Defisiensi Vitamin k

19
DEFISIENSI VITAMIN K PADA BAYI Oleh : Hery Susanto Bagian Anak RSU Kardinah / RSIA Pala Raya Tegal PENDAHULUAN : Vitamin K merupakan mikronutrien yang penting bagi sistem pembekuan darah. Vitamin ini diperlukan di hati untuk sintesa faktor II (protrombin), faktor VII ( prokonvertin ), faktor IX (thromboplastin) dan faktor X. Defisiensi vitamin K dan adanya gangguan pada hati dapat menyebabkan terjadinya defisiensi faktor-faktor pembekuan darah, karena hampir seluruh faktor pembekuan darah diproduksi di hati. Dalam keadaan normal, setiap bayi baru lahir mengalami penurunan faktor-faktor pembekuan darah yang tergantung vitamin K, yaitu faktor pembekuan II, VII, IX dan X. Kadar faktor-faktor pembekuan ini dalam plasma menurun sampai mencapai kadar terendah pada hari ke 2-5 kehidupan, kemudian meningkat kembali pada umur 7-14 hari dan mendekati kadar normal orang dewasa setelah bayi berumur sekitar 3 bulan. Rangkaian fenomena ini adalah normal dan tidak menimbulkan gangguan proses pembekuan darah yang berakibat perdarahan. Namun dalam keadaan tertentu pada bayi baru lahir, penurunan

description

Defisiensi Vitamin k

Transcript of Defisiensi Vitamin k

Page 1: Defisiensi Vitamin k

DEFISIENSI VITAMIN K PADA BAYI

Oleh : Hery Susanto

Bagian Anak RSU Kardinah / RSIA Pala Raya Tegal

PENDAHULUAN :

Vitamin K merupakan mikronutrien yang penting bagi sistem

pembekuan darah. Vitamin ini diperlukan di hati untuk sintesa faktor II

(protrombin), faktor VII ( prokonvertin ), faktor IX (thromboplastin)

dan faktor X. Defisiensi vitamin K dan adanya gangguan pada hati

dapat menyebabkan terjadinya defisiensi faktor-faktor pembekuan

darah, karena hampir seluruh faktor pembekuan darah diproduksi di

hati.

Dalam keadaan normal, setiap bayi baru lahir mengalami penurunan

faktor-faktor pembekuan darah yang tergantung vitamin K, yaitu faktor

pembekuan II, VII, IX dan X. Kadar faktor-faktor pembekuan ini dalam

plasma menurun sampai mencapai kadar terendah pada hari ke 2-5

kehidupan, kemudian meningkat kembali pada umur 7-14 hari dan

mendekati kadar normal orang dewasa setelah bayi berumur sekitar 3

bulan. Rangkaian fenomena ini adalah normal dan tidak menimbulkan

gangguan proses pembekuan darah yang berakibat perdarahan.

Namun dalam keadaan tertentu pada bayi baru lahir, penurunan kadar

faktor-faktor pembekuan tersebut lebih besar dari pada penurunan

fisiologik serta peningkatannya lambat dan tidak sempurna sehingga

mengakibatkan gangguan pembekuan dan perdarahan. Keadaan inilah

yang disebut Penyakit Perdarahan pada Bayi Baru Lahir atau

Hemorrhagic Disease of The Newborn (HDN).

Page 2: Defisiensi Vitamin k

HDN adalah penyakit perdarahan yang terjadi pada bayi baru lahir

yang disebabkan karena berkurangnya faktor pembekuan (koagulasi)

yang tergantung pada vitamin K.

Insiden HDN di negara berkembang berkisar antara 4-170 per 100.000

kelahiran. Meskipun kasus HDN termasuk jarang, namun merupakan

masalah kesehatan masyarakat karena HDN lanjut kebanyakan

bersifat fatal dan menyebabkan sekuele neurologis. Data di Rumah

Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta, dari tahun 1997-2001 terdapat 22

kasus perdarahan intrakranial pada bayi baru lahir, didapatkan 6 kasus

meninggal (27,3%), 7 kasus mengalami kecacatan (31,8%), 3 kasus

normal (13,6%) dan 6 kasus tidak terpantau ( 27,3%).

MANIFESTASI KLINIS :

Manifestasi klinis yang sering ditemukan adalah perdarahan, pucat dan

hepatomegali ringan. Perdarahan dapat terjadi spontan atau akibat

trauma terutama trauma lahir. Pada kebanyakan kasus perdarahan

terjadi di kulit, mata, hidung dan saluran cerna. Perdarahan kulit sering

berupa purpura, ekimosis atau perdarahan melalui bekas tusukan

jarum suntik. Tempat perdarahan utama adalah umbilikus, membran

mukosa, saluran cerna, sirkumsisi dan pungsi vena.

Akibat lebih lanjut timbulnya perdarahan intrakranial yang merupakan

penyebab mortalitas atau morbiditas yang menetap. Pada perdarahan

intrakranial didapatkan gejala peningkatan tekanan intrakranial

bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala ataupun tanda. Pada

sebagian besar kasus didapatkan sakit kepala, muntah, anak menjadi

cengeng, ubun-ubun besar menonjol, pucat dan kejang. Kejang yang

terjadi dapat bersifat fokal atau umum. Gejala lain yang dapat

ditemukan adalah fotofobia, edema papil, penurunan kesadaran,

perubahan tekanan nadi, pupil anisokor serta kelainan neurologik

fokal.

Page 3: Defisiensi Vitamin k

SUMBER VITAMIN K :

Vitamin K dapat diperoleh secara alami dari sayuran hijau seperti

bayam, kol, wortel, minyak sayur dan minyak kedelai. Juga dapat

diperoleh dari ikan, daging dan sereal. Vitamin K dapat dibuat di dalam

usus manusia oleh berbagai bakteri yang terdapat dalam usus seperti

Escherichia coli dan sebagainya. Vitamin K diserap oleh usus bersama-

sama dengan lemak.

ADA 3 BENTUK VITAMIN K :

- Vitamin K1 ( phytomenadione ) : Vitamin ini larut dalam lemak,

sumbernya sayuran hijau seperti bayam, wortel, kol dan buah-

buahan.

- Vitamin K2 ( menaquinone ) : Vitamin ini larut dalam lemak,

disintesis dari flora usus normal seperti Bacteriodes fragilis dan

strain Escherecia coli.

- Vitamin K3 ( menadione ) : Vitamin ini larut dalam air,

merupakan produk sintetis ( buatan ).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA HDN :

Ibu yang selama kehamilan mengkonsumsi obat-obatan yang

mengganggu metabolisme vitamin K seperti obat antikoagulan

(warfarin), obat-obatan antikonvulsan ( fenobarbital, fenitoin,

karbamazepin, obat-obatan anti tuberkulosis ( INH, rifampisin).

Sintesis vitamin K yang kurang oleh bakteri usus ( pemakaian

antibiotik ).

Gangguan fungsi hati ( kolestasis ).

Page 4: Defisiensi Vitamin k

Kurangnya asupan vitamin K dapat terjadi pada bayi yang

mendapat ASI eksklusif karena ASi memiliki kandungan vitamin K

yang rendah.

Asupan vitamin K yang kurang karena sindrom malabsorpsi dan

diare kronik.

Vitamin K sedikit ditransfer melalui plasenta, hanya sekitar 10%

dari kadar vitamin K dalam plasma ibu.

Fungsi hati bayi baru lahir belum matang. Sampai usia 14 hari

bayi belum mampu menyimpan cadangan vitamin K yang

diperoleh dari diet maupun yang berasal dari flora usus.

KLASIFIKASI HDN :

Secara klinis, perdarahan pada bayi baru lahir dapat dibagi menjadi 3

yaitu HDN dini, klasik dan lambat.

HDN dini HDN klasik HDN lambat

Umur Bayi < 24 jam 1-7 hari

(terbanyak 3-5 hari)

2 minggu pertama

6 minggu

( terutama

4-6 minggu )

Penyebab &

Faktor risiko

Obat yang diminum

selama kehamilan

-Intake Vit K

inadekuat.

Kad -Kadar Vit K rendah

pada ASI.

-Tidak dapat

profilaksis Vit K.

-Intake Vitamin K

inadekuat

-Kadar Vit K rendah

pada ASI

-Tidak dapat

profilaksis Vit K

Frekuensi < 5% pada

kelompok risiko

tinggi

0,01-1 %

( tergantung

pola makan bayi )

4-10 per 100.000

kelahiran

( umumnya

Asia Tenggara )

Lokasi

Perdarahan

Sefal hematom

Umbilikus

Intrakranial

Gastrointestinal

Umbilikus,

Hidung,

Intrakranial

Kulit, hidung,

Saluran cerna,

Page 5: Defisiensi Vitamin k

Intraabdominal

Intratorakal

Gastrointestinal

Tempat suntikan,

Bekas sirkumsisi,

Intrakranial

Bekas suntik,

Umbilikus,

Saluran kemih,

Intratorakal.

Pencegahan Penghentian /

penggantian obat

penyebab

-Vit K profilaksis

( oral / im )

-Asupan Vit K yang

adekuat

Profilaksis Vitamin

K

PENANGANAN HDN :

Pemberian Vitamin K1 2 mg intramuskular per hari selama 1-3

hari.

Transfusi plasma beku segar (FFP/Fresh Frozen Plasma) 10

ml/kgBB pada perdarahan berat.

Transfusi Pack Red Cell pada anemia sedang berat.

KOMPLIKASI HDN :

Penyakit perdarahan pada neonatus yang banyak dijumpai berupa

perdarahan intraventrikuler. Jenis perdarahan ini di kemudian hari

dapat menyebabkan kelainan cerebral palsy (CP) yang menyebabkan

anak harus hidup dengan kebutuhan khusus. Melihat banyaknya kasus

CP, sangat mungkin banyak kasus perdarahan intraventrikuler

disebabkan oleh defisiensi vitamin K.

REKOMENDASI DEPKES RI (2003) :

Departemen Kesehatan Republik Indonesia memberikan rekomendasi

pemberian profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir sebagai berikut :

1. Semua bayi baru lahir harus mendapat profilaksis vitamin K1,

tanpa memandang umur kehamilan dan berat badan lahir.

2. Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1.

3. Cara pemberian vitamin K1 adalah secara intramuskular atau

oral.

Page 6: Defisiensi Vitamin k

4. Dosis yang diberikan untuk semua bayi baru lahir adalah :

intramuskular 1 mg dosis tunggal, atau oral 3 kali @ 2 mg,

diberikan pada waktu lahir, umur 3-7 hari dan saat berumur 1-2

bulan.

5. Untuk bayi yang lahir ditolong oleh dukun maka diwajibkan

pemberian profilaksis vitamin K1 secara oral.

6. Kebijakan ini harus dikoordinasikan bersama Direktorat

Pelayanan Farmasi dan Peralatan dalam penyediaan vitamin K1

dosis injeksi 2 mg/ml/ampul, vitamin K1 dosis 2 mg/tablet, yang

dikemas dalam bentuk strip 3 tablet atau kelipatannya.

7. Profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir dijadikan sebagai

program nasional.

CARA PEMBERIAN VITAMIN K1 :

Cara pemberian vitamin K1 secara intramuskular lebih disukai karena :

Absorpsi vitamin K1 oral tidak sebaik vitamin K1 intramuskular.

Pemberian vitamin K1 oral kurang memiliki tingkat kepatuhan

yang tinggi.

Absorpsi oral yang tidak adekuat atau adanya regurgitasi.

DAFTAR PUSTAKA :

1. Windiastuti E. Hemostasis in the Neonate : Role of vitamin K.

Makasar: Perinasia; 2006.

2. Permono B. Defisiensi Vitamin K pada Bayi dan APCD. Dalam :

Untuk Mereka Kita Bekerja. Jakarta : IDAI; 2005 : 55-8.

3. Roberton NRC. Haemorrhagic Disorder. Dalam : A Manual of

neonatal Intensive Care. Edisi ketiga. London : Edward Arnold;

1993 : 346-7.

4. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Defisiensi Vitamin K.

Dalam : Hassan R, Napitupulu PM, penyunting. Jakarta : Bagian

Ilmu Kesehatan Anak; 1985 : 355-6.

Page 7: Defisiensi Vitamin k

5. Pusponegoro HD, Hadinegoro SR, Firmanda D, dkk. Standar

Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : Ikatan Dokter

Anak Indonesia; 2004 : 301-5.

6. Kartika. Pengetahuan Produk Neo K.

No : Tegal, 18 Oktober 2008

Lamp : -

Hal : Permohonan Ijin Kepada Yth :

Ikut Simposium

Bpk/Ibu/Sdr...................................

.................................................

....

di : Tegal

Dengan hormat,

Dalam rangka peringatan Seabad Kiprah Dokter Indonesia, IDI

Cabang Kota Tegal akan mengadakan Simposium

Kegawatdaruratan Bayi Dan Anak yang akan diselenggarakan

besuk pada :

Hari / Tanggal : Sabtu / 25 Oktober 2008

Page 8: Defisiensi Vitamin k

W a k t u : Jam 08.00 – selesai

T e m p a t : Ruang Sebayu Hotel Bahari Inn

Jln.dr.Wahidin Sudirohusodo No.1 Tegal

Untuk itu kiranya Bapak/Ibu/Sdr dapat memberikan ijin untuk

dokter muda ( Co-ass ) mengikuti acara Simposium tersebut,

untuk lebih menambah pengetahuan dan wawasan di bidang

kegawatdaruratan bayi dan anak.

Atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan banyak terima

kasih.

IDI Cabang Kota Tegal

Ketua,

( dr.Hery Susanto,

Sp.A )

IMUNISASI

DEFINISI :

Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu antigen,

sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen

yang serupa tidak terjadi penyakit.

JENIS KEKEBALAN :

Page 9: Defisiensi Vitamin k

Kekebalan pasif : kekebalan yang diperoleh dari

luar tubuh, bukan dibuat oleh individu itu

sendiri. Contoh kekebalan yang pada janin yang

diperoleh dari ibu atau kekebalan yang diperoleh

setelah pemberian suntikan imunoglobulin.

Kekebalan aktif : kekebalan yang dibuat oleh

tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen,

seperti pada imunisasi, atau terpajan secara

ilmiah.

TUJUAN IMUNISASI :

1. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu

pada seseorang.

2. Menghilangkan penyakit tertentu pada

sekelompok masyarakat (populasi).

3. Menghilangkan penyakit tertentu dari dunia

seperti pada cacar variola.

KEBERHASILAN IMUNISASI :

Keberhasilan imunisasi tergantung pada

beberapa faktor, yaitu status imun pejamu,

faktor genetik pejamu, serta kualitas dan

kuantitas vaksin.

Page 10: Defisiensi Vitamin k

VAKSIN :

Mikroorganisme atau toksoid yang diubah

sedemikian rupa sehingga patogenisitas atau

toksisitasnya hilang tetapi masih tetap

mengandung sifat antigenisitas.

VAKSIN DAPAT DIBAGI 2 JENIS :

Live attenuated ( kuman atau virus hidup

yang dilemahkan )

Inactivated ( kuman, virus atau

komponennya yang dibuat tidak aktif ).

IMUNISASI WAJIB :

(Program Pengembangan Imunisasi )

Imunisasi yang diwajibkan meliputi : BCG,

polio, hepatitis B, DPT dan campak.

IMUNISASI B C G :

Diberikan untuk mencegah infeksi

tuberkulosis.

Diberikan sekali pada umur < 2 bulan.

Page 11: Defisiensi Vitamin k

Dosis : 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1

tahun, diberikan secara intrakutan, di

daerah lengan atas kanan pada insersio

Muskulus deltoideus sesuai anjuran WHO.

Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar

matahari, harus disimpan pada suhu 2-80C,

tidak boleh beku, vaksin yang sudah

diencerkan harus digunakan dalam waktu 3

jam.

Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan.

KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ) :

ulkus lokal di daerah suntikan, limfadenitis

di aksila atau leher, BCG-itis diseminasi.

HEPATITIS B :

Imunisasi ini untuk mencegah infeksi virus

Hepatitis B.

Vaksin hepatitis B harus segera diberikan

setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis

B merupakan upaya pencegahan yang

efektif untuk memutus rantai penularan

Page 12: Defisiensi Vitamin k

melalui transmisi maternal dari ibu kepada

bayinya.

Diberikan 3 kali, yaitu segera setelah lahir

( dalam waktu 12 jam), 1 bulan, dan 6

bulan.

Dosis 0,5 ml, diberikan secara

intramuskuler, pada daerah anterolateral

paha.

Vaksin disimpan pada suhu 2-8oC

KIPI : reaksi lokal ringan dan sementara,

kadang-kadang demam ringan.

D P T :

Digunakan untuk mencegah penyakit

difteri, pertusis dan tetanus.

Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan,

dengan interval 4-8 minggu.

Ulangan atau booster DPT diberikan 1 tahun

setelah DPT-3 yaitu umur 18-24 bulan dan

DPT-5 pada saat masuk sekolah umur 5

tahun.

Dosis : 0,5 ml diberikan secara

intramuskuler, di daerah anterolateral paha.

Vaksin disimpan pada suhu 2-80 C

Page 13: Defisiensi Vitamin k

KIPI : reaksi lokal kemerahan, bengkak dan

nyeri pada lokasi injeksi. Demam, kejang,

anak gelisah dan menangis terus menerus.

Setelah imunisasi DPT diberikan

parasetamol 3 kali sehari, dosis 10

mg/kgbb/kali.

POLIO :

Digunakan untuk mencegah penyakit

poliomielitis.

Vaksin berisi virus polio tipe 1,2 dan 3 yang

masih hidup, tetapi sudah dilemahkan.

Diberikan 4 kali sampai umur 1 tahun,

dengan interval minimal 4 minggu.

Imunisasi booster ( penguatan )

diberikan pada umur 15-19 bulan.

Dosis : 2 tetes ( 0,1 ml ) per-oral.

Vaksin polio oral dapat disimpan beku pada

temperatur < -200C

Vaksin ini bisa diberikan bersamaan dengan

vaksin BCG dan DPT, secara terpisah atau

kombinasi.

KIPI : kadang pusing, diare ringan, nyeri

otot.

Page 14: Defisiensi Vitamin k

CAMPAK :

Digunakan untuk mencegah penyakit

campak atau morbili.

Diberikan 1 kali pada umur 9 bulan

Dosis : 0,5 ml, diberikan subkutan dalam.

Imunisasi campak dosis kedua diberikan

pada program BIAS, yaitu secara rutin pada

anak sekolah SD kelas I.

Vaksin campak dapat disimpan pada suhu <

-200C

KIPI : demam, ruam, ensefalitis,

ensefalopati.

IMUNISASI YANG DIANJURKAN ( NON PPI ) :

Hib : mencegah penyakit meningitis

Pneumokokus : radang paru-paru

(pneumonia)

Influenza : penyakit influenza.

MMR : gondong, campak dan rubella

(campak Jerman )

Tifoid : typhus abdominalis.

Hepatitis A : radang hati karena infeksi virus

hepatitis A.

Page 15: Defisiensi Vitamin k

Varisela : cacar air

HPV (Human Papiloma Virus ) : penyebab

kanker leher rahim