Dampingan barru

111
Jl. Adhiyaksa 6 No 4 Makassar, Sulawesi Selatan - 90132 Telp: 0411-446680/Fax: 446680 E-mail: [email protected] WARGA PENDAMPINGAN Maret 2014 MONITORING INDIKATOR PMF

Transcript of Dampingan barru

Jl. Adhiyaksa 6 No 4 Makassar, Sulawesi Selatan - 90132Telp: 0411-446680/Fax: 446680E-mail: [email protected]

WARGA PENDAMPINGAN

Maret 2014

MONITORING INDIKATOR PMF

MENINGKATNYA KAPASITAS MASYARAKAT DAN PEMERINTAH

DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN LOKAL YANG PEKA GENDER

Partisipasi

YA TIDAK

73.1%

26.9%

Apakah Ibu/Bapak pernah diberi kesempatan atau dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan desa, misalnya pelatihan?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

TIDAK TAHU YA TIDAK

17.3%

37.0%

45.7%

Dalam 4 tahun terakhir, apakah Ibu/Bapak pernah mengikuti pelatihan terkait isu kesetaraan gender?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Partisipasi

Musrenbangdes / Musdus

TAHU TIDAK TAHU

75.1%

24.9%

Apakah Ibu/Bapak tahu atau pernah dengar tentang musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes) atau Musyawarah Dusun (Musdus)?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

TIDAK TAHU PERNAH TIDAK PERNAH

5.3%

90.1%

4.6%

Apakah di desa tempat Ibu/Bapak tinggal pernah diadakan Musrenbangdes / Musdus?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Musrenbangdes / Musdus

Tidak tahu/tidak jawab Ya,Rutin sekali setahun Tidak rutin setiap tahun

5.5%

89.8%

4.7%

Sepengetahuan Ibu/Bapak, apakah Musrenbangdes/Musdus rutin diadakan setiap tahun?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Musrenbangdes / Musdus

Ya terlibat aktif Ya terlibat tapi tidak aktif Tidak terlibat sama sekali

41.0%

28.7% 30.2%

Apakah Ibu terlibat dalam Musrenbangdes / Musdus yang diadakan tersebut?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Musrenbangdes / Musdus

Ringkasan

1. Kesadaran masyarakat dalam mengikuti pelatihan terkait isu kesetaraan gender

masih rendah, hanya sebesar 37.0% masyarakat pernah mengikutinya dalam 4

tahun terakhir, padahal sebesar 73.1% masyarakat pernah diberi kesempatan

terkait hal tersebut.

2. Musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes) atau

Musyawarah Dusun (Musdus) umumnya sudah diketahui masyarakat (75.1%),

kegiatan tersebut pernah diadakan didesa (90.1%) dan dilakukan secara rutin

setiap tahun (89.8%).

3. Dalam kegiatan Musrenbangdes, masyarakat cukup aktif terlibat (41.0%).

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Gender

Sangat penting Cukup penting Kurang penting Tidak penting sama sekali

49.4%46.1%

2.6% 1.9%

Seberapa penting perempuan dilibatkan dalam Musrenbangdes/Musdus?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Lebih dari 75 % dari peserta yang hadir

Lebih dari 50 % dari peserta yang hadir

Lebih dari 25 % dari peserta yang hadir

Di bawah 25 % dari peserta yang hadir

Tidak ada sama sekali

16.8%

27.1%

44.3%

10.7%

1.1%

Menurut pengetahuan Ibu/Bapak, berapa banyak perempuan yang terlibat dalam Musrenbangdes/Musdus tersebut?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Gender

Keputusan Musrenbangdes / Musdus

Tahu Tidak tahu

53.3%

46.7%

Apakah Ibu/Bapak mengetahui hasil keputusan Musrenbangdes/Musdus yang diadakan di desa ini?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Gender

Tidak tahu/tidak jawab Ya ada Tidak ada

20.0%

73.3%

6.7%

Apakah ada usulan perempuan yang diterima dalam Musrenbangdes/Musdus tersebut ?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Gender

Tidak tahu Ya dilaksanakan Tidak dilaksanakan

26.4%

65.7%

7.9%

Apakah usulan perempuan tersebut dilaksanakan?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

1. Perempuan dinilai penting dilibatkan dalam kegiatan Musrenbangdes/Musdus

(95.6%) sebab sudah terlihat keterlibatan mereka dalam kegiatan tersebut

cukup aktif sebesar 44.3% masyarakat menikai lebih dari 25% peserta

perempuan hadir dalam acara musrenbangdes, sebesar 27.1% masyarakat

menikai lebih dari 50% peserta perempuan hadir dalam acara musrenbangdes

dan sebesar 16.8% masyarakat menikai lebih dari 75% peserta perempuan

hadir dalam acara musrenbangdes.

2. Sebesar 53.3% masyarakat mengetahui hasil keputusan

musrenbangdes/musdus yang diadakan di desa.

3. Usulan perempuan untuk dilterima dalam kegiatan musrenbangdes/musdus

pernah dilakukan (73.3%), usulan tersebut menurut mereka dilaksanakan

(65.7%).

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

MENINGKATNYA AKSES DAN KONTROL BAGI MASYARAKAT PEREMPUAN DAN

LAKI-LAKI RENTAN TERHADAP SUMBER DAYA PESISIR

Kepemilikan Lahan Di Pesisir

Apakah rumah tangga Ibu/Bapak memiliki lahan di pesisir?

Ya Tidak

25.5%

74.5%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Bagaimana status kepemilikan lahan tersebut ?

Lahan Sendiri

Sakap (bagi hasil)

Sewa Gadai Lainnya

72.7%

9.1%1.0% 0.0%

17.2%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Kepemilikan Lahan Di Pesisir

Pengelolaan Lahan

Apakah Ibu/Bapak punya kesempatan yang sama mengelola lahan tersebut dengan pasangan Ibu/Bapak ?

Ya Tidak

88.9%

11.1%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Sumber Informasi Kepemilikan Lahan

Apakah Ibu/Bapak pernah diberikan informasi tentang kepemilikan lahan bagi rumah tangga yang sangat miskin?

Ya Tidak

26.1%

73.9%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

1. Hanya sebagian kecil saja (25.5%) masyarakat yang memiliki lahan di

pesisir dengan status sebagian besar (72.2%) lahan sendiri dan

sebesar 9.1% bagi hasil (sakap)

2. Dalam hal pengelolaan lahan pesisir tersebut, setiap pasangan rumah

tangga di masyarakat mayoritas (88.9%) mempunyai kesempatan

yang sama

3. Informasi terkait kepemilikan lahan bagi rumah tangga yang sangat

miskin minim informasi, hanya sebesar 26.1%, mereka merasa

pernah diberikan informasi tersebut

Pelatihan Kepemilikan Lahan

Apakah Ibu/Bapak pernah mendapatkan pelatihan tentang kepemilikan lahan?

Ya Tidak

17.5%

82.5%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Status Lahan Tidur

Apakah di desa ini cukup banyak lahan tidur yang tidak dikelola?

Tidak tahu/tidak

jawab

Sangat banyak

Cukup banyak

Sedikit Tidak ada

10.9%14.6%

34.2%

23.8%

16.4%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Upaya Pemerintah

Apakah ada upaya-upaya dari pemerintah/pemilik lahan agar Ibu/Bapak bisa mengelola lahan tidur tersebut secara bersama ?

Ya ada Tidak ada

30.2%

69.8%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

1. Masyarakat yang pernah mendapatkan pelatihan

tentang kepemilikan lahan sebesar 17.5%

2. Status lahan tidur yang tidak dikelola menurut 48.8%

masyarakat berpendapat cukup /sangat banyak

3. Upaya pemerintah/pemilik lahan terkait pengelolaan

lahan tidur secara bersama dapat dirasakan

masyarakat sebesar 30.2%.

Kesepakatan

Apakah ada kesepakatan yang telah dibuat antara kelompok / rumah tangga dengan pemerintah / pemilik lahan mengenai pengelolaan lahan pesisir ?

Ya Tidak

35.0%

65.0%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Kesepakatan

Apakah pengelolaan lahan dalam kesepakatan tersebut melibatkan perempuan ?

Ya Tidak

75.0%

25.0%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Kesepakatan

Apakah Ibu/Bapak dilibatkan dalam pembuatan kesepakatan tersebut ?

Ya dilibatkan Tidak dilibatkan

40.0%

60.0%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Kesepakatan

Apakah Ibu/Bapak tahu siapa saja yang terlibat dalam pembuatan kesepakatan tersebut?

Ya tahu Tidak tahu

19.6%

80.4%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

1. Sebesar 35.0%, masyarakat merasakan ada kesepakatan yang telah

dibuat antara kelompok / rumah tangga dengan pemerintah / pemilik

lahan mengenai pengelolaan lahan pesisir. Berdasarkan gender,

perempuan yang dilibatkan sebesar 75.0%.

2. Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan kesepakatan antara

kelompok / rumah tangga dengan pemerintah / pemilik lahan sebesar

40.0%, selain itu mereka kurang tahu siapa saja yang semestinya

terlibat dalam pembuatan kesepakatan tersebut (19.6%)

Akibat Kepemilikan/Pemanfaatan Lahan

Apakah pernah terjadi perselisihan terkait dengan kepemilikan dan pemanfaatan lahan sumber daya pesisir tersebut ?

Sering Jarang Tidak pernah

2.4%

15.9%

81.7%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Gender dan Penyelesaian Perselisihan

Apakah perempuan juga dilibatkan dalam penyelesaian perselisihan tersebut?

Ya selalu dilibatkan Ya tapi jarang dilibatkan

Tidak pernah dilibatkan

48.3%

20.7%

31.0%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

1. Perselisihan terkait dengan kepemilikan dan pemanfaatan lahan

sumber daya pesisir mayoritas menyatakan tidak pernah terjadi

(81.7%)

2. Adapun ketika terjadi perselisihan terkait dengan kepemilikan dan

pemanfaatan lahan sumber daya pesisir, berdasarkan gender,

perempuan (48.3%) selalu dilibatkan.

MENINGKATNYA KAPASITAS PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI UNTUK MENGOPTIMALKAN SISTEM PASAR LOKAL UNTUK MENINGKATKAN AKSES

MEREKA TERHADAP PASAR

Partisipasi Kegiatan dan Pendapatan

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah Ibu/Bapak pernah mengikuti kegiatan tersebut di bawah ini?, Kemudian jika Ya, Apakah kegiatan tersebut meningkatkan pendapatan atau tidak ?

Sekolah lapang Studi lanjutan Kelompok ekonomi perempuan

78.3%

45.5%

88.4%

45.1%

15.1%

86.2%

Partisipasi Kegiatan meningkatkan pendapatan

Pekerjaan dan Pendapatan

Apakah pekerjaan/kegiatan baru tersebut meningkatkan pendapatan rumah tangga Ibu/Bapak?

Ya Tidak

74.2%

25.8%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Sumber Daya Pesisir

Apakah mata pencaharian sebelum Ibu/Bapak bergabung di RCL dan yang baru (alternative livelihood) tersebut berbasis pada sumber daya pesisir?

Tidak Tahu/Tidak Jawab

Ya tapi hanya mata pencaharian yang lama

Ya tapi hanya mata pencaharian alternatif

Ya kedua-duanya

Tidak kedua-duanya

10.6%

25.5%

12.9%

9.5%

41.5%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

1. Partisipasi masyarakat terhadap kegiatan kelompok ekonomi perempuan

paling tinggi (88.4%), kemudian sekolah lapang (78.3%) dan studi lanjutan

(45.5%). Berkaitan dengan hal tersebut kegiatan kelompok ekonomi

perempuan dinilai mampu meningkatkan pendapatan (86.2%), sekolah

lapang (45.1%) dan studi lanjutan (15.1%). Secara umum kegiatan baru

tersebut mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga (74.2%)

2. Mata pencaharian sebelum masyarakat bergabung dengan RCL

(alternative livelihood) berbasis pada sumber daya pesisir, yang menilai hal

tersebut sebesar 25.5% menganggap hanya mata pencaharian yang lama,

sebesar 12.9% menganggap hanya mata pencaharian alternative dan

sebanyak 9.5% termasuk keduanya

Masalah Dalam Usaha

Apakah Ibu/Bapak punya permasalahan dalam melakukan kegiatan usaha yang dilakukan saat ini (Kegiatan lama sebelum ikut RCL dan kegiatan baru setelah ikut RCL)?

Ya Tidak

78.1%

21.9%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Peluang Usaha

Apakah Ibu/Bapak terlibat dalam mencari peluang pasar dari usaha yang dilakukan sekarang?

Ya terlibat Tidak terlibat

61.4%

38.6%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Dukungan Usaha

Apakah Ibu/Bapak mendapat dukungan usaha (peralatan usaha, peralatan pertanian, bibit rumput laut, dll) dari RCL (Oxfam, MAP, YKL) ?

Ya Tidak

84.4%

15.6%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Dukungan Usaha

Apakah dukungan usaha tersebut membantu meningkatkan pendapatan Ibu/Bapak?

Ya Tidak

77.4%

22.3%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

1. Walaupun umumnya masyarakat mempunyai permasalahan dalam melakukan

kegiatan usaha yang dilakukan saat ini (Kegiatan lama sebelum ikut RCL dan

kegiatan baru setelah ikut RCL) (78.1%), namun usaha keras masyarakat dalam

mencari peluang pasar dari usaha yang dilakukan sekarang cukup tinggi (61.4%)

2. Dukungan pemerintah terhadap usaha seperti peralatan usaha, peralatan

pertanian, bibit rumput laut, dll dari RCL (Oxfam, MAP, YKL) cukup dapat dirasakan

sebagian besar masyarakat (84.4%), mereka meyakini dukungan tersebut mampu

meningkatkan pendapatan mereka (77.4%)

MENINGKATNYA KAPASITAS MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DALAM PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

SECARA BERKELANJUTAN

Pelatihan

Ya pernah Tidak pernah

26.2%

73.8%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah Ibu/Bapak pernah mengikuti pertemuan dan pelatihan perencanaan dan pengelolaan sumber daya pesisir ?

Alasan Mengikuti Pelatihan

43.5% 44.5%

3.1%8.6%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apa alasan Ibu/bapak tidak pernah mengikuti pertemuan dan pelatihan perencanaan dan pengelolaan sumber daya pesisir ?

Tindak Lanjut Pelatihan

Tidak tahu Ya ada Tidak ada

40.2% 41.3%

18.5%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah ada kegiatan tindak lanjut dari pertemuan dan pelatihan mengenai permasalahan pengelolaan sumber daya pesisir?

Keterlibatan Tindak Lanjut

Selalu Sering Jarang Tidak pernah

30.4%28.3%

14.1%

27.2%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah Ibu/Bapak pernah dilibatkan dalam tindak lanjut tersebut?

Alasan Tidak Pernah Dilibatkan

Tidak memperoleh informasi

Tidak diundang

Tidak tertarik

Lainnya

50.0%

35.8%

7.3%

6.9%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apa alasan Ibu/Bapak tidak pernah dilibatkan dalam tindak lanjut tersebut?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

1. Hanya sebesar 26.2%, masyarakat yang pernah mengikuti pertemuan dan

pelatihan perencanaan dan pengelolaan sumber daya pesisir, alas an mereka

tidak mengikutinya sebesar 44.5% tidak diundang, sebesar 43.5% tidak

memperoleh informasi

2. Tindak lanjut dari pertemuan dan pelatihan mengenai permasalahan

pengelolaan sumber daya pesisir dinilai sebesar 41.3% ada tindak lanjut dan

keterlibatan mereka dalam urusan tindak lanjut tersebut dinilai sering atau

selalu dilibatkan (59.1%). Bagi mereka yang merasa tidak pernah dilibatkan

alasannya tidak memperoleh informasi (50.0%), tidak diundang (35.8%), tidak

tertarik (7.3%)

Pihak Yang Mendorong Lahirnya Kebijakan

Tidak tahu/tidak jawab

Ada Tidak ada

29.6%

48.4%

22.0%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah ada kelompok masyarakat, perempuan dan pemerintah desa yang mendorong lahirnya sebuah kebijakan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan di desa ini?

Aturan (Regulasi)

Tidak tahu/tidak jawab

Ada Tidak ada

35.2%

27.7%

37.0%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah ada aturan (regulasi) yang dikembangkan untuk mendorong perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan di desa ini ?

Ya Tidak

27.5%

72.5%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah Ibu/Bapak dilibatkan pada saat perumusan aturan (regulasi) tersebut ?

Aturan (Regulasi)

Sangat efektif

Cukup efektive

Kurang efektif

Tidak efektive sama sekali

10.2%

74.0%

11.3%

4.5%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Seberapa efektif peraturan tersebut mewadahi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan?

Aturan (Regulasi)

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

1. Kebijakan dalam pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan mendapat dorongan

dari beberapa kelompok masyarakat, perempuan dan pemerintah desa, hal ini dinilai

sebesar 48.4% masyarakat

2. Untuk mendorong terciptanya perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam yang

berkelanjutan di desa, hanya sebesar 27.7% yang menjawab adanya aturan (regulasi)

yang dikembangkan, selainnya menjawab tidak ada aturan (37.0%) dan tidak

mengetahui/tidak menjawab (35.2%)

3. Dalam merumuskan aturan (regulasi), pemerintah kurang melibatkan masyarakat

(27.5%), padahal merurut mereka peraturan tersebut dinilai cukup efektif atau sangat

efektif mewadahi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan

sumber daya alam yang berkelanjutan (84.2%)

RKPDes / APBDes

Ya terlibat Tidak terlibat

16.9%

83.1%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah Ibu/Bapak terlibat dalam penyusunan RKPDes/APBDes di desa tempat tinggalnya sekarang ini ?

Tidak punya waktu luang

Tidak pernah di undang

Tidak tertarik dalam kegiatan tersebut

Lainnya

24.3%

69.1%

2.1%

4.5%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apa yang menjadi alasan ketidakterlibatan Ibu/Bapak pada penyusunan RKPDes/APBDes tersebut?

RKPDes / APBDes

3.4%15.0%

53.7%

24.7%

3.1%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Menurut pengetahuan Ibu/Bapak, berapa banyak perempuan yang terlibat dalam penyusunan RKPDes/APBDes tersebut?

RKPDes / APBDes

Sangat banyak Cukup Banyak Sedikit Tidak ada sama sekali

8.6%

38.2%

45.5%

7.6%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Seberapa banyak kepentingan perempuan terakomodasi dalam RKPDes/APBDes yang telah di susun?

RKPDes / APBDes

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

1. Dalam penyusunan RKPDes/APBDes di desa tempat tinggalnya sekarang,

keterlibatan masyarakat sangat rendah (16.9%), alas an ketidakterlibatan mereka

sebagian besar menjawab tidak diundang (69.1%), tidak mempunyai waktu

luang (24.3%), tidak tertarik dalam kegiatan tersebut (2.1%)

2. Menurut pengetahuan sebagiaan besar masyarakat, perempuan yang terlibat

dalam penyusunan RKPDes/APBDes minimal dari 25% peserta yang hadir

(72.1%) dan akomodasi kepentingan perempuan dalam RKPDes/APBDes yang

telah di susun dianggap biasa saja (46.8%)

MEMBAIKNYA PROSES REHABILITASI HUTAN BAKAU DAN EKOSISTEM

PESISIR LAIN YANG RUSAK

Pelatihan Perbaikan Hutan Bakau

Tidak tahu/tidak jawab Pernah Tidak pernah

2.7%13.2%

84.1%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah Ibu/Bapak pernah mengikuti seminar atau pelatihan tentang perbaikan kawasan mangrove/hutan bakau?

Kepentingan Menjaga Kelestarian Hutan Bakau

Tidak ta

hu/tidak

jawab

Sanga

t penting

Cukup penting

Kurang p

enting

Tidak penting

6.3%

52.6%

38.3%

0.8% 2.0%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Menurut Ibu/Bapak seberapa penting untuk menjaga kelestarian mangrove/hutan bakau?

Kegiatan Perbaikan Kawasan Hutan Bakau

Tidak tahu Ya ada Tidak ada

19.5%

30.8%

49.8%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah ada kegiatan perbaikan kawasan mangrove / hutan bakau di daerah sekitar tempat tinggal Ibu/Bapak saat ini?

Keterlibatan Dalam Kegiatan

Ya pernah Tidak pernah

25.4%

74.6%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah Ibu/Bapak pernah terlibat dalam kegiatan perbaikan kawasan mangrove / hutan bakau ?

Pengaruh Akibat Perbaikan Lahan

23.9% 23.1%34.2%

18.8%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Seberapa banyak keberhasilan dari program perbaikan lahan mangrove yang diperbaiki mencapai pertumbuhan berhasil di wilayah sekitar tempat tinggal Ibu/Bapak ?

Monitoring (Pengawasan)

Ya terlibat Tidak terlibat

14.9%

85.1%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah Ibu/Bapak terlibat dalam monitoring (pengawasan) perbaikan mangrove?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

1. Partisipasi masyarakat dalam mengikuti seminar atau pelatihan tentang perbaikan kawasan mangrove/hutan bakau sangat rendah (13.2%) namun kesadaran mereka dengan kepentingan untuk menjaga kelestarian mangrove/hutan bakau cukup tinggi (90.9%)

2. Perbaikan kawasan mangrove / hutan bakau di daerah sekitar tempat tinggal dinilai minoritas masyarakat (30.8%) dengan keterlibatan mereka dalam kegiatan tersebutpun rendah (25.4%)

3. Tingkat keberhasilan dari program perbaikan lahan mangrove yang diperbaiki lebih dari separuhnya atau hampir seluruhnya mencapai pertumbuhan berhasil (47.0%), keterlibatan mereka dalam monitoring (pengawasan) perbaikan mangrove sangat rendah (14.9%)

PEMANGKU KEPENTINGAN MEMILIKI AKSES PENGETAHUAN YANG LEBIH

LUAS TERHADAP KETAHANAN SOSIAL EKONOMI, DAN LINGKUNGAN

Informasi Masalah Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

TT/TJ Ya Tidak

8.0%

69.9%

22.1%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah Ibu/Bapak pernah mendapatkan informasi tentang masalah sosial, ekonomi dan lingkungan?

Akses Informasi Sosek dan Lingkungan

TT/TJ Sangat sering Sering Jarang Sangat jarang

3.4%

16.2%

45.9%

30.7%

3.8%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Seberapa sering Ibu/Bapak mengakses informasi tentang masalah- masalah sosial, ekonomi dan lingkungan tersebut?

Kepentingan Informasi Sosek dan Lingkungan

TT/TJ Sangat penting Cukup penting Kurang penting Tidak penting sama sekali

5.1%

34.4%

57.0%

2.8% 0.8%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Menurut Ibu/Bapak seberapa penting informasi tentang masalah-masalah sosial, ekonomi dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari?

Kemudahan Informasi

Sangat mudah Mudah Sulit Sangat sulit

11.8%

53.7%

29.7%

4.7%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Jika penting atau sangat penting, apakah Ibu/Bapak merasa sangat mudah, mudah, sulit atau sangat sulit dalam mendapatkan informasi tersebut?

Restoring Coastal Livelihood

TT/TJ Ya Tidak

9.3%

78.7%

12.0%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah Ibu/Bapak tahu atau dengar informasi mengenai kegiatan Restoring Coastal Livelihood (Oxfam, MAP, YKL)

TT/TJ Sangat sering Sering Jarang Sangat jarang0.9%

17.3%

57.2%

20.4%

4.1%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Seberapa sering Ibu/bapak membaca/melihat/mendengar informasi mengenai kegiatan Restoring Coastal Livelihood (RCL)?

Restoring Coastal Livelihood

TT/TJ Ya Tidak

7.7%

86.4%

5.9%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah media RCL menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi pengelolaan sumber daya pesisir ?

Restoring Coastal Livelihood

TT/TJ Ya Tidak

18.6%

78.4%

3.0%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah media RCL menginformasikan pengelolaan sumber daya pesisir yang ramah lingkungan dan melibatkan baik laki-laki maupun perempuan ?

Restoring Coastal Livelihood

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

1. Sebagian besar masyarakat mendapatkan informasi tentang masalah sosial, ekonomi dan

lingkungan (69.9%), akses mereka terhadap informasi tersebutpun termasuk aktif (62.1%)

2. Tingkat kepentingan terhadap informasi tentang masalah sosial, ekonomi dan lingkungan

dinilai sebesar 91.4% cukup penting atau sangat penting. Dalam memperoleh informasi

tersebut dianggap mudah (65.5%)

3. Masyarakat sudah tahu atau dengar informasi mengenai kegiatan Restoring Coastal

Livelihood (Oxfam, MAP, YKL) (78.7%). Frekuensi mereka dalam

membaca/melihat/mendengar informasi tersebut termasuk sering (74.5%)

4. Media RCL dinilai mampu menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi pengelolaan

sumber daya pesisir (86.4%). Selain itu media RCL dinilai mampu menginformasikan

pengelolaan sumber daya pesisir yang ramah lingkungan dan melibatkan baik laki-laki

maupun perempuan (78.4%)

ORGANISASI DAN INTERNAL KELOMPOK

Kepengurusan Dan Fungsi

Tidak tahu Ya Tidak

6.7%

83.1%

10.2%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah kelompok memiliki kepengurusan yang lengkap dan berfungsi dengan baik?

Tugas Pengurus

Tidak tahu Ya Tidak

8.7%

80.6%

10.7%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah uraian tugas pengurus sudah ada secara tertulis dan dilaksanakan dengan benar?

Rutinitas Pertemuan Pengurus

Tidak tahu Ya Tidak

8.0%

73.9%

18.2%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah pertemuan pengurus kelompok dilakukan secara rutin?

Rutinitas Pertemuan Anggota

Tidak tahu Ya Tidak

8.8%

71.8%

19.5%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah pertemuan anggota kelompok dilakukan secara rutin?

Tujuan Kelompok

Tahu Tidak tahu

77.6%

22.4%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah Ibu/Bapak tahu tujuan berkelompok?

Anggota Dalam Kegiatan

Tinggi Sedang Rendah

55.9%

31.3%

12.8%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Bagaimana tingkat keterlibatan anggota kelompok dalam kegiatan kelompok?

Hubungan Sesama Anggota

Tinggi Sedang Rendah

59.6%

29.9%

10.5%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Bagaimana tingkat keterbukaan dan saling percaya sesama anggota kelompok?

Konflik Kelompok

Tidak tahu Tinggi Sedang Rendah

2.0%

12.5%17.2%

68.3%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Bagaimana tingkat konflik yang terjadi dalam kelompok?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

1. Kelompok dinilai memiliki kepengurusan yang lengkap dan berfungsi dengan

baik (83.1%), uraian tugas sudah ada secara tertulis dan dilaksanakan dengan

benar (80.6%), pertemuan pengurus kelompok dilakukan secara rutin (73.9%)

dan pertemuan anggota kelompok dilakukan secara rutin (71.8%)

2. Pembentukan kelompok diapresiasi positif oleh masyarakat dimana : sebagian

besar masyarakat tahu tujuan berkelompok (77.6%), tingkat keterlibatan cukup

baik (87.2%), hubungan sesame anggota kelompok sangat baik (89.5%) dan

tingkat konflik dalam kelompok sangat rendah (68.3%)

ADMINISTRASI

Pembukuan Organisasi

Tidak tahu Ya Tidak

11.2%

80.9%

7.9%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah kelompok memiliki pembukuan organisasi dan dilaksanakan dengan benar?

Pembukuan Keuangan

Tidak tahu Ya Tidak

11.4%

77.7%

10.9%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah pembukuan keuangan sudah ada dan dilaksanakan dengan benar?

Transparansi Laporan Keuangan

Tidak tahu Ya Tidak

14.4%

69.5%

16.1%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah laporan keuangan kelompok terbuka untuk anggota kelompok dan orang lain?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

Adimistrasi yang dilakukan sudah professional, hal ini terlihat bahwa :

1. Organisasi memiliki pembukuan dan dilaksanakan dengan benar (80.9%)

2. Pembukuan keuangan sudah ada dan dilaksanakan dengan benar

(77.7%)

3. Laporan keuangan kelompok terbuka untuk anggota kelompok dan orang

lain (69.5%)

MODAL

Pemupukan Modal

Tidak tahu Ya Tidak

15.7%

31.6%

52.7%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah ada pemupukan modal di kalangan kelompok (misalnya, simpan - pinjam)?

Sumber Modal

Tidak tahu Ya Tidak

15.1%

34.5%

50.4%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah ada sumber modal kelompok berasal dari luar?

Pengawasan Modal

Tidak tahu Ya Tidak

20.3%

53.8%

25.8%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah ada pengawasan modal di kalangan kelompok?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

Permasalahan terkait modal dikalangan kelompok dinilai masyarakat sebagai

berikut :

1. Terdapat pemupukan modal dikalangan kelompok misal simpan-pinjam

(31.6%)

2. Terdapat sumber modal kelompok berasal dari luar (34.5%)

3. Terdapat pengawasan modal dikalangan kelompok (53.8%)

USAHA PRODUKTIF

Usaha Ekonomi

Tidak tahu Ya Tidak

4.9%

76.6%

18.4%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah kelompok memiliki usaha ekonomi?

Jenis Usaha

Tidak tahu Ya Tidak

6.1%

88.0%

5.8%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah jenis usaha tersebut ditentukan oleh kelompok sendiri?

Keuntungan Usaha Kelompok

Tidak tahu Ya Tidak

6.7%

85.3%

8.0%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah usaha kelompok menguntungkan dan dapat dipertahankan?

Kerjasama

Tidak tahu Ya Tidak

12.3%

68.3%

19.4%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Dalam mengembangkan usaha, apakah kelompok bekerjasama dengan pihak lain (kelompok lain, masyarakat luas, swasta dan pemerintah)?

Kelompok dan Usaha Produktif

Belum ada kata sepakat dalam kelompok

Masih bingung menentukan jenis usaha

Terbatasnya sumber daya lokal

Terbatasnya sumber daya manusia

28.1%

32.8%

31.3%

7.8%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Kenapa kelompok belum memiliki usaha produktif?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

Karakteristik masyarakat dalam usaha produktif :

1. Kelompok memiliki usaha ekonomi (76.6%)

2. jenis usaha tersebut ditentukan oleh kelompok sendiri (88.0%)

3. usaha kelompok menguntungkan dan dapat dipertahankan (85.3%)

4. Dalam mengembangkan usaha, kelompok bekerjasama dengan pihak lain

(kelompok lain, masyarakat luas, swasta dan pemerintah) (68.3%)

Alasan kelompok belum memiliki usaha produktif :

5. Masih bingung menentukan jenis usaha (32.8%)

6. Terbatas sumber daya local (31.3%)

7. Belum ada kata sepakat dalam kelompok (28.1%)

8. Terbatasnya sumber daya manusia (7.8%)

JEJARING

Jaringan / Kerjasama

Tidak tahu Ya Tidak

12.8%

64.9%

22.3%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah kelompok memiliki jaringan/kerja sama dengan pihak lain (kelompok lain, masyarakat luas, swasta dan instansi pemerintah)?

Kesepakatan

Tidak tahu Ya Tidak

28.9%26.2%

44.9%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah kerjasama tersebut sudah melahirkan kesepakatan-kesepakatan (MoU, Kontrak, dll)?

Perencanaan Kegiatan

Tidak tahu Ya Tidak

18.3%

68.6%

13.1%

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Apakah ada perencanaan kegiatan dalam kelompok?

CRC – Monitoring Indikator PMF (Dampingan - Barru)

Ringkasan

Setiap kegiatan mempunyai perencanaan yang matang (68.6%), sebagian besar kelompok sudah memiliki jaringan/kerja sama dengan pihak lain (kelompok lain, masyarakat luas, swasta dan instansi pemerintah) (64.9%), namun hanya sedikit kerjasama tersebut melahirkan kesepakatan-kesepakatan (MoU, Kontrak, dll) (26.2%)