DEKOMISIOIG FASILITAS PEMURIA ASAM FOSFAT · PDF filedigunakan untuk penapisan limbah...

15
Prosiding Seminar asional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA ISSN 1410-6086 Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK 1 DEKOMISIOIG FASILITAS PEMURIA ASAM FOSFAT PETROKIMIA GRESIK Zainus Salimin*, anang T.S**, Ach. Zaid**, Chotimah***, Karyono***. * Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ** PT. Petrokimia Gresik *** FMIPA - UGM ABSTRAK DEKOMISIOIG FASILITAS PEMURIA ASAM FOSFAT PETROKIMIA GRESIK. Dekomisioning Fasilitas Pemurnian Asam Fosfat Petrokima Gresik (PAF-PKG) adalah kegiatan teknis dan administrasi untuk menghentikan secara tetap beroperasinya fasilitas PAF-PKG yang memanfaatkan asam fosfat yang mengandung bahan radioaktif uranium, untuk memperoleh pembebasan seluruh pengawasan Badan Pengawas Tenaga Nuklir terhadap fasilitas tersebut. Situs fasilitas tersebut dijadikan bebas kontaminasi seperti sedia kala (green land), yang selanjutnya dapat digunakan untuk keperluan lain. Kegiatannya meliputi pengosongan isi larutan atau padatan sisa proses dari peralatan, dekontaminasi lokasi dan dinding peralatan, pembongkaran peralatan, dekontaminasi peralatan paska pembongkaran, dan dekontaminasi lantai dan dinding beton. Limbah cair dan larutan organik terkontaminasi uranium diolah melalui proses biooksidasi dengan bakteri. Padatan radioaktif sisa proses (28 drum), material dan peralatan terkontaminasi paska dekontaminasi (60 drum fire brick, 341 potong/unit alat setara 2 m 3 , abu 2 drum), lumpur aktif dari biooksidasi (18 drum), dan serpihan dan bongkahan beton aktif (10 drum) (volume 1 drum = 200 l), merupakan limbah radioaktif yang harus dikirim ke dan diolah di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif. Material dan peralatan tak terkontaminasi (908 ton) dapat digunakan kembali, sebagian lumpur (14,4 m 3 ) dan seluruh beningan hasil proses biooksidasi tak terkontaminasi dengan kualifikasi B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) sesuai baku mutu (353 m 3 ) dilepas di saluran efluen pabrik. Nilai klirens yang digunakan untuk penapisan limbah radioaktif adalah konsentrasi aktivitas 1 Bq/g, kontaminasi permukaaan 1 Bq/cm 2 , laju dosis pada jarak 50 cm dari permukaan benda terkontaminasi 0,5 μSv/j (ketetapan dalam Surat BAPETEN No. 1459A/P101/PIBN/2008 tertanggal 23 Mei 2008). Baku mutu B3 yang digunakan adalah pH 6-9, COD 100 ppm dan BOD 50 ppm (SK Gubernur Jatim No. 45 Tahun 2002). ABSTRACT DECOMISSIOIG OF PHOSPHORIC ACID PURIFICATIO FACILITY, PT PETROKIMIA GRESIK. Decomissioning of phosporic acid purification facility was the administrative and technical actions taken to allow the removal of some or all of the regulatory control from thats facility exploite the phosphoric acid containing uranium. The site location of facility was cleaned up as the clean previous site (green land) for another site project utilization. Decomissioning activities covers the draining of solution or solid powder of remaining process on the equipment, decontamination of site location and equipment wall, dismantling of equipment, decontamination of equipment after dismantling, and decontamination of concrete floor and wall. Uranium contaminated liquid waste and organic solution was treated by bio-oxydation process using bacteria. Remaining solid powder from process (28 drums), contaminated material and equipment after decontamination (60 drums of fire brick, 31 pieces of equipment cut, 2 drums of ashes, 10 drums of active sludge from bio-oxydation process) and concrete splinter of 10 drums of 200 l volum per drum are the radioactive waste that must be sent to Radioactive Waste Technology Centre for its treatment. The non contaminated material and equipment (908 ton) can be reused for reprocessing, some of non contaminated sludge (14,4 m 3 ) and all of non contaminated filtrate water (353 m 3 ) from bio-oxydation process with toxic matters qualification which comply to the its limit values are released on the effluent release drain system of the plant. Clearence level utilizing for filtering contaminated material or equipment was an activity concentration of 1 Bq/g, surface contamination of 1 Bq/cm 2 , effective dose on the 50 cm distance from surface of contaminated material of 0.5 μSv/h (BAPETE Regulation Letter o. 1459A/P101/PIB/2008). Limit values for toxic matter are pH 6-9, COD 100 ppm and BOD 50 ppm (Gov. Regulation of East Jawa o. 45 year of 2002). PEDAHULUA Fasilitas pemurnian asam fosfat PT Petrokimia Gresik (PAF-PKG) dioperasikan untuk pengambilan uranium dan asam fosfat melalui proses ekstraksi dua tahap menggunakan pelarut campuran D2EHPA [di(2-ethylhexyl) phosphoric acid] (C 16 H 35 O 4 P) dan TOPO (trioctylphosphine oxide) (C 24 H 51 OP) dalam kerosin pada rasio berat berturut-turut 4 : 1: 16 sehingga diperoleh hasil asam fosfat yang murni dan uranium oksida U 3 O 8 atau yellow cake. Pelarut akan mengekstraksi uranium dalam bentuk valensi 6 (U +6 ), oleh karena itu uranium bentuk valensi 4 (U +4 ) harus dioksidasikan dulu supaya menjadi U +6 . Pada ekstraksi siklus pertama, larutan asam

Transcript of DEKOMISIOIG FASILITAS PEMURIA ASAM FOSFAT · PDF filedigunakan untuk penapisan limbah...

Prosiding Seminar �asional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA� ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

1

DEKOMISIO�I�G FASILITAS PEMUR�IA� ASAM FOSFAT

PETROKIMIA GRESIK

Zainus Salimin*, �anang T.S**, Ach. Zaid**, Chotimah***, Karyono***.

* Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN

** PT. Petrokimia Gresik

*** FMIPA - UGM

ABSTRAK

DEKOMISIO�I�G FASILITAS PEMUR�IA� ASAM FOSFAT PETROKIMIA GRESIK.

Dekomisioning Fasilitas Pemurnian Asam Fosfat Petrokima Gresik (PAF-PKG) adalah kegiatan teknis dan

administrasi untuk menghentikan secara tetap beroperasinya fasilitas PAF-PKG yang memanfaatkan asam

fosfat yang mengandung bahan radioaktif uranium, untuk memperoleh pembebasan seluruh pengawasan

Badan Pengawas Tenaga Nuklir terhadap fasilitas tersebut. Situs fasilitas tersebut dijadikan bebas

kontaminasi seperti sedia kala (green land), yang selanjutnya dapat digunakan untuk keperluan lain.

Kegiatannya meliputi pengosongan isi larutan atau padatan sisa proses dari peralatan, dekontaminasi lokasi

dan dinding peralatan, pembongkaran peralatan, dekontaminasi peralatan paska pembongkaran, dan

dekontaminasi lantai dan dinding beton. Limbah cair dan larutan organik terkontaminasi uranium diolah

melalui proses biooksidasi dengan bakteri. Padatan radioaktif sisa proses (28 drum), material dan peralatan

terkontaminasi paska dekontaminasi (60 drum fire brick, 341 potong/unit alat setara 2 m3, abu 2 drum),

lumpur aktif dari biooksidasi (18 drum), dan serpihan dan bongkahan beton aktif (10 drum) (volume 1 drum

= 200 l), merupakan limbah radioaktif yang harus dikirim ke dan diolah di Pusat Teknologi Limbah

Radioaktif. Material dan peralatan tak terkontaminasi (908 ton) dapat digunakan kembali, sebagian lumpur

(14,4 m3) dan seluruh beningan hasil proses biooksidasi tak terkontaminasi dengan kualifikasi B3 (Bahan

Berbahaya dan Beracun) sesuai baku mutu (353 m3) dilepas di saluran efluen pabrik. Nilai klirens yang

digunakan untuk penapisan limbah radioaktif adalah konsentrasi aktivitas 1 Bq/g, kontaminasi permukaaan 1

Bq/cm2, laju dosis pada jarak 50 cm dari permukaan benda terkontaminasi 0,5 µSv/j (ketetapan dalam Surat

BAPETEN No. 1459A/P101/PIBN/2008 tertanggal 23 Mei 2008). Baku mutu B3 yang digunakan adalah pH

6-9, COD 100 ppm dan BOD 50 ppm (SK Gubernur Jatim No. 45 Tahun 2002).

ABSTRACT

DECOMISSIO I G OF PHOSPHORIC ACID PURIFICATIO FACILITY, PT

PETROKIMIA GRESIK. Decomissioning of phosporic acid purification facility was the administrative and

technical actions taken to allow the removal of some or all of the regulatory control from thats facility

exploite the phosphoric acid containing uranium. The site location of facility was cleaned up as the clean

previous site (green land) for another site project utilization. Decomissioning activities covers the draining of

solution or solid powder of remaining process on the equipment, decontamination of site location and

equipment wall, dismantling of equipment, decontamination of equipment after dismantling, and

decontamination of concrete floor and wall. Uranium contaminated liquid waste and organic solution was

treated by bio-oxydation process using bacteria. Remaining solid powder from process (28 drums),

contaminated material and equipment after decontamination (60 drums of fire brick, 31 pieces of equipment

cut, 2 drums of ashes, 10 drums of active sludge from bio-oxydation process) and concrete splinter of 10

drums of 200 l volum per drum are the radioactive waste that must be sent to Radioactive Waste Technology

Centre for its treatment. The non contaminated material and equipment (908 ton) can be reused for

reprocessing, some of non contaminated sludge (14,4 m3) and all of non contaminated filtrate water (353 m3)

from bio-oxydation process with toxic matters qualification which comply to the its limit values are released

on the effluent release drain system of the plant. Clearence level utilizing for filtering contaminated material

or equipment was an activity concentration of 1 Bq/g, surface contamination of 1 Bq/cm2, effective dose on

the 50 cm distance from surface of contaminated material of 0.5 µSv/h (BAPETE� Regulation Letter �o.

1459A/P101/PIB�/2008). Limit values for toxic matter are pH 6-9, COD 100 ppm and BOD 50 ppm (Gov.

Regulation of East Jawa �o. 45 year of 2002).

PE�DAHULUA�

Fasilitas pemurnian asam fosfat PT

Petrokimia Gresik (PAF-PKG) dioperasikan

untuk pengambilan uranium dan asam fosfat

melalui proses ekstraksi dua tahap

menggunakan pelarut campuran D2EHPA

[di(2-ethylhexyl) phosphoric acid]

(C16H35O4P) dan TOPO (trioctylphosphine

oxide) (C24H51OP) dalam kerosin pada rasio

berat berturut-turut 4 : 1: 16 sehingga

diperoleh hasil asam fosfat yang murni dan

uranium oksida U3O8 atau yellow cake.

Pelarut akan mengekstraksi uranium dalam

bentuk valensi 6 (U+6), oleh karena itu

uranium bentuk valensi 4 (U+4) harus

dioksidasikan dulu supaya menjadi U+6.

Pada ekstraksi siklus pertama, larutan asam

Prosiding Seminar �asional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA� ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

2

fosfat 12,8% P2O5 yang telah dikondisikan

(melalui oksidasi dengan oksigen pada 60°C

dan didinginkan sampai 45°C sehingga

kandungan gypsum terendapkan dan

dipisahkan) diekstraksi dengan solven

D2EHPA 0,5M dan TOPO 0,125 M dalam

kerosin di dalam alat mixers settler

padasuhu 40°-50°C. Uranium yang terdapat

dalam larutan asam fosfat akan diikat oleh

solven tersebut, selanjutnya dipisahkan

antara solven yang mengikat uranium dan

larutan asam fosfat bebas uranium. Larutan

asam fosfat tersebut dikirim kembali ka

pabrik asam fosfat. Uranium yang terikat

pada solven kemudian di-stripping dengan

asam fosfat 35% P2O5 pada suhu 50°C. Pada

proses stripping tahap I tersebut uranium

yang terikat akan terlepas dan diikat oleh

laruran stripping. Selanjutnya larutan

stripping yang kaya akan uranium

dipisahkan dari solven. Solven hasil

pemisahan dapat digunakan kembali untuk

proses ekstraksi tahap I, larutan stripping

kaya uranium dimurnikan lebih lanjut dalam

ekstraksi siklus kedua[1,2].

Larutan stripping kaya uranium dari

siklus pertama diekstraksi dengan solven

D2EHPA 0,3 M dan TOPO 0,075 M dalam

kerosin di dalam alat mixer settler (ekstraksi

tahap II). Uranium dari larutan stripping

pertama akan diikat oleh solven, kemudian

dipisahkan antara asam fosfat bebas uranium

dengan solven kaya uranium. Asam fosfat

bebas uranium dikirim kembali ke ekstraksi

siklus pertama, sedangkan solven kaya

uranium diserap dengan air untuk mencuci

asam fosfat bebas yang mungkin masih

menempel pada solven tersebut.

Selanjutnya dilakukan proses stripping

tahap II di mana uranium U+6 dipisahkan

dari solven menggunakan larutan natrium

karbonat sehingga diperoleh solven dan

uranium pekat dalan larutan karbonat. Dari

proses stripping tahap II tersebut

uraniumnya yang berkadar 50% kemudian

diasamkan dengan asam fosfat (proses

asidifikasi) untuk mendekomposisi karbonat

sehingga gas karbondioksida bisa keluar dan

menaikkan efisiensi pengendapan yellow-

cake. Selanjutnya dilakukan proses

pengendapan uranium sebagai ammonium

diuranat (ADU) dengan menggunakan

amonia, kemudian ADU ditambah air untuk

proses repulping. Larutan dispersi ADU

disentrifugasi untuk memisahkan airnya, dan

kemudian konsentrat ADU tersebut

dikeringan untuk menghasilkan produk akhir

yellow-cake dalam sebuah reaktor kalsinasi

product multiple hearth dryer. Diagram alir

proses pemurnian asam fosfat fasilitas PAF-

PKG ditunjukkan pada Gambar 1[2].

Lokasi fasilitas PAF-PKG

diklasifikasikan sebagai zona I, zona II, zona

III dan zona IV. Zona I merupakan lokasi

sarana penunjang pabrik, daerah persiapan

awal untuk proses pemurnian asam fosfat, di

lokasi tersebut bahan baku asam fosfat

dibersihkan dari pengotornya seperti gipsum

yang menjadi produk samping. Selain itu

pada zona I uranium valensi 4 dioksidasi

menjadi valensi 6, selanjutnya larutan asam

fosfat yang telah mengandung uranium

valensi 6 dialirkan ke zona 2 untuk proses

ekstraksi tahap I. Di daerah zona I belum

ada pemekatan kadar uranium dalam larutan,

Gambar 1. Diagram alir PAF-PKG-PKG

Prosiding Seminar �asional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA� ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

3

konsentrasi uraniumnya masih sama

dengan yang terdapat dalam umpan. Daerah

zona I mempunyai paparan radiasi 0,12 µ

Sv/j sedangkan paparan background 0,13 ±

0,02 µSv/j, dan kontaminasi permukaan

peralatan pada zona I mendekati 0 Bq/cm2[3].

Lokasi zona II merupakan daerah untuk

ekstraksi tahap I dan stripping

tahap I, lokasi tersebut mempunyai paparan

radiasi rata-rata 0,15 µ Sv/j dan kontaminasi

permukaan rata-rata lebih kecil 0,4

Bq/cm2[3]. Peralatan-peralatan di dalam zona

I dan zona II mengandung zat radioaktif

begitu kecil, termasuk di dalam kriteria

aman dengan aktivitas (kontaminasi)

permukaan lebih kecil nilai klirens, sehingga

bebas dari pengawasan Badan Pengawas

Tenaga Nuklir (Bapeten). Dengan demikian

peralatan dan material hasil pembongkaran

dari zona I dan zona II dapat langsung

dimanfaatkan lagi atau didaur ulang.

Zona III merupakan daerah proses

ekstraksi tahap II, solven scrubbing

(pemisahan asam fosfat dari larutan organik

yang mengandung U+6 pekat), proses

stripping tahap II (pemisahan U+6 dari

solven dengan larutan Na2CO3 sehingga

diperoleh solven dan uranium pekat dalam

larutan karbonat), dan product precipitation

(pengendapan uranium dengan ammonia

menjadi ADU). Zona III mempunyai

paparan radiasi maksimnum 2 µSv/j atau 0,2

mrem/j dan kontaminasi permukaan

maksimum 91 Bq/cm2. Zona IV merupakan

daerah proses pemisahan gunk (fase

pengotor) yang ditimbulkan dari proses

ekstraksi, proses kalsinasi untuk merubah

ADU menjadi produk uranium oksida U3O8,

dan peroses pengemasan produk tersebut.

Zona IV mempunyai paparan radiasi

maksimum 25 µSv/j atau 2,5 mrem/j, dan

kontaminasi permukaan luar alat 0,4

Bq/cm2[1,2]

.

Fasilitas PAF-PKG dihentikan

operasinya sejak 12 Agustus 1989,

mengingat bahwa fasilitas tersebut

merupakan instalasi yang memakai bahan

yang mengandung zat radioaktif uranium

sebagai umpan proses (yang telah dihentikan

operasinya lebih dari 14 tahun), maka guna

mengupayakan keselamatan personil dan

lingkungan, perlu dilakukan dekomisioning

fasilitas PAF-PKG melalui pembongkaran

peralatan pabrik.

PE�TAHAPA� KEGIATA�

DEKOMISIO�I�G FASILITAS

PAF-PKG

Dekomisioning fasilitas PAF-PKG

adalah kegiatan teknis dan administrasi

untuk menghentikan secara tetap

beroperasinya fasilitas PAF-PKG yang

memanfaatkan asam fosfat yang

mengandung bahan radioaktif uranium,

untuk memperoleh pembebasan seluruh

pengawasan Badan Pengawas Tenaga Nuklir

(Bapeten) terhadap fasilitas tersebut. Situs

fasilitas tersebut dijadikan bebas

kontaminasi seperti sediakala sebagai green-

land, yang selanjutnya dapat digunakan

untuk keperluan lain[4]. Dekomisioning

fasilitas PAF-PKG dilakukan karena

operasinya tidak ekonomis, produk yellow-

cake sulit dipasarkan, pertimbangan

keselamatan mengingat dalam kurun waktu

lebih dari 14 tahun fasilitas tidak

dioperasikan, dan pembebasan tanah

diinginkan untuk penggunaan yang lain

(sebagai lokasi proyek batu bara).

Dalam pelaksanaan dekomisioning

PAF-PKG pihak PT PKG sebagai pemegang

izin operasi bertanggung jawab untuk

keselamatan operasi dekomisioning, PT

PKG mendelegasikan wewenangnya kepada

kontraktor pelaksana dekomisioning. Guna

penjabaran tugas dan pelaksana kegiatan

dekomisioning, disusunlah Struktur

Organisasi Pelaksana Kegiatan

Dekomisioning seperti ditunjukkan pada

Gambar 2[5]. Proyek dekomisioning fasilitas

PAF-PKG secara organisasi berada langsung

di bawah perintah dan koordinasi Direktur

Utama PT Petrokimia Gresik, dan sebagai

Pimpinan Proyek (Pimpro) adalah Kepala

Biro Lingkungan dan Kesehatan

Keselamatan Kerja.

Pimpro bertanggung jawab langsung

kepada Direktur Utama terhadap segala

sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan

dekomisioning. Di dalam pelaksanaan

tugasnya Pimpro membawahi 5 (lima) divisi

yaitu Divisi Pengerjaan Dekontaminasi

Daerah Radiasi (Non-Mekanik), Divisi

Pengerjaan Mekanik, Divisi Proteksi Radiasi

dan Kesehatan Kerja, Tim Satuan Jaminan

Kualitas, dan Divisi Administrasi.

Prosiding Seminar �asional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA� ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

4

Kegiatan dekomisioning fasilitas PAF-

PKG meliputi pelaksanaaan pengosongan isi

larutan atau padatan sisa proses dari

peralatan, pengukuran kontaminasi dan

paparan radiasi permukaaan alat,

pembongkaran peralatan zona I dan zona II

dekontaminasi lokasi dan dinding peralatan,

pembongkaran peralatan, dekontaminasi

peralatan paska pembongkaran, dan

dekontaminasi lantai dan dinding beton.

Setelah siklus fasilitas PAF-PKG bebas

kontaminasi, PT. Petrokimia Gresik dapat

mengajukan izin pembebasan lokasi

sehingga dapat digunakan untuk keperluan

lain[6,7]. Dalam pelaksanaan kegiatannya

seperti dekontaminasi, pemotongan,

pembongkaran dan penanganan komponen

besar, keselamatan pekerja harus

diperhatikan. Agar pekerjaan dekomisioning

dapat dilaksanakan secara aman dalam

koordinasi dan pengawasan lintas devisi,

maka dibuatlah standar dokumen dan

instruksi kerja seperti ditunjukkan pada

Tabel 1.

�ILAI KLIRE�S

Suatu sumber radiasi, material dan

kegiatan yang terkait dengan bahan

radioaktif dapat dibebaskan dari pengawasan

Badan Pengawas bila pengaruh radiologi

dari kegiatan/sumber tersebut setelah

pembebasan dari sistem pengawasan

mempunyai nilai cukup rendah sehingga

tidak memerlukan suatu pengawasan lebih

lanjut. Pembebasan pengawasan dari

BAPETEN terhadap sumber radiasi dan

kegiatan yang terkait dengan penggunaan

bahan radioaktif tersebut disebut klirens.

Dalam sistem pengawasan, kriteria

dasar untuk penentuan apakah sumber

radiasi atau kegiatan tersebut, tidak perlu

menjadi sasaran (subjek) untuk pengawasan

dan dalam hal ini adalah identik dengan

kriteria pengecualian yang dikemukakan

dalam IBSS (International Basic Safety

Standards for Protection Againt Ionizing

Radiation and for the Safety of Radiation

Source) yaitu[8]:

Gambar 2. Struktur Organisasi Pelaksana Kegiatan Dekomisioning

Prosiding Seminar �asional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA� ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

5

Resiko radiasi terhadap individu yang

disebabkan oleh suatu kegiatan atau sumber

radiasi adalah cukup rendah sehingga tidak

perlu lagi berhubungan dengan Badan

Pengawas.

a. Pengaruh radiologi kolektif dari suatu

kegiatan atau sumbcr radiasi cukup

rendah dibawah keadaan yang berlaku

sehingga tidak lagi memerlukan

pengawasan (oleh Badan Pengawas).

b. Kegiatan dan sumber radiasi bersifat

aman, dengan tidak ada kemungkinan

yang dapat menimbulkan kegagalan

dalam pemenuhan kriteria a dan b

diatas.

Suatu kegiatan atau sumber yang terkait

dengan bahan radioaktif dapat dikecualikan

atau dibebaskan dari pengawasan tanpa

pertimbangan lebih lanjut bila kriteria

berikut dipenuhi dalam semua keadaan yang

layak[9]:

1. Dosis efektif yang diterima oleh

anggota masyarakat dalam waktu

1 tahun karena kegiatan atau sumber

tersebut sebesar sama atau kurang dari

10 µSv.

2. Setiap dosis efektif kolektif yang

diterima selama I tahun dan kegiatan

yang terkait dengan bahan radioaktif

nilainya tidak lebih dari 1 man Sv atau

didasarkan pada sebuah pengkajian

untuk optimasi proteksi yang

menunjukkan bahwa kriteria

pengecualian adalah opsi optimum.

Suatu kegiatan dan sumber terkait

dengan penggunaan bahan radioaktif yang

termasuk dalarn kriteria pengecualian yang

tidak menjadi sasaran pengawasan perlu

ditetapkan nilai klirensnya oleh Badan

Pengawas melalui prosedur pembuatan

keputusan pengecualian. Diagram alir dan

prosedur pembuatan keputusan pengecualian

tersebut ditunjukkan pada Gambar 3.

Berdasarkan surat dari Direktur Perizinan

Instalasi dan Bahan Nuklir No.

1459A/P101/PIBN/V/2008 tertanggal 23

Mei 2008 perihal Clearance Level /

Dekomisioning PAF nilai klirens untuk

paparan radiasi (laju dosis) adalah 0,5 µSv/j

pada jarak 50 cm dari permukaan benda,

nilai klirens untuk konsentrasi aktivitas 1

Bq/g dan nilai klirens untuk kontaminasi

permukaan adalah 1 Bq/cm2 . Bila akan

dilakukan klirens bersyarat maka

diperbolehkan melebihi 10 (sepuluh) kali,

melalui penjaminan bahwa paparan publik

tidak melampaui 0,3 µSv/th dalam besaran

TEDE (Total Equivalen Dose Effective).

Tabel 1. Daftar Standar Dokumen dan Instruksi Kerja Dekomisioning Pabrik PAF PT Petro Kimia

Gresik

�O �OMOR KODE JUDUL

1. IK-36-1100 Instruksi Kerja Pembongkaran Peralatan Zona I dan Zona II

Pabrik Pemurnian Asam Fosfat (PAF)

2. SD-36-1100 Standard Analisis Keselamatan Radiasi Untuk Pelaksanaan

Dekomisioning PPAF

3. IK-36-1101 Instruksi kerja Pembongkaran Peralatan Zona III dan IV Pabrik

Pemurnian Asam Fosfat

4. IK-36-1102 Instruksi Kerja Pengolahan Limbah Radioaktif Cair Aktivitas

Sangat Rendah Yang Mengandung Solven Organik Dengan

Metoda Oksidasi Biokimia

5. IK-36-1103

Instruksi Kerja Pengosongan Serbuk Sisa Proses Dari Drier DR

701

6. SD-36-l103

Standard Struktur Organisasi Pelaksanaan Kegiatan

Dekomisioning PAF

7. IK-36-1104

Instruksi Kerja Keselamatan Kerja Radiasi dalam Pelaksanaan

Dekomisioning Pabrik PAF

8. SD-36-1104 Standard Pedoman Umum Penanggulangan Kedaruratan

9. IK-36-1105 Instruksi Kerja Proses Pemilahan Limbah Radioaktif

10. IK-36-1106 Instruksi Kerja Proses Dekontaminasi Peralatan Paska

Pembongkaran Zona III dan IV

11. IK-36-1107 Instruksi Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja Radiasi

12. IK-36-1108 Instruksi Kerja Dekontaminasi Lantai dan Dinding Beton Lokasi

Zona III dan Zona IV

Prosiding Seminar �asional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA� ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

6

Nilai klirens untuk larutan mengikuti

ketentuan Baku Tingkat Radioaktivitas Di

Lingkungan yang tertuang dalam keputusan

Badan Pengawas tenaga Nuklir No. 02/Ka-

BAPETEN/V-99 dimana untuk larutan yang

mengandung uranium nilai klirensnya

adalah 1000 Bq/l[12]. Mengikuti ketentuan

klirens maka material dan peralatan yang

mempunyai kontaminasi permukaan kurang

dan atau sama dengan 1 Bq/cm2 dapat

digunakan kembali atau didaur ulang,

sedang untuk larutan bila aktivitasnya

kurang dan atau sama dengan 1000 Bq/l

dapat dilepas ke lingkungan.

Gambar 3. Diagram Alir dari Prosedur Pembuatan Keputusan Pengecualian[10,11]

ya

ya

Prosiding Seminar �asional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA� ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

7

PE�GOSO�GA� LARUTA�

ORGA�IK SISA PROSES YA�G

MASIH BERADA DALAM TA�GKI

PE�AMPU�G DA� KOLAM

PE�GUMPUL KEBOCORA�

(SUMPIT) ZO�A 3 DA� ZO�A 4 DA�

PE�GOLAHA��YA

Sebelum pengerjaan dekomisioning

fasilitas PAF-PKG dilakukan, beberapa

tangki penampung masih berisi larutan sisa

proses. Tangki TK 423 berisi 34 m3 solven

yang merupakan campuran 1 bagian TOPO,

4 bagian D2EHPA dan 16 bagian kerosin.

TOPO dengan rumus C24H51OP

mengandung H3PO4 kadar 0,2%. Larutan

solven tersebut mempunyai pH 2, nilai COD

lebih besar 26.000 ppm dan BOD lebih

besar 1.820 ppm, dan pH 2 dengan aktivitas

alfa 0,002 Bq/l dan aktivitas beta 0,01 Bq/l

mempunyai titik leleh 50o C, titik didih 213

o

C, densitas 880 kg/m3, bila terkena mata dan

kulit menyebabkan iritasi, dan bila terhisap

pernafasan menyebabkan keracunan.

D2EHPA dengan rumus C16H3504P

mempunyai densitas 960 kg/m3, nilai

keasaman 171 mg KOH/g dan viskositas 40

mPa dt, bila terkena mata dan kulit

menyebabkan iritasi, dan bila terhisap

pernafasan menyebabkan keracunan.

Kerosin yang dipakai adalah jenis kerosen

odorless yang mempunyai kemurnian 99%,

berat jenis 820 kg/m3 dan viskositas 0,3 CP.

TK 752 adalah gunk separator,

memisahkan larutan gunk dari larutan

organik. Gunk adalah zat pengotor yang

merupakan impuritis dari batuan fosfat,

gunk membuat fase tersendiri dalam

campurannya. Gunk merupakan endapan di

dalam larutan organik dan sedikit

mengandung fase air. Keluaran dari

ekstraksi terdiri dari 3 fase, fase bawah

adalah larutan organik kaya uranium, fase

tengah adalah larutan gunk dan fase atas

adalah larutan fase air/asam fosfat. TK 752

berisi 40 m3 campuran larutan gunk dan

larutan organik, mempunyai nilai COD

26.000 ppm, BOD 1.820 ppm dan pH 4.

TK 753 adalah tangki penampung

gunk, berisi 34 m3 larutan gunk, mempunyai

aktivitas alfa 13.672 Bq/l dan aktivitas beta

28.320 Bq/l nilai COD di atas 26.000 ppm,

BOD diatas 1.620 ppm dan pH 4. Kolam

pengumpul kebocoran (sumpit) pada zona 3

dan zona 4 dipenuhi dengan larutan yang

merupakan campuran air hujan dan bocoran

larutan organik dari tangkinya. Larutan dari

tangki-tangki TK 423, TK 752, TK, 753 dan

sumpit zona 3 dan zona 4 dikirim melalui

pemompaan ke kolam penampung proses

biooksidasi yang berukuran 14 x 15 x 3 m

seperti terlihat pada Gambar 4. Volume

total larutan dalam penampung menjadi 300

m3, ber pH 3,48, BOD 2.200 ppm dan COD

31.500 ppm serta aktivitas alfa 200 Bq/l dan

aktivitas beta 600 Bq/l. Larutan bekas

pendekontaminasi juga ditransfer ke kolam

penampung tersebut. Larutan dalam kolam

tersebut merupakan limbah radioaktif

aktivitas sangat rendah yang bersifat B3,

oleh karena limbah diolah dengan proses

biooksidasi menggunakan campuran bakteri

aerob bacillus sp, aureomonas sp,

pseudomonas sp dan arthrobacter sp yang

mempunyai harga densitas 8,996 g/ml[13].

Campuran bakteri tersebut harus diaerasi

dan diberi nutrisi, pada kondisi larutan netral

bakteri hidup dan berkembang biak

memakan zat organik menjadi air dan CO2.

Koloni bakteri yang tumbuh dan atau mati

menyerap uranium atau radionuklida yang

lain dalam larutan dan mengendap menjadi

lumpur (sludge) aktif. Larutan akhirnya

diendapkan sehingga diperoleh beningan tak

terkontaminsai dengan nilai BOD dan COD

memenuhi baku mutu dan lumpur

terkontaminasi yang aktivitasnya di bawah

klirens. Prosedur pengerjaan proses

biooksidasi limbah cair organik mengikuti

instruksi kerja IK-36-1102. Nilai BOD,

COD, pH dan aktivitas beningan serta

aktivitas lumpur setelah pengolahan dengan

proses biooksidasi dapat dilihat pada

Tabel 2. Sebanyak 10 drum lumpur aktif

merupakan limbah radioaktif yang harus

dikirim ke PTLR untuk diolah. Beningan

sebanyak 353 m3 dan lumpur dalam jumlah

14,4 m3 dapat dilepas ke lingkungan.

Prosiding Seminar �asional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA� ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

8

Gambar 4. Kolam Penampung Proses Biooksidasi

PE�GOSO�GA� SERBUK PADATA�

SISA PROSES DARI PERALATA�

DA� PE�AMPU�GA��YA

Sebelum pengerjaaan dekomisioning

fasilitas PAF-PKG dilakukan, beberapa

tangki penampung masih berisi serbuk

padatan sisa proses. TK 600 dan TK 600B

merupakan tangki pengendapan produk

amonium diuranat (ADU). Di dalam

prosesnya yellow cake dalam bentuk ADU

tinggal di dalam tangki TK 600 dan TK

600B selama 2-3 minggu. Serbuk padatan

sisa proses tersebut dikeluarkan dari dalam

tangki secara manual dengan penyerokan

dari lubang manhole ke arah lubang

pengeluaran, serbuk padatan sisa proses

akan jatuh melalui saluran rapat yang dibuat

dari kantong yang disambung-sambung,

menghubungkan lubang pengeluaran

dengan drum 200 l penampung padatan sisa

proses tersebut. Pada saat serbuk padatan

sisa proses tinggal sedikit dalam tangki,

dilakukan pembersihan melalui

penyemprotan dengan air hidran. Dari

kegiatan ini diperoleh 22 drum padatan sisa

proses yang tertampung[14].

Drier DR 701 merupakan reaktor

kalsinasi yang mengubah ADU menjadi

yellow-cake U3O8. Di dalam drier DR 701

terdapat padatan sisa proses yang

dikeluarkan melalui cara yang mirip dengan

cara pengeluaran padatan dari TK 600 dan

TK 600 B. Namun pembuatan salurannya

diawali dengan memotong dan

menyingkirkan terlebih dahulu bagian alat

penggerus lump breaker Q 701 dari bagian

bawah DR 701. Dari kegiatan pengosongan

padatan sisa proses dari DR 701 diperoleh

6 drum padatan yang tertampung[14].

Prosiding Seminar �asional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA� ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

9

Tabel 2. Data Analisis pH, COD, BOD, dan Aktivitas Limbah Cair Organik Dalam Fungsi

Waktu Pengolahannya Secara Biooksidasi Dalam Kolam Penampung

PEMBO�GKARA� PERALATA�

ZO�A I DA� ZO�A II

Peralatan-peralatan pada zona I dan

zona II merupakan peralatan yang digunakan

untuk preparasi umpan (asam fosfat yang

mengandung uranium) sebelum diekstraksi,

didalam peralatan tersebut belum ada

pemekatan kadar uranium, konsentrasi

uraniumnya masih sama dengan keadaan

awal umpan. Jadi bahan tersebut masih

dalam kriteria bahan alam naturally

occuring radioactive material (NORM)

belum termasuk technically enhanced

naturally occuring radioactive material

(TENORM). Bahan tersebut tidak dianggap

sebagai sumber radioaktif dan dapat

dikecualikan dari pengawasan Bapeten.

Pembongkaran zona I dan zona II telah

dilakukan pada periode 7 Januari sampai

dengan 27 Maret 2008 dengan mengikuti

Instruksi Kerja Pembongkaran Peralatan

Zona I dan Zona II, IK-36-1100, Pabrik

Pemurnian Asam Fosfat (PAF-PKG). Dari

hasil pembongkaran peralatan zona I dan

zona II diperoleh material dan peralatan besi

sebanyak 200 ton yang kontaminasi

permukaannya tidak terdeteksi. Hasil

pengukuran di lokasi zona I dan zona II oleh

inspektur BAPETEN pada 12 Juni 2008

bahwa nilai paparan sama dengan

background (0,13 – 0,17 µSv/j) dan

kontaminasi permukaan tidak terdeteksi.

Hasil pemetaan radioaktivitas lingkungan

pada lokasi zona I dan zona II yang

menunjukkan tidak adanya kontaminasi

lokasi ditunjukkan pada Gambar 5[3].

Prosiding Seminar �asional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA� ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

10

Gambar 5. Pemetaan Radioaktivitas Lingkungan pada Zona I dan Zona II

DEKO�TAMI�ASI LOKASI DA�

DI�DI�G PERALATA� PADA ZO�A

III DA� ZO�A IV SEBELUM

PEMBO�GKARA�

Dekontaminasi lokasi dan dinding

peralatan bertujuan untuk menciptakan

kondisi radiologis yang aman bagi pekerja

yang akan melakukan pembongkaran

peralatan pada zona III dan zona IV.

Dekontaminasi lokasi dilakukan melalui

penyedotan debu di lantai atas, pengusapan

debu dengan kain basah, pengosongan

larutan dari lantai, pembersihan dan

pencucian lantai dengan air hidrant. Larutan

sekunder (air) yang ditimbulkannya

dipompa dan dikirim ke kolam proses

biooksidasi. Lantai yang masih berpaparan

radiasi tinggi didekontaminasi lebih lanjut

dengan digosok kain majun yang dibasahi

dengan larutan pendekontaminasi alkohol

80%. Beberapa lokasi lantai di bagian bawah

pipa drainase peralatan, dekontaminasi akhir

dikerjakan melalui pengelupasan lapisan

lantai dengan alat betel. Dekontaminasi

dinding luar peralatan dilakukan melalui

penggosokan dinding dengan kain majun

yang dibasahi larutan pendekontaminasi.

Pengerjaan dekontaminasi dilakukan

sampai diperoleh paparan radiasi pada

daerah zona III dan IV memenuhi syarat

kerja permanen di lokasi dengan laju dosis

lebih kecil 0,75 mrem/j. Langkah pengerjaan

dekontaminasi lokasi dan dinding peralatan

tersebut telah diatur dalam instruksi kerja

IK-36-1101[15].

Prosiding Seminar �asional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA� ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

11

PEMBO�GKARA� PERALATA�

PADA ZO�A III DA� ZO�A IV

Pembongkaran peralatan pada zona III

dan IV dilakukan dengan hati-hati

menggunakan peralatan keselamatan kerja

yang dipersyaratkan seperti film badge atau

dosimeter saku, wearpack baju lengan

panjang, topi pengaman, sarung tangan,

sepatu kerja, masker, tutup telinga, kaca

mata pelindung, kaca mata asetilen dan

topeng las (untuk pekerja yang mengerjakan

pengelasan untuk memotong pipa/ alat),

safety belt, dan lain-lain. Sumber power

listrik diputus dan kabel power ke peralatan

dan lampu dilepas. Untuk pencegahan

penyebaran kontaminasi, sistem vakum

udara yang dilengkapi blower dipasang di

lokasi. Pemotongan perpipaan dan besi

profil penyangga serta pelepasan dudukan

tangki dilakukan dengan las asetilen atau las

listrik. Potongan besi dan pipa dijadikan

ukuran 80 cm, diukur dan dikontrol

kontaminasi permukaannya oleh Petugas

Proteksi Radiasi (PPR). Bila kontaminasi

permukaannya lebih kecil atau sama dengan

nilai klirens 1 Bq/cm2 PPR membuat

rekomendasi pelepasan material dan petugas

supervisi lapangan membuat berita acara

pelepasan. Peralatan diangkat dan dibawa ke

lokasi dekontaminasi pasca pembongkaran

untuk proses dekontaminasi. Pengerjaan

pembongkaran peralatan pada zona III dan

zona IV harus dilakukan mengikuti instruski

kerja IK-36-1106[16]. Peralatan-peralatan

yang ada pada zone III ditunjukkan pada

Gambar 6.

DEKO�TAMI�ASI PERALATA�

PASKA PEMBO�GKARA�

Peralatan dan perpipaan yang berada

pada zona III dan zona IV diklasifikasikan

sebagai peralatan dan perpipaan dari carbon

steel, stainless steel, dan hetron (flexi glass).

Peralatan dan perpipaan yang kontaminasi

permukaannya masih diatas klirens harus

didekontaminasi agar menjadi di bawah

klirens, oleh karena itu pengukuran

kontaminasi permukaan dan paparan radiasi

peralatan sebelum dan sesudah

dekontaminasi harus dilakukan. Peralatan

yang akan didekontaminasi dimasukkan di

dalam ruangan khusus yang berventilasi

dengan sistem vakum oleh blower penghisap

dan bagian dasar lantainya seperti bak

bersistem drainase untuk penampungan dan

selanjutnya cairan disalurkan ke bak

penampungan untuk proses biooksidasi

(sebut green-house).

Keterangan Gambar

Lokasi XIV

a : TK 544

b : TK 548

c : TK 545

d : TK 543

e : TK 550

f : TK 551

Lokasi XV

a : M/SE 501

b : M/SE 502

c : M/SE 503

d : M/SE 504

e : M/SE 505

f : PS 501

g : M/SE 521

h : M/SE 511

i : M/SE 512

j : M/SE 520

k : M/SE 521

l : M/SE 522

m : M/SE 530

Gambar 6. Skema Layout Peralatan Pada Zona III

Prosiding Seminar �asional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA� ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

12

Keterangan Gambar :

Lokasi XXI

a : TK 775

b : TK 758

c : TK .....

d : TK 754

Lokasi XXII

a : TK 753

b : TK 751

c : TK 552

Lokasi XXIII

a : TK 607

b : TK 602

c : TK 612

d : TK 603

e : TK 604

f : TK 605

g : TK 606

h : TK 608

i : TK 600

f : TK 551

Lokasi XXIV

a.: CEN 701

b : DR 701

Dekontaminasi peralatan dalam

ruangan green-house dilakukan dengan

penggosokan dinding bagian luar dan dalam

peralatan dengan kain majun yang dibasahi

larutan pendekontaminasi alkohol 80% dan

atau minyak tanah. Minyak tanah sangat

efektif untuk mendekontaminasi permukaan

peralatan yang telah terkontaminasi atau

terlapisi solven sampai kering dan

mengerak. Asam fosfat 10% sangat efektif

untuk mengikis permukaan peralatan

berbahan hetron dan stainless steel,

sedangkan asam sulfat 10% sangat efektif

untuk dekontaminasi peralatan berbahan

carbon steel.

Dekontaminasi peralatan paska

pembongkaran dilaksanakan mengikuti

instruksi kerja IK-36-1106[17]. Hasil survai

radiasi dan kontaminasi permukaan

peralatan sebelum dan setelah pengerjaan

dekontaminasi ditunjukkan pada Tabel 3.

Setelah survai radiasi dan kontaminasi

permukaan dilakukan, petugas proteksi

radiasi memberikan rekomendasi material

mana yang dapat dilepas untuk digunakan

kembali atau didaur ulang karena

kontaminasi permukaannya telah dibawah

atau sama dengan klirens dan material mana

yang harus dilimbahkan karena kontaminasi

permukaannya masih di atas klirens.

Material dan peralatan terkontaminasi paska

dedontaminasi yang meliputi 60 drum batu

tahan api, 31 potong unit alat yang setara 2

m3 merupakan limbah padat yang harus

dikirim dan diolah di PTLR. Material tak

terkontaminasi sebanyak 908 ton dapat

digunakan kembali atau didaur ulang.

DEKO�TAMI�ASI LA�TAI DA�

DI�DI�G BETO� LOKASI ZO�A III

DA� ZO�A IV PASKA

PEMBO�GKARA� PERALATA�

Setelah peralatan, perpipaan dan besi

profil penyangga pipa di bongkar dan

disingkirkan dari lokasi zona dan zona IV,

selanjutnya dilakukan pengukuran

kontaminasi permukaan dan paparan radiasi

lantai dan dinding beton lokasi. Pengerjaan

dikontaminasi diawali dengan melakukan

penggosokan lantai dan dinding beton yang

telah dibasahi air dengan sikat kawat,

penggosokan di ulang-ulang kemudian lantai

dibilas dengan air dan dikeringkan.Setelah

lantai kering, dilakukan pengukuran

paparan dan kontaminasi permukaan lantai

dan dinding. Apabila permukaan masih

mempunyai paparan dan kontaminasi diatas

nilai klirens maka lantai dan dinding beton

di kelupas dengan peralatan drill. Pada

lokasi zona IV di lokasi XXI,XXII,dan

XXIII lantai beton setelah dikelupas dengan

mesin concrete breaker, masih diperlukan

pengelupasan tanah melalui pengerukan.

Pengerjaan dekontaminasi tersebut harus

mengikuti instruksi kerja IK-36-1108[18].

Data pengukuran paparan radiasi dan

kontaminasi permukaan lantai sebelum dan

sesudah dekontaminasi di tunjukkan pada

Tabel 4. Serpihan dan bongkahan beton

aktif sebanyak 10 drum merupakan limbah

padat yang harus dikirim ke PTLR untuk

diolah.

Prosiding Seminar �asional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA� ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

13

Tabel 3. Hasil Survai Paparan Radiasi dan Kontaminasi Permukaan Alat Setelah Pengerjaan

Dekontaminasi

No. No.

Lokasi Item No.

Nama Alat Pap.Rad (mR/j)

Bahan Kont.

Permuk (Bq/cm2)

Waktu Dekontaminasi

(hari dan Tanggal)

PapRad(mRj) Kont.Permuk (Bq/cm2)

1. XIV-a TK-544 Solvent Feed Tank

0.02-0.08 Hetron 197-AT 3,26 Kamis, 24-4-

2008 0,02 (dinding luar) 0,01 (dinding dalam)

0,83

2. XIV-b TK-548 Regeneration Raffinate Tank

0.008-0.01 SS304 0,68 Jum’at, 25-4-

2008 0,02 (dinding luar) 0,0005 (dinding dalam)

0,02 (dinding luar) 0,70 (dinding dalam)

3. XIV-c TK-545 Regeneration Elution Make Up Tank

0.008-0.01 SS304 0,54 Rabu, 23-4-

2008 0,02 (dinding luar) 0,06 (dinding dalam)

0,048 (dinding luar) 0,32 (dinding dalam)

4. XIV-d TK-543 Solvent Tank 0.043 Hetron 197-AT 4.93 Selasa, 22-4-

2008 0,02 (dinding luar) 0,06 (dinding dalam)

0,42 (dinding luar) 0,43 (dinding dalam)

5. XIV-f TK-551 No. 2 SX Over Drain Tank

0.043 Hetron 197-AT 10 Senin, 21-4-

2008 0,02 (dinding luar) 0,06 (dinding dalam)

0,31 (dinding luar) 0,44 (dinding dalam)

6. XIV-ea TK-550 No. 2 SX Over Flow Tank

0.013 Hetron 197-AT 0.88 Senin, 21-4-

2008 0,02 (dinding luar) 0,04 (dinding dalam)

0,37 (dinding luar) 0,24 (dinding dalam)

7. XV-a M/SE 501

No.2 Solvent Extraction Settler

0.07 Hetron 197-AT 5.41

Senin s/d Rabu 28-April-2008

0,0005 (dinding luar) 0,001 (dinding dalam)

0,2 (dinding luar) 0,68 (dinding dalam)

8. XV-b M/SE 502

No.2 Solvent Extraction Settler 0.01 Hetron 197-AT 2.41

0,0005 (dinding luar) 0,001 (dinding dalam)

0,48 (dinding luar) 0,542 (dinding dalam)

9. XV-c M/SE 503

No.2 Solvent Extraction Settler 0.013 Hetron 197-AT 3.54

0,0005 (dinding luar) 0,001 (dinding dalam)

0,7 (dinding luar) 0,56 (dinding dalam)

10. XV-d M/SE 504

No.2 Solvent Extraction Settler 0.009 Hetron 197-AT 3.01

0,0005 (dinding luar) 0,0015 (dinding dalam)

0,5 (dinding luar) 0,45 (dinding dalam)

11. XV-e M/SE 505

No.2 Solvent Extraction Settler 0.009 Hetron 197-AT 1.96

0,0005 (dinding luar) 0,0005 (dinding dalam)

0,48 (dinding luar) 0,05 (dinding dalam)

12. XV-f M/SE 501 Post Settler 0.07 Hetron 197-AT 2.89

0,0005 (dinding luar) 0,0001 (dinding dalam)

0,48 (dinding luar) 0,65 (dinding dalam)

13. XV-l M/SE 510

No.2 Solvent Stripping 0.07 SS304 4.19

Jum’at, 25-4-2008

0,0005 (dinding luar) 0,001 (dinding dalam)

0,40 (dinding luar) 0,50 (dinding dalam)

14. XV-g M/SE 511

No.2 Solvent Stripping 0.11 SS304 51.6

0,0005 (dinding luar) 0,0005 (dinding dalam)

0,5 (dinding luar) 0,65 (dinding dalam)

15. XV-h M/SE 512

No.2 Solvent Stripping 0.366 SS304 15.5

0,0005 (dinding luar) 0,0005 (dinding dalam)

0,55 (dinding luar) 0,57 (dinding dalam)

16 XV-i M/SE 520

No.2 Solvent Stripping 0.09 SS304 9.31

0,0005 (dinding luar) 0,01 (dinding dalam)

0,08 (dinding luar) 0,94 (dinding dalam)

17. XV-j M/SE 521

No.2 Solvent Stripping 0.016 SS304 6.35

0,0005 (dinding luar) 0,0005 (dinding dalam)

0,4 (dinding luar) 0,6 (dinding dalam)

18. XV-k M/SE 522

No.2 Solvent Stripping 0.017 SS304 34.2

0,0005 (dinding luar) 0,0005 (dinding dalam)

0,48 (dinding luar) 0,80 (dinding dalam)

19. XV-m M/SE 530

No.2 Solvent Reg Settler 0.014 Hetron 197-AT 34.2

0,0005 (dinding luar) 0,0005 (dinding dalam)

0,65 (dinding luar) 0,94 (dinding dalam)

20. XVI TK-602 Acidification Tank 0.03 Hetron 197-AT 0.28

21. XVI TK-546 Carbonate feed Tank

0.001 Hetron 197-AT 2.5

22. XVII SE-404 Solvent Extraction 0.009 Hetron 197-AT 0,0005 (dinding luar) 0,0005 (dinding dalam)

0,54 (dinding luar) 0,60 (dinding dalam)

23. XVII SE-403 Solvent Extraction 0.009 Hetron 197-AT 0,0005 (dinding luar) 0,0005 (dinding dalam)

0,56 (dinding luar) 0,60 (dinding dalam)

24. XVII SE-402 Solvent Extraction 0.009 Hetron 197-AT 0,0005 (dinding luar) 0,0005 (dinding dalam)

0,5 (dinding luar) 0,6 (dinding dalam)

25. XVII SE-401 Solvent Extraction 0.009 Hetron 197-AT 0,0005 (dinding luar) 0,0005 (dinding dalam)

0,4 (dinding luar) 0,45 (dinding dalam)

26.

XVIII PS-401 Raffinate Post Settler

0.009

XVIII TK-542 Strong acid Transfer Tank

0.009 Hetron 197-AT 0,0005 (dinding luar) 0,0005 (dinding dalam)

0,4 (dinding luar) 0,4 (dinding dalam)

27. XVIII TK-549 No.2 SX Feed Clarifiet Tank

0.009 Hetron 197-AT 0,0005 (dinding luar) 0,0005 (dinding dalam)

0,4 (dinding luar) 0,4 (dinding dalam)

28. XIX Tanpa label

Solvent + extract tahap 1

SS

29. XX TK- Strong acid Gunk clarifier Tank

0.02 Hetron 197-AT 2.05 0,0005 (dinding luar) 0,0005 (dinding dalam)

0,5 (dinding luar) 0,5 (dinding dalam)

30. XX TK-752 Gunk Sparator 0.01 Hetron 197-AT 3.35

31. XXI TK-754 Gunk Sparator 0.01 Hetron 197-AT 2.72 Selasa, 24-4-

2008 0,0005 (dinding luar) 0,0005 (dinding dalam)

0,36 (dinding luar) 0,40 (dinding dalam)

32. XXI TK-755 Filter Precoat Tank 0.015 Hetron 197-AT 0.98 0,02 (diding luar) 0,44 (dinding luar)

33. XXI TK-758 Vacuum Seal Tank 0.02 Hetron 197-AT 0.71 0,002 (dinding luar) 0,002 (dinding dalam)

0,15 (dinding luar) 0,06 (dinding dalam)

34. XXII TK-552 Sump Pump Colection Tank

0.025 Hetron 197-AT 0.6 Jum’at, 25-4-

2008 0,02 (dinding luar) 0,02 (dinding dalam)

0,02 (dinding luar) 0,45 (dinding dalam)

35. XXII TK-751 Gunk Over Flow Tank

0.15 Hetron 197-AT 15.2 Jum’at, 25-4-

2008 0,02 (dinding luar) 0,02 (dinding dalam)

0,40 (dinding luar) 0,45 (dinding dalam)

36. XXII TK-753 Gunk Sparator 0.01 Hetron 197-AT 2.4

37. XXIII XXIII

TK-600 TK-602

Product Thickener Tank Accidificatioan Tank

0.02 SS304 1.6

- Senin, 25-5-

2008 - 0.08 (dinding dalam)

- 0.95 (dinding dalam)

38. XXIII TK-603 Thicker Over flow Tank

0.001 Hetron 197-AT 0.32 Senin, 25-5-

2008 - 0.08 (dinding dalam)

- 0.98 (dinding dalam)

39. XXIII TK-604 Precipitation Tank 0.01-0.02 Hetron 197-AT 0.64 Senin, 25-5-

2008 - 0.04 (dinding dalam)

- 0.65 (dinding dalam)

40. XXIII TK-605 Precipitation Tank 0.03 Hetron 197-AT 4.8 Rabu, 21-5-

2008 0,31 (dinding luar) 0,35 (dinding dalam)

0,55 (dinding luar) 0,90 (dinding dalam)

Prosiding Seminar �asional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA� ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

14

No. No.

Lokasi Item No.

Nama Alat Pap.Rad (mR/j)

Bahan Kont.

Permuk (Bq/cm2)

Waktu Dekontaminasi

(hari dan Tanggal)

PapRad(mRj) Kont.Permuk (Bq/cm2)

41. XXIII TK-606 Thicker Over flow Tank

0.07 Hetron 197-AT 0.9 Rabu, 21-5-

2008 0,08 (dinding luar) 0,25 (dinding dalam)

0,85 (dinding luar) 0,85 (dinding dalam)

42. XXIII TK-612 Accidificatioan Tank

0.02 Hetron 197-AT 0.3 Senin, 25-5-

2008 - 0,10 (dinding dalam)

- 0,95 (dinding dalam)

43. XXIII DR-701 Thicker U/F Tank Senin, 25-5-

2008 - 0,10 (dinding dalam)

- 0,98 (dinding dalam)

44. XXIV D-702

Dryer Tebal dinding : 5 mm Tebel tutup : 10 cm Off Gas Tinggi : 7 m Keliling 70 cm, tebal 1 cm

0.016-0.02 SS 316 L 4.35

45. XXIV C-702

Product Dust Collector (16 hole), 2 pipa saluran Dust Collector D=3 inc. P -12m

0.05 SS304 7

46. XXIV Blower

Tabel 4. Data Pengukuran Paparan Radiasi dan Kontaminasi Permukaan Lantai dan Dinding

Beton

DAFTAR PUSTAKA

1. PT Petrokimia Gresik Persero, “Studi

Kelayakan Proyek Khusus”, Rev I,

Gresik, Januari 1985.

2. Bagian Proses PAF – PKG “Materi

Training Untuk Prabik Pemurnian Asam

Fosfat, Bagian I, Gresik, April 1988.

3. PT. Petrokimia Gresik, “Laporan Hasil

Pemantauan Radioaktivitas Lingkungan

Lokasi Zona I dan Zona II”, PT.

Petrokimia Gresik, Biro Lingkungan

dan K3, Gresik, 2008.

4. Badan Pengawas Tenaga Atom,

”Pedoman Dekomisioning Fasilitas

Medis , Industri dan Penelitian serta

Instalasi Nuklir Non Reaktor”

Keputusan Kepala Badan Pengawas

Tenaga Nuklir Nomor 07-P/Ka Bapeten

/1-02, Jakarta januari 2002.

5. PT. Petrokimia Gresik, “Standar

Struktur Organisasi Pelaksana Kegiatan

Dekomisioning Fasilitas PAF-PKG”,

PT. Petrokimia Gresik, Biro

Lingkungan dan K3, Gresik, 2008.

6. Badan Pengawas Tenaga Nuklir,

“Perizinan Instalasi tenaga Nuklir Non

Reaktor” Peraturan Kepala Badan

Pengawas Tenaga NuklirNo.3 Tahun

2006, Jakarta, 22 Mei 2006.

7. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 10 Tahun !997 tentang

Ketenaganukliran.

Prosiding Seminar �asional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA� ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

15

8. International Atomic Energy Agency,

“International Basic Safety Standards

for rotection Againt Ionizing Radiation

and for the Safety of Radiation

Sources”, Safety Series No. 115, IAEA,

Vienna, 1996.

9. International Atomic Energy Agency,

“Classification of Radioactive Waste, A

Safety Guide”, Safety Series No. 111-

G-1.1, IAEA, Vienna, 1994.

10. International Atomic Energy Agency,

“Clearance of Materials Resulting from

the Use of Radionuclides in Medicine,

Industry and Research”, IAEA-

TECDOC, IAEA, Vienna, 1998.

11. International Atomic Energy Agency,

“Principles for the Exemtion of

Radiation Sources and Practices from

Regulatory Control”, Safety Series No.

89, IAEA, Vienna, 1989.

12. BAPETEN, “Baku Tingkat

Radioaktivitas Di Lingkungan”, SK

Kepala Bapeten No. 02/Ka-

BAPETEN/V-99.

13. PT. Petrokimia Gresik, “Instruksi Kerja

Pengolahan Limbah Radioaktif Cair

Aktivitas Sangat Rendah Yang

Mengandung Solven Organik Dengan

Metode Oksidasi Biokimia”, Instruksi

Kerja IK-36-1102, Biro Lingkungan

dan K3, PT. Petrokimia Gresik, Gresik,

2008.

14. PT. Petrokimia Gresik, “Laporan Hasil

Pengosongan Serbuk Padatan Sisa

Proses Dari Tangki TK 600, TK 600B

dan Drier DR 701”, Biro Lingkungan

dan K3, PT. Petrokimia Gresik, Gresik,

2008.

15. PT. Petrokimia Gresik, “Instruksi Kerja

Dekontaminasi Lokasi dan Dinding

Peralatan Zona III dan Zona IV”,

Instruksi Kerja IK-36-1101, Biro

Lingkungan dan K3, PT. Petrokimia

Gresik, Gresik, 2008.

16. PT. Petrokimia Gresik, “Instruksi Kerja

Pembongkaran Peralatan Pada Zona III

dan Zona IV”, Instruksi Kerja IK-36-

1106, Biro Lingkungan dan K3, PT.

Petrokimia Gresik, Gresik, 2008.

17. PT. Petrokimia Gresik, “Instruksi Kerja

Dekontaminasi Peralatan Paska

Pembongkaran”, Instruksi Kerja IK-36-

1106, Biro Lingkungan dan K3, PT.

Petrokimia Gresik, Gresik, 2008.

18. PT. Petrokimia Gresik, “Instruksi Kerja

Dekontaminasi Lantai dan Dinding

Zona III dan Zona IV Paska

Pembongkaran Peralatan”, Instruksi

Kerja IK-36-1108, Biro Lingkungan

dan K3, PT. Petrokimia Gresik, Gresik,

2008.