DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN …
Transcript of DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN …
ANALISIS PENGARUH LOKASI, HARGA, PROMOSI, KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
MAKANAN PADA RESTORAN CALIFORNIA FRIEND CHICKEN (CFC) BEJI DEPOK
Danny Rachman
H. Ambo Sakka Hadmar
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh lokasi, harga, promosi, kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian makanan pada Restoran California Fried Chicken (CFC) di Beji Depok. Teknik pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner. Kuesioner yang berhasil dikumpulkan sebanyak 100 responden. Teknik penetapan responden menggunakan teknik sampel acak sederhana. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, ,uji hipotesis, dan uji asumsi klasik. Aplikasi SPSS for windows versi 23 digunakan untuk membantu pengujian model ini.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan lokasi, harga, promosi, kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian makanan pada Restoran California Fried Chicken (CFC) di Beji Depok. Dan dari hasil pengujuan secara parsial menunjukkan lokasi, promosi dan kualitas pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian makanan pada Restoran California Fried Chicken (CFC) di Beji Depok. Sedangkan harga dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian makanan pada Restoran California Fried Chicken (CFC) di Beji Depok.
Kata Kunci : lokasi, harga, promosi, kualitas produk, kualitas pelayanan, keputusan pembelian.
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the influence of location, price, promotion, product quality and service quality to the decision of purchasing food at California Fried Chicken Restaurant (CFC) in Beji Depok. Data collection techniques with questionnaires distributed. Questionnaires were collected as many as 100 respondents. The technique of determining the respondents using a simple random sample technique. Analyzer used is multiple linear regression,, hypothesis test, and test of classical assumption. The SPSS for windows version 23 application is used to assist in testing this model. The results of this study show that simultaneously location, price, promotion, product quality and service quality significantly influence food purchase decision at California Fried Chicken Restaurant (CFC) in Beji Depok. And from the results of the partial assessment showed
location, promotion and quality of service did not significantly influence the decision to purchase food at the California Fried Chicken Restaurant (CFC) in Beji Depok. While price and product quality significantly influence the decision of buying food at California Fried Chicken Restaurant (CFC) in Beji Depok.
Keywords: location, price, promotion, product quality, service quality, purchase decision.
PENDAHULUAN
Seiring dengan semakin ketatnya perkembangan di dunia bisnis saat ini, maka
persaingan di dunia perdagangan sudah sangatlah maju dan juga didukung dengan
adanya lahan yang subur bagi pemasaran berbagai macam produk. Selain itu, dengan
adanya kenyataan populasi di Indonesia yang sangatlah besar dan beragam dan
memiliki calon pembeli yang berlimpah maka berpengaruh terhadap permintaan
kebutuhan akan makanan. Dengan adanya peningkatan permintaan kebutuhan akan
makanan, menjadi sebuah peluang bagi pebisnis waralaba yang sangat besar.
Perusahaan semakin gencar dalam bersaing untuk menarik konsumen. Perusahaan
harus menentukan strategi pemasaran yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan
memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Sebelum
meluncurkan produknya perusahaan harus mampu melihat atau mengetahui apa yang
dibutuhkan oleh konsumen. Hal tersebut memicu bagi para pebisnis agar menjadi lebih
memperhatikan bagaimana cara untuk memasarkan produk dan menyusun tujuan
perusahaan agar tidak kalah dengan pesaing lainnya.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan dan salah satu unsur dalam
kegiatan usaha adalah dengan melalui kegiatan pemasaran, terutama makanan siap saji,
demikian pula dengan pemasaran makanan siap saji seperti franchise (waralaba), lisensi,
dan lain-lain. Banyaknya restoran cepat saji yang berada di Indonesia menimbulkan
persaingan ketat dalam kompetisi mutu serta kualitas produk yang dihasilkan. Fast
Food atau restoran cepat saji, mulai popular di Indonesia pada awal tahun 1980.
Sebagian besar fast food yang merambah pasar di Indonesia yaitu berasal dari Amerika.
Saat ini tercatat ada beberapa nama besar di dunia “Junk Food” Amerika, yang
membuka gerai-gerai di Indonesia. Seperti Kentucky Fried Chicken (KFC)
dan Mc Donals. Ketertarikan masyarakat yang cukup besar terhadap gerai makanan
cepat saji ini, terlihat dengan munculnya gerai-gerai serupa.
Menciptakan atau mengeluarkan suatu produk harus menyesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan para konsumen. Dengan begitu maka produk akan dapat
bersaing di pasaran, sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak alternatif pilihan
produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan.
Kelompok keluarga dengan ekonomi cukup, biasanya cenderung memilih makan diluar
rumah dengan memilih tempat restoran atau café, dan tidak hanya itu saja, banyak
alasan mengapa mereka sering makan diluar rumah.
Disamping ingin menikmati makanan yang lezat yang jarang disajikan dirumah,
restoran bisa juga menjadi tempat untuk rekreasi atau menghilangkan stress akibat
beban pekerjaan kantor. Bahkan, restoran juga dijadikan tempat untuk entertain atau
meeting dalam hubungannya dengan bisnis. Saat ini, restoran sudah merupakan dari
gaya hidup masyarakat, terutama di perkotaan. Akan tetapi, makan di restoran atau fast
food tidak hanya dilakukan oleh mereka yang sudah mempunyai penghasilan atau sudah
bekerja. Konsumen yang masih sekolah pun ternyata juga suka berkunjung ke restoran.
Ternyata mereka adalah pelajar atau mahasiswa yang mendapat uang jajan lebih
sehingga mampu makan disana. Para anak muda sudah menjadi bagian dari target
market para pengelola restoran.
California Fried Chicken (CFC) didirikan pada tanggal 13 Desember 1983,
merupakan bagian dari kelompok usaha Pioneerindo Gourmet International Tbk. yang
bergerak dalam jaringan restoran cepat saji. Jumlah gerai yang dimiliki oleh Perusahaan
dan Entitas Anak dan gerai waralaba yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 279
dan 274 gerai. CFC setia dengan citra sebagai jaringan restoran cepat saji yang
mengutamakan penyajian menu utama produk ayam goring yang gurih garing versi
fried chicken. Penyajiannya disetiap gerai didampingi aneka minuman ringan dan menu
lain seperti Chicken Kranz, Chicken Strip dan Nasi Chicken Paper.
Alasan penulis menggunakan California Fried Chicken sebagai objek penelitian
adalah karena pada saat ini dalam dunia kuliner khususnya restoran in masih berada di
tingkat bawah dibandingkan dengan restoran Fast Food lainnya seperti KFC, McD,
A&W dan Hoka-Hoka Bento. Berdasrkan hasil survey yang dilakukan oleh Top Brand
Award pada tahun 2016 adalah sebagai berikut.
Tabel 1.1
Top Brand Award Kategori Restoran Fast Food tahun 2016
RESTORAN FASTFOOD
Merek TBI TOP
KFC 63,9% TOP
Mc Donald’s 18,6% TOP
A & W 2,6%
Hoka-Hoka Bento 2,5%
CFC 2,0%
Sumber: http://www.topbrand-award.com/
Dalam brand image, berdasarkan hasil survey top brand pada tahun 2016 CFC
mnempati peringkat terbawah dibanding KFC, McD, A&W dan Hoka-Hoka Bento. Hal
ini membuat CFC harus terus berinovasi lagi dalam produk dan harus terus
meningkatkan kualitas pelayanannya dan tidak lupa dengan mempromosikan produk
dengan baik agar CFC bisa menjadi yang terdepan dalam hal citra merek (brand image).
Faktor lokasi sangat berpengaruh terhadap keputusan yang diambil konsumen untuk
membeli suatu produk. Lokasi yang mudah dijangkau oleh pembeli dan dekat dengan
pusat keramaian merupakan lokasi yang tepat untuk suatu usaha. Sebelum seseorang
atau sekelompok orang memutuskan untuk membeli makanan di suatu toko, mereka
juga akan mempertimbangkan lokasi tempat makan tersebut. Berdasarkan uraian
tersebut, penulis ingin melakukan penelitian pada salah satu perusahaan restoran CFC
di daerah Beji Depok, yang terletak di lokasi yang cukup strategis yaitu berada tepat di
dalam area pom bensin di pinggir jalan raya dan juga berada di tengah lokasi yang
banyak dilalui oleh masyarakat sekitar.
Banyak hal yang berkaitan dengan harga yang melatarbelakangi mengapa konsumen
memilih suatu produk untuk dimilikinya. Harga merupakan sebuah atribut diantara
beberapa atribut lain dalam pengambilan keputusan konsumen. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya persaingan harga dari berbagai merek yang tersedia di pasar.
Konsumen memilih suatu produk tersebut karena benar-benar ingin merasakan nilai dan
manfaat dari produk tersebut, karena melihat kesempatan memiliki produk tersebut
dengan harga yang lebih murah dari biasanya sehingga lebih ekonomis atau karena ada
kesempatan untuk mendapatkan hadiah dari pembelian produk tersebut. Berdasarkan
dari bahasan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa harga yang dipatok secara rasional
dan sepadan dengan manfaat produk diberikan dapat mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen terhadap suatu produk.
Gambar 1.1
Daftar Harga Restoran California Fried Chicken (CFC)
Harga yang diusung oleh CFC cukup ekonomis dan CFC juga menawarkan
konsumen dengan paket Astaga Combo untuk keluarga (mulai dari 2 orang atau lebih)
dengan berbagai macam pilihan menu dimulai dari harga Rp. 22.727 sampai Rp.
91.818.
Selain itu promosi juga sangat menentukan sekali dalam suatu pemasaran, proses
keputusan pembelian harus didukung dengan adanya promosi yang baik. Dengan
promosi perusahaan dapat mengkomunikasikan produk kepada konsumen. Keunggulan-
keunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen dan bisa membuat konsumen
tertarik untuk mencoba dan kemudian akan mengambil keputusan untuk membeli suatu
produk tersebut. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen
pemasaran karena dengan promosi bisa membuat konsumen yang semula tidak tertarik
terhadap suatu produk bisa berubah fikiran dan menjadi tertarik pada produk tersebut.
Promosi yang dilakukan CFC adalah menggelar promo menarik untuk para pengguna kartu
member card dengan bonus berbagai macam produk makanan .
Gambar 1.2
Promosi California Fried Chicken CFC
Selain melihat dari faktor promosi, kualitas harus diukur melalui sudut pandang
konsumen terhadap kualitas produk itu sendiri, sehingga selera konsumen disini sangat
berpengaruh. Jadi dalam mengelola kualitas suatu produk harus sesuai dengan kegunaan
yang diinginkan oleh konsumen. Dalam hal ini yang penting adalah menjaga konsistensi
dari output produk pada tingkat kualitas yang diinginkan dan diharapkan konsumen.
Dengan demikian kualitas produk yang baik dapat membantu konsumen dalam
membuat keputusan pembelian, sehingga konsumen dapat tertarik terhadap suatu
produk yang diproduksi suatu perusahaan akan mendorong konsumen untuk melakukan
pembelian terhadap produk tersebut dengan kualitas yang ditawarkan.
Konsumen juga mempertimbangkan kualitas produk (makanan) yang akan mereka
beli. Konsumen mengharapkan adanya kesesuaian antara harga dengan kualitas produk
yang mereka terima. Untuk sebuah rumah makan, konsumen sangat memperhatikan
kehalalan suuatu produk (makanan) dari MUI (Majelis Ulama Indonesia) dan itu juga
penting sebagai jaminan kepada konsumen bahwa produk makanan di CFC adalah
produk makanan yang aman untuk dikonsumsi masyarakat. Faktor kualitas produk tidak
kalah penting karena kualitas produk juga sebagai factor penentu tingkat kepuasan yang
diperoleh pembeli setelah melakukan pembelian dan pemakaian terhadap suatu produk.
Kualitas merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh
mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan (Lupiyoadi, 2006).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh lokasi, harga, promosi, kualitas produk dan kualitas pelayanan secara simultan terhadap keputusan pembelian pada restoran California Fried Chicken (CFC)?
2. Apakah terdapat pengaruh lokasi, harga, promosi, kualitas produk dan kualitas pelayanan secara parsial terhadap keputusan pembelian pada restoran California Fried Chicken (CFC)?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lokasi, harga, promosi,
kualitas produk dan kualitas pelayanan secara simultan terhadap keputusan pembelian pada restoran California Fried Chicken (CFC).
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lokasi, harga, promosi, kualitas produk dan kualitas pelayanan secara parsial terhadap keputusan pembelian pada restoran California Fried Chicken (CFC).
Kegunaan Penelitian:
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan/manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, antara lain:
1. Bagi Penulis Dengan penelitian ini diharapkan penulis dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan untuk menghadapi masalah konkrit yang terjadi di lapangan sebagai studi banding antara pengetahuan teori dengan praktek yang ada di lapangan. 2. Bagi Akademisi Hasil uji penelitian ini diharapkan dapat sebagai suatu acuan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya yang berminat dalam bidang pemasaran dan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penelitian dan masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan keputusan pembelian.
3. Bagi Pengambilan Keputusan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi untuk mengambil kebijakan strategi pemasaran agar dapat bisa bersaing dengan perusahaan sejenis dan berbagai macam restoran makanan cepat saji ini dapat mengoptimalkan daya jual produk jasa restoran cepat saji yang dimiliki yaitu dengan melalui identitas restoran yang tepat dan menarik. Selain itu diharapkan
dapat memberikan masukan bagi manajemen untuk menentukan langkah-langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan volume penjualan dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian.
Kerngka Penelitian dan Hipotesis:
Kerangka Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan
kebenarannya melalui penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Lokasi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
2. Harga berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
3. Promosi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
4. Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
5. Kualitas Pelayanan berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
Lokasi
Harga
Promosi Keputusan Pembelian
Kualitas Produk
Kualitas Pelayanan
TELAAH PUSTAKA
Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005).
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong (2008) pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen adalah proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan. Jadi dapat diartikan bahwa manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan pemasaran.
Pengertian Proses Keputusan Pembelian
Pengertian keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli (Kotler, 2005). Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Proses keputusan pembelian merupakan suatu perilaku konsumen untuk menentukan suatu proses pengembangan keputusan dalam membeli suatu produk. Proses tersebut merupakan sebuah penyelesaian masalah harga yang terdiri dari lima tahap (Kotler, 2005). Lima tahap proses keputusan pembelian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku Pascapembelian
Faktor Lokasi
Lokasi merupakan letak toko atau pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba (Swastha,2000).Memilih lokasi berdagang merupakan keputusan penting untuk bisnis yang harus membujuk pelanggan untuk datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya. Pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha.
Pemilihan lokasi usaha yang tepat akan menentukan keberhasilan usaha tersebut di masa yang akan dating. Lokasi yang strategis membuat konsumen lebih mudah dalam menjangkau dan juga keamanan yang terjamin. Dengan demikian, maka ada hubungan antara lokasi yang strategis dengan daya tarik konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk (Akhmad, 2006).
Menurut Kotler (2005) mengatakan bahwa perusahaan sebaiknya perlu secara
matang mempertimbangkan pemilihan lokasi usaha untuk pengembangan di masa depan. Dari penelitian yang dilakukan Jeni Raharjani, (2005) strategi lokasi adalah salah satu determinan yang paling penting dalam perilaku pembelian konsumen, pengecer harus memilih lokasi yang strategis dalam menempatkan tokonya.Dapat disimpulkan bahwa variabel lokasi adalah hal yang dipertimbangkan oleh konsumen.
Faktor Harga
Harga yang merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang seringkali dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi konsumen dalam melakukan pembelian tidak bisa dikesampingkan oleh perusahaan. Suatu perusahaan atau organisasi baik yang mengutamakan laba maupun tidak akan selalu berhadapan dengan penetapan harga produk yang dihasilkan. Dimana sebelumnya lebih dulu perusahaan merumuskan mengenai penetapan harga yang ingin dicapai.
Harga yang terjangkau dapat menjadi senjata ampuh dalam menghadapi persaingan dipasar, karena harga menjadi menfaat atribut yang paling diperhatikan ketika menghadapi pasar Indonesia yang sensitif terhadap hargaBila suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang lebih besar dibanding manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah bahwa produk tersebut memiliki nilai negatif.
Konsumen mungkin akan menganggap sebagai nilai yang buruk dan kemudian akan mengurangi konsumsi terhadap produk tersebut. Bila manfaat yang diterima lebih besar, maka yang terjadi adalah produk tersebut memiliki nilai positif. Konsumen mempunyai anggapan adanya hubungan yang positif antara harga dan kualitas suatu produk, maka mereka akan membandingkan antara produk yang satu dengan produk yang lainnya, dan barulah konsumen mengambil keputusan untuk membeli suatu produk.
Faktor Promosi
Promosi Menurut Swastha dan Irawan (2005) pada hakekatnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan mendorong permintaan. Yang dimaksud komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Dalam kegiatan promosi ini terdapat dua keputusan yang harus diambil yaitu menentukan promosi yang harus disampaikan kepada pasar yang dituju dan memilih media yang sesuai (Swastha dan Irawan, 2005). Pada promosi ini perusahaan akan melakukan beragam kegiatan dengan tujuan mengingatkan, membujuk dan mempengaruhi serta merangsang konsumen agar membeli produk yang ditawarkan.
Tujuan utama dari promosi adalah modifikasi tingkah laku konsumen, menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan produk atau jasa yang dijualnya (Swatha dan Irawan, 2005). Dalam promosi terdapat beberapa unsur yang mendukung jalannya sebuah promosi tersebut yang biasa disebut bauran promosi.
Faktor Kualitas Produk
Kotler & Armstrong (2006) berpendapat bahwa kualitas dan peningkatan produk merupakan bagian yang penting dalam strategi pemasaran. Meskipun demikian, hanya memfokuskan diri pada produk perusahaan akan membuat perusahaan kurang memperhatikan faktor lainnya dalam pemasaran. Pengertian produk konsumen adalah produk dan jasa yang dibeli oleh konsumen dengan tujuan untuk konsumsi pribadi. Sedangkan kualitas adalah suatu kondisi dari sebuah barang berdasarkan pada penilaian atas kesesuaiannya dengan standar ukur yang telah ditetapkan.
Menurut Assauri (2002) mutu atau kualitas produk dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa mutu barang dapat memenuhi tujuannya, yaitu untuk meningkatkan volume penjualan. Mutu atau kualitas produk dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa mutu barang dapat memenuhi tujuannya yaitu untuk meningkatkan volume penjualan (Assauri, 2002). Berdasarkan teori-teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu produk dalam menjalankan fungsinya, yang merupakan suatu pengertian gabungan dari daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan pemeliharaan serta atribut-atribut lainnya.
Faktor Kualitas Pelayanan
Modernitas dengan kemajuan teknologi akan mengakibatkan persaingan yang sangat ketat untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan. Kualitas pelayanan menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan perusahaan supaya mampu bertahan dan tetap mendapat kepercayaan pelanggan. Pola konsumsi dan gaya hidup pelanggan menuntut perusahaan mampu memberikan pelayanan yang berkualitas. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dapat ditentukan dengan pendekatan service quality yang telah dikembangkan.
Pelayanan yang baik menjadi salah satu syarat kesuksesan suatu produk dalam perusahaan. Kualitas layanan sering diartikan sebagai perbandingan antara layanan yang diharapkan dengan layanan yang diterima secara nyata oleh konsumen. Kualitas pelayanan mencerminkan perbandingan antara tingkat layanan yang disampaikan perusahaan dibandingkan ekspektasi pelanggan. Kualitas layanan diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi atau melampaui harapan pelanggan.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek penelitian penulis adalah restoran makanan California Fried Chicken (CFC) yang ada di daerah Beji, Depok.
Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat
untuk pertama kalinya (Marzuki, 2005). Data tersebut dikumpulkan dan diolah sendiri
oleh peneliti yang diperoleh langsung dari responden. Data primer yang ada dalam
penelitian ini adalah data-data dari kuisioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan di usahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti
(Marzuki, 2005). Data sekunder diperoleh dari berbagai bahan pustaka, baik berupa
buku, jurnal-jurnal dan dokumen lainnya yang ada hubungannya dengan materi kajian
yaitu lokasi, harga, promosi, kualitas produk, kualitas pelayanan dan keputusan
pembelian.
Metode Pengumpulan Data atau Variabel
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan meliputi :
1. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang
dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan tujuan penelitian (Marzuki,2005).
Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan, dan merupakan cara
memperoleh data yang bersifat langsung.
2. Studi Pustaka
Studi Pustaka merupakan metode pengumpulan data dan informasi dengan melakukan
kegiatan kepustakaan melalui buku-buku, jurnal, penelitian terdahulu dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang mencakup semua pertanyaan dan pertanyaan
yang akan digunakan bisa melalui telepon, surat ataupun tatap muka (Ferdinand, 2006).
Pertanyaan yang di ajukan pada responden harus jelas dan tidak meragukan responden.
Peneliti menggunakan skala Likert yang dikembangkan oleh Ransis Likert untuk
mengetahui tingkat loyalitas pelanggan Indosat dengan menentukan skor pada setiap
pertanyaan. Skala likert merupakan skala yang dipakai untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,
2001). Skala ini banyak digunakan karena mudah dibuat, bebas memasukkan pernyataan
yang relevan, realibilitas yang tinggi dan aplikatif pada berbagai aplikasi. Penelitian ini
menggunakan statement dengan urutan skala terdiri dari angka 1 (Sangat Tidak Setuju)
sampai dengan 5 (Sangat Setuju) untuk semua variabel.
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Netral (ragu-ragu)
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
Skala ini mudah dipakai untuk penelitian yang terfokus pada responden dan obyek.
Jadi peneliti dapat mempelajari bagaimana respon yang berbeda dari tiap-tiap responden.
Teknik Analisis
Analisis kualitatif merupakan bentuk analisis yang berdasarkan dari data yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Analisis kualitatif ini digunakan untuk membahas dan menerangkan hasil penelitian tentang berbagai gejala atau kasus yang dapat diuraikan dengan kalimat.
Dalam penelitian ini analisis kualitatif tersebut adalah hasil pertanyaan responden dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju, kemudian jawaban dengan skor terbanyak yang disimpulkan.
Alat Analisis
Uji Validitas dan Realibilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dan kuesioner mampu untuk
mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006). Uji
validitas menggunakan analisis korelasi pearson, keputusan mengetahui valid tidaknya
butir instrumen. Jika pada tingkat signifikan 5% nilai r hitung > r tabel maka dapat
disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator
dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006).
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau
pengukuran sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur reliabilitas dengan uji statistik
Cronbach Alpha (a). Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha (a) >
0,6.
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah adanya suatu hubungan linear yang sempurna antara
beberapa atau semua variabel independen. Uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen (Ghozali, 2005).
Multikolinieritas dideteksi dengan menggunakan nilai tolerance dan variance
inflasion factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen
manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih, yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF=1/Tolerance). Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan VIF ≥ 10.
Jika nilai Value Inflation Factor (VIF) < 10 dan tolerance > 0,10, maka tidak
terjadinya korelasi antar variabel independen.
Jika nilai Value Inflation Factor (VIF) > 10 dan tolerance < 0,10, maka
terjadinya korelasi antar variabel independen.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-
1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari
satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu
(time series) karena ‘gangguan’ pada individu atau kelompok cenderung
mempengaruhi ‘gangguan’ individu atau kelompok yang sama pada periode
berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi
(Ghozali, 2005).
Panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) untuk mendeteksi autokorelasi
bisa dilihat pada table D-W, yang bisa dilihat pada buku statistik yang relevan. Namun
demikian, secara umum bisa diambil patokan (Singgih Santoso, 2012) :
a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
b. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak terjadinya autokorelasi.
c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual
yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah yang memiliki residual yang terdistribusi secara normal. Maksud dari data
terdistribusi normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal dimana
datanya memusat pada nilai rata-rata dan median. Beberapa metode uji normalitas yaitu
dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-Plot of
Regression Standardized residual atau dengan uji One Sample Kolmogorov Smirnov.
Apabila nilai Asymp. Sig.(2-tailed) > dari tingkat alpha yang ditetapkan (5%), dapat
dinyatakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas adalah keadaan dimana dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas (Ghozali,
2005).
Salah satu cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat
grafik plot antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED) dengan residualnya
(SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y
sesungguhnya) yang telah di-understandarized. Dasar analisisnya adalah sebagai
berikut (Ghozali, 2005) :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah
terjadi heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Liner Berganda
Model regresi adalah model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh dari
berbagai variabel independen terhadap satu variabel dependen (Ferdinand, 2006). Adapun
Grand Theory (Teori Dasar) yang bisa digunakan di dalam penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut :
Y = α + L + H + P + KPR + KPL + e ….. Dan dari Grand Theory (Teori Dasar) tersebut, selanjutnya bisa di formulasikan menjadi
suatu model yang di rumuskan sebagai berikut :
Formulasi Model Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + e …
Dimana :
Y = Keputusan Pembelian
α = Konstanta
X1 = Lokasi
X2 = Harga
X3 = Promosi
X4 = Kualitas produk
X5 = Kualitas layanan
β1 – β5 = Koefesien regresi
e = Standard Erorr
Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) dari hasil regresi berganda menunjukkan seberapa besar
variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. Besarnya koefisien
determinasi adalah nol sampai dengan satu (Singgih Santoso, 2012).
Jika koefisien determinasi mendekati nol, maka semakin kecil pula pengaruh semua
variabel independen terhadap nilai variabel dependen. Sedangkan jika koefisien
determinasi mendekati satu maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam
menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel terikat. Angka dari Adjust
R square didapat dari pengolahan data melalui program SPSS yang bisa dilihat pada
tabel model summary kolom Adjust R square.
Uji Simultan (Uji F)
Uji F atau uji ANOVA digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria keputusan
didasarkan pada hasil perbandingan Fhitung dengan Ftabel pada tingkat keyakinan 95% (α
= 0,05), degree of freedom (df1) = k-1, (df2) = n-k dan nilai probabilitas yang
didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS (Singgih Santoso, 2012)
sebagai berikut :
a. Jika probabilitas > 0,05 dengan Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
b. Jika probabilitas < 0,05 dengan Fhitung > Ftabel ,maka Ha diterima dan H0 ditolak.
Uji Parsial (Uji T)
Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial atau
masing-masing terhadap variabel dependen. Kriteria keputusan uji hipotesis secara
parsial didasarkan pada hasil perbandingan thitung dengan ttabel pada tingkat keyakinan
95% (α = 0,05), degree of freedom (df) = n-1, dan nilai probabilitas yang didapatkan
dari hasil pengolahan data melalui program SPSS (Singgih Santoso, 2012) sebagai
berikut :
a. Jika probabilitas > 0,05 dengan thitung tidak terletak pada daerah kritis yaitu thitung
lebih besar dari –ttabel dan lebih kecil dari ttabel (-ttabel < thitung < ttabel), maka H0
diterima dan Ha ditolak.
b. Jika probabilitas < 0,05 dengan thitung terletak pada daerah kritis yaitu thitung lebih
kecil dari –ttabel dan lebih besar dari ttabel (-ttabel > thitung > ttabel), maka Ha diterima
dan H0 ditolak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
PT Pinoneerindo Gourmet International Tbk didirikan pada tahun 1983 di Jakarta adalah salah satu perusahaan generasi pertama di Indonesia yang memperkenalkan konsep restoran cepat saji berbahan dasar ayam melalui merek dagang California Pioneer Chicken. Perusahaan telah berhasil menarik minat publik dengan produk dan layanan berkkualitas dan berhasil menjadikan sajian ayam goreng sebagai trendsetter dunia usaha makanan cepat saji di Indonesia.
Setelah tujuh tahun menempa pengalaman dan teruji dalam pengusaan pasar, pada tahun 1989 perusahaan melepaskan diri dari usaha terwaralaba menjadi pemegang waralaba penuh yang memproduksi dan memasarkan merek produk sendiri yaitu California Fried Chicken. Basis usaha pun diperkuat dengan membentuk franchise dan juga anak-anak perusahaan yaitu Putra Asia Perdana Indah serta PT Mitra Hero Pioneerindo guna mendukung penuh kinerja perusahaan dengan pola kemitraan terpadu yang dijalankan sebagai sebuah sinergi untuk memacu pertumbuhan usaha. Sinergi yang memicu kinerja usaha melalui kemitraan terpadu ini melahirkan diversifikasi usaha berupa peluncuran produk makanan ringan Cal Donat pada tahun 1993.
Meraih kepercayaan publik adalah pencapaian yang sangat penting bagi daya tumbuh perusahaan sehingga perusahaan terus terpacu untuk senantiasa menjaga stabilitas dan kontuinitas usaha yang berpegang teguh kepada komitmen kualitas yang diberikan untuk konsumen. Kesungguhan dalam memberikan nilai tambah kepada badan usaha maupun dalam layanan masyarakat, dibuktikan perusahaan dengan mencatatkan sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta pada bulan April 1994.
Pada tahun 1996, sebuah langkah penting kembali dilakukan perusahaan dengan
membuka restoran keluarga Sapo Oriental. Hal ini menjadi bukti kesungguhan perusahaan dalam mengembangkan diri dan memanfaatkan pengalaman. Stabilitas usaha tidak membuat perusahaan berhenti belajar, sementara ditengah percaturan dunia usaha makanan cepat saji terjadi perkembangan yang sangat pesat. Maka pada tahun 2001 perusahaan membuka diri untuk melakukan revitalisasi menyeluruh. Salah satu hasilnya adalah tonggak sejarah terpenting perusahaan yaitu perubahan nama perusahaan menjadi PT Pinoneerindo Gourmet International Tbk. Kini setelah 25 tahun berkarya, perusahaan berorientasi kepada visi untuk menjadi produsen makanan cepat saji dengan pelayanan dan kualitas terbaik.
Sejak dipasarkan untuk pertama kalinya, produk CFC dan jaringan restorannya membidik target market keluarga. Artinya, produk CFC memang diperuntukan bagi segala usia dan kalangan, tua muda hingga anak-anak. Citra rasa hidangannya dikemas pas untuk selera lidah masyarakat Indonesia, namun penyajian dan suasana gerainya berkelas internasional. Jaringan gerai CFC lebih banyak dipusatkan di mal, pusat-pusat rekreasi, pusat layanan publik seperti rumah sakit berskala besar, pusat perkantoran, bahkan di tempat pengisian bahan bakar kendaraan (pom bensin) yang dimana tingkat intensitas kunjungan orang-orangnya tinggi, lengkap dengan segala keramaian aktifitasnya.
Hingga lebih dari dua puluh tahun masa operasinya CFC setia dengan citra sebagai jaringan restoran cepat saji yang mengutamakan penyajian menu utama produk ayam goreng gurih garing versi fried chicken. Penyajiaannya disetiap gerai didampingi aneka minuman ringan dan menu lainnya yang mempunyai banyak pilihan aneka menu makanan. Penataan gerai pun selalu dievaluasi dari waktu ke waktu dan peremajaan logo dilakukan sebagai identitas merek dagang, dengan merubah warnanya menjadi lebih menarik. Kenyamanan dan kebersihan menjadi syarat utama yang disertai nuansa “Welcome” dari segenap unsur layanan gerai terutama dari sisi sumber daya manusianya. Hal ini tercapai di bidang Smile Chellenge, Food Safety, serta Greeter & Table Service.
Hingga saat in gerai CFC telah berjumlah lebih dari 178 gerai yang tersebar di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Terdiri dari 108 gerai milik perusahaan dan 70 milik terwaralaba. Gerai-gerai ini masih akan terus berkembang semakin banyak pada setiap tahunnya yang dapat dilihat dari potensi rumah makan cepat saji yang sangat digemari oleh semua kalangan masyarakat Indonesia. (www.cfcindonesia.com). Dalam mennjakankan usahanya, California Fried Chicken (CFC) memiliki visi dan misi sebagai berikut :
Visi : Menjadi restoran pilihan utama dengan pelayanan dan kualitas terbaik di Indonesia.
Misi : Mengembangkan eksistensi usaha dengan melahirkan produk berkualitas prima. Meningkatkan nilai-nialai perusahaan dari segi keuangan perusahaan dan sumber daya manusia.
Hasil Penelitian
Pada CV. Anamora untuk Pembelian Tunai hanya terdapat Fungsi Gudang dan Fungsi Keuangan. Fungsi Gudang yaitu yang melakukan pengecekan persediaan bahan yang ada digudang dan membeli persediaan jika stock persediaan habis sedangkan Fungsi Keuangan
Memberika dana yang diminta oleh bagian gudang untuk membeli persediaan. Dokumen yang terdapat di CV. Anamora hanya ada Surat Permintaan Pembelian (SPP) yaitu surat yang dibuat oleh fungsi gudang yang akan diberikan kepada fungsi keuangan untuk meminta persetujuan membeli barang dan meminta dana untuk membeli barang tersebut. Sebelum fungsi keuangan memberikan dana maka fungsi keuangan meminta persetujuan terlebih dahulu kepada kepala toko setelah mendapat persetujuan baru fungsi keuangan memberikan dana yang untuk fungsi gudang. Setelah menerima dana yang diberikan oleh fungsi keuangan maka fungsi gudang langsung membeli barang tersebut kepda vendor. Nota Lunas adalah nota yang diberikan oleh Vendor setelah melakukan pembayaran. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji validitas menunjukan bahwa semua pertanyaan variabel Lokasi, Harga, Promosi, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan adalah valid. Sedangkan untukpengujian reliabilitas variabel Lokasi, Harga, Promosi, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan menunjukan hasil nilai Cronbach Alpha lebih dari 0.60 yaitu 0.932. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.
Berdasarkan Uji hipotesis secara simultan (uji F) pada Tabel 4.19 menunjukan bahwa pengaruh Lokasi, Harga, Promosi, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian hal ini dibuktikan dengan nilai Fhitung > Ftabel (20.640 > 2.31) dan nilai signifikansi < 0.05 (0.000 < 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh dan signifikan antara Lokasi, Harga, Promosi, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan tehadap Keputusan Pembelian.
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial (uji t) pada Tabel 4.20 menunjukan bahwa lokasi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung < ttabel (0.700 < 1.986) dan nilai signifikan yang dihasilkan adalah 0.486 (0.486 > 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama pada penelitian berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil ini menjelaskan bahwa lokasi yang strategis bisa menjadi tambahan refrensi bagi calon konsumen dan menjadi pertimbangan terhadap produk yang diinginkan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial (uji t) pada Tabel 4.20 menunjukan bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung > ttabel (2.250 > 1.986) dan nilai signifikan yang dihasilkan adalah 0.027 (0.027 < 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua pada penelitian berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil ini menunjukka bahwa harga merupakan faktor utama dalam penentuan posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasaran yang sudah disesuaikan dengan kemampuan daya beli masyarakat.
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial (uji t) pada Tabel 4.20 menunjukan bahwa promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung < ttabel (1.487 < 1.986) dan nilai signifikan yang dihasilkan adalah 0.140 (0.140 > 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga pada
penelitian tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil ini menjelaskan bahwa diharapkan bagi perusahaan untuk meningkatkan variabel promosi untuk memenuhi keinginan konsumen yang selalu berubah.
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial (uji t) pada Tabel 4.20 menunjukan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung > ttabel (3.429 > 1.986) dan nilai signifikan yang dihasilkan adalah 0.001 (0.001 < 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat pada penelitian berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil ini menunjukkan bahwa kehandalan produk yang diberikan dan kredibilitas yang baik dimata pelanggan akan berpengaruh pada keputusan pembelian pada produk tersebut. Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial (uji t) pada Tabel 4.20 menunjukan bahwa Kualitas Pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung < ttabel (1.131 < 1.986) dan nilai signifikan yang dihasilkan
adalah 0.261 (0.261 > 0.05). sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima pada penelitian tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil ini menjelaskan bahwa kualitas pelayanan menjadi salah satu ukuran atas keberhasilan dalam memberikan jaminan atas kepuasan bagi konsumen. Untuk mencapai kesuksesan suatu perusahaan.
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Lokasi, Harga, Promosi, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan tehadap Keputusan Pembelian makanan pada Restoran California Fried Chicken (CFC) Beji Depok, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara simultan lokasi, harga, promosi, kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian makanan pada Restoran California Fried Chicken (CFC) Beji Depok. Dan dari hasil pengujuan secara parsial menunjukkan lokasi, promosi dan kualitas pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian makanan pada Restoran California Fried Chicken (CFC) Beji Depok. Sedangkan harga dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian makanan pada Restoran California Fried Chicken (CFC) Beji Depok.
2. Berdasarkan hasil uji determinasi didapatkan bahwa sumbangan pengaruh lokasi, harga, promosi, kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian makanan pada Restoran California Fried Chicken (CFC) dari model penelitian yang dibentuk yaitu sebesar 49,8% dan sisanya sebesar 50,2% disebabkan oleh variable lain diluar kelima variabel tersebut.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut :
1. Pemilihan lokasi yang tepat pada suatu restoran akan bisa jauh lebih sukses dibandingkan dengan restoran lainnya yang kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama. Lokasi restoran CFC di Beji Depok sudah cukup strategis. Tapi akan lebih baik lagi lokasi tersebut ditempatkan pada perumahan menegah keatas, agar pendapatan lebih meningkat.
2. Harga merupakan faktor utama dalam penentuan posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasaran, bauran ragam produk dan pelayanan serta persaingan, oleh karena itu Restoran California Fried Chicken (CFC) diharapkan selalu menjaga harga yang bersaing dan kualitas produk yang sudah disesuaikan dengan kemampuan daya beli masyarakat.
3. Mengingat persaingan dalam bisnis kuliner sangat ketat, diharapkan bagi perusahaan untuk meningkatkan variabel promosi untuk memenuhi keinginan konsumen yang selalu berubah, seperti pemberian hadiah langsung dan promosi pembelian makanan dengan discount yang menarik agar minat konsumen semakin tinggi dan semakin tertarik untuk membeli.
4. Kualitas produk sangat dipentingkan untuk menarik minat konsumen oleh sebab itu Restoran California Fried Chicken (CFC) diharapkan selalu meningkatkan kualitas produk yang lebih bervariasi dan unik agar minat konsumen untuk membeli produk ini tidak berpindah kelain produk.
5. Kualitas pelayanan menjadi salah satu ukuran atas keberhasilan dalam memberikan jaminan atas kepuasan bagi konsumen. Untuk mencapai kesuksesan suatu perusahaan, pelayanan yang baik seperti keramahan dan etika dalam melayani harus diperhatikan, agar konsumen merasa nyaman dan dihormati.
Daftar Pustaka
Ahmadi, Herman. 2013. Analisis Pengaruh Harga dan Kualitas Layanan Terhadap Minat Beli Ulang Gas Elpiji 3kg Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan (Studi Kasus: Pada PT. Hero Gas Jaya Ponorogo). Jurnal Ekomaks. Vol 2. No. 1.
Arum, Silvia dan Isnaini. 2013. Pengaruh RETAIL MIX Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Pada KFC Cabang Banyumanik Semarang, Jurnal TEKNIKS. Vol 8. No.1. pp:27-31.
Avita, Resty Haryanto. 2013. Strategi Promosi, Kualitas Produk, Kualitas Layanan
Terhadap Keputusan Pembelian Pada Restoran Mc Donald’s Manado. Jurnal EMBA. Vol. 1. No. 4. pp: 1465-1473.
Assael H. 2002. Consumers Behavior and Marketing Action. Edisi 3. Kent Publishing
Company. Boston Massac. AS.
Daryanto. 2011. Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Banduung : PT Sarana Turtorial
Nurani Sejahtera. Evawati. 2012. Kualitas Produk Dan Citra Merek (Brand Image) Mc Donald’s:
Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Konsumen. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Sosial. Vol. 10. No. 1.
Ferdinan, Agusty. 2002. Structural Equation Modeling. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang. Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang Badan
Penerbit Unversitas Diponegoro. Hasan, Ali. 2014. Marketing dan Kasus-kasus Pilihan. PT. Buku Seru. Jakarta. Ibnu, Widiyanto. 2008. Pointers : Metodologi Penelitian. Semarang : BP Undip Juwono, Onny. 2011. Analisis Manajemen Strategik Perusahaan Waralaba (Franchise)
(Studi Kasus Di Restoran Cepat Saji Mc Donald’s) Periode Oktober-Desember 2011. Jurnal Analisis Manajemen Strategik.
Kotler, Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran 2. Edisi Keduabelas. Jakarta :
Erlangga. Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian. Buku 1, Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran (Alih Bahasa Benyamin Molan). Jilid 1.
Jakarta : PT. Indeks. M. Mursid. 2003. Manajemen Pemasaran. Bumi Aksara. Jakarta. Ma’ruf, Hendri. 2005. Pemasaran Retail. Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama. Noor, Juliansyah. 2014. Analisis Data Penelitian Ekonomi dan Manajemen. Jakarta :
Kompas Gramedia. Oetama, Seanewati. 2011. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan
Konsumen Dalam Pembelian Motor Honda Di Sampit. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial. Vol. 2. No. 1, pp : 160-171.
Rafiq, Muhammad. 2009. Pengaruh Kepercayaan Konsumen pada Merek Terhadap
Loyalitas Merek. Jurnal Optimal. Vol 3. No 1. Rao, Purba. 1996. Measuring Consumer Perceptions Throigh Factor Analysis. The
Asian Manager (February-March).
Sekaran, Uma. 2006. Reasearch Method for Business. Jakarta : Salemba Empat. Santoso, Singgih. 2012. Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta :
Elex Media Komputindo. Sugiharto, et al. 2001. Teknik Sampling. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung. Sutrisni. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Desain Produk,
Harga dan Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pelanggan. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.
Suwarni dan Septiana D. M. 2011. Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap
Loyalitas. Jurnal Ekonnomi Bisnis. No 1. Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi. Widagdo, Herry. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Promosi Terhada
Keputusan Konsumen Membeli Komputer Pada PT. XYZ Palembang. Jurnal Ilmiah STIE MDP. Vol. 1. No. 1.