perencanaan jalan dan rencana anggaran biaya ruas jalan jepanan
DDRT - Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier Di Ruas Jalan Jati Padang
-
Upload
yogi-herianda-putra -
Category
Documents
-
view
62 -
download
5
Transcript of DDRT - Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier Di Ruas Jalan Jati Padang
![Page 1: DDRT - Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier Di Ruas Jalan Jati Padang](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9884550346d033981bf1/html5/thumbnails/1.jpg)
JURNAL TRANSPORTASI
Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier di Ruas
Jalan Jati padang, Sumatra barat
1.Yogi Herianda Putra
1210015211018
Mahasiswa teknik sipil dan
perencanaan universitas
Bung Hatta
Jl.sumatra Ulak karang
padang,
25133 telp (0751) 7051678
-7052096
m
2.Edo Aristan Lyalzo
1210015211038
Mahasiswa teknik sipil dan
perencanaan universitas
Bung Hatta
Jl.sumatra Ulak karang
padang, 25133
telp (0751) 7051678-
7052096
4.Taufik Hidayat Usman
1210015211026
Mahasiswa teknik sipil dan
perencanaan universitas
Bung
Hatta Jl.sumatra Ulak
karang padang, 25133
telp (0751) 7051678-
7052096
3.Rizki Rinaldi
12100152110094
Mahasisw
a teknik sipil
Dan perencanaan
universitas Bung
Hatta
Jl.sumatra Ulak karang
padang,
25133 telp (0751)
7051678-7052096
1
![Page 2: DDRT - Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier Di Ruas Jalan Jati Padang](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9884550346d033981bf1/html5/thumbnails/2.jpg)
ABSTRAK
Pertumbuhan jumlah kendaraan di kota padang seiring dengan pert
umbuhan
jumlah penduduk, dan sebagai salah satu kota yang memiliki kepadatan pend
uduk yang
cukup tinggi sekitar 3 juta jiwa, maka kepemilikan kendaraan juga cukup besar.
Hal ini juga
ditunjang dengan pertumbuhan perekonomian yang cukup tinggi. Seiring denga
n itu pula
ruas jalan yang ada di kota padang membutuhkan peningkatan dan pengawasan y
ang besar,
karena dengan jumlah volume lalu lintas yang tinggi, menuntut kapasitas dan k
apabilitas
dari ruas jalan yang tersedia, terutama jalan arteri yang rata-rata padat
kendaraan.
Penelitian ini mengambil ruas jalan JATI di kota padang sebagai sampel, karena ru
as jalan ini
memiliki volume kendaraan yang cukup tinggi. Penelitian ini dimaksudkan
hendak
menghitung nilai kapasitas dan indeks pelayananjalan dengan menggunakan
metode
regresi linier, dan dari hasil perhitungan yang ada diperoleh nilai kapasitas jalan
sebesar =
3696 smp/jam smp/jam dan indeks tingkat pelayanan (a) sebesar = 0,75.
Dengan nilai ini
maka dapat dikatakan bahwa jalan jati padang memiliki tingkat kejenuhan y
ang cukup
tinggi, dimana MKJI mensyaratkan harga derajad kejenuhan maksimum adalah
0,8.
Kata Kunci: Indeks Tingkat Pelayanan, Kapasitas Jalan, Volume lalu lintas
2
![Page 3: DDRT - Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier Di Ruas Jalan Jati Padang](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9884550346d033981bf1/html5/thumbnails/3.jpg)
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Padang merupakan salah satu kota terbesar
di Indonesia, dan sebagai kota yang besar
dengan ditandai jumlah penduduk sekitar 3
juta jiwa, padang merupakan kota yang
memiliki kehidupan perekonomian yang
baik, dan dengan aktifitas ekonomi yang
baik dan dengan ditunjang oleh adanya
sarana dan prasarana yang baik pula maka
distribusi pergerakan juga mengalami
perkembangan yang cukup signifikans
sejalan dengan pertumbuhan jumlah
kendaraan. Dari beberapa observasi awal
yang telah dilakukan terlihat bahwa
pertumbuahn pergerakan akibat aktifitas
ekonomi di beberapa tempat tidak merata.
Ada suatu daerah yang memiliki jumlah
pergerakan yang rendah tetapi sebaliknya
ada daerah yang melebihi kapasitas dari
prasarana jalan yang sudah dibuat. Hal ini
dapat dimengerti karena pertumbuhan
ekonomi belum tersebar merata di semua
area di kota padang, sehingga daerah yang
memiliki pusat konsentrasi ekonomi akan
memiliki jumlah pergerakan yang tinggi
pula, dengan kata lain akses menuju pusat
ekonomi meningkat. Ruas jalan yang
memiliki kelebihan beban akan
menimbulkan beberapa permasalahan yang
cukup serius, dimana dengan jumlah
pergerakan kendaraan yang meningkat akan
berakibat kemacetan, sering terjadi
kecelakaan serta adanya polusi udara yang
merugikan kesehatan. Ruas jalan akan
mengalami kemacetan apabila kapasitas
dari badan jalan tersebut tidak mencukup
untuk volume atau arus yang melalui ruas
jalan per jamnya., dengan kata lain volume
lalu lintas melebihi kapasitas jalan yang ada.
Ada penelitian ini hendak diteliti seberapa
besar nilai kapasitas dari ruas jalan
di
Kertajaya Indah kota Surabaya serta
indeks
pelayanan jalan yang ada di ruas j
alan
tersebut.
1.2 Permasalahan
Dengan melihat kepada latar belak
ang
masalah yang ada maka dapat dipero
leh
permasalahan yang akan dicari
solusi
pemecahannya :
3
![Page 4: DDRT - Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier Di Ruas Jalan Jati Padang](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9884550346d033981bf1/html5/thumbnails/4.jpg)
a. Berapakah indeks tingkat pelayanan
jalan yang ada pada ruas jalan jati
padang, Sumatera barat ?
b. Berapakah nilai kapasitas jalan
JALAN JATI PADANG yang ada saat
ini ?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : Menghitung
berapakah nilai indeks pelayanan jalan pada
ruas jalan raya jalan jati padang Mencari
nilai kapasitas C dari jalan jati padang.
1.4. Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi dengan mengambil
sample pengukuran hanya pada ruas jalan
arteri ruas jalan jati padang, Sumatera
barat, dengan waktu pengukuran pagi hari
jam 08.00 – 10.00 WIB. Kendaraan yang
diukur adalah kendaraan bermotor, dan
tidak menghitung hambatan samping yang
ada. Perhitungan kapasitas menggunakan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai
kajian dasar mengenai studi kapasitas dan
pengukuran indeks pelayanan jalan, dan
dapat dilanjutkan untuk penelitian yang
lebih luas dalam rekayasa lalu lintas,
disamping itu juga memberikan masukan
kepada aparat yang berwenang sebagai
bahan acuan untuk mengambil keputusan
tentang kondisi jalan jati padang.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Arus dan Komposisi
Lalu Lintas Arus atau volume lalu lintas pada
suatu jalan diukur berdasarkan jumlah
kendaraan yang melewati titik tertentu
selama waktu tetentu. Dalam beberapa hal
lalu lintas dinyatakan dengan ”lalu lintas
harian rata-rata per tahun” yang disebut
AADT (Average Annual Daily Traffic)
atau”lalu lintas harian rata-rata (LHR) bila
periode pengamatannya kurang dari 1
tahun. Arus lalu lintas pada suatu lokasi
tergantung pada beberapa faktor y
ang
berhubungan dengan kondisi
daerah
setempat. Besaran ini sangat bervar
iasi
pada tiap jam dalam sehari, pada tiap
hari
dalam seminggu dan pada tiap bulan
dalam
setahun. Nilai arus lalu lintas
(Q)
mencerminkan komposisi lalu lintas
dengan
menyatakan arus dalam satuan m
obil
4
![Page 5: DDRT - Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier Di Ruas Jalan Jati Padang](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9884550346d033981bf1/html5/thumbnails/5.jpg)
penumpang (smp). Semua nilai arus lalu
lintas (per arah dan total) diubah menjadi
satuan mobil penumpang (smp) dengan
menggunakan ekivalensi, mobil penumpang
(smp) yang diturunkan secara empiris untuk
type kendaraan (Manual Kapasitas Jalan
Indonesia, Direktorat Jendral Bina Marga,
Febuari 1992) sebagai berikut :
1. Kendaraan ringan (LV) termasuk mobil
penumpang, minibus, truck, pick up dan
jeep.
2. Kendaraan berat (HV) termasuk truck
dan bus.
3. Sepeda motor.
2.2. Arus Lalu Lintas Dinamis
Arus lalu lintas berinteraksi dengan sistem
jaringan transportasi. Jika arus lalu lintas
meningkat pada ruas jalan tertentu, waktu
tempuh pasti bertambah (karena kecepatan
menurun). Arus maksimum yang dapat
melewati suatu ruas jalan biasa disebut
kapasitas ruas jalan tersebut. Arus
maksimum yang dapat melewati suatu titik
(biasanya pada persimpangan dengan
lampu lalu lintas) biasa disebut arus jenuh.
Kapasitas ruas jalan perkotaan biasanya
dinyatakan dengan kendaraan (atau dalam
Satuan Mobil Penumpang/SMP) per jam.
Hubungan antara arus Dengan waktu
tempuh (atau kecepatan) tidaklah linier.
Penembahan kendaraan tertentu pada saat
arus rendah akan menyebabkan
penambahan waktu tempuh yang kecil jika
dibandingkan dengan penambahankendaraan paa saat erus tinngi.
5
![Page 6: DDRT - Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier Di Ruas Jalan Jati Padang](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9884550346d033981bf1/html5/thumbnails/6.jpg)
Terlihat
pada kurva mempunyai asimtot pada saat
arus mencapai kapasitas (atau nilai nisbah
Volume per Kapasitas/NVK mandekati satu).
Secara sederhana, kapasitas tak akan
pernah tercapai dan waktu tempuh akan
meningkat pesat pada saat arus lalu lintas
mendekati kapasitas. Secara realita,arus
tidak akan beroprasi denagn kondisi
sederhana ini. Oleh sebab itu, modifikasi
terhadap teori dasar harus dilakukan. Jika
arus lalu lintas mendekati kapasitas,
kemacetan mulai terjadi. Kemacetan
semakin meningkat apabila arus begitu
besarnya sehingga kendaraan sangat
berdekatan satu sama lain. Kemacetan total
terjadi apabila kendaraan harus berhenti
atau bergerak sangat lambat.
2.3. Hubungan Arus Lalu Lintas dengan
Waktu Tempuh Besarnya waktu tempuh
pada suatu ruas jalan sangat tergantung
dari besarnya arus
dan kapasitas ruas jalan tersebut. Hubungan
antara arus dengan waktu tempuh dapat
dinyatakan sebagai suatu fungsi dimana jika
arus bertambah maka waktu tempuh juga
akan bertambah. Menurut Davidson (1966),
hal ini sebenarnya merupakan konsep dsar
dalam teori antrian yang menyatakan
bahwa tundaan yang terjadi pada tingkat
kedatangan dan tingkat pelayanan yang
tersebar secara acak dapat dinyatakan
sebagai persamaan (1) berikut:
[ ] …………. (1)WQ = Tundaan per kendaraan
λ = Tingkat kedatangan
μ = Tingkat pelayanan
Berdasarkan teori antrian stokastik untuk
satu tempat pelayanan dengan sebaran
pelayanan acak, besarnya waktu tunggu
yang dialami oleh setiap kendaraan dengan
sebaran kedatangan acak dapat dinyatakan
dengan persamaan (2) berikut:
[ ] …………..(2)
Karena
, maka sebenarnya pesamaan (2) sama
dengan persamaan (1) Konsep antrian
dalam waktu pelayanan merujuk pada
waktu minimum yang dibutuhkan
kendaraan untuk melalui suatu ruas jalan
sesuai dengan tingkat pelayanan jalan yang
ada. Waktu pelayanan adalah waktu
tempuh yang dibutuhkan ketika tidak ada
kendaraan lain pada jalan tersebut (kondisi
arus bebas), sehingga tundaan antriandapat dipertimbangkan
6
![Page 7: DDRT - Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier Di Ruas Jalan Jati Padang](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9884550346d033981bf1/html5/thumbnails/7.jpg)
sebagai
pertambahan waktu tempuh akibat adanya
kendaraan lain yang dapat dinyatakan
sebagai berikut.
Waktu tempuh = waktu pelayanan +
tundaan………….. (3)
Nilai nisbah tundaan antrian dengan waktu
pelayanan dapat diturunkan dengan urutan
persamaan (4) - (5) sebagai berikut:
⁄ [ ]……..(4)
⁄ [ ]……….(5)Jika waktu pelayanan adalah waktu tempuh
pada kondisi arus bebas (To) maka
persamaan (5) dapat dinyatakan dengan
bentuk lain seperti persamaan (6) - (7)
berikut.
Tundaan yang terjadi disebabkan oleh satu
rangkaian antrian sehingga variasi pada
waktu tempuh tergantung pada tundaan
antrian. Oleh karena itu, persamaan (7)
harus dimodifikasi dengan memasukkan
suatu faktor 'a' (indeks tingkat pelayanan)
yang besarnya tergantung dari karakteristik
ruas jalan dan tundaan akibat adanya
kendaraan lain pada ruas jalan tersebut
sehingga dihasilkan persamaan (8) berikut.
Selanjutnya, dengan memasukkan
persamaan (8) ke persamaan (3), maka
dihasilkan urutan persamaan (9) - (12)
berikut ini.
Dengan mengasumsikan maka
persamaan (12) dapat ditulis kembali
sebagai persamaan (13) berikut yang
biasa disebut persamaan Davidson. Secara
matematis, ciri tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut:
TQ = Waktu tempuh pada saat arus = Q
(kondisi arus bebas)
Q = Arus lalu lintas C = Kapasitas
7
![Page 8: DDRT - Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier Di Ruas Jalan Jati Padang](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9884550346d033981bf1/html5/thumbnails/8.jpg)
a = indeks tingkat pelayanan/ITP (fungsi
dari faktor-faktor yang menyebabkan
keragaman dalam arus, seperti: parkir,
penyeberang jalan, gangguan samping,
lebar jalan, jumlah lajur, tipe perkerasan,
tanjakan, turunan, dan lain-lain).
Dalam banyak kajian transportasi, terdapat
beberapa pendekatan sederhana yang
digunakan untuk memperoleh nilai
‘a’(indeks tingkat pelayanaan) untuk suatu
ruas jalan.
2.4. Pendekatan Linear
Persamaan (2.13) dapat disederhanakan
dengan urutan penyederhanaan seperti
tertulis pada persamaan (14)-(16).
Dengan melakukan transformasi linear,
persamaan (16) dapat disederhanakan dan
ditulis kembali sebagai persamaan linier Yi
=A +I1 dengan mengasumsikan
dan Dengan mengetahui
beberapa set data dan Qi yang bisa
didapat dari survey waktu tempuh dan
volume arus lalu lintas, maka dengan
menggunakan analisa regresi linear
(persamaan 17 dan 18), parameter A dan B
dapat dihitung dan dihasilkan beberapa nilai
berikut: A = To dan B = aTo sehingga nilai
indeks tingkat pelayanan (ITP) adalah a =
B/A.
2.5. Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan
Kapasitas didefinisikan sebagai arus
maksimum melalui suatu titik di jalan yang
dapat dipertahankan persatuan jam pada
kondisi tertentu, tetapi untuk jalan dua lajur
dua arah, kapasitas ditentukan untuk arus
dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk
jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan
per arah dan kapasitas ditentukan per lajur.
Kapasitas untuk kondisi sesungguhnya (C)
dapat ditentukan dengdn mengalikan faktor
- faktor yang sudah disesuaikan dengan
tabel yang ada dari buku Manual Kapasitas
Jalan Indonesia
adalah sebagai berikut : C = Co xFC\v xFCSP xFCspxFCcs (smp/
8
![Page 9: DDRT - Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier Di Ruas Jalan Jati Padang](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9884550346d033981bf1/html5/thumbnails/9.jpg)
jam)
……………… (19)
Dimana :
C = Kapasitas (smp/jam).
Co = Kapasitas dasar (smp/jam).
FCW = Faktor koreksi kapasitas untuk lebar
jalan.
FCSP = Faktor koreksi kapasitas akibat
pembagian arah (tidak berlaku untuk jalan
satu arah ).
FCSF = Faktor koreksi kapasitas akibat
gangguan samping.
FCCS = Faktor koreksi kapasitas akibat
ukuran kota.
3. METODE PENELITIAN
3.1. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data-data yang
dikumpulkan adalah data lapangan di ruas
jalan Kertajaya Indah, dimana data tersebut
meliputi : Pengukuran kecepatan kendaraan
bermotor yang melintas Pengukuran
Volume kendaraan bermotor Mengukur
lebar jalan efektif Mencari nilai Co, FCw,
FCsp, FCsf, FCcs dari Tabel MKJI tahun 1977
untuk mendapatkan nilai kapasitas C.
3.2. Menghitung Kecepatan Kendaraan
Kecepatan kendaraan yang diukur adalah
kecepatan kendaraan bermotor dengan
cara mengambil 3 buah sampel kendaraan
selang waktu 10 menit dan kemudian
dilakukan perhitungan rata-rata kecepatan.
Alat ukur untuk menghitung kecepatan
kendaraan adalah stop watch digital merk
Alba.
3.3. Menghitung Volume Kendaraan
Volume kendaraan yang dihitung adalah
kendaraan bermotor yang melintas ruas
jalan jati padang selama 10 menit, untuk
kemudian dilakukan pengulangan
pengukuran selama kurun waktu 1 jam,
diperoleh 6 buah data masukan
3.4. Menghitung Waktu Tempuh
Waktu tempuh dari kendaraan dihitung
dengan cara sebagai berikut : Digunakan
rumus dasar : S = V x t (20) Dimana S adalah
jarak atau panjang ruas jalan Kertajaya
Indah, satuan dari S adalah meter V adalah
kecepatan rata-rata kendaraan yang sudah
dihitung, satuan V adalah km/jam yang
dikonversi ke dalam meter/detik t adalah
waktu tempuh kendaraan, satuan dari t
adalah detik3.5. Menghitung Nilai Kapasitas ( C )
Nilai kapasitas dihitung
9
![Page 10: DDRT - Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier Di Ruas Jalan Jati Padang](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9884550346d033981bf1/html5/thumbnails/10.jpg)
dengan
menggunakan rumus dari MKJI 1977
sebagai berikut
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (21)
Dimana :
C = kapasitas dalam satuan smp/jam
Co = kapasitas dasar dalam satuan
smp/jam
FCw = faktor penyesuaian kapasitas untuk
lebar jalur lalu lintas
FCsp = faktor penyesuaian kapasitas untuk
pemisahan arah atau distribusi arah
FCsf = faktor penyesuaian kapasitas untuk
hambatan samping
FCcs = faktor penyesuaian kapasitas untuk
ukuran kota
3.6. Menghitung Indeks Pelayanan Jalan
Indeks Pelayanan Jalan dihitung dengan
cara sebagai berikut :
Menetapkan waktu tempuh yang
diperoleh sebelumnya dari data
lapang
Melakukan konversi menit ke dalam
satuan jam
Menetapkan nilai volume lalu lintas
Q dalam bentuk smp/jam
Melakukan perhitungan selisih nilai
kapasitas C dengan nilai volume Q
Melakukan perhitungan untuk Q/ (C
– Q ) dan diasumsikan sebagai nilai
X dalam perhitungan regresi linier
Untuk perhitungan nilai indeks pelayanan
( a ) dilakukan dengan regresi linier dengan
persamaan Y = AX + B , dimana nilai a dan b
diperoleh dengan rumusan sebagai berikut :
Jika A dan B sudah diperoleh maka bisa
dihitung nilai waktu tempuh kendaraan To
dan indeks a, dimana To adalah nilai
intersep dari regresi atau nilai B, sedangkan
indeks a adalah pembagian ( A/B) dari
fungsi regresi yang didapatkan.
10
![Page 11: DDRT - Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier Di Ruas Jalan Jati Padang](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9884550346d033981bf1/html5/thumbnails/11.jpg)
PanjangLintasanPengukuran(m)
WaktuTempuh(m/detik)
Kecepatan(m/detik)
Kecepatan(km
/jam
)
JenisKendaraan
PengukuranKe
HV(HeavyVehicle)
LV(Lightvehicle)
MC(Motorcycle)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Pengumpulan data
Tabel 4.1. Data kecepatan kendaraan
nama segmen jalan :
Jln Jati Padang Sumatera Barat
lebar segmen jalan :6m
tipe jalan : 2/2 – D
tingkat hambatan samping : rendah
lebar bahu jalan :1m
tanggal & waktu pengukuran :
senin, 24 Desember 2012, 08.00-
10.00 WIB
menghitung kecepatan rata-rata kendaraan
S = 213,19 + 240,15 + 233,07
= 686,41 : 6
= 114.39 m/dtk
Menghitung waktu tempuh kendaraan
S=Vxt
50 m = 114,39 m/dtk x t
t = 50 m : 114,39 m/dtk
= 0,44 dtk
Menghitung nilai kapasitas ( C )
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
= 6600 x 0.56 x 1,00 x 0,94 x 1,00
= 3696 smp/jam
11
1 50 6,46 7,74 27,862 50 6,25 8,00 28,803 50 4,06 12,32 44,334 50 6,32 7,91 28,485 50 4,69 10,66 38,386 50 3,97 12,59 45,34
Jml : 213,19
1 50 4,44 11,26 40,542 50 5,56 8,99 32,373 50 3,94 12,69 45,694 50 3,75 13,33 48,005 50 4,10 12,20 43,906 50 6,07 8,24 29,65
Jml : 240, 15
1 50 3,87 12,92 46,512 50 6,81 7,34 26,433 50 5,15 9,71 34,954 50 3,72 13,44 48,395 50 4,78 10,46 37,666 50 4,60 10,87 39,13
Jml : 233,07
![Page 12: DDRT - Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier Di Ruas Jalan Jati Padang](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9884550346d033981bf1/html5/thumbnails/12.jpg)
4.2. Menghitung Indeks pelayanan jalan
A= 0,0015 B = 0,02
Nilai waktu tempuh kendaraan
5. KESIMPULAN
Indeks tingkat Pelayanan jalan jati padang adalah :
a = A/B
= 0.0015 / 0.002
= 0.75
Sedangkan Volume di jalan jati padang pada saat ini masih dapat ditampung dengan baik
pada Volume 11746.2 smp/jam dengan lebar jalan 6 m Dari hasil perhitungan didapatkan
kapasitas jalan jati padang adalah : 3696 smp/jam .
DAFTAR ACUAN = www.google.com/jurnaltekniktransportasi/
12