DAN UNIVERSITAS UDAYANA UPT PERPUSTAKAAN · S.Si..M Sc :197007112001122001 ... post testnya dapat...

85
KDMDNTDRIAN ?ENDI)TKAN DAN KDBUDAYA.{N UNIVERSITAS UDAYANA r!lp. (0361)702771 ru. (0361)70?765 UPT PERPUSTAKAAN En, : [email protected]!! SURAT KETERANCAN NO | 0003/UN.1,1,I.2,1/Perpus.00,0920t5 Ya.gbermda mgln dibaMhiniKepala UPT P eDu{akaan U ni ve rsiras Udalaoa inene$nekan l.llP : Karlika Sari. S.Si..M Sc :197007112001122001 llemaos benar reuh menrera e 2 eksenlpltu L"poran P€n.litia. dB. Ieeusmkaan Unnlnift Udatan., dengaD Judtrl: Efeklifflas Model Pcnbel,inrdn Kooper.lir TiD€ Bclaiar Bcrsama D$s!n Mcdir Penbcl.jarin Corgl, D/iv? l)cmikian $ratpernyalaa. ini dibual unluldaral dipergunalan sebagainana mestinla Bukil Jimbann. l5 Okrober 2015 K!. Peaustakaan Univc6ilas Uda)ana NIP 197301212005012001

Transcript of DAN UNIVERSITAS UDAYANA UPT PERPUSTAKAAN · S.Si..M Sc :197007112001122001 ... post testnya dapat...

KDMDNTDRIAN ?ENDI)TKAN DAN KDBUDAYA.{NUNIVERSITAS UDAYANA

r!lp. (0361)702771 ru. (0361)70?765

UPT PERPUSTAKAAN

En, : [email protected]!!

SURAT KETERANCANNO | 0003/UN.1,1,I.2,1/Perpus.00,0920t5

Ya.gbermda mgln dibaMhiniKepala UPT P eDu{akaan U ni ve rsiras Udalaoa inene$nekan

l.llP

: Karlika Sari. S.Si..M Sc

:197007112001122001

llemaos benar reuh menrera e 2 eksenlpltu L"poran P€n.litia. dB.

Ieeusmkaan Unnlnift Udatan., dengaD Judtrl:

Efeklifflas Model Pcnbel,inrdn Kooper.lir TiD€ Bclaiar Bcrsama

D$s!n Mcdir Penbcl.jarin Corgl, D/iv?

l)cmikian $ratpernyalaa. ini dibual unluldaral dipergunalan sebagainana mestinla

Bukil Jimbann. l5 Okrober 2015

K!. Peaustakaan Univc6ilas Uda)ana

NIP 197301212005012001

i

LAPORAN

PENELITIAN DOSEN MUDA

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

BELAJAR BERSAMA (LEARNING TOGETHER) DENGAN MEDIA

PEMBELAJARAN GOOGLE DRIVE

TIM PENELITI

KARTIKA SARI, S.Si., M.Sc. (Ketua)

I WAYAN SUMARJAYA, S.Si., M.Stats. (Anggota)

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

NOVEMBER, 2014

ii

iii

ABSTRAK

Pemanfaatan teknologi informasi, seperti Google Drive yang dipadukan dengan

model-model pembelajaran lain, seperti pembelajaran kooperatif belum menjadi pilihan

utama dikalangan pendidik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif yang

menggunakan teknologi informasi (TI) saat ini masih dilakukan secara konvensional (off-

line), dosen memberikan tugas melalui attachment email atau posting di Blog-nya, atau

berbagi (sharing) berupa handout atau ringkasan materi. Hal ini tentu belum memberikan

hasil yang optimal dalam pembelajaran, yaitu dosen belum mampu mengontrol semua

proses kegiatan pembelajaran secara penuh. Artinya, dalam tugas kelompok tidak

mengetahui siapa mahasiswa yang bekerja dan siapa yang tidak secara real time.

Pengaplikasian media pembelajaran Google Drive dipadukan dengan pembelajaran

kooperatif diharapkan akan menciptakan suasana pembelajaran yang lebih interaktif dan

inovatif serta memberikan hasil yang optimal dalam proses pembelajaran, disamping

meningkatkan kompetensi dosen pengampu mata kuliah dalam pemanfaatan TI dalam

rangka inovasi pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran

Kooperatif Tipe Belajar Bersama dipadukan aplikasi Google Drive sebagai media

pembelajaran dalam mata kuliah Teknik Riset Pemasaran di Jurusan Matematika Fakultas

MIPA Universitas Udayana. Penelitian ini menggunakan model rancangan penelitian pre

experimental design dengan jenis desain one-shot case study. Pelaksanaan penelitian

secara keseluruhan dilakukan selama enam bulan, sedangkan pelaksanaan pemberian

perlakuan dilakukan selama empat bulan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah: Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning

Together) dengan media pembelajaran Google Drive efektif untuk meningkatkan hasil

belajar mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana dalam mata kuliah

Teknik Riset Pemasaran.

Berdasarkan penilaian hasil belajar mahasiswa yang dilihat dari hasil pre test dan

post testnya dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe belajar

berrsama (learning together) dengan memanfaatkan aplikasi google drive lebih efektif

untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa mata kuliah Teknik Riset Pemasaran,

dibandingkan implementasi model kooperatif tipe belajar berrsama (learning together)

tanpa bantuan aplikasi google drive. Hal ini terlihat dari persentase peningkatan hasil

belajar mahasiswa, untuk kelompok dengan bantuan google drive mengalami peningkatan

hasil belajar yang lebih besar (34,99 persen), dibandingkan dengan kelompok tanpa

memanfaatkan aplikasi google drive (27,77 persen).

Berdasarkan hasil observasi, faktor penghambat implementasi model pembelajaran

kooperatif tipe belajar bersama (learning together) dengan media pembelajaran google

drive adalah faktor koneksi internet. Jika koneksi internet baik, maka pembelajaran dengan

bantuan aplikasi google drive dapat mempercepat pengerjaan tugas kelompok tanpa harus

bertatap muka, demikian pula sebaliknya. Keunggulan dalam mengerjakan tugas dengan

aplikasi google drive, mahasiswa lebih fokus, serius, dan dapat berkonsentasi dengan

penuh dalam pengerjaan tugas. Perhatian ke layar monitor saat pengerjaan tugas sekaligus

berdiskusi dan pengerjaan dokumen yang menjadi tugas dapat lebih fokus dikerjakan,

dengan pertimbangan biaya pulsa internet.

Kata kunci: model pembelajaran, pembelajaran kooperatif, learning together, google drive

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, karena perkenan-Nya,

Laporan Kemajuan penelitian Dosen Muda dengan judul “Efektifitas Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan Media Pembelajaran Google

Drive” dapat dilaksanakan dan laporan kemajuan hasil kegiatan ini dapat terselesaikan

tepat pada waktunya.

Terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng. sebagai Ketua Lembaga

Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana, atas

dukungannya dalam kegiatan penelitian ini.

2. Ir. A.A.G. Raka Dalem, M.Sc. (Hons), selaku dekan FMIPA, atas dukungannya.

3. Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana, yang mengambil

mata kuliah Teknik Riset Pemasaran pada Semester Ganjil 2014/2015, yang telah

dengan serius mengikuti proses pembelajaran

4. Teman-teman sejawat di FMIPA Unud serta semua pihak yang turut membantu

demi kelancaran kegiatan penelitian ini.

Laporan akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari

berbagai pihak diterima dengan senang hati, demi perbaikan dimasa mendatang.

Denpasar, 24 Novemver 2014

Peneliti

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ ii

ABSTRAK ...................................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................... v

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5

2.1 Konsep Model Pembelajaran Kooperatif ............................................... 5

2.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ........................................................... 7

2.3 Ciri Pembelajaran Kooperatif ............................................................... 8

2.4 Keunggulan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif .................. 9

2.5 Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif ..................................................... 9

2.6 Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) .. 11

2.7 Pengertian Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Hasil Belajar ............................................................................................ 12

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ........................................ .............. 16

3.1 Tujuan Penelitian ................................................................................ 16

3.2 Manfaat Penelitian ............................................................................... 16

BAB 4. METODE PENELITIAN.................................................................................. 17

4.1 Rancangan Penelitian ........................................................................... 17

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 17

4.3 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 17

4.4 Variabel Penelitian............................ .................................................... 18

4.5 Teknik Analisis Data............................ ................................................. 18

BAB 5. HASIL YANG DICAPAI ................................................................................. 19

5.1 Persiapan Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 19

5.2 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 21

5.3 Hasil Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Belajar Bersama ...................................................................................... 23

5.4 Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama

Dengan Bantuan Media Google Drive .................................................... 30

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 34

6.1 Simpulan ................................................................................................. 34

6.2 Saran ....................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 35

LAMPIRAN ................................................................................................................. 36

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks, memerlukan waktu yang lama

dan melibatkan berbagai sub sistem. Sementara era global saat ini maupun di masa yang

akan datang menuntut sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan

kualitas SDM pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya saing suatu bangsa. Terkait

dengan hal tersebut maka, tuntutan tersebut menempatkan pendidikan menjadi sangat

penting dalam meningkatkan kualitas SDM terkait dengan penguasaan IPTEK.

Begitu pentingnya peran dan tujuan pendidikan, maka mutu pendidikan haruslah

ditingkatkan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui

peningkatan kualitas pembelajaran. Selain peningkatan kualitas pembelajaran, pemerintah

dan kalangan praktisi pendidikan juga sudah melakukan upaya peningkatan pengadaan

sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas belajar, sumber belajar, pengembangan inovasi

belajar, dan penyempurnaan kurikulum, dan lain sebagainya.

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi, peranan sistem

pembelajaran di kelas yang melibatkan interaksi antara dosen dan mahasiswa, menempati

peranan penting, di mana dosen berperan sebagai penggerak atau motivator proses

pembelajaran, serta menentukan suasana keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan-tujuan

pendidikan.

Dalam hubungannya dengan peranan guru di kelas, Waller (Dimyati, 1991)

menyatakan bahwa guru dan murid di kelas bukanlah mesin mengajar dan mesin belajar,

tetapi mereka merupakan keseluruhan manusia yang terikat bersama di dalam interaksi

sosial yang kompleks. Dalam interaksi sosial di kelas, seorang guru dituntut mampu

melaksanakan interaksi pembelajaran. Untuk dapat melaksanakan interaksi pembelajaran

tersebut, Djamariah & Zain (1996) mengemukakan bahwa apabila seorang guru

melaksanakan pengembangan sistem pembelajaran, maka ia akan merangkap tugas

melaksanakan berbagai fungsi. Maka dalam hal itu, guru akan menjalankan fungsi ahli

bidang studi, ahli proses pembelajaran, ahli media dan ahli evaluasi. Pendapat ini

didukung oleh Seels dan Rickey (1994) yang menyatakan bahwa guru sebagai praktisi

pembelajaran pada hakikatnya memiliki kemampuan teori dan praktik merancang,

mengembangkan, dan memberikan informasi kepada siswa tentang hasil kerjanya dalam

mengerjakan tes atau latihan. Dari beberapa kemampuan tersebut, maka guru diharapkan

2

dapat melaksanakan pembelajaran di kelas yang membuat siswa dapat mencapai hasil

belajar yang optimal. Oleh karena itu seorang guru yang efektif dan bertanggung jawab

akan selalu mengupayakan untuk menjawab tiga pertanyaan. Pertama, seberapa penting

siswa menyadari apa yang telah mereka pelajari dan apa yang belum mereka pelajari.

Kedua, apa yang harus dilakukan oleh guru untuk mengoreksi kesalahan pembelajaran dan

pemahaman. Ketiga, apakah peran umpan balik dan pembetulan dalam proses

pembelajaran.

Secara umum media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar yang

dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau

keterampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Sedangkan

menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan

isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, dan sebagainya. Kemudian menurut

National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah

sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi

perangkat keras. Google Drive dapat memfasilitasi semua kebutuhan guru dalam proses

belajar mengajar.

Google Drive dilepas (release) pada 24 April 2012, merupakan pengembangan dari

Google Docs. Salah satu kelebihan yang diberikan oleh Google Drive kepada guru-guru

adalah para guru diberikan fasilitas untuk menyimpan, berbagi (sharing) dan mengedit

dokumen secara online. Google Drive memberikan fasilitas kepada siswa untuk

bekerjasama dalam membuat tugas yang diberikan oleh guru. Ada beberapa alasan

mengapa Google Drive sebagai pilihan, yaitu: (a) Gratis 5GB, (b) kelangsungannya

dijamin dan tidak bayar (gratis); (c) menghindari data hilang akibat kerusakan hard disk

atau kehilangan laptop; (d) mengerjakan dokumen dari mana saja dan kapan saja; (e)

masukan yang cepat dari berbagai kalangan secara simultan; (f) proses pengeditan secara

WYSIWYG (What You See Is What You Get); (g) analisis dan pengorganisasian data

secara cepat; (h) mudah berbagi data; (i) publikasi untuk dikoreksi oleh publik dapat

dilakukan dengan cepat; dan (j) upload dan download dokumen dalam berbagai format.

Fasilitas yang disediakan oleh Google Drive adalah: (a) membuat dokumen Word,

Open Office, RTF, HTML, atau teks; (2) upload dokumen yang sudah kita miliki; (c)

sharing dengan orang lain (melalui email) untuk mengedit atau melihat dokumen dan

spreadsheet; (c) melihat riwayat revisi dokumen dan spreadsheet; (d) mempublikasikan

dokumen secara online ke dunia, sebagai bagian situs atau mengirimkan dokumen ke blog;

(e) mengunduh dokumen ke desktop sebagai Word, Open Office, RTF, PDF, HTML, atau

3

Zip; (f) email dokumen kita sebagai lampiran; (g) setiap dokumen dapat mencapai sebesar

500K, ditambah 2MB per gambar yang dimasukkan; dan (h) setiap pengguna memiliki

batas kombinasi 5000 dokumen dan presentasi serta 5000 gambar.

Pemanfaatan teknologi informasi, seperti Google Drive yang dipadukan dengan

model-model pembelajaran lain, seperti pembelajaran kooperatif belum menjadi pilihan

utama dikalangan pendidik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif yang

menggunakan TI saat ini masih dilakukan secara konvensional (off-line), guru/dosen

memberikan tugas melalui attachment email atau posting di Blog-nya, atau berbagi

(sharing) berupa handout atau ringkasan materi. Hal ini tentu belum memberikan hasil yang

optimal dalam pembelajaran, yaitu guru belum mampu mengontrol semua proses kegiatan

pembelajaran secara penuh. Artinya, dalam tugas kelompok tidak mengetahui siapa

siswa/mahasiswa yang bekerja dan siapa yang tidak secara real time.

Belum dimanfaatkannya teknologi informasi seperti Google Drive yang dipadukan

dengan model-model pembelajaran lain, sebagai pilihan utama dikalangan pendidik dalam

proses pembelajaran, yang salah satunya disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan tentang

teknologi informasi (TI) di kalangan pendidik, menyebabkan penelitian ini sangat penting

untuk dilakukan.

Pengaplikasian media pembelajaran Google Drive dipadukan dengan pembelajaran

kooperatif diharapkan akan menceiptakan suasana pembelajaran yang lebih interaktif dan

inovatif serta memberikan hasil yang optimal dalam proses pembelajaran, disamping

meningkatkan kompetensi dosen pengampu mata kuliah dalam pemanfaatan teknologi

informasi (TI) dalam rangka inovasi pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, serta memperhatikan kelebihan-kelebihan

yang dimiliki model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together),

maka melalui penelitian ingin diketahui efektifitas dari model pembelajaran Kooperatif

Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dipadukan aplikasi Google Drive sebagai

media pembelajaran tersebut dalam mata kuliah Teknik Riset Pemasaran di Jurusan

Matematika Fakultas MIPA Universitas Udayana.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan dalam peneltian ini adalah: (1)

apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar mahasiswa

dalam pembelajaran mata kuliah Teknik Riset Pemasaran?, (2) apa sajakah faktor-faktor

yang mempengaruhi implementasi model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama

4

(Learning Together) dengan media pembelajaran Google Drive dalam meningkatkan hasil

belajar mahasiswa pada mata kuliah Teknik Riset Pemasaran?, (3) apakah model

pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan media

pembelajaran Google Drive efektif untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada

mata kuliah Teknik Riset Pemasaran?

Permasalahan dalam penelitian ini difokuskan dalam meningkatkan hasil belajar

mahasiswa Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Udayana dalam mata kuliah

Teknik Riset Pemasaran dengan implementasi dari model pembelajaran Kooperatif Tipe

Belajar Bersama (Learning Together) yang dipadukan dengan pemanfaatan media

pembelajaran Google Drive. Secara spesifik, permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian adalah: Apakah penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar

Bersama (Learning Together) dengan Media Pembelajaran Google Drive efektif untuk

meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Teknik Riset Pemasaran?

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif

2.1.1 Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Piaget merupakan salah satu tokoh psikologis kognitif atau konstruktivis.

psikologis konstruktivis berupaya mengatasi kelemahan behavioristik. Piaget (dalam

Suherman, 2003: 36) mengatakan bahwa dalam psikologi konstruktivis anak yang belajar

akan membangun sendiri pengetahuannya sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

Pengetahuan diperoleh dari tindakan, artinva perkembangan kognitif siswa sebagian besar

bergantung pada seberapa jauh mereka memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan

lingkungan. Siswa dalam proses belajar lebih banyak tergantung dari aktivitas mereka dan

guru lebih banyak berperan sebagi fasilitator.

Lebih jauh Piaget (dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 40) menjabarkan implikasi

teori kognitif pendidikan sebagai berikut:

a. Memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar terfokus

pada hasilnya. Di samping mengutamakan kebenaran terhadap jawaban siswa, seorang

guru juga harus memahami bagaimana proses yang dialami oleh siswa sehingga

mereka sampai pada jawaban tersebut. Sebagai seorang fasilitator, guru harus mampu

menumbuhkembangkan pengalaman- pengalaman belajar yang sesuai dengan

pengetahuan awal siswa melalui pemilihan pendekatan metode, strategi dan model

pembelajaran yang tepat.

b. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif dan keterlibatan aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Dalam kelas, pembelajaran terhadap pengetahuan yang sudah jadi

(ready made knowledge) kurang mendapat penekanan, anak lebih didorong untuk

menemukan sendiri pengetahuan tersebut melalui interaksi-interaksi spontan dengan

lingkungan.

c. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan

kognitif siswa. Teori konstruktivis mengasumsikan bahwa siswa tumbuh dan

berkembang melalui urutan vang sama, namun laju pertumbuhan setiap individu

berbeda. Karena fenomena tersebut maka seorang guru harus berupaya untuk

mengatur aktivitas di dalam kelas yang semula terdiri dari individu-individu menjadi

kegiatan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil, kurangi kegiatan atau aktivitas

dalam bentuk klasikal.

6

Menurut pandangan konstruktivisme, "pengetahuan dibangun di dalam pemikiran

siswa". Tugas seorang pengajar menurut prinsip konstruktivis adalah sebagai mediator

dan fasilitator yang membantu proses belajar siswa agar berjalan dengan baik.

Tekanannya ada pada siswa, bukan pada pengajar.

Suparno (1997: 51) menjabarkan tugas pengajar sebagai berikut: (1) menyediakan

pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam membuat

rancangan, proses dan penelitian, (2) memberi atau menyediakan kegiatan-kegiatan yang

merangsang keingintahuan siswa dan membantu siswa untuk mengekspresikan

gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiahnya. Pengajar perlu menyediakan

pengalaman konflik, (3) memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran

siswa masuk akal, atau tidak. Pengajar menunjukkan dan mempertanyakan apakah

pengetahuan siswa itu berlaku atau tidak untuk menghadapi persoalan baru yang

dikaitkan.

Dengan melihat pandangan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dalam teori

konstruktivis akan membawa implikasi bahwa anak dalam belajar akan membangun

sendiri pengetahuannya sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Dalam proses

pembelajaran yang paling penting ditekankan adalah proses learning, bagaimana siswa

dapat menerima dan memahami setiap materi yang diberikan oleh guru. Untuk itu peran

siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran harus diutamakan.

Terdapat beberapa model pembelajaran yang berasosiasi dengan teori

konstruktivis, diantaranya adalah: (1) CBSA, (2) Pendekatan Proses, (3) Life Skills

Education, (4) Inquiry-Based Learning, (5) Service Learning, (6) Problem-Based

Learning, dan (7) Cooperative Learning. Namun dari ketujuh model tersebut, akan

diterapkan model Cooperative learning, karena dirasa paling sesuai dengan teori dan tipe

pembelajaran yang akan diterapkan.

2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang tepat untuk

meningkatkan penalaran dan komunikasi siswa selama proses belajar mengajar. Salah satu

paham/teori belajar yang melandasi dari model pembelajaran kooperatif yaitu teori belajar

kontruktivis, karena teori belajar kontruktivis merupakan suatu landasan untuk

membangun pemikiran dan mengembangkan pengetahuan melalui konteks tertentu yang

nantinya akan terdapat pembiasaan untuk memecahkan suatu masalah dan menemukan

sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Teori belajar kontuktivis

7

juga membiasakan siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi dan dapat

saling mengadakan koreksi antar teman dalam kelompok, sehingga dalam proses

pembelajaran sebagai pendidik tidak hanya menuangkan atau menjejalkan sejumlah

informasi ke dalam benak siswa, tetapi mengusahakan bagaimana agar konsep-konsep

penting dan sangat berguna tertanam kuat dalam benak siswa (Peageta dan Nuhadi, 2003:

33-35). Dalam pembelajaran kooperartif siswa dapat saling berinteraksi dan saling

memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif. Pembelajaran kooperatif

berbeda dengan belajar kelompok biasa, karena dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak

hanya bertanggung jawab pada kelompoknya. Pembelajaran kooperatif memberi

lingkungan belajar dimana siswa bekerja sama dalam kelomppok kecil yang

kemampuannya berbeda (heterogen) dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik.

Menurut Slavin (1993:3) pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dengan

penekanan pada aspek sosial dan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri

dari 4-6 orang siswa yang sederajat dalam kelompok yang heterogen. Sedangkan Johnson

dan Johnson (1994) mengatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif setiap kelompok

melibatkan 4-5 orang dengan kemampuan yang heterogen, maksud heterogen dalam hal

ini adalah berbeda dari segi kemampuan akademik dan dari segi jenis kelamin. Jadi dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan pada

aspek sosial anak dalam suatu kelompok yang heterogen.

2.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Slavin (1994) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan

untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu: hasil belajar

akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

a. Hasil Belajar Akademik

Pembelajaran kooperatif selain mencakup tujuan sosial, pembelajaran kooperatif

juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Menurut

para ahli pembelajaran kooperatif yang bertujuan untuk memberi penghargaan telah dapat

meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang

berhubungan dengan hasil belajar (Coleman, 1961: 7).

Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasl belajar, pembelajaran

kooperatif dapat memberi keuntungan bagi para siswa kelompok bawah maupun

kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

8

b. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu

Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif ialah penerimaan yang

luas terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun

ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda

latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas

bersama-sama dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk

menghargai satu sama lain (Allport: dalam Muslimin, 2000: 9).

c. Pengembangan Keterampilan Sosial

Tujuan penting yang ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada

siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.

2.3 Ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu bentuk pembelajaran kolaborasi dalam

kelompok-kelompok kecil, diamana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan. Dalam pembelajaran kooperatif menunjukkan siswa

untuk mampu bekerjasama dalam kelompoknya untuk belajar bertanggung jawab terhadap

hasil belajar yang diperolehnya baik untuk individu maupun dalam kelompoknya.

Ada lima ciri utama belajar secara kooperatif yang dikemukakan oleh Johnson dalam

Ardana (2006: 16) antara lain:

a. Tujuan masing-masing kelompok adalah memaksimalkan kemampuan belajar setiap

anggotanya dan bila mungkin sampai batas kemampuannya.

b. Masing-masing anggota kelompok berusaha semaksimal mungkin untuk tetap utuh

dalam satu ikatan kelompok (fanatic group).

c. Masing-masing anggota kelompok bekerjasama saling berhadapan untuk

menghasilkan prestasi akademika maupun personal bersama.

d. Setiap kelompok diajarkan keterampilan sosial untuk digunakan mengkordinasikan

upaya mereka bersama-sama, dan kerja kelompok sangat ditekankan.

e. Setiap kelompok diwajibkan melakukan evaluasi diri tentang keberhasilan belajar

mereka sendiri.

Sedangkan Muslimin (2000:6) menyatakan ada empat ciri pembelajaran kooperatif,

yaitu:

1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi

belajarnya.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

9

3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin

yang berbeda-beda.

4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

2.4 Keunggulan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Budiadnyana (dalam Armika: 2004) model pembelajaran kooperatif

memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut:

a. Meningkatkan hubungan antar individu siswa dalam pembelajaran, karena dalam

pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan belajar kepada siswa untuk terlibat

aktif, memiliki rasa tanggung jawab, meningkatkan interaksi dalam pencapaian sasaran

belajar.

b. Siswa dapat memberikan dukungan pada interaksi sosial, karena akan tertanam sikap

saling menghargai pendapat teman yang merupakan cermin dari sikap ilmiah,

meningkatkan ketekunan, ketabahan dan keterlibatan dalam mengerjakan tugas-tugas.

c. Memupuk rasa percaya diri dan peningkatan aktualitas konsep diri masing-masing.

d. Meningkatkan pencapaian atau produktivitas akademik karena adanya rasa keterkaitan

antar anggota dalam kelompok, peningkatan pola-pola interaksi, rasa tanggung jawab,

dorongan untuk kreatif, hal ini akan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar.

Menurut Loundgren (dalam Muslimin, 2000: 18) menyatakan manfaat pembelajaran

kooperatif berdasarkan hasil penelitian pada siswa terhadap hasil belajarnya antara lain:

(1) Meningkatkan pencurahan waktu dan tugas, (2) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi,

(3) Memperbaiki sikap terhadap hasil belajar, (4) memperbaiki kehadiran dan angka putus

sekolah menjadi rendah, (5) Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih

besarnnya, (6) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil dan konflik antarpribadi

berkurang, (7) Pemahaman lebih mendalam karena para siswa memiliki motivasi belajar

lebih besar, (8) meningkatkan kebaikan budi pekerti, kepekaan, dan toleransi.

2.5 Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (1993: 63) mengatakan bahwa ada tujuh model pembelajaran

kooperatif yang biasa diterapkan oleh guru yaitu:

a. Divisi tim Siswa Berprestasi (Student Teams-Achievement Divisions)

Dalam model ini siswa disusun dalam kelompok-kelompok yang anggotanya terdiri

atas 4 (empat) orang siswa yang berbeda (heterogen), dan siswa belajar sebagai sebuah

tim dan memberi kontribusi kepada tim lainnya untuk dapat berprestasi secara optimal.

10

b. Tim Turnamen Bermain (Teams-Geams-Tournaments)

Tipe ini hampir sama dengan divisi tim siswa berprestasi, tetapi soal mingguan

diganti dengan pertandingan dengan anggota kelompok. Umumnya anggota kelompok

bersifat homogen. Setiap kelompok terdiri dari tiga orang anggota kelompok. Kemampuan

beragam untuk berkompetisi memperoleh nilai.

c. Tim Individual Berbantu (Team-Assisted Individualization)

Tim individual berbantuan adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang

menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang siswanya memilik kemampuan yang

heterogen. Pada pembelajaran ini menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan

individu.

d. Gergaji Silang I (Jigsaw)

Tipe belajar pada Jigsaw I adalah siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang

tediri dari 6 (enam) orang untuk mengerjakan tugas dalam bidang akademik. Setiap

anggota membaca bacaan yang diberikan oleh guru, kemudian anggota-anggota dari

kelompok yang berbeda dipertemukan untuk menjadi ahli-ahli. Dalam satu kelompok

masing-masing anggota kelompok memperoleh bacaan yang berbeda. Siswa kembali ke

kelompok masing-masing dan mengajar anggota kelompok yang lain.

e. Gergaji Silang II (Jigsaw)

Tipe belajar pada Jigsaw II adalah siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang

terdiri dari 4 atau 5 orang siswa. Setiap siswa ditugasi membagi menjadi sub bab tertentu,

semua siswa membaca teks yang sama. Kemudian setiap siswa ditugasi mempelajari suatu

topik agar menjadi pakar (ahli) dalam topik itu. Siswa dengan topik sama bertemu dalam

kelompok ahli untuk mendiskusikan topic tersebut. Setelah itu mereka kembali ke

kelompoknya masing-masing dan secara bergantian mengajarkan apa yang mereka pelajari

kepada teman satu kelompok.

f. Belajar Bersama (Learning Together)

Anggota bersifat heterogen dan menyelesaikan sebuah masalah secara bersama, dan

bila mereka berhasil akan memperoleh penghargaan positif secara kelompok. Belajar

bersama atau Learning Together adalah model pembelajaran kooperatif yang

dikembangkan oleh Johnson dan Johnson (dalam Nur Muhamad: 1998) model ini

melibatkan siswa yang bekerja dalam kelompok beranggota empat atau lima orang yang

bersifat heterogen

11

g. Investigasi Kelompok (Group Intvestigation)

Tipe belajar kooperatif secara investigasi kelompok hamper sama dengan gergaji

silang, hanya saja kelompok memecahkan sub topic mereka menjadi tugas-tugas individu

dan melaksanakan kegiatan yang diperlukan untuk mempersiapkan laporan kelompok.

Setiap kelompok kemudian membuat presentasi atau peraga untuk mengkomunikasikan

kepada seluruh kelas.

2.6 Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together)

Penelitian ini menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Belajar Bersama (Learning

Together). Pembelajaran ini dikemukakan oleh Johnson dan Johnson (dalam Nur

Mohamad: 1998). Pembelajaran kooperatif tipe Belajar Bersama menekankan usaha

kerjasama dan metode ini mempunyai lima unsur yaitu: 1) antara ketergantungan positif,

2) interaksi tatap muka, 3) pertanggungjawaban individual, 4) keterampilan-keterampilan

sosial, dan 5) pemrosesan kelompok.

Dalam proses pembelajarannya, guru mengelompokkan siswa yang masing-masing

kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa yang bersifat heterogen. Dalam kelompoknya siswa

ditugaskan untuk menyelesaikan sebuah masalah bersama, dan bila mereka berhasil akan

memperoleh penghargaan positif secara berkelompok. Model pembelajaran ini

menekankan pada kegiatan-kegiatan pembinaan kerjasama tim, sebelum siswa mulai

bekerjasama dan melakukan diskusi terjadwal di dalam kelompok tentang seberapa jauh

mereka berhasil dalam bekerjasama.

Model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dapat diterapkan secara

berulang-ulang dengan syarat siswa harus memilki kesempatan yang sama dalam

kelompoknya, sehingga setiap siswa dapat memberikan kontribusi yang sama secara

maksimal pada kelompoknya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja siswa dalam

kelompok yaitu:

a. Taraf kecerdasan anggota kelompok.

b. Hubungan antara anggota kelompok

c. Pengalaman anggota kelompok mengenai masalah yang dihadapinya

d. Motivasi anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas

e. Besarnya anggota kelompok

f. Kemampuan pemimpin kelompok dalam memimpin anggotanya

g. Keterampilan dan keaktifan anggota kelompok dalam memecahkan masalah

12

Menurut Licona (dalam Citrawan, 2002: 7) model pembelajaran kooperatif tipe

bersama (learning together) memiliki beberapa kelebihan diantaranya:

a. Mengajarkan nilai-nilai kerjasama

b. Membangun masyarakat di dalam kelas

c. Mengajarkan dasar kemampuan hidup

d. Dapat meningkatkan prestasi akademik

e. Menawarkan suatu alternatif jalan keluar

f. Memiliki potensi untuk memperlunak aspek negatif dari kompetisi kelompok di dalam

kelas.

2.7 Pengertian Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

2.7.1 Pengertian Belajar

Menurut Syamsu Mappa (1994: 1) belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara

sadar yang dilakukan oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada

dirinya sendiri baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam

bentuk sikap dan nilai yang positif. Suparno (2001: 2) berpendapat bahwa belajar

merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang bersifat relative permanen

sebagai akibat upaya-upaya yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Sukmadinata

(dalam Sedanayasa, 2004: 58) merumuskan belajar sebagai suatu perubahan dalam tingkah

laku, perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada

kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk. Perubahan-perubahan itu

disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan. Sedangkan Sardiman (2000: 3)

mendefinisikan belajar sebagai: (a) belajar adalah tingkah laku sebagai hasil pengalaman,

(b) belajar adalah dilakukan dengan mengamati, membaca, menirukan, mencoba,

mendengarkan, mengikuti petunjuk dan pengarahan, dan (c) belajar adalah perubahan

penampilan sebagai hasil praktik.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses atau kegiatan yang aktif dan dilakukan secara sadar yang

ditunjukkan dengan timbulnya perubahan-perubahan yang bersifat positif seperti:

perubahan cara berpikir (kognitif), tingkah laku (afektif), dan gerak (psikomotor) yang

bersifat permanen.

13

2.7.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Didalam belajar banyak hal yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan yang

secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar disajikan

pada gambar 1. Dalam gambar 1, ditunjukkan bahwa masukan mentah (raw input) yang

merupakan bahan baku diberi pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar

(learning teaching process) dengan harapan dapat berubah menjadi keluaran (output)

dengan kualifikasi tertentu. Di dalam proses belajar mengajar itu ikut berpengaruh pula

sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan (environmental input),

dan berfungsi sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasi guna menunjang

tercapainya keluaran yang dikehendaki. Kelompok faktor yang terakhir itu adalah faktor

instrumental (instrumental input). Berbagai faktor tersebut berinteraksi satu sama lain

dalam menghasilkan keluaran tertentu.

Sumber: Sumadi Suryabrata. 1984: 6

Gambar 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

ENVIROMENTAL

INPUT

RAW INPUT OUTPUT

LEARNING

TEACHING

PROCESS

INSTRUMENTAL

INPUT

14

Berbagai faktor yang telah diuraikan di atas disajikan dalam bentuk ikhtisar berikut:

Alami

Lingkungan

Sosial

Kurikulum

Instrumental Program

Sarana dan fasilitas

Guru (tenaga pengajar)

Kondisi:fisiologis umum

Fisilogis Kondisi panca indra

Minat

Kecerdasan

Psiskologis Bakat

Motivasi

Kemampuan kognitif

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai faktor-faktor tersebut,

berikut ini akan diuraikan satu per satu.

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah factor-faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri,

factor-faktor ini meliputi intelegensi (kemampuan), motivasi belajar dan perhatian

(Suryabrata, 1995: 5), sedangkan menurut Tabrani Ruslan (dalam Suwinda, 2000: 18)

menyatakan faktor dari dalam diri siswa meliputi: minat dan perhatian, sikap, dan

kebiasaan belajar.

Faktor kemampuan siswa sangat besar sekali pengaruhnya terhadap pencapaian hasil

belajar yang dicapai oleh seseorang. Siswa yang memiliki intelegensi tinggi pada

umumnya lebih cepat atau lancer dalam belajar, sebaliknya siswa yang intelegensinya

rendah, belajarnya akan lambat. Motivasi belajar menumbuhkan gairah, kesenangan dan

semangat belajar, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan bersemangat untuk

belajar.

Faktor

Eksternal

(luar)

Internal

(dalam)

15

b. Faktor eksternal

Selain faktor internal, factor eksternal siswa juga sangat mempengaruhi hasil

belajar siswa. Faktor eksternal adalah factor-faktor yang berasal dari luar individu atau

lingkungan. Sudjana (1995: 39) mengemukakan faktor-faktor eksternal meliputi: guru,

metode, sarana dan prasarana, materi pelajaran, system evaluasi, peraturan atau tata tertib

sekolah. Faktor lain yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi hasil belajar adalah

konteks pergaulan siswa dalam masyarakat tempat berlangsungnya kegiatan belajar serta

caranya merencanakan, menyelenggarakan dan menilai proses kegiatan belajar.

16

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas

penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together)

dengan media pembelajaran Google Drive dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa

pada mata kuliah Teknik Riset Pemasaran di Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Udayana.

3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam menunjang proses

pembelajaran, dan peningkatan media pembelajaran yang lebih inovatif dalam

rangka menunjang proses belajar mengajar;

2. Meningkatkan kemampuan guru dan siswa dalam pembelajaran berbasis teknologi

informasi (Google Drive);

3. Pemanfaatan media pembelajaran yang lebih interaktif dan inovatif diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa, disamping meningkatkan kompetensi

dosen pengampu mata kuliah dalam pemanfaatan teknologi informasi (TI) dalam

rangka inovasi pembelajaran.

17

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Campbell dan Stanley (dalam Arikunto, 1999: 83) membagi jenis-jenis rancangan

penelitian berdasarkan atas baik dan buruknya eksperimen, atau sempurna tidaknya

eksperimen. Secara garis besar mereka mengelompokkan menjadi: Pre Experimental

Design (eksperimen yang belum baik) dan True Experimental Design (eksperimen yang

dianggap sudah baik). Pre Experimental Design seringkali dipandang sebagai eksperimen

yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu sering disebut juga dengan istilah “quasi

experiment” atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini

belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah

mengikuti peraturan-peraturan tertentu. Ada 3 jenis desain yang dimasukkan ke dalam

kategori pre experimental design, yaitu: (1) One shot case study, (2) Pre test and Post

Test, dan (3) Static Group Comparison.

Penelitian ini menggunakan model rancangan penelitian pre experimental design

dengan jenis desain One-shot case study. Menurut Arikunto (1999: 83) jenis desain One-

shot case study, peneliti hanya mengadakan treatment satu kali yang diperkirakan sudah

mempunyai pengaruh, kemudian dilakukan post test. Dari hasil post test diambil

kesimpulan dengan 2 cara: (a) melihat rata-rata hasil dan membandingkan dengan standar

yang diinginkan, dan (b) dibandingkan dengan rata-rata test sebelum treatment.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas

Udayana, dengan pertimbangan pembelajaran matematika perlu dibuat lebih interaktif dan

inovatif agar mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar. Pelaksanaan penelitian secara

keseluruhan dilakukan selama enam bulan, sedangkan pelaksanaan pemberian perlakuan

berupa pemberian perlakuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama

(Learning Together) dengan Media Pembelajaran Google Drive dilakukan selama empat

bulan.

4.3 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari: pemberian perlakuan, kemudian

dilaksanakan post test. Perlakuan yang diberikan berupa pemberian materi untuk mata

18

kuliah Teknik Riset Pemasaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe belajar

bersama (learning together) dengan media pembelajaran Google Drive yang akan

diujikan, setelah pemberian materi siswa diberikan post test. Pre test dan post test akan

diberikan kepada seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Teknik Riset

Pemasaran.

4.4 Variabel Penelitian

Persiapan metode dalam menguji hipotesis penelitian, variable-variabel penelitian

diidentifikasikan terlebih dahulu. Variabel dalam penelitian ini adalah variable bebas: skor

hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal pre test dan post test.

Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Penerapan model

pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan media

pembelajaran Google Drive efektif untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa Jurusan

Matematika FMIPA Universitas Udayana dalam mata kuliah Teknik Riset Pemasaran.

4.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 15.0 for

Windows dengan menggunakan metode analisis statistika deskriptif dan inferensial. Untuk

melihat sebaran data variabel penelitian digunakan statistik deskriptif, untuk melihat

keterkaitan antara satu variabel dengan variabel lainnya digunakan statistik inferensial.

Hipotesis penelitian diuji dengan uji t untuk dua sampel berhubungan (dependent sample t

test), dengan taraf signifikansi sebesar 5%.

19

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Persiapan Pelaksanaan Penelitian

Tahap persiapan penelitian meliputi: (1) Pembuatan Panduan Penggunaan Google

Drive; (2) Pembuatan bahan ajar mata kuliah Teknik Riset Pemasaran, (3) Pembuatan

Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) dan (3) Pembuatan evaluasi hasil belajar mahasiswa.

Pembuatan bahan ajar menggunakan referensi yang diperoleh dari berbagai

sumber, baik koleksi perpustakaan, koleksi pribadi, maupun dari sumber internet.

Beberapa referensi yang dipergunakan adalah:

1. Simamora, B., 2004. Riset Pemasaran, Falsafah, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.

Gramedia.

2. Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

3. Anandya, D. dan Heru Suprihhadi. 2005. Riset Pemasaran Prospektif & Terapan.

Malang: Bayumedia Publishing.

4. Odin, Y., Odin, N. dan Florence, P.V. 2001. “Conceptional and Operational

Aspects of Brand Loyality: an Empirical Investigation”, Journal of Business

Research, Vol 53, hlm. 75-84.

http://web.nchu.edu.tw/~jodytsao/MarkegingG/JBR%20Odin%20LOyalty.pdf

5. Zeithamal, V.A., Berry, L.L., dan Parasuraman, A. 1990. “Five Imperatives for

Improving Service Quality”, Sloan Management Riview, Vol 31 No. 4, hlm. 29-38.

http://areas.kenan-flagler.unc.edu/Marketing/FacultyStaff/zeithaml/Selected%20

Publications/Five%20Imperatives%20for%20Improving%20Service%20

Quality.pdf

Bahan ajar mata kuliah Teknik Riset Pemasaran yang telah selesai disusun ini,

kemudian dipergunakan sebagai buku pegangan oleh mahasiswa yang mengambil mata

kuliah Teknik Riset Pemasaran. Revisi terhadap isi bahan ajar ini, akan dilakukan secara

berkesinambungan, setelah dipergunakan oleh mahasiswa dan mendapat masukan-

masukan oleh mahasiswa, teman sejawat, maupun dosen yang pernah mengampu mata

kuliah ini sebelumnya.

Bahan ajar ini disampaikan kepada mahasiswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Divisi tim Siswa Berprestasi (Student Teams-Achievement

Divisions). Dalam model ini siswa disusun dalam kelompok-kelompok yang anggotanya

20

terdiri atas 4 sampai 5 orang mahasiswa yang berbeda (heterogen), dan siswa belajar

sebagai sebuah tim dan memberi kontribusi kepada tim lainnya untuk dapat berprestasi

secara optimal. Sedangkan untuk pengerjaan Tugas project menggunakan model

pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together).

Tahap persiapan berikutnya adalah penyusunan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM)

untuk Mata Kuliah Teknik Riset Pemasaran. Pada bagian awal LKM disajikan penjelasan

ketentuan dalam pengerjaan tugas kelompok. LKM berisikan studi kasus-studi kasus

aplikasi riset pemasaran, meliputi: Loyalitas Konsumen, Kualitas Layanan, Citra

Perusahaan, Sikap Konsumen Terhadap Suatu Produk, Tanggapan Pengunjung Terhadap

Pusat Perbelanjaan, Kemampuan Wiraniaga, Perilaku Pembelian, dan Persepsi Wisatawan

Terhadap Tujuan Wisata. Studi kasus dalam LKM ini nantinya akan dikerjakan oleh

mahasiswa secara berkelompok dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar

Bersama dengan bantuan Media Pembelajaran Google Drive.

Tahapan persiapan berikutnya adalah penyusunan Buku Panduan Penggunaan

Aplikasi Google Drive untuk pembelajaran. Cara singkat penggunaan aplikasi google

drive untuk pembelajaran kooperatif learning together yang difoto copy dan telah

diberikan di awal perkuliahan kepada mahasiswa untuk dipelajari, ternyata mahasiswa

kebingungan dengan panduan singkat tersebut. Berdasarkan hal tersebut, disusun panduan

penggunaan Google Drive yang lengkap, disajikan langkah demi langkah, sehingga

mahasiswa mengerti cara menggunakan aplikasi tersebut. Buku panduan ini disajikan

lebih mengarah pada tujuan digunakannya, dalam hal ini untuk menunjang pembelajaran.

Tahap persiapan berupa pembuatan soal pre test dan post test mengambil materi pada

bahan ajar, yaitu materi Bab I sampai dengan Bab IV, sebagai berikut: (1) Penetapan

Masalah Riset (Pengertian masalah dalam riset, Pedoman untuk menetapkan masalah, dan

Masalah-maslah riset pemasaran); (2) Penentuan Design Riset (Pengertian, Pembagian

design riset pemasaran, Pemilihan design riset, Klasifikasi design riset, Kombinasi design

riset, dan Menentukan design riset); (3) Metode Pengumpulan Data ( Pengertian data,

Pembagian jenis data, Data sekunder dan data primer; dan (4) Penentuan Design

Pertanyaan (Design pertanyaan dan kuesioner, Proses merancang kuesioner, Format

kuesioner, Desain skala, Perluasan skala dalam riset pemasaran, dan Teknik-teknik

pembuatan skala). Instrumen evaluasi untuk penilaian proses berupa unjuk kerja kelompok

mahasiswa dengan menggunakan metode observasi kegiatan kerja kelompok mahasiswa.

21

5.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas

Udayana, dengan pertimbangan pembelajaran matematika perlu dibuat lebih interaktif dan

inovatif agar mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar. Pelaksanaan penelitian secara

keseluruhan dilakukan selama enam bulan, dengan rincian: 2 bulan dilakukan untuk

persiapan dan 4 bulan untuk pemberian perlakuan berupa pemberian perlakuan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan media

pembelajaran Google Drive.

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dosen pengampu mata kuliah Teknik

Riset Pemasaran, mengelompokkan mahasiswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 4-5

orang mahasiswa pada tiap kelompok. Anggota pada masing-masing kelompok bersifat

heterogen dalam hal tingkat, jenis kelamin, ras, maupun kemampuan akademiknya. Dalam

kelompoknya mahasiswa ditugaskan untuk menyelesaikan tugas kelompok secara

bersama-sama, dan penghargaan yang diberikan berorientasi pada penghargaan kelompok.

Model pembelajaran ini menekankan pada kegiatan-kegiatan pembinaan kerjasama tim,

sebelum siswa mulai bekerjasama dan melakukan diskusi terjadwal di dalam kelompok

tentang seberapa jauh mereka berhasil dalam bekerjasama.

Materi ajar (Bab I sampai Bab IV) disampaikan kepada mahasiswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Divisi tim Siswa Berprestasi (Student

Teams-Achievement Divisions). Setelah pemberian materi dilakukan, seluruh kelompok (6

kelompok) diberikan pre test.

Pemberian perlakuan berupa pengerjaan tugas kelompok dengan model

pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dalam penelitian ini diterapkan sebanyak dua

kali, yaitu kerja kelompok untuk menyelesaikan tugas pertama yaitu tugas membuat

proporal riset pemasaran, dan tugas kedua yaitu perancangan kuesioner riset pemasaran.

Pelaksanaan pemberian perlakuan dilaksanakan pada semester Ganjil 2014/2015,

dimulai pada bulan September sampai dengan Oktober 2014. Pelaksanaan Tindakan

berupa pemberian tugas kelompok kepada mahasiswa. Tugas pertama yang diberikan

adalah tugas pembuatan proposal riset pemasaran. Metode pelaksaanaan pengerjaan tugas

kelompok adalah: mahasiswa dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang

mahasiswa, dari enam kelompok tersebut 3 kelompok mengerjakan tugas kelompok

dengan metode kooperatif learning together dengan memanfaatkan aplikasi google drive

dan 3 kelompok mengerjakan tugas kelompok dengan kooperatif learning together tanpa

22

bantuan aplikasi google drive. Waktu pengerjaan tugas kelompok diberikan selama satu

minggu, dan dikumpulkan pada pertemuan kuliah minggu berikutnya. Proposal riset yang

dibuat memuat latar belakang masalah, jenis riset, jenis responden, jenis data dan skala,

metode pengumpulan data, serta beberapa metode analisis.

Pengumpulan tugas kelompok dilakukan pada pertemuan minggu berikutnya. Pada

kegiatan ini dosen pengampu bersama-sama dengan mahasiswa melakukan diskusi

terhadap hasil tugas pertama yang telah dikerjakan, diskusi meliputi latar belakang

masalah, jenis riset, jenis responden, jenis data dan skala, metode pengumpulan data, dan

analisis. Diskusi juga dilakukan berkenaan dengan metode kerja kelompok yang

diterapkan (dengan memanfaatkan aplikasi google drive versus dengan kooperatif learning

together tanpa bantuan aplikasi google drive).

Pemberian tugas kelompok yang kedua, yaitu Perancangan Kuesioner. Teori

perancangan kuesioner mengacu pada teori yang ada pada Bab IV bahan ajar Teknik Riset

Pemasaran dan Lembar Kerja Mahasiswa. Metode pengerjaan tugas kelompok, sama

dengan tugas metode pelaksanaan pada tugas pertama, yaitu 3 kelompok mengerjakan

tugas kelompok dengan metode kooperatif learning together dengan memanfaatkan

aplikasi google drive dan 3 kelompok mengerjakan tugas kelompok dengan kooperatif

learning together tanpa bantuan aplikasi google drive. Waktu pengerjaan tugas kelompok

diberikan selama dua minggu.

Pengumpulan tugas kelompok yang kedua, pembahasan hasil kerja kelompok dan

diskusi. Diskusi dilakukan berkenaan dengan substansi materi yang menjadi tugas

kelompok meliputi: desain pertanyaan dan kuesioner, proses merancang kuesioner, desain

skala, perluasan skala dalam riset pemasaran, dan teknik penskalaan. Berkenaan dengan

metode kerja kelompok yang diterapkan (dengan memanfaatkan aplikasi google drive

versus dengan kooperatif learning together tanpa bantuan aplikasi google drive), juga

dilakukan diskusi mengenai keunggulan dan kelemahan masing-masing metode menurut

pendapat mahasiswa. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama

(learning together) ini, penghargaan terhadap kerja kelompok berorientasi pada kelompok,

bukan individu.

Setelah pemberian perlakuan berupa tugas kelompok dengan memanfaatkan aplikasi

google drive versus dengan kooperatif learning together tanpa bantuan aplikasi google

drive), keenam kelompok diberikan post test.

23

5.3 Hasil Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama

Nilai kerja kelompok mahasiswa sebelum dikenai perlakuan pembelajaran model

kooperatif tipe belajar bersama (learning together) disajikan pada tabel 1. Secara

keseluruhan rata-rata nilai pre test kelompok mahasiswa adalah 63,33.

Tabel 1. Daftar Nilai Mahasiswa Mata Kuliah Teknik Riset Pemasaran

Kelompok Nama Mahasiswa Nilai Pre Test

Kelompok 1

Ayu Dinita Trisnayanti

70

I Ketut Adi Martha

Desi Kurnia Sari

Aulia Atika Prawibta Suharto

Kelompok 2

Trisna Ramadhan

70 Ni Luh Juliantari

I Gusti Agung Gd Dwipayana

Made Edi Hendrawan

Kelompok 3

Intan Sari Revinda Palupi

60 Ni Nyoman Ayu Artanadi

Tri Alit Tresna Putra

Palupi Purnamasari

Kelompok 4

Ni Putu Canis Cahyanti

60 Revinda Meinitasari

Ni Kade Lila Mayuri

Ni Luh Nika Sari

Kelompok 5

Kadek Intan Sari

60

Anna Fitriani

Ni Putu Iin Viny Danayanti

I Made Danny Dananjaya

I Gusti Ayu Mita Ernia Sari

Kelompok 6

Ni Komang Ayu Artini

60 Desak Ayu Wiri Astiti

Putri Dameyanti

Ni Wayan Diah Sihmawati

Ida Ayu Gde Khasmana Putri

Rata-rata 63,33

24

1. Diskusi Kelompok Menyelesaikan Tugas Tanpa Memanfaatkan Aplikasi Google

Drive

Hasil dokumentasi pengerjaan tugas kelompok oleh 3 kelompok dengan model

kooperatif tipe belajar bersama (learning together) tanpa bantuan aplikasi google drive,

disajikan pada gambar-gambar berikut:

Gambar 1. Dokumentasi Aktivitas Kerja Kelompok Tanpa Bantuan Aplikasi Google Drive

25

Pada kerja kelompok dengan bertatap muka yang diterapkan pada kelompok 4, 5,

6, waktu kerja kelompok sebagian besar mengambil waktu di siang hari. Jika mahasiswa

dalam kondisi jadwal kuliah penuh, maka kerja kelompok dengan berkumpul bersama

dilakukan setelah perkuliahan selesai. Dalam kondisi jadwal kuliah penuh dan banyak

tugas dari masing-masing mata kuliah yang diambil, maka hal ini akan menyulitkan bagi

mahasiswa untuk bertatap muka untuk mengerjakan tugas bersama. Berdasarkan masalah

waktu ini alternatif dengan memanfaatkan google drive merupakan salah satu alternative

yang baik.

2. Diskusi Kelompok Menyelesaikan Tugas dengan Memanfaatkan Aplikasi

Google Drive

Pada diskusi 3 orang mahasiswa, seperti ditunjukkan oleh percapakan pada

halaman berikutnya, terlihat bahwa pengerjaan tugas pertama dikerjakan dari pukul 19.17

sampai dengan 20.29 malam. Dalam hal ini pengerjaan tugas dilakukan malam hari saat

waktu belajar dan dapat dilakukan dari rumah masing-masing tanpa harus bertatap muka

dan tanpa dibatasi oleh kendala waktu. Saat diskusi berlangsung, proses pembuatan

dokumen proposal riset pemasaran dikerjakan secara online dan direvisi secara online juga

bersama-sama anggota kelompoknya seperti disajikan pada gambar di atas.

Gambar 2. Edit dokumen dengan Aplikasi Google Drive

26

1.

2. (3) Juli Antari,Nadhin Ramadhan,edy hendrawan

saya 19.17

teman-teman setuju ga kalo judul kita dirubah? soalnya untuk kasus jajan bendu ini kurang dapat

dikembangkan..

Nadhin Ramadhan 19.19

Setuju dek,,, kk juga ngerasa itu kok

gmna menurut yang lain.??

edy hendrawan bergabung dengan kelompok ngobrol.

edy hendrawan 19.53

aku setuju..

nie gung de juga udah setuju..

Saya 19.55

kasus apa men yang mau kita angkat kak?

Nadhin Ramadhan 19.57

gmna kalo kasusnya tentang kartu prabayar jha gmna.????

Saya 19.58

kartu apa kak?

edy hendrawan 19.59

dari kartu prabayar itu apa yg mau kita bahas????

Nadhin Ramadhan 20.01

apa yya.??

mna kalo masalah sinyal dan harga plsanya???

Heheheee *gmna

edy hendrawan 20.02

boleh juga kak,,,,

ini kartu ku sinyalnx abal-abal

wkwkwkwwkk

Saya 20.04

ini mah tentang kepuasan konsumen namanya,,

itu yang mau kita angkat?

edy hendrawan 20.06

Nah nah itu dah jul,,,

Nadhin Ramadhan 20.08

iya dek,, itu dah

gmna kalo judul kita Kepuasan Pelanggan Terhadap Layanan Kartu IM3??

apa mw kartu prabayar yang lain???

ini sih pendapat kk,,bhehee

Saya 20.11

ya pake IM3 aja dah kak.. kita kan bisa ngambil study kasusnya di kampus kita aja,,

lgian kebanyakan dari kita make IM3

Nadhin Ramadhan 20.11

Okehh dek,,Sssiipppppp

gmna menurut yang lain??

27

edy hendrawan 20.12

Oke

aku ama gung de setuju" aja

saya 20.12

ok fix ya...?

edy hendrawan 20.14

desain riset apa yang kita gunain?

Nadhin Ramadhan 20.15

gmna kalo kita gunain desain riset Riset Deskriptif??

desain riset ini dapat menggambarkan atau menjelaskan tingkat kepuasan pelanggan dalam menggunakan

kartu im3...

Saya 20.19

owh yea kak,, brarti kita make data primer dong kak?

Nadhin Ramadhan 20.19

Iyahh dek,, bakal buat kuesioner untuk riset ini...

edy hendrawan 20.21

desain skala nya kita pakek yg ordinal jha yah,, biar gampang:D

Nadhin Ramadhan 20.21

Okehh Sssiippppppp

Saya 20.24

siiip

metode pengambilan sampelnya gemana ya?

Nadhin Ramadhan 20.27

Metode pengambilan sampel nonprobability sampling yaitu convenience sampling...

Convenience sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang

secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.... ini cocok untk riset kita

edy hendrawan 20.27

Sssssiipppppppp kak

Saya 20.27

owh ok kak

Nadhin Ramadhan 20.29

Okehh..

Udah Fix yahh laporan riset kita...

Sampe bertemu untuk menyusun kuesioner kita..

Byee.....

28

Contoh proses penyelesaian kelompok (Tugas 2: Penyusunan Kuesioner riset

pemasaran) oleh kelompok 1 yang dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi google drive,

disajikan pada gambar-gambar berikut:

29

Gambar 3. Diskusi Kelompok dan Pengerjaan Tugas dengan Aplikasi Google Drive

Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi model pembelajaran Kooperatif

Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan media pembelajaran Google Drive,

berdasarkan hasil observasi selama mahasiswa mengerjakan tugas kelompok, adalah

masalah koneksi internet. Beberapa mahasiswa mengungkapkan bahwa jika koneksi

internet baik, maka pembelajaran dengan bantuan aplikasi google drive dapat

mempercepat pengerjaan tugas kelompok tanpa harus bertatap muka, tetapi jika koneksi

internet yang menghubungkan anggota kelompok satu dengan yang lain lemah maka

proses pengerjaan tugas kelompok akan berjalan lambat.

Sedangkan keunggulannya adalah dalam mengerjakan tugas dengan aplikasi google

drive, mahasiswa lebih fokus, serius, dan dapat berkonsentasi dengan penuh dalam

pengerjaan tugas. Perhatian ke layar monitor saat pengerjaan tugas sekaligus berdiskusi

dan pengerjaan dokumen yang menjadi tugas dapat lebih focus dikerjakan, dengan

pertimbangan biaya pulsa internet. Semakin cepat diskusi dan dokumen dapat

diselesaikan, semakin sedikit biaya yang dikeluarkan untuk beli pulsa internet.

Secara teori, beberapa faktor yang mempengaruhi kerja siswa dalam kelompok

yaitu: Taraf kecerdasan anggota kelompok; Hubungan antara anggota kelompok;

30

Pengalaman anggota kelompok mengenai masalah yang dihadapinya; Motivasi anggota

kelompok dalam menyelesaikan tugas; Besarnya anggota kelompok; Kemampuan

pemimpin kelompok dalam memimpin anggotanya; dan Keterampilan dan keaktifan

anggota kelompok dalam memecahkan masalah. Menurut Licona (dalam Citrawan, 2002:

7) model pembelajaran kooperatif tipe bersama (learning together) memiliki beberapa

kelebihan diantaranya: Mengajarkan nilai-nilai kerjasama; Membangun masyarakat di

dalam kelas; Mengajarkan dasar kemampuan hidup; Dapat meningkatkan prestasi

akademik; Menawarkan suatu alternatif jalan keluar; dan Memiliki potensi untuk

memperlunak aspek negatif dari kompetisi kelompok di dalam kelas.

5.4 Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning

Together) dengan Media Pembelajaran Google Drive

Implementasi dari model pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning

Together) yang dipadukan dengan pemanfaatan media pembelajaran Google Drive pada

mata kuliah Teknik Riset Pemasaran, diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan

penalarannya dan terjadinya komunikasi diantara anggota kelompok selama proses

pembelajaran. Penerapan model ini juga diharapkan dapat membiasakan siswa belajar dari

teman melalui kerja kelompok, diskusi dan dapat saling mengadakan hubungan antar

teman dalam kelompok, sehingga dalam proses pembelajaran dosen tidak hanya

menjejalkan materi ajar kepada mahasiswa, tetapi mengupayakan agar konsep-konsep

penting dari materi ajar dapat dipahami oleh mahasiswa dengan optimal.

Dalam pembelajaran kooperartif siswa dapat saling berinteraksi dan saling

memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif. Pembelajaran kooperatif

berbeda dengan belajar kelompok biasa, karena dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak

hanya bertanggung jawab pada kelompoknya. Pembelajaran kooperatif memberi

lingkungan belajar dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang

kemampuannya berbeda (heterogen) dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik.

Penekanan dari model pembelajaran kooperatif ini adalah aspek sosial siswa dalam suatu

kelompok yang heterogen kemampuan akademiknya.

Slavin (1994) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan

untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu: hasil belajar

akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

Untuk penilaian proses, berdasarkan hasil obesrvasi selama pembelajaran

berlangsung, yaitu pemberian tugas 1 dan tugas 2, terlihat bahwa selama proses

31

pengerjaan tugas kelompok, semua siswa dalam kelompok mempunyai kinerja yang baik

dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Penerimaan terhadap perbedaan individu juga

terlihat dari hasil observasi terhadap 6 kelompok mahsiswa yang ada. Antar mahasiswa

dalam kelompok saling terjadi penerimaan terhadap perbedaan tingkat (mahasiswa dalam

kelompok terdiri dari mahasiswa yang berbeda tingkat/angkatannya), jenis kelamin, ras,

kemampuan, maupun ketidakmampuan. Menurut Allport (dalam Muslimin, 2000: 9),

pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan

kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama-sama dan

melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama

lain.

Implementasi model pembelajaran kooperatif yang diterapkan dalam penelitian ini

juga memberikan manfaat kepada mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan

sosialnya. Model ini mengajarkan kepada mahasiswa keterampilan dalam bekerjasama dan

kolaborasi. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa dalam penyelesaian tugas kelompok,

masing-masing anggota kelompok bekerjasama dengan baik untuk menyelesaikan tugas

yang diterima dalam upaya mencapai prestasi akademika maupun personal bersama.

Hasil penilaian hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan berupa pemberian

tugas kelompok yang diimplementasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

belajar bersama dengan memanfaatkan aplikasi google drive dan tanpa aplikasi aplikasi

google drive, diperoleh hasil seperti disajikan pada Tabel 2.

Berdasarkan penilaian hasil, diperoleh nilai rata-rata ketiga kelompok mahasiswa

pada pre test adalah 66,67, setelah memperoleh perlakuan dengan implementasi dari

model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama (learning together) dengan

memanfaatkan aplikasi google drive diperoleh nilai rata-rata kelompok pada post test

sebesar 90,00. Terjadi peningkatan hasil belajar dari rata-rata kelompok 66,67 menjadi

90,00, dengan rata persentase peningkatan hasil belajar mahasiswa sebesar 34,99 persen.

Sedangkan untuk hasil belajar kelompok mahasiswa yang memperoleh perlakuan

pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama (learning together) tanpa bantuan aplikasi

google drive diperoleh nilai rata-rata kelompok pada pre test sebesar 60 dan meningkat

pada nilai post test menjadi 76,67. Rata-rata persentase peningkatan hasil belajar

mahasiswa pada kelompok ini sebesar 27,77 persen.

32

Tabel 2. Nilai Pre Test dan Post Test Mahasiswa Mata Kuliah Teknik Riset Pemasaran

Kelompok Nama Mahasiswa Nilai Pre

Test

Post Test

Kelompok 1

Dengan aplikasi

google drive

Ayu Dinita Trisnayanti

70

90 I Ketut Adi Martha

Desi Kurnia Sari

Aulia Atika Prawibta

Suharto

Kelompok 2

Dengan aplikasi

google drive

Trisna Ramadhan

70

90 Ni Luh Juliantari

I Gusti Agung Gd

Dwipayana

Made Edi Hendrawan

Kelompok 3

Dengan aplikasi

google drive

Intan Sari Revinda

Palupi

60

90

Ni Nyoman Ayu

Artanadi

Tri Alit Tresna Putra

Palupi Purnamasari

Rata-rata 66,67 90

Persentase peningkatan (%) 34,99

Kelompok 4

Dengan aplikasi

google drive

Ni Putu Canis

Cahyanti

60

80

Revinda Meinitasari

Ni Kade Lila Mayuri

Ni Luh Nika Sari

Kelompok 5

Dengan aplikasi

google drive

Kadek Intan Sari

60

70 Anna Fitriani

Ni Putu Iin Viny

Danayanti

I Made Danny

Dananjaya

I Gusti Ayu Mita Ernia

Sari

Kelompok 6

Dengan aplikasi

google drive

Ni Komang Ayu Artini

60

80 Desak Ayu Wiri Astiti

Putri Dameyanti

Ni Wayan Diah

Sihmawati

Ida Ayu Gde

Khasmana Putri

Rata-rata 60,00 76,67

Persentase peningkatan (%) 27,77

33

Berdasarkan hasil belajar mahasiswa yang dilihat dari hasil pre test dan post testnya

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe belajar berrsama (learning

together) dengan memanfaatkan aplikasi google drive lebih efektif untuk meningkatkan

hasil belajar mahasiswa mata kuliah Teknik Riset Pemasaran, dibandingkan implementasi

model kooperatif tipe belajar berrsama (learning together) tanpa bantuan aplikasi google

drive. Hal ini terlihat dari persentase peningkatan hasil belajar mahasiswa, untuk

kelompok dengan bantuan google drive mengalami peningkatan hasil belajar yang lebih

besar (34,99 persen), dibandingkan dengan kelompok tanpa memanfaatkan aplikasi google

drive (27,77 persen).

34

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penilaian hasil belajar mahasiswa yang dilihat dari hasil pre test dan

post testnya dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe belajar

berrsama (learning together) dengan memanfaatkan aplikasi google drive lebih efektif

untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa mata kuliah Teknik Riset Pemasaran,

dibandingkan implementasi model kooperatif tipe belajar berrsama (learning together)

tanpa bantuan aplikasi google drive. Hal ini terlihat dari persentase peningkatan hasil

belajar mahasiswa, untuk kelompok dengan bantuan google drive mengalami peningkatan

hasil belajar yang lebih besar (34,99 persen), dibandingkan dengan kelompok tanpa

memanfaatkan aplikasi google drive (27,77 persen).

Faktor penghambat implementasi model pembelajaran kooperatif tipe belajar

bersama (learning together) dengan media pembelajaran google drive, berdasarkan hasil

observasi selama mahasiswa mengerjakan tugas kelompok, diperoleh bahwa faktor

koneksi internet menjadi pengambat yang utama. Jika koneksi internet baik, maka

pembelajaran dengan bantuan aplikasi google drive dapat mempercepat pengerjaan tugas

kelompok tanpa harus bertatap muka, tetapi jika koneksi internet yang menghubungkan

anggota kelompok satu dengan yang lain lemah maka proses pengerjaan tugas kelompok

akan berjalan lambat.

Keunggulan dalam mengerjakan tugas dengan aplikasi google drive, mahasiswa

lebih fokus, serius, dan dapat berkonsentasi dengan penuh dalam pengerjaan tugas.

Perhatian ke layar monitor saat pengerjaan tugas sekaligus berdiskusi dan pengerjaan

dokumen yang menjadi tugas dapat lebih fokus dikerjakan, dengan pertimbangan biaya

pulsa internet.

6.2 Saran

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman peneliti, sehingga Instrumen

evaluasi untuk penilaian proses berupa unjuk kerja kelompok mahasiswa agak mengalami

hambatan. Dengan ini disarankan kepada BPMU untuk membuat panduan umum tentang

pembuatan instrument untuk penilaian proses, dalam hal ini penilaian unjuk kerja

kelompok.

35

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saiffudin. 1997. Metodologi Penelitian. Edisi Pertama Cetakan ke satu.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contectual Teaching and Learning).

Depdiknas

Dimyati, M. 1991. Psikologi Pendidikan. Malang: PPS-IKIP Malang.

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamariah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Ibrahim. 1993. Perencanaan Pengajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Jakarta.

Kemmis, S and Taggret, R. 1988. The Action Research Planeer. Geelong Victoria:

Deakin University Press.

Kurniawan Yahya. 2010. Cara Mudah Menguasai Google Docs. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo

Mohamad Nur. 1998. Pendekatan-pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran.

Surabaya: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif Type Belajar Bersama. Universitas Press

Surabaya.

Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajarannya dalam KBK.

Universitas Negeri Malang.

Robert E. Slavin. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Jakarta:

Nusamedia.

Seel, B.B & Richey,R.C. 1994. Instruction Technology: The Definition and Domains of

the Field. Washinton DC:Association for Educational Communications and

Technology.

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Suryabrata, Sumadi. 1997. Cara-cara Belajar Yang Efisien. Jakarta: Depdikbud.

Suryadi, A. dan Wiana. 1993. Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan

Kemampuan Profesional Guru, Jakarta: Cordimas Metropole

Syamsu Mappa. 1994. Teori Belajar Orang Dewasa. Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi. Departemen Pebdidikan Nasional.

36

LAMPIRAN

Lampiran 1. Penggunaan Biaya Penelitian

L. Biaya Penelitian

a. Biaya pembuatan proporsal : Rp. 80.800,-

b. Pulsa internet : Rp. 305.000,-

c. Pulsa internet untuk 10 orang mhs @Rp. 12.000 : Rp. 120.000,-

d. Cetak Bahan Ajar (50 exp @ Rp.40.000) : Rp. 2.000.000,-

e. Foto copy panduan google drive, dan soal-soal : Rp. 480.000,-

f. Cetak Lembar Kerja Mahasiswa (50exp @ Rp.25.000) : Rp. 1.250.000,-

g. Belanja ATK (Kertas HVS A4 4 rim @ Rp. 40.000,-;

CD 10 keping @ Rp 4.000; catridge warna @ 300.000,-

Catridge hitam @ Rp 270.000, 1 bh Flash disk 8 GB

@ 200.000,- : Rp. 1.210.000,-

h. Penggandaan Laporan Kemajuan 6 eks : Rp. 120.000,-

i. Biaya cetak buku panduan google drive : Rp. 800.000,-

j. Biaya Transportasi : Rp. 800.000,-

k. Konsumsi rapat evaluasi bahan ajar : Rp. 487.500,-

l. Lain-lain : Rp. 670.700,-

m. Potongan pajak 15% : Rp. 1.500.000,-

n. Penggandaan laporan akhir : Rp. 140.000,-

o. Foto copy lain-lain : Rp. 36.000,-

Total Biaya : Rp. 10.000.000,

(Sepuluh Juta Rupiah)

EFEKTIFITAS MODEL

PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE BELAJAR

BERSAMA (LEARNING

TOGETHER) DENGAN MEDIA

PEMBELAJARAN GOOGLE

DRIVEby Kartika Sari

FILE

TIME SUBMITTED 07-FEB-2016 11:02PM

SUBMISSION ID 628735386

WORD COUNT 7983

CHARACTER COUNT 54059

ERATIF_LEARNING_TOGETHER_DGN_MEDIA_PEMBELAJARAN_GOO

GLE_DRIVE.DOC (2.02M)

16%SIMILARITY INDEX

16%INTERNET SOURCES

1%PUBLICATIONS

9%STUDENT PAPERS

1 2%

2 1%

3 1%

4 1%

5 1%

6 1%

7 1%

8 1%

9

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

BELAJAR BERSAMA (LEARNING TOGETHER) DENGAN

MEDIA PEMBELAJARAN GOOGLE DRIVE

ORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

Submitted to Universitas Negeri MakassarStudent Paper

unmas-library.ac.idInternet Source

googleapps.visioinformatika.comInternet Source

Submitted to Universitas Pendidikan

IndonesiaStudent Paper

Submitted to Universitas JemberStudent Paper

ejournal.undiksha.ac.idInternet Source

www.farhan-bjm.web.idInternet Source

hasmansulawesi01.blogspot.comInternet Source

evamahyuni.blogspot.com

1%

10 1%

11 <1%

12 <1%

13 <1%

14 <1%

15 <1%

16 <1%

17 <1%

18 <1%

19 <1%

20 <1%

21

Internet Source

repository.upi.eduInternet Source

desagomban.blogspot.comInternet Source

wahanapendidikanindonesia.blogspot.comInternet Source

lib.uin-malang.ac.idInternet Source

f luple.comInternet Source

dasar-teori.blogspot.comInternet Source

timotius-sukarman.blogspot.comInternet Source

anwarholil.blogspot.comInternet Source

ejournal.unirow.ac.idInternet Source

Submitted to Asian Institute of TechnologyStudent Paper

articleforcash02.blogspot.comInternet Source

berkas-terkumpul.blogspot.com

<1%

22 <1%

23 <1%

24 <1%

25 <1%

26 <1%

27 <1%

28 <1%

29 <1%

30 <1%

31 <1%

Internet Source

www.smkn3bogor.sch.idInternet Source

Vranjes, Marija, Dragana Gasevic, and

Dragana Drinic. "Analysis of service quality

elements in higher education", Marketing,

2014.Publicat ion

repository.uksw.eduInternet Source

blog.stikom.eduInternet Source

imadiklus.comInternet Source

bdigital.ufp.ptInternet Source

eprints.uns.ac.idInternet Source

muhammadrudi.wordpress.comInternet Source

ekasilalahi159.blogspot.comInternet Source

studentjournal.petra.ac.idInternet Source

32 <1%

33 <1%

34 <1%

35 <1%

36 <1%

37 <1%

38 <1%

39 <1%

40 <1%

41 <1%

42 <1%

43 <1%

Submitted to Universiti Malaysia PahangStudent Paper

skripsi-baru.blogspot.comInternet Source

repository.unhas.ac.idInternet Source

Submitted to Coventry UniversityStudent Paper

ejournal.gunadarma.ac.idInternet Source

ejournal.stkipgetsempena.ac.idInternet Source

www.readbag.comInternet Source

richluckyforever.blogspot.comInternet Source

anndry7.blogspot.comInternet Source

janklesa.blogspot.comInternet Source

www.scribd.comInternet Source

gudangmakalah.blogspot.comInternet Source

mercubuana-yogya.ac.id

44<1%

45 <1%

46 <1%

47 <1%

48 <1%

49 <1%

50 <1%

51 <1%

52 <1%

EXCLUDE QUOTES OFF

EXCLUDE

BIBLIOGRAPHY

OFF

EXCLUDE MATCHES OFF

Internet Source

unek-unek-information.blogspot.comInternet Source

www.fujiro.comInternet Source

repository.ung.ac.idInternet Source

www.ftiuksw.orgInternet Source

repository.usu.ac.idInternet Source

ebookmarket.orgInternet Source

contohskripsi.orgInternet Source

sucianimade.blogspot.comInternet Source