ditemukan pula perdarahan kulit dan manifestasi

perdarahan lain.

 3.  Derajat III, ditemukan tanda-tanda dini renjatan.

4.  Derajat IV, terdapat DSS dengan nadi dan tekanan darah yang tak terukur.

Diagnosis klinis perlu disokong pemeriksaan serologi.

1.  Darah. Pada DD terdapat leukopenia pada hari ke-2 atau hari ke-3. Pada

DBD dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi. Masa pembekuanmasih normal, masa perdarahan biasanya memanjang, dapat ditemukan

penurunan faktor II, V, VII, IX, dan XII. Pada pemeriksaan kimia darah

 tampak hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia. SGOT, SGPT (Serum

Glutamik Piruvat Transaminase), ureum dan pH darah mungkin meningkat,

reverse alkali menurun.

2.   Air seni. Mungkin ditemukan albuminuria ringan.

 3.  Sumsum tulang. Pada awal sakit biasanya hiposelular, kemudian menjadi

hiperselular pada hari ke-5 dengan gangguan maturasi dan pada hari ke-10

sudah kembali normal untuk semua sistem.

4.  Uji serologi

a.  Uji serologi memakai serum ganda, yaitu serum diambil pada masa akut

dan konvalesen, yaitu uji pengikatan komplemen (PK), uji netralisasi (NT),

dan uji dengue blot. Pada uji ini dicari kenaikan antibodi antidengue

sebanyak minimal empat kali.

b.  Uji serologi memakai serum tunggal, yaitu uji dengue blot yang mengukur

antibodi antidengue tanpa memandang kelas antibodinya, uji IgM

antidengue yang mengukur hanya antibodi antidengue dari kelas igM.

 Pada uji ini yang dicari adalah ada-tidaknya atau titer tertentu antibodi

antidengue.

5.  Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah pasien dan jaringan.

1.   Adanya demam pada awal penyakit dapat dibandingkan dengan infeksi bakteri

maupun virus, seprti bronkopneumonia, kolesistitis, pielonefritis, demam

 tifoid, malaria, dan sebagainya.

2.   Adanya ruam yang akut seperti pada morbili perlu dibedakan dengan DBD.

5/17/2018 Demam Dengue - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55b08866e7774 4/5

 

DD, DBD, DSS

Aidha D’ Altruismus 4 

 3.   Adanya pembesaran hati perlu dibedakan dengan hepatitis akut dan

leptospirosis.

4.   Pada meningitis meningokok dan sepsis terdapat perdarahan di kulit.

5.   Penyakit-penyakit darah seperti idiophatic thrombocytopenic purpurae,

leukemia pada stadium lanjut, dan anemia aplastik.6.   Renjatan endotoksik.

7.  Demam cikungunya.

 Penatalaksanaan DD atau DBD tanpa penyulit adalah :

1.   Tirah baring 

2.  Makanan lunak dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5-2 liter dalam 24

 jam (susu, air dengan gula, atau sirup) atau air tawar ditambah garam.

 3.  Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Untuk hiperpireksia dapat diberi

kompres, antipiretik golongan asetaminofen, eukinin, atau dipiron dan jangan

diberikan asetosal, karena bahaya perdarahan.

4.   Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi sekunder.

 Pada pasien dengan renjatan dilakukan :

1.   Pemasangan infus dan dipertahankan selama 12-48 jam setelah renjatan

diatasi.2.  Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan tiap

 jam, serta Hb dan Ht tiap 4-6 jam pada hari pertama, selanjutnya tiap 24 jam.

 Pada pasien DSS diberi cairan intravena yang diberikan dengan diguyur,

seperti Nacl, ringer laktat yang dipertahankan selama 12-48 jam setelah renjatan

 teratasi. Bila tidak tampak perbaikan dapat diberikan plasma atau plasma ekspander

atau dekstran atau preparat hemasel sejumlah 15-29 ml/kg BB, dan dipertahankan

selama 12-48 jam setelah renjatan teratasi. Bila pada pemeriksaan didapatkan

penurunan kadar Hb dan Ht maka diberi transfusi darah.

Kematian karena demam dengue hampir tidak ada. Pada DBD/DSS

mortalitasnya cukup tinggi. Penelitian pada orang dewasa di Surabaya, Semarang,

dan Jakarta menunjukkan bahwa prognosis dan perjalanan penyakit umumnya lebih

ringan daripada anak-anak.

5/17/2018 Demam Dengue - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/demam-dengue-55b08866e7774 5/5

 

DD, DBD, DSS

Aidha D’ Altruismus 5 

DAFTAR PUSTAKA

1.  Noer S, Waspadji S, Rachman AM, et al, editor. Buku ajar ilmu penyakit

dalam. Jilid I. Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, 1995.

2.  Gandahusada S, Ilahude HD, Pribadi W. Parasitologi Kedokteran. Edisi 2.

 Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1993.

 3.   Lokakarya DHF, 1989.