DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN...

114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN...

Page 1: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP

D’MASIV

SKRIPSI

Oleh:

Praja Aribawa

X1206041

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP

D’MASIV

Oleh:

Praja Aribawa

X1206041

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

ii

Page 3: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Purwadi. NIP 195401031981031003

Dra. Sumarwati, M.Pd. NIP 196004131987022001

iii

Page 4: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua : Drs. Slamet Mulyono, M.Pd.

Sekretaris : Drs. Suyitno, M.Pd.

Anggota 1 : Drs. Purwadi.

Anggota 2 : Dra. Sumarwati, M.Pd.

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP 196007271987021001

iv

Page 5: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Praja Aribawa. X120604. DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, November 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemakaian diksi dan gaya bahasa pada lirik lagu Pop d’Masiv. Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan adalah analisis isi. Sumber data adalah dokumen yang berupa lirik lagu Pop d’Masiv (album perubahan). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat, karena sumber datanya berupa teks. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teori yaitu secara penelitian terhadap topik yang sama dengan menggunakan teori yang berbeda dalam menganalisa data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis mengalir, yang meliputi tiga komponen yaitu: (1) reduksi data; (2) penyajian data; (3) penarikan simpulan. Analisis model mengalir mempunyai tiga komponen yang saling terjalin dengan baik, yaitu sebelum, selama dan sesudah pelaksanaan pengumpulan data. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) berdasarkan hasil analisis diksi tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam lirik lagu d’Masiv terdapat dua diksi yaitu diksi yang bermakna denotatif dan diksi yang bermakna konotatif, hal ini terlihat dari 252 data terdapat 177 data atau 70,2% diksi yang bermakna denotatif dan 75 data atau 29,8% diksi yang bermakna konotatif. Tujuan pemakaian diksi yang bermakna denotatif dalam lirik lagu d’Masiv adalah agar pesan yang disampaikan mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat; (2) berdasarkan hasil analisis gaya bahasa dapat disimpulkan bahwa dalam lirik lagu d’Masiv terdapat beberapa gaya bahasa. Gaya bahasa tersebut antara lain: hiperbola, hipalase, misodipolis, litotes, metafora, repetisi, paradox, pars prototo, metonimia, ironi, aliterasi, personifikasi, pleonasme. Gaya bahasa yang paling dominan dalam llirik lagu d’Masiv adalah gaya bahasa metafora dengan hasil 18,1% yaitu 8 data ditemukan dari 66 data. Tujuan pemakaian gaya bahasa metafora dalam lirik lagu d’Masiv yaitu agar dapat menimbulkan suasana yang sesuai dengan isi lagu.

v

Page 6: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “berilah

kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan

memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,”

maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan

Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al Mujadalah: 11)

vi

Page 7: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Keluargaku tercinta (Bapak, Ibu, Adik Rois),

terima kasih atas semangat, doa, dan

segalanya yang kalian berikan kepada saya.

2. Semua penghuni kos Islah (Tejo, Andri,

Anton, Totok, Budi) yang telah memberikan

senyum kebahagiaan selama bersama kalian.

3. Yuli Suryani yang selalu menjadi semangat

bagi saya.

4. Rekan-rekan seperjuangan Bastind’06,

terimakasih kalian telah memberikan

pengalaman yang luar biasa dan tidak

terlupakan.

5. Almamater.

vii

Page 8: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan,

karunia, rahmat, dan hidayah-Nya kepada kita semua, terutama penulis dan

keluarga. Hanya kepada-Nya kembali segala sanjungan, kepada-Nya kami

memohon pertolongan dan ampunan, dan atas ridhonya sehingga penulis mampu

menyusun skripsi ini dengan baik, yang merupakan persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam Penyusunan skripsi ini, penulis menyadari tidak dapat bekerja

seorang diri melainkan bekerja sama dengan berbagai pihak. Maka atas

terselesaikannya skripsi ini, penulis meyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

izin penulisan skripsi ini.

2. Drs. Suparno, M. Pd., ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan izin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Slamet Mulyono, M. Pd., ketua Program Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia dan selaku pembimbing akademik, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin

penulisan skripsi ini.

4. Drs. Purwadi., sebagai pembimbing skripsi I yang senantiasa dengan sabar dan

perhatian membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Dra. Sumarwati M.Pd., selaku pembimbing skripsi II yang selalu sabar

memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.

7. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

viii

Page 9: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi

ini serta tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam proses penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan, khususnya

dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia.

Surakarta, Desember 2010

Penulis

ix

Page 10: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN.......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv

ABSTRAK..................................................................................................... v

HALAMAN MOTTO.................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... vii

KATA PENGANTAR................................................................................... viii

DAFTAR ISI.................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xii

DAFTAR TABEL........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. . xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian............................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka............................................................................... 7

1. Bahasa dalam Lagu...................................................................... 7

a. Karakteristik Bahasa dalam Lagu.......................................... 7

b. Ekonomi Bahasa.................................................................... 9

2. Diksi............................................................................................. 11

a. Pengertian Diksi..................................................................... 11

b. Jenis-Jenis Makna.................................................................. 14

3. Gaya Bahasa................................................................................. 16

a. Pengertian Gaya Bahasa......................................................... 16

b. Jenis-Jenis Gaya Bahasa....................................................... 25

B. Penelitian Relevan........................................................................... 31

x

Page 11: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

C. Kerangka Berpikir.......................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 34

B. Bentuk dan Strategi Penelitian........................................................ 34

C. Sumber Data..................................................................................... 35

D. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 35

E. Validitas Data................................................................................... 35

F. Analisis Data..................................................................................... 35

G. Prosedur Penelitian........................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diksi dalam Lirik Lagu Pop d’Masiv............................................... 38

B. Gaya Bahasa dalam Lirik Lagu pop d’Masiv .................................. 82

BAB V PENUTUP

A. Simpulan......................................................................................... 99

B. Implikasi......................................................................................... 99

C. Saran............................................................................................... 100

DAFTARPUSTAKA..................................................................................... 101

LAMPIRAN

xi

Page 12: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Kerangka Berpikir................................................................................. 33

2. Model Analisis Mengalir...................................................................... 36

3. Skema Prosedur Penelitian................................................................... 37

xii

Page 13: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Jadwal Kegiatan Penelitian..................................................................... 34

2. Distribusi Frekuensi dan Presentase Penggunaan Diksi dalam Lirik Lagu

D’Masiv.................................................................................................. 81

3. Distribusi Frekuensi dan Presentase Penggunaan Gaya Bahasa dalam

Lirik Lagu D’Masiv............................................................................... 96

xiii

Page 14: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Cover depan CD/Kaset Grup Band d’Masiv....................................... 104

2. Biografi Grup Band d’Masiv................................................................ 105

3. Lirik lagu d’Masiv (album perubahan) ................................................ 107

4. Lain-lain

xiv

Page 15: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepanjang usia peradaban manusia, musik selalu termasuk di dalamnya.

Ada yang berpendapat bahwa musik bukan murni ‘milik’ manusia, mungkin

musik sudah ada sebelum manusia itu ada. Terlepas dari itu, sadar atau tidak,

percaya atau tidak, langsung atau tidak, musik selalu ada dalam hidup kita. Musik

mempunyai peran dan kekuatan yang tidak kecil dalam kehidupan manusia.

Musik mempunyai banyak fungsi yaitu komunikasi, ekspresi, dokumentasi,

identitas, dan hiburan. Bahkan di budaya yang mentabukan beberapa praktik

musikpun nyata bahwa musik berperan penting dalam kehidupan masyarakatnya

(Regelski, 2006: 3).

Musik merupakan salah satu cabang yang sangat digemari oleh masyarakat

yang telah sedemikian merasuknya ke dalam kehidupan masyarakat. Musik telah

mengibarkan bendera-benderanya di panggung kesenian, konser musik, televisi,

toko, pusat-pusat perbelanjaan, di rumah, dan di kantor-kantor pada saat jam

istirahat. Musik senantiasa menemani kegiatan manusia. Begitu juga dengan

perkembangan teknologi rekaman dan alat-alat yang lebih canggih, yang

menyebabkan semua orang dapat lebih mudah menikmati musik. Musik dapat

didefinisikan sebagai sebuah ekspresi perasaan atau pikiran yang dikeluarkan

secara teratur dalam bentuk bunyi (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 2001: 413).

Bunyi-bunyi tersebut diorganisasikan sedemikian rupa sehingga tidak merupakan

bunyi atau tataran asal-asalan saja.

(Tarigan, 1986: 23) mendefinisikan musik sebagai: (1) ilmu atau seni

menyusun nada atau suara diurutkan, dikombinasi, dan hubungan temporal untuk

menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan keseimbangan;

(2) nada dan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama,

lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat). Dari kedua definisi

itu dapat dilihat bagaimana suatu perasaan atau pengalaman jiwa disampaikan

dengan kiasan atau bunyi-bunyian yang indah.

1

Page 16: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Penelitian tentang lagu (Yayah. B. Lumintaintang, 2004) membuktikan

bahwa lagu terutama lagu klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ

(Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien). Seorang anak yang sejak kecil

terbiasa mendengarkan lagu akan lebih berkembang kecerdasan emosional dan

intelegensinya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan lagu. Yang

dimaksud lagu di sini adalah lagu yang memiliki irama teratur dan nada-nada

yang teratur, bukan nada-nada “miring”. Tingkat kedisiplinan anak yang sering

mendengarkan lagu juga lebih baik dibanding dengan anak yang jarang

mendengarkan lagu.

Grace Sudargo (dalam Fillamenta, 2008: 2) berpendapat bahwa seorang

musisi dan pendidik mengatakan “dasar-dasar lagu klasik secara umum berasal

dari ritme denyut nadi manusia sehingga berperan besar dalam perkembangan

otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia”.

Lagu yang bagus biasanya dapat dinikmati melalui vokal penyanyi dan

irama musiknya. Kata-kata indah dan puitis dalam lagu mampu membangkitkan

emosi penikmatnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa lagu tidak mampu mewakili

perasaan manusia, di bimbing dan dilatih kemampuannya untuk mengembangkan

bahasanya secara jujur sehingga dapat berbahasa dengan baik dan benar, dan juga

dapat mempelajari atau menentukan kosa kata yang baru. Karena semua orang

mulai belajar berbicara dengan mempelajari kata-kata secara individual (Keraf,

2000: 64).

Pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang disusun

oleh jalinan kata-kata itu. Istilah diksi bukan saja dipergunakan untuk menyatakan

kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi

juga meliputi persoalan gaya bahasa. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi

bertalian dengan ungkapan-ungkapan yang individual atau karakteristik, atau yang

memiliki nilai artistik yang tinggi (Keraf, 2000: 22-23).

Dalam menulis lagu pengarang menggunakan bahasa yang indah sehingga

lagu yang diciptakan mempunyai nilai lebih yang bisa dilihat dari bahasanya.

Bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam sebuah karya sastra.

Nurgiyantoro (2002: 272) berpendapat bahwa bahasa dalam seni sastra dapat

Page 17: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

disamakan dengan cat warna keduanya merupakan unsur bahan, alat, dan sarana

yang mengandung nilai lebih untuk dijadikan sebuah karya. Sebagai salah satu

unsur terpenting tersebut, bahasa berperan sebagai sarana pengungkapan dan

penyampaian pesan dalam sastra.

Gaya bahasa termasuk salah satu unsur pembangun nilai kepuitisan dalam

puisi, gaya bahasa juga ikut menentukan keindahan puisi dalam segi makna

maupun segi keindahan bunyi. Gaya bahasa mengandung kiat penyair untuk

mengungkapkan perasaannya atau menggambarkan pemikirannya dalam

perasannya atau kata-kata pada bait-bait puisi maupun lirik lagu, salah satunya

dengan menggunakan bahasa kias atau gaya bahasa.

Gaya bahasa dan penulisan merupakan salah satu unsur yang menarik

dalam sebuah puisi. Setiap penulis mempunyai gaya yang berbeda-beda dalam

menuangkan setiap ide tulisannya. Setiap tulisan yang dihasilkan mempunyai

gaya penulisan yang dipengaruhi oleh penulisnya, dengan demikian dapat

dikatakan bahwa, watak seorang penulis sangat mempengaruhi sebuah karya yang

ditulisnya. Pratikno (1984: 50) mengemukakan bahwa sifat, tabiat atau watak

seseorang itu berbeda-beda.

Sekawan (2007: 146) berpendapat bahwa gaya bahasa adalah Penggunaan

kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan dan

pikiran dengan maksud tertentu. Gaya bahasa berguna untuk menimbulkan

keindahan dalam karya sastra atau dalam berbicara, setiap orang atau pengarang

memiliki cara tersendiri dalam memilih dan menggunakan gaya bahasa.

Beracuan dari pendapat di atas, ditarik sebuah simpulan bahwa bahasa

adalah ucapan, tulisan, pikiran, dan perasaan manusia yang berupa lambang bunyi

suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia digunakan untuk berkomunikasi,

bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Penyair dengan penguasaan

bahasa yang dimiliki, kecermatan, dan ketepatan penggunannya dapat

menghasilkan puisi biasa dan dapat berupa puisi lirik lagu. Untuk menuliskan

puisi lirik lagu penyair memilih kata-kata yang tepat dan bermakna kias, sangat

dalam, dan bergaya bahasa sehingga tuntutan estetika penyair dapat terpenuhi.

Penyair menciptakan puisi menggunakan bahasa yang baku dan indah agar dapat

Page 18: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

diterangkan melalui kata konkrit dan majas atau gaya bahasa. Sejalan dengan

pengertian tersebut dikemukakan Efendi (dalam Waluyo, 1987: 24) dalam ’puisi’

terdapat bentuk permukaan yang berupa larik, bait, dan pertalian makna larik dan

bait. Penyair berusaha mengkonkritkan pengertian-pengertian konsep dan abstrak

dengan menggunakan pengimajinasian, pengiasan, dan perlambangan. Gaya

bahasa merupakan bentuk retorika, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara

dan menulis untuk meyakinkan dan mempengaruhi penyimak atau pembaca.

Puisi tidak dapat dilepaskan dari bahasa kias, pengimajinasian, dan

perlambangan atau gaya bahasa. Penggunaan gaya bahasa dalam puisi terutama

puisi lirik lagu banyak digemari oleh penyair dalam hal ini pencipta lirik lagu,

karena dapat menimbulkan kesan indah sekaligus banyak makna seperti karya

grup band d’Masiv, banyak ditemukan penggunaan gaya bahasa dan cara

pengungkapannya yang berbeda dengan penyair lain. Kiat penyair untuk

mengungkapkan perasaannya atau menggambarkan pemikirannya dalam

rangkaian kata-kata pada bait-bait puisi maupun lirik lagu, salah satunya dengan

menggunakan bahasa kias atau gaya bahasa. Sejalan dengan pengertian tersebut

(Moeliono, 1998: 63) mengemukakan bahwa kiasan berarti bahasa yang

mempergunakan kata-kata yang susunan dan artinya sengaja disimpangkan,

dengan maksud agar memperoleh kesegaran dan kekuasaan ekspresi. Dalam

menulis lagu pada umumnya pengarang menggunakan bahasa yang indah atau

bahasa yang khas, sehingga lagu yang diciptakan mempunyai nilai lebih yang bisa

dilihat dari bahasanya. Pengarang menggunakan bahasa yang mudah dipahami

dan diterima sehingga isi karangan dalam sebuah lagu mudah untuk diketahui

maksudnya.

D'Masiv merupakan salah satu grup musik asal Indonesia yang saat ini

sedang melambung namanya dan dibentuk pada tanggal 3 Maret 2003. Grup ini

terdiri dari lima orang, nama d'Masiv berasal dari bahasa Inggris "massive"

sebagai semacam pengharapan agar bisa meraih hasil sebaik mungkin di kancah

musik nasional. Nama mereka mulai melambung setelah berhasil memenangkan

kompetisi musik A Mild Live Wanted pada tahun 2007. D'Masiv akhirnya merilis

album pertama pada tahun 2008 dengan lagu "Cinta Ini Membunuhku" sebagai

Page 19: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

lagu andalannya. Lagu ini sangat populer sehingga semakin melambungkan nama

mereka dalam musik nasional.

Album d’Masiv berisi kumpulan syair lagu Pop yang sangat indah. Lagu-

lagu dalam grup band d’Masiv hingga sekarang masih sering ditampilkan dan

dinikmati oleh pencinta musik pop. Seperti puisi, lagu juga mengandung unsur

gaya bahasa yang merupakan cara pengungkapan perasaan penyair. Secara umum,

gaya bahasa lagu terdiri dari tema, diksi, dan majas. Sayuti (2002: 28)

menjelaskan bahwa: (1) tema merupakan ide yang mendasari atau

melatarbelakangi sebuah karya; (2) diksi merupakan teknik pemilihan kata-kata

yang indah dan mampu mewakili perasaan penyair; (3) majas merupakan

pemberian kata-kata yang mempunyai makna tambahan yang lebih dalam, lebih

halus, bahkan didramatisir untuk mencapai maksud yang sebenarnya. Djohan

(2003: 16) berpendapat bahwa setiap lagu pasti mempunyai tujuan tertentu yang

ingin disampaikan kepada masyarakat sebagai pendengarnya. Lagu berisi barisan

kata-kata yang dirangkai secara baik dengan gaya bahasa yang menarik oleh

komposer dan dibawakan dengan suara indah penyanyi. Penelitian ini

menganalisis lirik lagu-lagu d’Masiv karena memiliki ketertarikan liriknya yang

bervariasi. Penemuan diksi dan gaya bahasa dalam syair lagu ini dirumuskan

melalui identifikasi paparan tiap bait dalam setiap syair lagu.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti terdorong

untuk menganalisis diksi dan gaya bahasa pada lirik lagu Pop d’Masiv (album

perubahan). Analisis terhadap lirik lagu pop d’Masiv ini peneliti membatasi pada

segi diksi dan gaya bahasa. Pada segi diksi peneliti akan meninjau dari makna

denotatif dan konotatifnya, adapun dari segi bahasa penulis akan menganalisis

gaya bahasa yang terdapat dalam lirik lagu pop d’Masiv (album perubahan).

Page 20: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diketahui rumusan

masalah yang timbul dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah pemakaian diksi yang terdapat dalam lirik lagu Pop d’Masiv

ditinjau dari makna denotatif dan konotatifnya?

2. Bagaimanakah pemakaian gaya bahasa dalam lirik lagu Pop d’Masiv ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah

untuk.

1. Mendeskripsikan pemakaian diksi yang terdapat dalam lirik lagu Pop d’Masiv

ditinjau dari makna denotatif dan konotatifnya.

2. Mendeskripsikan pemakaian gaya bahasa dalam lirik lagu Pop d’Masiv .

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

a. Untuk memperkaya perbendaharaan pengetahuan tentang diksi dan gaya

bahasa.

b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan serta dapat memberikan kontribusi untuk pembaca.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai diksi dan gaya bahasa

yang terdapat pada lirik lagu Pop d’Masiv.

b. Sebagai tinjauan pustaka dan bahan penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 21: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Bahasa dalam Lagu

a. Karakteristik Bahasa dalam Lagu

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa resmi negara.

Sebagai bahasa resmi negara, kedudukan bahasa Indonesia telah diatur dalam

UUD 1945 pasal 36. Bahasa Indonesia mempunyai peranan yang sangat

penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia dituntut untuk

mampu menjadi bahasa pembangunan yakni memantapkan peranan bahasa

Indonesia sebagai sarana pembangunan bangsa dan sarana pembinaan

kehidupan budaya bangsa. Bahasa Indonesia merupakan pendukung

kebudayaan bangsa Indonesia. Semakin tinggi kebudayaan bangsa Indonesia

semakin tinggi bahasa Indonesia. Lagu merupakan suatu hasil dari

kebudayaan. Lagu atau lirik menggunakan bahasa untuk menyampaikan

maksud atau tujuan dari penyanyi kepada pendengar.

Bahasa merupakan objek linguistik karena pada hakikatnya bahasa

merupakan seperangkat bunyi yang langsung kita dengar dari penutur bahasa,

yang dimaksud dengan bunyi adalah bunyi bahasa. Lagu merupakan unsur-

unsur bunyi bahasa yang dilantunkan penyanyi berdasarkan tinggi rendahnya

suara (not), sehingga bunyi bahasa itu lebih nikmat untuk didengar.

Perkembangan lagu-lagu yang liriknya berbahasa Indonesia dewasa ini cukup

menggembirakan, tidak terlepas dari peranan bahasa Indonesia, baik dalam

perbendaharaan kosa katanya yang dapat mewakili tujuan-tujuan atau ide-ide

dari penyanyi.

Bahasa mempunyai bentuk yang baku atau standar. Bahasa baku atau

bahasa standar ialah salah satu diantara beberapa dialek suatu bahasa yang

dipilih dan ditetapkan sebagai bahasa resmi yang digunakan dalam semua

keperluan resmi (Badudu, 1992: 42). Bahasa Indonesia yang baku adalah

bahasa tulis. Berbahasa lisan yang baku adalah berbahasa seperti bentuk dan

7

Page 22: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

susunan tulis. Penggunaan bahasa Indonesia dalam lirik lagu mempunyai ciri

khas tersendiri sebab lirik lagu mempunyai peranan yang sangat penting

dalam kehidupan sehari-hari. Lagu pada dasarnya ungkapan perasaan, luapan

hati dari penyanyi itu sendiri, oleh karena itu lagu (nyanyian) bisa membuat

orang terhibur, terpesona, dan bahkan terlena apabila lirik-lirik lagu yang

dilantunkan penyanyi mengena di hati pendengar.

Melalui bahasa manusia dapat mengekspresikan apa yang telah

dirasakan atau dipikirkan. Pikiran dan perasaan tersebut direalisasikan dalam

bentuk ragam bahasa verbal dan non verbal. Rakhmat (1994: 35)

mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal. Secara fungsional,

bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan

gagasan. Menekankan dimiliki bersama, karena bahasa hanya dapat dipahami

bila ada kesepakatan diantara anggota-anggota kelompok sosial untuk

menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat

yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tatabahasa. Setiap

bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan

dirangkaikan supaya memberi arti.

Purwitasari (2009: 57), berpendapat bahwa Bahasa dapat membantu

kita untuk memiliki kemampuan memahami dan menggunakan simbol,

khususnya simbol verbal dalam pemikiran dan berkomunikasi. Bahasa terbagi

menjadi bahasa verbal dan non verbal. Kata “verbal” sendiri berasal dari

bahasa Latin, verbalis, verbum yang sering pula dimaksudkan dengan ‘berarti’

atau ‘bermakna melalui kata-kata’, atau yang berkaitan dengan ‘kata’ yang

digunakan untuk menerangkan fakta, ide, atau tindakan yang lebih sering

berbentuk percakapan lisan daripada tulisan. Komunikasi verbal adalah

bahasa, kata-kata dengan aturan tata bahasa, baik secara lisan maupun secara

tertulis.

Tata bahasa meliputi tiga unsur yaitu: (1) fonologi; (2) sintaksis; dan

(3) semantik. Fonologi merupakan pengetahuan tentang bunyi-bunyi dalam

bahasa. Sintaksis merupakan pengetahuan tentang cara pembentukan kalimat.

Semantik merupakan pengetahuan tentang arti kata atau gabungan kata-kata.

Page 23: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Larry L. Barker (dalam Mulyana, 2005 : 7) berpendapat bahwa bahasa

mempunyai tiga fungsi yaitu: (1) penamaan (naming atau labeling); (2)

interaksi; dan (3) transmisi informasi. Penamaan atau penjulukan merujuk

pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut

namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Dalam fungsinya sebagai

sarana hiburan bahasa lagu (lirik) mempunyai sasaran informasi yang tepat,

enak didengar dan dimengerti oleh pendengar sehingga apa yang diinginkan

oleh penyanyi sampai kepada pendengar. Bahasa lagu atau lirik haruslah

sederhana, mudah dipahami, teratur, dan efektif. Bahasa sederhana

mengandung pengertian bahasa yang strukturnya tidak rumit, terutama

struktur lirik lagunya. Kata-kata dalam lirik lagu tidak hanya dimengerti oleh

penyanyi tetapi juga harus dimengerti dan dipahami oleh pendengar.

Bahasa dalam lirik lagu sebaiknya teratur, artinya dalam lirik lagu di

tempatkan pada urutan strukturnya sehingga lagu tersebut nikmat untuk

didengar dan tidak sulit memahami maknanya. Bahasa dalam lirik lagu harus

efektif dan efisien tidak bartele-tele, tetapi juga tidak terlalu hemat dengan

kata-kata sehingga maknanya tidak jelas dan mempunyai makna yang kabur

atau makna ambigu. Bahasa dalam lagu sebaiknya mempunyai pengertian

yang dapat diterima dan logis, sehingga ide yang diungkapkan melalui bahasa

itu dapat diterima oleh pendengar.

b. Ekonomi Bahasa

Dalam semua bahasa di dunia, penutur-penutur berusaha untuk

menghemat tenaga dalam pemakaian bahasa dan memperpendek tuturan-

tuturannya, sejauh hal itu tidak menghambat komunikasi, dan tidak

bertentangan dengan budaya tempat bahasa tersebut dipakai. Sifat “hemat” itu

dalam bahasa lazim disebut “ekonomi bahasa” (Verhaar, 2006: 85).

Bahasa yang efektif adalah bahasa yang menyampaikan informasi

secara tepat, efisien, serta jelas, dan tidak berlebih-lebihan. Unsur yang selalu

menggunakan, kata-kata yang berlebihan disebut sifat Dekonatis (mubazir).

Bahasa lagu sangat penting memperhatikan ekonomi bahasa sebab dapat

menimbulkan pengertian yang rancu sehingga lagu yang dilantunkan

Page 24: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

mengandung unsur-unsur pengertian yang rancu, menyebabkan pendengar

mengalami kesulitan mencerna makna dari lagu yang dilantunkan.

Prinsip ekonomi bahasa menekankan bahwa setiap pengguna bahasa

selalu berusaha menghemat tenaga dalam kegiatan berbahasa. Penghematan

ini diaplikasikan melalui berbagai cara, karena bahasa itu ada yang berbentuk

bahasa lisan dan tulisan, penghematan antara kedua bentuk tersebut serupa

tapi tidak sama. Dalam bahasa lisan, bentuk ekonomi bahasa tampak pada

bentuk-bentuk singkatan atau abreviasi, seperti singkatan (gelar, nama

lembaga, atau istilah), akronim, dan inisial. Penyingkatan-penyingkatan ini

bertujuan menghemat tenaga ketika menulis karena bentuk singkatan tentunya

mengurangi jumlah huruf yang harus dituliskan. Apapun bentuknya yang

jelas, prinsip ekonomi bahasa berarti pengguna bahasa selalu berusaha

semudah dan seminim mungkin menggunakan tenaga ketika berbahasa. Selain

itu, perubahan-perubahan yang utamanya berupa penghilangan itu selalu

bersifat tidak mengubah makna tuturan.

Penghilangan fonem umumnya terjadi dan produktif pada ragam

bahasa nonstandar atau nonformal sebab hanya pada ragam inilah bahasa

dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan dan kehendak pengguna selama tidak

berubah total dan menjadi suatu bahasa baru. Penghilangan fonem dalam

tuturan ragam formal atau ragam baku tidak seproduktif ragam nonformal

karena ragam ini bersifat kaku, tidak mudah berubah, dan tetap karena

menjadi standar bahasa yang bersangkutan. Penghilangan fonem dalam

tuturan ragam formal sebatas terjadi pada abreviasi dan pembakuan kata yang

mengalami gejala penambahan fonem seperti protesis, epentesis, atau paragog

pada bentuk nonbakunya.

Bahasa dalam lirik lagu menggunakan struktur bahasa yang baik

sehingga tidak menimbulkan kesalahan seperti penggunaan kata-kata yang

mubazir. Bahasa lagu yang liriknya berbahasa Indonesia sebaiknya

menghindari pengaruh dari bahasa daerah dan bahasa asing yang berlebihan,

sebab kosa kata dalam bahasa Indonesia masih mampu mewakili keadaan atau

Page 25: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

situasi yang ingin diungkapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak

menimbulkan salah kaprah bagi pendengarnya.

2. Diksi

a. Pengertian Diksi

Pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang

dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan

untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu

ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan

ungkapan. Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan

atau susunannya, atau yang menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk

ungkapan-ungkapan. Gaya bahasa bagian dari diksi bertalian dengan

ungkapan-ungkapan yang individual atau karakteristik, atau yang memiliki

nilai artistik yang tinggi (Keraf, 2000: 22-23).

Diksi merupakan salah satu unsur yang ikut membangun keberadaan

karya sastra berarti pemilihan kata yang dilakukan oleh pengarang untuk

mengekspresikan gagasan dan perasaan yang bergejolak dan menggejala

dalam dirinya. Pemahaman terhadap penggunaan diksi menjadi salah satu

pemandu pembaca menuju pemahaman makna karya sastra secara baik dan

menyeluruh (Sayuti, 2002: 143).

Pengarang sangat cermat dalam memilih kata-kata sebab kata-kata

yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi bunyi dalam rima

dan irama, kedudukan kata ditengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata

dalam keseluruhan lirik lagu, disamping memilih kata yang tepat, pengarang

mempertimbangkan urutan katanya dan kekuatan atau daya magis dari kata-

kata tersebut. Kata-kata diberi makna baru dan tidak bermakna diberi makna

menurut kehendak pengarang (Waluyo, 1995: 72). Begitu pentingnya pilihan

kata dalam karya sastra sehingga ada yang menyatakan bahwa diksi

merupakan esensi penulisan karya sastra. Bahkan, ada yang menyebutnya

sebagai dasar bangunan setiap karya sastra sehingga dikatakan bahwa diksi

merupakan faktor penentu seberapa jauh seorang pengarang mempunyai daya

cipta yang asli. Pernyataan tersebut tidak berlebihan karena kesan dan

Page 26: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pengertian pembaca diperoleh melalui diksi. Pilihan kata yang tepat dan

cermat yang dilakukan pengarang dalam mengukuhkan pengalamannya dalam

karya sastra, membuat kata-kata tersebut terkesan tidak hanya merekat dan

menempel, tetapi dinamis dan bergerak serta memberikan kesan yang hidup.

Kata-kata semacam itu tidak hanya sekadar menjadi tanda tertentu, sekaligus

menjadi sebuah dunia karya sastra itu sendiri. Oleh karena itu untuk

memahami dan menikmati karya sastra, pembaca atau penikmat tidak boleh

mengabaikan unsur diksi. Seperti kosakata, bahasa kiasan, bangunan citra, dan

sarana retorika (Sayuti, 2002: 143-144).

Jika diamati secara cermat terdapat sejumlah pengarang yang

mempergunakan kata-kata yang mempunyai makna konotatif yang bersifat

umum dan konvensional. Akan tetapi banyak pengarang yang

mempergunakan kata-kata konotatif ciptaannya sendiri yang bersifat pribadi,

dan inkonvensional. Pengarang ada yang gemar memilih dan menggunakan

bentuk-bentuk kata dasar, dan ada pula yang lebih menyukai kata-kata yang

sudah mengalami proses morfologis, semuanya diorientasikan pada

kepentingan ekspresi (Sayuti, 2002: 144). Dalam karya sastra penempatan

kata-kata sangat penting artinya dalam rangka menumbuhkan suasana puitik

yang akan membawa pembaca kepada penikmatan dan pemahaman yang

menyeluruh dan total. Beberapa pengarang senang mempergunakan kata-kata

biasa, yakni kata-kata sederhana yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

Kata-kata semacam ini dengan cepat dan tidak terlalu sukar dimengerti oleh

pembaca, karena kata-kata tersebut menampilkan efek kejelasan bersifat

langsung.

Dalam kehidupan sehari-hari ditemukan orang-orang yang sulit

mengungkapkan maksudnya dan sangat miskin variasi bahasanya, tetapi ada

orang-orang yang sangat boros dan mewah mengobralkan perbendaharaan

katanya, namun tidak ada isi yang tersirat di balik kata-kata itu, setiap anggota

masyarakat harus mengetahui bagaimana pentingnya peranan kata dalam

komunikasi sehari-hari sehingga tidak terjebak kedalam dua ekstrim tersebut.

Page 27: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Syarat-syarat komunikasi masyarakat kontemporer harus menguasai

sejumlah besar kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat

bahasanya, serta mampu menggerakkan kekayaannya itu menjadi jaringan-

jaringan kalimat yang jelas dan efektif, sesuai dengan kaidah-kaidah sintaksis

yang berlaku, untuk menyampaikan rangkaian pikiran dan perasaannya kepada

anggota-anggota masyarakat. Mereka yang luas kosa katanya memiliki

kemampuan yang tinggi untuk memilih kata yang harmonis untuk mewakili

maksud atau gagasannya. Pilihan kata tidak hanya mempersoalkan ketepatan

pemakaian kata, tetapi juga mempersoalkan apakah kata yang dipilih itu dapat

diterima atau tidak merusak suasana yang ada.

Perbedaan pengarang, zaman, latar belakang sosial budaya, pendidikan

dan agama, memberi warna terhadap perbedaan dalam pemilihan kata.

Pengarang dari Jawa dengan bahasa Jawa kurang puas menggunakan istilah

bahasa Indonesia untuk kata-kata khas Jawa yang padan. Pengarang

hendaknya mencurahkan perasaan dan isi pikirannya dengan tepat, seperti

yang dialami oleh batinnya. Pemilihan kata dalam hal itu disebut dengan diksi.

Keraf (2002: 76) berpendapat bahwa ”pilihan kata merupakan hasil yang

diperoleh para leksigraf yang berusaha merekam sebuah kata, bukannya

menentukan makna sebuah kata supaya digunakan para pemakainya”.

Pemilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang

dipilih dan digunakan oleh pengarang. Mengingat karya fiksi (sastra) adalah

dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata.

Pemilihan kata-kata tentunya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu

untuk mendapatkan efek yang dikehendaki (Nurgiyantoro, 1998: 290).

Champan (dalam Nurgiyantoro 1998: 290) berpendapat bahwa

pemilihan kata dapat melalui pertimbangan-pertimbangan formal tertentu

yaitu: (1) pertimbangan fonologis, misalnya kepentingan alitrasi, irama, dan

efek bunyi tertentu; (2) pertimbangan dari segi metode, bentuk, dan makna

yang dipergunakan sebagai sarana mengkonsentrasikan gagasan.

Dalam hal ini, faktor personal pengarang untuk memilih kata-kata

yang paling menarik perhatiannya berperan penting. Pengarang dapat memilih

Page 28: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

kata atau ungkapan tertentu sebagai siasat untuk mencapai efek yang

diinginkan. Persoalan diksi dan pilihan kata bukanlah persoalan yang

sederhana. Ketepatan pemilihan kata atau diksi untuk mengungkapkan suatu

gagasan diharapkan fungsi yang diperoleh akan sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai. Keraf (2002: 23) mengungkapkan bahwa istilah diksi digunakan

untuk menyatakan kata-kata yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide

atau gagasan, yang meliputi persoalan, fraseologi, gaya bahasa dan ungkapan.

Dengan demikian, persoalan diksi sebenarnya jauh lebih luas dari apa yang

dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu, karena tidak sekedar untuk memilih

kata-kata yang dipilih untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi

menyangkut masalah frase, gaya bahasa dan ungkapan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan, (1) pilihan kata atau

diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan

suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat

atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya yang paling baik

digunakan dalam situasi; (2) pilihan kata atau diksi adalah kemampuan

membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin

disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok)

dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar;

(3) pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan

sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan

yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah

keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.

b. Jenis-jenis Makna

Bentuk kata lazim dibicarakan dalam tatabahasa setiap bahasa.

Bagaimana bentuk sebuah kata dasar, bagaimana menurunkan kata baru dari

bentuk kata dasar atau gabungan dari bentuk-bentuk dasar biasanya

dibicarakan secara terperinci dalam tatabahasa, yang sering diabaikan masalah

makna kata. Ketepatan pilihan kata atau kesesuaian pilihan kata tergantung

pula pada makna yang didukung oleh bermacam-macam bentuk itu (Keraf,

2004: 35).

Page 29: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Makna kata dibedakan atas makna yang bersifat denotatif dan makna

kata yang bersifat konotatif (Keraf, 2004: 28).

1) Makna Denotatif

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit.

Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif

adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif.

Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual, makna

denotasional atau makna kognitif karena dilihat dari sudut pandang yang

lain. Pada dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna

denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan

hasil menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau

pengalaman lainnya.

Denotatif adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat

pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan penting

di dalam ujaran (Zgusta, 1971: 208). Dalam beberapa buku pelajaran,

makna denotatif sering juga disebut makna dasar, makna asli, atau makna

pusat.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa makna denotatif adalah makna sebenarnya dan apa adanya. Kata

yang mengandung makna denotatif mudah dipahami karena tidak

mengandung makna yang rancu walaupun masih bersifat umum. Makna

yang bersifat umum ini maksudnya adalah makna yang telah diketahui

secara jelas oleh semua orang.

2) Makna Konotatif

Makna konotatif sebuah kata dapat berbeda dari satu kelompok

masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat yang lain, sesuai

dengan pandangan hidup dan norma-norma penilaian kelompok

masyarakat tersebut. Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke

waktu.

Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu

mempunyai “nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki

Page 30: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotatif, tetapi dapat disebut

berkonotatif netral, positif dan negatifnya nilai rasa sebuah kata seringkali

juga terjadi sebagai akibat digunakannya referen kata itu sebagai sebuah

perlambang. Jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang positif maka

bernilai rasa yang positif; dan jika digunakan sebagai lambang sesuatu

yang negatif maka akan bernilai rasa negatif.

Zgusta (1971: 38) berpendapat bahwa makna konotatif adalah

makna semua komponen pada kata ditambah beberapa nilai mendasar

yang biasanya berfungsi menandai. Kridalaksana (1983: 91) berpendapat

bahwa aspek makna sebuah kata atau sekelompok kata yang didasarkan

atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara

(penulis) dan pendengar (pembaca).

Beracuan dari pendapat di atas, ditarik sebuah simpulan bahwa

makna konotatif adalah suatu makna stimulus dan respon yang

mengandung nilai-nilai emosional. Nilai-nilai tersebut dapat berupa nilai

rasa positif ataupun nilai rasa negatif.

3. Gaya Bahasa

a. Pengertian Gaya Bahasa

Sebelum dijabarkan lebih lanjut tentang gaya bahasa, terlebih dahulu

akan dijelaskan secara singkat mengenai stilistika. Secara etimologis stylistics

berkaitan dengan style (gaya), dengan demikian stylistics dapat diterjemahkan

dengan ilmu tentang gaya yang erat hubungannya dengan linguistik. Tuner

(dalam Pradopo, 2005: 161) mengemukakan bahwa.

Linguistik merupakan ilmu yang berupaya memberikan bahasa dan menunjukkan bagaimana cara kerjanya, sedangkan stylistics merupakan bagian dari linguistik yang memusatkan perhatiannya pada variasi penggunaan bahasa, yang walaupun tidak secara eksklusif, terutama pemakaian bahasa dalam sastra. Gaya dalam ini tentu saja mengacu pada pemakaian atau penggunaan

bahasa dalam karya sastra (Pradopo, 2005: 161). Sebelum ada stilistika,

bahasa karya sastra sudah memiliki gaya yang memiliki keindahan.

Page 31: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Gaya adalah segala sesuatu yang “menyimpang” dari pemakaian biasa. Penyimpangan tersebut bertujuan untuk keindahan. Keindahan ini banyak muncul dalam karya sastra, karena sastra memang syarat dengan unsur estetik. Segala unsur estetik ini menimbulkan manipulasi bahasa, plastik bahasa dan kado bahasa sehingga mampu membungkus rapi gagasan penulis (Endraswara, 2003: 71). Dapat dikatakan bahwa setiap karya sastra hanyalah seleksi beberapa

bagian dari suatu bahasa tertentu (Pradopo, 2005: 162). Hubungan antara

bahasa dan sastra sering bersifat dialektis. Sastra sering mempengaruhi

bahasa sementara itu sastra juga tidak mungkin diisolasi dari pengaruh sosial

dan intelektualitas.

Analisis stilistika digunakan untuk menemukan suatu tujuan estetika

umum yang tampak dalam sebuah karya sastra dari keseluruhan unsurnya.

Dengan demikian, analisis stilistika dapat diarahkan untuk membahas isi.

Penelitian stilistika berdasarkan asumsi bahwa sastra mempunyai tugas mulia

(Endraswara, 2003: 72). Lebih lanjut, Suwardi menambahkan bahwa bahasa

memiliki pesan keindahan dan sekaligus membawa makna. Gaya bahasa

sastra berbeda dengan gaya bahasa sehari-hari. Gaya bahasa sastra digunakan

untuk memperindah teks sastra.

Istilah gaya diangkat dari istilah style yang berasal dari bahasa Latin

stilus dan mengandung arti leksikal "alat untuk menulis" (Aminuddin, 2009:

72). Aminuddin juga menjelaskan bahwa dalam karya sastra istilah gaya

mengandung pengertian cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya

dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu

menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan

emosi pembaca. Sedangkan Scharbach (dalam Aminuddin, 2009: 72)

menyebut gaya sebagai hiasan, sebagai sesuatu yang suci, sebagai sesuatu

yang indah dan lemah gemulai serta sebagai perwujudan manusia itu sendiri.

Bagaimana seorang pengarang mengungkapkan gagasannya dalam wacana

ilmiah dengan cara pengarang dalam kreasi cipta sastra, dengan demikian

akan menunjukkan adanya perbedaan meskipun dua pengarang itu berangkat

dari satu ide yang sama.

Page 32: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Secara umum, gaya adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah

melalui bahasa, tingkah laku, dan sebagainya (Keraf 1984: 113). Dengan

demikian, segala perbuatan manusia dapat dipergunakan untuk mengetahui

siapakah dia sebenarnaya atau segala perbuatan dapat memberikan gambaran

sendiri. Dalam hubungan dengan karya sastra, terdapat berbagai pengertian

atau pendapat tentang gaya yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan

pengertian tersebut. Istilah gaya berpadanan dengan istilah stylus

(Aminuddin, 1995:1).

Secara umum makna stylus adalah bentuk arsitektur, yang memiliki

ciri sesuai dengan karaktristik ruang dan waktu. Semantara itu kata stylus

bermakna alat untuk menulis sesuai dengan cara yang digunakan oleh

penulisnya. Terdapat dimensi bentuk dan cara tersebut menyebabkan istilah

style selain dikatagorikan sebagai nomina juga dikatagorikan sebagai verbal.

Secara etimologis stylistics berhubungan dengan kata style, artinya gaya,

sedangkan stylistics dapat diterjemahkan ilmu tentang gaya.

Cunningham (1966: 15) menyebutkan bahwa gaya ialah cara

pengungkapan dalam tulisan atau ujaran, penyeleksian ungkapan yang khas,

cara yang khas dalam menggungkapkan pikiran melalui kata-kata yang runtut

atau kiasan yang berbeda kesannya bila diungkapkan dengan cara yang lain.

Pendapat ini lebih tegas, karena Cunningham lebih menekankan pada

pengolahan bahasa sebagai media yang akan berubah menjadi karya sastra.

Enkvist (dalam Aminudin, 1995: 28) memberikan definisi style, antara lain:

(1) bungkus yang membungkus inti pemikiran atau pertanyaan yang telah ada

sebelumnya; (2) pilihan antara berbagai pernyataan yang mungkin, (3)

sekumpulan ciri pribadi; (4) penyimpangan dari pada norma atau kaidah dan;

(5) hubungan antar satuan bahasa yang dinyatakan dalam teks yang lebih luas

dari pada sebuah ayat.

Pada masa Renaissance style diartikan sebagai cara menyusun dan

menggambarkan sesuatu secara tepat dan mendalam sehingga dapat

menampilkan nilai keindahan tertentu sesuai dengan impresi dan tujuan

pemaparannya (Aminuddin 1995: 31).

Page 33: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Pada masa neoklasik, style diartikan sebagai bentuk penggungkapan

ekspresi kebahasaan sesuai dengan kedalaman emosi dan sesuatu yang ingin

di refleksikan pengarang secara tidak langsung. Dalam karya sastra istilah

gaya atau style mengandung pengertian cara seorang pengarang

menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah

dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat

menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca (Aminuddin, 2009: 72).

Salbach dalam (Aminuddin, 2009: 72) berpendapat bahwa "gaya sebagai

hiasan, sebagai sesuatu yang suci, sebagai sesuatu yang indah dan lemah

gemulai serta sebagai perwujudan manusia itu sendiri". Sebenarnya gaya

bahasa, secara intitutif pada umumnya telah dimengerti. Akan tetapi, sukar

membuat batasan dan merumuskan pengertiannya tentang gaya bahasa. Ada

bermacam-macam batasan dan pengertian mengenai gaya bahasa. Gaya

bahasa merupakan cara penggunaan bahasa secara khusus untuk

mendapatkan fungsi tertentu. Dalam karya sastra yang efektif tentu ada

fungsi estetik yang menyebabkan karya yang bersangkutan bernilai seni.

Nilai seni dalam karya sastra disebabkan oleh adanya gaya bahasa dan fungsi

lain yang menyebabkan karya sastra menjadi indah seperti adanya gaya

bercerita atau pun penyusunan alurnya. Dalam mempergunakan bahasa untuk

melantunkan gagasannya, penyair tentu saja memiliki pertimbangan di dalam

mendayagunakan gaya bahasa. Dengan demikian, penyair mestinya

mempunyai tujuan tertentu dalam hal itu. Penyair mempergunakan gaya

bahasa tertentu, bisa jadi merupakan suatu upaya guna menguatkan maksud

yang disampaikanya. Kemampuan dalam mengolah dan mendayagunakan

gaya bahasa menentukan berhasil tidaknya suatu karya sastra.

Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa secara khusus untuk

mendapatkan nilai seni. Hartoko dan Rahmanto (1986: 137) berpendapat

bahwa gaya bahasa adalah cara yang khas dipakai seseorang untuk

mengungkapkan diri (gaya pribadi). Sebagaimana dikemukakan oleh

Mulyana (2005 : 12) bahwa gaya bahasa itu susunan perkataan yang terjadi

karena perasaan dalam hati pengarang dengan sengaja atau tidak,

Page 34: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca, gaya bahasa itu

selalu subjektif dan tidak akan objektif.

Gaya bahasa adalah cara mengekspresikan bahasa dalam prosa

ataupun puisi. Gaya bahasa adalah bagaimana seorang penulis berkata

mengenai apa pun yang dikatakan (Abram, 1981: 190). Sejalan dengan

pengertian tersebut (Kridalaksana, 1983: 49-50) salah satu pengertiannya

adalah pemanfaatannya atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur

atau menulis; lebih khusus adalah pemakaian ragam bahasa tertentu untuk

memperoleh efek-efek tertentu, dan lebih luasnya gaya bahasa itu merupakan

keseluruan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra". Gaya bahasa dalam

arti umum adalah penggunaan bahasa sebagai media komunikasi secara

khusus, yaitu penggunaan bahasa secara beragam dengan tujuan untuk

ekspresivitas, menarik perhatian atau untuk membuka pesona (Pradopo,

1990: 139).

Tarigan (1986: 5) berpendapat bahwa gaya bahasa adalah bahasa

indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan

memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal lain yang

lebih umum. Penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta

menimbulkan konotasi tertentu. Dale (dalam Tarigan 1986: 5). Gaya bahasa

adalah penggunaan bahasa yang khas dan dapat diidentifikasi melalui

pemakaian bahasa yang menyimpang dari penggunaan bahasa sehari-hari

atau yang lebih dikenal sebagai bahasa khas dalam wacana sastra.

Penyimpangan penggunaan bahasa biasanya berupa penyimpangan terhadap

kaidah bahasa, banyaknya pemakaian bahasa daerah, pemakaian bahasa

asing, pemakaian unsur-unsur daerah dan unsur-unsur asing.

Gaya bahasa atau style menjadi bagian dari diksi atau pilihan kata

yang mempersoalkan cocok atau tidaknya pemakaian kata, frasa atau klausa

tertentu untuk menghadapi situasi tertentu. Persoalan gaya bahasa meliputi

semua hirarki keabsahan, pilihan kata secara individual, frasa, klausa dan

kalimat, bahkan mencakup pula sebuah wacana secara keseluruhan. Gaya

bahasa memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak dan kemampuan

Page 35: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

seseorang yang mempergunakan bahasa itu. Semakin baik gaya bahasanya,

semakin baik pula penilaian orang terhadapnya; semakin buruk gaya bahasa

seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan kepadanya (Keraf, 2004).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan gaya adalah tatanan

yang bersifat lugas, jelas, dan menjauhkan unsur-unsur gaya bahasa yang

mengandung makna konotatif. Sedangkan pengarang dalam wacana sastra

justru akan menggunakan pilihan kata yang mengandung makna padat,

reflektif, asosiatif, dan bersifat konotatif. Selain itu, tatanan kalimat-

kalimatnya juga menunjukkkan adanya variasi dan harmoni sehinnga mampu

menuansakan keindahan dan bukan hanya nuansa makna tertentu saja. Oleh

sebab itu masalah gaya dalam sastra akhirnya juga berkaitan erat dengan

masalah gaya dalam bahasa itu sendiri.

Sudjiman (1998: 13) berpendapat bahwa sesungguhnya gaya bahasa

dapat digunakan dalam segala ragam bahasa baik ragam lisan, tulis,

nonsastra, dan ragam sastra, karena gaya bahasa adalah cara menggunakan

bahasa dalam konteks tertentu oleh orang tertentu untuk maksud tertentu.

Akan tetapi, secara tradisional gaya bahasa selalu ditautkan dengan teks

sastra, khususnya teks sastra tertulis. Gaya bahasa mencakup diksi atau

pilihan leksikal, struktur kalimat, majas dan citraan, pola rima, matra yang

digunakan seorang sastrawan atau yang terdapat dalam sebuah karya sastra.

Ratna (2009: 84) berpendapat bahwa gaya bahasa bukan sekedar saluran,

tetapi alat yang menggerakkan sekaligus menyusun kembali dunia sosial itu

sendiri. Gaya bahasa baik bagi penulis maupun pembaca berfungsi untuk

mengeksplorasi kemampuan bahasa khususnya bahasa yang digunakan.

Stilistika dengan demikian memperkaya cara berpikir, cara pemahaman, dan

cara perolehan terhadap substansi kultural pada umumnya.

Retorika merupakan penggunaan bahasa untuk memperoleh efek

estetis yang diperoleh melalui kreativitas pengungkapan bahasa, yaitu

bagaimana seorang pengarang menyiasati bahasa sebagai sarana untuk

mengungkapkan gagasannya. Pengungkapan bahasa dalam sastra

mencerminkan sikap dan perasaan pengarang yang dapat digunakan untuk

Page 36: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

mempengaruhi sikap dan perasaan pembaca. Bentuk pengungkapan bahasa

harus efektif dan mampu mendukung gagasan secara tepat yang memiliki

segi estetis sebagai sebuah karya. Kekhasan, ketepatan, dan kebaruan

pemilihan bentuk-bentuk pengungkapan yang berasal dari imajinasi dan

kreatifitas pengarang dalam pengungkapan bahasa dan gagasan sangat

menentukan keefektifan wacana atau karya yang dihasilkan. Hal ini bisa

dikatakan bahwa bahasa akan menentukan nilai kesastraan yang akan

diciptakan.

Karya sastra adalah sebuah wacana yang memiliki kekhasan

tersendiri. Seorang pengarang dengan kreativitasnya mengekspresikan

gagasannya dengan menggunakan bahasa dengan memanfaatkan semua

media yang ada dalam bahasa. Gaya berbahasa dan cara pandang seorang

pegarang dalam memanfaatkan dan menggunakan bahasa tidak akan sama

satu sama lain dan tidak dapat ditiru oleh pengarang lain karena hal ini sudah

menjadi bagian dari pribadi seorang pengarang. Kalaupun ada yang meniru

pasti akan dapat ditelusuri sejauh mana persamaan atau perbedaan antara

karya yang satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat diketahui mana karya

yang hanya sebuah jiplakan atau imitasi.

Pemilihan bentuk bahasa yang digunakan pengarang akan berkaitan

fungsi dan konteks pemakaiannya. Pemakaian gaya dalam sastra selalu

dikaitkan dengan konteks yang melatarbelakangi pemilihan dan pemakaian

bahasa. Semua gaya bahasa itu berkaitan langsung dengan latar sosial dan

kehidupan di mana bahasa itu digunakan.

Bahasa sastra adalah bahasa khas (Endraswara, 2003: 72). Khas

karena bahasanya telah direkayasa dan dioles sedemikian rupa. Dari polesan

itu kemudian muncul gaya bahasa yang manis. Seharusnya pemakaian gaya

bahasa harus didasari penuh oleh pengarang, bukan hanya suatu kebetulan

gaya diciptakan oleh pengarang demi keistimewaan karyanya. Jadi dapat

dikatakan jika pengarang pandai bersilat bahasa, kaya, dan mahir dalam

menggunakan stilistika maka karyanya akan semakin mempesona dan akan

Page 37: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

lebih berbobot. Stilstik adalah penggunaan gaya bahasa secara khusus dalam

karya sastra yang akan membangun aspek keindahan karya sastra.

Pradopo (dalam Endraswara, 2003: 72) berpendapat bahwa nilai seni

sastra ditentukan oleh gaya bahasanya. Gaya bahasa dapat dikatakan sebagai

keahlian seorang pengarang dalam mengolah kata-kata. Jangkauan gaya

bahasa sangat luas, tidak hanya menyangkut masalah kata tetapi juga

rangkaian dari kata-kata tersebut yang meliputi frasa, klausa, kalimat, dan

wacana secara keseluruhan (Keraf, 2004: 112). Termasuk kemahiran

pengarang dalam memilih ungkapan yang menentukan keberhasilan,

keindahan, dan kemasuk akalan suatu karya yang merupakan hasil ekspresi

diri (Sayuti, 2002: 110). Sejalan dengan pengertian tersebut, Endraswara

(2003: 73) berpendapat bahwa gaya bahasa merupakan seni yang dipengaruhi

oleh nurani. Melalui gaya bahasa sastrawan menuangkan idenya.

Bagaimanapun perasaan saat menulis, jika menggunakan gaya bahasa, karya

yang dihasilkan akan semakin indah. Jadi, dapat dikatakan gaya bahasa

adalah pembungkus ide yang akan menghaluskan teks sastra.

Melalui gaya bahasa pembaca dapat menilai kepribadian dan

kemampuan pengarang, semakin baik gaya bahasa yang digunakan, semakin

baik pula penilaian terhadapnya. Sering dikatakan bahwa bahasa adalah

pengarang yang terekam dalam karya yang dihasilkannya. Oleh sebab itu

setiap pengarang mempunyai gaya masing-masing.

Musicologists and linguists have often suggested that the prosody of a

culture’s spoken language can influence the structure of its

instrumental music. However, empirical data supporting this idea

have been lacking. This has been partly due to the difficulty of

developing and applying comparable quantitative measures to melody

and rhythm in speech and music… (Ahli musik dan ahli bahasa sering

menyarankan bahwa prosodi bahasa lisan budaya bisa mempengaruhi

struktur musik instrumentalnya. Namun, data empiris yang

mendukung ide ini telah kurang. Ini telah sebagian karena kesulitan

mengembangkan dan menerapkan ukuran kuantitatif sebanding

Page 38: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

dengan melodi dan irama dalam pidato dan musik).(Patel AD, Daniele

JR, 2002).

Dengan kata lain, objek tersebut adalah untuk mengetahui nilai-nilai

tematik dan estetika yang dihasilkan oleh linguistik bentuk, nilai-nilai yang

menyampaikan visi penulis, nada dan sikap, yang bisa meningkatkan afektif

atau kekuatan emotif pesan yang memberikan sumbangan untuk karakterisasi

dan membuat fiksi realitas fungsi lebih efektif dalam kesatuan tematik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pengertian gaya bahasa atau majas adalah cara khas dalam menyatakan

pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Kekhasan dari gaya

bahasa ini terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak secara langsung

menyatakan makna yang sebenarnya.

Keraf (2004: 113) menyebutkan Syarat-syarat yang diperlukan untuk

membedakan suatu gaya bahasa yang baik dari gaya bahasa yang buruk

sebagai berikut.

1) Kejururan

Kejujuran adalah suatu pengorbanan, karena kadang-kadang kejujuran

meminta kita melaksanakan sesuatu yang tidak menyenangkan diri kita

sendiri. Kejujuran dalam bahasa berarti kita mengikuti aturan-aturan, kaidah-

kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa. Bahasa adalah alat untuk kita

bertemu dan bergaul. Sebab itu, bahasa harus digunakan pula secara tepat

dengan memperhatikan sendi kejujuran.

2) Sopan-santun

Sopan santun adalah memberi penghargaan atau menghormati orang

yang diajak bicara, khususnya pendengar atau pembaca. Rasa hormat dalm

gaya bahasa dimanifestasikan melalui kejelasan dan kesingkatan. Kejelasan

diukur dalam beberapa butir kaidah berikut.

a) kejelasan dalam struktur gramatikal kata dan kalimat;

b) kejelasan dalam korespondensi dengan fakta yamg diungkapkan

melalui kata-kata atau kalimat tadi;

Page 39: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

c) kejelasan dalam pengurutan ide secara logis;

d) kejelasan dalam penggunaan kiasan dan perbandingan.

3) Menarik

Kejujuran, kejelasan serta kesingkatan harus merupakan langkah

dasar dan langkah awal. Bila seluruh gaya bahasa hanya mengandalkan kedua

(atau ketiga) kaidah tersebut diatas maka bahasa yang digunakan masih terasa

tawar, tidak menarik. Sebab itu, sebuah gaya yang menarik dapat diukur

melalui beberapa komponen variasi, humor yang sehat, pengertian yang baik,

tenaga hidup (vitalitas), dan penuh daya khayal (imajinasi).

b. Jenis-Jenis Gaya Bahasa

Dilihat dari sudut bahasa atau unsur-unsur Bahasa dapat dibedakan

berdasarkan titik tolak unsur bahasa yang dipergunakan dengan jenis-jenis

bahasa sebagai berikut:

1) Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata

Dalam bahasa standar (bahasa baku) dapatlah dibedakan: gaya

bahasa resmi (bukan bahasa resmi), gaya bahasa tak resmi dan gaya

bahasa percakapan. Gaya bahasa dalam tingkatan bahasa nonstandar

tidak akan dibicarakan di sini, karena tidak akan berguna dalam tulisan-

tulisan ilmiah atau ilmiah popular (Tarigan, 1986 : 144).

a) gaya bahasa resmi

Gaya bahasa resmi adalah gaya dalam bentuknya yang lengkap,

gaya yang dipergunakan dalam kesempatan-kesempatan resmi, gaya

yang dipergunakan oleh mereka yang diharapkan

mempergunakannya dengan baik dan terpelihara. Amanat

kepresidenan, berita negara, khotbah-khotbah mimbar, tajuk

rencana, pidato-pidato yang penting, artikel-artikel yang serius atau

esei yang memuat subyek-subyek yang penting, semuanya

dibawakan dengan gaya bahasa resmi. (Tarigan, 1986: 144).

b) gaya bahasa tidak resmi

Gaya bahasa tidak resmi juga merupakan gaya bahasa yang

dipergunakan dalam bahasa standar, khususnya dalam kesempatan-

Page 40: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

kesempatan yang tidak formal atau kurang formal. Bentuknya tidak

terlalu konservatif. Gaya ini biasanya dipergunakan dalam karya-

karya tulis, buku-buku pegangan, artikel-artikel mingguan atau

bulanan yang baik, dalam perkuliahan, editorial, kolumnis, dan

sehagainya. Singkatnya gaya bahasa tidak resmi adalah gaya bahasa

yang umum dan normal bagi kaum terpelajar (Tarigan, 1986: 144).

c) gaya bahasa percakapan

Sejalan dengan kata-kata dalam percakapan, terdapat juga gaya

bahasa percakapan. Dalam gaya bahasa ini, pilihan katanya adalah

kata-kata populer dan kata-kata percakapan. Namun di sini harus

ditambahkan segi-segi morfologis dan sintaksis, yang secara

bersama-sama membentuk gaya bahasa percakapan ini. Biasanya

segi-segi sintaksis tidak terlalu diperhatikan, demikian pula segi-

segi morfologis yang biasa diabaikan sering dihilangkan. Kalau

dibandingkan dengan gaya bahasa resmi dan gaya bahasa tak resmi,

maka gaya bahasa percakapan ini dapat diumpamakan sebagai

bahasa dalam pakaian sport. Itu berarti bahasanya masih lengkap

untuk suatu kesempatan, dan masih dibentuk menurut kebiasaan-

kebiasaan, tetapi kebiasaan ini agak longgar bila dibandingkan

dengan kebiasaan pada gaya bahasa resmi dan tak resmi (Tarigan,

1986: 145).

2) Gaya bahasa berdasarkan nada yang terkandung dalam wacana

Gaya bahasa berdasarkan nada didasarkan pada sugesti yang

dipancarkan dan rangkaian kata-kata yang terdapat dalam sebuah

wacana. Sering kali sugesti ini akan lebih nyata kalau diikuti dengan

sugesti suara dan pembicara, bila sajian yang dihadapi adalah bahasa

lisan (Tarigan, 1986: 145).

Gaya bahasa dilihat dari sudut nada yang terkandung dalam

sebuah wacana, dibagi atas: (1) gaya yang sederhana; (2) gaya mulia dan

bertenaga; (3) gaya menengah (Tarigan, 1986: 145).

Page 41: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

a) gaya sederhana

Gaya ini biasanya cocok untuk memberi instruksi, perintah,

pelajaran, perkuliahan, dan sejenisnya.

b) gaya mulia dan bertenaga

Sesuai dengan namanya, gaya ini penuh dengan vitalitas dan

energi, dan biasanya dipergunakan untuk menggerakkan sesuatu.

Menggerakkan sesuatu tidak saja dengan mempergunakan tenaga

dan vitalitas pembicara, tetapi juga dapat mempergunakan nada

keagungan dan kemuliaan. Tampaknya hal ini mengandung

kontradiksi, tetapi kenyataannya memang demikian. Nada yang

agung dan mulia akan sanggup menggerakkan emosi setiap

pendengar, dalam keagungan, terselubung sebuah tenaga yang halus

tetapi secara aktif ia meyakinkan bekerja untuk mencapai suatu

tujuan tertentu. Khotbah tentang kemanusiaan dan keagamaan,

kesusilaan dan ketuhanan biasanya disampaikan dengan nada yang

agung dan mulia. Tetapi di balik keagungan dan kemuliaan itu

terdapat tenaga penggerak yang luar biasa, tenaga yang benar-benar

mampu menggetarkan emosi para pendengar atau pembaca.

c) gaya menengah

Gaya menengah adalah gaya yang diarahkan kepada usaha

untuk menimbulkan suasana senang dan damai. Karena tujuannya

adalah menciptakan suasana senang dan damai, maka nadanya juga

bersifat lemah-lembut, penuh kasih sayang, dan mengandung humor

yang sehat. Pada kesempatan-kesempatan khusus seperti pesta,

pertemuan, dan rekreasi, orang lebih menginginkan ketenangan dan

kedamaian. Akan ganjil rasanya, atau akan timbul ketidak

harmonisan kalau dalam suatu pesta pernikahan ada orang yang

memberi sambutan berapi-api, mengerahkan segala emosi dan

tenaga untuk menyampaikan sepatah kata. Para hadirin yang kurang

waspada akan turut terombang-ambing dalam permainan emosi

semacam itu.

Page 42: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3) Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat

Struktur sebuah kalimat dapat dijadikan landasan untuk

menciptakan gaya bahasa, yang dimaksud dengan struktur kalimat disini

adalah kalimat bagaimana sebuah unsur kalimat yang dipentingkan

dalam kalimat tersebut. Berdasarkan dengan sifatnya periodik, kalimat

yang bersifat kendur, dan kalimat yang bersifat berimbang (Tarigan,

1986: 147).

Berdasarkan struktur kalimat yang sifatnya periodik, kalimat

yang bersifat kendur dan kalimat yang bersifat berimbang maka dapat di

peroleh gaya bahasa sebagai berikut:

a) klimaks

Gaya bahasa klimaks diturunkan dan kalimat yang bersifat

periodik. Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung

urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat

kepentingannya dan gagasan-gagasan sebelumnya. Klimaks disebut

juga gradasi. Istilah ini dipakai sebagai istilah umum yang

sebenamya merujuk kepada tingkat atau gagasan tertinggi. Bila

klimaks itu terbentuk dan beberapa gagasan yang berturut-turut

semakin tinggi kepentingannya, maka ia disebut anabasis.

b) antiklimaks

Antiklimaks dihasilkan oleh kalimat yang berstruktur

mengendur. Antiklimaks sebagai gaya bahasa merupakan suatu

acuan yang gagasan-gagasannya diurutkan dan yang terpenting

berturut-turut ke gagasan yang kurang penting. Antiklimaks sering

kurang efektif karena gagasan yang penting ditempatkan pada awal

kalimat, sehingga pembaca atau pendengar tidak lagi memberi

perhatian pada bagian-bagian berikutnya dalam kalimat itu.

c) paralelisme

Paralelisme adalah semacam gaya bahasa yang berusaha

mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frasa-frasa

yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang

Page 43: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

sama. Kesejajaran tersebut dapat pula berbentuk anak kalimat yang

bergantung pada sebuah induk kalimat yang sama.

d) antitesis

Antitesis adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung

gagasan-gagasan yang bertentangan, dengan mempergunakan kata-

kata atau kelompok kata yang berlawanan.

e) repetisi

Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian

kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam

sebuah konteks yang sesuai. Dalam bagian ini hanya akan

dibicarakan repetisi yang berbentuk kata atau frasa atau klausa.

Karena nilainya dianggap tinggi, maka dalam oratori timbullah

bermacam-macam variasi repetisi.

Repetisi, seperti halnya dengan paralelisme dan antitesis, lahir

dan kalimat yang berimbang. Karena nilainya dalam oratori

dianggap tinggi, maka para orator menciptakan bermacam-macam

repetisi yang pada prinsipnya didasarkan pada tempat kata yang

diulang dalam baris, klausa, atau kalimat. Yang penting di antaranya

adalah.

(1) epizeuksis: repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang

dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut;

(2) tautotes: repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam

sebuah konstruksi;

(3) anafora: repetisi yang berwujud perulangan kata pertama

pada tiap baris atau kalimat berikutnya;

(4) epistrofa: repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa

pada akhir baris atau kalimat berurutan;

(5) simploke (symploehe): simploke adalah repetisi pada awal

dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut;

(6) mesodiplosis: repetisi di tengah baris-baris atau beberapa

kalimat berurutan;

Page 44: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

(7) epanalepsis: pengulangan yang berwujud kata terakhir dan

baris, klausa atau kalimat, mengulang kata pertama;

(8) anadiplosis: kata atau frasa terakhir dan suatu klausa atau

kalimat menjadi kata atau frasa pertama dan klausa atau

kalimat berikutnya.

4) Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna

Gaya bahasa berdasarkan makna diukur dari langsung tidaknya

makna, yaitu apakah acuan yang dipakai masih mempertahankan makna

denotatifnya atau sudah ada penyimpangan. Gaya bahasa berdasarkan

ketidaklangsungan makna ini biasanya disebut sebagai trope atau figure

of speech. Tarigan (1986: 181) berpendapat bahwa gaya bahasa yang

disebut trope atau figure of speech dalam uraian ini dibagi atas dua

kelompok yaitu:

a) gaya bahasa retoris

Macam-macam Gaya bahasa retoris yaitu sebagai berikut: (1)

aliterasi; (2) asonansi; (3) anastrof; (4) apofasis atau preterisio; (5)

apostrof; (6) asindeton; (7) polisindeton; (8) kiasmus; (9) elipsis;

(10) eufe mismus; (11) litotes; (12) histeron Proteron; (13)

plenasma; (14) tautologi; (15) perifrasis; (16) prolepsisi atau

antisipasi; (17) erotesis atau pertanyaan retoris; (18) silepsis dan

zeugmen; (19) koreksio atau epanortosis; (20) hiperbola; (21)

paradoks; dan (22) oksimoron.

b) gaya bahasa kiasan

Macam-macam gaya bahasa kiasan yaitu sebagai berikut: (1)

Persamaan atau smile; (2) metafora; (3) alegori; (4) parabel; (5)

fabel; (6) personifikasi atau prosopopoeia; (7) alusio; (8) eponim;

(9) epitet; (10) sinekdoke; (11) metonimia; (12) antonomasia; (13)

hipalase; (14) ironi; (15) sinisme; (16) sarkosme; (17) sutire; (18)

inuendo; (19) antifrasis; dan (20) pun atau paranomasia.

Page 45: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

B. Penelitian Relevan

Hasil penelitian sebelumnya yang relavan dan dapat dijadikan acuan serta

masukan pada penelitian ini adalah:

1. Fitri Wulan Sari dalam penelitian berjudul Penggunaan Diksi dan Gaya

Bahasa Pada Lirik Lagu Religi Karya Ainur Rofik Lil Firdaus. 2006. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan Diksi dan Gaya Bahasa pada

Lirik Lagu Religi Ainur Rofik Lil Firdaus, menunjukan terdapat pemakaian

diksi dan gaya bahasa. Penggunaan diksi meliputi, pemakaian bahasa Arab,

pemakaian bahasa Jawa, pemakaian serapan bahasa Arab, penggunaan idiom

dan kata majemuk. Dan gaya bahasa yang terdapat pada lirik lagu tersebut

antara lain, gaya bahasa perumpamaan atau simile, gaya bahasa metafora,

gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa hiperbola, gaya bahasa klimaks, gaya

bahasa sinekdok, gaya bahasa eponim, dan gaya bahasa repetisi. Dalam lirik

lagu religi karya Opick nilai-nilai keagamaan dikategorikan sebagai berikut:

nilai taubat, rasa syukur, hidayah, dan cinta rasul

2. Diana Yusuf dalam skripsinya yang berjudul “Diksi dan Gaya Bahasa dalam

Antologi Geguritan Medhitasi Alang-alang karya Widodo Basuki (Kajian

Stilistika) 2005. Masalah yang dibahas adalah bagaimana penggunaan diksi

dan gaya bahasa dalam antologi geguritan medhitasi Alang-alang karya

Widodo Basuki. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa dalam antologi

geguritan ternyata tidak hanya terbatas dalam pembahasan gaya/style

kebahasaan seorang pengarang, namun juga dibahas mengenai diksi atau

makna kata.

3. Elisa Nugraheni dalam skripsinya yang berjudul “Diksi dan Gaya Bahasa lirik

lagu Ebiet. G. Ade” 2004. Dalam penelitian ini di bahas mengenai pemakaian

bentuk gaya bahasa yang digunakan dalam lirik lagu Ebiet G. Ade dan makna

gaya bahasa yang terdapat dalam lirik lagu Ebiet G. Ade. Dalam penelitian ini

banyak dijumpai penggunaan gaya bahasa dan berbeda cara pengungkapannya

dengan penyair lain. Dari sinilah banyak masalah yang perlu diteliti oleh ahli

bahasa.

Page 46: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

4. Ermi Adriani M dalam penelitiannya yang berjudul “Gaya Bahasa Dalam

Lirik Lagu-Lagu Ungu” 2008. Penelitian ini meneliti mengenai gaya bahasa

yang terkandung pada lirik lagu-lagu Ungu ditinjau dari kajian stilistika.

Penelitian ini ditinjau dari kajian stilistika yang berkaitan dengan gaya yang

meliputi konsep-konsep tentang pilihan leksikal seperti pengunaan bahasa

daerah, bahasa asing, mengenai ungkapan dan majas. Hasil dari penelitian ini

adalah menganalisis wujud gaya bahasa dari lirik lagu-lagu Ungu dengan

mendeskripksikan fakta berupa liriknya dan mengidentifikasi gaya bahasa

yang sesuai.

5. Keith J. Petrie dan James W. Pennebaker dalam penelitiannya yang berjudul

“Things We Said Today: A Linguistic Analysis of the Beatles” 2008. Penelitian

ini meneliti mengenai Kelompok musik The Beatles yang memiliki dampak

besar pada budaya Barat selama mereka bersama antara tahun 1960 dan 1970.

Ketiga penulis lagu, John Lennon, Paul McCartney, dan George Harrison,

bersama-sama dan berkembang secara terpisah dalam gaya liris mereka dari

waktu ke waktu. Menggunakan generasi baru dari teks komputer analisis, lirik

The Beatles dianalisis untuk mengatasi bagaimana kelompok berubah sebagai

satu unit dari waktu ke waktu, bagaimana berbagai anggota berubah dalam

gaya mereka menulis, dan tumpang tindih dalam gaya liris dari satu komponis

ke yang berikutnya. Secara keseluruhan, lirik The Beatles menjadi lebih gelap,

lebih psikologis jauh, dan kurang segera dari waktu ke waktu. gaya liris Paul

McCartney terbukti lebih variabel dan luas mulai dari baik Lennon atau

Harrison. Analisis semantik laten Menggunakan, lirik Harrison lebih

dipengaruhi oleh Lennon selain dengan McCartney, akhirnya lirik bersama-

sama ditulis oleh Lennon dan McCartney adalah matematis lebih mirip dengan

gaya linguistik Lennon dari McCartney.

C. Kerangka Berpikir

Dalam lirik lagu d’Masiv terdapat dua segi yang akan penulis analisis,

yaitu: diksi dan gaya bahasa yang terdapat di dalamnya. Untuk mengetahui pilihan

kata yang digunakan pengarang dalam album d’Masiv maka diperlukan analisis

Page 47: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

diksi. Diksi bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang

dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi

persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan. Diksi yang terdapat dalam lirik

lagu d’Masiv berupa makna denotatif dan makna konotatif. Gaya bahasa adalah

cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan.

Kekhasan dari gaya bahasa ini terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak

secara langsung menyatakan makna yang sebenarnya. Syarat-syarat yang

diperlukan untuk membedakan suatu gaya bahasa yang baik dari gaya bahasa

yang buruk adalah kejujuran, sopan santu dan menarik. Gaya bahasa dalam lirik

lagu d’Masiv antara lain: (1) hiperbola; (2) simile; (3) eufemisme; (4) hipalase;

(5) asonansi; (6) kiasmus; (7) metafora; dan (8) ironi.

Hasil analisis tersebut mampu menjelaskan diksi dan gaya bahasa yang

digunakan dalam lirik lagu d’Masiv. Pemakaian diksi dalam lirik lagu d’Masiv

bertujuan agar pesan yang disampaikan mudah dipahami oleh semua lapisan

masyarakat. Sedangkan pemakaian gaya bahasa dalam lirik lagu d’Maiv bertujuan

agar dapat menimbulkan suasana yang sesuai dengan isi lagu.

.

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Lagu Pop d’Masiv

Diksi dan Gaya bahasa

Diksi dalam lirik lagu d’Masiv a. Makna Denotatif b. Makna Konotatif

Gaya Bahasa dalam lirik lagu d’Masiv

a. Hiperbola b. Simile c. Eufimisme d. Hipalase e. Asonansi f. Kiasmus g. Metafora h. Ironi

Lirik lagu

Page 48: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian tidak terkait pada satu tempat karena objek yang dikaji

berupa naskah (teks), yaitu lirik lagu pop d’Masiv (album perubahan). Penelitian

ini bukan penelitian lapangan yang analisisnya bersifat statis melainkan sebuah

analisis yang dinamis yang dapat terus dikembangkan. Adapun penelitian

dilaksanakan selama delapan bulan yaitu bulan Juli sampai Desember 2010.

Tabel 1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No

BULAN Juli Agustus September Oktober November Desember

KEGIATAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan Judul

2. Pengajuan

Proposal

3. Perijinan

Penelitian

4. Pengumpulan

Data

5. Analisis Data

6. Penyusunan

Laporan

7. Ujian Skripsi

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode

conten analysis atau analisis isi. Penelitian ini mendeskripsikan atau

menggambarkan apa yang menjadi masalah, kemudian menganalisis dan

menafsirkan data yang ada. Metode conten analysis atau analisis isi yang

digunakan untuk menganalisis isi dari suatu dokumen, dalam penelitian ini

dokumen yang dimaksud adalah lirik lagu pop d’Masiv (album perubahan).

34

Page 49: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen.

Dokumen yang digunakan adalah lirik lagu pop d’Masiv (album perubahan).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ádalah

teknik catat, karena data-datanya berupa teks. Adapun langkah-langkah dalam

pengumpulan data sebagai berikut: (1) membaca lirik lagu pop d’Masiv (album

perubahan) secara berulang-ulang; (2) mencatat kalimat-kalimat yang berkaitan

dengan diksi dan gaya bahasa.

E. Validitas Data

Validitas atau keabsahan data merupakan kebenaran data dari proses

penelitian. Dalam mendapatkan data, dalam penelitian ini peneliti menggunakan

triangulasi. Adapun triangulasi yang digunakan adalah triangulasi teori, yaitu

secara penelitian terhadap topik yang sama dengan menggunakan teori yang

berbeda dalam menganalisa data.

F. Analisis Data

Teknik análisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

análisis mengalir, yang meliputi tiga komponen, yaitu: (1) reduksi data; (2)

penyajian data; (3) penarikan simpulan. Analisis model mengalir mempunyai tiga

komponen yang saling terjalin dengan baik, yaitu sebelum, selama dan sesudah

pelaksanaan pengumpulan data. Berikut penjelasannya

1. Reduksi data

Pada langkah ini data yang diperoleh dicatat dalam uraian yang

terperinci. Dari data-data yang sudah di catat tersebut, kemudian dilakukan

penyederhanaan data. Data-data yang dipilih hanya data-data yang

berkaitan dengan masalah yang akan di analisis, dalam hal ini tentang

diksi dan gaya bahasa lirik lagu pop d’masiv (album perubahan) informasi

Page 50: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

yang mengacu pada masalah-masalah itulah yang menjadi data dalam

penelitian ini.

2. Sajian data

Pada langkah ini data-data yang sudah ditetapkan kemudian

disusun secara teratur dan terperinci agar mudah dipahami data-data

tersebut kemudian dianalisis sehingga diperoleh deskripsi tentang diksi

dan gaya bahasa yang digunakan kejelasan makna dari diksi dan gaya

bahasa tersebut.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Pada tahap ini dibuat kesimpulan tentang hasil dari data yang

diperoleh sejak awal penelitian. Kesimpulan ini masih memerlukan adanya

verivikasi (penelitian kembali tentang kebenaran laporan) sehingga hasil

yang diperoleh benar-benar valid.

Ketiga komponen tersebut saling berkaitan dan dilakukan secara

terus menerus mulai dari awal, saat penelitian berlangsung, sampai akhir

penelitian.

Adapun proses analisis mengalir sebagai berikut:

Gambar 2. Model Analisis Mengalir

(Miles, Mattew B. & Huberman, A. Michael, 1992: 18)

REDUKSI DATA

Antisipasi Selama Pasca

PENYAJIAN DATA

Selama Pasca

Selama Pasca

PENARIKAN KESIMPULAN/VERIFIKASI

ANALISIS PENYAJIAN DATA

REDUKSI DATA

Antisipasi Selama Pasca

Selama Pasca

Selama Pasca

PENARIKAN KESIMPULAN/VERIFIKASI

ANALISIS PENYAJIAN DATA

REDUKSI DATA

Antisipasi Selama Pasca

Page 51: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan peneliti terdiri dari beberapa tahap

sebagai berikut.

1. Pengumpulan data

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data berupa kutipan-kutipan yang

menunjukkan diksi dan gaya bahasa yang terdapat dalam lirik lagu d’Masiv.

2. Penyeleksian data

Data-data yang telah dikumpulkan, kemudian diseleksi serta dipilah-pilah

mana saja yang akan dianalisis termasuk kategori diksi (denotatif dan

konotatif) dan gaya bahasa.

3. Menganalisis data dalam tabel.

4. Menyimpulkan data.

Laporan penelitian merupakan tahap akhir dari serangkaian proses.

Merupakan tahap penyampaian data-data yang telah dianalisis, dirumuskan,

dan ditarik kesimpulan. Kemudian dilakukan konsultasi dengan pembimbing.

Tulisan yang sudah baik disusun menjadi laporan penelitian, disajikan dan

diperbanyak.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada skema prosedur penelitian berikut:

Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian

Pengumpulan data

Penyeleksian data

Klasifikasi data

Menyimpulkan data

Page 52: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diksi dalam Lirik Lagu pop d’Masiv

Diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu.

Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang

dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi

persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan. Fraseologi mencakup persoalan

kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya, atau yang menyangkut cara-

cara yang khusus berbentuk ungkapan-ungkapan. Penelitian diksi yang dipakai

dalam lirik lagu D’Masiv setelah dilakukan teknik analisis dokumen data yang

diperoleh sebanyak 252 data, berupa kalimat yang mengandung diksi yang terdiri

dari 2 jenis diksi yaitu diksi yang bermakna konotatif dan diksi yang bermakna

denotatif. Adapun analisisnya sebagai berikut :

1. Judul lagu ”aku percaya kamu”

Aku percaya kamu Melebihi apa yang orang katakan kepadamu Aku percaya kamu Tak peduli apa yang orang katakan tentang kamu Yang ku tahu kau slalu sejukkan hatiku Reff: Yang ku tahu kau slalu ada di saat ku membutuhkanmu Kau selalu ada di saat kau rapuh, disaat ku jatuh Aku percaya kamu Hidup ini tak kan berarti tanpa kau disisiku Aku percaya kamu Kau tak kan pernah berhenti tuk slalu mencintaiku

a. Aku percaya kamu. (penyanyi/orang pertama percaya kepada

kekasihnya). Kata aku merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata saya. Kata aku memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata saya yang memiliki nilai rasa lebih halus.

Sedangkan kata percaya kamu merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata percaya padamu. Kata percaya kamu

38

Page 53: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata percaya

padamu yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

b. Melebihi apa yang orang katakan kepadamu. (penyanyi/orang pertama

sangat percaya kepada kekasihnya melebihi apa yang dikatakan orang-

orang kepada kekasihnya itu). Kata melebihi apa yang orang katakan

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata melebihi apa yang orang bilang. Sedangkan kata melebihi apa yang

orang katakan memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata

melebihi apa yang orang bilang yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

Kata kepadamu merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata kepada kamu. Kata kepadamu memiliki nilai rasa

lebih kasar dibandingkan dengan kata kepada kamu yang memiliki nilai

rasa lebih halus.

c. Aku percaya kamu. (penyanyi/orang pertama percaya kepada

kekasihnya). Kata aku merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata saya. Kata aku memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata saya yang memiliki nilai rasa lebih halus.

Sedangkan kata percaya kamu merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata percaya padamu. Kata percaya kamu

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata percaya

padamu yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

d. Tak peduli apa yang orang katakan tentang kamu. (penyanyi/orang

pertama tidak mempercayai perkataan orang lain tentang kekasihnya).

Kata tak peduli merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata tidak peduli. Kata tak peduli memiliki nilai rasa lebih

kasar dibandingkan dengan kata tidak peduli yang memiliki nilai rasa

lebih halus. Sedangkan kata apa yang orang katakan tentang kamu

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata apa yang orang bicarakan tentang kamu. Kata apa yang orang

katakan tentang kamu memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan kata

Page 54: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

apa yang orang bicarakan tentang kamu yang memiliki nilai rasa lebih

kasar.

e. Yang ku tahu kau slalu sejukkan hatiku. (Penyanyi/orang pertama hanya

tahu dialah kekasihnya itu yang selalu bisa menyejukkan hatinya). Kata

yang ku tahu kau slalu merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata yang aku tahu kamu selalu. Kata yang ku tahu

kau slalu mempunyai nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

yang aku tahu kamu selalu yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata

sejukkan hatiku juga merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata senangkan hatiku. Kata sejukkan hatiku

memiliki nilai lebih kasar dibandingkan dengan kata senangkan hatiku

yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata sejukkan hatiku biasanya

dipakai untuk udara bukan untuk hati.

f. Yang ku tahu kau slalu ada di saat ku membutuhkanmu. (penyanyi/ orang

pertama menganggap hanya dialah yang dapat menemaninya disaat dia

membutuhkan). Kata yang ku tahu kau slalu ada merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata yang aku tahu

kamu selalu hadir. Kata yang ku tahu kau slalu ada memiliki nilai rasa

lebih kasar dibandingkan dengan kata yang aku tahu kamu selalu hadir

yang memiliki nilai rasa lebih halus. Sedangkan kata disaat ku

membutuhkanmu merupakan bentuk makna kata denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata di saat ku menginginkanmu. Kata disaat ku

membutuhkanmu memiliki nilai lebih halus dibandingkan dengan kata di

saat ku menginginkanmu yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

g. Kau selalu ada di saat kau rapuh, disaat ku jatuh. (penyanyi/orang

pertama sangat kagum kepada kekasihnya karena walaupun dia tak

berdaya tapi tetap selalu ada disaat penyanyi itu rapuh). Kata kau selalu

ada merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata kau selalu hadir. Kata disaat kau rapuh juga

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata disaat ku butuh. Kata disaat ku butuh memiliki nilai rasa lebih halus

Page 55: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dibandingkan kata disaat ku rapuh yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

Kata rapuh biasanya digunakan untuk benda mati. Sedangkan kata disaat

ku jatuh merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata disaat ku hancur. Kata disaat ku jatuh memiliki nilai

rasa lebih halus dibandingkan kata disaat ku hancur yang memiliki nilai

rasa lebih kasar.

h. Aku percaya kamu. (penyanyi/orang pertama percaya kepada

kekasihnya).Kata aku merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata saya. Kata aku memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata saya yang memiliki nilai rasa lebih halus.

Sedangkan kata percaya kamu merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata percaya padamu. Kata percaya kamu

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata percaya

padamu yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

i. Hidup ini tak kan berarti tanpa kau disisiku. (penyanyi/orang pertama

merasa hidupnya tidak berarti kalau kekasihnya itu tidak disampingnya).

Kata hidup ini tak kan berarti merupakan bentuk makna konotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata hidup ku tidak akan berarti. Kata hidup

ini tak kan berarti memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan

kata hidup ku tidak akan berarti yang memiliki nilai rasa lebih halus.

Sedangkan kata tanpa kau disisiku merupakan bentuk makna denotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata tanpa kau disampingku. Kata

tanpa kau disisiku memiliki nilai lebih halus dibandingkan kata tanpa

kau disampingku yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

j. Aku percaya kamu. (penyanyi/orang pertama percaya bahwa kekasihnya

itu akan selalu mencintainya). Kau tak kan pernah berhenti tuk slalu

mencintaiku. Kata aku merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata saya. Kata aku memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata saya yang memiliki nilai rasa lebih halus.

Sedangkan kata percaya kamu merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata percaya padamu. Kata percaya kamu

Page 56: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata percaya

padamu yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata kau tak kan pernah

berhenti merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata kau tidak akan pernah berhenti. Kata kau tak kan

pernah berhenti memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

kau tidak akan pernah berhenti yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata

tuk slalu mencintaiku merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata untuk selalu mencintai aku. Kata tuk slalu

mencintaiku memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

untuk selalu mencintai aku yang memiliki nilai rasa lebih halus.

Berdasarkan analisis diksi lagu d’Masiv ”Aku Percaya Kamu” di atas

dapat disimpulkan bahwa dalam lagu tersebut banyak digunakan diksi yang

bermakna denotatif.

2. Judul lagu ”cinta sampai disini”

Mencoba tuk pahami mencari celah hatimu Bila harus menangis aku kan menangis Namun air mata ini telah habis Reff: Segalanya telah ku berikan Tapi kau tak pernah ada pengerti Mungkin kita harus jalani Cinta memang cukup sampai disini Mencoba tuk rasuki menyentuh palung jiwamu Bila harus mengiba aku kan mengiba Namun rasa ini telah sampai di ujung lelahku

a. Mencoba tuk pahami mencari celah hatimu. (penyanyi/orang pertama

ingin memahami isi hati kekasihnya). Kata mencoba tuk pahami

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata mencoba tuk mengerti. Kata mencoba tuk pahami memiliki nilai rasa

lebih halus dibandingkan dengan kata mencoba tuk mengerti yang

memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata celah hatimu merupakan bentuk

makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata isi hatimu. Kata

celah hatimu memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan kata isi

Page 57: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

hatimu yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata celah biasanya

digunakan untuk benda mati bukan untuk hati.

b. Bila harus menangis aku kan menangis. (penyanyi/orang pertama akan

menangis bila itu dibutuhkan untuk mengetahui isi hati kekasihnya). Kata

bila harus menangis merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata bila harus bersedih. Kata bila harus menangis

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan kata bila harus bersedih

yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata aku kan mempunyai makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata aku akan. Kata aku kan

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata aku akan yang

memiliki nilai rasa lebih halus. Kata menangis merupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata bersedih. Kata menangis

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata bersedih yang

memiliki nilai rasa lebih kasar.

c. Namun air mata ini telah habis. (pengarang/orang pertama air matanya

telah habis karena setiap hari terus menangis untuk memahami

kekasihnya). Kata namun air mata ini merupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata tapi air mata ini. Kata

namun air mata ini memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan

kata tapi air mata ini yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata telah

habis merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata sudah habis. Kata sudah habis memiliki nilai rasa

lebih halus dibandingkan dengan kata sudah yang memiliki nilai rasa

lebih kasar.

d. Segalanya telah ku berikan. (pengarang/orang pertama sudah

memberikan semua yang ia miliki kepada kekasihnya). Kata segalanya

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

makna kata semuanya. Kata segalanya memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata semuanya yang memiliki nilai rasa lebih

kasar. Kata telah kuberikan mempunyai makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata sudah kuberikan. Kata telah kuberikan

Page 58: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata sudah

diberikan yeng memiliki nilai rasa lebih kasar.

e. Tapi kau tak pernah ada pengertian. (tetapi kekasihnya itu tidak pernah

ada pengertian kepada penyanyi/orang pertama). Kata tapi kau tak

pernah merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata tetapi kamu tidak pernah. Kata tapi kau tak pernah

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata tetapi kamu

tidak pernah yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata ada pengertian

merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata mengerti. Kata ada pengertian memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata mengerti yang memiliki nilai rasa lebih halus.

f. Mungkin kita harus jalani. (penyanyi/orang pertama putus asa terhadap

kekasihnya itu). Kata mungkin kita merupakan bentuk makna denotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata mungkin kami. Kata mungkin kita

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata mungkin kami

yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata harus jalani merupakan bentuk

makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata harus

menjalaninya. Kata harus jalani memiliki nirai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata harus menjalaninya yang memiliki nilai rasa

lebih halus.

g. Cinta memang cukup sampai disini. (penyanyi/orang pertama mengakhiri

hubungannya dengan kekasihnya). Kata cinta memang merupakan

bentuk makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata cinta

mungkin. Kata cinta memang memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata cinta mungkin yang memiliki nilai rasa lebih

halus. Kata cukup sampai disini merupakan bentuk makna konotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata sudah sampai disini. Kata cukup sampai

disini memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan kata sudah sampai

disini yang memiliki nilai rasa lebih halus.

h. Mencoba tuk rasuki menyentuh palung jiwamu. (penyanyi/orang pertama

berusaha kembali untuk mendapatkan kekasihnya itu). Kata mencoba tuk

Page 59: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

rasuki merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata mencoba tuk masuki. Kata mencoba tuk rasuki

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata mencoba tuk

masuki yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata menyentuh palung

jiwamu merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata menyentuh isi hatimu. Kata menyentuh palung

jiwamu memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan kata menyentuh isi

hatimu yang memiliki nilai rasa lebih halus.

i. Bila harus mengiba aku kan mengiba. (penyanyi/orang pertama akan

selalu mengiba kepada kekasihnya itu supaya bisa kembali kepadanya).

Kata bila harus mengiba merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata bila harus merasa iba. Kata bila harus mengiba

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata bila harus

merasa iba yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata aku kan mengiba

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata aku akan merasa iba. Kata aku kan mengiba memiliki nilai rasa

lebih kasar dibandingkan kata aku akan merasa iba yang memiliki nilai

rasa lebih halus.

j. Namun rasa ini telah sampai di ujung lelahku. (penyanyi/orang pertama

sudah putus asa karena kekasihnya tidak menanggapinya). Kata namun

rasa ini merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata namun perasaan ini. Kata namun rasa ini memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata namun perasaan ini yang

memiliki nilai rasa lebih halus. Kata telah sampai diujung lelahku

mempunyai makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata sudah

berakhir. Kata telah sampai diujung lelahku memiliki nilai rasa lebih

kasar dibandingkan kata sudah berakhir yang memiliki nilai rasa lebih

halus.

Diksi lirik lagu d’Masiv yang berjudul ”Cinta Sampai Disini” banyak

menggunakan makna denotatif.

Page 60: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

3. Judul lagu “ diantara kalian”

Ku akui ku sangat sangat menginginkanmu Tapi kusadar ku diantara kalian Aku tak mengerti ini semua harus terjadi Ku akui ku sangat sangat mengharapkanmu Tapi kini ku sadar Ku tak akan bisa Aku tak mengerti ini Semua harus terjadi Reff Lupakan aku kembali padanya Aku bukan siapa-siapa untukmu Ku harus memilikimu slamanya

a. Ku akui ku sangat menginginkanmu.(penyanyi/orang pertama

menginginkan seorang perempuan). Kata ku akui merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata aku mengakui.

Kata ku akui memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

aku mengakui yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata ku sangat

menginginkanmu mempunyai makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata aku sangat membutuhkanmu. Kata ku sangat

menginginkanmu memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan kata aku

sangat membutuhkanmu yang memiliki nilai rasa lebih halus.

b. Tapi kusadar ku diantara kalian. (Penyanyi/orang pertama menyadari

kalau perempuan yang di sukainya sudah memiliki kekasih). Kata tapi

kusadar merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata tetapi aku menyadari. Kata tapi kusadar memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata tetapi aku menyadari

yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata ku diantara kalian mempunyai

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata aku diantara

kamu dan dia. Kata ku diantara kalian memiliki nilai lebih halus

dibandingkan kata aku diantara kamu dan dia yang memiliki nilai rasa

lebih kasar. Kata kalian sudah mewakili kata kamu dan dia..

Page 61: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

c. Aku tak mengerti ini semua harus terjadi. (penyanyi /orang pertama tidak

percaya mengapa terjadi pada dirinya). Kata aku tak mengerti

mempunyai makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata aku

tidak tahu. Kata aku tak mengerti memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata aku tidak tahu yang memiliki nilai rasa lebih

kasar. Kata ini semua harus terjadi merupakan bentuk makna denotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata ini semua mesti terjadi. Kata ini

semua harus terjadi memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan

kata semua ini mesti terjadi yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

d. Ku akui ku sangat sangat mengharapkanmu. (penyanyi/orang pertama

sangat mengharapkan kekasihnya). Kata ku akui ku sangat merupakan

bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata aku akui

aku sangat. Kata ku akui ku sangat memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata aku akui aku sangat yang memiliki nilai rasa

lebih halus. Kata mengharapkanmu merupakan bentuk makna kata

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata menginginkanmu. Kata

mengharapkanmu memiliki nilai lebih halus dibandingkan dengan kata

menginginkanmu yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

e. Tapi kini ku sadar. (penyanyi/orang pertama telah menyadarinya). Kata

tapi kini merupakan bentuk makna kata konotasi yang dipilih untuk

menggantikan kata tetapi sekarang. Kata tapi kini memiliki nilai rasa

lebih kasar dibandingkan dengan kata tetapi sekarang yang memiliki

nilai rasa lebih halus. Kata ku sadar merupakan bentuk makna denotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata aku menyadari. Kata ku sadar

mempunyai nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata aku sadar

yang memiliki nilai rasa lebih halus.

f. Ku tak akan bisa. (penyanyi/orang pertama tidak akan bisa). Kata ku tak

akan merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata aku tidak akan. Kata ku tak akan memiliki nilai rasa

lebih kasar dibandingkan dengan kata aku tidak akan yang memiliki nilai

rasa lebih halus. Kata bisa merupakan bentuk makna denotatif yang

Page 62: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

dipilih untuk menggantikan kata sanggup. Kata bisa memiliki nilai rasa

lebih halus dibandingkan dengan kata sanggup yang memiliki nilai rasa

lebih kasar.

g. Aku tak mengerti ini. (penyanyi/orang pertama tidak mengetahui). Kata

aku tak merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata aku tidak. Kata aku tak memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata aku tidak yang memiliki nilai rasa lebih halus.

Kata mengerti ini merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata tahu ini. Kata mengerti ini memiliki nilai rasa lebih

halus dibandingkan dengan kata tahu ini yang memiliki nilai rasa lebih

kasar.

h. Semua harus terjadi. (penyanyi/orang pertama semua harus terjadi pada

dirinya). Kata semua merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata segalanya. Kata semua memiliki nilai rasa

lebih halus dibandingkan dengan kata segalanya yang memiliki nilai rasa

lebih kasar. Kata harus terjadi merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata meski terjadi. Kata harus terjadi

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata meski terjadi

yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

i. Lupakan aku kembali padanya. (penyanyi/orang pertama menyuruh

kekasihnya kembali kepada selingkuhannya). Kata lupakan aku

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata lupakanlah saya. Kata lupakan aku memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata lupakanlah saya yang memiliki nilai rasa lebih

kasar. Kata kembali padanya merupakan bentuk makna konotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata kembali pada dia. Kata kembali

padanya memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

kembali pada dia yang memiliki nilai rasa lebih halus.

j. Aku bukan siapa-siapa untukmu. (penyanyi/orang pertama merasa bukan

siapa-siapa untuk kekasihnya itu). Kata aku bukan siapa-siapa

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

Page 63: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

kata aku bukan seseorang yang berarti. Kata aku bukan siapa-siapa

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata aku bukan

seseorang yang berarti yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata

untukmu merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata bagimu. Kata untukmu memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata bagimu yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

k. Kucintaimu tak berarti bahwa, Ku harus memilikimu slamanya.

(penyanyi/orang pertama sangat mencintai kekasihnya tetapi tidak berarti

penyanyi/orang pertama harus memilikinya untuk selama-lamanya). Kata

ku cintaimu merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata kumencintaimu. Kata kucintaimu memiliki nilai rasa

lebih kasar dibandingkan dengan kata ku mencintaimu yang memiliki

nilai rasa lebih halus. Kata tak berarti bahwa merupakan bentuk makna

konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata bukan berarti bahwa.

Kata tak berarti bahwa memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan

dengan kata bukan berarti bahwa yang memiliki nilai rasa lebih halus.

Diksi dari lirik lagu d’Masiv yang berjudul ”Diantara Kalian” banyak

menggunakan makna denotatif.

4. Judul lagu “dilema”

Aku masih termenung ditengah kesepian Berharap sesuatu yang tak pasti Engkau sangat menjeratku Sungguh ku hanya inginkan hatiku yang tlah termiliki Reff Iblis didalam dada ini trus mengusik keyakinanku Ku bertanya apakah kau bisa memiliki hatinya Aku merasa tenang saat kau mencoba Untuk selalu membayangkan wajahmu a. Aku masih termenung ditengah kesepian, Berharap sesuatu yang tak pasti.

(penyanyi/orang pertama melamun ditengah malammengharapkan sesuatu

yang tidak pasti). Kata aku masih termenung mempunyai makna denotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata aku masih diam. Kata aku masih

Page 64: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

termenung memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata aku

masih diam yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata ditengah kesepian

merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata

didalam kesendirian. Kata ditengah kesepian memiliki nilai rasa lebih

kasar dibandingkan dengan kata didalam kesendirian yang memiliki nilai

rasa lebih halus. Kata berharap sesuatu yang tak pasti merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata berharap sesuatu

yang sia-sia. Kata berharap sesuatu yang tak pasti memiliki nilai rasa

lebih halus dibandingkan dengan kata berharap sesuatu yang sia-sia yang

memiliki nilai rasa lebih kasar.

b. Engkau sangat menjeratku. (kekasihnya sangat menjerat

penyanyi/pengarang) Kata engkau sangat menjeratku merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata engkau sangat

menggangguku. Kata engkau sangat menjeratku memiliki nilai rasa lebih

kasar dibandingkan dengan kata engkau sangat menggangguku yang

memiliki nilai rasa lebih halus.

c. Sungguh ku hanya inginkan hatiku yang tlah termiliki. (penyanyi/orang

pertama hanya ingin hatinya memiliki kekasihnya itu). Kata sungguh ku

hanya inginkan melupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata sungguh aku hanya menginginkan. Kata sungguh ku

hanya inginkan memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

sungguh aku hanya menginginkan yang memiliki nilai rasa lebih halus.

Kata hatiku yang tlah termiliki merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata hatiku yang telah dimiliki. Kata hatiku

yang tlah termiliki mempunyai nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan

kata hatiku yang telah dimiliki yang mempunyai nilai rasa lebih halus.

d. Iblis didalam dada ini trus mengusik keyakinanku. (penyanyi/orang

pertama terusik hatinya karena ada iblis yang menggodanya). Kata iblis

didalam hati ini merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata iblis di dalam hati ini. Kata iblis di dalam dada ini

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata iblis disalam hati

Page 65: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

ini yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata mengusik keyakinanku

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata

mengganggu hatiku. Kata mengusik keyakinanku mempunyai nilai rasa

lebih kasar dibandingkan dengan kata mengganggu hatiku yang

mempunyai nilai rasa lebih halus.

e. Ku bertanya apakah kau bisa memiliki hatinya. (penyanyi/orang pertama

bertanya kepada orang ke dua apakah dirinya bisa memiliki kekasihnya

itu). Kata ku bertanya apakah kau bisa merupakan bentuk makna denotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata ku bertanya apakah kau dapat. Kata

ku bertanya apakah kau bisa memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan

dengan kata ku bertanya apakah kau dapat yang memiliki nilai rasa lebih

halus. Kata memiliki hatinya merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata mendapatkan hatinya. Kata memiliki

hatinya memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata

mendapatkan hatinya yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

f. Aku merasa tenang saat kau mencoba. (penyanyi/orang pertama merasa

senang ketika dirinya telah mencoba). Kata aku merasa tenang merupakan

bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata aku merasa

nyaman. Kata aku merasa tenang memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata aku merasa nyaman yang memiliki nilai rasa

lebih kasar. Kata saat kau mencoba merupakan bentuk makna denotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata disaat kau coba. Kata saat kau

mencoba memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata disaat

kau coba yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

g. Untuk selalu membayangkan wajahmu. (penyanyi/orang pertama

membayangkan wajah kekasihnya). Kata untuk selalu merupakan bentuk

makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata akan selalu. Kata

untuk selalu memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata

akan selalu yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata membayangkan

wajahmu merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata ingat kamu. Kata membayangkan wajahmu memiliki

Page 66: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata ingat kamu yang memiliki

nilai rasa lebih kasar.

Diksi dari lirik lagu d’Masiv yang berjudul ”Dilema” banyak

menggunakan makna denotatif.

5. Judul lagu “lukaku”

Sebenarnya ku tak pernah ada rasa cinta Aku tak mengerti Seolah ku beri harapan yang pasti Membuatku dengan penuh keindahan Tanpa didasari cinta itu hadir Dan aku tak sanggup menghindari Kau berikan aku kesejukan Yang tak pernah aku rasakan sebelumnya Reff Tapi ternyata kau ada yang memiliki Sungguh kau buatku kecewa Aku terluka melihatmu dengannya Sungguh ku ingin menyadari Ingin aku untuk melupakan bayanganmu Beerhenti untuk mengejarmu

a. Sebenarnya ku tak pernah ada rasa cinta. (penyanyi/orang pertama

sudah tidak ada rasa dengan kekasihnya itu). Kata sebenarnya

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata sebetulnya. Kata sebenarnya memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan kata sebatulnya yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata

ku tak pernah ada rasa cinta merupakan bentuk makna konotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata aku tak pernah ada perasaan apa-apa.

Kata ku tak pernah ada rasa cinta memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan aku tak pernah ada perasaan apa-apa yang

memiliki nilai rasa lebih kasar.

b. Aku tak mengerti. (penyanyi/orang pertama tiidak mengetahuinya). Kata

aku tak merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata aku tidak. Kata aku tak memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan Kata mengerti merupakan bentuk makna denotatif

Page 67: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

yang dipilih untuk menggantikan kata tahu. Kata mengerti memiliki nilai

rasa lebih halus dibandingkan dengan kata tahu yang memiliki nilai rasa

lebih kasar.

c. Seolah ku beri harapan yang pasti. (penyanyi/orang pertama seakan-akan

memberikan harapan yang pasti). Kata seolah ku beri merupakan bentuk

makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata seakan aku

memberi. Kata seolah ku beri memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata seakan aku memberi yang memiliki nilai rasa

lebih halus. Kata harapan yang pasti merupakan bentuk makna denotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata harapan yang sesungguhnya.

Kata harapan yang pasti memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan

dengan kata harapan yang sesungguhnya yang memiliki nilai rasa lebih

kasar.

d. Membuatku dengan penuh keindahan. (membuat penyanyi/orang pertama

dengan penuh keindahan). Kata membuatku dengan penuh merupakan

bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata membuat

aku seperti. Kata membuatku dengan penuh memiliki nilai rasa lebih

halus dibandingkan dengan kata membuat aku seperti yang memiliki nilai

rasa lebih kasar. Kata keindahan merupakan bentuk makna konotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata kesenangan. Kata keindahan

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata kesenangan

yang memiliki nilai rasa lebih halus. Keindahan biasanya untuk suatu

suasana.

e. Tanpa didasari cinta itu hadir. (tanpa disadari penyanyi/orang pertama

tiba-tiba cinta itu hadir) Kata tanpa didasari merupakan bentuk makna

konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata tanpa disengaja. Kata

tanpa didasari memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata

tanpa disengaja yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata cinta itu hadir

merupakan bentuk makna konotasi yang dipilih untuk menggantikan kata

cinta itu ada. Kata cinta itu hadir memiliki nilai rasa lebih kasar

Page 68: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dibandingkan dengan kata cinta itu ada yang memiliki nilai rasa lebih

halus.

f. Dan aku tak sanggup menghindari. (penyanyi/orang pertama tidak

sanggup menghindarinya). Kata dan aku tak sanggup merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata dan aku tidak

bisa. Kata dan aku tak sanggup memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata dan aku tidak bisa yang memiliki nilai rasa

lebih halus. Kata menghindari merupakan bentuk makna konotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata menjauhi. Kata menghindari memiliki

nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata menjauhi yang memiliki

nilai rasa lebih kasar.

g. Kau berikan aku kesejukan. (kekasihnya memberikan kesejukan atau

ketentraman penyanyi/orang pertama). Kata kau berikan aku merupakan

bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata kau

memberiku. Kata kau berikan aku memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata kau memberiku yang memiliki nilai rasa lebih

kasar.Kata kesejukan merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata kesenangan. Kata kesejukan memiliki nilai rasa

lebih kasar dibandingkan dengan kata kesenangan yang memiliki nilai

rasa lebih halus. Kesejukan biasanya untuk suatu suasana.

h. Yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. (yang belum pernah dirasakan

penyanyi/orang pertama sebelumnya). Kata yang tak pernah aku

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata yang belum tentu aku. Kata yang tak pernah aku memiliki nilai rasa

lebih halus dibandingkan dengan kata yang belum tentu aku yang

memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata rasakan sebelumnya merupakan

bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata merasakan

sebelumnya. Kata rasakan sebelumnya memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata merasakan sebelumnya yang memiliki nilai

rasa lebih kasar.

Page 69: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

i. Tapi ternyata kau ada yang memiliki. Tetapi kekasihnya itu ada yang

memiliki). Kata tapi ternyata kau merupakan bentuk makna denotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata tetapi ternyata kamu. Kata tetapi

ternyata kau memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata

tetapi ternyata kau yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata memiliki

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata punya. Kata memiliki mempunyai nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata punya yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

j. Sungguh kau buatku kecewa. (kekasihnya membuat kecewa

penyanyi/orang pertama). Kata sungguh kau merupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata kau telah. Kata sungguh

kau memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata kau telah

yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata buatku kecewa merupakan

bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata

membuatku kecewa. Kata buatku kecewa mempunyai nilai rasa lebih

kasar dibandingkan dengan kata membuatku kecewa yang memiliki nilai

rasa lebih halus.

k. Aku terluka melihatmu dengannya. (penyanyi/orang pertama terluka

kalau kekasihnya itu pergi dengan orang lain). Kata aku terluka

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata aku sakit hati. Kata aku terluka memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata aku sakit hati yang memiliki nilai rasa lebih

halus. Kata terluka biasanya dipakai untuk orang yang sakit. Kata

melihatmu dengannya merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata mengetahui hubunganmu dengan dia. Kata

melihatmu dengannya memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan

dengan kata mengetahui hubunganmu dengan dia yang memiliki nilai

rasa lebih kasar.

l. Sungguh ku ingin menyadari. (penyanyi/orang pertama ingin

menyadarinya). Kata sungguh ku ingin merupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata ku ingin benar-benar.

Page 70: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Kata sungguh ku ingin memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan

dengan kata ku ingin benar-benar yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

Kata menyadari merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata sadari. Kata menyadari memiliki nilai rasa lebih

halus dibandingkan dengan kata sadari yang memiliki nilai rasa lebih

kasar.

m. Ingin aku untuk melupakan bayanganmu. (penyanyi/orang pertama ingin

melupakan kekasihnya itu). Kata ingin aku untuk merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata aku sungguh-

sungguh. Kata ingin aku untuk memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata aku sungguh-sungguh yang memiliki nilai rasa

lebih kasar. Kata melupakan bayanganmu memiliki makna konotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata melupakan dirimu. Kata

melupakan bayanganmu memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan

dengan kata melupakan dirimu yang memiliki nilai rasa lebih halus.

n. Berhenti untuk mengejarmu. (penyanyi/orang pertama akan berhenti

mengejar kekasihnya itu). Kata berhenti untuk melupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata sudah cukup. Kata

berhenti untuk memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata

sudah cukup yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata mengejarmu

merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata mencintaimu. Kata mengejarmu memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata mencintaimu yang memiliki nilai rasa lebih

halus.

Diksi dari lirik lagu d’Masiv yang berjudul ”Lukaku” banyak

menggunakan makna denotatif.

Page 71: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

6. Judul lagu “sebelah mata”

Mungkin aku tak berarti di hidupmu Kau selalu memandangku dengan sebelah matamu Kau memang pernah membuatku berdecak kagum Tapi kelakuanmu itu buatku hilang selera A…a…..a….tak ada harganya lagi dimataku u…u…uuu A…a….aaa…menyesal itu yang engkau dapatkan Ref Aku hanya ingin kamu bisa mengerti Ku tak kan tinggal diam menyikapi apa yang telah kau perbuat Selalu rendahkan aku

a. Mungkin aku tak berarti di hidupmu. (penyanyi/orang pertama tidak

berarti untuk kekasihnya). Kata mungkin aku tak berarti merupakan

bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata aku tidak

ada artinya. Kata mungkin aku tak berarti memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata aku tidak ada artinya yang memiliki nilai rasa

lebih kasar. Kata dihidupmu merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata dimatamu. Kata dihidupmu memiliki

nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata dimatamu yang memiliki

nilai rasa lebih kasar.

b. Kau selalu memandangku dengan sebelah matamu. (penyanyi/orang

pertama selalu dipandang sebelah mata oleh kekasihnya). Kata kau selalu

memandangku merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata kau selalu melihatku. Kata kau selalu memandangku

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata kau selalu

melihatku yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata dengan sebelah

matamu merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata dari sisi luarku saja. Kata dengan sebelah matamu

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata dari sisi luarku

saja yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

c. Kau memang pernah membuatku berdecak kagum. (kekasihnya itu

pernah membuat kagum penyanyi/orang pertama). Kata kau memang

pernah membuatku merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

Page 72: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

untuk menggantikan kata kau selalu. Kata kau memang pernah

membuatku memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata kau

selalu yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata berdecak kagum

mempunyai makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata

terpesona. Kata berdecak kagum memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata terpesona yang memiliki nilai rasa lebih halus.

d. Tapi kelakuanmu itu buatku hilang selera. (dengan kelakuan kekasihnya

yang sering mempermainkannya maka penyanyi/orang pertama sangat

membencinya). Kata tapi kelakuanmu itu buatku merupakan bentuk

makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata tingkah lakumu

telah membuatku. Kata tapi kelakuanmu itu buatku memiliki nilai rasa

lebih kasar dibandingkan dengan kata tingkah lakumu telah membuatku

yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata hilang selera mempunyai

makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata malas. Kata

hilang selera memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

malas yang memiliki nilai rasa lebih halus.

e. A…a…..a….tak ada harganya lagi dimataku u…u…uuu. (kekasihnya itu

sudah tidak ada harganya lagi di mata penyanyi/orang pertama). Kata tak

ada harganya lagi mempunyai makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata tak ada artinya. Kata tak ada harganya memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata tak ada artinya yang

memiliki nilai rasa lebih halus. Kata dimataku merupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata dihidupku. Kata

dimataku memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

dihidupku yang memiliki nilai rasa lebih halus.

f. A…a….aaa…menyesal itu yang engkau dapatkan. (yang didapat

kekasihnya hanya penyesalan). Kata menyesal itu mempunyai makna

konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata penyesalan itu. Kata

menyesal itu memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

penyesalan itu yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata yang engkau

dapatkan merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

Page 73: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

menggantikan kata yang selalu ada. Kata yang engkau dapatkan

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata yang selalu ada

yang memiliki bilai rasa lebih kasar.

g. Aku hanya ingin kamu bisa mengerti. (penyanyi/orang pertama hanya

ingin kekasihnya itu bisa mengerti). Kata aku hanya ingin kamu

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata aku harap kau selalu. Kata aku hanya ingin kamu memiliki nilai

rasa lebih halus dibandingkan dengan kata aku harap kau selalu yang

memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata bisa mengerti merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata bisa tahu. Kata

bisa mengerti memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata

bisa tahu yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

h. Ku tak kan tinggal diam menyikapi apa yang telah kau perbuat.

(penyanyi/orang pertama tidak akan tinggal diam setelah apa yang telah

diperbuat oleh kekasihnya itu). Kata ku tak kan tinggal diam mempunyai

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata kau tidak peduli.

Kata kau tak kan tinggal diam memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata kau tidak peduli yang memiliki nilai rasa lebih

halus. Kata menyikapi merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata tanggung jawab. Kata menyikapi memiliki nilai

rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata tanggungjawab yang memiliki

nilai rasa lebih halus. Kata apa yang telah kau lakukan merupakan

bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata apa yang

telah kau lakukan. Kata apa yang telah kau perbuat memiliki nilai rasa

lebih halus dibandingkan kata apa yang telah kau lakukan yang memiliki

nilai rasa lebih kasar.

i. Selalu rendahkan aku. (selalu merndahkan penyanyi/orang pertama).

Kata selalu rendahkan aku merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata selalu remehkan aku. Kata selalu

rendahkan aku memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata

selalu remehkan aku yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

Page 74: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Diksi dari lirik lagu d’Masiv yang berjudul ”Sebelah Mata” banyak

menggunakan makna denotatif.

7. Judul lagu “cinta ini membunuhku”

Kau membuat ku berantakan Kau membuat ku tak karuan Kau membuat ku tak berdaya Kau menolakkku acuhkan diriku Bagaimana caranya untuk Meruntuhkan kerasnya hatimu Ku sadari ku tak sempurna Ku tak seperti yang kau inginkan Reff Kau hancurkan aku dengan sikapmu Tak sadarkah kau telah menyakitiku Lelah hati ini meyakinkanmu Cinta ini membunuhku

a. Kau membuat ku berantakan. (kekasihnya membuat penyanyi/orang

pertama berantakan). Kata kau membuat ku merupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata kau telah bikin aku. Kata

kau telah membuatku memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan

dengan kata kau telah bikin aku yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

Kata berantakan merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata hancur. Kata berantakan memiliki nilai rasa lebih

kasar dibandingkan dengan kata hancur yang memiliki nilai rasa lebih

halus.

b. Kau membuat ku tak karuan. (kekasihnya membuat penyanyi/orang

pertama tidak karuan). Kata kau membuat ku merupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata kau telah bikin aku. Kata

kau telah membuatku memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan

dengan kata kau telah bikin aku yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

Kata tak karuan merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata hancur. Kata tak karuan memiliki nilai rasa lebih

Page 75: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

kasar dibandingkan dengan kata hancur yang memiliki nilai rasa lebih

halus.

c. Kau membuat ku tak berdaya. (kekasihnya membuat penyanyi/orang

pertama tidak mampu berbuat apa-apa). Kata kau membuat ku

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata kau telah bikin aku. Kata kau telah membuatku memiliki nilai rasa

lebih halus dibandingkan dengan kata kau telah bikin aku yang memiliki

nilai rasa lebih kasar. Kata tak berdaya merupakan bentuk makna

konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata lemah. Kata tak berdaya

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata lemah yang

memiliki nilai rasa lebih halus.

d. Kau menolakkku acuhkan diriku. (orang yang di senangi penyanyi/orang

pertama menolak dan mengacuhkannya). Kata kau menolakku

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata kau menghinaku. Kata kau menolakku memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata kau menghinaku yang memiliki nilai rasa lebih

kasar. Kata acuhkan diriku merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata tinggalkan diriku Kata acuhkan diriku

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata tinggalkan

diriku yang memiliki nilai rasa lebih halus.

e. Bagaimana caranya untuk Meruntuhkan kerasnya hatimu. (bagaimana

caranya meruntuhkan kerasnya hati kekasihnya itu). Kata meruntuhkan

merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata mengehentikan. Kata meruntuhkan memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata menghentikan yang memiliki nilai rasa lebih

halus.

f. Ku sadari ku tak sempurna. (penyanyi/orang pertama menyadari dirinya

tidak sempurna). Kata ku sadari merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata ku menyadari. Kata ku sadari memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata ku menyadari yang

memiliki nilai rasa lebih halus. Kata ku tak sempurna merupakan bentuk

Page 76: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata ku tak berharga.

Kata ku tak sempurna memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan

dengan kata ku tak berharga yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

g. Ku tak seperti yang kau inginkan. (penyanyi/orang pertama tiidak seperti

yang diinginkan kekasihnya itu). Kata ku tak seperti merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata aku tidak sama

dengan. Kata aku tak seperti memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan

dengan kata aku tidak sama dengan yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

Kata yang kau inginkan merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata yang kau harapkan. Kata yang kau inginkan

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata yang kau

harapkan yang memiliki nilai rasa lebih halus.

h. Kau hancurkan aku dengan sikapmu. (kekasihnya menyakiti

penyanyi/orang pertama dengan sikapnya yang tidak disenangi

penyanyi/orang pertama). Kata kau hancurkan aku merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata kau sakiti aku.

Kata kau hancurkan aku memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan

dengan kata kau sakiti aku yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata

dengan sikapmu merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata dengan kelakuanmu. Kata dengan sikapmu memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata dengan kelakuanmu yang

memiliki nilai rasa lebih halus.

i. Tak sadarkah kau telah menyakitiku. Kekasihnya tidak menyadari kalau

dia telah menyakiti hati penyanyi/orang pertama). Kata tak sadarkah

merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata tak mengertikah. Kata tak sadarkah memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata tak mengertikah yang memiliki nilai rasa lebih

halus. Kata kau telah menyakitiku merupakan bentuk makna denotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata kau telah melukaiku. Kata kau

telah menyakitiku memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan

kata kau telah melukaiku yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

Page 77: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

j. Lelah hati ini meyakinkanmu. (penyanyi/orang pertama sangat lelah

menyakinkan hati kekasihnya itu). Kata lelah hati ini merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata capek hati ini.

Kata lelah hati ini memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan

kata capek hati ini yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata

meyakinkanmu merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata menjelaskan padamu. Kata meyakinkanmu memiliki

nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata menjelaskan padamu

yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

k. Cinta ini membunuhku. (cinta telah membunh penyanyi/orang pertama).

Kata cinta ini membunuhku merupakan bentuk makna konotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata cinta ini sudah menyakitiku Kata cinta

ini membunuhku memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan

kata cinta ini sudah menyakitiku yang memiliki nilai rasa lebih halus.

Diksi dari lirik lagu d’Masiv yang berjudul ”Cinta ini Membunuhku”

banyak menggunakan makna denotatif.

8. Judul lagu “dan kamu”

Rasa gundah yang kini melanda perlahan pergi Rasa sakit yang terus menghujam perlahan sirna Ku rasa tenang saat ku bayangkan wajahmu Reff Dan kamu mengisi hatiku yang kosong Dan kamu warnai hidupku yang sepi Rasa perih yang dulu menyiksa perlahan hilang Rasa Bahagia yang kurasakan saat mengenalmu

a. Rasa gundah yang kini melanda perlahan pergi. (rasa gundah yang telah

melanda penyanyi/orang pertama sekarang telah pergi). Kata rasa

gundah merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata rasa rindu Kata rasa gundah memiliki nilai rasa lebih

kasar dibandingkan dengan kata rasa rindu yang memiliki nilai rasa

lebih halus. Kata yang kini melanda merupakan bentuk makna konotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata yang sekarang hadir. Kata yang

Page 78: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

kini melanda memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

yang sekarang hadir yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata perlahan

pergi merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata perlahan-lahan hilang. Kata perlahan pergi memiliki

nilai rasa yang lebih kasar dibandingkan dengan kata pelan-perlahan-

lahan hilang yang memiliki nilai rasa lebih halus.

b. Rasa sakit yang terus menghujam perlahan sirna. (rasa sakit yang terus

menghujam penyanyi/orang pertama telah sirna). Kata rasa sakit yang

terus menghujam merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata rasa sakit yang terus menyiksa Kata rasa sakit yang

terus menghujam memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan

kata rasa sakit yang terus menyiksa yang memiliki nilai rasa lebih halus.

Kata perlahan sirna merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata perlahan-lahan hilang. Kata perlahan sirna

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata perlahan-lahan

pergi yang memiliki nilai rasa lebih halus.

c. Ku rasa tenang saat ku bayangkan wajahmu. (penyanyi/orang pertama

merasa tenang saat membayangkan wajah kekasihnya). Kata ku rasa

tenang merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata aku merasa damai. Kata ku rasa tenang memiliki

nilai rasa lebih halus dibandingkan kata aku merasa damai yang

memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata saat ku bayangkan wajahmu

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata saat aku ingat dirimu. Kata saat ku bayangkan wajahmu memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata saat aku ingat dirimu

yang memiliki nilai rasa lebih halus.

d. Dan kamu mengisi hatiku yang kosong. (kekasihnya telah mengisi hati

penyanyi/orang pertama yang kosong). Kata dan kamu mengisi

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata kamu yang menghiasi. Kata dan kamu mengisi memiliki nilai rasa

lebih halus dibandingkan dengan kata kamu yang menghiasi yang

Page 79: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

memiliki nilai rasa yang lebih kasar. Kata hatiku yang kosong merupakan

bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata hatiku

yang sepi Kata hatiku yang kosong memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata hatiku yang sepi yang memiliki nilai rasa lebih

halus.

e. Dan kamu warnai hidupku yang sepi. (kekasihnya telah mewarnai hidup

penyanyi/orang pertama yang sepi). Kata dan kamu warnai merupakan

bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata dan kamu

penuhi. Kata dan kamu warnai memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata dan kamu penuhi yang memiliki nilai rasa

lebih kasar. Kata hidupku yang sepi merupakan bentuk makna denotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata hidupku yang kosong. Kata

hidupku yang sepi memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan kata

hidupku yang kosong yang memiliki nilai rasa lebih halus.

f. Rasa perih yang dulu menyiksa perlahan hilang. (rasa perih yang

menyiksa penyanyi/orang pertama perlahan hilang). Kata rasa perih

merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata rasa sakit Kata rasa perih memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata rasa sakit yang memiliki nilai rasa lebih

halus. Kata yang dulu menyiksa merupakan bentuk makna konotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata yang dulu ada. Kata yang dulu menyiksa

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata yang dulu ada

yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata perlahan hilang merupakan

bentuk makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata perlahan-

lahan hilang. Kata perlahan hilang memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata perlahan-lahan hilang yang memiliki nilai

rasa lebih halus.

g. Rasa Bahagia yang kurasakan saat mengenalmu. (rasa bahagia yang

penyanyi/orang pertama rasakan saat mengenal kekasihnya). Kata rasa

bahagia merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata rasa senang. Kata rasa bahagia mempunyai nilai rasa

Page 80: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

lebih halus dibandingkan kata rasa senang yang memiliki nilai rasa lebih

kasar. Kata yang kurasakan saat mengenalmu merupakan makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata yang kurasakan saat

pertama kali kita bertemu. Kata yang kurasakan saat mengenalmu

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata yang kurasakan

saat pertama kali kita bertemu yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

Diksi dari lirik lagu d’Masiv yang berjudul ”Dan Kamu” banyak

menggunakan makna denotatif.

9. Judul lagu “diam tanpa kata”

Kau diam tanpa kata Kau seolah jenuh padaku Ku ingin kau bicara Katakan saja apa salahku Sungguh aku tak mengerti apa yang telah terjadi Dan ku tak ingin engkau pergi jauh dari hidupku Reff Kau tak kan pernah sadari Betapa ku mencintaimu Kau yang selalu aku banggakan Ku ingin kau bicara Katakan saja apa maumu Lihat aku coba kau mengerti ini semua bisa teratasi Resapilah semua yang pernah kita lakukan Reff Kau tak kan pernah sadari (mengerti) Betapa ku mencintaimu (menyayangimu) Kau yang selalu aku banggakan (inginkan)

a. Kau diam tanpa kata. (kekasihnya diam tanpa kata). Kata kau diam

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata kau tak bersuara. Kata kau diam memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata kau tak bersuara yang memiliki nilai rasa

lebih kasar. Kata tanpa kata merupakan bentuk makna konotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata tanpa suara Kata tanpa kata memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata tanpa suara yang

memiliki nilai rasa lebih halus.

Page 81: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

b. Kau seolah jenuh padaku. (seolah-olah jenus kepada penyanyi/orang

pertama). Kata kau seolah jenuh padaku merupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata kau seakan bosan

padaku. Kata kau seolah jenuh padaku memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata kau seakan bosan padaku yang memiliki nilai

rasa lebih kasar.

c. Ku ingin kau bicara. (Peyanyi/orang pertama ingin kekasihnya itu

bicara). Kata kuingin merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata aku harap. Kata ku ingin memiliki nilai rasa

lebih kasar dibandingkan dengan kata aku harap yang memiliki nilai rasa

lebih halus. Kata kau bicara merupakan bentuk makna konotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata kau katakan Kata kau bicara memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata kau katakan yang

memiliki nilai rasa lebih halus.

d. Katakan saja apa salahku. (katakan saja apa salah penyanyi/orang

pertama). Kata katakan saja merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata bicara saja. Kata katakan saja memiliki

nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata bicara saja yang

memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata apa salahku merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata apakah

kesalahanku. Kata apa salahku memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata apakah salahku yang memiliki nilai rasa lebih

halus.

e. Sungguh aku tak mengerti apa yang telah terjadi, Dan ku tak ingin

engkau pergi jauh dari hidupku. (Peyanyi/orang pertama tidak mengerti

apa yang telah terjadi dan ingin kekasihnya pergi jauh dari hidupnya).

Kata sungguh aku tak mengerti merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata aku benar-benar tidak tahu. Kata

sungguh aku tak mengerti memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan

dengan kata aku benar-benar tidak tahu yang memiliki nilai rasa lebih

kasar. Kata apa yang telah terjadi merupakan bentuk makna konotatif

Page 82: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

yang dipilih untuk menggantikan kata apa yang sudah terjadi. Kata apa

yang telah terjadi memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan

kata apa yang sudah terjadi yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata

dan ku tak ingin merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata dan aku tidak mau. Kata dan ku tak ingin memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata dan aku tidak mau. Kata

engkau pergi jauh dari hidupku merupakan bentuk makna konotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata engkau meninggalkan aku. Kata engkau

pergi jauh dari hidupku memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan

dengan kata engkau meninggalkan aku yang memiliki nilai rasa lebih

halus.

f. Kau tak kan pernah sadari. (kekasihnya itu tak kan pernah menadari).

Kata kau tak kan merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata kamu tidak akan. Kata kau tak kan memiliki nilai rasa

lebih kasar dibandingkan dengan kata kamu tidak akan yang memiliki

nilai rasa lebih halus .Kata pernah sadari merupakan bentuk makna

konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata pernah menyadari Kata

pernah sadari memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

pernah menyadari yang memiliki nilai rasa lebih halus.

g. Betapa ku mencintaimu. (betapa penyanyi/orang pertama sangat

mencintainya). Kata betapa ku merupakan bentuk makna konotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata aku sangat. Kata betapa ku memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata aku sangat yang

memiliki nilai rasa lebih halus. Kata mencintaimu merupakan bentuk

makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata mencintai kamu.

kata mencintaimu memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan

kata mencintai kamu yang memiliki nilai rasa lebih halus.

h. Kau yang selalu aku banggakan. (kekasihnya itu yang selalu

penyanyi/orang pertama banggakan). Kata kau yang selalu merupakan

bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata kau yang

sering. Kata kau yang selalu memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan

Page 83: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

dengan kata kau yang sering yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata

aku banggakan merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata aku puja-puja. Kata aku banggakan memiliki nilai

rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata aku puja-puja yang memiliki

nilai rasa lebih halus.

i. Ku ingin kau bicara . (penyanyi/orang pertama ingin kekasihnya bicara)

Kata kuingin merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata aku harap. Kata ku ingin memiliki nilai rasa lebih

kasar dibandingkan dengan kata aku harap yang memiliki nilai rasa lebih

halus. Kata kau bicara merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata kau katakan Kata kau bicara memiliki nilai

rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata kau katakan yang memiliki

nilai rasa lebih halus.

j. Katakan saja apa maumu. (mengatakan apa kemauan penyanyi/orang

pertama). Kata katakan saja merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata bilang saja. Kata katakan saja memiliki

nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata bilang saja yang

memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata apa maumu merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata apa keinginanmu.

Kata apa maumu memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan

kata apa keinginanmu yang memiliki nilai rasa lebih halus.

k. Lihat aku coba kau mengerti ini semua bisa teratasi. (penyanyi/orang

pertama ingin kekasihnya mengerti). Kata lihat aku merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata pandang aku.

Kata lihat aku memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata

pandang aku yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata coba kau

mengerti merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata cobalah kamu tahu. Kata coba kau mengerti memiliki

nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata cobalah kamu tahu yang

memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata ini semua bisa teratasi merupakan

bentuk makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata ini semua

Page 84: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

ada jalan keluarnya. Kata ini semua bisa teratasi memiliki nilai rasa

lebih kasar dibandingkan dengan kata ini semua ada jalan keluarnya

yang memiliki nilai rasa lebih halus.

l. Resapilah semua yang pernah kita lakukan. (meresapi yang pernah di

lakukan penyanyi/orang pertama dan kekasihnya lakukan). Kata

resapilah semua merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata bayangkanlah semua. kata resapilah semua memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata bayangkanlah semua

yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata yang pernah kita lakukan

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata yang telah kita jalani Kata yang pernah kita lakukan memiliki nilai

rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata yang telah kita jalani yang

memiliki nilai rasa lebih halus.

m. Kau tak kan pernah sadari (mengerti) . (kekasihnya tak kan pernah

sadar). Kata kau tak kan merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata kamu tidak akan. Kata kau tak kan memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata kamu tidak akan yang

memiliki nilai rasa lebih halus. Kata pernah sadari merupakan bentuk

makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata pernah

menyadari Kata pernah sadari memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata pernah menyadari yang memiliki nilai rasa

lebih halus.

n. Betapa ku mencintaimu (menyayangimu). (betapa penyanyi/orang

pertama mencintai kekasihnya). Kata betapa ku merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata aku sangat. Kata

betapa ku memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata aku

sangat yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata mencintaimu

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata mencintai kamu. kata mencintaimu memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata mencintai kamu yang memiliki nilai rasa lebih

halus.

Page 85: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

o. Kau yang selalu aku banggakan (inginkan). (kekasihnya yang selalu

penyanyi/orang pertama banggakan). Kata kau yang selalu merupakan

bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata kau yang

sering. Kata kau yang selalu memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan

dengan kata kau yang sering yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata

aku banggakan merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata aku puja-puja. Kata aku banggakan memiliki nilai

rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata aku puja-puja yang memiliki

nilai rasa lebih halus.

Diksi dari lirik lagu d’Masiv yang berjudul ”Diam Tanpa Kata” banyak

menggunakan makna denotatif.

10. Judul lagu “ilfil (manusia tak berharga)”

Kau buat dirimu akan paling sempurna Dan kau tak tahu apa yang kau pikirkan, yang kau inginkan Dan akhirnya sgalanya telah terungkap semua Kau tak lebih dari manusia tak berharga aku terluka Reff Nafas benci ku terlahir Saat kemunafikan dirimu terungkapkan Jangan pikir aku akan bersedih Meski kau tlah khianati cintaku yang terdalam Kau sakiti aku, khianati aku

a. Kau buat dirimu akan paling sempurna. (kekasihnya merasa orang yang

paling sempurna). Kata kau buat dirimu merupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata kau membuatmu. Kata

kau buat dirimu memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

kau membuatmu yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata akan paling

sempurna merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata yang paling baik Kata akan paling sempurna

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata yang paling

baik yang memiliki nilai rasa lebih halus.

Page 86: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

b. Dan kau tak tahu apa yang kau pikirkan, yang kau inginkan. (kekasihnya

pun tahu apa yang dipikirikan, yang diinginkannya). Kata dan kau tak

tahu merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata dan kau tidak mengerti. kata dan kau tak tahu

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata dan kau tidak

mengerti yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata apa yang kau

pikirkan merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata yang ada dipikiranmu. Kata apa yang kau pikirkan

memiliki nilai rasa lebih haluskasar dibandingkan dengan kata yang ada

dipikiranmu yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata yang kau inginkan

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata yang kau harapkan. Kata yang kau inginkan memiliki nilai rasa

lebih kasar dibandingkan dengan kata yang kau harapkan yang memiliki

nilai rasa lebih halus.

c. Dan akhirnya sgalanya telah terungkap semua. (akhirnya semuanya

terungkap). Kata dan akhirnya merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata dan kemudian. Kata dan akhirnya

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata dan kemudian

yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata segalanya merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata semuanya. Kata

segalanya memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

semuanya yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata telah terungkap

semua merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata telah terbukti semua. Kata telah terungkap semua

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata telah terbukti

semua yang memiliki nilai rasa lebih halus.

d. Kau tak lebih dari manusia tak berharga aku terluka. (kekasihnya tak

lebih dari manusia biasa penyanyi/orang pertama terluka). Kata kau tak

lebih dari merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata kamu sama saja. Kata kau tak lebih dari memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata kamu sama saja yang

Page 87: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

memiliki nilai rasa lebih halus. Kata manusia tak berharga merupakan

bentuk makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata orang

yang tak berguna. Kata manusia tak berharga memiliki nilai rasa lebih

halus dibandingkan dengan kata orang yang tak berguna yang memiliki

nilai rasa lebih halus. Kata aku terluka merupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata aku sakit hati. Kata aku

terluka memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata aku

sakit hati yang memiliki nilai rasa lebih halus.

e. Nafas benci ku terlahir. (rasa benci pengarang terlahir). Kata nafas benci

ku merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata rasa benci ku. Kata nafas benci ku memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata rasa benci ku yang memiliki nilai rasa lebih

halus. Kata terlahir merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata muncul. Kata terlahir memiliki nilai rasa lebih

kasar dibandingkan dengan kata muncul yang memiliki nilai rasa lebih

halus.

f. Saat kemunafikan dirimu terungkapkan. (disaat kemunafikan kekasihnya

terungkap). Kata saat kemunafikan dirimu merupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata saat kejahatan dirimu .

Kata saat kemunafikan dirimu memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata saat kejahatan dirimu yang memiliki nilai rasa

lebih kasar. Kata terungkapkan merupakan bentuk makna konotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata diketahui. Kata terungkapkan memiliki

nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata diketahui yang memiliki

nilai rasa lebih kasar.

g. Jangan pikir aku akan bersedih. (Penyanyi/orang pertama tak kan

bersedih). Kata jangan pikir merupakan bentuk makna konotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata jangan harap. Kata jangan pikir

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata jangan harap

yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata aku akan bersedih merupakan

bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata aku akan

Page 88: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

menangis. kata aku akan bersedih memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata aku akan menangis yang memiliki nilai rasa

lebih kasar.

h. Meski kau tlah khianati cintaku yang terdalam. (meski kekasihnya telah

menghianati cinta penyanyi/orang pertama yang terdalam). kata meski

kau tlah merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata meskipun dirimu telah. Kata mesti kau tlah memiliki

nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata meskipun kamu telah

yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata khianati merupakan bentuk

makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata kecewakan. Kata

khianati memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

kecewakan yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata cintaku yang

terdalam merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata cintaku yang tulus dan suci. Kata cintaku yang

terdalam memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata

cintaku yang tulus dan suci yang memiliki nilai rasa lebih halus.

i. Kau sakiti aku, khianati aku. (kekasihnya telah menyakiti dan

menghianati penyanyi/orang pertama). Kata kau sakiti aku merupakan

bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata saat kau

menyakiti hatiku. Kata saat kau sakiti aku memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata saat kau menyakiti hatiku yang memiliki nilai

rasa lebih kasar. Kata khianati aku merupakan bentuk makna denotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata kecewakan aku. Kata khianati aku

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata kecewakan aku

yang memiliki nilai rasa lebih halus.

Diksi dari lirik lagu d’Masiv yang berjudul ”Ilfil Manusia tak berharga”

banyak menggunakan makna denotatif.

Page 89: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

11. Judul lagu “merindukanmu”

Saat kau tertawa di atas semua Saat kau menangisi kesedihanku Aku ingin engkau selalu ada Aku ingin engkau aku kenang Reff Selama aku masih bisa bernafas Masih sanggup berjalan Ku kan selalu memujamu Meski ku tak tahu lagi Engkau ada dimana Dengarkan aku Kumerindukanmu Saat aku mencoba Merubah segalanya Saat aku meratapi Kekalahanku

a. Saat kau tertawa di atas semua. (saat kekasihnya tertawa diatas semua).

Kata saat kau tertawa merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata saat kau menertawakan. Kata saat kau tertawa

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata saat kau

menertawakan yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata di atas semua

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata di atas penderitaanku. Kata di atas semua memiliki nilai rasa lebih

kasar dibandingkan dengan kata di atas penderitaanku yang memiliki

nilai rasa lebih halus.

b. Saat kau menangisi kesedihanku. (saat kekasihnya menangisi kesedihan

penyanyi/orang pertama). Kata saat kau menangisi merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata saat kau

menyesali. Kata saat kau menangisi memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata saat kau menyesali yang memiliki nilai rasa

lebih kasar. Kata kesedihanku merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata kekecewaanku. Kata kesdihanku

memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata kekecewaanku

yang memiliki nilai rasa lebih halus.

Page 90: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

c. Aku ingin engkau selalu ada. (penyanyi/orang pertama ingin kekasihnya

itu selalu ada). Kata akuingin merupakan bentuk makna konotasi yang

dipilih untuk menggantikan kata aku harap. Kata aku ingin memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata aku harap yang memiliki

nilai rasa lebih halus. Kata engkau merupakan bentuk makna konotasi

yang dipilih untuk menggantikan kata kamu. Kata engkau memiliki nilai

rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata kamu yang memiliki nilai rasa

lebih halus. Kata selalu ada merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata setiap saat. Kata selalu ada memiliki

nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata setiap saat yang

memiliki nilai rasa lebih kasar.

d. Aku ingin engkau aku kenang. (penyanyi/orang pertama ingin mengenang

kekasihnya). Kata aku ingin merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata aku harap. Kata aku ingin memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata aku harap yang memiliki

nilai rasa lebih halus. Kata engkau merupakan bentuk makna denotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata kamu. Kata engkau memiliki nilai

rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata kamu yang memiliki nilai rasa

lebih halus. Kata kenang merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata ingat. Kata kenang memiliki nilai rasa lebih

halus dibandingkan dengan kata ingat yang memiliki nilai rasa lebih

kasar.

e. Selama aku masih bisa bernafas. (selama penyanyi/orang pertama masih

hidup). Kata selama aku masih merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata selama dapat. Kata selama masih bisa

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata selama dapat

yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata bisa bernafas merupakan

bentuk makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata bisa

hidup. Kata bisa bernafas memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan

dengan kata bisa hidup yang memiliki nilai rasa lebih halus.

Page 91: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

f. Masih sanggup berjalan. (masih bisa berjalan). Kata masih sanggup

berjalan merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata masih bisa berjalan. Kata masih sanggup berjalan

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata masih bisa

berjalan yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

g. Ku kan selalu memujamu. (penyanyi/orang pertama akan selalu memuja

kekasihnya). Kata ku kan selalu merupakan bentuk makna denotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata aku akan tetap. Kata ku kan selalu

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata ku kan tetap

yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata memujamu merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata menyanjungmu.

Kata memujamu memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan

kata menyanjungmu yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

h. Meski ku tak tahu lagi. (meskipun penyanyi/orang pertama tidak tahu

lagi). Kata meski ku merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata walaupun aku. Kata meski ku memiliki nilai

rasa lebih halus dibandingkan dengan kata walaupun aku yang memiliki

nilai rasa lebih kasar. Kata tak tahu lagi merupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata tidak mengerti lagi. Kata

tak tahu lagi memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

tidak mengerti lagi yang memiliki nilai rasa lebih halus.

i. Engkau ada dimana. (kekasihnya berada dimana). Kata engkau ada

dimana merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata kamu ada dimana. Kata engkau ada dimana memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata kamu ada dimana yang

memiliki nilai rasa lebih halus.

j. Dengarkan aku. (penyanyi/orang pertama menyuruh kekasihnya untuk

mendengarkannya). Kata dengarkan aku merupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata dengarkan saya. Kata

dengarkan aku memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

dengarkan saya yang memiliki nilai rasa lebih halus.

Page 92: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

k. Kumerindukanmu, Saat aku mencoba. (penyanyi/orang pertama

merindukan kekasihnya setelah mencoba merindukannya). Kata

kumerindukanmu merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata aku rindu kamu. Kata kumerindukanmu memiliki

nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata aku rindu kamu yang

memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata saat aku mencoba merupakan bentuk

makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata saat ku coba. Kata

saat aku mencoba memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan

kata saat ku coba yang memiliki nilai rasa lebih halus.

l. Merubah segalanya. (merubah sermuanya). Kata merubah segalanya

merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata merubah semuanya. Kata merubah segalanya memiliki nilai rasa

lebih kasar dibandingkan dengan kata merubah semuanya yang memiliki

nilai rasa lebih halus

m. Saat aku meratapi kekalahanku. (saat penyanyi/orang pertama meratapi

kesalahannya). Kata saat aku merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata pada saat aku. Kata saat aku memiliki

nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata pada saat aku yang

memiliki nilai rasa lebih halus. Kata meratapi merupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata merasakan. Kata

meratapi memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

merasakan yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata kekalahanku

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata penderitaanku. Kata kekalahanku memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata penderitaanku yang memiliki nilai rasa lebih

kasar.

Diksi dari lirik lagu d’Masiv yang berjudul ”Merindukanmu” banyak

menggunakan makna konotatif.

Page 93: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

12. Judul lagu “tak pernah rela”

Terlambat aku masuki kehidupanmu Saat kau terjebak komersialnya nafsu Memang tak berguna untuk sesali yang tlah terjadi Reff Sekali lagi aku katakana ku tak pernah rela Biarkan tubuh dijamah mereka Sekali lagi aku katakan ku tak pernah rela Tapi kuterima kau apa adanya

a. Terlambat aku masuki kehidupanmu. (penyanyi/orang pertama terlambat

memasuki kehidupan kekasihnya itu). Kata terlambat aku masuki

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata sudah tak ada tempat lagi. Kata terlambat aku masuki memiliki nilai

rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata sudah tidak ada tempat lagi

yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata kehidupanmu merupakan

bentuk makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata hatimu.

Kata kehidupanmu memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan

kata hatimu yang memiliki nilai rasa lebih halus

b. Saat kau terjebak komersialnya nafsu. (saat kekasihnya terjebak

komersialnya nafsu). Kata saat kau merupakan bentuk makna denotatif

yang dipilih untuk menggantikan kata pada saat kau. Kata saat kau

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata pada saat kau

yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata terjebak merupakan bentuk

makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata masuk. Kata

terjebak memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata masuk

yang memiliki nilai rasa lebih halus

c. Memang tak berguna untuk sesali yang tlah terjadi.( tak ada gunanya

menyesali apa yang telah terjadi). Kata memang tak berguna merupakan

bentuk makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata memang

tak ada gunanya. Kata memang tak berguna memiliki nilai rasa lebih

kasar dibandingkan dengan kata memang tak ada gunanya yang memiliki

nilai rasa lebih halus. Kata untuk sesali merupakan bentuk makna

Page 94: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata untuk menyesali Kata

untuk sesali memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata

untuk menyesali yang memiliki nilai rasa lebih halus. Kata yang tlah

terjadi merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk

menggantikan kata yang tlah kita lakukan. Kata yang tlah terjadi

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata yang tlah kita

lakukan yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

d. Sekali lagi aku katakan ku tak pernah rela. (penyanyi/orang pertama

tidak pernah rela). Kata sekali lagi aku katakan merupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata sekali lagi aku bilang.

Kata sekali lagi aku ucapkan memiliki nilai rasa lebih halus

dibandingkan dengan kata sekali lagi aku ucapkan yang memiliki nilai

rasa lebih halus. Kata ku tak kan pernah rela merupakan bentuk makna

denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata aku tak kan bisa ikhlas.

Kata ku tak kan pernah rela memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan

dengan kata ku tak kan bisa ikhlas yang memiliki nilai rasa lebih kasar.

e. Biarkan tubuh dijamah mereka. (membiarkan tubuhnya dijamah orang

lain). Kata biarkan tubuh merupakan bentuk kata konotatif yang dipilih

untuk menggantikan kata biarkan diri ini. Kata biarkan tubuh memiliki

nilai rasa lebih kasar dibandingkan dengan kata biarkan diri ini yang

memiliki nilai rasa lebih halus. Kata dijamah mereka merupakan bentuk

makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan kata dihina mereka.

Kata dijamah mereka memiliki nilai rasa lebih kasar dibandingkan

dengan kata dihina mereka yang memiliki nilai rasa lebih halus

Sekali lagi aku katakan ku tak pernah rela. (sekali lagi penyanyi/orang

pertama katakan kalau tak kan pernah rela). Kata sekali lagi aku katakan

merupakan bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata sekali lagi aku bilang. Kata sekali lagi aku ucapkan memiliki nilai

rasa lebih halus dibandingkan dengan kata sekali lagi aku ucapkan yang

memiliki nilai rasa lebih halus. Kata ku tak kan pernah rela merupakan

bentuk makna denotatif yang dipilih untuk menggantikan kata aku tak

Page 95: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

kan bisa ikhlas. Kata ku tak kan pernah rela memiliki nilai rasa lebih

halus dibandingkan dengan kata ku tak kan bisa ikhlas yang memiliki

nilai rasa lebih kasar.

g. Tapi kuterima kau apa adanya. (tapi pengarang terima kekasihnya itu apa

adanya). Kata tapi ku terima merupakan bentuk makna denotatif yang

dipilih untuk menggantikan kata tapi ku mencintai. Kata tapi ku terima

memiliki nilai rasa lebih halus dibandingkan dengan kata tapi ku

mencintai yang memiliki nilai rasa lebih kasar. Kata apa adanya

merupakan bentuk makna konotatif yang dipilih untuk menggantikan

kata sepenuhnya. Kata apa adanya memiliki nilai rasa lebih kasar

dibandingkan dengan kata sepenuhnya yang memiliki nilai rasa lebih

halus.

Diksi dari lirik lagu d’Masiv yang berjudul ”Tak Pernah Rela” banyak

menggunakan makna denotatif.

� Hasil analisis diksi di atas dapat dilihat dengan jelas melalui tabel

berikut ini.

Tabel 2

Distribusi Frekuensi dan Presentase Penggunaan diksi dalam lirik

lagu d’Masiv

No Gaya Bahasa Frekuensi

Penggunaan

Data

(x)

Frekuensi

Relatif

Frekuensi

Absolut/

Presentase

x 100 %

1 Makna Konotatif 75 0,298 29,8%

2 Makna Denotatif 177 0,702 70,2%

252 100%

Page 96: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Keterangan

x = Banyaknya pemunculan jenis gaya bahasa dalam data

∑x = Total keseluruhan munculnya gaya bahasa

Terlihat dalam tabel di atas, bahwa penggunaan diksi yang bermakna

denotatif dalam lirik lagu d’Masiv sangat menonjol. Dari 252 data terdapat diksi

yang bermakna konotatif sebanyak 75 dan diksi yang bermakna denotatif

sebanyak 177. Diksi yang paling dominan adalah diksi yang bermakna denotatif

yaitu sebanyak 70,2%.

Hasil analisis liril lagu d’Masiv di atas menunjukkan bahwa dalam lirik-

lirik lagu tersebut banyak menggunakan diksi yang bermakna denotatif. Hal itu

terbukti bahwa yang paling dominan dipakai dalam lirik lagu d’Masiv tersebut

adalah diksi yang bermakna denotatif dengan hasil 70,2% yaitu 177 data yang

ditemukan dari 252 data. Tujuan pemakaian diksi yang bermakna lirik lagu pop

d’Masiv adalah agar pesan yang disampaikan mudah dipahami oleh semua lapisan

masyarakat. Hal ini selaras dengan landasan teori bahwa diksi merupakan salah

satu unsur yang ikut membangun keberadaan karya sastra berarti pemilihan kata

yang dilakukan oleh pengarang untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan

yang bergejolak dan menggejala dalam dirinya. Pemahaman terhadap penggunaan

diksi menjadi salah satu pemandu pembaca menuju pemahaman makna karya

sastra secara baik dan menyeluruh.

B. Gaya Bahasa dalam Lirik Lagu Pop d’Masiv

Gaya bahasa atau style menjadi bagian dari diksi atau pilihan kata yang

mempersoalkan cocok atau tidaknya pemakaian kata, frasa atau klausa tertentu

untuk menghadapi situasi tertentu. Persoalan gaya bahasa meliputi semua hirarki

keabsahan, pilihan kata secara individual, frasa, klausa dan lirik, bahkan

mencakup pula sebuah wacana secara keseluruhan. Gaya bahasa memungkinkan

kita dapat menilai pribadi, watak dan kemampuan seseorang yang

mempergunakan bahasa itu. Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula

Page 97: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

penilaian orang terhadapnya, semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin

buruk pula penilaian diberikan kepadanya.

Gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang merupakan gaya bahasa yang

tidak resmi. Gaya bahasa tidak resmi merupakan gaya bahasa yang dipergunakan

dalam bahasa standar, khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak

formal. Bentuknya tidak terlalu konservatif. Gaya ini biasanya dipergunakan

dalam karya-karya tulis, buku-buku pegangan, artikel-artikel mingguan atau

bulanan yang baik, dalam perkuliahan, editorial, kolumnis, dan sebagainya.

Singkatnya gaya bahasa tidak resmi adalah gaya bahasa yang umum dan normal

bagi kaum terpelajar. Menurut sifatnya, gaya bahasa tidak resmi dapat

memperlihatkan suatu jangka variasi, mulai dari bentuk informal yang paling

tinggi (yang sudah bercampur dan mendekati gaya resmi) hingga gaya bahasa

tidak resmi yang sudah bertumpang tindih dengan gaya bahasa percakapan kaum

terpelajar. Gaya bahasanya santai, sederhana dan mengalir. Pendengar di

tempatkan sebagai seolah-oleh si pelaku dalam lirik lagu tersebut. Oleh sebab itu

pendengar lebih mudah menangkap pesan yang terkandung di dalamnya. Dalam

kajian jenis-jenis gaya bahasa berikut ini akan diketahui majas-majas apa yang

terdapat di dalam lirik lagu Pop d’Masiv dalam Album Perubahan.

Penelitian gaya bahasa yang dipakai dalam lirik lagu D’Masiv setelah

dilakukan teknik analisis dokumen data yang diperoleh sebanyak 44 data, berupa

kalimat yang mengandung diksi yang terdiri dari 13 jenis gaya bahasa yang

dianalisis sebagai berikut.

1. Judul lagu ”aku percaya kamu”

Aku percaya kamu Melebihi apa yang orang katakan kepadamu Aku percaya kamu Tak peduli apa yang orang katakan tentang kamu Yang ku tahu kau slalu sejukkan hatiku Yang ku tahu kau slalu ada di saat ku membutuhkanmu Kau selalu ada di saat kau rapuh, disaat ku jatuh Aku percaya kamu Hidup ini tak kan berarti tanpa kau disisiku Aku percaya kamu Kau tak kan pernah berhenti tuk slalu mencintaiku

Page 98: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

a. Melebihi apa yang orang katakan kepadamu. Kalimat tersebut dapat

dikategorikan sebagai gaya bahasa hiperbola karena perkataannya terlalu

dilebih-lebihkan.

b. Yang ku tahu kau selalu sejukkan hatiku. Kalimat tersebut dapat

dikategorikan sebagai gaya bahasa hipalase karena yang sejuk itu

biasanya udara bukan hati. Maksud kalimat di atas ”yang kutahu kau

selalu menyenangkan hatiku”.

c. Kau selalu ada disaat kau rapuh, disaat ku jatuh. Kalimat tersebut dapat

dikategorikan sebagai gaya bahasa mesodiplosis yaitu pengulangan kata

”disaat” di tengah-tengah kalimat pada kalimat yang berurutan.

d. Hidup ini tak kan berarti tanpa kau disisiku. Kalimat tersebut

dikategorikan sebagai gaya bahasa litotes karena kalimat “ Hidup ini tak

kan berarti tanpa kau disisiku” merupakan penggambaran seseorang

dalam merendahkan diri. Pengarang kalimat di atas merasa bahwa tanpa

kekasihnya hidupnya tidak ada artinya.

e. Aku percaya kamu. Kau tak kan pernah berhenti tuk slalu mencintaiku.

Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa metafora karena

menyatakan sebab akibat. Sebabnya kekasihnya tidak akan pernah

berhenti mencintai pengarang dan akibatnya pengarang menjadi percaya

kepada kekasihnya.

Analisis gaya bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa

asonansi terdapat pada baris 1-6 dan pada baris 8-11 dengan ditandai huruf “u”

karena ada pengulangan bunyi vokal yang sama pada akhir tiap baris. Gaya

bahasa asonansi juga terdapat pada baris ke-7 dengan ditandai kata ”uh”. Gaya

bahasa hiperbola terdapat pada baris ke-2 yang melebih-lebihkan suatu ucapan.

Gaya bahasa hipalase terdapat pada baris ke-5 pada kata sejukkan hatiku, karena

yang sejuk itu biasanya udara bukan hati. Gaya bahasa simploke terdapat pada

baris ke-5 dan 6 “yang ku tahu kau slalu... .” karena terjadi pengulangan kata yang

sama pada awal baris. Gaya bahasa mesodiplosis terdapat pada baris no 7 yaitu

perulangan kata disaat ditengah-tengah kalimat pada kalimat yang berurutan.

Page 99: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Gaya bahasa litotes terdapat dalam kalimat hidup ini tak kan berarti tanpa kau

disisiku di baris ke-9 yang merupakan penggambaran orang yang merendahkan

diri.

2. Judul lagu ”cinta sampai disini”

Mencoba tuk pahami mencari celah hatimu Bila harus menangis aku kan menangis Namun air mata ini telah habis Segalanya telah ku berikan Tapi kau tak pernah ada pengerti Mungkin kita harus jalani Cinta memang cukup sampai disini Mencoba tuk rasuki menyentuh palung jiwamu Bila harus mengiba aku kan mengiba Namun rasa ini telah sampai di ujung lelahku

a. Mencoba tuk pahami mencari celah hatimu. Kalimat tersebut

dikategorikan sebagai gaya bahasa metafora karena kata celah hatimu

menggambarkan isi hati kekasihnya.

b. Bila aku menangis aku kan menangis. Kalimat tersebut dikategorikan

sebagai gaya bahasa repetisi karena ada perulangan kata yang dianggap

penting yang memberi penekanan pada sebuah konteks yang nyata yaitu

kata “menangis”.

c. Namun air mata ini telah habis. Kalimat tersebut dikategorikan sebagai

gaya bahasa hiperbola karena terasa melebih-lebihkan seakan-akan air

matanya sudah habis.

d. Mencoba tuk rasuki palung jiwamu. Kalimat tersebut dikategorikan

sebagai gaya bahasa Pleonasne atau Tautologi karena kata palung jiwamu

dirasa berlebihan yang berarti masuk ke dalam hatinya.

e. Bila harus mengiba aku kan mengiba. Kalimat tersebut dikategorikan

sebagai gaya bahasa repetisi karena ada perulangan kata yang dianggap

penting yang memberi penekanan pada sebuah konteks yang nyata yaitu

kata “mengiba”.

Page 100: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

f. Namun rasa ini telah sampai di ujung lelahku. Kalimat tersebut

dikategorikan sebagai gaya bahasa hiperbola karena kata “diujung

lelahku” dirasa terlalu berlebihan seakan-akan pengarang sudah capek.

Analisis gaya bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa

metafora terdapat pada baris ke-1 pada kata celah hatimu. Gaya bahasa repetisi

terdapat pada baris ke-2 dan baris ke-9 terdapat pada perulangan kata menangis

dan mengiba. Gaya bahasa hiperbola terdapat pada barus ke-3 yang terasa

melebih-lebihkan seakan-akan air matanya sudah habis. Gaya bahasa hiperbola

juga terdapat pada baris ke-10 yang melebih-lebihkan seakan-akan pengarang

sudah capek. Gaya bahasa Pleonasne atau Tautologi terdapat pada barus ke-8

karena kata palung jiwamu dirasa berlebihan yang berarti masuk ke dalam

hatinya. Gaya bahasa asonansi terdapat pada baris 5-7 dengan ditandai huruf “i”

karena ada pengulangan bunyi vokal yang sama pada akhir tiap baris.

3. Judul lagu “diantara kalian”

Ku akui ku sangat sangat menginginkanmu Tapi kusadar ku diantara kalian Aku tak mengerti ini semua harus terjadi Ku akui ku sangat sangat mengharapkanmu Tapi kini ku sadar Ku tak akan bisa Aku tak mengerti ini Semua harus terjadi Lupakan aku kembali padanya Aku bukan siapa-siapa untukmu Ku harus memilikimu slamanya

a. Tapi ku sadar ku diantara kalian. Kalimat tersebut dapat dikategorikan

sebagai gaya bahasa mesodiplosis yaitu pengulangan kata ”ku” di tengah-

tengah kalimat pada kalimat yang berurutan.

Berdasarkan analisis gaya bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa gaya

bahasa simploke terdapat pada baris ke-1, 4, 7, dan 12 “ku... .” karena terjadi

Page 101: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

pengulangan kata yang sama pada awal baris. Gaya bahasa mesodiplosis terdapat

pada baris ke-1 dan ke-4 yaitu pengulangan kata ”ku” di tengah-tengah kalimat

pada kalimat yang berurutan. Gaya bahasa asonansi terdapat pada baris ke-1, 5

dan 11 dengan ditandai huruf “u” karena ada pengulangan bunyi vokal yang sama

pada akhir tiap baris.

4. Judul lagu ”dilema”

Aku masih termenung ditengah kesepian Berharap sesuatu yang tak pasti Engkau sangat menjeratku Sungguh ku hanya inginkan hatiku yang tlah termiliki Iblis didalam dada ini trus mengusik keyakinanku Ku bertanya apakah kau bisa memiliki hatinya Aku merasa tenang saat kau mencoba Untuk selalu membayangkan wajahmu

a. Engkau sangat menjeratku. Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya

bahasa ironi. Kalimat ”engkau sangat menjeratku” menyatakan sebuah

sindiran yang ditujukan kepada kekasihnya.

b. Iblis didalam dada ini trus mengusik keyakinanku. Kalimat tersebut

dikategorikan sebagai gaya bahasa hiperbola karena dirasa berlebihan

dengan menyebut iblis dalam hatinya telah mengusik keyakinannya.

Analisis gaya bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa ironi

terdapat pada baris ke-3 pada kalimat engkau sangat menjeratku yang menyatakan

sindiran pada kekasihnya. Gaya bahasa hiperbola terdapat pada baris ke-5 karena

dirasa berlebihan dengan menyebut iblis dalam hatinya telah mengusik

keyakinannya. Gaya bahasa simploke terdapat pada baris ke-1 dan 7 “Aku... .”

karena terjadi pengulangan kata yang sama pada awal baris. Gaya bahasa asonansi

terdapat pada baris ke-3, 5 dan 8 dengan ditandai huruf “u” karena ada

pengulangan bunyi vokal yang sama pada akhir tiap baris.

Page 102: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

5. Judul lagu “lukaku”

Sebenarnya ku tak pernah ada rasa cinta Aku tak mengerti Seolah ku beri harapan yang pasti Membuatku dengan penuh keindahan Tanpa didasari cinta itu hadir Dan aku tak sanggup menghindari Kau berikan aku kesejukan Yang tak pernah aku rasakan sebelumnya Tapi ternyata kau ada yang memiliki Sungguh kau buatku kecewa Aku terluka melihatmu dengannya Sungguh ku ingin menyadari Ingin aku untuk melupakan bayanganmu Berhenti untuk mengejarmu

a. Kau berikan aku kesejukan. Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya

bahasa aliterasi karena adanya pemanfaatan bunyi yang sama pada kata

“berikan” dan “kesejukan”

b. Sungguh kau buatku kecewa. Kalimat tersebut dikategorikan sebagai

gaya bahasa ironi yang menyatakan sebuah sindiran dengan maksud

kekasihnya telah membuat pengarang kecewa.

c. Aku terluka melihatmu dengannya. Kalimat tersebut dikategorikan

sebagai gaya bahasa metonimia karena susunan kalimat tersebut

menyatakan sebab akibat. Sebabnya melihat kekasihnya dengan orang

lain, akibatnya pengarang menjadi terluka.

d. Ingin aku melupakan bayangmu. Kalimat di atas dikategorikan sebagai

gaya bahasa pars pro toto karena kata “bayangmu” sudah mewakili

keseluruhan yaitu kata “kamu (kekasih pengarang)”.

e. Berhenti untuk mengejarmu. Kalimat tersebut dapat dikategorikan

sebagai gaya bahasa litotes karena kalimat “berhenti untuk mengejarmu”

merupakan penggambaran seseorang yang merendahkan diri. Pengarang

merasa sudah putus asa.

Analisis gaya bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa

aliterasi terdapat pada baris ke-7 karena ada pemanfaatan bunyi yang sama pada

Page 103: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

kata ”berikan” dan “kesejukan”. Gaya bahasa ironi terdapat pada baris ke-10

yang menyatakan sebuah sindiran dengan maksud kekasihnya telah membuat

pengarang kecewa. Gaya bahasa metonimia terdapat pada baris ke-11 karena

susunan kalimat tersebut menyatakan sebab akibat. Sebabnya melihat kekasihnya

dengan orang lain, akibatnya pengarang menjadi terluka. gaya bahasa pars pro

toto terdapat pada baris ke-13 karena kata “bayangmu” sudah mewakili

keseluruhan yaitu kata “kamu (kekasih pengarang)”. gaya bahasa litotes terdapat

pada baris ke-14 karena kalimat “berhenti untuk mengejarmu” merupakan

penggambaran seseorang yang merendahkan diri. Pengarang merasa sudah putus

asa.

6. Judul lagu “sebelah mata”

Mungkin aku tak berarti di hidupmu Kau selalu memandangku dengan sebelah matamu Kau memang pernah membuatku berdecak kagum Tapi kelakuanmu itu buatku hilang selera A…a…..a….tak ada harganya lagi dimataku u…u…uuu A…a….aaa…menyesal itu yang engkau dapatkan Aku hanya ingin kamu bisa mengerti Ku tak kan tinggal diam menyikapi apa yang telah kau perbuat Selalu rendahkan aku

a. Mungkin aku tak berarti dihidupmu. Kalimat tersebut dikategorikan

sebagai gaya bahasa litotes karena kalimat “mungkin aku tak berarti di

hidupmu” merupakan penggambaran seseorang dalam merendahkan diri.

Pengarang dalah kalimat tersebut merasa bahwa dia tak ada artinya di

mata kekasihnya.

b. Kau selalu memandangku dengan sebelah matamu. Kalimat tersebut

dapat dikategorikan sebagai gaya bahasa metafora. Sebelah mata berarti

memandang dari sisi luarnya saja. Bukan dari hatinya.

c. A…a…a…tak ada harganya lagi dimataku u…u…uuu. Kalimat tersebut

dapat dikategorikan sebagai gaya bahasa litotes karena kalimat

“a…a…a…tak ada harganya lagi dimataku u…u…uuu” merupakan

Page 104: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

penggambaran seseorang yang merendahkan diri. Maksud kalimat

tersebut adalah kekasihnya tak ada harganya lagi dimata pengarang.

Analisis gaya bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa litotes

terdapat pada baris ke-1 karena kalimat “mungkin aku tak berarti di hidupmu”

merupakan penggambaran seseorang dalam merendahkan diri. Pengarang dalah

kalimat tersebut merasa bahwa dia tak ada artinya di mata kekasihnya. gaya

bahasa metafora terdapat pada baris ke-2 kata Sebelah mata berarti memandang

dari sisi luarnya saja. Bukan dari hatinya. gaya bahasa litotes terdapat pada baris

ke-5 karena kalimat “a…a…a…tak ada harganya lagi dimataku u…u…uuu”

merupakan penggambaran seseorang yang merendahkan diri. Maksud kalimat

tersebut adalah kekasihnya tak ada harganya lagi dimata pengarang.

7. Judul lagu “cinta ini membunuhku”

Kau membuat ku berantakan Kau membuat ku tak karuan Kau membuat ku tak berdaya Kau menolakkku acuhkan diriku Bagaimana caranya untuk Meruntuhkan kerasnya hatimu Ku sadari ku tak sempurna Ku tak seperti yang kau inginkan Kau hancurkan aku dengan sikapmu Tak sadarkah kau telah menyakitiku Lelah hati ini meyakinkanmu Cinta ini membunuhku

a. Kau membuat ku berantakan. Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya

bahasa metonomia karena menyatakan sebab akibat. Yang berarti

kekasihnya yang menyebabkan hidup pengarang berantakan.

b. Kau membuat ku tak karuan. Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya

bahasa metonomia karena menyatakan sebab akibat. Yang berarti

kekasihnya yang menyebabkan hidup pengarang tak karuan.

Page 105: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

c. Meruntuhkan kerasnya hatimu. Kalimat tersebut dikategorikan sebagai

gaya bahasa metafora karena kata kerasnya hatimu menggambarkan

orang yang tidak mau mengalah.

d. Kau hancurkan aku dengan sikapmu. Kalimat tersebut dikategorikan

sebagai gaya bahasa ironi karena kalimat tersebut menyinsir kekasihnya

kalau dia telah menghandurkan hidup pengarang.

e. Lelah hati ini meyakinkanmu. Kalimat tersebut dikategorikan sebagai

gaya bahasa hiperbola karena melebih-lebihkan seakan-akan hatinya

sudah lelah.

f. Cinta ini membunuhku. Kalimat tersebut di atas dapat dikategorikan

sebagai gaya bahasa hiperbola karena cinta tidak akan bisa membunuh.

Analisis gaya bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa

metonomia terdapat pada baris ke-1 dan ke-2 karena menyatakan sebab akibat.

Yang berarti kekasihnya yang menyebabkan hidup pengarang berantakan dan tak

karuan. gaya bahasa metafora terdapat pada baris ke-5 karena kata kerasnya

hatimu menggambarkan orang yang tidak mau mengalah. gaya bahasa ironi

terdapat pada baris ke-9 karena kalimat tersebut menyindir kekasihnya kalau dia

telah menghandurkan hidup pengarang. gaya bahasa hiperbola terdapat pada baris

ke-11 karena cinta tidak akan bisa membunuh.

8. Judul lagu “dan kamu”

Rasa gundah yang kini melanda perlahan pergi Rasa sakit yang terus menghujam perlahan sirna Ku rasa tenang saat ku bayangkan wajahmu Dan kamu mengisi hatiku yang kosong Dan kamu warnai hidupku yang sepi Rasa perih yang dulu menyiksa perlahan hilang Rasa Bahagia yang kurasakan saat mengenalmu

a. Rasa gundah yang kini melanda perlahan pergi. Kalimat tersebut

dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena perlahan pergi

menggambarkan benda mati yang tidak bernyawa tetapi memiliki sifat

kemanusiaan.

Page 106: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

b. Rasa sakit yang terus menghujam perlahan sirna. Kalimat tersebut dapat

dikategorikan sebagai gaya bahasa hipalase karena pada kata rasa sakit

yang menghujam, biasanya yang menghujam adalah belati atau senjata

tajam.

c. Ku rasa tenang saat ku bayangkan wajahmu. Kalimat tersebut

dikategorikan sebagai gaya bahasa repetisi karena ada perulangan kata

yang dianggap penting yang memberi penekanan pada sebuah konteks

yang nyata yaitu kata “ku”.

d. Dan kamu mengisi hatiku yang kosong. Kalimat tersebut dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena kosong biasanya pada ruangan.

Sehingga pada hatiku yang kosong merupakan bahasa kiasan yang

menggambarkan benda-benda mati.

e. Dan kamu warnai hatiku yang sepi. Kalimat tersebut dikategorikan

sebagai bahasa personifikasi yang diwarnai seharusnya bukan hatiku

namun kertas.

f. Rasa perih yang dulu menyiksa perlahan hilang. Kalimat tersebut

dikategorikan sebagai gaya bahasa repetisi karena mengulang pengunaan

kata atau kelompok kata tertentu.

Analisis gaya bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa

personifikasi terdapat pada baris ke-1 dan baris ke-2 hipalase karena pada kata

rasa sakit yang menghujam, biasanya yang menghujam adalah belati atau senjata

tajam. Gaya bahasa repetisi terdapat pada baris ke-3 karena ada perulangan kata

yang dianggap penting yang memberi penekanan pada sebuah konteks yang nyata

yaitu kata “ku”. gaya bahasa metafora terdapat pada baris ke-4. Personifikasi pada

baris ke-5 dan 6, karena kosong biasanya pada ruangan. Sehingga pada hatiku

yang kosong merupakan bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati.

Dan kamu warnai hatiku yang sepi. Kalimat tersebut dikategorikan sebagai bahasa

personifikasi yang diwarnai seharusnya bukan hatiku namun kertas.

Page 107: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

9. Judul lagu ”diam tanpa kata”

Kau diam tanpa kata Kau seolah jenuh padaku Ku ingin kau bicara Katakan saja apa salahku Sungguh aku tak mengerti apa yang telah terjadi Dan ku tak ingin engkau pergi jauh dari hidupku Kau tak kan pernah sadari Betapa ku mencintaimu Kau yang selalu aku banggakan Ku ingin kau bicara Katakan saja apa maumu Lihat aku coba kau mengerti ini semua bisa teratasi Resapilah semua yang pernah kita lakukan Kau tak kan pernah sadari (mengerti) Betapa ku mencintaimu (menyayangimu) Kau yang selalu aku banggakan (inginkan) a. Kau diam tanpa kata. Kalimat tersebut dapat dikategorikan sebagai gaya

bahasa metafora bahasa kiasan sejenis perbandingan namun tidak

menggunakan kata pembanding. Di sini perbandingan dilakukan secara

langsung tanpa kata sejenis bagaikan, ibarat, laksana, dan semacamnya.

b. Resapilah semua yang pernah kita lakukan. Kalimat tersebut

dikategorikan sebagai gaya bahasa metafora karena kata resapilah

menggantikan kata bayangkan. Pengarang menyuruh kekasihnya untuk

membayangkan semua yang pernah terjadi antara pengarang dan

kekasihnya.

Analisis gaya bahasa pada lirik lagu di atas menunjukkan bahwa gaya

bahasa Anastrof terdapat pada baris ke-1 karena penekanan makna dilakukan

dengan pembalikan susunan yang lazim dipakai dalam tanpa kalimat. Seorang

yang diam memang tidak mengeluarkan kata-kata. gaya bahasa metafora terdapat

pada baris ke-13 karena kata resapilah menggantikan kata bayangkan. Pengarang

menyuruh kekasihnya untuk membayangkan semua yang pernah terjadi antara

pengarang dan kekasihnya.

Page 108: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

10. Judul lagu ”ilfil (manusia tak berharga)”

Kau buat dirimu akan paling sempurna Dan kau tak tahu apa yang kau pikirkan, yang kau inginkan Dan akhirnya sgalanya telah terungkap semua Kau tak lebih dari manusia tak berharga aku terluka Nafas benci ku terlahir Saat kemunafikan dirimu terungkapkan Jangan pikir aku akan bersedih Meski kau tlah khianati cintaku yang terdalam Kau sakiti aku, khianati aku a. Kau buat dirimu akan paling sempurna. Kalimat tersebut dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena bahasa kiasan sejenis

perbandingan namun tidak menggunakan kata pembanding. Di sini

pengarang mganggap kekasihnya bagaikan orang yang sempurna.

b. Kau tak lebih dari manusia biasa aku terluka. Kalimat tersebut

dikategorikan sebagai gaya bahasa metafora karena kau dibandingkan

dengan manusia biasa. Manusia biasa dapat diartikan seorang yang

biasa.

c. Nafas benci ku terlahir. Kalimat tersebut dapat dikategorikan sebagai

gaya bahasa hipalase karena yang yang merasa benci adalah hati bukan

nafas.

Gaya bahasa metafora terdapat pada baris ke-3 dan ke-4 lagu D’Masiv

yang berjudul ”Ilfil Manusia Tak Berharga” karena kata terungkap

menggambarkan semuanya telah terbukti dan karena kata kau dibandingkan

dengan manusia biasa. Manusia biasa dapat diartikan seorang yang biasa. gaya

bahasa hipalase terdapat pada baris ke-5 karena yang yang merasa benci adalah

hati bukan nafas.

11. Judul lagu ”merindukanmu”

Saat kau tertawa di atas semua Saat kau menangisi kesedihanku Aku ingin engkau selalu ada Aku ingin engkau aku kenang Selama aku masih bisa bernafas

Page 109: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Masih sanggup berjalan Ku kan selalu memujamu Meski ku tak tahu lagi Engkau ada dimana Dengarkan aku Kumerindukanmu Saat aku mencoba Merubah segalanya Saat aku meratapi Kekalahanku a. Saat kau tertawa diatas semua. Kalimat tersebut dapat dikategorikan

sebagai gaya bahasa ironi yang menyatakan sindiran telah menertawakan

kondisi pengarang.

b. Saat aku meratapi kekalahanku. Kalimat tersebut dikategorikan sebagai

gaya bahasa paradoks karena kalimat “saat aku meratapi kekalahanku”

karena pernyataan tersebut mengandung kontras/pertentangan, namun

ternyata mengandung kebenaran, hal ini menggambarkan pengarang

benar-benar sedih atas kekalahannya.

Analisis gaya bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa ironi

terdapat pada baris ke-1 yang menyatakan sindiran telah menertawakan pengarang

di depan orang banyak. gaya bahasa paradoks terdapat pada baris ke-14 pada

kalimat “saat aku meratapi kekalahanku” karena pernyataan tersebut

mengandung kontras/pertentangan, namun ternyata mengandung kebenaran.

12. Judul lagu ”tak pernah rela”

Terlambat aku masuki kehidupanmu Saat kau terjebak komersialnya nafsu Memang tak berguna untuk sesali yang tlah terjadi Sekali lagi aku katakana ku tak pernah rela Biarkan tubuh dijamah mereka Sekali lagi aku katakan ku tak pernah rela Tapi kuterima kau apa adanya a. Terlambat aku masuki kehidupanmu. Kalimat tersebut dikategorikan

sebagai gaya bahasa litotes karena kalimat ”terlambat aku masuki

kehidupanmu” merupakan penggambaran seseorang yang menyesali diri.

Sudah tidak ada ruang di hati kekasihnya untuk pengarang.

Page 110: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

b. Saat kau terjebak komersialnya nafsu. Kalimat tersebut termasuk gaya

bahasa hiperbola karena terlalu membesar-besarkan. Seakan-akan tidak

bisa keluar dari nafsu yang tinggi.

c. Biarkan tubuh dijamah mereka. Kalimat tersebut dikategorikan sebagai

gaya bahasa litotes yeng menggambarkan seseorang yang diri. Dalam

kalimat diatas pengarang tidak peduli kalau dihina orang banyak.

Analisis gaya bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa litotes

terdapat pada baris no-1 pada kalimat ”terlambat aku masuki kehidupanmu”

karena merupakan penggambaran seseorang yang merendahkan diri. Sudah tidak

ada ruang di hati kekasihnya untuk pengarang. gaya bahasa hiperbola terdapat

pada baris ke-2 karena terlalu membesar-besarkan. Seakan-akan tidak bisa keluar

dari nafsu yang tinggi. gaya bahasa litotes terdapat pada baris ke-5 yeng

menggambarkan seseorang yang merendahkan diri. Dalam kalimat tersebut

pengarang tidak peduli kalau dihina orang banyak.

� Hasil analisis gaya bahasa di atas dapat dilihat dengan jelas melalui

tabel berikut ini.

Tabel 3

Distribusi Frekuensi dan Presentase Penggunaan Gaya Bahasa dalam

Lirik Lagu D’Masiv

No Gaya Bahasa Frekuensi Penggunaan Data

(x)

Frekuensi Relatif

Frekuensi Absolut/

Presentase x 100 %

1 Hiperbola 7 0,159 15,9%

2 Hipalase 3 0,068 6,8%

3 Mesodiplosis 2 0,045 4,5%

4 Litotes 6 0,136 13,6%

5 Metafora 8 0,181 18,1%

Page 111: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

6 Repetisi 4 0,090 9%

7 Pleonasme 1 0,022 2,2%

8 Pars Prototo 1 0,022 2,2%

9 Metonimia 3 0,068 6,8%

10 Ironi 4 0,090 9%

11 Aliterasi 1 0,022 2,2%

12 Personifikasi 3 0,068 6,8%

13 Paradoks 1 0,022 2,2%

44 100%

Keterangan

x = Banyaknya pemunculan jenis gaya bahasa dalam data

∑x = Total keseluruhan munculnya gaya bahasa

Berdasarkan tabel di atas, gaya bahasa yang paling menonjol adalah gaya

bahasa metafora. Dari 44 data terdapat 7 hiperbola, 3 hipalase, 2 mesodiplosis, 6

litotes, 8 metafora, 4 repetisi, 1 pleonasme, 1 pars prototo, 3 metonimia, 4 ironi, 1

aliterasi, 3 personifikasi dan 1 paradoks. Gaya bahasa yang paling dominan dalam

lirik lagu D’Masiv adalah gaya bahasa metafora yaitu sebanyak 18,1%.

Hasil analisis lirik lagu D’Masiv di atas menunjukkan bahwa banyak

digunakan gaya bahasa metafora pada lirik lagu tersebut. Hal ini terbukti bahwa

yang paling dominan dipakai dalam lirik lagu tersebut adalah gaya bahasa

metafora dengan hasil 18,1% yaitu 8 data ditemukan dari 44 data. Tujuan

pemakaian gaya bahasa metafora dalam lirik lagu D’Masiv yaitu agar dapat

menimbulkan suasana yang sesuai dengan isi lagu. Hal ini selaras dengan kajian

teori bahwa gaya bahasa metafora adalah bahasa kiasan yang memperlihatkan

gejala bahsa suatu arti tertentu dialihkan kepada suatu hal yang lain. Peralihan arti

itu dapat terjadi bila apa yang dikatakan dan apa yang sebetulnya dimaksudkan

Page 112: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

dapat dikaitkan satu dengan yang lain. Selain itu perbandingan dalam metafora

tidak disertai dengan kemunculan kata-kata penghubung.

Page 113: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan kajian teori, hasil analisis dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis diksi tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam lirik

lagu D’Masiv digunakan dua diksi yaitu diksi yang bermakna konotatif dan

diksi yang bermanka denotatif. Diksi yang paling dominant dipakai dalam

lirik lagu D’Masiv adalah diksi yang bermakna denotatif. Hal ini terlihat dari

252 data terdapat 177 data atau 70,2% diksi yang bermakna denotatif dan 75

data atau 29,8% diksi yang bermakna konotatif. Tujuan pemakaian diksi yang

bermakna dalam lagu pop D’Masiv adalah agar pesan yang disampaikan

mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat.

2. Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa dapat disimpulkan bahwa dalam lirik

lagu D’Masiv digunakan beberapa gaya bahasa. Gaya bahasa tersebut antara

lain : hiperbola, hipalase, mespdiplosis, litotes, metafora, repetisi, pleonasme,

pars prototo, metonimia, ironi, aliterasi, personifikasi dan paradoks. Gaya

bahasa yang paling dominan dipakai dalam lirik lagu tersebut adalah gaya

bahasa metafora dengan hasil 18,1% yaitu 8 data ditemukan dari 66 data.

Tujuan pemakaian gaya bahasa metafora dalam lirik lagu D’Masiv yaitu agar

dapat menimbulkan suasana yang sesuai dengan isi lagu.

B. Implikasi

Penelitian ini memiliki implikasi terhadap aspek lain yang relevan dan

memiliki hubungan positif. Implikasi tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Implikasi teoretis

a. Membuka wawasan yang berkaitan dengan pendalaman materi diksi dan

gaya bahasa khususnya lirik lagu.

b. Membuka peluang dilakukannya penelitian-penelitian tentang diksi dan

gaya bahasa.

99

Page 114: DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU …eprints.uns.ac.id/6090/1/209381311201104371.pdfDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP D’MASIV SKRIPSI Oleh: Praja Aribawa X1206041 FAKULTAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

2. Implikasi praktis

Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan

penelitian diksi dan gaya bahasa, sehingga peneliti lain akan termotifasi untuk

melakukan penelitian tentang diksi dan gaya bahasa pada lirik lagu.

C. Saran

1. Pengarang lagu hendaknya lebih kreatif dalam membuat lirik lagu sehingga

akan diperoleh diksi dan gaya bahasa yang lebih bervariasi dan pesan yang

disampaikan dalam lagu mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat.

2. Pengarang lagu hendaknya menggunakan variasi gaya bahasa yang lebih

kreatif sehingga lirik lagu yang dihasilkan lebih baik dan tidak monoton.