demam cikukunya

8
demam chikungunya adalah suatu penyakit infeksi virus akut yang ditandai dengan sekumpulan gejala yang mirip dengan gejala infeksi virus dengue, yaitu demam mendadak, artralgia, ruam makulopapular dan leukopenia. Istilah lain untuk demam ini adalah: knokket, koorts, abu rokab, mal de genoux, dengue, dyenga, dan demam tiga hari. Penyakit ini disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV), suatu arthropoda borne virus (arbovirus) dari genus Alphaviruses famili Togaviridae, yang pada umumnya disebarluaskan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus PATOGENESIS Tidak ada studi lengkap mengenai patogenesis demam chikungunya. Setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi, virus bereplikasi di dalam organ-organ limfoid dan mieloid dan kemudian merangsang imunitas seluler dan humoral yang menyebabkan timbulnya manifestasi penyakit ini. Kerusakan akibat peradangan pada tulang rawan dalam bentuk nekrosis, kolagenosis dan fibrosis menyebabkan timbulnya gejala-gejala persendian. Hal ini terbukti melalui penelitian biokimia yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah mukopolisakarida, hidroksiprolin dan prolin di dalam urine penderita chikungunya. Penelitian mengenai pelepasan sitokin pada pasien dengan chikungunya menunjukkan bahwa jumlah protein terinduksi 10, protein kemoatraktan monosit dan IL 8 meningkat sementara jumlah IFN γ, TNF α, IL 1β, 6, 10 dan 12 tercatat norma Manifestasi klinis Infeksi virus chikungunya pada anak dapat terjadi tanpa gejala. Adapun gejala klinis yang sering dijumpai pada anak umumnya berupa demam tinggi mendadak selama 1-6 hari, disertai dengan sakit kepala, fotofobia ringan, mialgia dan artralgia yang melibatkan berbagai sendi, serta dapat pula disertai anoreksia, mual dan muntah. 1

description

dedede

Transcript of demam cikukunya

demam chikungunya adalah suatu penyakit infeksi virus akut yang ditandai dengan sekumpulan gejala yang mirip dengan gejala infeksi virus dengue, yaitu demam mendadak, artralgia, ruam makulopapular dan leukopenia. Istilah lain untuk demam ini adalah: knokket, koorts, abu rokab, mal de genoux, dengue, dyenga, dan demam tiga hari. Penyakit ini disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV), suatu arthropoda borne virus (arbovirus) dari genus Alphaviruses famili Togaviridae, yang pada umumnya disebarluaskan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictusPATOGENESISTidak ada studi lengkap mengenai patogenesis demam chikungunya. Setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi, virus bereplikasi di dalam organ-organ limfoid dan mieloid dan kemudian merangsang imunitas seluler dan humoral yang menyebabkan timbulnya manifestasi penyakit ini. Kerusakan akibat peradangan pada tulang rawan dalam bentuk nekrosis, kolagenosis dan fibrosis menyebabkan timbulnya gejala-gejala persendian. Hal ini terbukti melalui penelitian biokimia yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah mukopolisakarida, hidroksiprolin dan prolin di dalam urine penderita chikungunya. Penelitian mengenai pelepasan sitokin pada pasien dengan chikungunya menunjukkan bahwa jumlah protein terinduksi 10, protein kemoatraktan monosit dan IL 8 meningkat sementara jumlah IFN , TNF , IL 1, 6, 10 dan 12 tercatat normaManifestasi klinisInfeksi virus chikungunya pada anak dapat terjadi tanpa gejala. Adapun gejala klinis yang sering dijumpai pada anak umumnya berupa demam tinggi mendadak selama 1-6 hari, disertai dengan sakit kepala, fotofobia ringan, mialgia dan artralgia yang melibatkan berbagai sendi, serta dapat pula disertai anoreksia, mual dan muntah.1Demam biasanya tinggi dan pada anak bisa mencapai lebih dari 104o F. Pada pengamatan yang dilakukan oleh Thiruvengadam et al di Chennai (Madras) selama epidemi tahun 1964, terlihat bahwa mayoritas (62,7%)pasien dengan infeksi chikungunya terbukti ada lonjakan tunggal demam diikuti dengan kembalinya suhu ke dasar dengan cepat (32,5%) atau lambat (30,2%).Kurang dari sepertiga (28,6%) pasien mengalami lonjakan sekunder sesuai dengan pola demam bifasik pada dengue.1Nyeri sendi (artralgia dan/atau artritis) merupakan gejala yang menonjol dan dapat menjadi persisten (pada sebagian kecil kasus dapat menetap hingga satu tahun). Nyeri sendi bisa berat dan bahkan dapat mengganggu tidur dalam beberapa hari pertama. Hampir 85% pasien dewasa mengalami gejala persendian dan beberapa mungkin mengalami nyeri sendi yang melumpuhkan yang berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Gangguan persendian bersifat poliartikular, lebih sering pada tungkai bawah dan persendian-persendian kecil. Arthralgia dan arthritis jarang terjadi pada anak-anak. Namun jika ada, mungkin cukup berat.1, 5Menjelang akhir fase demam (3 sampai 5 hari) kebanyakan pasien mengalami ruam makulopapular yang difus dan biasanya pada lengan, punggung dan bahu dan kadang-kadang di seluruh tubuh. Ruam ini biasanya berlangsung 48 jam. Pada saat ini sering terjadi limfadenopati hebat. Demam pada umumnya akan mereda setelah 2 hari, namun keluhan lain, seperti nyeri sendi, sakit kepala dan insomnia, pada sebagian besar kasus akan menetap 5-7 hari.1, 5Fenomena perdarahan jarang terjadi pada infeksi chikungunya. Pada kasus-kasus Chikungunya terdahulu tidak pernah terpikirkan adanya manifestasi perdarahan.Namun, pada wabah di Calcutta pada tahun 1963-1964, pada sejumlah pasien dewasa terlihat adanya manifestasi perdarahan.Perdarahan berkisar dari perdarahan gusi dan epistaksis hingga hematemesis dan melena.Isolasi virus dan serologi menunjukkan chikungunya menjadi diagnosis pada beberapa kasus ini.Hal ini menunjukkan bahwa chikungunya bisa menyebabkan penyakit hemoragik dan kadang-kadang syok. Dalam upaya untuk menentukan penyebab demam berdarah di Thailand, penelitian epidemiologis telah dilakukan dan didapatkan bahwa insidensi demam berdarah chikungunya pada anak hampir 7,6%, sedangkan demam berdarahakibat dengue hampir 83% dari kasus. Berbeda dengan ini, di Burma tampak Chikungunya tercatat sebagai penyebab dari hampir seperempat kasus demam berdarah pada anak-anak, dengan dengue bertanggung jawab untuk sekitar 16%. Namun, dari keduapenelitian tersebut diamati bahwa manifestasi perdarahan pada Chikungunya kurang berat dibandingkan dengan demam berdarah dan tidak ada anak-anak yang mengalami syok dalam penelitian di ThailandLimfadenopati, injeksi konjungtiva, pembengkakan kelopak mata dan faringitis sering terjadi.Sakit kepala dan mialgia adalah gejala yang sering terjadi.Buang air besar cair (watery stool) dapat terjadi pada bayi.1Sebuah penelitian yang dilakukan selama wabah Chikungunya di Karnataka baru-baru ini terlihat bahwa manifestasi dermatologi yang paling umum adalah perubahan pigmen (42%) dalam bentuk pigmentasi coklat kehitaman yang mengenai daerah sentrofasial.Selain itu, perubahan pigmen lainnya yang tercatat termasuk bintik seperti makula, pigmentasi seperti batu tulis abu-abu pada pinna, wajah, dan ekstremitas. Gambaran-gambaran tersebut kemudian diikuti dengan sejumlah gambaran lainnya seperti ruam makulopapular seperti yang telah dijelaskan sebelumnya (33%) dan ulkus seperti intertriginosa aphthous (21,37%). Eksaserbasi dari dermatosis yang sebelumnya sudah ada seperti psoriasis dan penyakit Hansen juga telah diamati.Erupsi Vesiculo-bulosa terlihat hanya pada bayi dan menyebabkan morbiditas yang signifikan (Gambar 3). Pada anak-anak yang terkena Chikungunya di pulau Reunion, epidermolysis bullosa juga telah terlihat. Anak-anak mungkin pada suatu saat mengalami ruam pada hari pertama sakit dan meskipun umumnya pada daerah leher namun bisa juga mengenai wajah.Tidak ada gambaran enanthem.12.7 DIAGNOSISKriteria Diagnostik untuk Chikungunya1Kasus suspek: Seorang pasien yang mengalami demam onset akut biasanya dengan menggigil yang berlangsung selama 3 - 5 hari dengan beberapa nyeri sendi/pembengkakan ekstremitas yang dapat berlanjut selama beberapa minggu hingga bulan.Kasus kemungkinan: Seorang pasien suspek dengan gambaran seperti di atas disertai dengan salah satu dari berikut:A. Riwayat berpergian atau tinggal di daerah yang telah dilaporkan merupakan daerah wabahB. Malaria, demam berdarah dan penyebab demam dengan nyeri sendi lainnya dapat disingkirkanKasus konfirmasi: Seorang pasien dengan satu atau lebih penemuan berikut terlepas dari klinis.A. Isolasi virus dalam kultur sel atau inokulasi hewan dari serum fase akut.B. Keberadaan virus RNA dalam serum fase akut.C. Serokonversi terhadap antibodi spesifik virus pada sampel yang terkumpul minimal dalam 1 - 3 minggu terpisah.D. Keberadaan antibodi IgM spesifik virus dalam serum tunggal yang dikumpulkan setelah 5 hari sejak timbulnya penyakit.

Diagnosis LaboratoriumDiagnosis chikungunya saat ini umumnya ditegakkan dari pemeriksaan serologi yang terlihat dari peningkatan antibodi yang signifikan setelah timbulnya penyakit. Sampel serum yang diambil sampai dengan hari ke-5 dari onset demam tidak akan mengandung HI, CF dan neutralizing antibody. Neutralizing dan HI antibodi umumnya terjadi pada sampel yang dikumpulkan 2 minggu atau setelah onset demam. Complement fixing antibody berkembang lebih lambat. Pada individu tanpa infeksi alfavirus sebelumnya, respons antibodi pertama berasal dari IgM. Seperti demam dengue, antibodi IgG memfiksasi komplemen dengan adanya antigen virus, dengan demikian menjelaskan secara relatif gambaran yang lanjut dari antibodi CF. Neutralizing antibody dapat diukur dengan metode pengenceran virus pada tikus yang menyusui (atau tikus yang disapih, dengan menggunakan strain pasasi tikus yang tinggi dari Ross) atau metode pengenceran virus, dengan menggunakan salah satu dari berbagai kultur jaringan atau metode plaque assay.5Isolasi virus dilakukan dengan inokulasi serum fase akut atau materi intraserebri yang mencurigakan pada tikus usia 1 atau 2 hari kultur jaringan. Pada pasasi awal, kematian dapat terjadi dalam waktu 2-5 hari setelah inokulasi. Sel vero dan tikus yang menyusui sama-sama efektif untuk isolasi primer.5

2.8 PENATALAKSANAANPada umumnya pengobatan bersifat suportif. Tirah baring dianjurkan selama masa demam. Antipiretik atau kompresi digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh di bawah 40oC (104oF). Analgesik atau sedasi ringan mungkin diperlukan untuk mengendalikan nyeri. Karena pengaruhnya pada hemostasis, aspirin (asam salisilat) tidak boleh digunakan. Analgesik dan sedatif ringan mungkin diperlukan untuk mengurangi rasa sakit. Artritis setelah sakit mungkin memerlukan terapi dengan obat anti radang dan fisioterapi.5Kejang demam dapat diterapi dengan fenobarbital yang diberikan secara intravena atau oral dan diteruskan sampai temperatur normal. Kejang yang berulang atau hebat mungkin menunjukkan respons terhadap diazepam intravena. Penggantian cairan dan elektrolit diperlukan bila ada defisit yang disebabkan oleh keringat, puasa, haus, muntah atau diare.5

Tipe Gambar Diagram % dalam tubuh manusia Keterangan Neutrofil 65% Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah. Eosinofil 4% Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit. Basofil