DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA...

85
i ANALISA PERAN WORLD FOOD PROGRAMME DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA-BISSAU TAHUN 2016 - 2017 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: Firsty Nabila Putri Hartadi NIM: 11151130000086 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2019

Transcript of DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA...

Page 1: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

i

ANALISA PERAN WORLD FOOD PROGRAMME

DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN

DI GUINEA-BISSAU TAHUN 2016 - 2017

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

Firsty Nabila Putri Hartadi

NIM: 11151130000086

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2019

Page 2: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

ii

Page 3: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

iii

Page 4: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

iv

Page 5: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

v

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisa peran World Food Programme (WFP) dalam

menangani krisis pangan yang terjadi di Guinea Bissau pada tahun 2016-2017.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa peran WFP

dalam menangani krisis pangan di Guinea Bissau. Sehingga dapat mengetahui

sejauh apa peran WFP membantu krisis pangan tersebut. Penelitian ini

dilakukan melalui studi pustaka. Peneliti berargumen, bahwa WFP sebagai

organisasi internasional yang bergerak dibidang pangan sudah memenuhi dua

dari tiga peran organisasi internasional dalam memberikan bantuannya kepada

negara Guinea Bissau. Argumen ini dirumuskan melalui tahapan analisa

dengan melihat aktifitas peran serta operasional bantuan yang dilakukan WFP

dalam membantu krisis pangan yang terjadi di Guinea Bissau dan selanjutnya

dianalisa dengan menggunakan kerangka teoritis.

Kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

Neoliberalis institusional dengan konsep organisasi internasional dan konsep

ketahanan pangan. Dari hasil analisa menggunakan kedua konsep tersebut

dapat disimpulkan bahwa peran WFP dalam menangani krisis pangan di

Guinea Bissau belum cukup maksimal karena WFP hanya memenuhi dua

peran organisasi internasional yaitu sebagai instrumen dan aktor independen.

Kata kunci: World Food Programme, Guinea Bissau, krisis pangan, peran

organisasi internasional

Page 6: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga

penulis dapat merampungkan skripsi dengan judul: Analisa Peran World Food

Programme Dalam Menangani Krisis Pangan di Guinea Bissau. Untuk memenuhi

salah satu syarat menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Strata Satu pada Program Studi Hubungan Internasional Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak dan Mama juga

Emah (Nenek penulis) yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta

perhatian moril maupun materil. Terimakasih untuk semua doa, dukungan tiada henti

dan motivasi yang selalu diberikan kepada penulis. Semoga Allah SWT selalu

melimpahkan Rahmat, Kesehatan, Karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat

atas budi baik yang telah diberikan kepada penulis.

Penghargaan dan terima kasih penulis berikan juga kepada seluruh Dosen Hubungan

Internasional serta jajaran staff FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta dan terutama kepada Ibu Riana Mardila, MIR selaku pembimbing yang telah

membantu penulis dalam penulisan skripsi ini. Serta ucapan terimakasih kepada :

1. Terimakasih kepada Nabeel dan Azka, adik penulis. Yang selama ini selalu

memberikan semangat juga dukungannya kepada penulis selama proses

penulisan skripsi. Terutama kepada Nabeel yang sudah rela mengantarkan

setiap kali penulis melakukan bimbingan.

2. Terimakasih kepada Audrie Safira Maulana, sepupu penulis. Yang sudah

membantu penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

3. Terimakasih kepada Albizar Ghiffary, orang terdekat penulis yang sudah

menemani selama dua tahun ini. Terimakasih untuk semua dukungan, doa,

waktu dan energi yang sudah diberikan kepada penulis selama proses

penulisan skripsi ini.

4. Terimakasih kepada sahabat-sahabat penulis, Kharisma Anissa, Nuzia Quita,

Muthia Aljufri, Nabila Febrina, Faradila Meiliza, Nurul Fazriah, Ruella

Salsabila, Adinda Nur Layla, Ananda Jelita Qolby, Najma Salsabila, dan

Rima yang sudah menemani selama masa perkuliahan dan juga sudah sangat

membantu penulis dalam proses penulisan skripsi ini.

Page 7: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

vii

5. Terimakasih kepada rakyat IRCEXTREME atau kelas HI C 2015; Kharisma

Anissa, Nuzia Quita, Muthia Aljufri, Nabila Febrina, Faradila Meiliza,

Ananda Jelita Qolby, Najma Salsabila, Amalia Hanifa, Nisaul Adla, Fira

Sintia, Anita Chania, Annisa Asti, Annisa Fathia, Citra Nada, Annisa

Meidiyani, Syahnaz Risfa, Winda Shabrina, Rosmala Dewi, Putri Sarah

Balqis, Reni Damayanti, Rinaita Citra, Bella Yuningsih, Alfiah Almaisyah,

Mas Luqman, Bang Ilham, Farhan, Raden Arqellien, Musyfiq, Nabil, Hafid,

Ichsan, Diaz, iqbal, Prayoga, Rifqi, Nadim, sudah menemani baik senang

maupun susah selama masa perkuliahan. Terimakasih untuk semua cerita dan

kenangan bersama selama empat tahun ini, semoga kita semua selalu

diberkahi Allah SWT dan selalu diberikan yang terbaik. Aamiin.

6. Terimakasih kepada Vivien Sevira, teman se-persidangan. Semoga

kedepannya semakin sukses dan selalu diberikan yang terbaik oleh Allah

SWT.

7. Terimakasih kepada teman semasa Madrasah Aliyah sampai seterusnya, Fitri

Mahabba. N. yang sudah selalu menyemangati penulis selama proses

penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiin

Jakarta, Agustus 2019

Firsty Nabila Putri Hartadi

Page 8: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ……………………………………………………………….... i

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ………………………….. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………............. iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ……………………….. iv

ABSTRAK ………………………………………………………………………… v

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. vi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… viii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ……………………………………………... ……. 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………................................... 6

D. Tinjauan Pustaka ……………………………………………….... ……. 6

E. Kerangka Teoritis………………………………………………..……...10

1. Neoliberalisme Institusional………………………………………...10

2. Konsep Organisasi Internasional……………………………..……..11

3. Konsep Ketahanan Pangan…………………………………... ……. 16

F. Metode Penelitian………………………………………………... ……. 18

G. Sistematika Penulisan……………………………………………. ……. 19

BAB II KRISIS PANGAN DI GUINEA BISSAU……………………………….. 21

A. Guinea Bissau …………………………………………………………..21

B. Krisis Pangan di Guinea Bissau ………………………………………...26

BAB III WORLD FOOD PROGRAMME (WFP) DAN PERKEMBANGAN WFP

DALAM UPAYANYA MENANGANI KRISIS PANGAN

A. World Food Programme (WFP) ………………………............. ............34

B. Perkembangan WFP dalam Menangani Krisis Pangan………………....38

BAB IV ANALISA PERANAN WORLD FOOD PROGRAMME DALAM

MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA BISSAU

Page 9: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

ix

A. Peran WFP Sebagai Instrumen………………………………………….44

B. Peran WFP Sebagai Aktor Independen…………………………………40

C. Peran WFP (kurang memenuhi) Sebagai Arena………………………...60

D. Hasil Bantuan WFP di Guinea Bissau…………………………..............62

1. Tahun 2016………………………………………………….……....62

2. Tahun 2017………………………………………………………….63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………...............67

B. Saran…………………………………………………………….……....69

Daftar Pustaka……………………………………………………………………… xi

Page 10: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

x

DAFTAR TABEL

Tabel.IV.A1. Resource Situation 2016-2017 WFP Guinea Bissau…………………49

Page 11: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Afrika merupakan benua terbesar kedua setelah benua Asia yang

terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu Afrika Utara, Afrika Selatan, Afrika

Barat dan Afrika Tengah. Afrika juga merupakan benua yang mengalami

krisis pangan terbesar di dunia, yakni mencakup 20 negara dengan keadaan

krisis pangan.1 Krisis pangan sendiri memiliki pengertian dimana suatu negara

atau wilayah mengalami kesulitan dalam memperoleh stok bahan pangan yang

mengakibatkan kenaikan harga pangan sehingga terjadinya defisit di suatu

negara atau wilayah tersebut.2 Membahas persoalan krisis pangan di suatu

negara atau wilayah, secara langsung akan dibahas juga beberapa aspek dari

negara tersebut seperti keadaan politik, keadaan ekonomi, pendidikan juga

keadaan iklim di negara tersebut.3

Untuk di benua Afrika, faktor dominan yang menyebabkan terjadinya

krisis pangan adalah keadaan politik, keadaan ekonomi juga iklim. Faktor-

faktor inilah yang kemudian menjadi permasalahan di salah satu negara

1 Herjuno Ndaru K dan Intan Defrina, “Peranan UN World Food Programme dalam Penanganan

Krisis Pangan dan Kelaparan: Studi Kasus Silent Hunger di Nigeria”, Universitas Indonesia, 2005. 2 “Waspada Krisis Pangan” diakses melalui

http://www.djppr.kemenkeu.go.id/uploads/files/IRF/2013_IRF%20Edisi%202%20Tahun%202013.pdf

pada tanggal 27 Oktober 2018. 3 Davies, A. ”Food security initiatives in Nigeria: Prospects and challenges”. Journal of Sustainable

Development in Africa, 2009.

Page 12: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

2

bagian Afrika Barat, Guinea Bissau. Ketidakstabilan politik yang ada disaat

negara Guinea Bissau mulai merdeka merupakan akar dari permasalahan-

permasalahan lain seperti krisis ekonomi (kemiskinan) juga terbatasnya

pendidikan di Guinea Bissau.

Guinea Bissau sendiri merupakan negara terkecil dan termiskin yang

ada di Afrika Barat.4 Menurut data World Food Programme (WFP), hampir

70 % masyarakat Guinea Bissau hidup di bawah garis kemiskinan, dengan

angka kematian bayi dan ibu yang tinggi dan tingkat kekurangan gizi kronis

di seluruh negara lebih dari 25 %. Selain itu, pendapatan per kapita Guinea

Bissau juga sangat kecil. Masyarakat yang hidup di wilyah Bafata, Cacheu,

Gabu, Oio dan Tombali hidup dengan kurang dari USD 2 per hari, sehingga

dikategorikan sebagai kota termiskin.5

WFP sendiri merupakan sebuah lembaga yang berada di bawah

naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture

Organization (FAO) yang bertugas untuk memberikan bantuan dalam hal

pangan dan nutrisi.6 WFP bertujuan untuk, menghapuskan kelaparan dan

malnutrisi pada negara-negara yang mengalami kelaparan, serta menuntaskan

4 Tuti Kurniawaty, “Guinea-Bissau”, Universitas Indraprasta, 2015.

5 World Food Programme, “Country Programme Guinea-Bissau 200846 (2016-2020)”, diakses

melalui https://documents.wfp.org/stellent/groups/public/documents/eb/wfp279707.pdf pada tanggal

27 Oktober 2018. 6 “World Food Programme”, diakses melalui https://www.kemlu.go.id/rome/id/arsip/lembar-

informasi/Pages/WORLD-FOOD-PROGRAMME-WFP.aspx pada tanggal 27 Oktober 2018.

Page 13: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

3

krisis pangan.7 Beberapa negara di Afrika yang mengalami malnutrisi dan

bahkan krisis pangan sudah pernah mendapat bantuan dari WFP.

Peran dari WFP dapat dilihat di Nigeria misalnya. Pada tahun 2004,

Nigeria mengalami krisis pangan dimana pada saat itu Nigeria mengalami

kekeringan parah yang merusak perkembangan ternak juga hasil panennya.

Hal tersebut diperparah dengan menyebarnya wabah penyakit dan kerusakan

ekologi.8 WFP kemudian menyikapinya dengan meneruskan kabar tersebut

kepada negara-negara pendonor. Pada akhir Juni 2005 WFP sudah berhasil

mengirimkan seluruh bantuan yang ada sebanyak 11.000 ton makanan yang

didistribusikan kepada 493 ribu jiwa yang membutuhkan bantuan.9

Selain di Nigeria, WFP juga memberikan bantuannya kepada negara

Sierra Leone. Kehancuran infrastruktur yang terjadi di Sierra Leone kemudian

menyebabkan anjloknya ekonomi negara yang menyebabkan terjadinya krisis

pangan di Sierra Leone. Krisis pangan yang terjadi di Sierra Leone ini

mengundang banyak perhatian lembaga internasional salah satunya WFP.

Bantuan yang diberikan di Sierra Leone adalah berupa peningkatan akses ke

pasar pangan dan pelayanan sosial. Pada tahun 2009, WFP memberikan

bantuan dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang mengalami

krisis pangan melalui Cash for Work dan juga pelatihan Food for Work. WFP

7 “World Food Programme”, diakses melalui https://www.kemlu.go.id/rome/id/arsip/lembar-

informasi/Pages/WORLD-FOOD-PROGRAMME-WFP.aspx pada tanggal 27 Oktober 2018. 8 K. Ndaru, Herjuno dan Intan Defrina, “Peran UN World Food Programme dalam Penanganan Krisis

Pangan dan Kelaparan : Studi Kasus “Silent Hunger” di Nigeria, 2005. 9 9 K. Ndaru, Herjuno dan Intan Defrina, “Peran UN World Food Programme dalam Penanganan

Krisis Pangan dan Kelaparan : Studi Kasus “Silent Hunger” di Nigeria, 2005

Page 14: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

4

juga bekerja sama dengan pemerintah Sierra Leone seperti Kementrian

Pertanian, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan.10

Sudah ada beberapa faktor yang menyebabkan Guinea Bissau dapat

dinyatakan sebagai negara yang mengalami krisis pangan. Keadaan

masyarakatnya yang harus memangkas makanan perharinya menjadi satu kali

sehari sudah mengindikasikan bahwa negara Guinea Bissau mengalami

kondisi krisis pangan. Ditambah dengan sulitnya masyarakat Guinea Bissau

dalam mendapatkan stok bahan pangan. Naiknya harga pangan juga sesuai

dengan indikator krisis pangan dimana seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya bahwa masyarakat di negara Guinea Bissau hanya

berpenghasilan sebesar USD 2 perharinya sedangkan harga pangan di Guinea

Bissau meningkat sebesar 30 persen.11

Hal inilah yang kemudian menjadikan pemerintahan Guinea Bissau

meminta bantuan dan layak menerima bantuan dari lembaga internasional

seperti salah satunya WFP yang bertugas dalam menangani keadaan

kelaparan, malnutrisi hingga krisis pangan di suatu negara atau daerah. Hal ini

mendatangkan pertanyaan tentang apa saja peranan WFP dan sejauh apa

peranan tersebut dapat membantu dalam menangani krisis pangan yang terjadi

10

I Gede Made Ngurah Perdana Yoga Yanugeraha, dkk, “Upaya World Food Programme (WFP)

dalam Menangani Ketidaktangguhan Pangan di Sierra Leone Tahun 2005-2013” Universitas

Udayana, 2015. 11

World Food Programme, “Country Programme Guinea-Bissau 200846 (2016-2020)”, diakses

melalui https://documents.wfp.org/stellent/groups/public/documents/eb/wfp279707.pdf pada tanggal

27 Oktober 2018

Page 15: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

5

di Guinea Bissau sebagai negara dengan jumlah gizi buruk terbanyak kedua di

Afrika Barat dengan nilai Global Hunger Index (GHI) mencapai 29,1.12

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran World Food Programme (WFP) dalam menangani

krisis pangan yang terjadi di Guinea Bissau tahun 2016 - 2017?

Mengambil periode tahun 2016 – 2017 karena operasional bantuan

WFP di Guinea Bissau dimulai pada tahun 2016 dan dilanjutkan pada

tahun 2017.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1) Tujuan :

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini akan bertujuan :

a) Menganalisis peran WFP dalam menangani krisis pangan di Guinea

Bissau. Sehingga dapat mengetahui sejauh apa peran tersebut

membantu krisis pangan tersebut.

b) Mengetahui perkembangan krisis pangan yang ada di Guinea Bissau.

2) Manfaat :

a) Untuk memberikan sumbangan pengetahuan dan informasi mengenai

bagaimana upaya WFP beserta program-programnya dalam

menangani krisis pangan di Guinea Bissau.

12

FAO, “Cooperatives and Food Security” diakses melalui http://www.copacgva.rg/idc/faoidc97htm.

Pada tanggal 27 Oktober 2018.

Page 16: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

6

b) Untuk memberikan tambahan pengetahuan bagi pengkaji Hubungan

Internasional khususnya yang tertarik dengan bidang Organisasi

Internasional.

D. Tinjauan Pustaka

Terdapat penelitian sebelumnya yang juga sudah membahas peranan

dari World Food Programme (WFP) di berbagai negara di benua Afrika.

Tinjauan pustaka ini diambil dari beberapa penelitian skripsi yang sudah

dituliskan sebelumnya. Pertama, skripsi yang berjudul “Peran World Food

Programme (WFP) Dalam Menangani Krisis Pangan di Sierra Leone Tahun

2009-2011”yang ditulis oleh Rani Hariani, dari Jurnal Online Mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau, 2017.

Dalam penelitiannya, Hariani mencoba mengemukakan hal-hal yang

menjadi penyebab dari terjadinya krisis pangan di Sierra Leone, Afrika Barat.

Dalam penelitiannya, Hariani mengungkapkan krisis pangan yang terjadi di

Sierra Leone terjadi akibat adanya kerusuhan yang terjadi di Sierra Leone

sehingga menyebabkan terjadinya krisis pangan di Sierra Leone. Ia juga

memaparkan peranan dari World Food Programme (WFP) di Sierra Leone.

Hariani memaparkan penelitiannya ini dengan menggunakan teori pluralism

dengan mengambil sudut pandang dari organisasi internasional.13

Perbedaannya dengan penelitian ini, Hariani dalam penelitian beliau tidak

13

Rani Hariani, “Peran World Food Programme (WFP) Dalam Menangani Krisis Pangan di Sierra

Leone Tahun 2009-2011”, Jurnal Online Mahasiswa: Universitas Riau, 2017.

Page 17: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

7

memberikan atau menjelaskan apa saja hasil yang sudah dicapai oleh WFP

sehingga tidak ada tolak ukur keberhasilan WFP dalam memenuhi target yag

ingin dicapai di Sierra Leone. Sedangkan di dalam penelitian ini, akan

dijelaskan pada bab empat hasil-hasil yang dicapai oleh WFP selam

memberikan bantuannya kepada Guinea Bissau pada tahun 2016-2017.

Sama seperti penelitian ini, jurnal berjudul ”Peran UN World Food

Programme dalam Penanganan Krisis Pangan dan Kelaparan: Studi Kasus

“Silent Hunger” di Niger” yang dituliskan oleh Herjuno Ndaru dan Intan

Defrina, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2005.

Dalam jurnal ini, Ndaru dan Defrina mencoba menyatakan permasalahan

krisis pangan dan kelaparan yang terjadi di Niger dengan mengangkat kasus

“Silent Hunger”.

Ndaru dan Defrina juga menspesifikasikan kasus penelitian mereka

pada kasus “Silent Hunger”nya dan penelitian ini mengangkat kasus krisis

pangan yang menyebar di Afrika Barat dan berdampak kepada Guinea Bissau.

Dengan pemaparan masalah tersebut Ndaru dan Defrina kemudian mencoba

memaparkan peranan yang dilakukan WFP di Niger.14

Berbeda dengan

penelitian ini, Ndaru dan Defrina lebih spesifik dengan mengangkat suatu

kasus yang terjadi di Niger. Sedangkan dalam penelitian ini, pembahasan

14

Herjuno Ndaru dan Intan Defrina, “Peran UN World Food Programme dalam Penanganan Krisis

Pangan dan Kelaparan: Studi Kasus “Silent Hunger” di Niger”, Universitas Indonesia, 2005.

Page 18: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

8

peran dari WFP di Guinea Bissau, akan dibahas secara umum tanpa

mengangkat kasus tertentu di Guinea Bissau.

Ketiga, penelitian skripsi yang berjudul “Peranan World Food

Programme (WFP) dalam menangani krisis pangan di Suriah” yang ditulis

oleh Olvie Tryani Pontoh dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Hasanuddin, 2016. Dalam penelitiannya ini, Olvie mencoba

memaparkan permasalahan yang dianggap menyebabkan terjadinya krisis

pangan di Suriah seperti kemiskinan, penyakit, harga makanan global, dan

juga konflik yang terjadi di Suriah. Dari pernyataan masalah tersebut Olvie

mencoba untuk memaparkan tentang peranan dari WFP dalam menangani

krisis pangan yang terjadi di Suriah serta mendeskripsikan kesulitan-kesulitan

apa saja yang dihadapi oleh WFP dalam memberikan bantuannya kepada

Suriah. Ia kemudian menggunakan konsep organisasi internasional juga

konsep ketahanan pangan (Food Security) dan krisis pangan.15

Penelitian yang

ditulis oleh Olvie ini hanya membahas secara umum tentang bagaimana upaya

WFP di Suriah tanpa melihat peran apa yang pada akhirnya dimainkan WFP

di Suriah. Sedangkan pada penelitian ini, upaya-upaya yang dilakukan WFP

di Guinea Bissau kemudian akan dianalisis berdasarkan kepada peran

organisasi internasional menurut Clive Archer.

15

Olvie Tryani Pontoh, “Peranan World Food Programme (WFP) dalam Menangani Krisis Pangan di

Suriah”, Makassar: Universitas Hasanuddin, 2017.

Page 19: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

9

Keempat, penelitian skripsi yang berjudul “Peranan World Food

Programme dalam Penanganan Krisis Pangan di Sudan Selatan” yang ditulis

oleh Vijay Sanjana Bangun, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Hasanuddin, 2017. Dalam penelitiannya, Vijay mencoba

memaparkan penyebab-penyebab terjadinya krisis pangan di Sudan Selatan

seperti terjadinya kekeringan dan cuaca esktrim, penyakit, perubahan iklim

dan juga konflik. Dari pernyataan masalah tersebut, Vijay kemudian mencoba

memaparkan apa saja peranan dari WFP dalam menangani krisis pangan yang

terjadi di Sudan Selatan. Dalam penelitiannya, Vijay menyampaikan dengan

menggunakan konsep organisasi internasional dan konsep food security.16

Sama seperti penelitian yang ditulis oleh Olvie, penelitian yang ditulis oleh

Vijay juga hanya menggambarkan upaya WFP di Sudan Selatan tanpa melihat

peran apa yang pada akhirnya dimainkan WFP di Sudan Selatan. Tidak secara

rinci dan tidak mengelompokkan upaya-upaya WFP di Sudan Selatan

kedalam peranan organisasi intenasional menurut Cliver Archer, sebagaimana

yang dilakukan dalam penelitian ini.

Penelitian ini juga menjelaskan tentang upaya dan peranan dari WFP

dalam menangani krisis pangan di negara benua Afrika. Perbedaan dengan

penelitian yang sudah ada adalah, penelitian ini membahas tentang peranan

krisis pangan di Guinea Bissau yang belum pernah dibahas dalam penlitian-

16

Vijay Sanjaya Bangun, “Peranan World Food Programme dalam Penanganan Krisis Pangan di

Sudan Selatan”, Makassar: Universitas Hasanuddin, 2017.

Page 20: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

10

penelitian tentang peranan WFP sebelumnya. Dari adanya penelitian ini

kemudian diharapkan akan menambah wawasan dalam ranah hubungan

internasional terutama bagi yang berfokus kepada isu ketahanan pangan juga

memperkenalkan tentang negara Guinea Bissau yang masih asing arau jarang

didengar oleh kebanyakan orang.

E. Kerangka Teori

Dewasa ini organisasi internasional ikut memegang peranan penting

dalam ranah internasional. Hal tersebut dikarenakan semakin banyaknya

persoalan atau permasalahan antar negara yang membutuhkan campur tangan

organisasi internasional dalam mengatasinya. Tidak jarang juga kini

organisasi internasional memegang peranan penting dalam kerjasama antar

negara, seperti salah satunya organisasi internasional World Food

Programme. Neoliberalisme institusional, adalah sebuah teori yang

berpandangan bahwa institusi atau organisasi internasional sangat berperan

penting dalam meweujudkan kerjasama, sebagaimana yang dikatakan oleh

Keohane.17

Dalam kerjasama pada sebuah organisasi internasional neoliberalis

menjadikan institusi sebagai variabel independen yang menentukan sejauh

17

Keohane, Robert O., “After Hegemony: Cooperation and Discord in the World Political Economy”,

(Princeton University Press: United Kingdom, 1984).

Page 21: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

11

mana keuntungan relatif menjadi pertimbangan penting18

, pendapat inilah

yang kemudian memperlihatkan seberapa pentingnya peran institusi dalam

kerjasama neoliberal. Lahir dari dari logika deduktif teori lain yakni liberalism

dan neorealis, maka terbentuklah pandangan neoliberalisme yang berpendapat

bahwa negara sebagai aktor utama dalam hubungan internasional, tapi bukan

satu-satunya, dan untuk mencapai sebuah perdamaian dibutuhkan saling

ketergantungan atau interdependensi. Interdependensi dapat dicapai salah

satunya dengan jalan multilateral antar institusi. Kaum Neoliberalis

instituisional kemudian berpendapat bahwa institusi internasional seperti

organisasi internasional akan dapat membantu memajukan kerjasama

internasional sekaligus menjadi fasilitator hubungan antar negara.19

Konsep Organisasi Internasional

Dalam skripsi ini, konsep organisasi internasional akan digunakan

dalam membantu menganalisa peran dari WFP d Guinea Bissau. Organisasi

internasional merupakan sebuah konsep yang lahir dari pandangan

Neoliberalisme. Melalui konsep organisasi internasional, perspektif

Neoliberalis berpendapat bahwa permasalahan yang terjadi di dunia termasuk

salah satunya krisis pangan dapat diselesaikan dengan cara kerja sama yang

dilakukan oleh organisasi internasional. Ada beberapa pendapat yang

18 Gunther, Hellmann, dan Reinhard Wolf, “ Neorealism, Neoliberal Institutionalism, and the Future

of NATO”, (Security Studies 3. no. 1, Autumn 1993). 19

Budi Winarno, “Globlalisasi dan Krisis Demokrasi”, (Yogyakarta: MedPress, 2007), 119.

Page 22: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

12

mendefinisikan organisasi internasional seperti yang didefinisikan Teuku

May:20

Pola kerjasama yang melintasi batas-batas negara dengan didasari

struktur organisasi yang jelas dan lengkap serta diharapkan/diproyeksikan

untuk berlangsung serta melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan

dan melembaga guna mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan yang

diperlukan serta disepakati bersama baik antara pemerintah dengan

pemerintah maupun antara sesama kelompok non pemerintah pada dasar

negara yang berbeda.

Leroy Bennet juga dalam bukunya yang berjudul International

Organization, Principle and Issue, mengemukakan definisinya mengenai

organisasi internasional yaitu bahwa, suatu organisasi internasional harus

menjadi sarana kerjasama antar negara, yang mana kerjasama tersebut mampu

memberikan manfaat bagi semua anggotannya. Organisasi internasional juga

harus mampu menyediakan berbagai saluran komunikasi antar pemerintah,

guna mempermudah akomodasi terutama ketika muncul suatu masalah.21

Dalam kegiatan administrasinya, organisasi internasional terbagi

menjadi dua macam yakni organisasi internasional antar pemerintah (Inter-

Governmental Organization) yang bisa disebut dengan IGO dan juga

organisasi internasional non-pemerintahan (International Non-Governmental

Organization) atau yang biasa disebut dengan INGO .

20

Teuku May Rudy, “Administrasi dan Organisasi Internasiona”, (Bandung: Eresco, 1993), 2. 21

A, Lerroy Bennet, “International Organizations: Principles and Issues”, (Prentice-

Hall International, 1991), 9.

Page 23: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

13

Berdasarkan hal ini WFP merupakan International Governmental

Organization (IGO) karena dilihat dari strukturnya WFP merupakan bagian

dari PBB dan tidak terikat oleh negara manapun. Dari dua tokoh pemikir

di atas, skripsi ini lebih berkaitan dengan pemikiran dari Teuku May. Dengan

pemikiran bahwa organisasi internasional memiliki pola kerjasama yang

melintasi batas-batas negara, sama dengan cara kerja dari WFP yang juga

bekerja melintas batas-batas negara. Teuku May juga mengatakan usaha

untuk mencapai tujuan-tujuan dari organisasi internasional tersebut dengan

membentuk kesepakatan baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun

pemerintah dengan kelompok non-pemerintah. Hal ini berkaitan pula dengan

cara kerja WFP dimana untuk memberikan donasi kepada negara yang

membutuhkan bantuan, WFP mendapatkan donor secara material dari negara-

negara lain dan bahkan bekerja sama juga dengan institusi-instusi non-

pemerintah seperti International Fund For Agricultural Development (IFAD),

dan Food and Agriculture Organization (FAO).

Organisasi Internasional memiliki fungsi dan peranan yang diharapkan

dapat membantu tatanan hubungan internasional. Dimana peranan dari

organisasi internasional dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu22

:

Sebagai Instrumen : organisasi Internasional digunakan oleh negara-negara

anggotanya untuk mencapai tujuan berdasarkan tujuan politik luar negerinya.

22

Clive Archer, “International Organization” (London: University of Aberdeen. 1984), 130.

Page 24: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

14

Sebagai arena : Organisasi internasional sebagai tempat bertemu negara-

negara anggotanya untuk bertemu dan membicarakan masalah yang dihadapi.

Tidak jarang organisasi internasional digunakan oleh beberapa negara untuk

mengangkat masalah dalam negeri negara lain dengan tujuan untuk

mendapatkan perhatian internasional.

Sebagai aktor independen : Organisasi internasional dapat membuat

keputusan-keputusannya sendiri tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan atau

paksaa dari luar organisasi.

Dari ketiga kategori diatas analisa aktivitas organisasi internasional akan

menampilkan sejumlah peranan seperti inisiator, fasilitator, mediator,

rekonsilator, dan determinator23

.

Sedangkan fungsi dari organisasi internasional ini secara umum dibagi

menjadi sembilan fungsi umum yaitu :24

Artikulasi dan Agresi : Organisasi Internasional berfungsi sebagai instrument

suatu negara untuk dapat mengartikukasikan dan mengagregrasikan

kepentingannya. Yang mana nantinya organisasi internasional juga akan

menjadi wadah untuk berdiskusi dan bernegosiasi dalam sistem internasional.

Norma : berfungsi sebagai aktor aktif yang memberikan nilai dan menentukan

prinsip-prinsip non diskriminatif dalam sistem internasional.

23 Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochammad, ”Pengantar Hubungan Internasional“,

(PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005), 95.

24 Clive Archer, “International Organization” (London: University of Aberdeen. 1984), 147.

Page 25: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

15

Rekrutmen : Organisasi Internasional berfungsi untuk merekrut partisipan

dalam sistem politik internasional.

Sosialisasi : Proses sosialisasi pada level internasional berlangsung pada

tingkat nasional yang secara langsung mempengaruhi individu-individu atau

kelompok-kelompok di dalam sejumlah negara dan di antaranya negara-

negara yang bertindak pada lingkungan internasional atau di antara wakil

mereka di dalam organisasi. Dengan demikian, organisasi internasional

memberikan kontribusi bagi penerimaan dan peningkatan nilai kerjasama.

Pembuat Peraturan : sistem internasional yang bersifat anarki tidak memiliki

peraturan dan tidak ada dunia yang mengatur. Sehingga organisasi

internasional juga berfungsi sebagai pembuat peraturan atas dasar perjanjian

negara-negara atau dari organisasi internasional itu sendiri.

Pelaksana Peraturan : Di dalam prakteknya, fungsi aplikasi aturan oleh

organisasi internasional seringkali lebih terbatas pada pengawasan

pelaksanaannya, karena aplikasi sesungguhnya ada di tangan negara anggota.

Pengesahan Peraturan : Organisasi internasional bertugas untuk mengesahkan

aturan-aturan dalam system internasional.

Informasi : Organisasi internasional melakukan pencarian, pengumpulan,

pengolahan dan penyebaran informasi.

Operasional : Organisasi internasional menjalankan sejumlah fungsi

operasional di banyak hal yang sama halnya seperti dalam pemerintahan.

Page 26: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

16

Fungsi pelaksanaan yang dilakukan organisasi internasional terlihat pada apa

yang dilakukan oleh WFP dalam membantu negara-negara yang terkena

masalah krisis pangan terutama di wilayah Benua Afrika.

Penelituan ini diharapkan dapat dengan jelas menyampaikan peran

dari WFP dengan menggunakan konsep organisasi internasional. Sehingga

pembaca mendapat gambaran yang jelas juga tentang bagaimana peran dari

WFP di Guinea Bissau dalam menangani krisis pangan.

Konsep Ketahanan Pangan

Konsep ketahanan pangan (food security) secara harfiah memiliki

definisi terjaminnya akses pangan untuk segenap masyarakat dan secara

merata untuk mendapatkan hidup yang sehat.25

Banyak aspek yang akan

terkait dengan konsep ketahanan pangan, namun yang paling utama memang

aspek ekonomi. Karena konsep ketahanan pangan akan selalu diawali dengan

kemampuan masyarakat atau individu dalam memenuhi kebutuhan pangannya

dengan harga yang terbilang terjangkau baik bagi kalangan atas, menengah,

dan terutama masyarakat dari kalangan yang kurang mampu.26

Konsep ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terintegrasi,

sehingga konsep ketahanan pangan terdiri dari tiga subsistem utama yang

meliputi; ketersediaan pangan, distribusi pangan dan konsumsi pangan. Agar

25

Suhardjo. “Pengertian dan Kerangka Pikir Ketahanan Pangan Rumah Tangga”. (Yogyakarta,

1996). 26

Rachman; Handewi P.S.Dan Ariani, Mewa, “Ketahanan Pangan: Konsep, Pengukuran dan

Strategi”. JurnalFae, 2002.

Page 27: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

17

ketiga subsistem tersebut dapat bekerja dengan baik maka dibutuhkan

kesinambungan dan interaksi yang baik antara ketiga subsistem, yaitu;27

Pertama, Subsistem Ketersediaan Pangan yang mencakup aspek produksi

pangan. Subsistem ketersediaan pangan ini mengatur kestabilan dan

kesinambungan ketersediaan pangan, baik dari cadangan impor atau dari

produksi.

Kedua, Subsistem Distribusi Pangan mencakup penyebaran pangan

yang harus merata. Tidak hanya itu, penyebaran pangan juga harus disertai

dengan harga pangan yang terjangkau untuk masyarakat, individu maupun

rumah tangga. Sehingga subsistem distribusi pangan ini bertujuan untuk

menjamin aksesbilitas pangan dan stabilitas harga pangan.

Ketiga, Subsistem Konsumsi Pangan mencakup upaya untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat akan gizi yang baik, mengontrol harga

pangan sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangannya dengan

baik dan mendapatkannya dengan harga yang terjangkau. Karena

permasalahan dari ketahanan pangan yang utama adalah ekonomi, dimana

masyarakatnya tidak mampu membeli atau harga pangan yang tidak

terjangkau oleh masyarakat-masyarakat.

Ketiga subsistem di atas berkaitan dengan cara kerja dari WFP. Di

negara-negara yang mengalami krisis pangan, WFP tidak jarang memberikan

27

Maleha dan Sutanto, Adi. “Kajian Konsep Ketahanan Pangan”. Jurnal Protein Volume 13 nomor 2

Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Palangkaraya Kalimantan Tengah dan Universitas

Muhammadiyah Malang, 2006.

Page 28: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

18

arahan tentang bagaimana cara bercocok tanam dan mengatur penggunaan

bahan pangan yang ada. WFP juga bekerja mendistribusikan pangan atau juga

berupa materi-materi lain yang didapatkan dari negara pendonor kepada

negara-negara krisis pangan secara menyeluruh sehingga aksebilitas terhadap

pangan di negara krisis pangan terjamin. Selain itu WFP juga tidak jarang

membantu negara krisis pangan untuk meningkatkan kesadaran akan gizi yang

baik dan membantu untuk mengontrol harga pangan, seringkali permasalahan

utama dari krisis pangan adalah ekonomi yaitu melonjaknya harga pangan

karena memang kesediaan bahan pangan yang semakin berkurang namun

permintaan juga semakin banyak. Skripsi ini menggunakan konsep ketahanan

pangan karena berkaitan dengan tema yang diangkat, yaitu membahas tentang

krisis pangan yang terjadi di Guinea Bissau. Skripsi ini juga ingin

memaparkan mengapa Guinea Bissau dapat dikatakan sebagai negara yang

mengalami krisis pangan dengan mengacu kepada konsep ketahanan pangan.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analisis. Dimana

metode deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini, bertujuan untuk dapat

menjelaskan tentang peran dari WFP dalam menangani krisis pangan yang

terjadi di Guinea Bissau. Penelitian ini pun juga bersifat analisis karena

menyertakan analisanya serta argumentasinya dengan melihat apa saja yang

sudah dicapai oleh WFP khususnya dalam menangani krisis pangan di Guinea

Bissau, perubahan-perubahan apa yang terjadi di Guinea Bissau setelah

Page 29: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

19

mendapatkan bantuan dari WFP, penelitian ini juga menyertakan argumentasi

tentang relevansi dari teori yang sudah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya.

Data yang diberikan dalam penelitian ini didapatkan melalui data dari

buku, jurnal, e-jurnal, dan juga artike-artikel yang berkaitan dengan penelitian

dan bersifat data sekunder. Karena penelitian ini hanya memberikan data

dengan cara pengumpulan data menggunakan library research dengan

mencari di buku, jurnal, e-jurnal dan juga artikel-artikel yang bersangkutan

dengan penelitian.

Dengan data yang diberikan penelitian ini diharapkan akan mampu

menyampaikan secara deskriptif tentang bagaimana peran dari WFP dalam

menjalankan tugasnya untuk menangani krisis pangan di Guinea Bissau.

Serta mampu memberikan argumen dan analisisnya tentang bagaimana

keberhasilan WFP dalam menangani krisis pangan yang terjadi di Guinea

Bissau dengan menggunakan teori yang sudah dijelaskan dalam kerangka

teori.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, penulis membagi sistematika penulisan ke

dalam lima bab, di antaranya :

Bab I Pernyataan Masalah. Pada bab I penelitian ini mencoba

memberikan gambaran atas permasalahan krisis pangan yang terjadi di

Guinea Bissau, menyatakan apa saja hal-hal yang menjadikan Guinea

Page 30: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

20

Bissau termasuk ke dalam salah satu negara yang bisa dikatakan

terkena permasalahan krisis pangan.

Bab II Krisis Pangan di Guinea Bissau. Pada bab II penelitian

ini akan dipaparkan secara keseluruhan tentang bagaimana dan apa saja

yang menyebabkan terjadinya krisis pangan di Guinea Bissau.

Bab III World Food Programme (WFP) dan Perkembangan

WFP Dalam Upayanya Menangani Krisis Pangan Pada bab III

penelitian ini akan dipaparkan tentang WFP itu sendiri. Seperti kapan

terbentuknya, dan apa saja visi-misi dari World Food Programme itu

sendiri juga menjelaskan tentang detail-detail dari WFP sebagai

organisasi internasional di bawah naungan PBB. Dan juga membahas

tentang WFP di Guinea Bissau.

Bab IV Analisa Peranan World Food Programme dalam

menangani krisis pangan di Guinea Bissau. Pada bab IV penelitian

ini akan menjawab juga menganalisa rumusan masalah dari penelitian,

tentang apa peranan WFP dalam menangani krisis pangan di Guinea

Bissau.

Bab V Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran

yang dianggap perlu dari hasil penelitian ini.

Page 31: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

21

BAB II

Krisis Pangan di Guinea Bissau

A. Guinea Bissau

Republik Guinea-Bissau, adalah sebuah negara di Afrika Barat yang

mencakup 36.125 kilometer persegi (13.948 mil persegi) dengan perkiraan

populasi 1.815.698, berbatasan dengan Senegal di utara dan Guinea di selatan

dan timur, dengan Samudra Atlantik di barat.28

Iklim di Guinea Bissau sendiri

dapat dikatakan kurang bersahabat karena curah hujan rata-rata untuk Bissau

adalah 2.024 milimeter (79,7 in) meskipun ini hampir seluruhnya

diperhitungkan selama musim hujan yang jatuh antara Juni dan September /

Oktober.29

Guinea-Bissau pernah menjadi bagian dari kerajaan Gabu, serta

bagian dari Kekaisaran Mali. Beberapa bagian dari kerajaan ini bertahan

hingga abad ke-18, sementara beberapa lainnya berada di bawah pemerintahan

Kekaisaran Portugis sejak abad ke-16. Pada abad ke-19, pulau itu dijajah

sebagai Guinea Portugis. Setelah kemerdekaan, dideklarasikan pada tahun

1973 dan diakui pada tahun 1974, nama ibukotanya, Bissau, ditambahkan ke

28 The World Factbook, “Location of Guinea Bissau”, diakses melalui

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/pu.html pada tanggal 6 September

2019. 29 World Food Programme, “Country Programme Guinea-Bissau 200846 (2016-2020)”, diakses

melalui https://documents.wfp.org/stellent/groups/public/documents/eb/wfp279707.pdf pada tanggal 6

September 2019.

Page 32: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

22

nama negara untuk mencegah kebingungan dengan Guinea (sebelumnya

Guinea Perancis).

Untuk di Guinea Bissau hanya ada dua agama yang diyakini oleh

masyarakatnya yaitu agama Kristen dan Islam. Agama Kristen dipraktikkan

oleh 62% populasi negara itu, dengan Muslim membentuk 38% sisanya.

Sebagian besar Muslim Guinea-Bissau adalah dari denominasi Sunni,

sementara sekitar 2% milik Sekte Ahmadiyah. Banyak penduduk

mempraktikkan bentuk sinkretis dari agama Islam dan Kristen,

menggabungkan praktik mereka dengan kepercayaan tradisional Afrika.

Muslim mendominasi utara dan timur, sementara Kristen mendominasi

wilayah selatan dan pesisir. Gereja Katolik Roma mengklaim sebagian besar

komunitas Kristen. Perkiraan lain mengklaim bahwa Kekristenan bukanlah

agama yang dominan karena ada 45% Muslim, 31% Animis dan 22%

Kristen30

.

Guinea-Bissau adalah negara republik. Di masa lalu, pemerintah

sangat tersentralisasi. Pemerintahan multi-partai tidak didirikan sampai

pertengahan 1991. Presiden adalah kepala negara dan perdana menteri adalah

kepala pemerintahan. Sejak 1974, tidak ada presiden yang berhasil menjalani

30 Pew Research Center, “The World’s Muslims: Unity and Diversity The World’s Muslims: Unity and

Diversity”, diakses melalui

http://www.pewforum.org/uploadedFiles/Topics/Religious_Affiliation/Muslim/the-worlds-muslims-

full-report.pdf pada tanggal 19 September 2019.

Page 33: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

23

masa jabatan lima tahun penuh31

. Di tingkat legislatif, majelis rakyat nasional

terdiri dari 100 anggota. Mereka dipilih dari konstituensi multi-anggota untuk

masa jabatan empat tahun. Sistem peradilan dipimpin oleh Mahkamah Agung,

yang terdiri dari sembilan hakim yang ditunjuk oleh presiden. Ada dua partai

politik utama di Guinea Bissau, yaitu PAIGC (African Party for the

Independence of Guinea and Cape Verde) dan PRS (Party for Social

Renewal), dan ada lebih dari 20 partai kecil32

.

PDB per kapita Guinea-Bissau adalah salah satu yang terendah di

dunia, dan Indeks Pembangunan Manusia adalah yang terendah di dunia.

Lebih dari dua pertiga populasi hidup di bawah garis kemiskinan. Ekonomi

sangat tergantung pada pertanian; ikan, kacang mete dan kacang tanah adalah

ekspor utamanya. Masa ketidakstabilan politik yang panjang telah

mengakibatkan aktivitas ekonomi yang tertekan, memburuknya kondisi sosial,

dan meningkatnya ketidakseimbangan ekonomi makro33

.

Guinea-Bissau telah mulai menunjukkan beberapa kemajuan ekonomi

setelah pakta stabilitas ditandatangani oleh partai-partai politik utama negara

itu, yang mengarah ke program reformasi struktural yang didukung IMF.

Tantangan utama bagi negara di masa mendatang adalah untuk mencapai

disiplin fiskal, membangun kembali administrasi publik, meningkatkan iklim

31

Country Watch, “Guinea Bissau; 2018 Country Review” diakses melalui

http://www.countrywatch.com/ pada tanggal 19 September 2019. Hlm. 10 32

Country Watch, “Guinea Bissau; 2018 Country Review”, Hlm. 11 33

Country Watch, “Guinea Bissau; 2018 Country Review”, Hlm.112

Page 34: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

24

ekonomi untuk investasi swasta, dan mempromosikan diversifikasi ekonomi.

Setelah negara itu merdeka dari Portugal pada tahun 1974 karena Perang

Kolonial Portugis dan Revolusi Bunga, eksodus yang cepat dari otoritas sipil,

militer, dan politik Portugis mengakibatkan kerusakan besar pada infrastruktur

ekonomi, tatanan sosial, dan standar hidup negara tersebut34

.

Setelah beberapa tahun mengalami penurunan ekonomi dan

ketidakstabilanpolitik, pada tahun 1997 Guinea-Bissau memasuki sistem

moneter franc CFA, yang membawa beberapa stabilitas moneter internal.

Perang saudara yang terjadi pada tahun 1998 dan 1999, dan kudeta militer

pada tahun 2003 sekali lagi mengganggu kegiatan ekonomi, meninggalkan

sebagian besar infrastruktur ekonomi dan sosial menjadi reruntuhan dan

mengintensifkan kemiskinan yang sudah tersebar luas35

.

Pendidikan di Guinea Bissau wajib dari usia 7 hingga 13. Pendidikan

pra-sekolah untuk anak-anak antara tiga dan enam tahun adalah opsional dan

pada tahap awal. Ada lima tingkat pendidikan: pra-sekolah, pendidikan dasar

unsur dan pelengkap, pendidikan menengah umum dan pelengkap, pendidikan

menengah umum, pengajaran teknis dan profesional, dan pendidikan tinggi

(universitas dan non-universitas). Pendidikan dasar sedang dalam reformasi,

dan sekarang membentuk satu siklus, yang terdiri dari 6 tahun pendidikan.

Pendidikan menengah tersedia secara luas dan ada dua siklus (kelas 7 hingga

34

Country Watch, “Guinea Bissau; 2018 Country Review”, Hlm. 113 35

The World Bank, “Guinea Bissau”, diakses melalui https://data.worldbank.org/country/guinea-

bissau pada tanggal 19 September 2019.

Page 35: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

25

9 dan kelas 10 hingga 11)36

. Pendidikan wajib dari usia 7 hingga 13.

Pendidikan pra-sekolah untuk anak-anak antara tiga dan enam tahun adalah

opsional dan pada tahap awal. Ada lima tingkat pendidikan: pra-sekolah,

pendidikan dasar unsur dan pelengkap, pendidikan menengah umum dan

pelengkap, pendidikan menengah umum, pengajaran teknis dan profesional,

dan pendidikan tinggi (universitas dan non-universitas). Pendidikan dasar

sedang dalam reformasi, dan sekarang membentuk satu siklus, yang terdiri

dari 6 tahun pendidikan. Pendidikan menengah tersedia secara luas dan ada

dua siklus (kelas 7 hingga 9 dan kelas 10 hingga 11). Pendidikan tinggi

terbatas dan sebagian besar lebih suka dididik di luar negeri, dengan siswa

lebih memilih untuk mendaftar di Portugal. Sejumlah universitas, tempat

Fakultas Hukum yang otonom sekaligus Fakultas Kedokteran. Di Guinea

Bissau juga pekerja anak sangat umum. Penerimaan anak laki-laki lebih tinggi

dari pada anak perempuan. Pada tahun 1998, angka partisipasi primer bruto

adalah 53,5%, dengan rasio pendaftaran laki-laki yang lebih tinggi (67,7%)

dibandingkan dengan perempuan (40%). Pendidikan non-formal berpusat

pada sekolah-sekolah komunitas dan pengajaran orang dewasa. Pada tahun

2011 tingkat melek huruf diperkirakan mencapai 55,3% (68,9% pria, dan

42,1% wanita)37

.

36

Country Watch, “Guinea Bissau; 2018 Country Review” diakses melalui

http://www.countrywatch.com/ pada tanggal 19 September 2019. Hlm, Hlm. 210. 37 Country Watch, “Guinea Bissau; 2018 Country Review”, Hlm. 216

Page 36: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

26

B. Krisis Pangan di Guinea Bissau

Krisis pangan adalah kondisi dimana ketersediaan pangan bagi setiap

orang terbatas dan tidak setiap individu memiliki akses untuk mendapatkan

bahan pangan38

. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), 840 juta

dari 1,1 miliar orang miskin di dunia hidup di daerah pedesaan, di mana 15

juta meninggal setiap tahun akibat kelaparan dan penyakit terkait. Perkiraan

berkisar dari 54 hingga 80 negara yang tidak menghasilkan makanan yang

cukup untuk memberi makan populasi mereka.

Negara-negara ini juga tidak mampu mengimpor komoditas yang

diperlukan untuk menutup kesenjangan. Hampir satu dari setiap empat

manusia yang hidup hari ini hanya ada pada batas kelangsungan hidup, terlalu

miskin untuk mendapatkan makanan yang mereka butuhkan untuk bekerja,

atau tempat tinggal yang memadai, atau bahkan perawatan kesehatan

minimal39

. Salah satu negara yang mengalami krisis pangan adalah Guinea

Bissau yang merupakan bagian dari Afrika Barat. Guinea-Bissau memiliki

sejarah ketidakstabilan politik sejak kemerdekaan, dan hanya satu presiden

terpilih (José Mário Vaz) yang berhasil menjalani masa lima tahun penuh.40

38

Maryatin, “Sebuah Paradoksal Krisis Pangan dan Ironi Ketahanan Pangan”, PAUD Bahrul Ulum

Kudus: Indonesia, 2013. Hlm 98. 39

Ishaya, Sunday, “Increasing Food Security and Productivity in Guinea-Bissau in Cooperation with

West Africa Countries”, Alta High School, 2009. Hlm. 1 40 United Nations Department of Economic and Social Affairs, Population Division."World

Population Prospects ". diakses melalui https://population.un.org/wpp/DataQuery/ pada tanggal 6

September 2019.

Page 37: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

27

1. Ketidakstabilan politik di Guinea Bissau kembali terjadi pada tahun 2016,

dimana di tahun tersebut terjadi pemecatan tiga pemerintah dalam setahun.

Hal tersebut diperparah dengan adanya pencalonan Umaro Sissoco sebagai

perdana menteri Guinea Bissa pada November 2016. Pencalonan Umaro ini

justru dikecam oleh beberapa partai di Guinea Bissau karena dinilai

pencalonan Umaro melanggar Conakry Agreement antara Guinea Bissau

dengan Economic Community of West African States (ECOWAS) yang mana

perjanjian ini adalah bagian dari implementasi enam poin roadmap yang

diadopsi oleh ECOWAS berjudul "Perjanjian tentang Resolusi Krisis Politik

di Guinea-Bissau” dan ditandatangi pada 10 September 2016.

Ketidakstabilan politik Guinea Bissau menyebabkan kelumpuhan dalam

tinjauan parlemen dan persetujuan selanjutnya dari program dan anggaran

pemerintah dan keputusan legislatif lainnya sejak 2015.41

Kelumpuhan yang

terjadi di pemerintahan Guinea Bissau pun sangat merugikan keadaan

masyarakat di Guinea Bissau. Selain kondisi negara, kondisi kehidupan

masyarakat di Guinea Bissau ikut terbengkalai akibat dari retorika

pemerintahan Guinea Bissau yang justru merugikan negara Guinea Bissau.

Ketidakstabilan politik yang terjadi di Guinea Bissau ini merupakan salah satu

permasalahan yang menjadi penyebab dari adanya krisis pangan di Guinea

Bissau, selain dari anggaran pemerintah yang tidak kunjung ditetapkan untuk

41

WFP, “Country Programme - Guinea-Bissau (2016-2017) Standard Project Report 2017” diakses

melalui https://www1.wfp.org/countries/guinea-bissau pada tanggal 2 Mei 2019.

Page 38: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

28

kebutuhan negara, pemerintah Guinea Bissau yang pada saat itu sedang tidak

stabil lantas tidak bisa memastikan masyarakatnya untuk sepenuhnya

memiliki akses terhadap pasokan pangan dan kebutuhan masyarakatnya guna

memenuhi kebutuhan gizi. Tidak terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat

Guinea Bissau, menjadikan pemerintahan Guinea Bissau dinilai gagal sebagai

penggerak negara, karena hal utama legitimasi suatu pemerintahan negara

adalah disaat pemerintahan tersebut mampu memastikan bahwa

masyarakatnya memiliki akses terhadap pangan dan memenuhi kebutuhan

gizinya.42

2. Kemiskinan. Ketidakstabilan politik ini kemudian juga mendatangkan

permasalahan lain, karena tidak berjalannya kegiatan perekonomian Guinea

Bissau menyebabkan permasalahan ekonomi bagi negara juga bagi

masyarakatnya yaitu kemiskinan. Dalam segi ekonomi, pendapatan per kapita

Guinea-Bissau adalah salah satu yang terendah di dunia, dan dari sisi indeks

pembangunan manusia juga salah satu yang terendah di dunia, lebih dari dua

pertiga populasi hidup di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan per-hari

masyarakatnya hanya sebesar U$D 2.43

Ekonomi di Guinea Bissau sangat

tergantung pada pertanian; ikan, kacang tanah, dan kacang mete adalah ekspor

42 Teng,P dan Lassa,J, “ Food Security, in Anthony MC, An Introduction Non-Traditional Security

Studies A Transnational Approach”, (Sage, London), Hlm.115. 43 World Food Programme, “Country Programme Guinea-Bissau 200846 (2016-2020)”, diakses

melalui https://documents.wfp.org/stellent/groups/public/documents/eb/wfp279707.pdf pada tanggal 6

September 2019.

Page 39: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

29

utamanya.44

Kemisikinan yang terjadi di Guinea Bissau juga berkaitan dengan

krisis pangan yang terjadi di Guinea Bissau. Hal tersebut sejalan dengan

definisi dari akses pangan rumah tangga yaitu; kemampuan suatu rumah

tangga untuk memperoleh pangan yang cukup secara terus-menerus melalui

berbagai cara, seperti produksi pangan rumah tangga, persediaan pangan

rumah tangga, jual-beli, tukar-menukar atau barter, pinjam-meminjam, dan

pemberian, atau bantuan pangan.45

Kecilnya pendapatan masyarakat Guinea

Bissau kemudian tidak memungkinkan mereka untuk memenuhi akses rumah

tangga, karena ketidakmampuan mereka dalam memperoleh bahan pangan,

dan juga memproduksi bahan pangan. Banyak orang di Guinea-Bissau makan

hanya satu kali sehari. Di daerah pedesaan, makanan utama terdiri dari nasi

atau millet (semacam biji-bijian) dan beberapa jenis saus (kacang, minyak

sawit, coklat kemerahan dan okra, atau tomat) disajikan dengan ikan atau

daging, jika tersedia.

3. Kurangnya Pendidikan. Guinea-Bissau tidak mencapai tujuan pembangunan

negaranya, dan tanpa perbaikan dalam stabilitas politik dan layanan sosial,

Guinea Bissau tidak mungkin mencapai Zero Hunger pada tahun 2030. Selain

ketidakstabilan politik dan kemisikinan, kurangnya pendidikan juga

berkontribusi secara signifikan terhadap krisis pangan dan kekurangan gizi di

44 World Food Programme, “Guinea Bissau” diakses melalui, http://www1.wfp.org/countries/guinea-

bissau pada tanggal 6 September 2019. 45 World Food Programme, “Emergency Food Security Assessment Handbook: Me thodological

Guidance for Better Assessment. First edition.” Diakses melalui http://www.Wfp.

org./operations/emergency_needs/EFSA _Communication_brief.pdf pada tanggal 6 September 2019

Page 40: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

30

Guinea Bissau. Prevalensi kerawanan pangan di antara rumah tangga

pedesaan antara 29 dan 31% di 2016 menegaskan tantangan yang terus-

menerus, terutama untuk rumah tangga yang dipimpin perempuan di mana

prevalensi kerawanan pangan mencapai 35% dibandingkan dengan 28% di

antara rumah tangga yang dipimpin oleh laki-laki, wilayah Cacheu, Gabu, Oio

dan Tombali adalah wilayah paling konsisten terpengaruh.46

Krisis pangan

yang terjadi di Guinea Bissau juga memiliki keterkaitan dengan permasalahan

gender, dimana rumah tangga yang dipimpin oleh perempuan cenderung

memiliki presentase yang tinggi jika dibandingkan dengan rumah tangga yang

dipimpin oleh laki-laki. Hal tersebut dikarenakan, dalam rumah tangga,

perempuan adalah aktor kunci dalam pencapaian ketahanan pangan rumah

tangga mereka. Salah satu alasannya adalah ketahanan pangan merupakan

bagian dari peranan reprodukstif mereka. Sedangkan peran anggota rumah

tangga terutama seorang perempuan tidak dapat terlepas dari beberapa faktor

termasuk salah satunya adalah pendidikan. Di Guinea Bissau, tingkat

pendidikan bagi perempuan terbilang masih rendah, bahkan presentase dari

kaum perempuan Guinea Bissau yang buta aksara 71% di antara perempuan di

atas 15 tahun. Kurangnya pendidikan secara teoritik akan menghambat

perbaikan krisis pangan di dalam rumah tangga, karena kurangnya

kemampuan peran perempuan sebagai aktor kunci rumah tangga dalam

mendapatkan bahan pangan, mengolah bahan pangan dan mendistribusikan

46 World Food Programme, “Guinea-Bissau Interim Country Strategic Plan 2018-2019”

Page 41: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

31

bahan pangan.47

Kurangnya pendidikan juga berpengaruh kepada minimnya

pengetahuan tentang pola makan yang baik, praktik pemberian makan bayi

dan anak yang kurang, berdasarkan kepada data Food Security and Nutritions

Monitoring System (FSNMS) Oktober 2017 menunjukkan bahwa kekurangan

gizi akut pada anak-anak pedesaan yang berusia 6-59 bulan adalah 1,7 %, di

mana 0,3 % menderita kekurangan gizi akut yang parah. Malnutrisi

mempengaruhi 2,1 % anak perempuan dan 1,2 % anak laki-laki. Pola makan

yang buruk, praktik pemberian makan bayi dan anak yang kurang dan

morbiditas anak yang tinggi berkontribusi terhadap angka kekurangan gizi

akut global 6 % di antara anak-anak berusia 6-59 bulan, dan angka gizi buruk

kronis 27,6 % di seluruh negara. Buruknya pemberian makanan dan pola

makan yang buruk juga menyebabkan tingginya angka kematian ibu 900 /

100.000 kelahiran hidup.48

4. Penyakit. Keadaan Guinea Bissau yang sudah mengalami ketidakstabilan

politik berkepanjangan yang berujung kepada kemiskinan, kurangnya

pendidikan dan menyebabkan krisis pangan. Diperparah dengan adanya

penyakit-penyakit yang menyerang masyarakat di Guinea Bissau. Pada tahun

2014/2015 Guinea Bissau terserang oleh virus ebola dan kolera dan wilayah-

wilayah yang terkena ebola dan kolera terparah adalah di wilayah Gabu dan

47 Ketut Sukiyono, dkk, “Status Wanita Dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan Dan Petani

Padi Di Kabupaten Muko-Muko Provinsi Bengkulu”, (Universitas Bengkulu: Bengkulu, 2008), Hlm.

194. 48

WFP, “Country Programme - Guinea-Bissau (2016-2017) Standard Project Report 2017” diakses

melalui https://www1.wfp.org/countries/guinea-bissau pada tanggal 2 Mei 2019.

Page 42: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

32

Tombali.49

Selain adanya virus ebola dan kolera, keadaan di Guinea Bissau

juga diperparah dengan tingginya angka masyarakat Guinea Bissau yang

menderita penyakit HIV. Guinea Bissau sendiri menduduki peringkat pertama

negara di wilayah Afrika Barat dengan angka penderita HIV tertinggi yakni

mencapai 40.000 jiwa.50

Dengan keadaan pemerintahan Guinea Bissau yang masih belum stabil,

pemerintah Guinea Bissau kemudian meminta bantuan kepada pihak WFP

sebagai lembaga yang bergerak di bidang malnutrisi dan gizi untuk bisa

membantu membenahi atau meminimalisir krisis pangan yang terjadi di

Guinea Bissau, yang mana hal tersebut diperparah dengan masuknya virus

ebola dan kolera juga penyakit HIV. Guinea Bissau juga meminta bantuan

kepada pihak WFP untuk dapat membantu mengembangkan rencana-rencana

pembangunan pemerintahan 2016-2025 tentang rencana pengembangan

pendidikan (Education Development Plan) juga rencana strategis dan

operasional negara 2015-2020 (Strategic and Operational Plan) yang isinya

mengenai rencana pemerintah Guinea Bissau yang ingin menjadikan

masyarakat Guinea Bissau makmur dan inklusif yang mendorong peningkatan

standar kehidupan berdasarkan pembangunan berkelanjutan dari

keanekaragaman hayati darat dan laut, juga menjadikan masyarakat Guinea

49 World Food Programme, “Country Programme; Guinea Bissau 200846 (2016-2020), (Rome: 2016).

Hlm. 3. 50 UNAIDS, “Guinea Bissau”, diakses melalui http://www.unaids,org/en/regionscountries/countries/guinea-bissau pada 6 September 2019.

Page 43: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

33

Bissau berkembang dalam konteks kedamaian dan peluang ekonomi.51

Selain

itu, pemerintah Guinea Bissau juga meminta kepada pihak WFP untuk

membantu dalam pemantauan kondisi pangan dan juga kebutuhan nutrisi di

negaranya. Hal tersebut dikarenakan Guinea Bissau tidak memiliki sistem

nasional untuk memantau keamanan pangan dan gizi juga tidak tersedianya

badan manajemen bencana nasional.

51

Government of Guinea Bissau, “Guinea Bissau 2025: Strategic and Operational Plan for 2015-

2020”, “Terra Renka”, 2015. Hlm. 7.

Page 44: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

34

BAB III

World Food Programme (WFP) dan

Perkembangan WFP dalam Upayanya Menangani Krisis Pangan

A. World Food Programme

Manusia sebagai makhluk sosial tentu akan membutuhkan manusia

lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Begitupun dengan sebuah negara,

untuk mencapai hal-hal yang menjadi tujuan dari negaranya tidak jarang suatu

negara akan memerlukan bantuan dari negara lain, dengan kata lain mereka

akan membutuhkan kerjasama. Untuk menjalankan kerjasama antar negara

pun ada elemen lain yang dibutuhkan selain negara yaitu intitusi-intitusi

internasional yang menjalankan perannya masing-masing. Bahkan banyak

organisasi internasional yang menaungi negara-negara untuk bisa bekerjasama

untuk tercapainya sebuah perdamaian, seperti contohnya Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB).

Sebagai sebuah lembaga yang memiliki tujuan untuk perdamaian

dunia tentu saja penyusunan organ-organ di dalam PBB sendiri akan

mencakup banyak hal, yang salah satunya adalah World Food Programme

(WFP). WFP dibentuk untuk menangani isu krisis pangan atau kelaparan dan

Page 45: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

35

mempromosikan ketahanan pangan.52

WFP sendiri merupakan sebuah

lembaga dibawah naungan PBB, sebagai lembaga kemanusiaan terbesar yang

bertugas untuk meminimalisir tingkat krisis pangan di sebuah negara serta

mempromosikan ketahanan pangan. WFP juga menyuplai dan memberikan

bantuan kepada negara-negara yang memang membutuhkan bantuan pasca

terjadinya bencana alam, peperangan, dengan memberikan bantuan berupa

makanan untuk membantu masyarakat di negara yang membutuhkan tersebut

kembali bangkit.

WFP didirikan pada tahun 1961 setelah konferensi Food and

Agriculture Organization (FAO) pada tahun 1960 dengan adanya usulan

untuk membentuk program bantuan pangan multilateral. Pada tahun 1962

terjadi bencana gempa bumi yang melanda Iran dan memakan korban jiwa

lebih dari 12.000 jiwa. Kemudian diikuti dengan terjadinya angina topan di

Thailand, dan juga negara Aljazair yang harus menerima kembali jumlah

pengungsi yang cukup banyak. Semenjak saat itu WFP tidak pernah berhenti

melakukan tugasnya sampai akhirnya menjalakan tugas resminya pada tahun

1963 pertama kali di Sudan untuk memberikan bantuannya berupa pangan

kepada negara-negara yang membutuhkan.53

Organisasi ini dipimpin oleh Direktur Eksekutif, yang ditunjuk

bersama oleh Sekretaris Jenderal PBB dan Direktur Jenderal Organisasi

52

WFP. About WFP. Diakses melalui https://www1.wfp.org/history pada tanggal 21 Februari 2019. 53

WFP. About WFP

Page 46: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

36

Pangan dan Pertanian PBB. Direktur Eksekutif ditunjuk untuk masa jabatan

lima tahun tetap dan bertanggung jawab atas administrasi organisasi serta

pelaksanaan program, proyek, dan kegiatan lainnya. WFP sepenuhnya

bergantung pada kontribusi sukarela untuk pendanaannya.54

Donor utamanya

adalah pemerintah tetapi organisasi tersebut juga menerima sumbangan dari

sektor swasta dan perorangan.

Tujuan utama dari WFP ini adalah untuk menghilangankan dan

mengurangi jumlah krisis pangan di negara-negara yang memang mengalami

krisis pangan dan malnutrisi. Pada saat yang sama, WFP akan mendukung

negara-negara dalam memastikan tidak ada yang tertinggal dengan terus

membangun ketahanan untuk ketahanan pangan dan gizi dan mengatasi

tantangan yang berkembang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan

meningkatnya ketidaksetaraan55

.

Dalam memberikan bantuannya kepada negara-negara yang

membutuhkan WFP tidak bekerja secara independen, semua sumbangan

dalam bentuk tunai atau barang harus disertai dengan uang tunai yang

diperlukan untuk memindahkan, mengelola, dan memantau bantuan makanan

WFP. Pendanaan WFP berasal dari56

:

54

WFP, Governence and Leadership. Diakses melalui https://www1.wfp.org/governance-and-

leadership pada tanggal 23 Februari 2019. 55

WFP. Corporate Strategy. DIakses melalui https://www1.wfp.org/corporate-strategy pada tanggal

21 Februari 2019. 56

WFP. Funding and Donors. Diakses melalui https://www1.wfp.org/funding-and-donors pada

tanggal 23 Februari 2019.

Page 47: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

37

Pemerintah

Pemerintah adalah sumber utama pendanaan untuk WFP; organisasi

tidak menerima iuran atau porsi kontribusi yang dinilai oleh PBB.

Rata-rata, lebih dari 60 pemerintah menanggung proyek-proyek

kemanusiaan dan pembangunan WFP. Semua dukungan pemerintah

sepenuhnya bersifat sukarela.

Perusahaan

Melalui program pemberian perusahaan, masing-masing perusahaan

dapat memberikan kontribusi penting untuk memerangi kelaparan.

Sumbangan uang tunai, produk, atau layanan korporat dapat membantu

membebaskan sumber daya yang langka untuk membantu WFP

memberi makan lebih banyak orang yang kelaparan. Pada gilirannya,

perusahaan melibatkan karyawan, pelanggan, dan pemangku

kepentingan lainnya dalam misi vital dan menyelamatkan jiwa.

Individu

Individu dapat membuat perbedaan dalam kehidupan orang yang lapar.

Sumbangan pribadi dapat memberikan: jatah makanan darurat selama

krisis, makanan khusus untuk anak-anak lapar di sekolah, insentif

makanan untuk mendorong keluarga miskin mengirim anak

perempuan mereka ke sekolah, makanan sebagai pembayaran bagi

Page 48: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

38

orang-orang untuk membangun kembali sekolah, jalan, dan

infrastruktur lainnya setelah konflik dan bencana alam.

WFP merupakan salah satu contoh dari teori Neoliberalisme yang

menyatakan bahwa negara bukanlah tokoh utama dalam tatanan hubungan

internasional. Institusi internasional juga memiliki peranan penting dalam

menjalankan kerja sama antar negara dengan negara atau bahkan negara

dengan institusi internasional non-pemerintah.

B. Perkembangan WFP dalam Menangani Krisis Pangan

Pada tahun 2015 WFP mulai membuat rancangan kerjanya setelah

akhirnya memfokuskan kinerjanya dalam memberikan bantuan makanan

kepada negara-negara yang mengalami krisis pangan. Sejalan dengan hal

tersebut WFP juga mengembangkan program kerjanya yang semula hanya

untuk permasalahan krisis pangan, WFP memperluas cangkupannya ke

permasalahan lingkungan kemanusiaan dan pembangunan.

Perkembangan rancangan kerja yang dilakukan oleh WFP ini

dikarenakan perannya dalam mendukung tercapainya tujuan dari Sustainable

Development Goals (SDGs) tahun 2030 yang mana untuk mencapai tujuan

pembangunan global dibutuhkan upaya multi disiplin yang dilakukan atas

dasar saling ketergantungan baik dari WFP sendiri ataupun WFP dengan

negara-negara atau institusi-instirusi lain. Dan sifat saling ketergantungan ini

Page 49: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

39

terbukti dari projek kerja WFP yang dilakukan dengan mitra kerja WFP baik

negara ataupun institusi pemerintah atau non-pemerintah lainnya.57

Sebagaimana yang dikatakan sebelumnya, WFP sadar bahwa untuk

mencapai tujuan pembangunan global tidak bisa hanya dilakukan dengan satu

cara. Maka selain dengan memberikan bantuan makanan kepada negara yang

mengalami krisis pangan, WFP juga memberikan bantuan berupa materi uang,

dan juga pengetahuan tentang kebutuhan gizi dan juga nutrisi.58

Tentu saja

dalam memberikan bantuan ini WFP tidak melakukannya sendiri namun

bekerja sama juga dengan IFAD, FAO dan juga UNICEF.59

Perkembangan

dari WFP juga semakin terlihat pada tahun 2015 sudah berdiri 54 kantor WFP

dari total 85 negara yang mana WFP hadir untuk melakukan penguatan

dengan memberikan bantuannya di negara-negara tersebut dan pada tahun

2016 total sudah 84 projek WFP di 54 negara yang dilakukan dengan

menggunakan transfer berupa uang tunai untuk membantu pembangunan dan

pemulihan negara yang mengalami krisis pangan.60

Selain memberikan bantuannya berupa makanan dan uang, WFP juga

mendukung kegiatan yang mengurangi risiko bencana sambil meningkatkan

ketahanan pangan, konservasi tanah dan air, pengembangan infrastruktur

57 WFP, “Programme Design”. DIakses melalui https://www1.wfp.org/programme-design pada

tanggal 12 Maret 2019. 58

WFP, “Type of Supports”. Diakses melalui https://www1.wfp.org/types-of-support pada tanggal 12

Maret 2019. 59

WFP, “Country Strategic Planning”. Diakses melalui https://www1.wfp.org/country-strategic-

planning pada tanggal 12 Maret 2019. 60

WFP, “Type of Supports”. Diakses melalui https://www1.wfp.org/types-of-support pada tanggal 12

Maret 2019.

Page 50: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

40

perlindungan banjir, dan rehabilitasi jalan untuk negara-negara yang

mengalami krisis pangan akibat bencana alam. WFP juga bekerja untuk

meningkatkan kesiapsiagaan dan perencanaan darurat, dan untuk memastikan

kesiapan untuk menanggapi bencana dan mengurangi dampaknya terhadap

populasi rentan. yang mana dalam melakukan hal tersebut WFP selalu

bekerjasama dengan pemerintah negara yang bersangkutan.61

WFP selalu melakukan inovasi dan juga pendekatan untuk selalu

dapat mencermati perkembangan terbaru secara inovatif baik dari staf dan

perusahaan eksternal, termasuk melalui Innovation Accelerator Organization

di Munich, Jerman. Diluncurkan pada tahun 2016 dan mengikuti model

akselerator start-up sektor swasta, WFP Accelerator mendukung uji coba dan

peluncuran lebih lanjut dari solusi perintis untuk membantu mengakhiri

kelaparan.62

Peran WFP dalam menangani krisis pangan di Afrika Barat salah

satunya dapat dilihat di Sierra Leonne yang merupakan negara yang

menempati peringkat pertama krisis pangan di Afrika Barat dengan nila GHI

mencapai 35,7.63

Protracted Relief and Recovery Operation (PRRO) adalah

61

WFP, “Disaster Risk Reduction”. Diakses melalui https://www1.wfp.org/disaster-risk-reduction

pada tanggal 12 Maret 2019. 62

WFP, “Innovation”. Diakses melalui https://www1.wfp.org/innovation pada tanggal 12 Maret 2019. 63

FAO, “Cooperatives and Food Security” diakses melalui http://www.copacgva.rg/idc/faoidc97htm.

pada tanggal 8 Agustus 2019.

Page 51: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

41

program yang di buat WFP untuk membantu negara Sierra Leonne.64

Tujuan

dari program ini untuk melindungi mata pencaharian masyarakat di Sierra

Leone dengan menyasar pada tingginya angka malnutrisi dan mensuport

pemulihan keadaan masyarakat di Serra Leone. Program bantuan ini

ditujukan untuk Kawasan yang berada Selatan dan Timur Sierra Leone

melalui pelatihan keahlian (Food-for-Training), pelatihan kerja (Food-for-

Work), dan bantuan pekerjaan langsung (Cash-for-Work).

Sedangkan aktivitas peran yang dilakukan World Food Programme

(WFP) untuk menangani krisis Pangan di Sierra Leone yaitu65

:

1. Peran WFP sebagai Regulator

Peran WFP sebagai regulator adalah membuat kebijakan-kebijakan

sehingga mempermudah pembangunan kembali mata pencaharian dan

perbaikan gizi anakanak dan ibu hamil di Sierra Leone. Sebagai regulator

WFP berfungsi mengatur pelaksanaan program yang telah dibuat berjalan

sesuai acuan dan hasil yang akan dicapai.

2. Peran WFP Sebagai Fasilitator

Peranan WFP di Sierra Leone sebagai fasilitator WFP menyediakan

fasilitas-fasilitas yang menunjang pembangunan mata pencaharian dan

perbaikan gizi untuk anak-anak dan ibu hamil di daerah bagian Selatan

64

WFP in Sierra Leone Annual Report 2009.pdf diakses melalui https://www.wfp.org/countries/sierra-

leone pada tanggal 8 Agustus 2019. 65

Rani Hariani, “Peran World Food Programme (Wfp) Dalam Menangani Krisis Pangan Di Sierrra

Leone Tahun 2009-2011”, (JOM FISIP: Universitas Riau), 2017. Hlm. 10

Page 52: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

42

dan Timur Sierra Leone yang terkena dampak perang. Peranan WFP

sebagai fasilitator berjalan baik dapat dilihat dari perbaikan akses menuju

pasar dan pelayanan sosial di daerah bantuan. Penyediaan proyek-proyek

kerja jangka pendek dan pemberian makanan kepada para pekerja.

Penelitian ini kemudian akan membahas bagaimana peran WFP dalam

menangani krisis pangan di negara Guinea Bissau yang merupakan negara

kedua setelah Siera Leone di Afrika Barat yang juga mengalami krisis pangan.

Ada dua operasional bantuang yang WFP berikan untuk membantu Guinea

Bissau yaitu, yaitu Protected Relief And Recovery Operation (PRRO) 200526

dan juga Country Program 200846 (2016–2020).

Dalam memberikan bantuan kepada Guinea Bissau, tentu WFP

memiliki beberapa target yang ingin dicapai. Untuk di Guinea Bissau sendiri

target yang dimiliki WFP adalah sebagai berikut:66

Perbaikan Nutrisi, dimana dalam perbaikan nutrisi ini WFP ingin

mencegah dan mengurangi malnutrisi pada anak di bawah 5 tahun, wanita

hamil dan menyusui, orang yang sedang menjalani perawatan untuk HIV

atau TBC, meningkatkan kesehatan umum mereka dan membantu

mengurangi efek samping dari obat, serta kepada anggota keluarga mereka.

66 World Food Programme, “Guinea Bissau: What the World Food Programme is doing in Guinea-

Bissau” diakses melalui https://www.wfp.org/countries/guinea-bissau pada 8 Agustus 2019.

Page 53: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

43

Ketersediaan Makanan di Sekolah, WFP ingin menyediakan makanan

panas untuk anak-anak sekolah, mendorong pendaftaran dan kehadiran di

sekolah. Jatah makanan yang dibawa pulang untuk siswa perempuan

mendorong anak perempuan untuk menghadiri dan tetap bersekolah. WFP

juga ingin memperkuat kapasitas Pemerintah untuk mengelola program

makan sekolah sehingga pada akhirnya dapat mengambil kepemilikan atas

program ini.

Meningkatkan Akses Bagi Masyarakat Guinea Bissau, WFP ingin

membantu melindungi mata pencaharian masyarakat Guinea Bissau dan

membangun ketahanan mereka terhadap krisis yang dapat memengaruhi

ketahanan pangan mereka.

Dan pada bab 4 dalam penelitian ini, akan dipaparkan peran WFP di

Guinea Bissau dan juga akan menganalisa upaya WFP di Guinea Bissau

berdasarkan kepada tiga kategori peran organisasi internasional seperti yang

sudah dibahas pada bab sebelumnya pada penelitian ini. Juga akan

menganalisa sejauh mana WFP dapat memenuhi target yang ingin WFP capai

dalam membantu Guinea Bissau menangani krisis pangan.

Page 54: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

44

Bab IV

Analisis Peran World Food Programme

Dalam Menangani Krisis Pangan di Guinea Bissau

Pada bab empat penelitian ini akan menganalisa peran dari WFP dalam

menangani krisis pangan di Guinea Bissau berdasarkan kepada tiga kategori

peran organisasi internasional yang sudah dibahas pada bab sebelumnya.

A. Peran WFP Sebagai Instrumen

Penelitian ini berargumen bahwa WFP berperan sebagai instrumen

dapat dilihat dari bantuan-bantuannya sebagaimana yang dijelaskan pada bab

sebelumnya. Pemerintah Guinea Bissau yang pada saat itu sedang mengalami

konflik politik menjadi semakin parah dengan keadaan krisis pangannya.

Dikarenakan hal tersebut, pemerintah kemudian meminta bantuan WFP untuk

bisa membantu memulihkan serta melakukan pengembangan di Guinea Bissau

terutama dalam masalah krisis pangan dan malnutrisi yang terjadi di Guinea

Bissau.

Di Guinea Bissau sendiri WFP mulai berkontribusi sejak tahun 2015.

Pemerintahan Guinea Bissau bekerjasama dengan WFP untuk

mengembangkan prioritasnya yaitu strategi gizi nasional dan juga

pengembangan pendidikan pemerintah yang ingin dicapai pemerintahan

Page 55: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

45

Guinea Bissau tahun 2015-2025.67

Dalam menjalankan tugasnya untuk

membantu pemerintahan Guinea Bissau, WFP bekerjasama dengan

pemerintahan terkait bidang yang memang menjadi prioritas dari Guinea

Bissau. Seperti halnya tentang pendidikan yang ingin dikembangkan oleh

pemerintahan Guinea Bissau, WFP bekerjasama langsung dengan

pemerintahan terkait bidang pendidikan.

Dan pada juli 2015 WFP sudah mulai berusaha memulihkan sistem

pendidikan di Guinea Bissau bekerjasama dengan Brazil Centre of Excellence

against Hunger. Lembaga ini dibangun oleh WFP dan Brazil pada tahun

2011, sama dengan WFP lembaga ini juga membantu untuk memulihkan

krisis pangan di negara-negara yang membutuhkan mendasar dari pengalaman

masyarakat Brazil yang juga pernah mengalami krisis pangan. Dalam

memperbaiki sistem pendidikan di Guinea Bissau, WFP bekerjasama dengan

Brazil Centre of Excellence against Hunger, karena memang lembaga ini

berfokus menghubungkan sistem makan sekolah dengan pertanian lokal, itu

memberikan bantuan teknis kepada pemerintah nasional untuk merancang,

meningkatkan, memperluas, dan akhirnya menjalankan program pemberian

makan sekolah mereka sendiri.68

67 WFP, “Standard Project Report 2016 “World Food Programme in Guine Bissau, Republic of

(GW)”, diakses melalui https://www1.wfp.org/countries/guinea-bissau pada tanggal 3 April 2019. 68

WFP, ”Centre of Excellence against Hunger in Brazil”, diakses melalui

https://www1.wfp.org/centre-of-excellence-against-hunger pada tanggal 2 Mei 2019.

Page 56: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

46

Untuk memberikan bantuan kepada Guinea Bissau kemudian WFP

mengeluarkan dua program bantuannya pada tahun 2016-2017 yaitu Protected

Relief And Recovery Operation (PRRO) 200526, dan setelah berakhirnya

PRRO kemudian dilanjutkan dengan program bantuan Country Program

200846 (2016–2020), yang mana program bantuan Country Programme ini

selaras dengan Strategic Plan 2015-2020 yang sudah dirancang oleh

pemerintah Guinea Bissau sebelumnya69

. Dilihat dari aktifitas peran sebagai

instrumen WFP bisa disebut sebagai inisiator. Hal ini karena dalam

memperbaiki asupan gizi bagi anak-anak Guinea Bissau, WFP terlebih dahulu

membenahi sistem school meal di 758 sekolah yang ada di Guinea Bissau dan

daerah-daerah yang ada di Guinea Bissau, sehingga pada tahun 2017

setidaknya ada 173.593 anak yang terbantu asupan gizinya melalui bantuan

yang diberikan WFP. Dan bahkan anak-anak di Guinea Bissau diberikan

makanan untuk mereka bawa pulang dari sekolah, terutama bagi anak-anak

perempuan di Guinea Bissau karena presentasenya 2,1% yang lebih tinggi dari

anak laki-laki yaitu 1,2%70

.

Selain itu WFP juga mengembangkan dan mengimplementasikan

proyek percontohan untuk makanan sekolah rumahan, mempromosikan

makanan yang dibeli secara lokal di 65 komunitas di wilayah Bafata, di mana

69

WFP, “Standard Project 2016” diakses melalui https://www1.wfp.org/operations/200846-guinea-

bissau-country-programme-2016-2020 pada 18 Juli 2019. 70

WFP, “Standard Project 2017”, diakses melalui https://www1.wfp.org/operations/200846-guinea-

bissau-country-programme-2016-2020 pada 18 Juli 2019.

Page 57: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

47

54 mt makanan dibeli secara lokal. Namun, tantangan signifikan diantisipasi

untuk ekspansi pembelian makanan lokal di masa depan karena dominasi

tradisional produksi mete. Sektor pertanian monokultur Guinea-Bissau yang

sebagian besar diperkuat pada tahun 2017 dengan kenaikan harga gerbang

pertanian menjadi XOF 700-1.000 (USD 1,32-1,80) per kg, dua kali lipat

harga 201671

.

Apabila melihat pada fungsinya, sebagai instrumen WFP berfungsi

dalam melakukan artikulasi dan agresi. Sebagaimana penjelasan dari fungsi

artikulasi dan agresi, yang mana organisasi internasional merupakan sebuah

instrument bagi suatu negara untuk bisa memenuhi kepentingannya juga

sebagai wadah untuk berdiskusi dan bernegosiasi dalam sistem internasional.

Anggapan penulis bahwa WFP memenuhi fungsi atikulasi dan agresi dilihat

dari peranannya di beberapa negara, WFP merupakan sebuah instrumen bagi

negara untuk memenuhi kepentingannya terutama dalam hal ketahanan

pangan dan nutrisi. Seperti yang dibahas dalam penelitian, yaitu negara

Guinea Bissau. Negara Guinea Bissau yang mengalami krisis pangan dan

malnutrisi meminta bantuan kepada pihak WFP untuk dapat memulihkan

keadaan dan untuk memenuhi kepentingannya yaitu memperbaiki keadaan

krisis pangan yang dihadapi. Permohonan bantuan tersebut diajukan langsung

oleh pemerintah lokal Guinea Bissau kepada WFP. Selain sebagai sebuah

71

WFP, “Standard Project 2017”.

Page 58: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

48

instrument, WFP kemudian menjadi wadah bagi para pendonor untuk

memberikan bantuannya kepada pihak Guinea Bissau.

Selain fungsi artikulasi dan agresi, WFP sebagai instrumen juga

memenuhi fungsi operasional. Dimana fungsi operasional memiliki pengertian

organisasi internasional menjalankan sejumlah fungsi operasional di banyak

hal yang sama halnya dalam pemerintahan. Seperti misalnya, WFP dan

UNICEF mendukung pemerintah, khususnya sektor pendidikan dan

kesehatan. WFP dan UNICEF bekerja dalam kemitraan dengan pemangku

kepentingan lain untuk mengimplementasikan protokol nasional untuk

pengelolaan kekurangan gizi akut, di mana UNICEF menyediakan

Plumpy'Doz untuk perawatan kekurangan gizi akut yang parah dan WFP

menyediakan Plumpy'Doz / SuperCereal Plus untuk perawatan sedang

malnutrisi akut. Petugas kesehatan menerima pelatihan tentang dasar-dasar

antropometrik dan 16 praktik keluarga utama oleh fasilitator dari Kementerian

Kesehatan dengan dukungan keuangan dari UNICEF. WFP dan UNICEF

bekerja sama dengan Pemerintah dan aktor-aktor lain dalam platform Scaling

Up Nutrition (SUN).72

Selain itu, WFP juga bekerja sama dengan Food and Agriculture

Organization (FAO). WFP mendukung Kementerian Pertanian Guinea Bissau

72

WFP, “Standard Project 2016” diakses melalui https://www1.wfp.org/operations/200846-guinea-

bissau-country-programme-2016-2020 pada 18 Juli 2019.

Page 59: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

49

dalam penerapan sistem pemantauan ketahanan gizi dan pangan. Krisis politik

menyebabkan beberapa penundaan dalam implementasi dari April hingga

September 2016, namun, WFP dan FAO terus mendukung staf teknis

pemerintah serta staf dari organisasi non-pemerintah lokal untuk

mengembangkan keterampilan pengumpulan data dan analisis keamanan

pangan dan keterampilan analisis73

. WFP juga berkontribusi pada tiga hasil

United Nations Partnership Assistance Framework UNPAF melalui salah

satu progam operasionalnya yaitu Country Program yang mulai beroperasi

pada April 2016. Dimana program ini mempromosikan kepemilikan nasional

dan masyarakat atas pendekatan perlindungan sosial multi-sektor yang

terintegrasi untuk meningkatkan keamanan dan gizi pangan, dan memperkuat

kapasitas pemerintah dalam program makanan sekolah74

.

Bekerjasama dengan United States Government's McGovern-Dole Food

for Education Programme dan Pemerintah Jepang, yang memberikan bantuan

kepada Guinea Bissau sebesar US$1.3 million pada tahun 201675

, telah

memungkinkan WFP untuk mendukung Departemen Pendidikan dengan

menyediakan makanan untuk anak-anak yang paling rentan di delapan

wilayah negara (tidak termasuk Bissau): Bafata, Biombo , Bolama, Cacheu,

73

WFP, “Standard Project 2016”. 74

WFP, “Standard Project 2017” diakses melalui diakses melalui

https://www1.wfp.org/operations/200846-guinea-bissau-country-programme-2016-2020 pada 18 Juli

2019. 75

WFP, “Japan Steps Up Support To Fight Hunger And Boost Nutrition In Africa”, diakses melalui

https://www1.wfp.org/news/japan-steps-up-support-fight-hunger-boost-nutrition-africa pada 18 Juli

2019.

Page 60: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

50

Gabu, Oio, Quinara dan Tombali. WFP terus mendukung Departemen

Pendidikan berdasarkan rekomendasi dari Systems Approach for Better

Education Results (SABER) yang bertujuan untuk kepemilikan nasional dari

program makanan sekolah76

.

B. Peran WFP Sebagai Aktor Independen

Yang kedua, WFP memenuhi kategori peran sebagai aktor

independen. Sebagai sebuah organisasi internasional yang merupakan aktor

non-negara sepertinya sudah sangat jelas menggambarkan bahwa WFP

merupakan aktor independen dalam sistem internasional. Segala keputusan

yang diambil oleh WFP pun terlepas dari segala kekuasaan dan juga paksaan

diluar organisasi.

Sebagai aktor independen juga, WFP dengan leluasa bisa meminta juga

mendapatkan dan bahkan bekerjasama dengan organisasi internasional lainnya

dan bahkan juga beberapa negara tanpa adanya paksaan dan kepentingan

kekuasaan. Sehingga dalam memberikan bantuannya, WFP banyak juga

mendapat donor berupa material dari beberapa negara.

Untuk peran sebagai aktor independen, analisa aktivitas organisasi

internasional yang ditampilkan WFP di Guinea Bissau adalah perannya

sebagai fasilitator yang juga sejalan dengan konsep ketahanan pangan yang

sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Konsep ketahanan pangan sendiri

76

WFP, “Standard Project 2017”.

Page 61: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

51

memiliki tiga subsistem utama yaitu; ketersediaan pangan, distribusi pangan

dan konsumsi pangan. Agar ketiga subsistem tersebut dapat bekerja dengan

baik maka dibutuhkan kesinambungan dan interaksi yang baik antara ketiga

subsistem.

Pertama, Subsistem Ketersediaan Pangan yang mencakup aspek

produksi pangan. Subsistem ketersediaan pangan ini mengatur kestabilan dan

kesinambungan ketersediaan pangan, baik dari cadangan impor atau dari

produksi. Kedua, Subsistem Distribusi Pangan mencakup penyebaran pangan

yang harus merata. Tidak hanya itu, penyebaran pangan juga harus disertai

dengan harga pangan yang terjangkau untuk masyarakat, individu maupun

rumah tangga. Karena subsistem distribusi pangan ini bertujuan untuk

menjamin aksesbilitas pangan dan stabilitas harga pangan. Ketiga, Subsistem

Konsumsi Pangan mencakup upaya untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat akan gizi yang baik, mengontrol harga pangan sehingga

masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangannya dengan baik dan

mendapatkannya dengan harga yang terjangkau.

Penelitian ini beranggapan bahwa WFP sudah melakukan dan

mengerjakan ketiga subsistem dari konsep ketahanan pangan ini dengan baik.

Dari bagaimana WFP mendistribusikan bahan pangan bahkan ke daerah-

daerah yang ada di Guinea Bissau. WFP juga memastikan bahwa pasokan

pangan di Guinea Bissau akan selalu terpenuhi dan sampai kepada masyarakat

Page 62: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

52

Guinea Bissau meskipun ada beberapa halangan dalam memberikan bantuan

pasokan pangan tersebut. WFP juga memberikan konseling kepada

masyarakat Guinea Bissau serta memberikan kesadaran akan pentingnya

keseimbangan gizi yang baik juga mengontrol agar semua masyarakat Guinea

Bissau mampu mendapatkan pasokan bahan pangan.

Contohnya seperti juga memberikan penilaian gizi, konseling dan

dukungan yang dilaksanakan di daerah Bafata, Biombo, Bissau, Cacheu,

Gabu dan Oio. Pada 2017, juga memberikan beberapa bahan pangan yang

terdiri dari Sereal Super dan minyak sayur untuk pengidap HIV yang

menerima ransum individual; dan transfer berbasis tunai ke rumah tangga

pengidap HIV dari daerah Bafata, Biombo, Gabu, Oio dan Bissau77

. Pada

tahun 2016 distribusi bahan pangan berupa garam beryodium, ikan kalengan,

jagung dan kedelai, beras, minyak sayur dan kacang polong mencapai angka

95,5%78

. Pada tahun 2016, WFP mengalami hambatan karena penuhnya jalur

yang biasa digunakan untuk jalur penerimaan pasokan bahan pangan oleh

kegiatan eksport kacang mete di Guinea Bissau. Sehingga bahan pangan yang

seharusnya datang pada bulan April sampai ke Guinea Bissau pada bulan Juli.

Meskipun begitu, menggunakan bahan pangan yang masih ada Guinea Bissau

mampu memberikan bahan pangan untuk makanan sekolah anak-anak Guinea

77 WFP, “Standard Project 2017”, diakses melalui https://www1.wfp.org/operations/200846-guinea-

bissau-country-programme-2016-2020 pada 18 Juli 2019. 78

WFP, “Standard Project 2016” diakses melalui https://www1.wfp.org/operations/200846-guinea-

bissau-country-programme-2016-2020 pada 18 Juli 2019.

Page 63: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

53

Bissau dengan tepat waktu dan tanpa masalah meskipun harus mengeluarkan

biaya lebih.

Jumlah presentase pemberian obat untuk pengidap HIV berada pada

angka 85% meskipun nilai tersebut masih rendah dari ketetapan WHO yakni

90%. Meskipun begitu pemberian obat untuk pengidap TB berada pada angka

88% yang mana hal tersebut dinyatakan sudah melebihi target dari yang

diharuskan oleh Stop TB Partnership yaitu 85%79

. WFP terus meningkatkan

akuntabilitasnya terhadap populasi yang terkena dampak dengan menerapkan

mekanisme untuk menyediakan informasi, dan untuk mengarahkan

pengaduan dan umpan balik ke hotline bebas pulsa untuk semua kegiatan

program.

Selama periode pelaporan, strategi komunikasi lengkap dirancang dan

diimplementasikan untuk orang yang hidup dengan HIV di bawah terapi anti-

retroviral untuk memahami perubahan dalam kegiatan program lintas usia,

jenis kelamin dan keragaman. Studi dasar makanan sekolah yang dilakukan

pada Juni 2016 menunjukkan bahwa tidak semua orang tua anak sekolah

mengetahui tentang pemberian makanan panas di sekolah. Sehingga Guinea

Bissau mengadaptasi strategi untuk memberi informasi yang lebih baik

kepada anak-anak, orang tua, guru, dan lainnya untuk memastikan

peningkatan kesadaran akan program makanan sekolah di tingkat masyarakat.

79

WFP, “Standard Project 2016”.

Page 64: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

54

Sehingga anal-anak yang mengalami gizi buruk bisa terus mendapatkan

asupan gizi yang baik80

Sedangkan untuk tahun 2017, distribusi makanan WFP ke Guinea

Bissau meliputi sereal, minyak, kacang-kacangan atau biji-bijian kering,

makanan campur atau ransum dan lain-lain mencapai 10,996 mt81

. selai itu

WFP juga mendapatkan sumbangan dalam bentuk nabati dan kacang-

kacangan dari the United States McGovern-Dole Food for Education

Programme mencapai 3.000 mt pada tahun 2017. Komoditas bervolume

tinggi ini dikirim dalam bentuk tas dan curah, alih-alih pengiriman dalam

kontainer, menciptakan tantangan logistik yang signifikan untuk

meminimalkan kerugian komoditas dan memastikan pengiriman tepat waktu

ke sekolah.

Tantangan-tantangan ini dikombinasikan dengan kondisi jalan yang

buruk yang semakin memburuk selama musim hujan, dan kapasitas

transportasi komersial yang terbatas. Rantai pasokan WFP mencapai

pengiriman tepat waktu 5.700 mt komoditas ke sekolah, rumah sakit, dan

pusat kesehatan di seluruh delapan wilayah menggunakan transportasi laut

dan jalan. WFP menyediakan makanan sebelum musim hujan untuk

mengurangi risiko keterlambatan pengiriman ke daerah-daerah yang sulit

80

WFP, “Standard Project 2016” diakses melalui https://www1.wfp.org/operations/200846-guinea-

bissau-country-programme-2016-2020 pada 18 Juli 2019. 81

WFP, “Standard Project 2017”, diakses melalui https://www1.wfp.org/operations/200846-guinea-

bissau-country-programme-2016-2020 pada 18 Juli 2019.

Page 65: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

55

dijangkau di timur dan selatan82

. Pada 2017 juga Indikator kinerja terapi anti-

retroviral berada di 7,94% untuk kegagalan, menandai peningkatan

dibandingkan dengan 2016. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya

ketersediaan dana dan dukungan kelembagaan yang lebih baik untuk mitra

yang bekerja sama untuk tindak lanjut dan manajemen program83

. Selain itu,

aktifitas WFP sebagai fasilitator juga dapat dilihat Pada tahun 2017,

Kementerian Pendidikan, WFP Guinea-Bissau, WFP Centre of Excellence

against Hunger, and Brazilian Cooperation Agency mengembangkan

negosiasi untuk kerjasama South-South mengenai bantuan teknis kepada

Kementerian Pendidikan dalam perancangan, implementasi dan evaluasi

program makan siang sekolah, dan kerangka kerja keuangan untuk

memperluas jamuan sekolah rumahan.

Kemudian kerjasama WFP dengan Kementerian Kesehatan

Masyarakat telah berkontribusi pada kegiatan gizi, termasuk pencegahan

stunting di antara anak-anak berusia 6-23 bulan, pengobatan malnutrisi akut

sedang di antara anak-anak berusia 6-59 bulan, dan dukungan makanan dan

gizi untuk orang yang kekurangan gizi yang hidup dengan HIV.pada terapi

anti-retroviral84

. Dan beberapa usaha yang dilakukan WFP sebagaimana sudah

dijelaskan sebelumnya, dimana bantuan-bantuan tersebut WFP lakukan hanya

82

WFP, “Standard Project 2017”, diakses melalui https://www1.wfp.org/operations/200846-guinea-

bissau-country-programme-2016-2020 pada 18 Juli 2019. 83

WFP, “Standard Project 2017”, 84

WFP, “Standard Project 2017”.

Page 66: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

56

dengan tujuan untuk bisa membantu Guinea Bissau mendapatkan bantuan dan

mencapai tujuan yang diinginkan. Selain fasilitator, WFP dalam kategori

instrument juga memenuhi peranan sebagai mediator. Sebagai mediator yang

ingin ditekankan disini adalah WFP berperan sebagai mediator bukan dalam

hal menjadi pihak netral yang membantu pihak-pihak lain dalam hal

perundingan. Namun mediator yang membantu banyak pihak dan sebagai

penyambung antara pihak donator dengan Guinea Bissau. Seperti yang sudah

dibahas sebelumnya, bahwa dalam memberikan bantuannya WFP juga

mendapatkan donasi baik berupa bahan pangan, dan yang paling sering adalah

berupa materi uang. Dari donasi-donasi yang didapatkan inilah WFP akhirnya

bisa membantu mengurangi jumlah krisis pangan di Guinea Bissau. Pada

operasional bantuan Country Programe misalnya, WFP mendapatkan dana

sebesar US$ 16,536,088 dari dana yang dibutuhkan WFP sebesar US$

21,044,291.

Page 67: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

57

Tabel 1 Resource Situation 2016-2017 WFP Guinea Bissau85

Sumber: https://www.wfp.org/countries/guinea-bissau

Sebagai aktor independen, WFP berfungsi dalam hal sosialisasi.

Sebagaimana yang dikatakan pada bab sebelumnya, fungsi sosialisasi

memiliki pengertian dimana sosialisasi pada level internasional berlangsung

pada tingkat nasional yang secara langsung mempengaruhi individu-individu

atau kelompok-kelompok di dalam sejumlah negara dan di antaranya negara-

negara yang bertindak pada lingkungan internasional atau di antara wakil

85

WFP, “Resource Situation” diakses melalui https://www1.wfp.org/operations/200846-guinea-

bissau-country-programme-2016-2020 pada 18 Juli 2019.

Page 68: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

58

mereka di dalam organisasi. Dengan demikian, organisasi internasional

memberikan kontribusi bagi penerimaan dan peningkatan nilai kerjasama.

WFP memenuhi fungsi sosialisasi karena, dalam memberikan

bantuannya dalam level nasional WFP melakukan sosialisasinya di tingkat

internasional. Dalam artian seperti yang dilakukan di Guinea Bissau. WFP

tidak hanya mendapat bantuan atau bekerjasama dengan pemerintahan Guinea

Bissau, namun WFP juga bekerjasama dengan organisasi-organisasi

internasional lainnya seperti European Union, UN Women, UNAIDS,

UNPFA, UNICEF, FAO, bahkan WFP juga mendapat bantuan dari negara

Jepang dan Italy86

. Sosialisasi yang dilakukan oleh WFP ini juga secara

langsung memengaruhi individu ataupun kelompok baik di dalam negara

Guinea Bissau ataupun di luar negara Guinea Bissau. Seperti contohnya yang

dilakukan WFP dalam memperbaiki school meal di Guinea Bissau. WFP

bekerjasama secara langsung dengan pemerintah Guinea Bissau yang bergerak

pada bidang pendidikan.

Selain itu WFP juga terlibat dalam upaya kelembagaan dan kegiatan

publik untuk mempromosikan kesetaraan gender dan memperkuat kemitraan

dengan Ministry of Women, Family and Social Cohesion, United Nations

Entity for Gender Equality and the Empowerment of Women (UN Women)

86

WFP, “Guinea Bissau”, diakses melalui https://www1.wfp.org/countries/guinea-bissau pada 18 Juli

2019.

Page 69: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

59

dan lembaga-lembaga nasional dan internasional lainnya yang berkomitmen

untuk tindakan yang berorientasi gender. Bekerjasama dengan United Nations

Gender Working Group, WFP mendukung kemajuan menuju kesetaraan

gender, strategi dan kegiatan bersama untuk menarik perhatian pada isu-isu

gender dan merayakan tanggal-tanggal penting, termasuk International

Women’s Day and the orange-themed campaign titled "16 Days of Activism

Against Gender-Based Violence".

WFP juga memberikan XOF 670.000 (USD 1.260) untuk disumbangkan

ke Government’s Institute of Women untuk mempromosikan ceramah tentang

gender di sekolah dasar dan menengah. Pada akhir 2017, the United Nations

Peacebuilding Fund menyetujui kontribusi USD 453.413 untuk WFP untuk

memberdayakan petani perempuan dalam kecakapan menulis dan membaca,

pencegahan konflik, negosiasi, kepemimpinan, komunikasi, jaringan dan

advokasi kebijakan publik. Ini mencakup pelatihan petani perempuan dan

kepekaan masyarakat. The umbrella 18-month project, "Supporting Women’s

and Youth Political Participation for Peace and Development in Guinea-

Bissau", juga mencakup komponen-komponen yang akan dikelola oleh the

United Nations Population Fund (UNFPA) and UN Women87

.

87

WFP, “Standard Project 2017”.

Page 70: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

60

C. Peran WFP (kurang memenuhi) Sebagai Arena

Dalam penelitian ini berargumen bahwa WFP tidak begitu memenuhi

peran organisasi internasional arena, karena WFP tidak berperan sebagai

wadah untuk bertemu negara-negara anggota untuk bertemu dan

membicarakan masalah yang dihadapi. Tidak jarang organisasi internasional

digunakan oleh beberapa negara untuk mengangkat masalah dalam negeri

negara lain dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian internasional. Untuk

di Guinea Bissau WFP tidak begitu memenuhi kategori peran sebagai arena.

Hal ini disebabkan karena WFP meskipun sebuah organisasi intermasional

tapi tidak memenuhi peran menjadi tempat bertemunya negara-negara untuk

bertemu dan membicarakan masalah yang dihadapi, namun sebagaimana yang

sudah dikatakan sebelumnya bahwa WFP lebih dominan sebagai mediator

bagi negara-negara lain atau organisasi internasional lainnya yang ingin

berkontribusi dalam mendonorkan bantuan kepada negara yang mengalami

krisis pangan.

Dalam hal ini juga perbincangan tentang krisis pangan yang terjadi

hanya ada antara WFP dengan pemerintah Guinea Bissau saja, hal tersebut

dapat dilihat dari usaha pemerintah Guinea Bissau meminta bantuan kepada

WFP untuk menjadikan permasalahan krisis pangan dan malnutrisi yang

terjadi di Guinea Bissau bisa diangkat dan mendapatkan perhatian dunia

internasional. Karena dengan begitu akan banyak negara yang menaruh

simpati kepada Guinea Bissau dan memberikan bantuan kepada Guinea

Page 71: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

61

Bissau melalui WFP. Melalui WFP, Guinea Bissau sudah banyak

mendapatkan bantuannya dari beberapa organisasi internasional lainnya

sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya.

Meskipun tidak begitu signifikan peran WFP sebagai arena, namun

dalam kategori ini WFP memenuhi fungsi organisasi internasional, yaitu

fungsi informasi. yang mana fungsi informasi ini memiliki pengertian

organisasi internasional melakukan pencarian, pengumpulan, pengolahan dan

penyebaran informasi. Sejalan dengan fungsi informasi, WFP bekerjasama

dengan Food Security and Nutrition Monitoring System (FSNMS) melakukan

pencarian, pengumpulan juga pegolahan data pada tahun 2016 dan juga 2017

mengenai krisis pangan yang terjadi di Guinea Bissau. Data yang didapatkan

tentang berapa presentase krisis pangan yang terjadi di Guinea Bissau, dan

daerah-daerah di Guinea Bissau yang mengalami krisis pangan88

.

Dari data yang ada inilah kemudian WFP mulai merancang program-

program bantuan sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Juga mulai membentuk

kerjasamsa dengan beberapa organisasi internasional dan negara lainnya

dalam membantu Guinea Bissau. WFP terus meningkatkan akuntabilitas

terhadap populasi yang terkena dampak melalui pelatihan mitra tentang

kebijakan dan prosedur WFP. Pengantar pasokan bahan pangan yang

dipekerjakan juga dilatih untuk meningkatkan akuntabilitas kepada penerima

manfaat WFP. WFP juga melatih 30 jurnalis dari semua wilayah di Guinea

88 WFP, “Standard Project 2017”.

Page 72: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

62

Bissau tentang prosedur dan kebijakan nutrisi dan WFP. Para jurnalis

membentuk sebuah kelompok yang disebut "Jurnalis Friends of Nutrition dan

WFP" untuk mempromosikan peningkatan kesadaran tentang gizi dan

pentingnya akuntabilitas kepada penerima WFP. Melalui kunjungan lapangan

bulanan, WFP melakukan peningkatan kesadaran untuk memberi informasi

yang lebih baik kepada anggota masyarakat, anak sekolah dan orang tua

mereka tentang perkembangan baru dalam bantuan WFP89

.

D. Hasil Bantuan WFP di Guinea Bissau

Penilitian ini membahas bagaimana peran WFP di Guinea Bissau pada

tahun 2016 dan juga 2017 sehingga hasil dari bantuan WFP kepada Guinea

Bissau yang akan dipaparkan dalam penelitian ini akan dibagi kepada dua

periode tersebut.

1. Tahun 2016. Pada tahun 2016 sebagaimana yang sudah dijelaskan

sebelumnya WFP memberikan bantuan kepada Guinea Bissau melalui

operasional bantuan PRRO yang kemudian dilanjutkan dengan

operasional bantuan Country Programme. Untuk tahun 2016 ada

beberapa hasil yang sudah dicapai oleh WFP yaitu:90

Meskipun pencegahan stunting memang dikatakan rendah dan

belum memenuhi target, namun pemberian makanan untuk anak-

89

WFP, “Standard Project 2017”, diakses melalui https://www1.wfp.org/operations/200846-guinea-

bissau-country-programme-2016-2020 pada 18 Juli 2019. 90

WFP, “Standard Project 2016” diakses melalui https://www1.wfp.org/operations/200846-guinea-

bissau-country-programme-2016-2020 pada 12 Agustus 2019.

Page 73: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

63

anak usia 6-23 bulan dikatakan meningkat dan pemberian gizi

terhadap anak juga membaik.

Pada tahun 2016, Systems Approach for Better Education Results

(SABER) dikembangkan, dan WFP berhasil memperkenalkan

makanan sekolah ke dalam Rencana Pendidikan Tahunan untuk

2016-2025. Terlepas dari ketidakstabilan politik, diharapkan

bahwa Pemerintah akan merekomendasikan Parlemen untuk

menyetujui Undang-Undang Pemberian Makanan Sekolah,

menetapkan anggaran nasional dan menerapkan struktur yang

sesuai dan terdesentralisasi untuk merancang, melaksanakan, dan

mengevaluasi program.

Indikator kinerja terapi anti-retroviral atau pemberian obat kepada

penyandang penyakit HIV dan TB meskipun belum memenuhi

maksimal karena masih adanya kekurangan dana, biaya yang

tinggi dan tingkat kematian yang masih tinggi yaitu 9,45%

2. Tahun 2017. Melanjutkan operasional bantuan yang dilakukan pada

tahun 2016 yaitu PRRO. WFP kemudian mengeluarkan operasional

bantuan yang dinamakan Country Programme. Berikut adalah hasil yang

WFP capai dengan Country Programme yaitu:91

91

WFP, “Standard Project 2017”, diakses melalui https://www1.wfp.org/operations/200846-guinea-

bissau-country-programme-2016-2020 pada 12 Agustus 2019.

Page 74: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

64

Indikator kinerja terapi anti-retroviral atau pemberian oat

kepada penyandang penyakit HIV meingkat. Hal tersebut dapat

dilihat dari tingkat kematian yang menurun menjadi 7,94 %,

menandai peningkatan dibandingkan dengan hasil 2016. Hal

ini disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan dana dan

dukungan kelembagaan yang lebih baik untuk mitra yang

bekerja sama untuk tindak lanjut dan manajemen program.

Survei gabungan Keamanan Pangan dan Sistem Pemantauan

Gizi rumah tangga, dilakukan oleh WFP dengan Pemerintah

Guinea-Bissau, FAO, dan didanai oleh Uni Eropa,

menggarisbawahi bahwa sebagian besar ibu dari anak-anak

memiliki situasi makanan yang baik dengan skor konsumsi

makanan 81,6 persen. Namun, makanan didominasi oleh

konsumsi harian sereal, umbi-umbian dan akar, sementara telur

dikonsumsi kurang dari sekali seminggu dan buah kurang dari

tiga hari seminggu.

Ketersediaan Super Cereal Plus sepanjang tahun mengarah ke

indikator kinerja pengobatan malnutrisi akut positif untuk

anak-anak berusia 6-59 bulan, seperti yang ditunjukkan oleh

statistik 2017: tingkat pemulihan 94,33%, tingkat default

5,55%, 0% non-respons dan tingkat kematian 0,15%. Bantuan

Page 75: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

65

makanan untuk pengobatan malnutrisi akut dilaksanakan di

daerah Oio, Gabu dan Bafata untuk melengkapi perawatan gizi

buruk akut yang diberikan oleh UNICEF, dan untuk

menyediakan cakupan untuk malnutrisi akut di daerah di mana

upaya pencegahan stunting sedang berlangsung.

WFP terus melakukan peran mendasar dalam mendukung

program makanan sekolah yang dipimpin pemerintah. Bantuan

makanan berkontribusi untuk mempertahankan anak-anak di

sekolah selama tahun ajaran 2016/17 dan semester pertama

tahun ajaran 2017/18: tingkat retensi untuk 2016/17 lebih dari

90 persen.

Kegiatan penguatan kapasitas berkontribusi untuk

meningkatkan keterlibatan Pemerintah dalam program

makanan sekolah. Pelatihan dan penyediaan peralatan

membuat Kementerian Pendidikan lebih berperan aktif dalam

program ini. Masukan-masukan ini secara positif memengaruhi

kualitas pelaporan makanan sekolah, yang lebih lengkap dan

berisi analisis yang lebih baik daripada tahun sebelumnya.

Dengan pencapaian-pencapaian WFP di atas, dapat dilihat bahwa WFP

memang memaksimalkan peran-perannya terutama dalam peranannya sebagai

instrument dan aktor independen sehingga target perbaikan nutrsi dan

Page 76: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

66

perbaikan makanan di sekolah dapat terpenuhi dengan maksimal. Meskipun

begitu, ada juga pencapaian yang penelitian ini rasa WFP belum cukup untuk

memenuhi secara maksimal, yaitu meningkatkan akses bagi masyarakat

Guinea Bissau. Hal tersebut dikarenakan WFP tidak begitu memaksimalkan

peranannya sebagai arena.

Page 77: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Krisis pangan yang terjadi di Guinea Bissau diakibatkan merebaknya

penyakit HIV, ebola dan kolera pada tahun 2014/2015. Hal ini diperparah

dengan ketidakstabilan politik yang terjadi pada tahun 2016 akibat pencalonan

Umaro Sissoco sebagai perdana menteri Guiea Bissau. Pencalonannya

dikecam oleh beberapa partai di Guinea Bissau karena dinilai akan melanggar

perjanjian Conakry agreement antara Guinea Bissau dan ECOWAS. Selain

itu bencana alam banjir yang terjadi pada tahun 2015, kemiskinan masyarakat

Guinea Bissau yang berpenghasilan kurang dari U$ 2, kurangnya pengetahuan

tentang gizi yang berdampak langsung terhadap malnutrisi masyarakat Guinea

Bissau, kenaikan harga pangan dan pola makan yang buruk juga menjadi

faktor yang memperparah krisis pangan di Guinea Bissau.

WFP kemudian sebagai organisasi internasional yang bergerak dalam

membantu persolan pangan turun tangan untuk memberikan bantuan kepada

Guinea Bissau. Operasional bantuan yang diberikan WFP kepada Guinea

Bissau ada dua, dimulai pada tahun 2016 yaitu Protracted Relief and

Recovery Operation (PRRO), yang mana dengan program bantuan ini

penerima bantuan pertahun 2016 di Guinea Bissau mencapai 239,082 jiwa

Page 78: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

68

dengan kategori anak-anak usia dibawah 5 tahun, usia 5-18 tahun, dan orang

dewasa diatas usia 18 tahun. Dalam program PRRO ini WFP lebih

memfokuskan kepada pemberian obat untuk penderita penyakit HIV dan TB

juga memperbaiki sistem pemberian makanan di sekolah sehingga anak-anak

di Guinea Bissau bisa mendapatkan gizi yang layak di sekolah maupun di

rumah karena beberapa makanan yang diberikan di sekolah juga bisa mereka

bawa ke rumah.

Kemudian program bantuan PRRO ini dilanjutkan dengan program

bantuan yang disebut Country Programme yang mana dengan program

bantuan ini penerima bantuan pertahun 2017 di Guinea Bissau mencapai

201,911. Menurun dari tahun 2016 disebabkan ada beberapa hambatan seperti

penuhnya jalur yang biasa digunakan untuk mengirim pasokan pangan dengan

kegiatan ekspor kacang mete. Meskipun begitu penyaluran makanan kepada

anak-anak di Guinea Bissau tidak terhambat, sehingga angka yang disebut

diatas merupakan data penerima bantuan pertahun 2017 kategori anak-anak

usia 6-23 bulan juga 5-18 tahun.

Meskipun ada hambatan pada tahun 2017 kerjasama yang dilakukan

WFP dengan organisasi internasional lainnya semakin banyak sehingga

bantuan dana yang didapatkan juga lebih banyak dari tahun 2016. Hasil yang

dicapai juga meningkat dibandingkan dengan tahun 2016. Seperti pemberian

obat kepada penderita HIV semakin baik, kondizi gizi ibu dan anak juga

Page 79: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

69

berada pada presentase 81,6%, ketersediaan bahan pangan juga semakin

membaik karena semakin banyaknya donor yang didapat. Hasil yang dicapai

oleh WFP sudah sangat baik dan cukup membantu kondisi Guinea Bissau,

meskipun belum maksimal. Namun dengan segala peran yang sudah

dijalankan oleh WFP sebagai instrument, aktor independen sudah cukup

membantu Guinea Bissau untuk pulih dari keadaan krisis pangan.

B. Saran

Sebagai lembaga besar yang menangani krisis pangan, WFP sebaiknya

juga memberikan pelatihan kepada masyarakat di Guinea Bissau

terutama kepada mereka yang sudah berusia dewasa dengan

memberikan pelatihan untuk bisa menghasilkan hasil produksi dengan

modal rendah namun harga jual yang tinggi. Sebagaimana yang

dilakukan di Sierra Leone, contohnya dengan meningkatkan program

food-for-work bagi usia dewasa, membantu mengembalikan aset mata

pencaharian penduduk dan memberi asupan nutrisi khusus kepada

balita dan anak usia sekolah.

WFP sebaiknya tetap menjaga hubungan baik dengan pemerintah

Guinea Bissau dan organisasi kemanusiaan lainnya untuk

mempermudah pelaksanaan opeerasional bantuan di sana, juga terus

memberi update lengkap mengenai status pangan secara transparan

untuk menjaga kepercayaan para pendonor agar tetap memberikan

Page 80: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

70

bantuan dana yang diperlukan, juga meningkatkan koordinasi dengan

pemerintah Guinea Bissau dan aktor lokal guna mencari rute alternatif

ketika rute utama untuk menyalurkan bantuan ditutup atau tidak dapat

diakses lagi akibat masalah keamanan atau ketika dilakukan kegiatan

eskpor atau impor.

Page 81: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan E-book:

Adi, Maleha dan Sutanto. 2006, Kajian Konsep Ketahanan Pangan, Jurnal Protein

Volume 13 nomor 2 Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas

Palangkaraya Kalimantan Tengah dan Universitas Muhammadiyah Malang.

Archer, Clive. 1984, International Organization, London: University of Aberdeen.

Bangun, Vijay Sanjaya. 2017, Peranan World Food Programme dalam Penanganan

Krisis Pangan di Sudan Selatan, Makassar: Universitas Hasanuddin.

Bennet, A. Leroy. 1991, International Organizations: Principles and Issues, Prentice-

Hall International.

Defrina Intan dan Herjuno Ndaru K, 2005 Peranan UN World Food Programme

dalam Penanganan Krisis Pangan dan Kelaparan: Studi Kasus Silent Hunger

di Nigeria, Universitas Indonesia.

Government of Guinea-Bissau. 2015. Guinea-Bissau 2025: Strategic and

Operational Plan for 2015–2020” . Terra Ranka, Guinea Bissau.

Gunther, Hellmann, dan Reinhard Wolf (1993) Neorealism, Neoliberal

Institutionalism, and the Future of NATO, Security Studies 3. no. 1, Autumn

1993.

Hariani, Rani. 2017, Peran World Food Programme (WFP) Dalam Menangani Krisis

Pangan di Sierra Leone Tahun 2009-2011, Jurnal Online Mahasiswa:

Universitas Riau.

Keohane, Robert O., 1984, After Hegemony: Cooperation and Discord in the World

Political Economy, Princeton University Press: United Kingdom.

Kurniawaty, Tuty. 2015, Guinea-Bissau, Universitas Indraprasta.

Maryatin. 2013, Sebuah Paradoksal Krisis Pangan dan Ironi Ketahanan Pangan,

PAUD Bahrul Ulum Kudus: Indonesia.

Page 82: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

xii

Mewa, Ariani dan Rachman Handewi P.S. 2002, Ketahanan Pangan: Konsep,

Pengukuran dan Strategi. JurnalFae

Mochammad, Yanyan dan Anak Agung Banyu Perwita. 2006, Pengantar Hubungan

Internasional, Bandung; Penerbit Remaja Rosdakarya.

Pontoh, Olvie Tryani. 2017, Peranan World Food Programme (WFP) dalam

Menangani Krisis Pangan di Suriah, Makassar: Universitas Hasanuddin.

P, Teng dan Lassa,J, Food Security, in Anthony MC, An Introduction Non-Traditional

Security Studies A Transnational Approach, Sage, London.

Rudy, Teuku May. 2005, Administrasi dan Organisasi Internasional, Bandung:

Refika Aditama.

Sorensen, George dan Robert Jackson. 2005, Pengantar Studi Hubungan

Internasional, Yogyakarta; PT. Pustaka Pelajar.

Suhardjo. 1996, Pengertian dan Kerangka Pikir Ketahanan Pangan Rumah Tangga,

Yogyakarta.

Sukiyono, Ketut, “Status Wanita Dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan Dan

Petani Padi Di Kabupaten Muko-Muko Provinsi Bengkulu”, (Universitas Bengkulu:

Bengkulu, 2008), Hlm. 194.

Sunday, Ishaya. 2009, Increasing Food Security and Productivity in Guinea-Bissau

in Cooperation with West Africa Countries, Alta High School.

Winarno, Budi. 2007, Globlalisasi dan Krisis Demokrasi, Yogyakarta: MedPress.

Yanugeraha, I Gede Made Ngurah Perdana Yoga, dkk. 2015, Upaya World Food

Programme (WFP) dalam Menangani Ketidaktangguhan Pangan di Sierra

Leone Tahun 2005-2013, Universitas Udayana.

Page 83: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

xiii

E-Journal:

A, Davies. 2009, Food security initiatives in Nigeria: Prospects and challenges.

Journal of Sustainable Development in Africa.

Country Watch, “Guinea Bissau; 2018 Country Review” diakses melalui

http://www.countrywatch.com/ pada tanggal 19 September 2019.

FAO, Cooperatives and Food Security, diakses melalui

http://www.copacgva.rg/idc/faoidc97htm. Pada tanggal 27 Oktober 2018.

Kementerian Keuangan, 2018, Waspada Krisis Pangan. Diunduj melalui

http://www.djppr.kemenkeu.go.id/uploads/files/IRF/2013_IRF%20Edisi%202

%20Tahun%202013.pdf pada tanggal 27 Oktober 2018.

Kementerian Luar Negeri, World Food Programme, diakses melalui

https://www.kemlu.go.id/rome/id/arsip/lembar-informasi/Pages/WORLD-

FOOD-PROGRAMME-WFP.aspx pada tanggal 27 Oktober 2018.

Pew Research Center, “The World’s Muslims: Unity and Diversity The World’s

Muslims: Unity and Diversity”, diakses melalui

http://www.pewforum.org/uploadedFiles/Topics/Religious_Affiliation/Muslim/

the-worlds-muslims-full-report.pdf pada tanggal 19 September 2019.

The World Bank, “Guinea Bissau”, diakses melalui

https://data.worldbank.org/country/guinea-bissau pada tanggal 19 September

2019.

The World Factbook, “Location of Guinea Bissau”, diakses melalui

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/pu.html pada

tanggal 6 September 2019.

UNAIDS, UNAIDS DATA 2018, Diunduh melalui

http://www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/unaids-data-2018_en.pdf

pada 13 Mei 2019.

Page 84: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

xiv

UNAIDS, Guinea Bissau, diakses melalui

http://www.unaids.org/en/regionscountries/countries/guinea-bissau pada 13

Mei 2019.

United Nations Department of Economic and Social Affairs, Population

Division."World Population Prospects ". diakses melalui

https://population.un.org/wpp/DataQuery/ pada tanggal 6 September 2019.

World Food Programme, Country Programme Guinea-Bissau 200846 (2016-2020),

diakses melalui

https://documents.wfp.org/stellent/groups/public/documents/eb/wfp279707.pdf

pada tanggal 27 Oktober 2018.

World Food Programme, Guinea Bissau diakses melalui,

http://www1.wfp.org/countries/guinea-bissau pada tanggal 27 Oktober 2018.

WFP, Governence and Leadership. Diakses melalui

https://www1.wfp.org/governance-and leadership pada tanggal 23 Februari

2019.

WFP. Corporate Strategy. DIakses melalui https://www1.wfp.org/corporate-strategy

pada tanggal 21 Februari 2019.

WFP. Funding and Donors. Diakses melalui https://www1.wfp.org/funding-and-

donors pada tanggal 23 Februari 2019.

WFP, Programme Design. DIakses melalui https://www1.wfp.org/programme-design

pada tanggal 12 Maret 2019.

WFP, Type of Supports. Diakses melalui https://www1.wfp.org/types-of-support pada

tanggal 12 Maret 2019.

WFP, Country Strategic Planning. Diakses melalui https://www1.wfp.org/country-

strategic-planning pada tanggal 12 Maret 2019.

WFP, Disaster Risk Reduction. Diakses melalui https://www1.wfp.org/disaster-risk-

reduction pada tanggal 12 Maret 2019.

WFP, Innovation. Diakses melalui https://www1.wfp.org/innovation pada tanggal 12

Maret 2019.

Page 85: DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI GUINEA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49446...naungan PBB dan berada di bawah lembaga Food and Agriculture Organization (FAO)

xv

WFP in Sierra Leone Annual Report 2009.pdf diakses melalui

https://www.wfp.org/countries/sierra-leone pada tanggal 8 Agustus 2019.

WFP, “Standard Project Report 2016 “World Food Programme in Guine Bissau,

Republic of (GW)”, diakses melalui https://www1.wfp.org/countries/guinea-

bissau pada tanggal 3 April 2019.

WFP, Centre of Excellence against Hunger in Brazil, diakses melalui

https://www1.wfp.org/centre-of-excellence-against-hunger pada tanggal 2 Mei

2019.

WFP, Standard Project 2017, diakses melalui

https://www1.wfp.org/operations/200846-guinea-bissau-country-programme-

2016-2020 pada 18 Juli 2019.