Data Tbc Prov Riau

2
23 Kabupaten/Kota maka Kota Pekanbaru dengan IPM 79.47 merupakan IPM yang tertinggi, diikuti Kota Dumai (78.98 dan Kabupaten !iak (77.44 dan IPM yang terenda" ada#a" Kabupaten Kep. Meranti (7$.8% diikuti Kabupaten &okan 'i#ir (73.4 dan Kabupaten 'u#u (73.87. )erikut merupkan penya*ian IPM berda+arkan Kabupaten/Kota pada ta"un B. MORBIDITAS !e#ain meng"adapi tran+i+i demogra i, Indone+ia *uga meng"adapi tran+i+i epidemio#o yang menyebabkan beban ganda. Di +atu +i+i, ka+u+ gi-i kurang +erta penyakit penya in ek+i, baik re emerging maupun ne emerging di+ea+e ma+i" tinggi. 0amun di +i+i penyakit degenerati , gi-i #ebi" dan gangguan ke+e"atan akibat ke1e#akaan *uga men Ma+a#a" peri#aku tidak +e"at *uga men*adi aktor utama yang "aru+ diruba" ter#ebi" agar beban ganda ma+a#a" ke+e"atan terata+i. ngka ke+akitan (Morbidita+ pada pen bera+a# dari 1ommunity ba+ed data yang dipero#e" me#a#ui pengamatan (+ur ei#an+, yang dipero#e" dari a+i#ita+ pe#ayanan ke+e"atan me#a#ui +i+tem pen1atatan dan pe# +erta in+identi#. !ementara untuk kondi+i penyakit menu#ar, berikut ini akan diuraikan +itua+i bebera penyakit menu#ar yang per#u mendapatkan per"atian, terma+uk penyakit menu#ar yang di1ega" dengan imuni+a+i (PD3I dan penyakit yang memi#iki poten+i untuk men*adi Ke uar )ia+a (K ). Gambar 3.14 24 1. Penyakit Menular Langsung a. Tuberkulosis (TB) Proporsi Pasien TB BTA positi !i antara Suspek ( Positi Rate ) da#a" pro+enta+e pa+ien )5 po+iti yang ditemukan dianatara +e#uru" +u+pek yang diperik+a da"aknya. ngka ini menggambarkan mutu dari pro+e+ penemuan +ampai diagn pa+ien, +erta kepekaan mentapkan kriteria +u+pek. ngka ini +ekitar 6 $ . )i#a ter#a#u ke1i# ( kemungkinan di+ebabkan Pen*aringan +u+pek ter#a#u #onggar. )a orang yang tidak memenu"i kriteria +u+pek atau ada ma+a#a" da#am pemerik+aan #abora (0P5 : 0egati Pa#+u 5inggi. )i#a angka ini ter#a#u be+ar (; $ kemungkinan di+e Pen*aringan ter#a#u ketat atau ada ma+a#a" da#am pemerik+aan #aboratorium (PP5 : Po Pa#+u 5inggi. Gambar 3.15 2 Dari tabe# diata+ ter#i"at ba" a penemuan 5) )5 po+iti diantara +u+pek ke+e#uru" di Pro in+i &iau dari ta"un 2%%7 6 2%$3 ma+i" berki+ar diantara $ . Maka, dapat di+impu#kan ba" a penemuan ka+u+ 5) )5 po+iti tidak #onggar dan tidak ketat di pen*aringan +u+pek. 0amun bi#a di#i"at dari Propor+i pa+ien 5) )5 po+iti diantara +u+pek per Kabupaten/Kota Pro in+i &iau ta"un 2%$3, maka ada 2 (dua Kabupaten yang ter#a#u k da#am penemuan ka+u+ 5) diantara +u+pek yaitu Kab.)engka#i+ dan Kab.&okan 'i#ir. In kemungkinan di+ebabkan karena petuga+ ke+e"atan da#am penemuan +u+pek tidak berda+a dari ge*a#a utama yaitu batuk berda"ak +e#ama 2 3 minggu tetapi +uda" dengan beber ge*a#a #ain yang mendukung ke ara" diagno+a menderita 5) atau terdapat PP5 (Po+iti 5inggi. Dari gambar di ata+ dapat di"itung ba" a +e*ak ta"un 2%%8 "ingga 2%$3 terdapat 3 <$ ka+u+ 5) Paru )5 (= yang men*adi +umber penu#aran di ma+yarakat.

description

v

Transcript of Data Tbc Prov Riau

23Kabupaten/Kota maka Kota Pekanbaru dengan IPM 79.47 merupakan IPM yang tertinggi,diikuti Kota Dumai (78.98) dan Kabupaten Siak (77.44) dan IPM yang terendah adalahKabupaten Kep. Meranti (71.80) diikuti Kabupaten Rokan Hilir (73.45) dan Kabupaten RokanHulu (73.87). Berikut merupkan penyajian IPM berdasarkan Kabupaten/Kota pada tahun 2013.B. MORBIDITASSelain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi epidemiologiyang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi, kasus gizi kurang serta penyakit-penyakitinfeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih tinggi. Namun di sisi lain,penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguan kesehatan akibat kecelakaan juga meningkat.Masalah perilaku tidak sehat juga menjadi faktor utama yang harus dirubah terlebih dahuluagar beban ganda masalah kesehatan teratasi. Angka kesakitan (Morbiditas) pada pendudukberasal dari community based data yang diperoleh melalui pengamatan (surveilans), terutamayang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutinserta insidentil.Sementara untuk kondisi penyakit menular, berikut ini akan diuraikan situasi beberapapenyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk penyakit menular yang dapatdicegah dengan imunisasi (PD3I) dan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi KejadianLuar Biasa (KLB).Gambar 3.14241. Penyakit Menular Langsunga. Tuberkulosis (TB)Proporsi Pasien TB BTA positif di antara Suspek ( Positif Rate )Adalah prosentase pasien BTA positif yang ditemukan dianatara seluruh suspek yangdiperiksa dahaknya. Angka ini menggambarkan mutu dari proses penemuan sampai diagnosispasien, serta kepekaan mentapkan kriteria suspek. Angka ini sekitar 5 15%. Bila angka initerlalu kecil ( 15%) kemungkinan disebabkan :Penjaringan terlalu ketat atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (PPT = PositifPalsu Tinggi).Gambar 3.1525Dari tabel diatas terlihat bahwa penemuan TB BTA positif diantara suspek keseluruhandi Provinsi Riau dari tahun 2007 2013 masih berkisar diantara 5-15%. Maka, dapatdisimpulkan bahwa penemuan kasus TB BTA positif tidak longgar dan tidak ketat dipenjaringan suspek.Namun bila dilihat dari Proporsi pasien TB BTA positif diantara suspek perKabupaten/Kota Provinsi Riau tahun 2013, maka ada 2 (dua) Kabupaten yang terlalu ketatdalam penemuan kasus TB diantara suspek yaitu Kab.Bengkalis dan Kab.Rokan Hilir. Inikemungkinan disebabkan karena petugas kesehatan dalam penemuan suspek tidak berdasarkandari gejala utama yaitu batuk berdahak selama 2-3 minggu tetapi sudah dengan beberapagejala lain yang mendukung ke arah diagnosa menderita TB atau terdapat PPT (Positif PalsuTinggi).Dari gambar di atas dapat dihitung bahwa sejak tahun 2008 hingga 2013 terdapat 3561kasus TB Paru BTA (+) yang menjadi sumber penularan di masyarakat.Angka Notifikasi Kasus ( Case Notification Rate = CNR ) dan Case Detection Rate (CDR)CNR dalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatatdiantara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial,akan mengambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut.Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnyapenemuan pasien pada wilayah tersebut.Gambar 3.1626Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk tahun 2013 mengalami kenaikan 2 % CNRBTA (+) dari tahun 2012. Sedangkan CNR untuk tahun 2013 Semua kasus mengalamikenaikan 9 % dibandingkan tahun 2012.Dari gambar 3.18.diatas terlihat bahwa Kota Dumai merupakan CNR BTA (+)yangtertinggi sebesar 91, diikuti Kabupaten Pelalawan sebesar 86 dan Kabupaten Rokan Hulusebesar 82. Dan Indragiri Hilir merupakan CNR BTA (+)yang terendah sebesar 29, diikuti olehKabupaten Kampar (43) dan Kabupaten Siak (48)Gambar 3.17Gambar 3.1827Dari gambar di atas terlihat bahwa penjaringan kasus TB paling banyak ditemukan diPuskesmasyakni sebesar77%, sedangkan penjaringan melalui Rumah Sakit ditemukansebanyak 22% dan penjaringan kasus TB Paru melalui Dokter Praktek Swasta perannya masihsangat sedikit yakni sebesar 1%.Hasil Pengobatan TBHasil Pengobatan TB dikenal dengan Cure Rate jika hanya melihat hasil kesembuhan.Jika melihat keberhasilan pengobatan (sembuh dan lengkap), disebut dengan Success Rate(SR).Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pasien yang sembuh sebanyak 63.% dan angkaSukses Rate (SR) mencapai 91% (sembuh+PL) , sedangkan indicator nasional angkakesembuhan dan angka SR > atau sama dengan 85%. Dari jumlah pasien yang gagalpengobatan 0,4% (13 kasus), lalai 7,6% (255 kasus) dan yang pindah 7% (238 kasus), hal iniGambar 3.19Gambar 3.2028yang mempunyai kecendrungan besar untuk terjadinya TB-MDR (Multi Drug Resisten)terhadap OAT lini pertama.Pada Tahun 2013 di Provinsi Riau telah dibuka layanan PMDT (ProgrammaticManajemen Drug Tuberkullosis) dan menerima alat Gene Xpert dari GF-TB pusat pada tanggal30 Desember 2013. Sebagai fasyankes rujukan adalah RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Dari33 suspek yang dikirim samplenya, keseluruhan ada 11 orang yang telah confirm TB-MDR, 5orang berobat ke RSUD,1 hilang dalam pengamatan, 2 menolak pengobatan, dan meninggal 3orang.Cakupan Program Pengendalian TB Tahun 2013:Penemuan penderita baru BTA positif dari Januari sampai dengan Desember 2013yaitu 3.561 kasus (36,2%)dari perkiraan kasus baru BTA positif 160 per 100.000pendudukAngka Konversi yaitu 70 %Succes Rate 91%