D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa,...

22
1

Transcript of D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa,...

Page 1: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

1

Page 2: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

2

Page 3: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten
Page 4: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten
Page 5: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

3

RINGKASAN EKSEKUTIF

Industri batik adalah industri kreatif.Batik adalah industri

kerajinan tangan.Untuk menghasilkan satu potong kain batik, ter-

gantung dari tingkat kerumitan pola yang dihasilkan, membutuhkan

waktu pengerjaan yang lama.Batik merupakan karya seni budaya

bangsa Indonesia yang telah mendapat pengakuan UNESCO.Penga-

kuan nasional maupun internasional menunjukkan adanya suatu

rekonstruksi budaya yang dilakukan secara kreatif sebagai bagian dari

daya cipta manusia, dan bukan sekAdar warisan tradisi.

Batik adalah industri strategis yang telah diproduksi di hampir

semua daerah di tanah air dengan kekhasan budaya masing-masing.

Selain itu, batik menyerap tenaga kerja yang besar. Kementerian

Perindustrian dan Perdagangan memper-kirakan terdapat sekitar

39.600 unit bisnis pada tahun 2011 dengan jumlah serapan tenaga

kerja sebesar 165.000 orang. Sementara total omzet ekspor batik pada

tahun ini mencapai Rp 4 trilyun dengan pasokan bahan baku batik

bernilai Rp1,8 trilyun (Solopos, 19 Oktober 2012).

Posisi strategis batik itu dianggap tidak sebanding dengan

struktur industri dan kemampuan manajemen internalnya.Masalah

utama karena struktur industri batik berbasis industri rumah tangga

dan dikerjakan oleh UKM secara tradisional. Sebagai industri kreatif,

UKM batik dituntut terus kreatif-inovatif agar dapat bersaing dengan

industri garment lainnya. Namun struktur yang menunjang hal seperti

itu tidak ditemukan dalam organisasi UKM batik. Selain kendala

keterbatasan SDM, terdapat juga beberapa masalah lain seperti

modal, bahan baku, pemasaran, kemitraan, dan teknologi (Setyorini,

2013; Sinaga, 2012 ). Tambahan lagi, lamanya proses produksi batik

dianggap kurang menguntungkan sehingga membuatnya kurang

diminati oleh para investor yang membutuhkan perputaran uang yang

Page 6: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

4

cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa,

2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di

Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang yang terkesan lambat.

Tantangan industri batik bukan saja datang dari sesama

perusahaan batik yang jumlahnya besar, tetapi juga dari industri tekstil

dan pakaian jadi, bahkan kemungkinan masuknya batik impor akibat

penerapan MEA 2015.Industri pakaian jadi memiliki keunggulan dalam

kecepatan produksi karena menggunakan mesin dan terus mengikuti

tren global. Sementara industri batik berbasis budaya dan motif lokal

tradisional serta membutuhkan waktu lama untuk

memproduksinya.Penerapan MEA pada tahun 2015akan menyebab-

kan serbuan batik impor dari negara-negara ASEAN yang akan

meningkatkan intensitas persaingan (Darmansyah dan Soebagyo,

2010).Persaingan saat ini saja sudah menyebabkan bangkrutnya

sebagian UKM batik.Data Bappeda Sragen menunjukkan penurunan

jumlah usaha batik di Kabupaten Sragen, dari 4.795 unit usaha batik

pada tahun 2009, menjadi 4.702 pada tahun 2011.(Bappeda Sragen

2011 dan 2009).

Di luar anggapan banyak orang, industri batik ternyata

mampu membuat terobosan-terobosan baik dari motif, maupun dari

warna. UKM batik di Sragen mampu melepaskan diri dari motif-motif

tradisional, dan mengadopsi motif dan warna yang lebih bervariasi.

Perubahan itu menunjukkan inovasi dalam desain batik.

Inovasi dan kewirausahaan sering dilihat sebagai kunci utama

sukses dalam menghadapi setiap perubahan. Perusahaan kewira-

usahaan ditandai dengan komitmen terhadap inovasi (Krauss et al.,

2011).Inovasi dilakukan tidak hanya dengan sengaja untuk meng-

hasilkan ide-ide baru, tetapi juga dengan penerapan ide-ide baru yang

ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Inovasi dalam

industri batik meliputi apa yang mereka lakukan untuk membuat

teknik baru, motif, dan pewarnaan pada kain batik (Susminingsih,

2013).

Page 7: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

5

Para peneliti telah menunjukkan hubungan antara inovasi

dengan berbagi pengetahuan dalam suatu organisasi. Sebagai contoh,

Lin (2007) menunjukkan faktor individual dan faktor organisasi dalam

berbagi pengetahuan yang memiliki dampak pada inovasi. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa kesediaan karyawan membagi dan

mengumpulkan pengetahuan memung-kinkan meningkatkan kemam-

puan inovasi perusahaan yang superior. Mathuramaytha (2012)

meneliti hubungan antara kemampuan berbagi pengetahuan dan

kemampuan inovasi dalam organisasi. Hasil penelitiannya menunjuk-

kan bahwa kemampuan perusahaan berbagi pengetahuan mem-

berikan dampak positif pada kemampuan inovasi.

Wang et al (2011) menunjukkan bahwa berbagi pengetahuan

adalah carafundamental di mana karyawan dapat berkontribusi pada

penerapan pengetahuan, inovasi, dan akhirnya keunggulan kompetitif

organisasi. Berbagi pengetahuan antar karyawan dan dalam tim

memungkinkan organisasi mengeksploitasi dan memanfaatkan

sumber daya pengetahuan. Berbagi pengetahuan dan kombinasinya

secara positif berhu-bungan dengan penurunan biaya produksi,

penyelesaian dan pengembangancepat produk baru, kinerja tim,

kemampuan inovasi perusahaan, dan kinerja perusahaan termasuk

pertumbuhan penjualan dan pendapatan dari produk dan layanan

baru .

Penelitian ini bertujuan menjelaskan pola-pola berbagi

pengetahuan di kalangan UKM batik Sragen, mengindentifikasi faktor-

faktor yang menopang berbagi pengetahuan, dan menghasilkan teori

substantif berbagi pengetahuan di kalangan UKM batik

Sragen.Penelitian ini dilakukan di tiga UKM batik Sragen yaitu UKM

batik Akasia, Melati dan Dahlia (Nnama-nama disamarkan).Penelitian

ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan seluruh

aspek berbagi pengetahuan di UKM batik Sragen dengan lebih

komprehensif. Desain kualitatif diharapkan dapat menjaring makna

dan pengalaman pribadi individu - bagaimana mereka memahami,

Page 8: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

6

menjelaskan, merasa, dan berbicara tentang hubungan mereka

dengan orang lain. Seperti dikatakan oleh Krauss "Penelitian kualitatif

memiliki tujuan yang unik untuk memfasilitasi proses pembuatan

makna. Kompleksitas makna dalam kehidupan manusia memiliki

banyak kaitannya dengan bagaimana makna dikaitkan dengan objek,

orang dan peristiwa kehidupanyang berbeda"(Krauss, 2005).Metode

kualitatif juga menyediakan sarana untuk menghasilkan data yang

kaya dalam subjektivitas budaya, simbol, ritual, interaksi, tindakan,

emosi, dan makna pribadi.

Menggunakan metodologi grounded theory konstruktivis dari

Charmaz (2005) penelitian ini berupaya membangun suatu teori

substantif berbagi pengetahuan dalam UKM batik Sragen berdasarkan

data empiris yang dikumpulkan di lapangan.

Untuk penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan

individu atau kelompok yang terlibat dalam setiap kegiatan batik.

Agar pertanyaan lebih sistematik, peneliti menggunakan pedoman

wawancara.Peneliti juga tinggal di salah satu UKM batik agar

berkesempatan mengamati semua kegiatan dalam proses pembatikan.

Dengan tinggal di lokasi UKM batik, peneliti mampu membina rasa

saling percaya dan hubungan dengan hampir semua karyawan yang

ada di ketiga UKM batik tersebut. Hal ini memberikan kontribusi yang

sangat besar bagi informasi yang diberikan oleh para partisipan.

Proses analisis dalam metodologi grounded theory dimulai

dengan proses penyandian (coding) data hasil wawancara yang telah

ditranskripsi menjadi teks. Strauss (1987 ) mendefinisikan penyandian

(coding) sebagai istilah umum untuk konseptualisasi data. Terdapat

beberapa jenis penyandian antara lain penyandian terbuka (open

coding), penyandian aksial (axial coding), dan penyandian selektif

(selective coding). Penyandian terbuka adalah proses dimana konsep

diidentifikasi dan fitur dan dimensi ditemukan dalam data (Strauss &

Corbin 1990:101). Dalam penyandian terbuka, data dipecah menjadi

bagian-bagian diskrit, diteliti dengan seksama dan dibandingkan untuk

Page 9: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

7

kesamaan atau perbedaan. Penyandian aksial adalah proses

merelasikan sandi kepada kategori-kategori. Penyandian selektif

adalah proses integrasi dan menyempurnakan teori yang

dihasilkan(Strauss & Corbin 1990:143). Kategori-kategori yang

dihasilkan dalam penyandian terbuka dan aksial diintegrasi secara

sistematis untuk membentuk skema yang lebih besar, yang merupakan

bentuk teori.Untuk membantu mempercepat proses analisis data,

peneliti menggunakan aplikasi ATLAS.ti.

Secara umum penelitian ini telah menghasilkan penjelasan

pola-pola berbagi pengetahuan di kalangan UKM batik Sragen,

mengidentifikasi faktor-faktor yang menopang proses berbagi

pengetahuan, dan menghasilkan teori substantif Teori Transformasi

Pembatik Sragen. Temuan pola-pola berbagi pengetahuan dalam UKM

batik Sragen menjelaskan bagaimana berbagi pengetahuan terjadi di

setiap proses bisnis, dari desain motif sampai dengan

pemasaran.Temuan dalam bidang ini juga menunjukkan modus-modus

transfor-masi/penciptaan pengeta-huan terjadi di dalam UKM batik

Sragen.

Temuan faktor-faktor yang menopang berbagi pengeta-huan

menunjukkan faktor-faktor dominan yang menopang berbagi

pengetahuan dalam UKM batik Sragen, yaitu Belajar, Motivasi,

Lingkungan dan Karakteristik Individu.Sedangkan temuan Teori

Substantif Transformasi Pembatik Sragen menjelaskan tiga fase

transformasi individu dari fase awal berkenalan dan belajar membatik,

kepada fase kedua menjadi karyawan suatu UKM batik, dan kepada

fase terakhir menjadi pemilik usaha batiknya sendiri.

Selain ketiga temuan tersebut yang bersifat umum, penelitian

ini juga menemukan bentuk organisasi belajar di lingkungan UKM batik

Sragen.Hal ini menunjukkan bahwa meskipun secara struktur dan

manajemen organisasi, UKM batik Sragen tidak sebanding dengan

organisasi perusahaan-perusahaan yang besar dan sudah mapan,

Page 10: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

8

namun UKM batik Sragen juga memiliki bentuk organisasi belajar

informal.

Melalui bentuk-bentuk belajar informal yang terkesan tanpa

dikelola secara baik, batik Sragen telah mengalami empat kali

transformasi penting antara lain: 1) melepaskan ketergan-tungan dari

sekedar pekerja upahan juragan batik Solo atau Yogya menjadi

pengusaha batik, 2) melepaskan ketergantung acuan warna-warna

batik Solo dan Yogya menjadi warna-warna sendiri yang berbasis pada

bahan baku yang tersedia di lingkungannya, 3) melepaskan diri dari

motif batik keraton menjadi motif batik flora dan fauna, dan 4)

melepaskan diri dari pakem batik tradisional menjadi batik kontem-

porer. Konsekuensi dari temuan ini adalah pentingnya UKM batik terus

mempertahankan organisasi mereka sebagai organisasi belajar, dan

bahkan semakin memperluas bentuk-bentuk belajar dan karyawan

yang terlibat di dalamnya.Temuan penelitian ini juga memperkuat

temuan (Iriani & Priyanto, 2013; Iriani, 2013) bahwa bentuk-bentuk

belajar dan kerjasama antar karyawan lebih banyak terdapat dalam

hubungan informal dari pada hubungan formal.

Beberapa temuan lain yang bersifat spesifik antara lain,

peranan pembatik sanggan sebagai pembina pembatik pemula,

kecenderungan batik terangkat dari budaya tradisional yang

menopang awal berdirinya, peranan sentral Carik Batik, dan motivasi

karyawan untuk memiliki usaha sendiri.

Penelitian ini dilakukan sebagai prasyarat untuk mendapatkan

gelar doktor dalam bidang manajemen.Meskipun penelitian ini telah

memakan waktu yang cukup lama, namun keterbatasan waktu

menjadi kendala untuk menghasilkan gambaran yang lebih lengkap

dan sempurna.Untuk itu peneliti mengharapkan banyak saran dan

kritikan untuk menyempurna-kan hasil penelitian ini.

Page 11: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

9

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF………………………………………..………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………..………………

DAFTAR GANBAR………………………………………………..….……………

DAFTAR TABEL……………………………………………………..………………

UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………..………………..

i

ix

xiv

xvii

xix

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN……………………………………………………

1.1 Latar Belakang………………………………………………

1.2 Masalah Penelitian……………………………………….

1.3 Persoalan Penelitia……………………………….………

1.4 Tujuan……………………………………………….…………

1.5 Struktur Disertasi………………………………….………

LANDASAN TEORITIS……………………………………………

2.1. Pengetahuan………………………………………..………

2.1.1. Pengetahuan Eksplisit dan Tasit…….……..

2.1.2. Alternatif Lain Klasifikasi Pengetahuan…

2.2. Berbagi Pengetahuan…………………………………….

2.2.1. Pola Berbagi Pengetahuan……….……………

2.2.2.Model Lain Berbagi Pengetahuan……..……

2.3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berbagi

Pengetahuan………………………………………….…

2.3.1. Kerangka Kerja Wang & Noe……………..….

2.3.2.Kerangka Kerja Cabrera & Cabrera…………

2.3.3.Teori Tindakan Beralasan (Theory of

Reasoned Action, TRA)………………….……….

2.3.4.Teori Perilaku Terencana (Theory of

Planned Behavioir, TPB)…………………………

1

1

7

11

12

13

15

16

17

18

21

22

34

37

37

40

42

45

47

Page 12: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

10

BAB III

BAB IV

2.3.5. Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange

Theory)…………………………………………………

METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

DATA……………………………………………………..….…………

3.1.Desain Penelitian……………………….…………..………

3.2.Grounded Theory…………………………….…….………

3.3.Pengumpulan Data……………………………….….….…

3.3.1. Metode………………………….……..…….…..……

3.3.2. Pemilihan Responden……………..….…………

3.4.Analisis Data…………………………………….….…………

3.4.1. Penyandian Data (Coding Process) …….…

3.4.2.Penggunaan Alat Analisis Kualitatif-

ATLAS.ti…………………………………..……….……

3.5.Ringkasan…………………………………………...…….……

POLA BERBAGAI PENGETAHUAN DALAM UKM

BATIK SRAGEN……………………….……………………………

4.1.Berbagi Pengetahuan dalam Warna……….………

4.1.1.Ekstraksi Warna Alam……………………...…….

4.1.2.Meracik Warna………………………………...……

4.2. Berbagai Pengetahuan Melalui Dokumentasi

Warna………………………………………………………..…

4.3. Desain Motif Batik…………………………..…………….

4.3.1. Proses Desain Batik………………………………

4.3.2.Berbagi Pengetahuan dalam Mendesain..

4.4. Proses Membatik (Waxing)…………………….……..

4.4.1.Langkah-Langkah dalam Membatik……..…

4.4.2.Berbagi Pengetahuan Dalam Proses

Membatik………………………………………………

4.5. Berbagai Pengetahuan Tentang Konsumen

dan Kompetitor………………………………………….…

49

49

51

54

55

62

65

65

69

70

71

71

73

79

89

93

93

99

116

120

130

152

155

Page 13: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

11

BAB V

BAB VI

4.6. Ringkasan………………………………………………………

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

BERBAGI PENGETAHUAN…………..…………………..……

5.1.Belajar……………………………………………….…………..

5.1.1.Kapasitas Belajar………….……………..…………

5.1.2.Materi Belaja………….………………………………

5.1.3.Metode Belajar……………………………….……..

5.1.4.Lingkungan Belajar…………………………..…….

5.1.5.Variasi Belajar………………………………………..

5.2.Motivas…………………………………………………..………

5.2.1.Keyakinan akan Kepemilikan

Pengetahuan…………………………….

5.2.2.Persepsi Keuntungan atau Biaya

(Perceived Benefit or Cost)…………………….

5.2.3.Kepercayaan, Keadilan, Resiprositas dan

Sikap………………………………………………………

5.3.Lingkungan………………………………………….………….

5.3.1.Konteks Organisasi……………………….………..

5.3.2.Karakteristik Budaya……………………….……..

5.4.Karakteristik Individu………………………………………

5.5.Ringkasan…………………………………………………..…..

PENGEMBANGAN TEORI SUBSTANTIF DARI

KOLEKSI DATA…………………………………………….……….

6.1 Proses Penyandian……………………………………….

6.1.1.Penyandian Terbuka (Open Coding)

6.1.2.Penyandian Aksial……………………………….…

6.1.3.Penyandian Selektif……………………………….

6.2. Profil Transformasi Pembatik Berdasarkan

Data Wawancara………………………………………….

156

157

161

163

166

167

168

170

171

174

178

179

199

203

207

213

214

220

221

222

226

227

232

Page 14: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

12

BAB VII

BAB VIII

6.3. Peranan Berbagi Pengetahuan Dalam

Transformasi Pembatik………………..…………….…

6.3.1.Belajar……………………………………………………

6.3.2.Lingkungan…………………………………………….

6.3.3 Motivasi…………………………………………………

6.3.4 Karakteristik Individu…………………….………

6.3.5 Ringkasan Peranan Berbagi Pengetahuan

Dalam Transformasi Pembatik……………….

6.4 Ringkasan……………………………………………………..

HASIL DAN PEMBAHASAN………………………..

7.1. Temuan Pola-Pola Berbagi Pengetahuan………

7.2. Temuan Faktor-Faktor yang Mendukung

Berbagi Pengetahuan……………..………………….…

7.2.1. Belajar…………………………………………….…….

7.2.2.Motivasi…………………………………….…………..

7.2.3. Lingkungan……………………………………………

7.2.4. Karakteristik Individu…………………………….

7.3. Temuan Teori Subtantif Transformasi

Pembatik Sragen………………………….……………….

7.4. Ringkasan…………………………………….……….………

KESIMPULAN DAN SARAN……………………….………….

8.1.Pola-Pola Berbagi Pengetahuan………..……………

8.2. Faktor-Faktor Penopang Berbagi

Pengetahuan………………………………………………..

8.3 Teori Substantif Transformasi Pembatik

Sragen………………………………………………………….

8.4 Temuan-Temuan Spesifik…………………………….

8.4.1 Organisasi Belajar dalam UKM Batik

Sragen……………………………………….…………..

237

241

246

247

249

249

261

262

273

283

287

289

298

303

304

306

311

312

312

316

318

318

319

Page 15: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

13

8.4.2. Peranan Pembatik Sanggan sebagai

Pembina Pembatik Pemula……………………

8.4.3 Batik Terangkat Keluar Dari Budaya

Pendukungnya………………………..……….……

8.4.4 Inkonsistensi dalam Bidang Warna….….…

8.4.5 Peranan Sentral Carik Batik……………………

8.4.6 Kompetitor Utama UKM Batik Sragen…..

8.4.7 Pengaruh Budaya……………….……….…………

8.4.8 Motivasi Membuka Usaha Sendiri………….

8.5 Kontribusi dari Penelitian Terhadap Literatur

Akademik……………………………………………………..

8.6 Implikasi Kepada Praktisi…………………….………..

8.7 Keterbatasan dan Penelitian Lanjutan………….

DAFTAR PUSTAKA………………………..…………….….…….

319

320

321

321

322

325

327

333

334

336

337

Page 16: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Spiral penciptaan pengetahuan organisasi (Nonaka

1994)………………………………………………….

Gambar 2.2 Model SECI……………………………………………………………….

Gambar 2.3 Kerangka kerja Wang & Noe…………………………………….

Gambar 2.4 Kerangka kerja Aslani et al……………………………………....

Gambar 2.5 Kerangka kerja Cabrera & Cabrera……………………………

Gambar 2.6 Model teori tindakan beralasan dari Fishbein dan

Ajzen (1975) …………………………………………………………….

Gambar 2.7 Skema model teori perilaku terencana (TPB) sebagai

perluasan dari TRA (sumber Godin, 1994.)…………..……

Gambar 3.1 Peta kecamatan dalam Kabupaten Sragen………….……

Gambar 3.2 Diagram metodologi grounded theory melalui

proses penyandian……………………………………………….…..

Gambar 4.1 Contoh beberapa bahan pewarna alam……………………

Gambar 4.2 a) Tiga bahan fiksasi. (b) batik sebelum fiksasi, (c)

sesudah fiksasi……………………………………………………..…..

Gambar 4.3 Contoh warna alam dari kulit kesumba (Bixa

orellana) sebelum dan sesudah fiksasi………………………

Gambar 4.4 Proses berbagi pengetahuan dalam meracik warna…

Gambar 4.5 a) batik buketan Pekalongan, b) klowongan……….……

Gambar 4.6 Contoh beberapa bentuk motif pengisi bidang………..

Gambar 4.7 Contoh motif isen-isen…………………………………………….

Gambar 4.8 Contoh beberapa motif geometris…………………………..

Gambar 4.9 Beberapa contoh motif batik non-geometris……………

Gambar 4.10 Pola berbagi pengetahuan dalam desain motif

batik………………………………………………………………………….

Gambar 4.11 a) Contoh Kompor, kuali, canting dan lilin b)

28

32

38

40

42

44

47

55

69

74

78

78

81

95

96

97

98

98

110

117

Page 17: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

15

Contoh bentuk gawangan……………………………………..….

Gambar 4.12 Batik klowongan dan isen-isen……………………………….

Gambar 4.13 Diagram proses membatik batik tulis………………

Gambar 4.14 Contoh bentuk cap dan pekerja sedang membuat

batik cap……………………………………………………………………

Gambar 4.15 Pola berbagi pengetahuan dalam membatik………….

Gambar 4.16 Pola berbagi pengetahuan tentang konsumen dan

kompetitor…………………………………………………….………….

Gambar 5.1 Model materi belajar dalam UKM batik Sragen………..

Gambar 5.2 Model metode-metode belajar dalam UKM batik

Sragen…………………………………………………

Gambar 6.1 Temuan Teori Tiga Fase Transformasi Pembatik

Sragen……………………………………………………………………….

Gambar 6.2 Hubungan tema-tema belajar dan kategori

belajar………………………………………………………………………

Gambar 6.3 Hubungan tema-tema lingkungan dengan kategori

lingkungan………………………………………………………………..

Gambar 6.4 Hubungan tema-tema motivasi dengan kategori

motivasi………………………………………………

Gambar 6.5 Diagram hubungan antara tema-tema karakteristik

individu dengan sub kategori karakteristik individu

yang lebih umum………………………………………………………

Gambar 6.6 Ringkasan hubungan tiap fase transformasi

pembatik dengan berbagi pengetahuan……………………

Gambar 7.1 Motif batik Semen Rama………………………………………….

Gambar 7.2 Hirarki kebutuhan menurut teori Maslow………………..

118

120

121

129

151

163

165

222

228

234

243

247

267

275

277

279

Page 18: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

16

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Berbagai pendekatan organisasibelajar…………...…..

Tabel 2.2 Berbagai dimensi belajar………………………………………………

Tabel 4.1 Contoh bahan sumber pewarna alami………………………….

Tabel 6.1 Contoh awal penyandian terbuka…………………………………

Tabel 6.2 Contoh hasil penyandian aksi……………………………….………

Tabel 6.3 Pengelompokan menjadi tema/ kategori…………………….

Tabel 6.4 Panduan Scot menghasilkan pembelajaran usia dini.…..

Tabel 6.5 Pengelompokan sandi menjadi tema-tema dalam

kategori belajar…………………………………………………………

Tabel 6.6 Pengelompokan sandi ke tema-tema dalam kategori

lingkungan………………………………………………………….…….

Tabel 6.7 Pengelompokan sandi ke tema-tema dalam kategori

motivasi……………………………………………………………….……

Tabel 6.8 Pengelompokan sandi menjadi tema-tema dalam

kategori karakteristik individu……………………………….….

Tabel 7.1 Modus dan pola berbagi pengetahuan dalam

dokumentasi warna………………………………….………………

Tabel 7.2 Modus dan -pola berbagi pengetahuan dalam desain

motif batik………………………………………………………………..

Tabel 7.3 Modus dan pola berbagi pengetahuan dalam

membatik……………………………………………….…………………

Tabel 7.4 Modus dan pola berbagi pengetahuan konsumen dan

kompetitor…………………………………………………….………….

Tabel 7.5 Rekapan seluruh modus dan pola berbagi

pengetahuan…………………………………………………………….

Tabel 7.6 Motivator dominan dan karakteristik individu

berdasarkan teori McClelland………………………..

28

30

75

215

218

219

220

227

232

238

242

253

254

257

259

260

296

Page 19: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

17

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus karena oleh perkenan-Nya

saya bisa menyelesaikan penelitian dan penulisan disertasi ini.Saya

bersyukur bahwa setelah melalui perjalanan yang sangat panjang dan

melelahkan akhirnya disertasi ini bisa saya selesaikan juga.Perjalanan

itu dimulai dengan mendaftar sebagai mahasiswa Program Studi

Doktor Ilmu Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Kristen Satya Wacana. Hal itu kemudian diikuti dengan

berbagai kuliah, tugas-tugas dalam bentuk makalah serta presentasi,

proposal penelitian, ujian-ujian, dan penelitian lapangan yang cukup

panjang dan melelahkan. Semua itu memiliki suka dan duka, namun

pada akhirnya hanya tinggal rasa bahagia dan puji syukur kepada

Tuhan.

Sudah tentu ada banyak orang yang terlibat dan ikut

membantu serta mendorong saya dalam menyelesaikan tugas saya ini,

tanpa mereka saya tidak dapat merampungkan penelitian dan

penulisan disertasi ini.Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan

rasa terima kasih saya kepada bapak Prof. Dr. Ir. Sonny Heru Priyanto,

MM yang bertindak sebagai Promotor saya.Dalam tugas-tugas yang

cukup banyak sebagai Dekan Fakultas Pertanian dan Bisnis, beliau

masih sempat meluangkan banyak waktu kepada saya untuk

melakukan bimbingan rutin. Beliau juga bersedia ikut mendampingi

saya mengunjungi para UKM batik di Sragen dimana saya melakukan

penelitian. Perkunjungan dan pertemuan beliau secara langsung

dengan pemilik UKM ikut menopang hubungan saya dengan para

pemilik UKM tersebut, karena mereka tidak menyangka bahwa

seorang profesor bersedia ikut mendampingi mahasis-wanya.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada bapak Prof.

Christantius Dwiatmadja,SE, ME, PhD yang bertindak sebagai Ko-

Promotor dan sekaligus sebagai Ketua Program Studi Doktor Ilmu

Page 20: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

18

Manajemen (DIM) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Kristen Satya Wacana. Di tengah berbagai kesibukan beliau sebagai

Ketua Program Studi maupun tugas-tugas BAN, beliau masih sempat

memberikan waktu untuk bimbingan dan dorongan semangat,

terutama ketika saya berhadapan dengan berbagai situasi yang

melemahkan semangat dan hampir menyerah.Sebagai Ko-Promotor

beliau juga memberikan banyak saran-saran dalam penyempurnaan

penulisan disertasi ini.

Terima kasih yang sama saya sampaikan kepada bapak Neil

Samuel Rupidara, SE, MSc, PhD yang juga bertindak sebagai Ko-

Promotor kedua saya. Sebagai PR V UKSW sudah tentu beliau memiliki

kesibukan yang banyak.Namun, kesibukan beliau itu tidak

menghalanginya memberikan waktu bagi saya untuk melakukan

bimbingan secara rutin.Ketelatenan beliau dalam membaca dan

memberikan saran-saran sangat penting dalam memperbaiki

penulisan disertasi ini.

Di samping Promotor dan Ko-Promotor, saya juga ingin

mengucapkan terima kasih kepada pada penguji yaitu bapak Prof. Dr.

Agus Suroso,MS; bapak Prof. Supramono, SE., MBA., DBA, bapak Dr.

Gatot Sasongko, SE., MS., dan ibu Ir. Lieli Suharti, MM., PhD yang telah

memberikan banyak saran dan kritikan bagi penyempurnaan disertasi

ini.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi yang telah memberikan bantuan berupa dana Hibah

Doktor, sehingga saya dapat dengan tenang melakukan penelitian dan

menulis disertasi ini.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada bapak dan Ibu

pemilik serta karyawan UKM batik Dewi Arum, Winda Sari dan Dewi

Brotojoyo, terutama kepada bapak H.Sumarsono, ibu Wiwin dan ibu

Krisny, yang telah menerima dan membantu saya dengan penuh

keikhlasan dalam melakukan penelitian di tempat mereka. Bantuan

Page 21: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

19

mereka tak bisa diukur dengan uang dan kata-kata, oleh karena itu

saya berdoa semoga Tuhan saja yang akan membalas budi baik bapak-

bapak dan ibu-ibu.

Tak lupa saya juga menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM

Kabupaten Sragen yang telah memfasilitas saya dalam melakukan

penelitian di Sragen, terutama kepada bapak Agus Riyanto yang telah

banyak membantu dalam memberikan pemahaman yang mendalam

tentang perkembangan batik Sragen.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada bapak Dekan

Fakultas Ekonomi, juga kepada bapak Prof. Supramono, SE., MBA.,

sebagai Ketua Program Studi Doktor Ilmu Manajemen (DIM) yang baru

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana,

para dosen dan staf administrasi yang telah ikut membantu dan

mendukung saya beserta teman-teman berupa berbagai fasilitas

belajar yang bermutu sehingga kami dapat belajar dengan lancar dan

baik.

Secara khusus, terima kasih saya kepada suami dan anak-anak

saya yang sangat saya cintai. Mereka begitu bersemangat mendorong

saya untuk melanjutkan studi S3. Tanpa dorongan dan kasih sayang

mereka pekerjaan ini akan menjadi terlalu berat untuk saya selesaikan.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada ibu Titik Djajadi yang

telah ikut membantu menemani saya sebagai asisten dalam penelitian

saya di Kabupaten Sragen.Beliau begitu bersemangat ketika saya

meminta untuk membantu saya.Memiliki teman mengobrol dalam

perjalanan membuat perjalanan dari Salatiga-Sragen menjadi tidak

terlalu membosankan dan berat.

Akhirnya, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak, yang karena keterbatasan tempat ini, tidak bisa saya sebutkan

nama mereka satu per satu. Saya berdoa semoga Tuhan membalas

semua kebaikan mereka.

Page 22: D 921010002 JUDUL€¦ · 4 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten

20

Tak ada gading yang tak retak.Meskipun saya telah berusaha

dengan sepenuh kemampuan saya untuk menyempur-nakan disertasi

ini, namun saya menyadari bahwa masih terdapat kelemahan-

kelemahan yang mungkin tidak saya sadari. Mudah-mudahan, hal itu

akan dapat diteruskan oleh mereka yang tertarik dalam bidang ini.

Akhir kata, saya berharap hasil penelitian ini dapat menjadi

bahan masukkan bagi siapa saja yang berkecimpung dalam usaha kecil

menengah pada umumnya, dan batik pada khususnya.

Tuhan memberkati usaha kita semua!

Salatiga, Juli 2015.