Dampak Negatif Wireless

20
DAMPAK NEGATIF WIRELESS Makalah Disusun oleh: - Adam Born Flores U. P. S. - Florince - Hiefernido - Leonardo - Rida Lidyawati - Rio Wijaya

description

Tugas

Transcript of Dampak Negatif Wireless

DAMPAK NEGATIF

DAMPAK NEGATIF WIRELESSMakalahDisusun oleh:

Adam Born Flores U. P. S.

Florince

Hiefernido

Leonardo

Rida Lidyawati

Rio Wijaya

SMA FRANSISKUS BANDARLAMPUNG

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap hari, manusia berkomunikasi satu sama lain. Pada zaman dahulu, manusia hanya dapat berkomunikasi dengan manusia lain secara langsung saja, yaitu bertatapan muka. Tetapi saat ini, tanpa berdekatan dan bertatapan muka pun manusia sudah bisa berkomunikasi satu sama lain.Apakah yang menyebabkan manusia dapat berkomunikasi satu sama lain tanpa bertatapan muka? Manusia dapat berkomunikasi jarak jauh dikarenakan adanya alat-alat komunikasi yang digunakan, seperti televisi, telepon, radio, ataupun komputer.

Tetapi apakah kita sudah dapat berkomunikasi hanya dengan telepon? Bila dua buah telepon yang letaknya berjauhan dan tidak berhubungan kita pakai untuk berkomunikasi, maka kita tidak akan pernah mendapatkan komunikasi di dalamnya. Kedua telepon itu harus kita hubungkan terlebih dahulu. Begitu pula ketika kita hendak mendengarkan siaran radio, kita memerlukan alat untuk menangkap siaran tersebut.Alat yang dapat menghubungkan suatu alat komunikasi ke alat komunikasi lainnya disebut jaringan. Ada beberapa jaringan yang digunakan dalam bidang telekomunikasi, yaitu wireline, satelit, modem, dan wireless.Wireline merupakan jaringan komunikasi yang menggunakan kabel. Contoh dari jaringan wireline ini adalah telepon di rumah kita yang biasa kita gunakan yang diproduksi oleh PT Telkom.

Satelit merupakan jaringan komunikasi yang berfungsi sebagai pemancar, penerima, dan penguat gelombang. Sistem telekomunikasi ini menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengirim datanya. Biasanya satelit ditempatkan di luar angkasa. Hampir seluruh telekomunikasi menggunakan satelit sebagai jaringan utamanya.

Modem merupakan kependekan dari modulator demodulator. Modem berfungsi mentransfer data dari bentuk data komputer menjadi data dalam bentuk elektromagnetik.

Dan yang terakhir adalah wireless. Wireless merupakan sebuah jaringan yang mirip dengan wireline. Bedanya, wireless tidak menggunakan kabel (nirkabel). Wireless adalah jaringan komunikasi yang menggunakan gelombang radio/ frekuensi tertentu yang berfungsi sebagai pengantar informasi. Jaringan komunikasi ini menggunakan alat pemancar, penguat, dan penerima gelombang yang berisi data tersebut.Karena menggunakan gelombang radio, ada beberapa dampak yang ditimbulkan oleh gelombang radio tersebut. Pada makalah ini, kelompok kami akan membahas mengenai dampak negative yang dapat ditimbulkan oleh jaringan tanpa kabel itu.

BAB IIRUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai dampak negatif jaringan telekomunikasi bagi kesehatan. Yang akan kami bahas secara detail adalah jaringan telekomunikasi yang menggunakan gelombang radio dalam sambungannya. Jaringan telekomunikasi yang menggunakan gelombang radio tersebut dinamakan wireless.

Yang termasuk dalam jaringan telekomunikasi wireless ini adalah wi-fi, telepon seluler, dan alat-alat komunikasi lainnya yang tidak menngunakan kabel. Kami akan memaparkan secara khusus dampak buruk dari penggunaan telepon seluler dan penggunaan wi-fi (wireless fidelity). Kami juga akan menghadirkan beberapa penelitian yang dilakukan para ahli mengenai dampak negatif dari gelombang radio tersebut.BAB IIIPEMBAHASAN

Akhir-akhir ini kita sudah sering mendengar mengenai dampak buruk terlalu sering menggunakan telepon seluler untuk berkomunikasi dalam waktu yang lama. Terkadang kita juga merasakannya ketika kita bertelepon dengan teman kita menggunakan telepon seluler dalam waktu yang cukup lama.

Secara umum dampak negatif dari gelombang radio yang dipancarkan itu adalah sbb.

1. Radiasi gelombang radio dapat menimbulkan induksi elektromagnetik. Induksi elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya gaya gerak listrik induksi dan arus induksi akibat adanya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet.

2. Induksi gelombang elektromagnetik dapat mempengaruhi ion positif dan ion negatif di sekeliling pancaran radiasinya.3. Di dalam tubuh manusia, terkandung ion-ion yang bermuatan negatif maupun positif.

4. Ion negatif dan positif di dalam tubuh terjadi keseimbangan apabila tidak mendapat pengaruh terutama dari radiasi gelombang elektromagnetik.

5. Apabila pengaruh radiasi tersebut melebihi batas ambang yang dapat diterima oleh tubuh manusia, maka akan terjadi ketidakseimbangan ion di dalam tubuh manusia yang akan berakibat pada terganggunya fungsi-fungsi organ tubuh atau metabolisme dalam tubuh manusia.

6. Apabila hal ini terjadi terus-menerus dalam jangka waktu yang lama maka kesehatan orang tersebut akan terganggu.

Sebuah riset di New York juga mengklaim penggunaan ponsel yang berlebihan dapat mempengaruhi kualitas sperma. Kaitan penggunaan ponsel dan kualitas sperma diungkap oleh para ahli melalui riset pendahuluan di Cleveland Clinic, Amerika Serikat. Dengan melibatkan 361 pasien klinik, peneliti menemukan bahwa semakin lama pria menggunakan ponsel setiap hari, semakin menurun jumlah sel sperma dan semakin besar pula persentase jumlah sperma abnormal.Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Fertility dan Sterility ini merupakan fakta lain yang mempertanyakan dampak potensial penggunaan ponsel atau alat-alat nirkabel terhadap kesehatan. Beberapa riset sebelumnya kerap menghubungkan radiasi ponsel dengan timbulnya gangguan kesehatan seperti penyakit susah tidur atau tumor otak. Walau begitu ada pula riset lainnya yang tidak menunjukkan hubungan ponsel dengan problem kesehatan.

Yang menjadi kekhawatiran selama ini adalah energi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan ponsel secara teoritis dapat mempengaruhi sel-sel tubuh. Apalagi juga digunakan dalam waktu lama, ponsel dikhawatirkan juga merusak jaringan dengan cara merusak DNA.

Tetapi penemuan para ahli di Cleveland ini tidak memberikan bukti bahwa radiasi ponsel dapat merusak sperma. Hasil penelitian kami menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara penggunaan ponsel dengan penurunan kualitas semen. Namun begitu, ini tidak menunjukkan adanya hubungan sebab akibat, ungkap pimpinan riset, Dr Ashok Agarwal.

Dalam penelitiannya, Agarwal beserta tim meneliti sampel semen dari 361 pria yang mengunjungi klinik infertilitas selama sekitar setahun. Peneliti juga mengadakan semacam kuisioner kepada seluruh partisipan untuk menanyakan soal kebiasaan menggunakan ponsel.Secara umum, peneliti menemukan bahwa jumlah dan kualitas sel sperma cenderung menurun seiring meningkatnya jumlah waktu penggunaan ponsel. Pria yang dalam kuisioner mengaku menggunakan ponsel rata-rata empat jam sehari tercata memiliki jumlah sel sperma terendah serta jumlah sel normal/ aktif terendah. Kami mengasumsikan dari hasil penelitian ini bahwa penggunaan ponsel yang berlebihan berhubungan dengan rendahnya kualitas semen, kata Agarwal. Tetapi apakah ponsel dapat secara langsung mempengaruhi kesuburan pria masih belum jelas. Agarwal mengatakan, timnya juga saat ini tengah melakukan dua riset lanjutan untuk mempertegas asumsi itu. Pada riset pertama, peneliti menyinari sampel semen dengan radiasi elektromagnetik dari ponsel untuk melihat dan mengetahui dampak apa yang akan terjadi. Sedangkan pada riset kedua, peneliti akan meneruskan riset awal dengan melibatkan jumlah pria yang lebih banyak. Menurut Agarwal, riset ini juga akan memperhitungkan faktor lain yang akan mempengaruhi seperti gaya hidup serta resiko yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat mempengaruhi kualitas sperma.

Selain itu, juga terdapat penelitian terbaru tentang dampak dampak negatif ponsel bagi yang baru-baru ini dilakukan oleh sejumlah peneliti dari Australia, Inggris, dan Belanda dan dipublikasikan di International Journal of Neuroscience. Dalam rilis yang dimuat di jurnal itu dikatakan bahwa penggunaan ponsel bisa mempengaruhi fungsi kerja otak atau istilah yang lebih dikenal dengan sebutan lemot (lemah otak). Penelitian ini melibatkan setidaknya 300 orang yang diteliti dalam jangka waktu yang cukup lama, yakni 2,4 tahun. Responden tersebut dibagi dalam tiga kategori, yakni 100 orang yang menggunakan ponsel rutin, 100 orang tidak menggunakan ponsel dan 100 orang lagi hanya kadang-kadang menggunakan ponsel. Kemudian, dalam kurun waktu tersebut, beberapa kali ke-300 responden itu diukur perbedaan aktivitas otaknya dengan metode quantitive electroencephalographic (EEG). Hal lain yang diteliti adalah fungsi neuropsikologi seperti perhatian, memori, fungsi pelaksana dan kepribadian. Hasilnya, pengguna ponsel yang rutin menunjukkan aktivitas otaknya melemah. Meski begitu, menurut Brainclinics Diagnostics, salah satu pihak yang ikut dalam riset ini, dampaknya bagi kesehatan secara menyeluruh belum terungkap secara detail. Ke depan, peneliti yang merupakan gabungan antara Brainclinics Diagnostics dan Radbound University asal Belanda, Institute of Psychiatry di London serta The Brain Resource Co. Ltd. Sydney akan meningkatkan jumlah responden yang dilibatkan. Bahkan, dalam jangka panjang, mereka menargetkan akan mencari 17.000 orang untuk dilibatkan dalam penelitian lebih lanjut. Dengan begitu, penelitian ini akan lebih akurat hasilnya.Wi-fi (wireless fidelity) juga merupakan salah satu contoh dari jaringan yang tidak menggunakan kabel. Wi-fi yang bisa disebut sebagai jaringan lokal nirkabelkini semakin populer. Dengan wi-fi orang bisa masuk ke jaringan internet tanpa harus repot menyambungkan kabel dari komputer ke line telepon. Wi-fi semakin populer terutama di negara-negara maju di mana sambungan internet pita lebar semakin murah. Bahkan, kini penyedia menggratiskan sambungan internet pita lebar bila pengguna mengambil paket langganan telepon genggam dari perusahaan yang sama.Secara umum, publik senang dengan kehadiran wi-fi ini. Namun ada beberapa anggota masyarakat yang menentangnya karena mereka menganggap teknologi ini berdampak negatif terhadap kesehatan. Mereka yang tidak setuju dengan kehadiran wi-fi beralasan bahwa radiasi elektromagnetik dari wi-fi ini menyebabkan nyeri di kepala dan gangguan tidur.

Gangguan ini dialami Sarah Dacre, perempuan yang tinggal di London. Saya merasa sangat nyeri di bagian kepala, telinga, tenggorokan dan di bagian tubuh yang lain, ungkap Dacre. Kondisi ini terjadi ketika saya berada di dekat peralatan elektronik atau di dekat menara pemancar telepon genggam. Ini sungguh membuat saya menderita.

Sebagian besar peralatan elektronik memiliki radiasi elektromagnetik. Produsen peralatan ini mendesain produk sedemikian rupa sehingga gelombang elektromagnetik yang dihasilkan tidak membahayakan manusia. Namun apakah intensitas radiasi wi-fi lebih besar sehingga menyebabkan gangguan kesehatan?Sarah Dacre mengatakan wi-fi berbahaya. Makanya, ia melindungi rumahnya dari teknologi nirkabel ini. Ia menggunakan kertas pelapis dinding atau wallpaper khusus, yang bisa meminimalkan dampak gelombang elektromagnetik. Pelindung ini sangat efektif. Dengan pelindung ini radiasi wi-fi bisa diminimalkan, ujar Dacre, yang mengaku mengidap electrosensitive ini.

Di Swedia pemeerintah secara resmi mengakui pengaruh gelombang radiasi wi-fi terhadap kesehatan. Bahkan mantan Perdan Menteri Norwegia, Gro Harlem Brundtland juga mengaku sakit akibat radiasi gelombang elektromagnetik.

Namun sebagian besar ilmuwan menyatakan skeptis. Dr Michael Clark, penasehat pemerintah Inggris untuk urusan radiasi gelombang elektromagnetik mengatakan tidak ada efek negatif dari sinyal gelombang televisi atau radio FM, dua gelombang radio yang paling sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari.Ketika kami mengukur tingkat radiasi teknologi baru yang dikhwatirkan orang, ternyata hasinya relatif sama dengan peralatan elektronik lain, tegas Dr Clark.

Beberapa kalangan menyebut apa yang dialami Sarah Dacre terlalu dibesar-besarkan. Sementara kecenderungan di lapangan menunjukkan, makin banyak kota di dunia ini yang memanfaatkan teknologi wi-fi, untuk mendorong orang menghubungkan komputer mereka ke internet secara mudah, murah, dan praktis.

Namun bagi orang-orang seperti Sarah Dacre yang mengaku pusing akibat radiasi wi-fi, harus dipikirkan kemungkinan membatasi wi-fi, satu gagasan yang mungkin akan dicerca. Walaupun begitu, Sarah Dacre menegaskan ia akan tetap mendesak pembatasan penggunaan wi-fi. Kelihatannya gagasan kami ini sinting. Namun anda akan mendukung upaya ini begitu anda terkena dampak negatif radiasi wi-fi, kata Dacre. Ketika Anda sepeti mau mati, saya percaya Anda akan mendukung upaya kami.

Beberapa bulan yang lalu, kembali muncul kekhawatiran mengenai wi-fi ini. Kali ini, seorang ilmuwan Inggris Professor Lawrie Challis kepada koran Daily Telegraph mengatakan anak-anak yang menggunakan teknologi wi-fi harus dipantau, hingga penelitian tentang dampak kesehatan wi-fi dilakukan. Professor Challis mengatakan anak-anak lebih sensitif terhadap radiasi dibandingkan orang dewasa.BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

Penggunaan jaringan telekomunikasi tanpa kabel (nirkabel) cukup berbahaya bagi kesehatan kita. Selain bisa mempengaruhi kualitas sperma, jaringan tanpa kabel juga bisa merusak otak kita.

Tetapi apakah dengan penelitian ini, seluruh manusia di dunia ini harus menghentikan penggunaan telepon seluler dan internet yang menggunakan sinyal wi-fi? Tentu saja hal itu sulit untuk dilakukan. Karena alat-alat komunikasi itu sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi dampak negatif itu. Misalnya, ketika kita berkomunikasi dengan menggunakan telepon seluler, sebaiknya kita tidak bertelepon lebih dari tiga puluh menit atau bila memang diperlukan, kita dapat menggunakan hand-free.

DAFTAR PUSTAKAhttp://virshaeagustina .blogspot.com/2008/09/dampak-negatif-dari-penggunaan-radio.html

http://www.matabumi.com/kesehatan/wi-fi-berbahaya-bagi-kesehatan%3Fhttp://happy-abdul.blogspot.com/2009/06/dampak-negatif-dari-radiasi-telepon.html

http://kapten23.wordpress.com/2009/06/01/dampak-negatif-handphone-bagi-otak/

http://www.beritanet.com/Life-Style/Dokter-Kanker-Peringatkan-Bahaya-Telepon-Seluler.html