DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

114
DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT LOKAL (Studi di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah) SKRIPSI Oleh: POPY OKTIANA NIM. 160.203.138 JURUSAN EKONOMI SYARI`AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) MATARAM MATARAM 2020

Transcript of DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

Page 1: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT LOKAL

(Studi di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah)

SKRIPSI

Oleh:

POPY OKTIANA NIM . 160.203.138

JURUSAN EKONOMI SYARI`AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) MATARAM MATARAM

2020

Page 2: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

ii

DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT LOKAL

(Studi di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah)

Skripsi Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi

persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

POPY OKTIANA NIM . 160.203.138

JURUSAN EKONOMI SYARI`AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) MATARAM MATARAM

2020

Page 3: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi Popy Oktiana, NIM. 160.203.138 yang berjudul “Dampak

Pengembangan Desa Wisata Sukarara Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal

(Studi di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah)” telah

memenuhi syarat dan disetujui untuk dimunaqasahkan (diuji).

Di setujui pada tanggal : ....., Mei, 2020

Di bawah bimbingan :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muhammad Saleh Ending, MA Yunia Ulfa Variana M.Sc NIP. 197209121998031001 NIP. 198006132011012003

Page 4: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

iv

NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram, 12 Mei 2020

Hal : Ujian Skripsi

Yang Terhormat

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

di Mataram

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Dengan hormat setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi kami

berpendapat bahwa skripsi saudari

Nama : Popy Oktiana

NIM : 160203138

jurusan/Prodi : Ekonomi Syariah

Judul : Dampak Pengembangan Desa Wisata Sukarara Terhadap

Ekonomi Mayarakat Lokal (Studi di Desa Sukarara

Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah)

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram. Oleh karena itu kami

berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Muhammad Saleh Ending, MA Yunia Ulfa Variana M.Sc NIP. 197209121998031001 NIP. 198006132011012003

Page 5: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

vi

vi

Page 6: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

vii

MOTTO “Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi

dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia dan dunia pada umumnya.”

(-Ki Hadjar Dewantara)

Page 7: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

viii

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsiku ini untuk

almamaterku, semua guru dan dosenku, kedua

orang tuaku yakni ibuku Malep dan ayahku

Sayip, serta untuk semua teman dan

sahabatku”

Page 8: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian Skripsi dengan tema “

Dampak Pengembangan Desa Wisata Sukarara Terhadap Ekonomi

Masyarakat Lokal (Studi di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten

Lombok Tengah) dengan baik walaupun masih membutuhkan kritik dan saran

dari berbagai pihak untuk tindaklanjut penelitian yang lebih baik. Serta sholawat

dan salam semoga selalu tecurahkan kepada junjungan alam nabi besar baginda

Nabi Muhammad saw, yang telah memberikan petunjuk kebenaran kepada umat

manusia yakni Ad-Dinul Islam yang kita harapkan syafaatnya di dunia dan di

akhirat, amin amin ya rabbalalamin.

Dalam penelitian ini penulis mendapatkan begitu banyak bantuan dan

dukungan serta doa dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin

menyampaikan banyak-banyak terimakasih kepada kepada semua pihak yang

telah memberikan arahan, bimbingan dan dukungan baik moril maupun materil.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati dan penuh cinta

penulis sampaikan teimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam

Negeri (UIN) Mataram,

2. Bapak Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, atas segala

kebijakannya dalam memberikan dedikasi untuk seluruh mahasiswa

sampai pada titik puncak kelulusan.

3. Ibu Yunia Ulfa Variana, M.Sc, dan Bapak Dr. Muhamad Saleh Ending,

M.A, selaku pembimbing II dan pembimbing I, yang telah memberikan

sebagian waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan hasil

penelitiannya, yang mengantarkan penulis untuk dapat menyelesaikan

studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Page 9: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

x

4. Kedua ibunda dan ayahanda tercinta (Malep dan Sayip), atas semua jerih

payahnya setiap waktu, semua perjuangan dan doa tanpa henti untuk

anaknya, kasih dan sayang serta cinta yang tulus memberikan dukungan

dan semangat yang tak ada bandingannya nilai pengorbanannya sehingga

alhamdulillah penulis menyelesaikan tugas akhirnya dengan baik walau

banyak drama,suka dan cita.

5. Kepada teman dan sahabat seperjuangan, kakak tingkat, yang telah

memberikan bantuan, membagikan pengalaman, arahan, doa dan semangat

untuk penulis.

6. Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak mungkin penulis

sebut satu persatu, terimakasih banyak.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan.

Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

berbagai pihak demi terwujudnya skripsi yang lebih baik bahkan sempurna untuk

masa-masa yang akan datang.

Dengan teririrng doa, semoga amal baik kita diterima oleh Allah SWT,

dan mendapatkan balasan yang semestinya, sekian dan terimakasih.

Mataram, ________________2020 Penulis,

Popy Oktiana

Page 10: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

ABSTRAK ...................................................................................................... xv

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 5

1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

2. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ................................................. 7

1. Ruang Lingkup ............................................................................... 8

2. Setting Penelitian ........................................................................... 9

E. Telaah Pustaka ..................................................................................... 9

F. Kerangka Teori..................................................................................... 14

1. Konsep Pariwisata .......................................................................... 14

2. Pengembangan Pariwisata .............................................................. 17

3. Konsep Desa Wisata ...................................................................... 24

4. Pemberdayaan Ekonomi Mastarakat .............................................. 26

5. Dampak Pariwisata Terhadap Ekonomi ......................................... 27

Page 11: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

xii

G. Metodologi Penelitian .......................................................................... 29

1. Metode Penelitian........................................................................... 29

2. Pendekatan Penelitian .................................................................... 30

3. Kehadiran Peneliti .......................................................................... 31

4. Lokasi Penelitian ............................................................................ 31

5. Sumber dan Jenis Data ................................................................... 32

6. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 33

7. Metode Analisis Data ..................................................................... 36

8. Uji Keabsahan Data........................................................................ 37

H. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 39

BAB II : PAPARAN DATA DAN TEMUAN .............................................. 41

A. Gamabaran Umum Desa Sukarara Kecamatan Jonggat

Kabupaten Lombok Tengah ................................................................. 41

B. Objek Wisata Desa Sukarara ................................................................ 53

C. Data Bentuk Pengembangan Desa Wisata Sukarara ............................ 59

D. Data Dampak Pengembangan Desa Wisata Sukarara

Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal ................................................. 64

BAB III : PEMBAHASAN ............................................................................ 73

A. Analisis Bentuk Pengembangan Desa Wisata Sukarara ...................... 73

E. Analisis Dampak Pengembangan Desa Wisata Sukarara

Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal ................................................. 78

BAB IV : PENUTUP ...................................................................................... 86

A. Kesimpulan .......................................................................................... 86

B. Saran ..................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 90

LAMPIRAN .................................................................................................... 93

Page 12: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Nama-Nama Dusun dan Kepala Dusun yang Terdapat di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.

Tabel 2.2 Struktur Pemerintahan Desa Sukarara Kecamatan Jonggat

Kabupaten Lombok Tengah. Tabel 2.3 Data Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Desa Sukarara

Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2019.

Tabel 2.4 Data Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Sukarara

Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Tabel 2.5 Data Tingkat Pengangguran Desa Sukarara Kecamatan

Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Tabel 2.6 Data Tingkat Kesejahteraan Keluarga di Desa Sukarara

Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Tabel. 3.1 Data Pendapatan Perkapita dikelompokkan berdasarkan

bidang pekerjaan

Page 13: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar Desa Sukarara

Lampiran 2 Foto Acara Festival Begawe Jelo Nyensek

Lampiran 3 Dokumentasi saat penelitian

Lampiran 4 Pedowan Wawancara

Lampiran 5 Daftar Informan

Page 14: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

xv

DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT LOKAL

(Studi di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah)

Oleh :

POPY OKTIANA NIM : 160.203.138

ABSTRAK

Penyusunan skripsi ini didasari pada permasalahan pengembangan desa wisata Sukarara yang kemudian berdampak terhadap ekonomi masyarakat lokal di Desa Sukarara, dimana masalah yang dikaji adalah mengenai bagaimana bentuk-bentuk pengembangan Desa Wisata Sukarara serta kemudian bagaimana dampak dari pengembangan Desa Wisata Sukarara terhadap ekonomi masyarakat lokalnya. Penelitian akan menarik untuk dilakukan karena ingin mengetahui lebih luas lagi mengenai Desa Wisata Sukarara dengan berbagai bentuk pengembangan yang telah dilakukan kemudian bagaimana dampak pengembangannya terhadap ekonomi masyarakat lokalnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak dari pengembangan Desa Wisata Sukarara terhadap ekonomi masyarakat lokal di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif Deskriptif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dari pihak dan lembaga yang bekaitan dengan pengembangan desa wisata, yakni masyarakat setempat, tokoh masyarakat, pelaku usaha dan pengerajin tenun.

Dari hasil penelitian di lapangan diketahui bahwa wujud pengembangan Wisata di Desa Sukarara adalah berupa pengembangan infrastruktur baik dari segi atractions, amenitas, aksesibilitas, ancillary service, dan institutionsnya berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat lokal. Dengan adanya pengembangan yang dilakukan pendapatan masyarakat menjadi meningkat, memunculkan peluang usaha baru yang membuka kesempatan kerja, kebutuhan penduduk terpenuhi, kontrol dan kepemilikan masyarakat masih sepenuhnya dipegang oleh masyarakat, hanya saja pengembangan Desa Wisata masih belum berkontribusi terhadap pendapatan pemerintah karena pemerintah belum memberlakukan biaya retribusi terhadap wisatawan yang berkunjung, yang kemudian hal ini memerlukan perhatian dari pemerintah dan masyarakat selaku pengelola Desa Wisata.

Kata Kunci : Desa Wisata, Pengembangan Ekonomi, Pemberdayaan.

Page 15: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

2

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat atau komunitas lokal merupakan

paradigma yang sangat penting dalam kerangka pengembangan dan atau

pengelolaan sumberdaya budaya dan pariwisata. Pengembangan dapat

dikonseptualisasikan sebagai suatu proses perbaikan yang berkesinambungan

atas suatu masyarakat atau suatu sistem sosial secara keseluruhan menuju

kehidupan yang lebih baik atau lebih manusiawi. Todaro berpendapat bahwa

pengembangan atau pembangunan itu sendiri dipandang sebagai suatu proses

multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur

sosial, sikap masyarakat, dan institusi-institusi rasional, disamping tetap

mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan

pendapat, serta pengentasan kemiskinan.1 Yang diketahui tingkat persentase

kemiskinan di NTB masih tergolong tinggi, dimana berdasarkan data

penelitian BPS (Badan Pusat Statistik) menyatakan bahwa tingkat persentase

penduduk miskin di Provinsi Nusa Tenggara Barat mencapai 737.460 orang

dan lebih khusus lagi untuk wilayah Kabupaten Lombok Tengah mencapai

130.000 orang.2 Tentunya pemerintah mampu mengurangi angka kemiskinan

tersebut dengan memanfaatkan kekayaan sumberdaya alam yang melimpah

serta dengan keberagaman suku bangsa dan etnik budaya khas yang berbeda-

1 Ernan Rustiadi, Sunsun Saefulhakim, & Dyah R. Panuju, Perencanaan Dan

Pengembangan Wilayah, (Dki Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2018), h. 129. 2 Badan Pusat Statistik NTB, “Berita Resmi Statistik”, Http://Www.Bps.Go.Id ( Diakses

Pada Tanggal 01 Oktober 2019 Pukul 18.08 Wita).

Page 16: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

2

beda yang kemudian dikembangkan dalam bidang pariwisata.3 Sektor

pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang berpengaruh

besar terhadap perkembangan suatu negara serta mampu memberikan

sumbangan dalam tingkat perekonomian nasional seperti halnya penyerapan

tenaga kerja juga dijadikan sebagai ajang atau wadah dalam kegiatan

berbisnis dan membuka peluang usaha, seperti halnya yang dilakukan oleh

masyarakat yang ada di Desa Sukarara yang telah menyadari dan memahami

akan adanya potensi pariwisata di desanya, sehingga memanfaatkannya

sebagai peluang usaha mereka. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya warung

makan, artshop, konter, minimarket, bengkel dan sebagainya yang ditemukan

disekitar wilayah Desa Sukarara.4

Desa wisata merupakan suatu wilayah pedesaan yang menawarkan

keaslian baik dari segi sosial budaya, adat-istiadat, keseharian, arsitektur

tradisional, struktur tata ruang desa yang disajikan dalam suatu bentuk

integrasi komponen pariwisata antara lain seperti atraksi, akomodasi, dan

fasilitas pendukung.5 Isu utama dalam pengembangan desa wisata adalah

mengenai kontribusi positif aktifitas pariwisata di desa wisata terhadap

kehidupan ekonomi masyarakat lokal. Dalam pandangan masyarakat awam,

keberhasilan pengembangan desa wisata adalah sejauh mana kegiatan desa

wisata mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokalnya.

3 Abdur Rahim, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata ( Studi

Di Desa Wisata Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, Diy), (Yogyakarta : Skripsi, Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013)

4 Observasi di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah Pada Tanggal 02 Oktober 2019 .

5 Gusti Bagus Rai Utama, Pengantar Industri Pariwisata, (Yogyakarta:Deepublish, 2012), h. 162.

Page 17: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

3

Pariwisata akan dianggap gagal jika manfaat ekonomi dari kegiatan wisata

justru dinikmati oleh orang-orang luar, pemodal-pemodal besar, sedangkan

masyarakat lokalnya justru termarginalkan secara ekonomi.6

Dalam pengembangan desa wisata perlu disadari bahwa kepuasan

wisatawan tidak hanya bersandar pada keindahan alam dan kelengkapan

fasilitas wisata melainkan juga pada keleluasan dan intensitas interaksi

dengan lingkungan dan masyarakat lokal, oleh hal tersebut masyarakat lokal

memiliki peran yang sangat penting terhadap perkembangan pariwisata.7

Desa Sukarara merupakan salah satu desa wisata yang telah disahkan

oleh Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah,SE, M.SC, dari 16 desa wisata

yang ada di Lombok Tengah. Desa Sukarara terletak di Kecamatan Jonggat

Kabupaten Lombok Tengah, dimana masyarakat Desa Sukarara sendiri masih

kental dengan etnik budaya dan kepercayaan terhadap peninggalan nenek

moyang, salah satu budaya yang dijadikan destinasi wisatanya adalah budaya

tenun. Mayoritas kaum wanita yang ada di Desa Sukarara pekerjaan sehari-

harinya adalah menenun atau lebih dikenal dengan istilah budaya Nyensek,

yang merupakan proses pembuatan kain dengan tangan sendiri. Hasil tenun

masyarakat adalah sebuah kain yang memiliki corak atau motif yang sangat

indah yang dikenal dengan istilah kain Songket.8 Menenun bagi kaum wanita

di Desa Sukarara merupakan budaya setempat yang menyatakan bahwa

menenun adalah sebagai syarat bagi kaum wanita untuk boleh menikah.

6 Hariyanto, O.I.B. Destinasi Wisata Budaya Dan Religi di Cirebon. 2016.

Http://Ejournal.Bsi.Ac.Id/Ejurnal/Index.Php/Ecodemica , Jurnal Vol. 4 No. 2. h. 214-222. (Diakses Pada Tanggal 03 Oktober 2019 Pukul 10.15 Wita).

7 Gusti Bagus Rai Utama, Pengantar ...,h. 162. 8 Suryadi,Wawancara, Sukarara, 2 Oktober 2019, Pukul 10.21 Wita

Page 18: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

4

Menenun selain sebagai bentuk budaya setempat, juga dijadikan oleh

masyarakat sebagai lahan usaha dengan menjual hasil-hasil tenun tersebut

sebagai cinderamata khas Lombok bagi para wisatawan yang berkunjung.

Selain itu keunikan dari Desa Sukarara sendiri adalah kegiatan adat dan daur

hidup masyarakatnya yang masih kental dengan adat budaya, mulai dari ritual

kelahiran, pernikahan, kematian bahkan prosesi dalam pembentukan tata

lingkungan dan perumahan, serta masih ada ditemukannya rumah-rumah

tradisional yang masih bertahan di tengah-tengah pemukiman masyarakat

desa, yang kemudian menjadikan Desa Sukarara sebagai desa yang dilirik

oleh para wisatawan dengan objek utamanya adalah kain tenun Songket dan

kampung tradisional yang masih kental dengan etnik budaya tradisional.9

Adapun berbagai upaya yang dilakukan pengelola desa wisata

bersama pemerintah desa agar pengembangan desa wisata dirasakan

manfaatnya secara optimal oleh masyarakat lokal diantaranya meningkatkan

promosi pemasaran terkait dengan destinasi wisata yang ada di desa, salah

satunya melalui pembuatan guide book dan promosi digital serta bentuk

pengembangan melalui pemberdayaan masyarakat dan pembangunan serta

pelestarian destinasi yang ada.10

Dari latar belakang diatas peneliti merasa tertarik untuk meneliti

sejauh mana dampak pengembangan desa wisata Sukarara tersebut terhadap

ekonomi masyarakat lokal, berdasarkan hal tersebut peneliti mengangkatnya

dalam sebuah penelitian yang berjudul. “ Dampak Pengembangan Desa

9 Observasi di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah, Tanggal 02 Oktober 2019 .

10 Ketua Pokdarwis (Samsul Bahri), Wawancara, 2 Oktober 2019, Pukul 10.53 Wita.

Page 19: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

5

Wisata Sukarara Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal (Studi di Desa

Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan

masalah yang perlu dibahas dengan fokus penelitian yang dirumuskan

sebagai berikut :

1. Bagaimana Bentuk Pengembangan Desa Wisata di Desa Sukarara

Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah?

2. Bagaimana Dampak Pengembangan Desa Wisata Sukarara Terhadap

Ekonomi Masyarakat Lokal (Studi di Desa Sukarara Kecamatan

Jonggat Kabupaten Lombok Tengah)?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Setiap aktivitas yang akan dilakukan mempunyai tujuan yang akan

dicapai sehingga pelaksanaan selalu terencana dan terkontrol dengan baik

dan terarah. Demikian pula dengan penelitian ini yang tentu mempunyai

beberapa tujuan antara lain:

a. Mengetahui Bagaimana Bentuk Pengembangan Desa Wisata di

Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.

b. Mengetahui Bagaimana Dampak Pengembangan Desa Wisata

Sukarara Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal (Studi di Desa

Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah).

Page 20: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

6

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. Manfaat akademis

Hasil penelitian ini, merupakan bentuk tugas akhir sebagai

salah satu syarat terselesainya proses menempuh study program

Strata Satu (S1) pada jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam.

b. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

tambahan wawasan dan pengembangan khazanah keilmuan yang

lebih luas khususnya dalam bidang ekonomi pariwisata terkait

dengan dampak dari pengembangan desa wisata terhadap ekonomi

masyarakat lokal dan juga diharapkan dapat menjadi sumber

literatur bagi siapapun yang akan melakukan penelitian lebih lanjut

dalam masalah yang sama pada aspek yang berbeda dimasa yang

datang.

c. Manfaat Praktis

1. Bagi penulis

Meningkatkan pemahaman mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan pariwisata, pengembangan pariwisata,

Desa wisata, dan terkait tentang berbagai dampak

pengembangan pariwisata terhadap ekonomi masyarakat lokal.

Page 21: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

7

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan

bahan pertimbangan bagi para pemerintah maupun masyarakat

lokal yang terkait dalam upaya pengembangan Desa Wisata

Sukarara yang lebih baik lagi, dan tentunya yang berdampak

positif terhadap ekonomi masyarakat lokalnya.

3. Bagi Almamater

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian ilmu

dan menambah refrensi dalam dunia Ilmu Pengetahuan yang

berhubungan dengan Ilmu Pariwisata, khususnya mengenai

dampak pengembangan desa wisata terhadap ekonomi

masyarakat lokal.

D. Ruang Lingkup dan Setting penelitian

Ruang lingkup penelitian dan setting penelitian dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk tujuan memperjelas masalah yang akan diteliti agar tidak

menyimpang dari pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti

memandang perlu diberikan batasan-batasan sesuai dengan fokus peneliti

sehingga pembahasan yang dipaparkan lebih jelas. Oleh karena itu

batasan ruang lingkup penelitian ini difokuskan kepada dampak yang

timbul dari pengembangan Desa Wisata Sukarara terhadap ekonomi

masyarakat lokalnya, adapun masyarakat yang dimaksud peneliti disini

Page 22: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

8

lebih difokuskan kepada masyarakat lokal yang dianggap memiliki peran

penting terhadap pengembangan desa wisata, seperti para pengerajin,

pengusaha, petani ataupun masyarakat sebagai pengelola destinasi yang

ada di Desa Sukarara. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini

adalah masyarakat lokal terkait yang terdampak oleh pengembangan desa

wisata yang ada di Desa Sukarara.

2. Setting Penelitian

Dipilihnya Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok

Tengah sebagai lokasi penelitian ini, karena berdasarkan beberapa

pertimbangan diantaranya, pertama Desa Sukarara termasuk salah satu

desa dari 16 desa yang ada di Kabupaten Lombok Tengah yang

ditetapkan sebagai desa wisata selain dari Desa Marong, Mertak, Bare

Lantan, Kuta, Labulie, Bonjeruk, Sepakek, Selong Belanak, Mekar Sari,

Karang Sidemen, Rembitan, Aik Berik, Tanak Beak, Penujak dan

Sengkol. Kedua, kehidupan masyarakat Desa Sukarara masih sangat

kental dengan budaya tradisional zaman dahulu, sebagai contoh para

anak gadis di Desa Sukarara hampir rata-rata berprofesi sebagai penenun

(Penyensek) yang kemudian berkembang menjadi kepercayaarn sebagai

syarat untuk boleh menikah, serta masih adanya gubuk-gubuk tradisional

yang masih berdiri ditengah-tengah pemukiman penduduk, yang

kemudian dijadikan sebagai destinasi wisata bagi wisatawan yang

berkunjung. Ketiga, Desa Sukarara termasuk salah satu obyek atau lokasi

wisata di Kabupaten Lombok Tengah yang banyak di kunjungi oleh

Page 23: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

9

wisatawan domestik maupun mancanegara, dan juga pertimbangan

peneliti didukung oleh sejauh yang peneliti ketahui bahwa permasalahan

yang diangkat dalam penelitian ini belum pernah diangkat oleh pihak lain

dalam penelitian sebelumnya, kalaupun ada kesamaan hanya terletak

pada lokasi penelitian saja namun fokus yang dikaji tentu berbeda dengan

penelitian ini.

E. Telaah Pustaka

Secara umum penulis tentu akan melalui proses penulisannya dengan

cara menggali dari apa yang telah diteliti oleh para peneliti atau penulis

terdahulu. Pemanfaatan terhadap apa yang telah dikemukan oleh peneliti atau

penulis terdahulu dapat dilakukan dengan mempelajari, mencermati,

mendalami dan menggali kembali serta mengidentifikasi hal-hal yang sudah

ada.

Untuk menghindari plagiasi dan titik kesamaan dengan peneliti

terdahulu dan juga untuk terjaminnya originalitas dan legalitas penulisan,

penulis telah menelusuri karya-karya ilmiah atau skripsi terdahulu.

Berdasarkan pengetahuan dan pengamatan peneliti bahwa penelitian yang

dianggap terkait dengan penelitian yang dilakukan saat ini adalah sebagai

berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Riza Arizona, (Skripsi, Ekonomi Islam,

tahun 2018), yang berjudul “Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata

Terhadap Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Ekonomi Islam

Studi Pada Objek Wisata Pantai Sari Ringgung, Desa Sidodadi,

Page 24: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

10

Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran”. Penelitian yang

dilakukan merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis bentuk-bentuk kegiatan

pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang

berdampak pada lini sosial-budaya maupun peningkatan kesejahteraan

ekonomi masyarakat sekitar. Pendekatan yang dilakukan dalam

penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan

dokumentasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa potensi pengembangan

pariwisata terhadap pemberdayaan masyarakat objek wisata pantai Sari

Ringgung, yang jika dilihat dari perspektif Ekonomi Islam, maka

Pariwisata di Pantai Sari Ringgung dapat memperbaiki aspek-aspek

mengenai Ekonomi Islam seperti pengawasan pengunjung yang bisa saja

berbuat maksiat dan membawa minuman keras dan lain-lain.11

Kesamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan

sekarang adalah sama-sama membahas tentang pengembangan pariwisata

dan sama-sama menggunakan metode kualitatif dengan teknik

pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan

dokumentasi. Adapun perbedaan pada penelitian terdahulu dengan

penelitian yang dilakukan sekarang yakni peneliti terdahulu memilih

objek kajian dalam penelitian yakni wisata Pantai Sari Ringgung dan

11 Riza Arizona, Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Pemberdayaan

Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam Studi Pada Objek Wisata Pantai Sari Ringgung, Desa Sidodadi, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, ( Lampung : Skripsi, Uin Raden Intan,2018).

Page 25: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

11

fokus permasalahan kepada dampak pengembangannya terhadap

pemberdayaan masyarakat sekitar, sedangkan penelitian yang dilakukan

sekarang yakni peneliti memilih dan fokus objek kajian penelitiannya

pada masyarakat lokal Desa Sukarara, dengan permasalahan yang akan

diteliti terkait ekonomi masyarakat lokal sebagai dampak dari

perngembangan Desa Wisata Sukarara itu sendiri.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rani Puspita Anggraeni, (skripsi,

Sosiologi, Tahun 2018), yang berjudul “Dampak Pengembangan Industri

Pariwisata Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat Sekitar (Studi di

Pantai Embe Desa Merak Belantung Kalianda Lampung Selatan).

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan penelitian

kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis dampak pengembangan wisata pantai Merak Belantung

terhadap masyarakat sekitar. Analisis yang digunakan dalam penelitian

ini yakni reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Dari hasil

penelitian ditunjukkan bahwa pengembangan Pantai Merak Belantung

berdampak kepada kehidupan masyarakat sekitar, yang dimana

banyaknya pengunjung yang datang mengakibatkan perputaran arus uang

di Desa Merak Belantung, sehingga pendapatan masyarakat baik yang

bekerja di sektor pariwisata maupun non pariwisata meningkat. Adapun

dampak yang ditimbulkan dari pengembangan pariwisata Merak

Page 26: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

12

Belantung adalah dibangunnya fasilitas komersial di kawasan pariwisata,

mulai dari minimarket, hotel, dan pusat oleh-oleh dan sebagainya.12

Kesamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan

sekarang terletak pada jenis penelitian yang dipilih yakni sama-sama

menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan kajian penelitian

yang terkait tentang dampak pengembangan sebuah pariwisata terhadap

ekonomi masyarakat sekitar atau lokal. Sedangkan perbedaan antara

penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan sekarang yakni

terletak pada objek pengembangan wisata yang diteliti dimana penelitian

terdahulu fokus kajian penelitian pada destinasi Pantai Embe yang

terletak di Desa Merak Belantung yang berdampak terhadap kondisi

ekonomi masyarakat sekitar pantai, sedangkan peneliti yang dilakukan

sekarang fokus kajian penelitiannya pada pengembangan desa wisata

dengan destinasi yang disajikan oleh desa, seperti destinasi kerajinan dan

etnik budaya yang masih kental di Desa Sukarara yang kemudian

mencari tahu bagaimana dampak pengembangannya terhadap ekonomi

masyarakat lokal.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Handayani (Skripsi, Ekonomi Islam,

Tahun 2018 ), yang berjudul “Peran dan Prospek Pengembangan Wisata

Edukasi dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa

Setanggor Kecamatan Praya Barat Perspektif Ekonomi Islam”. Penelitian

yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian

12 Rani Puspita Anggraeni,Dampak Pengembangan Industri Pariwisata Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat Sekitar (Studi Di Pantai Embe Desa Merak Belantung Kalianda Lampung Selatan),(Bandar Lampung: Skripsi,Universitas Lampung, 2018).

Page 27: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

13

dengan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif, dengan teknik

pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

Adapun kesimpulan dari penelitian yang dilakukan yaitu bahwa

wisata edukasi sangat berperan dalam memperbaiki perekonomian

masyarakat, wisata edukasi dapat menyerap banyak tenaga kerja

sehingga mampu mengurangi pengangguran, dan menambah pendapatan

masyarakat. Begitu juga dengan prospek pengembangannya dilihat dari

peluang pasar cukup menjanjikan. Kemudian jika dilihat dari perspektif

ekonomi islam wisata yang dijalankan oleh para pengelola objek wisata

yang memperhatikan dan menjalankan batasan-batasan syariah mereka

sesuai dengan perspektif ekonomi islam, karena tidak ada yang

melanggar syari’at islam dalam sistem pengelolaannya.13

Kesamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan

sekarang adalah sama-sama menggunakan metode penelitian dengan

pendekatan kualitatif deskriptif dan juga sama-sama membahas terkait

dengan pengembangan wisata yang kemudian juga memiliki kesamaan

dalam memilih sebuah desa sebagai lokasi penelitian. Adapun perbedaan

penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan sekarang yakni,

penelitian terdahulu fokus kajian penelitiannya kepada peran dan prospek

pengembangan wisata itu sendiri dalam meningkatkan kesejahteraan

ekonomi masyarakat, sedangkan penelitian yang dilakukan sekarang

13 Sri Handayani, Peran Dan Prospek Pengembangan Wisata Edukasi Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa Setanggor Kecamatan Praya Barat Perspektif Ekonomi Islam, ( Mataram: Skripsi, UIN Mataram, 2018 ).

Page 28: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

14

fokus kajiannya pada dampak dari pengembangan desa wisata itu sendiri

terhadap ekonomi masyarakat lokal. Kemudian meskipun memiliki

kesamaan dengan memilih sebuah desa sebagai lokasi penelitiannya

namun lokasi desa yang dipilih tidak sama, dimana penelitian terdahulu

memilih Desa Setanggor Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok

Tengah sedangkan penelitian yang dilakukan sekarang memilih Desa

Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.

F. Kerangka Teori

1. Konsep Pariwisata

Kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari

dua kata yaitu kata Pari dan kata Wisata. Kata Pari berarti penuh, seluruh,

atau semua dan kata Wisata berarti perjalanan. Menurut Fennel Pariwisata

didefiniskan sebagai sistem yang saling terkait yang mencakup turis dan

jasa terkait yang tersedia dan digunakan (fasilitas, objek wisata,

transportasi, akomodasi) untuk membantu pergerakan mereka.14

Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun

2009 tentang kepariwisataan, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan

wisata yang didukung oleh berbagai layanan fasilitas yang disediakan oleh

masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.15

Menurut Jackson suatu daerah yang berkembang menjadi sebuah

destinasi wisata dipengaruh oleh beberapa hal yang penting diantaranya,

14 I Gde Pitana, I Ketut Surya Diarta, Pengantar Ilmu Pariwisata,(Yogyakarta: Andi,

2009), h. 45 15 Yohanes Sulistyadi, Fauziah Eddyono, Derinta Entas, Pariwisata Berkelanjutan Dalam

Perspektif Pariwisata Budaya Di Taman Hutan Raya Banten, (Ponorogo:Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), h.54.

Page 29: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

15

faktor penarik keunggulan, atraksi dan fasilitas lainnya, lokasi geografis,

jalur transportasi, stabilitas politik, lingkungan yang sehat, dan tidak ada

larangan atau pembatasan dari pemerintah. Tersedianya berbagai fasilitas

kebutuhan wisatawan seperti fasilitas transportasi, atraksi (kebudayaan,

rekreasi, dan hiburan), pelayanan makanan dan souvenir yang akan

membuat wisatawan nyaman dan sering berkunjung.16 Atraksi sendiri

merupakan faktor utama yang menjadi daya tarik terbesar suatu destinasi

wisata, baik itu berupa pertunjukan kesenian, rekreasi, atau penyajian

suatu paket kebudayaan lokal yang khas dan dilestarikan. Atraksi dapat

berupa keseluruhan aktifitas keseharian penduduk setempat beserta setting

fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai

partisipasi aktif seperti, melihat kegiatan budaya masyarakat lokal.17

Objek daya tarik wisata merupakan suatu bentukan dan fasilitas

yang saling berhubungan dan menjadi alasan/sebab wisatawan

mengunjungi suatu daerah atau tempat tertentu.18 Adapun objek daya tarik

wisata diantaranya :

a. Objek wisata budaya adalah suatu kegiatan mengadakan kunjungan

atau peninjauan ketempat lain atau luar negeri, mempelajari

keadaan rakyat, kebiasaan atau adat istiadat mereka, cara hidup

mereka, budaya dan seni mereka.

16I Gede Pitana & Putu Gayatri, Sosiologi Pariwisata, (Yogyakarta: Andi, 2005), h. 101. 17 Yohanes Sulistyadi, Fauziah Eddyono, Derinta Entas,Pariwisata ..., h. 55. 18 Hadiwijoyo,Suryo Sakti, Perencanaan Pariwisata Pedesaan Berbasis Masyarakat

(Sebuah Pendekatan Konsep), (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 49.

Page 30: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

16

b. Objek wisata industrii adalah perjalanan yang dilakukan oleh

rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam

kesuatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat

pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel besar dengan maksud dan

tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.

c. Objek wisata sosial adalah pengorganisasian suatu perjalanan

murah serta mudah untuk memberikan kesempatan kepada

golongan masyarakat ekonomi lemah untuk megadakan perjalanan,

misalnya bagi kaum buruh, pemuda, pelajar, mahasiswa, petani dan

sebagainya.

d. Objek wisata pertanian adalah pengorganisasian perjalanan yang

dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang

pembibitan dan sebagainya.19

e. Objek wisata maritim atau wisata bahari, ini banyak dikaitkan

dengan jenis wisata air, seperti danau, bengawan, pantai, teluk atau

laut lepas, dan sebagainya.

f. Objek wisata cagar alam merupakan jenis wisata yang biasanya

banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang

mengkhususkan usaha-usahanya dengan jalan mengatur wisata ke

tempat cagar alam, taman lindung, hutan, daerah pegunungan dan

sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.

19 Muljadi A.J, Kepariwisataan Dan Perjalanan, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada,

2009) h. 38.

Page 31: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

17

g. Objek wisata buru merupakan jenis wisata yang banyak dilakukan

di negeri-negeri yang memiliki daerah-daerah atau hutan tempat

berburu.

h. Objek wisata pertualangan.dikenal dengan istilat adventure

tourism, seperti bertualangan menjelajahi hutan, pegunungan yang

penuh dengan tantangan.20

2. Pengembangan Pariwisata

Pengembangan berasal dari kata “kembang” yang berarti

berkembang atau mengembangkan dan berarti pula menjadi besar, luas,

banyak, atau bertambah sempurna tentang pikiran, pengetahuan dan

sebagainya.21 Dalam sebuah organisasi, pengembangan adalah merupakan

usaha terencana, sistematis, terorganisir dan kolaboratif. Prinsip

pengetahuan tentang perilaku dan teori organisasi diaplikasikan dengan

maksud meningkatkan kualitas kehidupan yang tercermin dalam

meningkatkan kesehatan dan vitalitas organisasional, meningkatkan

kemampuan individu dan anggota kelompok dalam kompetensi dan harga

diri semakin baik di masyarakat. Pengembangan organisasi berupaya

untuk menciptakan perubahan yang diarahkan sendiri terhadap orang-

orang yang merasa adanya keterkaitan (commited).22

Menurut Sondang P. Siagian, pengembangan organisasi sebagai

teori menajemen, berarti serangkaian konsep, alat dan teknik untuk

20 Ibid., h. 42. 21 Abuddin Nata, Islam dan Ilmu Pengetahuan, (Jakarta:prenadamedia group, 2018), h.

390. 22 Ferryal Abadi, Pengembangan Organisasi Strategi Mengoptimalkan Sumber Daya

Manusia,(Yogyakarta:Pohon Cahaya, 2019). h.27.

Page 32: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

18

melakukan perencanaan jangka panjang dengan sorotan pada hubungan

antara kelompok kerja dan individu, dikaitkan dengan perubahan yang

bersifat struktural.23 Maka dari itu pengembangan pariwisata adalah salah

satu bagian dari manajemen yang menitikberatkan pada implementasi

potensi objek dan daya tarik wisata yang harus dilaksanakan dengan

rentang waktu, berupa langkah sistematis yang dapat mengarah pada

pencapaian hasil di suatu daerah yang akan membawa perubahan pada

daerah tersebut. Perubahan yang dimaksud dapat bernilai positif jika

pengembangan pariwisata dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang

benar, yakni melalui perencanaan yang cermat dan matang supaya sesuai

dengan kondisi setempat.24 Karena pengembangan wisata yang tepat dapat

memberikan keuntungan secara ekonomi yang didukung dengan

pengembangan infrastruktur dan menyediakan fasilitas rekreasi, wisatawan

dan penduduk tentunya akan saling menguntungkan.25

Menurut Cooper dkk, menjelaskan bahwa kerangka pengembangan

destinasi pariwisata terdiri dari komponen-komponen utama sebagai

berikut:26

a. Attractions (daya tarik) yang mencakup keunikan dan daya tarik

berbasis alam, budaya, maupun buatan/artificial

23 Ferryal Abadi, Pengembangan..., h. 13. 24 Bambang Supriadi & Nanny Roedjinandari, Perencanaan Dan Pengembangan

Destinasi Pariwisata, (Semarang:Universitas Negeri Malang, 2017), h. 135. 25 Mill,Robert Christie, Tourism The International Business Penerjemah Tri Budi Sastrio,

(Jakarta Utara : PT Rajagrafindo Persada, 2000), h.168. 26 Sunaryo, Bambang, Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep Dan

Aplikasinya Di Indonesia,(Yogyakarta: Gava Media, 2013), h.159.

Page 33: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

19

Atraksi atau daya tarik wisata merupakan komponen yang

signifikan dalam menarik kedatangan wisatawan. Modal atraksi

yang menarik kedatangan wisatawan ada tiga, yaitu 1) Natural

Resources (alami) seperti gunung, danau, pantai, dan bukit. 2)

atraksi wisata budaya seperti arsitektur rumah tradisional di desa,

situs arkeologi, seni dan kerajinan, ritual, festival, kehidupan

masyarakat sehari-hari, keramahtamahan, dan makanan. 3) atraksi

buatan seperti acara olahraga, berbelanja, pameran, konferensi dan

lain sebagainya.27

b. Accesability (aksesibilitas) yang mencakup kemudahan sarana dan

sistem transportasi.

Menurut French faktor-faktor yang penting dan terkait

dengan aspek aksesibilitas wisata meliputi petunjuk arah, bandara,

terminal, waktu yang dibutuhkan, biaya perjalanan, frekuensi

transportasi menuju lokasi wisata dan perangkat lainnya.28

c. Amenitas (fasilitas) yang mencakup fasilitas penunjang dan

pendukung wisata

Sugiama menjelaskan amenitas meliputi serangkaian

fasilitas untuk memenuhi kebutuhan akomodasi (tempat

penginapan), penyediaan makanan dan minuman, tempat hiburan

(entertainment), tempat-tempat perbelanjaan (retailing) dan

27 Suwena, I Ketut & Widyatmaja, I Gst Ngr, Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata.

(Bali:Udayana University Press, 2010), h.88. 28 Sunaryo, Bambang, Kebijakan..., h.173.

Page 34: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

20

layanan lainnya.29 French memberikan batasan bahwa amenitas

bukan merupakan daya tarik bagi wisatawan, namun dengan

kurangnya amenitas akan menjadikan wisatawan menghindari

destinasi tertentu.30

d. Ancillary service (fasilitas umum) yang mencakup kegiatan

pariwisata

Ancillary service lebih kepada ketersediaan sarana dan

fasilitas umum yang digunakan oleh wisatawan yang juga

mendukung terselenggaranya kegiatan wisata seperti bank, ATM,

telekomunikasi, rumah sakit dan sebagainya.31 Tersedianya

lembaga penyelenggara perjalanan sehingga kegiatan wisata dapat

berlangsung, yang berupa pemandu wisata, biro perjalanan,

pemesanan tiket, dan ketersediaan informasi tentang destinasi

wisata.32 Sedangkan Sugiama menjelaskan bahwa ancillary

service mencakup keberadaan berbagai organisasi untuk

memfasilitasi dan mendorong pengembangan serta pemasaran

kepariwisataan destinasi bersangkutan.33

e. Institutions (kelembagaan) yang memiliki kewenangan, tanggung

jawab, dan peran dalam mendukung kegiatan pariwisata

29Khusnul Khotimah Wilopo, Luchman Hakim, Jurnal Administrasi Bisnis (Jab), Vol. 4,

No. 1 Januari 2017, Administrasibisnis.Studentjournal.uc.ac.id, hlm.59. (Diakses Pada Tanggal 7 November 2019 Pada Pukul 19.46).

30 Sunaryo, Bambang, Kebijakan...,h.173. 31Ibid.,h. 159. 32 Gusti Bagus Rai Utama, Pengantar...,h. 5. 33 Khusnul Khotimah Wilopo, Luchman Hakim, Jurnal Administrasi Bisnis..., h. 59.

Page 35: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

21

Kelembagaan kepariwisataan dijelaskan dalam UU tentang

Kepariwisataan nomor 10 tahun 2009 sebagai keseluruhan institusi

pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah, swasta dan

masyarakat, sumberdaya manusia, mekanisme operasional serta

regulasi yang terkait dengan kepariwisataan. Adapun peran dan

fungsi dari komponen pelaku usaha maupun pemangku

kepentingan pengembangan kepariwisataan sebagai berikut :

1. Pemerintah pusat maupun daerah

Peran pemerintah di Indonesia disamping berfungsi

utama sebagai regulator dalam menentukan norma, standar,

prosedur, dan kriteria pengembangan kepariwisataan, juga

masih terlibat secara langsung dalam manajemen

pengembangan kepariwisataan. Selain itu pemerintah adalah

sebagai fasilitator dalam program promosi dan pemasaran

kepariwisataan nasional serta pengembangan Destinasi

Pariwisata pada tingkat Nasional (DPN), Kawasan Strategis

Pariwisata tingkat Nasional (KSPN) maupun Kawasan Khusus

Pariwisata Nasional (KPPN).34 Pemerintah daerah Provinsi

mempunyai fungsi melaksanakan tugas pembantuan untuk

melakukan promosi dan pemasaran kepariwisataan provinsi.

Sedangkan untuk Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,

mempunyai peran utama untuk bekerjasama dengan pemangku

34 Sunaryo, Bambang, Kebijakan..., h. 117.

Page 36: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

22

kepentingan yang lain (industri dan masyarakat) untuk

menyusun Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dan

mengimplementasikan sesuai dengan amanah Undang-undang

No. 10 Tahun 2009.35

2. Swasta atau industri pariwisata

Organisasi swasta/industri juga dijelaskan dalam UUD

No. 10 tahun 2009 pasal 1 angka 7 dan 8 yang berarti orang

atau sekelompok orang (pengusaha) yang menjadi penyedia

barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan

penyelenggaraan kegiatan pariwisata. Menurut UU tentang

kepariwisataan juga dijelaskan bahwa ada dua lembaga swasta

yang ditetapkan sebagai mitra kerja pemerintah baik

pemerintah pusat maupun daerah dan masyarakat dalam

pengembangan serta pengelolaan kepariwisataan di Indonesia

yakni :

a) Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) dan Badan

Promosi Pariwisata Daerah (BPPD).

b) Gabungan Industri Pariwisata Indonesia, yang

keanggotaannya terdapat unsur-unsur yang terdiri dari

pengusaha pariwisata, asosiasi usaha pariwisata, asosiasi

profesi dan asosiasi lain yang terkait langsung dengan

pariwisata.

35 Ibid.

Page 37: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

23

3. Masyarakat Pariwisata

Menurut penjelasan pasal 5 huruf e UU Kepariwisataan

No. 10 Tahun 2009 menyebutkan bahwa organisasi masyarakat

adalah masyarakat yang bertempat tinggal di dalam wilayah

destinasi pariwisata yang berperan aktif mengorganisir

kegiatan pariwisata dan diprioritaskan untuk mendapatkan

manfaat dari penyelenggaraan kegiatan pariwisata di tempat

tersebut.36

Komponen penting dalam pengembangan pariwisata menurut

George Mclntyre, adalah suatu pengembangan pariwisata yang

berkelanjutan memiliki keterkaitan antara wisatawan, warga setempat

dan pemimpin masyarakat yang menginginkan hidup lebih baik. Dari

uraian diatas dapat dilihat bahwa dalam pengembangan pariwisata sangat

membutuhkan adanya komponen-komponen tersebut untuk dapat

menjadi suatu objek atau destinasi wisata yang baik dan menarik.37

3. Konsep Desa Wisata

Pengertian desa wisata Menurut Chafid Fandeli adalah suatu

wilayah pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang

mencerminkan keaslian desa, baik dari segi kehidupan sosial budaya,

adat istiadat, aktifitas keseharian, arsitektur bangunan, dan struktur desa

sebagai daya tarik wisata, misalnya, atraksi, makanan dan minuman,

cinderamata, penginapan, dan kebutuhan wisata lainnya. Desa wisata

36 Ibid. 37 Muljadi A.J, Kepariwisataan..., h. 77.

Page 38: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

24

merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas

pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat

yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.38

Menurut Pariwisata Inti Rakyat (PIR), desa wisata adalah suatu

daerah wisata yang menyajikan keseluruhan suasana yang mencerminkan

keaslian pedesaan baik dari sisi kehidupan sosial, ekonomi, budaya,

keseharian, adat istiadat, memiliki arsitektur dan tata ruang yang khas

dan unik, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta

memiliki potensi untuk dikembangkannya komponen kepariwisataan.39

Dari beberapa uraian di atas desa wisata dapat diterjemahkan sebagai

suatu pendekatan pengembangan pariwisata dimana elemen-elemen

pengembangan pariwisata (atraksi, akomodasi, transportasi, elemen

kelembagaan/pengelola, serta infrastruktur dan fasilitas layanan lainnya)

memiliki integrasi dan harmonisasi dengan kehidupan masyarakat lokal

dan aspek fisik kawasan suatu desa.40

Adapun tujuan dan sasaran dari pembangunan Desa Wisata diantaranya:

a. Mendukung program pemerintah dalam program kepariwisataan

dengan penyediaan program alternatif.

b. Menggali potensi desa untuk pembangunan masyarakat desa

setempat.

c. Memperluas lapangan kerja dan lapangan usaha bagi penduduk.

38 Yohanes Sulistyadi, Fauziah Eddyono, Derinta Entas, Pariwisata ..., h. 57. 39 Ibid., h. 58. 40 Nurdiyansah, Peluang Dan Tantangan Pariwisata Indonesia,

(Bandung:Alfabeta,2014), h. 70.

Page 39: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

25

Selain dari adanya tujuan dan sasaran yang dipaparkan di atas,

menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2011,

pengembangan desa wisata juga memiliki syarat dan faktor pendukung

yang harus dipenuhi diantaranya :

a. Memiliki potensi daya tarik yang unik dan khas yang mampu

dikembangkan sebagai daya tarik kunjungan wisatawan, seperti

sumber daya wisata alam, sosial dan budaya.

b. Memiliki dukungan ketersediaan Sumber Daya Manusia lokal.

c. Memiliki alokasi ruang untuk pengembangan fasilitas pendukung

seperti sarana dan prasarana berupa komunikasi dan akomodasi,

serta aksesbilitas yang baik.41

4. Pemberdayaan Ekonomi Mayarakat

Pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti

tenaga/kekuatan, proses, cara, perbuatan memberdayakan. Pemberdayaan

adalah upaya yang membangun daya masyarakat dengan mendorong,

memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki

serta berupaya untuk mengembangkannya. Pemberdayaan diarahkan

guna meningkatkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih

besar.

Ekonomi masyarakat adalah segala kegiatan ekonomi dan upaya

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (basic need) yaitu

sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Dengan demikian

41 Ibid., h. 58.

Page 40: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

26

dapat dipahami bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan

satu upaya untuk meningkatkan kemampuan atau potensi masyarakat

dalam kegiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan hidupserta

meningkatkan kesejahteraan mereka dan dapat berpotensi dalam proses

pembangunan nasional.

Dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat, pola

pemberdayaan yang sangat tepat sasaran sangat diperlukan, bentuk yang

tepat adalah dengan memberikan kesepatan kepada kelompok miskin

untuk merencanakan dan melaksanakan program pembangunan yang

telah mereka tentukan. Disamping itu masyarakat juga diberikan

kekuasaan untuk mengelola dananya sendiri, baik yang berasal dari

pemerintah ataupun pihak tertentu. Good governance adalah tata

pemerintahan yang baik merupakan suatu kondisi yang menjalin adanya

proses kesejahteraan, kesamaan, kohesi dan keseimbangan peran, serta

adanya saling mengontrol yang dilakukan komponen pemerintah, rakyat

dan usahawan swasta.42

5. Dampak Pariwisata Terhadap Ekonomi

Dampak berarti akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu kejadian.

Ekonomi masyarakat adalah ekonomi yang berdasarkan produksi hasil

aktivitas masyarakat. Hasil masyarakat dimaksud di sini terbatas pada

produksi hasil aktivitas sehubungan dengan kegiatan pariwisata. Jika

intensitas kegiatan pariwisata dalam suatu masyarakat meningkat, maka

42 Mardi Yatmo Hutomo, Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang

Ekonomi,(Yogyakarta:Adiyana Press,2000), h.1-2

Page 41: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

27

produksinya juga akan meningkat. Hal ini kemudian akan berdampak

kepada meningkatnya keadaan sosial ekonomi masyarakatnya. Termasuk

sektor pariwisata budaya yang akan berdampak terhadap peningkatan

ekonomi masyarakat pendukungnya.

Dampak postitif pariwisata terhadap perekonomian diantaranya:

a. Pengeluaran sektor pariwisata akan menyebabkan

perekonomian masyarakat lokal menggeliat dan menjadi

stimulus berinvestasi dan menyebabkan sektor keuangan

bertambah seiring bertumbuhnya sektor ekonomi lainnya.

b. Meningkatkan pendapatan pemerintah, baik yang berasal

dari pelaku bisnis pariwisata maupun wisatawan yang

berkunjung.

c. Terciptanyan peluang kerja, dan peluang usaha seperti

usaha akomodasi, restoran, klub, taxi, dan usaha kerajinan

souvenir.

d. Berkembangnya sektor pariwisata lokal dapat mendorong

pemerintah lokal untuk menyediakan infrastruktur yang

lebih baik, penyediaan air bersih, listrik, telekomunikasi,

transportasi dan fasilitas pendukung lainnya.

e. Pemanfaatan fasilitas pariwisata oleh masyarakat lokal.43

Selain dari dampak positif pariwisata terhadap perekonomian

terdapat pula dampak negatifnya diantaranya:

43 Suwena, I Ketut & Widyatmaja, I Gst Ngr, Pengetahuan..., h. 165-169.

Page 42: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

28

a. Ketergantungan terlalu besar pada pariwisata.

b. Meningkatnya angka inflasi serta meroketnya harga tanah.

c. Meningkatnya kecendrungan untuk mengimpor bahan-

bahan demi memenuhi kebutuhan pariwisata.

d. Ketidakpastian dalam pengembalian modal investasi karena

sifat pariwisata yang musiman.

e. Timbulnya biaya-biaya tambahan lain bagi perekonomian

setempat akibat kerusakan oleh pariwisata.44

Sementara menurut Cohen, dampak pariwisata terhadap kondisi

ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan menjadi delapan

kelompok besar diantaranya, dampak terhadap penerimaan devisa,

dampak terhadap pendapatan masyarakat, dampak terhadap kesempatan

kerja, dampak terhadap harga-harga, dampak terhadap distribusi manfaat

dan keuntungan, dampak terhadap kepemilikan dan kontrol, dan dampak

terhadap pendapatan pemerintah.45

Mengingat ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti masih berada pada tingkatan desa serta dengan intrumen dan

metode penelitian yang masih terbatas, maka kajian tentang dampak

ekonomi yang akan dilakukan oleh peneliti tidak terpaku pada seluruh

dampak yang disebutkan oleh Cohen, yang dimana peneliti di sini

membatasi penelitian dengan mengkaji hanya kepada dampak terhadap

pendapatan masyarakat, dampak terhadap kesempatan kerja, dampak

44 Ibid. 45 Andjar Prasetyo, Muhammad Zaenal Arifin, Pengelolaan Destinasi Wisata Yang

Bekelanjutan Dengan Sistem Indikator Pariwisata, (Jakarta:Indocamp,2018) , h. 23.

Page 43: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

29

terhadap harga-harga, dampak terhadap kepemilikan dan kontrol

(ekonomi) oleh masyarakat dan dampak terhadap pendapatan

pemerintah.

G. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Para peneliti dapat memilih berjenis-jenis metode dalam

melaksanakan penelitiannya. Metode penelitian yang digunakan peneliti

dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Metode Deskriptif adalah

metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set

kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Adapun tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena

yang diselidiki.46

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.

Penelitian Kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya

tidak diperoleh melalui prosedur kuantifikasi, perhitungan statistik, atau

bentuk cara-cara lainnya yang menggunakan ukuran angka, namun

berupa pengetahuan yang dibangun melalui interprestasi terhadap multi

perpsektif yang beragam dari masukan segenap partisipan yang terlibat di

dalam penelitian, tidak hanya dari penelitiannya semata. Penelitian

46 Moh. Nazir,Metode Penelitian,(Bogor:Ghalia Indonesia, 2011), h. 54.

Page 44: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

30

kualitatif pada hakekatnya mengamati objek (responden) secara langsung

kegiatan yang mereka lakukan, berinteraksi dengan mereka, dan berusaha

menyelami kehidupan mereka dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati.47

Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan yakni untuk mengetahui

dampak pengembangan desa wisata Sukarara terhadap ekonomi

masyarakat lokal. Dalam penelitian ini peneliti langsung turun

kelapangan untuk mencari sumber data, dengan bentuk catatan observasi,

catatan wawancara yang mendalam dan sejarah masyarakat, dengan

menggunakan pendekatan penelitian ini diharapkan peneliti mampu

menggambarkan secara akurat tentang dampak pengembangan desa

wisata Sukarara terhadap ekonomi masyarakat lokal.

3. Kehadiran Peneliti

Peneliti dalam penelitian kualitatif sangat berperan dalam proses

pengumpulan data atau dalam kata lain yang menjadi instrumen dalam

penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Hal tersebut diperkuat

oleh pendapat dari Miles kehadiran peneliti di lapangan dalam penelitian

kualitatif adalah suatu yang mutlak, karena peneliti bertindak sebagai

instrumen penelitian sekaligus pengumpul data.48

47 Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research Approach),

(Yogyakarta:Deepublish,2018), h. 5-6. 48 Albi Anggito & Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jawa Barat:Cv

Jejak,2018), h. 75.

Page 45: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

31

Sebagai Intrumen dalam penelitian, peneliti berperan aktif dalam

penelitian, dimana peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan

dalam penelitian ini, peneliti juga mempersiapkan diri untuk memasuki

objek penelitian, mempelajari, dan berusaha memahami segala sesuatu

terkait dengan penelitian yang dilakukan, seperti membuat pertanyaan

untuk wawancara, memahami segala metode yang dilakukan dan

mengambil keputusan, demi keaslian hasil penelitian yang diperoleh.

4. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian

adalah Desa Sukarara yang berada di Kecamatan Jonggat Kabupaten

Lombok Tengah. Desa Sukarara sendiri merupakan sebuah desa wisata

yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan dengan destinasi budaya

yang masih kental serta kerajinan tenun sebagai daya tarik utama yang

ditawarkan untuk wisatawan.

5. Sumber dan jenis data

a. Sumber data

Adapun jenis data yang dikumpulkan berdasarkan sumbernya

dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer

Data primer yaitu sejumlah keterangan atau fakta yang

langsung diperoleh dari sumber pertama atau dari hasil penelitian

di lapangan.49. Dalam hal ini yang menjadi sumber data primer

49 Sugiyono, Metode Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, (Bandung:Alfabeta,2014), h. 7.

Page 46: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

32

yaitu masyarakat lokal yang berprofesi sebagai pengerajin,

pengusahan dan pengelola pariwisata termasuk kedalamnya

Pokdarwis dan pemerintah desa, dengan memfokuskan data dicari

yakni data terkait pendapatan masyarakat, kesempatan kerja,

perubahan harga-harga, kepemilikan dan kontrol (ekonomi)

masyarakat dan pendapatan Pemerintah. Dimana peneliti

menggunakan data primer sebagai data utama dalam penelitian,

dimana bentuk data primer diperoleh dengan terjun langsung

kelapangan dengan melakukan observasi, dan wawancara kepada

msyarakat lokal Desa Sukarara.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu suatu data yang diperoleh secara tidak

langsung, data sekunder merupakan data yang sudah tersedia

sehingga tinggal dicari dan dikumpulkan.50 Bentuk data sekunder

dalam penelitian ini berupa data yang diambil dari arsip dan data

rekap dari desa Sukarara, serta dokumen-dokumen lain yang

dibutuhkan yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.

Data sekunder ini akan peneliti cari lewat Pemerintah Desa,

Pokdarwis selaku pengelola, pengusaha dan masyarakat Desa

Sukarara.

50 Ibid., h. 137.

Page 47: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

33

b. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif, yang berupa data yang menyatakan keadaan atau

karakteristik yang dimiliki oleh suatu objek yang diteliti, yang

diperoleh dari observasi dan wawancara kepada objek penelitian.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data

yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Adapun

teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Metode observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara

sengaja dan sistematis mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala

psikis. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif atau non

partisipatif. Observasi partisipatif adalah kegiatan mengumpulkan

data dimana pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang

berlangsung. Sedangkan observasi non partisipatif adalah

pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dimana dia hanya

berperan mengamati kegiatan.51

Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini

memilih menggunakan metode observasi secara non partisipasif,

dimana peneliti tidak terlibat langsung dengan kegiatan masyarakat

51 Joko Subagio, Metodologi Penelitian Dalam Teori Dan Praktik, (Jakarta:Rieneka

Cipta,1999), h. 63.

Page 48: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

34

yang diteliti, dapat dikatakan peneliti hanya sebagai pengamat

yang tidak ikut serta dalam kegiatan yang diamatinya.

b. Metode wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan

responden tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu

untuk dijawab pada kesempatan lain.52 Wawancara dapat

dibedakan menjadi dua bentuk yaitu wawancara terstruktur dan

wawancara tidak terstruktur yaitu :

1. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dimana

peneliti melakukan wawancara sesuai dengan pedoman

wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap

untuk mengumpulkan data.

2. Wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas

dimana peneliti tidakk menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara lengkap dan sistematis salam

pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunakan

hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan.53

Adapun bentuk wawancara yang dilakukan peneliti dalam

penelitian yang dilakukan yakni wawancara tidak terstruktur,

dimana peneliti melakukan wawancara tanpa menggunakan

52 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta:Prenadamedia Group,2017), h. 138. 53 Sugyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung:Alfabeta,2014), h. 75.

Page 49: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

35

pedoman wawancara, dimana peneliti berbincang biasa dengan

responden dan ketika sudah terbuka kesempatan untuk menanyakan

sesuatu yang menjadi tujuan, maka segera ditanyakan.

c. Dokumentasi

Dalam pelaksanaan metode dokumentasi peneliti melakukan

penyelidikan mengenai hal-hal atau variabel yang diperlukan dalam

penelitian, baik berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

agenda dan sebagainya.54 Kemudian dalam penelitian ini, metode

dokumentasi digunakan peneliti untuk mendapatkan data-data yang

berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti, yang didapatkan

baik dari data-data desa, dalam bentuk catatan, foto, buku dan

sebagainya.

7. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang penting dalam penelitian,

karena dalam analisis ini akan diperoleh temuan, baik temuan substantive

maupun formal.55 Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan

selama proses penelitian berjalan. Teknik analisis data dalam rencana

penelitian dilakukan dengan tiga langkah secara bersamaan diantaranya :

a. Reduksi data (Data Reduction)

Data kualitatif yang ditemukan peneliti dalam penelitiannya

dilapangan sangat banyak, random, dan tidak beraturan baik dalam

metode wawancara, observasi maupun dokumentasi. Dalam hal ini

54 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktik, (Jakarta: Bina Aksara, 2001), h. 102.

55 Sugyono, Memahami Penelitian Kualitatif..., h. 209.

Page 50: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

36

peneliti melakukan reduksi data dimana peneliti memilih data pada

hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting

dan membuang hal-hal yang dirasa tidak penting yang sesuai

dengan kerangka kerja peneliti sehingga memberikan gambaran

lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data.

b. Paparan Data (Data Display).

Langkah selanjutnya dari data yang telah direduksi adalah

memaparkan data.56 Setelah peneliti melakukan reduksi data,

peneliti kemudian menyajikannya dalan bentuk uraian singkat,

dengan menggunakan kata dan kalimat yang dapat dan mudah

dimengerti.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing).

Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang

menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data57. Dalam

penelitian ini peneliti menarik kesimpulan yang kemudian

disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan

memberikan argumentasi dan justifikasi dari realitas yang sedang

diteliti.

8. Uji Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan uji yang dilakukan peneliti untuk

membuktikan apa yang telah diamati dalam penelitian sesuai dengan

keadaan yang sesungguhnya. Sehingga untuk mendapatkan data yang

56 Ibid., h. 211. 57 Ibid., h. 212.

Page 51: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

37

falid membutuhkan uji keabsahan data, dengan tujuan data yang

dikumpulkan mengandung nilai keaslian.58 Pada penelitian ini,

triangulasi menjadi teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan

oleh peneliti, dimana pada hakekatnya merupakan metode pendekatan

multimetode yang dilakukan pada saat mengumpulkan dan menganalisis

data dengan ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat

dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika

didekati dari berbagai sudut pandang. Dalam penelitian ini teknik yang

digunakan peneliti adalah dua teknik triangulasi yakni triangulasi metode

dan triangulasi sumber data.

a. Triangulasi metode

Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan

informasi atau data dengan cara yang berbeda. Untuk memperoleh

kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh

mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode

wawancara bebas atau wawancara terstruktur, atau peneliti

menggunakan observasi atau pengamatan untuk mengecek

kebenarannya.59

Dalam penelitian ini, dalam pemeriksaan keabsahan data

melalui teknik triangulasi metode, peneliti melakukan dengan

mencroscek kebenaran data dari hasil metode penelitian yang

58 Lexi J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT Remaja

Rosdakarya,2012), h. 330. 59 Djam’an Satori & Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:Alfabeta,2013),

h. 170.

Page 52: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

38

berbeda, seperti dalam penelitian ini peneliti membandingkan data

hasil metode wawancara dengan data hasil observasi langsung di

lapangan, jika relevan maka hasilnya diambil, namun jika terdapat

perbedaan atau keraguan data yang diperoleh, peneliti akan

menggunakan metode yang lain yang relevan dengan hasil

sebelumnya.

b. Triangulasi sumber data

Triangulasi sumber data berarti menggali kebenaran

informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan

data. Data yang diperoleh akan dideskripsikan, dikategorikan,

mana pandangan yang sama dan mana pandangan yang berbeda

serta mana data yang spesifik dari beberapa sumber.60

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan teknik triangulasi

sumber data dengan cara mengcroscek kebenaran data hasil dari

sumber yang satu dengan sumber yang lain, dimana peneliti

melakukan wawancara dengan banyak sumber, dengan tujuan

menbandingkan data yang disampaikan oleh sumber yang satu

dengan sumber yang lain, apakah terdapat kesamaan atau malah

berbeda. Jika data yang disampikan terdapat kesamaan maka data

tersebut dianggap benar, namun jika berbeda maka peneliti

mencari sumber lain untuk memperoleh data yang relevan.

60Ibid., h. 171.

Page 53: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

39

H. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Dalam penulisannya

berpedoman pada penulisan skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Mataram, penulisan laporan hasil

penelitian ini terdiri dari empat bab, dijelaskan sebagai berikut:

Pada BAB I, berisi pendahuluan. Pada bab ini peneliti mengungkapkan

latar belakang dari masalah yang akan diteliti, yang kemudian muncul

keinginan untuk mengkaji permasalahan yang timbul dan diangkat menjadi

sebuah judul dalam penelitian yang akan dilakukan. Termasuk juga dalam

bab ini diantaranya, fokus kajian atau rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, telaah pustaka, kerangka teori dan metodologi penelitian. Dalam

metodologi penelitian juga terdapat serangkaian teknis dan metode penelitian

yang dipaparkan dalam bab ini diantaranya, pendekatan penelitian, kehadiran

peneliti, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data

dan keabsahan data.

Pada BAB II, berisi paparan data dan temuan penelitian. Dalam bab ini

diuraikan tentang paparan data dan temuan penelitian yang dilakukan di

lapangan. Dalam bab ini peneliti menggambarkan secara singkat tentang

gambaran lokasi penelitian dan temuan-temuan dalam melakukan penelitian

serta tanggapan dari beberapa informan tentang pembahasan dari penelitian

ini.

Pada BAB III, berisi tentang pembahasan. Dalam bab ini berisi tentang

pembahasan yang merupakan inti dari penelitian yang dilakukan. Dalam bab

Page 54: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

40

ini peneliti menguraikan tentang pembahasan dari hasil penelitian termasuk

didalamnya pembahasan tentang jawaban dari hasil pertanyann-pertanyaan

dari fokus kajian penelitian yakni dampak dari pengembangan desa wisata

Sukarara terhadap ekonomi masyarakat lokal.

Pada BAB IV, berisi Penutup. Dalam bab ini memuat tentang penutup

yang didalamnya dipaparkan kesimpulan dari penelitian yang bersumber dari

pembahasan, serta terdapat saran dari hasil analisis data yang berkaitan

dengan penelitian.

Bagian akhir, peneliti mencantumkan daftar pustaka dan lampiran.

Page 55: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

41

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Desa Sukarara

Sesuai dengan data yang peneliti temukan di lokasi penelitian yang

berlokasi di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat, peneliti dapat menyimpulkan

paparan data dan temuan sebagai berikut :

1. Sejarah Desa Sukarara Kecamatan Jonggat

Sukarara berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “Suke dan Rare”

yang dimana Suke diartikan sebagai tidak ada unsur paksaan dari pihak

manapun atas kemauan sendiri sedangkan Rare artinya ingin menyendiri

dan berkiprah dari azaz berdikari yang bersemboyan : “Oyowok bebek

belang, jambul pituq sampi gading betenggale, ngenggek sengkangn dare

lengkuk maraq panji sukerare” yang artinya semua warga atau

masyarakat, walaupun banyak perbedaan marilah kita bersatu, satu dalam

tujuan, untuk memperlihatkan ciri khas dalam satu desa, sebagai barisan

desa yaitu lokal.

Desa Sukarara terbentuk pada tahun 1775, dengan sejarah asal

muasal desa ini diberi nama Desa Sukarara adalah Suka yang berarti

senang dan Rara yang berarti miskin, sehingga diartikan penduduk Desa

Sukarara selalu senang walaupun miskin. Pemberian nama Desa Sukarara

yaitu oleh kepala dukuh yang pertama kali memimpin Desa Sukarara yaitu

sejak tahun 1755-2775. Pemimpin Desa Sukarara yang pertama kali yaitu

Raden Anugrah dan Raden Cempake yang pada waktu itu disebut Pemban

Page 56: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

42

atau Panji. Dimana pada waktu itu Raden Anugrah memegang kekuasaan

di bidang Pemerintahan, sedangkan Raden Cempake di bidang Pertanian,

yang sekarang makamnya ada di Tempat Pemakaman Umum Karang

Waru Dasan Duah Desa Sukarare. Sejak tahun 1775 sampai tahun 2019

Desa Sukarara telah dipimpin oleh 19 Kepala Desa.61

2. Letak Geografis Desa Sukarara Kecamatan Jonggat

Letak Geografis suatu wilayah menjelaskan tentang letak dan

posisi suatu wilayah yang dilihat secara garis hukum, menurut batas-batas

wilayah yang telah ditetapkan, sesuai dengan peraturan pemerintah

setempat yang berlaku.

Desa Sukarare merupakan salah satu desa dari sepuluh desa yang

berada di wilayah Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, dan

juga merupakan salah satu Desa Wisata yang telah disahkan oleh Gubernur

Nusa Tenggara Barat dari 16 Desa Wisata yang terdapat di Provinsi Nusa

Tenggara Barat. Desa Sukarara terletak pada jarak 6 km sebelah Tenggara

dari pusat Pemerintahan Kecamatan, terletak pada jarak 5,5 km di sebelah

Barat Daya dari pusat Pemerintahan Kabupaten, dan terletak pada jarak 21

km sebelah Tenggara dari pusat Pemerintahan Provinsi. Luas wilayah

menurut penggunaan di dominasi oleh tanah sawah, tanah kering, fasilitas

umum, dan tanah hutan yang luasnya sekitarnya 755,880 Ha, atau kurang

lebih 11,16 % dari luas Kecamatan Jonggat.

61 Mamiq Erna (Tokoh Adat), Wawancara, Sukarara, Tanggal 15 Maret 2020.

Page 57: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

43

Berdasarkan letak geografisnya secara alam dan administrasi Desa

Sukarara berbatasan dengan wilayah :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan 2 desa sekaligus yakni Desa Batu

Tulis Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah, dan Desa

Nyerot Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Batu Jai, Kecamatan Praya

Barat.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Labulia, Kecamatan Jonggat,

Kabupaten Lombok Tengah dan Desa Ungga, Kecamatan Praya Barat

Daya, Kabupaten Lombok Tengah.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Puyung Kecamatan Jonggat

Kabupaten Lombok Tengah.

Selain dari pada itu, Desa Sukarara sendiri terbagi lagi menjadi 10

dusun yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Dusun, diantaranya,

Dusun Blog Lauq, Dusun Blong Daye, Dusun Ketangge, Dusun Dasan

Duah, Dusun Bunsambang, Dusun Dasan Baru, Dusun Burhane, Dusun

Bunputri, Dusun Buncalang, dan Dusun Batu Entek, yang dimana

kesepuluh Dusun yang mencakup seluruh Desa saat ini satu sama lain

dibatasi oleh jalan, lorong, pagar, dan tembok, dan juga berbatasan dengan

sawah dan kebun.62

62 Dokumentasi profil data Potensi dan Kelurahan Desa Sukarara Kecamatan Jonggat

Tahun 2020.

Page 58: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

44

Tabel 2.1 Data Nama-Nama Dusun dan Kepala Dusun yang Terdapat di Desa

Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah

Sumber : Profil Desa Sukarara

Secara ilmiah, kondisi atraksi desa ini sangat baik dengan

konfigurasi lahan dataran 600 meter di atas Permukaan Laut, sehingga

bentang alam pedesaan juga menjadi salah satu objek yang sangat

menarik dari Desa Sukarara, selain dari atraksi kain tenun dan budaya

tradisional yang telah menjadi ciri khas dari Desa Sukarara sendiri.

Secara alamiah Desa Sukarara juga merupakan wilayah yang sangat

cocok untuk pengembangan berbagai jenis aktifitas budidaya, namun

secara keseluruhan penggunaan lahan di desa lebih didominasi oleh

areal pertanian, perkebunan dan peternakan.63

Desa Sukarara memiliki iklim musim hujan 7 sampai 8 bulan

setiap tahunnya. Hujan yang terbanyak pada bulan Januari dan

63 Ibid.

No Nama Dusun Nama Kepala Dusun

1. Dusun Blog Lauq Lalu Panggih

2. Dusun Blong Daye Sata

3. Dusun Ketangge Sunardi

4. Dusun Dasan Duah Kaye Sukarme

5. Dusun Bunsambang Lalu Murtawan

6. Dusun Dasan Baru M. Yusuf

7. Dusun Burhane Nurman

8. Dusun Bunputri Subakti

9. Dusun Buncalang H. Alimul Ula

10. Dusun Batu Entek Diasih

Page 59: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

45

Februari. Curah hujan dalam satu tahun rata-rata 141 mm, adapun

musim penghujan terjadi selama enam bulan sedangkan suhu rata-rata

harian mencapai 30º C.

3. Pemerintahan Desa Sukarara

Pemerintah Desa adalah orang yang bertanggung jawab kepada

masyarakat. Pemerintah merupakan pengendali desa atau sebagai

tangan kanan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi dan juga

sebagai kontrol sosil demi terwujudnya masyarakat yang adil, makmur,

sejahtera, agartercapai suatu masyarakat yang stabil dan seimbang.

Adapun unsur penyelenggara pemerintahan di Desa Sukarara terdiri

dari Kepala Desa, Perangkat Desa dan Unsur Staf, yakni Sekretaris

Desa, dan Kepala urusan-urusan, untuk lebih jelasnya dapat di lihat

pada tabel Srtuktur Pemerintahan Desa Sukarara berikut ini :64

Tabel 2.2 Struktur Pemerintahan Desa Sukarara Kecamatan Jonggat

Kabupaten Lombok Tengah

No. Nama Jabatan

1. Jumasre, S.IP Kepala Desa

2. Lalu Sukardi Ketua BPD Desa

3. Zaenal Rahman, S.Pd Sekertaris Desa

4. Oktaviandi, S.Pd Kasi Pemerintahan

5. Darmawan, S.Pd Kaur Keuangan

64 Ibid.

Page 60: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

46

6. Dzul Khamjudg Kaur Pembangunan

7. M. Isnan Abdillah Kasi Kesra

8. Sukayandi Kaur Umum

9. H. Saman Budi, S.Ag Kasi Pelayanan

10. Saprudin BABHINSA

11. Joko Sediyarto BHABINKANTIBMAS

12. Hasnadi Usman Pendamping Desa

Sumber : Profil Desa Sukarara

Dalam rangka mensukseskan seluruh program yang ada baik

program pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Desa

Sukarara, maka Pemerintah Desa dibantu oleh Lembaga-Lembaga

Desa antara lain : BPD (Badan Permusyawaratan Desa), LKMD

(Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa), PKK (Pemberdayaan

Kesejateraan Keluarga), Karang Taruna, Remaja Masjid, Kelompok

Tani, Kelompok Posyandu, dan beberapa tenaga teknis lainnya seperti

penghulu desa, pekasih dan lain sebagainya.65

4. Keadaan Penduduk

a. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk Desa Sukarara Kecamatan Jonggat

Kabupaten Lombok Tengah, berdasarkan data desa terakhir pada

tahun 2019, Desa Sukarara memiliki jumlah penduduk sebanyak

10.067 jiwa, yang terdiri dari 4.881 jiwa penduduk laki-laki, dan

65 Dokumentasi Struktur Pemerintahan Desa Sukarara Kecamatan Jonggat

Page 61: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

47

5.186 jiwa penduduk perempuan. Dari 10.067 jumlah penduduk

Desa Sukarara tersebut terdiri dari 3.558 Kepala Keluarga (KK),

yang terdiri dari 3.019 Kepala Keluarga laki-laki, dan 539 Kepala

Keluarga perempuan. Jumlah penduduk tersebut tidak jauh berbeda

dengan jumlah penduduk pada bulan bahkan tahun sebelumnya,

yakni terdiri dari 10.065 jiwa yang terdiri dari 3.561 Kepala

Keluarga. Untuk lebih rinci dapat dilihat dari data jumlah

penduduk Desa Sukarara di bulan November tahun 2019 berikut

ini :

Tabel 2.3 Data Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Desa Sukarara Kecamatan

Jonggat Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2019

No Nama kadus Jumlah Penduduk bulan Oktober

Kela-hiran

Kema-tian

Pind-ah

Datang Jumlah Penduduk bulan November

Jumlah Kepala Keluarga

1. Blong Lauq 800 1 0 1 0 800 288 2. Blong Daye 1.137 0 2 1 2 1.136 352 3. Ketangge 816 0 0 1 1 816 266 4. Dasan Duah 930 0 0 1 0 929 334 5. Bunsambang 1.652 1 1 0 1 1.653 580 6. Dasan Baru 1.015 0 0 1 1 1.015 365 7. Burhana 971 0 1 0 0 970 356 8. Bunputri 697 1 0 0 6 704 272 9. Buncalang 1.030 1 3 0 0 1.028 366 10. Batu Entek 1.017 0 0 1 0 1.016 379

Jumlah 10.065 4 7 6 11 10.067 3.558

Sumber : Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa Sukarara Kecamatan Jonggat

Page 62: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

48

b. Mata Pencaharian Penduduk

Penduduk Desa Sukarara yang terdiri dari 10.067 jiwa

sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 2240

jiwa dan penenun 3601 jiwa dan sisanya berkerja pada sektor

perternakan, perikanan, perdagangan, jasa dan sektor lainnya. Desa

Sukarara terletak pada suatu dataran diperuntukkan sebagai sawah

630 Ha. Selebihnya adalah kebun 38,792 Ha, Pekarangan 98,815

Ha dan Kuburan 4 Ha, seluruh wilayah Desa Sukarara merupakan

dataran rendah yang subur.66 Selain dari pada itu profesi penenun

merupakan profesi yang didominasi oleh kaum perempuan sebagai

mata pencahariannya sekaligus sebagai budaya yang mewajibkan

kaum perempuan untuk dapat menenun sebagai syarat dapat

menikah. Hal tersebut di lihat dari banyaknya rumah-rumah yang

merangkap menjadi artshop tempat masyarakat menjual hasil tenun

yang mereka hasilkan serta menawarkan kepada wisatawan yang

berkunjung.67

c. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk Desa Sukarara bisa dikatakan

masih sangatlah rendah, karena berdasarkan data yang ditemukan

66 Dokumentasi profil data Potensi dan Kelurahan Desa Sukarara Kecamatan Jonggat

Tahun 2019. 67 Observasi di Desa Sukarara, Pada Tanggal 10 Maret 2020.

Page 63: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

49

tingkat pendidikan penduduk masih didominasi oleh penduduk

yang hanya tamat SD/Sederajat dan buta aksara dan huruf lain.68

Tabel 2.4 Data Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Sukarara Kecamatan Jonggat

Kabupaten Lombok Tengah

Tingkat Pendidikan Penduduk

Jumlah penduduk buta aksara dan huruf latin 1235 orang

Jumlah penduduk usia 3-6 tahun yang masuk TK dan Kelompok Bermain Anak

452 orang

Jumlah anak dan penduduk cacat fisik dan mental 11 orang

Jumlah penduduk sedang SD/sederajat 970 orang

Jumlah penduduk tamat SD/sederajat 1869 orang

Jumlah penduduk tidak tamat SD/sederajat 2 orang

Jumlah penduduk sedang SLTP/sederajat 335 orang

Jumlah penduduk tamat SLTP/sederajat 6 orang

Jumlah penduduk sedang SLTA/sederajat 185 orang

Jumlah penduduk tidak tamat SLTP/Sederajat 300 orang

Jumlah penduduk tamat SLTA/Sederajat 220 orang

Jumlah penduduk tamat D-1 44 orang

Jumlah penduduk tamat D-2 44 orang

Jumlah penduduk tamat D-3 53 orang

Jumlah penduduk sedang S-1 25 orang

Jumlah penduduk tamat S-1 105 orang

Jumlah penduduk sedang S-2 5 orang

Jumlah penduduk tamat S-2 7 orang

JUMLAH 5.868Ang

Sumber : Data Rekap Desa Sukarare

68 Dokumentasi profil data Potensi dan Kelurahan Desa Sukarara Kecamatan Jonggat

Tahun 2019.

Page 64: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

50

5. Keadaan Politik dan Sosial

Dilihat dari segi politik, Desa Sukarara sudah menerapkan

demokrasi, hal ini dibuktikan dari kegiatan pemilihan Kepala Desa

maupun pemilu lainnya. Masyarakat sangat begitu antusias dalam

megikuti hal-hal tersebut. Meskipun demikian dalam pelaksanaannya

tidak terlepas dari pro dan kontra yang disebabkan oleh perbedaan

persepsi antar kelompok masyarakat. Kejadian seperti itu, masih

sangatlah sering terjadi, bukan hanya disebabkan karena kurangnya

pengetahuan masyarakat mengenai politik namun juga karena tidak

saling menghargai pendapat satu sama yang lain.69

Terlepas dari hal ini, bisa diakui bahwa dilihat dari segi

sosial masyarakatnya, Desa Sukarara ikatan sosialnya masih sangat

erat dan kental. Dilihat dari begitu banyaknya kegiatan Roah

(begawe/Pesta) yang dimana masyarakat masih saling membantu tanpa

ada undangan, hal ini terjadi di sebabkan karena masih eratnya unsur

kekeluargaan dalam masyarakat. Begitupun jika ada kegiatan yang di

laksanakan di Kantor Desa tidak sedikit masyarakat yang antusias

mengikutinya.70

6. Keadaan Ekonomi

Berdasarkan karakteristik konfigurasi lahan daratan 600 meter

di atas permukaan laut yang kemudian masyarakat desa yang

69 Sunardi selaku kepala Dusun Ketangge, Wawancara, 10 Maret 2020, pukul 09.00 wita. 70 Observasi di Desa Sukarara, pada tanggal 10 Maret 2020.

Page 65: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

51

didominasi oleh masyarakat yang bermata pencaharian petani dan

buruh tani, dan sebagian besar kaum perempuam yang bermata

pencaharian sebagai penenun, maka berdasarkan penguasaan aset

ekonomi masyarakat paling banyak untuk aset lahan adalah seluas 10

ha, yang hanya dimiliki satu orang penduduk saja. Yang sisanya hanya

menguasai lahan seluas 0,1 hingga 0,8 ha.71

Kemudian seperti yang telah dijabarkan di atas sebelumnya,

bahwasanya kaum perempuan lebih dominan mata pencahariannya

sebagai penenun, oleh sebab itu sebagian dari masyarakat menjadikan

rumah-rumah kecil mereka sebagai tempat untuk menawarkan hasil

tenunnya dibuktikan dengan berdirinya Artshop-artshop di pinggir

sepanjang jalan Desa Sukarara yang merangkap dengan rumah

masyarakat yang sekaligus disajikan pula bagaimana proses tenun

Songket itu sendiri yang merupakan daya tarik untuk menarik

wisatawan dan saat ini kondisi umum SDM Pengrajin Desa Sukarara

telah mulai berkembang baik. Desa Sukarara saat ini menjadi salah

satu desa yang dilirik oleh semua kalangan masyarakat, dan juga telah

begitu banyak berkembang beberapa program pengembangan kualitas

SDM pariwisata dan budaya di Desa Sukarara.72

Namun tidak bisa dipungkiri, masyarakat Desa Sukarara

sebagian besar belum memiliki pekerjaan tetap sehingga tingkat

pengangguran dari Desa Sukarara masih tergolong sangat tinggi.

71 Dokumentasi Profil Potensi Desa dan Kelurahan Desa Sukarara Tahun 2019. 72 Observasi di Desa Sukarara, Pada Tanggal 10 Maret 2020.

Page 66: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

52

Untuk tingkat pengangguran masyarakat desa dapat di lihat dalam

tabel berikut ini :

Tabel 2.5 Data Tingkat Pengangguran Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten

Lombok Tengah

Pengangguran 1. Jumlah angkatan kerja (penduduk usia 18-56 tahun) 5210 orang

2. Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang masih sekolah

dan tidak bekerja 245 orang

3. Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang menjadi ibu

rumah tangga 2353 orang

4. Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja penuh 780 orang

5. Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja tidak

tentu 1388 orang

6. Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan

tidak bekerja 37 orang

7. Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan

bekerja 24 orang

Sumber : Data Desa Sukarara

Dari data di atas di ketahui bahwa, pengangguran lebih didominasi

oleh jumlah angkatan kerja, dan ibu rumah tangga. Kemudian tingkat

ekonomi masyarakat yang dilihat dari tingkat kesejahteraan keluarga dapat

di lihat dari tabel sebagai berikut :

Tabel 2.6 Data Tingkat Kesejahteraan Keluarga di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat

Kabupaten Lombok Tengah

Kesejahteraan Keluarga

1. Jumlah keluarga prasejahtera 1241 keluarga

2. Jumlah keluarga sejahtera 1 721 keluarga

Page 67: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

53

Sumber: Data Desa Sukarara

B. Objek Wisata Desa sukarara

Desa Sukarara merupakan salah satu desa wisata yang terdapat di

Kabupaten Lombok Tengah dibuktikan dengan adanya objek wisata yang

terdapat di Desa Wisata Sukarara itu sendiri, yang mampu menarik

wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung. Adapun

objek wisata yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke

Desa Sukarara sendiri di antaranya :

1. Kain Tenun Songket

Didasari oleh sejarah sekaligus sebagai sebuah kepercayaan

masyarakat Desa Sukarara, bahwa semua kaum perempuan yang ada

di Desa Sukarara wajib bisa menenun sebagai syarat seorang wanita

bisa menikah, karena jika seorang perempuan tidak bisa menenun

maka dilarang untuk menikah bahkan didenda jika melanggar

kepercayaan tersebut. Kegiatan menenun dilakukan seorang

perempuan sembari menunggu suaminya pulang bertani dari sawah,

sekaligus sebagai mata pencaharian bagi kaum perempun di Desa

Sukarara.

3. Jumlah keluarga sejahtera 2 498 keluarga

4. Jumlah keluarga sejahtera 3 249 keluarga

5. Jumlah keluarga sejahtera 3 plus 0 keluarga

6. Total jumlah kepala keluarga 2709 keluarga

Page 68: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

54

Tenun Songket sendiri merupakan objek wisata utama yang

disugukan oleh Desa Sukarara sebagai daya tarik terhadap wisatawan

untuk berkunjung. Kerajinan kain tenun Songket di Desa Sukarara

sendiri merupakan industri rumahan, yang dimana proses

pembuatannya membutuhkan waktu yang sangat lama yang paling

lambat sekitar 2 bulan lamanya, untuk dapat menghasilkan tenun

songket yang indah. Tingkat kerumitan serta motif dari kain tenun

songket sendiri berpengaruh terhadap harga jualnya yang berkisar dari

Rp. 100.000 hingga Rp. 1.000.000. Dalam prosesnya, kain tenun

Songket yang dihasilkan bukan hanya untuk pakaian akan tetapi dapat

digunakan pula sebagai dekoratif untuk ornamen interior rumah. Kain

tenun Songket Desa Sukarara memiliki ciri dan motif khusus yang

membedakannya dengan ciri dan motif Songket produksi daerah lain.

Kekhasannya terletak pada pola dan penggunaan benang, pola dan

benang yang dipergunakan penenun Songket merupakan nilai yang

diberikan secara turun temurun dari generasi sebelumnya. Biasanya

keahlian menenun sendiri diperoleh dari seorang ibu yang kemudian

mewariskan kepada anak keturunannya sehingga motif dan warna dari

tenun Songket terjaga dengan baik dan tidak berubah. Adapun

berbagai jenis tenun Songket dengan motif yang indah dan berbeda-

beda yang dapat ditemui di Desa Sukarara, diantaranya, motif

Subahnale, Motif Serat Penginang, Motif Ragi Genap, Motif Bintang

Empat, Motif Keker, Motif Wayang, Motif Panah, Motif Bintang

Page 69: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

55

Ramawe, Motif Bulan Bekurung, Motif Bulan Bergantung, Motif

Nanas, dan satu lagi Motif Anteng. Dengan keindahan kain tenun dan

kelestarian tradisi tenun tersebut, wisatawan menjadi senang

berkunjung dan menikmati keindahan kain tenun dan tradisinya yang

lestari.

2. Kegiatan Nenun (Nyensek)

Proses menenun di Desa Sukarara dikenal dengan istilah

Nyensek, yang dimana alat untuk menenun menggunakan peralatan

yang sebagian besar terbuat dari kayu. Cara penggunannya pun masih

sangat tradisional dan manual. Adapun beberapa tahapan-tahapan

yang dilakukan untuk menghasilkan kain Songket diantaranya:

1. Mengani (Ngani) adalah tahapan awal pada proses menenun,

yaitu proses pembuatan helain-helaian benang untuk di

jadikan lungsi pada alat yang dinamai alat Ngani.

2. Memasang benang lungsi pada bum benang lungsi adalah

memasang helaian-helaian benang yang akan dijadikan

benang lungsi pada alat tenun bukan mesin pada bum

benang lungsi.

3. Pencocokan pada mata gun adalah proses memasukkan

benang lungsi ke mata gun sesuai dengan corak tenun.

4. Pencocokan pada sisir adalah memasukkan benang-benang

lungsi ke sisir sesuai dengan corak tenun.

Page 70: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

56

5. Mengikat benang lungsi pada bum kain adalah mengikat

benang lungsi pada bum kain yang dilakukan setelah benang

lungsi dicocok melalui mata gun dan sisir.

6. Penyetelan adalah melakukan persiapan dengan memeriksa

kembali hasil pencocokan apakah sudah benar, mengatur

posisi gun, dan mengatur ketegangan benang lungsi.

7. Menenun adalah proses yang disebut dengan Nyensek, yaitu

membuat tenun sesuai dengan motif yang diinginkan sampai

mencapai ukuran yang diinginkan, dan menggulung setiap

hasil tenun yang dihasilkan.

8. Melepas tenunan adalah memotong benang lungsi dan

merapikan hasil tenun yang dihasilkan.

Para penenun kain songket biasanya mereka duduk di teras

atau di balai-balai depan rumah dengan beralaskan tikar dengan

posisi kaki berselonjoran lurus kedepan yang memiliki daya

tarik tersendiri bagi wisatawan. Selain itu Artshop-artshop yang

terdapat di sepanjang jalan Desa Sukarara yang sekaligus

merangkap dengan rumah masyarakat tersebut selain

menyajikan berbagai jenis motif kerajinan tenun Songket juga

menyajikan bagaimana proses pembuatannya, yang biasanya di

depan Artshop terdapat paling tidak satu penenun yang bersedia

mendemonstrasikan proses menenun jika ada wisatawan yang

berkunjung, oleh sebab itu para wisatawan yang berkunjung

Page 71: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

57

selain dapat mengenal berbagai jenis motif kain tenun Songket

juga dapat belajar dan mengenal bagaimana proses pembuatan

kerajinan tenun Songket itu sendiri.73

3. Bale Beleq (Rumah Tradisional Peninggalan Nenek Moyang)

Desa Sukarara selain dikenal sebagai Desa Tenun dikenal juga

sebagai desa dengan tingkat sosial budaya yang masih sangat

tradisional, di Desa Sukarara sendiri masih terdapat beberapa rumah

tradisional yang telah berusia ratusan tahun, salah satunya adalah Bale

Beleq. Bale beleq bisa dikatakan sebagai musium desa yang

merupakan sebuah rumah tradisional yang masih eksis di tengah-

tengah permukiman masyarakat yang terbilang sudah modern. Bale

beleq sendiri dijadikan sebagai tempat suci bagi masyarakat Desa

Sukarara, tidak semua orang bisa dapat memasukinya. Jadi wisatawan

yang ingin berkunjung kesana hanya dibolehkan melihat dari luar saja,

dengan syarat harus sopan baik pakaiannya maupun tingkah laku, dan

jika ingin memasukinya tentunya harus mendapatkan izin terlebih

dahulu dari pemangku adatnya sendiri.

Namun karena terkenal sebagai tempat yang sakral dan

bersejarah sebagai tempat menyimpan benda-benda pusaka

peninggalan nenek moyang, jadi tidak sedikit wisatawan yang

penasaran akan bale beleq dan ingin mengunjungi, sehingga bale

73 Observasi di Desa Sukarara, Tanggal 15 Maret 2020.

Page 72: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

58

beleq merupakan salah satu objek wisata yang menarik wisatawan

Nasional maupun Mancanegara.74

4. Begawe Jelo Nyensek dan adat Ngendang

Begawe jelo nyensek merupakan salah satu acara festival Desa

Sukarara yang diadakan dan diwadahi oleh pemerintah desa sebagai

bentuk upaya promosi sekaligus pengenalan objek wisata yang ada di

Desa Sukarara yakni objek utama tenun Songket yang biasanya

dilaksanakan setiap satu tahun sekali pada akhir tahun, yang

melibatkan lebih dari seribu dua ratus perempuan penenun, yang

kemudian penenun-penenun tersebut menampilkan dan

mendemonstrasikan proses menenun yang berlokasi di sepanjang jalan

desa, yang melibatkan semua kaum perempuan mulai dari kalangan

anak-anak, orang dewasa, hingga orang tua sekalipun. Begawe Jelo

Nyensek sendiri merupakan salah satu bentuk pengembangan

masyarakat, berupa pemberdayaan masyarakat, yang mulai diadakan

sejak tahun 2013, dan sampai saat ini pemerintah desa masih

melestarikan acara tersebut, dan telah menjadi daya tarik baru bagi

wisatawan.

Begawe Jelo Nyensek berlangsung selama 2 hari dua malam

dengan berbagai rangkaian acara seperti pada malam hari sebelum

hari acara Begawe Nyensek, diadakan tradisi adat yang dianggap

masih sakral oleh masyarakat desa namanya Ngendang. Ngendang

74 Sunardi selaku kepala dusun Ketangge,Wawancara, Sukarara, 10 Maret 2020, Pukul 09.00 wita.

Page 73: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

59

sendiri diartikan sebagai simbol tradisi dalam ajang mencari jodoh,

yang biasanya melibatkan para anak gadis desa yang masih perawan

untuk diajak berkenalan oleh pemuda desa, dengan berbagai proses

ritual khusus yang harus dijalankan. Tradisi Ngendang sendiri

dilaksanakan bersamaan dengan acara Begawe Nyensek. Dalam

kegiatan ini wisatawan lokal maupun Mancanegara banyak yang

datang untuk menyaksikan kegiatan tersebut. Sedangkan di malam

kedua acara begawe, wisatawan akan disugukan dengan drama

panggung berupa cerita sejarah desa ataupun cerita-cerita bersejarah

dari nenek moyang yang tentunya berkaitan dengan Desa Sukarara.75

C. Bentuk Pengembangan Desa Wisata Sukarara

Dari beberapa metode yang peneliti lakukan dalam kegiatan

penelitian, ditemukan hasil terkait bentuk - bentuk pengembangan Desa

Wisata Sukarara, yang peneliti paparkan sebagai berikut:

1. Segi Attractions ( Daya Tarik)

Suatu daya tarik wisata yang di miliki suatu wilayah,

membutuhkan adanya pengembangan baik dari segi perbaikan dan

pelestarian objek wisata, ataupun pengadaaan objek wisata yang baru,

dengan tujuan suatu wilayah yang memiliki daya tarik wisata dapat

semakin maju dan eksis di bidang pariwisata baik bagi wisatawan

Nasional ataupun Mancanegara.

75 Dokumentasi profil sejarah desa Sukarara Kecamatan Jonggan Kabupaten Lombok

Tengah.

Page 74: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

60

Bentuk pengembangan dari segi Attractions yang ada di Desa

Sukarara yakni Kain Tenun Songket sebagai daya tarik utama yang

dimiliki adalah dengan penciptaan motif Tenun Songket yang lebih

beragam lagi, serta pengadaan objek wisata baru dengan tujuan untuk

meningkatkan daya tarik pengunjung, seperti beberapa objek-objek

wisata yang sudah dipaparkan di atas.

Bapak Oktaviandi selaku Kasi Pemerintahan Desa Sukarara

mengatakan : “adapun bentuk pengembangan dari Attractions yang

kita lakukan selaku perangkat sekaligus sebagai pengelola adalah salah

satunya dalam bentuk pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat

diberikan pelatihan dalam pembuatan dan pewarnaan benang dari

bahan alam, serta masyarakat diajarkan dan dikenalkan cara mendesign

dan membuat motif – motif baru, dengan begitu masyarakat

diharapkan dapat membuat dan menghasilkan benang sendiri, sehingga

tidak harus membeli bahan untuk menenun, dan masyarakat dapat

menciptakan motif yang baru, beragam dan menarik tidak hanya itu-itu

saja.”76

Bapak M. Isnan Abdillah selaku Kaur Kesra Desa Sukarara

mengatakan : “bentuk pengembangan yang kita lakukan untuk daya

tarik wisata yang dimiliki desa sendiri, adalah menciptakan dan

memunculkan acara daya tarik baruFestival Begawe Jelo Nyensek,

yang dimana objek wisata kerajinan tenun Songketnya kita buatkan

76 Bapak Oktaviandi Selaku Kasi Pemerintahan Desa, Desa Sukarara, Wawancara,

tanggal 15 Maret 2020, pukul 09.00 wita.

Page 75: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

61

sebuah festival yang bisa mendongkrak Songket semakin terkenal,

dengan melibatkan semua perempuan-perempuan penenun desa , dan

sekarang begawe jelo nyensek ini telah menjadi salah satu daya tarik

dan objek wisata baru yang diingat dan ditunggu oleh para wisatawan

setiap tahunnya.”77

2. Segi Accesability

Ketertarikan seorang wisatawan terhadap suatu destinasi,

tentunya perlu didukung pula dengan adanya kemudahan akses menuju

lokasi destinasi. Oleh sebab itu pengembangan accesability perlu

dilakukan untuk mendukung daya tarik wisatawan. Bentuk

pengembangan yang dilakukan dari segi accesability adalah

pembangunan infrastruktur dari modal dana desa, dengan memperbaiki

akses menuju objek wisata, seperti jalan beraspal, dan gang-gang

berpaping penghubung antara dusun.

Bapak Sukayandi selaku Kaur Umum Desa mengatakan

“untuk pengembangan Desa Wisata dari segi accesability, pemerintah

desa melalui dana desa adalah dengan membangun infrastruktur, salah

satunya pembangunan infrastruktur untuk kemudahan akses bagi

masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke desa seperti

memperbaiki gang-gang yang ada di desa dengan memasang

paping.”78

77 M, Isnan Abdillah Selaku Kaur Kesra Desa Sukarara, wawancara,tanggal 15 Maret

2020,pukul 09.00 wita. 78 Bapak Sukayandi Selaku Kaur Umum Desa, Wawancara, Desa Sukarara,Tanggal 15

Maret 2020, Pukul 11.00 wita.

Page 76: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

62

Gang-gang menuju rumah-rumah warga desa saat ini sudah

diperbaiki, dan rata-rata dipaping dan diaspal. Sehingga wisatawan

tidak harus berjalan jauh dari jalan raya jika ingin mendatangi rumah-

rumah para penenun langsung.79

3. Segi Amenitas

Pengembangan Desa Wisata Sukarara memang telah pada

pengembangan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya meskipun

sampai saat ini ketersediaan fasilitas penunjang dan pendukung wisata

yang ada di Desa Sukarara masih tergolong sederhana dan masih

kurang memadai. Ketika berkunjung ke Desa Wisata Sukarara,

wisatawan tidak perlu takut untuk tidak makan, ataupun untuk tidak

belanja kebutuhan, karena di sepanjang jalan Desa Sukarara saat ini

telah berdiri banyak Artshop, Tempat Belanja seperti Indomart,

alfamart, UD Karya Batur, toko/kios, dan Tempat makan yang

memang semuanya masih terbilang sangat sederhana dan tradisional,

namun meskipun begitu pengembangan dalam segi amenitas tersebut

telah berperan sangat banyak dalam mendukung kemajuan Desa

Wisata Sukarara kedepannya.80

4. Segi Ancillary Service

Meskipun masih belum bisa dikatakan baik dan lengkap,

Pengembangan Desa Wisata Sukarara sendiri dari segi Ancillary

Service telah mendukung kemajuan Desa Sukarara sebagai salah satu

79 Observasi, di Desa Sukarara, 15 Maret 2020. 80 Ibid.

Page 77: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

63

Desa Wisata yang memiliki peluang yang besar, adalah berupa

Perbaikan tempat ibadah, tersedianya pemadu wisata (Tour Guide),

dan Artshop-artshop sendiri sudah menyediakan toilet khusus untuk

para wisatawan yang berkunjung, namun untuk fasilitas seperti

Puskesmas, Bank, ATM masih sulit di Desa, namun para wisatawan

bisa mendapatkan layanan tersebut di Desa lain yang jaraknya tidak

jauh dari Desa Sukarara.

Samsul Bahri selaku Ketua Pokdarwis Desa Sukarara

mengatakan : “untuk pengembangan desa wisata mengenai fasilitas

umum memang belum bisa dibilang sangat baik, dikarena desa hanya

mampu menyediakan tempat ibadah (masjid), dan pemandu wisata,

sedangkan untuk fasilitas lain seperti puskesmas, ATM dan bank, di

desa masih belum ada.”81

5. Segi Institutions

Dalam pengembangan desa wisata Sukarara, pemerintah desa,

dan masyarakat telah membentuk kerjasama yang baik dalam

pengembangan desa menjadi desa wisata yang lebih maju.

Bapak Sukayandi selaku Kaur umum Desa Sukarara

mengatakan : “ketika Pemerintah desa merencanakan dan membuat

keputusan tentang perkembangan desa wisata, masyarakat ikut terlibat

dalam perencanaan tersebut, dan masyarakat menerima baik keputusan

81 Samsul Bahri, Sukarara, wawancara, 16 maret 2020, pukul 10.15 wita

Page 78: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

64

yang diambil dan ikut berperan aktif dalam mengorganisir semua

kegiatan yang menyangkut wisata desa.”82

Dari segi Intitutions pengembangan Desa Wisata Sukarara

sudah berkembang baik, kerjasama antara lembaga atau organisasi

yang memiliki peran penting terhadap perkembangan Desa Sukarara

telah teorganisir dengan baik, seperti kerjasama yang baik antara

Pemerintah desa dengan Kemendes dan DPMD (Dinas Pemberdayaan

Mayarakat dan Desa) untuk pengembangan dalam bentuk memberikan

tugas pembantuan dalam pemberdayaan masyarakat, serta kerjasama

antara Pemerintah Desa dan masyarakat lokal sebagai pengelola suatu

destinasi yang ada, dan lainnya. Dimana masyarakat yang sebagai

aktor utama dari pengembangan Desa Wisata diprioritaskan untuk

mendapatkan manfaat dari terselenggaranya pengembangan Desa

Wisata Sukarara, yang dimana masyarakat diberdayakan dengan

diberikan beberapa pelatihan yang dapat meningkatkan kualitas SDM

masyarakat, yang kemudian mampu memperbaiki perekonomian

masyarakat.

D. Dampak Pengembangan Desa Wisata Sukarara terhadap Ekonomi

Masyarakat Lokal

Desa wisata merupakan salah satu bentuk pemaparan

pembangunan pariwisata yang berbasis masyarakat dan berkelanjutan.

Melalui pengembangan desa wisata diharapkan dapat berdampak baik

82 Sukayandi selaku Kaur Umum Desa, Desa Sukarara, wawancara, 15 Maret 2010, pukul 11.00 wita

Page 79: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

65

terhadap masyarakat lokalnya, selain itu pengembangan desa wisata

diharapkan dapat menjadikan objek wisata yang dimiliki desa lebih

bernilai untuk masyarakat ataupun wisatawan, sehingga dapat dijaga dan

dilestarikan, yang kemudian berdampak terhadap aktivitas perekonomian

masyarakat yang le bih maju. Itulah yang diharapkan juga oleh para

pemangku penting dan masyarakat di Desa Sukarara sendiri, dimana

dengan pengembangan desa wisata dapat berdampak baik terhadap

masyarakat lokal, yang salah satunya masyarakat diberdayakan melalui

pelatihan - pelatihan dan sosialisasi untuk masyarakat sekitar.

Seperti yang disampaikan oleh Sarah “akhir-akhir ini, kita sering

diundang oleh pihak desa untuk mengikuti berbagai kegiatan pelatihan,

seperti misalnya pelatihan usaha, pelatihan pewarnaan benang, dan

pelatihan mendesaign, dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut

masyarakat mendapatkan ilmu yang sebelumnya mereka tidak ketahui,

jadi secara tidak langsung kami merasa diberdayakan”.83

Adapun dampak pengembangan Desa Wisata Sukarara terhadap

ekonomi masyarakat dapat dilihat segi pendapatan masyarakat,

kesempatan kerja, perubahan harga kebutuhan, kepemilikan oleh

masyarakat, dan pendapatan pemerintah sebagai berikut :

1. Dampak terhadap pendapatan masyarakat

Dalam upaya pemenuhan kebutuhannya, masyarakat akan

bekerja. Oleh sebab itu, pendapatan masyarakat tentunya tidak akan

83

Sarah, wawancara, Sukarara, 11 Juli 2020, pukul 09.00 wita.

Page 80: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

66

pernah terlepas dari jenis pekerjaan dari masyarakat itu sendiri.

Adanya pengembangan desa wisata yang ada di Desa Sukarara

membuat pendapatan penduduk desa rata-rata meningkat.

Misaim, selaku pengerajin tenun, mengatakan “memang dulu

sebelum adanya acara begawe jelo nyensek yang diadakan oleh

Pemerintah Desa, terhitung dalam tiga bulan terkadang hasil tenun

saya tidak ada yang laku, tapi setelah diadakan acara begawe jelo

nyensek, alhamdulillah setidaknya sekarang setiap tenun yang saya

hasilkan dapat laku terjual karena sekarang banyak wisatawan yang

datang kesini.”84

Lain dengan Sairah mengatakan, “sebenarnya dulu saya hanya

menunggu kiriman dari suami saya dari Malaysia, tetapi saya melihat

semakin banyak wisatawan yang berkunjung kerumah-rumah

masyarakat karena gang dusun diperbaiki dan diperbesar, saya

memutuskan untuk menenun, dan alhamdulillah hasil tenun saya laku

terjual, dan saya punya pendapatan sendiri, pendapatan keluarga

kamipun meningkat, hingga akhirnya uang kiriman suami bisa saya

tabung.”85

Nyuliana mengatakan : “alhamdulillah setidaknya dengan

adanya objek wisata baru yang diadakan di Desa Sukarara, Sukarara

84 Misaim, wawancara, Sukarara, 14 Maret 2020, pukul 09.00 wita. 85 Sairah, wawancara, Sukarara, 14 Maret 2020, Pukul 11.00 wita.

Page 81: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

67

menjadi lebih terkenal, dan akhirnya banyak yang datang ke Sukarara

untuk membeli Songket yang saya jual.”86

Sedangkan Bapak, M. Isnan Abdillah, selaku Kaur Kesra Desa

Sukarara, mengatakan, “memang hasil pendataan dari desa melalui

Sensus pendapatan perkapita penduduk meningkat, setelah diadakan

acara festival begawe jelo nyensek setiap akhir tahun itu.”87

Tabel. 3.1 Data Pendapatan Perkapita dikelompokkan berdasarkan

bidang pekerjaan

No. Sektor Usaha Pendapatan Perkapita

Tahun 2018 Tahun 2019 1. Pertanian Rp. 12.000.000 Rp.12.500.000 2. Peternakan Rp. 4.550.000 Rp. 4.700.000 3. Kerajinan Rp. 5.000.000 Rp. 6.000.000 4. Industri Kecil, Menengah,

dan Besar Rp. 650.000 Rp. 700.000

5. Jasa dan Perdagangan Rp. 6.000.000 Rp. 6.300.000

Sumber : Data Pendapatan Perkapita Penduduk Desa Sukarara

Dari beberapa hasil wawancara yang dilakukan peneliti, dan

dari data hasil penemuan data, ditemukan suatu hasil bahwa

pengembangan desa wisata memiliki dampak positif terhadap

pendapatan penduduk, yakni pendapatan penduduk menjadi

meningkat.

86 Nyuliana,wawancara, Sukarara, 16 Maret 2020,Pukul 10.30 wita. 87 M. Isnan Abdillah, Sukarara, wawancara, Sukarara, 15 Maret 2020, pukul 10.00 wita.

Page 82: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

68

2. Dampak Terhadap Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja biasanya akan timbul akibat adanya

pembangunan dan perkembangan dari suatu kegiatan perekonomian.

Semua masyarakat tentunya sangat mengharapkan adanya kesempatan

kerja yang luas, mengingat masih tingginya tingkat pengangguran

sampai saat ini. Adanya berbagai bentuk pengembangan desa wisata

sukarara, ternyata memberi dampak terhadap kesempatan kerja

masyarakat.

Tutik, mengatakan : ”saya dulu tidak ada pekerjaan hanya

terkadang saya nyensek di rumah untuk menggantikan ibu saya ketika

lelah, tapi dengan adanya pengusaha yang mendirikan Artshop, saya

akhirnya bekerja dan dikontrak di salah satu Artshop dan saya di gaji,

akhirnya saya punya pekerjaan dan pendapatan.”88

Selain itu Kezya, mengatakan : “dulu sebenarnya saya nyensek

juga dirumah, tapi saya melihat peluang pada saat acara karnaval desa,

ataupun waktu acara festival Begawe Jelo Nyensek hampir seluruh

masyarakat desa mencari salon untuk rias, makanya saya mencoba

membuka salon rias, dan alhamdulillah salon saya sekarang bisa

memperkerjakan 4 orang.”89

Juga Jumardi, mengatakan : “sekarang dengan diperbaiki jalan

akses menuju rumah-rumah warga, banyak wisatawan asing yang

datang ketengah pemukiman masyarakat baik untuk melihat rumah

88 Tutik, Wawancara, Sukarara 14 Maret 2020, Pukul 9.30 wita. 89 Kezya, wawancara, Sukarara 14 Maret 2020, Pukul 15.00 wita

Page 83: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

69

tradisional yang masih ada ataupun melihat proses nenun masyarakat,

jadi saya disini menjadi tour guide mereka, yang kemudian sekarang

menjadi profesi saya.”90

Dari beberapa hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti,

ditemukan bahwa, dari adanya pengembangan Desa Wisata Sukarara

ternyata berdampak positif terhadap kesempatan kerja dan

mengurangi pengangguran. Masyarakat yang dulunya tidak bekerja,

atau hanya menenun di rumah akhirnya mendapatkan pekerjaan dan

tentunya mendapatkan pendapatan.

3. Dampak Terhadap Harga Kebutuhan

Adakalanya ketika suatu wilayah telah menjadi sebuah wisata,

setiap harga jual terhadap kebutuhan pokok, terhadap aset masyarakat

dan sebagainya terkadang mengalami perubahan. Dengan adanya

pengembangan Desa Wisata Sukarara peneliti menemukan bahwa

harga kebutuhan pokok masyarakat sama sekali tidak mengalami

perubahan, peneliti menemukan harga kebutuhan pokok masih sesuai

dengan harga yang ada di pasaran.91

Amaq Sunardi Selaku kepada Dususn Ketangge, mengatakan :

”untuk harga-harga kebutuhan pokok, saya rasa tidak terjadi

perubahan karena kebutuhan masyarakat juga sudah tercukupi dari

hasil pertanian, peternakan, dan perkebunan, kalaupun pun ada

kabutuhan diluar itu, bisa kita pasok dari luar Desa Sukarara, jadi para

90 Jumardi, wawancara, Sukarara, 15 Maret 2020, pukul 16.00 wita. 91 Observasi, warung-warung di Desa Sukarara, 15 Maret 2020, pukul 13.00 wita.

Page 84: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

70

pedagang warung ataupun toko-toko sembako yang ada di

desa,mematok harga sesuai harga pasaran tanpa ada perubahan.”92

4. Dampak terhadap Kepemilikan dan Kontrol oleh masyarakat

Pengembangan dan pengelolaan Desa Wisata Sukarara

sepenuhnya dimiliki dan dikontrol oleh masyarakat Desa Sukarara

sendiri. Hal ini dibuktikan dengan semua kegiatan, baik bentuk Usaha,

pengelola, dan perencanaan yang terlibat adalah masyarakat lokal dari

Desa Sukarara sendiri.

Bapak Oktaviandi, selaku Kasi Pemerintahan Desa Sukarara

mengatakan : “bisa dikatakan 100 persen pengelola wisata desa

sukarara melibatkan masyarakat desa sepenuhnya. Ini bisa di buktikan

dengan belum ada masuk investor asing untuk pengelolaan, baik segi

usaha Artshop, restauran (warung makan), ataupun penginapan yang

ada semuanya milik masyarakat desa serta semua kegiatan dalam

pengelolaan desa sepenuhnya masyarakat lokal pula yang terlibat.”93

Nyuliana mengatakan : “usaha saya ini dari modal saya sendiri

tanpa kerjasama dengan siapapun, ini adalah usaha saya dengan suami

saya, jadi semua kepemilikan dan kontrol ada pada saya sendiri,

adapun karyawan yang saya perkerjakan juga tetap orang sukarara

asli.”94

92 Sunardi, wawancara, Sukarara, 15 Maret 2020, pukul 14.00 wita. 93 Oktaviandi selaku Kasi Pemerintahan Desa, Wawancara, Sukarara, 16 Maret 2020,

pukul 09.00 wita. 94 Nyuliana, Wawancara, Sukarara, 16 Maret 2010, pukul 09.45 wita.

Page 85: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

71

Amaq Salem mengatakan : “sebagian besar sawah yang ada di

wilayah Desa Sukarara, adalah milik masyarakat Sukarara, kebun,

ataupun tanah-tanah kosong semua masih milik masyarakat Sukarara,

adapun sawah yang dikelola oleh masyarakat diluar Desa Sukarara

namun mereka sekedar sebagai penggarap saja.”95

5. Dampak Terhadap Pendapatan Pemerintah Desa

Pengembangan Desa Wisata Sukarara lebih bertujuan kepada

kualitas masyarakat lokal Desa Sukarara. Hasil dalam bentuk nominal

dari pengembangan desa wisata sukarara sampai saat ini masih belum

ada terhadap pendapatan Pemerintah. Pendapatan Asli Desa (PAD),

hanya didapatkan dari Bumdes dan tanah sawah milik desa seluas 8

hektar yang dikelola juga oleh Bumdes.

M. Isnan Abdillah, selaku Kaur Kesra Desa Sukarara

mengatakan: “kontribusi dari pengembangan Desa Wisata Sukarara

sendiri masih belum ada untuk pendapatan Pemerintah Desa,

dikarenakan pengembangan wisata desa yang ada, masih dalam skala

kecil yang lebih fokus terhadap pemberdayaan dan kualitas

masyarakat belum sampai dalam bentuk retribusi seperti wilayah-

wilayah wisata pada umumnya, yang memberlakukan biaya tiket

masuk, biaya parkir dan sebagainya.”96

Biaya retribusi seperti parkir ataupun tiket masuk sendiri

memang tidak diberlakukan bagi para wisatawan yang berkunjung ke

95 Amaq Salem,wawancara,Sukarara, 16 Maret 2020, Pukul 11.15 wita. 96 M, Isnan Abdillah selaku Kaur Kesra Desa,wawancara,Sukarara, tanggal 15 Maret

2020,pukul 09.00 wita.

Page 86: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

72

Desa Sukarara, termasuk untuk beberapa Artshop, penginapan dan

tempat makan (restaurant) yang ada di Desa Sukarara tidak

membebani biaya parkir untuk para wisatawan yang berkunjung,

bahkan para wisatawan memakirkan kendaraannya dipinggir jalan.97

97 Observasi, di Desa Sukarara, 16 Maret 2020.

Page 87: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

73

BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis Bentuk-Bentuk Pengembangan Desa Wisata Sukarara

Pengembangan pariwisata secara langsung akan menyentuh dan

melibatkan masyarakat sehingga membawa berbagai dampak terhadap

masyarakat setempat, baik dampak positif maupun dampak negatif. Bagi

masyarakat, pengembangan pariwisata memiliki potensi manfaat yang sangat

besar bagi ekonomi, sosial budaya dan lingkungan namun terkadang sering

terjadi pengembangan pariwisata yang salah yang kemudian membawa

kerugian bagi masyarakat lokal itu sendiri. ini juga tergantung dari bagaimana

bentuk pengembangan dan pengelolaannya. Berkembangnya pariwisata

dalam suatu wilayah tentunya terdapat upaya-upaya dalam pengembangan

dan pemanfaatan daya tarik wisata yang dimiliki oleh suatu wilayah.

Pengembangan Desa Wisata Sukarara terbentuk dalam wujud kerajinan kain

Tenun Songket sebagai daya tarik utamanya.

Di bab paparan data dan temuan telah dipaparkan hasil wawancara

dan observasi serta dokumentasi terkait dengan bentuk-bentuk dari

pengembangan Desa Wisata Sukarara, yang kemudian dalam bab

pembahasan ini peneliti akan menjelaskan lebih luas hasil analisis terkait

bentuk-bentuk pengembangan Desa Wisata Sukarara yang peneliti jelaskan

bentuk-bentuk pengembangan yang dilakukan yang terbagi dari beberapa

komponen diantaranya adalah sebagai berikut :

Page 88: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

74

1. Segi Atractions

Bentuk pengembangan dari segi Atractions di Desa Wisata

Sukarara dilakukan dengan adanya pelatihan yang diberikan kepada

masyarakat lokal sebagai aktor utama dalam pengembangan Desa Wisata,

berupa pelatihan mendesign atau membuat motif-motif baru untuk

destinasi kerajinan kain Tenun Songket sehingga semakin beragam, yang

kemudian mampu meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung.

Selain daripada itu, bentuk pengembangan dari segi atraksi di Desa Wisata

Sukarara dilakukan dengan pengadaan objek wisata baru, seperti yang

baru-baru ini ada adalah festival Begawe Jelo Nyensek dan Ngendang yang

diadakan oleh Desa Wisata Sukarara yang saat ini sudah merupakan salah

satu objek wisata yang ditawarkan oleh Desa Sukarara. Festival Begawe

Jelo Nyensek sendiri ternyata memberikan dampak positif yang dirasakan

oleh masyarakat lokal. Adanya festival Begawe Jelo Nyensek telah mampu

memperkenalkan Desa Sukarara sebagai Desa Wisata yang berpeluang

besar dalam bidang pariwisata. Dari festival Begawe Jelo Nyensek Desa

Sukarara memperkenalkan objek wisata utama yaitu kain tenun Songket,

yang juga merupakan salah satu sumber penghasilan bagi kaum

perempuan yang ada di Desa Sukarara.

2. Segi Acessibility

Pengembangan dari segi Acessibility di Desa Wisata Sukarara

dilakukan dengan pembangunan infrastruktur yang diwadahi langsung

oleh Pemerintah Desa. Pembangunan insfrastruktur yang dimaksud berupa

Page 89: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

75

pembuatan dan perbaikan akses jalan sebagai penghubung antara lokasi

objek wisata yang satu dengan objek wisata yang lain, seperti jalan

beraspal, dan gang-gang berpaping penghubung antara satu dusun ke

dusun yang lain, sehingga wisatawan pun lebih mudah untuk mengunjungi

rumah-rumah masyarakat yang menawarkan proses kerajinan menenun

atau Nyensek. Dengan adanya perbaikan akses gang-gang penghubung

antara satu dusun dengan dusun yang lain mempermudah dan

mempercepat wisatawan untuk mengunjungi rumah masyarakat tanpa

harus berjalan kaki dengan jarak jauh lagi karena bisa menggunakan

kendaraan dan parkir di sekitar tempat yang ingin dikunjungi.

3. Segi amenitas

Pengembangan Desa Wisata Sukarara dilihat dari segi fasilitas

penunjang dan pendukung bisa dikatakan masih kurang memadai dan

masih tergolong sangat sederhana. Pembangunan dan ketersediaan

fasilitas-fasilitas penunjang dan pendukung wisata di Desa Wisata

Sukarara meliputi ketesediaan penginapan, tempat belanja seperti

warung/kios dan minimarket, restauran/tempat makan serta didukung

dengan banyak berdirinya Artshop-artshop di sepanjang jalan Desa

Sukarara yang menyediakan kain khas Songket Sukarara. Ketersediaan

beberapa fasilitas penunjang dan pendukung tersebut setidaknya telah

mampu mendukung perkembangan wisata di Desa Sukarara menuju

wilayah wisata yang akan lebih baik lagi. Namun ada satu fasilitas

penunjang yang menurut penulis yang sangat bisa menunjang Desa Wisata

Page 90: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

76

Sukarara menjadi Desa Wisata yang lebih baik lagi yaitu ketersediaan toko

oleh-oleh makanan dan souvenir khas Desa Sukarara yang mencirikan

Desa Wisata Sukarara, yang dimana sampai saat ini masih belum tersedia

di desa. Adapun makanan dan souvenir yang dijual masih tergolong biasa

dan kurang menarik, dan belum terdapat lapak khusus untuk menawarkan

kepada para wisatawan yang berkunjung.

4. Segi Ancillary Service

Bentuk pengembangan Desa Wisata Sukarara dari segi Ancillary

Service masih terbilang kurang lengkap dan kurang memadai, dibuktikan

dengan hanya tersedia beberapa fasilitas umum yang bisa di gunakan oleh

para wisatawan yang berkunjung seperti tersedianya pemandu wisata,

toilet umum, tempat ibadah seperti masjid dan mushola dan fasilitas umum

lainnya. Sedangkan fasilitas umum yang sangat penting dan tentunya

setiap wisatawan membutuhkannya yaitu Puskesmas, Bank, dan ATM di

Desa Sukarara masih belum tersedia. Meskipun fasilitas yang belum ada

tersebut wisatawan bisa menemukan dari jarak yang tidak jauh dari desa

namun tetap diharapkan para pengelola beserta pemerintah lebih

memperhatikan dan mempertimbangkan fasilitas umum yang lebih

dibutuhkan wisatawan diutamakan ketersediaanya guna mendukung

kemajuan Desa Sukarara sebagai desa wisata yang lebih maju lagi.

5. Segi Institutions

Bentuk pengembangan Desa Wisata Sukarara dari segi institution

atau kelembagaan dilakukan dengan Pemerintah Desa menjalin kerjasama

Page 91: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

77

dan hubungan baik dengan masyarakat selaku pengelola sekaligus yang

mendapatkan manfaat dari adanya desa wisata, kerjasama tersebut terjalin

baik dalam proses pengembangan Desa Wisata menuju desa wisata yang

lebih baik dan maju. Pemerintah Desa Wisata Sukarara sebagai pihak yang

memiliki wewenang dan kebijakan penuh atas desa wisata juga telah

berupaya memperluas pemasaran dan promosi dengan turut berperan aktif

dalam semua kegiatan yang diadakan dalam menunjang pemasaran Desa

Wisata Sukarara sebagai desa wisata yang berpeluang besar.

Masyarakat sebagai aktor utama dalam pengembangan desa wisata

juga berperan aktif dalam mendukung kegiatan pariwisata yang ada di

Desa Sukarara, dengan ikut terlibat dalam menjaga dan melestarikan

destinasi yang ada di desa, serta menyambut baik setiap wisatawan yang

berkunjung ke desa. Masyarakat juga telah diberdayakan dengan adanya

desa wisata, secara langsung masyarakat dapat menambah omzet

penjualan kerajinan tenun yang dihasilkan, dan meningkatkan kesempatan

kerja bagi masyarakat, seperti salah satunya terdapat kesempatan kerja

sebagai pemandu wisata, juga masyarakat memiliki peluang memunculkan

berbagai jenis usaha-usaha baru di masyarakat, sehingga masyarakat bisa

mendapatkan tambahan penghasilan selain dari hasil pertanian dan hasil

kerajinan.

Dari berbagai bentuk-bentuk pengembangan yang telah dilakukan di

Desa Wisata Sukarara, diharapkan untuk kedepannya semua pihak yang

memiliki kewenangan, tanggung jawab dan peran dalam mendukung kegiatan

Page 92: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

78

pariwisata mampu mengembangkan desa wisata lebih baik lagi, dengan

memprioritaskan dan melibatkan masyarakat sebagai pemilik peran utama

dalam setiap aspek pengelolaan Desa Wisata Sukarara, dan masyarakat lokal

memperoleh manfaat ekonomi pariwisata berupa tambahan pendapatan,

peluang kerja dan usaha baru dapat terdistribusi secara merata kepada semua

lapisan masyarakat. Dengan begitu masyarakat tentunya akan terdorong untuk

lebih mendukung dalam pengembangan Desa Wisata Sukarara karena

pengembangan yang dilakukan telah mampu memperbaiki serta

meningkatkan perekonomian masyarakat.

B. Analisis Dampak Pengembangan Desa Wisata Sukarara Terhadap

Ekonomi Masyarakat Lokal di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat

Kabupaten Lombok Tengah

Berkembangnya suatu wisata dalam suatu wilayah akan membawa

sebuah perubahan pada daerah tersebut. Perubahan yang dimaksud dapat

bernilai positif atau negatif, memberikan keuntungan ataupun memberikan

kerugian, hal ini tergantung dari prosedur yang dijalankan yakni melalui

perencanaan dan keputusan yang diambil untuk suatu daerah tersebut.

Pengembangan dari sebuah wisata adalah salah satu bagian dari manajemen

yang menitikberatkan pada bagaimana implementasi dari sebuah objek wisata

dan daya tarik yang harus dilaksanakan dalam rentang waktu, berupa langkah

sistematis yang dapat mengarah pada pencapaian hasil yang maksimal.

Tentunya hasil yang diharapkan sesuai dengan perencanaan untuk tujuan dan

Page 93: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

79

sasaran dengan memperhatikan berbagai aspek, seperti budaya, sejarah dan

ekonomi daerah tertentu.98

Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan bahwa

pemberdayaan masyarakat melalui potensi pengembangan Desa Wisata

Sukarara mengenai aktivitas ekonomi masyarakat ditemukan bahwa

pengerajin merupakan pihak yang sangat diberdayakan, dimana pengerajin

atau penenun sebagai produsen dari objek wisata yakni penghasil dari kain

Songket, dengan modal usaha utama mereka adalah alat tenun tradisional dan

juga membutuhkan modal untuk bahan baku untuk pewarnaan benang. Bagi

pengerajin atau penenun yang memiliki modal usaha, semua proses dari

mulai pengadaan bahan baku sampai proses pembuatannya menjadi kain

tenun sampai akhirnya siap dipasarkan dilakukan sendiri oleh pengerajin

sendiri.

Setelah barang menjadi kain tenun Songket yang siap dipasarkan, ada

dua sistem pemasaran yang dilakukan dimana pengerajin atau penenun

terkadang menjual hasil tenunnya kepada pengepul atau pengusaha yang

memiliki Artshop atau langsung mengecernya langsung kepada pembeli,

harga yang pengerajin patok sesuai dengan, kualitas, dan tingkat kesulitan

dalam proses menenun. Adapun untuk masyarakat yang memiliki usaha

Artshop sekaligus sebagai pengepul, membeli hasil produksi dari pengerajin,

berupa bahan baku seperti benang dan alat tenun, dan juga hasil tenun berupa

kain tenun yang dihasilkan dan diperjualbelikan, dari aktivitas ini, kemudian

98 Bambang supriadi & Nanny Roedjinandari,Perencanaan dan Pengembangan Destinasi Pariwisata,semarang:Universitas Negeri Malang, 2017, h. 135.

Page 94: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

80

mampu menyerapkan tenaga kerja, dimana dengan adanya pengepul atau

pengusaha membutuhkan jasa dalam pengembangan usahanya, begitu juga

dengan masyarakat sebagai pengerajin semakin termotivasi untuk lebih

banyak menghasilkan produksinya sehingga pendapatannya pun akan

meningkat, dan kembali masyarakat dapat diberdayakan dengan baik.

Adapun untuk analisis terhadap dampak pengembangan Desa Wisata

Sukarara dimana peneliti membagi pembahasan terkait dampak

pengembangan desa wisata yang peneliti pandang dari beberapa segi ekonomi

masyarakat diantaranya sebagai berikut :

1. Dampak terhadap pendapatan penduduk

Berdasarkan temuan peneliti, pengembangan Desa Wisata

Sukarara terhadap ekonomi masyarakat yang dilihat dari segi pendapatan

penduduk berdampak positif. Pendapatan penduduk lebih meningkat dari

pendapatan sebelumnya. Dampak peningkatan pendapatan terjadi pada

semua bidang mata pencaharian masyarakat namun masyarakat yang

paling merasakan dampak terhadap pengembangan desa wisata ini adalah

masyarakat yang memiliki mata pencaharian sebagai pengerajin atau

penenun, dan masyarakat yang memiliki matapencaharian sebagai

pengusaha.

Pengembangan dari segi objek wisata di Desa Sukarara ternyata

banyak juga membuka peluang baru bagi masyarakat lokal untuk

mendapatkan penghasilan tambahan. Dibuktikan dengan adanya objek

wisata baru Begawe Jelo Nyensek yang diadakan Desa Sukarara serta

Page 95: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

81

pembangunan infrastruktur melalui perbaikan akses jalan serta telah

tersedianya akomodasi yang memang masih belum memadai namun

menjadikan Desa Sukarara semakin di kenal sebagai desa wisata dengan

destinasi kerajinan tenun sebagai objek wisata utamanya. Akibatnya

peluang usaha serta penghasilan masyarakat meningkat.

2. Dampak terhadap Kesempatan Kerja

Pengembangan Desa Wisata Sukarara telah berkontribusi positif

terhadap peningkatatan kesempatan kerja masyarakat lokal. Dari hasil

analisis dari penelitian yang dilakukan peneliti menemukan bahwa dengan

adanya pengembangan desa wisata dari segi Objek wisata dan

Aksesibilitas, memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat. Hal ini

dibuktikan dengan adanya pengembangan Desa Wisata Sukarara,

masyarakat kemudian memiliki peluang untuk membuka usaha baru,

seperti warung makan, usaha toko/kios, bengkel, artshop, salon,

barbershop, laundry dan usaha kecil dan menengah lainnya yang kemudian

usaha-usaha tersebut juga membuka lapangan kerja dengan

memperkerjakan masyarakat lokal, disinilah kesempatan kerja semakin

meluas dan tentunya ini adalah salah satu bentuk kontribusi dalam

membantu pemerintah mengurangi tingkat pengangguran.

Selain itu masyarakat yang memiliki skill dalam bidang berbahasa

Inggris memanfaatkan kemampuannya tersebut bekerja sebagai

pemandu/Guide. Kemudian khusus untuk kaum wanita yang ada di Desa

Sukarara menenun merupakan salah satu peluang kerja yang sangat besar

Page 96: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

82

mengingat tenun sendiri merupakan objek utama yang menjadi daya tarik

desa dan peneliti memandang profesi tersebut tidak akan mendatangkan

kerugian bagi masyarakat, dan akan bersifat jangka panjang, dan mampu

memberikan lapangan kerja lebih luas untuk masyarakatnya, jika

pemerintah, wisatawan dan masyarakat bekerja sama dalam pengelolaanya

dan lebih produktif lagi.

3. Dampak terhadap harga – harga

Pengembangan Desa Wisata Sukarara terhadap ekonomi

masyarakat lokal yang dilihat dari segi perubahan harga-harga baik harga

kebutuhan pokok masyarakat ataupun harga jual produk lokal yang

dihasilkan masyarakat, dari hasil penelitian ditemukan bahwa

pengembangan dari Desa Wisata yang ada tidak berpengaruh terhadap

kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat namun sebaliknya

berpengaruh terhadap nilai jual produk-produk lokal yang dihasilkan

masyarakat terutama kerajinan tenun yang dihasilkan. Masyarakat Desa

Sukarara sendiri untuk masalah kebutuhan pokok sangatlah mudah

didapatkan, mengingat selain sebagai penenun masyarakat juga sebagian

besar bermata pencaharian sebagai petani, jadi untuk memenuhi kebutuhan

pokoknya masyarakat masih menghandalkan hasil pertanian dan sangat

tercukupi dengan itu. Sedangkan untuk kebutuhan di luar itu, masyarakat

masih bisa mendapatkannya dengan memasok dari luar yang jaraknya

tidak jauh dari Desa. Untuk harga permintaan kebutuhan masyarakat

sendiri masih sesuai dengan harga yang ada dipasaran tanpa ada

Page 97: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

83

peningkatan sedikitpun. Sedangkan dengan adanya pengembangan desa

yang kemudian semakin menarik wisatawan yang berkunjung kemudian

tentunya membuat permintaan akan hasil kerajinan meningkat sehingga

mengakibatkan harga jualnya pun meningkat, begitupun dengan harga jual

produk-produk lokal yang dihasilkan masyarakat seperti benang ikat, hasil

anyaman, souvenir dan lain sebagainya.

4. Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol oleh masyarakat

Hasil analisis peneliti dari penelitian yang dilakukan terkait

dampak pengembangan Desa Wisata Sukarara terhadap ekonomi

masyarakat lokal yang dilihat dari segi kepemilikan dan kontrol oleh

masyarakat, ditemukan bahwa pengembangan Desa Wisata tidak memiliki

kotribusi terhadap kepemilikan dan kontrol masyarakat. Kepemilikan dan

kontrol Desa Wisata Sukarara sepenuhnya masih oleh masyarakat,

termasuk dalam segi pengelolaan dan kepemilikan aset sepenuhnya adalah

milik masyarakat Desa Sukarara. Dan berdasarkan hasil perbandingan dari

data desa dengan hasil wawancara dari salah satu perangkat desa

ditemukan bahwa sampai saat ini bentuk investasi dari masyarakat luar

untuk pengembangan desa wisata Sukarara masih belum ada, hal ini

membuktikan bahwa sepenuhnya kepemilikan dan kontrol sepenuhnya

adalah masyarakat lokal Desa Sukarara. Termasuk dalam kepemilikan

usaha dan tenaga kerja, sepenuhnya usaha milik masyarakat lokal dan

memperkerjakan masyarakat lokal.

5. Dampak terhadap pendapatan pemerintah

Page 98: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

84

Hasil analisis dari penelitian yang dilakukan terkait dampak

pengembangan Desa Wisata Sukarara terhadap ekonomi masyarakat yang

dilihat dari segi pendapatan pemerintah, ditemukan bahwa pengembangan

desa wisata tidak memiliki kontribusi baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap pendapatan pemerintah. Karena meskipun Desa

Sukarara setiap bulannya dikunjungi oleh banyak wisatawan, namun

penghasilan yang didapatkan dari kunjungan wisatawan tersebut tidak ada

yang mengalir kependapatan pemerintah. Hal ini disebabkan para

pengelola termasuk masyarakat ataupun pemerintah masih belum

memberlakukan sistem retribusi untuk para wisatawan yang berkunjung,

yang menurut pandangan penulis ini adalah peluang yang besar bagi

pemerintah, seperti desa wisata pada umumnya. Sehingga wisatawan yang

berkunjung hanya dirasakan manfaatnya oleh masyarakat lokalnya saja,

yang kemudian masyarakat diberdayakan dengan mendapatkan

penghasilan yang dirasakan lebih.

Selain dari dana desa adapun sumber Pendapatan Asli Desa (PAD)

hanya bersumber pada Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), dan aset tanah

persawahan milik desa seluas 8 hektar yang dikelola oleh para pengelola

bumdes, dari sanalah pemerintah memperoleh pendapatan, yang kemudian

pendapatan tersebut dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur untuk

Desa Wisata Sukarara dan alokasi terhadap pengembangan melalui

pemberdayaan masyarakat.

Page 99: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

85

Dari beberapa hal tersebut, peneliti memandang bahwa masyarakat

mendapat peran serta dengan memperoleh manfaat dari pengembangan Desa

Wisata Sukarara baik secara langsung maupun tidak langsung dengan melalui

terbukanya kesempatan kerja dan mendatangkan usaha-usaha baru yang pada

akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Manfaat yang dirasakan

masyarakat dengan adanya pengembangan desa wisata akan semakin menggugah

masyarakat untuk ikut terlibat didalamnya, oleh sebab itu pemerintah ataupun

masyarakat sebagai pengelola objek wisata harus mampu membaca peluang

tersebut yang kemudian mewadahi dan mendukung pengembangan Desa Wisata

baik dari segi atraksi, accesability, amenitas, Ancillary service dan segi

Institutionsnya, apabila semua hal tersebut dapat terealisasikan dengan baik akan

memungkinkan ekonomi masyarakat lokal akan semakin baik dan sejahtera.

Sesuai dengan teori menurut George Mclntyre, bahwa suatu

pengembangan pariwisata yang berkelanjutan memiliki keterkaitan antara

wisatawan, warga setempat dan pemimpin masyarakat yang menginginkan hidup

lebih baik. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa dalam

pengembangan Desa Wisata Sukarara antara wisatawan, masyarakat setempat dan

pemimpin masyarakatnya telah memiliki hubungan dan keterkaitan yang sangat

baik sehingga keinginan menuju hidup yang lebih baik setahap demi setahan telah

tercapai terutama bagi kehidupan masyarakat lokal Desa Sukarara..99

99 Muljadi A.J, Kepariwisataan..., h. 77.

Page 100: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

86

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Bentuk-bentuk pengembangan Desa Wisata Sukarara sudah dapat dinilai

baik, dengan indikator telah tersedianya berbagai komponen-komponen

pendukung dari sebuah pengembangan Desa Wisata diantaranya

pertama, dari segi atraksi bentuk pengembangan Desa Wisata Sukarara

telah dilakukan pengembangan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat

dan adanya daya tarik wisata baru, Kedua dari segi acessibilitas bentuk

pengembangan Desa Wisata Sukarara dilakukan dengan perbaikan

infrastruktur berupa perbaikan akses seperti jalan raya dan gang-gang

yang mempermudah sarana dan prasarana wisatawan, Ketiga, dari segi

amenitas bentuk pengembangan Desa Wisata Sukarara dibuktikan

dengan adanya ketersediaan fasilitas penunjang dan pendukung seperti

terdapat tempat belanja bagi wisatawan, tempat makan, penginapan,

pemandu wisata, dan lainnya, Keempat dari segi Ancillary Service

bentuk pengembangan Desa Wisata Sukarara dilakukan dengan

penyediaan fasilitas umum yang terbilang masih kurang lengkap dan

memadai karena hanya tersedia fasilitas umum yang bisa digunakan

wisatawan seperti pemandu wisata, toilet umum, tempat ibadah seperti

masjid dan mushola dan fasilitas umum lainnya seperti Bank, ATM dan

Page 101: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

87

sejenisnya masih belum tersedia. Dan terakhir dari segi institution bentuk

pengembangan Desa Wisata Sukarara dilakukan dengan sangat baik

dimana masyarakat sebagai pengelola dan penerima manfaat bersaman

dengan pemerintah desa telah memiliki kerjasama yang sangat baik

dalam pengelolaan Desa Sukarara menjadi Desa Wisata yang berpotensi

besar di bidang pariwisata dengan destinasi kerajinan Songket sebagai

objek wisata utamanya. Dilihat dari bentuk-bentuk pengembangan yang

terdiri dari beberapa komponen pengembangan tersebut, Desa Wisata

Sukarara diharapkan mampu menjadi salah satu desa wisata yang mampu

memberdayakan masyarakat lokalnya dengan tingkat perekonomian

masyarakat yang lebih tinggi.

2. Dampak Pengembangan Desa Wisata Sukarara terhadap Ekonomi

Masyarakat lokal adalah memiliki dampak positif dan tidak berdampak.

Dampak positif yang terjadi akibat pengembangan Desa Wisata Sukarara

pada aspek ekonomi masyarakat lokal diantaranya Pertama

meningkatnya pendapatan masyarakat dari adanya objek wisata baru dan

perbaikan aksesibilitas desa menyebabkan meningkatnya para wisatawan

yang berkunjung ke Desa Sukarara untuk membeli produk lokal hasil

produksi masyarakat termasuk hasil kerajinan tenun dari masyarakat.

Kedua, meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat lokal, dimana

dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung memberikan peluang

usaha bagi masyarakat, dan mendirikan usaha-usaha baru yang kemudian

mampu menyerap tenaga kerja dan kesempatan kerjapun meningkat.

Page 102: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

88

Ketiga dari segi kepemilikan dan kontrol oleh masyarakat, dimana

masyarakat bisa memanfaatkan segala aktivitas dan fasilitas yang

disediakan oleh desa, karena kepemilikan dan kontrol Desa Wisata

Sukarara sepenuhnya masih milik masyarakat lokal. Sedangkan dari segi

perubahan harga, pengembangan Desa Wisata Sukarara tidak berdampak

terhadap harga beli masyarakat lokal, namun sebaliknya berdampak

positif terhadap harga jual produk lokal dari masyarakat yang kemudian

menambah penghasilan dari masyarakat. Dan dari segi pendapatan

Pemerintah, pengembangan Desa Wisata Sukarara tidak berdampak

positif ataupun berdampak negatif, disebabkan adanya pengembangan

Desa Wisata Sukarara ternyata tidak miliki kontribusi langsung terhadap

pendapatan masyarakat.

B. Saran

1. Bagi semua pengelola, termasuk pokdarwis, masyarakat dan pemerintah

lebih memperhatikan proses pengembangan Desa Wisata Sukarara untuk

terus berkembang dan meningkat dengan memperhatikan kekurangan

fasilitas penunjang dan pendukung, serta fasilitas umum dari

pengembangan Desa Wisata Sukarara.

2. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat lokal selaku

pengelola objek wisata di Desa Sukarara supaya lebih diberdayakan.

3. Pemerintah dan masyarakat terus tetap menjaga hubungan dan kerjasama

yang baik lagi dalam pengelolaan objek Desa Wisata Sukarara, agar bisa

lebih maju lagi.

Page 103: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

89

4. Kepada pemerintah sebagai pemilik kewenangan dan kebijakan untuk

lebih berusaha memasarkan dan mempromosikan Desa Wisata Sukarara,

baik secara langsung maupun tidak langsung.

5. Peneliti menyadari bahwa hasil penenlitian ini masih jauh dari

kesempurnaan dan bagi peneliti yang akan datang, semoga hasil

penelitian ini bisa bermanfaat untuk dijadikan refrensi dan tentunya

masih terbuka kesempatan untuk melakukan penelitian yang sama

dengan tujuan yang berbeda yang lebih mendalam lagi.

Page 104: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

90

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata. 2018. Islam dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta:prenadamedia group. Abdur Rahim.2013. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa

Wisata ( Studi di Desa Wisata Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, DIY), Yogyakarta : Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Ajat Rukajat. 2018. Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research

Approach). Yogyakarta:Deepublish. Albi Anggito & Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa

Barat:CV Jejak. Andjar Prasetyo. 2018. Muhammad Zaenal Arifin. Pengelolaan Destinasi Wisata

yang Bekelanjutan dengan Sistem Indikator Pariwisata. Jakarta:Indocamp. Ayuni Purnama Safitri. 2019. Pengaruh Motif Khas Kain Tenun Tradisional

Subahnale Terhadap Harga Jual di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Mataram : skripsi.UIN Mataram.

Bambang Supriadi & Nanny Roedjinandari. 2017. Perencanaan Dan

Pengembangan Destinasi Pariwisata. Semarang:Universitas Negeri Malang.

Djam’an Satori & Komariah. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta. Erlin Damayanti. dkk. Strategi Capacity Building Pemerintah Desa dalam

Pengembangan Potensi Kampoeng Ekowisata Berbasis Masyarakat Lokal (Studi di Kampoeng Ekowisata, Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang). Malang: Jurnal Administrasi Publik ( JAP) VOL. 2, NO. 3, Universitas Brawijaya.

Ferryal Abadi. 2019. Pengembangan Organisasi Strategi Mengoptimalkan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:Pohon Cahaya.

Gusti Bagus Rai Utama. 2012. Pengantar Industri Pariwisata. Yogyakarta :Deepublish.

Hadiwijoyo. Suryo Sakti. 2012. Perencanaan pariwisata Pedesaan Berbasis

Masyarakat (Sebuah Pendekatan Konsep). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 105: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

91

Hariyanto. O.I.B. 2016. Destinasi Wisata Budaya Dan Religi di Cirebon. Http://Ejournal.Bsi.Ac.Id/Ejurnal/Index.Php/Ecodemica. Jurnal Vol. 4 No. 2.

I Gde Pitana. I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta:

Andi. I Gede Pitana & Putu Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi Joko Subagio. 1999. Metodologi Penelitian Dalam Teori dan Praktik.

Jakarta:Rieneka Cipta. Juliansyah Noor. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta:Prenadamedia Group. Khusnul Khotimah Wilopo. Luchman Hakim. 2017. Jurnal Administrasi Bisnis

(JAB).Vol.4.No.1 Januari 2017. Administrasibisnis.studentjournal.uc.ac.id.

Lexi J. Meleong. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja

Rosdakarya. Mardi Yatmo Hutomo.2000.Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang

Ekonomi.Yogyakarta:Adiyana Press Mill. Robert Christie. 2000. Tourism The International Business penerjemah Tri

Budi Sastrio. Jakarta Utara : PT RajaGrafindo Persada. Moh. Nazir. 2011. Metode Penelitian.Bogor: Ghalia Indonesia. Muljadi A.J. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta : PT. RajaGrafindo

Persada. Nurdiyansah. 2014. Peluang Dan Tantangan Pariwisata Indonesia.

Bandung:Alfabeta. Rani Puspita Anggraeni. 2018. Dampak Pengembangan Industri Pariwisata

Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat Sekitar (Studi Di Pantai Embe Desa Merak Belantung Kalianda Lampung Selatan). Bandar Lampung: Skripsi. Universitas Lampung.

Riza Arizona. 2018. Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap

Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Ekonomi Islam Studi Pada Objek Wisata Pantai Sari Ringgung, Desa Sidodadi, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran. Lampung: Skripsi, UIN Raden Intan.

Page 106: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

92

Sri Handayani. 2018. Peran dan Prospek Pengembangan Wisata Edukasi dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa Setanggor Kecamatan Praya Barat Perspektif Ekonomi Islam. Mataram: Skripsi.UIN Mataram.

Suharsimi Arikunto. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Praktik. Jakarta: Bina

Aksara. Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta. Sugiyono. 2014. Metode Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Praktik. Jakarta: Bina Aksara. Sunaryo. Bambang. 2013.Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep

Dan Aplikasinya Di Indonesia.Yogyakarta: Gava Media. Suwena. I Ketut & Widyatmaja. I Gst Ngr. 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu

Pariwisata.Bali:Udayana University Press. Yohanes Sulistyadi.dkk. 2019. Periwisata Berkelanjutan Dalam Perspektif

Pariwisata Budaya Di Taman Hutan Raya Banten. Ponorogo:Uwais Inspirasi Indonesia.

Page 107: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

93

BUNCALANG

BUNPUTRI

BATU

ENTEK

BURHANA

BLONG LAUQ

BLONG

DAYE

DASAN BARU

BUNSAMBANG

LENDAN

G KETANGGE

BUNMUDRAK

KUBUR JARAN

BUNMANGGUNG

DASAN DUAH

DASAN PAL

U

S

PUYUNG NYEROT LABULIE

UNGGA

PRAYA BARAT

DAYA

Dam

BTTlis

PETA DESA SUKARARA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Peta Desa Sukarara

Lampiran 2 : Dokumentasi Penelitian di Lapangan

Page 108: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

94

Foto 1 : Acara Festival Begawe Jelo Nyensek

Foto 2 : Belajar Nyesek di acara Festival Begawe Jelo Nyensek

Page 109: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

95

Foto 3 : Mewawancarai para Pengerajin/Penenun

Foto 4 : Dokumentasi Ngendang di acara festival begawe jelo Nyensek

Foto 5 : Mewancarai pemilik Artshop/Pengusaha

Page 110: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

96

Foto 6 : Mewawancarai masyarakat desa

Foto 7 : Mewawancarai Pengerajin/Penenun

Foto 8 : Mewancarai Mayarakat Desa Sukarara di Dusun Ketangge

Page 111: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

97

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara

1. Bagaimana sejarah Desa Sukarara ?

2. Apa mata pencaharian utama masyarakat Desa Sukarara?

3. Berapa banyak objek wisata yang ada di Desa Sukarara?

4. Apa objek wisata utama yang ditawarkan?

5. Bagaimana bentuk-bentuk pengembangan Desa Wisata Sukarara yang telah

dilakukan sampai saat ini?

6. Bagaimana pendapat masyarakat tentang desa wisata yang sedang berkembang di

desanya?

7. Bagaimana sikap masyarakat dalam melihat peluang untuk meningkatkan

ekonomi dengan adanya desa wisata Sukarara?

8. Bagaimana pendapatan masyarakat, tingkat kesempatan kerja, pendapatan

pemerintah, kontrol dan kepemilikan ekonomi, dan perubahan harga dari adanya

pengembangan desa wisata di Desa Sukarara?

9. Apa harapan masyarakat untuk Desa Wisata Sukarara kedepannya?

10. Bagimana langkah pemerintah untuk kemajuan desa wisata Sukarara untuk

kedepannya?

Page 112: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

98

Lampiran 5: Daftar Informan

No. Nama Profesi/Jabatan 1. Mamiq Erna Tokoh Adat 2. Sunardi Kepada Dusun Ketangge 3. Oktaviandi Kasi Pemerintahan Desa Sukarara 4. M. Isnan Abdillah Kaur Kesra Desa Sukarara 5. Sukayandi Kaur Umum Desa Sukarara 6. Samsul Bahri Pengusaha/Pemilik Artshop 7. Nyuliana Pengusaha/Pemilik Artshop 8. Wulan Pengusaha/Pemilik Artshop 9. Misaim Pengerajin/penenun 10. Sairah Pengerajin/penenun 11. Tutik Pengerajin/penenun 12. Sri Hartini Pengerajin/penenun 13. Kezya Pemilik Salon 14. Simin Pengerajin/penenun 15. Tini Pengerajin/penenun 16. Rianep Pengerajin/penenun 17. Inaq Asim Pengerajin/penenun 18. Mariati Pengerajin/penenun 19. Leli Rahmayanti Pengerajin/penenun 20. Seneng Pengerajin/penenun 21. Sarah Pengerajin/penenun 22. Inaq Nasih Pengerajin/penenun 23. Jumardi Tour Guide 24. Amaq Salem Petani 25. Amaq Usup Petani

Page 113: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

99

Page 114: DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKARARA …

100