DAFTAR PUSTAKAdigilib.iainkendari.ac.id/224/7/DAFTAR PUSTAKA.pdf · 2017. 9. 20. · Kementerian...
Transcript of DAFTAR PUSTAKAdigilib.iainkendari.ac.id/224/7/DAFTAR PUSTAKA.pdf · 2017. 9. 20. · Kementerian...
69
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Basyir Ahmad. Hukum Perkawinan Islam, Yogyakarta: UII Press, 1999.
Bukhari, Imam. Sahih Bukhari, Beirut: Dar Al-Fiqr, 1981.
Dahlan Aisyah. Membina Rumah Tangga, Jakarta: Jammunu, 1969.
Daly, Peunoh. Hukum Perkawinan Islam, Studi perbandingan dalam Kalangan Ahlu
Sunnah dan Negara-negara Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1988.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa,
2008.
Doi, A. Rahman I. Karakter Hukum Islam dan Perkawinan, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1996.
Dradjat, Zakiah Ilmu Fiqh, Yogyakarta: PT. Dana Bakti Wakaf, 1995.
al-Fanjari, Ahmad Syauqi. Nilai-Nilai Kesehatan dalam Syari’at Islam, Alih bahasa:
Ahsin Wijaya dan Totok Jumantoro, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Ghazaly, Abd. Rahman. Fiqh Munakahat, Jakarta: Kencana Perdana Media grup,
2003.
Hamidy, Mu’ammal, dkk. Terj. Nailul Authar Himpunan Hadis-Hadis Hukum Jilid
5, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2002.
Hanina. Kawin Paksa sebagai Pemicu Perceraian (Analisis Putusan Perkara No:
0131/Pdt.G/2008/PAJS), Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1431 H/2010 M.
http://www.anehdidunia.com/2013/08/alasan-terpaksa-menikah.html
al-Jaziri, Abdu ar-Rahman, Al-Fiqh ala al-Madzahib al Arba’ah, Beirut: dar al-Fikr,
1989.
al Jusry, Abdurrahman, Al Fiqh ‘Ala Mazahibul Arba’ah, Beirut: Darul Haya’ At
Turb Al Araby, 1969.
Kementerian Agama RI. Al-Qur an dan Terjemahnya, Jakarta: PT. Sinergi Pustaka
Indonesia, 2012.
Koentjoroningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1991.
Kompilasi Hukum Islam. Inpres No. 1 tahun 1991 dan Keputusan Menteri Agama
No. 154 tahun 1991.
70
Maleong, Lexi. J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000.
Mas’udi, Masdar F. Islam dan Hak-hak Reproduksi Perempuan, Bandung: Mizan,
2000.
Milles, Mattew. B., dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif, terjemahan:
Tjetjep Rohandi Rosidi, Jakarta; UI press, 1992.
Mudhlur A., Zuhdi. Hukum Perkawinan, Jakarta: Al-Bayan. Tth.
al-Mughniyah, Muhammad Jawad. Fiqh Lima Mazhab, Jakarta: Lentera Beristama,
2005.
Muhammad, Husain. Fiqh Perempuan, Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan
Gender, Yogyakarta: LKIS, 2001.
Mukhtar, Kamal. Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan, Jakarta: Bulan
Bintang, 1993.
Nasution, Linceln. Inquiry, Beverly Hills: Sage Pubicaton, 1985.
Putri, Dita Sundawa. Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Kawin Paksa Karena
Adanya Hak Ijbar Wali (Studi Kasus Pada Dua Pasang Keluarga di
Kotagede Yogyakarta), Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Sunan Kajijaga Yogyakarta tahun 2013.
Primudiastri, Mirin. Perlindungan Hukum terhadap Hak Asasi Perempuan dalam
Menyetujui perkawinan, Dinamika Hukum, No. 19 Tahun ke-9 Agustus 2003.
Rahman, Dudung Abdul. Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Kurnia Kalam
Semesta, 2003.
Ramulyo, M. Idris. Hukum Perkawinan Islam suatu analisis dari UU No. 1 Tahun
1974 dan Kompilasi Hukum Islam, Jakarta: Bumu Aksara, 1996.
-----------------------. Hukum Perkawinan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019.
Rosjidi, Lili. Perkawinan dan Perceraian di Malaysia dan Indonesia, Bandung: PT.
Ramaja Rosda Karya, 1991.
S., Nasution. Metode Penelitian Naturalistic Kualitatif, Bandung : Tersito, 1988.
Singarimbun, Marsi dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survey, Yogyakarta:
LP3S, 1987.
71
Soemiyati. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan (UU No.1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan), Yogyakarta: Liberty, 1999.
Sugiarto, dkk. Teknik Sampling, Jakarta; PT. Gramedia Utama, 2001.
Suma, Muhammad Amin. Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004.
bin Syu’aib bin Ali bin Sinan bin Bahr, Ahmad, Sunan Al Nasa’I, Beirut: Dar al-
Fikr, tth
Taimiyah, Ibnu, Hukum-hukum Perkawinan terjemahan Rusnan Yahya, Jakarta:
Pustaka al-Kautsar, 1997.
At-Thabari, Abu Ja'far Muhammad bin Jarir, Jami'ul Bayan fi Tafsiril Qur'an,
Beirut: Lebanon, 1978.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. Metodologi Penelitian Sosial, Jakatra:
Bumi Aksara, 1996.
Zuhriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2006.
az-Zahaili, Wahbah, Al-Fiqh AlIslami wa Adillatuhu, Damaskus: Dar Al-Fikr, 1986.
CATATAN HASIL WAWANCARA
Peneliti : Surianti
Informan : Bakri
Jabatan : Kepala Desa Soropia
Tempat/Waktu : Kantor Desa, 2 Oktober 2015
Peneliti : Assalamu Alaikum
Informan : Wa alaikum salam, silahkan duduk, ada yang bisa saya bantu?
Peneliti : Pak saya mau tanya apakah ada data tertulis tentang kawin terpaksa di desa ini?
Informan : Data kawin terpaksa, secara tertulis tidak ada, kami tidak mendatanya tapi kalau
butuh datanya saya hanya bisa kasi tahu, tapi kalau data tertulis itu tidak ada.
Peneliti : kalau begitu saya butuh keterangan dari bapak saja.
Informan : saya sebutkan saja yaa 1. Pasangan AT dan AB menikah tahun 2003, 2.
Pasangan AN dan AB menikah tahun 2008, 3. Pasangan HS dan IW menikah
tahun 2004, pasangan IT dan ED menikah tahun 2009, MN dan MH menikah
tahun 2011, AL dan WH tahun 2009.
Peneliti : apa yang menyebabkan mereka melakukan kawin terpaksa?
Informan : ini karena si perempuan sudah hamil di luar nikah. Jadi mau tidak mau ini
sebenarnya.
Peneliti : siapa diantara mereka yang terpaksa yang terlihat terpaksa?
Informan : Rata-rata laki-lakinya ini terpaksa, mereka menikah itu supaya selesai saja
urusan, supaya menghindari saja di tagi-tagi untuk bertanggung jawab, maka
laki-laki ini dia kawini saja supaya selesai urusan cepat, jadi mau menuntut apa
lagi dia sudah nikahi.
Peneliti : bagaimama keadaan atau kondisi perkawinan mereka saat ini?
Informan : mereka itu rata ditinggal pergi
Peneliti : apa dampaknya terhadap kelangsungan rumah tangga
Informan : Dampak yang timbul dari perkawinan tersebut yang terlihat salah satunya
mereka tidak mengakui satu sama lain, seperti misalkan MN, waktu rapat
dengan masyarakat kita menyebut nama keluarga itu kan dari nama suaminya,
nah dia ini menolak untuk disebut namanya suaminya dia lebih memilih
disebutkan namanya sendiri pada hal waktu itu belum lama habis menikah..
Peneliti : siapa Tokoh yang bisa saya temui terkait permasalahan ini.
Informan : coba ke pak Haseng, beliau itu selalu terlibat dalam urusan perkawinan,coba-
coba ke sana saja.
Peneliti : oh iya saya coba ke sana terima kasih atas informasinya pak, kalau begitu saya
pamit.
Informan : iya sama-sama.
CATATAN HASIL WAWANCARA
Peneliti : Surianti
Informan : Haseng
Jabatan : Tokoh Agama
Tempat/Waktu : Kediaman Bapak Haseng, 3 Oktober 2015
Peneliti : Assalamu Alaikum
Informan : Wa alaikum salam, masuk?
Peneliti : saya mau bertanya pak tentang kawin terpaksa yang terjadi di sini, kalau boleh
tau itu orang-orangnya siapa saja?
Informan : orang-orang yang kawin terpaksa salah satunya itu perkawinannya AT dengan
AB, AN juga dengan AB, yang terakhir ini MN dengan MH tahun 2011, ada
juga IT dengan ED tahun 2009 kayaknya itu, AL dengan WH. Terpaksa semua
itu. Laki-lakinya itu yang terpaksa karena tidak mau bertanggung jawab seperti
Pernikahan antara AT (perempuan) dan AB (laki-laki) yang merasa terpaksa
adalah AB, dia tidak mengakui perbuatannya yang telah menghamili AT, dia
lari-lari itu mengau-mengaku bukan dia.
Peneliti : bagaiman proses pernikahan mereka?
Informan : kalau ada kasus yang masuk seperti perempuan yang dihamili kita proses kita
upayakan supaya mereka menikah. Kita panggil keluarganya laki-laki bicarakan
bagaimana bagusnya, kita hanya mengupayakan supaya mereka dapat menikah.
Peneliti : terus bagaimana kalau laki-laki ini tidak mau bertanggung jawab, dia mengaku
bukan dia?
Informan : Kalau kita sudah tanya-tanya terus dia tidak mau mengaku, sedangkan
perempuan ini sudah yakin bahwa yang bertanggung jawab adalah laki-laki yang
dia sebut, maka kita minta bantuan KUA, nanti dari sana dia bawa sama
Kepolisian untuk diusut kebenarannya dan dari sana (Kepolisian) kalau sudah
mengaku laki-laki ini di bawa kembali kemudian dinikahkan dengan di kawal
polisi.
Peneliti : apakah perkawinan mereka dicatatkan di KUA untuk dapat surat nikahnya?
Peneliti : tanggung jawabnya kita hanya menikahkan sesuai agama kan yang penting
syarat sahnya terpenuhi, kalau masalah dicatatkan itu di luar wewenangnya kita,
kita hanya mengarahkan, sebaiknya menikah itu ada surat nikahnya. Tapi ini
masalahnya laki-lakinya lari-lari mana dia mau urus surat nikah.
Peneliti : apa yang terjadi setelah pernikahan, bagaimana dampaknya terhadap rumah
tangga mereka?
Informan : anak tidak mengakui bapaknya, mungkin karna mereka ini ditinggal pergi sama
bapaknya
Peneliti : dari mana ditau kalau anak itu tidak mengakui bapaknya?
Informan : ini anak-anak kan main-main di depan rumah jadi kan biasa kita tanya-tanya
mana bapakmu, dia tidak tau kalau kita tanya-tanya dia tidak akui kalau itu
bapaknya dia bilang bukan bapaku itu.
Peneliti : ini kan dampaknya kurang bagus, apakah ada langkah-langkah untuk mencegah
terjadinya kawin terpaksa ini?
Informan : susah juga ini masyarakat, kalau orang-orangnya seperti ini, kurang agamanya
tidak mau tau agama pada hal mereka juga yang susah
Peneliti : terima kasih atas informasinya pak, kalau begitu saya pamit
Informan : iya sama-sama.
Peneliti : assalamu alaikum
Informan : waalaikum salam
CATATAN HASIL WAWANCARA
Peneliti : Surianti
Informan : AN
Keterangan : Pelaku
Tempat/Waktu : Kediaman Ibu AN, 8 Oktober 2015
Peneliti : Assalamu Alaikum
Informan : Wa alaikum salam, masuk?
Peneliti : mohon maaf sebelumnya bu, saya ingin tau, ingin tanya-tanya seputar kehidupan
keluarga ibu, boleh tidak?
Informan : boleh
Peneliti : saya ingin tahu bu, tahun berapa ibu menikah dan bagaimana keadaan keluarga
ibu sekarang.
Informan : Tahun 2008 saya kawin, hanya berlangsung saat ijab kabul saja terus dia kasi tau
saya dia tidak ingin ada masalah dengan istrinya setelah itu dia pergi.
Peneliti : dia itu siapa bu
Informan : yaa yang menikahi saya
Peneliti : maaf bu kalau boleh tahu namanya siapa?
Informan : AB
Peneliti : mengapa anda ditinggal pergi.
Informan : saya juga ini kan terpaksa saja kawin karna karna saya sudah tahu hanya kan
kasian kita diliat-liat sama tetangga lain-lain. Dia pernah suruh saya
menggugurkan kandunganku alasannya ada istrinya.
Peneliti : apakah perkawinan ibu ini dicatatkan di KUA, ada surat nikahnya?
Informan : tidak ada surat nikah, kita menikah ini kan hanya supaya kita tidak di liat miring
sama masyarakat, jangan sampe mereka tuduh kita itu pelacur atau apa.
Peneliti : jadi keadaan ibu sekarang orang tua tunggal untuk anaknya?
Informan : iya kita saya kerja sendiri banting tulang untuk anak, sekolahnya.
Peneliti : pekerjaannya ibu sekarang apa?
Informan : yaa ini saja bikin-bikin sapu lidi.
Peneliti : yang penting halal ya bu yaa terimakasih atas informasinya, saya pamit asslamu
alaikum.
Informan : waalaikum salam.
CATATAN HASIL WAWANCARA
Peneliti : Surianti
Informan : AT
Keterangan : Pelaku
Tempat/Waktu : Kediaman Ibu AT, 9 Oktober 2015
Peneliti : Assalamu Alaikum
Informan : Wa alaikum salam
Peneliti : mohon maaf sebelumnya bu, saya ingin ingin tanya-tanya seputar kehidupan
keluarga ibu, boleh tidak?
Informan : boleh
Peneliti : saya ingin tahu bu, tahun berapa ibu menikah dan bagaimana keadaan keluarga
ibu sekarang.
Informan : Saya menikah tahun 2003, laki-laki itu langsung meninggalkan saya setelah
menikah (ijab kabul), dia pergi sampe sekarang dia tidak datang-datang. Saya
membesarkan anak sendiri yaa beginilah keadaannya
Peneliti : kalau boleh tahu nama yang menikahi ibu itu siapa?
Informan : AB
Peneliti : mengapa anda ditinggal pergi.
Informan : saya nda tau juga hanya memang dia tidak mau.
Peneliti : kalau tidak mau mengapa jadi menikah
Informan : Sebenarnya saya nda mau juga kawin dengan dia, tapi keadaanku tidak
memungkinan menolak itu perkawinan, karena jujur saya waktu itu dalam
keadaan hamil, jadi tidak bisa berbuat apa-apa.
Peneliti : ooww… apakah perkawinan ibu ini surat nikahnya?
Informan : tidak ada surat nikah, kita saja menikah apa adanya yang penting ditau kalau
saya sudah menikah. Jujur untuk menutupi aib saja.
Peneliti : jadi ibu membesarkan sendiri anaknya yaa?
Informan : iya.
Peneliti : mudah-mudahan ibu diberi kekuatan, terima kasih ibu atas informasinya,
Assalamu Alaikum.
Informan : iya sama-sama waalaikum salam.
Peneliti : siapa tau ada yang kurang jelas, apa saya boleh ke sini lagi bu?
Informan : oh iya silahkan,
Peneliti : terima kasih bu
Informan : iya sama-sama.
CATATAN HASIL WAWANCARA
Peneliti : Surianti
Informan : MN
Keterangan : Pelaku
Tempat/Waktu : Kediaman Ibu MN, 11 Oktober 2015
Peneliti : Assalamu Alaikum
Informan : Wa alaikum salam
Peneliti : maaf mengganggu bu, saya mau tanya-tanya tentang keadaan keluarga ibu, boleh
tidak?
Informan : iya
Peneliti : saya ingin tahu bu, tahun berapa ibu menikah dan bagaimana keadaan keluarga
ibu sekarang.
Informan : Saya menikah tahun 2011, keadaannya yaa seperti sekarang ini yang kita liat.
Peneliti : suami ibu?
Informan : ooohhh itu sadah lama dia pergi.
Peneliti : pergi kemana?
Informan : tidak tahu juga dia kemana itu, tidak ada juga beritanya?
Peneliti : kalau boleh tahu nama suami ibu siapa?
Informan : MH
Peneliti : mengapa dia meninggalkan ibu dan keluarga?
Informan : tidak tau mi juga dia. Dia mololawu (tidak waras) memang itu.
Peneliti : apakah perkawinan ibu waktu itu ada surat nikahnya?
Informan : tidak ada.
Peneliti : mengapa tidak mengurus surat nikah?
Informan : Saya tidak berharap juga jadi istrinya, soalnya saya tau dia itu tukang mabo, tapi
karna kasian ini anak nanti kalo dia lahir terus dia tanyakan siapa bapaknya kita
mau jawab apa.
Peneliti : mudah-mudahan ada hikmahnya bu, terima kasih ibu atas informasinya, saya
rasa cukup, tapi mungkin siapa tau masih kurang saha harap ibu masih mau
berbagi informasi. Terima kasih banyak bu atas infonya
Informan : iya sama-sama.
Peneliti : kalau begitu saya pamit. Assalamu Alaikum
Informan : Waalaikum Salam
CATATAN HASIL WAWANCARA
Peneliti : Surianti
Informan : HS
Keterangan : Pelaku
Tempat/Waktu : Kediaman Ibu HS, 17 Oktober 2015
Peneliti : Assalamu Alaikum bu
Informan : Wa alaikum salam
Peneliti : maaf mengganggu bu, boleh saya minta waktunya sebentar? Saya mau tanya-
tanya tentang keadaan keluarga bisa bu?
Informan : (mengangguk)
Peneliti : bapak sekarang di mana?
Informan : saya tidak tau.
Peneliti : maksudnya? dia kerja?
Informan : tidak, saya tidak tau tempatnya dia sekarang sudah lama dia pergi.
Peneliti : sejak kapan dia pergi
Informan : lama mi. kita kawin tahun 2004 hanya hari itu saja terus dia pergi, nda tau dia ke
mana nda ada juga kabar-kabarnya.
Peneliti : mengapa dia meninggalkan ibu apalagai kan baru menikah ?
Informan : saya tidak tau juga, tapi memang saya akui kita kawin itu terpaksa. Saya
terpaksa menikah karena saya sudah hamil 5 (lima) bulan, awalnya saya dipaksa
untuk melakukan hubungan badan sehingga mengakibatkan saya hamil. Dia
waktu itu sementara mabo kalau saya tidak mau saya akan dipukuli, jadi kita
mau apa, kita kasian ini perempuan tidak sanggup melawan.
Peneliti : kalau boleh tahu nama suami ibu siapa?
Informan : IW
Peneliti : mengapa dia meninggalkan ibu dan keluarga?
Informan : dia tidak akui perbuatannya, padahal kasian saya yang tanggung bebannya.
Peneliti : apakah perkawinan ibu waktu itu ada surat nikahnya?
Informan : tidak ada.
Peneliti : mengapa tidak mengurus surat nikah?
Informan : ini juga pengurusannya setengah mati, baru satu hari saja dia sudah tinggalkan
saya, bagaimana mau urus surat nikah.
Peneliti : mudah-mudahan ada hikmahnya.
Informan : iya
Peneliti : terima kasih sudah mau berbagi info.
Informan : iya sama-sama.
Peneliti : saya pamit. Assalamu Alaikum
Informan : Waalaikum Salam
CATATAN HASIL WAWANCARA
Peneliti : Surianti
Informan : AL
Keterangan : Pelaku
Tempat/Waktu : Kediaman Ibu AL, 18 Oktober 2015
Peneliti : Assalamu Alaikum bu, maaf mengganggu bu, boleh saya minta waktunya
sebentar? Saya ada perlu mau tanya-tanya sedikit tentang keadaan keluarga. Bisa
bu?
Informan : Wa alaikum salam, iya bisa tanyatentang apa?
Peneliti : ini bu seputar keluarga,
Informan : iya
Peneliti : ibu menikahnya tahu berapa?
Informan : 2009, tahun 2009
Peneliti : bisa diceritakan keadaan keluarga sekarang?
Informan : Saya menikah tahun 2009, hanya kurang lebih 3 (tiga) bulan kita selalu
bertengkar, terakhir dia bilang mau pergi melanjutkan pendidikan tapi sampe
sekarang tidak kembali, nda ada juga kabar-kabarnya.
Peneliti : ibu tidak mencarinya
Informan : ah tidak usah.
Peneliti : siapa nama suaminya?
Informan : WH
Peneliti : mengapa dia meninggalkan ibu?
Informan : yaa begitulah keluarga, kita jalani keluarga ini bertengkar terus. Sama-sama
tidak mau terima keadaanya, jujur waktu itu saya kawin dengan dia kita terpaksa
karna juga meskipun tidak mau kawin dengan dia tapi karna keadaannya ini saya
waktu itu kondisinya hamil. Yang ada dipikirannku waktu itu bagaimana
caranya saya bisa kawin, kan kita malu juga masa hamil tidak ada suaminya, ko
taumi to kalo di kampung dorang liat kita sepertimi PSK, baru anak juga kasian
dia maumi diejek-ejek. Saya nda mau juga kawin dengan dia tapi ini keadaannya
terpaksa kita terima, bukan cuma dia yang terpaksa kita sama-samaji tapi kasian
tidak ada pengertiannya
Peneliti : apakah perkawinan ibu waktu itu ada surat nikahnya?
Informan : tidak ada kita tidak urus memang.
Peneliti : mengapa tidak mengurus surat nikah?
Informan : yaa memang juga harus pake surat nikah tapi kondisi waktu itu juga, baru
percuma juga kita habismi urus baru begini keadaannya.
Peneliti : sekarang ibu kegiatannya apa?
Informan : yaa menjual-menjual ikan saja begini
Peneliti : iya yang penting halal, terima kasih sudah mau menerima saya, berbagi iformasi.
Sekali lagi terima kasih
Informan : iya sama-sama.
Peneliti : saya pamit. Assalamu Alaikum
Informan : Waalaikum Salam
CATATAN HASIL WAWANCARA
Peneliti : Surianti
Informan : IT
Keterangan : Pelaku
Tempat/Waktu : Kediaman Ibu IT, 22 Oktober 2015
Peneliti : Assalamu Alaikum,
Informan : Wa alaikum salam,
Peneliti : Maaf mengganggu bu, bisa minta waktunya sebentar. Saya ada perlu mau tanya-
tanya sedikit tentang keadaannya bu sekeluarga?
Informan : iya
Peneliti : ini saya minta kesediaannya ibu berbagi nformasi?
Informan : iya
Peneliti : saya langsung saja bu, boleh saya tahu ibu menikahnya kapan?
Informan : Saya kawin itu tahun 2009
Peneliti : nama suaminya?
Informan : ED, tapi sudah pergi, saya juga tidak tahu tempatnya dimana lagi dia.
Peneliti : mengapa dia pergi? Dia kerja atau apa?
Informan : dia pergi saja.
Peneliti : Berapa lama setelah menikah dia pergi?
Informan : 3 (tiga) tahun. Selama 3 (tiga) tahun menikah tahun 2009 kita selalu cekcok, nda
ada akurnya, akhir 2012 dia pergi tidak ada kabar-kabarnya samape sekarang.
Peneliti : jadi ibu sekarang sendiri
Informan : iya sama-sama anak saja.
Peneliti : apakah perkawinan ibu waktu itu ada surat nikahnya?
Informan : tidak ada memang.
Peneliti : mengapa tidak mengurus surat nikah?
Informan : yaa meskipun agak lama waktunya kita sama-sama, tapi waktu kita menikah
jujur saya lagi hamil, jadi tidak ada juga kesempatan untuk urus itu, sampe
sekarang tidak ada surat nikah.
Peneliti : saya rasa cukup dulu bu, tapi boleh saya kembali yaa bu siapa tau saya masih
butuh informasinya, saya minta maaf sekali lagi saya sudah mengganggu
waktunya, saya pamit ibu, terima kasih. Assalamu alaikum.
Informan : iya sama-sama, waalaikum salam