Dampak Pemberian Berbagai Dosis Keracunan …...ABSTRAK TOG1 HAMONANGAN SINAGA, BIO 95577. Dampak...
Transcript of Dampak Pemberian Berbagai Dosis Keracunan …...ABSTRAK TOG1 HAMONANGAN SINAGA, BIO 95577. Dampak...
DAMPAK PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS
KERACUNAN ASAM JENGKOLAT
PADA SISTIM PERKEMIHAN MARMUT
(Cavia porcellus)
Oleh
TOG1 HAMBNANGAN SINAGA
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002
ABSTRAK
TOG1 HAMONANGAN SINAGA, BIO 95577. Dampak Pember ian
Berbagai Dosis Keracunan Asam Jengkola t P a d a Sistim
Perkemihan Marmut (Cavia porcellus). Dibawah bimbingan
Djokowoerjo Sas t rad ipradja , Mar ia Bintang, Tonny Ungerer (t), Bambang Pontjo Priosoeryanto dan Husein Alatas.
Buah jengkol (Pathecellobiurn lobaturn), merupakan makanan
kegemaran yang populer bagi sekelompok masyarakat tertentu di Jawa,
Sumatra dan Sulawesi. Telah juga diketahui buah ini dapat
menimbulkan keracunan , tetapi ternyata tidak mengurangi minat
penggemarnya. Asam jengkolat yang terkandung dalam buahnya,
ditengarai menjadi sumber penyebab dari keracunan. Sebagian besar
korbannya anak-anak usia 4-12 tahun, terutama laki-laki, dan sering
korban keracunan ini dibawa berobat daIam keadaan sakit yang serius.
Sebenarnya mudah untuk mendiagnosa keracunan ini, yaitu
sesudah makan satu atau lebih buah jengkol, penderita mengeluh
pusing, mual sampai muntah, sakit perut, a ir kemih berkurang sampai
berhenti total dan adakalanya menceritakan adanya darah dalam air
kemih. Mulut, kencing dan hawa napas berbau jengkol.
Patogenesis keracunan ini beium terungkap secara jelas, tetapi
para klinisi sepakat bahwa keracunan jengkol terjadi karena sumbatan
air kemih oleh kristal asam jengkolat, begi:u juga dengan perdarahan
yang diyakini akibat goresan dinding saluran oleh kristal yang tajam.
Belakangan ini telah diketahui bahwa dalam tumbuhan tertentu
seperti Mimosa pudica, terdapat enzim liase (S-alkyl cysteine lyase)
yang dapat rnendekomposisi asam jengkolat dan metabolitnya antara
lain C S 2 , yang bersifat toksis untuk serangga dan manusia.
6 . Glomerulus tidak mengalami kerusakan berarti, dan fungsi
filtrasinya tidak terganggu.
7 . Asam jengkolat dan/atau metabolitnya, bertanggung jawab dalam
menimbulkan berbagai masalah toksis pada ginjal dan saluran
kemih.
8. Kerusakan yang sebenarnya, terdapat pada daerah kortek ginjal,
terutama pada tubulus kortikal dan jaringan interstitialnya
maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Secara ekperimental, pemberian asam jengkolat dengan dosis
keracunan manusia, dapat menimbulican gejala keracunan pada
marmut (Cavia poreellus), dengan gejala utamanya hematuria.
b. Pembentukan gumpalan kristal yang memungkinkan terhambatnya
aiiran kemih, tidak ditemukan pada model marmut percobaan.
c. Bahwa pada masalah keracunan jengkol, kerusakan diakibatkan
sifat toksisitas dari asam jengkolat dan/atau metabolitnya.
d. Munculnya hematuria pada urin pemakan jengkol, dapat dipakai
sebagai parameter pokok bahwa telah terjadi peristiwa keracunan
jengkol.
Kata kunci : asam jengkolat, keracunan, kristal, bahan toksik, dan
hematuria
ABSTRACT
TOG1 HAMONANGAN SINAGA, BIO 95577. T h e Effect of Severa l
Human Intoxication Dosages of Djenkvlic ac id on the Ur ina ry
system of guinea pig (Cavia porcellus). Under t h e supervision of
Djokowoerjo Sas t rsd ipradja , M a r i a Bintang, Tonny Ungerer (t), Bambang Pontjo Priosoeryanto a n d Husein Ala tas
Djenkol beans (Pithecellobiuni Eobatum) are considered a
delicacy by certain groups of people on Java, Sumatra and Sulawesi.
The bean is known t o make djenkolic intoxication, but this fact does
not restrain people from consuming it. The intoxication is caused by
djenkolic acid which is found in fresh djenkol. Most of the victims are
children, especially males between the ages of 4 to 12 y demonstrating '
serious illness.
Actually, it is relatively easy to diagnose the intoxication,
' because after eating one or some djenkol beans,-the victim feels dizzy,
nauseous with a tendency of vomitting, abdominal pain, sometimes
there is blood in t h e urine, and urinary volume is decreased. Breath
from the mouth, urine and perspiration smell djenkolic.
The pathogenesis of this intoxication has not been described
precisely, but clinicians agreed that djenkolic intoxication is due to the
obstruction of the urinary tract by djenkolic acid crystals, and also, the
bleeding is attributed to the sharpness of the crystals.
It has been reported recently that a lyase enzyme (S-alkyl
cysteine lyase) is found in plants, namely Mimosa pudica which
metabolized djenkolic acid yielding products toxic to insects and
humans.
The process of djenkolic intoxication proceeds rapidly. Based on
the above mentioned facts, the agreed idea that the intoxication is
caused by urinary obstruction due to djenkolic acid crystals is stilt
questionized. Histopatological examination on renal biopsy shows that
there are some fcrcal necrosis in cortical areas and glomerulus seems
intact, meaning that these damages are not caused by the crystals.
In the present study, 80 male guinea pigs were used. Fifty guinea
pigs were devided into 5 groups of 10 animals each which received
djenkolic acid solution a t 0 , 1, 4, 8, and 14 unit human toxic dose,
respectively. One toxic dose referred to a male child (age 4 t o 12 y) of
15 kg body weight suffering djenkolic intoxication after consuming 2
djenkol beans. In these guinea pigs, urine characteristics and
pathology-anatomical studies on kidney, ureter, and bladder were
conducted. The other 30 guinea pigs were used to determine the
creatinin clearance with the five different dosages.
The results of this study show that :
1. Obstruction due to djenkolic acid crystals is not a primary cause of
djenkolic acid intoxication.
2. The pH of urine becomes more acidic following administration of
djenkoIic acid.
3. The damage of the wafI of the ureter and urinary bladder is not the
cause of hematuria
4. There are no changes of the morphology of erythrocyte found in
urine
5. Histopatologicaf changes of the upper segment, are more dominant
than those of the lower segment of the urinary tract.
6. Glomerulus seems intact and its function is normal
7. The toxicity of djenkolic acid andlor i ts metabolite are likely
responsible for the pathological changes of the kidney and urinary
tract.
8. The majority of the damages occur i n the cortical area, especially
cortical tubule3 and cortical interstitial tissues.
Overall conclusion of t h ~ s study are:
a. Human djenkolic acid intoxication dosages performed
experimentally on guinea pigs, revealed that the main symptom is
hematuriz.
b. Clogging of crystals that \~;ciuId obstruct urinary flow, could not be
found in this guinea pig experimental model.
c. Based on the observed results, the damage on kidney and urinary
tract is likely caused by the toxic features of djenkolic acid and/or
i ts metabolites.
Key words: Djenkolic acid, intoxication, crystal, toxic substance and
hematuria
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini; saya menyatakan bahwa DISERTASI yang berjudul
Dampak pemberian berbagai dosis
keracunan asam jengkolat
pada sistim perkemihan marmut
(Cavia porcellus).
AdaIah benar karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.
Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan .
secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya
Bogor, Januari 7002
Nrp. 95577 / Bio
DAMPAK PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS KERACUNAN
ASAM JENGKOLAT
PADA SISTIM PERKEMIHAN MARMUT
(Cavia porcellus)
Oieh
TOG1 HAMONANGAN SINAGA
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
DOKTOR
pada
Program Studi Biologi
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002
Judul Disertasi : DAMPAK PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS
KERACUNAN ASAM JENGKOLAT
PADA SISTIM PERKEMIHAN MARMUT
Nama
NRP
( @via porcellus)
: TOG1 HAMONANGAN SINAGA
: 95577
Program Studi : Biologi
u\- / Prof.Dr.Drh. Diokowoerio Sastradiwradia
- Ketua
Prof.Dr.Drh. Maria Bintang. MS. Prof Dr.Drh. Tonnv Ungerer
Anggota Anggota
Drh. ~ambd6.g Pontio P.- MS..Ph.D. ProEdr. Husein Alatas. DSAK.
Anggota Anggota
2 . Ketua Program Studi Biologi gram Pasca Sarjana
+z -==-
lr I r ~ e d ~ ~ ~ u r ~ i d i , ~ . ~ ~ ~
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Mataram/Lombok, tanggal 08 Februari 1944
dari Ayahanda Alm. Christian Hoemala Pordangolan Sinaga, Guru
Sekolah Dasar, dan Ibunda Camsia Loemban Tobing, Ibu Rumah
Tangga. Penulis merupakan anak keempat dari lima orang anak
bersaudara, 2 laki-laki dan 3 perempuan.
Sekolah Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah Menengah Atas bagian B, diselesaikan di kota
Semarang, Jawa Tengah. Sekolah Kedokteran TJmum diselesaikan di
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Jakarta. Tahun
1985, penulis nlenyeiesaikan studi Magister Sain di Program Pasca
Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor, dan mulai tahun 1995,
menempuh Program Doktor di Program Studi Biologi, Pasca Sarjana
Institut Pertanian Bogor..
Dari perkawinan dengan Husny Eristen Simanjuntak, penulis
- dikaruniai 3 orang anak. Yang pertama. anak laki-laki, Ellery Jesaya
Hasudungan, lahir pada tahun 1982. Yang kedua, lahir pada tahun
1984, seorang anak perempuan bernama Steffany Karina, dan yang
ketiga lahir pada tahun 1988, seorang anak laki-laki, Lothar Yani
Markus.
Sejak tahun 1976, penulis bekerja sebagai tenaga pengajar tetap
di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Indonesia, Jakarta, sampai dengan saat ini.
PRAKATA
Suatu karunia yang sangat besar dan Puji Syukur pada Allah
Bapa, Rohuf Kudus, dan Jesus Kristus, AnakNya Yang Tunggal, bahwa
saya diberi kesempatan memulai dan menyelesaikan Studi Doktor di
Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor ini.
Pertama-tama saya ucapkan rasa hormat dan terima kasih
sedalam-dalamnya pada para pembimbing saya, Prof. Dr. Djokowoerjo
Sastradipradja, sebagai Ketua, pada Prof. Dr.Drh. Maria Bintang, MS.,
pada Almarhum Prof. Dr. Tonny Ungerer, pada Drh. Bambang Pontjo
Priosoeryanto, MS., Ph.D., dan juga pada Prof. dr. Husein Alatas,
DSAK., sebagai Anggota, yang dengan sabar menuntun saya daiam
rnenyelesaikan studi. Juga yang tidak mungkin saya lupakan, adalah
keharuan yang mendalam pada Ketua Pembimbing awal saya,
Almarhum Prof. Dr. Soewondo Djojosoebagio, sebagai sponsor awal
dan selalu menyuntikkan semangat juang saat saya memulai
. pendidikan, serta para anggota pembimbing awal lainnya, Dr.Drh.
A.Maad Wirawidjaja, Dr.Ir. A.Ansori Mattjik, Dr. dr. Santoso Cornain,
dan Dr.Drh. Heru Setijanto.
Rasa hormat dan terima kasih kepada Direktur Program Pasca
Sarjana, dan Ketua Program Studi Biologi Fakultas Pasca Sarjana
Institut Pertanian Bogor, yang tetap memberikan kesempatan pada saya
untuk menyelesaikan studi doktor ini.
Rasa syukur dar_ terima kasih sedalam-dalamnya pada Rektor
Universitas Kristen Indonesia, dan pada Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia, yang tetap memberikan kesempatan
seluas-luasnya pada saya untuk menyelesaikan studi ini, juga pada
Yayasan Universitas Kristen Indonesia yang telah mendukung
pendanaan untuk pengambilan studi doktor saya.
Ucapan terima kasih setulus-tulusnya pada Kepala Bagian dan
seluruh Staf di Laboratorium Ilmu Faal Fakultas Kedokteran
U n i v e r ~ i t a s Kristen Indonesia, yang telah bercapai lelah mengambil
alih seiuruh kewajiban saya untuk mengajar. sehingga program
pendidikan mahasiswa untuk mata ajaran Ilmu Faal te tap berlangsung
dengan baik.
Terima kasih yang tidak terhingga saya ucapkan pada seluruh
Staf Laboratorium Kimia FMIPA-IPB, khususnya pada Saudari Iis dan
Saudari Merry Simangunsong yang selalu mengulurkan bantuannya,
pada seluruh Staf dibagian Laboratorium Patologi FKH-IPB, khususnya
Saudara Kasnadi. Juga pada seluruh Staf di Laboratorium Patologi
Klinik Rumah Sakit Umum Fakultas Kedokteran Univers~tas Krlsten
Indonesia, Jakarta.
Demikian juga saya sampaikan ucapan terima kasih dan rasa
hormat pada Saudara Ridwan dan Saudara Dedi Noviendri, mahasiswa
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB,
atas bantuan sukarela dan kerjasamanya.
Disamping itu, pada Ibunda Tersayang, Abang, Kakak, dan Adik
tercinta, juga pada Bapak dan Ibu Mertua, dan saudara ipar saya,
bantuan dan dukungan kalian semua sungguh tidak ternilai. Puji syukur
pada Tuhan, karena berkat doa yang telah kalian panjatkanlah, studi
saya dapat terselesaikan.
Dan pada akhirnya, ucapan terima kasih dan salam sayang, saya
sampaikan pada istri tercinta, Husny Eristen Simanjuntak, dan pada
ketiga anak saya, Ellery Jesaya Hasudungan, Steffany Karina dan
Lothar Yani Markus. Sungguh luar biasa beban keprihatinan dan beban
hidup yang telah kalian pikul selama papa menjalankan studi doktor,
begitu juga doa-doa yang berhari-hari kalian panjatkan pada Bapa di
Surga, sehingga papa tetap mampu berdlri tegar dan bersemangat, terus
maju menyelesaikan studi papa untuk mempersembahkan gelar doktor
ini pada almamater dan kepada kalian.
Bapaku di .Surga, Rohul Kudus, dan Jesus Kristus Juru
Seiamatku, saya hanya dapat menundukkan kepala dan hanya mampu
mengucapkan tefima kasih. Berkatilah mereka yang menyayangi,
membantu dan menolong saya.
Haleluya, Arnin.
Jakarta. Januari 2002
To ',. monangan Sinaga ;kii"l-
... X l l l
DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................... xiv
............................................................ DAFTAR GAMBAR xv
......................................................... DAFTAR LAMPIRAN xv i
I . PENDAHULUAN
1 1 . Latarbelakang .............................................................. 01
1.2. Kerangka pemikiran ..................................................... 03
1.3. Perumusan masalah ..................................................... 04 . .
1.4. Tujuan penelltian ......................................................... 05
1.5. Hipotesis ..................................................................... 05
I1 . TINJAUAN PUSTAKA
................................................................ 2.1. Buah jengkol
2.1. Keracunan jengkol ....................................................... ............................................................ 2.3. Asam jengkolat
................................................. 2.4. Kristal asam jengkolat
........................................................ 2.5. Sistim perkemihan
2.6. Asam jengkolat dalam tubuh ......................................... ........... 2.7. Konsentrasi asam jengkolat didaerah kortek ginjal
2.8. Bahan ikutan lain dalam buah jengkol ............................. 2.9. Keadaan dalam ginjal ...................................................
2.10. Tubulus nekrosis akut .................................................. 2.11. Hematuria pada keracunan jengkol ................................
2.12. Keluhan pada keracunan jengkol ................................... 2.13. Fungsi filtrasi dan reabsorpsi .......................................
...................................................... 2.14. Perubahan pH urin
.......................... 2.15. Upaya mengurangi daya racun jengkol
.............................. 2.16. Penangguladgan keracunan j engkol
................................ 2.17. Kematian pada keracunan jengkol
................................ 2.18. Prognosis pada keracunan jengkol
2.19. CS2 sebagai produk perubahan asam jengkolat ..............
I1I.METODE KERJA
3.1. Waktu dan tempat penelitian .................................... 3.2. Bahan dan alat .........................................................
3.3. Tahapan kerja ..........................................................
3.3.1. Pemurnian asam jengkolat ...............................
3.3.2. Pengujian hasil pemurnian ...............................
3.3.2. 1 . Uji Ninhydrin .............................................. . .
3.3.2.2. Uji Belerang . ................................................ 3.3.2.3. Uji Kromatografi Lapis Tipis ........................
3.3.2.4. Uji kelarutan dalam air .................................
3.3.3. Persiapan hewan coba ........................................
.......................... 3.3.4. Penentuan satu dosis keracunan
3.3.5. Rancangan percobaan ........................................... ................................... 3.3.6. Pemeriksaan histopatologi
................................. 3.3.7. Pemeriksaan fungsi filtrasi
.................................................. 3.3.8. Penentuan LD50
. 3.3.9. Uji toksisitas pada larva udang A salina .............. . .
3.3.10. Pengu j~an hasil ...................................................
IV . HASIL
........................................ 4.1: Ekstraksi asam jengkolat
.............................. 4.2. Penentuan sa tu dosis keracunan
............ 4.3. Pemeriksaan umum terhadap 50 ekor marmut
............................................................... 4.3.1. Bakteri
...................................................... 4.3.2. Kristal amorf
.................................................... 4.3.3. Kristal jengkol
........................................................... 4.3.4. Hematuria
.......................................................... 4.3.5. Warna urin
............................................... 4.4. Pemeriksaan pH urin
................................. 4.5. Pemeriksaan patologi-anatomi
4.5.1. Hasil uji statistik pada glomerulus ..................
........... 4.5.2. Hasil uji statistik pada daerah kortikal
.......... 4.5.3. Hasil uji statistik pada daerah medular
....................... 4.5.4. Hasil uji statistik pada ureter
4.5.5. Hasil uji statistik pada vesika urinaria ............
4.5.6. Rangkuman hasil pemeriksaan P.A. ................ 4.6. Hasil pemeriksaan fungsi filtrasi .............................
..................................... .......-. 4.7. Pemeriksaan LD50 .... 4.8. Hasil uji . toksisitas pada larva udang ........................ 4.9. Pemeriksaan secara kasat mata ................................
V . PEMBAHASAN
5.1. Hasil ekstraksi ......................................................
.......................................... 5.2. Munculnya bau jengkol
5.3. Keluhan mual dan muntah dan sikap pengobatan ...... .............................................. 5.4. Pernbentukan kristal
5.5. Keluarnya darah dari pembuluh darah ..................... 5.6. Lokasi pokok kerusakan ........................................
5.7. Fongsi filtrasi glomerulus ...................................... 5.8 . Perubahan pH urin ................................................
5 .9 . Tubulus nekrosis akut ........................................... 5.10. Kolik dan rasa nyeri lainnya ................................
................................................ 5.11. Munculnya anuria
5.12. Faktor individual ................................................ 5.13. Metabolit asam jengkolat ....................................
. . 5.14. UJI toksisitas ..................................................... ........................................................ 5.15. Glomerulus
................................................. 5.16. Tubulus kortikal
................................................. 5.17. Tubulus meduler
5.18. Jaringan interstitial ............................................. 5.19. Ureter dan vesika urinaria .................................... 5.20. Rangkuman umum hasil pemeriksaan .....................
............................................... 5 . 2 1 . Tentang pulih asal
VI . KESIMPULAN ...........................................................
....................................................................... VII . SARAN 115
VIII . DAFTAR PUSTAKA ................................................. 116
IX . LAMPIRAN .................................................................. 122
DAFTAR TABEL
No Halaman
0 1 . Komposisi bahan dalam buah jengkol ..............................
02 . Lama waktu munculnya keluhan .....................................
................................................. . 0 3 Keadaan yang ditemukan
04 . Jenis kelamin pasien keracunan .....................................
05 Usia pasien keracunan jengkol pada anak .......................
06 . Perkiraan kebutuhan asam amino ....................................
07 . Kristal asam jengkolat di urin ........................................
08 . Frekuensi dari hematuria ................................................
09 . Kapan muncul keluhan ..................................................
10 . Berbagai catatan kematian ............................................. . 1 1 . Cara pemberian nilai untuk glomerulus ...........................
12 . Cara pemberian nilai untuk kortek ginjal .........................
1 3 . Cara pemberian nilai untuk medula ginjal .......................
14 . Cara pemberian nilai untuk ureter .................................. 57
15 . Cara pemberian nilai untuk vesika urinaria ..................... 16 . Hasil ekstraksi buah jengkol ..........................................
1 7 . Hasil pemeriksaan pH urin ............................................ 18 . Jumlah poin masalah histopatologi ................................
19 . ANOVA, Tes Duncan untuk glomerulus ..........................
20 . ANOVA, Tes Duncan untuk daerah kortikal ...................
2 1 . ANOVA. Tes Duncan untuk daerah meduler ................... 22 . ANOVA. Tes Duncan untuk ureter ................................. 23 . ANOVA . Tes Duncan untuk vesika urinaria ....................
24 . Rangkuman pemeriksaan patologi-anatomi ..................... 8 1
25 . Pemeriksaan klirens kreatinin ....................................... 83
26 . ANOVA. Tes Duncan untuk klirens kreatinin .................. 84
27 . Hasil pemeriksaan LD50 ............................................... 86
28 . Uji toksisitas pada larva udang ...................................... 87
29 . Munculnya bau jengkol setelah pencekokan ..................... 89
DAFTAR GAMBAR
Halaman
0 1 . Rumus bangun asam jengkolat .......................................... 0 8
02 . Bentuk kristal asam jengkolat ......................................... 21
03 . Anatomi sistim perkemihan ................................................ 24
04 . Kefron fungsionil .......................................................... 25
05 . Glomerulus dan susunan membrannya ............................. 06 . Badan podosit dan penjulurannya ....................................
07 . Mekanisme kerja podosit ................................................
08 . Perubahan pH urin rata-rata ............................................
09 . Foto mikroskopik glomerulus .......................................... 10 . Foto mikroskopik daerah kortikal ...................................
11 . Foto mikroskopik daerah meduler ...................................
12 . Foto mikroskopik ureter .................................................
13 . Foto mikroskopik vesika urinaria .................................... 14 . Skema progresifitas kerusakan ginjal ...............................
15 . Patofisiologi mekanisme gaga1 ginjal akut .......................