DAFTAR PUSTAKA -...

80
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an Al-Karim Abdurrahman, “Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia” (Jakarta: Akademika Pressindo, 2007), cet-5 Abbas, Ahmad Sudirman, ”Qowa’id Fiqhyah dalam presfektif Fiqih”, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya dengan Anglo media, 2004), cet ke-I Amin, Ma’ruf, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam”, (Jakarta: eLSaS, 2008). cet - 1 Asri, Benyamin, dan Thobari Asri. ”Tanya-Jawab Pokok-Pokok Hukum Perdata Dan Hukum Agraria”, (Bandung: CV. Armico, 1987) Ali, Zainuddin, ”Hukum Perdata Di Indonesia”, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), cet ke-I Arto, Ahmad Mukti, ”Masalah Pencatatan Perkawinan Dan Sahnya Perkawinan, Mimbar Hukum No.26 Tahun IVV” (Mei-Juni, 1996) Azhar, Ahmad Basyir, "Hukum Perkawinan Islam" (Yogyakarta: UII Press, 2000), cet-9. A. Rahman, Bakhri dan Ahmad Sukarja, “Hukum Perkawinan Islam UU Perkawinan dan Hukum Perdata/BW”, (Jakarta: Hida Karya Agung, 1981) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ”Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: CV. Akademika Pressindo, 1995), cet. Ke-2 Fuad, Mahsun, ”Hokum Islam Indonesia Dari Nalar Partisipatoris Hingga Emansipatoris”, (Yogyakarta: LKiS, 2005) Cet-1. Hanan, Damsyi,” Permasalah Itsbat Nikah, Kajian terhadap Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Pasal 7 KHI Mimbar Hukum”, No. 31 Tahun VII, (Jakarta: Al-Hikmah dan Dibinbapera, Maret-April, 1997) Harahap, M. Yahya, ”Hukum Perkawinan Nasional”, (Medan: CV. Zahir Trading, 1975), cet-1 88

Transcript of DAFTAR PUSTAKA -...

Page 1: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim

Abdurrahman, “Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia” (Jakarta: Akademika Pressindo, 2007), cet-5

Abbas, Ahmad Sudirman, ”Qowa’id Fiqhyah dalam presfektif Fiqih”, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya dengan Anglo media, 2004), cet ke-I

Amin, Ma’ruf, ”Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam”, (Jakarta: eLSaS, 2008). cet - 1

Asri, Benyamin, dan Thobari Asri. ”Tanya-Jawab Pokok-Pokok Hukum Perdata Dan Hukum Agraria”, (Bandung: CV. Armico, 1987)

Ali, Zainuddin, ”Hukum Perdata Di Indonesia”, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), cet ke-I

Arto, Ahmad Mukti, ”Masalah Pencatatan Perkawinan Dan Sahnya Perkawinan, Mimbar Hukum No.26 Tahun IVV” (Mei-Juni, 1996)

Azhar, Ahmad Basyir, "Hukum Perkawinan Islam" (Yogyakarta: UII Press, 2000), cet-9.

A. Rahman, Bakhri dan Ahmad Sukarja, “Hukum Perkawinan Islam UU Perkawinan dan Hukum Perdata/BW”, (Jakarta: Hida Karya Agung, 1981)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ”Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: CV. Akademika Pressindo, 1995), cet. Ke-2

Fuad, Mahsun, ”Hokum Islam Indonesia Dari Nalar Partisipatoris Hingga Emansipatoris”, (Yogyakarta: LKiS, 2005) Cet-1.

Hanan, Damsyi,” Permasalah Itsbat Nikah, Kajian terhadap Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Pasal 7 KHI Mimbar Hukum”, No. 31 Tahun VII, (Jakarta: Al-Hikmah dan Dibinbapera, Maret-April, 1997)

Harahap, M. Yahya, ”Hukum Perkawinan Nasional”, (Medan: CV. Zahir Trading, 1975), cet-1

88

Page 2: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

89

Hamka, ”Tafsir Al-Azhar”, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994), juz-III

Hamzah, Andi ”KUHP & KUHAP”, (Jakarta: PT. Reneka cipta, 2004), cet-11

Ismail al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad, “Shohih Bukhari”, (Makkah: Darul Bayyan Al Arobi, 2005 M/1426 H), cet-1, jilid. 3

Lubis, Sulaikin, dkk, ”Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Di Indonesia”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), cet-2

Munawir A.W, “Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap”, (Surabaya: Pustaka Progesif, 1997), cet-2

Mahkamah Agung RI, ”Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan Administrasi Pengadilan”, Buku II teknisi administrasi dan teknisi dilingkungan Peradilan Agama, (Jakarta, 4 April, 2006)

M. Zein, Satria Effendi, "Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer" (Jakartat: Prenada Media, 2005) cet-2

Nazir M, "Metode Penelitian", (Jakarta: Galia Indonesia, 1988), Cet-ke 2.

Nasution, Amir Taat, “Rahasia Perkawinan Dalam Islam” (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1994), cet-3.

Prakoso, Djoko dan I Ketut Murtika, ”Azas-azas Hukum Perkawinan di Indonesia”, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987)

Pengadilan Agama Jakarta Selatan, ”Data Yurisdiksi, Populasi Geografi dan Wilayah Hukum Pengadilan Agama Jakarta Selatan”, Jakarta, 2007.

Penetapan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No. 114/Pdt.P/2008/PAJS, “Tentang Itsbat Nikah”, Jakarta, 2008.

Penetapan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No. 106/Pdt.P/2008/PAJS, “Tentang Itsbat Nikah”, Jakarta, 2008.

Penetapan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No. 0127/Pdt.P/2008/PAJS, “Tentang Itsbat Nikah”, Jakarta, 2008.

Pengadilan Agama Jakarta Selatan, “Laporan Perkara Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Selatan”, Jakarta, 2008.

Page 3: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

90

Ramulyo, M. Idris, "Tinjauan Hukum Perkawinan" (Jakarta: Gema Insani Press,1974), cet-1

Ramulyo, M. Idris ”Beberapa Masalah Tentang Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Dan Hukum Perkawinan Islam”, (Jakarta: IND-HILL, 1985), Cet-1

Rofiq, Ahmad, ”Hukum Islam Di Indonesia”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Cet-1

Sayid Muhammad Sato Addimyati al-Misri, Sayid Abi Bakar, “I’anatut Tholibin”, (Indonesia: CV. Dar Ihya al-Kutub al-Arobi).

Susanto, Happy, ”Nikah Siri apa untungnya”, (Jakarta: Visimedia, 2007), cet-1

Suma, Muhammad Amin, "Hukum Keluarga Islam dan Dunia Islam", (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004).

Surkalam, Lutfi, ”Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita”, (Tangerang: CV. Pamulang, 2005), cet-1

Suhadak, ”Problematika Itsbat Nikah Poligami Dalam Penyelesaian di Pengadilan Agama”, diakses dari: http//www.pa-negara.net, hal.2, Desember 2009.

Wawancara Pribadi, Dengan Majlis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Bapak Drs. Saifudin Turmuzi, MH, Pada hari Senin tanggal 14 Desember 2009

Page 4: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ITSBAT NIKAH

DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SH.I)

Oleh:

SAIFUL HADI

NIM : 204044102982

Di Bawah Bimbingan

Dr. H. Muhammad Taufiki M.Ag NIP:196511191998031002

Dra. Afidah Wahyuni M.Ag NIP: 196804081997032002

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA PROGRAM STUDI AKHWAL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 5: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim

Abdurrahman, “Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia” (Jakarta: Akademika Pressindo, 2007), cet-5

Abbas, Ahmad Sudirman, ”Qowa’id Fiqhyah dalam presfektif Fiqih”, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya dengan Anglo media, 2004), cet ke-I

Amin, Ma’ruf, ”Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam”, (Jakarta: eLSaS, 2008). cet - 1

Asri, Benyamin, dan Thobari Asri. ”Tanya-Jawab Pokok-Pokok Hukum Perdata Dan Hukum Agraria”, (Bandung: CV. Armico, 1987)

Ali, Zainuddin, ”Hukum Perdata Di Indonesia”, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), cet ke-I

Arto, Ahmad Mukti, ”Masalah Pencatatan Perkawinan Dan Sahnya Perkawinan, Mimbar Hukum No.26 Tahun IVV” (Mei-Juni, 1996)

Azhar, Ahmad Basyir, "Hukum Perkawinan Islam" (Yogyakarta: UII Press, 2000), cet-9.

A. Rahman, Bakhri dan Ahmad Sukarja, “Hukum Perkawinan Islam UU Perkawinan dan Hukum Perdata/BW”, (Jakarta: Hida Karya Agung, 1981)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ”Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: CV. Akademika Pressindo, 1995), cet. Ke-2

Fuad, Mahsun, ”Hokum Islam Indonesia Dari Nalar Partisipatoris Hingga Emansipatoris”, (Yogyakarta: LKiS, 2005) Cet-1.

Hanan, Damsyi,” Permasalah Itsbat Nikah, Kajian terhadap Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Pasal 7 KHI Mimbar Hukum”, No. 31 Tahun VII, (Jakarta: Al-Hikmah dan Dibinbapera, Maret-April, 1997)

Harahap, M. Yahya, ”Hukum Perkawinan Nasional”, (Medan: CV. Zahir Trading, 1975), cet-1

88

Page 6: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

89

Hamka, ”Tafsir Al-Azhar”, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994), juz-III

Hamzah, Andi ”KUHP & KUHAP”, (Jakarta: PT. Reneka cipta, 2004), cet-11

Ismail al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad, “Shohih Bukhari”, (Makkah: Darul Bayyan Al Arobi, 2005 M/1426 H), cet-1, jilid. 3

Lubis, Sulaikin, dkk, ”Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Di Indonesia”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), cet-2

Munawir A.W, “Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap”, (Surabaya: Pustaka Progesif, 1997), cet-2

Mahkamah Agung RI, ”Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan Administrasi Pengadilan”, Buku II teknisi administrasi dan teknisi dilingkungan Peradilan Agama, (Jakarta, 4 April, 2006)

M. Zein, Satria Effendi, "Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer" (Jakartat: Prenada Media, 2005) cet-2

Nazir M, "Metode Penelitian", (Jakarta: Galia Indonesia, 1988), Cet-ke 2.

Nasution, Amir Taat, “Rahasia Perkawinan Dalam Islam” (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1994), cet-3.

Prakoso, Djoko dan I Ketut Murtika, ”Azas-azas Hukum Perkawinan di Indonesia”, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987)

Pengadilan Agama Jakarta Selatan, ”Data Yurisdiksi, Populasi Geografi dan Wilayah Hukum Pengadilan Agama Jakarta Selatan”, Jakarta, 2007.

Penetapan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No. 114/Pdt.P/2008/PAJS, “Tentang Itsbat Nikah”, Jakarta, 2008.

Penetapan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No. 106/Pdt.P/2008/PAJS, “Tentang Itsbat Nikah”, Jakarta, 2008.

Penetapan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No. 0127/Pdt.P/2008/PAJS, “Tentang Itsbat Nikah”, Jakarta, 2008.

Pengadilan Agama Jakarta Selatan, “Laporan Perkara Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Selatan”, Jakarta, 2008.

Page 7: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

90

Ramulyo, M. Idris, "Tinjauan Hukum Perkawinan" (Jakarta: Gema Insani Press,1974), cet-1

Ramulyo, M. Idris ”Beberapa Masalah Tentang Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Dan Hukum Perkawinan Islam”, (Jakarta: IND-HILL, 1985), Cet-1

Rofiq, Ahmad, ”Hukum Islam Di Indonesia”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Cet-1

Sayid Muhammad Sato Addimyati al-Misri, Sayid Abi Bakar, “I’anatut Tholibin”, (Indonesia: CV. Dar Ihya al-Kutub al-Arobi).

Susanto, Happy, ”Nikah Siri apa untungnya”, (Jakarta: Visimedia, 2007), cet-1

Suma, Muhammad Amin, "Hukum Keluarga Islam dan Dunia Islam", (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004).

Surkalam, Lutfi, ”Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita”, (Tangerang: CV. Pamulang, 2005), cet-1

Suhadak, ”Problematika Itsbat Nikah Poligami Dalam Penyelesaian di Pengadilan Agama”, diakses dari: http//www.pa-negara.net, hal.2, Desember 2009.

Wawancara Pribadi, Dengan Majlis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Bapak Drs. Saifudin Turmuzi, MH, Pada hari Senin tanggal 14 Desember 2009

Page 8: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi itsbat nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan adalah,

aturan pengesahan nikah atau itsbat nikah, dibuat atas dasar adanya perkawinan

yang dilangsungkan berdasarkan agama atau tidak dicatatkan oleh PPN yang

berwenang. Perundang-undangan tentang pencatatan perkawinan yaitu Undang-

undang No.22 tahun 1946 dan dalam pasal 7 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam (KHI)

perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan akta nikah yang dibuat oleh PPN,

dalam ayat 2 juga dijelaskan bahwa dalam hal perkawinan yang tidak dapat

dibuktikan dengan akta nikah dapat mengajukan itsbat nikah di Pengadilan Agama.

Adapun batasan-batasan itsbat nikah yang termaktub dalam Kompilasi Hukum

Islam pasal 7 ayat 3.

1. Adapun faktor yang mempengaruhi itsbat nikah khususnya di lingkungan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan selama periode 2008, yaitu untuk mengurus

perceraian, status anak, tunjangan pensiunan, akta nikah yang hilang . Tapi,

yang paling dominan yaitu, untuk mengurus tunjangan pensiunan. Anehnya,

mereka yang mengajukan itsbat nikah untuk pengurusan pensiunan,

kesemuanya perkawinan yang dilangsungkan sebelum berlakunya Undang-

undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Jadi, dengan adanya pencatatan

59

Page 9: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

60

nikah dapat memberikan kepastian hukum baik kepada suami, istri, anak-anak

dan harta bersama.

2. Pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan itsbat nikah yaitu

sepanjang perkawinan yang telah dilangsungkan memenuhi syarat dan rukun

nikah secara syariat Islam dan perkawinan itu tidak melanggar larangan

perkawinan yang diatur dalam pasal 8 s/d pasal 10 Undang-undang Nomor 1

tahun 1974 jo. Pasal 39 s/d pasal 44 Kompilasi Hukum Islam. Untuk

kelengkapannya setiap permohonan itsbat nikah harus ada unsur kepentingan

hukum, kalau asal-asalan hanya untuk diitsbatkan perkawinannya tanpa ada

kepentingan hukum maka pastinya akan ditolak permohonan itsbat nikahnya.

B. Saran

1. Meningkatnya permohonan itsbat nikah tiap tahun, ini menandakan masih

lemahnya kesadaran masyarakat dan masih minimnya sosialisasi tentang

pentingnya pencatatan perkawinan. Perlunya disosialisaaikan yang lebih

gencar kepada masyarakat akan pentingnya pencatatan nikah, karena dengan

adanya pencatatan nikah ada jaminan dan kepastian hukum menyangkut status

perkawinan tersebut. Sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

2. Urgentnya akta nikah di dalam perkawinan, maka hendaknya pihak terkait

untuk lebih intensif dalam mensosialisasikan kepada masyarakat akan

pentingnya pencatatan nikah dan pihak KUA bersama tokoh masarakat yaitu

dalam hal ini ulama menjalin hubungan yang kooperatif, agar tidak terjadi

Page 10: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

61

perkawinan yang dilaksanakan didepan Ulama tanpa sepengetahuan KUA,

bagi ulama juga membantu KUA dalam memberikan penyuluhan kepada

masarakat akan pentingnya pencatatan nikah.

3. Imbauan kepada Pemerintah supaya Pengadilan Agama diberikan wewenang

untuk menjatuhkan sanksi misalnya, sanksi administrasi kepada pelaku itsbat

nikah yang perkawianannya dilakukan setelah berlakunya Undang-undang

No. 1 tahun 1974 supaya ada efek jera bagi pelaku nikah di bawah tangan.

Page 11: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

KATA PENGANTAR

Bismillâhirrahmânirrahîm

Al-hamdulillâhi Rabb al-’âlamîn. Shalâtan wa salâman dâimain ’alâ

Rasulillah SAW wa man tabi’ahu ilâ yaum al-dîn.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas ridha dan

rahmat-Nya-lah skripsi ini dapat diselesaikan dalam rangka memenuhi

persyaratan mencapai gelar Sarjana Hukum Islam pada Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Salawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan umat Islam Nabi

Muhammad SAW, beserta segenap keluarga, Sahabat, dan juga umatnya. Yang

InsyaAllah kita termasuk di dalamnya.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis sangat menyadari bahwa

dalam proses tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan

motivasi dari berbagai pihak. Oleh karenanya, sudah seyogyanya penulis berikan

penghargaan kepada mereka yang turut berjasa atas terciptanya karya ini, yaitu:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM.

2. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH. MA, dan Kamarusdiana S.Ag. MH, masing-

masing sebagai ketua dan sekretaris Program Studi Akhwal Syakhsiyyah

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA, dan Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag yang

keduanya adalah Koordinator Teknis Non Reguler Fakultas Syariah dan

Hukum UIN SYarif Hidayatullah Jakarta.

i

Page 12: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

4. Pembimbing skripsi, Bapak Dr. Muhammad Taufiki, M.Ag. dan Dra.

Afidah Wahyuni, M.Ag. yang di tengah padat kesibukannya senantiasa

sempat mengarahkan dan memberikan masukan kepada penulis. Berkat

beliau, karya yang sedianya hanya pantas disebut pamflet atau selebaran

gelap ini layak dianggap sebagai sebuah karya ilmiah.

5. Pembimbing akademik, Bapak Dr. Anwar Abbas, M.Ag. yang telah

memberikan arahan-arahan akademik sehingga penulis dapat

menyelesaikan perkuliahan dengan lancar.

6. Bapak Drs. H. Syaifuddin Turmudzi, MH., Hakim Pengadilan Agama

Jakarta Selatan, Mas Risman Panitera Muda Pengadilan Agama Jakarta

Selatan, yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Kedua orang tua tercinta yang terhormat, Ayanda Mas’ud Ismail (Alm)

dan Ibunda Miswaroh, (Allâhumma irham humâ kamâ rabbayânî

shaghîro) dan saudara/i; Atik Dzulfatin, Saifurrohman, Himmatul Aliya,

Inti Khobiatin, Muhammad Khotib dan Lulu Robwatin Kholwat. Berkat

mereka penulis sanggup bertahan dalam ganas belantara Jakarta. Juga

untuk ”Bidadari”-ku (?), yang hingga penulisan skripsi ini rampung,

masih penulis titipkan kepada Yang Maha Pengasih dan Penyayang,

hingga tiba saatnya nanti untuk dipetik.

8. Segenap Masyâyikh di Matholiul Falah Kajen, Pati, Jawa Tengah dan PP.

Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur. Juga, guru-guruku,

murobbi rûhî, al-ahyâ’ minhum wa al-amwât.

ii

Page 13: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

9. Ayah Ibu angkatku, Bapak Drs. Masrur Ainun Najih dan Ibu Chyc Dalif

Laily, yang telah banyak membantu baik moril atau materil demi

pendidikan penulis, dan yang mengajarkan kesantunan serta

kesederhanaan dalam pergaulan, ”prioritaskan kebutuhan daripada

keinginanan”, semoga Allah memulyakan kehidupan dunia dan

akhiratnya.

10. Sahabat-sahabat “ashhâb al-yamîn” Himpunan Alumni Bahrul Ulum Ibu

Kota (Himabi) PP. Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, di

Jakarta, dan Keluarga Matholiul Falah (KMF) di Jakarta. Juga rekan-rekan

(sok) aktivis Pemuda an-Nahdloh, Ceger, Cipayung. Karena kalian,

keyakinan penulis akan dunia mistis (hizb, klenik, wangsit, kuburan, jimat,

dll) semakin mantap. Rasionalisme dan modernisme telah runtuh.

11. Kepada seluruh staff pengajar Fakultas Syariah, yang telah banyak

memberikan banyak ilmu, wawasan, serta kesabarannya dalam mendidik

penulis selama bangku perkulihan. Semoga akan menjadi manfaat dan

berkah untuk penulis.

12. Segenap staff perpustakaan Syariah dan Hukum maupun perpustakaan

utama yang telah menfasilitasi penulis untuk melengkapi referensi dalam

penulisan skripsi ini.

13. Sahabat-sahabatku di konsentrasi Peradilan Agama, “ceritamu, ceritaku

dan cerita kita akan abadi”. Serta rekan-rekan dan semua pihak yang

mungkin tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu dalam skripsi ini.

iii

Page 14: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

iv

Besar harapan skripsi ini dapat memberikan konstribusi yang positif

bagi semua pihak, terutama bagi rekan-rekan mahasiswa Fakultas Syariah

dan Hukum Program Studi Ahwal Syakhsiyah konsentrasi Peradilan

Agama.

Penulis sangat sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam

skripsi ini, karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Demikian

sedikit pengantar dan ucapan terima kasih. Atas semua perhatian yang

diberikan, penulis sampaikan ucapan terima kasih.

Jakarta, 08 Januari 2010

Penulis

Page 15: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................. ix

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Pemabatasan dan Perumusan Masalah............................... 8

C. Review Studi Yang Relevan .............................................. 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 9

E. Metode Penelitian .............................................................. 10

F. Sistematika Penulisan ........................................................ 12

BAB II PELAKSANAAN ITSBAT NIKAH DALAM HUKUM

ISLAM DI INDONESIA

A. Pengertian Itsbat Nikah...................................................... 14

B. Hal-hal yang dapat diitsbatkan........................................... 16

C. Pencatatan Perkawinan dan Akta Nikah ............................ 18

D. Hubungan Itsbat Nikah Dengan Pencatatan perkawinan ... 27

E. Akibat Hukum Dari Itsbat Nikah ....................................... 33

v

Page 16: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

BAB III ITSBAT NIKAH DI PENGADILAN AGAMA

JAKARTA SELATAN

A. Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan .......................... 35

B. Prosedur Itsbat Nikah di Pengadilan Agama

Jakarta Selatan ................................................................... 38

C. Data Perkara Itsbat Nikah Pengadilan Agama

Jakarta Selatan................................................................... 43

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Itsbat Nikah

di Pengadilan Agama Jakarta Selatan ................................ 44

BAB IV ANALISA PUTUSAN ITSBAT NIKAH DI PENGADILAN

AGAMA JAKARTA SELATAN

A. Perkara Itsbat Nikah di Pengadilan Agama

Jakarta Selatarn: ................................................................ 47

B. Penetapan Hukum Duduk Perkara

Nomor: 114/Pdt.P/2008/PAJS, 106/Pdt.P/2008/PAJS,

dan 127/Pdt.P/2008/PAJS .................................................. 48

C. Analisa Terhadap Putusan Itsbat Nikah di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan Dan

Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya ............................. 51

vi

Page 17: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

vii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 59

B. Saran................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 62

LAMPIRAN....................................................................................................

Page 18: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dan segala alam lainnya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Semua mahluk tersebut terdiri dari dua jenis yang berpasang-pasangan, ada jenis

jantan dan betina, ada pria dan wanitanya. Adapun hikmah dari diciptakan Tuhan

dari segala jenis atau makhluk berpasang-pasangan yang berlainan sifat dan

bentuk adalah agar masing-masing saling butuh membutuhkan, saling

memerlukan sehingga dapat berkembang.

Manusia adalah makhluk sosial. Ibnu Khaldun, pernah mengatakan

bahwa manusia pasti dilahirkan di tengah-tengah masyarakat, dan tidak mungkin

hidup menyendiri kecuali bersama-sama masyarakat itu, hidup bermasyarakat

tentu diawali oleh manusia dalam bentuk sebuah keluarga.1

Bagi manusia umumnya untuk mempertahankan keturunannya, yaitu

dengan cara melangsungkan pernikahan sesuai dengan perintah agama. Agar

mendapatkan keturunan yang sah dan dari perkawinan itu bisa untuk mempererat

tali silahturahmi antar sesamanya, seorang pria menikah dengan seorang wanita,

mereka dikawinkan menurut hukum agama atau Undang-undang yang berlaku di

1 Muhammad Amin Suma, Hukum Keluarga Islam dan Dunia Islam, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2004), h.1.

1

Page 19: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

2

negaranya, sebagai ikatan sah untuk hidup dalam pergaulan rumah tangga dan

mempunyai sanksi hukum yang di ikrarkan dengan perkawinan dan ta’lik.

Disebutkan dalam salah satu hadist Rasulullah SAW, berbunyi:

: ملس وهيل عى اهللال اهللا صلوسا رن لالق : الد قوعس من ب اهللادب عنع نصحاو رصبلل ضغا هنإف جوزتيلف ةاءبال مكنم اعطتسا نم اببالشرشعامي 2 )البخارى رواه( اءجو هل هنإف مولصبا هيلعف عطتسي مل نمو جرفلل

Artinya: “Hai pemuda-pemudi, barang siapa di antara kamu yang mampu serta berkeinginan hendak menikah, hendaklah dia menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata terhadap orang yang tidak halal dilihatnya, dan akan memeliharanya dari godaan syahwat. Dan barang siapa yang tidak mampu menikah, hendaklah dia puasa, karena dengan puasa hawa nafsunya terhadap perempuan akan berkurang.” (HR. Al-Bukhari)

Hikmah perkawinan itu menurut ajaran Islam, adalah untuk memelihara manusia

(pemuda) dari perbuatan maksiat yang membahayakan diri, harta dan pikiran.3

Allah sangat menganjurkan manusia untuk menikah, karena pernikahan

tersebut akan mendatangkan kemaslahatan bagi umat manusia. Diantaranya,

Allah akan melapangkan rizki yang baik dan halal untuk hidup berumah tangga,

sebagaimana firman Allah:

2 Abu Abdullah Muhammad Bin Ismail al-Bukhari, Shohih Bukhari, (Makkah: Darul Bayyan

Al Arobi, 2005 M/1426 H), Cet, Ke-1, jilid. 3. h.1047 3 Amir Taat Nasution, Rahasia Perkawinan Dalam Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,

1994), Cet, Ke-3, h.30-31.

Page 20: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

3

Artinya : “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?" (Q.S. An-Nahl: 72)

Proses pernikahan akan menghasilkan regenersi yang tumbuh dan

berkembang, sehingga dalam kehidupan umat manusia dapat dilestarikan.

Sebaliknya tanpa pernikahan generasi akan berhenti, kehidupan manusia akan

terputus dan dunia pun akan berhenti, sepi dan tidak berarti.4

Dalam hal ini, Syekh Dr. Jaad al-haq ‘ali jaad al-haq (Syekh Al-Azhar)

berperndapat sebagaimana dikutip dalam buku Prof. Dr. H. Satria Efendi M. Zein,

MA yang berjudul Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer membagi

ketentuan yang mengatur pernikahan kepada dua kategori, yaitu:

1. Peraturan syara’ yaitu peraturan yang menentukan sah atau tidak sahnya

sebuah pernikahan. Peraturan ini adalah peraturan yang ditetapkan oleh

syariat Islam seperti yang di rumuskan oleh para pakarnya dalam buku-buku

fiqh dari berbagai mazhab.

2. Peraturan yang bersifat tawsiqy, yaitu peraturan tambahan bermaksud agar

pernikahan di kalangan umat Islam tidak liar, tetapi tercatat dengan memakai

surat akta nikah yang resmi yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.

4 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2000), Cet. Ke-9,

h.13.

Page 21: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

4

Secara administratif, ada peraturan yang mengharuskan agar suatu pernikahan

dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.5

Di Indonesia, meskipun Undang-undang Perkawinan sudah diberlakukan

sejak 35 tahun yang lalu, ternyata banyak masyarakat yang melakukaan

pernikahan tidak sesuai dengan ketentuan UU No.1 Tahun 1974 tentang

perkawinan. Salah satunya yang makin marak dilakukan oleh beberapa

masyarakat, artis, dan sebagian para pejabat melakukan pernikahan secara ilegal,

salah satunya menggunakan jasa nikah siri atau nikah di bawah tangan, dengan

berbagai macam alasannya. Perlu diketahui, bahwa nikah sirri adalah suatu

perbuatan pernikahan yang sah menurut agama Islam, namun pernikahan itu

dilakukan di luar pengawas petugas sehinga, pernikahan itu tidak tercatat di KUA

(Kantor Urusan Agama), karena itu Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun

1974 menegaskan hukum nikah siri adalah pelanggaran dan batal demi hukum.

Banyak faktor yang melatarbelakangi pernikahan ilegal tersebut, salah

satunya adalah faktor finansial yang menghalanginya, ada juga karena adat yang

diberlakukan di daerah tertentu, ataupun terjadinya poligami dengan tidak

memberitahukan istri, adapun alasan lainnya untuk penjelasan sebelum

pernikahan yang tercatat dilakukan sehingga bila terjadi ketidak cocokan tidak

menimbulkan konsekuensi hukum lain.

5 Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, (Jakartat:

Prenada Media, 2005), Cet. Ke-2, h.33-34.

Page 22: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

5

Dalam pasal 5 KHI disebutkan, agar terjaminnya ketertiban perkawinan

dalam masyarakat Islam harus dicatat. Pencatatan dilakukan oleh Pegawai

Pencatat Nikah sebagaimana yang diatur dalam UU No.22 Tahun 1946 Jo. UU

No.32 Tahun 1954. Pasal 6 ayat 1 mengulangi pengertian pencatatan yang

dimaksud dalam artian setiap perkawinan harus dilangsungkan dihadapan dan di

bawah pengawasan Pegawai Pencatatan Nikah. Bilamana kita membaca lebih

lanjut isi kompilasi kata harus di sini adalah dalam makna wajib menurut

pengertian hukum Islam. Oleh karena perkawinan yang dilakukan di luar

pengawasan Pegawai Pencatatan Nikah tidak mempunyai kekuatan hukum.6

Sebenarnya, tujuan adanya pencatatan untuk menjamin ketertiban dan

kepastian hukum. Meskipun demikian pernikahan siri banyak dilakukan, bahkan

menjadi model masa kini yang timbul dan berkembang secara diam-diam pada

sebagian masarakat Indonesia. Dalam ilmu hukum cara itu dikenal dengan istilah

penyelundupan hukum, yaitu suatu cara menghindari diri dari persaratan hukum

yang ditentukan oleh Undang-undang dan peraturan yang berlaku dengan tujuan

perbuatan yang bersangkutan, dapat menghindarkan sesuatu akibat yang tidak

dikehendaki atau untuk mewujudkan suatu akibat hukum yang dikehendaki.7

Payung hukum bagi pelaku pernikahan ilegal salah satunya yaitu, nikah di

bawah tangan, di antaranya adanya ketentuan yang membolehkan permohonan

6 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo,

2007), cet-5, h. 68. 7 M. Idris Ramulyo, Tinjauan Hukum Perkawinan, (Jakarta: Gema Insani Press,1974), cet-1,

h.22.

Page 23: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

6

itsbat nikah seperti diatur dalam pasal 7 KHI (Kompilasi Hukum Islam),

menyiratkan sebuah prinsip bahwa, secara subtansial peraturan yang berlaku di

Indonesia mengakui keabsahan sebuah pernikahan yang belum tercatat, dan

kemudian dengan alasan-alasan yang dicantumkan dalam rincian ayat (3) KHI

tersebut, nikah itu dapat dicatatkan dan diitsbatkan alias diakui secara

administratif. Ini pada satu sisi, dan pada sisi yang lain dengan adanya pasal 7

tersebut, berarti telah memberi peluang bagi nikah-nikah yang tidak tercatat

(nikah sirri) untuk kemudian mencatatkan diri sebagai mana mestinya. Adanya

peluang ini, menguntungkan pihak yang melakukan pernikahan di bawah tangan,

dan pada waktu yang sama merupakan tanggung jawab badan yang berwenang

untuk merealisasi terwujudnya peluang itu bagi yang berhasrat untuk mengisi

peluang tersebut.8

Dampak terjadinya perkawinan yang dilakukan secara ilegal, atau

perkawinan yang tidak tercatatkan di KUA, adalah istri dan anak sebagai pihak

yang paling dirugikan. Karena, dari sebuah perkawinan yang tidak dicatatkan

akan menyulitkan dari pihak istri untuk menuntut hak-haknya. Ketika terjadi

perceraian mulai dari hak harta gono-gini, hak waris dan yang paling

menyakitkan ketika dari pernikahan itu membuahkan seorang anak, untuk

mengurus akta kelahiran tidak bisa wali atas nama bapaknya, karena untuk

membuat akta kelahiran tersebut diharuskan memakai akta perkawinan dari orang

tua si anak tersebut. Jadi, wali dari si anak tersebut adalah ibunya sendiri. Apapun

8 Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Islam Keluarga Islam Kontemporer, h. 37-38

Page 24: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

7

alasannya, pernikahan ilegal seperti nikah siri atau nikah bawah tangan,

merugikan salah satu pihak dan yang banyak merugi adalah perempuan dan anak.

Sebagai konsekwensinya, apabila sudah terlanjur terjadinya nikah yang di

luar prosedur tersebut, maka si istri dituntut untuk bersikap cerdas yaitu salah

satunya dengan cara mengitsbatkan pernikahannya di Pengadilan Agama. Untuk

jaga-jaga apabila terjadi perceraian si istri tidak kehilangan hak-haknya sebagai

istri. Tentunya, untuk mengitsbatkan pernikahan tersebut bukanklah pekerjaan

semudah membalikkan telapak tangan.

Beranjak dari banyaknya problematika yang ditimbulkan dari sebuah

pernikahan yang terjadi di luar KUA atau tanpa sepengetahuan PPN, maka perlu

penyelesaian yang tepat, supaya salah satu pihak tidak merasa dirugikan yaitu

salah satunya dengan jalan mengitsbatkan pernikahannya di Pengadilan Agama.

Sejalan dengan maraknya masyarakat yang berupaya mengisbatkan

pernikahannya, penulis mencoba mengamati dengan niatan untuk belajar dan

menambah wawasan. Sebenarnya faktor-faktor apa saja yang memicu untuk

mengitsbatkan pernikahan tersebut, yang dihubungkan dengan ketentuan KHI

pasal 7 yang berlaku bagi umat Islam. Dari permasalahan itu peneliti

memfokuskan dalam sebuah skripsi dangan judul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Itsbat Nikah Di Pengadilan Agama Jakarta Selatan”

Page 25: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

8

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, sangat diperlukan adanya ruang lingkup

pembatasan masalah di dalam skripsi, sehingga dapat memberikan gambaran

yang jelas dan terarah, serta diharapkan dapat memudahkan pembaca untuk

memahaminya.

Dari uraian di atas, dapat kita cermati bahwa yang menjadi pokok

pembahasan penulisan skripsi ini adalah hanya menyangkut terhadap sebab-sebab

terjadinya itsbat nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan selama periode tahun

2008.

Setelah di uraikan secara umum masalah penelitian ini dalam latar

belakang masalah, maka penulis menganggap perlu untuk merumuskannya. Guna

untuk mengerucutkan permasalahan yang akan dibahas, perlu adanya suatu

perumusan masalah agar mempermudahkan dalam pembahasan skripsi ini.

Perumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apasaja yang mempengaruhi adanya itsbat nikah di Pengadilan

Agama Jakarta Selatan

2. Bagaimana alasan pertimbangan hakim dalam mengabulkan itsbat nikah dari

data perkara di Pengadilan Agama Jakarta Selatan tahun 2008

C. Review Studi Yang Relevan

Banyaknya karya ilmiyah yang mengulas tentang Hukum keluarga dalam

khazanah hukum Islam di Indonesia. Begitu pula secara khusus karya ilmiyah

Page 26: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

9

yang membahas tentang itsbat nikah, dapat dikatakan sudah mulai beredar dan

muncul, karya ilmiah terdahulu tersebut, yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Saiful Bahri dalam penelitian Skripsinya berjudul: pelaksanaan itsbat nikah

dalam rangka pencatatan perkawinan (Analisis putusan Hakim No. 002/Pdt.

P/PA. Bekasi) Kesimpulan: Hakim menganggap penting itsbat nikah perlu

diberikan untuk kasus-kasus tertentu saja, sedangkan perkawinan yang

dilakukan setelah berlakunya UUPA tidak perlu di berikan itsbat nikah karena

bertentang dengan UUPA itu sendiri.

2. Ahmad Taridi dalam penelitian Skripsinya berjudul: Itsbat nikah sesudah

berlakunya Undang-undang No. 1 Tahun 1974 (Stadi Kasus di Pengadilan

Agama Jakarta Timur) Kesimpulan: menyoroti proses atau tatacara

pelaksanaan itsbat nikah di Pengadilan Agama, juga dijelasakan perkara itsbat

nikah yang masuk di Pengadilan Agama Jakarta Timur dari 10 perkara yang

masuk hanya 6 perkara yang diputus, sedangkan 4 perkara lainya masuk

dalam putusan 2005.

3. Mimin S dalam penelitian Skripsinya berjudul: Itsbat nikah dan

penyelesaiannya di Pengadilan Agama (studi analisis di pengadilan agama

Jakarta Timur) kesimpulan: perkawinan yang dilakukan di luar Undang-

undang perkawinan atau perkawinan di bawah tangan dapat di Itsbatkan di

Pengadilan Agama dengan syarat-syarat yang ketat seperti dijelaskan pada

pasal 7 KHI ayat 3, sedangkan perkawinan dilakukan di luar Undang-undang

Page 27: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

10

perkawinan dan tidak di Itsbatkan di Pengadilan statusnya tidak berkekuatan

hukum dan tidak memiliki akibat hukum.

Adapun penelitian skripsi ini, lebih memfokuskan pada faktor-faktor

yang mempengaruhi terjadinya atau alasan-alasan dalam permohonan itsbat

nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan selama periode tahun 2008.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penulis ini dalam menyusun karnya ilmiah ini, bertujuan antara

lain sebagai berikut:

Tujuan Penelitian:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja dalam mengajukan permohonan

itsbat nikah.

2. Untuk mengetahui berapa jumlah itsbat nikah di pengadilan Jakarta selatan

terkhususnya tahun 2008

3. Untuk mengetahui seperti apa prosedur pelaksanaan itsbat nikah di

Pengadilan Jakarta Selatan.

Manfaat penelitian:

1. Memperkanya wawasan khususnya bagi penulis serta pengembangan dan

pengaktualisasian dalam kontek hukum perkawinan di Indonesia

2. Memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang itsbat nikah bagi

pernikahan yang belum tercatat.

Page 28: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

11

3. Keguanaan akademisi untuk satu syarat guna memperoleh gelar S1 dalam

bidang hukum Islam.

E. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

Dalam penyusunan penulisan skripsi ini penulis menggunakan

Penelitian kajian Kuantitatif (Studi kasus di Pengadilan Agama). Ada dua

jenis data: sekunder dan primer.9 Data primer adalah data yang diambil

berasal dari sumber pertamanya, yakni data atau dokumen putusan di lembaga

Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Sedangkan data skunder adalah data

pendukung berupa buku-buku, tulisan-tulisan. yang secara langsung atau tidak

langsung berkaitan dengan objek penelitian.

2. Pendekatan Penelitian

Adapun Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif-Analisis. Metode, analisis pada sisi ini menggunakan

penelitian terhadap putusan hakim di Pengadilan Agama, sehingga bisa

mendapatkan hasil penelitian secara terarah dan sistematis.

3. Teknik Penarikan Kesimpulan

Teknik penarikan kesimpulan dalam hal ini yang digunakan, metode

induksi dan deduksi. Metode induksi ialah suatu cara berpikir atau jalan yang

dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak

9 M. Nazir, "Metode Penelitian" (Jakarta Galia Indonesia, 1988), Cet-ke 2, h.112.

Page 29: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

12

dari masalah yang bersifat khusus, kemudian menarik kesimpulan yang

bersifat umum, sedangkan deduksi ialah suatu cara berpikir untuk

mendapatkan pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari masalah yang

bersifat umum, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus

sedangkan pada penelitian ilmiah ini menggunakan penarikan kesimpulan

deduksi.

4. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini didasarkan, mengarah pada pedoman yang

berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2007, yakni buku pedoman penulisan skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman terhadap isi tulisan ini, maka penulis

menyusunnya dalam bentuk sitematis penulisaan yang terdiri dari lima bab yang

akan penulis uraikan sebagai berikut:

Sebagimana Penulisan dalam Bab I gambaran umum penulisan skripsi

Isinya mencakup: latar belakang masalah yang berkaitan dengan judul besar pada

skripsi, kemudian dilanjutkan dengan perumusan dan pembatasan masalah tujuan

dan manfaat penelitian, metode penelitian dan teknik penulisan, serta sistematika

penulisan.

Page 30: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

13

Sedangkan Bab II penulis menyajikan uraian-uraian, pelaksanaan itsbat

nikah dalam hukum Islam di Indonesia, yang meliputi pengertian itsbat nikah,

hal-hal yang dapat diitsbatkan, pencatatan perkawinan dan akta nikah, hubungan

itsbat nikah dengan pencatatan perkawinan, akibat hukum dari isbat nikah.

Bab III penulis menguraikan isbat nikah yang terjadi di Pengadilan Agama

Jakarta Selatan yang meliputi, letak geografis Pengadilan Agama Jakarta Selatan,

prosedur itsbat nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, serta faktor-faktor

yang mempengaruhi adanya itsbat nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Bab IV Setelah disajikan dua variable yang berbeda, disatu sisi uraian

pengertiannya dan ruanglingkup serta faktor-faktor itsbat nikah, dalam bab ini

penulis akan menguraikan tentang analisa putusan itsbat nikah yang meliputi

penetapan perkara No. 114/Pdt. P/2008/PA, penetapan perkara No. 106/Pdt.

P/2008/PA, penetapan perkara No. 0127/Pdt. P/2008/PA, serta analisa terhadap

pengaruh putusan itsbat nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan sebagai jawaban

permasalahan yang diangkat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi adanya

itsbat nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan beberapa saran penulis

sebagai rekomedasi kepada beberapa pihak terkait menyangkut penelitian ini.

Page 31: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

BAB II

PELAKSANAAN ITSBAT NIKAH DALAM HUKUM ISLAM DI INDONESIA

A. PENGERTIAN ITSBAT NIKAH

Secara subtansial arti kata itsbat nikah, yaitu gabungan dua kalimat yakni

itsbat dan nikah. Itsbat merupakan dari bahasa Arab yang merupakan kata masdar

yang terambil dari kata )اثبات- ثبتا–اثبت ( yang mempunyai arti ketetapan atau

penetapan,pengukuhan atau pembuktian.1 Sedangkan yang dimaksud dengan kata

nikah, sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang No.1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan, adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita

sebagai suami-istri dengan membentuk keluarga yang bahagia berdasarkan ke-

Tuhanan Yang Maha Esa. Begitu juga dijelaskan dalam Kompilasi Hukum Islam

(KHI) Bab II Pasal 2, bahwa perkawinan dalam hukum Islam adalah akad yang

kuat atau mitsaqan ghalizhan, untuk mentaati perintah Allah dan

melaksanakannya merupakan ibadah.

Sedangkan definisi nikah yang diberikan Ulama fiqih, yaitu akad yang

membolehkan terjadinya al-Istimta (persetubuhan) dengan seorang wanita atau

melakukan wati’ dan berkumpul, selama wanita tersebut bukan wanita yang

diharamkan baik dengan sebab keturunan atau sepersusuan.2

1 A.W Munawir, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka

Progesif, 1997), h.145. 2 Abdurraman,, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, h.67

14

Page 32: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

15

Jadi, yang dimaksud dengan itsbat nikah adalah suatu penetapan,

penentuan, pembuktian, atau pengabsahan Pengadilan Agama terhadap

pernikahan yang telah dilakukan karena alasan-alasan tertentu atau penetapan

oleh Pengadilan Agama atas perkawinan yang sah tetapi tidak mempunyai akta

nikah. Sebagimana yang dirumuskan dalam kamus besar Bahasa Indonesia

bahwa, itsbat nikah adalah penetapan tentang kebenaran (keabsahan) nikah.3

Istilah itsbat nikah hanya dipakai dalam Pengadilan Agama, untuk

menyelesaikan sengketa pernikahan di kalangan umat Islam yang belum

tercatatkan, atau ketentuannya yang tercantum dalam KHI Pasal 7 ayat 3.

Sementara itu, bagi pasangan suami-istri yang beragama non muslim, pedoman

semacam itsbat nikah tidak ada atau tidak diatur. Mereka justru diminta untuk

melakukan pernikahan ulang yang kemudian disertai dengan mencatatkannya di

hadapan pejabat yang berwenang yaitu Kantor Catatan Sipil. Pernikahan ulang

dilakukan karena UU Perkawinan tidak mengatur selain kemungkinan itu jika

Kantor Catatan Sipil menolak pencatatan, yang bersangkutan dapat melakukan

gugatatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Sebab pernikahan ulang

adalah sama saja layaknya orang yang baru akan menikah, bahkan kini

pernikahan mereka berhak dicatatkan secara resmi, sehingga gugatan semacam itu

sah-sah saja4

3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: CV.

Akademika Pressindo, 1995), Cet. Ke-2, h. 111 4 Happy Susanto, Nikah Siri apa untungnya, (Jakarta: Visimedia, 2007), Cet. Ke-1 hal. 107

Page 33: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

16

B. HAL-HAL YANG DAPAT DIITSBATKAN

Dalam Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Pasal 64 berbunyi,

untuk perkawinan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan yang

terjadi sebelum Undang-undang ini berlaku yang dijalankan menurut peraturan

lama adalah sah.5 Dari ketentuan Undang-undang Perkawinan tersebut, bahwa

itsbat nikah hanya dibatasi dengan perkawinan yang terjadi sebelum tahun 1974.

Kemudian peraturan Undang-undang pekawinan tersebut telah disempurnakan

dengan hadirnya Kompilasi Hukum Islam pasal 7 ayat 3, adapun ketentuan

tentang perkara yang diitsbatkan di Pengadilan Agama terbatas mengenai hal-hal

yang berkenaan dengan :

1. Adanya perkawinan dalam rangka penyelesaian perceraian. Artinya bila

seseorang telah menikah menurut tata cara (yang dikenal dengan nikah di

bawah tangan dan tidak mencatatkan perkawinannya di Pegawai Pencatat

Nikah atau Kantor Urusan Agama), kemudian ia bermaksud melakukan

perceraian, ia dapat mengajukan permohonan itsbat nikah bersamaan dengan

gugutan atau permohonan cerai.

2. Hilangnya Akta Nikah. Bila pernikahan telah dicatatkan dan mendapatkan

Akta Nikah (buku nikah) tetapi kemudian buku tersebut hilang, maka yang

bersangkutan dapat mengajukan permohonan itsbat nikah. Permohonan dapat

5 M. Yahya Harahap , Hukum Perkawinan Nasional, (Medan: CV. Zahir Trading, 1975) Cet.

Ke-1, h. 268

Page 34: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

17

diajukan kepengadilan dengan membawa bukti lapor kehilangan akta nikah

dari petugas yang berwenang (Polisi).

3. Adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat perkawinan.

Syarat perkawinan dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 14 adalah adanya

calon istri, calon suami, wali nikah, dua orang saksi, ijab dan kabul. Bila ada

keraguan dari syarat tersebut misalnya tentang wali nikah, maka ajuan itsbat

nikah dapat dilakukan.

4. Adanya perkawinan yang terjadi sebelum berlakunya Undang-undang No. 1

Tahun 1974. Maksudnya, dengan bukti bahwa perkawinan dilaksanakan

sebelum berlakunya Undang-undang No.1 Tahun 1974 dan tidak memiliki

akta nikah, maka untuk kelengkapan administrasi, ia dapat mengajukan

permohonan itsbat nikah.

5. Perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai halangan

perkawinan menurut Undang-undang No.1 Tahun 1974. Artinya permohonan

itsbat nikah dapat dilakukan apabila perkawinan tersebut tidak mempunyai

halangan (dilarang oleh hukum) misalnya adanya hubungan darah, hubungan

kekerabatan, hubungan sepersusuan, atau karena perempuan tersebut dalam

masa iddah, atau bekas istri yang sudah diceraikan tiga kali berturut-turut.

Dalam berpekara di Pengadilan Agama terdiri dari dua bentuk, yaitu

gugatan dan permohonan. Gugatan adalah tuntutan hak yang di dalamnya

mengandung unsur sengketa, sedangkan permohonan adalah tuntutan hak perdata

oleh satu pihak yang berkepentingan terhadap suatu hal yang yang tidak

Page 35: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

18

mengandung sengketa.6 Atau disebut juga perkara voluntair karena di dalamnya

tidak terdapat sengketa.

Adapun dalam berbagai hal terdapat pihak yang berkeberatan atas suatu

itsbat nikah yang diajukan secara voluntair, maka pihak yang berkeberatan atas

itsbat nikah tersebut harus mengajukan bantahan ke Pengadilan Agama, baik

sebelum atau sesudah itsbat nikah tersebut telah mempunyai kekuatan hukum

tetap. Itsbat nikah untuk perceraian bisa diputus bersama-sama, sepanjang para

pihak dapat membuktikan tentang keadaan perkawinannya dengan terlebih

dahulu, baru kemudian diperiksa dalil-dalil gugutan perceraiannya.7

C. PENCATATAN PERKAWINAN DAN AKTA NIKAH

Pelaksanaan pencatatan perkawinan tidaklah menjadi suatu ketentuan

sahnya suatu perkawinan, hanya menyatakan bahwa peristiwa perkawinan

tersebut memang ada dan terjadi, hal ini hanya semata-mata bersifat administratif.

Sedangkan mengenai sahnya suatu perkawinan, sebagaimana dengan tegas

dinyatakan dalam Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pada pasal 2,

6 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996), h. 39 7 Mahkamah Agung RI, Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan Administrasi Pengadilan, Buku II

teknisi administrasi dan teknisi dilingkungan Peradilan Agama, (Jakarta: 4 April, 2006), h.30

Page 36: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

19

bahwa perkawinan adalah sah, apabila menurut masing-masing agama dan

kepercayaan itu.8

Dalam pasal 5 Kompilasi Hukum Islam (KHI), disebutkan agar

terjaminnya ketertiban perkawinan dalam masarakat Islam harus dicatat.

Pencatatan dilakukan oleh Pegawai Pencatat Nikah sebagaimana yang diatur

dalam UU No.22 Tahun 1946 Jo. UU No.32 Tahun 1954. Pasal 6 ayat 1

mengulangi pengertian pencatatan yang dimaksud dalam artian setiap perkawinan

harus dilangsungkan di hadapan dan di bawah pengawasan Pegawai Pencatatan

Nikah. Bilamana kita membaca lebih lanjut isi kompilasi kata harus di sini adalah

dalam makna wajib menurut pengertian hukum Islam. Oleh karena perkawinan

yang dilakukan di luar pengawasan Pegawai Pencatatan Nikah tidak mempunyai

kekuatan hukum, sedangkan pasal 7 ayat 1 menyebutkan perkawinan hanya dapat

dibuktikan dengan akta nikah. Dengan demikian, mencatatkan perkawinan adalah

merupakan kewajiban bagi mereka yang akan melangsungkan perkawinan.9

Pencatatan secara resmi adalah suatu hal yang wajib dilakukan dalam

pernikahan, baik menurut ketentuan Agama maupun ketentuan Negara. PP

tentang pelaksanaan UU Perkawinan pada pasal 45 ayat 1, menetapkan sanksi

bagi yang tidak menghiraukan pencatatan pernikahannya dengan hukuman denda

setinggi-tingginya sebesar Rp.7.500,- demikian juga, sanksi bagi Pegawai

8 Djoko Prakoso, I Ketut Murtika, Azas-azas Hukum Perkawinan di Indonesia, (Jakarta : PT.

Bina Aksara, 1987), h. 23 9 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, h.68

Page 37: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

20

Pencatat yang melanggar ketentuan itu dihukum kurungan selama-lamanya 3

bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 7.500,-. Besarnya denda itu untuk saat ini

memang terhitung sangat kecil, sehingga banyak pihak yang masih saja berani

tidak mengindahkan ketentuan tentang aturan pencatatan tersebut. Padahal, pada

ayat 2 ditegaskan bahwa tindak pidana tersebut termasuk dalam kategori

pelanggaran terhadap UU.10

Dari uraian di atas betapa petingnya suatu pencatatan perkawinan, guna

membetengi diri bilamana terjadi perceraian, menjaga keseimbangan hak antara

pihak istri dan suami. Masalah pentingnya pencatatan, Allah telah mensyariatkan

adanya pencatatan. Seperti dalam firman-Nya dalam surat al-Baqarah ayat 282:

⌧ ☺ ☺

⌧ ⌧

☺ ☺

10 Happy Susanto, Nikah Siri apa untungnya, h, 104.

Page 38: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

21

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah, tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu

Page 39: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

22

jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 282)

Agar tidak terjadi pengingkaran antara kriditur dan debitur. Dalam ayat

tersebut, menyuruh kepada orang yang beriman kepada Allah SWT supaya hutang

piutang itu ditulis, sebab tidak layak, karena berbaik hati kedua belah pihak, lalu

berkata tidak perlu ditulis, karena kita sudah percaya mempercayai, padahal umur

kedua belah pihak sama-sama di tangan Allah. Suami mati dalam hutang, tempat

berhutang menagih kepada ahli warisnya yang ditinggal, si ahli waris bisa

mengingkari hutang itu karena tidak ada bukti berupa surat perjanjian.11

Dari landasan ayat di atas, betapa pentingnya suatu pencatatan setiap

terjadi transaksi. Dalam hal ini, ayat di atas bisa diqiyaskan dengan keharusannya

untuk pencatatan perkawinan.

Dimaksud mengqiyaskan di atas, sama seperti pada kasus hukum minum

bir atau wisky, misalnya seorang mujthid ingin mengetahui hukum minuman bir

atau wisky. Dari hasil pembahasan dan penelitain secara cermat, kedua minuman

itu mengandung zat yang memabukkan, seperti zat yang ada pada khamar. Zat

yang memabukkan inilah yang menjadi penyebab diharamkannya khamar. Hal ini

sesuai firman Allah dalam surat al-Ma’idah[5]: 90-91. Dengan demikian,

11 Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994), juz.III, h.81

Page 40: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

23

mujtahid tersebut telah menemukan hukum untuk bir dan wisky, yaitu sama

dengan hukum khamar, karena ‘ilat keduanya adalah sama, yakni memabukkan.

Kesamaan ‘ilat antara kasus yang tidak ada nash-nya dengan hukum yang ada

nash-nya dalam al-Qur’an dan Hadist, menyebabkan adanya kesatuan hukum.

Inilah yang dimaksud ulama ushul fiqh bahwa penentuan hukum melalui metode

qiyas bukan berarti menentukan hukum sejak semula, tetapi menyingkapkan dan

menjelaskan hukum untuk kasus yang sedang dihadapi dan mempersamakannya

dengan hukum yang ada pada nash, disebabkan kesamaan ‘ilat antara keduanya.12

Begitu juga antara pencatatan dalam akad perkawinan dan pencatan akad

muamalah bisa diqiyaskan, karena pernikahan juga merupakan suatu tindakan

yang masuk dalam kategori amalan muamalah. Dalam pemahaman Islam, kita

mengenal ada dua macam amalan seorang muslim, yaitu ibadah dan muamalah.

Amalan yang pertama merupakan hubungan secara langsung antara seorang

hamba dengan Tuhannya, dan amalan yang kedua adalah hubungan antara sesama

hamba Allah. Penikahan merupakan suatu amalan muamalah, seperti halnya

aktifitas berdagang, utang piutang, pinjam meminjam dan sebagainya. Karena

pernikahan merupakan suatu akad yang terjadi dan melibatkan di antara dua belah

pihak yang berkepentingan.13

12 Ma’ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam, (Jakarta: eLSaS, 2008), Cet. Ke-1,

h.106-107. 13 Wawancara Pribadi, Dengan Majlis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Bapak Drs.

Saifudin Turmuzi, MH, Pada hari Senin tanggal 14 Desember 2009

Page 41: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

24

Urgentnya pencatatan dalam pernikahan telah disinggung dalam

Kompilasi Hukum Islam pasal 5 ayat 1 yaitu: agar terjamin ketertiban perkawinan

bagi masarakat Islam setiap perkawinan harus dicatatkan. Tentang kata harus

yang termuat dalam pasal 5 ayat 1 menurut Abdurrahaman, SH. MH. Kata harus

yang termuat dalam KHI pasal 5 ayat 1 bermakna wajib menurut pengertian

hukum Islam. Oleh karena perkawinan yang dilaksanakan di luar pengawasan

Pegaawai Pencatat Nikah tidak mempunyai kekuatan hukum. Sedangkan pasal 7

ayat (1) menyebutkan perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan akta nikah yang

dibuat oleh Pegawai Pencatat Nikah. Dengan demikian, mencatatkan perkawinan

adalah merupakan kewajiban bagi mereka yang akan melangsungkan

perkawinan.14

Akta Nikah adalah bukti otentik bagi masing-masing yang bersangkutan,

karena ia dibuat oleh pegawai umum openbaar ambtenaar.15 Masing-masing

mempelai akan mendapatkan buku akta nikah, yang bisa dijadikan bukti otentik

yang menyatakan bahwa telah benar-benar terjadi terjadi peristiwa pernikahan

antara kedua belah mempelai.

Akta perkawinan adalah sebagai alat bukti yang mempunyai tiga sifat:

A) Sebagi satu-satunya alat bukti yang mempunyai arti mutlak

14 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, h.68 15 M. Idris Ramulyo, Beberapa Masalah Tentang Hukum Acara Perdata Peradilan Agama

Dan Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta: IND-HILL, 1985), Cet. Ke-1, h.168

Page 42: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

25

B) Sebagai alat bukti penuh, artinya disamping alat bukti akta tidak dapat

dimintakan alat bukti lain.

C) Sebagi alat bukti yang bersifat memaksa sehingga bukti lawan tidak dapat

melemahkan akta perkawinan itu.16

Sedangkan tentang akta nikah di dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 9 tahun 1974 tentang Perkawinan, tepatnya pada bab IV pasal.12

yang memuat antara lain sebagai berikut:

1. Nama, tempat dan tanggal lahir, agama/kepercayaan, pekerjaan dan tempat

kediaman dari suami istri. apabila salah seorang atau keduanya pernah kawin

disebutkan juga nama istri atau suami terdahulu.

2. Nama, agama/kepercayaan pekerjaan dan tempat kediaman orang tua mereka.

3. Sebagai dimaksud dalam pasal 6 ayat (2), (3) dan (5) Undang-undang.

4. Dispensasi sebagai dimaksud dalam pasal 7 ayat (2) Undang-undang.

5. Izin pengadilan sebagai dimaksud dalam pasal 4 Undang-undang.

6. Persetujuan sebagai dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) Undang-undang.

7. Izin dari pejabat yang ditunjuk oleh menteri HANKAM/PANGAB bagi

anggota angkatan bersenjata.

8. Perjanjian perkawinan apabila ada.

9. Nama, umur, agama/kepercayaan, pekerjaan dan tempat kediaman para saksi

dan wali nikah bagi yang beragama Islam.

16 Benyamin Asri , Thobari Asri, Tanya-Jawab Pokok-Pokok Hukum Perdata Dan Hukum

Agraria, (Bandung,: CV. Armico, 1987), h.40

Page 43: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

26

10. Nama, umur, agama/kepercayaan, pekerjaan dan tempat kediaman kuasa

apabila perkawinan dilakukan melalui seorang kuasa.17

Akta Perkawinan itu oleh Pegawai Pencatat Perkawinan dibuat rangkap

dua helai, pertama disimpan dikantor pencatatan KUA atau KCS, sedang helai

kedua dikirim ke Pengadilan yang daerah hukumnya mewilayahi kantor pecatat

tersebut atau sesuai termaktub dalam pasal 13 PP. Hal ini untuk memudahkan

pemeriksaan oleh Pengadilan bila kemudian hari terjadi talak atau gugatan cerai.

Sebab Undang-undang pasal 39 menentukan bahwa cerai talak hanya dapat

dilakukan di depan sidang Pengadilan, sedang cerai gugatan harus dengan putusan

Pengadilan. Kemudian kepada suami istri masing-masing diberikan kutipan akta

perkawinan, yang mirip dengan buku nikah sekarang, sesuai pasal 13 ayat 2 PP

dengan isi yang sama.18

Para pemikir Islam atau hukum fiqih terdahulu, tidak ada yang menjadikan

dasar pertimbangan dalam perkawinan mengenai pencatatan ada aktanya.

Sehingga mereka menganggap hal itu tidak penting, namun bila diperhatikan

pertimbangan hukum saat ini, pencatatan perkawinan dan aktanya mempunyai

kemaslahatan serta sejalan dengan kaidah fiqih:19

درء المفاسد مقدم على جلب المصالح

17 M. Yahya harahap, Hukum Perkawinan nasional, h.276 18 M. Idris Ramulyo, Beberapa Masalah Tentang Hukum Acara Perdata Peradilan Agama

Dan Hukum Perkawinan Islam, h.165 19 Ahmad Sudirman Abbas, Qowa’id Fiqhyah dalam presfektif Fiqih, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya dengan Anglo media, 2004), Cet. Ke-I, h.148.

Page 44: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

27

“menolak kemudharatan lebih didahulukan dari pada memperoleh kemaslahatan”.

Dengan demikian, pelaksanaan peraturan pemerintah yang mengatur

tentang pencatatan dan pembuktian perkawinan dengan akta nikah, merupakan

tuntutan dari perkembangan hukum dan mewujudkan kemaslahatan umum di

Negara Republik Indonesia.20

D. Hubungan Itsbat Nikah dengan Pencatatan Perkawinan

Dalam Kompilasi Hukum Islam pada pasal 2 dijelaskan secara spesifik,

yaitu perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang

sangat kuat atau mitsaqan gholidzan, untuk mentaati perintah Allah dan

menjalankannya merupakan ibadah. Pengertian akad yang sangat kuat

mengandung arti bahwa, ikatan perkawinan bukanlah ikatan yang main-main

yang dapat mudahnya dinyatakan berakhir, tanpa adanya alasan-alasan syar’i

yang dapat membenarkannya. Selain itu dengan klausul untuk mentaati perintah

Allah dan menjalankanya merupakan ibadah, maka pelaksanan perkawinan, sejak

awal haruslah sesuai tuntutan yang telah digariskan oleh Agama.21 Sedangkan

tujuan perkawinan sendiri dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 3 dijelaskan

20 Zainuddin Ali, Hukum Perdata Di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), Cet. Ke-I, h..

29-30. 21 Lutfi Surkalam, Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita, (Tangerang: CV. Pamulang,

2005), Cet.Ke-1, h.1

Page 45: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

28

bahwa perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang

sakinah, mawaddah dan rahmah.22

Oleh karena itu, untuk mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah

warahmah, setiap perkawinan harus dicatat menurut peraturan Perundang-

undangan yang berlaku sebagaimana disebut dalam KHI tentang pencatatan

perkawinan.

- Pasal 5 ayat 1 agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam

setiap perkawinan harus dicatat.

- Pasal 5 ayat 2 pencatatan perkawinan tersebut pada ayat 1 dilakukan oleh

Pegawai Pencatatan Nikah sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang

No. 22/1946 jo, Undang-undang No. 32/1954.

Teknik pelaksanaannya dijelaskan pada pasal 6 yang menentukan:

1. Untuk memenuhi dalam pasal 5, setiap perkawinan harus dilangsungkan di

hadapan dan bawah pengawasan Pegawai Pencatat Nikah.

2. Perkawinan yang dilakukan di luar pengawasan Pegawai Pencatat Nikah tidak

mempunyai kekuatan hukum.

Secara rinci peraturan pemerintah No. 9 Tahun 1975 Pasal 2 menjelaskan

tentang :

1. Pencatatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan pernikahan menurut

ajaran agama Islam. Dilakukan oleh pegawai pencatat sebagaimana dimaksud

22 Abdurrahmah, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, h. 114

Page 46: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

29

dalam Undang-undang No. 32 Tahun 1954 tentang pencatatan nikah, talak

dan rujuk.

2. Pencatat perkawinan dari mereka yang melangsungkan perkawinan menurut

agamanya dan kepercayaannya itu selain Agama Islam, dilakukan oleh

Pegawai Pencatatan Nikah pada kantor pencatatan sipil sebagaimana

dimaksud dalam berbagai Perundang-undangan mengenai pencatatan

perkawinan.

3. Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan bagi tata

cara pencatatan perkawinan berdasarkan berbagai peraturan yang berlaku, tata

cara pencatatan perkawinan dilakukan sebagaimana ditentukan dalam pasal 3

sampai dengan pasal 9 peraturan pemerintah No. 9 Tahun 1975 ini. Secara

ringkas sebagai berikut:

a. Yang berkepentingan memberitahukan keinginan melakukan perkawinan

kepada pegawai ditempat pencatatan ditempat perkawinan dilangsungkan.

Ketentuan tentang hari ini boleh berbeda karena alasan yang penting, tapi

mesti direkomendasikan oleh camat atas nama bupati kepala daerah.

b. Pemberitahuan boleh disampaikan secara lisan atau tulisan oleh mempelai

(orang tua/wakil) ini memuat nama, umur, agama/kepercayaan, pekerjaan,

tempat kediaman calon mempelai dan status mempelai (dengan menyebut

suami/istri sebelumnya) jika ada.

Page 47: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

30

c. Kemudian pegawai mencatat meneliti apakah syarat-syarat perkawinan

sudah terpenuhi berikut memastikan tidak terdapat halangan perkawinan

menurut Undang-undang, selain itu juga meliputi:

1) Kutipan akta kelahiran atau surat ketarangan dari kelurahan (setingkat)

tentang umur dan asal usul calon mempelai

2) Keterangan mengenai nama, agama, kepercayaan, pekerjaan, tempat

tinggal orang tua calon mempelai

3) Izin tertulis/izin Pengadilan bagi calon mempelai yang belum berusia

21 tahun

4) Izin Pengadilan bagi suami yang ingin berpoligami dispensasi

pengadilan bila umur belum mencukupi 19 tahun (pria) dan 16 tahun

(wanita)

5) Surat kematian salah satu pihak yang telah meninggal dunia izin

tertulis dari pejabat yang ditunjuk PANGAB/MENHANKAM bila

salah satu seorang calon mempelai anggota ABRI.

6) Surat kuasa bila calon mempelai tak bisa datang.

Setelah dipenuhi semua syarat maka dibuat pengumuman oleh Pegawai

Pencatat Nikah (PPN).23

Setelah perkawinan dilangsungkan, kedua mempelai menandatangani akta

perkawinan yang telah dipersiapkan oleh PPN, kemudian diikuti oleh dua orang

23 Abdul Ghani, Himpunan perundang-undangan, h. 322

Page 48: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

31

saksi dan wali nikah (bagi perkawinan yang dilakukan menurut agama Islam).

Akta tersebut juga ditandaangani oleh PPN dengan selesainya penandatanganan

itu maka perkawinan telah tercatat secara resmi.24

Sebagai penjelasan dalam pelaksanaan Undang-undang perkawinan,

Kompilasi Hukum Islam memaparkan hal-hal yang diatur secara global dalam

Undang-undang ini (khususnya bagi umat Islam). Termasuk dalam masalah itsbat

nikah ini dalam Undang-undang secara gamblang disebutkan, salah satu prinsip

perkawinan adalah pencatatan perkawinan agar memperoleh akta nikah.

Sedangkan bagi orang yang tidak memperoleh akta nikah karena sesuatu alasan,

dapat meminta itsbat nikah ke Pengadilan Agama. Namun, hanya khusus untuk

perkawinan yang terjadi sebelum Undang-undang sebelum Tahun 1974

diberlakukan, sementara dalam setiap pemeriksaan perkawinan selalu diperiksa

akta nikahnya yang bisa saja tak ada lantaran alasan selain alasan yang disebutkan

Undang-undang yang disebutkan di atas. Pemeriksaan akta nikah ini menjadi

sangat penting karena tak mungkin dilakukan pemeriksaan tentang perceraian

kalau tidak adanya perkawinan. Karena itu kalau itsbat nikah untuk

menyelesaikan perceraian saja dilayani. Apalagi itsbat nikah untuk hal lain.25

Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, tidak ada jaminan akan

selamanya pihak-pihak yang bersangkutan mau bertanggung jawab. Faktor vested

24 Bakhri A Rahman, dan Ahmad Sukarja, Hukum Perkawinan Islam UU Perkawinan dan

Hukum Perdata/BW, (Jakarta: Hida Karya Agung, 1981), h. 38 25 Damsyi Hanan, Permasalah Itsbat Nikah, Kajian terhadap Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan dan Pasal 7 KHI Mimbar Hukum, No. 31 Tahun VII, (Jakarta: Al-Hikmah dan Dibinbapera, Maret-April, 1997), h. 83

Page 49: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

32

interest merupakan alasan yang menjadi penyebab pengingkaran terhadap suatu

perkawinan, di mana nantinya secara otomatis akan melepaskannya dari tanggung

jawab yang berkaitan dengan rumah tangga. Oleh karena itu, pemerintah

membuat suatu aturan tentang pencatatan perkawinan yang bertujuan untuk

mewujudkan ketertiban perkawinan dalam masyarakat, merupakan suatu upaya

yang diatur dalam Undang-undang, untuk melindungi martabat dan kesucian

(mistagan al ghalidz) perkawinan, dan lebih khusus lagi perempuan dalam

kehidupan rumah tangga. Melalui pencatatan perkawinan yang dibuktikan dengan

akta nikah, yang masing-masing suami-istri mendapatkan salinannya, apabila

terjadi percekcokan diantara mereka, atau salah satu tidak bertanggung jawab,

maka yang lain dapat melakukan upaya hukum guna mempertahankan atau

memperoleh hak masing-masing. Karena dengan akta nikah tersebut, suami-istri

memilik bukti otentik atas perbuatan hukum yang mereka lakukan.26

Menurut Ahmad Rofiq, pencatatan perkawinan merupakan syarat

administratif perkawinan, tetapi walaupun hanya sebagai suatu kewajiban

administratif saja, ia mempunyai cakupan manfaat yang sangat besar bagi

kepentingan dan kelangsungan suatu perkawinan. Manfaat dari pencatatan

perkawinan ini adalah:

Pertama, manfaat yang bersifat preventif yaitu untuk menanggulangi agar

tidak terjadi kekurangan atau penyimpangan rukun dan syarat-syarat perkawinan,

26Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Cet. Ke-

1, h.107.

Page 50: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

33

baik menurut agama dan kepercayaannya ataupun menurut Perundang-undangan.

Dengan ini dapat dihindari pelanggaran terhadap kompetensi relatif pegawai

pencatat perkawinan. Atau menghindari terjadinya pemalsuan atau penyimpangan

hukum, seperti identitas calon mempelai, status perkawinan, perbedaan agama

dan usia calon mempelai tersebut.27

Kedua, manfaat Refresif, hal ini berkaitan dengan perkawinan yang tidak

memiliki akta nikah karena lain suatau hal. Bisa mengajukan itsbat nikahnya atau

penetapan perkawinannya kepada Pengadilan.28

Dalam pembahasan di atas, tampaklah hubungan antara itsbat nikah

dengan pencatatan perkawinan. Di mana esensi dari itsbat nikah itu sendiri adalah

pencatatan perkawinan. Dengan tercatatnya suatu perkawinan, maka pihak yang

bersangkutan akan mendapatkan bukti otentik telah terjadinya perkawinan

tersebut yang terwujud dalam bentuk akta nikah. Maka bagi yang belum

mendapatkan akta nikah dapat dimintakan itsbat nikah (pengesahan nikah) kepada

pihak Pengadilan Agama untuk mendapatkan akta nikah tersebut.

E. Akibat Hukum Dari Itsbat Nikah

Setelah dikabulkan permohonan itsbat nikah, maka secara otomatis yang

berkepentingan akan mendapatkan bukti yang otentik, yang bisa dijadikan sebagai

dasar untuk menyelesaikan persoalan di Pengadilan Agama nantinya. Itsbat nikah

27 Ahmad Rofiq, h.111-112. 28 Ahmad Rofiq, h. 117.

Page 51: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

34

ini berfungsi sebagai kepastian hukum, ketertiban hukum, dan perlindungan

hukum atas perkawinan itu sendiri, dengan demikian maka pencatatan

perkawinan merupakan persyaratan formil sahnya perkawinan. Persyaratan formil

ini bersifat prosedural dan administratif.

Dengan adanya pencatatan perkawinan, maka eksistensi perkawinan

dianggap sah apabila telah memenuhi dua syarat, yaitu:

1. Telah memenuhi ketentuan hukum materil, yaitu telah dilakukan dengan

memenuhi syarat dan rukun menurut hukum Islam.

2. Telah memenuhi formil, yaitu telah dicatatkan pada pegawai pencatat nikah

yang berwenang.

Sebaliknya, pekawinan yang tidak tercatatkan dan tidak pula dimintakan

itsbat nikahnya maka kedudukan perkawinan itu adalah:

1. Tidak mempunyai kekuatan hukum karena dianggap tidak pernah ada

perkawinan sehingga tidak menimbulkan akibat hukum.

2. Tidak dapat dijadikan alasan untuk membatalkan perkawinan yang baru

sebagaimana diatur dalam pasal 24 Undang-undang No. 1 Tahun 1974.

3. Tidak dapat dijadikan dasar hukum menjatuhkan pidana berdasarkan

ketentuan pasal 219 KUHP.

4. Tidak dapat dijadikan dasar untuk menuntut hak oleh pihak wanita saebagai

istri dan juga anak-anaknya.29

29 Ahmad Mukti Arto, Masalah Pencatatan Perkawinan Dan Sahnya Perkawinan, Mimbar

Hukum No.26 Tahun IVV (Mei-Juni, 1996), h. 51-52.

Page 52: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

35

Pengajuan permohonan itsbat nikah merupakan langkah yang tepat, bagi

perkawianan yang tidak mempunyai akta nikah, guna membentengi diri dan

terjaganya keseimbangan antara hak suami atau istri. Karena tidak ada jaminan

bahwa suatu perkawinan akan langgeng selamanya, maka dengan diitsbatkan

nikahnya akan menjadi bukti yang otentik yang berwujud sebuah akta nikah.

Sehingga, apabila terjadi perceraian keseimbangan hak suami dan istri akan

terjaga. Jadi, dengan itsbat nikah memberikan kepastian hukum baik kepada

suami, istri, anak-anak dan harta bersama.

Page 53: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

BAB III

ITSBAT NIKAH DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN

A. Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan

1. Sejarah berdirinya Pengadilan Jakarta Selatan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan, dibentuk berdasarkan surat

keputusan Menteri Agama RI. Nomor 69 Tahun 1963, pada mula Pengadilan

di Jakarta hanya terdiri dari kantor induk dan 2 (dua) cabang yaitu:

a. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara.

b. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Tengah (sekarang Jakarta

Pusat).

c. Kantor Cabang Pengadilan Istemewa Jakarta Raya sebagai induk.

Semua Pengadilan Agama tersebut termasuk wilayah hukum

Mahkamah Islam Tinggi Surakarta, kemudian setelah berdirinya Cabang

Mahkamah Islam Tinggi Bandung berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Agama RI No. 71 tahun 1976, semua Pengadilan di Propinsi Jawa Barat dan

Pengadilan Agama di wilayah khusus Ibu Kota Jakarta berada di dalam

wilayah hukum Mahkamah Tinggi Cabang Bandung.

Dalam perkembangan selanjutnya istilah Mahkamah Tinggi diubah

menjadi Pengadilan Tinggi Agama (PTA). Berdasarkan Keputusan Menteri

Agama No. 61 Tahun 1985 tanggal 16 Juli 1985, Pengadilan Tinggi Agama

Surakarta dipindahkan ke Jakarta dengan realisasi perpindahan tersebut baru

35

Page 54: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

36

terlaksanakan pada tanggal 30 Oktober 1987. Dengan demikian otomatis

wilayah hukum Pengadilan Agama yang ada di Jakarta yang semula termasuk

wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Bandung menjadi wilayah hukum

Pengadilan Tinggi Agama Jakarta.

Gedung Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang beralamat di Jalan

Rambutan VII No. 48 Pejaten Barat Pasar Minggu Jakarta Selatan,

mempunyai luas tanah sekitar 3.421 M2. Adapun luas bangunannya

Pengadilan Agama Jakarta Selatan seluas 1000 M2. yang saat ini dijadikan

balai sidang perkantoran. Adapun luas bangunannya dan status tanah dan

bangunan yang dipergunakan untuk kantor Pengadilan Jakarta Selatan adalah

milik Pemda DKI Jakarta.

2. Dasar Hukum Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan sebagai instansi hukum yang

melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman dalam melaksanakan tugasnya

yang menjadi dan landasan kerjanya:

a. Undang-undang Dasar 1945.

b. Undang-undang No.14 tahun 1970 tentang pokok-pokok kekuasaan

kehakiman.

c. Undang-undang No. 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.

d. Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

e. Undang-undang No.3 tahun 2006 tentang Pengadilan Agama.

Page 55: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

37

f. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 tentang peraturan pelaksanaan

Undang-undang No. 1 tahun 1974.

g. Keputusan Ketua Mentri Agama RI No. KMA/004/SK/II/1992 tanggal 24

Februari 1992 tentang susunan organisasi dan tata kerja kesekretariatan

Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama.

h. Keputusan Mentri Agama RI No. KMA/SK/1/1991 tanggal 24 Januari

1991, tentang pola pidana dalam Pengadilan Agama dan Pengadilan

Tinggi Agama.

i. Keputusan Mentri Agama RI No. KMA/006/SK/III/1994 tentang

pengawasan dan evaluasi atas hasil pengawasan oleh Pengadilan tingkat

banding dan Pengadilan tingkat pertama.

j. Undang-undang serta peraturan Perundang-undangan lainya yang

berkaitan dengan tugas dan wewenang Pengadilan Agama.

k. Keputusan Presiden No. 21 tahun 2004 tentang perubahan satu atap di

bawah Mahkamah Agung RI.

3. Letak geografis wilayah hukum

Secara astronomi wilayah Kota Madya Jakarta Selatan adalah seluas

145.73 Kilometer Persegi (Km2) dan secara astronomis wilayah Kota Madya

Jakarta Selatan terletak dan berada pada posisi 06.15’ 40,8’ lintang selatan

dan 106’45/0.00 bujur timur, dan berada pada kemiringan 26,2 diatas

Page 56: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

38

permukaan laut. Wilayah hukum Jakarta Selatan meliputi wilayah kota Jakarta

Selatan yang terdiri dari 10 (sepuluh) Kecamatan dan 65 Kelurahan.1

B. Prosedur Itsbat Nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Dalam berpekara di Pengadilan Agama, terdiri dari dua bentuk yaitu

gugatan dan permohonan. Surat gugatan adalah suatu surat yang diajukan oleh

penggugat kepada Ketua Pengadilan yang berwenang, yang memuat tuntutan hak

yang di dalamnya mengandung unsur sengketa, dan sekaligus merupakan dasar

landasan pemeriksaan perkara.2 Dalam perkara gugatan terdapat dua pihak yang

saling berhadapan yaitu penggugat dan tergugat. Dalam hukum acara perdata

gugatan disebut perkara kontentius.

Sedangkan surat permohonan adalah, suatu permohonan yang di dalamnya

berisi tuntutan hak perdata oleh pihak orang yang berkepentingan terhadap suatu

hal yang tidak mengandung sengketa, di hadapan badan Peradilan yang

berwenang.3 Atau disebut juga perkara voluntair, karena di dalamnya tidak

terdapat sengketa, sehingga tidak ada lawan, juga dapat dianggap suatu proses

Peradilan yang bukan sebenarnya. Pada dasarnya perkara permohonan tidak dapat

1 Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Data Yurisdiksi, Populasi Geografi dan Wilayah Hukum

Pengadilan Agama Jakarta Selatan, (Jakarta, 2007) 2 Sulaikin lubis, dkk, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Di Indonesia, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2006), Cet. Ke-2, h.118 3 A.Mukti Arto, Praktik Perkara Perdata Pada Peradilan Agama, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996), h.39

Page 57: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

39

diterima, kecuali Undang-undang menghendaki demikian. Perkara voluntair yang

diajukan ke Pengadilan Agama adalah:

1. Penetapan wali pengampu bagi ahli waris yang tidak mampu untuk

melakukan tindakan hukum.

2. Penetepan pengangkatan wali.

3. Penetapan pengangkatan anak.

4. Penetapan pengesahan nikah (itsbat nikah).

5. Penetapan wali adhol dsb.

Produk perkara voluntair adalah penetapan. Nomor perkara permohonan

diberi tanda P, misalnya Nomor 234/Pdt.P/2000/PAJS.

Perlu diingat bahwa setiap permohonan itu tidak bersengketa, ada

beberapa perkara dalam kompetensi absolut yang diajukan dengan prosedur

permohanan, tetapi diperiksa dengan cara gugatan karena mengandung sengketa.

Sebagai contoh, perkara izin ikrar thalak dan ikrar poligami. Dalam dua perkara

ini perkara di kategorikan perkara kotentius dan diberi tanda G (gugatan).4

Itsbat nikah seperti dijelaskan di atas, termasuk dalam kategori

permohonan karena tidak mengandung sengketa. Adapun prosedur permohonan

itsbat nikah harus memenuhi persyaratan-persyaratan di bawah ini:

1. Pemohon mendatangi Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi

tempat kediaman pemohon.

2. Suami atau istri termasuk pemohon.

4 A.Mukti Arto, Praktik Perkara Perdata Pada Peradilan Agama, h. 41

Page 58: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

40

3. Mengajukan permohonan pada bagian penerimaan perkara dengan membawa/

melengkapi beberapa persaratan administrasi yakni:

a) Surat pengantar dari Pemerintah setempat/Lurah/Kepala Desa.

b) Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP).

c) Menyertakan surat permohonan itsbat nikah.

Pemohon kemudian mendatangi meja 1 untuk ditetapkan biaya

perkara (SKUM), setelah itu baru diberi nomor perkara. Kemudian,

berkas yang sudah diberi nomor perkara itu, dibawa ke meja II untuk

pengadministrasian. Setelah itu diserahkan di meja III untuk dibukukan.

Selanjutnya oleh panitera, berkas itu diserahkan kepada Ketua Pengadilan

Agama untuk diteliti dan kemudian, Ketua Pengadilan Agama

menentukan majlis hakim yang akan menangani perkara tersebut. Majlis

Hakim yang ditunjuk kemudian menentukan hari sidang. Setelah itu

berkas perkara diserahkan kepada panitera.

Menurut biasanya, proses perkara seperti itsbat nikah ini paling

lama 4 hari sampai pemanggilan sidang pertama biasanya paling lambat

10 hari sesudah pendaftaran.

4. Menguasai permasalahan seperti:

a) Orang yang menikahkan

b) Nama wali dan statusnya

c) Nama saksi-saksi

d) Mengetahui tempat, hari dan tanggal/tahun pernikahan

Page 59: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

41

5. Pemohon menghadiri sidang berdasarkan surat panggilan Pengadilan Agama,

dengan membawa surat panggilan dan apa-apa yang diminta sewaktu

mengajukan permohonan itsbat nikah.

6. Pemohon wajib membuktikan dalil-dalil yang menjadi dasar permohonan di

muka sidang Pengadilan Agama, berdasarkan alat-alat berupa saksi-saksi dan

surat-surat.

Proses pemeriksaan pemohon itsbat nikah adalah:

1. Sesudah pemohon mengajukan permohonan itsbat nikah dan telah

membanyar perkara, maka perkara tersebut diberi nomor perkara dan diajukan

kepada Ketua Pengadilan Agama untuk di tunjuk Majlis Sidang.

2. Sebelum dilakukan persidangan terlebih dahulu para pemohon dipanggil

secara patut dan sah. Pemanggilan secara patut dan sah ini dimaksudkan

adalah surat pemanggilan itu harus sampai kepada pihak pemohon minimal

tiga hari sebelum persidangan digelar/dilakukan. Dan surat pemanggilan itu

harus ditandatangani oleh juru sita dan pihak yang memohon itsbat nikah itu.

3. Pemohon wajib membuktikan keabsahan pernikahan mereka dengan dalil-

dalil berupa saksi dan surat-surat yang sah.

4. Setelah diadakan pemeriksaan dan terbukti sah atau tidaknya, maka dibuatkan

oleh Pengadilan Agama (dalam hal ini majelis hakim yang menyidangkan

perkara ini) penetapan berupa penolakan atau pengabulan permohonan

tersebut.

Page 60: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

42

Samua perkara Voluntair diselesaikan dengan putusan deklalator

dalam bentuk penetapan atau beschiking. Putusan deklalator yaitu putusan

yang hanya menyatakan suatu keadaan tertentu sebagai suatu keadaan yang

resmi menurut hukum. Misalnya, Putusan yang menyatakan sah tidaknnya

suatu perbuatan hukum atau status perbuatan hukum seseorang. Menyatakan

boleh tidaknya untuk melakukan perbuatan hukum.

Adapun asas yang melekat pada putusan penetapan adalah sebagai

berikut:

1. Asas kebenaran yang melekat pada putusan hanya kebenaran sepihak.

Kebenaran yang terkandung di dalam penetapan hanya kebenaran yang

bernilai untuk diri pemohon, kebenarannya tidak menjangkau orang lain.

2. Kekuatan mengikat penetapan hanya berlaku pada diri pemohon.

3. Putusan penetapan tidak mempunyai kekuatan pembuktian kepada pihak

manapun.

4. Putusan penetapan tidak mempunyai kekuatan eksekutorial. Putusan

penetapan tidak dapat diminta eksekusi kepada pengadilan.5

5 Yahya Harahap, Kedudukan kewenangan dan Acara Peradilan Agama, h. 340

Page 61: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

43

C. Data Perkara Itsbat Nikah Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Perkara yang dikabulkan dan ditolak tentang Itsbat nikah, yang terjadi di

lingkungan Pengadilan Agama Jakarta Selatan, pada tahun 2008 data yang

diperoleh dari bulan Januari sampai Desember adalah:6

No Bulan Diterima Dikabulkan Ditolak

Sisa

Akhir

Bulan

Keterangan

1 Januari 3 1 2 -

2 Februari 6 1 5 -

3 Maret 19 13 5 1 1 perkara masuk

bulan April 4 April 4 5 - -

5 Mei 4 2 2 -

6 Juni 8 3 - 5 5 perkara masuk

bulan Juli

7 Juli 2 6 - 1 1 perkara masuk

bulan Agustus

8 Agustus 2 3 - -

9 September 4 3 1 -

10 Oktober 2 - - 2 2 Perkara masuk

bulan November

11 November 2 3 - 1 1 perkara masuk

bulan Desember 12 Desember - 1 - -

JUMLAH 56 41 15 10

Perlu diketahui menurut biasanya, proses perkara seperti itsbat nikah ini

paling lama 4 hari sampai pemanggilan sidang pertama, biasanya paling lambat

6 Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Laporan Perkara Tahunan Pengadilan Agama Jakarta

Selatan, (Jakarta, 2008)

Page 62: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

44

10 hari sesudah pendaftaran. Dari 56 kasus yang diterima dan 41 perkara yang

diputus di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, terhitung mulai dari bulan Januari

sampai Desember periode tahun 2008 ternyata rata-rata (kira-kira 95%) adalah

tentang perkara perkawinan yang dilakukan sebelum tahun 1974.7

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi itsbat nikah di Pengadilan Agama

Jakarta Selatan

Suatu perkawinan yang tidak diakui oleh hukum positif, secara otomatis

tidak mendapat perlindungan hukum. Dampak dari perkawinan yang tidak tercatat

atau nikah siri terhadap kaum perempuan dan anak dari hasil perkawinan, hal ini

akan terasa dalam hal yang menyangkut hak-hak keperdataan dan perlindungan

hukum misalnya, nafkah, harta bersama, warisan dll.

Maksud dan tujuan utama perundangan mengatur tentang perkawinan,

harus tercatatkan adalah demi mewujudkan ketertiban administrasi perkawinan

dalam masyarakat. Hal ini merupakan politik hukum Negara yang bersifat

preventif dalam masyarakat untuk mengkordinir masyarakatnya demi

terwujudnya ketertiban dan keteraturan dalam sistem kehidupan, termasuk dalam

masalah perkawinan yang diyakini tidak luput dari berbagai macam konflik.8

7 Wawancara Pribadi, Dengan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Bapak Drs. Saifudin

Turmuzi, MH, Pada hari Senin tanggal 14 Desember 2009 8 Suhadak, Problematika Itsbat Nikah Poligami Dalam Penyelesaian Di Pengadilan Agama,

diakses dari: http// www.pa-negara.net hal, 2, Desember 2009

Page 63: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

45

Itsbat nikah merupakan solusi yang tepat bagi mereka yang melakukan

perkawianan yang belum tercatatkan, agar status perkawianan jelas dan diakui

oleh hukum. Itsbat nikah merupakan penetapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan

Agama tentang kebenaran atau keabsahan suatu pernikahannya dan akan

mendapatkan kepastian hukum.

Dalam pasal 49 angka (22) penjelasan Undang-undang Nomor 7 Tahun

1989 sebagimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan

pasal 7 ayat (3) huruf d Kompilasi Hukum Islam, perkawinan yang disahkan

hanya perkawianan yang dilangsungkan sebelumnya berlakunya Undang-undang

Nomor 1 Tahun 1974. akan tetapi pasal 7 ayat (3) huruf a Kompilasi Hukum

Islam memberikan peluang untuk mengesahkan perkawinan yang tidak dicatat

oleh PPN, yang dilangsungkan sebelum atau sesudah berlakunya Undang-undang

Nomor 1 tahun 1974 untuk kepentingan perceraian. Pasal 7 ayat (3) huruf a

Kompilasi Hukum Islam ini banyak dipraktekkan di Pengadilan Agama. Jadi ada

pintu di sini untuk mengajukan itsbat nikah walaupun perkawinannya dilakukan

sesudah berlakunya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, tapi dengan catatan

harus mengandung ada kepentingan hukum misalnya, untuk mengurusi tunjangan

pensiunan, penyelesaian perceraian, mengurus anak atau waris dll.9

Pengajuan permohonan itsbat nikah yang menjadi obyek penelitian

penulis adalah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada periode tahun 2008.

9 Wawancara Pribadi, Dengan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Bapak. Drs.

Saefuddin Turmudzi, MH, Pada hari Senin, tanngal 14 Desember 2009.

Page 64: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

46

Dari tahun 2007 ke tahun 2008 cenderung adanya peningkatan. Yaitu pada tahun

2007 permohonan itsbat nikah terdapat 24 perkara, dari total perkara yang masuk

1797 perkara yang telah diputuskan, sedangkan pada tahun 2008 permohonan

itsbat nikah terdapat 41 perkara dari 2197 perkara yang telah diputuskan. Dari

data yang masuk pada tahun 2008 terdapat 41 perkara yang telah diputus oleh

majlis hakim. Sedangkan, permohonan itsbat nikah dari data yang diperoleh,

anehnya 95% mereka mengajukan itsbat nikah untuk kepentingan mengurus

tunjangan pensiunan dan perkawinan yang dilakukan sebelum berlakunya

Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan.

Dengan meningkatnya permohonan itsbat nikah tiap tahun, ini

menandakan masih lemahnya kesadaran masyarakat dan masih minimnya

sosialisasi tentang pentingnya pencatatan perkawinan.

Page 65: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

BAB IV

ANALISA PUTUSAN ITSBAT NIKAH DI PENGADILAN AGAMA

JAKARTA SELATAN

A. Perkara Itsbat Nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Berdasarkan ketentuan Undang-undang nomor 7 tahun 1989, tentang

Peradilan Agama khususnya pasal 1, 2, 49 dan penjelasan umum angka 2, serta

peraturan Undang-undang yang lain yang berlaku, antara lain: Undang-undang

Nomor 1 tahun 1974, PP No. 28 tahun 1977, Impres No. 1 tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam, Permenag No. 2 tahun 1987 tentang Wali Hakim, maka

Pengadilan Agama bertugas dan berwenang untuk memberikan pelayanan hukum

dan keadilan dalam bidang hukum keluarga dan harta perkawinan bagi mereka

yang beragama Islam, berdasarkan hukum Islam. Dalam pasal 49 Undang-undang

No. 7 tahun 1989 dijelaskan, bahwa pengadilan agama bertugas dan berwenang

memeriksa, memutuskan, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama

antara orang-orang Islam di bidang:

1. Perkawinan

2. Kewarisan, Wasiat, dan Hibah yang dilakukan berdasarkan Islam.

3. Wakaf dan Shadaqah.

Dan itsbat nikah merupakan salah satu kewenangan mutlak (Kopetensi

Absolut) Pengadilan Agama termasuk di dalamnya Pengadilan Agama Jakarta

Selatan. Dari hasil wawancara dengan berbagi pihak di Pengadilan Agama Jakarta

47

Page 66: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

48

Selatan, diantaranya dengan hakim Drs. Saefuddin Turmudzi, MH, bahwa

pemohonan untuk itsbat nikah cenderung ada peningkatan “lihat saja pada tahun

2007 masuk 24 perkara permohonan itsbat nikah dari total perkara yang masuk

1797 perkara dan pada tahun 2008 masuk 41 perkara permohonan itsbat nikah

dari total perkara yang masuk 2197 perkara, tetapi jumlah perkara itsbat nikah

yang masuk dan di putus oleh Pengadilan Agama Jakarta Selatan jumlahnya tidak

mendominasi perkara lainnya” ujarnya.1

B. Penetapan Hukum Duduk Perkara Nomor. 114/Pdt.P/2008/PAJS, Nomor.

106/Pdt.P/2008/PAJS dan 127/Pdt.P/2008/PAJS.

Dari penelitian lapangan yang dilakukan di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan, peneliti dibatasi hanya diberi tiga buah putusan penetapan itsbat nikah

yang bisa mewakili dari 41 perkara itsbat nikah dan sudah mempunyai kekuatan

hukum tetap. Rinciannya sebagaimana terlampir di bawah ini:

1 Wawancara Pribadi, Dengan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Bapak Drs.

Saifudin Turmuzi, MH, Pada hari Senin tanggal 14 Desember 2009

Page 67: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim

Abdurrahman, “Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia” (Jakarta: Akademika Pressindo, 2007), cet-5

Abbas, Ahmad Sudirman, ”Qowa’id Fiqhyah dalam presfektif Fiqih”, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya dengan Anglo media, 2004), cet ke-I

Amin, Ma’ruf, ”Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam”, (Jakarta: eLSaS, 2008). cet - 1

Asri, Benyamin, dan Thobari Asri. ”Tanya-Jawab Pokok-Pokok Hukum Perdata Dan Hukum Agraria”, (Bandung: CV. Armico, 1987)

Ali, Zainuddin, ”Hukum Perdata Di Indonesia”, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), cet ke-I

Arto, Ahmad Mukti, ”Masalah Pencatatan Perkawinan Dan Sahnya Perkawinan, Mimbar Hukum No.26 Tahun IVV” (Mei-Juni, 1996)

Azhar, Ahmad Basyir, "Hukum Perkawinan Islam" (Yogyakarta: UII Press, 2000), cet-9.

A. Rahman, Bakhri dan Ahmad Sukarja, “Hukum Perkawinan Islam UU Perkawinan dan Hukum Perdata/BW”, (Jakarta: Hida Karya Agung, 1981)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ”Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: CV. Akademika Pressindo, 1995), cet. Ke-2

Fuad, Mahsun, ”Hokum Islam Indonesia Dari Nalar Partisipatoris Hingga Emansipatoris”, (Yogyakarta: LKiS, 2005) Cet-1.

Hanan, Damsyi,” Permasalah Itsbat Nikah, Kajian terhadap Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Pasal 7 KHI Mimbar Hukum”, No. 31 Tahun VII, (Jakarta: Al-Hikmah dan Dibinbapera, Maret-April, 1997)

Harahap, M. Yahya, ”Hukum Perkawinan Nasional”, (Medan: CV. Zahir Trading, 1975), cet-1

88

Page 68: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

89

Hamka, ”Tafsir Al-Azhar”, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994), juz-III

Hamzah, Andi ”KUHP & KUHAP”, (Jakarta: PT. Reneka cipta, 2004), cet-11

Ismail al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad, “Shohih Bukhari”, (Makkah: Darul Bayyan Al Arobi, 2005 M/1426 H), cet-1, jilid. 3

Lubis, Sulaikin, dkk, ”Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Di Indonesia”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), cet-2

Munawir A.W, “Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap”, (Surabaya: Pustaka Progesif, 1997), cet-2

Mahkamah Agung RI, ”Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan Administrasi Pengadilan”, Buku II teknisi administrasi dan teknisi dilingkungan Peradilan Agama, (Jakarta, 4 April, 2006)

M. Zein, Satria Effendi, "Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer" (Jakartat: Prenada Media, 2005) cet-2

Nazir M, "Metode Penelitian", (Jakarta: Galia Indonesia, 1988), Cet-ke 2.

Nasution, Amir Taat, “Rahasia Perkawinan Dalam Islam” (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1994), cet-3.

Prakoso, Djoko dan I Ketut Murtika, ”Azas-azas Hukum Perkawinan di Indonesia”, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987)

Pengadilan Agama Jakarta Selatan, ”Data Yurisdiksi, Populasi Geografi dan Wilayah Hukum Pengadilan Agama Jakarta Selatan”, Jakarta, 2007.

Penetapan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No. 114/Pdt.P/2008/PAJS, “Tentang Itsbat Nikah”, Jakarta, 2008.

Penetapan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No. 106/Pdt.P/2008/PAJS, “Tentang Itsbat Nikah”, Jakarta, 2008.

Penetapan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No. 0127/Pdt.P/2008/PAJS, “Tentang Itsbat Nikah”, Jakarta, 2008.

Pengadilan Agama Jakarta Selatan, “Laporan Perkara Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Selatan”, Jakarta, 2008.

Page 69: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

90

Ramulyo, M. Idris, "Tinjauan Hukum Perkawinan" (Jakarta: Gema Insani Press,1974), cet-1

Ramulyo, M. Idris ”Beberapa Masalah Tentang Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Dan Hukum Perkawinan Islam”, (Jakarta: IND-HILL, 1985), Cet-1

Rofiq, Ahmad, ”Hukum Islam Di Indonesia”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Cet-1

Sayid Muhammad Sato Addimyati al-Misri, Sayid Abi Bakar, “I’anatut Tholibin”, (Indonesia: CV. Dar Ihya al-Kutub al-Arobi).

Susanto, Happy, ”Nikah Siri apa untungnya”, (Jakarta: Visimedia, 2007), cet-1

Suma, Muhammad Amin, "Hukum Keluarga Islam dan Dunia Islam", (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004).

Surkalam, Lutfi, ”Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita”, (Tangerang: CV. Pamulang, 2005), cet-1

Suhadak, ”Problematika Itsbat Nikah Poligami Dalam Penyelesaian di Pengadilan Agama”, diakses dari: http//www.pa-negara.net, hal.2, Desember 2009.

Wawancara Pribadi, Dengan Majlis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Bapak Drs. Saifudin Turmuzi, MH, Pada hari Senin tanggal 14 Desember 2009

Page 70: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

PEDOMAN TRANSLITERASI

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan tidak dilambangkan ا b Be ب t Te ت ts te dan es ث j Je جh ح ha dengan garis bawah

kh ka dan ha خ d De د dz de dan zet ذ r Er ر z Zet ز s Es س sy es dan ye شs ص es dengan garis bawah

d ض de dengan garis bawah

t te dengan garis bawah طz ظ zet dengan garis bawah

koma terbalik di atas hadap kanan ’ ع gh ge dan ha غ f Ef ف q Ki ق k Ka ك l El ل m Em م n En ن w We و h Ha ه Apostrop ` ء y Ye ي

Vokal Vokal Panjang Diftong Kata

Sandang Ta

Marbûtah Arab Latin Arab Latin Arab Latin Arab Latin Arab Latin h & t ة -al ال ai ــــــ ي â ـــــآ a ــــــ au ــــــ و î ـــــي i ــــــ û ـــــو u ــــــ

ix

Page 71: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

51

C. Analisa Terhadap Putusan Itsbat Nikah di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya.

Aturan pengesahan nikah/itsbat nikah, dibuat atas dasar adanya

perkawinan yang dilangsungkan berdasarkan agama atau tidak dicatat oleh

Pegawai Pencatat Nikah (PPN) yang berwenang. Dalam pasal 49 angka (22)

penjelasan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, sebagimana yang telah diubah

dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan pasal 7 ayat (3) huruf d

Kompilasi Hukum Islam, perkawinan yang disahkan hanya perkawianan yang

dilangsungkan sebelum berlakunya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974. Akan

tetapi pasal 7 ayat (3) huruf a Kompilasi Hukum Islam memberikan peluang

untuk mengesahkan perkawianan yang tidak dicatatkan oleh PPN yang

dilangsungkan sebelum atau sesudah berlakunya Undang-undang No. 1 tahun

1974 untuk kepentingan perceraian. Pasal 7 ayat (3) huruf a Kompilasi Hukum

Islam ini banyak dipraktekkan di Pengadilan Agama.

Adapun penetapan Pengadilan Agama Jakarta Selatan, mengenai perkara

Nomor. 114/Pdt.P/2008/PAJS bersifat voluntair, sebab tidak ada pihak yang

berkeberatan dengan perkawinan tersebut. Dalam perkawinan antara Mardinem

Binti Darmowinito dengan Djasmin Bin Sawirdjo yang dilakukan 15 Desember

1957. Jadi, sebelum berlakunya Undang-undang No.1 Tahun 1974, hal ini sesuai

dengan Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 7 ayat 2 yang berbunyi: dalam hal

perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan akta nikah, dapat diajukan itsbat

nikahnya di Pengadilan Agama. Dan seterusnya dengan ketentuan pasal 7 ayat 3

Page 72: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

52

huruf d KHI tentang kretaria itsbat nikah disebutkan: adanya perkawinan yang

terjadi sebelum berlakunya Undang-undang No. 1 tahun 1974.

Permohonan yang diajukan oleh Ny. Mardinem Binti Darmowinoto, yang

diwakilkan anaknya yang bernama Gatot Widiartono Bin Djasmin, dikarenakan

Ny. Mardinem Binti Darmowinoto sedang dalam keadaan sakit strok yang tidak

mungkin untuk berfikir normal. Sesuai yang yang termaktub dalam Kompilasi

Hukum Islam (KHI) pasal 7 ayat (4), bahwa, yang berhak mengajukan

permohonan itsbat nikah ialah suami atau istri, anak-anak mereka, wali nikah dan

pihak yang berkepentingan dengan perkawianan itu. Jadi, pengajuan itsbat nikah

yang diwakilkan anak kandung yang bersangkutan adalah sah, dari Tujuan

diajukan itsbat nikah untuk mengurus pensiunan suaminya, meskipun suaminya

telah meninggal. Namun, setelah diperiksa di Pengadilan Agama tidak melanggar

Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan.

Sedangkan penetapan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor.

0127/Pdt.P/2008/PAJS, juga bersifat voluntair karena, tidak ada pihak yang

berkeberatan dengan perkawinan antara Mulyajirah Binti Purwosentono dan Yan

Sukadi Bin Sukamat yang dilangsungkan pada tahun 1968, sebelum berlakunya

Undang-undang No.1 Tahun 1974, hal ini boleh diajukan itsbat nikahnya dengan

merujuk ketentuan KHI pasal 7 ayat 3.

Disamping itu, kepentingan permohonan itsbat nikah yang diajukan

Mulyajiroh Binti Purwosentono untuk mengurus tunjangan pensiunan, meskipun

pihak suami sudah meninggal. Namun, setelah diperiksa oleh Pengadilan Agama

Page 73: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

53

tidak mengandung pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan jo. Pasal 7 ayat (3) huruf d Kompilasi Hukum Islam (KHI).

Dari kedua penetapan oleh Pengadilan Agama Jakarta Selatan di atas,

mengenai perkara itsbat nikah No.0127/Pdt.P/2008/PAJS dan No.

144/Pdt.P/2008/PAJS, mempunyai kesamaan perkara yaitu:

1. Kedua permohanan itsbat nikah di atas sama-sama diajukan untuk

kepentingan mengurus tunjangan pensiunan.

2. Perkawinan yang dilangsungkan, sebelum berlakunya Undang-undang No. I

Tahun 1974 tentang perkawinan.

3. Di samping itu, kepentingan permohonan itsbat nikah untuk mengurus

pensiunan meskipun pihak suami sudah meninggal, namun setelah diperiksa

oleh Pengadilan tidak mengandung pelanggaran terhadap Undang-undang No.

1 Tahun 1974 tentang perkawinan.

Sesuai dengan petunjuk Mahkamah Agung Republik Indonesia bahwa

Pengadilan Agama hanya dapat mengabulkan permohonan itsbat nikah, sepanjang

perkawinan yang dilangsungkan memenuhi syarat dan rukun nikah secara syariat

Islam dan perkawinan tersebut, tidak melanggar larangan perkawinan yang diatur

dalam Pasal 8 s/d Pasal 10 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 39 s/d

Pasal 44 Kompilasi Hukum Islam.

Jadi penetapan perkara No.0127/Pdt.P/2008/PAJS dan No.

144/Pdt.P/2008/PAJS menyatakan, dikabulkan permohonan itsbat nikahnya para

pemohon tersebut dan perkawianan sah menurut hukum.

Page 74: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

54

Sedangkan, penetapan Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Nomor.106/Pdt.P/2008/PAJS, tentang permohonan itsbat nikah yang diajukan

oleh kedua belah pihak yaitu suami istri (Suman S.Pd Bin Sonto Sumarto dan

Saidah Amih Binti H. Samaan Maan) selanjutnya disebut pemohon I dan

pemohon II bersifat voluntair, sebab berdasarkan keterangannya tidak ada pihak

yang berkeberatan dengan perkawianan antara Suman S.Pd Bin Sonto Sumarto

dengan Saidah Amih Binti H. Samaan Maan, yang dilakukan pada tanggal 22

September 1994 secara agama Islam atau nikah siri.

Jadi, penetepan perkara Nomor. 106/pdt.P/2008/PAJS ini menyatakan

mengabulkan permohonan itsbat nikahnya pemohon I dan pemohon II (Suman

S.Pd Bin Sonto Sumarto dengan Saidah Amih Binti H. Samaan Maan) dan

perkawinan dinyatakan sah menurut hukum.

Menyimak penetapan perkara No. 106/Pdt.P/2008/PAJS, penulis

berpendapat bahwa telah terjadi penyelundupan hukum dari perkawinan tersebut,

karena pernikahan antara pemohon I dan pemohon II yang dilaksanakan pada

tahun 1994, telah melakukan pernikahannya dengan cara nikah di bawah tangan,

padahal status pemohon I masih terikat perkawinan dengan istri sahnya yang

pertama dan tidak minta ijin secara resmi kepada petugas yang berwenang untuk

melakukan poligami. Baru pada tahun 2006 pemohon I menceraikan istri

pertamanya, jadi selama tahun 1994-2006 pemohon I telah melakukan poligami

tanpa dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Nikah (PPN).

Page 75: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

55

Sesuai petunjuk Mahkamah Agung, menyatakan bahwa perkawinan yang

tidak dicatatkan oleh PPN banyak berindikasi penyelundupan hukum, untuk

mempermudah poligami tanpa prosedur hukum, dan memperoleh hak waris atau

hak-hak lain atas kebendaan. Oleh karena itu, Pengadilan Agama harus behati-

hati dalam memeriksa dan memutus permohonan pengesahan atau itsbat nikah

tidak dijadikan alat untuk melegalkan perbuatan penyelundupan hukum.

Dalam perspektif global seperti uraian di atas, bahwa dengan adanya itsbat

nikah, seakan-akan membuka peluang untuk berkembangnya praktek nikah sirri,

karena kalau ingin mengesahkan perkawinannya tinggal ke Pengadilan Agama

mengajukan permohonan itsbat nikah, aKHIrnya status pernikahannya pun

menjadi sah di mata Negara. Sehingga harus dipikirkan bagi hakim apakah

dengan mengitsbatkan nikah tersebut akan membawa lebih banyak kebaikan atau

justru mendatangkan madharat bagi semua pihak dalam keluarga tersebut, hal ini

tidak boleh luput dari pertimbangan hakim dalam mengabulkan atau menolak

permohonan itsbat nikah yang diajukan kepadanya.

Namun demikian, sikap hakim dalam mengambil suatu keputusan bersifat

bebas dengan pertimbangan dan menafsirkan pasal peratuan perundangan demi

kemaslahatan dan keadilan bagi masyarakat. Seperti penafsiran pasal 6 ayat (1)

KHI menyatakan bahwa setiap perkawinan harus dilangsungkan di hadapan dan

di bawah pengawasan PPN dan pada ayat (2) disebutkan bahwa perkawinan yang

dilangsungkan di luar pengawasan PPN tidak mempunyai kekuatan hukum. Tidak

Page 76: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

56

mempunyai kekuatan hukum atau kelemahan hukum tidak berarti bahwa hal itu

sebagai suatu perkawinan yang tidak sah atau batal demi hukum.

Pemikiran ini didasari pada pemahaman terhadap UU No.1/74 jo. PP. 9/75

dan KHI, dengan interpretasi bahwa yang menjadi patokan keabsahan suatu

perkawinan itu adalah dilaksanakan berdasarkan hukum Agama (Islam), sampai

saat ini belum ditemukan satu pasalpun yang menyatakan tidak sah atau batal

demi hukum. Jika pemohon ingin mengitsbatkan perkawinan sirrinya masihkah

ada harapan? Apakah yang bersalah terus menjadi bersalah tidak ada lembaga

Taubat untuk memperbaiki sebuah kesalahan. Apakah anak-anak yang lahir hasil

dari pernikahan sirri akan selamanya menanggung beban ketidakjelasan status

hukumnya baik di masyarakat dan Negara, apakah terhapus selamanya hak-hak

keperdataan yang berhubungan dengan ayah kandungnya hasil perkawinan sirri

seperti hak perwalian dan hak waris dll. Secara kasuistis hakim juga harus

mempertimbangkan demi kemaslahatan umat dan keadilan di masyarakat.

Adanya perbedaan pandangan tentang keabsahan perkawinan yang

dilakukan secara hukum positif dan hukum Islam (hukum fiqih), ada timbul

keinginan supaya terjadi penyeragaman dalam menentukan hukum perkawinan

misalnya, hukum Islam (hukum fiqih) disesuaikan dengan aturan pemerintah

(hukum positif), dalam hal ini KH. Maimun Zubair, Pengasuh Pondok Pesantren

al-Anwar, Rembang, Jawa Tengah, berpendapat bahwa ” ini sama-sama hukum

yang berlaku dengan kekuatan dan kewenangannya. Yang dilakukan pemerintah

ya pemerintah, kita kan di Negara RI. Tetapi fiqih tetap mempunyai keabsahan

Page 77: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

57

yang tidak dibatasi oleh kekuasaan dan kewenangan pemerintah Undang-undang

tidak bisa menggantikan fiqih”.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya itsbat nikah

selama periode tahun 2008 di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, menurut Bapak.

Saefuddin Turmudzi, MH, yang paling dominan adalah mereka mengitsbatkan

pernikahannya karena perkawinan yang dilakukan sebelum Undang-undang No. 1

Tahun 1974 tentang perkawianan berlaku dan biasanya dibarengi untuk

pengurusan tunjangan pensiunan, “kira-kira 95% perkara permohonan itsbat nikah

utuk pengurusan pensiunan dan anehnya kesemuanya perkawinan mereka terjadi

sebelum berlakunya Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan”

ujarnya. Maka, sesuai Undang-undang No. 1 tahun 1974 pasal 64 berbunyi: untuk

perkawinan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan yang

terjadi sebelum Undang-undang ini berlaku yang dijalankan menurut peraturan

lama adalah sah. Dan diperkuat yang termaktub dalam KHI pasal 7 ayat 3 huruf d.

Jadi, untuk permohonan itsbat nikah akan dengan mudah dikabulkan, asal semua

syarat dan rukun pernikahannya terpenuhi.

Berdasarkan data yang bersumber dari laporan perkara tahunan di

Pengadilan Jakarta Selatan, bahwa permohonan itsbat nikah tiap tahun mengalami

peningkatan, yaitu pada tahun 2007 terdapat 24 perkara itsbat nikah, sedangkan

pada tahun 2008 mengalami peningkatan yaitu terdapat 41 perkara permohonan

itsbat nikah.

Page 78: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

58

Dengan meningkatnya permohonan itsbat nikah tiap tahun, ini

menandakan masih lemahnya kesadaran masyarakat dan masih minimnya

sosialisasi tentang pentingnya pencatatan perkawinan.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa masyarakat umumnya merasakan

sulitnya berpekara di Pengadilan. Segala macam tetek bengek yang berkaitan

dengan administrasi pengadilan, mulai dari harus mendaftarkan sendiri,

membanyar biaya perkara yang relative besar, sampai keharusan sidang-sidang

Pengadilan yang dirasakan berbelit. Akan tetapi jika itsbat nikah ditempuh justru

akan mengenakkan pencari di kemudian hari. Sebab, tentang keputusan

keabsahan nikah dianggap berlaku sejak kapan pernikahan senyatanya dilakukan.

Sebagai contoh seorang menyatakan bahwa dia telah menikahi seseorang pada

tanggal 1 Juni 1960, sekalipun perkara tersebut baru diajukan pada tanggal 1

januari 2007. jika permohonan tersebut dikabulkan Pengadilan, maka keputusan

Pengadilan tentang sahnya pernikahan tersebut tetap berlaku sejak 1 Juni 1960

bukan dihitung sejak kapan perkara tersebut diputus.

Mungkin sebaiknya Pengadilan Agama diberi wewenang untuk

menjatuhkan sangsi administrative supaya ada efek jera bagi masyarakat, untuk

mengatisipasi perkawinan liar. Khususnya, bagi perkawinan yang tidak

tercatatkan setelah berlakunya Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang

perkawinan. Karena selama ini hakim Pengadilan Agama tidak diberi

kewenangan untuk menjatuhkan sangsi tapi, bertugas hanya menetapkan bukan

memutuskan.

Page 79: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

49

No No. Perkara Para Pihak Tahun Perkawinan, Alasan Itsbat Nikah

Pertimbangan Hakim

Putusan Keterangan

1. 114/Pdt.P/2008/PAJS Ny. Mardinem Binti Darmowinoto (73th). di wakilkan anaknya Gatot Widiartono Bin Djasmin.

15 Desember 1957, • Akta Nikah

hilang • Untuk

mengajukan tunjangan pensiunan

• Bukti tertulis yaitu: P1 sampai P8.

• Pasal 64 UU No.1 tahun 1974.

• Pasal 7 ayat 3 huruf (b) KHI.

Dikabulkan • Gatot Widiarto Mewakili Ibunya Yang Terkena Sakit Strouck.

• Bukti Penunjang Lainnya Menghadirkan Saksi-Saksi Yang Bernama: Sudiran Bin Darmowinoto Dan Kasto Bin Darmowinoto.

2. 106/Pdt.P/2008/PAJS • Suman S. Pd Bin Sonto Sumartono (48th).

• Saidah Amih Binti H. Saaman Maan (40th).

22 September 1994, • Belum dicatat • Kepastian hukum

status perkawinan.

• Penetapan Status anak.

• Bukti tertulis P1 sampai P3.

• Pasal 7 ayat 2, 3 dan 4 KHI.

Dikabulkan • Bukti penunjang lainnya menghadirkan saksi-saksi yang bernama: Tonari S.Pd Bin Dari dan Verniasih Binti Wagimin.

• Perkawinannya berlangsung pada tahun 1994.

• Telah terjadi nikah siri, karena pernikahannya tidak dicatatkan di KUA.

3. 127/Pdt.P/2008/PAJS Ny. Mulyajiroh

Binti Tahun 1968,

• Bukti Tertulis P1

Dikabulkan • Bukti penunjung lainnya menghadirkan

Page 80: DAFTAR PUSTAKA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2576/1/SAIFUL... · Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita” ... perceraian, status anak,

50

Dari keseluruhan perkara di atas, yang perkawinannya dilaksanakan sebelum tahun 1974 adalah perkawinan perkara

nomor: 114/Pdt.P/2008/PAJS dan 127/Pdt.P/2008/PAJS. Namun, perkara tersebut mempunyai alasan kuat, karena akta hilang

dan perkawinan yang dilangsungkan sebelum Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan berlaku.

Sedangkan perkara nomor: 106/Pdt.P/2008/PAJS, perkawinan yang dilaksanakan pada tahun 1994 atau jauh sesudah

Undang-undang nomor 1 tahun 1974 berlaku, alasannya karena perkawinannya belum tercatatkan atau telah melakukan

perkawinan di bawah tangan.

Purwosentono (60th)

Mengurus pensiunan janda Almarhum

Sampai P3 • Pasal 7 Ayat

3 Dan 4 KHI.

• Pasal 14 KHI.

• Pasal 39 KHI.

• Pasal 2 ayal (1) UU No.1 tahun 1974 Tentang Perkawinan

saksi-saksi yang bernama: Mulyaningsih Binti R. purwosentono dan Supri Bin Yanto.