dafid pratama - hepato 5.pptx
-
Upload
jesslynadytiasoesilo -
Category
Documents
-
view
15 -
download
1
Transcript of dafid pratama - hepato 5.pptx
1
Sakit Maag yang Tak Kunjung Sembuh
Univesitas Tarumanagara
Fakultas Kedokteran Dafid Pratama (405100184)
2
Kolelitiasis
3
Definisi Kolelitiasis (kalkuli/kalkulus,batu empedu)
merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya batu empedu di dalam kandung empedu (vesika felea) yang memiliki ukuran,bentuk dan komposisi yang bervariasi.
Sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis.
Kolelitiasis lebih sering dijumpai pada individu berusia diatas 40 tahun terutama pada wanita dikarenakan memiliki faktor resiko,yaitu : obesitas, usia lanjut, diet tinggi lemak dan genetik.
4
5
6
7
FosfatidilkolinGaram
empeduSangat Jenuh
Pembentukan kristal
Batu kolesterol
8
Substances in bile – cholesterol, pigment
>>>
Supersaturated
Precipitate from solution as microscopic crystals
Trapped in gallbladder mucus
Producing gallbladder
sludge
Crystals grow, aggregate,
fuse
Form macroscopic
stones
Migration and occlusion
Complications of gallstone
disease
Causing pain (biliary colic)
Acute complications
ChronicFibrosis
and loss of function
Predisposition to gallbladder
cancer
Acute cholecystitisCholangitis
Acute pancreatitis
Pathophysiology of Gallstones
9
10
11
12
13
14
Jenis tipe batu (buku ajar ilmu bedah wim de jong)
1. Batu kolesterol
-Paling sedikit mengandung 70% kristal kolesterol, sisanya adalah kalsium karbonat,kalsium palmitat dan kalsium bilirubinat.-Bentuknya : batu soliter,multipel-Permukaannya: licin /multifacet, bulat,berduri seperti buah murbei
2. Batu Bilirubin / batu pigmen
-Batu pigmen kolesterol kurang dr 25%-Berbentuk tidak teratur, kecil2, dpt berjumlah banyak-Warna bervariasi : coklat, kemerahan sampai hitam-Bentuk : lumpur, atau tanah yg rapuh-Batu sering bersatu membentuk batu yg lebih besar-Batu pigmen yg sangat besar dapat ditemukan dlm saluran empedu-Batu pigmen terbentuk dalam kandung empedu terutama terbentuk pdgang.keseimbangan metabolik (an.hemolitik & sirosis tanpa infeksi)-Pd asia tiimur dapat timeukan parasit,Clonorchis sinensis,Fasciola hepatica dan Ascaris lumbricoides
3. Batu campuran
15
Batu Cholesterol Batu Calsium Bilirubinat
Batu Pigmen Hitam
Bentuk Bulat / oval / mulberry
Tidak teratur, rapuh Tidak berbentuk, seperti bubuk
Ukuran Besar, soliter / multiple
Kecil-kecil, banyak Kecil, majemuk
Warna Kuning pucat Coklat, kemerahan, hitam Hitam / hitam kecoklatan
Komponen 70 % kolesterol, sisanya :
kalsium karbonat, kalsium palmitit,
kalsium bilirubinat
Kalsium bilirubinat, kolesterol < 25 %
Derivat polymerized bilirubin sisa zat hitam yang tidak
terekstrasi
Insidens terbanyak
Negara barat Umum di seluruh dunia, banyak di Asia
Timur
16
Batu kolesterol Untuk terbentuknya batu kolesterol diperlukan
3 faktor utama : Supersaturasi kolesterol Hipomotilitas kandung empedu Nukleasi/ pembentukan nidus cepat.
17
Batu Kalsium Bilirunat (Pigmen Cokelat) Batu pigmen cokelat terbentuk akibat adanya
faktor stasis dan infeksi saluran empedu. Infeksi saluran empedu, khususnya E. Coli,
kadar enzim B-glukoronidase yang berasal dari bakteri akan dihidrolisasi menjadi bilirubin bebas dan asam glukoronat.
Kalsium mengikat bilirubin menjadi kalsium bilirubinat yang tidak larut.
18
Batu Pigmen Hitam Batu pigmen hitam adalah tipe batu yang
banyak ditemukan pada pasien dengan hemolisis kronik atau sirosis hati.
Batu pigmen hitam ini terutama terdiri dari derivat polymerized bilirubin. Patogenesis terbentuknya batu ini belum jelas.
19hydroxymethylglutaryl-coenzyme AHarrison’s Principles of Internal Medicions, 17th edition
Kolesterol msk kdlm empedu dlm bentuk unilamelar bilayer vesikel
As. Empedu forming misel yg tdd as.empedu, fospolipid, kolesterol
↑HMGCoAR ↑kolesterol
Mutasi CYP7A1 ↓as.empedu (kembar monozigotik)
Mutasi MDR3 defek sekresi kolesterol ↓ lesitin
20
Fase supersaturasi Pembentukan inti batu Ukuran batu menjadi besar
Kolesterol, phospolipid (lecithin) dan garam empedu adalah komponen yang tak larut dalam air.
↓membentuk micelle yang mudah larut. dikonsentrasikan menjadi lima sampai tujuh kali lipat.
↓keadaan supersaturasi dimana kolesterol akan relatif tinggi kolesterol akan mengendap.
Pelarutan kolesterol tergantung dari rasio kolesterol terhadap lecithin dan garam empedu
Inti batu yang terjadi pada fase II bisa homogen atau heterogen. Inti batu heterogen bisa berasal dari garam empedu, calcium bilirubinat atau sel-sel yang lepas pada peradangan. Inti batu yang homogen berasal dari kristal kolesterol sendiri yang mengendap karena perubahan rasio dengan asam empedu.
Untuk menjadi batu, inti batu yang sudah terbentuk harus cukup waktu untuk bisa berkembang menjadi besar. Pada keadaan normal dimana kontraksi kandung empedu cukup kuat dan sirkulasi empedu normal, inti batu yang sudah terbentuk akan dipompa keluar ke dalam usus halus. Bila konstruksi kandung empedu lemah, kristal kolesterol yang terjadi akibat supersaturasi akan melekat pada inti batu tersebut.
21
a. Fase Supersaturasi
FFA + MAG dilapis garam
empedumicelle
dalam kandung empedu
dikonsentrasikan menjadi 5-7x lipat
Konsentrasi kolesterol
akan relatif tinggi
Kolesterol akan mengendap
22
b. Fase Pembentukan inti batu (Nukleasi)
Batunya homogen
Garam empedu, calcium bilirubinat, sel-sel yang lepas pada peradangan
Batunya heterogen
Kristal kolesterol yang mengendap karena
perubahan rasio dengan asam empedu
23
c. Fase pertumbuhan batu menjadi besar
Mikrokristal Kontraksi kandung
empedu lemah
Mukus berlebihan dari kandung empedu
mengikat kristal kolesterol
•Diabetes Mellitus•Kehamilan•Pemberian total parental nutrisi yang lama•Setelah operasi trunkal vagotomi,
Kristal kolesterol akibat
supersaturasi, melekat pada inti
batu
24
4 faktor penting dlm patogenesis batu
kolesterol Hipersaturasi
kolesterol dlm kandung empedu
Percepatan terbentuknya kristalisasi kolesterol
Gangguan motilitas kandung empedu dan usus (hypomotility) >> saturasi
Hipersekresi mukus nucleated crystal (kolesterol) tertahan jadi batuRobbins & Cotran, Pathologic Basis of
Disease 8e
25
Patogenesis pembentukan batu kolesterol-Tergantung kapasitas daya larut-Bertambah sekresi kolesterol atau- penurunan relatif asam empedu / fosfolipid
Pengendapan kristal kolesterol di atas MATRIKS INORGANIK Kecepatannya ditentukan o/ kecepatan relatif pelarutan & pengendapanStruktur matriks : ENDAPAN MINERAL MENGANDUNG GARAM KALSIUM
1. Penjenuhan empedu oleh kolesterol
Penjenuhan kolesterol berlebihan tdk m’btk batu kecuali ada nidus dan menimb. Kristalisasi- Nidus berasal dari : PIGMEN EMPEDU, MUKOPROTEIN,LENDIR,PROTEIN LAIN,BAKTERIA /BENDA ASING
Peningkatan ekskresi kolesterol empedu terjadi pd : OBESITAS, DIET TINGGI KALORI & KOLESTEROL, OBAT MENGANDUNG ESTROGEN/KLOFIBRAT
Penurunan relatif asam empedu :Penderikta gangguan absorbsi di ileum / gangguan daya pengosongan primer kandung empedu
2. Pembentukan nidus
3. Kristalisasi
4. Pembentukan batu
26
Liver cells
Cholesterol, phospholipid
(lecithin)
Unilamelar vesicles
Bile salts – detergent for fat digestion & absorbtion
Micelles (soluble)
Lower carrying capacity
than vesicles
Cholesterol >>>
Supersaturation of bile with cholesterol
Cholesterol monohydrate crystals
CHOLESTEROL STONES
Cholesterol Stones Pathogenesis
27
Liver cells Bilirubin
Most - conjugate
d
Unconjugated
Soluble & stable
Like fatty acid, phosphate,
carbonate, and other anions
Tends to form precipitates with
Calcium (insoluble)
Ca enters bile
Hemolysis,
cirrhosis
Unconjugated bilirubin
>>>
Ca bilirubinate crystalize
Form stones
Various oxidation
s
Jet black color
BLACK PIGMENT STONES
Black Pigment Stones Pathogenesis
28
Bile N Sterile
Obstuction, stricture
Stasis Colonized with
bacteria
Hydrolize conjugated
bilirubin
Unconjugated bilirubin
>>>
Precipitation of Ca bilirubinate
crystals
Hydrolysis of
lecithin
Release of fatty acid
Clay-like consisten
cy
BROWN PIGMENT STONES
Brown Pigment Stones
Pathogenesis
29
Cholesterol Gallstones
Colonized with bacteria
Gallbladder mucosal inflammation
Lytic enzymes from bacteria & leukocytes
Hydrolize bilirubin conjugates & fatty
acids
Accumulation of Ca bilirubinate, ca salts +
cholesterol stones
MIXED GALLSTONES
Mixed Stones Pathogenesis
30
Tanda dan Gejala Dapat dibagi menjadi 3 kelompok :
Batu asimptomatik (80%) Batu empedu simptomatik Pasien dengan komplikasi batu empedu
(kolesistitis akut, ikterus, kolangitis, pankreatitis) Kolik bilier nyeri di perut atas berlangsung >
30 menit dan < 12 jam, lokasi nyeri di perut atas atau epigastrium tetapi bisa juga di kiri dan prekordial
31
Keluhan Utama :1. Nyeri
a. Nyeri kolik pada kuadran kanan atas (15mntan)
b. Nyeri alih ke bagian belakang pundak kanan
c. Nyeri setelah makan makanan berlemak
2. Jaundice3. Demam
Keluhan lainnya :1. Mual dan muntah2. Flatus3. Malabsorbsi makanan4. dispepsia
Kalau tjd kolesistitis keluhan nyeri menetap &
bertambah pd wkt tarik napas dalam & sewaktu KE tersentuh ujung jari tangan sehingga pasien berhenti menarik napas, yg merupakan tanda rangsangan peritoneum setempat
Kalau tjd kolangitis demam, mengigil, ikterus &
urin berwarna gelap yg hilang timbul
Jika ikterus obstruksi berkepanjangan pruritus, terutama di daerah
tungkai Pd kolangitis dgn sepsis yg
berat kegawatan disertai syok &
gangguan kesadaran
32
33
Pemeriksaan Fisik1. Batu kandung empedu
Pada pemeriksaan ditemukan nyeri tekan dengan punktum maksimum didaerah letak anatomis kandung empedu.
Tanda Murphy positif apabila nyeri tekan bertambah sewaktu penderita menarik nafas panjang karena kandung empedu yang meradang tersentuh ujung jari tangan pemeriksa dan pasien berhenti menarik nafas.
2. Batu saluran empedu Baru saluran empedu tidak menimbulkan gejala
dalam fase tenang. Kadang teraba hati dan sklera ikterik.
34
Pemeriksaan Laboratorium Normal pada pasien asimptomatik dan tanpa
komplikasi kolik billier Leukositosis cholesistitis / infeksi lain transaminases proses hepatik Hyperbilirubinemia dan fosfatase alkali bukti
obstruksi saluran empedu Lipase yang tinggi pankreatitis
35
Pemeriksaan Laboratorium Uji Eksresi Bilirubin
Bilirubin urin / bilirubinia merupakan bilirubin terkonjugasi dieksresi dalam urin bila kadarnya meningkat dalam serum, mengesankan adanya obstruksi pada sel hatiatau saluran empedu. Urin berwarna coklat bila dikocok timbul busa berwarna kuning.
Uji enzim serum Alkaline posfatase dibentuk dalam hati dan
dieksresikan ke dalam empedu, kadarnya akan meningkat jika terjadi obstuksi biliaris. Nilai normalnya : 30-120 IU/L atau 2-4 unit/dl.
36
Pemeriksaan Penunjang Abdominal ultrasound (USG) Abdominal CT scan Endoscope retrograde cholangiography (ERCP) Endoscopic ultrasound Magnetic resonance
cholangiopancreatography (MRCP) Percutaneous transhepatic cholangiogram
(PTCA)
37
38
39
40
41
42
Pemeriksaan Radiologi (Foto Polos Abdomen) Foto polos abdomen tidak memberikan
gambaran khas. Hanya 10-15% batu kandung empedu yang
terlihat radioopak. Kadang kandung empedu yang mengandung
cairan empedu berkadar kalsium tinggi dapat dilihat dengan foto polos.
43
Ultrasonografi Ultrasonografi mempunyai derajat spesifisitas
dan sensitifitas yang tinggi untuk mendeteksi : Batu kandung empedu Pelebaran saluran empedu intrahepatik maupun
ekstra hepatik. Dinding kandung empedu yang menebal karena
fibrosis atau udem.
44
45
Tatalaksana UDCA (Ursodeoxycholic Acid)
Dosis 8-10mg/kg/day selama 6-24 bulan Efektif pada batu ukuran kecil (<5mm) Jarang digunakan karena harga yang mahal dan
sering terjadi rekurensi CDCA (Chenodeoxycolic Acid)
Sangat jarang digunakan Efek samping lebih berat dan kurang efektif
dibandingkan dengan UDCA
46
Tindakan Bedah
47
48
49
Extracorporeal Shock Wave Lithotripsi (ESWL)
Disintegrasi batu dengan gelombang kejut sehingga
menjadi partikel yang lebih kecil.
Tujuan agar kelarutannya dalam asam empedu
menjadi meningkat serta pengeluarannya melalui
duktus sistikus dengan kontraksi kandung empedu
juga menjadi lebih mudah.
Setelah terapi ESWL dilanjutkan dengan terapi
disolusi untuk membantu melarutkan batu kolesterol.
50
Kriteria ESWL Kriteria Munich
Terdapat riwayat akibat batu
tersebut (simptomatik)
Penderita tidak sedang
hamil
Batu radiolusen
Tidak ada obstruksi dari
saluran empedu
Tidak terdapat jaringan
parut pada jalur transmisi
gelombang kejut ke arah
batu
Kriteria Dublin
Riwayat keluhan batu
empedu
Batu radiolusen
Batu radioopak dengan
diameter kurang dari 3 cm
untuk batu tunggal atau bila
multiple diameter total
kurang dari 3 cm dengan
jumlah maksimal 3
Fungsi konsentrasi dan
kontraksi kandung empedu
baik
51
Pencegahan Karena komposisi terbesar batu empedu adalah
kolesterol, sebaiknya menghindari makanan berkolesterol tinggi yang pada umumnya berasal dari lemak hewani.
Syarat-syarat diet pada penyakit kandung empedu yaitu: Rendah lemak dan lemak diberikan dalam
bentuk yang mudah dicerna. Cukup kalori, protein dan hidrat arang. Bila
terlalu gemuk jumlah kalori dikurangi. Cukup mineral dan vitamin, terutama vitamin
yang larut dalam lemak. Tinggi cairan untuk mencegah dehidrasi.
52
Prognosis Less than half of patients with gallstones become
symptomatic. The mortality rate for an elective cholecystectomy is 0.5%
with less than 10% morbidity. The mortality rate for an emergent cholecystectomy is 3-
5% with 30-50% morbidity. Following cholecystectomy, stones may recur in the bile
duct. Approximately 10-15% of patients have an associated
choledocholithiasis. The prognosis in patients with choledocholithiasis
depends on the presence and severity of complications. Of all patients who refuse surgery or are unfit to undergo
surgery, 45% remain asymptomatic from choledocholithiasis, while 55% experience varying degrees of complications.
53
54
55
56
Kolesistitis
57
DEFINISI Cholecystitis : Peradangan kandung empedu
Acute bentuk peradangan yg biasanya disebabkan oleh obstruksi saluran keluar kandung empedu dg tanda yg bervariasi dari edema dan kongesti ringan sampai infeksi berat dengan gangren dan perforasi
Chronic peradangan kandung empedu dg gejala yg relatif ringan yg menetap u/ wktu yg panjang
(Kamus Kedokteran Dorland 29th Ed)
58
59
PATOGENESISChemical irritationInflammation
Mucosal phospholipase : hydrolized luminal lecithin lysolecithin
Normally protective glycoprotein mucous layer disrupted mucosal ephitelium exposed direct detergent action of bile saltsGB dismotility >>
↑ intraluminar pressure distended GB
Relieved inflammatory response ± 6 weeks
- GB wall ischemia necrosis- venous outflow obstruction
60
Klasifikasi Kolesistitis
CHOLECYSTITIS
Akut
Kalkulosa (90%)
Akalkulosa
Kronik
61
Etiologi Akut Kronik
Stasis cairan empedu Batu empedu
Infeksi kuman Infeksi mikroorganisme jangka waktu yang lama
Iskemia dinding kandung empedu Timbul akibat kolesistitis akut
Batu kandung empedu di duktus sistikus
KAA : pasien dirawat cukup lama & mendapatkan nutrisi parenteral
Faktor RisikoAkut Kronik
Perempuan Riwayat kolesistitis akut yang berulang
Obesitas
Usia > 40 tahun
62
Gejala Klinis Akut Kronik
Kolik perut di sebelah kanan atas / epigastrium
Dispepsia
Nyeri tekan Rasa penuh di epigastrium terutama stlh mkn berlemak hilang stlh sendawa
Demam Nausea (terutama setelah makan makanan berlemak)
Rasa sakit menjalar ke pundak atau skapula kanan (berlangsung 60 menit tanpa reda)
Kolik berulang
Murphy sign (+) Ikterus
Nyeri lokal di daerah kandung empedu
Murphy sign (+)
63
AKUT KRONIS
Pemeriksaan fisik
•Teraba massa kandung empedu.• Nyeri disertai tanda peritonitis lokal• Murphy sign (+)• ikterus ada sumbatan saluran empedu ekstrahepatik
•Nyeri lokal di daerah kantung empedu• Murphy sign (+)• ikterus & kolik berulang
Pem laboratorium
• leukositosis • SGPT & SGOT ↑• ALP ↑• nyeri makin hebat & suhu ↑• empiema & perforasi kantung empedu
Biasanya normal
Diagnosis
Scanning dengan radiofarmaka gambaran duktus koledokus tanpa gambaran kandung empedu pada kolangiografi intravena.
Kolesistografi oral, Kolangiografi, USG lihat kolelitiasis
USG penebalan dinding kandung empedu, batu, saluran empedu ekstrahepatik
ERCP untuk batu kandung empedu dan duktus koledokus.
Kolesistografi oral, skintigrafi lihat duktus choledochus tp tidak lihat kantung empedu
64
AKUT KRONIS
Gambaran Kandung Empedu
• Kandung empedu membesar
• Tegang• Edematus• Merah menyala• Sering dibungkus oleh
eksudat fibrinosupuratif• Daerah dengan nekrosis
gangrenosa• Dinding secara khas
menebal & edematus• Ulserasi peradangan luas
pada mukosa• Batu hampir selalu ada
tidak jarang terdapat dalam leher kandung empedu
•Kandung empedu mungkin membesar, tetapi lebih sering melisut•Serosa mungkin halus atau suram karena adanya fibrosis subserosa•Dinding menebal bervariasi, abu-abu keputihan, kenyal•Biasanya ada batu•Ulserasi mukosa jarang•Reaksi peradangan infiltrasi monosit•Fibrosis pada tingkat submukosa dan subserosa
65
HistopatologiKolesistitis akut Kolesistitis kronik
Makroskopik :
- Pada fase akut K.E. membesar 2 -3 x tegang, warna merah - hijau kehitaman. - Pendarahan pada serosa- Kadang-kadang isi nanah = empiema- Dinding K.E. menebal, konsistensi kenyal- Bila mukosa terdapat pendarahan dan jaringan nekrotik luas disebut kolesistitis gangrenosa.- Menyebabkan luka-luka kecil perforasi rongga peritoneum peritonitis.
Makroskopik :
Dinding K.E. menebal akibat fibrosistanda-tanda keradangan Θ
Mikroskopik :
- Dinding K.E. membengkak- Kongesti P.D. infitrasi PMN jar. Nekrotik
Mikroskopik :
Dinding K.E menebal fibrosisInfiltrasi sel M.N
66
AKUT KRONIS
Terapi dan pengobatan
Umum •Istirahat.•Nutrisi parenteral.•Diet ringan.•Obat untuk mengurangi nyeri petidin dan antispasmodik
Beri antibiotik cegah :• peritonitis• kolangitis • septisemia
Karena E.coli, Strep.faecialis, Klebsiella beri Antibiotik gol ampisilin, sefalosporin, dan metronidazol.
• NPO (nothing per oral) pemberian cairan & elektrolit scr IV memberikan GIT waktu utk beristirahat
• Naikkan ke bentuk diet rendah lemak setelah gejala fase akut mereda
• Antispasmodik atau anticholinergic utk << kolik bilier
• Antibiotik cegah infeksi
•Kolesistektomi laparoskopik
67
Diagnosis Banding
Akut Kronik
Penjalaran nyeri spinal Intoleransi lemak
Apendiks yang retrosekal Ulkus peptikum
Sumbatan usus Kolon spastik
Perforasi ulkus peptikum Karsinoma kolon kanan
Pankreatitis akut Pankreatitis kronik
Infark miokard Kelainan duktus koledokus
68
Akut Kolesistitis
69
Kolesistitis Kalkulosa Akut Peradangan akut kandung empedu yang
mengandung batu Etiologi: obstruksi ductus cysticus Merupakan penyulit utama tersering pada
batu empedu dan penyebab tersering dilakukannya kolesistektomi
70
Kolesistitis Akalkulosa Akut 5-12% kolesistektomi yang dilakukan atas indikasi
kolelitiasis akut tidak mengandung batu empedu Sebagian besar terjadi pada pasien yang sakit
berat: Keadaan pasca operasi major nonbiliaris Trauma berat (kecelakaan lalin) Luka bakar luas Sepsis
Faktor yang berperan: Dehidrasi Stasis dan pengendapan dalam kandung empedu Gangguan pembuluh darah Kontaminasi bakteri
71
Etiologi
Etiologi Keterangan
Kolesistitis akut Stasis cairan empedu
Infeksi kuman
Iskemi dinding kandung empedu
Kepekatan cairan empedu
Kolestrol ↑
Lisolesitin & prostaglandin merusak lapisan dinding inflamasi & supurasi
Kolesistitis akut akalkulus P dirawat lama dapet nutrisi secara parenteral
Keganasan kandung empedu
Komplikasi demam tifoid & DM
72
73
74
Patofisiologi
1. Obstruksi duktus sistikus
2. Infeksi stasis empedu
3. Cairan empedu transparan (Gall bladder hidrops)
4. Cairan empedu purulen (nanah) empiema
5. Pembuluh darah terjepit iskemi nekrosis Phlegmonosa dan gangrenosa Gall bladder
6. Perforasi
7. Peritonitis
8. Syok septik
9. Kematian
75
Patogenesis Jejas kimia
Ketidakseimbangan komposisi empedu menginduksi terjadinya peradangan karena jejas kimia.
Batu empedu Mengakibatkan trauma pada dinding empedu yang
merupakan faktor predisposisi invasi bakteri.
Lisolesitin [toksik]
lesitin
Fospolipase
[berasal dari
mukosa]
menghidrolisis
76
PatogenesisBatu empedu tersangkut
Di duktus sistikus
Gangguan pengosongan Vesika biliaris
Tekanan intralumen ↑
Edema danAliran vena terganggu
Iskemia
Nekrosis
Batu empedu dalam vesika biliaris
Nekrosis tekanan lokal
Ulserasi
Peradangan akut
Mukosa cedera
Enzim pankreas atau enzim lisosom
Lisolesitin toksik lokal
Infeksi bakteri sekunder
Gejala - gejala
77
OBSTRUKSI DUKTUS
SISTIKUS O/ BATU EMPEDU
KELUARKAN FOSFOLIPASE (EPITELIUM KANDUNG EMPEDU)
HIDROLISIS LESITIN
LYSOLECITHIN ( MEMBRANE-ACTIVE TOXIN)
DISRUPSI MUKUS GLIKOPROTEIN
PROTEKTIF EPITELIUM NORMAL
MELEMAH
RUSAK + INFLAMASI MUKOSA &
MURAL
AKSI DETERJEN GARAM2 EMPEDU
YG TERKONSENTRASI
PROSTAGLANDIN
DISTENDED GALLBALDDER
ACUTE CALCULOUS CHOLECYCTITIS
78
ACUTE ACALCULOUS CHOLECYCTITIS
A. Sistika (SIRKULASI KOLATERAL [-] )
ISKEMIA
DEHIDRASI & MULTIPLE BLOOD
TRANSFUSION
PIGMENT LOAD
↑
HIPERALIMENTASI & ASSITED VENTILASI
GALLBLADDER STASIS
GANGREN & PERFORASI
INFLAMASI & EDEMA
DINDING GALLBLADDER
Infark transmular
OBSTRUKSI ARTERIAL AKUT
YANG MLUAS MELEWATI DINDING
79
Gejala klinis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan lab
Kolik perut kanan atas epig
Teraba massa KE Leukositosis
Nyeri tekan Nyeri tekan + peritonitis lokal
↑ serum transaminase & fosfatase alkali
Demam Murphy’s sign
Sakit menjalar ke pundak kanan/skapula kanan
Ikterus (20% kasus) Bilirubin <4,0 mg/dL
Keluhan nyeri bertambah hebat + suhu tinggi + leukositosis berat kemungkinan empiema dan perforasi kandung empedu.
80
DiagnosisPemeriksaan Keterangan
USG Memperlihatkan besar, bentuk, penebalan dinding KE, batu & sal. Empedu ekstra H
Kepekaan 90-95%
Skintigrafi sal.empedu
Memakai zat radioaktif HIDA / 99n Tc6 Iminodiacetid acid
Terlihat gambaran duktus koledokus tanpa adanya gambaran KE pada pemeriksaan kolesistografi oral
CT-scan abdomen Kurang sensitif dan mahal
Memperlihatkan abses perikolesistik kecil (tidak kelihatan pada USG)
Appendix retrosekalSumbatan ususPerforasi ulkus peptikumPankreatitis akut Infark miokard
DIAGNOSIS BANDING
81
82
TatalaksanaPengobatan umum Antibiotik Bedah
Istirahat total Ampisilin Kolesistektomi laparoskopik
Nutrisi parenteral Sefalosporin
Diet ringan Metronidazol
Petidin + antispasmodik (anti nyeri)
(E.coli, Strep.faecalis, Klebsiella)
Kerugian k.laparoskopik Keuntungan k.laparoskopik
Trauma sal.empedu Mengurangi rasa nyeri pasca operasi
Pendarahan & kebocoran empedu Menurunkan angka kematian
Lebih baik (secara kosmetik)
memperpendek lama perawatan di RS
Mempercepat aktivitas P
83
84
Prognosis Sembuh spontan (didptkn pada 85% kasus)
sekalipun kandung empedu menjadi tebal, fibrotik, penuh dgn batu & tdk berfx lgi.
Kdg menjadi kolesistitis rekuren. Kdg berkembang cptgangren, empiema &
perforasi kandung empedu, fisitel, abses hati atau peritonitis umum. Dpt dicegah dgn pemberian antibiotik yg adekuat pd awal serangan.
Tindakan bedah pd pasien >75 thpronosis jelek, di samping kemungkinan bnyk timbul komplikasi pascabedah.
85
Kronik Kolesistitis
86
Definisi & Etiologi Suatu keadaan dimana mukosa & jaringan
otot polos kandung empedu diganti dgn jaringan ikat, sehingga kemampuan utk memekatkan cairan empedu hilang.
Disebabkan o/ kolesistitis akut yg berulang-ulang.
Kapita selekta kedokteran
87
Gejala klinis Dispepsia IkterusRasa penuh di epigastrium Nyeri lokal daerah KENausea (setelah makan makanan berlemak) Kolik berulangRiwayat penyakit batu empedu Murphy’s sign (+)
Pemeriksaan fisik
•Selama serang kolik nyeri tekan RUQ kanan•Asimtomatik tanpa gambaran fisik apapun•Ikterus tidak ada (kecuali ada batu yang masuk ke duktus koledokus)•Tidak ada demam
Laboratorium Menyingkirkan kelainan sel hati
PencitraanUSG, kolesistografi oral, kolangiografi identifikasi batu empedu & disfungsi kandung empeduERCP batu kandung empedu & duktus choledocus
88
Tatalaksana Kolesistektomi (konvensional / laparoskopik)
Jika dicurigai adanya batu pada saluran empedu, maka harus dipastikan terlebih dahulu karena proses pembuangan batu di saluran empedu sulit dilakukan dan membutuhkan alat khusus
Jika ditemukan peningkatan bilirubin yg signifikan setelah operasi indikasi komplikasi
89
Komplikasi
90
KOMPLIKASI DESKRIPSI KETERANGAN
EMPIEMA
Progresivitas kolesistitis dgn obstruksi d. Sistikus yg persisten thp superinfeksi empedu stagnan dengan organisme bakteri yang membentuk pus
Demam ↑, nyeri RUQ ↑, leukositosis, prostrasi (lelah ↑); risiko ↑ sepsis Gram-negatif dan/atau perforasi
HIDROPS
Obstruksi d. Sistikus yg diperpanjang, biasanya dengan kalkulus besar yg soliter lumen gallbladder terobstruksi distensi progresif, sel epitelial mukosa produksi hidrops (transudat jernih) atau mukus
Asimptomatik, nyeri RUQ ↑; tidak ada tenderness massa yg kadang mluas dari RUQ ke fossa iliaca kanan
GANGRENEIskemia dinding dan nekrosis jar sempurna atau tak sempurna perforasi
PERFORASIBerisi omentum atau adesi yg diproduksi infllamasi rekuren gallbladder abses (superinfeksi bakteri)
Nyeri RUQ ↓ sebentar + peritonitis
FISTULISASIDpt mnyebabkan inflamasi & formasi adesi dan dapat mcapai duodenum
Adanya gas pd trunkus biliaris (foto polos)
GALLSTONE ILEUS
Adanya batu empedu besar (> 2,5 cm) ke dalam lumen usus (fistula kolesistoenteric)
LIMEY (milk of calcium) BILE
Garam kalsium yg disekresikan lumen gallbladder (konsentrasi cukup) buat opaksifikasi tidak jelas pd foto polos
PORCELAIN GALLBLADDER
Deposisi garam kalsium dalam dinding gallbladder yg alami inflamasi kronik
91
DEFINISIHasil obstruksi kandung empedu, umumnya disebabkan oleh batu, berdampak pada leher kandung empedu atau di saluran kistik
ETIOLOGI• Dampak batu di kantong empedu leher atau ductus
sistikus• Spontaneously resolved acute cholecystitis• Tumor - Polip atau keganasan dari kandung empedu• Kompresi ekstrinsik leher atau cystic duct oleh
kelenjar getah bening atau peradangan fibrosis atau keganasan bersebelahan di hati, duodenum, atau usus
• Prolonged total parenteral nutrition or ceftriaxone therapy
• Penyakit Bawaan penyempitan saluran kistik• Parasit seperti ascariasis (jarang)
Hidrops kandung empedu/Gallbladder Mucocele
92
PATOFISIOLOGI• Obstruksi empedu yang lama overdistention
kandung empedu (empedu 1,5 l)• Empedu atau pigmen empedu diserap kembali
perlahan-lahan, dan terus di sekresi dari mukosa air/ lendir(empedu putih)
• Gross overdistension dapat menyebabkan gangren dan / atau perforasi dari kandung empedu, dengan pericholecystic berikutnya pengumpulan atau peritonitis
MANIFESTASI KLINIS• Nyeri kuadran kanan atau rasa sakit dan
ketidaknyamanan epigastrium• Mual• Muntah
93
PEMERIKSAAN PENUNJANG• Pemeriksaan laboratorium sama dengan kolesistitis• Plain radiography abdomen jaringan lunak - kerapatan
bayangan dengan calcific intralumen subhepatic bayangan di daerah
• USG• Scintigraphy (hepato-asam iminodiacetic [Hida] scan)• CT Scan• MRCP (Magnetic resonance cholangiopancreatography)
PENATALAKSANAAN• Lapararoscopic
kolesistektomi
KOMPLIKASI• Kolesistitis akut• Kontaminasi Bakteri dari empedu
empiema dari kandung empedu• Perforasi dari kantong empedu dengan
pericholecystic / cairan abses dan peritonitis empedu
• Perforasi dari kantong empedu ke duodenum : cholecystenteric fistula (batu mengikus usus yang berdekatan)
• Gallbladders besar dapat menekan pilorus atau duodenum obstruksi lambung
94
DEFINISIKomplikasi Kolesistitis akut yang mengandung bakteri berlanjut ke infeksi suppurative di mana kantung empedu bernanah
ETIOLOGI• Kolesistitis melibatkan terhalangnya saluran
kistik, yang menyebabkan penumpukan cairan yang terinfeksi
• Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Streptococcus faecalis, dan Anaerob, termasuk spesies Bacteroides dan Clostridia
Empiema kandung empedu
95
MANIFESTASI KLINIS• Demam (suhu,> 101 ° F), tekanan darah stabil, dan
takikardia ringan• Perforasi lokal/bebas terjadi : sepsis, demam (suhu,
103 ° F), menggigil dan / atau kaku, dan kebingungan, hipotensi dan takikardia berat
• Rasa sakit di perut kanan atas perut dan tanda Murphy (+)
• Distensi kandung empedu yang terabaPEMERIKSAAN LABORATORIUM• Leukositosis > 15.000/m3• Sedikit pe↑ alkali fosfatase dan
kadar bilirubin• PT memanjang• TEMUAN HISTOLOGI :
• nanah di kandung empedu dengan/tanpa kalkuli
• nanah yang akut dari dinding kandung empedu dengan/tanpa daerah gangren dan perforasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG• USG• CT SCAN
96
PENATALAKSANAAN• Terapi antibiotik intravena• Surgical decompression and resection of the
affected gallbladder kriteria standar• Farmakologi
Gentamicin (Garamycin)Ampicillin (Omnipen, Polycillin)Cefazolin (Ancef, Kefzol)Metronidazole (flagyl)
KOMPLIKASI• Sepsis• Komplikasi bedah
• Luka infeksi• Pendarahan• Subhepatic abses• Cedera saluran empedu• Cystic stump leak
97
98
HYDROPS OF GALL BLADDER / Gallbladder Mucocele
hasil dari obstruksi dari kandung empedu dan umumnya disebabkan oleh batu berdampak pada leher kandung empedu atau di saluran kistik
EMPYEMA OF GALL BLADDER
mengandung bakteri berlanjut plikasi Kolesistitis akut yang ke infeksi suppurative di mana kantong empedu bernanah
99
Pankreatitis
100
PANCREATITIS Pankreatitis merupakan penyakit yang serius
pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Brunner & Suddart, 2001; 1338)
Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas. (Doengoes, 2000;558)
101
102
Sumbatan
Reflux isi duodenum
(campuran enzim pankreas aktif)
Aktivasi lipase & fosfolipase A
Lesitin lisolesitin
N: pankreas tdpt inhibitor di dlm jar pankreas sehingga dpt menginaktivasi protease yg
diaktivasi terlalu dini
Reflux cairan empedu
Induksi tripsinogen
Aktif enzim pankreas lain
Pankreatitis
autodigesti
103
104
Mekanisme autodigesti pankreas
Pankreatitis Akut
Tripsin/garam empeduDiaktifkan secara prematur
Faktor etiologiAktivasi enzim pankreas(intra-extrasel)cedera pada sel pankreas
Edema,nekrosis,hemoragik
Elastase
Mencerna jar elastin ddg p.d
Hemoragi
FosfolipaseA
Mencernafosfolipid
Nekrosis sel asinar
Lipase
Nekrosis lemakGliserol dan asam lemak
Kombinasi CaDgn asam lemak
Kalikrein
Vasodilatasi danPermeabilitas
Vaskular ↑
Edema
105
106
Klasifikasi Pankreatitis akut : Suatu proses
peradangan akut yang mengenai pankreas dan ditandai oleh berbagai derajat edema, pendarahan dan nekrosis pada sel-sel asinus dan pembuluh darah.
Pankreatitis kronik : Destruksi progresif kelenjar disertai penggantian jaringan fibrosis yang menyebabkan terbentuknya striktur dan kalsifikasi.Pankreatitis akut Pankreatitis kronis
Fungsi pankreas kembali normal
Terdapat sisa-sisa kerusakan yang permanen
107
Pankreatitis Akut
108
Definisi Pankreatitis Akut adalah peradangan pankreas
yang terjadi secara tiba-tiba, bisa bersifat ringan atau berakibat fatal.
109
110
111
112
PANCREATITIS AKUT – KlasifikasiPankreatitis akut tipe
interstitialPankreatitis akut tipe
nekrosis
Nekrosis lemak di tepi pankreas Nekrosis setempat / difus
Edema interstitial, ringan & self limited
Disertai pendarahan / inflamasi
Secara makroskopik pankreas membengkak secara difus dan tampak pucat
113
Pankreatitis Akut Interstitial Pankreatitis Akut Nekrosis Hemoragik
Makroskopik• Pankreas membengkak, pucat• Tdk didapat nekrosis atau perdarahan, bila ada minimal sekali
Makroskopik• Nekrosis• Perdarahan• Inflamasi
Mikroskopik• Daerah intertisial melebar adanya edema ekstraseluler• Sebaran sel leukosit PMN• Saluran pankreas terisi bahan purulen• Tidak ada destruksi asinus
Mikroskopik• Nekrosis lemak dan jaringan pankreas• Kantong infiltrat meradang dan berdarah• Pembuluh darah di dalam dan sekitar daerah nekrotik inflamasi peri vaskuler, vaskulitis dan trombosis
114
115
116
117
118
119
Patofisiologi3 mekanisme pankreatitis :
1. Obstruksi saluran pankreas Batu empedu yang menymbat di ampula vateri bisa
menyebabkan peningkatan tekanan saluran intrapankreatik yang menyebabkan akumulasi enzim yang kaya akan cairan di intertisium.
Lipase yang disekresikan langsung dalam bentuk aktif, akan menyebabkan nekrosis lemak. Jaringan yang cedera, preacinar myofibroblas dan leukosit melepaskan sitokin proinflamatory, yang menyebabkan inflamasi dan memperparah intertisial edema melalui mekrovaskular yang bocor. Edema berkelanjutan akan menyebabkan iskemi terhadap sel acinar karena blood flow ke sel tersebut berkurang
120
Patofisiologi
2. Kerusakan sel asinar
Mekanisme ini sudah jelas terjadi karena
pankreatitis akibat virus (mumps), obat, trauma
langsung, dan pankreatitis iskemia
121
Patofisiologi
3. Defek dari transport proenzym diantara sel acinar
Dalam sel asinar yang normal, enzim pencernaan dan enzm lisosom hidrolase di tranport dalam 2 jalur yang berbeda.
Pada hewan percobaan dengan kerusakan asinar, proenzim pankreas di transporkan ke intraselular yang mengandung lisosom hidrolase. Proenzim kemudian diaktifkan, lisosom terganggu, dan enzim yang aktif dilepaskan.
Tapi pada manusia, mekanisme pakreatitis ini belum jelas
122
PANCREATITIS AKUT – Etiologi & Patfis
Hiperlipidemia Lipase pankreas
mengubah trigliserid FFA
Cedera duktus / parenkim pankreas
Konsumsi alkohol
Peningkatan sekresi pankreas
Perkembangan presipitan protein dalam duktus pankreatikus
Obstruksi duktulus
Pembentukan batu empedu
Batu tersangkut di ampulla
Trauma / obstruksi duktus pankreatikus
Regurgitasi ke dalam pankreas
ALKOHOL BATU EMPEDU
HIPERLIPIDEMIA
123
trauma tumpul atau tajam
secara langsung
trauma ampulla
trauma duktulus
Inokulasi duktusdengan materi terkontaminasi
tindakan pada lambung /saluran empedu
Insufisiensi arteri(curah jantung menurun) Iskemi
Aterosklerotik pembuluh darah pankreatika
Steroid berulang kali(terutama pada anak dan dewasa muda)
Preparat uretika(azatioprin, azulfidin, estrogen, L-
asparaginase)
Kombinasi azatioprin + steroid(transplan ginjal)
OBAT-OBATAN INFEKSICoxsackie
Virus penyebab gondongan
LAINNYA(Merupakan etiologi pankretitis
dengan jumlah terbesar)Hiperkalsemia, Sengatan kalajengking,
Faktor herediter
TRAUMA
VASKULITIS DAN INSUFISIENSI VASKULAR
124
MEKANISME AUTODIGESTI PANKREAS
Pankreatitis Akut
Tripsin/garam empeduDiaktifkan secara prematur
Faktor etiologiAktivasi enzim pankreas(intra-extrasel)cedera pada sel pankreas
Edema,nekrosis,hemoragik
Elastase
Mencerna jar elastin ddg p.d
Hemoragi
FosfolipaseA
Mencernafosfolipid
Nekrosis sel asinar
Lipase
Nekrosis lemakGliserol dan asam lemak
Kombinasi CaDgn asam lemak
Kalikrein
Vasodilatasi danPermeabilitas
Vaskular ↑
Edema
125
PATOFISIOLOGI Aktivasi enzim pankreas autodigesti
Aktivasi enzim digestif
lipasetripsin
1. Fosfolipase A
2. Elastase
3. Kimotripsin
4. kalikrein
Autodigestif nekrosis pankreas
126
Gejala Klinis Rasa nyeri timbul tiba-tiba di epigastrium
(tersering), agak ke kiri atau kanan rasa nyeri dapat menjalar ke punggung, perut
dan abdomen bawah Nyeri dapat terjadi terus-menerus, makin
bertambah dan berhari-hari disertai mual-muntah serta demam Kadang ada tanda2 kolaps kardiovaskular,
renjatan dan gangguan pernapasan
127
Gambaran klinis pankreatitis akut
Jenis seranga
n
Nyeri perut akut
Tanda perutGejala dan
tanda sistemik
Ringan + •Ringan •Selama beberapa hari
Kurang dan minimal
Sedang •Akut •Hebat
•Kembung/distensi•Nyeri tekan•Defans muskuler ringan/sedang•Peristaltik tidak ada/ileus paralitik
Takikardia
Berat •Akut •Berat sekali
Peritonitis umum:•Kembung perut•Nyeri tekan umum•Defans muskuler umum
•Syok dalam•Toksemia berat•Sindroma distres paru akut
128
129
Morfologi Perubahan yang mendasar :
1. Kebocoran mikrovaskular edema2. Nekrosis lemak oleh enzym lipolitik3. Peradangan akut4. Perusakan parenkim pankreas oleh proteolitik5. Kerusakan pembuluh darah & perdarahan
Rongga peritoneal : Mengandung serosa Sedikit keruh Cairan coklat-kebiruan : gumpalan lemak
130
131
132
133
134
135
Diagnosis
Kriteria penilaian pankreatitis akut
Gejala Skor
Nyeri epigastrium menetap > 5 jamMual, muntahNyeri paraumbilikalKeadaan umum sedang-beratNadi > 90 x/menitSuhu aksila > 37, 5 0 CNyeri hipogastirum kiri/kananLeukositosis > 10.000 / UL
11211111
Penilaian : bila skor > 9, diagnosis klinis pankreatitis akut dapat ditegakkan dengan sensitivitas 64%, nilai prediktif positif 36%, dan nilai prediktif negatif 7, 7%.Ini merupakan kriteria bersifat klinis yang terutama diperlukan di tempat dengan sarana diagnostik terbatas (oleh subbagian Gastroenterologi RSUPNCM).
136
137
138
Terapi Suportif Mengistirahatkan kelenjar yang sakit
Pasien dipuasakan, pemasangan sonde sangat dianjurkan Mengurangi rangsang saraf dan hormon dari pankreas eksokrin Penyingkiran asam lambung dan pengurangan distensi lambung Mencegah aspirasi karena muntah Pemberian analgesik (mengurangi rangsangan saraf yang diinduksi oleh stres atas sekresi lambung dan pankreas)
139
Terapi Suportif Mencegah kemungkinan komplikasi
Pemberian antibiotika ( untuk resiko sepsis tinggi ) Antasid (mengurangi pengeluaran asam lambung ke duodenum dan resiko perdarahan sekunder terhadap gastritis / duodenitis)
Pemberian cairan intravena ( untuk mengatsi hipokalsemi dan hindari gagal ginjal dan kolaps sirkulasi )
Untuk memperoleh gizi yang cukup alimenterasi parenteral
Bantuan pernafasan ( hipoksia, infiltrat paru )
140
Terapi Bedah Indikasi :
Diagnosis definitif pankreatitis belum dibuat Tanda bahaya pada abdomen atas menetap Komplikasi (abses/kista) atau faktor etiologi
memerlukan intervensi bedah Kasus pankreatitis akuta yang meyertai batu empedu
Tindakan : Bilas peritoneum Drainase luas (reseksi atau debridement kelenjar
nekrotik) Kolesistostomi, kolesistektomi / dekompresi duktus
komunis
141
142
Adverse Prognostic Signs in Acute Pancreatitis
Other poor prognostic signs in acute pancreatitis
a. Objective data b. Organ failure
1. > 3 Ranson's criteria c. Local complications
2. APACHE score > 8 1. Necrosis
3. Hemoconcentration, with hematocrit > 48%
2. Abcess
4. CT severity index > 6 3. Pseudocyst
Modified from Law NM et al. Emergency complications of acute and chronic pancreatitis. Gastroenterol Clin North Am. 2003;32:1169
143
Pankreatitis Kronik
144
Definisi Biasa dijumpai
pada pria usia 35 – 50 tahun.
Perubahan histologi tidak dapat kembali seperti semula.
Pankreatitis akuta berulangatau
Peradangan menetap di dalam pankreas
KELAINAN MENAHUN
• fibrosis• pembentukan
batu• perubahan
kistik
Ditandai dengan
145
146
Etiologi
147
PatofisiologiPankreatitis
Kronik
Peradangan kronik dan
fibrosis
alkohol
trauma
Penyakit saluran empedu
hiperkalsemia
• perubahan bentuk parenkim• hilangnya jar. Asinus• pengurangan jumlah pulau
langerhans• gangguan suplai vaskular• obliterasi susunan duktulus
(sebab paling lazim pankreatitis kalsifikan)
• Hilangnya jar. Asinus menyebabkan insufisiensi eksokrin
• Hilangnya jaringan pulau Langerhans menyebabkan kemunduran dari toleransi glukosa dan DM
148
Clinical suspicion of chronic pancretitis :Abdominal pain Weight lossSteatorrhea Positive family historyDiabetes mellitus Previous pancreatitisNoninvasive imaging studies and
laboratory tests :Plain abdominal pain
Serum lipids and glucoseTrypsin and glucose
Trypsin, amylaseNon
diagnosticDiagnost
ic
Secretin test, if available ; bentromide test,
ultrasound, or CT scanning
Non Diagnostic
ERCP
Non Diagnostic
Initiate therapi
Consider other diagnoses (a trial of conventional pancreatic enzymes may be considered as
a diagnostic test at this point for physicians without acces to secretin testing in patients
without obvious abnormalities of the main pancreatic duct
149
150
Gambaran Klinis Nyeri perut epigastrium : turun naik,
intermiten, dipicu makanan berlemak atau alkohol
Diare , steatore : sekresi enzim pankreas ↓ gangguan pencernaan
Distensi dan kembung : banyak gas yg terbentuk di kolon
Penurunan Berat badan : insufisiensi eksokrin pankreas atau berkurangnya asupan makanan
Ikterus : akibat stenosis bilier
151
Diagnosis Amilase-Lipase serum <3x Tes Fungsi Pankreas indirek
Enzim kimotripsin dan elastase 1 tinja Tes pancreolauryl Tes NBT-PABA
Tes Fungsi Pankreas Direk : sensitif dan spesifik, namun invasif
Tes Toleransi Glukosa Oral : mendiagnosa insufisiensi endokrin pankreas
Radiologis :USG, MRCP, ERCP, CT, X-ray
152
Diagnosis USG :
Dilatasi duktus pankreatikus
Pseudokista Kalsifikasi Pelebaran duktus
bilier (extrapankreas) Dilatasi bena porta
(extrapankreas) Ascites
(extrapankreas)
Foto polos : Kalsifikasi, namun sensitivitas hanya 30%
CT sama dengan USG ERCP :
Iregularitas duktus pankreatikus dan bilier
Pseudokista Pencitraan paling
sensitif dan spesifik
153
Terapi NON BEDAH
Selama episode eksaserbasi akut penyakit kronik.
Serupa dengan terapi pankreatitis akuta. Diberi tambahan penggantian enzim pankreas
enteral. Terapi medis pankreatitis kronika progresif,
mencakup : Penyingkiran faktor pencetus (alkohol, obat,
hiperkalsemi) Terapi untuk nyeri, steatore, penurunan BB dan
diabetes Penatalaksanaan DM pankreatogenik mengarah ke
pengendalian gula darah
154
Terapi BEDAH
Indikasi : Menetapnya ikterus Nyeri parah
Pemilihan tindakan bedah tergantung pada pertimbangan anatomi spesifik dalam tiap pasien.
Anatomi duktulus pankreatikus dan biliaris, penentuan lokasi & luas proses penyakit dievaluasi dengan CT scan & ERCP.
Bila tidak berhasil, dapat menggunakan kolangiografi dan pankreatografi.
155
Terapi Terapi awal
Hidrasi intravena Menahan asupan oral sampai gejala mereda
Pembedahan ditundaHampir smua kasus batu dapat keluar spontan kolesistektomi interval 6 mgg Kolesistektomi dini setelah resolusi gejala (4-7
hari)
156
Terapi Bedah
Pankreatikojejunostomi kaudal
Pankreatikojejunostomi longitudinalis kaudal
Pankreatikojejunostomi longitudinalis sisi ke sisi
Persen pankreatektomi distal
Duktus pankreatikus terobstruksi yang berdilatasi paling baik diterapi dengan drainase interna ke dalam gelung jejunum.
157
Terapi Bedah
Duktus pankreatikus utama tidak berdilatasi, tetapi sklerotik, maka tindakan dekompresi tidak mungkin dilakukan reseksi. ES reseksi : defisiensi eksokrin parah dan menjadi bentuk rapuh DM.
158
Komplikasi
159
Penyakit Bedah yang Memberikan Gejala Ikterus
160
Penyakit Bedah Penyebab Ikterus Batu di CBD/ductus choledochus Tumor di CBD/ductus choledochus Tumor pancreas Obstruksi saluran empedu oleh cacing/parasit
161
Karsinoma Saluran Empedu Biasanya pada usia > 60 tahun Kebanyakan adenokarsinoma pada duktus
hepatikus/ duktus koledokus (cholangiocarcinoma) 10% Adenokarsinoma papiler dengan bentuk
massa besar dalam lumen (penyebarannya lebih lambat)
Metastasis ke hati dan kelenjar limfe hilus infiltrasi ke v porta dan a hepatika
Gejala: Ikterus obstruktif yang progresif lambat disertai
pruritus Perasaan tidak enak di perut kanan atas anoreksia
dan penurunan berat badan
162
Diagnosis: Tumor di duktus koledokus distensi KE (teraba
pada palpasi) di bawah pinggir iga ditemukan hepatomegali, pinggir KE teraba tumpul tidak nyeri, disertai ikterus obstruksi (hukum courvoiseir)
USG pelebaran saluran empedu intrahepatik ERCP/MRCP/PTC untuk mengetahui lokasi
DD: batu, striktur, cholangitis sclerotican, tumor jinak, tumor caput pankreas, tumor periampula, tumor metastasis ke hati
163
Penatalaksanaan: Reseksi tumor di duktus koledokus distal/papila
vater : pankreatiko-duodenektom Tumor klatskin (tumor di persatuan duktus
hepatikus kanan dan kiri) eksisi dan hepatojejunostomi dilanjutkan anastomosis Roux-en-Y
Bedah paliatif anastomosis kolesistoduodenostomi/koledokoduodenostomi
164
Karsinoma Kandung Empedu Biasanya pada usia lanjut dan berhubungan
dengan batu empedu Adenokarsinoma invasif ke v porta dan hati Metastasis ke KGB regional, hati, paru Gejala:
Gejala dari kolelitiasis Obstruksi duktus sistikus kolesistitis akut Duktus koledokus ikterus obstruktid dan kolangitis
Diagnosis: PF: teraba massa di daerah KE KE membesar dengan perabaan, tanpa gejala
koledokolitiasis
165
DD: kolesistolitiasis; kolesistitis kronik Penatalaksanaan:
Pencegahan: kolesistektomi pada penderita kolelitiasis
Karsinoma KE kolesistektomi dan reseksi baji hepar 3-5 cm + diseksi KGB regional di ligament hepato-duodenale
166
Karsinoma Pankreas Adenokarsinoma; 2/3 di kaput pankreas Pada usia 50-60 tahun Faktor resiko:
Merokok Konsumsi daging berlebih (tinggi kalori) DM Riwayat gasterektomi < 20 tahun lalu
Penyebaran: Limfogen trunkus seliakus, kurvatura mayor dan
minor gastrika, hilus limpa, paraduodenum Hematogen hati, paru
167
168
169
Gejala:(bila ada penekanan di duktus pankreatikus, duktus koledokus, duodenum, v porta)
Tipe obstruktif: Ikterus obstruktif (sumbatan di duktus koledokus),
disertai pruritus BB turun Teraba massa di epigastrium, nyeri di epigastrium Nyeri hebat di punggung
Tipe non-obstruktif: BB turum Nyeri epigastrium dan punggung hepatomegali
170
Pemeriksaan: Bilirubin meningkat (<3,5 mg/dL) ALP meningkat ERCP: pembendungan dan bayangan ireguler di
daerah pankreas USG: melihat letak dan besar tumor, pelebaran
saluran pankreas dan duodenum karena pembendungan
PTC: bila ada ikterus obstruktif Biopsi pankreas
171
Penatalaksanaan: Perbaiki nutrisi, anemia, dehidrasi Ikterus obstruksi total percutaneus transhepatic
billiary drainage Bedah kuratif: Ca hulu dan periampuler
pankreatiko-duodenostomi (operasi whipple) Bedah paliatif: jika invasi keluar hulu pankreas dan
adanya metastasis limfe anastomosi biliodigestif (koledoko-jejunostomy Roux-en-Y)
Sumbatan duodenum gastro-jejunostomy