daster waduk
-
Upload
anna-arifatul-ummah -
Category
Documents
-
view
38 -
download
0
description
Transcript of daster waduk
-
5/24/2018 daster waduk
1/11
-
5/24/2018 daster waduk
2/11
DASAR TEORI
Pengertian Limnologi (secara umum)
Menurut Musa(2006), menyatakan bahwa Limnologi berasal dari bahasa Yunani
Limne artinya genangan air, yang berarti bisa kolam, rawa atau danau. Limnologi
mempelajari tentang sistem perairan, di dalamnya termasuk danau dan kolam air tawar, danau
dan kolam air asin, rawa, sungai (Rivers) dan aliran atau cucuran air (streams).
Menurut Ivanhodgson (2010), menyatakan bahwa istilah limnologi pertama kali
digunakan oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Swiss (Francois Alfonse Forei) pada tahun
1892 yang mendefinisikan limnologi sebagai cabang ilmu yang mempelajari komponen
biotik di perairan darat permukaan yang bersifat menggenang atau lentik. Tahun 1996,
Dussan melengkapi definisi tersebut menjadi cabang ilmu yang mempelajari seluruh
fenomena dan saling interaksi antar komponen biotik dan abiotik yang terjadi di dalamnya,
baik pada ekosistem perairan darat permukaan yang tergenang (leutik) maupun pada perairan
darat permukaan yang mengalir (liotik). Para ahli mencoba menyederhanakan pengertian
limnologi ini dengan ilmu yang mempelajari proses interaksi faktor fisika, kimia dan biologi
dalam sistem perairan darat (luland waters), dimulai dari garis pantai ke arah darat, yang
dimaksud perairan tergenang dan mengalir yang berada di daratan. Ilmu limnologi selain,
mendeskripsikan sifat morfologis, tipe habitas, keanekaragaman hayati, dan proses-proses
dasar yang terjadi di dalamnya. Lebih jauh lagi, karena perairan darat itu sangat terkait
dengan daerah/kawasan yang berfungsi sebagai pensuplai airnya (Daerah Aliran Sungai =
DAS), maka pengaruh aktivitas antro pomenik di DAS masing-masing perairan darat itu pun
termasuk dalam kajian cabang ilmu yang disebut limnologi.
Pengertian Waduk
Danau/ waduk adalah salah satu sumber air tawar yang menunjang kehidupan semua
makhluk hidup dan kegiatan sosial ekonomi manusia. Ketersediaan sumber daya air,
mempunyai peran yang sangat mendasar untuk menunjang pengembangan ekonomi wilayah.
Sumber daya air yang terbatas disuatu wilayah mempunyai implikasi kepada kegiatan
pembangunan yang terbatas dan pada akhirnya kegiatan ekonomipun terbatas sehingga
kemakmuran rakyat makin lama tercapai. Air danau/waduk digunakan untuk berbagai
pemanfaatan antara lain sumber baku air minum air irigasi, pembangkit listrik,
penggelontoran, perikanan dsb. Jadi betapa pentingnya air tawar yang berasal dari
waduk/danau bagi kehidupan.
-
5/24/2018 daster waduk
3/11
Pada umumnya kedalaman danau bervariasi antara 50 200 m, akan tetapi banyak
juga yang mempunyai kedalaman lebih rendah dari 50 m. Sampai saat ini sebagaian besar
dari danau belum diketahui volumenya dengan pasti, demikian juga halnya presipitasi,
evaporasinya serta debit inflow dan outflow-nya. Dengan demikian waktu tinggal air danau
tidak diketahui sehingga daya tampung beban pencemaran tidak diketahui dan sekaligus
pemanfaatan bagi berbagai keperluan sulit untuk diprogramkan.
Parameter Fisika
Warna Perairan
Warna perairan adalah warna yang secara visual yang dapat kita lihat dari sebuah
perairan. Warna perairan dibagi menjadi dua yaitu warna tampak dan warna asli. Warna
tampak adalah warna dari sebuah perairan yang disebabkan oleh partikel-partikel terlarut dan
tersuspensi. Sedangkan warna asli merupakan warna yang disebabkan oleh bahan-bahan
terlarut dari danau atau kondisi sekitar danau. Warna perairan dipengaruhi oleh kedalaman.
Biasanya jenis substrat juga mempengaruhi warna perairan, dipinggir biasanya berwarna
gelap atau keruh, sedangkan didaerah tengah lebih terang. Semakin dalam suatu perairan
maka semakin pekat warna perairan (E. P. Odum, 1971).
Kecepatan arus
Menurut Hynes dalam Arfiati (1989), menyatakan bahwa kuat lemahnya arus dapat
mempengaruhi komunitas perifoton dan berbagai komunitas hidrobiotik lainnya. Perairan
berarus lemah, lebih banyak dihuni oleh perifeton dari pada perairan berarus kuat. Pada
perairan berarus kuat, dengan kecepatan arus 1,21 m/detik atau lebih sehingga hanya
organisme-organisme yang dapat menempel dengan kuat saja yang dapat menetap karena
tidak terbawa arus.
Pada perairan berarus lemah dengan kecepatan arus 0,20 m/detik, algae perifeton akan
lebih mudah berkembang, tetapi pada kecepatan arus kuat (1,00 m/detik) jumlah dan jenis
alga perifeton akan menurun karena adanya tekanan mekanik arus (Liudstrom dan traen
dalam Tesis, Arfiati, 1989).
Kecerahan
-
5/24/2018 daster waduk
4/11
Dalam hal ini kecerahan merupakan parameter fisika yang berhubungan dengan
fotosintesis karena pengaruh penetrasi cahaya yang masuk ke dalam waduk. Penetrasi cahaya
seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesa, dimana
habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman (E. P. Odum, 1971).
Cakroff (1977) menyatakan bahwa kecerahan yang produktif apabila pinggan secchi
mencapai kedalaman 20-40 cm dari permukaan. Kecerahan suatu perairan menetukan sampai
sejauh mana cahaya matahari dapat menembus perairan dan sampai kedalam berapa proses
fotosintesis dapat berlangsung sempurna. Menurut Welch (1984) semakin tinggi kecerahan
maka semakin dalam penetrasi caha matahari kedalam perairan, hal ini mengakibatkan
lapisan produktifitas primer makin tinggi.
Turbiditas atau kekeruhan disebabkan oleh banyak faktor, antara lain adanya bahan
yang tidak terlarut seperti debu, tanah liat, bahan organic, atau anorganik dan mikro organik
air. Hal ini berakibat air menjadi kotor dan tidak jernih. Kekeruhan mengganggu fotosintesis
tanaman air (Totok dan Suciastuti, 1991).
Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada
kisaran suhu tertentu. Daerah perairan yang cukup luas dapat mempengaruhi iklim daerah
daratan di sekitarnya. Suhu air paling baik dan efisien diukur menggunakan sensor elektronis
seperti air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara
bersama-sama mengurani perubahan suhu sampai tingkat minimal.
Boyd (1979) menyatakan bahwa suhu perairan didaerah tropis berkisar 25-32 C
masih layak untuk kehidupan organisme di perairan. Sedangkan menurut Rilley (1967), pada
umumnya spesies fitoplankton maupun zooplankton dapat berkembang dengan baik pada
suhu 25 C atau lebih.
Kedalaman
Kedalaman suatu ekosistem perairan dapat bervariasi tergantung pada zona
kedalaman dari suatu perairan tersebut, semakin dalam perairan tersebut maka intensitas
cahaya matahari yang masuk semakin berkurang. Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh
zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi olehkedalaman.
-
5/24/2018 daster waduk
5/11
Tipe Substrat
Tipe substrat pada perairan air tawar biasanya berupa lumpur, pasir, dan batu.
Substrat yang terlalu lunak tidak cocok bagi bentos dan perifiton yang hidup di permukaan
dan dalam dasar perairan (E. P. Odum, 1996). Substrat berupa lumpur terjadi karena
perpaduan antara air dan tanah yang terdapat di dasar perairan dan hasil dari penguraian oleh
detrivor juga berupa lumpur.
Parameter Kimia
Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) merupakan parameter kimia yang menunjukan salinitas atau
drajat keasaman dari suatu perairan dimana biota air dapat hidup didalamnya, pH yang ideal
berkisar antar 6,5-8,5. Dimana setiap organisme air memiliki toleransi pH yang berbeda.
Larutan atau air dikatakan asam jika pH < 7, dikatakan basa jika pH > 7, sedangkan jika pH =
7 maka larutan tersebut dikatakan seimbang.
DO
Menurut Arfiati (2001),menyatakan bahwa air yang sangat dingin mengandung
kurang dari 5% O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah.
Berkurangnya O2 karena :
1. Respirasi
2. Dekomposisi
Perairan dengan O2 tinggi,keragaman organism biasanya tinggi.Jika O2
menurun,hanya organism yang toleran saja yang dapat hidup di tempat tersebut.Variasi O2
danau oligotroph biasanya rendah,sebaliknya danau eutroph tinggi. Sumber-sumber O2:
1. Atmosfer : difusi,angin
2. Fotosintesis
Menurut Sudaryati(1991),menyatakan bahwa di perairan alam konsentrasi oksigen
terlarut dalam fungsi dari proses biologi seperti proses fotosintesa dan respirasi dan proses
fisika seperti pergerakan air dan suhu. Di permukaan air konsentrasi oksigen
-
5/24/2018 daster waduk
6/11
rendah,dikedalaman tertentu di daerah fotik mencapai maksimum, dan di dasar perairan
konsentrasinya menurun lagi ,selama stratifikasi panas ,konsentrasi oksigen terlarut di dasar
perairan rendah karena pengambilan oleh mikroba untuk respirasi.
Wardoyo (1981) Menyatakan bahwa kisaran oksigen terlarut yang dapat mendukung
kehidupan organisme perairan secara normal tidak boleh kurang dari 2 ppm, sedangkan
kandungan kandungan karbondioksida bebas tidak boleh lebih dari 25 ppm. Sedangkan
menurut Menklh (1988) menyatakan bahwa untuk kepentingan perikanan, kandungan
oksigen di perairan harus lebih dari 3 ppm, dan kadar oksigen terlarut sama dengan 3 ppm
maksimal untuk 8 jam dalam satu hari.
Biochemycal Oxygen Demand (BOD)
Kebutuhan Biochemycal Oxygen Demand (BOD) yang merupakan gambaran
secara tak langsung kadar bahan organik adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida dan air (Davis
dan Cornwell, 1991 dalam Effendi, 2000). Dengan kata lain BOD menunjukkan jumlah
oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi mikroba aerob dalam 300 ml contoh air
dalam botol tertutup yang diinkubasi pada suhu sekitar 20 C selama 5 hari dalam keadaan
tanpa cahaya (Laws, 1993). Hal ini berarti, bahwa rendahnya nilai BOD menunjukkan
sedikitnya jumlah bahan organik yang dioksidasi dan semakin bersihnya perairan dari
pencemaran limbah organik. Perairan dengan nilai BOD 5 melebihi 10 mg/l
dianggap telah mengalami pencemaran.(Effendi, 2000).
Sedangkan COD (Chemical Oxygen Demand) atau oksigen kimia untuk reaksi
oksidasi terhadap bahan buangan didalam air, dalam hal ini bahan buangan organik akan
dioksidasi oleh bahan kimia yang digunakan sebagai sumber oksigen oxidizing agent (Habib,
2011).
Parameter Biologi
Plankton
Plankton adalah hewan air yang hidup mengapung di atas permukaan air dimana
pergerakannya tergantung pada arus. Sehingga gerakan hidupnya tergantung pada arus atau
gelombang pada air. Plankton terbagi menjadi Fitoplankton dan Zooplankton. Fitoplankton
-
5/24/2018 daster waduk
7/11
terdiri atas ganggang, diatom, dan dinoflagelata. Zooplankton biasanya terdiri atas rotifera,
cladocera, copepod. Produsen adalah organisme yang memiliki kemampuan untuk
menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitas hidupnya,
sedangkan konsumen adalah organisme yang menggunakan sumber energi yang dihasilkan
oleh organisme lain. (Djarijah, 1995).
Perifiton
Perifiton merupakan hewan yang ukurannya sangat kecil (mikroskopis) oleh karena
itu, perifiton tidak dapat dilihat oleh mata tanpa bantuan mikroskop. Perifiton adalah
tumbuhan atau hewan yang tumbuh dan menempel pada objek yang tenggelam (E. P. Odum,
1998).
Bentos
Bentos merupakan organisme yang melekat atau beristirahat pada dasar endapan.
Bentos dapat dibagi berdasarkan makananya menjadi pemakan penyaring seperti (kerang)
dan pemakan deposit seperti ( siput ) (E. P. Odum, 1971). Hewan bentos hidup relatif
menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu
kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Dalam ekosistem perairan, makrozoobentos
berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga
planktonik sampai konsumen tingkat tinggi (Montagna et all, 1989).
Nekton
Nekton merupakan organisme yang dapat bergerak dan nerenang dengan kemauan
sendiri (dengan demikian dapat menghindari jaring plankton) contohnya seperti ikan, amfibi,
serangga air besar dll (E. P. Odum, 1998).
Neuston
Organisme yang tinggal atau beristirahat di atas permukaan air, yang pergerakannya
tidak di pengaruhi oleh pergerakan arus (E. P. Odum, 1998).
-
5/24/2018 daster waduk
8/11
Alat dan Bahan
1. pH stik dan indikator (3 buah)2. Thermometer (3 buah)3. Luxmeter (3 buah)4. Plankton net (3 buah)5. Kamera6. Alat tulis7. Papan jalan8. Botol jam9. Botol vitamin (9 buah)10.
Jaring kecil (3 buah)
11.Ember/ gayung12.Anemometer (3 buah)13.Secchi disch14.Tali rafia(1 gulung)
LANGKAH KERJA
1. Mengamati data klimatik waduka. Pengukuran pH air menggunakan pH stick
Mengambil pH stik
Mencelupkan pH stik ke air waduk, kemudian menunggu hingga
perubahan warna
Mencocokan perubahan warna pada pH stik dengan warna acuan
-
5/24/2018 daster waduk
9/11
Menyalakan anemometer dengan menekan tombol power
Mengarahkan anemometer ke udara agar terkena angin
Memperhatikan angka yang menunjukan kecepatan angin
Mengamati angka hingga konstan kemudian mencatat angka yang
terbaca
b. Pengukuran suhu air dan suhu lingkungan menggunakan termometer
c. Pengukuran intensitas cahaya menggunakan lux meter
d. Pengukuran kecepatan angin
Menyiapkan termometer dan menunggu hingga suhunya normal
Mengukur suhu air dengan termometer dengan meletakkan sebagian
bagian dari termometer pada air
Menunggu hingga angka yang terbaca pada termometer benarbenar
stabil
Mencatat angka yang terbaca pada termometer
Membersihkan termometer dengan air netral dan menunggu hingga
suhu pada termometer normal
Mengukur suhu udara dengan menggantungkan termometer di udara
Mengamati suhu yang terbaca dan mencatat
melihat hasil pengukuran pada layar panel, kemudian mencatat
mengarahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada
permukaan daerah yang akan diukur kuat penerangannya.
memilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux atau
50.000 lux) pada tombol Range.
menggeser tombol off/on kearah On
-
5/24/2018 daster waduk
10/11
e. Kecerahan
2. Mengamati biotaa. Mengambil sampel air waduk dengan gayung untuk mengetahui biota yang
terdapat pada air waduk dan menggunakan botol vitamin serta stoking untuk
mendapatkan plankton.
b. Mengamati biota yang terdapat pada aliran waduk menggunakan jaring untukbiota yang berukuran besar.
c. Mengamati ciri khusus biota yang terdapat di waduk.d. Mencatat jumlah biota yang ditemukan.e. Mengambil beberapa dokumentasi biota maupun keadaan waduk pada saat
melakukan kegiatan pengamatan.
f. Mengambil sampel apabila diperlukan dan membawanya menggunakan botolflakon.
Sia kan alat-alat an akan di unakan, se erti secchi disk dan meteran.
Lalu tentukan lokasi pengukuran kecerahan.
Setelah lokasi didapatkan, turunkan secchi disk secara perlahan hingga
batas tidak tampak, yakni warna hitam pada secchi disk tidak lagi terlihat.
Kemudian ukur panjangnya dengan meteran atau penggaris panjang.
Setelah itu, secara perlahan tarik secchi disk keatas hingga warna hitam
pada secchi disk tersebut kembali terlihat lalu ukur juga berapa
panjangnya, ini adalah batas tampak.Setelah nilai batas tidak tampak dan batas tampak telah didapat, maka
jumlahkan kedua nilai tersebut lalu dibagi dua. Ini merupakan nilai
kecerahanUntuk lebih jelasnya rumus menghitung kecerahan adalah sebagai
berikut:
Kecerahan air (cm) = (Jarak tidak tampak (cm) + Jarak tampak (cm)) : 2
-
5/24/2018 daster waduk
11/11
DAFTAR PUSTAKA
Arfiati, Diana. 1989. Komunitas-komunitas Alga perifiton di Sungai Cikaranggelem,
Cikampek, Jawa Barat, sebagai Tempat Pembuangan Limbah Cair Pabrik Pupuk Urea.
Bandung : IPB.
Arfiati, Diana. 2001. Strategi Peningkatan Kualitas Sumberdaya pada Ekosistem
Perairan Tawar. Malang : Universitas Brawijaya Press.
Boyd, C. E and F. Lichtkoppler, 1979. Water Quality Management in Pond for
Aquaculture, Agriculture Experiment Station.New York : Elsevier Publishing Company Inc.
Carlo, N. 2001. Efek Pengudaraan terhadap Kualitas Air Waduk Tropika. Jurnal
Lembaga Penelitian. Yogyakarta : Universitas Gadjahmada Press.
Djarijah, A., 1995.Pakan Ikan Alami. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Effendi, H., 2000. Telaahan Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan.Bogor : IPB Press.
Ivanhodgson.2010.Limnologi.http//ivanhodgson.wordpress.com/2010/07/13/limnologi
. Diakses pada tanggal 23 Mei 2014 pukul 19:19 WIB.
Musa, L., Mukhlis dan A. Rauf. 2006.Dasar Ilmu Tanah. Medan : FP USU.
Odum, Eugene P. 1996. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarya : Gadjahmada University
Press.
Odum, E. P. 1998. Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga.Ahli Bahasa : Samingan, T.
Yogyakarta : Gadjahmada University Press.
Sudaryanti, Sri. 1991. Dampak Mekanisme Alat Limnotek 3.1 terhadap Sebaran
Oksigen Terlarut. Bogor : IPB Press.
Sutrisno Totok, Ir. dan Suciastuti Eni. 1991. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Edisi
Baru.Jakarta : Rineka Cipta.
Wardoyo, S. T. H. 1981. Kriteria Kualitas Air untuk Evaluasi Pertanian dan
Perikanan. Training Analisa Dampak Lingkungan PPLHUND PSL IPB. Bogor:
PPLHUNDD-PSL IPB.