Kawin Kontrak

20
REALITAS KAWIN KONTRAK YANG DISAJIKAN DALAM SEBUAH FILM

description

tulisan ini jauh dari kesempurnaan, karena isinya juga banyak sekali dari berbagai pandangan, mohon saran dan ide :)

Transcript of Kawin Kontrak

Page 1: Kawin Kontrak

REALITAS KAWIN KONTRAKYANG DISAJIKAN DALAM SEBUAH FILM

Page 2: Kawin Kontrak

REALITAS KAWIN KONTRAKYANG DISAJIKAN DALAM SEBUAH FILM

KOMUNIKASI GENDER

Dosen Pengampu :

Dr. Sunarto

Triyono Lukmantoro, S.Sos, Msi

Dra. Sri Budi Lestari, SU

Nuriyatul Lailyah, S.Sos

Ahmad Faiq SyukronIlmu Komunikasi

D2C607003

Page 3: Kawin Kontrak

1. LATAR BELAKANG

Perkembangan film di Indonesia sekarang ini semakin hari semakin

berkembang pesat. Terbukti dengan semakin banyaknya film Indonesia yang

diproduksi dari tahun ke tahun.

Ada apa dengan Cinta karya Rudi Soedjarwo yang diluncurkan pada 8

Februari 2002 meraih sukses besar di Indonesia bersama film musikal anak-anak

yang berjudul Petualangan Sherina (2000) besutan sutradara Riri Reza, kedua film

inilah yang menandai kebangkitan kembali dunia perfilman Indonesia. Selain itu, ada

beberapa film lain yang laris manis dan menggiring penonton ke bioskop seperti

Jelangkung, Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Laskar Pelangi maupun Naga

Bonar Jadi 2. Genre film juga kian variatif, meskipun tema-tema yang diusung

terkadang hanya sekedar mengikuti arus jaman, ketika sedang ramai horor, banyak

yang mengambil tema horor, begitu juga dengan tema-tema remaja/anak sekolah.

Perkembangan film di Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 80-an, ketika

film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu

antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain. Bintang-bintang

muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Nike

Ardilla, Paramitha Rusady.

Pada tahun-tahun itu acara Festival Film Indonesia masih diadakan tiap tahun

untuk memberikan penghargaan kepada insan film Indonesia pada saat itu. Tetapi

karena satu dan lain hal perfilman Indonesia semakin jeblok pada tahun 90-an yang

membuat hampir semua film Indonesia berkutat dalam tema-tema yang khusus orang

dewasa. Pada saat itu film Indonesia sudah tidak menjadi tuan rumah lagi di negara

sendiri. Film-film dari Hollywood dan Hongkong telah merebut posisi tersebut.

Page 4: Kawin Kontrak

Selain film-film komersil itu, ada juga film-

film nonkomersil yang berhasil memenangkan

penghargaan di mana-mana, seperti Pasir Berbisik

yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan

Christine Hakim dan Didi Petet. Selain itu, ada juga

film yang dimainkan oleh Christine Hakim seperti

Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang

kehidupan anak jalanan. Tersebut juga film-film

Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin

Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah

yang penuh kontroversi karena diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film-film

seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang turut serta meramaikan kembali

kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia juga kembali diadakan pada

tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.

http://ceritafilm.com/film-indonesia.html

Di samping derasnya produksi film-film layar lebar, ada juga film indie yang

dibuat dengan modal seadanya. Film dengan format indie label ini biasanya lebih

kearah non-komersial dan terkadang temanya lebih kearah masalah sosial dan realita

kehidupan yang ada di sekitar kita. Perbedaan dari film indie ini lebih kepada

industrinya. Persoalan talenta, tidak ada yang memungkiri kalau film-film indie

terkadang lebih bagus daripada film-film mainstream yang muncul di layar lebar. Jadi

disini hanya masalah uang, karena industri film berbasis kepada profit, production

house menanamkan modal yang besar untuk mencari keuntungan yang lebih besar.

Kembali ke perkembangan film sekarang ini, semakin maraknya perfilman

Indonesia yang ditandai dengan semakin banyaknya bermunculan judul-judul baru

dengan beragam genre bisa dikatakan sebagai suatu fenomena yang positif. Efek dari

semakin banyaknya produksi film tersebut juga meramaikan persaingan industri film

di Indonesia.

Page 5: Kawin Kontrak

Secara umum kita bisa melihat hal itu merupakan fenomena positif dalam

perkembangan film di Indonesia. Perkembangan film sekarang ini memang sudah

bagus, tetapi perlu kita ketahui juga dari berbagai produksi film yang muncul

sekarang ini justru hanya ada beberapa film yang benar-benar bagus dan sedikit yang

mempunyai nilai pendidikan dan pesan moral didalamnya. Tema-tema dalam

perfilman sekarang ini lebih banyak mengusung tema-tema hiburan semata yang

didalamnya selalu mengandung unsur komedi, seks dan horor.

Tema-tema seperti itu pasti sangat menghibur sekali, bagaimana tidak karena

film yang mengusung tema seperti itu selalu dibumbui oleh ketiga unsur tersebut

sarat dengan hiburan yang bisa dibilang cocok dengan “mata” orang Indonesia, tetapi

sangat disayangkan dengan kurang adanya nilai moral yang terkandung dalam film-

film tersebut.

Jika kita telisik lagi lebih dalam, dibalik ketiga unsur tersebut, yaitu komedi,

seks dan horor, bisa dibilang terdapat sebuah pencitraan terhadap kaum perempuan.

Salah satu film Indonesia yang menggambarkan perempuan sebagai objek adalah film

Kawin Kontrak. Pada keseluruhan filmnya perempuan masih terus menjadi objek

utama dari alur ceritanya dan sebagian besar menjadi korban dari kawin kontrak.

Fenomena kawin kontrak ini sebenarnya tidak hanya terjadi dalam suatu

adegan di depan kamera, tetapi dalam kehidupan nyata pun sudah bukan rahasia

umum lagi jika benar-benar terjadi. Fenomena inilah yang kemudian diangkat

menjadi sebuah film yang diputar di layar lebar dengan judul Kawin Kontrak. Setelah

sukses dengan film tersebut kemudian dibuat lagi film yang berjudul Kawin Kontrak

Lagi, jalan ceritanya pun tidak jauh beda dengan film sebelumnya.

Page 6: Kawin Kontrak

2. PERUMUSAN MASALAH

Film Kawin Kontrak yang diputar di berbagai bioskop di tanah air bukanlah

satu-satunya film yang bisa dibilang hanya untuk sekedar hiburan semata karena

kurang terdapat nilai pendidikan dan pesan moral. Banyak film lainnya, khususnya

film-film bergenre horor yang justru didalamnya berisikan adegan-adegan syur yang

kurang layak untuk dipertontonkan. Namun yang menjadikan film Kawin Kontrak ini

cukup menarik untuk dikaji lebih mendalam adalah realita bahwa tentang adanya

perjanjian kawin kontrak yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika fenomena kawin kontrak ini dikemas dalam sebuah film, lalu apakah

film ini akan menceritakan seperti halnya sebuah investigasi tentang seputar kawin

kontrak? Mungkin rasanya akan begitu hambar ketika penonton hanya disuguhkan

hal-hal yang berat tanpa ada bumbu hiburan. Karena tidak dipungkiri jika sebagian

besar masyarakat kita sendiri lebih membutuhkan sebuah hiburan dalam sebuah film.

“Mata” kita sudah terbiasa dimanjakan untuk menyaksikan hal-hal yang

menyenangkan.

Tetapi pada kenyataannya film yang hanya dihiasi dengan bumbu-bumbu

hiburan ini mempunyai kajian yang cukup mendalam yang ada kaitannya dengan

teori feminisme radikal. Lalu dimanakah dan pada adegan yang mana bentuk dari

feminisme radikal tersebut muncul?

Page 7: Kawin Kontrak

3. PEMBAHASAN

Cerita film Kawin Kontrak Lagi ini bermula dari kelompok cupu The Gigs

yang terdiri dari Menfo (Yogi Aldi), Hakim (Aditya), dan Fredo (Hardi Fadillah),

yang sangat ingin merasakan sensasi seks untuk pertama kalinya. Merekapun

berusaha untuk meminta Jody (Ricky Harun) sebagai guru yang bisa mengajarkan

bagaimana cara agar bisa mendapatkan pasangan.

Jodi yang sebelumnya hidup serba mewah, harus menelan kenyataan pahit

karena ayahnya ditangkap KPK karena terlibat korupsi. Hidupnya pun berubah drastis

dan dia harus membiayai kuliahnya sendiri.

Suatu ketika Jody bertemu dengan Kang Sono (Lukman Sardi) di suatu

tempat. Nasib mereka ternyata sama yaitu menjadi orang miskin baru. Jody yang

sedang memutar otak untuk mencari uang biaya kuliah, rupanya mendapat ide

cemerlang dengan datangnya Trio The Gigs yang ingin merasakan sensasi seks tanpa

resiko bersedia melakukan kawin kontrak. Kang Sono pun ikut membantu dalam

bisnis ini.

Page 8: Kawin Kontrak

The Gigs akhirnya dibawa ke yayasan milik Bos Maung (Teno Ali), di Desa

Pakelonan. Yayasan ini menampung gadis desa yang akan di kirim ke kota untuk

dipekerjakan sebagai PSK kelas tinggi. Menfo, Hakim, dan Fredo pun membayar dan

memilih gadis yang akan dikawin kontrak.

Namun salah satu diantara mereka ada yang tak mulus jalannya saat

bereksperimen seks sehingga selalu gagal bereksperimen. Sassi (Thalita Latief)

adalah salah satu gadis desa yang baru, Sassi ternyata dijual oleh orang tuanya ke

yayasan Maung untuk mencukupi

kebutuhan keluarganya. Dalam

perjalanan tersebut akhirnya Jody

bertemu kembali dengan Euis mantan

istri kawin kontraknya terdahulu. Euis

pun berusaha menolong Sassi dari

cengkeraman bos Maung.

Page 9: Kawin Kontrak

Sampai akhirnya Sus Miranda (Cut Mini), bos besar dari Jakarta datang dan

ingin mengirim beberapa gadis ke Jakarta, dan mengetahui bahwa Sassi masih

perawan dan menginginkannya karena ada rekannya di Jakarta yang mau membayar

mahal.

Aksi rebutan pun tak terhindarkan antara pihak Kang Sono dan Jody dengan

kelompok Bos Maung. Dan tiba-tiba saja Euis mendapatkan ilmu silat yang kemudian

berhasil mengalahkan kelompok Bos Maung dan berhasil menggagalkan rencana Bos

Maung.

http://cinema3satu.blogspot.com/2009/05/kawin-kontrak-2_31.html

Sepintas film Kawin Kontrak Lagi sangat menghibur, banyak adegan-adegan

yang memancing tawa. Ada bagian dimana dari sebuah adegan yang terlihat sedang

menye-menye kemudian tiba-tiba diputar menjadi sangat lucu dan tak terduga.

Sumber kelucuan ini seringkali berasal dari tingkah tiga orang mahasiswa yang masih

cupu dan ingin mencoba kawin kontrak. Film ini memasukkan berbagai unsur dari

drama menye-menye penguras air mata, kritik sosial hingga mistik.

Page 10: Kawin Kontrak

Dibalik semua itu, film Kawin Kontrak Lagi ini jelas sekali hanya

mengedepankan sisi hiburan semata, dan secara tidak langsung mengekspoitasi tubuh

wanita sebagai barang komoditi. Ada sebuah bentuk dari feminisme radikal yang

muncul dari beberapa adegan dalam film ini dimana selalu memposisikan wanita

sebagai objeknya.

Film ini terlihat mengedepankan kepuasan laki-laki dalam mencari kepuasan

seks dengan menjalani kawin kontrak. Seperti yang dilakukan dari adegan ketika

Fredo, Hakim dan Menfo yang tergabung dalam Trio The Gigs itu pergi ke suatu desa

dengan membawa banyak uang untuk membeli perempuan. Dalam hal ini terlihat

bahwa kekuatan pria dalam urusan seks masih ditonjolkan sedangkan perempuan

dengan bungkus ekonomi menuruti apa yang mereka inginkan.

Dalam film edisi kedua ini alur ceritanya tidak jauh berbeda dengan film

pertamanya, namun yang cukup membedakan dalam edisi kedua ini terdapat nilai

perlawanan dari kaum perempuan kawin kontrak tersebut. Tetapi esensi

perlawanannya masih terbungkus oleh bayang-bayang dominasi lelaki karena hampir

tokoh yang mengendalikan jalannya cerita didominasi mereka, hampir semua adegan

film ini berkekuatan maskulinitas.

Page 11: Kawin Kontrak

Maskulin disini bukan berarti kekuatan otot saja melainkan struktur sosial

yang terbentuk dalam setiap adegan, dari penonjolan tokoh banyak karakter pria lebih

kuat dibandingkan wanitanya.

Sebagai contoh yaitu

ketika Fredo, Hakim, dan

Menfo menyewa wanita

kontrak, kemudian selayaknya

sudah menjadi pasangan

suami-istri yang sah mereka

meminta wanita-wanita

tersebut melakukan adegan

seks, dalam film diperlihatkan

bagaimana wanita tersebut menservis pasangannya masing-masing dan pada akhirnya

mereka meminta uang bayaran yang harus dibayar. Ini berarti mengembalikan kondisi

bahwa pria dengan keinginannya dapat menggunakan uang untuk membeli seorang

wanita.

Secara keseluruhan bisa dikatakan bahwa unsur maskulinitas masih

mendominasi dalam film tersebut meski dengan wajah feminitas, konstruksi pria

secara tidak langsung mendominasi alur cerita. Konstruksi ini diciptakan untuk lebih

melegitimasi kedudukan pria dan juga memberikan pemakluman kepada kita bahwa

kondisi kawin kontrak dikarenakan alasan ekonomi serta wanita dibentuk sebagai

orang yang pada akhirnya kembali kepada kodratnya.

http://sosbud.kompasiana.com/2010/01/25/citra-perempuan-dalam-film-kawin-kontrak-lagi/

Kekuatan maskulis dengan wajah feminis terlihat dari adegan terakhir ketika

Euis melakukan perlawanan terhadap kelompok Bos Maung. Euis tiba-tiba

mendapatkan ilmu silat yang kemudian berhasil mengalahkan kelompok Bos Maung.

Page 12: Kawin Kontrak

Dari adegan tersebut, sebenarnya film ini ingin menunjukkan suatu

perlawanan wanita terhadap kaum laki-laki. Ada kesalahan bentuk yang ingin

disampaikan ketika wanita bisa sederajat dengan laki-laki, tetapi dalam film ini cara

yang dilakukan harus dengan melakukan beladiri yang notabenenya identik dengan

kekerasan.

Padahal perlawanan wanita terhadap kaum laki-laki tidak harus dengan cara

kekerasan, tapi masih ada cara lain yang lebih baik. Sehingga konsep feminitas yang

didengungkan belakangan ini bukan konsep yang melahirkan maskulinitas dengan

baju feminis.

Page 13: Kawin Kontrak

4. KESIMPULAN

Fenomena kawin kontrak yang diyakini benar terjadi di masyarakat dimana

kemudian dituangkan kedalam produksi film merupakan sebuah ungkapan dalam

usaha penyampaian pesan moral. Tetapi ketika sebuah film itu diproduksi belum

tentu dapat secara gamblang menjelaskan tentang suatu perjanjian yang dinamakan

kawin kontrak tersebut. Bahkan dalam film Kawin Kontrak Lagi ini justru bisa

dibilang hanya menyuguhkan hiburan semata.

Adapun citra gender yang dibentuk dalam film ini cenderung merupakan

bentuk maskulinitas yang mana kesetaraan gender harus diperjuangkan dengan cara-

cara kekerasan. Padahal masih banyak cara-cara yang lebih baik yang dapat ditempuh

untuk memperjuangkan kesetaraan gender.

Page 14: Kawin Kontrak

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Internet :

Citra Perempuan Dalam Film “Kawin Kontrak Lagi”

http://sosbud.kompasiana.com/2010/01/25/citra-perempuan-dalam-film-kawin-kontrak-lagi/

Feminisme

http://langkahkecilkaki.blogspot.com/2009/08/feminisme.html

Film Indonesia

http://ceritafilm.com/film-indonesia.html

Kawin Kontrak Lagi

http://cinema3satu.blogspot.com/2009/05/kawin-kontrak-2_31.html

Foto Konten :

Cover Daun Diatas Bantalhttp://ceritafilm.com/wp-content/uploads/2010/09/FilmIndonesia.jpg

Cover Depan Kawin Kontrak Lagihttp://i405.photobucket.com/albums/pp134/bioskopindonesia/KawinKontrakLagi-poster.jpg?t=1227251031

Cover Kawin Kontrak Lagihttp://i47.tinypic.com/rvwq6a.jpg

Beberapa foto yang diambil dengan meng-capture langsung dari Film Kawin Kontrak Lagi