defisiensi vit k

26
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Vitamin K Vitamin yang tergolong ke dalam kelompok vitamin K adalah naftokuinon tersubsitusi – poliisoprenoid. Menadion ( K 3 ), yaitu senyawa induk seri vitamin K, tidak ditemukan dalam bentuk alami tetapi jika diberikan, secara in vivo senyawa ini akan mengalami alkilasi menjadi salah satu menakuinon ( K 2 ). Filokuinon ( K 1 ) merupakan bentuk utama vitamin K yang ada dalam tanaman. Menakuinon – 7 merupakan salah satu dari rangkaian bentuk tak jenuh polirenoid dari vitamin K yang ditemukan dalam jaringan binatang dan disintesis oleh bakteri dalam intestinum. 1 Ada dua jenis vitamin K alamiah yaitu berasal dari tanaman yang larut lemak dan dari flora intestinal yang larut air. Asupan utama vitamin K pada bayi bersumber dari susu, hanya sebagian kecil yang berasal dari usus si bayi. Khusus bayi yang baru lahir, vitamin K juga bisa bersumber dari ibundanya saat persalinan. Namun, vitamin K dari ibu bisa tidak sampai bila terjadi gangguan plasenta. Selain itu, fungsi hati, tempat

Transcript of defisiensi vit k

Page 1: defisiensi vit k

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Vitamin K Vitamin yang tergolong ke dalam kelompok vitamin K adalah

naftokuinon tersubsitusi – poliisoprenoid. Menadion ( K3 ), yaitu senyawa

induk seri vitamin K, tidak ditemukan dalam bentuk alami tetapi jika

diberikan, secara in vivo senyawa ini akan mengalami alkilasi menjadi

salah satu menakuinon ( K2 ). Filokuinon ( K1 ) merupakan bentuk utama

vitamin K yang ada dalam tanaman. Menakuinon – 7 merupakan salah

satu dari rangkaian bentuk tak jenuh polirenoid dari vitamin K yang

ditemukan dalam jaringan binatang dan disintesis oleh bakteri dalam

intestinum.1

Ada dua jenis vitamin K alamiah yaitu berasal dari tanaman yang

larut lemak dan dari flora intestinal yang larut air. Asupan utama vitamin

K pada bayi bersumber dari susu, hanya sebagian kecil yang berasal dari

usus si bayi. Khusus bayi yang baru lahir, vitamin K juga bisa bersumber

dari ibundanya saat persalinan. Namun, vitamin K dari ibu bisa tidak

sampai bila terjadi gangguan plasenta. Selain itu, fungsi hati, tempat

metabolisme vitamin K, juga belum matang menambah risiko kekurangan

vitamin K.2.

Secara alamiah ada 2 bentuk vitamin K: Vitamin K1

(phytonadione) berasal dari diet sayuran berwarna hijau dan K2

(menaquinone) yang berasal dari sintesis flora normal usus. Vitamin K1

dan K2 bersifat larut dalam lemak. Vitamin K3 (menadione) yang

dikonversikan menjadi menaquinone dalam hati merupakan bentuk

sintesis dari vitamin K yang bersifat larut dalam air, tetapi sudah tidak

dipakai karena menyebakan anemia hemolitik dan ikterus.

Vitamin k-2 merupakan kumpulan senyawa yang dinamakan

manaquion yang melindungi dari gangguan mineralisasi tulang,

osteoporosis, dan sumbatan kardiovaskuler. Vitamin K-2 mengatur

Page 2: defisiensi vit k

5

pembentukan dan aliran kalsium pada struktur tulang tubuh. hal itu

mencegah pengerasan dan kalsifikasi pada arteri dan membantu mencegah

terjadinya gagal jantung. vitamin ini diproduksi oleh bakteri yang

bermanifestasi di dalam intestine3.

Penyerapan vitamin K memerlukan penyerapan lemak yang

normal. Malabsorbsi lemak merupakan penyebab paling sering timbulnya

defisiensi vitamin K. derivat vitamin K dalam bentuk alami hanya diserap

bila ada garam-garam empedu, seperti lipid lainnya, dan didistribusikan

dalam aliran darah lewat system limfatik dalam kilomikron. Menadion,

yang larut dalam air , diserap bahkan dalam keadaan tanpa adanya garam-

garam empedu, dengan melintas langsung ke dalam vena porta hati 3.

Vitamin K terlibat dalam pemeliharaan kadar normal factor

pembekuan darah II, VII, IX dan X, yang semuanya disintesis di dalam

hati mula-mula sebagai precursor inaktif 3.

Molekul-molekul factor II, VII, IX, dan X disintesis dalam sel hati

dan disimpan dalam bentuk precursor tidak aktif. Molekulyang dikenal

sebagai descarboxy protein ini disebut PIVKA (protein induce by by

vitamin K absence). Vitamin K dibutuhkan untuk konversi precursor tidak

aktif menjadi factor pembekuan yang aktif. Proses konversi ini terjadi

pada tahap post ribosomal, dimana radikal karboksil dengan vitamin K

sebagai katalis akan menempel residu asam glutamate dari precursor

molekul untuk membentuk carboxyglutamic acid yang mampu mengikat

Ca2+. Factor pembekuan II, VII, IX, dan Xyang memiliki memiliki

kemampuan mengikat Ca2+ memegang peranan dalam mekanisme

hemostasis fase plasma.4

Vitamin K bekerja sebagai kofaktor enzim karboksilase yang

membentuk residu γ – karboksiglutamat dalam protein precursor. Reaksi

karboksilase yang tergantung vitamin K terjadi dalam retikulum

endoplasmic .Di dalam siklus ini, produk 2,3 epoksida dari reaksi

karboksilase diubah oleh enzim 2,3 epoksida reduktase menjadi bentuk

kuinon vitamin K dengan menggunakan zat pereduksi ditiol yang masih

Page 3: defisiensi vit k

6

belum teridentifikasi. Reduksi selanjutnya bentuk kuinon menjadi

hidrokuinon oleh NADH melengkapi siklus vitamin K untuk

menghasilkan kembali bentuk aktif vitamin tersebut.8

2.2. Proses Pembekuan darah normal (Hemostasis)

Gambar 2.1. Mekanisme pembekuan darah

Trombin adalah protein yang membantu proses pembekuan berupa

enzim pembekuan darah. Enzim ini hanya dihasilkan di tempat yang

terluka yang terbentuk karena reaksi kimia antara protein Protrombin ,

Page 4: defisiensi vit k

7

enzim trombokinase dan vit K serta Ca . Jumlahnya tidak boleh melebihi

atau pun kurang dari yang diperlukan. Proses ini terjadi melalui

pengawasan yang begitu ketat sehingga trombin hanya terbentuk saat

benar-benar ada luka sesungguhnya pada jaringan. Segera setelah enzim

trombin mencapai jumlah yang memadai di dalam tubuh, fibrinogen yang

ada di plasma darah berupa protein-protein membentuk juluran benang

disebut Fibrin. Dalam waktu singkat, sekumpulan serat membentuk jaring,

yang terbentuk di tempat keluarnya darah. Ketika luka telah sembuh sama

sekali, gumpalan tersebut akan hilang.

Apabila terjadi luka dan darah keluar, trombosit akan bersentuhan

dengan permukaan luka yang kasar, akan pecah dan mengeluarkan

tromboplastin/trombokinase. Trombokinase bersama-sama ion Ca++ akan

mengubah protrombin menjadi trombin. Protombin adalah senyawa

globulin yang larut dalam plasma darah. Protrombin dibuat di dalam hati

dengan bantuan vit k

Trombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang akan

menghalangi keluarnya sel-sel darah hingga terjadi pembekuan darah

dalam waktu ± 5 menit.

2.2. Struktur kimia dan Klasifikasi Vitamin K

Struktur kimia vitamin K terdapat dalam tiga bentuk berbeda

(Gambar 1.), pertama adalah vitamin K1 atau filoquinon, yaitu jenis yang

ditemukan dan dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan daun hijau. Kedua,

adalah K2 atau disebut juga dengan menaquinon, yang dihasilan oleh

jaringan hewan dan bakteri menguntungkan dalam sistem pencernaan. Dan

yang ketiga adalah K3 atau menadion, yang merupakan vitamin sintetik,

bersifat larut dalam air, digunakan untuk penderita yang mengalami

gangguan penyerapan vitamin K dari  makanan.

Page 5: defisiensi vit k

8

Tabel 2.1 Vitamin K1

Tabel 2.2. Vitamin K2

Tabel 2.3. Vitamin K3

2.3. Sifat-sifat Kimia vitamin K 

Vitamin K yang terdapat di alam larut dalam lemak, namun

beberapa preparat sintis larut dalam air. 2-Metil-1,4-nafrakuinon, yang

disebut juga menadion, adalakah suatu produk sintetis vitamin K, yang

bersifat lebih aktif dibanding vitamin K1.

2.4. Manfaat/fungsi Vitamin K

Fungsi vitamin K antara lai 91) memelihara kadar normal faktor-

faktor pembeku darah, yaitu faktor II, VII, IX, dan X, yang disintesis di

hati; (2) berperan dalam sintesis faktor II, yaitu protrombin; (3) sebagai

komponen koenzim dalam proses fosforilasi.

Fungsi vitamin K yang pertamakali diketahui adalah

keterlibatannya dalam proses pembekuan darah. Baru pada tahun 1970-an,

fungsi-fungsi lainnya diketahui secara lebih jelas. Vitamin K ternyata

merupakan kofaktor dari enzim karboksilase yang mengubah residu

protein berupa asam glutamat menjadi gamakarboksiglutamat. Protein-

Page 6: defisiensi vit k

9

protein ini disebut protein-tergantung vitamin K atau gla-protein. Enzim

karboksilase yang menggunakan vitamin K sebagai kofaktor terdapat di

dalam membran hati, tulang, dan sedikit di lain jaringan.

Gla-protein dengan mudah dapat mengikat ion kalsium.

Kemampuan inilah yang merupakan aktivitas biologis vitamin K. Pada

proses pembekuan darah, gamakarboksilasis terjadi di dalam hati pada

residu asam glutamat dan faktor pembeku darah, seperti protrombin.

Kemampuan gla-protein untuk mengikat kalsium merupakan langkah

sangat penting dalam proses pembekuan darah.

Gla-protein lain yang mampu mengikat ion kalsium terdapat di

dalam jaringan tulang dan gigi sebagai osteokalsin dan gla-protein matriks.

Kedua jenis gla-protein ini mengikat hidroksipatit yang diperlukan dalam

proses pembentukan tulang. Tanpa vitamin K, tulang memproduksi protein

yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat mengikat mineral yang

diperlukan dalam pembentukan tulang. Gla-protein ditemukan di dalam

berbagai jaringan tubuh. Gla-protein di dalam otak diduga berperan dalam

metabolisme sulfatida yang diperlukan untuk pengembangan otak.

Vitamin K penting untuk pembentukan faktor-faktor pembekuan

darah, yaitu: prothrombin (faktor II); proconvertin (faktor VII), komponen

thromboplastin plasma (PTC, faktor IX) dan Stuart-Prower Factor (Faktor

X).

Vitamin K berperan dalam proses metabolisme tulang, yaitu

menurunkan kadar undercarboxylated osteocalcin yang berkorelasi positif

dengan risiko rawan patah tulang pada penderita osteoporosis. Vitamin K

berhubungan dengan kerapatan massa tulang (bone density). Hal itu

tampak pada pasien yang sering mengalami cedera seperti patah tulang

pinggul atau paha (menunjukkan massa tulang tidak rapat, banyak poros),

yang ternyata kadar vitamin K dalam darahnya lebih rendah.

Vitamin ini merupakan kebutuhan vital untuk sintesis beberapa

protein termasuk dalam pembekuan darah.  Disebut juga vitamin

koagulasi, vitamin ini bertugas menjaga konsitensi aliran darah dan

membekukannya saat diperlukan. Vitamin yang larut dalam lemak ini juga

Page 7: defisiensi vit k

10

berperan penting dalam pembentukan tulang dan pemeliharaan ginjal.

Selain berperan dalam pembekuan, vitamin ini juga penting untuk

pembentukan tulang terutama jenis K1.   Vitamin K1 diperlukan supaya

penyerapan kalsium bagi tulang menjadi maksimal  (Winarno  1986).

Vitamin K diperlukan untuk proses karboksilasi-gama pada residu

glutamate untuk membentuk tiga protein kunci yang terdapat dalam tulang,

termasuk osteokalsin, yang memiliki aktifitas tinggi dalam mengikat

kalsium. Telah dilaporkan bahwa pada orang usia lanjut status vitamin K

berbanding terbalik dengan resiko fraktur.

Vitamin K merupakan kofaktor enzim karboksilase yang

mengubah residu protein berupa asam glutamate (glu) menjadi gama-

karboksiglutamat (gla). Protein-protein ini dinamakan protein-tergantung

vitamin K atau gla-protein. Enzim karboksilase yang menggunakan

vitamin K sebagai kofaktor didapat di dalam membran hati dan tulang dan

sedikit di lain jaringan. Gla-protein dengan mudah dapat mengikat ion

kalsium. Kemampuan inilah yang merupakan aktivitas biologik vitamin K.

Vitamin K sangat penting bagi pembentukan protombin. Kadar protombin

yang tinggi didalam darah merupakan indikasi baiknya daya

penggumpalan darah. Pada proses pembekuan darah, gama-karboksilasis

terjadi di dalam hati pada residu asam glutamate yang terdapat pada

berbagai faktor pembekuan darah, seperti factor II (Protrombin), VII, VIII,

IX, dan X (Almatsier  2006).

Kemampuan gla-protein untuk mengikat kalsium merupakan

langkah essensial dalam pembekuan darah. Gla protein lain yang mampu

mengikat ion kalsium terdapat di dalam jaringan tulang dan gigi sebagai

osteokalsin dan gla-protein matriks. Kedua jenis gla-protein ini mengikat

hidroksiapatit yang diperlukan dalam pembentukan tulang. Tanpa vitamin

K, tulang memproduksi protein yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat

mengikat mineral-mineral yang diperlukan dalam pembentukan tulang.

Gla protein juga ditemukan pada jaringan tubuh lain seperti ginjal,

pankreas, limpa, paru-paru, dan endapan aterosklerotik namun fungsinya

Page 8: defisiensi vit k

11

belum diketahui dengan pasti. Gla protein di dalam otak diduga berperan

dalam metabolisme sulfatida yang diperlukan untuk perkembangan otak.

2.5. Sumber Vitamin K

Untuk memenuhi kebutuhan vitamin K terbilang cukup mudah

karena selain jumlahnya  terbilang kecil,  sistem pencernaan manusia

sudah mengandung bakteri yang mampu mensintesis vitamin K, yang

sebagian diserap dan disimpan di dalam hati.  Namun begitu, tubuh masih

perlu mendapat tambahan vitamin K dari makanan.

Meskipun kebanyakan sumber vitamin K di dalam tubuh adalah

hasil sintesis oleh bakteri di dalam sistem pencernaan, namun Vitamin K

juga terkandung dalam makanan,  seperti hati, sayur-sayuran berwarna

hijau yang berdaun banyak dan sayuran sejenis kobis (kol) dan susu.

Vitamin K dalam konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedele, teh

hijau, susu sapi, serta daging sapi dan hati. Jenis-jenis makanan probiotik,

seperti yoghurt yang mengandung bakteri sehat aktif, bisa membantu

menstimulasi produksi vitamin ini.

2.6. Metabolisme Vitamin K

Sebagaimana vitamin yang larut lemak lainnya, penyerapan

vitamin K dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan

lemak, antara lain cukup tidaknya sekresi empedu dan pankreas yang

diperlukan untuk penyerapan vitamin K. Hanya sekitar 40 -70% vitamin K

dalam makanan dapat diserap oleh usus. Setelah diabsorbsi, vitamin K

digabungkan dengan kilomikron, diangkut melalui saluran limfatik,

kemudian melalui saluran darah ditranportasi ke hati. Sekitar 90% vitamin

K yang sampai di hati disimpan dalam bentuk menaquinone. Dari hati,

vitamin K disebarkan ke seluruh jaringan tubuh yang memerlukan melalui

darah. Saat di darah, vitamin K bergabung dengan VLDL dalam plasma

darah.

Page 9: defisiensi vit k

12

Setelah disirkulasikan berkali-kali, vitamin K dimetabolisme

menjadi komponen larut air dan produk asam empedu terkonjugasi.

Selanjutnya, vitamin K diekskresikan melalui urin dan feses. Sekitar 20%

dari vitamin K diewkskresikan melalui feses. Pada gangguan penyerapan

lemak, ekskresi vitamin K bisa mencapai 70 -80 %.

2.7. Defisiensi Vit K

Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat

membeku. Hal ini dapat meyebabkan pendarahan atau hemoragik. 

Bagaimanapun, kekurangan vitamin K jarang terjadi  karena hampir semua

orang memperolehnya dari bakteri dalam usus dan dari makanan.  Namun

kekurangan bisa terjadi pada bayi karena sistem pencernaan mereka masih

steril dan tidak mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K,

sedangkan air susu ibu mengandung hanya sejumlah kecil vitamin K.

Untuk itu bayi diberi sejumlah vitamin K saat lahir.

Pada orang dewasa, kekurangan dapat terjadi karena minimnya

konsumsi sayuran atau mengonsumsi antobiotik terlalu lama.  Antibiotik

dapat membunuh bakteri menguntungkan dalam usus yang memproduksi

vitamin K. Terkadang kekurangan vitamin K disebabkan oleh penyakit

liver atau masalah pencernaan dan kurangnya garam empedu.

Diagnosa adanya defisiensi vitamin K adalah timbulnya gejala-gejala,

antara lain hipoprotrombinemia, yaitu suatu keadaan adanya defisiensi

protrombin dalam darah. Selain itu, terlihat pula perdarahan subkutan dan

intramuskuler.

Perdarahan akibat defisiensi vitamin K didefinisikan sebagai

perdarahan spontan atau akibat trauma pada bayi yang berhubungan

dengan defisiensi vitamin K dan menurunnya aktivitas faktor pembekuan

II, VII, IX, X dengan fibrinogen dan trombosit normal 3.

Bayi baru lahir mengalami defisiensi faktor pembekuan yang

tergantung vitamin K (vitamin K-dependent coagulation factor),

konsentrasi faktor pembekuan ini rendah dalam plasma beberapa hari

setelah lahir dan mencapai titik terndah pada hari ketiga. hal ini

Page 10: defisiensi vit k

13

disebabkan karena bayi baru lahir mengalami defesiensi vitamin K yang

disebabkan karena rendahnya cadangan vitamin k pada saat lahir,

rendahnya kadar vitamin k pada ASI, prematuritas, bayi yang lahir dari ibu

yang mendapat pengobatan luminal, hidantoin, salisilat, kumarin,

rifampisin, dan isoniazid. faktor lain adalah terlambatnya kolonisasi

bakteri usus disebabkan oleh terlambatnya pemberian diet, ASI eksklusif,

diare hebat, pemberian antibiotik dalam jangka yang lama.8

Vitamin K sangat sedikit yang dapat melewati sawar plasenta

dimana kadar pada plasma ibu 1-2 mikrogram/l sedangkan kadar pada tali

pusat kurang dari 0,05 mikrogram/l. kadar vitamin K pada ASI 1,5-2,1

mikrogram/l, kolostrum 2,3 mikrogram/l sedangkan pada susu formula 6

mikrogram/l. Kombinasi berbagai keadaan ini menimbulkan gangguan

hemostasis pada bayi baru lahir yang memnyebabkan perdarahan pada

bayi akibat defisiensi vitamin K.1

Defisiensi vitamin K dapat terjadi oleh malabsorbsi lemak yang

mungkin menyertai disfungsi pancreas, penyakit biliaris, atrofi mukosa

intestinal atau penyebab steatore lainnya. Di samping itu, sterilisasi usus

besar oleh antibiotik juga dapat mengakibatkan defisiensi vitamin K 3.

Defisiensi atau kekurangan vitamin K dapat menyebabkan

terjadinya penyakit hemoragik pada bayi baru lahir.Hal ini disebabkan

karena plasenta tidak meneruskan vitamin K secara efisien. Vitamin K

tersebar luas dalam jaringan tanaman dan hewan yang digunakan sebagai

bahan makanan dan produksi vitamin K oleh mikroflora intestinal pada

hakekatnya menjamin tidak terjadinya defisiensi vitamin K 3.

2.8. Etiologi Defisiensi Vit K

KekuranganVitamin K tidak hanya penyebabnya adalah

kekurangan intake vitamin K, tetapi juga yang perlu diperhatikan adalah

penyakit cystic fibrosis. Kekurangaan Vitamin K juga bisa ditemui pada

o Plasenta tidak mengantarkan lemak dan vitamin K dengan baik

Page 11: defisiensi vit k

14

o Fungsi hati dari bayi baru lahir masih belum matang untuk

menghasilkan faktor-faktor pembekuan darah yang cukup (faktor

pembekuan adalah protein dalam darah yang memudahkan

pembekuan dan memerlukan vitamin K)

o Usus tidak memiliki bakteri yang menghasilkan vitamin K selama

hari-hari pertama bayi

o ASI hanya sedikit mengandung vitamin K. Suatu suntikan vitamin

K seharusnya diberikan pada bayi baru lahir untuk melindungi bayi

dari penyakit ini.

Bayi yang mendapatkan ASI, yang belum mendapatkan suntikan

vitamin K pada saat lahir, sangat rentan terhadap kekurangan

vitamin K.

2.9. Epidemiologi Defisiensi Vit K

Angka kejadian VKDB berkisar antara 1:200 sampai 1:400

kelahiran bayi yang tidak mendapat vitamin K profilaksis. Di Indonesia,

data mengenai VKDB secara nasional belum tersedia. Hingga tahun 2004

didapatkan 21 kasus di RSCM Jakarta, 6 kasus di RS Dr. Sardjito

Yogyakarta dan 8 kasus di RSU Dr. Soetomo Surabaya.

2.10. Pathofisologi Defisiensi Vit K

Vitamin K diperlukan untuk sintesis prokoagulan faktor II, VII, IX

dan X (kompleks protrombin) serta protein C dan S yang berperan sebagai

antikoagulan (menghambat proses pembekuan). Selain itu Vitamin K

diperlukan untuk konversi faktor pembekuan tidak aktif menjadi aktif.

Ada 3 Kelompok :

- VKDB dini

- VKDB klasik

- VKDB lambat atau acquired prothrombin complex

deficiency (APCD)                  Secondary prothrombin

complex (PC) deficiency

Page 12: defisiensi vit k

15

2.11. Gejala Klinis

  VKDB dini VKDB klasik VKDB lambat

(APCD)

Secondary PC deficiency

Umur < 24 jam 1-7 hari (terbanyak 3-5 hari)

2 minggu-6 bulan (terutama 2-8 minggu)

Segala usia

Penyebab &

Faktor resiko

Obat yang diminum selama kehamilan

-           Pemberian makanan terlambat

-           Intake Vit K inadekuat

-           Kadar vit K rendah pada ASI

-           Tidak dapat profilaksis vit K

- Intake Vit K inadekuat

-         Kadar vit K rendah pada ASI

-          Tidak dapat profilaksis vit K

- obstruksi bilier

-penyakit hati

-malabsorbsi

-intake kurang (nutrisi parenteral)

Frekuensi < 5% pada kelompok resiko tinggi

0,01-1%

(tergantung pola makan bayi)

4-10 per 100.000 kelahiran (terutama di Asia Tenggara)

 

Lokasi perdarahan

Sefalhematom, umbilikus, intrakranial, intraabdominal, GIT, intratorakal

GIT, umbilikus, hidung, tempat suntikan, bekas sirkumsisi, intrakranial

Intrakranial (30-60%), kulit, hidung, GIT, tempat suntikan, umbilikus, UGT, intratorakal

 

Pencegahan

-penghentian / penggantian obat penyebab

 

-Vit K profilaksis (oral / im)

- asupan vit K yang adekuat

Vit K profilaksis (im)

- asupan vit K yang adekuat

 

2.11. Pemeriksaan Penunjang

- Waktu pembekuan memanjang

- PPT (Plasma Prothrombin Time) memanjang

- Partial Thromboplastin Time (PTT) memanjang

- Thrombin Time  normal

Page 13: defisiensi vit k

16

- USG, CT Scan atau MRI untuk melihat lokasi perdarahan

2.12. Diagnosis Banding

Defisiensi Vit K sehingga terjadi perdarahan dibedakan dengan

gangguan hemostasis lain misalnya gangguan fungsi hati.

2.13. Penegakan Diagnosis

Anamnesis

onset perdarahan

lokasi perdarahan

pola pemberian makanan

riwayat pemberian obat-obatan pada ibu selama kehamilan

Pemeriksaan fisik

Adanya perdarahan di saluran cerna, umbili

kus, hidung, bekas sirkumsisi dan lain sebagainya

2.14. Tatalaksana

Bayi dengan perdarahan defisiensi vitamin K segera diberikan

vitamin K1 secara subkutan atau intravena dengan dosis 0,5-1 mg, untuk

kasus yang berat dapat diberikan 2 mg sebanyak 2-3 dosis dengan interval

4-8 jam. respons yang cepat terjadi dalam 4-6 jam dengan berhentinya

perdarahan dan membaiknya masa protrombin. pemberian secara

intramuskular tidak dianjurkan karena menyebabkan hematom yang besar

pada tempat suntikan. pemberian intravena harus hati-hati dengan

kecepatan kurang dari 1 mg/menit karena dapat menyebabkab terjadinya

reaksi anafilaksis 1

Selain pemberian vitamin K, bayi yang mengalami perdarahan luas

juga harus mendapatkan FFP 10-15ml/kg bb. pada perdarahan yang

menyebabkan Hb turun di bawah 12 mg/dl diberikan PRC. jika terjadi

perdarahan yang mengancam seperti perdarahn intrakranial untuk

memperbaiki hemostasis secara cepat adalah dengan memberikan

Page 14: defisiensi vit k

17

prothrombin complex-concentrates. tujuan penatalaksanaan lebih

ditujukan pada pencegahan daripada pengobatan 1.

Di Indonesia rekomendasi pemberian vitamin K profilaksis

diajukan Depkes pada tahun 2003. Rekomendasi yang diajukan sebagai

berikut:

1. Semua bayi baru lahir harus mendapat provilaksis vitamin K1

2. Dosis yang diberikan 1mg dosis tunggal IM atau oral 3 kali masing-

masing 2 mg pada waktu lahir, 3-7 hari, dan saat bayi berumur 1-2

bulan.

3. Untuk bayi yang lahir ditolng dukun wajib pemberian vitamin K1

secara oral

4. Ibu Hamil yang mendapat pengobatan antikonvulsan harus mendapat

vitamin K 5mg sehari selama trimester ketiga atau 24 jam sebelum

melahirkan diberikan vitamin K 10 mg/IM, kepada bayinya

diberikan K 1mg IM dan diulang 24 jam kemudian (Depkes, 2003)

2.15. Prognosis

Dubia ad vitam : Bonam

Dubia ad Fungtionam : Bonam

Page 15: defisiensi vit k

18

BAB III

KESIMPULAN

Sistem hemostasis pada bayi tidak sama dengan anak dan dewasa.

hal ini karena secara fisiologis sistem hemostasis pada bayi beum matur.

Perdarahan perdarahan akibat defisiensi vitamin K adalah perdarahan

spontan atau akibat trauma pada bayi yang berhubungan dengan defisiensi

vitamin K dan menurunnya aktivitas faktor pembekuan II, VII, IX, X

dengan fibrinogen dan trombosit normal.

Defesiensi vitamin K yang disebabkan karena rendahnya cadangan

vitamin k pada saat lahir, rendahnya kadar vitamin k pada ASI, prematuritas,

bayi yang lahir dari ibu yang memakai obat antikonvulsan atau anti-TB.

faktor lain adalah terlambatnya kolonisasi bakteri usus disebabkan oleh

terlambatnya pemberian diet, ASI eksklusif, diare hebat, pemberian antibiotik

dalam jangka yang lama.

Vitamin K terlibat dalam pemeliharaan kadar normal factor

pembekuan darah II, VII, IX dan X, yang semuanya disintesis di dalam hati

mula-mula sebagai precursor inaktif. Ada dua jenis vitamin K alamiah yaitu

berasal dari tanaman yang larut lemak dan dari flora usus yang larut air.

Asupan utama vitamin K pada bayi bersumber dari susu, hanya sebagian kecil

yang berasal dari usus si bayi. Khusus bayi yang baru lahir, vitamin K juga

bisa bersumber dari ibundanya saat persalinan.

Secara alamiah ada 2 bentuk vitamin K: Vitamin K1 (phytonadione)

berasal dari diet sayuran berwarna hijau and K2 (menaquinone) yang berasal

dari sintesis flora intestinal. Vitamin K1 dan K2 bersifat larut dalam lemak.

Vitamin K3 (menadione) yang dikonversikan menjadi menaquinone dalam

hati merupakan bentuk sintesis dari vitamin K yang bersifat larut dalam air,

tetapi sudah tidak dipakai karena menyebakan anemia hemolitik dan ikterus.

Page 16: defisiensi vit k

19

Anamnesis pada perdarahan pada neonatus akibat defesiensi vitamin K

terhadap awitan perdarahan, lokasi perdarahan, pemberian ASI eksklusif atau

formula, riwayat ibu minum obat-obatan terutama antikoagulan dan

antikonvulsan. jika ditemukan bayi baru lahir dengan keadaan umum baik

tetapi ada perdarahn segar dari mulut atau feses berdarah harus dibedakan

antara darah ibu yang tertelan atau saluran cerna bayi itu sendiri dengan

melakukan uji apt, warna merah muda menunjukan darah bayi sedangkan

warna coklat menunjukan darah ibu 2.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan Adanya perdarahan di saluran

cerna, umbilikus, hidung, bekas sirkumsisi dan lain sebagainya. Pada

perdarahan akibat defisiensi vitamin K untuk menentukan diagnosis

dibutuhkan Pemeriksaan penunjang:

Waktu pembekuan memanjang

PPT (Plasma Prothrombin Time) memanjang

Partial Thromboplastin Time (PTT) memanjang

Thrombin Time  normal

USG, CT Scan atau MRI untuk melihat lokasi perdarahan 2

Bayi dengan perdarahan defisiensi vitamin K segera diberikan vitamin

K1 secara subkutan atau intravena dengan dosis 0,5-1 mg, untuk kasus yang

berat dapat diberikan 2 mg sebanyak 2-3 dosis dengan interval 4-8 jam.

respons yang cepat terjadi dalam 4-6 jam dengan berhentinya perdarahan dan

membaiknya masa protrombin. pemberian secara intramuskular tidak

dianjurkan karena menyebabkan hematom yang besar pada tempat suntikan.

pemberian intravena harus hati-hati dengan kecepatan kurang dari 1 mg/menit

karena dapat menyebabkab terjadinya reaksi anafilaksis 1

Page 17: defisiensi vit k

20

DAFTAR PUSTAKA

1. Mupanemunda, RH, Watkinson, M. Key Topic In Neonatology. 1999.

Bios Scientific Publishers.Oxford.

2. Anonim. Bayi baru lahir butuh Vitamin K. diakses tanggal 24 oktober

2011, dari http://www.tanyadokter.com/tipdetail.asp?id=1001426

3. Ervani, Nancy. Perbandingan Masa Protrombin setelah Pemberian

Vitamin K Dosis Multipel Oral dengan Dosis Tunggal

Intramuskular.2008.Medan.Universitas Sumatra Utara, Medan.

4. Permono B, Sutaryo, Windiastuti E, Abdulsalam M, penyunting. Buku ajar

Hematologi-onkologi anak. Jakarta: IDAI, 2005. H. 197-206

5. Permana, Bambang et al.Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K.2006.

FKUNAIR.Surabaya.

6. Nimavat3, Dharmendra et al.Hemorrhagic Disease of Newborn.diakses 24

oktober 2011 , dari http://emedicine.medscape.com/article/974489-

overview

7. Raspati H, Reniarti, Susanah S. Hemorraghic disease of the newborn.

Dalam: Permono B, Sutaryo, Windiastuti E, Abdulsalam M, penyunting.

Buku ajar Hematologi-onkologi anak. Jakarta: IDAI, 2005. H. 197-206

8. Manco-Johnson MJ. Hemostasis in the neonate. NeoReviews. 2008;

9(3):119-23