Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

25
DAUR KEHIDUPAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SISTEM MUSKULUSKELETAL Oleh : Muhammad Alif Rusdi S. (110601056) STIKES PEMKAB JOMBANG PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHUN 2012-2013

Transcript of Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

Page 1: Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

DAUR KEHIDUPAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SISTEM

MUSKULUSKELETAL

Oleh :

Muhammad Alif Rusdi S.

(110601056)

STIKES PEMKAB JOMBANG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2012-2013

Page 2: Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya serta

nikmat yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuloskeletal”.

Sehubungan dengan diadakannya proses belajar mengajar maka kami dituntut untuk

membuat laporan yang berupa makalah sebagai persyaratan belajar mengajar. Penulis

menyadari, bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran

sangat diharapkan demi lebih baiknya makalah yang akan datang.

Harapan kami dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pembaca juga pihak yang memberikan bantuan serta dukungan kepada kami. Amin…

18 September 2012

Penulis

Page 3: Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...............................................................................................i

Kata Pengantar ..............................................................................................ii

Daftar Isi ........................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1

1.3 Tujuan............................................................................................. 1

BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian sistem muskuluskeletal ..........................................................2

2.2 Fungsi dari sistem muskuluskeletal .........................................................2

2.3 Pertumbuhan dan perkembangan sistem muskuluskeletal.......................3

BAB III Penutup

3.1 Simpulan ..................................................................................................12

Daftar Pustaka..............................................................................................13

Page 4: Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Konsep gerak tidak hanya diartikan sebagai perpindahan tempat saja akan tetapi

gerakan dari bagian-bagian tubuh disebut juga sebagai suatu gerakan. Contohnya, pada saat

kita menulis, kita tidak berpindah tempat hanya tangan kita saja yang bergerak. Pada saat kita

menulis, kita dikatakan juga sedang bergerak.

Dalam makalah ini dibahas tentang daur kehidupan pertumbuhan dan perkembangan

sistem muskuluskeletal sepanjang daur kehidupan dari embriologi tulang, bayi, anak, remaja

atau dewasa dan Lansia.

1.2  Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa sistem muskuloskeletal ?

2. Apa fungsi dari sistem muskuluskeletal ?

3. Bagaimana perkembangan dan pertumbuhan sistem muskuloskeletal dari

embrio tulang, bayi, anak, remaja atau dewasa dan lansia ?

1.3  Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Agar mampu memahami tentang definisi sistem muskuloskeletal.

2. Agar mampu memahami fungsi dari sistem muskuluskeletal.

3. Untuk mengetahui daur pembentukan sistem muskuluskeletal.

1

Page 5: Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Muskuluskeletal

Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan

tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang

mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak).

Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang –tulang yang

memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sistem muskuloskeletal

memberi bentuk bagi tubuh. Sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting,

misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada

rongga dada yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga).

2.2    Fungsi dari Sistem Muskuluskeletal

Sistem rangka

1. Tulang memberikan topangan dan bentuk pada tubuh

2. Pergerakan, tulang berartikulasi dengan tulang lain pada sebuah

persendian dan berfungsi sebagai pengungkit. Jika otot-otot (yang

tertanam pada tulang) berkontraksi, kekuatan yang diberikan pada

pengungkit menghasilkan gerakan.

3. Perlindungan, sistem rangka melindungi organ-organ lunak yang ada

dalam tubuh.

4. Pembentukan sel darah (henatopoisis).Sumsum tulang merah yang

ditemukan pada orang dewasa dalam tulang sternum, tulang iga, badan

vertebra, tulang pipih pada kranium, dan pada bagian uung tulang

panjang, merupakan tempat produksi sel darah merah, sel darah putih,

dan trombosit darah.

5. Tempat penyimpanan mineral. Matriks tulang tersusun dari sekitar

62% garam anorganik, terutama kalsium fosfat dan kalsium karbonat

dengan jumlah magnesium, klorida, florida, sitrat yang lebih sedikit.

2

Page 6: Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

6. Rangka mengandung 99% kalsium tubuh. Kasium dan fosfor disimpan

dalam tulang agar bisa ditarik kembali dan dipakai untuk fungsi-fungsi

tubuh ; zat tersebut kemudian diganti melalui nutrisi yang diterima.

Sistem muskular

1. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot

tersebut melekat dan bergerak dalam bagian-bagian organ internal

tubuh.

2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka

dan mempertahankan tubuh pada saat berada dalam posisi berdiri atau

saat duduk terhadap gaya gravitasi.

3. Produksi panas. Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas

untuk mempertahankan suhu normal tubuh.

2.3    Daur Pertumbuhan dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

Embriologi Tulang

Pada fase awal perkembangan tulang embrio ( pada minggu ke-3 dan ke-4 )

terbentuk tiga lapisan germinal yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm.

Lapisan ini merupakan jaringan yang bersifat multipotensial serta akan

membentuk mesenkim yang kemudian berdiferensiasi membentuk jaringan

tulang rawan. Pada minggu kelima perkembangan embrio, terbentuk tonjolan

anggota gerak ( limb bud )yang didalamnya terdapat juga sel mesoderm yang

kemudian akan berubah menjadi mesenkim yang merupakan bakal

terbentuknya tulang dan tulang rawan.

Perkembangan tulang terjadi melalui dua tahap, yaitu :

1.    Pada minggu kelima perkembangan embrio, tulang rawan terbentuk dari

prakartilago, yang terdiri atas tiga jenis tulang rawan, yaitu :

      Tulang rawan hialin

      Tulang rawan fibrin

      Tulang rawan elastic

3

Page 7: Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

2.    Setelah minggu ketujuh perkembangan embrio, tulang akan terbentuk

melalu dua cara, yaitu :

      Secara langsung

Pada proses ini tulang akan terbentuk secara langsung dari membrane tulang

dalam bentuk lembaran-lembaran, misalnya pada tulang muka, pelvis, scapula

dan tulang tengkorak.pada penulangan jenis ini dapat ditemukan satu atau

lebih pusat-pusat penulangan membrane. Proses penulangan ini ditandai

dengan terbentuknya osteiblas yang merupakan rangka dari trabekula tulang

yang penyebarannya secara radier.

      Secara tidak langsung

Pada proses ini tulang terbentuk dari tulang rawan dimana proses penulangan

dari tulang rawan terjadi melalui dua cara, yaitu :

o  Osifikasi sentral

Pada keadaan ini osiofikasi dari tulang terjadi melalui osifikasi endokondral

o  Osifikasi perifer

Pada keadaan ini osifikasi terjadi dibawah perikondrium/perikondrial atau

osifikasi periosteum/periosteal, mesenkim pada daerah perifer berdiferensiasi

dalam bentuk lembaran yang membentuk periosteum dimana osteoblast

terbentuk didalamnya.

Perkembangan Embriologi Extremitas Bawah

Manifestasi pertama extremitas bawah sebagai paddle-shape bud pada dinding

ventrolateral tubuh selama minggu 4-5 gestasi. Limb bud ini akan berkembang

bentuknya dengan adanya migrasi dan proliferasi dari jaringan mesenkim yang

berdifrensiasi. Dengan berakhirnya minggu ke 6, limb bud terus berkembang

membentuk lempengan terminal (plate) dari tangan dan kaki (termasuk

membentuk pola digiti) serta membentuk eksternal awal dari tungkai.

Tepatnya minggu ke 7, axis longitudinal dari upper dan lower limb buds

adalah parallel. Komponen pre-axial menghadap ke dorsal dan post-axial

menghadap ke ventral.

4

Page 8: Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

Pada periode ini posisi limb bud dibanding trunk tidak mengalami perubahan

yang berhubungan dengan aktivitas otot namun dipastikan akan mengalami

torsion pada tulang-tulangnya.

Jari-jari dibentuk penuh pada minggu ke 8 embrio, permukaan plantar yang

berlawanan disebut posisi praying feet, segera setelah itu lower limb berputar

ke medial membawa ibu jari ke midline dari posisi post-axial pada awalnya.

Selanjutnya secara mekanik intrauterine, terbentuklah ekstremitas bawah

fetus, kemudian femur atau upper limb bud  berotasi ke eksternal dan tibia

atau lower limb bud berotasi ke internal. Postur kaki terus tumbuh dan

dipastikan femur berotasi ke lateral dan tibia ke medial.

Dalam studi computer tomografi (CT) tibial torsion selama masa pertumbuhan

fetus, telah ditemukan bahwa ada peningkatan eksternal tibial torsion pada

stadium awal dari kehidupan fetus namun kemudian secara bertahap menurun

pada saat bayi lahir, tibial akan torsion ke arah internal. Setelah lahir tibia

berotasi ke arah eksternal dan rata-rata version tibia pada tulang matur adalah

15⁰. 

Pertumbuhan Memanjang Tulang

Pertumbuhan interstisial tidak dapat terjadi didalam tulang, oleh karena itu

pertumbuhan interstisial terjadi melalui proses osifikasi endokondral pada

tulang rawan. Ada dua lokasi pertumbuhan tulang rawan pada tulang panjang,

yaitu :

1.   Tulang Rawan Artikuler

Pertumbuhan tulang panjang terjadi didaerah tulang rawan artikuler dan

merupakan tempat satu-satunya bagi tulang untuk bertumbuh pada daerah

epifisis. Pada tulang pendek, pertumbuhan tulang dapat terjadi pada sekuruh

daerah tulang.

2.   Tulang Rawan Lempeng Epifisis

Tulang rawan lempeng epifisis memberikan kemungkinan metafisis dan difisis

untuk bertumbuh dan memanjang.

Pada daerah pertumbuhan ini terjadi keseimbangan antara dua proses, yaitu :

5

Page 9: Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

a.    Proses Pertumbuhan

Adanya pertumbuhan interstisial tulang rawan dari lempeng epifisis

memungkinkan terjadinya penebalan tulang.

b.    Proses klarifikasi

Kematian dan penggantian tulang rawan pada daerah permukaan metafisis

terjadi melalui proses osifikasi endikondral.

Pertumbuhan Tulang Pada Bayi

Pada waktu lahir, tulang-tulang pipih tengkorak dipisahkan satu dengan

lainnya oleh perekat tipis dari jaringan penyambung, yaitu sutura yang juga

berasal dari Krista neuralis. Di tempat-tempat pertemuan lebih dari dua tulang,

suturanya lebardan dikenal sebagai ubun-ubun(fontanella). Ubun- ubun yang

paling mencolok adalah ubun-ubun besar(fontanella anterior), yang terdapat

pada tempat pertemuan dua tulang parietal dan dua tulang frontalis. Sutura dan

ubun-ubun memungkinkan tulang-tulang tengkorak saling bertumpah

tindih(suatu proses yang disebut molase) selama proses persalinan.segera

setelah lahir, tulang-tulang membranosa bergerak kembali ke posisi asalnya

dan sehingga tengkorak tampak besar dan bulat. Sebenarnya ukuran kubah

sangat besar bila di bandingkan daerah muka yang kecil. Beberapa sutura dan

ubun-ubun tetap seperti membrane dalam waktu yang cukup lama setelah

lahir. Pertumbuhan tulang-tulang kubah terus berlangsung setelah lahir dan

terutama disebabkan oleh pertumbuhan otak. Walaupun seorang anak berusia

5-7tahun hampir sudah memiliki semua kapasitas tengkoraknya, beberapa

sutura masih tetap terbuka hingga usia dewasa. Pada beberapa tahun pertama

setelah lahir, palpasi ubun-ubun besar dapat memberikan informasi yang

bermanfaat mengenai apakah penulangan tengkorak berlangsung normal dan

apakah tekanan di dalam normal.

       Femoral anteversi pada saat lahir akan memiliki sudut sekitar 30⁰ sampai

40⁰. Dikarenakan intrauterin biasanya hip eksternal rotasi positif, maka pada

saat pemeriksaan infan akan terlihat hip lebih eksternal rotasi.

Page 10: Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

       Jaringan lunak hip eksternal rotasi yang kontraktur akan berkurang lebih

dari 1 tahun pertama kehidupan seorang anak selanjutnya meningkat menjadi

internal rotasi diharapkan femoral anteversi akan menjadi semakin terlihat.

                    Ada penurunan secara bertahap femoral anteversi dari 30⁰ sampai 40⁰ pada saat lahir kemudian menjadi 10⁰ sampai 15⁰ pada adolesen awal dan

puncak perbaikan terjadi sebelum usia 8 tahun.

Perawatan anak-anak dengan masalah muskuloskeletal masih menjadi bagian

tak terpisahkan dari bedah ortopedi modern. Banyak fraktur dan cedera yang

terjadi pada anak akibat tingkat aktivitasnya yang tinggi dan rangka yang unik

yang belum sempurna. Perawatan fraktur pada anak berbeda daripada orang

dewasa karena growth plate yang aktif di tulang mereka. Kerusakan pada

growth plate dapat menimbulkan masalah signifikan dengan pertumbuhan

tulang yang terlambat, dan fraktur risiko harus dimonitor dengan perawatan.

Perawatan skoliosis adalah aliran utama dalam ortopedi anak. Atas alasan

yang kurang dimengerti, pertumbuhan lengkung tulang punggung pada

beberapa anak, yang jika dibiarkan tak terawat dapat menimbulkan cacat yang

tak diharapkan dan dapat terus menyebabkan nyeri kronis yang akut dan

masalah pernafasan. Perawatan skoliosis cukup rumit dan sering melibatkan

gabungan penjepitan dan pembedahan.

Anak-anak memiliki keadaan muskuloskeletal unik lain yang menjadi fokus

ortopedi sejak masa Hippocrates, termasuk keadaan seperti kaki pekuk dan

dislokasi pinggul kongenital (juga dikenal sebagai displasia pertumbuhan

pinggul). Di samping itu, infeksi pada tulang dan sendi (osteomielitis) pada

anak juga umum. Di Amerika Serikat, rumah sakit khusus seperti Shriners

Hospitals for Children telah menyediakan bagian substansial perawatan anak

dengan cacat dan penyakit muskuloskeletal.

Page 11: Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

7

Perkembangan Remaja atau Dewasa

Selama manusia hidup, tulang akan terus mengalami perbaikan dan

perkembangan. Proses yang terjadi pada tulang yaitu formation dan

resorption. Selama resorption, sel tulang lama akan mengalami kerusakan dan

digantikan oleh sel-sel khusus yang disebut osteoclasts. Pada proses bone

formation, jaringan tulang baru akan menggantikan sel-sel tulang lama. Sel

yang melakukan proses ini adalah osteoblasts. Osteoblas dan osteoclasts

selama melakukan proses perbaikan pada tulang membutuhkan berbagai

banyak vitanan dan hormon, yaitu :

       calcitonin.

       parathyroid.

       vitamin C.

       hormon testosteron (pada lelaki).

       hormon estrogen (pada perempuan)

Pubertas memiliki peran penting dalam pertumbuhan tulang. tulang

memanjang dan mengalami peningkatan kepadatan. Pada akhir masa pubertas,

kemampuan tulang untuk memanjang berakhir. Ketika ini terjadi, remaja telah

mencapai tinggi maksimal dan massa tulang mencapai puncaknya. pubertas

dini dikaitkan dengan massa tulang yang lebih besar sementara pubertas

terlambat mengakibatkan massa tulang kurang. Remaja dengan perawakan

pendek kadang-kadang menjalani intervensi medis untuk menunda pubertas

dalam upaya untuk mencapai tinggi badan yang lebih. Penelitian ini

menunjukkan bahwa memperpanjang masa pertumbuhan dengan menunda

pubertas mungkin memiliki konsekuensi tak terduga di kemudian hari.

Tubuh memiliki sekitar 300 tulang saat baru dilahirkan, tapi seiring

berjalannya waktu dan pertumbuhan maka tulang yang terbentuk saat dewasa

hanya sekitar 206 tulang saja. Saat bayi tulang terbuat dari tulang rawan

(cartiage) yang lembut serta fleksibel, tulang ini akan tumbuh dan lambat laun

akan digantikan oleh tulang yang keras dengan bantuan kalsium. Pada usia 20-

an tahun, proses ini sudah lengkap dan tidak ada lagi pertumbuhan. Tulang-

tulang tersebut sudah besar dengan kerangka yang sangat kuat dan ringan.

Page 12: Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

8

Pada masa anak-anak sampai usia remaja, secara normal mineral tulang akan

meningkat secara progresif sam-pai mencapai puncaknya pada usia 25 – 28

tahun (wanita) dan usia sekitar 30 – 35 tahun (laki-laki) menurut beberapa ahli

puncak kepadatan tulang bervariasi. Menurut beberapa peneliti, kemunduran

kepadatan tu-lang & kekuatan tulang yg progresif (laki-laki & wanita) mulai

terjadi pada awal usia 20-an. Penurunan kepadatan tulang akan disertai dengan

meningkatnya porositas tulang. Wanita cenderung memiliki tulang yang lebih

kecil & area tulang kortikal yang lebih kecil daripada laki-laki. Perubahan

kekuatan tulang juga terjadi pada laki-laki tetapi laki-laki mengalami

perubahan yang tidak terlalu signifikan dibandingkan wanita.

Lansia

Osteoporosis adalah sebuah penyakit yang dapat menyebabkan tingkatan

kepadatan pada tulang menurun. Osteoporosis akan terus menggerogoti

kekuatan yang ada pada tulang trabecular yang dapat menyebabkan

berkurangnya kekuatan tulang secara drastis, dan juga tulang cortical menipis

dan secara keseluruhan tulang akan mudah patah. Penyakit osteoporosis akan

mengintai orang yang berusia lanjut dan pada wanita yang telah memasuki

masa menopause.

Pembentukan hormon tiroid yang terlalu banyak dapat menyebabkan rapuhnya

tulang. Pada wanita, kerapuhan tulang meningkat secara drastis pada masa

menopause karena kadar estrogen yang menurun. Amenorrhea (masa tidak

menstruasi sebelum masa menopause) dalam jangka panjang, juga

meningkatkan risiko osteoporosis. Pada pria, kadar testosteron yang rendah

dapat menyebabkan hilangnya kepadatan tulang.

Sendi sinovial adalah sendi-sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi-sendi

ini memiliki rongga sendi dan permukaan rongga sendi dilapisi

tulangrawanhialin.

Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan

dalam yang terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak

dan sinovium yang membentuk suatu kantung yang melapisi seluruh sendi,

dan membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi.

Page 13: Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

9

Sinovium tidak meluas melampaui permukaan sendi, tetapi terlipat sehingga

sehingga memungkinkan gerakan sendi secara penuh. Lapisan-lapisan bursa

diseluruh persendian membentuk sinovium. Periosteum tidak melewatikapsul.

Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi

permukaan sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku dan tidak

berwarna. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi relatif kecil (1 sampai 3

ml). Hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/ml

dan terutama adalah sel-sel mononuklear. Asam hialuronidase adalah senyawa

yang bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan disintesis oleh sel-

sel pembungkus sinovial. Bagian cair dari cairan sinovial diperkirakan berasal

dari transudat plasma. Cairan sinovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi

bagi tulang rawan sendi.

Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung beban tubuh pada

sendi sinovial. Tulang rawan ini memegang peranan penting dalam membagi

beban tubuh. Rawan sendi tersusun dari sedikit sel dan sebagian besar

substansi dasar. Substansi dasar ini terdiri dari kolagen tipe II dan proteoglikan

yang berasal dari sel-sel tulang rawan. Proteoglikan yang ditemukan pada

tulang rawan sendi sangat hidrofilik sehingga memungkinkan tulang rawan

tersebut menerima beban yang berat.

Tulang rawan sendi pada orang dewasa tidak mendapat aliran darah, limfe,

atau persarafan. Oksigen dan bahan-bahan metabolisme lain dibawa oleh

cairan sendi yang membasahi tulang rawan tersebut. Perubahan susunan

kolagen pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau usia yang

bertambah. Beberapa kolagen baru pada tahap ini mulai membentuk kolagen

tipe I yang lebih fibrosa. Proteoglikan dapat kehilangan sebagian kemampuan

hidrofiliknya. Perubahan-perubahan ini berarti tulang rawan akan kehilangan

kemampuannya untuk menahan kerusakan bila diberi beban berat.

Sendi dilumasi oleh cairan sinovial dan oleh perubahan-perubahan hidrostatik

yang terjadi pada cairan interstitial tulang rawan. Tekanan yang terjadi pada

tulang rawan akan mengakibatkan pergeseran cairan kebagian yang kurang

mendapat tekanan. Sejalan dengan pergeseran sendi ke depan, cairan yang

bergerak ini juga bergeser ke depan mendahului beban.

Page 14: Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

10

Cairan kemudian akan bergerak kebelakang ke bagian tulang rawan ketika

tekanan berkurang. Tulang rawan sendi dan tulang-tulang yang membentuk

sendi biasanya terpisah selama gerakan selaput cairan ini. Selama terdapat

cukup selaput atau cairan, tulang rawan tidak dapat aus meskipun dipakai

terlalu banyak.

Aliran darah ke sendi banyak yang menuju ke sinovium. Pembuluh darah

mulai masuk melalui tulang subkondral pada tingkat tepi kapsul. Jaringan

kapiler sangat tebal di bagian sinovium yang menempel langsung pada ruang

sendi. Hal ini memungkinkan bahan-bahan di dalam plasma berdifusi dengan

mudah ke dalam ruang sendi. Proses peradangan dapat sangat menonjol di

sinovium karena di dalam daerah tersebut banyak mengandung aliran darah,

dan disamping itu juga terdapat banyak sel mast dan sel lain dan zat kimia

yang secara dinamis berinteraksi untuk merangsang dan memperkuat respons

peradangan.

Saraf-saraf otonom dan sensorik tersebar luas pada ligamen, kapsul sendi, dan

sinovium. Saraf-saraf ini berfungsi untuk memberikan sensitivitas pada

struktur-struktur ini terhadap posisi dan pergerakan. Ujung-ujung saraf pada

kapsul, ligamen, dan adventisia pembuluh darah sangat sensitif terhadap

peregangan dan perputaran. Nyeri yang timbul dari kapsul sendi atau sinovium

cenderung difus dan tidak terlokalisasi. Sendi dipersarafi oleh saraf-saraf

perifer yang menyeberangi sendi. Ini berarti nyeri yang berasal dari satu sendi

mungkin dapat dirasakan pada sendi yang lainnya, misalnya nyeri pada sendi

panggul dapat dirasakan sebagai nyeri lutut.

Page 15: Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

11

BAB IV

PENUTUP

Simpulan

Tulang pada tubuh manusia berjumlah sekitar 206 tulang. Sistem

skeletal terdiri dari axial skeleton dan appendicular/perifer skeleton. Axial

skeleton adalah tulang2 yang membentuk axis tubuh yaitu tengkorak,

vertebra, sternum, dan costa. Appendicular skeleton adalah tulang2 yang

membentuk tambahan/pelengkap tubuh, yaitu tulang2 pada extremitas superior

dan inferior. Pada masa anak2 sampai usia remaja, secara normal mineral

tulang akan meningkat secara progresif sampai mencapai puncaknya pada usia

25 – 28 tahun (wanita) dan usia sekitar 30 – 35 tahun (laki2) menurut beberapa

ahli puncak kepadatan tulang bervariasi. Menurut beberapa peneliti,

kemunduran kepadatan tulang & kekuatan tulang yg progresif (laki2 &

wanita) mulai terjadi pada awal usia 20-an.

Pada fase awal perkembangan tulang embrio ( pada minggu ke-3 dan

ke-4 ) terbentuk tiga lapisan germinal yaitu ectoderm, mesoderm dan

endoderm. Lapisan ini merupakan jaringan yang bersifat multipotensial serta

akan membentuk mesenkim yang kemudian berdiferensiasi membentuk

jaringan tulang rawan. Pada minggu kelima perkembangan embrio, terbentuk

tonjolan anggota gerak ( limb bud )yang didalamnya terdapat juga sel

mesoderm yang kemudian akan berubah menjadi mesenkim yang merupakan

bakal terbentuknya tulang dan tulang rawan. Pada waktu lahir, tulang-tulang

pipih tengkorak dipisahkan satu dengan lainnya oleh perekat tipis dari jaringan

penyambung, yaitu sutura yang juga berasal dari Krista neuralis. Di tempat-

tempat pertemuan lebih dari dua tulang, suturanya lebardan dikenal sebagai

ubun-ubun(fontanella). Ubun- ubun yang paling mencolok adalah ubun-ubun

besar(fontanella anterior), yang terdapat pada tempat pertemuan dua tulang

parietal dan dua tulang frontalis.

Page 16: Daur Kehidupan Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Muskuluskeletal

12

DAFTAR PUSTAKA

http://uleegle.wordpress.com/2009/11/20/pembentukan-tulang/

http://suarademartha.blogspot.com/2010/06/embriologi-muskuloskeletal.html

Rasjad, Chairuddin. 2003. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makasar : Bintang Lamumpatue

Sadler,T.W.1991.Embriologi kedokteran langman.jakarta.EGC

13