DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa...

39
0 DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Komisi Ekonomi PPI Dunia, PPI Brief No. 2 / 2020 Penulis: Putra Hutama, Denny Irawan, Chairul Adi, Hadi Prasojo, Perwira Yodanto Editor: Muhammad Putra Hutama

Transcript of DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa...

Page 1: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

0

DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL

TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

Komisi Ekonomi PPI Dunia, PPI Brief No. 2 / 2020

Penulis: Putra Hutama, Denny Irawan, Chairul Adi, Hadi Prasojo, Perwira Yodanto

Editor: Muhammad Putra Hutama

Page 2: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

1

RINGKASAN EKSEKUTIF

Dalam seri kajian ini, kami menyajikan gambaran umum tentang ketidakpastian global serta

dampaknya terhadap perekonomian Indonesia. Secara harfiah, ketidakpastian global (global

uncertainty) dapat dimaknai sebagai suatu kondisi yang serba tidak pasti (uncertain) yang

memiliki implikasi secara global. Uncertainty umumnya melibatkan elemen kejut (surprise)

yang tidak dapat diprediksi eksistensi maupun implikasinya. Beberapa contoh ketidakpastian

dalam 20 tahun terakhir seperti Perang Iraq, penyebaran Virus SARS, subprime mortgage,

Brexit, Perang dagang AS-Tiongkok, dan penyebaran Virus Korona (COVID-19).

Kajian ini terdiri dari lima tulisan pendek yang berfokus pada lima topik. Pada tiga tulisan

pertama, kami akan membahas dampak dari ketidakpastian global terhadap perekonomian

Indonesia, ketahanan fiskal, dan neraca perdagangan. Dua tulisan berikutnya akan membahas

kondisi daya beli dan penyerapan tenaga kerja serta ketahanan energi Indonesia. Secara umum,

Indonesia mendapatkan dampak negatif dari ketidakpastian global yaitu dapat dilihat dengan

melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan

serta apresiasi atas kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mengurangi resiko

ketidakpastian global terhadap perekonomian Indonesia.

Pada tulisan pertama, kami menyajikan pola perkembangan ketidakpastian global serta

transmisinya terhadap perekonomian Indonesia. Secara umum, ketidakpastian ekonomi dan

geopolitik global cenderung memiliki tren peningkatan pada 2-3 tahun terakhir meskipun

kondisi geopolitik domestik Indonesia cenderung lebih stabil bila dibandingkan risiko

geopolitik global. Lebih lanjut, pergerakan nilai tukar Rupiah sangat ditentukan faktor-faktor

global seperti harga komoditas dan ketidakpastian ekonomi serta dinamika pasar modal

domestik lebih dipengaruhi faktor-faktor domestik dan tidak secara langsung dipengaruhi

faktor global.

Kedua, kami akan membahas dampak ketidakpastian global terhadap stabilitas fiskal seperti

defisit fiskal, kinerja perpajakan, utang pemerintah, dan implementasi program-program

strategis. Secara umum penerimaan pajak pada tahun 2019 mengalami penurunan pertumbuhan

dengan kata lain secara nominal defisit anggaran mengalami kenaikan.

Page 3: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

2

Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian

global. Secara umum, Indonesia menderita defisit neraca perdagangan akibat dampak dari

perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Langkah konkret yang bisa diambil oleh

pemerintah adalah menambah jangkauan ekspor Indonesia melalui diplomasi ekonomi. Lebih

lanjut, kami akan menyajikan perkembangan perundingan IEU-CEPA serta produk potensial

untuk ekspor ke Uni-Eropa.

Keempat, kami akan menyajikan gambaran daya beli masyarakat dan serapan tenaga kerja.

Secara umum pemerintah Indonesia telah mengeluarkan 16 jilid paket kebijakan ekonomi

sebagai respon untuk mengurangi resiko ketidakpastian global.

Kelima, kami akan membahas volatilitas komoditas minyak bumi bagi perekonomian Indonesia.

Secara historis harga minyak global mengalami fluktuasi yang cukup ekstrem dengan berbagai

faktornya yang berdampak terhadap ketahanan energi dalam negeri karena Indonesia sangat

bergantung terhadap impor. Beberapa upaya yang perlu diambil oleh pemerintah diantaranya:

(i) Memenuhi target lifting

(ii) Peningkatan infrastruktur pengolahan dan penyimpanan

(iii) Hedging dengan kontrak berjangka;

(iv) Mekanisme stabilitas harga

(v) Konservasi dan diversifikasi energi.

Page 4: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

3

Ketidakpastian Global dan Transmisinya terhadap

Perkonomian Indonesia

Denny Irawan

Pendahuluan

Banyak pihak yang mempertanyakan mengapa siklus krisis yang normalnya terjadi setiap 1

dekade tidak terwujud pada tahun 2018 lalu. Banyak pula yang memprediksi bahwa akan terjadi

pergeseran ke tahun berikutnya, yaitu 2019, yang nyatanya juga tidak terjadi.

Beberapa analis telah memberikan argumennya untuk berusaha menjelaskan fenomena ini.

Salah satu argumen yang paling populer dan bernuansa skeptis adalah bahwa perekonomian

dunia tumbuh lebih lambat dari dekade-dekade sebelumnya. Dengan kata lain, gelembung

(bubble) perekonomian dunia belum cukup besar untuk pada akhirnya meletus. Sehingga bisa

jadi terhindarnya ekonomi dunia dari krisis di tahun 2018/2019 hanyalah sekedar fenomena

tertundanya letusan gelembung perekonomian global.

Argumen lainnya bernuansa lebih optimis. Pertumbuhan perekonomian dunia yang lebih

lambat dari dekade-dekade yang lalu memang terjadi, namun diyakini bahwa hal tersebut

karena para regulator dalam perekonomian (moneter, fiscal, dan lainnya) berhasil menerapkan

kebijakan yang lebih baik. Stabilitas menjadi fokus utama dan buah keberhasilannya adalah

perekonomian yang terbukti lebih tahan terhadap guncangan.

Perkembangan ketidakpastian global

Gambar 1 menampilkan pola perkembangan ketidakpastian global yang ditunjukkan oleh indeks

Global Economic Policy Uncertainty (GEPU) dari Davis (2016). Indeks ini merupakan suatu

ukuran ketidakpatian kebijakan ekonomi global yang berbasis metode word scrapping terhadap

media-media massa berpengaruh di dunia. Indeks ini dikeluarkan secara bulanan. Apabila kita

lihat pada polanya, indeks ini menunjukan tren kenaikan selama beberapa tahun terakhir,

meskipun sangat berfluktuatif setiap bulannya. Satu hal yang disayangkan adalah GEPU untuk

tingkat nasional Indonesia tidak tersedia.

Page 5: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

4

Sementara itu, Gambar 2 menampilkan indeks Geopolitical Risk (GPR) baik di tingkat global

(GPR_GLOB) maupun untuk nasional Indonesia (GPR_IND). Indeks ini diperbarui setiap

bulan dan bersumber dari Caldara dan Iacoviello (2019). Sama seperti GEPU, indeks GPR juga

didasarkan pada metode word scrapping berdasarkan media massa di masing-masing region

maupun global. Yang membedakan adalah GPR berfokus pada risiko-risiko geopolitik,

sedangkan GEPU berfokus pada ketidakpastian kebijakan ekonomi. Meskipun demikian, dapat

kita lihat terdapat pola yang menyerupai antara GEPU dan GPR_GLOB, dimana terdapat tren

kenaikan ketidakpastian secara global pada tahun- tahun terakhir. Hal menarik lainnya adalah

GPR tersedia untuk tingkat nasional Indonesia. Apabila kita lihat pada Gambar 2, tingkat

GPR_IND memiliki pola yang cenderung datar bila dibandingkan dengan GPR_GLOB,

sehingga secara umum terjadi divergensi tren. Secara intuitif, hal ini menunjukkan bahwa risiko

geopolitik domestik di Indonesia lebih stabil dibandingkan yang terjadi di tingkat global. Hal

ini dirasa wajar, mengingat berbagai eskalasi tensi geopolitik internasional seperti perseteruan

di Timur Tengah secara umum tidak memiliki dampak terhadap stabilitas domestik Indonesia.

Gambar 1. Global Economic Policy Uncertainty (GEPU)

Sumber: Davis (2016)

Page 6: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

5

Gambar 2. Global and Indonesia Geopolitical Risk (GPR)

Sumber: Caldara dan Iacoviello (2019)

Sementara itu, terlihat bahwa pergerakan harga komoditas global mulai bergerak pulih setelah

sempat terjatuh dan mencapai titik terendahnya di tahun 2015. Hal ini dapat dilihat dari indeks

komoditas IMF sebagaimana dijabarkan oleh Gambar 3. Sebagaimana sudah diketahui secara

umum, perekonomian Indonesia sebagai net-importir BBM seringkali memiliki efek ganda

terhadap fluktuasi harga komoditas. Untuk beberapa komoditas unggulan seperti sawit dan

batubara, kenaikan positif harga komoditas secara umum akan berdampak positif. Sebaliknya,

Indonesia seringkali merasakan dampak negatif dari pola kenaikan harga komoditas karena ini

bermakna naiknya nilai impor BBM yang harus ditanggung Indonesia.

Page 7: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

6

Gambar 3. IMF Commodity Index (COMM)

Sumber: IMF Commodity

Gambar 4 dan 5 masing-masing menjabarkan dua variabel makroekonomi, yaitu nilai tukar

USD terhadap Rupiah (EX_RATE) dan Indeks Harga Saham Gabungan (JKSE) milik Bursa

Efek Indonesia (BEI). Dalam satu tahun terakhir, Rupiah mulai mengalami penguatan terhadap

US Dollar. Sementara itu, IHSG juga secara bertahap mengalami penguatan, meskipun sempat

melemah dalam beberapa bulan terakhir.

Gambar 4. Nilai Tukar Rupiah terhadap USD (EX_RATE)

Sumber: Bank Indonesia

Page 8: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

7

Gambar 5. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Sumber: Yahoo Finance

Transmisi ketidakpastian global terhadap perekonomian Indonesia

Dalam studi ini, penulis mencoba melakukan pemodelan sederhana untuk melihat pola

transmisi shock global terhadap perekonomian Indonesia. Untuk tujuan ini, digunakan

pendekatan Vector Autoregressive (VAR)2. Pendekatan ini dikenal sangat baik untuk

melakukan analisis antara variabel makroekonomi, termasuk dalam pemodelan transmisi shock

makroekonomi. Terdapat beberapa hal utama yang membuat model VAR dinilai lebih baik

dibandingkan regresi linear standar untuk tujuan ini. Salah satu yang utama adalah

kemampuannya melakukan isolasi shock sehingga pemodelan terhindar dari permasalahan

reverse causality, yang sangat lumrah terjadi pada variabel-variabel makroekonomi.

Terdapat enam variabel yang diikutsertakan, yang terbagi kedalam kedua kelompok.

Kelompok pertama yaitu variabel ketidakpastian global. Dalam kelompok ini terdapat tiga

variabel. Pertama, Global Economic Policy Uncertainty (GEPU) dari Davis (2016). Kedua,

Geopolitical Risk Global (GPR_GLOB) dari Caldara dan Iacoviello (2018). Ketiga, yaitu

indeks harga komoditas global (COMM) dari IMF. Sementara untuk tingkat domestik

Indonesia, terdapat tiga variabel, yaitu Geopolitical Risk Indonesia (GPR_IND), nilai tukar

Rupiah terhadap USD (EX_RATE), dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Page 9: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

8

Periode analisis mencakup dari Januari 2010 hingga Januari 2020, dengan frekuensi data

bulanan. Seluruh variabel ditransformasikan ke dalam logaritma. Analisis menggunakan lag 6

bulan. Serta, dilakukan dekomposisi pada error term hasil estimasi VAR menggunakan

Dekomposisi Cholesky. Hal ini dilakukan untuk mengisolasi shock dari masing-masing variabel

terhadap variabel lainnya, sehingga menghindari analisis yang bersifat spurious. Dekomposisi

Cholesky yang diterapkan memiliki urutan sebagai berikut: 𝑓 = (𝐺𝐸𝑃𝑈 → 𝐺𝑃𝑅_𝐺𝐿𝑂𝐵 → 𝐶𝑂𝑀𝑀 →

𝐺𝑃𝑅_𝐼𝑁𝐷 → 𝐸𝑋_𝑅𝐴𝑇𝐸 → 𝐽𝐾𝑆𝐸). Variabel EX_RATE dalam analisis ini diposisikan dimana

kenaikan EX_RATE bermakna apresiasi Rupiah, untuk mempermudah analisis.

Hasil dari estimasi model VAR yang dilakukan disajikan dalam Gambar 6 dan Tabel 1. Pada

Gambar 6, ditampilkan respons dari masing-masing variabel domestic (GPR_IND, EX_RATE,

JKSE) terhadap shock keenam variabel dalam estimasi. Grafik respons ini dikenal sebagai

Impulse Response Function (IRF). Hasil estimasi IRF yang didapatkan menunjukkan error band

yang cukup besar. Hal ini membuat analisis berdasarkan IRF tersebut hanya bisa digunakan

sebagai suatu analisis yang bersifat indikatif semata. Hasil yang didapatkan menunjukkan

bahwa geopolitical risk Indonesia (GPR_IND) merespon secara positif terhadap shock

geopolitical risk global (GPR_GLOB).

2Sebagian analisis pada tulisan ini didasarkan pada pemodelan sederhana menggunakan Vector Autoregression

(VAR) standar. Penulis memastikan bahwa seluruh prosedur yang dilakukan telah memenuhi kaidah standar

estimasi VAR. Meskipun demikian, melihat dari hasil estimasi Impulse Response Function (IRF) dengan error band

yang cukup besar, maka hasil pemodelan ini hanya bisa digunakan sebagai suatu analisis indikatif. Analisis ini

merupakan pandangan pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan PPI Dunia secara resmi. Penulis

maupun PPI Dunia tidak bertanggungjawab atas kerugian-kerugian yang dapat timbul akibat pengambilan

keputusan yand didasarkan pada analisis ini.

Page 10: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

9

Gambar 6. Response Variabel Lokal Terhadap Shock Global dan Lokal

Sumber: Estimasi Penulis

Page 11: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

10

Sementara itu, nilai tukar (EX_RATE) tampak merespons secara positif (apresiasi) terhadap

shock GEPU dan COMM. Secara intuitif, hal ini menunjukkan ketidakpastian global direspon

secara positif dengan penguatan Rupiah. Sekilas, hal ini memberikan intuisi yang bertolak

belakang dengan pandangan umum bahwa ketidakpastian global akan berdampak buruk bagi

Indonesia. Meskipun demikian, bila kita melihat GPR_IND bergerak lebih stabil dari

GPR_GLOB, maka bisa diartikan bahwa Indonesia termasuk negara yang secara umum lebih

stabil bila dibandingkan dengan kondisi global. Sehingga wajar apabila terdapat peningkatan

ketidakpastian di level global justru bisa berdampak positif bagi beberapa indikator domestik.

Sementara itu, respon apresiatif EX_RATE terhadap peningkatan COMM bisa dimaknai

sebagai peningkatan kepercayaan terhadap performa ekspor Indonesia. Hal ini mengingat

bahwa sekitar 35% ekspor Indonesia masih didominasi oleh komoditas.3

Terakhir, variabel JKSE tampak secara signifikan merespon positif apresiasi Rupiah

(EX_RATE). Hal ini dapat dikatakan sesuai ekspektasi. Pertama, apresiasi Rupiah dapat

dimaknai secara positif sebagai peningkatan kepercayaan terhadap performa perekonomian

domestik. Kedua, salah satu penyebab utama apresiasi Rupiah diantaranya adalah masuknya

arus uang asing ke pasar modal dalam negeri, sehingga tentu akan sangat wajar bila kenaikan

JKSE diiringi dengan penguatan Rupiah.

Tabel 1. Dekomposisi Varians Hasil Estimasi VAR (Dalam %)

Variabel

Dependen

Kontribusi Shock Masing-Masing Variabel

Total GEPU GPR_GLOB COMM GPR_IND EX_RATE JKSE

GPR_IND 6.72 11.23 4.97 65.54 5.55 5.98 100

EX_RATE 17.33 0.62 17.77 6.23 24.63 33.41 100

JKSE 3.09 4.36 8.08 13.40 12.51 58.56 100

Sumber: Estimasi Penulis

Fitur menarik lainnya dari estimasi VAR adalah dekomposisi varians (variance

decomposition), sebagaimana dijabarkan pada Tabel 1. Dekomposisi ini menjabarkan secara

proporsional dinamika suatu variabel sebagaimana dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya

dalam estimasi. Sebagai contoh, tampak bahwa pergerakan GPR_IND dijelaskan sebesar

65.54% oleh dirinya sendiri, 11.23% oleh GPR_GLOB, dan 6.72% oleh GEPU. Hal ini

Page 12: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

11

menunjukkan bahwa selain oleh dirinya sendiri, GPR_IND bisa dijelaskan oleh GPR_GLOB

dan GEPU.

Untuk EX_RATE, tampak terdapat tiga faktor dominan yang menjelaskan pergerakannya di luar

dirinya sendiri, yaitu JKSE (33.41%), COMM (17.77%), dan GEPU (17.33%). Hal ini

memperkuat pemahaman umum bahwa nilai tukar Rupiah memang memiliki korelasi positif

terhadap pergerakan harga saham domestik, serta dipengaruhi faktor harga komoditas dan

ketidakpastian perekonomian global.

Terakhir, JKSE tampak cukup dominan dipengaruhi dua faktor domestik selain dirinya sendiri,

yaitu GPR_IND (13.40%) dan EX_RATE (12.51%). Sementara faktor-faktor global hanya

berkontribusi cukup kecil. Hal ini menunjukkan kondisi pasar modal domestik lebih banyak

dipengaruhi oleh faktor- faktor domestik dan hanya dipengaruhi faktor-faktor global secara

tidak langsung.

Sebuah Kejutan di Awal Tahun 2020: Wabah Coronavirus (COVID-19)

Pada penghujung 2019, dunia masih befokus pada analisis seputar faktor-faktor ekonomi

sebagai sumber ketidakpastian global. Tidak ada yang menyangka bahwa akan terjadi suatu

disrupsi signifikan akibat kemunculan varian baru Coronavirus, yaiu COVID-19. Kalaupun ada

yang memprediksi faktor non-ekonomi sebagai sumber ketidakpastian, umumnya akan

mengarah pada faktor terkait perubahan iklim.

Berbeda dengan faktor-faktor ekonomi dan perubahan iklim yang keberadaannya sudah lebih

dulu diketahui dan pergerakannya dapat dipekirakan, pandemi COVID-19 masih menyisakan

banyak misteri. Banyak hal yang belum dipahami terhadap varian baru keluarga virus Korona

tersebut. Dari sudut pandang kemanusiaan, tentu tidak elok untuk memberikan suatu prioritas

tertentu atas menyebarnya suatu pandemi kesehatan baru. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa

kemunculan pandemi yang terjadi di perekonomian kedua terbesar dunia (Tiongkok) tentu

memunculkan kewaspadaan bagi banyak pihak. Hingga tanggal 22 Februari 2020, terhitung

sudah terdeteksi 78 ribu kasus di lebih dari 30 negara, dengan angka kematian menyentuh lebih

dari 2,300.4 Kabar baiknya adalah terdapat 21 ribu lebih pengidap yang telah dinyatakan

sembuh.

Page 13: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

12

Secara ekonomi, dampaknya mulai terasa. Berbagai analisis telah memprediksi bahwa

kemunculan isu kesehatan global ini akan semakin mempercepat perlambatan perekonomian

global. Dampak paling dekat dan serius adalah menurunnya secara drastis berbagai kegiatan

ekonomi yang memerlukan mobilitas orang, seperti pariwisata dan penerbangan. Hal ini

mengingat banyak negara yang segera menerapkan larangan bepergian ke dan dari Tiongkok.

Dalam konteks Indonesia, tidak terdapat kasus positif Coronavirus sejauh ini. Hal ini tentu

memunculkan tanya dan kecurigaan. Pemerintah pun sudah berusaha membuka diri sebaik

mungkin untuk menghalau kecurigaan-kecurigaan tersebut. Terkait dengan transparansi ini,

pemerintah perlu diapresiasi. Meskipun demikian, fakta bahwa banyak persoalan terhadap

ketahanan kesehatan di dalam negeri tentu memerlukan perhatian dan usaha yang lebih serius.

Secara ekonomi, beberapa sektor di Indonesia mulai merasakan dampaknya. Pemerintah

berusaha tanggap dengan mempersiapkan berbagai insentif untuk menghalau dampak negatif

terhadap perekonomian terus meluas. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa insentif

yang diberikan harus tepat sasaran. Sehingga dapat memberikan dampak yang efektif tanpa

meyisakan persoalan di jangka panjang. Disiplin fiskal pun perlu tetap dijaga, mengingat

prestasi jangka panjang yang telah diraih Kementerian Keuangan tidak elok jika harus runtuh

dalam sesaat. Akhir kata, semoga perlambatan yang terjadi dapat termitigasi dengan baik dan

optimisme pembangunan tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

Caldara, D. and Iacoviello, M. (2018). Measuring Geopolitical Risk. International Finance

Discussion Paper, 2018(1222):1–66.

Davis, S. J. (2016). An Index of Global Economic Policy Uncertainty. NBER Working Paper,

(October):1– 12.

Page 14: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

13

Global Uncertainty dan Dampaknya terhadap Ketahanan

Fiskal

Chairul Adi

Dampak Ketidakpastian Global terhadap perekonomian dan ketahanan fiskal

Ketidakpastian global berdampak pada melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Peningkatan macroeconomic uncertainty sejak kuartal terakhir 2018 berimbas pada

melambatnya pertumbuhan PDB Indonesia pada kuartal pertama 2019 sebagaimana terlihat

pada grafik di bawah ini.

Grafik 1: Laju pertumbuhan PDB triwulanan year-on-year (diolah dari BPS)

Grafik selanjutnya menampilkan struktur PDB dan memberikan gambaran yang lebih detil

mengenai elemen mana yang paling terdampak. Dari grafik tersebut terlihat jelas bahwa kinerja

ekspor mengalami tekanan akibat ketidakpastian global. Pertumbuhan ekspor mulai melambat

pada kuartal keempat 2018. Bahkan, hampir sepanjang tahun 2019 pertumbuhannya negatif,

kecuali pada kuartal ketiga yang tumbuh tipis sebesar 0,1%. Jika dilihat lebih detil lagi, ekspor

migas mengalami penurunan yang sangat tajam dibandingkan ekspor non-migas maupun jasa.

Sepanjang tahun 2019, ekspor migas Indonesia terus mengalami penyusutan, berturut-turut

sebesar -7,82% pada kuartal pertama, -31,95% pada kuartal kedua, -9,01% pada kuartal ketiga,

dan -21,50% pada kuartal terakhir.

Page 15: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

14

Grafik 2: Laju pertumbuhan PDB berdasarkan penggunaan (diolah dari BPS)

Tingginya ketidakpastian global telah memicu sentimen proteksionisme di beberapa negara

yang berdampak pada menurunnya transaksi perdagangan internasional. Akibatnya,

permintaan global mengalami kontraksi sebagaimana tercermin dari indeks Global PMI

(Purchasing Managers’ Index) yang terus menunjukkan tren penurunan sepanjang tahun 2019.

Melambatnya permintaan global berimbas pada tertekannya harga komoditas global. Harga

minyak mentah, misalnya, turun lebih dari 10% sepanjang tahun 2019 yang tentu saja

berdampak pada kinerja ekspor migas Indonesia. Perlambatan ekonomi juga membawa

dampak bagi kinerja fiskal pemerintah, khususnya penerimaan pajak.

Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa penerimaan perpajakan pada tahun 2019 hanya

tumbuh sebesar 1,7%, merupakan yang terendah setidaknya dalam 10 tahun terakhir.

Grafik 3: Kinerja penerimaan perpajakan (sumber: Kementerian Keuangan, diolah)

Page 16: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Jika dirinci lebih lanjut berdasarkan sektor sebagaimana tersaji pada Tabel 1, terlihat bahwa

sektor pertambangan mengalami kontraksi terbesar, yaitu 19% pada tahun 2019. Hal ini cukup

kontras dengan kondisi tahun 2018 yang justru mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yaitu

mencapai 50,7%. Sektor lain yang juga mengalami penurunan adalah industri manufaktur yang

turun sebesar 1,8%. Sementara itu jika dilihat dari jenis pajaknya, PPh migas mengalami

penurunan sebesar 8,7%. Data tersebut mengonfirmasi penjelasan sebelumnya mengenai

dampak ketidakpastian global terhadap harga komoditas global, khususnya minyak dan gas.

Masih dari sisi jenis pajak, PPh Badan juga tercatat mengalami perlambatan, yaitu hanya

tumbuh sebesar 1,07% dari tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan dampak pelambatan

ekonomi global terhadap sektor produksi di dalam negeri.

Sektor Realisasi 2019 (Rp T) ∆% 2018-2019 ∆% 2017-2018

Industri pengolahan 365,39 (1,8) 10,9

Perdagangan 246,85 2,9 20,5

Jasa keuangan dan asuransi 175,98 7,7 11,5

Konstruksi dan real estat 89,65 3,3 6,0

Pertambangan 66,12 (19,0) 50,7

Transportasi dan

pergudangan

50,33 18,7 14,4

Tabel 1: Realisasi pajak tahun 2019 berdasarkan sektor (sumber: Kementerian Keuangan)

Melesetnya target penerimaan pajak berdampak pada melebarnya defisit fiskal tahun 2019 ke

level 2,2%, atau sekitar Rp353 triliun. Meskipun masih dalam batas aman (di bawah 3% dari

PDB), defisit anggaran mengalami kenaikan dari tahun lalu yang tercatat sebesar 1,82% atau

sekitar Rp269 triliun. Dengan kata lain, secara nominal defisit anggaran naik sekitar 31% dari

tahun lalu, atau setara Rp83,61 triliun. Dengan tingginya short fall penerimaan pajak,

konsekuensinya pemerintah harus menambah utang untuk menambal defisit anggaran. Selama

tahun 2019, pemerintah tercatat telah menerbitkan SBN sebanyak Rp903,36 triliun dan

pinjaman sebesar Rp74,22 triliun. Dengan demikian sampai dengan akhir tahun 2019 total

utang pemerintah mencapai Rp4.779,28 triliun, yang terdiri dari Rp4.014,81 triliun SBN dan

Rp763,79 triliun pinjaman. Dibanding tahun sebelumnya, jumlah tersebut naik sekitar Rp317,5

triliun (7,12%). Sementara itu, rasio utang pemerintah terhadap PDB tercatat sebesar 29,8%.

Page 17: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Meski utang Indonesia terus bertambah, namun hal tersebut sepertinya tidak mempengaruhi

kemampuan Indonesia untuk menarik utang. Dengan rasio utang terhadap PDB yang masih di

kisaran 30%, kepercayaan investor terhadap kapasitas fiskal pemerintah diperkirakan masih

tetap terjaga. Sejak 2017 Indonesia juga telah memperoleh predikat investment grade (BBB)

dari seluruh lembaga pemeringkat global. Bahkan pada Januari 2020, JCRA, lembaga

pemeringkat dari Jepang, telah menaikkan peringkat sovereign credit Indonesia ke level BBB+.

Hal ini mengindikasikan turunnnya risiko kredit dan meningkatnya kapasitas pengelolaan

utang pemerintah.

Selain itu, ketidakpastian global telah mendorong negara-negara di dunia untuk menerapkan

kebijakan moneter yang ekspansif, di antaranya dengan menurunkan suku bunga acuan.

Akibatnya, modal mengalir ke negara-negara emerging market dengan suku bunga yang lebih

kompetitif, termasuk Indonesia. Masuknya likuiditas global berdampak pada menurunnya

tingkat imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN). Sebagai gambaran, yield untuk SUN

tenor 10 Rupiah tahun turun dari 7,997% pada akhir 2018 menjadi 7,047% pada akhir tahun

2019, atau turun sekitar 12%. Beberapa lelang SBN di awal tahun 2020 juga tercatat

membukukan penawaran beli (bid) yang cukup tinggi sehingga yield dapat lebih optimal. Tren

penurunan yield tentu saja berdampak positif bagi ruang gerak fiskal karena beban bunga utang

yang harus dibayar pemerintah akan menurun.

Data-data di atas menunjukkan bahwa pemerintah diperkirakan tidak akan mengalami kesulitan

dalam menerbitkan SBN sepanjang tahun 2020. Namun yang perlu diwaspadai, tingginya

global uncertainty juga membuka peluang terjadinya sudden reversal atau penarikan modal

secara tiba-tiba. Terlebih, porsi investor non-residen di pasar keuangan Indonesia terbilang

cukup tinggi. Di pasar SBN, misalnya, porsi investor asing tercatat naik dari 37,71% pada tahun

2018 menjadi 38,60% pada tahun 2019. Sayangnya, pemicu terjadinya sudden reversal bisa dari

mana saja dan sukar untuk diprediksi, termasuk situasi geopolitik dunia yang tentu saja di luar

jangkauan pemerintah Indonesia. Mitigasi yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan

memperkuat basis investor domestik sehingga dapat menjadi buffer untuk meminimalisir

dampak sudden reversal terhadap stabilitas pasar.

Page 18: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Secara teoritis, realisasi program-program pemerintah dapat terancam akibat menurunnya

kinerja penerimaan pajak. Namun, data menunjukkan bahwa realisasi belanja pemerintah

mampu tumbuh sebesar 3% dibanding tahun lalvu meskipun penerimaan pajak hanya tumbuh

sebesar 1,7%. Hal ini mengindikasikan stance pemerintah untuk tidak melakukan penghematan

belanja meskipun penerimaan pajak kurang menggembirakan. Hal ini dapat dipahami sebagai

upaya pemerintah mempertahankan pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan pelambatan

ekonomi global. Namun jika dilihat lebih detil pada tabel di bawah ini, terlihat bahwa

pertumbuhan cukup besar terjadi pada pos belanja bantuan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa

fokus pemerintah adalah mempertahankan daya beli, khususnya bagi masyarakat menengah ke

bawah. Sebaliknya, belanja barang dan belanja modal justru mengalami penurunan.

Belanja Realisasi 2019 (Rp T) Capaian (%) Growth (%)

Belanja pegawai 375,84 98,50 8,35

Belanja barang 333,98 96,74 (3,88)

Belanja modal 180,92 95,55 (1,74)

Pembayaran bunga utang 275,54 99,88 6,82

Subsidi 201,83 89,98 (6,94)

Belanja hibah 6,47 333,53 325,67

Tabel 2: Realisasi belanja pemerintah pusat (sumber: Kementerian Keuangan)

Belanja bantuan sosial 113,08 110,80 34,11

Belanja lain-lain 11,25 9,87 (30,39)

TOTAL 1.498,91 91,71 3,00

Page 19: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Antisipasi pemerintah melalui APBN 2020

Meskipun ketidakpastian global diperkirakan masih terus berlanjut di tahun 2020, beberapa

pihak memperkirakan dampaknya terhadap perekonomian global tidak seburuk tahun lalu. IMF

memperkirakan ekonomi global akan tumbuh sebesar 3,3% tahun ini, lebih tinggi dari estimasi

pertumbuhan tahun 2019 yang hanya sebesar 2,9%. Untuk Indonesia sendiri, pertumbuhan

ekonomi diproyeksi sebesar 5,1-5,5% (Bank Indonesia), 5,1% (IMF dan World Bank), 5,2%

(ADB), dan 4,8% (INDEF). Dalam APBN 2020, pemerintah bahkan menargetkan

pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%. Dibandingkan proyeksi dari institusi lainnya, outlook

pemerintah tersebut terbilang cukup optimistis.

Demikian halnya dengan postur APBN 2020 sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini.

Pemerintah optimis penerimaan perpajakan tahun ini dapat tumbuh sebesar 20,73% jika

dibandingkan realisasi tahun lalu, atau tumbuh sebesar 15,60% jika dibandingkan dengan

APBN 2019. Target tersebut terbilang sangat tinggi dan sepertinya akan sulit tercapai. Tahun

lalu, dengan pertumbuhan PDB sebesar 5,02%, penerimaan perpajakan hanya tumbuh 1,7%

(Grafik 4). Artinya, 1% pertumbuhan PDB berkontribusi pada kenaikan realisasi pajak sebesar

0,3%. Jika ditarik ke belakang, elastisitas pertumbuhan realisasi penerimaan perpajakan

terhadap pertumbuhan PDB rata-rata sebesar 2,3. Jika mengacu pada angka ini dan dengan

asumsi PDB dapat tumbuh sebesar 5,3% pada tahun 2020, maka penerimaan perpajakan

diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar 12,19% dari realisasi tahun lalu.

Demikian halnya dengan postur APBN 2020 sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini.

Pemerintah optimis penerimaan perpajakan tahun ini dapat tumbuh sebesar 20,73% jika

dibandingkan realisasi tahun lalu, atau tumbuh sebesar 15,60% jika dibandingkan dengan

APBN 2019. Target tersebut terbilang sangat tinggi dan sepertinya akan sulit tercapai. Tahun

lalu, dengan pertumbuhan PDB sebesar 5,02%, penerimaan perpajakan hanya tumbuh 1,7%

(Grafik 4). Artinya, 1% pertumbuhan PDB berkontribusi pada kenaikan realisasi pajak sebesar

0,3%. Jika ditarik ke belakang, elastisitas pertumbuhan realisasi penerimaan perpajakan

terhadap pertumbuhan PDB rata-rata sebesar 2,3. Jika mengacu pada angka ini dan dengan

asumsi PDB dapat tumbuh sebesar 5,3% pada tahun 2020, maka penerimaan perpajakan

diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar 12,19% dari realisasi tahun lalu.

Page 20: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Pos APBN 2020 (Rp T) Realisasi 2019 (RP T) Growth (%)

Pendapatan negara 2.233,2 1.957,2 14,10

Penerimaan perpajakan 1.865,7 1.545,3 20,73

Belanja negara 2.540,4 2.310,2 9,96

Belanja pemerintah pusat 1.683,5 1.498,9 12,32

Transfer ke daerah dan dana

desa

856,9 811,3 5,62

Defisit 307,2 353,0 (12,97)

Defisit (% terhadap PDB) 1,76% 2,20% (20,00)

Tabel 3: Postur APBN 2020 (sumber: Kementerian Keuangan)

Grafik 4: Pertumbuhan penerimaan perpajakan dan pertumbuhan PDB (sumber:

Kementerian Keuangan, diolah)

Dari sisi belanja, sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini, anggaran pendidikan dan

kesehatan mengalami kenaikan terbesar. Sementara itu, alokasi belanja perlindungan sosial

hanya tumbuh sekitar 1%. Angka ini lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya yang naik

sekitar 7%. Pertumbuhan anggaran infrastruktur mengalami akselerasi dibanding periode

sebelumnya yang tercatat hanya tumbuh sekitar 1,4%. Dari alokasi belanja tersebut, terlihat

bahwa pemerintah tahun ini fokus pada peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan

kualitas pendidikan dan kesehatan. Langkah ini cukup strategis dalam meningkatkan daya

saing Indonesia di masa mendatang. Namun, efeknya terhadap perekonomian umumnya

belum akan terlihat dalam jangka pendek. Kenaikan belanja infrastruktur diharapkan dapat

Page 21: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

mendorong pergerakan ekonomi dalam jangka pendek meskipun dampak yang lebih besar

umumnya juga baru akan terlihat dalam jangka panjang.

Tabel 4: Alokasi belanja APBN 2020 (sumber: Kementerian Keuangan)

Untuk membiayai APBN 2020, kebutuhan pembiayaan diperkirakan mencapai Rp741,83

triliun yang akan dipenuhi sebesar Rp690,51 triliun (93,1%) dari penerbitan SBN dan sebesar

Rp51,32 triliun (6,9%) dari pinjaman. Jumlah tersebut lebih rendah dari realisasi tahun 2019.

Namun melihat target penerimaan pajak tahun 2020 yang terlalu tinggi, jumlah kebutuhan

pembiayaan pemerintah diperkirakan akan membengkak. Dengan outlook peringkat kredit

Indonesia yang cukup positif, pemerintah sepertinya tidak akan kesulitan memenuhi kebutuhan

pembiayaan tersebut.

Catatan akhir

Meningkatnya global uncertainty dalam setahun terakhir telah berdampak pada melambatnya

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di sisi fiskal, dampak ketidakpastian dan pelambatan

ekonomi global terlihat jelas pada kinerja penerimaan perpajakan, khususnya di sektor

pertambangan. Untuk menjaga pertumbuhan, pemerintah berusaha mendorong belanja

khususnya untuk mempertahankan daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah.

Konsekuensinya, pemerintah harus menerbitkan lebih banyak utang. Dari sisi risiko,

peningkatan jumlah utang pemerintah sejauh ini masih dalam level aman. Namun, yang perlu

diperhatikan adalah potensi terjadinya sudden reversal yang dapat membahayakan stabilitas

pasar keuangan. Perlu upaya keras untuk menciptakan buffer melalui peningkatan kapasitas

dan pendalaman pasar domestik. Perekonomian Indonesia diperkirakan masih akan dibayangi

ketidakpastian global selama tahun 2020. Meski demikian, pemerintah terlihat sangat

optimistis dengan menargetkan pertumbuhan penerimaan perpajakan mencapai 20,73% dari

realisasi tahun 2019.

Belanja APBN APBN 2020 (Rp T) Outlook 2019 (RP T) Growth (%)

Pendidikan 508,1 478,4 6,21

Kesehatan 132,2 117,0 12,99

Perlindungan sosial 372,5 369,1 0,92

Infrastruktur 423,3 399,7 5,90

Page 22: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Dengan kondisi global yang masih tidak menentu, target tersebut kemungkinan besar tidak

akan tercapai. Dari sisi belanja, pemerintah perlu mempertahankan alokasi belanja meskipun

target penerimaan pajak diperkirakan tidak tercapai. Hal ini penting untuk mempertahankan

momentum pertumbuhan. Yang tidak kalah penting adalah memastikan bahwa anggaran

dialokasikan untuk pos belanja yang produktif. Alokasi belanja dimaksud bukan hanya yang

berkontribusi pada penciptaan pertumbuhan dalam jangka panjang saja namun perlu

diperhatikan juga keseimbangan untuk mendorong pertumbuhan dalam jangka pendek serta

menjaga daya beli masyarakat. Langkah tersebut tentu saja akan memperlebar defisit anggaran

dan memaksa pemerintah menerbitkan lebih banyak utang. Namun dengan melihat risiko utang

pemerintah saat ini, penambahan utang diperkirakan tidak akan mengganggu kesehatan

keuangan pemerintah. Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menggali potensi

sumber pembiayaan yang berasal dari investor domestik yang perlu diperhatikan adalah potensi

terjadinya sudden reversal yang dapat membahayakan stabilitas pasar keuangan. Perlu upaya

keras untuk menciptakan buffer melalui peningkatan kapasitas dan pendalaman pasar domestik.

Perekonomian Indonesia diperkirakan masih akan dibayangi ketidakpastian global selama

tahun 2020. Meski demikian, pemerintah terlihat sangat optimistis dengan menargetkan

pertumbuhan penerimaan perpajakan mencapai 20,73% dari realisasi tahun 2019. Dengan

kondisi global yang masih tidak menentu, target tersebut kemungkinan besar tidak akan

tercapai. Dari sisi belanja, pemerintah perlu mempertahankan alokasi belanja meskipun target

penerimaan pajak diperkirakan tidak tercapai. Hal ini penting untuk mempertahankan

momentum pertumbuhan. Yang tidak kalah penting adalah memastikan bahwa anggaran

dialokasikan untuk pos belanja yang produktif. Alokasi belanja dimaksud bukan hanya yang

berkontribusi pada penciptaan pertumbuhan dalam jangka panjang saja namun perlu

diperhatikan juga keseimbangan untuk mendorong pertumbuhan dalam jangka pendek serta

menjaga daya beli masyarakat. Langkah tersebut tentu saja akan memperlebar defisit anggaran

dan memaksa pemerintah menerbitkan lebih banyak utang. Namun dengan melihat risiko utang

pemerintah saat ini, penambahan utang diperkirakan tidak akan mengganggu kesehatan

keuangan pemerintah. Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menggali potensi

sumber pembiayaan yang berasal dari investor domestik.

Page 23: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

DAFTAR PUSTAKA

1. BPS 2020, accessed 1 February 2020, [www.bps.go.id].

2. Jurado, K, Ludvigson, SC & Ng, S 2015, ‘Measuring uncertainty’, The American

Economic Review, vol. 105, no. 3, pp. 1177-1216.

3. Kementerian Keuangan 2020, accessed 1 February 2020, [www.kemenkeu.go.id].

Page 24: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Tantangan dan Peluang Meningkatkan Neraca Perdagangan di

Era Ketidakpastian Global

M Putra Hutama

Pada bagian ini akan kami sajikan ulasan mengenai dampak ketidakpastian global terhadap

kondisi ekspor dan impor Indonesia. Secara umum, kami akan menjabarkan latar belakang

masalah perang dagang antara dua negara adidaya yaitu Amerika Serikat dan Tiongkok serta

dampak terhadap performa ekspor dan impor Indonesia. Selain itu, pada bagian ini juga kami

akan menjelaskan proses negosiasi Indonesia-European Union Comprehensive Economics

Partnership Agreement (IEU-CEPA) sebagai salah satu solusi Indonesia untuk menciptakan

pasar baru. Meskipun sampai saat ini belum ada persetujuan IEU-CEPA, Indonesia dan EU

telah melakukan 9 kali pertemuan untuk membahas poin-poin persetujuan. Kami akan

menjabarkan alasan mengapa perjanjian ini dirasa penting bagi Indonesia dan komoditas apa

saja yang akan menjadi unggulan agar dapat dinegosiasikan untuk penurunan tariff.

Ketidakpastian global akibat perang dagang

Beberapa tahun terakhir dunia sedang dihadapkan dengan ketidakpastian. Hal ini dipicu salah

satunya oleh perang dagang antara dua negara dengan kekuatan ekonomi terbesar saat ini yaitu

Tiongkok dan Amerika serikat. Perang dagang ini dimulai pada tahun 2017, saat Amerika

serikat (AS) menyatakan bahwa impor solar panel dan mesin cuci dapat membahayakan

industri dalam negeri AS lalu dilanjutkan dengan menaikan tarif impor untuk produk tersebut

ditahun 2018. Aksi balasan juga dilakukan oleh Tiongkok dengan menaikan tarif produk

sorgum dari Amerika Serikat sebesar 178,6% dengan alasan anti-dumping. Perang menaikan

tarif tidak berhenti hanya untuk kedua produk tersebut, hingga tahun 2019 kedua negara

menaikan tarif produk seperti baja, besi, buah, kacang, babi, kendaraan, pesawat terbang, kapal,

kedelai, dan lain lain (Bown & Kolb, 2020). Perang dagang yang dimulai oleh Amerika Serikat

diduga kuat merupakan langkah Amerika untuk memulihakan defisit neraca dagang sebesar

796 miliar USD yang hampir setengahnya merupakan defisit dagang dengan Tiongkok (WITS,

2020). Tujuan lainnya adalah AS berniat untuk meningkatkan pendapatan dari hak Cipta,

Paten, dan Merek Dagang yang selama ini diklaim tidak didapatkan sesuai dengan porsinya.

Page 25: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Aksi yang dilakukan oleh kedua negara adidaya ini memicu penurunan perdagangan global

serta memberikan dampak yang lebih buruk bagi negara “emerging” seperti Indonesia. Dapat

kita lihat pada grafik dibawah, meskipun penurunan nilai perdagangan dunia sudah dimulai

sejak tahun 2015, kami berpendapat bahwa penurunan sebesar 5,8% (2014-2017) merupakan

sumbangsih dari penurunan nilai perdagangan produk-produk “perang tarif” AS-Tiongkok.

Dampak dirasakan oleh Indonesia adalah pertumbuhan impor lebih besar dari ekspor sehingga

menyebabkan defisit neraca perdagangan sebesar USD8 miliar. Hal ini merupakan defisit untuk

pertama kalinya sejak 2014 bahkan lebih besar dari defisit yang Indonesia terima ditahun 2012.

Defisit tersebut diduga kuat merupakan dampak dari perang dagang AS-Tiongkok dikarenakan

menurut data BPS impor Indonesia naik dikarenakan impor non-gas.

Perang dagang berdampak buruk bagi negara diluar AS dan Tiongkok dikarenakan terdapatnya

oversupply produk perang tarif di pasar internasional, hal ini menyembabkan penurunan harga

produk tersebut yang cukup signifikan. Penurunan harga tersebut membuat barang impor dari

Tiongkok maupun AS menjadi lebih kompetitif di negara negara berkembang termasuk

Indonesia. Data yang kami peroleh dari Trademap menyatakan produk-produk impor seperti

Mesin (HS84), Mesin Listrik (HS85) serta Baja dan Besi (HS72) mengalami kenaikan rata rata

sebesar 36,41% 2017-2018. Selain itu, Ekspor Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan

dikarenakan harga dari barang substitusi produk ekspor Indonesia mengalami penurunan harga.

Grafik 1. Perdagangan International 2012-2018 (Sumber: Perhitungan penulis berasal dari

Trademap)

250 15

200 12

8 9 10

150 5

100 -2

0 -2

50 -4 -5

0

2013 2014 2015 2016 2017

-8 -10

2018 2012

Perdagangan Global- in Triliun $

Ekpor Indonesia- miliyar $

Impor Indonesia - miliyar $

Neraca perdagangan Indonesia - miliyar $

Page 26: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Meningkatkan Neraca Perdaganagan Melalui IEU-CEPA (Indonesia-

European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement)

Dengan adanya ketidakpastian global yang salah satu penyebabnya adalah ketidakpastian

perjanjian multirateral dibawah World Trade Organization, langkah tepat yang harus diambil

oleh setiap negara termasuk Indonesia guna meningkatkan nilai ekspor adalah mencari partner

untuk melakukan perjanjian dagang baik bilateral atau regional. Saat ini Indonesia memiliki 17

perjanjian dagang yang sedang dinegosiasikan baik bilateral maupun regional7. Perjanjian yang

menarik untuk didiskusikan adalah perjanjian dengan negara Uni-Eropa. Uni-Eropa merupakan

pasar besar dengan GDP sebesar 18.678 Triliun USD dan populasi sebanyak 513 juta orang

(World Bank , 2020). Uni-Eropa merupakan gabungan dari 27 negara yaitu Austria, Belgia,

Bulgaria, Kroasia, Ciprus, Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani,

Hongaria, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxemburg, Malta, Belanda, Polandia, Portugal,

Romania, Slovakia, Slovenia, Spanyol, dan Swedia yang memiliki pasar tunggal dan bebas

perpindahan barang. Selain itu, perjanjian ini juga menarik untuk dibahas karena komitmen

Uni-Eropa untuk pelarangan Produk Sawit pada tahun 2020 yang dimana Sawit merupakan

produk unggulan dari Indonesia. Data terakhir yang didapakan dari trademap menyatakan

terjadi penurunan impor sawit oleh Eropa sebesar 69,5% 2018-2019. Melalui perjanjian ini

diharapkan Indonesia akan membuka peluang ekspor produk sawit.

Vietnam telah menyepakati perjanjian dagang oleh Uni-Eropa sejak tahun 2012. Berikut kami

menyajikan perbandingan antara Indonesia dan Vietnam ekspor produk ke Eropa baik sebelum

perjanjian maupun sesudah perjanjian. Pada tahun 2011, ekspor dan market share produk

Indonesia di Eropa lebih besar dibandingkan dengan produk Vietnam. Pada tahun 2012, Ekspor

dan market share produk Vietnam lebih besar dibanding produk Indonesia. Perlu dicatat, pada

tahun 2012, Vietnam dan Uni-Eropa telah sepakat untuk menurunkan tarif dan non-tariff

barriers. Dampak perjanjian dagang tersebut dapat dilihat sangat signifikan karena ekspor dan

market share produk Vietnam terus meningkat. Berbanding terbalik dengan Indonesia dimana

terus mengalami penurunan ekspor serta market share. Hingga pada tahun 2018, persentase

perbedaan ekspor Indonesia ke eropa dengan Vietnam ke Eropa sebesar 241% dan persentase

perbedaan market share adalah sebesar 248%.

Page 27: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Grafik 2. Indonesia vs Vietnam (Sumber: Trademap, perhitungan penulis)

Pada tahun 2019, Indonesia dan Uni-Eropa telah melakukan 9 kali pertemuan untuk

merampungkan perjanjian dagang tersebut. Negosiasi pertama Uni-Eropa dan Indonesia

dilakukan pada 18 Juli 2016 di Brussel. Sekitar 80% perjanjian yang dinegosiasikan akan

rampung, jika tidak meleset dari perkiraan IEU-CEPA akan disetujui tahun 2020 ini. Indonesia

akan menjadi negara ke 6 di asia tenggara yang memiliki perjanjian dagang dengan Uni-Eropa

yang sebelumnya Uni-Eropa telah memiliki perjanjian dagang dengan Singapura (2010),

Malaysia (2010), Vietnam (2012), Thailand (2013), dan Filipina (2015) (European Union,

2020). Sejauh ini Indonesia telah mengekspor produk ke beberapa negara besar Eropa seperti

Spanyol, Jerman dan Belanda dengan 5 produk unggulan yaitu Minyak Hewan dan Tumbuhan

(HS15), Alas Kaki (HS64), Produk Kimia (HS38), Mesin Listrik(HS85), dan produk karet

(HS40).

Tabel 1. Revealed Comparative Advantage Produk Indonesia 2018 (Sumber: World Integrated

Trade Solution or WITS)

Page 28: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Dapat kita lihat pada tabel 1, berdasarkan hasil Revealed Comperative Advantage Indonesia ke

dunia memiliki keunggulan untuk mengekspor produk makanan olahan, alas kaki, bahan bakar,

hasil tambang, textile dan baju, plastik atau karet, sayuran, dan kayu (lebih dari 1,00). Terdapat

beberapa produk unggulan Indonesia ke dunia akan tetapi tidak menjadi produk unggulan

Indonesia di Uni-Eropa seperti Bahan Bakar, Hasil Tambang, dan Sayuran. Ada beberapa

kemungkinan alasan produk unggulan Indonesia tersebut tidak menjadi produk unggulan di

Eropa. Pertama, tarif yang ditetapkan oleh Uni- Eropa kemungkinan tinggi, sehingga produk

Indonesia tersebut menjadi mahal dan tidak kompetitif. Kedua, terdapat perbedaan standar yang

ditetapkan oleh Uni-Eropa sehingga produk terebut bisa masuk ke pasar Uni-Eropa. Indonesia

sebetulnya memiliki ruang untuk meningkatkan nilai ekspor khususnya melalui produk produk

unggulan ini. Kami menyarankan Indonesia untuk bernegosiasi dengan Uni-Eropa melalui

perjanjian IEU-CEPA agar menurunkan tarif serta mempermudah masuknya produk unggulan

tersebut (Non-Tariff Barriers).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Center for Strategic and International Studies (Damuri,

Atje, & Soedjito, 2017), potensi yang dapat Indonesia hasilkan dengan IEUCEPA adalah

meningkatnya ekspor produk Indonesia sebesar 5,4% per tahun jika skema penghapusan tarif

terlaksana untuk setiap produk. Skema kedua adalah jika Indonesia gagal menyetujui perjanjian

ini sekaligus Uni-Eropa menghapus kebijakan Generalized System of Preference (GSP) maka

Indonesia akan mengalami penurunan ekspor ke Uni-Eropa sebesar 8% pertahun. Hal ini

dikarenakan produk alas kaki, tekstil, dan baju mendapatkan fasilitas tarif GSP.

Page 29: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

DAFTAR PUSTAKA

Bown, C. P., & Kolb, M. (2020, January 24). Trump’s Trade War Timeline: An Up-to-Date Guide.

Retrieved from Peterson Institute for International Economics:

https://www.piie.com/sites/default/files/documents/trump-trade-war-

timeline.pdf

Damuri, Y. R., Atje, R., & Soedjito, A. (2017). Study on the Impact of an EU-Indonesia CEPA.

Jakarta: Center for Strategic and International Studies.

European Union. (2020, January 17). EU-Indonesia CEPA Negotiations. Retrieved from

European Union External Actions:

https://eeas.europa.eu/headquarters/headquarters- homepage/53277/eu-indonesia-

cepa-negotiations_zh-hans

WITS. (2020). Retrieved from US Trade Summary.

World Bank . (2020). European Union . Retrieved from The World

Bank Data: https://data.worldbank.org/region/european-union

Page 30: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Volatilitas Komoditas Minyak Bumi bagi Perekonomian

Indonesia

Hadi Prasojo

Peran komoditas minyak bumi pada perekonomian

Komoditas energi memiliki peranan penting dalam perekonomian karena digunakan sebagai

faktor produksi oleh industri maupun konsumsi oleh individu / rumah tangga dalam berbagai

wujud. Salah satu dari komoditas energi tersebut adalah minyak bumi, yang produk turunan /

olahan hasil pengilangan (refinery)-nya digunakan dalam berbagai hal dalam kehidupan, mulai

dari bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan hingga produk petrokimia untuk industri.

Indonesia cukup bergantung dengan komoditas minyak bumi, dapat dilihat dari salah satu

indikator yang mewakili yaitu porsi minyak bumi dalam konsumsi energi primer (oil share of

primary energy). Pada 2018, Indonesia mengonsumsi minyak bumi sebesar 83,4 mtoe (juta ton

ekuivalen minyak) dari total 185,5 mtoe energi yang dikonsumsi (BP, 2019), sehingga porsi

minyak bumi dalam konsumsi energi primer sebesar 44.96%. Jika dibandingkan dengan total

dunia yang sebesar 33,62 % atau total Asia-Pasifik sebesar 28,32%, tentunya nilai tersebut

cukuplah besar. Perbandingan porsi minyak bumi dalam konsumsi energi primer dengan negara

lainnya ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Porsi minyak bumi dalam konsumsi energi primer negara (%), 2018 (Sumber: BP, 2019;

diolah)

100%

90%

80%

70%

60%

Indonesia,

44.96% 40%

30%

20%

Total Asia Pacific,

28.32%

Total World,

33.62%

10%

0%

Uzb

ekis

tan

Ukr

aine

Trin

idad

& T

ob

ago

Icel

and

Chin

a

Rus

sian

Fed

erat

ion

Kaz

akh

stan

Sou

th A

fric

a

Esto

nia

No

rway

Turk

men

ista

n

Ban

glad

esh

Cze

ch R

epub

lic

Qat

ar

Slo

vaki

a

Bul

gari

a

Swed

en

Bel

aru

s

Tota

l Asi

a P

acif

ic

Pak

ista

n

Vie

tnam

Ind

ia

Om

an Ir

an

Ven

ezu

ela

Rom

ania

Pola

nd

Turk

ey

Cana

da

Aze

rbai

jan

Fran

ce

Tota

l W

orld

Alg

eria

Ger

man

y

Col

om

bia

Arg

enti

na

Finl

and

Aus

tral

ia

Mal

aysi

a

Hu

nga

ry

Swit

zerl

and

Slo

ven

ia

Aus

tria

New

Zea

land

No

rth

Mac

edo

nia

Egyp

t

Ital

y

US

Uni

ted

Kin

gdo

m

Jap

an

Un

ited

Ara

b E

mir

ates

Taiw

an

Cro

atia

Sou

th K

orea

Mex

ico

Port

ugal

Isra

el

Latv

ia

Indo

nesi

a

Chi

le

Bra

zil

Peru

Den

mar

k

Phili

ppin

es

Spai

n

Net

herl

ands

Irel

and

Thai

land

Kuw

ait

Bel

giu

m

Lith

uan

ia

Gre

ece

Sau

di A

rab

ia

Mor

occo

Sri

Lank

a

Ecua

dor

Ch

ina

Hon

g K

ong

SAR

Iraq

Luxe

mbo

urg

Sing

apor

e

Cypr

us

Page 31: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

40,000

30,000

20,000

10,000

40,000

30,000

20,000

10,000

Dalam proses pemenuhannya, Indonesia telah menjadi negara net oil importer semenjak tahun

2004 mengingat kebutuhan konsumsi yang terus meningkat sementara tingkat produksi yang

menurun. Sehingga diperlukan impor untuk pemenuhan kebutuhan tersebut baik berupa

minyak mentah (crude oil) maupun minyak olahan. Terus mengingkatnya volume dan nilai

impor minyak mentah maupun olahan di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Pada tahun 2018, Indonesia mengimpor minyak mentah senilai US$9,2 miliar dan minyak

olahan senilai US$17,6 miliar sedangkan ekspor minyak mentah senilai US$5,2 miliar dan

minyak olahan senilai US$1,6 miliar. Produk minyak mentah dan olahan inilah yang juga turut

menyumbangkan defisit neraca perdagangan Indonesia saat ini.

Gambar 2. Volume ekspor-impor minyak Indonesia (ribu ton), 2000-2018 (Sumber: BPS, 2019)

Gambar 3. Nilai ekspor-impor minyak Indonesia (juta US$), 2000-2018 (Sumber: BPS, 2019)

Page 32: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

160

140

120

100

80

60

40

Besarnya volume impor minyak mentah maupun olahan membuat Indonesia sangatlah

bergantung dengan harga minyak mentah di tingkat global dalam penentuan nilainya.

Pentingnya harga minyak mentah global tersebut menjadikannya salah satu indikator dalam

asumsi makro pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Indonesia,

selain juga disertai indikator energi lainnya yaitu lifting (tingkat produksi) minyak dan gas

bumi. Di samping itu, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price / ICP) sendiri

diformulasikan dalam peraturan Keputusan Menteri ESDM berdasarkan harga keekonomian

lapangan-lapangan yang ada di Indonesia juga menyesuaikan dengan harga tingkat global

(ESDM, 2020). Mempelajari bagaimana harga minyak mentah global terbentuk penting untuk

dilakukan.

Secara historis harga minyak mentah global dalam beberapa tahun ke belakang mengalami

banyak fluktuasi. Sebagai ilustrasi ditampilkan salah satu harga minyak mentah ringan dari

kawasan North Sea yang umum dijadikan acuan global yaitu Dated Brent pada Gambar 4

Gambar 4. Harga minyak mentah global acuan Dated Brent (US$/barrel), 2000-2019

(Sumber: IndexMundi, 2020)

Page 33: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Beberapa faktor yang membentuk fluktuasi dan volatilitas harga minyak global tersebut adalah

sebagai berikut:

▪ Layaknya produk lainnya, harga dibentuk oleh adanya mekanisme pasar (supply dan

demand) pun termasuk dengan komoditas energi lainnya. Contohnya adalah dengan

meningkatnya supply dari mulai berproduksinya shale oil AS dan oil sand Kanada pada Q3

2014 - Q1 2015 yang membuat jatuhnya harga minyak (Dated Brent) dari 97,34 US$/barrel

pada September 2014 menjadi 55,79 US$/barrel pada Maret 2015.

▪ Kejadian krisis contohnya krisis finansial global pada Q3 2008 yang membuat

jatuhnya harga minyak dari 99,06 US$/barrel pada September 2008 menjadi 41,58

US$/barrel pada Desember 2008.

▪ Beberapa negara yang memiliki tingkat produksi minyak tinggi berperan besar dalam

penentuan harga minyak. Contohnya adalah upaya negara-negara anggota OPEC

(Organization of the Petroleum Exporting Countries) memotong produksinya hingga 4,2

juta barrel/day pada Q1 2009 yang membuat kembali meningkatnya harga minyak dari

US$41,58/barrel pada Desember 2008 menjadi US$68,62/barrel pada juni 2009. Adapun

dikarenakan turunnya pengaruh OPEC, saat ini negara-negara OPEC berkoordinasi dengan

negara-negara non-OPEC membentuk forum OPEC+ dengan harapan yang sama untuk

menstabilkan harga minyak.

▪ Kondisi geopolitik global, contohnya adalah kasus terorisme 9/11 pada Q3 2001 yang

membuat jatuhnya harga minyak dari 25,54 US$/barrel pada September 2001 menjadi 18,6

US$/barrel pada Desember 2001.

Upaya mengurangi resiko volatilitas harga minyak mentah global

Berdasarkan beberapa kajian (Bacon & Kojima, 2008; Kojima, 2009) dan opini penulis, upaya-

upaya mengurangi resiko volatilitas harga minyak mentah global sekaligus menjawab

tantangan energy trilemma (ketahanan pasokan, keterjangkauan, dan keberlanjutan lingkungan

termasuk perubahan iklim) yang juga dapat diterapkan bagi Indonesia didiskusikan sebagai

berikut:

▪ Memenuhi target lifting serta peningkatan infrastruktur pengolahan dan

penyimpanan. Mengingat besarnya nilai impor minyak tidak hanya pada minyak mentah

namun juga minyak yang telah diolah. Upaya-upaya pemenuhan target lifting minyak mentah

Page 34: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

domestik dilakukan melalui pembaruan sistem kontrak untuk meningkatkan investasi,

eksplorasi baru untuk peningkatan penemuan cadangan, efisiensi produksi, hingga

pelaksanaan teknik-teknik produksi tersier (enhance oil recovery dll) pada lapangan tua.

Adapun upaya peningkatan produksi minyak olahan dilakukan melalui peningkatan

infrastruktur pengolahan berupa kilang-kilang. Juga dibutuhkan infrastruktur tangki timbun

(storage) untuk meningkatkan cadangan strategis / operasional.

▪ Hedging (lindung nilai) dan mekanisme stabilisasi harga. Hedging dengan melakukan

kontrak-kontrak pembelian / impor dengan harga yang telah ditentukan untuk jangka waktu

tertentu. Mekanisme stabilisasi harga termasuk pembagian risiko antara pemerintah dengan

melalui subsidi tanpa membebani kapasitas fiskal (maupun BUMN di bidang terkait) dan

masyarakat sebagai konsumen secara langsung. Subsidi dikhususkan ditargetkan pada jenis-

jenis energi tertentu. Juga dengan disertai kompensasi baik berupa bantuan tunai maupun

jaminan sosial yang ditargetkan kepada yang membutuhkan dalam rangka menanggulangi

dampak pada kenaikan harga di masyarakat sebagai konsumen akhir. Beberapa negara

membentuk lembaga Oil / Fuel Price Stabilization Fund untuk mendukung stabilisasi harga

ini.

▪ Konservasi dan diversifikasi energi. Konservasi energi dengan melakukan efisiensi dari

hulu hingga hilir penggunaan berbagai jenis energi. Diversifikasi energi dengan

mengoptimalisasi penggunaan potensi energi lokal setempat terutama energi baru terbarukan

diantaranya panas bumi, tenaga surya, tenaga angin, tenaga air, dll. Pembahasan komoditas

energi memang tidaklah bisa untuk dibahas dengan satu jenis komoditas energi saja,

mengingat adanya kemungkinan substitusi maupun pencampuran jenis energi yang tentunya

tetap tidaklah mudah dengan membutuhkan penyesuaian teknologi. Pun tentunya juga

penting untuk mengelola resiko volatilitas komoditas-komoditas energi lainnya diantaranya

batu bara, gas bumi, bahan bakar nabati (BBN) / biofuel dari minyak kelapa sawit (CPO),

dll yang harganya juga mengalami fluktuasi. Upaya-upaya tersebut telah terus dilakukan oleh

pemerintah, namun tetap dibutuhkan kecepatan inovasi untuk menjawab kecepatan

tantangan yang ada di Indonesia.

Page 35: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

DAFTAR PUSTAKA

Bacon, R., & Kojima, M. 2008. Coping with Oil Price Volatility. ESMAP Special Report 005/08.

Washington, DC: World Bank.

https://esmap.org/sites/default/files/esmap-

files/8142008101202_coping_oil_price.pdf

Badan Pusat Statistik (BPS). 2019. Nilai Ekspor dan Impor Migas (juta US$) 1996-2018.

https://www.bps.go.id/statictable/2014/09/08/1004/nilai-ekspor-dan-impor-migas-juta-

us-1996- 2018.html

Badan Pusat Statistik (BPS). 2019. Volume Ekspor dan Impor Migas (juta US$) 1996-

2018. https://www.bps.go.id/statictable/2014/09/08/1003/volume-ekspor-dan-

impor-migas-berat- bersih-ribu-ton-1996-2018.html

British Petroleum (BP). 2019. BP Statistical Review of World Energy 2019.

https://www.bp.com/en/global/corporate/energy-economics/statistical-review-

of-world- energy/downloads.html

IndexMundi. 2020. Crude Oil (petroleum): ‘Dated Brent’ Monthly Price (US$ per barrel)

2000-2019. https://www.indexmundi.com/commodities/?commodity=crude-oil-

brent&months=240

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 2019. Keputusan Menteri ESDM

Nomor 269 K/10/MEM/2019 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri ESDM

Nomor 138 K/12/MEM/2019 tentang Formula Harga Minyak Mentah Indonesia.

https://jdih.esdm.go.id/storage/document/Kepmen%20269%20K%2010%20MEM%20

2019_Pe rubahan%20Formula%20ICP_salinan+stempel.pdf

Kojima, M. 2009. Government Response to Oil Price Volatility: Experience of 49

Developing Countries. Extractive Industries for Development Series #10.

Washington, DC: World Bank.

https://siteresources.worldbank.org/INTOGMC/Resources/10-govt_response-

hyperlinked.pdf

Page 36: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Efek Ketidakpastian Ekonomi Global Terhadap Serapan

Tenaga Kerja dan Daya Beli Masyarakat Indonesia

Perwira Yodanto

Rentetan peristiwa ekonomi dunia yang kurang menguntungkan atau yang akrab dikenal

dengan global economic uncertainty tentunya menimbulkan gejolak bagi perekonomian

Indonesia. Dalam kurun 5 tahun terakhir saja pemerintah Indonesia tercatat mengumumkan

belasan jilid paket kebijakan ekonomi untuk merespon imbasnya. Secara makro, raihan kinerja

ekonomi Indonesia tergolong masih bagus. Namun, fluktuasi fenomena ini masih berlanjut

sehingga Pemerintah dituntut waspada terhadap efek yang ditimbulkan di ranah

mikroekonomi. Efek dari gejolak ketidakpastian ini terhadap tingkat serapan tenaga kerja dan

daya beli masyarakat menjadi objek analisa dalam tulisan ini.

Global Economic Policy Uncertainty dan Respon Paket Kebijakan Ekonomi

Lebih dari satu dekade terakhir dunia mengalami global economic uncertainty. Peristiwa

ekonomi yang sangat mengemuka diantaranya adalah meletupnya Global Financial Crisis pada

2008, krisis ekonomi Yunani dan drama Brexit yang begitu menyibukkan Uni Eropa, sampai

tarik menarik dua polar magnet ekonomi dunia, China dan Amerika Serikat, selalu memasuki

babak baru dalam trade war. Sebagai partisipan G20, Indonesia tidak punya celah untuk tidak

terdampak oleh gelombang ini.

Tim Ekonomi Kabinet Kerja (2014-2019) telah mengumumkan 16 Paket Kebijakan Ekonomi

(Bappenas 2019) untuk merespon global economic uncertainty. Selama impelementasi,

Indonesia menunjukkan ketahanan ekonomi makro dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi

yang cukup stabil, masih di atas 5% per tahunnya. Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan

dengan negara berkembang lainnya yang berkisar di angka 4,4% (Bappenas 2020). Adapun laju

inflasi bisa ditekan di kisaran 3,2% sepanjang 2015-2019 dan pertumbuhan investasi rata-rata

sebesar 5,4% per tahun di periode yang sama. Dalam perspektif mikroekonomi, dua indikator

terakhir memberi harapan bahwa Indonesia dalam status survived.

Page 37: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Aspek Uncertainty pada Investasi dan Serapan Tenaga Kerja

Dengan 265 juta penduduk, APBN saat ini tentu tidak memadai untuk memenuhi beban

domestik yang besar. Hadirnya investasi memainkan peran signifikan untuk mendongkrak laju

perekonomian nasional. Namun, efek trade war terhadap iklim investasi menjadi perhatian

serius Presiden Joko Widodo. Paket kebijakan ekonomi dan peningkatan Ease of Doing

Business yang dinilai dapat memanjakan investor asing ternyata belum berhasil merayu capital

inflow dari 33 perusahaan yang hengkang dari China (CNN Indonesia 2019). Meski Presiden

kecewa dengan fakta tersebut (CNN Indonesia 2019), namun selama periode pertama

pemerintahannya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dilaporkan turun dari 6,18% (2015)

menjadi 5,28% (2019). Penurunan itu berwujud penciptaan 11 juta lapangan kerja akibat

ekspansi ekonomi domestik (Bappenas 2020).

Meski kuantitasnya 1 juta lebih tinggi dari target penciptaan lapangan kerja, prestasi tersebut

belum merefleksikan kualitas dari skill yang diterapkan dalam pekerjaan. Dengan terbatasnya

belanja modal untuk pembangunan infrastruktur, tentunya sektor swasta berperan penting

dalam penyerapan angkatan kerja terbuka. Sektor swasta yang paling tampak adalah decacorn

atau unicorn berbasis transportasi seperti ‘Go-Jek’ dan ‘Grab’ (Bloomberg 2019) yang

memobilisasi pencari kerja untuk bergabung sebagai mitra terlepas latar belakang pendidikan

dan kompetensinya. Data BPS juga menunjukkan bahwa per Februari 2019, sektor informal

menyumbang 57,27% lapangan pekerjaan baru dan selalu konsisten berkontribusi di kisaran

hampir 60% dalam beberapa waktu terakhir (CNBC Indonesia, 2019).

Elemen uncertainty lain yang perlu diwaspadai adalah aspek keberlanjutan (sustainability)

pekerja sektor informal di industri start-up dan disrupsi teknologi informasi. Selain

mengokohkan kesetiaan pelanggannya, decacorn sepeti ‘Go-Jek’ tentunya memilih strategi

bisnis yang akan membuat investor globalnya. bertahan karena orientasi investor di industri

financial technology/fintech bukan sebagai pengendali, melainkan murni bagi hasil (CNBC

Indonesia 2018).

Page 38: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Artinya, posisi mitra pengendara sangat rentan yang berujung pada tren income yang turun. Ke

depan, disrupsi teknologi berwujud otomatisasi, digitalisasi, dan Artificial Intelligence (AI)

juga diprediksi mengancam 51,8% atau 52,6 juta potensi pekerjaan di Indonesia (INFID 2019,

Bappenas 2020). Tentunya pemerintah harus menaruh perhatian besar pada peningkatan

kompetensi dan kapasitas baik pekerja di sektor formal terlebih lagi informal untuk mereduksi

risiko pekerjaan yang hilang.

Ancaman pada Optimisme Tingkat Daya Beli Masyarakat

Terlepas dari prestasi turunnya TPT, pemerintah perlu mewaspadai faktor uncertainty pada

daya beli masyarakat. Konsumsi domestik merupakan kekuatan ekonomi Indonesia mengingat

exposure ekonomi nasional pada perekonomian global yang relatif terbatas/ small open

economy (Kontan 2020). Di periode 2014-2019, konsumsi rumah tangga masih stabil di angka

5%, menyusul tingkat inflasi yang terjaga di kisaran 3%. Pemerintah berharap dalam 5 tahun

mendatang terjadi peningkatan konsumsi masyarakat rata-rata 5,6% per tahun (Bappenas

2020). Namun, proyeksi serapan tenaga kerja telah menunjukkan implikasinya pada tren

income individu. Artinya, optimisme pada tingkat konsumsi masyarakat ke depannya juga

masih terancam.

Pemerintah harus meracik formula yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang

imbasnya tentu mempengaruhi tingkat daya beli masyarakat. Selain faktor inflasi, beberapa hal

yang perlu dijaga kestabilannya antara lain ketersediaan komoditas pangan strategis, tata kelola

sistem logistik nasional dan konektivitas antarwilayah, serta subsidi (Bappenas 2020). Kenaikan

sejumlah tarif misalnya pada listrik, BBM, LPG 3 kg atau iuran BPJS, jelas berimbas sangat

besar pada daya beli masyarakat di level pendapatan rendah yang memiliki porsi 17,71%

konsumsi nasional (Kontan 2020). Kebijakan cash transfer (bansos) sebagai kompensasi bagi

mereka, harus memiliki sistem monitoring yang menjamin penyaluran tepat sasaran. Di kutub

lainnya, Pemerintah perlu mempertimbangkan fenomena penurunan konsumsi kelompok

penghasilan tinggi yang porsinya menguasai 45,36% konsumsi nasional (INDEF, 2019).

Faktor-faktor ini merupakan pencetus perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga.

Pungkasnya, meskipun tidak secara langsung berdampak, global economic

Page 39: DAMPAK KETIDAKPASTIAN GLOBAL TERHADAP ......2 Ketiga, kami akan meyajikan gambaran performa perdagangan Indonesia di era ketidakpastian global. Secara umum, Indonesia menderita defisit

Profil Penulis

Muhammad Putra Hutama adalah ketua Komisi Ekonomi PPI Dunia

2019/2020 dan mahasiswa Master di Corvinus University of Budapest,

Hongaria jurusan International Economics and Business. Mempunyai

pengalaman sebagai asisten peneliti di PRISMA CEDS Unpad.

Denny Irawan adalah kepala Divisi Kajian Ekonomi PPI Dunia 2019/2020

dan mahasiswa doktoral bidang Economics di The Australian National

University (ANU), Australia. Mempunyai pengalaman sebagai peneliti di

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI).

Chairul Adi adalah anggota Komisi Ekonomi PPI Dunia 2019/2020 dan

pegawai Kementerian Keuangan RI yang tengah menjalani tugas belajar di

tingkat doktoral dalam bidang Political Economy di The University of

Sydney, Australia.

Perwira Yodanto adalah anggota Komisi Ekonomi PPI Dunia 2019/2020

dan pegawai Kementerian Keuangan RI yang saat ini akan mendalami 2

spesialisasi (Policy Analysis dan Economic Policy) dalam program Master

of Public Policy di The Australian National University (ANU) Canberra,

Australia.

Hadi Prasojo adalah anggota Komisi Ekonomi PPI Dunia 2019/2020 dan

mahasiswa Master di Corvinus University of Budapest, Hongaria jurusan

Economic Analysis. Mempunyai pengalaman sebagai asisten peneliti di

Pusat Kebijakan Keenergian - Institut Teknologi Bandung (CREP-ITB).