DAFTAR PENYUSUN - Selamat Datang Di Badan Riset dan … LKj 2016 P3SDLP.pdf · RINGKASAN EKSEKUTIF...
Transcript of DAFTAR PENYUSUN - Selamat Datang Di Badan Riset dan … LKj 2016 P3SDLP.pdf · RINGKASAN EKSEKUTIF...
i
DAFTAR PENYUSUN
Penasehat : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir : Ir. M. Eko Rudianto, M.Buss.IT Penanggung Jawab : Kabid Data, Informasi, Monitoring dan Evaluasi : Ir. Agustiani Widajati, MM
Ketua Tim Penyusun : Kasubbid Monitoring dan Evaluasi : Joko Hardono, S.Si, ME
Tim Penyusun : Kasubbid Monitoring dan Evaluasi : Joko Hardono, S.Si, ME Kasubbid Data dan Informasi : Ir. Theresia Lolita N, M.Si Pelaksana Sub Bidang Monitoring dan Evaluasi : Andreas Wahyoe N, A.Md : Nurlian Ilyas, SE, M.Si : Tutik Handayani, SIP : Arfika Andriyani, SE : Indra Hermawan, S.Pi, M.Si Penerbit : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Sub Bidang Monitoring dan Evaluasi, Bidang Data, Informasi, Monitoring dan Evaluasi Gedung Balitbang KP II, Lt. 4, Kompleks Bina Samudera Jl. Pasir Putih I – Ancol Timur – Jakarta 14430 Tel. 021 – 64711583 Fax. 021 - 64711654 Email : [email protected]
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas Izin dan Rahmat-Nya penyusunan ”Laporan Kinerja Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Tahun
2016” dapat diselesaikan. Laporan ini merupakan wujud transparansi
dan akuntabilitas Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam
melaksanakan berbagai kewajiban pembangunannya, serta sebagai
bentuk pertanggungjawaban Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Laut dan Pesisir, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam kaitannya dengan terselenggaranya
good governance.
Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir
(P3SDLP) Tahun 2016 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian
kinerja, baik makro maupun mikro serta langkah-langkah pelaksanaan kebijakan dan program
penelitian dan pengembangan iptek kelautan dan perikanan khususnya kegiatan penelitian dan
pengembangan iptek sumber daya laut dan pesisir. Sangat disadari bahwa laporan ini belum
secara keseluruhan mampu menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas sebagaimana
yang diharapkan, akan tetapi setidaknya stakeholder dan berbagai pihak yang berkepentingan
dapat memperoleh gambaran tentang hasil-hasil kegiatan penelitian dan pengembangan iptek
sumberdaya laut dan pesisir.
Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh jajaran terkait, pelaksanaan kegiatan
penelitian dan pengembangan sumberdaya laut dan pesisir dapat terselenggara dan
memperoleh kemajuan. Hal ini menjadi modal dasar untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan
penelitian yang inovatif dan tepat guna di masa mendatang, sehingga sumber daya yang dimiliki
dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas
tenaga dan pikirannya sehingga laporan ini dapat disusun dan diterbitkan.
Jakarta, Januari 2017
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Ir. M. Eko Rudianto, M.Buss.IT
iii
DAFTAR ISI Hal
Tim Penyusun...................................................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................................... iii
Daftar Gambar.................................................................................................................................... v
Daftar Tabel........................................................................................................................................ vi
Ringkasan Eksekutif.......................................................................................................................... 1
I. PENDAHULUAN................................................................................................................................. 2
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................... 2
1.2. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi P3SDLP....................................................... 3
1.3. Keragaan SDM P3SDLP..................................................................................................... 4
1.4. Sistematika Laporan Interim.......................................................................................... 6
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA.......................................................................... 8
2.1. Rencana Strategis P3SDLP 2015 - 2019........................................................................ 8
2.2. Sasaran Strategis dan Rencana Kerja Tahunan P3SDLP TA 2016........................ 12
2.3. Penetapan Kinerja P3SDLP Tahun 2016/Perjanjian Kerja..................................... 17
III. AKUNTABILITAS KINERJA........................................................................................................... 24
3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2016................................................... 24
3.2. Hasil Pengukuran IKU P3SDLP..................................................................................... 26
3.3. Evaluasi dan Analisis Kinerja:...................................................................................... 29
3.3.1. SS 1. Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan............................................... 29
IKU 1. Jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP)..............................................................................................................
29
3.3.2. SS 2. Meningkatnya hasil penyelenggaran litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP...................................................................................................
31
IKU 2. Persentase hasil litbang KP yang digunakan sesuai dengan Kontrak Kinerja Eselon I KKP (%)......................................................
31
IKU 3. Jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (Buah)...................
32
3.3.3. SS 3. Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif.................................................................
33
IKU 4. Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir (paket/buah)............................
33
IKU 5. Jumlah data dan informasi ilmiah litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir (paket)............................................................................
40
IKU 6. Jumlah karya tulis ilmiah litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang diterbitkan (KTI).......................................................
57
3.3.4 SS 4. Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan................................................
64
IKU 7. Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri (Buah)...................................................................................................
64
iv
IKU 8. Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang inovatif untuk pembangunan KP (buah).....................................
66
IKU 9. Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang diusulkan HKI dan/atau dirilis (Buah).......................................
68
IKU 10. Jumlah sentra nelayan yang terbangun dan terkelola sistem informasinya.......................................................................................
68
3.3.5. SS 5. Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP....................................... 70
IKU 11. Proporsi fungsional lingkup P3SDLP dibandingkan total pegawai lingkup P3SDLP (%)........................................................
70
IKU 12. Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang ditingkatkan kapasitasnya (Buah).........................................................................
71
IKU 13. Jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang terbentuk (Buah).....................................
73
3.3.6. SS 6. Terselenggaranya pengendalian litbang KP.................................... 74
IKU 14. Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan
riset litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir (minimal) (%) 74
3.3.7. SS 7. Terwujudnya ASN lingkup P3SDLP yang kompeten, profesional
dan berkepribadian..................................................................................... 75
IKU 15. Indeks Kompetensi dan Integritas lingkup P3SDLP (%)........ 75
IKU 16. Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup
P3SDLP (orang)...................................................................................... 75
3.3.8. SS 8. Tersedianya manajemen pengetahuan lingkup P3SDLP yang
handal dan mudah diakses....................................................................... 76
IKU 17. Presentase unit kerja lingkup P3SDLP yang menerapkan
sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)........ 76
3.3.9. SS 9. Terwujudnya birokrasi lingkup P3SDLP yang efektif, efisien,
dan berorientasi pada layanan prima.................................................. 77
IKU 18. Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi lingkup P3SDLP (Nilai).... 77
IKU 19. Nilai SAKIP lingkup P3SDLP (Nilai).............................................. 78
3.3.10
.
SS 10. Terkelolanya anggaran pembangunan lingkup P3SDLP secara
efisien dan akuntabel.................................................................................. 78
IKU 20. Nilai kinerja anggaran lingkup P3SDLP (%).............................. 78
IKU 21. Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup P3SDLP (%)... 79
3.4. Realisasi Anggaran 2016................................................................................................ 79
IV. PENUTUP......................................................................................................................................... 82
4.1. Kesimpulan.......................................................................................................................... 82
4.2. Permasalahan dan Tindak Lanjut................................................................................ 82
Lampiran – Lampiran
v
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 1 : Struktur Organisasi P3SDLP........................................................................................ 4
Gambar 2 : Distribusi Pegawai menurut Pendidikan............................................................... 5
Gambar 3 : Distribusi Pegawai menurut Jabatan....................................................................... 5
Gambar 4 : Distribusi Pegawai menurut Jabatan Fungsional Tertentu........................... 6
Gambar 5 : Peta Strategi P3SDLP Tahun 2016............................................................................ 14
Gambar 6 : Peta Strategi LEVEL 2 P3SDLP 2016 (http://kinerjaku.kkp.go.id)............ 14
Gambar 7 : Nilai Pencapaian Sasaran Strategis P3SDLP TA 2016...................................... 27
Gambar 8 : Wilayah implementasi aplikasi nelayan pintar tahun 2016.......................... 70
Gambar 9 Nilai kinerja anggaran P3SDLP(http://monev.anggaran.depkeu.go.id).. 79
vi
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 1 : Target Rencana Kerja Tahunan P3SDLP Tahun 2015 – 2019...................... 9
Tabel 2 : Target dan Indikator Kinerja Tahun 2016............................................................ 16
Tabel 3 : Penetapan Kinerja P3SDLP TA 2016 (Awal)........................................................ 18
Tabel 4 : Penetapan Kinerja P3SDLP TA 2016 (Revisi)...................................................... 19
Tabel 5 : Penetapan Kinerja P3SDLP TA 2016 (DIPA Akhir)........................................... 21
Tabel 6 : Capaian IKU P3SDLP TA 2016.................................................................................... 24
Tabel 7 : Capaian Nilai Kinerja Sasaran Strategis P3SDLP................................................ 28
Tabel 8 : Capaian IKU 1..................................................................................................................... 29
Tabel 9 : Capaian IKU 2.................................................................................................................... 31
Tabel 10 : Capaian IKU 3.................................................................................................................... 32
Tabel 11 : Capaian IKU 4.................................................................................................................... 33
Tabel 12 : Capaian IKU 5.................................................................................................................... 40
Tabel 13 : Capaian IKU 6.................................................................................................................... 57
Tabel 14 : Daftar Capaian Karya Tulis Ilmiah P3SDLP.......................................................... 58
Tabel 15 : Capaian IKU 7.................................................................................................................... 64
Tabel 16 : Capaian IKU 8.................................................................................................................... 66
Tabel 17 : Capaian IKU 9.................................................................................................................... 68
Tabel 18 : Capaian IKU 10.................................................................................................................. 69
Tabel 19 : Lokasi implementasi aplikasi nelayan pintar di Indonesia........................... 69
Tabel 20 : Capaian IKU 11.................................................................................................................. 71
Tabel 21 : Prosentase jumlah pegawai dengan jabatan fungsional 71
Tabel 22 : Capaian IKU 12.................................................................................................................. 72
Tabel 23 : Capaian IKU 13.................................................................................................................. 73
Tabel 24 : Capaian IKU 14.................................................................................................................. 74
Tabel 25 : Capaian IKU 15.................................................................................................................. 75
Tabel 26 : Capaian IKU 16.................................................................................................................. 76
Tabel 27 : Capaian IKU 17.................................................................................................................. 77
Tabel 28 : Capaian IKU 18.................................................................................................................. 77
Tabel 29 : Capaian IKU 19.................................................................................................................. 78
Tabel 30 : Capaian IKU 20.................................................................................................................. 78
Tabel 31 : Capaian IKU 21.................................................................................................................. 79
Tabel 32 : Realisasi Anggaran Lingkup P3SDLP TA 2016 Per 20 Januari 2017
Menggunakan Pagu Akhir Termasuk Anggaran Selfblocking.......................
80
Tabel 33 : Realisasi Anggaran Lingkup P3SDLP TA 2016 Per 20 Januari 2017
Menggunakan Pagu Akhir Tanpa Anggaran Selfblocking...............................
80
1
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja TA 2016 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir
(P3SDLP) ini menyampaikan tentang berbagai capaian kinerja hasil dari pelaksanaan kegiatan
penelitian dan pengembangan iptek sumber daya laut dan pesisir oleh satuan kerja lingkup
P3SDLP selama tahun 2016.
Pagu akhir anggaran lingkup P3SDLP tahun 2016 adalah sebesar Rp 292.083.974.000,- dan
didalamnya termasuk anggaran yang di-blokir mandiri (selfblocking) sebesar Rp.
70,001,116,000,- atau sebesar 23,97% dari total pagu anggaran. Pagu anggaran lingkup P3SDLP
tersebut terdistribusi pada 4 satuan kerja yaitu Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Laut dan Pesisir (P3SDLP) – Jakarta sebesar Rp. 118,911,012,000,-; Balai Penelitian
Observasi Laut (BPOL) – Perancak sebesar Rp. 153,198,001,000,-; Loka Penelitian Sumberdaya
dan Kerentanan Pesisir (LPSDKP) – Bungus sebesar Rp. 10,069,524,000,- dan Loka
Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK) – Wakatobi sebesar Rp. 9,905,437,000,-.
Pada tahun 2016, P3SDLP telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk
kontrak kinerja antara Kepala P3SDLP dengan Kepala Balitbang KP. Pada Kontrak kinerja
tersebut memuat peta strategi (strategy map) dengan 10 (sepuluh) sasaran strategis (SS)
yang ingin dicapai dan 21 (dua puluh satu) Indikator Kinerja Utama (IKU).
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) P3SDLP tahun 2016 pada customer perspective, internal
process perspective dan learn & growth perspective mengalami perubahan dan penyesuaian yang
mengacu pada Balanced Scorecard (BSC). Berdasarkan penetapan target pada setiap indikator
kinerja tersebut, sebagian besar telah berhasil tercapai. Berdasarkan hasil pengukuran,
P3SDLP Balitbang KP – KKP memiliki kinerja yang baik.
Sampai dengan berakhirnya tahun anggaran 2016, realisasi penyerapan anggaran lingkup
P3SDLP adalah sebesar Rp. 208,860,846,328,- atau 71,51% terhadap pagu akhir anggaran
sebesar Rp 292.083.974.000,- yang didalamnya termasuk anggaran yang di-blokir mandiri
(selfblocking). Pagu selfblocking lingkup P3SDLP TA 2016 adalah sebesar Rp. 70,001,116,000,-
atau 23,97%, sehingga apabila tanpa pagu selfblocking maka realisasi anggaran lingkup P3SDLP
adalah sebesar 94,05%.
2
I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam melaksanakan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir sebagai salah satu unit
kerjaEselon II di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan,
semakin dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan sistem manajemen
Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berazaskan akuntabilitas, dimana setiap
penyelenggara negara dituntut untuk dapat mempertanggungjawabkan kinerja atau hasil-
hasilnya dari seluruh program/kegiatan kepada masyarakat atas penggunaan dana dan
kewenangan yang diberikan.
Penerapan akuntabilitas mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah. Berdasarkan peraturan tersebut, P3SDLP wajib melaksanakan akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban istansi pemerintah dalam
mencapai misi dan tujuan organisasi. Implementasi dari pelaksanaan prinsip akuntabilitas
hasil penyelenggaraan kegiatan dan anggaran dimaksud, maka P3SDLP menyusun
Laporan Kinerja.
Laporan Kinerja ini disusun sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan
mengacu pada Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2015 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah.
Sebagai acuan dalam perencanaan kinerja diantaranya adalah Rencana Strategis
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tahun 2015 – 2019 yang dikukuhkan dengan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 25/Permen-
KP/2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-
2019 dan berpedoman pada Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019 yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan melalui Peraturan Kepala Balitbang KP No
3
254/PER-BALITBANGKP/2015 Tentang Rencana Strategis Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019.
Maksud disusunnya Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Laut dan Pesisir Tahun 2016 adalah:
1. Mengukur capaian kinerja IKU yang ingin dicapai melalui program kerja dan
kegiatan terkait pada Tahun 2016;
2. Mengevaluasi dan menganalisis capaian kinerja IKU Tahun 2016;
3. Menyusun akuntabilitas kinerja dan akuntabilitas keuangan Tahun 2016.
Adapun tujuan penyusunan Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya Laut dan Pesisir Tahun 2016ini adalah:
1. Menyampaikan gambaran tingkat keberhasilan dan ketidakberhasilan
pencapaian kinerja IKU pada Tahun 2016;
2. Manyajikan gambaran tentang kekuatan dan kelemahan serta kendala dari
upaya-upaya yang dilakukan guna menunjang pencapaian kinerja IKU pada
Tahun 2016;
3. Menyampaikan umpan balik dalam menata upaya dan anggaran yang berhasil
guna dan berdayaguna untuk lebih meningkatkan keberhasilan pencapaian
kinerja IKU pada tahun-tahun berikutnya.
1.2. Tugas, Fungsi P3SDLP, dan Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja kementerian Kelautan dan Perikanan maka
PusatPenelitiandanPengembanganSumberdayaLautdanPesisirmempunyaitugasmelaksana
kan penelitiandan pengembangan sumber daya lautdan pesisir. Dalam melaksanakan
tugas tersebut P3SDLP menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan penelitian dan pengembangan sumber daya laut dan pesisir;
b. Pelaksanaan penyusunan rencana, anggaran, dan kerjasama penelitian dan
pengembangan sumber daya laut dan pesisir;
c. Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan sumber daya laut dan pesisir;
d. Pelaksanaan tata laksana, sarana, dan pelayanan jasa penelitian dan pengembangan
sumberdaya laut dan pesisir;
e. Pelaksanaan pengelolaan data, informasi, dan publikasi hasil, serta monitoring dan
evaluasi penelitian dan pengembangan sumberdaya laut dan pesisir;
f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
4
Secara kelembagaan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya P3SDLP
didukung oleh 1 Eselon II, 3 Eselon III dan 7 Eselon IV, Kelompok Fungsional dan Unit
Pelaksana Teknis (UPT). Terdapat 3 Satker UPT yang menjadi binaan P3SDLP yaitu Balai
Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) - Jembrana, Bali; Loka Penelitian Sumberdaya
Kerentanan dan Pesisir (LPSDKP)– Bungus, Sumatera Barat; dan satker Loka
Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK) - Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Struktur
organisasi P3SDLP selengkapnya tersaji pada gambar berikut.
Gambar 1. Struktur Organisasi P3SDLP
1.3. Keragaan Sumberdaya Manusia (SDM) P3SDLP
Keragaan Pegawai Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan
Pesisir(P3SDLP) sampai dengan bulan Desember 2016 total berjumlah 295 orang, terdiri dari
180 orang pegawai berstatus PNS dan 115 orang pegawai bersatus kontrak. Total pegawai
lingkup P3SDLP tersebut tersebar di 4 satker yang menjadi lingkup unit kerja P3SDLP yaitu
satker P3SDLP - Jakarta, BPOL - Jembrana, LPSDKP - Bungus dan satker LPTK - Wakatobi.
KEPALA SUB BAGIAN
TATA USAHA
KEPALA PUSAT
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBERDAYA LAUT DAN PESISIR
KEPALA BIDANG DATA INFORMASI DAN
MONITORING DAN EVALUASI
KEPALA BIDANG TATALAKSANA DAN
PELAYANAN JASA
KEPALA BIDANG PERENCANAAN DAN
KERJASAMA
KEPALA SUB BIDANG
DATA DAN INFORMASI
KEPALA SUB BIDANG MONITORING DAN
EVALUASI
KEPALA SUB BIDANG TATALAKSANA DAN
SARANA
KEPALA SUB BIDANG PELAYANAN JASA
KEPALA SUB BIDANG PERENCANAAN
KEPALA SUB BIDANG KERJASAMA
UPT
FUNGSIONAL
5
Dari 180 orang pegawai berstatus PNS, menurut strata pendidikan didominasi oleh
pegawai berpendidikan Strata 1 (S1) sebanyak 64 orang atau 35,56% dan Strata 2 (S2)
sebanyak 67 orang atau 37,22%. Selengkapnya distribusi Pegawai PNS lingkup P3SDLP menurut
pendidikan sebagaimana tersaji pada gambar berikut.
Gambar2. Distribusi Pegawai menurut Pendidikan
Distribusi pegawai lingkup P3SDLP menurut jabatan didominasi oleh pegawai dengan
jabatan fungsional tertentu, yaitu sebanyak 123 orang atau 68,33%. Adapun pegawai yang
tergolong ke dalam jabatan fungsional umum sebanyak 38 orang atau 21,11%. Sebagai sebuah
unit kerja teknis tentunya proporsi pegawai dengan jabatan fungsional tertentu yang terbesar
adalah sesuai. Hal ini dikaitkan dengan tupoksi unit kerja yang melaksanakan tugas pokok dan
fungsi teknis. Selengkapnya distribusi pegawai berdasarkan jabatan selengkapnya ditampilkan
pada gambar berikut.
Gambar 3. Distribusi Pegawai menurut Jabatan
18; 10,00%
67; 37,22%
64; 35,56%
17; 9,44%
1; 0,56% 0; 0,00%
13; 7,22%
Pegawai Menurut Pendidikan
S3
S2
S1
D III
D II
D I
SMU
19; 10,56%
123; 68,33%
38; 21,11%
Pegawai Menurut Jabatan
Struktural
Fungsional tertentu
Fungsional umum
6
Pegawai lingkup P3SDLP juga dapat disajikan menurut jenis Jabatan fungsional tertentu
yang dimiliki oleh setiap pegawai. Dari inventarisasi jabatan fungsional tertentu di lingkup unit
kerja lingkup P3SDLP diketahui bahwa terdapat 99 orang pegawai atau 80,49% yang memiliki
jabatan fungsional peneliti. Hal ini tentunya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi P3SDLP
sebagai sebuah institusi yang menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan. Selain
jabatan fungsional peneliti, diantara pegawai lingkup P3SDLP ada yang memiliki jabatan
fungsional perekayasa, teknisi litkayasa, pengadaan barang dan jasa, perencana, pranata
komputer, pranata humas dan pustakawan. Distribusi pegawai menurut jabatan fungsional
tertentu selengkapnya terinci dalam gambar berikut ini.
Gambar 4. Distribusi Pegawai menurut Jabatan Fungsional Tertentu
1.4. SISTEMATIKA LAPORAN KINERJA (LKj)
Laporan kinerja ini bertujuan untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja
P3SDLP pada akhir tahun 2016, yaitu dengan melakukan analisis atas capaian kinerja
(performance results) tahun 2016 terhadap rencana kinerja (performance plans) tahun
2016. Analisis tersebut memungkinkan teridentifikasikannya sejumlah celah kinerja
(performance gap) sebagai umpan balik perbaikan kinerja di masa datang. Sejalan
dengan hal tersebut, sistematika penyajian laporan kinerja adalah sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan, menyajikan latar belakang, tugas dan fungsi, dan struktur
organisasi.
Bab II – Perencanaan Kinerja, menyajikan rencana strategis tahun 2016 dan
penetapan kinerja tahunan 2016.
99; 80,49%
6; 4,88%
5; 4,07%
4; 3,25% 6; 4,88%
1; 0,81% 1; 0,81%
1; 0,81%
Jabatan Fungsional Tertentu
Peneliti
Perekayasa
Pengadaan B&J
Pranata Komputer
Teknisi Litkayasa
Perencana
Pranata Humas
Pustakawan
7
Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menyajikan analisis terhadap capaian kinerja dan
keuangan pada tahun 2016.
a) Capaian Kinerja Organisasi
Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016;
Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015 –
2019;
Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 dengan target
jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis;
Membandingkan realisasi kinerja tahun 2016 dengan standar nasional; (jika
ada);
Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan atau peningkatan/ penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang dilakukan;
Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian kinerja
b) Realisasi Anggaran
Penutup, menyajikan simpulan terhadap pencapaian kinerja di tahun 2016.
Lampiran :
a) Perjanjian Kinerja P3SDLP TA 2016
8
II. PERENCANAAN KINERJA
2.1. RENCANA STRATEGIS P3SDLP 2015 - 2019
Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
23 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja,Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya Laut dan Pesisir mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan
pengembangan di bidang sumberdaya laut dan pesisir. Dalam rangka melaksanakan
tugas dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, P3SDLP berpedoman pada
dokumen perencanaan yang terdapat pada Rencana Strategis P3SDLP tahun 2015 –
2019.
Rencana strategis (Renstra) Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Laut dan Pesisir dimuat dalam Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan danPerikanan (Balitbang KP) Tahun 2015 – 2019,dan disusun mengacu
kepadaRencana Pembangunan Jangka Menengah nasional (RPJMN) Nasional 2015 –
2019. Secara ringkas substansi Renstra P3SDLP sebagai berikut :
Visi : “Center of Excellence (Pusat Kepakaran) riset dan inovasi kelautan untuk
mendukung visi misi Balitbang KP dan KKP”
Misi : Mewujudkan Indonesia menjadi Negara Kepulauan yang Mandiri, Maju, Kuat, dan
berbasiskan kepentingan Nasional, melalui:
Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan Sumber Daya Laut dan
Pesisir yang handal;
Peningkatan kapasitas penelitian dan pengembangan Sumber Daya Laut dan
Pesisir;
Pendiseminasian hasil penelitian dan pengembangan Sumber Daya Laut dan
Pesisir.
Sesuai dengan visi dan misi di atas, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Laut dan Pesisir telah menetapkan rencana kinerja dan target kinerja yang akan dicapai
pada tahun 2016. Sasaran dan tujuannya adalah:
1) Menyelenggarakan litbang sumberdaya laut dan pesisir;
9
2) Meningkatkan kapasitas SDM dengan kepakaran yang memiliki reputasi nasional
dan internasional;
3) Mengembangkan dan menyelenggarakan sistem pemantauan dan laboratorium
litbang yang terakreditasi;
4) Meningkatkan sistem diseminasi dan pola kemitraan kerjasama litbang;
5) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dengan mempertimbangkan kualitas ilmiah
dan geostrategis.
Arah Kebijakan P3SDLP dalam rangka menindaklanjuti arah kebijakan Balitbang KP,
berfokus pada:
1. Perubahan iklim
2. Jasa kelautan
3. Konservasi dan mitigasi serta rehabilitasi
4. Inovasi teknologi
5. Kajian kewilayahaan dan geopolitik.
Rencana strategis (Renstra) lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Laut dan Pesisir tahun 2015 - 2019 menyajikan sasaran strategis yang
hendak dicapai dapat diukur berdasarkan indikator kinerja yang menunjukkan jumlah
rekomendasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir secara
berkelanjutan, jumlah data dan informasi sumberdaya dan kerentanan laut dan pesisir,
jumlah model penerapan iptek, jumlah karya tulis ilmiah, jumlah kawasan pesisir yang
terpetakan sumberdayanya, jumlah inovasi produk dan jasa kelautan hasil litbang, serta
jumlah WPP yang terpetakan Karakteristik dan dinamika lautnya. Target rencana
Rencana Kerja Tahunan P3SDLP tahun 2015 - 2019 disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Target Rencana Kerja Tahunan P3SDLP Tahun 2015 – 2019
SS DAN IKU 2015 2016 2017 2018 2019 CASCADING
CUSTOMER PERSPECTIVE
SS 1. Meningkatnya pengelolaan SD Laut dan Pesisir yang berkelanjutan
1
Jumlah WPP yang
terpetakan potensi SD
laut dan pesisisr
untuk pengembangan
ekonomi kelautan
yang berkelanjutan (akumulasi)
2 4 6 11 11 Lingkup
P3SDLP
10
SS 2. Meningkatnya hasil penyelenggaraan litbang dan layanan iptek yang mendukung daya saing produksi dan pemanfaatan SD Laut dan Pesisir
2
Jumlah hasil Litbang
Sumberdaya Laut dan Pesisir yang
terekomendasikan
untuk Masyarakat dan
Industri (buah)
2 2 2 2 2 Lingkup
P3SDLP
3
Jumlah rekomendasi dan inovasi litbang
SDLP yang diusulkan
untuk dijadikan bahan
kebijakan (buah)
3 3 3 3 3 Lingkup
P3SDLP
4 Jumlah hasil litbang SDLP yang diadopsi
oleh pengguna (buah)
1 1 1 1 1 Lingkup
P3SDLP
5 Jumlah pengguna hasil Litbang SDLP
(kelompok)
4 4 5 5 6 Lingkup
P3SDLP
SS 3. Meningkatnya produk KP hasil inovasi litbang SD Laut dan Pesisir
6
Jumlah Ragam Produk
dan Jasa Kelautan
Hasi Inovasi Litbang
SDLP
1 1 2 2 2 Lingkup
P3SDLP
SS 4. Tersedianya Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP berdasarkan Data
dan Informasi Ilmiah Litbang Kewilayahan, Dinamika dan SD Laut dan Pesisir
7
Jumlah Rekomendasi
Terkait Pengelolaan dan Pemanfaatan
Sumberdaya Laut dan
Pesisir Secara
Berkelanjutan
8 8 8 8 8 P3SDLP
8
Jumlah rekomendasi
dan masukan kebijakan kawasan
perairan pelabuhan,
serta kawasan
perlindungan dan
konservasi (PL)
10 2 2 2 2 P3SDLP
9
Jumlah Data dan/atau Informasi Sumberdaya
dan Kerentanan Pesisir
dan Laut
5 5 5 5 5 LPSDKP
10
Karya Tulis Ilmiah
Bidang IPTEK
Kewilayahan,
Dinamika dan Sumberdaya Laut dan
Pesisir
45 45 45 45 45 Lingkup
P3SDLP
11
Jumlah Kawasan
Pesisir yang
Terpetakan
Sumberdayanya
10 5 5 5 5 P3SDLP
11
12
Jumlah WPP yang
terpetakan
karakteristik dan
dinamika laut
5 5 5 5 5 P3SDLP
SS 5. Terwujudnya hasil litbang yang inovatif di bidang Kewilayahan,
Dinamika dan SD Laut dan Pesisir
13
Jumlah Paket Penerapan IPTEK
Kewilayahan,
Dinamika dan
Sumberdaya Laut dan
Pesisir
3 3 3 3 3 P3SDLP
14
Jumlah sentra nelayan
yang terbangun sistem informasinya
(kumulatif) (QW)
30 20 15 20 15 P3SDLP
SS 6. Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya
Litbang dan Layanan Iptek di bidang Kewilayahan, Dinamika dan SD Laut dan
Pesisir
15
Proporsi pegawai
fungsional lingkup
P3SDLP dibandingkan total pegawai lingkup
P3SDLP (%)
55 60 65 70 75 Lingkup P3SDLP
16
Jumlah sarana dan
prasarana, serta kelembagaan Litbang
IPTEK Kewilayahan,
Dinamika,
Sumberdaya Pesisir
dan Laut yang terfasilitasi
2 2 2 2 2 Lingkup
P3SDLP
17
Jumlah Sarana
Prasarana Litbang
sumber daya laut (PL)
2 1 1 1 1 P3SDLP
18
Jumlah jejaring dan
kerjasama litbang di bidang Kewilayahan,
Dinamika dan SD Laut
dan Pesisir yang
terbentuk (buah)
4 4 4 4 4 Lingkup
P3SDLP
19
Jumlah Techno Park
Kelautan dan
Perikanan yang dibangun dan
dikembangkan sebagai
pusat penerapan iptek
dalam skala ekonomi
di daerah (buah,
akumulasi) (QW)
3 3 4 4 4 P3SDLP
12
SS 7. Terselenggaranya Pengendalian iptek bidang Kewilayahan, Dinamika
dan SD Laut dan Pesisir
20
Proporsi kegiatan
penelitian terapan dan pengembangan
eksperimental
dibandingkan total
kegiatan Litbang
Kewilayahan,
Dinamika dan SD Laut dan Pesisir (minimal)
95% 93% 94% 94% 94% Lingkup
P3SDLP
SS 8. Tersedianya ASN Lingkup P3SDLP yang kompeten dan profesional
21
Jumlah SDM Lingkup P3SDLP yang
dikembangkan
kompetensinya
14 14 15 15 17 Lingkup
P3SDLP
SS 9. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses
22
Indeks pemanfaatan
informasi KP berbasis
IT (%)
> 75% > 75% > 80% > 80% > 85% P3SDLP,
LPSKP
SS 10. Terwujudnya Reformasi Birokrasi
23 Indeks RB P3SDLP BB A A A AA P3SDLP, LPSKP
24 Nilai/Skor SAKIP
P3SDLP A A A AA AA
P3SDLP,
LPSKP
25
Indeks Kepuasan
Masyarakat terhadap
P3SDLP
70,10 72,00 73,00 75,00 77,00 P3SDLP,
LPSKP
26
Jumlah usulan unit
kerja yang berstatus
Wilayah Bebas Korupsi (WBK) (satker)
1 1 1 1 1 Sampai
Level 2
SS 11. Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien
27 Nilai efisisensi
anggaran (%) > 95 > 95 > 95 > 95 > 95
Lingkup
P3SDLP
2.2. SASARAN STRATEGIS DAN RENCANA KERJA TAHUNAN P3SDLP TA 2016
Rencana strategis Balitbang KP, menjelaskan bahwa tujuan pembangunan
kelautan dan perikanan dari sudut pandang nilai strategis Balitbang KP tahun 2015 –
2019 adalah:
1) Memperkuat kapasitas-kapabilitas, sinergi dan integrasi sumberdaya menuju
lembaga litbang bertaraf internasional;
2) Menyelenggarakan litbang kelautan dan perikanan secara terpadu dengan tata kelola
yang baik (good governance) untuk:
a. Memperkuat basis data dan menyempurnakan manajemen data dan informasi
nasional untuk pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang
berkelanjutan.
13
b. Memperkuat inovasi IPTEK yang berorientasi pada mutu, daya saing, keamanan
pangan dan kelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan.
c. Menyediakan rekomendasi dan opsi kebijakan yang implementatif.
3) Mempercepat pemanfaatan hasil litbang IPTEK dengan pendekatan Research
Extension Linkage (REL) dan pendekatan Research Company Linkage (RCL) dalam
membangun sistem bisnis atau kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan yang
produktif, kuat dan berbasis IPTEK.
Sedangkan Sasaran strategis Balitbang KP tahun 2015 – 2019 adalah:
1. Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya dan layanan
IPTEK Litbang Kelautan dan Perikanan (Pembangunan sarana dan kelembagaan
litbang KP, jejaring dan kemitraan litbang);
2. Terselenggaranya dukungan manajemen litbang dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya;
3. Tersedianya data dan informasi ilmiah sebagai dasar penyusunan rencana
pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang partisipatif, bertanggung
jawab, terpadu, dan pemanfatannya secara berkelanjutan;
4. Tersedianya sistem informasi di sentra nelayan;
5. Terwujudnya hasil litbang yang inovatif dan implementatif di bidang kelautan dan
perikanan;
6. Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan KP berdasarkan data dan
informasi ilmiah litbang kelautan dan perikanan;
7. Meningkatnya hasil penyelenggaraan penelitian dan pengembangan (litbang) dan
layanan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mendukung kesejahteraan
masyarakat KP.
Berdasarkan sasaran strategis Balitbang KP di atas, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir kemudian menindaklanjutinya dengan
menyusun Peta Strategi Level II P3SDLP Tahun 2016 dalam kerangka balance score card
(BSC), yang telah disepakati antara Kepala P3SDLP dan Kepala Balitbang KP, yang
tergambar berikut ini:
14
Gambar 5. Peta Strategi LEVEL 2 P3SDLP 2015 – 2019
Gambar 6. Peta Strategi LEVEL 2 P3SDLP 2016 (http://kinerjaku.kkp.go.id)
15
Peta strategi P3SDLP memetakan setiap sasaran strategis (SS) yang disusun dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi sesuai visi dan misi yang diemban. Dengan
menggunakan metodologi Balanced Score Card, setiap SS dikelompokkan kedalam tiga
perspektif, yaitu customers perspective, internal process perspective, dan learning and
growth perspective.
Dari sisi customers perpective, untuk memenuhi kebutuhan stakeholder dari unit
eselon I lingkup Balitbang KP memiliki sasaran strategis yaitu :
1. Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan
berkelanjutan;
2. Meningkatnya hasil penyelenggaran litbang dan layanan iptek yang mendukung
produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP.
Dari sisi internal process perspective, sebagai upaya untuk mendapatkan keluaran
bagi pemenuhan kebutuhan stakeholders, dengan sasaran strategis berupa:
1. Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif;
2. Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk
penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan
berkelanjutan;
3. Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan
layanan iptek KP;
4. Terselenggaranya pengendalian litbang KP.
Aspek learn and growth perspective memberikan masukan tentang upaya
penguatan organisasi dalam pencapaian target sesuai tujuan yang ditetapkan melalui
sasaran strategis berupa :
1. Terwujudnya ASN Balitbang KP yang kompeten, profesional dan berkepribadian;
2. Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal dan mudah diakses;
3. Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada
layanan prima;
4. Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan akuntabel.
Sasaran strategis yang dihasilkan analisis BSC ini disesuaikan dengan tujuan
pembangunan kelautan dan perikanan yang dilakukan oleh P3SDLP tahun 2015 – 2019
dengan menetapkan sasaran strategis P3SDLP tahun 2015 – 2019. Selanjutnya target
kinerja tersebut dituangkan dalam rencana kerja tahunan yang merupakan dokumen
perencanaan awal yang mempresentasikan rencana dan janji untuk mentargetkan
kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu 1 (satu) tahun tertentu dengan
16
mempertimbangkan sumberdaya yang dimilikinya. Rencana kinerja tahunan P3SDLP TA
2016 dapat dilihat di tabel di bawah ini :
Tabel2. Target dan Indikator Kinerja Tahun 2016
N0 SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
2016
CUSTOMER PERSPECTIVE
1
Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan
1
Jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP)
2
2
Meningkatnya hasil penyelenggaran litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP
2 Persentase hasil litbang KP yang digunakan sesuai dengan Kontrak Kinerja Eselon I KKP (%)
100
3 Jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (Buah)
1
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3
Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif
4 Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir (paket/buah)
13
5 Jumlah data dan informasi ilmiah litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir (paket)
26
6 Jumlah karya tulis ilmiah litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang diterbitkan (KTI)
67
4
Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan
7
Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri (Buah)
2
8
Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang inovatif untuk pembangunan KP (buah) *) Inovasi teknologi, Komponen inovasi, model sosial ekonomi
2
9 Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang diusulkan HKI dan/atau dirilis (Buah)
1
5 Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan
10 Proporsi fungsional lingkup P3SDLP dibandingkan total pegawai lingkup P3SDLP (%)
55
17
layanan iptek KP
11
Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang ditingkatkan kapasitasnya (Buah)
4
12 Jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang terbentuk (Buah)
7
6 Terselenggaranya pengendalian litbang KP
13
Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan riset litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir (minimal) (%)
100
LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE
7
Terwujudnya ASN Balitbang KP yang kompeten, profesional dan berkepribadian
14 Indeks Kompetensi dan Integritas lingkup P3SDLP (%)
77
8
Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal dan mudah diakses
15 Presentase unit kerja lingkup P3SDLP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
50
9
Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima
16 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi lingkup P3SDLP (Nilai)
A (90)
17 Nilai SAKIP lingkup P3SDLP (Nilai) 84
10
Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan akuntabel
18 Nilai kinerja anggaran lingkup P3SDLP (%)
85
19 Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup P3SDLP (%)
100
2.3. PENETAPAN KINERJA P3SDLP TAHUN 2016
Pada tahun 2016, P3SDLP telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam
bentuk kontrak kinerja antara Kepala P3SDLP dengan Kepala Balitbang KP. Pada Kontrak
kinerja tersebut terdapat peta strategi (strategy map) dengan 10 (sepuluh) sasaran strategis
(SS) yang ingin dicapai. Untuk setiap SS yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran yang
disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan IKU P3SDLP pada tahun 2016
untuk semua SS berjumlah 19 IKU. Sebagai alat ukur pencapaian SS, target 19 IKU P3SDLP yang
ditetapkan pada awal tahun 2016 adalah sebagai berikut.
18
Tabel 3. Penetapan Kinerja P3SDLP TA 2016 (Awal)
N0 SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
2016
CUSTOMER PERSPECTIVE
1
Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan
1
Jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP)
2
2
Meningkatnya hasil penyelenggaran litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP
2 Persentase hasil litbang KP yang digunakan sesuai dengan Kontrak Kinerja Eselon I KKP (%)
100
3 Jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (Buah)
1
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3
Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif
4 Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir (paket/buah)
13
5 Jumlah data dan informasi ilmiah litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir (paket)
26
6 Jumlah karya tulis ilmiah litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang diterbitkan (KTI)
67
4
Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan
7
Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri (Buah)
2
8
Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang inovatif untuk pembangunan KP (buah) *) Inovasi teknologi, Komponen inovasi, model sosial ekonomi
2
9 Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang diusulkan HKI dan/atau dirilis (Buah)
1
5
Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP
10 Proporsi fungsional lingkup P3SDLP dibandingkan total pegawai lingkup P3SDLP (%)
55
11
Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang ditingkatkan kapasitasnya (Buah)
4
12 Jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang terbentuk (Buah)
7
19
6 Terselenggaranya pengendalian litbang KP
13
Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan riset litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir (minimal) (%)
100
LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE
7
Terwujudnya ASN Balitbang KP yang kompeten, profesional dan berkepribadian
14 Indeks Kompetensi dan Integritas lingkup P3SDLP (%)
77
8
Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal dan mudah diakses
15 Presentase unit kerja lingkup P3SDLP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
50
9
Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima
16 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi lingkup P3SDLP (Nilai)
A (90)
17 Nilai SAKIP lingkup P3SDLP (Nilai) 84
10
Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan akuntabel
18 Nilai kinerja anggaran lingkup P3SDLP (%)
85
19 Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup P3SDLP (%)
100
Seiring dengan perkembangan arah kebijakan dan re-organisasi P3SDLP dengan
bergabungnya Eks P3TKP dan tiga satuan kerja (UPT), target kinerja mengalami perubahan
sebagai berikut:
Tabel 4. Penetapan Kinerja P3SDLP TA 2016 (Revisi)
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2016
CUSTOMER PERSPECTIVE
1
Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan
1
Jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP)
2
2
Meningkatnya hasil penyelenggaran litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP
2 Persentase hasil litbang KP yang digunakan sesuai dengan Kontrak Kinerja Eselon I KKP (%)
91
3 Jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (Buah)
1
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3
Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif
4 Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir (paket/buah)
13
5 Jumlah data dan informasi ilmiah litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir (paket)
26
20
6 Jumlah karya tulis ilmiah litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang diterbitkan (KTI)
67
4
Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan
7
Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri (Buah)
2
8
Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang inovatif untuk pembangunan KP (buah) *) Inovasi teknologi, Komponen inovasi, model sosial ekonomi
6
9 Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang diusulkan HKI dan/atau dirilis (Buah)
1
10 Jumlah sentra nelayan yang terbangun dan terkelola sistem informasinya
30
5
Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP
11 Proporsi fungsional lingkup P3SDLP dibandingkan total pegawai lingkup P3SDLP (%)
55
12
Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang ditingkatkan kapasitasnya (Buah)
4
13 Jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang terbentuk (Buah)
7
6 Terselenggaranya pengendalian litbang KP
14
Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan riset litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir (minimal) (%)
100
LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE
7
Terwujudnya ASN Balitbang KP yang kompeten, profesional dan berkepribadian
15 Indeks Kompetensi dan Integritas lingkup P3SDLP (%)
77
16 Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup P3SDLP (orang)
100
8
Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal dan mudah diakses
17
Presentase unit kerja lingkup Balitbang KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
50
9
Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima
18 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi lingkup P3SDLP (Nilai)
84
19 Nilai SAKIP lingkup P3SDLP (Nilai) 83
21
10 Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan akuntabel
20 Nilai kinerja anggaran lingkup P3SDLP (%)
85
21 Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup P3SDLP (%)
100
Adanya kebijakan pemerintah dalam penghematan anggaran yang tertuang dalam APBN
Perubahan (APBN P) yang menyebabkan terjadinya pengurangan alokasi anggaran melalui
penghematan dan blokir mandiri (self blocking), maka dilakukan revisi target pencapaian
sasaran strategis, sehingga target kinerja mengalami perubahan yang kedua sebagai berikut:
Tabel 5. Penetapan Kinerja P3SDLP TA 2016 (DIPA Akhir)
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target 2016
CUSTOMER PERSPECTIVE
1
Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan
1
Jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP)
2
2
Meningkatnya hasil penyelenggaran litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP
2 Persentase hasil litbang KP yang digunakan sesuai dengan Kontrak Kinerja Eselon I KKP (%)
100
3 Jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (Buah)
1
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3
Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif
4 Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir (paket/buah)
13
5 Jumlah data dan informasi ilmiah litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir (paket)
26
6 Jumlah karya tulis ilmiah litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang diterbitkan (KTI)
72
4 Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang
7 Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri (Buah)
2
22
inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan
8
Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang inovatif untuk pembangunan KP (buah) *) Inovasi teknologi, Komponen inovasi, model sosial ekonomi
6
9 Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang diusulkan HKI dan/atau dirilis (Buah)
1
10 Jumlah sentra nelayan yang terbangun dan terkelola sistem informasinya
30
5
Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP
11 Proporsi fungsional lingkup P3SDLP dibandingkan total pegawai lingkup P3SDLP (%)
55
12
Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang ditingkatkan kapasitasnya (Buah)
4
13 Jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang terbentuk (Buah)
7
6 Terselenggaranya pengendalian litbang KP
14
Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan riset litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir (minimal) (%)
100
LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE
7
Terwujudnya ASN Balitbang KP yang kompeten, profesional dan berkepribadian
15 Indeks Kompetensi dan Integritas lingkup P3SDLP (%)
77
16 Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup P3SDLP (orang)
100
8
Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal dan mudah diakses
17 Presentase unit kerja lingkup Balitbang KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
50
9
Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima
18 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi lingkup P3SDLP (Nilai)
84
19 Nilai SAKIP lingkup P3SDLP (Nilai) 83
10
Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan akuntabel
20 Nilai kinerja anggaran lingkup P3SDLP (%) 85
21 Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup P3SDLP (%)
100
23
Penetapan kinerja P3SDLP Tahun 2016 merupakan bentuk perjanjian kinerja/
komitmen yang disepakati oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut
dan Pesisir dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.
Operasional pencapaian sasaran strategis dari Program Penelitian dan Pengembangan Iptek
Sumber Daya Laut dan Pesisir yang dilaksanakan tahun 2016 dijabarkan ke dalam 4 (empat)
kegiatan yang dianggarkan sebesar Rp 231.368.586.000 (Dua ratus tiga puluh satu milyar tiga
ratus enam puluh delapan juta lima ratus delapan puluh enam ribu rupiah) yang terdiri dari
Satker dan UPT sebagai berikut:
1) Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir, dengan anggaran sebesar
Rp 118.911.012.000.
2) Balai Penelitian Observasi Laut, dengan anggaran sebesar Rp 92.482.683.000.
3) Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir, anggaran Rp 10.069.454.000.
4) Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan, dengan anggaran Rp 9.905.437.000.
24
III. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TA 2016
Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam
rangka mewujudkan visi dan misi P3SDLP. Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari
suatu penilaian yang didasarkan pada indikator kinerja utama (IKU) yang telah diidentifikasi
agar sasaran dan tujuan strategis pada peta strategi yang dituangkan pada penetapan kinerja
P3SDLP tahun 2016 dapat tercapai.
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) P3SDLP tahun 2016 pada customer perspective,
internal process perspective dan learn & growth perspective mengalami perubahan dan
penyesuaian yang mengacu pada Balanced Scorecard (BSC). Berdasarkan penetapan target pada
setiap indikator kinerja tersebut, sebagian besar telah berhasil tercapai. Pencapaian Sasaran
Strategis (SS) dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2016 yang mengacu Balanced
Scorecard (BSC) dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6. Capaian IKU P3SDLP TA 2016
NO SASARAN STRATEGIS Satuan T R %
1
Jumlah WPP yang terpetakan potensi
sumberdaya KP untuk
pengembangan ekonomi kelautan
yang berkelanjutan (WPP)
WPP 2 2 100
2
Persentase hasil litbang KP yang
digunakan sesuai dengan Kontrak
Kinerja Eselon I KKP (%)
% 100 100 100
3
Jumlah rekomendasi dan/atau inovasi
litbang yang diusulkan untuk
dijadikan bahan kebijakan (Buah)
buah 1 1 100
4Jumlah rekomendasi dan masukan
kebijakan KP Buah 13 13 100
5 Jumlah data dan informasi ilmiah KP paket 26 26 100
6Jumlah karya tulis ilmiah yang
diterbitkan KTI 72 70 97,22
INDIKATOR KINERJA UTAMA
CUSTOMER PERSPECTIVE
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3
Tersedianya rekomendasi
dan masukan kebijakan
pembangunan KP yang
efektif
1
Terwujudnya pengelolaan
SDKP yang partisipatif,
bertanggungjawab, dan
berkelanjutan
2
Meningkatnya hasil
penyelenggaran litbang dan
layanan iptek yang
mendukung produktivitas
usaha dan pendapatan
negara dari sektor KP
25
NO SASARAN STRATEGIS Satuan T R %
7
Jumlah hasil litbang KP yang
terekomendasi untuk masyarakat
dan/atau industri
buah 2 2 100
8
Jumlah hasil litbang yang inovatif
untuk pembangunan KP
*) Inovasi teknologi, Komponen
inovasi, model sosial ekonomi
Buah 6 6 100
9Jumlah hasil litbang yang diusulkan
HKI dan/atau dirilis buah 1 1 100
10
Jumlah sentra nelayan yang
terbangun dan terkelola sistem
informasi
sentra
nelayan30 28 93,33
11
Proporsi fungsional Lingkup P3SDLP
dibandingkan total pegawai Lingkup
P3SDLP
% 55 61 111
12
Jumlah sarana dan prasarana, serta
kelembagaan litbang KP yang
ditingkatkan kapasitasnya
buah 4 4 100
13Jumlah jejaring dan/atau kerjasama
litbang yang terbentukbuah 7 7 100
6Terselenggaranya
pengendalian litbang KP14
Proporsi kegiatan riset aplikatif
dibandingkan total kegiatan riset
litbang KP (minimal)
% 100 100 100
15Indeks Kompetensi dan Integritas
Lingkup P3SDLP% 77 77 100
16Jumlah ASN yang ditingkatkan
kompetensinya lingkup P3SDLPorang 100 108 108
8
Tersedianya manajemen
pengetahuan Balitbang KP
yang handal dan mudah
diakses
17
Presentase unit kerja P3SDLP yang
menerapkan sistem manajemen
pengetahuan yang terstandar
% 50 50 100
18Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi
Balitbang KP Nilai 84 80 95,24
19 Nilai SAKIP P3SDLP Nilai 83 80,77 97,31
20 Nilai kinerja anggaran P3SDLP % 85 80,27 94,44
21Persentase kepatuhan terhadap SAP
lingkup P3SDLP% 100 100 100
4
Terwujudnya hasil penelitian
dan pengembangan yang
inovatif untuk
penyelenggaraan tata kelola
pemanfaatan SDKP yang
adil, berdaya saing dan
berkelanjutan
9
Terwujudnya birokrasi
Balitbang KP yang efektif,
efisien, dan berorientasi pada
layanan prima
10
Terkelolanya anggaran
pembangunan Balitbang KP
secara efisien dan akuntabel
INDIKATOR KINERJA UTAMA
LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE
5
Terwujudnya peningkatan
kapasitas dan kapabilitas
sumberdaya litbang dan
layanan iptek KP
7
Terwujudnya ASN Balitbang
KP yang kompeten,
profesional dan
berkepribadian
26
3.2. HASIL PENGUKURAN IKU P3SDLP
a. NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS (NPSS)
NPSS adalah nilai yang menunjukan konsolidasi dari seluruh IKU di dalam satu
Sasaran Strategis (SS). Status capaian SS yang ditunjukkan dengan warna
merah/kuning/hijau (buruk/sedang/baik) ditentukan oleh NPSS. Untuk menghitung NPSS
perlu diperhatikan bobot masing-masing IKU terhadap SS tersebut dengan indeks
toleransi 0%. Sistem pembobotan yang digunakan didasarkan atas tingkat validitas IKU
seperti berikut :
No Validitas IKU Bobot
1 Lead input 0,1
2 Lead proses 0,2
3 Lag output 0,3
4 Lag outcome 0,4
AKUNTABILITAS KEUANGAN Status capaian NPSS ditentukan oleh nilai indeks sebagai
berikut:
Baik Sedang Buruk
Indeks Capaian
>90 %
Indeks Capaian = 90% Indeks Capaian < 90 %
Untuk melakukan pengukuran kinerja dilakukan dengan cara menentukan dan
mensepakati standar status kinerja untuk NSS, NKP, dan NPSS.
KLASIFIKASI STATUS NSS / NKP / NPSS (Toleransi 0%) MAXIMIZE MINIMIZE STABILIZE
X<90% X>90% X>90% atau X<90% Buruk
X=90% X=90% - Sedang
X≥90% X≤90% X=90% Baik
Dalam melakukan pengukuran kinerja harus menentukan klasifikasi target
indikator kinerja diantaranya adalah: Maximixe adalah semakin tinggi pencapaian dari
target maka kinerja semakin baik; Minimize adalah semakin rendah pencapaian dari
target maka kinerja semakin baik; Stabilize adalah semakin stabil (tidak naik dan tidak
turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik.
27
Pengukuran capaian kinerja P3SDLP pada tahun 2016 menggunakanmetode
Balanced Scorecard. Pengukuran kinerja dilakukan mulai dari tahapan mengukur Nilai
pencapaian sasaran strategis (NPSS), Nilai pencapaian Inisiatif strategis (NPIS), dan Nilai
kinerja keseluruhan (NKK) yang membedakan pengukuran menggunakan aplikasi
kinerjaku.kkp yang hanya sampai pengukuran Nilai pencapian sasaran strategis (NPSS)
saja. Dalam pengukuran internal ini, dilakukan dengan membandingkan : 1) target dan
capaian volume dari setiap sasaran strategis dan 2) target dan capaian fisik dari setiap
sasaran strategis pada masing-masing perspektif dengan toleransi 10%.
Berikut perbandingan nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) yang
menggunakan metode yang digunakan oleh Balitbang KP:
Gambar 7. Nilai Pencapaian Sasaran Strategis P3SDLP TA 2016
28
Tabel 7. Capaian Nilai Kinerja Sasaran Strategis P3SDLP
Berdasarkan capaian fisik kinerja P3SDLP di tingkat korporat pada Tahun 2016
sebesar 99,73% yang berasal dari capaian kinerja masing-masing perspektif sebagai
berikut :
a) Perspektif pelanggan (Customer perspective) dengan bobot 40%, capaian kinerja
sebesar 100%;
b) Perspektif Internal (Internal Process perspective) dengan bobot 30%, capaian kinerja
sebesar 99,84%;
c) Perspektif Learn and Growth (Learn and Growth perspective) dengan bobot 30%,
capaian kinerja sebesar 99,34%.
29
3.3. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA
3.3.1 CUSTOMER PERSPEKTIVE
Capaian kinerja P3SDLPpada perspektif pelanggan (customer perspective) dengan bobot
perspektif sebesar 40% yang berasal dari dua (2) sasaran strategis yaitu:
SASARAN STRATEGIS 1 :Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung
jawab, dan berkelanjutan.
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1
(satu) IKU sebagai berikut :
1) IKU KE SATU : Jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk
pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP)
Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yang ditetapkan sebagai fokus litbang
untuk selanjutnya dihasilkan data informasi dan rekomendasi terpadu bagi
pengembangan ekonomi wilayahnya. WPP terpilih yang menjadi sasaran Balitbang KP
dengan strategi optimasi pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan. Tujuan dari
IKU ini adalah sebagai bentuk kontribusi hasil litbang KP dalam pembangunan ekonomi
maritim Indonesia dan memberikan dukungan strategis pada tujuan kinerja Balitbang
KP dan KKP. Teknik menghitungnya yaitu jumlah WPP yang ditetapkan dan sifatnya
terintegrasi antar kelompok peneliti. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize dimana
capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun capaian IKU
ini adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Capaian IKU 1
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Jumlah WPP yang terpetakan potensi
sumberdaya KP untuk pengembangan
ekonomi kelautan yang berkelanjutan
(WPP)
2 2 2 100
Kegiatan yang mendukung IKU Jumlah WPP yang terpetakan potensi
sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP),
adalah:
30
NO JUDUL KEGIATAN TARGET/ OUTPUT
OUTPUT KEGIATAN
1. Analisis Sumberdaya Kelautan dan Perikanan di WPP 712, 715
1 Laporan
- Membuat desain awal integrasi antara data BALITBANG KP dengan data dari PSDKP dan DJPT untuk pengelolaan sumberdaya berkelanjutan.
- Menganalisa data VMS Kapal dari PSDKP dan data kesuburan perairan dan data pergerakan migrasi ikan tuna di WPP 712 dan 715.
- Rekomendasi desain integrasi Balitbangkp, PSDKP dan DJPT untuk pemantauan dan pengawasan sumberdaya kelautan di WPP 712 dan 715.
2. Kajian Dinamika Laut
untuk Mendukung Pemetaan Potensi Sumber Daya Kelautan
1 Laporan
- Kondisi Oseanografi P. Lirang memiliki dasar perairan mencapai 2800 Meter, Karakteristik pasut adalah Mixed tide prevailing semidiurnal, suhu permukaan 26-30 derajat selcius, TSS 0-77mg/l, pH permukaan 7,20-8,80, Salinitas 30,7-33,5 , Nitrat 0,072 mg/l, phosfat0,015 mg/l, silikat 0,041 – 0,223 mg/l. terdapat 3 kelas Fitoplankton 32 Spesies Makroxoobenthos. Dari hasil penelitian telah dihasilkan peta tematik kondisi oseanografi peta Kondisi Oseanografi perairan Pulau Lirang masih sangat baik dan berada dalam kisaran Baku Mutu Air Laut.
- Ekosistem Pesisir P. Lirang memliki beberapa spesies mangrove, 9 jenis lamun, dan tipe terumbu karang tepi (fringing reef) dengan rata lebar dari daratan 1 km dan hampir mengelilingi pulau dan berdasarkan hasil kegiatan penelitian kondisi mangrove, lamun dan terumbu karang kondisi ekosistem masih dalam keadaan sangat baik.
- Potensi Sumberdaya Berdasarkan
peta kelayakan sumberdaya yang dihasilkan maka Perairan Pulau Lirang memiliki potensi sumber daya
31
kelautan yang layak untuk dikembangkan yaitu berupa perikanan tangkap, budidaya ikan dengan karamba jaring apung dan budidaya rumput laut hal ini didukung oleh kondisi kualitas perairannya yang masih sangat baik dari hasil pengukuran yang telah dilakukan.
Secara umum, kegiatan yang mendukung target jumlah WPP yang terpetakan
potensi SDKP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan mengalami
kendala dalam menghasilkan output peta tematik kesesuaian lahan dan perairan.
Sehingga pada tahun ini hanya dihasilkan 1 paket peta tematik yang terdiri dari 20
parameter baik parameter fisik, kimia, biologi maupun ekosistem sumber daya pesisir.
Oleh karena itu, pada tahun 2017 kegiatan tersebut masih akan dilanjutkan berupa
penyusunan analisis kesesuaian lahan dan perairan untuk daerah penangkapan ikan,
daerah budidaya laut, daerah wisata bahari dan pemetaan sumber daya laut dan pesisir
lainnya.
SASARAN STRATEGIS 2 : Meningkatnya hasil penyelenggaran litbang dan layanan iptek
yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP.
Sasaran strategis meningkatnya hasil penyelenggaraan litbang dan layanan iptek KP
yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP terdiri dari 2 (dua)
indikator kinerja yang ditetapkan yaitu:
2) IKU KE DUA : Persentase hasil litbang KP yang digunakan sesuai dengan Kontrak
Kinerja Eselon I KKP (%)
Kontrak Kinerja merupakan kesepakatan atau perjanjian antara Balitbang KP
dengan Eselon I lingkup KKP (Ditjen dan Badan) yang berisi komitmen penyediaan hasil-
hasil riset sesuai dengan kebutuhan dari Eselon I KKP yang selanjutnya akan digunakan
oleh Eselon I KKP sebagai dasar penyusunan Kebijakan. Draft kuesioner untuk
mengukur tingkat penggunaan hasil litbang dilakukan oleh Eselon I KKP. Capaian IKU ini
adalah:
Tabel 9. Capaian IKU 2
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Persentase hasil litbang KP yang
digunakan sesuai dengan Kontrak
Kinerja Eselon I KKP (%)
100 100 100 100
32
3) IKU KE TIGA : Jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk
dijadikan bahan kebijakan (Buah)
IKU ini didefinisikan sebagai Hasil litbang KP (berupa rekomendasi, bahan
kebijakan/informasi terapan, policy brief, naskah akademik) yang disampaikan oleh
Kepala Pusat kepada stakeholder (MKP, Eselon I KKP, Pemda, K/L lain) melalui
dokumen penyampaian resmi (Surat, Memorandum, Nota Dinas) dan menjadi bahan
kebijakan yang telah dirumuskan (peraturan, buku pedoman, keputusan, dll) baik
rancangan/draft atau yang telah diterbitkan.
Hasil inovasi litbang yang diusulkan P3SDLP adalah inovasi teknologi diskmill dan
rotary dryer pada kegiatan Paket Teknologi Pemurni Garam Sebagai Model Industri
Garam Rakyat. Capaian IKU ini adalah:
Tabel 10. Capaian IKU 3
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Jumlah rekomendasi dan/atau inovasi
litbang yang diusulkan untuk dijadikan
bahan kebijakan (Buah)
1 1 1 100
Kegiatan yang mendukung IKU Jumlah rekomendasi kebijakan yang diusulkan
untuk dijadikan bahan kebijakan adalah Paket Teknologi Pemurni Garam Sebagai Model
Industri Garam Rakyat. Kegiatan Pematangan Teknologi Adaptif Lokasi Pemurnian
Garam pada tahun 2016 telah melakukan beberapa kegiatan antara lain:
1. Kegiatan paket teknologi pemurni garam sistem mekanis pada beberapa lokasi
antara lain Pati, Pamekasan, Gresik dan Tuban (khusus untuk lokasi Tuban telah
mengarah ke pemurni garam sistem hiegenis dengan dilakukan pemasangan
keramik pada lokasi pabrik);
2. Pendampingan teknis paket teknologi pemurni garam. Kegiatan ini merupakan
kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan untuk mengenalkan pada
system hiegenis dalam proses pengolahan garam dan pemberian SOP (Standard
Operational Procedure) dalam merawat dan menjalankan paket teknologi yang
telah diserahterimakan pada 18 (delapan belas) kelompok penerima;
3. Untuk meningkatkan nilai tambah dan menekan ongkos produksi supaya lebih
hemat dilakukan kegiatan pendampingan berupa pemasangan sumber energi listrik
di Cirebon dan Rembang. Jika menggunakan genset dengan bahan bakar solar maka
33
ongkos produksi menjadi lebih tinggi sehingga tidak bisa bersaing dengan garam
dari pabrik besar.
Berdasarkan hasil penerapan alur kerja produksi garam sistem mekanis dan
pendampingan produksi garam diperoleh:
1. Pemurnian garam menggunakan alat conveyor screw diskmill dapat merubah garam
KW3 ke KW 1 dengan peningkatan NaCl 5 – 10;
2. Pengeringan menggunakan rotary dryer menghasilkan 0,4% kadar air garam;
3. Hasil pemurnian garam krosok dari KW3 ke KW 1, NaCl 5 – 10, dengan kadar air 0,3
– 0,4%;
4. Pengemasan garam konsumsi 150 gram dengan kecepatan 60/ 1 menit.
3.3.2 INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
Capaian kinerja P3SDLP pada perspektif internal process dengan bobot perspektif
sebesar 30% yang capaian sebesar, yang berasal dari 4 (empat) sasaran strategis berikut :
SASARAN STATEGIS 3 ;Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan
KP yang efektif
Nilai sasaran strategis Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang
efektif untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 3 (tiga) IKU yaitu :
4) IKU KE EMPAT : Jumlah rekomendasi dan masukan litbang Sumberdaya Laut dan
Pesisir (paket/buah)
IKU ini didefinisikan sebagai hasil kegiatan litbang (dari output rekomendasi
kebijakan KP) yang berisibahan pertimbangan masukan, serta opsi kebijakan dan
analisis dampak berdasarkan hasil kegiatan penelitian untuk digunakan sebagai bahan
kebijakan. Teknik menghitungnya yaitu ∑=jumlah hasil litbang KP dari output
Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan oleh P3SDLP. Capaian IKU ini adalah:
Tabel 11. Capaian IKU 4
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Jumlah rekomendasi dan masukan
litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir
(paket/buah)
13 13 13 100
34
Inisiatif strategis yang mendukung IKU tersebut adalah :
NO JUDUL KEGIATAN TARGET/ OUTPUT
OUTPUT KEGIATAN
1. Analisis Karakteristik Dimensi Ekologi untuk menunjang pengelolaan Pulau-Pulau Kecil terluar di Nunukan
1 Laporan - Perairan Nunukan sangat sesuai untuk area budidaya rumput laut khususnya untuk jenis Eucheuma sp., karena Distribusi nitrat dan logam berat masih dalam batas yang bisa di-toleransi oleh lingkungan; Kecepatan arus 20 – 40 meter/menit, bahkan sampai berkisar 50 cm/dt; Pada waktu surut yang masih digenangi air sedalam 30 – 60 cm; pH antara 7,3 – 8,2; Suhu air laut berkisar antara 27 – 300C; Salinitas antara 30 – 37 permil, denga salinitas optimum 33 permil;
- Sebaran indeks vegetasi pada tahun 2016 menunjukkan data kepadatan vegetasi mangrove yang sangat rendah.
2. Perencanaan dan Daya Dukung Wilayah Pesisir Berbasis Budidaya Laut di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat
1 laporan - Hasil dari analisis dari daya dukung lingkungan di lokasi penelitian Sekotong, Lombok masih memiliki kondisi perairan yang baik untuk dikembangkan menjadi daerah budidaya;
- Aktivitas budidaya laut belum melampaui kapasitasnya namun pemanfaatan sumber daya yang ada belum optimal, sehingga perlu adanya pengembangan aktivitas budidaya laut dengan tetap memperhatikan batasannya;
- Diperlukan adanya kebijakan ataupun guideline terkait pengembangan aktivitas budidaya laut. terutama terkait batasan-batasan sejauh mana pengembangan budidaya laut dapat dilakukan oleh perusahaan maupun kelompok masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan budidaya laut tetap dapat terlaksana, namun dapat diawasi dan dikontrol agar tidak melebihi kapasitas yang ada;
- Rencana pembangunan pelabuhan baru perlu perencanaan yang lebih lanjut begitu pula dengan pengembangan aktifitas pariwisata mengingat pengaruhnya nanti yang akan mengurangi daya dukung di daerah tersebut. Pembangunan diusahakan dapat dilakukan dengan tetap mempertimbangkan keberlanjutan.
3. Model Tata Kelola Tambak Garam Rakyat
1 laporan - Pemilik tambak dapat menerima dan mudah memahami konsep penerapan desain layout tambak meskipun terdapat beberapa informasi yang menurut mereka baru
35
diketahui maupun beberapa aspek yang sudah lama dikenal/diketahui namun tidak dipahami maksud atau alasannya;
- Proses produksi garam menggunakan model yang telah dikaji optimasinya tersebut dapat menghasilkan lebih dari 120 ton per hektar per musim (3,5-4 bulan) dengan kualitas K1. Sehingga pendapatan per musim dari 1 hektar tambak tidak kurang dari 72 juta jika harga perkilo Rp 600,-.
- Model ini dapat menghindarkan petambak mem-fungsikan kolam kristalisasi sebagai condenser sehingga kualitas garam meningkat karena ikutan pengotor (impurities) gypsum jauh berkurang.
- Penerapan model ini akan diperkuat dengan menghitung masukan (intake) debit ideal air tua yang dikombinasi dengan laju evaporasi air di setiap tahapan proses, sehingga diharapkan dapat ditentukan pola pengaturan debit air tua yang akan membuat sistem bekerja dengan sendirinya.
4. Kajian Daya Dukung Sumberdaya Laut untuk Perencanaan Kawasan Budidaya Laut di Perairan Teluk Saleh
1 laporan - Hasil analisis spasial terhadap kesesuaian kawasan untuk budidaya laut di Perairan Kab. Dompu berhasil ditentukan kawasan yang sesuai untuk budidaya rumput laut dengan luas sekitar 72.515 Ha atau 99,49 % dan kawasan yang sesuai untuk KJA dengan luas sekitar 72.831 Ha atau 99,93% dari luas total wilayah kawasan pengembangan;
- Hasil pengukuran kualitas air yang dilakukan di lokasi penelitian, menunjukan terdapat beberapa parameter yang masih melebihi baku mutu untuk budidaya laut seperti nilai fosfat dan nitrat. Kondisi tersebut diduga akibat dari aktivitas perekonomian oleh masyarakat sekitar yang menghasilkan limbah ke perairan, yang dibuktikan dengan nilai parameter tersebut diatas baku mutu di stasiun penelitian yang berlokasi dekat dengan muara sungai;
- Kondisi ekosistem pesisir meliputi mangrove, lamun dan terumbu karang berada pada kondisi cukup baik dengan indeks keseragaman mangrove bernilai 0.68 berarti keseragaman sedang dan ditemukan dua spesies mangrove yaitu rhizophora stylosa dan rhizophora apiculata. Indeks keseragaman lamun bernilai 0.82 yang berarti keseragaman tinggi dan ekosistem berada dalam kondisi stabil serta ditemukan tiga spesies lamun yaitu enhalus acroides,
36
cymodocea rotundata, dan halodule ovalis. Indeks keseragaman terumbu karang sebesar 3.44 yang berarti keseragaman tinggi dan kondisi ekosistem yang stabil serta ditemukan enam lifeform yaitu coral massive, coral submassiv, coral folios, acropora branching, coral encrusting, dan coral mushroom di lokasi penelitian;
- Hasil pendugaan daya dukung budidaya KJA dapat diketahui bahwa daya dukung perairan untuk KJA dengan komoditas ikan kerapu adalah sebesar 9,9 – 16,68 ton ikan. Apabila 1 keramba diisi dengan 200 ekor ikan maka keramba yang dapat dibangun sebanyak 50 – 84 buah keramba;
- Hasil pendugaan daya dukung budidaya Rumput Laut untuk nilai produksi pada unsur N relative tinggi 0.7 ton/th, dengan masa panen selama 7 kali, dengan penggunaan unit long line sebanyak 3 unit, melalui luas ruang perairan 0.4 ha;
- Hasil kesimpulan ini sebagai rekomendasi tahap awal dan acuan dalam pertimbangan pengambilan kebijakan pengelolaan kelautan dan perikanan di Kabupaten Dompu dan perlu untuk dilakukan penelitian lanjutan.
5. Analisis Potensi Ekosistem Pesisir di Teluk Bone
1 laporan Laju Perubahan Luas tutupan mangrove pada zona selatan pada periode tahun 1989 ke 2016, cukup signifikan yaitu mencapai 3.62 Ha/thn; Dari kondisi fisik, kerusakan terumbu karang terjadi akibat tindakan DF (bom dan bius ) dan sedimentasi; Laju perubahan penutupan karang berkisar 2.91 Ha/Tahun; Melakukan manajemen limbah dengan menekan masukan limbah antropogenik ke perairan sebesar 10%. Daya dukung perairan dapat dijadikan acuan dalam pengambilan kebijakan pngembangan budidaya rumput laut; Untuk mengetahui fluktuasi optimum biocapacity dengan skenario pengelolaan menekan limbah 10% akan menghasilkan biocapacity perairan yang paling tinggi
6. Kajian Potensi Pencemaran Laut di Perairan Pulau Bintan
1 laporan - Melakukan koordinasi dan diskusi dengan Sampel Tar Minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 diindikasikan adalah berasal dari crude oil.
- Sampel Tar Minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 menunjukkan kesamaan karakteristik dan genetik asal batuan sumber.
37
- Kromatogram GC memberikan indikasi bahwa material organik pembentuk minyak diendapkan di lingkungan anoksik – suboksik.
- Biomarker sterana m/z 217 dari GCMS menunjukkan bahwa kontribusi bahan organik yang terkandung pada minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 berasal dari ganggang (algae) yang diendapkan pada lingkungan lakustrin dengan kondisi anoksik.
- Distribusi Biomarker triterpana m/z 191 dari GCMS menunjukkan tidak adanya kontribusi tumbuhan darat dan dengan adanya kelimpahan Gamacerana mengindikasikan bahwa senyawa asal pembentuk minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 diendapkan di lingkungan lakustrin .
- Paramater kematangan termal dari fraksi saturat menunjukkan bahwa minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 mempunyai tingkat kematangan yang cukup tinggi.
7. Optimallisasi kajian teknologi spray dryer untuk pengeringan magnesium hidroksida
1 laporan - Jika pemerintah Indonesia memang berkomitmen dalam mewujudkan tujuan penelitian ini, dimana Indonesia sanggup memproduksi garam magnesium sendiri dalam memenuhi kebutuhan farmasi dalam negeri. Niscaya perekonomian Indonesia akan meningkat terutama masyarakat pesisir pantai khususnya para kelompok petani tambak garam. Hal ini dikarenakan memiliki 2 produk yang dapat dijual, yang pertama adalah garam konsumsi (NaCl) yang diperoleh melalui proses pengeringan tradisional dan yang kedua adalah garam magnesium [Mg(OH)2] dengan mengolah air limbah pembuatan garam menggunakan teknologi modern;
- Melalui spray dryer proses pengeringan garam magnesium akan lebih cepat dan hasil produksi lebih banyak. Memang teknologi spray dryer membutuhkan biaya yang begitu besar, akan tetapi harga jual garam magnesium yang begitu besar jika dibandingkan dengan harga garam konsumsi.
8. Kajian Potensi Sumber Daya Arkeologi Maritim di Perairan Pulau
1 laporan - Terdapat 3 lokasi di Kawasan Perairan Pulau Laut, Natuna yang merupakan wilayah terdepan NKRI berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan
38
Laut, Natuna pemanfaatan sumberdaya arkeologi maritim berkelanjutan yang dipadu dengan keindahan ekosistem bawah lautnya dalam kerangka konsep Taman Bawah Laut Eko-Arkeologi (Marine Eco-Archaeological Park).
- Lokasi tersebut adalah Kawasan Perairan Karang Panjang ( 20 ), Karang Kie (16) dan Kawasan Perairan Pulau Sekatung (15), sementara itu satu lokasi yaitu lokasi kapal kayu masih belum dapat di analisis dikarenakan tidak cukupnya data pendukung
- Konsep ini diusulkan dapat berjalan selaras dengan rencana pengembangan wilayah Natuna oleh KKP dan Presiden RI.
9. Penyusunan Basis
data Laut dan Pesisir di Tanimbar
1 laporan - Hasil dari kegiatan ini adalah dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang) yang siap digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline) oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir.
- Parameter dari dataset pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks kondisi terumbu karang, dan keanekaragaman hayati.
10. Penyusunan Basis data Laut dan Pesisir di Biak
1 laporan - Hasil dari kegiatan ini adalah dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang) yang siap digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline) oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir.
- Parameter dari dataset pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks kondisi terumbu karang, dan keanekaragaman hayati.
11. Penyusunan Basis data Laut dan Pesisir di Rote
1 laporan - Hasil dari kegiatan ini adalah dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang) yang siap digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline) oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir.
- Parameter dari dataset pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks kondisi terumbu karang, dan keanekaragaman hayati.
39
12. Kajian Interaksi Laut Atmosfer terhadap Karakteristik Hidrodinamika Perairan Selatan Jawa untuk Sistem Informasi di Sentra Nelayan
1 laporan - Suhu permukaan laut di perairan selatan jawa pada kurun waktu Agustus – Oktober 2016 cenderung mengalami kenaikan;
- Suhu permukaan laut tidak berbeda jauh dengan suhu udara bulanan yang tercatat pada kurun waktu yang sama;
- Kecepatan pergerakan arus pada kurun waktu Agustus – Oktober mengalami penurunan dengan arah arus dari Tenggara menuju Barat Laut.
13. Kajian Dampak Pengembangan NCICD pada Desain Hijau Tanggul Laut Jakarta
1 laporan - Keberadaan hutan mangrove (topografi/batimetri dan tegakan pohon) mereduksi secara signifikan energi
mengurangi ongkos konstruksi tanggul beton di belakangnya;
- Keberadaan pulau reklamasi akan mengubah karakteristik perairan hutan mangrove Angke;
- Kondisi lingkungan perairan di sekitar hutan mangrove harus diperbaiki untuk menjamin keberlangsungan konsep “tanggul hijau”
- Rekomendasi Pokja Reklamasi Teluk Jakarta; - Kerjasama penelitian terjalin Judul:
Investigasi pengurangan dampak kerusakan pantai dengan hutan bakau melalui pemodelan numerik, Mitra: Telkom University Bandung (hingga 2018).
14. Analisis Kebijakan dan Kajian Khusus Pengelolaan Sumberdaya Laut dan Pesisir
1 laporan a. Analisis Kebijakan Reklamasi Pulau C, D, dan G di Teluk Jakarta : - Segera membuat alur antara Pulau C dan
D, membangun tanggul di Pulau C, melakukan pengerukan sedimen di selatan Pulau C dan D, dan membuat kanal di kawasan mangrove agar suplai air laut tidak terganggu.
- Memperlebar jarak antara Pulau G dengan daratan, sekurang-kurangnya 700 meter dari titik surut terendah agar tidak mengganggu aktivitas nelayan, mengurangi laju sedimentasi, dan tidak mengganggu proses perawatan pipa bawah laut serta operasional PLTU/PLTGU Muara Karang.
b. Blue Carbon: - Pembahasan aspek sains dan kebijakan
dalam penyusunan rekomendasi akan dilanjutkan pada agenda selanjutnya.
c. Coral Bleaching Alert System (CoBAS) - Upaya pengurangan pemutihan terumbu
40
karang dengan mengoptimalkan INA GOOS/NODC dan kemampuan prediksi parameter oseanografi Balitbang KP.
- Proses penyusunan bahan rekomendasi akan dilaksanakan minggu ke dua bulan desember.
d. Perpres Litbang Pesisir dan Laut turunan UU No 27/2007 jo UU No 1/200.
5) IKU KE LIMA : Jumlah data dan informasi ilmiah Litbang Sumberdaya Laut dan
Pesisir (paket).
IKU ini didefinisikan sebagai data informasi hasil penelitian yang telah disusun
dalam bentuk paket informasi (hasil pengolahan dan analisis data). Teknik
menghitungnya yaitu Jumlah data dan informasi yang sudah disampaikan secara resmi
oleh Kepala P3SDLP. Capaian IKU ini adalah :
Tabel 12. Capaian IKU 5
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Jumlah data dan informasi ilmiah Litbang
Sumberdaya Laut dan Pesisir (paket) 26 26 26 100
Kegiatan yang mendukung IKU tersebut adalah :
NO JUDUL KEGIATAN TARGET/ OUTPUT
OUTPUT KEGIATAN
1. Kajian Karbon Biru Ekosistem Pesisir Pada Kawasan Konservasi dan Rehabilitasi
1 laporan - Lokasi Penelitian Kab. Berau, Karimunjawa, Pati dan Indramayu
- Terdapat perbedaan simpanan karbon pada kawasan konservasi dan rehabilitasi.
- Simpanan terbanyak terdapat pada sedimen kemudian biomass atas dan terkahir biomass bawah.
- Kualitas perairan secara umum masih baik untuk menunjang kehidupan vegetasi pesisir, namun demikian di beberapa lokasi perlu mendapat perhatian lebih.
- Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mekanisme pembangunan bersih (Clean Development Mechanism) untuk mengantisipasi perubahan iklim global; sebagai bahan untuk penyusunan kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan perubahan iklim serta penyelenggaraan konservasi di wilayah pesisir.
41
2. Riset Geodinamika dan Lingkungan Perairan Pesisir dan Laut
1 laporan - Kualitas Perairan Karimunjawa masih dalam kondisi yang baik.
- Pengelolaan sampah di karimunjawa masih belum terpadu, sehingga dikhawatirkan sampah akan mencemari lingkungan dengan cepat.
- Air tanah sudah mengalami penurunan kualitas, sehingga tidak dapat langsung digunakan sebagai air minum.
- Rawa-rawa diduga sebagai penyebab intrusi air laut menjadi semakin parah.
- Diperlukan percepatan pembangunan embung dan tempat pembuangan akhir sampah untuk menjaga kualitas lingkungan terutama air tanah.
- Diperlukan pembuatan sumur resapan dan septic tank di setiap rumah untuk menjaga kualitas air tanah.
- Pada tahun 2016 telah dilakukan pemantauan kinerja dan pengolahan data sensor pengukur kualitas air yang terpasang di 5 pelabuhan perikanan, yaitu Bitung, Kendari, Pare-pare, Lamongan dan Bintan. Hasil pemantauan menunjukkan sensor di Kendari mengalami kendala teknis, yaitu surut yang terlalu rendah, sehingga harus dilakukan pemindahan lokasi yang sesuai syarat teknis. Sensor di Bintan mengalami kendala pencemaran lokal dikarenakan adanya perubahan peruntukan lahan di dekat sensor terpasang sehingga juga dilakukan pemindahan lokasi. Pemindahan lokasi sensor kualitas air yang terpasang di lokasi Kendari dan Bintan telah dilakukan dengan tetap berfokus pada tujuan awal, yaitu pemantauan kesehatan perairan;
- Hasil pengolahan data yang telah terekam sejak Desember 2015 menunjukkan variasi yang cukup dinamis pada skala harian, mingguan maupun bulanan. Pada skala bulanan secara umum untuk semua lokasi menunjukkan parameter pH dan suhu yang naik, dan elevasi permukaan air, oksigen terlarut dan salinitas yang turun. Namun demikian penilaian akhir apakah hal ini disebabkan karena suatu fenomena lingkungan/ iklim ataukah adanya sebab teknis dari sensor terpasang masih perlu pendalaman lebih lanjut.
3. Situs Pembaharuan Titik Situs Kapal Karam Bersejarah
1 laporan - 65 titik terindikasi keberadaan situs kapal karam bersejarah 7 titik telah diverifikasi dengan penyelaman;
42
di kawasan Perairan Bangka-Belitung
- 3 sampel artefak pada Situs Berlian –Beltim diidentifikasi dari masa Dinasti Sung ( 960 – 1279 M - Ming ( 1368 – 1424 M);
- Situs kapal karam di Perairan Bangka Belitung sebagian besar terkubur pada kedalaman 25 – 40 m;
- Situs-situs berasal dari masa Sriwijaya awal yang semasa dengan masa Dinasti Tang (Cina Kuno awal abad 7) hingga masa Kolonial dan Perang Dunia II;
- Pelestarian in situ merupakan pilihan utama untuk melestarikan nilai sejarah dan budaya maritim yang tersimpan pada situs, namun ekskavasi merupakan pilihan terakhir jika situs terancam oleh faktor alam dan perusakan dari kegiatan illegal ekskavasi dan treasure hunter.
4. Kajian Hidrodinamika Perairan Indonesia dan Dampaknya Terhadap Ekosistem Laut
1 laporan - Selama ekspedisi oseanografi, beberapa fenomena penting di sepanjang Selat Makassar hingga ke Lombok dapat terlihat dengan jelas dari hasil CTD-casting, antara lain kedalaman dimana salinitas dan konsentrasi klorofil-a maksimum, transformasi karakteristik massa air pascamelewati Labani Channel, dan karakteristik massa air NPSW dan NPIW di Selat Makassar.
- Data temperatur dan salinitas terhadap kedalaman dan waktu di sub-surface mooring M1 di ujung utara Selat Makassar dan L1 di Selat Lombok dapat menunjukkan dengan jelas keberadaan gelombang internal dan upwelling/downwelling di Selat Makassar dan Lombok.
- Hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dikombinasikan dengan pemodelan numerik oseanografi dirasa sudah mencukupi untuk dapat membuat analisis terkait kondisi hidrodinamika di Selat Makassar dan dampaknya pada ekosistem laut.
- Recovery subsurface mooring di Labani Channel harus diagendakan di 2017 untuk melengkapi data hidro-oseanografi di Selat Makassar.
- Telah disusun Laporan Ekspedisi Oseanografi Indonesia Bagian Timur Leg ke-3.
5. Analisis Sumberdaya Kelautan di WPP 712, 715 dalam
1 laporan - Membuat desain awal integrasi antara data BALITBANG KP dengan data dari PSDKP dan DJPT untuk pengelolaan sumberdaya berkelanjutan.
43
Rangka Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
- Menganalisa data VMS Kapal dari PSDKP dan data kesuburan perairan dan data pergerakan migrasi ikan tuna di WPP 712 dan 715.
- Rekomendasi desain integrasi Balitbangkp, PSDKP dan DJPT untuk pemantauan dan pengawasan sumberdaya kelautan di WPP 712 dan 715.
6. Kajian Perubahan Monsun di Perairan Indonesia (MOMSEI)
1 laporan - Besaran arus di selat Karimata dipengaruhi oleh Laut Tiongkok Selatan yang dipengaruhi oleh angin monsun
- Kontribusi selat Sunda ke laut Jawa - Besaran arus di samudera Hindia selatan
Jawa mengikuti perioda musim (intra-seasonal), yang puncaknya terjadi dua kali pada bulan Feb-Mar dan Juli-Agustus
7. Analisis Karakteristik Sumber Daya Laut Dalam di Kawasan Samudera Hindia Perairan Selatan Jawa – Lombok
1 laporan - Direvisi menjadi kegiatan kajian berbasis pengolahan data dan analisis sampel hasil BENTHIC Cruise 2014 yang belum semua berhasil diselesaikan;
- Luarannya adalah analisis terhadap contoh inti sedimen dasar laut dalam dan air laut Perairan Barat Sumatera terkait fenomena perubahan iklim (paleoklimat); data dan informasi untuk karakteristik sumberdaya dasar laut dalam sebagai basis data Peta WPP NRI 572;
- Sampel inti sedimen dapat menjadi proxy bagi pengungkapan fenomena iklim kelautan dan perubahan lingkungan global menuju pendekatan paleklimat. Namun, dukungan kontinuitas kegiatan dari berbagai instansi yang terlibat di dalamnya (P3SDLP-KKP, P3GL-KESDM, dan P2G-LIPI) sangat diharapkan, mengingat masih banyak sampel inti sedimen yang belum dianalisis lebih lanjut.
8. Penyusunan Basisdata Laut dan Pesisir di Tanimbar, Biak dan Rote
1 laporan - Hasil dari kegiatan ini adalah dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang) yang siap digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline) oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir.
- Parameter dari dataset pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks kondisi terumbu karang, dan keanekaragaman hayati.
9. Kajian Dinamika Laut untuk mendukung Pemetaan Potensi
1 laporan - Kondisi Oseanografi P. Lirang memeliki dasar perairan mencapai 2800 Meter, Karakteristik pasut adalah Mixed tide prevailing semidiurnal, suhu permukaan 26-
44
Sumberdaya Kelautan
30 derajat selcius, TSS 0-77mg/l, pH permukaan 7,20-8,80, Salinitas 30,7-33,5 , Nitrat 0,072 mg/l, phosfat0,015 mg/l, silikat 0,041 – 0,223 mg/l. terdapat 3 kelas Fitoplankton 32 Spesies Makroxoobenthos. Dari hasil penelitian telah dihasilkan peta tematik kondisi oseanografi peta Kondisi Oseanografi perairan Pulau Lirang masih sangat baik dan berada dalam kisaran Baku Mutu Air Laut.
- Ekosistem Pesisir P.Lirang memliki beberapa spesies mangrove, 9 jenis lamun, dan tipe terumbu karang tepi ( fringing reef ) dengan rata lebar dari daratan 1 km dan hampir mengelilingi pulau dan berdasarkan hasil kegiatan penelitian kondisi mangrove, lamun dan terumbu karang kondisi ekosistem masih dalam keadaan sangat baik.
- Potensi Sumberdaya Berdasarkan peta kelayakan sumberdaya yang dihasilkan maka Perairan Pulau Lirang memiliki potensi sumber daya kelautan yang layak untuk dikembangkan yaitu berupa perikanan tangkap, budidaya ikan dengan karamba jaring apung dan budidaya rumput laut hal ini didukung oleh kondisi kualitas perairannya yang masih sangat baik dari hasil pengukuran yang telah dilakukan.
10. Analisis Sebaran Kapal Ikan di Zona Penangkapan Ikan
1 laporan - Frekuensi kemunculan daerah potensi dilambangkan dengan warna, dimana warna biru menunjukkan frekuensi kemunculan <5, warna kuning antara 5-10 dan warna merah >10 kali. Hasil ini diperoleh dengan menggunakan data PPDPI selama 3 tahun. Pada peta tersebut terlihat bahwa terdapat beberapa lokasi dibagian tengah WPPNRI 711, dibeberapa bagian wilayah barat dan diwilayah selatan bernilai >10. Kadar unsur zat hara diperairan dekat dengan daratan umumnya lebih tinggi daripada peraiarn Laut Natuna bagian tengah. Pola arus musiman dan aliran sungai dari daratan Pulau Bangka, Pulau Sumatera di bagian barat serta aliran sungai dari Sungai Kapuas (dari daratan Kalimantan) di bagian timur juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi variabilitas konsentrasi nilai klorofil-a di perairan WPP-RI 711 (Nababan dan Simamora, 2012). Uji akurasi PPDPI dengan menggunakan data Radarsat-2 menunjukkan bahwa secara rata-rata, tingkat akurasi PPDPI berada pada kisaran
45
40,27%. - Validasi data Radar dengan menggunakan
GPS tracker menunjukkan bahwa hanya 3 dari 10 (30%) kapal yang dilengkapi dengan GPS tracker yang mampu diidentifikasi dari data radar, sedangkan dari validasi ukuran kapal menunjukkan bahwa hasil analisis radar over-estimate antara 7,5-8 m dari panjang kapal yang sebenarnya.
- Berdasarkan data radar pada tanggal 25 Oktober 2016, terdapat 110 kapal yang dapat dikategorikan ilegal sehingga potensi kerugian ekonomi yang terjadi adalah US $ 7797.71
11. Adaptasi Ekosistem Pesisir Terhadap Perubahan Lingkungan
1 laporan - Berdirinya stasiun monitoring hutan mangrove di Nusa Lembongan, dengan 9 benchmark untukpengukuran elevasi dengan metode RSET-MH;
- Respon ekosistem mangrove terhadap perubahan lingkungan dapat diperlihatkan oleh tingkatproduktivitas (pertumbuhan mangrove) dan proses geomorfologi yang terjadi (perubahanelevasi dan sedimentasi);
- Pertumbuhan karang massive (Porites) dan analisis konsentrasi logam berat yang terkandung didalamnya dengan alat ICP-OES dapat menggambarkan respon karang terhadap perubahanlingkungan.
12. Prakiraan Derah Penangkapan Ikan di Wilayah Pesisir
1 laporan - Telah dilakukan penyusunan algoritma SPL dan klorofil-a di lokasi penelitian;
- Kedua lokasi penelitian memberikan hasil algortima yang berbeda, baik untuk parameterSPL maupun klorofil-a. Hal ini menunjukkan setiap perairan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga diperlukan kajian dan perlakuan yang berbeda pula. Hasil evaluasi algoritma SPL dan klorofil-a menunjukkan nilai korelasi yang tidak terlalu tinggi dan nilai error yang relatif masih besar. Hal ini dimungkinkan karena ketersediaan jumlah dataset yang sangat sedikit, khususnya untuk variabel klorofil-a. Karakteristik Landsat 8 yang sangat dipengaruhi oleh liputan awan (cloud covered) menjadi tantangan saat melakukan pengambilan data lapangan;
- Telah diterbitkan 1 karya tulis ilmiah (IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 47 (2016) 012010, doi: 10.1088/1755-1315/47/1/012010)
- Telah disusun 4 draft karya tulis ilmiah.
46
13. Validasi Daerah Potensial Penangkapan Ikan
1 laporan - Validasi PPDPI dengan metode experimental fishing pada periode musim timur dari 4 titik tangkapan diperoleh 1 titik bertampalan dengan daerah penangkapan, 2 titik bertampalan dengan daerah potensi penangkapan dan 1 titik tidak bertampalan keduanya.
- Nilai persen Validasi PELIKAN Cakalang dengan metode experimental fishing pada periode musim timur sebesar 48,8 %;
- Informasi oseanografi yang didapatkan di daerah penelitian pada saat muson tenggara adalah SPL 29 – 29,5 oC, konsentrasi klorofil maksimum di kedalaman 45 – 50 m sebesar 0,66 -0,88 mg/m3, Salinitas permukaan 33,72 – 33,86 psu dengan nilai salinitas maksimum di kedalaman 5—60 m berkisar 34,2 psu. Konsentrasi nitrat 0,004 – 0,014 mg/L, Fosfat 0,002 – 1,011 mg/L, Silika 0,016 – 0,027 mg/L;
- Validasi baru bias mewakili waktu sesaat saja yaitu muson timur dan perlu dilakukan validasi di muson baratlaut dengan memperbanyak jumlah titik experimental fishing sehingga dihasilkan nilai akurasi yang lebih akurat;
- Telah di Semnaskan jumlah KTI di UNDIP 12 November 2016.
14. Operasional Oseanografi untuk Prediksi Dinamika Laut
1 laporan Hasil validasi menunjukkan prediksi model operasional mempunyai kesesuaian yang baik dengan hasil pengukuran di perairan Laut Banda. Hal ini ditunjukkan dengan kesamaan profil variabel terhadap kedalaman serta perbedaan nilai variabel yang tidak signifikan antara data model dan pengukuran. 1. Pada monsun timur, hasil prediksi model
operasional mengindikasikan adanya upwelling di perairan Laut Banda, terutama di bagian timur. Dari aspek fisik, adanya air laut yang lebih dingin dan lebih asin di lapisan permukaan pada periode monsun timur menunjukkan naiknya massa air laut dengan densitas tinggi dari kedalaman. Fenomena ini dikonfirmasi oleh hasil prediksi variabel biogeokimia yang menunjukkan peningkatan konsentrasi nutrien (amonia, nitrit, fosfat, dan silikat), klorofil, dan plankton pada periode yang sama. Tingkat kesuburan perairan yang lebih tinggi sebagai efek dari adanya upwelling terlihat pada tingginya produktivitas primer bersih hasil
47
perhitungan model. 2. Informasi mengenai karakteristik dan
dinamika kondisi fisik dan biogeokimia di perairan Laut Banda secara umum dapat diketahui melalui hasil operasionalisasi model numerik INDO12. Data prediksi model operasional INDO12 di WPP-RI 714 dapat digunakan sebagai representasiyang mendekati kondisi fisik dan biogeokimia laut yang sebenarnya.
15. Validasi Aplikasi INDESO
1 laporan - Berdasarkan metode pembobotan weight sum rangking dengan parameter jarak dan ukuran kapal yang digunakan, didapatkan persentase (%) kesesuaian korelasi echo SAR dan data kapal VMS-AIS mencapai 76,58 % yang dapat diproses secara otomatisasi;
- Penelusuran suspect polluter dengan memanfaatkan trajectory data AIS, klasifikasi tipe tumpahan minyak, dan ekstrapolasi linier posisi kapal dapat digunakan untuk menduga suspect polluter di lapangan;
- Pendekatan model oil spill dengan software MIKE 21, dapat diketahui oil spill trajectory sehingga dapat mempermudah dalam melakukan pengendalian di lapangan.
16. INDESO Join Ekspedition Program
1 laporan - Dapat diinformasikan terdeteksi rumpon yang ditemukan saat cruise sesuai dengan koordinatpengamatan ECDIS pada kapal Baruna Jaya VIII. Namun menjadi perhatian karena rumpon tersebut diluar zona yang ditentukan dan diizinkan.
- Dari hasil penelitian didapatkannya kapal kargo yang menggunakan AIS (automatic Idendtification System dalam frame radar menuju arah selatan keluar dalam frame pengamatan. Namun dalam konfirmasi Operator stasiun bumi satelit radar INDESO keberadaan kapal tersebut belum dapat dipastikan ketepatan posisinya.
- Data model biogeokimia INDESO yang digunakan adalah konsentrasi klorofil nanofitoplankton harian hasil perhitungan dari Pelagic Interaction Scheme for Carbon and Ecosystem Studies (PISCES) versi 3.2 yang digabungkan dengan model hidrodinamika dari sistem OPA (Océan Parallélisé)/NEMO (Nucleus for European Modelling of the Ocean) dengan resolusi 1/120 atau 8 km (INDESO Team, 2015).
- Rata-rata konsentrasi klorofil-a harian di Laut Maluku untuk tanggal 7 (kiri), 8 (tengah), dan 9 (kanan) September 2016
48
dari model biogeokimia INDESO. - Data–data survey in situ sudah terkumpul
termasuk data radar INDESO dan running data sedang berjalan.
17. Kajian Fenomena Bono dan Pemanfaatan Pasir Bono Terhadap Potensi Abrasi di Kampar, Riau
1 laporan - Selama kurun waktu 61 tahun alur Sungai Kampar berubah secara signifikan (Gambar 2), dari tahun 1955 hingga 1990 wilayah Teluk Meranti dan pulau Muda menjadi wilayah yang sangat sering terjadi perubahan dengan area abrasi seluas 82.65 Ha dan akresi seluas 44.7 Ha, pada tahun 1990 hingga 2007 luasan wilayah abrasi seluas 22.84 Ha dan wilayah akresi seluas 17 Ha. Perbandingan luasan wilayah akresi dan abrasi mulai berubah sejak maraknya penambangan pasir Bono (Dinas ESDM Kab. Pelalawan, 2009), pada jangka waktu tahun 2007 hingga 2010 wilayah abrasi menjadi 10.38 Ha dan sedimentasi seluas 6.65 Ha dan pada tahun 2010 hingga 2016 wilayah abrasi lebih menurun dan mencapai 2.48 Ha dan wilayah akresi 8.38 Ha, pada periode 2010-2016 sudah jarang ditemukan penambangan pasir di Sungai Kampar, perubahan wilayah terabrasi dan terakresi terjadi karena terjadi ketidaksetimbangan transport sedimen dan perubahan morfologi dasar perairan akibat penambangan pasir, secara langsung juga mengancam dari keberadaan bono itu sendiri. Menurut Chanson (2001) proses hydro-sedimentary dipengaruhi oleh proses fisik (penjalaran Bono) yang menyebabkan adanya wilayah terabrasi dan terakresi.
- Debit sungai Kampar diukur oleh BWSS III Sumatera di dua stasiun, yaitu stasiun Lipat Kain (Kampar Kiri) dan stasiun Danau Bingkuang (Kampar Kanan). Pengukuran debit dilakukan dengan memantau ketinggian muka air sungai harian. Dengan konsep kekekalan massa dan asumsi kecepatan arus sungai tetap maka debit air di muara sungai kampar dapat dilihat dari ketinggian muka air sungai. Data batimetri sungai Kampar diukur pada bulan April 2016 dan diasumsikan sebagai kondisi normal dalam penelitian ini. Debit rata-rata sungai Kampar pada bulan April 2015 adalah 511,69 m3/detik. Sedangkan pada bulan Desember 2015 adalah 909,84 m3/detik. Perubahan tersebut merubah ketinggian muka air di muara sungai Kampar sekitar 1 m (hasil perhitungan). Berdasarkan hasil
49
tersebut, dilakukan simulasi untuk melihat pengaruh perubahan debit sungai terhadap Bono yang terbentuk dengan cara merubah ketinggian muka air sungai dari kondisi normal. Simulasi dilakukan dengan menaikkan ketinggian muka air sebanyak 0,5 m dan 1 m dari kondisi normal.
18. Kajian Kerentanan Pesisir di Pantai Timur Pangandaran
1 laporan a) Kerentanan Pantai Timur Pangandaran Hasil dari pemetaan di lapangan untuk langkah; 1) Indicative Mapping memberikan gambaran bahwa pesisir bagian timur dan barat Pangandaran terdiri dari pantai berpasir dan berbatu, 50% dari wilayah tersebut semi-terpapar oleh gelombang dengan hinterland didominasi oleh perbukitan. 2) Regional Assessment menunjukkan bahwa zona berm dimanfaatkan untuk pemukiman, ukuran butir berkisar antara lower medium sampai lower coarse sand, dan morfodinamika pesisir terbagi ke menjadi Dissipative, Intermediate dan Reflective. 3) Site-specific Assessment, rata-rata ketinggian berm adalah 0.41 m, fitur beach face berupa lahan kosong, tinggi gelombang berkisar antara 0 - 0.512 m, kemiringan surfzone berada paling banyak pada kelas 0 - 2.9% (datar), dan batimetri berkisar antara 2 - 51 m (dangkal). 4) Social Vulnerability and Risk Assessment yang diperoleh dari pengamatan lapangan dan citra google earth menunjukkan hampir sebagian besar wilayah pantai barat dipadati oleh perumahan penduduk dan fasilitias wisata, sedangkan di pantai timur hanya sebagian kecil perumahan penduduk dan beberapa fasilitas umum yang terdapat di sepanjang pesisir.
b) Simulasi Tsunami Pantai Pangandaran Skenario 1: Pembangkitan gelombang sama dengan tsunami Pantai Selatan Jawa 2006, dihasilkan gelombang maksimum > 6 m di kawasan pantai, namun di sebelah timur tsunami lebih tinggi untuk pantai yang topografinya menyempit. Skenario 2: Sumber gempa berada 30 km ke selatan pantai Pangandaran. Ketinggian maksimum di garis pantai barat mencapai 6.30 m sedangkan di pantai timur mencapai 7.42 m. Untuk kawasan pembangunan PIAMARI run-up tsunami mencapai 7.92 m dengan jarak genang 600 m dari garis
50
pantai (koordinat: 108.674, -7.680). Skenario 3: Terdapat greenbelt berupa hutan pantai dengan luas 5500 m X 150 m sebagai skenario mitigasi tsunami, yang terletak di area pembangunan PIAMARI dan sekitar. Pemodelan menunjukkan bahwa tsunami merabat paling jauh sekitar 540 m dari pantai dengan run-upnya sebesar 7.18 m, dimana reduksi tsunami kurang dari 1 m
c. Sumber Daya Air Tawar Ketiga titik pengukuran yang tegak lurus garis pantai (Selatan – Utara) menunjukkan bahwa air tawar diperoleh pada kedalaman <15 – 20 m. Sedangkan 4 titik pengukuran yang sejajar garis pantai yang menunjukkan bahwa air tawar diperoleh pada kedalaman cukup dangkal, <14 – 15 m.
19. Analisis Karakteristik Hidro-Oseanografi dan Dinamika Pesisir di Kecamatan Sayung, Demak
1 laporan a) Perubahan tata guna lahan di Kecamatan Sayung dan sekitarnya yang diakibatkan oleh pertumbuhan dan pemukiman serta pembangunan Kecamatan Sayung dalam dekade terakhir menyebabkan banyaknya material erosi yang tergerus ke arah laut lepas. Hasil analisis material sedimen menunjukkan bahwa morfologi daerah Kecamatan Sayung dan sekitarnya berupa bentang alam yang dikontrol oleh endapan alluvial. Litologi penyusun dari daerah pengamatan didominasi oleh sedimentasi lanau hingga lempung.
b) Gelombang dominan dan maksimum yang terjadi di Kecamatan Sayung berasal dari arah tenggara, barat laut dan utara. Scatter plot yang terbentuk dari pengolahan data arus laut berbentuk ellips menggambarkan arah dominan arus laut dan menunjukan bahwa arah dominan arus ke Tenggara dan Barat Laut. Daerah gelombang dari arah timur mempunyai daerah pembangkitan gelombang yang lebih besar dengan kondisi perairan pada area penelitian kedalaman maksimalnya adalah 6.5 m yang dimulai pada jarak sekitar 3.8 km dari garis pantai.
c) Parameter fisika perairan (densitas, salinitas, suhu, turbiditas dan konduktivitas) di perairan Sayung masih dalam range yang dapat diterima baku mutu untuk wilayah perairan pesisir, hanya nilai kekeruhan yang cenderung lebih tinggi dan disebabkan oleh tingkat
51
resuspensi sedimen cohesive oleh arus, pasang surut dan gelombang. Untuk parameter kimia perairan seperti DO, TSS, BOD5, nutrient dan detergen memiliki konsentrasi yang cukup tinggi di perairan Sayung. Kandungan TSS dan nilai kekeruhan yang tinggi cukup menghambat masuknya cahaya matahari ke perairan. Masuknya buangan dari limbah rumah tangga dan industri turut mencemari perairan yang semakin lama akan semakin menumpuk dan mengendap pada sedimen.
20. Kajian Dinamika Pesisir di Pantai Utara Jawa untuk Mitigasi Bencana Abrasi di Kec. Brebes
1 laporan a) Secara umum berdasarkan hasil analisis secara spasial citra landsat tahun 1999 terhadap 2014, pesisir lokasi penelitian yang berlokasi di Kecamatan Brebes mengalami abrasi, namun akresi juga terjadi di beberapa wilayah yang cukup luas. Hasil akhir perhitungan DSAS terlihat laju perubahan garis pantai berupa abrasi sebesar -31.196 m/tahun. Sedangkan untuk status laju perubahan garis pantai berupa akres sebesar 12.212 m/tahun. Hasil bentuk lahan dari klasifikasi citra Landsat-7 ETM+ tahun 2000 - 2016 dapat diketahui bahwa luasan mangrove memperlihatkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil interpretasi data citra landsat-7 terhadap luasan kawasan mangrove tahun 2000 – 2016 di wilayah pesisir kecamatan Brebes memperlihatkan penambahan luasan mangrove seluas 289,588 Ha.
b) Berdasarkan pengukuran dengan alat sedimen trap diketahui nilai laju sedimentasi pada sungai Pemali didominasi oleh endapan sedimen melayang (suspended load) terlihat rata-rata laju sedimentasi pada sedimen melayang sebesar 10.690 g.mˉ².hariˉ¹ sedangkan nilai rata-rata sedimen dasar hanya mencapai 8.337 g.mˉ².hariˉ¹. Hasil analisis dengan isotop alami 210Pb diketahui laju sedimentasi rata-rata pada sampel inti sedimen yang berada dekat dengan Muara Sungai Pemali sebesar 0,211 cm/tahun, sedangkan pada sampel di Muara Sungai Nipon sebesar 0,224 cm/tahun. Berdasarkan data debit sungai rata-rata tahunan yang diperoleh dari PSDA wilayah Sungai Pemali Comal dari tahun 1990 – 2015 memperlihatkan fluktuatif nilai debit sungai yang berkorelasi terhadap
52
peningkatan laju sedimentasi. c) Berdasarkan hasil permodelan
hidrodinamika didapatkan nilai kecepatan arus longshore berkisar antara 0-0.12 m.s-1 pada kondisi pasang purnama dan berkisar antara 0-0.08 m.s-1 pada kondisi pasang perbani. Tipe pasang surut daerah penelitian adalah campuran condong harian ganda, hal tersebut menyebabkan kecepatan arus pasut yang terjadi lebih variatif dan fluktuatif yang menyebabkan terjadinya perbedaan mekanisme transport dan pengendapan sedimen di setiap kondisi pasutnya. Pola arus sepanjang pantai yang terjadi di Perairan Brebes merupakan faktor utama penyebab abrasi, dengna kecepatan arus yang fluktuatif berdasar pada kondisi pasut yang ada menyebabkan beberapa wilayah mengalami abrasi dan wilayah lainnya mengalami akresi. Upaya mitigasi yang telah dilakukan di lokasi penelitian salah satunya adalah pembangunan HE (Hybrid Engineering) dan penanaman mangrove dengan tujuan untuk mengurangi dampak abrasi yang terjadi.
21. Identifikasi Potensi Sumber Daya Pesisir dan Kerentanannya di Pulau Pagai Utara Sumatra Barat
1 laporan a. Berdasarkan hasil penelitian dan simulasi menggunakan software COMCOT, lokasi terparah akibat Tsunami (25 Oktober 2010) adalah Desa Silabu dan Betumonga. Waktu penjalaran Tsunami adalah 9,5 menit – 18,65 menit dengan tinggi gelombang propagasi 4,3 meter dan run up 5,6 meter. Dampak Tsunami terhadap Pulau Pagai Utara adalah hilangnya kawasan mangrove di Silabu seluas 12.030 m2, abrasi rata-rata sepanjang 14,6 m’/tahun di pesisir barat (Muntei dan Sabeugunggung) dan Pulau Ragi dengan laju 1.075 m2/tahun hingga hilangnya Pulau Sibigou. Mangrove Rhizopora Apiculata memiliki daya tahan yang cukup baik terhadap gelombang tinggi dibanding jenis lainnya di Silabu.
b. Survey jalur evakuasi Tsunami menyimpulkan bahwa lokasi permukiman yang terdekat dengan garis pantai dan rentan Tsunami adalah di Silabu 532 meter dari Samudera Hindia; Sikakap 10 meter dari Selat Pagai; Taikako 40 meter dari Selat Pagai dan Samudera Hindia; Matobe (182 meter) dan Saumangaya (110 meter)
53
dari Selat Mentawai. Jarak terjauh dari lokasi shelter Tsunami adalah di Mangaungau (Matobe) 2,5 km atau 9,25 menit. Coral bleaching terjadi di perairan sekitar Selat Pagai yaitu di sisi barat (Tunang bulag dan Siruso) dengan pH di bawah dan TDS di atas ambang batas; dan timur (Sijaojao) dengan salinitas dan suhu melebihi ambang batas. Acropora adalah jenis terumbu karang paling rentan terhadap bleaching. Perairan sisi timur Selat Pagai yang berbatasan dengan Selat Mentawai, memiliki parameter lingkungan perairan seperti salinitas, temperatur, dan pH lebih tinggi dibanding sisi barat kecuali TDS (Total Dissolved Solid). Secara umum, kondisi perairan masih normal dan alami. Berdasarkan karakteristik hidrodinamika, tipe pasang surut di Selat Pagai adalah harian ganda (semi diurnal tide) dengan kecepatan arus rata-rata 0,25 m/det. Kecepatan arus maksimum terjadi saat pasang purnama yaitu 0,8 m/det ke arah Timur-Timur Laut dan saat surut 0,4 m/det ke arah Barat-Barat Daya. Tunggang pasut sekitar 116,3 cm.
22. Kajian Keluaran Air Tanah Lepas Pantai dan Pengaruhnya Terhadap Kondisi Ekosistem Pesisir di Lombok Utara dan Sekitarnya
1 laporan a. Karakteristik fisik KALP hasil penelitian: 1) Kandungan 222-Rn di beberapa lokasi
KALP mempunyai aktivitas radon lebih tinggi bila dibandingkan dengan non KALP
2) Pengukuran geolistrik di daerah Pantai Krakas memperlihatkan dua sistem akuifer yakni akuifer bebas yang berada pada kedalaman 0 s/d 36 m dan akuifer semi tertekan pada kedalaman > 65 m dari muka tanah setempat.
3) Analisis kualitas air pada sampel KALP menunjukan nilai pH, TDS, Kesadahan, Sulfat, Clorida, Besi dan Mangan berada di atas ambang batas yang dipersyaratkan (Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990). Namun di lokasi Desa Seruni-Mumbul, Lombok Timur, mempunyai kualitas air yang sesuai dengan baku mutu air bersih yang dipersyaratkan. KALP di wilayah ini juga sudah dimanfaatkan oleh penduduk untuk kebutuhan sehari-hari.
b. Perairan Pantai Krakas (KLU bag. Utara) memiliki nilai DIN dan DIP yang lebih tinggi dibandingkan Pantai Lekok (KLU bag.
54
Selatan). Nilai DIN yang lebih tinggi terutama disebabkan oleh lebih tingginya kandungan Nitrat (NO3-N). Bila dibandingkan lebih jauh dengan keberadaan KALP di beberapa lokasi, maka dapat diketahui bahwa KALP memiliki peranan yang penting menyumbang NItrat dan Fosfat ke Perairan, namun juga logam berat
c. Kematian terumbu karang akibat keberadaan KALP belum dapat dipastikan, namun tutupan karang di lokasi jauh dari sumber KALP lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi yang dekat dengan sumber KALP. Kematian di lokasi ini merupakan akumulasi dari beberapa faktor.
23. Kajian Sumber Daya Ekologi Maritim Sebagai Potensi Kawasan Konservasi Maritim Perairan Ambon
1 laporan - Hasil penelitian memperlihatkan bahwa keberadaan beberapa situs bawah air, berpotensi terancam terutama oleh aktifitas manusia seperti, pencemaran sampah maupun kegiatan lalu lintas transportasi laut yang dilakukan masyarakat, nelayan maupun perusahaan. Dari beberapa tinggalan yang ditemukan, beberapa memiliki nilai sejarah diantaranya bangkai pesawat tempur PD-II, dan Shipwreck SS. Aquilla, serta menurut informasi di sisi sebelah selatan lokasi SS. Aquila juga terdapat wreck yang tenggelam bersamaan dengan peristiwa tenggelamnya kapal SS.Aquila. Beberapa lokasi keberadaan situs berada pada kawasan khusus, lokasi terdapatnya pesawat berada pada kawasan Lantamal IX Ambon, sedangkan lokasi keberadaan wreck SS.Aquila berada dekat dengan lokasi dermaga milik Pertamina dan merupakan tempat lalu lalang kapal-kapal besar yang akan bersandar di dermaga Pertamina.
- Saat ini lokasi-lokasi tinggalan situs bawah air tersebut belum ditetapkan sebagai benda cagar budaya bawah air dan juga kawasan konservasi maritim. Wreck SS. Aquila dapat ditemukan pada kedalaman 15-40 m, wreck
7 m, sedangkan kapal karam lainnya terletak
benteng Victory). - Dari segi kualitas perairan ditinjau dari
karakter fisika dan kimia didapatkan bahwa kondisi perairan Teluk Ambon termasuk dalam kondisi tercemar sedang dengan nilai -13 sampai dengan -15. Kecepatan arus di sekitar situs tersebut berkisar 0.0009-1.463
55
m/s. Sedangkan gelombang signifikan perairan Teluk Ambon pada musim timur sebesar 0-0.215 m, pada saat musim peralihan I ketinggian gelombang antara 0-0.215 sedangkan gelombang paling dominan adalah pada saat musim peralihan II dengan ketinggian antara 0-0.461 m yang bergerak menuju ke arah mulut Teluk Ambon. Pada saat musim barat ketinggian gelombang antara 0-0.279 m.
24. Kajian Dampak Reklamasi Teluk Benoa Terhadap Ekosistem Laut dan Pesisir
1 laporan - Kualitas perairan Tel. Benoa eksisting (data KemenLH & Hut, 2016) berupa kecerahan (1.5-6 m), DO (ttd), BOD (rataan 47.49 mg/l), Pb (rataan 0.66 mg/l), Cd (rataan 0.1 mg/l), Nitrat (0.2-0.3 mg/l), Amoniak (0-0.33 mg/l), Phenol (rataan 2.42 mg/l), dan Coliform (0-1100), cukup mengkhawatirkan karena di luar rentang baku mutu air laut untuk kehidupan biota laut (berdasarkan KepmenLH, 2004). Sedangkan untuk parameter suhu (28.50-30.50°C), pH (rataan 8.27), salinitas (31.6-32.8 ‰), Fe (ttd), Sulfida (ttd), CN (ttd), Minyak & lemak (0-0.2 mg/l), dan TSS (rataan 3.27 mg/l), masih aman untuk kehidupan biota di sekitar perairannya.
- Kedalaman perairan di dalam Teluk Benoa berkisar antara 1.5-10 m (tahun 1995 dan eksisting 2015, data batimetri DISHIDROS saat kondisi pasang), dan perairan di sekitarnya (luar teluk) mencapai kedalaman 50 m, masih tergolong perairan dangkal. Jenis pasang surut di perairan Tel. Benoa adalah campuran condong ganda, memiliki rentang pasut sebesar 3,235 m (data tanggal 1 Januari – 31 Agustus 2016). Arus laut berkisar antara 0.001 – 1.715 m/s (data Juni-Juli 2015), saat purnama kecepatan arus lebih tinggi dari pada saat perbani. Pada umumnya bagian mulut teluk memiliki arus yang cukup tinggi (mencapai 1.715 m/s saat purnama), dengan pola yang tidak beraturan akibat pengaruh perlintasan kapal dan aktivitas keluar masuk teluk.
- Kondisi hidrodinamika di Teluk Benoa memiliki pola lebih teratur (studi kasus tahun 1995), kecepatan arus dan tinggi gelombang masih normal. Pada kondisi eksisting (tahun 2016) sudah terjadi pengembangan P. Serangan dan terlihat perubahan profil batimetri perairan Teluk Benoa yang berpengaruh terhadap
56
perubahan kondisi hidrodinamika di dalam teluk. Kecepatan arus dan tinggi gelombang menurun bila dibandingkan dengan simulasi tahun 1995. Ditambah dengan skenario adanya pulau-pulau reklamasi (studi kasus simulasi tahun 2018), memperburuk kondisi hidrodinamika yang ada, kecepatan arus dan tinggi gelombang menurun secara signifikan.
- Hasil analisis tutupan mangrove di kawasan Teluk Benoa (tahun 2006-2012) bernilai negatif -8.21% yaitu sebesar 89.98 ha, terjadi akibat pembuatan jalan tol. Namun tahun 2012-2015 kembali naik dengan nilai positif 28% yaitu sebesar 60.62 ha. Hasil klasifikasi citra dengan algoritma Lyzenga untuk mendeteksi karang di perairan, tidak terlihat adanya karang di dalam teluk, namun di luar teluk menunjukkan perubahan negatif kondisi luasan karang pada tahun 2006-2012 sebesar -44.02% yaitu 90.51 ha, sedangkan tahun 2012-2015 perubahan positif sebesar 97.70% yaitu perubahan 112.47 ha umumnya terjad di perairan luar Teluk Benoa.
25. Data dan Informasi Operasional Radar dan AIS
1 laporan Pencapaian data Radar tidak optimal, Radar Pantai (SIMLAN) yang merupakan alat untuk menghasilkan data/informasi SIMRADAR mengalami kerusakan teknis dan sampai dengan bulan Desember 2016 belum menghasilkan data Radar.
26. Data dan Informasi Hasil Pemantauan MPA
1 laporan - Secara umum perairan karang di Wakatobi masih cukup baik dari aspek kehadiran ikan karang. Kehadiran ikan karang, yang termasuk juga ikan indikator (Chaetodontidae), pada suatu lokasi lebih memperlihatkan fungsionalnya yang berasosiasi kuat pada sifat dasar dan relif dasar perairan, dimana hampir semua area terumbu karang yang memiliki jumlah jenis dan individu terbanyak merupakan kelompok “schooling” yang selalu dijumpai pada transek di daerah tubir karang. Oleh karena itu kehadiran jenis- jenis dari suku Acanthuridae (butana) dan Caesionidae (ekor kuning) tidak pernah berubah dari waktu ke waktu masa monitoring, seperti juga untuk ikan indikator yang selalu mendominasi, sepeti jenis Hemitaurichthys polylepis;
- Kondisi lamun berada pada kategori tutupan padat. Padang lamun di area tersebut dibentuk oleh delapan jenis lamun yaitu
57
Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, C. rotundata, Halodule uninervis, H. pinifolia, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium dan Thalassodendron ciliatum. Jenis lamun yang dominan adalah T. hemprichii;
- Kondisi kesehatan mangrove di Kabupaten Wakatobi termasuk dalam kategori baik. Stasiun pemantauan yang memiliki kondisi yang kurang baik disebabkan oleh adanya aktivitas masyarakat yang masih cenderung memanfaatkan hutan mangrove secara berlebih. Penegakan hukum yang lebih kuatdan peningkatan kesadaran masyarakat pesisir sangat diperlukan mengingat adanya indikasi penurunan dan ancaman nyata terhadap vegetasi mangrove di Kabupaten Wakatobi;
- Kondisi Perairan Wakatobi pada umumnya dalam kondisi baik, namun untuk parameter TSS terindikasimenjadi parameter yang dominan mencemari wilayah Perairan Marine Protected Area di Wakatobi.
6) IKU KE ENAM :Jumlah Karya Tulis Ilmiah litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir
yang diterbitkan (KTI)
IKU ini dideskripsikan sebagai tulisan yang disusun berdasarkan data dan
informasi yang dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah
diterbitkan pada media jurnal terakreditas, prosiding dan/atau buletin ilmiah dalam
dan/atau luar negeri pada tahun berjalan. Capaian IKU ini adalah :
Tabel 13. Capaian IKU 6
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Jumlah Karya Tulis Ilmiah litbang
Sumber Daya Laut dan Pesisir yang
diterbitkan (KTI)
72 72 70 97,22
Pencapaian Karya Tulis Ilmiah sampai dengan tahun 2016 adalah telah diterbitkannya
70 (tujuh puluh) KTI sebagai berikut:
58
Tabel 14. Daftar Capaian Karya Tulis Ilmiah P3SDLP
No Penulis/Editor Judul Nama Jurnal, Vol., No.,
Edisi/Issue, Pages
1 Kuswardani Rita Tisiana Dwi, Qiao Fangli
Application of MASNUM Wave Model in Indo Pacific Ocean and its Verification using Altimeter Data
International Journal of Science and Research
(IJSR) Volume 5 Issue 3 , Maret 2016
2 Rizal F. Abida, Widodo S. Pranowo, Engki A. Kisnarti2
Identification of Ocean Currents Potential Energy in Lombok Strait Based on Electric Turbine Scenarios
International Journal of Science and Research
(IJSR) Volume 5 Issue 4 , April 2016
3
Widodo S. Pranowo, Anastasia R.T.D. Kuswardani, Budi Nugraha, Dian Novianto, Umi Muawanah, Hari Prihatno, Weidong Yu
Ocean-Climate Interaction of South Eastern Indian Oceanfor Tuna Fisheries & Its Socio-Economy Impacts
International Journal of Science and Research
(IJSR) Volume 5 Issue 4 , April 2016
4
Widodo S. Pranowo, Armyanda Tussadiah, Mega L. Syamsuddin, Noir P. Purba & Indah Riyantini
KARAKTERISTIK DAN VARIABILITAS EDDY DI SAMUDERA HINDIA SELATAN JAWA
Jurnal Segara vol 11 no 3 Desember 2016
5
Mariska A. Kusumaningtyas, Agustin Rustam, Terry L. Kepel, Restu Nur Afi Ati, August Daulat, Peter Mangindaan & Andreas A. Hutahaean
EKOLOGI DAN STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI TELUK RATATOTOK, MINAHASA TENGGARA, SULAWESI UTARA
Jurnal Segara vol 11 no 1 April 2016
6
Yusmiana Puspitaningsih Rahayu, Rizky Anggoro Adi, Dino Gunawan Priyambodo, Candra Dwi Puspita & Hariyanto Triwibowo
KUALITAS AIR PERMUKAAN DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR PERAIRAN SEDANAU, NATUNA, KEPULAUAN RIAU
Jurnal Segara vol 11 no 1 April 2016
7
Hadiwijaya Lesmana Salim, Dini Purbani, Agustin Rustam, Yulius Yulius, Devi Suryono, Joko Prihantono
Spatial Pattern of Water Quality on Coral Reef Area Around Kaledupa Island
Jurnal Segara vol 11 no 2 Agustus 2016
8
Dini Purbani1*, Abdullah Aman Damai2, Yulius1, Eva Mustikasari1, Hadiwijaya Lesmana Salim1 dan Aida Heriati1 1Pusat
PENGEMBANGAN INDUSTRI PERIKANAN TANGKAP DI PERAIRAN BARAT SUMATERA BERBASIS EKONOMI BIRU (Industrial Development in Fisheries at West Sumatera Padang Waters Based on Blue Economy
J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 23, No.2, Juli 2016: 233-
240
9 Agustin Rustam, Yulius, Hadiwijaya L Salim dan M. Ramdhan
Kajian Kualitas Perairan Lombok Tengah Sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah
Blue Ekonomi Lombok
10 Novi Susetyo Adi dan Penny Dyah Kusumaningrum
Konsep Integrasi Teknologi Penginderaan Jauh dan Buoy untuk Pemantauan Perairan Waduk dan Danau
Aplikasi Teknologi Pemantauan Kualitas
Perairan
59
11
Yulius, Ardiansyah, M. Ramdhan, A. Heriati, H.L Salim, D. Purbani,S.N. Amri & T. Arifin
KESESUAIAN KAWASAN BUDI DAYA RUMPUT LAUT DI TELUK SALEH, KABUPATEN SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT
Jurnal Segara vol 11 no 1 April 2016
12
Semeidi Husrin, Roka Pratama, Aprizon Putra, Hadi Sofyan, Nia Naelul Hasanah, Nita Yuanita, Irwan Meilano
The Mechanisms of Coastal Erosion in Northeast Bali
Jurnal Segara vol 11 no 2 Agustus 2016
13 Didit Adytia and Semeidi Husrin
Numerical simulations of nonbreaking solitary wave attenuation by a parameterized mangrove forest model
Pertanika Journals Science & Technology 24 (1): 1 - 25 (2016)
14 Dino Gunawan Pryambodo & Nasir Sudirman
IDENTIFIKASI AKUIFER AIRTANAH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDRA (PPS) BUNGUS, SUMATRA BARAT
Jurnal Segara vol 11 no 3 Desember 2016
15 Yulius& Ardiansyah
IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI PESISIR TELUK SALEH, KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2004-2014
Jurnal Segara vol 11 no 3 Desember 2016
16
Joko Prihantono, M. Hasanudin, Dino Gunawan, Rainer A. Troa, Eko Triarso, Lestari C. Dewi & Ira Dillenia
ESTIMASI KETEBALAN PASIR LAUT DI PERAIRAN UTARA KABUPATEN SERANG – BANTEN MENGGUNAKAN SUB BOTTOM PROFILER
Jurnal Segara vol 11 no 3 Desember 2016
17 S Husrin, A Putera Tsunami Vulnerability Of Critical Infrastructures In The City Of Padang, West Sumatera
Proceedings of the International Seminar (Industrialization of Fisheries and Marine
Resources, FAPERIKA-UNRI 2012)
18 Taslim Arifin dan Aida Heriati
Karakteristik Kimia Perairan dan Hasil Tangkapan Benih Lobster di Teluk Bumbang Kabupaten Lombok Tengah
Blue Ekonomi Lombok
19 Lestari Cendekia Dewi dan Joko Prihantono
Analisis Ukuran Butiran Sedimen Teluk Ekas
Blue Ekonomi Lombok
20 M. Ramdhan, H.L. Salim, Yulius dan Eva Mustikasari
Pendugaan Sebaran Suhu Permukaan Laut Teluk Ekas Menggunakan Data Citra Satelit Landsat – 8
Blue Ekonomi Lombok
21 Taslim Arifin dan Derri Dwima
Analisis Ketersediaan Nitrogen Menggunakan Model Keseimbangan Massa Pada Budidaya Ikan Kerapu di Keramba Jaring Apung
Blue Ekonomi Lombok
22 Syahrial Nur Amri, Taslim Arifin
Adaptation Strategy of Seaweed Cultivation to Face the Climate Change (Case Study in Segoro Anakan Bay Ngadirojo, Pacitan).
Jurnal Forum Geografi Vol 30, No 1 (2016):
July
60
23
Dino Gunawan Pryambodo, Joko Prihantono, Rainer A. Troa, Eko Triarso
Identifikasi Akuifer Dangkal di Pulau Terdepan NKRI dengan Metoda Geolistrik 2D : Studi Kasus Pulau Laut, Kab. Natuna
Jurnal Eksplorium vol. 37. 1. Mei 2016
24
Dino Gunawan Pryambodo1, Joko Prihantono1 dan Supriyadi2
Zonasi Intrusi Air Asin dengan Kualitas Fisik Air Tanah di Kota Semarang
Jurnal Kelautan Nasional Agustus 2016
25 Rikha Bramawanto, S.Pi, Sophia Lasma Sagala
Meteorological and physical conditions of Salt Pan Areas with Filtering-Threaded Technology (TUF) in Cirebon Regency, Indonesia
Jurnal Segara vol 11 no 2 Agustus 2016
26
Rikha Bramawanto, Ifan R. Suhelmi, Hariyanto Triwibowo, Sophia L. Sagala
Permasalahan dan Solusi Dalam Meningkatkan Produktivitas Tambak Garam Rakyat di Jawa Tengah
Prosiding Seminar Nasional Kelautan XI, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Univ. Hang Tuah Surabaya
27
Sophia L. Sagala, Rikha Bramawanto, Dian S. Pratama, Ifan R. Suhelmi and Wasinton Simanjuntak
Recover Magnesium as Magnesium Hydroxide from local salt bittern
Proceedings 16th Asian Chemical Congress, Dhaka Bangladesh
28 Sri Suryo Sukoraharjo Pemanfaatan Teknologi Pengindraan Jarak Jauh Kemaritiman
Bunga Ramai Penerapan Teknologi
Kemaritiman
29 R. Bambang Adhitya Nugraha
Penelitian dan Pengembangan Sistem Konversi Energi Laut (SKEAL) Badan Litbang KP - KKP. Kondisi Eksisting dan Rencana Ke Depan
Bunga Ramai Penerapan Teknologi
Kemaritiman
30 Sofiyan Muji Permana Alternatif Pemanfaatan Anjungan Lepas Pantai Pasca Produksi
Bunga Ramai Penerapan Teknologi
Kemaritiman
31 Vivi Yovita Indriasari dan Agus Sufyan
Nilai Tambah Budidaya Rumput Laut terhadap Perlindungan Pantai
Bunga Ramai Penerapan Teknologi
Kemaritiman
32 Vivi Yovita Indriasari Perlindungan Pantai Berbasis Restorasi Ekologi
Bunga Ramai Penerapan Teknologi
Kemaritiman
33 Penny Dyah Kusumaningrum dan Handy Chandra
Pemantauan Kualitas Perairan Waduk Ir. H. Djuanda (Jatiluhur) memanfaatkan Teknologi Buoy
Aplikasi Teknologi Pemantauan Kualitas
Perairan
34 Handy Chandra dan Bertha Berlian Borneo
Uji Kaji Teknologi Buoy Pluto Berbasis Telemetri untuk Pemantauan Kualitas Perairan Danau Maninjau
Aplikasi Teknologi Pemantauan Kualitas
Perairan
35 Eko Triarso & Rainer A Troa
Pemetaan Geologi Gunungapi Bawah Laut Kawio Barat Perairan Sangihe-Talaud menggunakan Multibeam Echosounder Resolusi Tinggi
Jurnal Kelautan Nasional April 2016
61
36 Ira Dillenia & Rainer A Troa
Identifikasi Situs Arkeologi Maritim Karang Panjang Perairan Pulau Laut Natuna
Jurnal Kelautan Nasional April 2016
37 Rainer A.Troa, Ira Dillenia & Eko Triarso
Geodinamika Kawasan Timur Indonesia dan Implikasinya terhadap Potensi Sumber Daya Dasar Laut
Jurnal Kelautan Nasional Agustus 2016
38 Rainer A.Troa, Ira Dillenia & Eko Triarso
Sebaran Tekstur Sedimen Permukaan Dasar Perairan Teluk Buton Natuna
Jurnal Kelautan Nasional Des 2016
39 Eko Triarso
Indikasi Keberadaan Gas Hidrat di Cekungan Busur Muka Simelue dan Potensinya sebagai Sumber Energi Masa Depan dengan penulis Eko Triarso
Jurnal Kelautan Nasional Des 2016
40 Komang Iwan Suniada
PERBANDINGAN ANTARA INFORMASI SUHU PERMUKAAN LAUTDARI DATA SATELIT DENGAN HASIL PEMODELAN DI WPP NRI-716
Jurnal Bumi Lestari, Volume 16 No. 1,
Pebruari 2016, hlm. 32-37
41 Frida Sidik, David Neil, Catherine E. Lovelock
Effect of high sedimentation rates on surface sediment dynamics and mangrove growth in the Porong River, Indonesia
Marine Pollution Bulletin 107 (2016)
355–363
42 Komang Iwan Suniada, Eko Susilo, Amandangi Wahyuning Hastuti
VARIASI BULANAN DAERAH PREDIKSI PENANGKAPAN IKAN DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN RI 711
Prosiding Seminas Nasional ke-2
Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran
Sungaihal 338-346
43 Eko Susilo, Sri Hadianti
Dapatkah Siklon Tropis Picu Peningkatan Konsentrasi Klorofil-a?(Studi Kasus: Siklon Tropis LAM)
PROSIDING SEMINAR
NASIONAL PENGINDERAAN JAUH
2016
44
Amandangi Wahyuning Hastuti, Komang Iwan Suniada, Eko Susilo, dan Aldino Jusach Saputra
Distribusi Sebaran Kapal Ikan dan Kaitannya dengan Daerah Potensial Penangkapan Ikan Berdasarkan Citra Satelit di WPP-NRI 711
PROSIDING SEMINAR
NASIONAL PENGINDERAAN JAUH
2016 hal 972-980
45
Rizki Hanintyo, Fikrul Islamy, Sri Hadianti, Aldino Jusach, dan M. Putra Mahardhika
Thermal Front pada Musim Timur di Laut Sawu Tahun 2015 Berdasarkan Citra Satelit Aqua-Terra MODIS Level 2
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PENGINDERAAN JAUH 2016
hal 981-987
46
Rizki Hanintyo, Aldino Jusach, Fikrul Islamy, R M Putra Mahardhika, dan Sri Hadianti
Variasi Suhu Permukaan Laut, Klorofil-a dan NPP pada Lokasi Daerah Penangkapan Ikan (Studi Kasus: WPP 714, 716 dan 718)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PENGINDERAAN JAUH 2016
hal 711-708-987
62
47 Amandangi W. Hastuti, Yuli Pancawati & Nyoman Surana
STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON SAAT AIR PASANG DI KAWASAN ESTUARI PERANCAK, BALI
Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII
Hasil Penelitian Perikanan dan
KelautanTahun 2016 Jilid II: Manajemen
Sumberdaya Perikanan Hal 87-98
48 Rizki Haninyto dan Eko Susilo
Comparison of Chlorophyll-a Measurement Using Multi Spatial Imagery and Numerical Model in Bali Strait
2nd International Conference of
Indonesian Society for Remote Sensing (ICOIRS) 2016 Vol. 47 No. 1
49 Ulung Jantama Wisha, Aida Heriati
Analisis Julat Pasang Surut (Tidal Range) Dan Pengaruhnya Terhadap Sebaran Total Sedimen Tersuspensi (Tss) Di Perairan Teluk Pare
Jurnal Kelautan Volume 9, No. 1, April 2016
50 Aprizon Putra, Try Al Tanto, Ilham
Granules Size Analysis and Sedimentation Rate to Coral Reefs and Seagrass In The Bungus Bay Waters Padang City
PROSIDING Pasca Sarjana UNAND
51 Ulung Jantama Wisha, Semeidi Husrin, and Gegar Sapta Prasetyo
Hydrodynamics of Bontang Seawaters: Its Effects on the Distribution of Water Quality Parameters
ILMU KELAUTAN September 2016 Vol
21(3)
52 Herdiana Mutmainah, Gunardi Kusumah, Try Altanto, Koko Ondara
Kajian kesesuaian lingkungan untuk pengembangan wisata di Pantai Ganting, Pulau Simeulue, Provinsi Aceh
Jurnal ilmu perairan Pesisir dan Perikanan universitas syahkuala
vol 5 no. 1 2016
53 Aprizon Putra, Try Al Tanto, Ilham
Aplikasi Citra Satelit Untuk Identifikasi Perubahan Luasan Mangrove di Teluk Bungus Kota Padang
Prosiding Seminar Nasional Sains
Atmosfer (SNSA) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Februari 2016
54 Ulung Jantama Wisha, Try Al Tanto, Ilham
Distribusi Spasial Suhu Permukaan Laut di Perairan Sumatera Barat Dikaitkan Dengan Kejadian Indian Ocean Dipole (Iod) Pada Musim Peralihan (Agustus-Oktober) (Studi Kasus: Pulau Pasumpahan Dan Sibonta)
Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016 Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016
55 Wisnu Arya Gemilang*, Gunardi Kusumah
Gejala Intrusi Air Laut Di Daerah Pesisir Padelegan, Pademawu dan Sekitarnya
Jurnal Kelautan Volume 9, No. 2, Oktober 2016
56 Herdiana Mutmainah, Dominika Wara Christiana, Gunardi Kusumah
Tsunami Mentawai 25 Oktober 2010 Dan Dampaknya Kini Terhadap Pantai Barat Mentawai
Jurnal Kelautan Volume 9, No. 2, Oktober 2016
63
57 Try Al Tanto, Semeidi Husrin, Ulung
Karakteristik Oseanografi Fisik (Batimetri, Pasang SurutGelombang Signifikan Dan Arus Laut) Perairan Teluk Bungus
Jurnal Kelautan Volume 9, No. 2, Oktober 2016
58 Ulung Jantama Wisha, Muh. Yusuf, Lilik Maslukah
Kelimpahan Fitoplankton Dan Konsentrasi Tss Sebagai Indikator Penentu Kondisi Perairan Muara Sungai Porong
Jurnal Kelautan Volume 9, No. 2, Oktober 2016
59 Try Al Tanto dan Gunardi Kusumah
Kualitas Perairan Teluk Bungus Berdasarkan Baku Mutu Air Laut Pada Musim Berbeda
MASPARI JOURNAL Juli 2016, 8(2):135-146
60 Ruzana Dhiauddin Semeidi Husrin
Shoreline Changes Analysis Of West Pasaman Regency, West Sumatera
J. Segara Vol.12 No.2 August 2016: 91-98
61 Koko Ondara, Ulung Jantama Wisha
Simulasi Numerik Gelombang (Spectral Waves) Dan Bencana Rob Menggunakan Flexible Mesh Dan Data Elevation Model Di Perairan Kecamatan Sayung, Demak
Jurnal Kelautan Volume 9, No. 2, Oktober 2016
62 Gunardi Kusumah, Wisnu Arya Gemilang
Penilaian kerentanan sumberdaya air tanah di pademawu dan sekitarnya menggunakan metode GALDIT dan DRASTIC
PIT PAA
63 Aprizon Putra, Semeidi Husrin, Try Al Tanto, Roka Pratama
Kerentanan Pesisir Terhadap Perubahan Iklim Di Timur Laut Provinsi Bali
Majalah Ilmiah Globë Volume 17 No.1 Juni
2015
64 Aprizon Putra, Herdiana Mutmainah
The Mapping of Temporary Evacuation Site (TES) and Tsunami Evacuation Route in North Pagai Island, Mentawai Islands Regency – Indonesia
Jurnal Earth and Environmental Science
47 (2016)
65 Ulung Jantama Wisha, Try Al Tanto dan Ilham
SPATIAL DISTRIBUTION OF SEA SURFACE TEMPERATURE IN WEST SUMATERA SEAWATERS ASSOCIATED WITH INDIAN OCEAN DIPOLE (IOD) EVENT IN TRANSITIONAL SEASONS (AUGUST-OCTOBER)
Jurnal Geomatika
66 Ulung Jantama Wisha, Aida Heriati
Bathymetry and Hydrodynamics in Pare Bay Waters During Transitional Seasons (September- October
Omni Akuatika, 12 (2): 1–10, 2016
67 Ma'muri, Ari Kuncoro, Susilo Wisnugroho
Rancang Bangun Konverter Kit Dual Fuel (LPG-Solar) Untuk Mesin Diesel Kapal Nelayan Tradisional
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Jakarta
68 Akuncoro, Ma'muri, S Wasis W, S Wisnugroho
LPG Sebagai Energi Alternatif Untuk Bahan Bakar Dual-Fuel Mesin Diesel Kapal Nelayan Tradisional
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Jakarta
64
69 Salasi W Widyanto, Susilo Wisnugroho
Rancang Bangun Perangkat Keras Elektronics Teknologi Pemantauan Untuk Budidaya Laut
Prosiding SEMNASKAN UGM Jilid I
70 Adiguna R Nugraha, Nanda R. Prasetiawan
Terumbu Karang dan Isis Hipuris L di Blue Hole Wakatobi Untuk Potensi Daerah Konservasi
Prosiding SEMNASKAN UGM Jilid II
Realisasi KTI masih di bawah dari target yang ditentukan, yaitu hanya 70 (tujuh
puluh) KTI yang sudah dalam status terbit. Hal ini dikarenakan KTI yang sudah di submit
dalam proses review. Oleh karena itu, 2 (dua) target KTI yang terbit tahun ini masih
belum dapat terealisasi.
SASARAN STATEGIS 4: Terwujudnya hasil penelitian dari pengembangan yang inovatif
untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan
berkelanjutan.
Nilai sasaran strategis Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang
efektif untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 3 (tiga) IKU yaitu :
7) IKU KE TUJUH :Jumlah hasil litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir yang
terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri (Buah).
IKU ini dideskripsikan sebagai Rekomendasi teknologi merupakan salah satu
upaya menjalankan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Pasal 28 : (1) Materi penyuluhan dalam bentuk
teknologi tertentu yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha harus
mendapat rekomendasi dari lembaga pemerintah, kecuali teknologi yang bersumber
dari pengetahuan tradisional; (2) Lembaga pemerintah pemberi rekomendasi wajib
mengeluarkan rekomendasi segera setelah proses pengujian dan administrasi selesai;
(3) Teknologi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.
Tabel 15. Capaian IKU 7
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Jumlah hasil litbang Sumberdaya Laut
dan Pesisir yang terekomendasikan
untuk masyarakat dan/atau industri
(Buah).
2 2 2 100
65
Kegiatan yang mendukung IKU Jumlah hasil litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir yang
terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri adalah :
NO JUDUL KEGIATAN TARGET/ OUTPUT
OUTPUT KEGIATAN
1. Kajian Teknologi untuk Optimalisasi Produksi Magnesium Hidroksida dari Limbah Cair Industri Garam (Bittern)
1 laporan Produk yang dikeringkan adalah magnesium hidroksida murni [Mg(OH)2] tanpa ada kandungan NaCl. Karena magnesium hidroksida [Mg(OH)2] memiliki banyak kegunaan dan manfaat terutama bagi kesehatan. Tingkat kemurnian Mg(OH)2 yang dihasilkan antara 85 sampai 100%; Alur proses produksi padatan magnesium telah terkonfirmasi (Proses kristalisasi, Proses filtrasi dan Proses pengeringan).
2. Paket Teknologi Pemurni Garam Sebagai Model Industri Garam Rakyat
1 laporan Kegiatan Pematangan Teknologi Adaptif Lokasi Pemurnian Garam pada tahun 2016 telah melakukan beberapa kegiatan antara lain: - Kegiatan paket teknologi pemurni
garam sistem mekanis pada beberapa lokasi antara lain Pati, Pamekasan, Gresik dan Tuban (khusus untuk lokasi Tuban telah mengarah ke pemurni garam sistem hiegenis dengan dilakukan pemasangan keramik pada lokasi pabrik);
- Pendampingan teknis paket teknologi pemurni garam. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan untuk mengenalkan pada system hiegenis dalam proses pengolahan garam dan pemberian SOP (Standard Operational Procedure) dalam merawat dan menjalankan paket teknologi yang telah diserahterimakan pada 18 (delapan belas) kelompok penerima;
- Untuk meningkatkan nilai tambah dan menekan ongkos produksi supaya lebih hemat dilakukan kegiatan pendampingan berupa pemasangan sumber energi listrik di Cirebon dan Rembang. Jika menggunakan genset dengan bahan bakar solar maka ongkos produksi menjadi lebih tinggi sehingga tidak bisa bersaing dengan garam dari pabrik besar;
Berdasarkan hasil penerapan alur kerja
66
produksi garam sistem mekanis dan pendampingan produksi garam diperoleh: - Pemurnian garam menggunakan alat
conveyor screw diskmill dapat merubah garam KW3 ke KW 1 dengan peningkatan NaCl 5 – 10;
- Pengeringan menggunakan rotary dryer menghasilkan 0,4% kadar air garam;
- Hasil pemurnian garam krosok dari KW3 ke KW 1, NaCl 5 – 10, dengan kadar air 0,3 – 0,4%;
- Pengemasan garam konsumsi 150 gram dengan kecepatan 60/ 1 menit.
8) IKU KE DELAPAN : Jumlah hasil litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir yang inovatif
untuk pembangunan KP (Buah)
IKU ini dideskripsikan sebagaihasil kegiatan penelitian dan pengembangan
kelautan dan perikanan yang memiliki kebaruan sebagian atau seluruhnya yang akan
dipergunakan dalam mengembangkan sistem produksi, pengolahan dan pemasaran
berbasis IPTEK berupa: 1) inovasi teknologi 2) komponen inovasi.
Tabel 16. Capaian IKU 8
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Jumlah hasil litbang Sumberdaya Laut
dan Pesisir yang inovatif untuk
pembangunan KP (Buah)
6 6 6 100
Kegiatan yang mendukung IKU Jumlah hasil litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir yang
inovatif untuk pembangunan KP (Buah)adalah :
NO JUDUL KEGIATAN TARGET/ OUTPUT
OUTPUT KEGIATAN
1. Kajian Teknologi untuk Optimalisasi Produksi Magnesium Hidroksida dari Limbah Cair Industri Garam (Bittern)
1 laporan Produk yang dikeringkan adalah magnesium hidroksida murni [Mg(OH)2] tanpa ada kandungan NaCl. Karena magnesium hidroksida [Mg(OH)2] memiliki banyak kegunaan dan manfaat terutama bagi kesehatan. Tingkat kemurnian Mg(OH)2 yang dihasilkan antara 85 sampai 100%; Alur proses produksi padatan magnesium telah terkonfirmasi (Proses kristalisasi, Proses filtrasi dan Proses
67
pengeringan).
2. Paket Teknologi Pemurni Garam Sebagai Model Industri Garam Rakyat
1 laporan Kegiatan Pematangan Teknologi Adaptif Lokasi Pemurnian Garam pada tahun 2016 telah melakukan beberapa kegiatan antara lain: - Kegiatan paket teknologi pemurni garam
sistem mekanis pada beberapa lokasi antara lain Pati, Pamekasan, Gresik dan Tuban (khusus untuk lokasi Tuban telah mengarah ke pemurni garam sistem hiegenis dengan dilakukan pemasangan keramik pada lokasi pabrik);
- Pendampingan teknis paket teknologi pemurni garam. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan untuk mengenalkan pada system hiegenis dalam proses pengolahan garam dan pemberian SOP (Standard Operational Procedure) dalam merawat dan menjalankan paket teknologi yang telah diserahterimakan pada 18 (delapan belas) kelompok penerima;
- Untuk meningkatkan nilai tambah dan menekan ongkos produksi supaya lebih hemat dilakukan kegiatan pendampingan berupa pemasangan sumber energi listrik di Cirebon dan Rembang. Jika menggunakan genset dengan bahan bakar solar maka ongkos produksi menjadi lebih tinggi sehingga tidak bisa bersaing dengan garam dari pabrik besar;
Berdasarakan hasil penerapan alur kerja produksi garam sistem mekanis dan pendampingan produksi garam diperoleh: - Pemurnian garam menggunakan alat
conveyor screw diskmill dapat merubah garam KW3 ke KW 1 dengan peningkatan NaCl 5 – 10;
- Pengeringan menggunakan rotary dryer menghasilkan 0,4% kadar air garam;
- Hasil pemurnian garam krosok dari KW3 ke KW 1, NaCl 5 – 10, dengan kadar air 0,3 – 0,4%;
- Pengemasan garam konsumsi 150 gram dengan kecepatan 60/ 1 menit.
3. Perekayasaan Filter Blaster Untuk mesin Kapal nelayan
1 laporan Progres kegiatan litbang tahun 2016 telah dilaksanakan 100%. Namun, output yang dihasilkan hanya berupa gambar desain
68
4. Rancang Bangun Teknologi Restorasi Bambu Laut
1 laporan alat /mesin yang akan dibuat, belum sampai menghasilkan prototype alat/mesin untuk konservasi laut. Hal ini disebabkan karena tidak lengkap dan terlambatnya bahan-bahan perekayasaan yang diadakan oleh rekanan di terima oleh PPK/PJPK. Sehingga sampai dengan akhir Desember 2016 belum dilakukan perakitan alat/mesin sesuai rencana awal
5. Uji Operasional dan Kinerja Konverter Kit Sistem Hybrid
1 laporan
6. Perekayasaan Sistem Aquarial Konservasi Karang (MarcDeep)
1 laporan
9) IKU KE SEMBILAN :Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang
diusulkan HKI dan/atau dirilis (Buah)
IKU ini dideskripsikan sebagai Output Inovasi litbang yang dihasilkan oleh satuan
kerja P3SDLP untuk diusulkan HKI pada tahun anggaran berjalan.
Tabel 17. Capaian IKU 9
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut
dan Pesisir yang diusulkan HKI dan/atau
dirilis (Buah)
1 1 1 100
Kegiatan yang mendukung IKU Jumlah hasil litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang
diusulkan HKI dan/atau dirilis adalah Penyusunan Dokumen Pengajuan HAKI. Proses
serah terima dokumen HAKI “Rotary Dryer” dan barangnya dari inventor ke P3SDLP
sebagai syarat kelengkapan untuk selanjutnya diproses ke Sekretariat Badan Litbang KP
dan Kemenkum HAM.
10) IKU KE SEPULUH :Jumlah sentra nelayan yang terbangun dan terkelola sistem
informasinya
IKU ini dideskripsikan dengan Sentra nelayan merupakan lokasi pelabuhan yang
dikembangkan melalui penerapan sistem informasi yang terintegrasi di lokasi pelabuhan
perikanan yang menyajikan informasi antara lain : peta daerah penangkapan ikan,
dinamika perairan, harga ikan lokal. Sistem ini akan diintegrasikan dengan sarana
prasarana pendukung yang sudah disediakan oleh Ditjen Perikanan Tangkap (LCD,
jaringan internet dan dukungan operator) pada lokasi-lokasi terpilih (30 pelabuhan).
69
Sistem informasi tersebut akan disediakan oleh Puslitbang Sumberdaya Laut dan Pesisir
secara periodik. Capaian IKU ini adalah :
Tabel 18. Capaian IKU 10
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Jumlah sentra nelayan yang terbangun
dan terkelola sistem informasinya 30 30 28 93,33
Kegiatan yang mendukung IKU Jumlah sentra nelayan yang terbangun dan
terkelola sistem informasinya adalah Pengembangan Sistem Informasi Nelayan Pintar
Berbasis Mobile Multi Media. Kegiatan pengembangan sistem informasi nelayan pintar
berbasis mobile multimedia tahun 2016 telah menghasilkan aplikasi nelayan pintar
(nelpin) yang mendukung aktifitas penangkapan ikan. Aplikasi dapat diunduh secara
gratis melalui playstore. Tahun 2016 telah selesai dengan mengimplementasikan
aplikasi nelpin di 28 lokasi dari 30 lokasi yang ditargetkan. 28 (dua puluh delapan)
lokasi implementasi nelayan pintar tahun 2016 yaitu:
Tabel 19. Lokasi implementasi aplikasi nelpin di Indonesia
No Kabupaten/ Kota Propinsi Sentra
Nelayan/Pelabuhan
1 Kota Padang Sumatera Barat PPS Bungus
2 Pemalang Jawa Tengah PPP Asemdoyong
3 Banyuwangi Jawa Timur PPP Muncar
4 Kendal Jawa Tengah PPP Tawang
5 Malang Jawa Timur PPP Pondokdadap
6 Pasuruan Jawa Timur PPP Lekok
7 Gunung Kidul Yogyakarta PPP Sadeng
8 Pandeglang Banten PPP Labuan
9 Lebak Banten PPI Binuangen
10 Rembang Jawa Tengah PPP TasikAgung
11 Kota Batam Kep Riau PPP Barelang
12 Pacitan Jawa Timur PPP Tamperan
13 Kota Probolinggo Jawa Timur PPP Mayangan
14 Penajam Paser Utara Kalimantan Timur Pel Penajam
15 Indramayu Jawa Barat PPI Karangsong
16 Karawang Jawa Barat PPP Ciparage
17 Bengkulu Bengkulu PPI Pulai Baai
18 Bekasi Jawa Barat PPI Pal Jaya
19 Banjar Kalimantan Selatan Pel Banjar
70
20 Lombok Timur NTB PPP Labuhan Lombok
21 Pangkal Pinang Bangka Belitung PPI Muara s Baturusa
22 Belitung Bangka Belitung PPN Tanjung Pandan
23 Balikpapan Kalimantan Timur PPI Manggar Baru
24 Tanjung Jabung Barat Jambi PPI Kuala Tangkal
25 Kota Kupang NTT PPP Tenau
26 Kab Kupang NTT PPI Oeba
27 Kubu Raya Kalimantan Barat PPP Sungai Rengas
28 Mempawah Kalimantan Barat PPI Kuala Mempawah
Gambar 8: Wilayah implementasi aplikasi nelayan pintar tahun 2016
SASARAN STRATEGIS 5 : Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas
sumberdaya litbang dan layanan iptek KP
Nilai sasaran strategis Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang
dan layanan iptek KP. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
tersebut terdiri dari 3 (Tiga) IKU sebagai berikut :
11) IKU KE SEBELAS : Proporsi fungsional lingkup P3SDLP dibandingkan total
pegawai lingkup P3SDLP (%)
IKU ini dideskripsikan dengan Perbandingan antara jumlah pegawai fungsional
Lingkup P3SDLP dengan total jumlah pegawai Lingkup P3SDLP.Jabatan fungsional di
P3SDLP merupakan jabatan yang membantu tugas dan fungsi lembaga penelitian dan
pengembangan. Capaian IKU ini adalah :
71
Tabel 20. Capaian IKU 11
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Proporsi fungsional lingkup P3SDLP dibandingkan total pegawai lingkup P3SDLP (%)
55 55 61 111
Sampai saat ini lingkup satker P3SDLP mempunyai 182 pegawai dengan jumlah
jabatan fungsional sebanyak 111 (seratus sebelas) pegawai antara lain fungsional
peneliti perekayasa, pranata komputer, pustakawan, pranata humas, teknisi litkayasa
pelaksana, dan fungsional pengadaan. Prosentase jumlah Pegawai dengan jabatan
fungsional adalah sebagai berikut:
Tabel 21. Persentase jumlah pegawai dengan jabatan fungsional
JABATAN Jumlah Jumlah Jabfung
PUSAT BPOL LPSKP LPTK Total (orang) %
Peneliti 62 19 4 1 86 86
Perekayasa 1 5 6 6
Perencana 1 1 2 2
Pranata komputer 3 2 5 5
Pengelola pengadaan
barang dan jasa 4 1 5 5
Pustakawan 1 1 1
Pranata humas 1 1 1
Teknisi litkayasa 3 1 1 5 5
Struktural 11 4 2 3 20
Fungsional umum 29 12 12 9 62
Rangkap jabatan -4 -4 -2 -1 -11
Jumlah 110 37 18 17 182 111 61
12) IKU KE DUA BELAS :Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang
Sumber Daya Laut dan Pesisir yang ditingkatkan kapasitasnya (Buah)
IKU ini didefinisikan sebagai peningkatan kapasitas sarana prasarana dan
kelembagaan yang berbentuk pengadaan fisik/belanja modal yang dilaksanakan oleh
satuan kerja. Teknik menghitungnya yaitu jumlah satuan kerja yang mengalokasikan
anggaran untuk peningkatan sarana prasarana instansi dalam setahun. IKU ini
menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi
target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut:
72
Tabel 22. Capaian IKU 12
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang ditingkatkan kapasitasnya (Buah)
4 4 4 100
Kegiatan yang mendukung IKU Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang
Sumber Daya Laut dan Pesisir yang ditingkatkan kapasitasnya (Buah) adalah :
NO JUDUL KEGIATAN TARGET/ OUTPUT
OUTPUT KEGIATAN
1. Pembangunan Kapal riset 60 meter
1 unit kapal riset 60 meter
- DED Kapal Riset 60 meter; - Pekerjaan Manajemen Konstruksi
Pembangunan Kapal Riset Kelautan dibatalkan kontraknya;
2. Pembangunan kelembagaan riset di Pangandaran (PIAMARI)
UPT kelembagaan riset
- DED Pembangunan kelembagaan riset di Pangandaran (PIAMARI);
- Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan di Pangandaran sudah Pengumuman Pemenang yaitu PT. Arkitek Team Empat. Proses penerbitan SPPBJ ditunda menunggu persetujuan kontrak MYC dari Kemenkeu;
- Proses sertifikasi tanah Pangandaran sedang dilakukan dan mengacu pada site plan yang baru;
- Dokumen Lingkungan UKL-UPL Pembangunan Konstruksi Kelembagaan Riset Kelautan PIAMARI.
3. Pembangunan kelembagaan riset di Morotai (MIAMARI)
UPT kelembagaan riset
- DED Pembangunan kelembagaan riset di Morotai (MIAMARI);
- Kegiatan Manajemen Konstruksi Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan di Morotai telah dilakukan lelang ulang dan dalam tahap Proses SPPBJ dan ditunda menunggu persetujuan kontrak MYC dari Kemenkeu;
- SK Penetapan Lokasi lahan MIAMARI oleh Bupati Morotai telah diterbitkan;
- Draft Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-AMDAL) Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan MIAMARI
3. Pengadaan alat survey LPSDKP
Alat survey Dua paket peralatan survei (alat surveI geologi laut dan alat survei kualitas air)
73
4. Pengadaan Alat Observasi Laut (Buoy) BPOL
10 unit buoy Sepuluh unit Alat Observasi Laut (Buoy) dan telah selesai dilaksanakan deployment di 10 titik lokasi yaitu Bacan, Bolaanguki, Bunta, Ende, Manggarai, Tinombo, Ternate, Kema,, Kupang dan Makian.
13) IKU KE TIGA BELAS : Jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir yang terbentuk (buah)
IKU ini didefinisikan sebagai jumlah jejaring, kemitraan dan/atau kerjasama
penelitian kelautan dan perikanan untuk dokumen kerjasama yang disepakati oleh
eselon III pada tahun berjalan secara multiyears. Teknik menghitungnya yaitu jumlah
jejaring kemitraan dan/atau kerjasama litbang yang dijalin pada tahun berjalan. IKU ini
menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi
target yang ditetapkan. Capaian IKU ini sebagai berikut:
Tabel 23. Capaian IKU 13
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Jumlah jejaring dan/atau kerjasama
litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir
yang terbentuk (buah)
7 7 7 100
Jumlah capaian jejaring dan kerjasama teknologi KP yang terbentuk adalah 7
(tujuh) kerjasama yang terjalin yaitu :
1. Perjanjian kerjasama antara Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya
Pesisir dengan Pusat Penelitian Oseanografi LIPI tentang Pelaksanaan Kegiatan
Penelitian dan Observasi Kelautan di Perairan Selat Sunda, Karimata, Makassar dan,
Lombok, Samudera Hindia Selatan Jawa dan Laut Banda dengan KR. Baruna Jaya VIII;
2. Perjanjian kerjasama antara Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya
Pesisir dengan Pusat Pelayanan Teknologi BPPT tentang pemanfaatan bersama
prototipe pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL)- Twin Turbine;
3. Perjanjian kerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) melalui
skema hibah JICA-JST Science and Technology Research Partnership for Sustainable
Development (SATREPS) dalam program Comprehensive Assessment And
Conservation of Blue Carbon Ecosystems And Their Services In The Coral Triangle
(BlueCares);
4. Perjanjian kerjasama antara Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) – Perancak
dengan Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan, Fakultas
74
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya tentang penelitian dan
observasi pola adaptasi ekosistem laut terhadap variasi iklim;
5. Perjanjian kerja sama antara Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) – Perancak
dengan Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada tentang penelitian dan
pengembangan observasi ekosistem pesisir untuk coastal zone management;
6. Perjanjian kerjasama antara Loka Penelitian Sumberdaya Kerentanan dan Pesisir
(LPSDKP) - Bungus dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tentang
pengoperasian stasiun pengamatan cuaca dan pasang surut;
7. Kerjasama antara Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK) - Wakatobi dengan
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wakatobi tentang
penayangan data cuaca dan informasi kelautan serta pemasangan peralatan internet.
SASARAN STRATEGIS 6 : Terselenggaranya pengendalian litbang KP
14) IKU KE EMPAT BELAS : Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total
kegiatan riset litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir (minimal) (%)
Tujuan dari IKU ini adalah untuk memperoleh gambaran arah kebijakan penelitian
dan pengembangan KP memberikan porsi lebih besar kepada penelitian aplikatif
sehingga hasil litbang KP dapat lebih cepat diterapkan dan dimanfaatkan oleh
stakeholder. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize dimana capaian yang diharapkan
adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun capaian IKU ini adalah sebagai berikut :
Tabel 24. Capaian IKU 14
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Proporsi kegiatan riset aplikatif
dibandingkan total kegiatan riset litbang
Sumber Daya Laut dan Pesisir (minimal)
(%)
100 100 100 100
Target pada tahun 2016 untuk pencapaian IKUini adalah 100% (seratus persen)
untuk proporsi kegiatan penelitian terapan dibandingkan total kegiatan Litbang
Sumberdaya dan Pesisir. Pencapaian tahun 2016 ini adalah semua kegiatan penelitian di
lingkup Penelitian Sumber Daya Laut dan Pesisir semuanya merupakan penelitian
terapan sehingga proporsinya adalah 100 % yang berarti target tahun 2016 telah
tercapai.
75
3.3.3 LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE
Capaian kinerja Balitbang KP pada perspektif pelanggan (learn and growth perspective)
dengan bobot perspektif sebesar 30% berasal dari 4 (empat) sasaran strategis berikut :
SASARAN STRATEGIS 7 : Terwujudnya ASN Balitbang KP yang kompeten,
profesional dan berkepribadian
15) IKU KE LIMA BELAS : Indeks Kompetensi dan Integritas lingkup P3SDLP (%)
Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuan. Integritas adalah kecenderungan untuk sikap yang patuh
pada aturan dan norma. Indeks kompetensi dan integritas dimaksud terdiri dari
kompetensi hasil assessment, kehadiran pegawai, capaian kinerja (SKP), LHKASN,
LHKPN terhadap pejabat yang telah dilakukan asesmen. Adapun capaian IKU ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 25. Capaian IKU 15
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Indeks Kompetensi dan Integritas
lingkup P3SDLP (%) 77 77 77 100
Formula penghitungan IKU ini merupakan agregasi dari variabel di bawahnya:
Dengan membandingkan kompetensi hasil rekomendasi penilaian kompetensi/asesmen
dari Asesor dengan jenis standar kompetensi yang dipersyaratkan sesuai Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 03A/KEPMEN-SJ/2014. Persentase capaian
output pegawai pada SKP dihitung dengan menggunakan variebel nilai SKP kinerja baik
dan sangat baik per 31 Januari tahun berikutnya. Persentase tingkat kehadiran pegawai
diukur dengan jumlah kehadiran Aparatur Sipil Negara/PNS Balitbang KP per bulan
selama satu tahun. LHKASN dan LHKPN (prosentase pegawai yang melaporkan LHKASN
dan LHKPN; LHKASN oleh seluruh pegawai, LHKPN oleh pejabat pengelola anggaran,
dipilih salah satu).
16) IKU KE ENAM BELAS : Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup
P3SDLP (orang)
IKU ini dideskripsikan berkaitan dengan SDM lingkup P3SDLP baik PNS, CPNS
maupun tenaga kontrak yang menempuh pendidikan gelar (tugas belajar dalam dan luar
negeri) yang sedang berjalan dan baru, non gelar (diklat fungsional tertentu/diklatpim),
76
pelatihan (kursus teknis dalam dan luar negeri) dan izin belajar (yang berjalan) dalam
rangka untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi untuk menunjang tugas
dan fungsinya. Capaian IKU ini adalah :
Tabel 26. Capaian IKU 16
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Jumlah ASN yang ditingkatkan
kompetensinya lingkup P3SDLP (orang) 100 100 108 108
Telah tercapai pengembangan kompetensi pegawai sebanyak 108 (seratus delapan)
orang pegawai dari total target 100 pegawai (daftar terlampir) yang meliputi tugas
belajar, ijin belajar, diklat fungsional peneliti, diklat revolusi mental, pelatihan mikrotik,
dan lain sebagainya.
SASARAN STRATEGIS 8 : Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal
dan mudah diakses
17) IKU KE TUJUH BELAS : Presentase unit kerja lingkup P3SDLP yang menerapkan
sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
Sistem Manajemen Pengetahuan adalah suatu rangkaian yang memanfaatkan
teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk
mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk
digunakan kembali, diketahui dan dipelajari, dimana menggunakan klasifikasi maximize
dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan.
Komponen penilaian implementasi manajemen pengetahuan terdiri dari 3 bagian,
yaitu:
1. Jumlah Bidang/ Sub Bidang/ Sub Bagian P3SDLP dan Pesisir yang bergabung dalam
Sistem Informasi Manajemen Pengetahuan KKP (nilai 60%);
2. Pimpinan Eselon II memberikan informasi/ apresiasi/ penghargaan kepada
individu/ unit kerja di bawahnya melalui aplikasi SI MP atas kegiatan/ capaian/
prestasi yang dianggap mengharumkan nama baik KKP/ unit kerja Eselon I/ unit
kerja Eselon II (nilai 35%);
3. Pimpinan Eselon I memberikan informasi/ apresiasi/ penghargaan kepada
individu/ unit kerja di bawahnya melalui aplikasi SI MP atas kegiatan/ capaian/
77
prestasi yang dianggap mengharumkan nama baik KKP/ unit kerja Eselon I/ unit
kerja Eselon II (nilai 5%).
Adapun capaian IKU ini adalah sebagai berikut:
Tabel 27. Capaian IKU 17
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Presentase unit kerja lingkup P3SDLP
yang menerapkan sistem manajemen
pengetahuan yang terstandar (%)
50 50 50 100
Penghitungan presentase penerapan sistem manajemen pengetahuan yang
terstandar dihitung dengan membandingkan pengguna bitrix24 dengan total seluruh
pegawai. IKU ini baru dapat tercapai di akhir tahun (bulan Desember) dikarenakan
keterlambatan admin aplikasi kinerjakkp.bitrix24.com dalam mengirimkan undangan
bergabung di aplikasi tersebut. Seluruh pejabat struktural sudah menggunakan aplikasi
tersebut. Sehingga presentase penerapan sistem manajemen pengetahuan yang tercapai
tahun 2016 adalah 100%.
SASARAN STRATEGIS 9 : Terwujudnya birokrasi Lingkup P3SDLP yang efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan prima
18) IKU KE DELAPAN BELAS :Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi lingkup P3SDLP (Nilai)
Reformasi Birokrasi suatu proses untuk merubah bentuk birokrasi yang lama dengan
bentuk birokrasi yang baru sehingga aparatur mampu bekerja secara lebih profesional,
efektif, dan akuntabel dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pelayanan kepada
masyarakat. Penilaian atas implementasi RB di KKP dilaksanakan melalui Penilaian
Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) secara online oleh masing-masing
Unit Eselon I yang telah diverfikasi oleh Inspektorat Jenderal. Capaian IKU ini yaitu :
Tabel 28. Capaian IKU 18
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi lingkup
P3SDLP (Nilai) 84 84 80 95,24
78
19) IKU KE SEMBILAN BELAS : Nilai SAKIP lingkup P3SDLP (Nilai)
IKU ini didefinisikan sebagai Penilaian Kemen PAN atas akuntabilitas kinerja
yaitu perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan
yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi
organisasi secara terukur dengan sasaran/ target kinerja yang telah ditetapkan melalui
laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.
Tabel 29. Capaian IKU 19
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Nilai SAKIP lingkup P3SDLP (Nilai) 83 83 80,77 97,31
SASARAN STRATEGIS 10 : Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan akuntabel
20) IKU KEDUA PULUH: Nilai Kinerja Anggaran Lingkup P3SDLP (%)
IKU ini didefinisikan sebagai proses menghasilkan suatu nilai capaian kinerja
untuk setiap indikator yang dilakukan dengan membandingkan data realisasi dengan
target yang telah direncanakan sebelumnya. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize,
dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Formula yang
digunakan untuk menghitung nilai kinerja anggaran berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. 249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi
Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
Tabel 30. Capaian IKU 20
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Nilai kinerja anggaran lingkup P3SDLP (%)
85 85 80,27 94,44
79
Gambar 8. Nilai kinerja anggaran P3SDLP(http://monev.anggaran.depkeu.go.id)
Pengukuran nilai kinerja anggaran dilakukan pada akhir tahun 2016 setelah
laporan capaian output diterima dan laporan realisasi keuangan selesai. Adapun upaya
yang dilakukan untuk mencapai IKU tersebut adalah melakukan pemantauan capaian
kinerja output dan outcome secara berkala termasuk pengisian laporan capaian secara
berkala dan lengkap. Capaian nilai kinerja anggaran lingkup P3SDLP tahun 2016 adalah
80,27% dan dikelompokkan dalam kategori cukup. Hal ini dikarenakan ada beberapa
IKU yang tidak terealisasi dari target yang ditentukan.
21) IKU KEDUA PULUH SATU: Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup P3SDLP
(%)
Untuk mencapai IKU ini telah diambil inisiatif strategis untuk meningkatkan
persentase penyampaian laporan keuangan dalam rangka meningkatkan kepatuhan
terhadap SAP ini dapat dilihat dari terselenggaranya laporan keuangan yang relevan,
dapat dipahami, dapat diperbandingkan dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang
berlaku (PP No. 71 Tahun 2012).
Tabel 31. Capaian IKU 21
IKU Target
Tahunan
Tahun 2016
Target Realisasi %
Persentase kepatuhan terhadap SAP
lingkup P3SDLP (%) 100 100 100 100
3.4. Realisasi Anggaran P3SDLP
Dalam tahun 2016, telah terjadi 3 (tiga) kali perubahan DIPA yaitu : 1) DIPA awal sebesar
Rp 223.575.150.000,-; 2) DIPA revisi penambahan anggaran dari P3TKP dan bergabungnya
80
BPOL dan LPTK yaitu sebesar Rp 341.749.433.000;- 3) DIPA akhir tahun yang terbit akibat
beberapa revisi anggaran, selfblocking dan penghematan di satker lingkup P3SDLP menjadi Rp
292.083.974.000,-. Sampai dengan 20 Januari 2016, realisasi penyerapan anggaran lingkup
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Pesisir (P3SDLP) adalah sebesar Rp.
208,860,846,328,- atau 71,51%. Pagu akhir anggaran yang dimaksud di sini adalah termasuk
anggaran yang di-blokir mandiri (selfblocking).
Tabel 32. Realisasi Anggaran Lingkup P3SDLP TA 2016 Per 20 Januari 2017
Menggunakan Pagu Akhir Termasuk Anggaran Selfblocking
No Satuan Kerja (Satker) Pagu Akhir Realisasi
Rp. %
1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir (P3SDLP)
118,911,012,000 46,448,099,623 39.06
2 Balai Penelitian Observasi Laut (BPOL)
153,198,001,000 145,415,699,244 94.92
3 Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir (LPSDKP)
10,069,524,000 8,559,640,243 85.01
4 Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK)
9,905,437,000 8,437,407,218 85.18
Total 292,083,974,000 208,860,846,328 71.51
Dalam pelaksanaannya, dari pagu akhir sebesar Rp 292.083.974.000,- tersebut terdapat
pagu selfblocking sebesar Rp. 70,001,116,000,- atau sebesar 23,97% dari total pagu anggaran
sebagai tindak lanjut kebijakan penganggaran di tingkat Balitbang KP dan KKP. Anggaran dari
kegiatan yang termasuk ke dalam selfblocking, tidak dilaksanakan kegiatannya dan
direalisasikan anggarannya atau di-blokir mandiri. Sehingga apabila tanpa pagu selfblocking
maka realisasi anggaran Lingkup P3SDLP mengalami kenaikan persentase dari 71,51% menjadi
94,05%, walaupun total nominal realisasi anggarannya tetap.
Tabel 33. Realisasi Anggaran Lingkup P3SDLP TA 2016 Per 20 Januari 2017
Menggunakan Pagu Akhir Tanpa Anggaran Selfblocking
No. Satker Pagu Akhir Selfblocking Pagu Tanpa Selfblocking
Realisasi
Rp. %
1 P3SDLP - Jakarta
118,911,012,000 65,643,810,000 53,267,202,000 46,448,099,623 87.20
81
2 BPOL - Jembrana
153,198,001,000 3,462,793,000 149,735,208,000 145,415,699,244 97.12
3 LPSDKP - Bungus
10,069,524,000 272,636,000 9,796,888,000 8,559,640,243 87.37
4 LPTK - Wakatobi
9,905,437,000 621,877,000 9,283,560,000 8,437,407,218 90.89
Total 292,083,974,000 70,001,116,000 222,082,858,000 208,860,846,328 94.05
82
IV. P E N U T U P
4.1. Kesimpulan
Sesuai dengan visi dan misi Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan
Pesisir (P3SDLP), pada tahun 2016 P3SDLP telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai
dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala P3SDLP dengan Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP). Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat
peta strategi dengan 10 Sasaran Strategis (SS) yang ingin dicapai. Untuk setiap Sasaran Strategis
(SS) yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja
Utama (IKU). Keseluruhan IKU Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan
Pesisir pada tahun 2016 berjumlah 21 (dua puluh satu) IKU. Berdasarkan hasil pengukuran,
P3SDLP Balitbang KP – KKP memiliki kinerja yang baik.
4.2. Permasalahan dan Tindak Lanjut
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan tentu dijumpai permasalahan dan membutuhkan
langkah tindak lanjut segera untuk mengatasinya. Beberapa kendala/ permasalahan yang
dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan P3DLP dan tindak lanjut yang diperlukan serta pihak yang
diharapkan dapat membantu mengatasi masalah sebagai berikut.
No. Kendala Tindak lanjut yang
diperlukan
Pihak yang diharapkan dapat
membantu mengatasi masalah
1. Adanya revisi perubahan lokasi dan
judul kegiatan penelitian
Koordinasi revisi
POK/DIPA dengan
Sekretariat Balitbang
KP
Sekretariat Balitbang
KP
2.
Kegiatan Sarana dan Prasarana dan
kelembagaan dalam proses ijin multi
years kontrak ke DJA Kemenkeu,
Proses persetujuan Rekomendasi
Teknis Morotai dan Pangandaran
masih berproses di Kemen PUPR dan
menunggu jadwal untuk pertemuan
koordinasi
Koordinasi yang
intensif dengan Ditjen
Anggaran Kemenkeu
dan Kementerian PUPR
Ditjen Anggaran
Kemenkeu,
Kemen PUPR
3. Pencairan Indeso harus menunggu
akhir tahun karena sudah terikat
dengan kontrak dengan AFD Perancis
Koordinasi dengan AFD
Perancis AFD Perancis
83
No. Kendala Tindak lanjut yang
diperlukan
Pihak yang diharapkan dapat
membantu mengatasi masalah
sebagai Donor bahwa pembayaran
harus menunggu sampai jumlah
tertentu
4.
Status lahan calon UPT P3SDLP yang
sudah dirintis sejak lama di beberapa
daerah seperti di Lombok, Saumlaki
dan Bintan memerlukan tanggapan
serius mengenai tindaklanjutnya
kepada pemda setempat
Koordinasi dengan
Instansi Pemda
Lombok, Saumlaki, dan
Bintan
Pemda setempat
5. Keterbatasan SDM (kekosongan
pejabat struktural dan adanya
pegawai PNS mutasi keluar)
Mengoptimalkan SDM
yang ada dan
mengusulkan tambahan
PNS dari Pusat
(pengadaan CPNS /
mutasi masuk)
Sekretariat Balitbang
KP
Akhirnya, dengan tersusunnya Laporan Kinerja P3SDLP tahun 2016 ini diharapkan
dapat menjadi pertanggungjawaban tertulis kepada pemberi wewenang serta dapat menjadi
bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam perencanaan sehingga terbentuklah
pemerintahan yang baik (Good Governance). Selain itu, Laporan Kinerja P3SDLP tahun 2016 ini
diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun
mikro serta langkah-langkah pelaksanaan kebijakan dan kegiatan penelitian dan pengembangan
sumberdaya laut dan pesisir. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna
menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya
masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang
hasil-hasil kegiatan penelitian dan pengembangan sumberdaya laut dan pesisir.