Danny East Asia Summit

2
KTT Asia Tim r Oleh: DannyRahdiansyah (Diplomat Indonesia, bekerja pada KemluRl. Ini merupakan pandangan pribadi) ada tanggal 19 November 201-!yang baru lalu, Indone- sia telah menjadi tuan rumah KTT ke6 Asia Timur (East Asia Summit/EAS) di Bali. KTT ini ramai diperbincang- kanmedia dan kalangan akademisi karena untuk per- tama kalinya, Amerika Serikat dan Federasi Rusia resmi ffi berpartisipasi. Presiden AS, Barack Obama hadir didampingi Men- lu Hillary Clinton. Tentunya kedatangan keduanya membawa bobot tersendiri bagi pertemuan ini. Menarik dicermati sebenarnya manfaat apayang dapat ditarik oleh Indonesia dari penyelenggaraan KTT tersebut, baik dalam ka pasitas nasional maupun dalam perannya sebagai Ketua ASEAN tahun 2011. Sejenak menarik ke belakang, EAS saat ini sudah berumur 6 tahun sejak pertama kali didirikan di Kuala Lumpur, Malaysia tahun 2005. Para Kepala Pemerintahan sepakat bahwa EAS merupakan suatu forum bagiparaPemimpin (Leader*led1 untuk mendisku- sikan berbagai isu politik danekonomi strategis yang menjadi ke- pentingan dan perhatian bersama, dengan ASEAN berada di pusat- nya. Selain itu, EAS juga menyusun lima bidang prioritas kerjasama fungsional, yang mencakup pendidikan, keuangan, energi, penang- gulangan bencana danpencegahan avian flu. Dalam perkembangannya, kelima bidang kerjasama fungsional itu berkembang dengan kecepatan yang berbeda satusama lain. Dibidang energi misalnya, para Menteri Energi EAS telah bertemu secara rutin untukmemajukan kerjasama ini. Di bidang pendi- dikan, sejumlah aktivitas workshop danpertukaran pemuda telah memperkuat jejaring antar-masyarakat di kawasan Asia Timur. Na- mun di sisilain, untuk seKor keuangan, kerjasama masih sebatas workshop capacity building, namun belum terdapat pertemuan resmi di tingkat Menteri. Di tahun 2OMni, ketika Indonesia menjabat sebagai Ketua ASEAN, Indonesia berupaya memperkuat kerjasama EAS, dengan mengusulkan suatu deklarasi yang memuat prinsip dan norma-nor- ma umum sebagai panduan tatahubungan damai antar-bangsa di kawasan. Usulan ini kemudian dimanifestasikan dalam dokumen Declaration of the EAS on the Principles for Mutually Beneflcial Relations. Usulan Indonesia lainnya adalah untuk memperkuat ker- jasama penanggulangan bencana, terutama pada tahap tanggap darurat. Usulan ini kemudian digabungkan dengan inisiatif Aus- tralia di bidang yang sama, dan direfleksikan dalam dokumen /nde nesian-Australian Paper: A Practical Approach to Enhance Regional Cooperation on Disaster RapidResponse. Di samping itu, Sing+ pura juga mengusulkan suatu deklarasi untuk memperkuat Konek- tivitas ASEAN yang kemudian dituangkan ke dalam dokumen Dec- laration of the 6n East Asia Summit on ASEAN Connectivity. Ketiga dokumen tersebut akhirnya menjadi outcome documents dariKTT ke6 Asia Timur, di samping dokumen Chairman's Statementyang dikeluarkan Indonesia sebagai catatan pertemuan tersebut. Lebih jauh, untuk mengarahkan kerjasama EAS ke depan, Indo nesia juga mengusulkan empat agenda utama EAS, yaitu upaya bersama untuk: memperkuat ekonomi AsiaTimur; membangun landasan dantindakan nyata menangani food, water and energ/ securv serla climate change; mengatasi non-traditional security challenges'. naturaldisasters, terrorism, transnational crimes; dan memelihara perdamaian, keamanan, stabilitas dan ketertiban Kawasan Asia Timur. Dalam pelaksanaannya, KTT ke6 Asia Timur ini juga menjadi se makin penting karena untuk pertama kalinya, atas undangan Indo nesia sebagai Ketua ASEAN, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki- moon, memberikan pidato singkat di hadapan para Kepala Peme rintahan EAS. Dalam pidatonya, Sekjen PBBmenekankan pen- tingnya negaranegara EAS untuk memperkuat kerjasama di bidang pelayanan kesehatan, khususnya bagi kaum perempuan dan anak- anak, serta perlunya peningkatan investasi sosial danteknologi inovatif untuk penguatan masyarakat di setiap negara. Sekjen PBB juga menggarisbawahi pentingnya menjawab tantangan perubahan iklim danmenjamin ketersediaan energi, makanan danairbersih. Mengacu padadokumen Chairman's Statement KTT ke6 Asia Timur, kita dapat melihat bahwa para Pemimpin berkesempatan untuk berdiskusi satusama lainmembahas berbagai isu penting yang menjadi kepentingan danperhatian bersama, yaitu pada lima bidang prioritas EAS, arah masa depan EAS, dan juga berbagai isu strategis kawasan daninternasional, seperti isu keiasama mari- tim, non-proliferasi dan perlucutan senjata, Semenanjung Korea, isu Myanmar sertasejumlah isu kejahatan transnasional seperti perompakan, perdagangan manusia, pencucian uang danlain-lain. Selain itu isuketahanan pangan juga disinggung, di mana negara negara EAS diharapkan dapat meningkatkan investasi danmem- perkuat pengembangan riset di seKor pertanian untuk meningkat- kanproduKivitas danmemastikan pasokan yang cukup bagi ma syarakat di kawasan. Dari pelaksanaan KTT ke6 Asia Timur ini,Indonesia dapat me @l fOnunf Krmrrnr: No. 32, 18 Drsrn,rern 2011

Transcript of Danny East Asia Summit

Page 1: Danny East Asia Summit

KTT Asia Tim rOleh: Danny Rahdiansyah(Diplomat Indonesia, bekerja pada Kemlu Rl. Ini merupakan pandangan pribadi)

ada tanggal 19 November 201-!yang baru lalu, Indone-sia telah menjadi tuan rumah KTT ke6 Asia Timur (EastAsia Summit/EAS) di Bali. KTT ini ramai diperbincang-kan media dan kalangan akademisi karena untuk per-tama kalinya, Amerika Serikat dan Federasi Rusia resmi

ffi

berpartisipasi. Presiden AS, Barack Obama hadir didampingi Men-lu Hillary Clinton. Tentunya kedatangan keduanya membawa bobottersendiri bagi pertemuan ini.

Menarik dicermati sebenarnya manfaat apa yang dapat ditarikoleh Indonesia dari penyelenggaraan KTT tersebut, baik dalam kapasitas nasional maupun dalam perannya sebagai Ketua ASEANtahun 2011.

Sejenak menarik ke belakang, EAS saat ini sudah berumur 6tahun sejak pertama kali didirikan di Kuala Lumpur, Malaysia tahun2005. Para Kepala Pemerintahan sepakat bahwa EAS merupakansuatu forum bagi para Pemimpin (Leader*led1 untuk mendisku-sikan berbagai isu politik dan ekonomi strategis yang menjadi ke-pentingan dan perhatian bersama, dengan ASEAN berada di pusat-nya. Selain itu, EAS juga menyusun lima bidang prioritas kerjasamafungsional, yang mencakup pendidikan, keuangan, energi, penang-gulangan bencana dan pencegahan avian flu.

Dalam perkembangannya, kelima bidang kerjasama fungsionalitu berkembang dengan kecepatan yang berbeda satu sama lain.Di bidang energi misalnya, para Menteri Energi EAS telah bertemusecara rutin untuk memajukan kerjasama ini. Di bidang pendi-dikan, sejumlah aktivitas workshop dan pertukaran pemuda telahmemperkuat jejaring antar-masyarakat di kawasan Asia Timur. Na-mun di sisi lain, untuk seKor keuangan, kerjasama masih sebatasworkshop capacity building, namun belum terdapat pertemuanresmi di tingkat Menteri.

Di tahun 2OMni, ketika Indonesia menjabat sebagai KetuaASEAN, Indonesia berupaya memperkuat kerjasama EAS, denganmengusulkan suatu deklarasi yang memuat prinsip dan norma-nor-ma umum sebagai panduan tata hubungan damai antar-bangsa dikawasan. Usulan ini kemudian dimanifestasikan dalam dokumenDeclaration of the EAS on the Principles for Mutually BeneflcialRelations. Usulan Indonesia lainnya adalah untuk memperkuat ker-jasama penanggulangan bencana, terutama pada tahap tanggapdarurat. Usulan ini kemudian digabungkan dengan inisiatif Aus-tralia di bidang yang sama, dan direfleksikan dalam dokumen /ndenesian-Australian Paper: A Practical Approach to Enhance Regional

Cooperation on Disaster Rapid Response. Di samping itu, Sing+pura juga mengusulkan suatu deklarasi untuk memperkuat Konek-tivitas ASEAN yang kemudian dituangkan ke dalam dokumen Dec-laration of the 6n East Asia Summit on ASEAN Connectivity. Ketigadokumen tersebut akhirnya menjadi outcome documents dari KTTke6 Asia Timur, di samping dokumen Chairman's Statementyangdikeluarkan Indonesia sebagai catatan pertemuan tersebut.

Lebih jauh, untuk mengarahkan kerjasama EAS ke depan, Indonesia juga mengusulkan empat agenda utama EAS, yaitu upayabersama untuk: memperkuat ekonomi Asia Timur; membangunlandasan dan tindakan nyata menangani food, water and energ/securv serla climate change; mengatasi non-traditional securitychallenges'. natural disasters, terrorism, transnational crimes; danmemelihara perdamaian, keamanan, stabilitas dan ketertibanKawasan Asia Timur.

Dalam pelaksanaannya, KTT ke6 Asia Timur ini juga menjadi semakin penting karena untuk pertama kalinya, atas undangan Indonesia sebagai Ketua ASEAN, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, memberikan pidato singkat di hadapan para Kepala Pemerintahan EAS. Dalam pidatonya, Sekjen PBB menekankan pen-tingnya negaranegara EAS untuk memperkuat kerjasama di bidangpelayanan kesehatan, khususnya bagi kaum perempuan dan anak-anak, serta perlunya peningkatan investasi sosial dan teknologiinovatif untuk penguatan masyarakat di setiap negara. Sekjen PBBjuga menggarisbawahi pentingnya menjawab tantangan perubahaniklim dan menjamin ketersediaan energi, makanan dan air bersih.

Mengacu pada dokumen Chairman's Statement KTT ke6 AsiaTimur, kita dapat melihat bahwa para Pemimpin berkesempatanuntuk berdiskusi satu sama lain membahas berbagai isu pentingyang menjadi kepentingan dan perhatian bersama, yaitu pada limabidang prioritas EAS, arah masa depan EAS, dan juga berbagai isustrategis kawasan dan internasional, seperti isu keiasama mari-tim, non-proliferasi dan perlucutan senjata, Semenanjung Korea,isu Myanmar serta sejumlah isu kejahatan transnasional sepertiperompakan, perdagangan manusia, pencucian uang dan lain-lain.Selain itu isu ketahanan pangan juga disinggung, di mana negaranegara EAS diharapkan dapat meningkatkan investasi dan mem-perkuat pengembangan riset di seKor pertanian untuk meningkat-kan produKivitas dan memastikan pasokan yang cukup bagi masyarakat di kawasan.

Dari pelaksanaan KTT ke6 Asia Timur ini, Indonesia dapat me

@l fOnunf Krmrrnr: No. 32, 18 Drsrn,rern 2011

Page 2: Danny East Asia Summit

lur dan Indonesia

ngambil sejumlah manfaat dalam berbagai aspek antara lain sebagai berikut.

Indonesia berhasil menegaskan peran sentral ASEAN di tengah-tengah berbagai kekuatan besar dunia yang memiliki agenda dankepentingan di kawasan Asia Timur.

Diskusi dan pembahasan berbagai isu strategis di tingkat Kepala Negara/Pemerintahan dalam suatu diskusi yang bebas tidak ha-nya memberikan kontribusi pada pemeliharaan keamanan, stabili-tas dan kesejahteraan di kawasan, tapi juga memberikan kesem-patan bagi para Pemimpin untuk bertukar pandangan dan mencarisolusi atas isu-isu yang menjadi kepentingan dan perhatian ber-sama. Terlebih lagi dengan keikutsertaan Federasi Rusia dan Amerika Serikat untuk pertama kalinya di KTT AsiaTimur, dinilai dapat meningkatkan status forumEAS di kancah global.

bangunan infrastruKur, peluang ekonomi dan menciptakan per-tumbuhan (opportun iAdrivenl.

Dengan disepakatinya IndonesiarrAustralian Paper: A PracticalApproach to Enhance Regional Cooperation on Disaster Rapid Res-ponse oleh negaranegara peserta EAS, maka hal ini dapat lebihmeningkatkan dan memaksimalkan kerjasama yang lebih luas dalam pengelolaan dan penanganan bencana, koordinasi segera se-telah terjadinya bencana dan saat kondisi darurat (emergency r+pid response) termasuk persiapan dan kesiapan sebelum terjadibencana (alert early warning system) dan upaya pemulihan danrekonstruksi setelah terjadinya (pasca) bencana melalui mekanis-me yang telah ada di ASEAN.

Indonesia berhasil mensgaskan peran sentral ASEAN

Dokumen Declaration of the EAS on the Prin-ciples for Mutually Beneficial Relations ber-isi norma-norma dasar dan prinsitrprinsipumum yang diambil dari befuagai dokumen dasar sebelumnya termasuk Piagam PBB, TraktatPersahabatan dan Keflasama (Treaty of AmiUand Cooperation/TAQ dan pengaturan lain-nya antara negaranegara peserta EAS, akanberfungsi sebagai pedoman untuk menata hu-bungan antara negara peserta EAS dalam rang-ka memajukan dan menjaga perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di wilayah Asia Timur.

Dokumen Declaration of the 6n East AsiaSummit on ASEAN Connectivity memasukkanisu KoneKivitas sebagai salah satu kerjasamautama dari KTT Asia Timur selain lima prioritasyang sudah ada. Deklarasi ini antara lain akanmendukung dan memfasilitasi kerjasama lebih lanjut antaraASEAN dan negaranegara peserta EAS lainnya dalam pengem-bangan inisiatif Konektivitas, pembangunan agenda kemitraanpublik-swasta (PPP) di kawasan dan memajukan keterlibatan dankerja sama Konektivitas antar masyarakat. Lebih jauh, deklarasi inijuga akan memperkuat Master Plan of ASEAN Connectivity (MPAQdi tingkat regional ASEAN dan juga Program Master Plan Per-cepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3E|)yang memerlukan investasi besar-besaran, serta melakukan pem-

di tengah-tengah berbagaikekuatan besar dunia yang

merniliki agenda dankepentingAn di kawasan

Asia Timur.Untuk arah masa depan KTT Asia Timur, diperlukan penguatan

kelembagaan KTT Asia Timur di tingkat Menteri melalui laporan dariMenteri-menteri yang menangani seKor-seKor prioritas, dan jugaMenteri Luar Negeri, mengenai kemajuan kerjasama EAS pada tahun tersebut kepada Kepala Pemerintahan pada pertemuan KTT,peningkatan kerjasama di bidang food, water and energr securiUserla climate change, dan juga di bidang non-traditional securvchallenges termasuk pemberantasan terorisme dan kejahatantransnasional. o

FORIlM KreorLnru: No. 32, 18 Drs$/effi 2011