EVALUASI KINERJA DAN ANGGARAN - depkes.go.id LKj Es 2 2016/5 LKj... · Laporan Evaluasi Kinerja dan...
Transcript of EVALUASI KINERJA DAN ANGGARAN - depkes.go.id LKj Es 2 2016/5 LKj... · Laporan Evaluasi Kinerja dan...
LAPORAN SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERALEVALUASI KINERJA DAN ANGGARAN 2016
i
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
KATA PENGANTAR
Penyusunan Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Sekretariat Inspektorat
Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun 2016 dilaksanakan dalam rangka
menunjang penyusunan Laporan Kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan Tahun 2016 yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Pengungkapan
informasi kinerja saat ini relevan dengan perubahan paradigma penganggaran
pemerintah yang ditetapkan dengan mengidentifikasi secara jelas keluaran (output)
dari setiap kinerja dan hasil (outcome) dari setiap program.
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016 dibuat berdasarkan data
monitoring dan evaluasi yang diklasifikasikan berdasarkan realisasi fisik dan
anggaran. Laporan dimaksudkan untuk menilai kinerja dari setiap kegiatan dengan
mengacu pada perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Laporan juga dapat
memberikan informasi sejauh mana setiap kegiatan telah mencapai target yang
direncanakan di awal yang merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan.
Laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi serta menjadi
acuan bagi pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Jakarta, Januari 2017 Sekretaris,
Heru Arnowo, SH, MM, CFrA
NIP. 196011221986031002
ii
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…...................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. UMUM......….............................................................................................. 1
B. ORGANISASI INSPEKTORAT JENDERAL.............................................. 2
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA.....….................................................................. 4
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016….................................................... 5
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. REALISASI KINERJA DAN ANGGARAN.................................................. 7
B. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN............................................ 16
C. PENGELOLAAN SUMBER DAYA PENUNJANG...................................... 27
D. HASIL PENGAWASAN.............................................................................. 34
BAB IV PENUTUP
A. HAMBATAN PENCAPAIAN KINERJA DAN ANGGARAN TAHUN 2016.. 36
B. REKOMENDASI......................................................................................... 36
C. KESIMPULAN............................................................................................ 36
1
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
BAB I PENDAHULUAN
A. UMUM
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan disusun untuk
melaksanakan ketentuan pasal 30 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Dalam sistem ini,
tahapan perencanaan pembangunan terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu: (1)
penyusunan rencana; (2) penetapan rencana; (3) pengendalian pelaksanaan
rencana; dan (4) evaluasi pelaksanaan rencana. Keempat tahapan ini
merupakan satu kesatuan fungsi manajemen yang saling terkait dan saling
melengkapi. Setiap pelaksanaan rencana tidak akan berjalan lancar jika tidak
didasarkan kepada perencanaan yang baik. Sejalan dengan itu, dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi sumber daya, serta meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan program pembangunan, perlu
dilakukan upaya pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana
pembangunan.
Pemantauan dan pengawasan merupakan salah satu upaya pengendalian
pelaksanaan rencana. Pengendalian dilakukan dengan maksud untuk dapat
menjamin bahwa pelaksanaan rencana pembangunan sesuai dengan tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan, sedangkan kegiatan pengawasan dimaksudkan
untuk mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan seperti
perkembangan realisasi penyerapan dana dan realisasi target keluaran (output),
mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan atau akan
timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin.
Dari hasil pemantauan dan pengawasan tersebut, dilakukan tahap evaluasi
dengan maksud untuk menilai efisiensi, efektivitas, manfaat, dampak dan
keberlanjutan dari suatu program. Selain itu, tahap evaluasi juga dilakukan untuk
dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan
kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana pembangunan dapat dinilai
2
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan di masa
yang akan datang. Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (output),
hasil (outcome), dan dampak (impact) dari pelaksanaan rencana pembangunan.
Kegiatan evaluasi dapat dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu:
1. Evaluasi pada tahap perencanaan, yaitu evaluasi dilakukan sebelum
ditetapkan rencana pembangunan dengan tujuan untuk memilih dan
menentukan skala prioritas dan berbagai alternatif serta kemungkinan cara
mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
2. Evaluasi pada tahap pelaksanaan, yaitu evaluasi dilakukan pada saat
pelaksanaan rencana pembangunan untuk menentukan tingkat kemajuan
pelaksanaan atau progress report realisasi dibandingkan dengan rencana
yang telah ditentukan sebelumnya. Evaluasi inilah yang dilakukan setiap
triwulan.
3. Evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan, yaitu evaluasi yang dilaksanakan
setelah pelaksanaan rencana berakhir yang diarahkan untuk melihat apakah
pencapaian program mampu mengatasi masalah pembangunan yang ingin
dipecahkan. Evaluasi ini digunakan untuk menilai efisiensi (keluaran dan
hasil yang dibandingkan masukan), efektifitas (hasil dan dampak terhadap
sasaran) atau pun manfaat (dampak terhadap kebutuhan) dari suatu
program.
B. ORGANISASI SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 Tanggal
29 September 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan,
organisasi Sekretariat Inspektorat Jenderal terdiri dari 4 (empat) Bagian (Bagian
TUKUMPEG, Bagian PI, Bagian Keuangan dan BMN, Bagian APTLH) dan 8
(delapan) Sub Bagian (Subbagian Kepegawaian dan Organisasi, Subbagian TU
dan Hukum, Subbagian Program dan Anggaran, Subbagian Evaluasi, Informasi
dan Humas, Subbagian Perbendaharaan dan Verifikasi, Subbagian Pengelolaan
BMN dan RT, Subbagian APTLHP I dan Subbagian APTLHP II) Penjabaran
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Jenderal dapat dilihat sebagai berikut:
3
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Struktur Organisasi Sekretariat Inspektorat Jenderal
4
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA
Sekretariat Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Inspektorat Jenderal.
Pada Tahun 2016 Sekretariat Inspektorat Jenderal menerima alokasi anggaran
sebesar Rp61.318.937.000,- namun terdapat revisi pagu anggaran pada Bulan
November Tahun 2016 berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016,
Tanggal 28 Agustus 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja
Kementerian/Lembaga dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016, sehingga Sekretariat
Inspektorat Jenderla anggarannya menjadi Rp56.344.156.000,- yang digunakan
untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Dokumen Laporan pendampingan program pencegahan dan
pemberantasan korupsi. Keluaran dari kegiatan-kegiatan tersebut berupa
dokumen dengan alokasi anggaran sebesar Rp2.608.097.000,-
2. Dukungan Manajemen Inspektorat Jenderal. Keluaran yang dihasilkan
berupa laporan dengan alokasi anggaran sebesar Rp10.597.756.000,-
3. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran. Alokasi anggaran sebesar
Rp2.624.989.000,-
4. Layanan Perkantoran. Keluaran yang dihasilkan berupa layanan per 12
bulan dengan alokasi anggaran sebesar Rp40.513.314.000,-.
RKA-K/L
OUTPUT SUB OUTPUT TARGET
AWAL 2016
REVISI TARGET S.D TW
IV
PAGU AWAL 2016
REVISI PAGU S.D TW IV
2016
SEKRETARIAT INSPEKTORAT
1
Pendampingan Program Pencegahan Korupsi Base Line (2057.021)
1 Hasil Pendampingan Program Pencegahan Korupsi [2057.021.006]
71 71 2.096.180.000 2.608.097.000
71 71 2.096.180.000 2.608.097.000
2
Hasil Dukungan Manajemen Inspektorat Jenderal Base Line [2057.022]
1 Perencanaan-Pengaggaran dan Informasi [2057.022.001]
20 20 2.702.863.000 2.509.146.000
2 Layanan Umum dan Kepegawaian [2057.022.002]
53 53 5.444.051.000 6.128.110.000
3 Pengelolaan Keuangan dan Aset [2057.022.003]
29 29 668.200.000 668.200.000
4 Pemutakhiran data dan analisis tindak lanjut hasil pengawasan [2057.022.004]
21 21 1.270.800.000 1.292.300.000
123 123 10.085.914.000 10.597.756.000
5
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
3
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Base Line [2057.024]
1 Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran [2057.024.001]
36 19 335.048.000 311.199.000
2 Pengadaan Furniture Workstation [2057.024.002]
1 1 3.188.481.000 2.313.790.000
37 20 3.523.529.000 2.624.989.000
4 Layanan Perkantoran Base Line [2057.994]
12 12 45.613.314.000 40.513.314.000
71 12 45.613.314.000 40.513.314.000
243 226 61.318.937.000 56.344.156.000
Target Fisik dan Pagu Anggaran Tahun 2016 Sekretariat Inspektorat
Catatan :
1. Terdapat revisi target fisik pada Bulan November Tahun 2016 dari 243
dokumen/laporan menjadi 226 dokumen/laporan;
2. Terdapat revisi anggaran pada Bulan November Tahun 2016 dari
Rp61.318.937.000,- menjadi Rp56.344.156.000,-.
Revisi target fisik dan anggaran dilakukan untuk mengoptimalkan output kegiatan
dan realisasi anggaran Tahun 2016.
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen pimpinan yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan
terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan
sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus Perjanjian Kinerja antara lain
untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai
wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah.
Perjanjian Kinerja digunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolak ukur kinerja
sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.
Perjanjian Kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal Tahun 2016 merupakan
kinerja tahun kedua dari Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 sebagai
sasaran pendukung program Inspektorat Jenderal, yang didukung dengan
anggaran sebesar Rp61.318.937.000,-.
6
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
No Kegiatan Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target 2016
Angaran
1.
Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya pada
Program
Peningkatan
Pengawasan dan
Akuntabilitas
Aparatur
Kementerian
Kesehatan
Meningkatnya dukungan
manajemen dan
pelaksanaan tugas
teknis lainnya pada
Program Peningkatan
Pengawasan dan
Akuntabilitas Aparatur
Kementerian Kesehatan
Persentase satuan
kerja yang telah
menerapkan
program aksi
pencegahan dan
pemberantasan
korupsi
40% Rp61.318.937.000,-
Perjanjian Kinerja sebagaimana dimaksud diatas berisikan penugasan dari
pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah
untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Melalui perjanjian kinerja tersebut, terwujudlah komitmen penerima amanah dan
kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu
berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
7
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. REALISASI KINERJA DAN ANGGARAN
Sasaran Kegiatan Sekretariat Inspektorat Jenderal adalah Dukungan
Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan
Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan. Alokasi dan
target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar
Rp56.344.156.000,- dengan target fisik sebanyak 226 laporan/dokumen/bulan
dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan Bulan
Desember 2016 sebesar Rp54.595.866.837,- (96,90%), sedangkan realisasi fisik
sebanyak 236 laporan/dokumen/bulan (104,42%), dengan rincian sebagai
berikut:
Realisasi Anggaran dan Realisasi Laporan Sekretariat Inspektorat Tahun 2016
Realisasi Anggaran Per Triwulan Realisasi Laporan Per Triwulan
8
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Tingginya realisasi anggaran pada TW III dikarenakan adanya pembayaran
belanja modal pengadaan workstation, meskipun pengerjaannya menjadi output
pada TW II.
2016
% 2015
% Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Rp56.344.156.000,- Rp54.596.866.837,- 96,90 Rp70.803.237.000,- Rp53.940.503.930,- 76,18
Perbandingan Capaian Realisasi Tahun 2016 dan Tahun 2015
Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Sekretariat
Inspektorat Jenderal dari Rp70.803.237.000,- pada Tahun 2015 menjadi
Rp56.344.156.000,- pada Tahun 2016.
Rincian Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur
Kementerian Kesehatan sebagai berikut:
RKA-K/L
OUTPUT SUB OUTPUT TARGET
2016 REALISASI
TARGET
PAGU ANGGARAN
2016
REALISASI ANGGARAN
2016
SEKRETARIAT INSPEKTORAT
1
Pendampingan Program Pencegahan Korupsi Base Line (2057.021)
1
Hasil Pendampingan Program Pencegahan Korupsi [2057.021.006]
71 76 2.608.097.000 2.575.532.426
71 76 2.608.097.000 2.575.532.426
2
Hasil Dukungan Manajemen Inspektorat Jenderal Base Line [2057.022]
1
Perencanaan-Pengaggaran dan Informasi [2057.022.001]
20 20 2.509.146.000 2.481.533.961
2 Layanan Umum dan Kepegawaian [2057.022.002]
53 54 6.128.110.000 5.939.960.827
3 Pengelolaan Keuangan dan Aset [2057.022.003]
29 29 668.200.000 641.113.251
4
Pemutakhiran data dan analisis tindak lanjut hasil pengawasan [2057.022.004]
21 25 1.292.300.000 1.266.172.555
123 128 10.597.756.000 10.328.780.594
3
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Base Line [2057.024]
1
Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran [2057.024.001]
19 19 311.199.000 2.313.790.000
2 Pengadaan Furniture Workstation [2057.024.002]
1 1 2.313.790.000 311.198.800
20 20 2.624.989.000 2.624.988.800
4 Layanan Perkantoran Base Line [2057.994]
12 12 40.513.314.000 39.066.390.814
12 12 40.513.314.000 39.066.390.814
226 236 56.344.156.000 54.595.692.634
1. Pendampingan program pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut
sebesar Rp2.608.097.000,- dengan target fisik sebanyak 71 dokumen dalam
satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan Bulan
9
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Desember 2016 sebesar Rp2.575.532.426,- (98,75%), sedangkan realisasi
fisik sebanyak 76 laporan (107,04). Dengan rincian sebagai berikut:
TW I 3 laporan (4,23%):
Lapaporan bulanan pengelolaan gratifikasi itjen (1 laporan);
Laporan bulanan pengelolaan gratifikasi Kemenkes (1 laporan);
Lapaporan pengelolaan LHKPN/LHKASN (1 laporan).
TW II 30 laporan (42,25%):
Laporan bulanan pengelolaan gratifikasi itjen (1 laporan);
Laporan bulanan pengelolaan gratifikasi Kemenkes (1 laporan);
Laporan kegiatan pendampingan PPK (26 laporan);
1 RS Paru Dr. H. A. Rotinsulu
Bandung;
14 Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu;
2 BKMM Cikampek; 15 Poltekkes Gorontalo;
3 KKP Kelas III Jambi; 16 BPFK Medan;
4 Poltekes Bandung; 17 Politeknik Kesehatan Banjarmasin;
5 B2P2 TOOT
Tawangmangu;
18 RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang;
6 BBKPM Surakarta; 19 Poltekkes Medan;
7 Poltekkes Riau; 20 KKP Dumai;
8 BKMM Makassar; 21 Poltekkes Jambi;
9 KKP Tambilahan; 22 BBTKL Pengendalian Penyakit
Yogyakarta;
10 Poltekkes Ternate; 23 KKP Kelas III Merauke
11 KKP Ternate; 24 Loka Litbang P2B2 Waikabubak;
12 KKP Pekanbaru; 25 Loka Litbang P2B2 Baturaja;
13 Poltekkes Malang; 26 BPFK Surabaya.
Laporan pengelolaan LHKPN/LHKASN (1 laporan);
Laporan RDK LHKPN (1 laporan).
TW III 3 laporan (4,23%):
Laporan bulanan pengelolaan gratifikasi itjen (1 laporan);
Laporan bulanan pengelolaan gratifikasi Kemenkes (1 laporan);
Laporan pengelolaan LHKPN/LHKASN (1 laporan).
10
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
TW IV 40 laporan (56,34%):
Laporan Tahunan pengelolaan gratifikasi itjen (1 laporan);
Laporan Tahunan pengelolaan gratifikasi Kemenkes (1 laporan);
Laporan pengelolaan LHKPN/LHKASN (1 laporan);
Laporan RDK LHKPN (1 laporan);
Laporan RDK UPG (2 laporan);
Laporan triwulanan pengelolaan gratifikasi itjen (1 laporan);
Laporan triwulanan pengelolaan gratifikasi Kemenkes (1 laporan);
Laporan kegiatan pendampingan PPK (19 laporan);
Laporan monev JKN (13 laporan).
2. Dukungan Manajemen Inspektorat Jenderal.
Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut
sebesar Rp10.597.756.000,- dengan target fisik sebanyak 123 laporan
dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan Bulan
Desember 2016 sebesar Rp10.328.780.594,- (97,46%), sedangkan realisasi
fisik sebanyak 128 laporan (104,07). Dengan rincian sebagai berikut:
Perencanaan, Pengaggaran dan Informasi:
Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan
tersebut sebesar Rp2.509.146.000,- dengan target fisik sebanyak 20
laporan dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai
dengan Bulan Desember 2016 sebesar Rp2.481.553.961,- (98,90%),
sedangkan realisasi fisik sebanyak 20 laporan (100,00%). Dengan rincian
sebagai berikut:
TW I 5 laporan (25,00%):
1. Laporan penyelesaian PAGU indikatif RKA-K/L (1 laporan);
2. Laporan Penyelesaian LAKIP (1 laporan);
3. Laporan Penyelesaian LAPTAH (1 laporan);
4. Laporan Penyelesaian Laporan PP39 (1 laporan);
5. Laporan Penyelesaian PKPT (1 laporan).
TW II 3 laporan (15,00%):
1. Laporan Kegiatan Rakorwas (1 laporan);
2. Laporan Penyusunan Renja 2017 (1 laporan);
3. Laporan Penyelesaian Laporan PP39 (1 laporan).
11
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
TW III 11 laporan (55,00%):
1. Laporan Penyusunan Jakwas 2017 (1 laporan);
2. Laporan Penyelesaian Laporan PP39 (1 laporan);
3. Laporan RB dan Tata Kelola (19 September dan 21 September 2016)
(8 laporan);
4. Laporan Penyusunan RKA-K/L (1 laporan).
TW IV 1 laporan (5,00%):
Laporan Pelaksanaan PP39.
Layanan Umum dan Kepegawaian:
Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan
tersebut sebesar Rp6.128.110.000,- dengan target fisik sebanyak 53
laporan dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai
dengan Bulan Desember 2016 sebesar Rp5.939.960.827,- (96,93%),
sedangkan realisasi fisik sebanyak 54 laporan (101,89%). Dengan rincian
sebagai berikut:
TW I 9 laporan (16,98%):
1. Sosialisasi dan Diseminasi Penguatan Manajemen (2 laporan);
2. Penatausahaan LHP (1 laporan);
3. Pengelolaan arsip (2 laporan);
4. Pengembangan SDM (2 laporan);
5. Sosialisasi dan Diseminasi Penguatan Manajemen (1 laporan);
6. Peningkatan JFT Auditor (1 laporan).
TW II 11 laporan (20,75%):
1. Pemutakhiran SIMKA (1 laporan);
2. Penatausahaan LHP (1 laporan);
3. Pengelolaan arsip (1 laporan);
4. Pengembangan SDM (6 laporan);
5. Peningkatan JFT Auditor (Jenewa) (1 laporan);
6. Koordinasi Humas (1 laporan).
TW III 15 laporan (28,30%):
1. Laporan Pemutakhiran SIMKA (1 laporan);
2. Laporan Capacity Building (1 laporan);
3. Kegiatan Penilaian Angka Kredit (2 laporan);
4. Lap penataan usahaan LHP (1 laporan);
12
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
5. Laporan Pembinaan Hukum dan Organisasi (1 laporan);
6. Laporan Pembinaan dan Edukasi (9 laporan).
TW IV 19 laporan (35,85%):
1. Rapat Pleno PAK 26-27 Desember 2016 (1 laporan);
2. RDK SIMKA (KGB) Itjen Kemenkes RI 2 Desember 2016 (1 laporan);
3. RDK Penghapusan Arsip 8 Desember 2016 (1 laporan);
4. Penata usahaan LHP 21 Desember 2016 (1 laporan);
5. RDK 20 Desember 2016 (Hukor) (1 laporan);
6. Pemutakhiran SIMKA, 1 Des, 5 Des dan 2 Des 2016 (3 laporan);
7. Laporan pembinaan JFA, 20 Des 2016 (2 laporan);
8. Rapat Pleno PAK, 14-15 Nov 2016 (1 laporan);
9. RDK SIMKA (KGB) Itjen Kemenkes RI 17 November 2016 (1
laporan);
10. RDK Pengelolaan Arsip, 23-24 November 2016 (1 laporan);
11. RDK Penghapusan Arsip, 3-4 Oktober 2016 (1 laporan);
12. RDK Pengelolaan Arsip, 19-20 Oktober 2016 (1 laporan);
13. RDK Pengelolaan Arsip, 28 Oktober 2016 (1 laporan);
14. Workshop dan Penilaian Maturitas SPIP, 4-5 Sep 2016 (Desiminasi)
(1 laporan);
15. Pengambilan Sumpah PNS Tahun 2016, 28 Oktober 2016
(Desiminasi) (1 laporan);
16. RDK, 7 Oktober 2016 (Hukor) (1 laporan).
Pengelolaan Keuangan dan Aset:
Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan
tersebut sebesar Rp668.200.000,- dengan target fisik sebanyak 29
laporan dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai
dengan Bulan Desember 2016 sebesar Rp641.113.251,- (95,95%),
sedangkan realisasi fisik sebanyak 29 laporan (100,00%). Dengan rincian
sebagai berikut:
TW I 7 laporan (24,14%):
1. Koordinasi keuangan lintas sektor (3 laporan);
2. Pengelolaan persediaan (3 laporan);
3. Pengelolaan BMN (1 laporan).
TW II 8 laporan (27,58%):
13
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
1. Koordinasi keuangan lintas sektor (3 laporan);
2. Pengelolaan persediaan (3 laporan);
3. Penyusunan Laporan Keuangan (1 laporan);
4. Inventarisasi BMN (1 laporan).
TW III 6 laporan (20,69%):
1. Koordinasi keuangan lintas sektor (3 laporan);
2. Pengelolaan persediaan (3 laporan).
TW IV 8 laporan (27,59%):
1. Koordinasi Keu lintas sektor (3 laporan);
2. Pengelolaan persediaan (3 laporan);
3. Inventaris BMN (1 laporan);
4. Penyusunan Lapaporan Keuangan (1 laporan).
Pemutakhiran Data dan Analisis Tindak Lanjut Hasil Pengawasan:
Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan
tersebut sebesar Rp1.292.300.000,- dengan target fisik sebanyak 24
laporan dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai
dengan Bulan Desember 2016 sebesar Rp1.266.172.555,- (97,98%),
sedangkan realisasi fisik sebanyak 25 laporan (119,05%). Dengan rincian
sebagai berikut:
TW I 6 laporan (28,62%):
1. Pemutakhiran TL (surat apresiasi), 21 - 22 Januari 2016;
2. Pemutakhiran TL (surat apresiasi), 24 - 27 Januari 2016;
3. RDK IHPS, 10 - 11 Februari 2016;
4. RDK Pemutakhiran TL, 17 - 18 Februari 2016;
5. Pemutakhiran TL Provinsi Maluku, 1 - 5 Maret 2016;
6. Pemutakhiran TL Provinsi Sulut, 1 - 5 Maret 2016.
TW II 8 laporan (38,10%):
1. Laporan Pemutakhiran TL dengan PPSDM, 26 - 28 April 2016;
2. RDK Pembahasan TPTGR, 10 Juni 2016;
3. RDK Pembahasan TPTGR, 13 - 14 Juni 2016;
4. Pemutakhiran TL dengan Ditjen P2P;
5. RDK Inventarisasi TPTD, 28 - 29 Juni 2016;
6. RDK Koordinasi Pemutakhiran TL Mei 2016 (3 Laporan).
14
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
TW III 5 laporan (23,81%):
1. Pemutakhiran TL, 27 - 29 Juli 2016;
2. RDK Inventarisasi TPTD, 26 - 27 Juli 2016;
3. RDK Pemutakhiran TL, 1 Agustus 2016;
4. Pemutakhiran TL Batam, 17 - 21 Agustus 2016;
5. RDK IHPS Semester I Tahun 2016, 29 - 30 Agustus 2016.
TW IV 6 laporan (28,57%):
1. Pemutakhiran TL Jabar, 4 - 8 Oktober 2016;
2. Pemutakhiran TL Jateng, 4 - 8 Oktober 2016;
3. Kemendagri Regional I Jabar, 10 - 14 Oktober;
4. Kemendagri Regional II Jabar, 17 - 21 Oktober;
5. Pemutakhiran TL Padang, 1 - 4 November 2016;
6. Pemutakhiran TL Jabar, 23 - 25 November 2016.
3. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran.
Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut
sebesar Rp2.624.989.000,- dengan target fisik sebanyak 20 dokumen dalam
satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan Bulan
Desember 2016 sebesar Rp2.624.988.800,- (100,00%), sedangkan realisasi
fisik sebanyak 20 laporan (100,00%).
Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran:
Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan
tersebut sebesar Rp311.199.000,- dengan target fisik sebanyak 19
dokumen dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai
dengan Bulan Desember 2016 sebesar Rp311.198.800,- (100,00%),
sedangkan realisasi fisik sebanyak 19 laporan (100,00%). Dengan rincian
sebagai berikut:
TW I 0 laporan (00,00%):
Pengadan Peralatan dan Fasilitas Kantor direncanakan pada TW II tahun
2016.
TW II 19 laporan (100,00%):
1. Pengadaan Portable active speaker (3 laporan);
2. Pengadaan Penghancur Kertas Besar (1 laporan);
3. Pengadaan Telp Mesin Fax (2 laporan);
4. Pengadaan Roll Opack (7 laporan);
15
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
5. Pengadaan LCD Projektor (3 laporan);
6. Pengadaan Mesin Penghitung Uang (1 laporan);
7. Pengadaan Action Camera Kit (2 laporan).
TW III 0 laporan (00,00%):
Pengadan Peralatan dan Fasilitas Kantor dilaksanakan pada TW II tahun
2016.
TW IV 0 laporan (00,00%):
Pengadan Peralatan dan Fasilitas Kantor dilaksanakan pada TW II tahun
2016.
Pengadaan Furniture Workstation:
Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan
tersebut sebesar Rp2.313.790.000,- dengan target fisik sebanyak 1
dokumen dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai
dengan Bulan Desember 2016 sebesar Rp2.313.790.000,- (100,00%),
sedangkan realisasi fisik sebanyak 1 laporan (100,00%). Dengan rincian
sebagai berikut:
TW I 0 laporan (00,00%):
Pengadaan Furniture Workstation direncanakan pada TW II tahun 2016.
TW II 1 laporan (100,00%):
Paket Furniture Workstation (1 paket/laporan).
TW III 0 laporan (00,00%):
Pengadaan Furniture Workstation dilaksanakan pada TW II tahun 2016.
TW IV 0 laporan (00,00%):
Pengadaan Furniture Workstation dilaksanakan pada TW II tahun 2016.
4. Layanan Perkantoran.
Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut
sebesar Rp40.513.314.000,- selama 12 bulan. Realisasi penyerapan
anggaran sampai dengan Bulan Desember 2016 sebesar
Rp39.066.390.814,- (96,43%). Dengan rincian layanan perkantoran periode
Januari s.d Desember 2016 (12 bulan) (100,00%).
16
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Adapun beberapa penyebab tidak optimalnya penyerapan anggaran
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan secara penuh yaitu :
a. Perhitungan estimasi pengangkatan jabatan fungsional auditor yang
diperkirakan sejak Bulan April 2016, namun SK pengangkatan jabatan
fungsional auditor baru diterima pada akhir Desember 2016;
b. Terdapat sisa tunjangan kinerja yang diakibatkan kenaikan dasar
pengenaan pajak/PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) sehingga pajak
yang melekat pada tunjangan kinerja semakin kecil;
c. Terdapat saldo uang makan yang merupakan sisa anggaran uang makan
yang tidak dibayarkan sehubungan dengan pegawai melaksanakan
penugasan diluar kantor.
B. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
Pengukuran kinerja adalah kegiatan membandingkan tingkat kinerja yang
dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator
kinerja yang telah ditetapkan. Proses ini lebih lanjut dimaksudkan untuk menilai
pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang
keberhasilan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi
capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga
diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator.
Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut
masing-masing indikator sehingga dapat ditindaklanjuti dalam
perencanaan/program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap
program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya
guna.
Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada
pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam
rangka mewujudkan tujuan dan sasaran dengan menggunakan strategi yang
telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) dan dituangkan
dalam Penetapan Kinerja yang disusun setiap awal tahun berjalan.
Sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,
pengungkapan informasi kinerja saat ini relevan dengan perubahan paradigma
17
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
penganggaran pemerintah yang ditetapkan dengan mengidentifikasi secara jelas
keluaran (output) dari setiap kinerja dan hasil (outcome) dari setiap program.
Dengan perubahan paradigma tersebut, maka pengukuran kinerja yang menjadi
bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
sebagaimana disebutkan diatas setidaknya mencakup perkembangan keluaran
dari masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai dari masing-masing
program sebagaimana ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja yang
menjadi tolok ukur keberhasilan organisasi.
Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor: HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, Inspektorat
Jenderal melaksanakan 1 (satu) program dari 9 (sembilan) program yang telah
ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
yaitu program “Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur
Kementerian Kesehatan”.
Dalam mencapai indikator utama tersebut di atas, didukung oleh beberapa
kinerja kegiatan dengan menghasilkan output, salah satunya adalah Indikator
Kinerja Kegiatan (IKK) Sekretariat Inspektorat Jenderal yaitu “Meningkatnya
dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program
peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan”
Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal
Kementerian Kesehatan sebesar 41,12% dari 40% target yang ditetapkan pada
Tahun 2016 yang dihitung berdasarkan persentase satuan kerja yang telah
menerapkan program aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi sampai
dengan Tahun 2016.
Evaluasi dan analisa capaian kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal
Kementerian Kesehatan sebagaimana yang telah ditetapkan, diuraikan
berdasarkan sebagai berikut:
18
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
1. Capaian Realisasi Terhadap Target:
Dilihat dari capaian indikator, untuk Tahun 2016 Sekretariat Inspektorat
Jenderal dapat melaksanakan tugas-tugas/kegiatan dalam mencapai sasaran
yang telah ditetapkan:
Dukungan Manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program
peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu:
Persentase satuan kerja yang telah menerapkan program aksi pencegahan
dan pemberantasan korupsi.
Definisi operasional dari indikator kinerja kegiatan:
Satuan kerja kantor pusat dan kantor daerah yang telah menerapkan program
aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi adalah satuan kerja yang telah
melaksanakan salah satu dari kegiatan berikut:
a) Pengendalian gratifikasi;
b) Pengelolaan pengaduan masyarakat;
c) Pengelolaan LHKPN;
d) Kebijakan benturan kepentingan.
Kondisi yang dicapai:
Realisasi capaian indikator kinerja kegiatan Sekretariat Inspektorat Jenderal
Tahun 2016 adalah 41,12% dari target 40% dengan dasar perhitungan
sebagai berikut:
Jumlah satuan kerja kantor pusat
dan kantor daerah yang telah menerapkan program aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi Jumlah satuan kerja kantor pusat dan kantor daerah
di lingkungan Kemenkes
x 100%
Cara hitung disesuaikan dengan persentase realisasi aksi PPK:
2015: 43 satker
2016: 45 satker
Realisasi = Jumlah aksi PPK s/d 2016
Seluruh satker Kemenkes
19
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
= (43+45) X 100%
214
= 41,12%
2. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2016 dan Tahun 2015:
Realisasi IKK Sekretariat Inspektorat
2016 2015
Target Realisasi Target Realisasi
40,00% 41,12% 20,00% 20,09%
Jika melihat dari tabel diatas realisasi IKK Sekretariat Inspektorat mengalami
kenaikan capaian dari 20,09% pada Tahun 2015 dan 41,12% pada Tahun
2016. Hal ini sesuai dengan yang telah direncanakan dalam Rencana Aksi
Program (RAP) Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan 2015-2019
dimana pada Tahun 2016 ditargetkan satuan kerja kantor pusat dan kantor
daerah yang telah menerapkan program aksi pencegahan dan
pemberantasan korupsi sebesar 40%.
3. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Jangka Menengah:
Apabila capaian kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal diperbandingkan
dengan target capaian kinerja jangka menengah maka dapat dilihat dalam
grafik sebagai berikut:
Grafik Perbandingan Realisasi Kinerja s.d Tahun 2016 dengan Target Jangka Menengah 2015 - 2019
20
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Capaian kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal sebesar 41,12% pada Tahun
2016 telah melebihi target kinerja yang direncanakan pada tahun tersebut
yakni sebesar 40%. Diharapkan capaian target Tahun 2017 juga akan
tercapai.
4. Keberhasilan Pencapaian Target:
Keberhasilan pencapaian target sasaran Sekretariat Inspektorat Jenderal
dikarenakan telah dilaksanakannya pembinaan secara berkesinambungan
terhadap satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan diantaranya
melalui berbagai kegiatan sebagai berikut:
a. Pendampingan Pengelolaan Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) pada
satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan;
b. Pendampingan dan pengelolaan pengisian Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Laporan Harta kekayaan Aparatur
Sipil Negara (LHKASN) pada satuan kerja di lingkungan Kementerian
Kesehatan.
c. Evaluasi Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
d. Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Aparat
Pengawas Fungsional (APF).
e. Kerjasama Pengawasan dengan Aparat Pengawas Internal Pemerintah
(APIP) lain.
f. Penanganan Pengaduan Masyarakat.
g. Penerapan Pendidikan Budaya Anti Korupsi pada Poltekkes Kementerian
Kesehatan.
h. Penerapan Whistleblower’s System dan Justice Collaborator.
i. Penerpan Zona Integritas dan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan
Wilayah Birokrasi Bersih Kompeten dan Melayani (WBBKM).
j. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
k. Monitoring dan evaluasi pengendalian fraud JKN pada Rumah Sakit
Vertikal di lingkungan Kementerian Kesehatan.
5. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya:
Realisasi capaian Indikator Kinerja Kegiatan Sekretariat Inspektorat Jenderal
Tahun 2016 adalah sebesar 41,12% dari target 40%. Alokasi dan target
21
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar
Rp61.318.937.000,- Dengan terget fisik sebanyak 243 dokumen/laporan.
Namun pada November 2016 terdapat perubahan anggaran dan target fisik
dari Rp Rp61.318.937.000,- menjadi Rp56.344.156.000,- dengan target fisik
menjadi 226 laporan dalam satu tahun. Hal ini berdasarkan Instruksi Presiden
Nomor 8 Tahun 2016, Tanggal 28 Agustus 2016 tentang Langkah-Langkah
Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran
2016. Penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 2016
sebesar Rp54.595.692.634,- (96,90%), sedangkan realisasi fisik sebanyak
236 laporan (104,42%).
Jika melihat capaian kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal Tahun 2016
sebesar 41,12% dan penyerapan anggaran sebesar 96,90% dengan realisasi
fisik sebesar 104,42% maka telah terjadi efisiensi penggunaan sumber daya
di lingkungan Inspektorat Jenderal. Hal ini dilakukan melalui pelaksanaan
beberapa kegiatan pembinaan dan pendampingan terkait aksi pencegahan
dan pemberantasan korupsi dalam satu penugasan kepada satu Tim.
Dari sisi pelaksanaan aggaran pada Tahun 2016 terdapat efisiensi belanja
modal paket pengadaan workstation senilai Rp855.898.300,- dari nilai HPS
sebesar Rp3.169.688.300,- dengan nilai kontrak sebesar Rp2.313.790.000,-
6. Kegiatan Penunjang Keberhasilan:
Beberapa kegiatan penunjang untuk mendukung pencapaian sasaran ini
dilakukan upaya antara lain:
a. Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi di lingkungan RSJ. Prof. Dr. Soerojo
Magelang:
Inspektur Jenderal Drs. Purwadi, Apt.,MM.,ME dan Sekretaris Inspektorat
Jenderal Kementerian Kesehatan drg. S.R. Mustikowati, M.Kes
memberikan sosialisasi tentang Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)
dan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi serta strategi pembangunan
Zona Integritas seluruh pimpinan/pejabat struktural dan fungsional,
pegawai dan tenaga kesehatan (Dokter, Perawat, Apoteker, Rekam
22
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Medis, dll) di lingkungan RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang pada tanggal
15 Januari 2016.
b. Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengawasan 2016:
Tema Rapat Koordinasi Pengawasan Tahun 2016 adalah “Pencegahan
Fraud dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan”. Acara rapat koordinasi
tersebut dihadiri oleh kurang lebih 130 peserta yang terdiri dari Direktur
Keuangan dan perwakilan dari Satuan Pemeriksa Internal (SPI) Rumah
Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan, perwakilan Balai Besar Kesehatan
Paru Masyarakat (BBKPM), Perwakilan Auditor Badan Pengawasan
Keuangan Pembangunan (BPKP) dan Auditor Inspektorat Jenderal
Kementerian Kesehatan.
c. Komitmen Menolak Gratifikasi:
Penandatanganan secara serempak mengenai pernyataanya MENOLAK
GRATIFIKASI di lingkungan profesi kedokteran. Adapun pihak-pihak
yang terlibat adalah Kementerian Kesehatan RI, IDI, Badan POM, RSUP
Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, IPMG, KKI, Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, Majelis Kolegium Kedokteran
Indonesia, Glaxo Smith Kline Pharma, PT. Merck Tbk, Gabungan
Perusahaan Farmasi Indonesia, RSK. Dharmais, dan PT. Kimia Farma.
d. Sosialisasi dan Penandatanganan Komitmen Bersama Pengendalian
Gratifikasi dan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi Antara KKP Kelas III
Gorontalo dan Mitra Kerja:
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan melakukan sosialisasi
pengendalian gratifikasi di Lingkungan KKP Kelas III Gorontalo dan
menyaksikan penandatanganan komitmen bersama pengendalian
gratifikasi dan pencegahan tindak pidana korupsi antara KKP Kelas III
Gorontalo dan mitra kerjanya di kota Gorontalo pada tanggal 15 Februari
2016.
e. Asistensi Pengisian dan Pengumpulan LHKPN di Lingkungan Sekretariat
Jenderal:
Sekretariat Jenderal mengadakan Asistensi Pengisian dan Pengumpulan
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dengan mengundang
Inspektorat Jenderal dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Bertempat di auditorium G.A. Siwabessy, asistensi diikuti oleh kurang
23
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
lebih 70 peserta wajib LHKPN dilingkungan Sekretariat Jenderal pada
tanggal 24 Februari 2016.
f. Pencanangan Zona Integritas Satker BBKPM Surakarta Menuju
WBK/WBBM:
Inspektorat Jenderal melaksanakan sosialisasi dan pendampingan
pembentukan zona integritas pada satuan kerja Balai Besar Kesehatan
Paru Masyarakat Surakarta pada tanggal 3 Maret 2016.
g. Kunjungan Kerja Ke Inspektorat Jenderal Kemendikbud:
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan melaksanakan kunjungan
kerja ke Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
guna membahas agenda kerja koordinasi pengawasan dalam hal
pertukaran informasi kebijakan pengawasan di masing-masing Instansi
pada Tanggal 10 Maret 2016.
h. Kunjungan Kerja ke Inspektorat Jenderal Kemenhub:
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan mengadakan kunjungan
kerja ke Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan yang berlokasi
di Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat. Kunjungan kerja
tersebut dipimpin oleh Inspektur Jenderal, Drs. Purwadi, Apt, MM, ME
dengan diikuti oleh Sekretaris Inspektorat Jenderal, drg. S.R Mustikowati,
M.Kes, Inspektur IV, Drs. Wayan Rai Suarthana, MM, Auditor Fungsional
dan Struktural Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan. Kunjungan
tersebut diterima baik oleh jajaran Inspektorat Jenderal Kemenhub yang
dipimpin oleh Inspektur Jenderal Dr. Cris Kuntadi, CA, CPA, QIA, FCMA,
CGMA, Ak. Tujuan diadakannya Kunjungan Kerja tersebut adalah untuk
menjalin tata hubungan kerja yang harmonis khususnya dalam hal
pertukaran informasi terkait dengan metode pengawasan yang efektif,
efisien dan tepat. Kunjungan dilakukan pada Tanggal 17 Maret 2016.
i. Sosialisasi Penilaian Satuan kerja WBK/WBBM Pada Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Samarinda:
Inspektorat Jenderal memberikan sosialisasi kepada pimpinan dan
pegawai di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda
tentang usulan satuan kerja yang dapat meraih predikat Wilayah Bebas
dari Korupsi (WBK) pada tanggal 23 Maret 2016.
24
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
j. Pembekalan Materi Anti Korupsi Kepada Tim Nusantara Sehat:
Pada pembekalan materi bagi Tim Nusantara Sehat tanggal 18 Mei 2016,
Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan Drs. Purwadi, Apt., MM., ME.,
menyampaikan materi tentang program-program pencegahan dan
pemberantasan korupsi di lingkungan Kementerian Kesehatan.
k. Penerbitan Permenkes Nomor 27 Tahun 2016:
Menerbitkan Permenkes Nomor 27 Tahun 2016 tentang Kebijakan
Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada Tanggal
27 Mei 2016.
l. Penandatanganan MoU antara Kemenkes dengan KPK:
Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) bersama
Ketua KPK Agus Rahardjo, ST., MSc. Mgt, Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Ristek Dikti dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan menandatangani Nota Kesepahaman mengenai Pencegahan
Tindak Pidana Korupsi di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
Senin 25Juli 2016.
m. Rakornas APIP Tahun 2016 di Kantor Pusat BPKP:
Rakornas APIP Tahun 2016 mengambil tema “Aktualisasi Peran APIP
sebagai Early Warning System dalam Peningkatan Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional” yang dihadiri oleh
10 Menteri atau yang mewakili dari Big Spender, 5 Gubernur, Ketua
Pengurus Asosiasi Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, 90
Inspektur Jenderal K/L, 34 Inspektur Provinsi, 68 Inspektur
Kabupaten/Kota, para Pejabat Eselon I dan Eselon II di lingkungan
BPKP. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan bersama dengan
Inspektur IV Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan menghadiri
Rapat Koordinasi Nasional Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
pada tanggal 23 Agustus 2016 bertempat di Kantor BPKP Pusat Jl.
Pramuka No. 33 Jakarta.
n. Sosialisasi Penilaian Integritas Organisasi Publik sebagai Upaya
Pencegahan Korupsi dan Penguatan Sistem Integritas Nasional:
Bertempat di Auditorium Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
Kementerian Kesehatan yang diwakili oleh Inspektorat Jenderal
menghadiri acara yang diselenggarakan oleh KPK, yaitu kerjasama
25
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
pencegahan korupsi pada Kementerian/Lembaga/Organisasi/Pemerintah
Daerah (K/L/O/P) Tahun 2016. Dalam acara tersebut, dilaksanakan dua
agenda yaitu Pengenalan Perangkat / Tools Program Penilaian Integritas
(Integrity Assessment) 2016 dan Kesepakatan Kerjasama dan Usulan
Unit Kerja yang menjadi target survei pada Tanggal 23 Agustus 2016.
o. Penandatanganan MoU antara Kemenkes dengan BPKP:
Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek menandatangani Nota
Kesepahaman bersama Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembanguna (BPKP), Ardan Adiperdana terkait penguataan tata kelola
pemerintahan yang baik dan bersih dalam rangka meningkatkan program
pencegahan tindak pidana korupsi di Lingkungan Kementerian
Kesehatan pada Tanggal 7 Oktober 2016.
p. Rapat Koordinasi Nasional Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) Tahun
2016:
Kegiatan diselenggarakan di Hotel Aston Bogor yang berlangsung dari
Tanggal 31 Oktober s.d 3 November 2016 dan dihadiri oleh perwakilan
dari 80 Kementerian Lembaga, Pemprov/Pemkot/Pemkab dan
BUMN/BUMD se-Indonesia. Berkesempatan hadir menjadi peserta
sekaligus sebagai narasumber Rakornas UPG dari Kementerian
Kesehatan dalam pembukaan kegiatan tersebut adalah Sekretaris
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Heru Arnowo, SH, MM
yang didampingi oleh Kepala Bagian TU-Hukum dan Kepegawaian dan
Kepala Bagian Keuangan dan BMN.
q. Penerbitan Permenkes Nomor 27 Tahun 2016:
Menerbitkan Permenkes Nomor 58 Tahun 2016 tentang Sponsorship
Bagi Tenaga Kesehatan pada Tanggal 8 November 2016.
r. Penerbitan Kepmenkes tentang Pemberantasan Pungutan Liar:
Menerbitkan Kepmenkes Nomor: HK.02.02/MENKES/604/2016 tentang
Unit Pencegahan dan Pemberantasan Pungutan Liar dilingkungan
Kementerian Kesehatan pada Tanggal 18 November 2016.
s. International Business Integrity Conference (IBIC) Tahun 2016:
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI berpartisipasi sebagai
peserta diskusi dalam kegiatan IBIC Tahun 2016 berlangsung di Hotel
Grand Sahid Jakarta pada tanggal 16-17 November 2016 yang
26
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
membahas pencegahan korupsi di sektor bisnis pada
Kementerian/Lembaga di Indonesia.
t. Konferensi Nasional Pencegahan Korupsi (KNPK) Tahun 2016:
Inspektur Jenderal Menghadiri Konferensi Nasional Pencegahan Korupsi
(KNPK) Tahun 2016 bertempat di Ballroom Balai Kartini Jakarta yang
mengusung tema “ Reformasi Sistem Penegakan Hukum dan Pelayanan
Publik yang Transparan dan Akuntabel” pada Tangga 1 Desember 2016.
u. Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di lingkungan
Kementerian Kesehatan pada Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI)
Tahun 2016:
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan mengikuti Pameran
Integritas dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Internasional
(HAKI) Tahun 2016 untuk mensosialisasikan program-program anti
korupsi yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada
tanggal 8 s.d 10 Desember 2016.
v. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN):
Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)
mendapat tugas untuk mengumpulkan LHKPN di lingkungan
Kementerian Kesehatan untuk disampaikan ke KPK. Selanjutnya
dibentuk tim pengelola LHKPN di lingkungan Kementerian Kesehatan
yang akan bertanggung jawab terhadap pengumpulan semua laporan
tersebut, yang tugas dan fungsinya diundangkan dalam Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/296/2016 Tanggal 27 Mei
2016 tentang Tim Pengelola Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara di
Lingkungan Kementerian Kesehatan.
w. Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG):
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2014 tentang
Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan
mengamanatkan bahwa Kementerian Kesehatan harus membentuk Unit
Pengendalian Gratifikasi (UPG). Tugas UPG Kementerian Kesehatan
sebagaimana diatur dalam permenkes 14 Tahun 2014 Pasal 7 ayat (2)
huruf a bertugas sebagai unit yang melaksanakan analisa, pelaporan,
monitoring dan evaluasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi terkait
27
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
adanya Gratifikasi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), UPG Kementerian Kesehatan mempunyai fungsi sebagai
berikut:
1) Menerima pelaporan Gratifikasi dari UPG Unit Utama dan UPG Unit
Pelaksana Teknis;
2) Melakukan analisis pemprosesan setiap laporan Gratifikasi yang
diterima;
3) Melakukan konfirmasi langsung atas laporan Gratifikasi kepada
pelapor yang terkait dengan kejadian penerimaan/pemberian
Gratifikasi;
4) Menentukan dan memberikan rekomendasi atas penanganan dan
pemanfaatan Gratifikasi yang Tidak Dianggap Suap terkait kedinasan;
5) Melakukan koordinasi, konsultasi dan surat-menyurat dengan Komisi
Pemberantasan Korupsi atas nama Kementerian Kesehatan;
6) Memantau tindak lanjut atas rekomendasi dan pemanfaatan Gratifikasi
yang diberikan oleh UPG Unit Utama dan UPG Unit Pelaksana Teknis
atau Komisi Pemberantasan Korupsi;
7) Meminta data dan informasi kepada unit kerja tertentu dan Aparatur
Kementerian Kesehatan terkait pemantauan penerapan program
pengendalian Gratifikasi;
8) Memberikan rekomendasi tindak lanjut kepada Inspektorat Jenderal,
dalam hal terjadi pelanggaran oleh Aparatur Kementerian Kesehatan;
dan
9) Melaporkan hasil penanganan pelaporan Gratifikasi di lingkungan
Kementerian Kesehatan kepada Menteri dan Komisi Pemberantasan
Korupsi.
C. PENGELOLAAN SUMBER DAYA PENUNJANG
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selain dukungan anggaran,
Inspektorat Jenderal juga didukung dengan sumber daya penunjuang lainnya
dimana pengelolaannya melekat pada tugas dan fungsi Sekretariat Inspektorat
Jenderal yaitu sumber daya manusia serta sarana dan prasarana.
28
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Manusia di lingkungan Inspektorat Jenderal s.d Desember
2016 sebanyak 315 orang, dengan rincian sebagai berikut:
a. Berdasarkan Jabatan:
Jumlah pegawai Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun
2016 berdasarkan jabatan dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik Daftar Pegawai Berdasarkan Jabatan
Berdasarkan grafik diatas dapat dijabarkan bahwa keadaan pegawai di
lingkungan Inspektorat Jenderal berdasarkan jabatan terdiri dari:
No Jabatan Jumlah
1 Struktural 23 Orang
2 Fungsional Tertentu 166 Orang
3 Fungsional Umum 126 Orang
Total 315 Orang
Untuk Jabatan Fungsional Tertentu (JFT), dapat dibedakan lagi menjadi
jabatan fungsional auditor dan arsiparis yaitu:
No Jabatan Fungsional Tertentu Jumlah
1 Auditor Utama -
2 Auditor Madya 18 Orang
3 Auditor Muda 55 Orang
29
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
4 Auditor Pertama 83 Orang
5 Auditor Kepegawaian Madya 1 Orang
6 Auditor Kepegawaian Muda 3 Orang
7 Auditor Kepegawaian Pertama 3 Orang
8 Arsiparis Penyelia 2 Orang
Total 166 Orang
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari tabel diatas
komposisi terbanyak pada jenjang Auditor Pertama 83 orang (50%) dan
komposisi terendah pada jenjang Auditor Utama sebanyak 0%. Jika
digambarkan dalam grafik terlihat sebagai berikut:
Grafik Jabatan Fungsional Tertentu
Jabatan Fungsional Umum (JFU) merupakan jabatan fungsional PNS
yang pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat tidak
disyaratkan dengan angka kredit, terdiri dari: auditor (JFU), Auditor
Pemula (JFU) dan lainnya yaitu:
No Jabatan Fungsional Umum Jumlah
1 Auditor Pertama 51 Orang
2 Auditor Pemula 2 Orang
3 Lainnya 73 Orang
Total 126 Orang
30
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa komposisi terbanyak
pada jenjang JFU lainnya sebanyak 73 orang (58%) dan terendah pada
jenjang Auditor Pemula sebanyak 2 orang (1.6%). Jika digambarkan
dalam grafik terlihat sebagai berikut:
Grafik Jabatan Fungsional Umum
b. Berdasarkan Kelompok Umur:
Jumlah pegawai Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun
2016 berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik Jumlah Pegawai Berdasarkan Kelompok Umur
31
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat distribusi kelompok umur
pegawai yang paling banyak adalah kelompok umur 31-35 tahun
sebanyak 69 orang (22%) dan terendah adalah kelompok umur kurang
dari 26 tahun sebanyak 16 orang (5.07%).
c. Berdasarkan Jenis Kelamin:
Jumlah pegawai Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun
2016 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pegawai jenis kelamin pria lebih
banyak dari pegawai jenis kelamin wanita yaitu 164 orang pria (52%)
dan 151 orang perempuan (48%).
d. Berdasarkan Pendidikan:
Jumlah pegawai Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun
2016 berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada grafik berikut :
32
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Grafik Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan
SDM yang berada di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan apabila diklasifikasikan berdasarkan pendidikan, menunjukkan
bahwa Pendidikan Strata-2 (S-2) merupakan tingkat pendidikan
sebanyak dengan 136 orang (43.17%), Strata-1 (S-1) sebanyak 150
orang (47.61%), DIII sebanyak 15 orang (4.76%). Sisanya 14 orang
(4.44%) merupakan lulusan SLTA.
e. Berdasarkan Golongan
Jumlah pegawai Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun
2016 berdasarkan golongan dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Golongan
33
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Berdasarkan tabel di atas, distribusi pegawai di lingkungan Inspektorat
Jenderal Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sebagian besar
pegawai adalah golongan III yakni sebanyak 255 orang (80.95%)
sedangkan golongan IV sebanyak 44 orang (14%) dan golongan II
sebanyak 16 orang (5%).
2. Sarana dan Prasarana
Keadaan Barang Milik Negara di lingkungan Inspektorat Jenderal
Kementerian Kesehatan pada 31 Desember 2016 adalah:
a. Nilai BMN per 31 Desember 2016
Nilai BMN per 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp25.394.865.742,-
yang terdiri dari nilai BMN intrakomptabel (nilai BMN yang disajikan
dalam Neraca) sebesar Rp25.380.305.742,- dan nilai BMN
ekstrakomptabel sebesar Rp14.560.000,-.
b. Ringkasan Mutasi Barang Milik Negara Tahun Anggaran 2016
Mutasi BMN per 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
1) Barang Persediaan:
Saldo Persediaan pada Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan per 31 Desember 2016 sebesar Rp51.005.098,-. Jumlah
tersebut terdiri dari saldo awal sebesar Rp128.950.290,- mutasi
tambah habis pakai barang konsumsi persediaan selama periode
laporan sebesar Rp77.945.192,-. Total nilai barang persediaan yang
dalam kondisi rusak dan usang adalah sebesar Rp0,-.
2) Peralatan dan Mesin:
Saldo Peralatan dan Mesin pada Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan per 31 Desember 2016 adalah sebesar
Rp22.840.304.226,- jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar
Rp19.796.963.759,-, mutasi tambah sebesar Rp3.043.340.467,-,
dan mutasi kurang sebesar Rp0,- .
3) Aset Tetap Lainnya:
Saldo Aset Tetap Lainnya pada Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan per 31 Desember 2016 sebesar Rp76.987.500,-. Jumlah
tersebut terdiri dari saldo awal sebesar Rp76.987.500,-, mutasi
tambah sebesar Rp 0,- dan mutasi kurang sebesar Rp0,-.
34
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
4) Aset Lainnya:
Saldo Aset lainnya pada Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan per 31 Desember 2016 adalah sebesar
Rp2.426.568.918,-. Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar
Rp2.426.568.918,-, mutasi tambah sebesar Rp 0,-.
D. HASIL PENGAWASAN Pada Tahun 2016 satuan kerja yang diaudit oleh APF sebanyak 497 satker
dengan 25 (99-74) satker memiliki kerugian negara di atas 1 %. Semakin banyak
satker yang memiliki kerugian negara di atas 1% menunjukkan persentase
capaian kinerja yang semakin menurun dengan rincian sebagai berikut:
IR PEMBINA APF Anggaran (Rp)
Kerugian Negara Murni
% KN per Realisasi
Satker yg ada KN
Satker KN < 1%
Jumlah Satker yang
diaudit Pagu Realisasi
Inspektorat I
Itjen Kemenkes 378.696.477.000 304.819.130.911 3.992.203.442 1,31% 2 1 20
BPK 2.174.080.155.000 2.008.284.681.962 2.583.157.021 0,13% 13 8 52
BPKP 18.000.000.000 17.708.309.010 22.008.509 0,12% 1 1 39
Total 2.570.776.632.000 2.330.812.121.883 6.597.368.972 0,28% 16 10 111
Inspektorat II
Itjen Kemenkes 73.158.937.000 67.217.018.672 178.484.916 0,27% 19 18 61
BPK 3.028.011.711.000 2.287.883.460.490 474.750.400 0,02% 2 2 14
BPKP 68.781.630.000 67.919.016.952 6.367.296.018 9,37% 25 7 179
Total 3.169.952.278.000 2.423.019.496.114 7.020.531.334 0,29% 46 27 254
Inspektorat III
Itjen Kemenkes 805.414.420.000 463.998.181.629 436.122.029 0,09% 6 6 10
BPK 319.551.695.000 221.481.392.693 318.448.621 0,14% 2 2 31
BPKP 75.295.244.000 55.734.774.293 116.464.441 0,21% 12 12 30
Total 1.200.261.359.000 741.214.348.615 871.035.091 0,12% 20 20 71
Inspektorat IV
Itjen Kemenkes 1.044.338.115.000 629.680.770.422 848.611.092 0,12 17 17 27
BPK - - - - - - 25
BPKP - - - - - - 9
Total 1.044.338.115.000 629.680.770.422 848.611.092 0,13% 17 17 61
Total Itjen Kemenkes 2.301.607.949.000 1.465.715.101.634 5.455.421.479 0,37% 44 42 118
Total BPK 5.521.643.561.000 4.517.649.535.145 3.376.356.042 0,07% 17 12 122
Total BPKP 162.076.874.000 141.362.100.255 6.505.768.968 4,60% 38 20 257
TOTAL 7.985.328.384.000 6.124.726.737.034 15.337.546.490 0,25% 99 74 497
Saldo KN Hasil Audit APF di Lingkungan Kementerian Kesehatan Tahun 2016
1. Hasil Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satuan Kerja Binaan
Inspektorat I:
Jumlah satker yang diaudit oleh APF di lingkup binaan Inspektorat I
sebanyak 111 satker yang telah diaudit baik oleh Itjen Kementerian
Kesehatan (20 satker) maupun oleh BPK (52 satker) serta oleh BPKP (39
satker), terdapat 6 satker yang memiliki kerugian Negara diatas 1 %.
2. Hasil Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satuan Kerja Binaan
Inspektorat II:
35
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Jumlah satker yang diaudit oleh APF di lingkup binaan Inspektorat II
sebanyak 254 satker yang telah diaudit baik oleh Itjen Kementerian
Kesehatan (61 satker) maupun oleh BPK (14 satker) serta oleh BPKP (179
satker), terdapat 19 satker yang memiliki kerugian Negara diatas 1 %.
3. Hasil Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satuan Kerja Binaan
Inspektorat III:
Jumlah satker yang diaudit oleh APF di lingkup binaan Inspektorat III
sebanyak 71 satker yang telah diaudit baik oleh Itjen Kementerian
Kesehatan (10 satker) maupun oleh BPK (31 satker) serta oleh BPKP (30
satker) tidak terdapat satker yang memiliki kerugian Negara diatas 1 %.
4. Hasil Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satuan Kerja Binaan
Inspektorat IV:
Jumlah satker yang diaudit oleh APF di lingkup binaan Inspektorat IV
sebanyak 61 satker yang telah diaudit baik oleh Itjen Kementerian
Kesehatan (27 satker) maupun oleh BPK (25 satker) serta oleh BPKP (9
satker), tidak terdapat satker yang memiliki kerugian Negara diatas 1 %
36
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
BAB IV PENUTUP
A. HAMBATAN PENCAPAIAN KINERJA DAN ANGGARAN TAHUN 2016
Adapun beberapa penyebab tidak optimalnya penyerapan anggaran
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan secara penuh yaitu :
1. Perhitungan estimasi pengangkatan jabatan fungsional auditor yang
diperkirakan sejak Bulan April 2016, namun SK pengangkatan jabatan
fungsional auditor baru diterima pada akhir Desember 2016;
2. Terdapat sisa tunjangan kinerja yang diakibatkan kenaikan dasar
pengenaan pajak/PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) sehingga pajak
yang melekat pada tunjangan kinerja semakin kecil;
3. Terdapat saldo uang makan yang merupakan sisa anggaran uang makan
yang tidak dibayarkan sehubungan dengan pegawai melaksanakan
penugasan diluar kantor.
B. REKOMENDASI
Rekomendasi yang dapat disampaikan untuk pelaksanaan anggaran Inspektorat
Jenderal Kementerian Kesehatan tahun berikutnya adalah:
1. Segera membayarkan tunjangan jabatan fungsional yang belum dibayarkan;
2. Perlu penyesuaian penganggaran pajak penghasilan yang dikenakan pada
tunjangan kinerja pegawai;
3. Melakukan evaluasi penyerapan anggaran uang makan pegawai sebelum
akhir tahun agar bisa dimaksimalkan.
C. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dari alokasi anggaran
Sekretariat Inspektorat Jenderal sebesar Rp56.344.156.000,- dengan target fisik
sebesar 226 laporan/dokumen/bulan, sampai dengan Bulan Desember 2016
telah direalisasikan sebesar Rp54.595.866.837,- (96,90%), sedangkan target
fisik telah direalisasikan sebanyak 236 laporan/dokumen/bulan (104,42%).
37
Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Capaian IKK Sekretariat Inspektorat Jenderal pada Tahun 2016, dari target
persentase satuan kerja yang telah menerapkan program aksi pencegahan dan
pemberantasan korupsi sebesar 40% telah terpenuhi sebesar 41,12%. Dengan
demikian capaian persentase satuan kerja yang telah menerapkan program aksi
pencegahan dan pemberantasan korupsi telah terpenuhi.
Demikian laporan ini kami sajikan dengan harapan dapat dipergunakan oleh pihak-
pihak terkait.
Jakarta, Januari 2017
Kepala Bagian Program dan Informasi,
drg. Mirna Putriantiwi, MQIH NIP. 196004251985032002
www.itjen.kemkes.go.id
@itjenkemkes
Inspektorat JenderalKementerian Kesehatan RI