Dapat Terjadi Karena Hipoventilasi Akibat Pemberian Obat Analgetik Atau Anestesi Dalam

download Dapat Terjadi Karena Hipoventilasi Akibat Pemberian Obat Analgetik Atau Anestesi Dalam

of 13

Transcript of Dapat Terjadi Karena Hipoventilasi Akibat Pemberian Obat Analgetik Atau Anestesi Dalam

  • 8/16/2019 Dapat Terjadi Karena Hipoventilasi Akibat Pemberian Obat Analgetik Atau Anestesi Dalam

    1/13

    Dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau anestesi dalam, dan

    kondisi ini akan menimbulkan hipoksia janin dengan segala akibatnya. b. Gangguan aliran darah uterus

    Berkurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke

     plasenta dan juga ke janin, kondisi ini sering ditemukan pada anemia, hipotensi mendadak pada

    ibu karena perdarahan,2. Faktor plasenta

    Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta, asfiksia janin

    dapat terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya perdarahan plasenta,

    solusio plasenta.

    3. Faktor fetus

    ompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pembuluh darah

    umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat

    ditemukan pada keadaan tali pusat yang tertekan, menumbung,dll.

    !. Faktor neonatesDepresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena beberapa hal yaitu pemakaian

    obat anestesi yang berlebihan pada ibu.

    2.1.3 Manifestasi Klinis

    Pada asfiksia tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh

     beberapa keadaan diantaraya "a.  Fungsi jantung terganggu akibat peningkatan beban kerja jantung

     b.  Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan tetap tingginya resistensi

     pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah mengalami gangguan.

    Gejala klinis "

    Bayi yang mengalami kekurangan #2 akan terjadi pernafasan yang $epat dalam periode

    yang singkat apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan berhenti, denyut jantung juga

    mulai menurun, sedangkan tonus neuromus$ular berkurang se$ara berangsur%agsur berkurang

    dari bayi memasuki periode apneu primer.

    Gejala dan tanda pada asfiksia neunatorum yang khas antara lain meliputi pernafasan $epat,

     pernafasan $uping hidung, sianosis, nadi $epat

    Gejala lanjut pada asfiksia "

    &.  Pernafasan megap%megap yang dalam.

  • 8/16/2019 Dapat Terjadi Karena Hipoventilasi Akibat Pemberian Obat Analgetik Atau Anestesi Dalam

    2/13

    2.  Denyut jantung terus menurun.

    3.  'ekanan darah mulai menurun.

    !.  Bayi terlihat lemas (fla$$id).*.  +enurunnya tekanan #2 (Pa#2).

    .  +eningginya tekanan -#2 (Pa#2).

    .  'erjadinya perubahan sistem kardiovaskuler.2.1.4 PatofisiologiBila janin kekurangan #2 dan kadar -#2 bertambah, timbulah rangsangan terhadap nervus

    vagus sehingga D// (denyut jantung janin) menjadi lambat. /ika kekurangan #2 terus

     berlangsung maka nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi. 'imbulah kini rangsangan dari

    nervus simpatikus sehingga D// menjadi lebih $epat akhirnya ireguler dan menghilang. /anin

    akan mengadakan pernafasan intrauterin dan bila kita periksa kemudian terdapat banyak air 

    ketuban dan mekonium dalam paru, bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis. Bila janin lahir,

    alveoli tidak berkembang.

    0pabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan ganti, denyut jantung mulai menurun

    sedangkan tonus neuromuskuler berkurang se$ara berangsur%angsur dan bayi memasuki periode

    apneu primer. /ika berlanjut, bayi akan menunjukkan pernafasan yang dalam, denyut jantung

    terus menurun , tekanan darah bayi juga mulai menurun dan bayi akan terluhat lemas (flas$id).

    Pernafasan makin lama makin lemah sampai bayi memasuki periode apneu sekunder. 1elama

    apneu sekunder, denyut jantung, tekanan darah dan kadar #2 dalam darah (Pa#2) terus menurun.

    Bayi sekarang tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak akan menunjukkan upaya

     pernafasan se$ara spontan. ematian akan terjadi jika resusitasi dengan pernafasan buatan dan

     pemberian tidak dimulai segera.

    2.1.5 Klasifikasi

    'anda & 2 /umlah ilai

    Frekuensi

    /antung

    'idak 0da urang

    dari &

    45menit

    6ebih dari

    &

    45menit

    7saha

    Bernafas

    'idak 0da 6ambat,

    'idak 

    'eratur 

    +enangis

    uat

  • 8/16/2019 Dapat Terjadi Karena Hipoventilasi Akibat Pemberian Obat Analgetik Atau Anestesi Dalam

    3/13

    'onus

    #tot

    6umpuh 8kstremitas

    Fleksi1edikit

    Gerakan

    0ktif 

    9efleks 'idak 0da Gerakan1edikit

    +enangis

    :arna

    ulit

    Biru5Pu$at 'ubuhemerahan

    ,

    8kstremitasBiru

    'ubuh dan8kstremita

    s

    emerahan

    a.   ilai %3 " 0sfiksia berat b.   ilai !% " 0sfiksia sedang

    $.   ilai %& " ormal

    Dilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke%& dan menit ke%*, bila nilai apgar * menit

    masih kurang dari penilaian dilanjutkan tiap * menit sampai skor men$apai . ilai apgar 

     berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi baru lahir dan menentukan prognosis, bukan

    untuk memulai resusitasi karena resusitasi dimulai 3 detik setelah lahir bila bayi tidak 

    menangis. (bukan & menit seperti penilaian skor apgar)

    0sfiksia neonatorum di klasifikasikan "

    &. 0sfiksia 9ingan ( vigorus baby)1kor 0PG09 %&, bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istime;a.

    2. 0sfiksia sedang ( mild moderate asphyksia)

    1kor 0PG09 !%, pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari &5menit,

    tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.

    3. 0sfiksia Berat1kor 0PG09 %3, pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung kurang dari & <

     permenit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan kadang%kadang pu$at, reflek iritabilitas tidak ada.

    Pada asphyksia dengan henti jantung yaitu bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari &

    menit sebelum lahir lengkap atau bunyi jantung menghilang post partum, pemeriksaan fisik sama

     pada asphyksia berat.

    2.1.6 Komplikasi

    omplikasi yang mun$ul pada asfiksia neonatus antara lain "

    &. =ipoksia dan iskemia otak 

  • 8/16/2019 Dapat Terjadi Karena Hipoventilasi Akibat Pemberian Obat Analgetik Atau Anestesi Dalam

    4/13

    Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah berlarut sehingga terjadi

    renjatan neonatus, sehingga aliran darah ke otak pun akan menurun, keadaaan ini akan

    menyebabkan hipoksia dan iskemik otak.

    2. 0nuria atau oliguriaDisfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia, keadaan ini dikenal istilah

    disfungsi miokardium pada saat terjadinya, yang disertai dengan perubahan sirkulasi. Pada

    keadaan ini $urah jantung akan terganggu sehingga darah yang seharusnya dialirkan keginjal

    menurun. =al inilah yang menyebabkan terjadinya pengeluaran urine sedikit.3. oma

    0pabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan menyebabkan koma karena

     beberapa hal diantaranya hipoksemia dan perdarahan pada otak.2.1.7 Pemeriksaan Diagnostic0sfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari hipoksia janin. Diagnosis

    hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda%tanda ga;at janin. 'iga

    hal yang perlu mendapat perhatian yaitu "

    &.  Denyut jantung janin

    Frekuensi normal ialah antara &2 dan & denyutan5menit, selama his frekuensi ini bisa turun,

    tetapi di luar his kembali lagi kepada keadaan semula. Peningkatan ke$epatan denyut jantung

    umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi apabila frekuensi turun sampai di ba;ah & kali

     permenit di luar his, dan lebih%lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya. Di

     beberapa klinik elektrokardigraf janin digunakan untuk terus%menerus menghadapi keadaan

    denyut jantung dalam persalinan.

    2.  +ekonium dalam air ketuban+ekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada presentasi kepala

    mungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi dan harus di;aspadai. 0danya mekonium dalam

    air ketuban pada presentasi kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila

    hal itu dapat dilakukan dengan mudah.

    3.  Pemeriksaan p= darah janin

  • 8/16/2019 Dapat Terjadi Karena Hipoventilasi Akibat Pemberian Obat Analgetik Atau Anestesi Dalam

    5/13

    Dengan menggunakan amnioskop yang dimasukkan le;at serviks dibuat sayatan ke$il pada kulit

    kepala janin, dan diambil $ontoh (sampel) darah janin. Darah ini diperiksa p=%nya. 0danya

    asidosis menyebabkan turunnya p=. 0pabila p= itu turun sampai di ba;ah ,2 hal itu dianggap

    sebagai tanda bahaya ga;at janin mungkin disertai asfiksia.

    Beberapa pemeriksaan diagnostik yang dilakukan untuk mendiagnosis adanya asfiksia pada bayi

    (pemeriksaan diagnostik) yaitu"

    &. 0nalisa gas darah

    2. 8lektrolit darah

    3. Gula darah!. Berat bayi

    *. 71G ( epala )

    . Penilaian 0PG09 s$ore

    . Pemeriksaan 8G- dab -'% 1$an2.1.8 Penatalaksanaan'indakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi baru lahir yang bertujuan

    untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala sisa yang mungkin

    mun$ul. 'indakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan%tahapan yang dikenal dengan

    0B- resusitasi "

    &.  +emastikan saluran nafas terbuka "a.  +eletakan bayi dalam posisi yang benar 

     b.  +enghisap mulut kemudian hidung kalau perlu tra$hea

    $.  Bila perlu masukan 8' untuk memastikan pernapasan terbuka2.  +emulai pernapasan "

    a.  6akukan rangsangan taktil. Beri rangsangan taktil dengan menyentil atau menepuk telapak kaki.

    6akukan penggosokan punggung bayi se$ara $epat, mengusap atau mengelus tubuh, tungkai dan

    kepala bayi.

     b.  Bila perlu lakukan ventilasi tekanan positif.3. +empertahankan sirkulasi darah "

    9angsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan $ara kompresi dada atau bila perlu

    menggunakan obat%obatan

    -ara resusitasi dibagi dalam tindakan umum dan tindakan khusus "

    &.  'indakan umuma.  Penga;asan suhu

     b.  Pembersihan jalan nafas

    $.  9angsang untuk menimbulkan pernafasan

    2.  'indakan khusus

  • 8/16/2019 Dapat Terjadi Karena Hipoventilasi Akibat Pemberian Obat Analgetik Atau Anestesi Dalam

    6/13

    a.  0sphyksia berat

    9esusitasi aktif harus segera dilaksanakan, langkah utama memperbaiki ventilasi paru dengan

     pemberian #2 dengan tekanan, $ara terbaik dengan intubasi endotrakeal lalu diberikan #2 tidak 

    lebih dari 3 mm=g. 0sphiksia berat hampir selalu disertai asidosis, koreksi dengan bikarbonat

    natrium 2%! m8>5kgBB, diberikan pula glukosa &*%2 ? dengan dosis 2%!ml5kgBB. edua obat

    ini disuntikan kedalam intra vena perlahan melalui vena umbilikalis, reaksi obat ini akan terlihat

     jelas jika ventilasi paru sedikit banyak telah berlangsung. 7saha pernapasan biasanya mulai

    timbul setelah tekanan positif diberikan &%3 kali, bila setelah 3 kali inflasi tidak didapatkan

     perbaikan pernapasan atau frekuensi jantung, maka masase jantung eksternal dikerjakan dengan

    frekuensi @%&5menit. 'indakan ini diselingi ventilasi tekanan dalam perbandingan &"3 yaitu

    setiap kali satu ventilasi tekanan diikuti oleh 3 kali kompresi dinding toraks, jika tindakan ini

    tidak berhasil bayi harus dinilai kembali, mungkin hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan

    asam dan basa yang belum dikoreksi.

     b.  0sphyksia ringan dan sedang

    1timulasi agar timbul reflek pernapsan dapat di$oba, bila dalam ;aktu 3% detik tidak timbul

     pernapasan spontan, ventilasi aktif harus segera dilakukan, ventilasi sederhana dengan kateter #2

    intranasal dengan aliran &%2 lt5mnt, bayi diletakkan dalam posisi dorsofleksi kepala. emudian

    dilakukan gerakan membuka dan menutup nares dan mulut disertai gerakan dagu keatas dan

    keba;ah dengan frekuensi 2 kali5menit, sambil diperhatikan gerakan dinding toraks dan

    abdomen. Bila bayi memperlihatkan gerakan pernapasan spontan, usahakan mengikuti gerakan

    tersebut, ventilasi dihentikan jika hasil tidak di$apai dalam &%2 menit, sehingga ventilasi paru

    dengan tekanan positif se$ara tidak langsung segera dilakukan, ventilasi dapat dilakukan dengan

    dua $ara yaitu dengan dari mulut ke mulut atau dari ventilasi ke kantong masker. Pada ventilasi

    dari mulut ke mulut, sebelumnya mulut penolong diisi dulu dengan #2, ventilasi dilakukan

    dengan frekuensi 2%3 kali permenit dan perhatikan gerakan nafas spontan yang mungkin

  • 8/16/2019 Dapat Terjadi Karena Hipoventilasi Akibat Pemberian Obat Analgetik Atau Anestesi Dalam

    7/13

    timbul. 'indakan dinyatakan tidak berhasil jika setelah dilakukan berberapa saat terjadi

     penurunan frekuensi jantung atau perburukan tonus otot, intubasi endotrakheal harus segera

    dilakukan, bikarbonat natrium dan glukosa dapat segera diberikan, apabila 3 menit setelah lahir 

    tidak memperlihatkan pernapasan teratur, meskipun ventilasi telah dilakukan dengan adekuat.

    2.2 Konsep Asuan Kepera!atan

    2.2.1 Pengka"ian

    a. #io$ata

    %. &i!a'at Keseatan

    &.  eluhan utama

    Bayi baru lahir mengalami bradipneu, denyut jantung dan tekanan darah bayi menurun, sianosis,

    gerakan ekstremitas fleksi sedikit, dan gerakan refle

  • 8/16/2019 Dapat Terjadi Karena Hipoventilasi Akibat Pemberian Obat Analgetik Atau Anestesi Dalam

    8/13

     b.  /enis persalinan " ormal

    $.  Penolong persalinan " Bidan

    d.  esulitan lahir normal " Cbu kesulitan mengedan karena ibu $epat lelah-.  Post natal

    a.  ondisi bayi " BB lahir 2.! gram, PB" ! $m

     b.  Bayi mengalami nafas lambat, denyut jantung bayi menurun$.  Bayi tidak mengalami kemerahan dan nampak pu$at.

    d.  Gerakan refle< sedikit dan tonus otot bayi menurun

    c.  &i!a'at (um%i Kem%ang

    Pertumbuhan Fisik 

    &. Berat Badan 6ahir " 2! gr 

    2. 'inggi Badan " ! $m

    3. 6ingkar kepala " 3 $m!. 6ingkar dada " 2@ $m

    *. 6ingkar lengan atas " &2 $m

    . 6ingkar perut " * $m

    $. &eaksi )ospitalisasi  Pemahaman keluarga tentang sakit dan ra;at inap

    &.  #rang tua mengatakan merasa $emas dan ka;atir mengenai keadaan bayinya.2.  #rang tua selalu menanyakan apakah sakit bayinya dapat sembuh.

    3.  #rang tua berharap agar anaknya $epat sembuh.

    e.  Pemeriksaan *isik

    eadaan 7mum lien " klien nampak bradipneu, denyut jantung dan tekanan darah menurun,

    tampak sianosis, gerakan ekstremitas dan refle

  • 8/16/2019 Dapat Terjadi Karena Hipoventilasi Akibat Pemberian Obat Analgetik Atau Anestesi Dalam

    9/13

    $.  Bayi nampak pu$at

    .  1ystem 8ndokrim

    a.  elenjar 

    'hyroid " 'idak 

    tampak pembesaran

    kelenjar tiroid.  1ystem

    Perkemihan

    a.  'idak ada edema b.  'idak ada

     bendungan kandung

    kemih

    @.  1ystem

    9eproduksi

    a.  Penis " Bersih b.  'idak ada

    kelainan pada area

    genetalia

    2.2.2  Diagnosa

    Kepera!atan

    a.  Analisa Data

    %.  &umusan

    Diagnosa

    &.  Bersihan jalan

    nafas tidak  

    efektif b.d

     produksi mukus

     banyak.

    1ymptom 8tiologi Problem

    D1 "

    D# "

    % Bayi tampak sesak 

    Paralisis pusat

     pernafasan

    0sfiksia

    Paru%paru terisi

    $airan

    Bersihan jalan nafas

    tidak efektif 

    Bersihan jalan tidak 

    efektif 

    D1 "

    D# "

    % Bayi mengalami

     bradipneu " 2*

  • 8/16/2019 Dapat Terjadi Karena Hipoventilasi Akibat Pemberian Obat Analgetik Atau Anestesi Dalam

    10/13

    2.  Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi5 hiperventilasi

    3.  9isiko $edera b.d anomali kongenital tidak terdeteksi atau tidak teratasi pemajanan pada agen%

    agen infeksius.

    2.1.3  +nter,ensi

     o

    D<'ujuan riteria =asil Cntervensi 9asional

    & lien memperlihatkan

     bersihan jalan nafasnya

    efektif, dengan kriteria "

    &.afas Bayi kembali

    normal

    2.Bayi aktif.

    3.Pada pemeriksaan

    auskultasi tidak

    ditemukan lagi bunyi

    tambahan pernafasan

    &.aji tanda vital

     pernafasan, nadi,

    tekanan darah.

    2.aji frek;ensi,

    kedalaman

     pernafasan dan

    tanda%tanda sianosis

    setiap 2 jam.

    3.Dorong

     pengeluaran

    sputum, pengisapan

    (su$tion) bila

    diindikasikan.

    &.1ebagai

    indi$ator adanya

    gangguan dlm

    system pernafasan

    2.Berguna dalam

    evaluasi derajat

    distress

     pernafasan

    adan5atau

    kronisnya proses

     penyakit. 1ianosismungkin perifer

    (terlihat pada

    kuku) atau sentral

    (terlihat sekitar

     bibir dan atau

    telinga). eabu%

    abuan dan

    sianosis sentral

    mengindikasikan

     beratnya

    hipoksemia.

  • 8/16/2019 Dapat Terjadi Karena Hipoventilasi Akibat Pemberian Obat Analgetik Atau Anestesi Dalam

    11/13

    !.6akukan palpasi

    fokal fremitus

    *.#bservasi tingkat

    kesadaran, selidiki

    adanya perubahan

    .olaborasi

    dengan tim medis

     pemberian #2

    sesuai dengan

    indikasi

    3.ental, tebal

    dan banyaknya

    sekresi adalah

    sumber utama

    gangguan

     pertukaran gas

     pada jalan nafas

    ke$il, pengisapan

    dibutuhkan bila

     batuk tidak

    efektif.

    !.Penurunan

    getaran vibrasi

    diduga ada

     pengumpulan

    $airan atau udara

    terjebak.

    *.Gelisah dan

    ansietas adalahmanifestasi umum

     pada hipoksia,

    GD0 memburuk

    disertai

     bingung5somnole

    n menunjukkan

    disfungsi serebral

    yang berhubungan

    dengan

    hipoksemia.

    .Dapat

    memperbaiki

  • 8/16/2019 Dapat Terjadi Karena Hipoventilasi Akibat Pemberian Obat Analgetik Atau Anestesi Dalam

    12/13

    5men$egah

    memburuknya

    hipoksia.

    2 lien memperlihatkan

     pola nafas yang efektif,

    dengan riteria hasil "

    &.  Frek;ensi dan

    kedalaman pernafasan

    dalam rentang normal2.  Bayi aktif 

    &.aji frek;ensi,

    kedalaman

     pernafasan dan

    ekspansi dada.

    2.-atat upaya

     pernafasan,

    termasuk penggunaan otot

     bantu pernafasan

    3.0uskulatasi bunyi

    nafas dan $atat

    adanya bunyi nafas

    seperti mengi,

    krekels,dll

    !.'inggikan kepala

     bayi dan bantu

    mengubah posisi

    *.Berikan oksigen

    tambahan

    &.e$epatan

     biasanya

    meningkat apabila

    terjadi

     peningkatan kerja

    nafas

    2.Penggunaan

    otot bantu pernafasan

    sebagai akibat

    dari penigkatan

    kerja nafas

    3.Bunyi nafas

    menurun5tak ada

     bila jalan nafas

    obstruksi dan

    adanya bunyi

    nafas ronki dan

    mengi

    menandakan

    adanya kegagalan

     pernafasan

    !.7ntuk

    memungkinkan

    ekspansi paru dan

    memudahkan

     pernafasan.

  • 8/16/2019 Dapat Terjadi Karena Hipoventilasi Akibat Pemberian Obat Analgetik Atau Anestesi Dalam

    13/13

    *.+emaksimalkan

     bernafas dan

    menurunkan kerja

    nafas