Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu
-
Upload
nuriarizkaisfandhani -
Category
Documents
-
view
602 -
download
1
description
Transcript of Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu
1
BENTUK DAN MAKNA KRITIK SOSIAL DALAM
LIRIK LAGU SLANK
SKRIPSI
OLEH :
RIDWAN SUGIWARDANA NIM 120810129
DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
2
BENTUK DAN MAKNA KRITIK SOSIAL DALAM
LIRIK LAGU SLANK
SKRIPSI
OLEH :
RIDWAN SUGIWARDANA NIM 120810129
DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
3
BENTUK DAN MAKNA KRITIK SOSIAL DALAM
LIRIK LAGU SLANK
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Humaniora Departemen Sastra Indonesia pada
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga
OLEH:
RIDWAN SUGIWARDANA
NIM 120810129
DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
4
Skripsi ini telah disetujui untuk diuj ikan
Surabaya, 14 Februari 2014
Oleh
Dosen Pembimbing,
Dra. Sri Ratnawati , M.Si
NIP. 195708161986042001
Mengetahui
Ketua Departemen Sastra Indonesia
Dra. Dwi Handayani, M.Hum
NIP. 19670216199203200
DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan dewan penguji
5
Surabaya, 17 Februari 2014
KOMISI PENGUJI SKRIPSI
Ketua
Dr. I.B.Putera Manuaba, Drs., M.Hum
NIP 19640801990021001
Anggota
Bramantio, S.S., M.Hum
NIP 198105042008121002
Dra. Sri Ratnawati , M.Si
NIP 195708161986042001
6
“ Seseorang yang suka melakukan hal gila itu tidak menganggap
sesuatu yang harus bekerja itu mencari uang. Akan tetapi
menganggap kegilaan tidak mendapat uang itu adalah suatu
proses untuk terus mewujudkan mimpi akhir yang tanpa batas
dan tidak ternilai harganya “
Insipirasi oleh Thomas Alfa dan Steve Jobs
7
` PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa dalam skripsi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di sebuah
Perguruan Tinggi mana pun, dan dalam bagian-bagian naskah skripsi yang saya buat
tidak terdapat karya atau pendapat orang lain, kecuali yang memang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surabaya, 08 Februari 2014 Juni
2008
Ridwan Sugiwardana
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT beserta Rasulullah Nabi besar
Muhammad SAW atas segala nikmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Humaniora di UNAIR Fakultas Ilmu Budaya
Surabaya. Peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing
Ibu Sri Ratnawati ,M.Si yang sudah mengupayakan agar selesai serta lulus dan
terimaksih kepada Ibu Dra. Dwi Handayani M. Hum yang mengingatkan saya
untuk menyelesaikan skripsi ini. Serta tidak lupa terima kasih kepada para dosen
penguji sidang yang saya hormati Bapak Dr. I.B.Putera Manuaba, Drs., M.Hum
dan Bapak Bramantio, S.S., M.Hum. Penghargaan tertinggi juga peneliti
sampaikan pada seluruh dosen Sastra Indonesia FIB Universitas Airlangga.
Peneliti juga tidak lupa mengucapkan banyak terimaksih kepada istri
tercinta Nuria Rizka yang rela menemani setiap malam dan berbagi kata dalam
menyelesaikan skripsi ini serta anak tercinta Zilla yang selalu menghibur. Terima
kasih untuk sahabat saya Inod yang sudi memberi referensi buku sosiologi sastra
dan berbincang seputar sejarah SLANK. Penghargaan yang tulus peneliti ucapkan
kepada teman-teman sastra Indonesia 2008 atas semangat dan motivasinya.
Terima kasih yang tiada batas dengan semua pengertiannya,
ketulusannya dan doanya untuk mama dan papa tercinta dan semua keluarga yang
selalu memberi dukungan semangat dan masukan positif untuk ke depannya.
Penulis
9
ABSTRAK
Slank adalah sebuah band yang telah berdiri pada tahun 1983
hingga saat ini masih menampakkan keeksisannya dan tetap konsisten
mengusung karya-karya bertemakan kritik sosial.
Kritik sosial ini tidak bisa lepas dari konteks historis dan keadaaan
sosial masyarakat yang sedang terjadi. Penulis menganggap kritik sosial
yang disampaikan oleh Slank dalam karya-karyanya ini sebagai suatu
fenomena yang menarik dan layak untuk ditelaah lebih dalam, maka dari
itu penulis memilih lima lirik lagu kontroversial Slank yang berjudul
“Gosip Jalanan”, “Seperti Para Koruptor”, “Lapindo”, “Cekal”, dan
“Bang-bang Tut” sebagai objek dari penelitian ini.
Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dan puisi satir
serta teori sosiologi sastra oleh Djoko Damono Sapardi, penulis
membedah kajian penelitian ini untuk mendapatkan jawaban atas
permasalahan bagaimanakah bentuk dan makna kritik sosial yang terdapat
dalam lima lirik lagu Slank. Pada akhirnya tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui maksud dan pemahaman makna lirik lagu serta
penyampaiannya dalam bentuk kritik sosial yang ada pada karya sastra
dalam hal ini lirik-lirik lagu Slank tersebut.
Kata-kata kunci: Slank, Sosiologi sastra, Kritik sosial, Lirik lagu, Puisi
Satir.
10
DAFTAR ISI
Halaman Judul Luar ........................................................................................ i
Halaman Judul Dalam ..................................................................................... ii
Halaman Prasyarat Gelar ................................................................................ iii
Halaman Persetujuan ...................................................................................... iv
Halaman Penetapan Penguji ........................................................................... v
Kata Pengantar ................................................................................................ vii
Halaman Pernyataan ....................................................................................... viii
Abstrak ............................................................................................................ ix
Daftar Isi ......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ...................................................................................... 7
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 8
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 8
1.4.1 Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
1.4.2 Manfaat Penelitian ....................................................................... 9
1.5 Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 9
1.6 Landasan Teori ........................................................................................ 11
1.6.1 Teori Pendekatan Sosiologi Sastra Menurut Sapardi ................... 13
1.7 Metode Penelitian .................................................................................... 14
1.8 Metode Analisis Data ............................................................................... 16
1.9 Sistematik Penyajian ................................................................................ 17
BAB II PERJALANAN KARIR SLANK
2.1 Sisi Slank ................................................................................................. 18
2.1.2 Reformasi Slank ........................................................................... 20
2.1.3 Album Slank ................................................................................ 21
2.2 Konteks Sosial Pengarang ......................................................................... 26
2.2.1 Lirik Lagu Sebagai Cermin Realitas Sosial ................................. 32
2.2.2 Fungsi Lirik Lagu ......................................................................... 33
BAB III BENTUK DAN MAKNA KRITIK SOSIAL
3. 1 Bentuk Kritik Sosial ................................................................................. 35
3.1.1 Kritik Ketidakadilan ...................................................................... 36
3.1.2 KritikKorupsi ................................................................................ 41
3.1.3 Kritik Kondisi Lingkungan ........................................................... 43
BAB IV SIMPULAN
4. 1 Simpulan ................................................................................................ 47
4. 2 Saran ...................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 49
11
LAMPIRAN ................................................................................................... 52
Transkrip Lirik Lagu Gosip Jalanan ............................................................... 52
Transkrip Lirik Lagu Cekal ............................................................................. 54
Transkrip Lirik Lagu Bang-Bang Tut ............................................................. 55
Transkrip Lirik Lagu Seperti Para Koruptor ................................................... 56
Transkrip Lirik Lagu Lapindo ........................................................................ 58
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang
bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya suatu sistem sosial.
Kritik sosial terdiri dari dua istilah yakni dari kata kritik dan sosial. Dalam
pengertian kamus besar Bahasa Indonesia di jelaskan bahwa kritik ialah suatu
kecaman atau tanggapan serta uraian dan pertimbangan baik buruk suatu hasil
karya, pendapat dan sebagainya (1996:359). Pengertian sosial memiliki arti
berteman, bersama, berserikat, yang bermaksud untuk mengerti kejadian-kejadian
dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, untuk dapat berusaha
mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama.
Seiring perkembangan zaman, kritik sosial politik bisa dilayangkan
dengan cara dan bentuk pusparagam, salah satunya adalah dengan menggunakan
media seni dan sastra. Media seni dan sastra sendiri sejatinya sudah lama
dijadikan media untuk melayangkan kritik perlawanan atas kemapanan dan
penindasan yang dilakukan oleh elit penguasa. Pada umumnya, kritik dan
perlawanan yang muncul dalam media musik, seni rupa dan sastra sulit untuk
dipahami makna kritiknya.
Di dalam ranah penelitian sastra, kritik sosial sangat berperan penting
dalam mempertimbangkan baik buruk hasil karya sastra tersebut. Menurut
Sawardi (Sawardi, 1974:2), kritik berarti menyodorkan kenyataan secara penuh
13
tanggung jawab dengan tujuan agar orang yang bersangkutan mengadakan
perbaikan diri. Sastra pada umumnya menampilkan gambaran kehidupan sosial
tertentu. Kenyataan sosial yang ditampilkan oleh pengarang dalam karyanya dapat
merubah nilai-nilai kehidupan pembaca atau dalam fungsi ini Sawardi (1974:2)
menyatakan bahwa sastra dapat dijadikan sebagai sarana kritik sosial. Sastra
berada di tengah masyarakat yang muncul karena desakan-desakan emosional
atau rasional dari masyarakat. Sastra mencerminkan persoalan sosial yang ada
dalam masyrakat dan pengarang memiliki taraf kepekaan yang tinggi dalam
menerjemahkan sosial dilingkungan tersebut. Karya sastra juga mencerminkan
kritik sosial yang barangkali tersembunyi (Damono, 1983:22)
Seperti yang ada dalam dunia musik Indonesia, khazanah kritik sosial
dalam lirik lagu pada dekade 80-an mengigatkan kita akan nama besar Iwan Fals.
Sebagai seorang musisi, Iwan Fals identik dan lebih dikenal sebagai musisi ‘solo’
yang kritis terhadap rezim kekuasaan saat itu. Sedangkan di dekade 90-an, band
seperti Slank merupakan salah satu band yang mengikuti jejak Iwan Fals sebagai
musisi yang kritis terhadap realitas sosial.
Slank merupakan salah satu kelompok musik yang menerjemahkan
realitas sosial, politik, budaya, alam, dan dunia pendidikan yang kerab melanda
bangsa Indonesia dengan bahasa anak muda yang dituangkan ke dalam musik ala
Slank. Perpaduan musik Pop, Blues, Reggae, dan Rock n’ Roll menjadi ciri musik
Slank dan tidak cengeng. Selanjutnya, Slank lebih menawarkan musik yang
sederhana, tidak cengeng, dan kritis terhadap suatu hal, mulai dari pesan kritik,
sindiran, dan pesan moral yang kerap mereka lontarkan. Lagu Slank memang
14
banyak berkisar pada lagu yang mengedepankan pesan kritik sosial. Tidak heran
ketika Slank mendapat predikat sebagai salah satu band yang konsisten terhadap
permasalahan sosial. Mereka membiarkan kebebasan berekspresinya, karena apa
yang mereka tuangkan dalam lirik lagu adalah pemberontakan terhadap realitas
keseharian yang mereka alami.
Dalam lirik lagu Slank memang sarat dengan pesan kritik sosial yang
mengarah pada suatu aktivitas kehidupan dengan mengusung suatu tema. Seperti
halnya dalam tema ‘korupsi’ yang terdapat dalam lirik lagu “Seperti Para
Koruptor” (album The Big Hip, 2008)
Hidup sederhana
Gak punya apa-apa tapi banyak cinta
Hidup bermewah-mewahan
Punya segalanya tapi sengsara
Seperti para koruptor
Suatu lirik ‘sindiran’ yang mengkritik para ‘koruptor’ di dalam kalangan
hidup menengah ke atas. Selain lirik lagu diatas, adapula jenis lirik lagu lainnya
yang mengusung dengan bentuk ‘sindiran’ seperti, “Gosip Jalanan, Cekal, Bang-
bang Tut, dan Lapindo”. Lagu-lagu inilah yang menjadi objek pembahasan dalam
penelitian ini. Kelima lirik lagu diatas merupakan hasil pemilihan dari masing-
masing album Slank yang sebagian mengusung tema kritik sosial. Ada pun juga
tema lirik lagu lain yang berbicara tentang cinta, seperti lagu “Mawar Merah,
Terlalu Manis, Ku Tak Bisa, Yang Manis dan sebagainya”.
Lirik lagu merupakan suatu hasil interpretasi seorang pengarang dalam
memandang sebuah fenomena yang terjadi pada saat itu. Fenomena tersebut tidak
hanya dipahami sebagai pemahaman atas sosiologi masyarakatnya, tetapi hal lain
15
yang lebih abstrak; misalnya dalam segi aspek psikologisnya dan ide
pemikirannya, bahkan kedinamisan makna definitif musik dari masa ke masa
dapat digunakan sebagai referensi untuk karya sastra selanjutnya. Karya lirik lagu
yang dapat dikatakan baik selalu bersifat relatif; kohesif antara objek observasi
pengarang dan selera pembaca dalam memaknai karya tersebut
(Ricoeur 2006:14).
Bahasa yang digunakan dalam lirik lagu sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan bahasa puisi. Definisi lirik atau syair lagu juga dapat dianggap sebagai
bentuk puisi. Hal serupa juga diuraikan oleh Jan van Luxemburg (1989) yaitu
definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra, akan
tetapi juga mencakup ungkapan yang bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-
semboyan politik, syair-syair lagu pop dan doa. Menurut Semi (1998:106)
mengatakan bahwa, “Lirik adalah suatu puisi pendek yang mengekspresikan
emosi”. Dalam penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:528), lirik lagu
merupakan suatu karya puisi yang dinyanyikan. Bentuk ekspresi emotif tersebut
diwujudkan dalam bunyi dan kata. Penjelasan diatas merupakan bentuk dasar
referensi untuk analisis kelima lirik lagu Slank. Di dalam kelima lirik lagu Slank
jugas termasuk bentuk karya puisi pendek yang mengekspresikan emosi seperti
yang telah diuraikan oleh Semi (1998:106). Hal ini mengantarkan pada sebuah
pengertian karya lirik yang sesungguhnya bahwa lirik adalah sebuah karya puisi
yang dinyanyikan serta bentuk ekspresi emotif yang terdapat dalam kelima lirik
lagu Slank.
16
Revolta (2008: 2-4) memaparkan bahwa Slank adalah anak muda yang
slenge’an dan seenak-enaknya. Slank yang beranggotakan Bimo Setiawan (drum),
Ivanka (bass), Abdee Negara (gitar), Ridho (gitar), dan Kaka (vokal) dengan
sebutan “Pandawa Lima” sampai sekarang. Polos dan apa adanya menjadi salah
satu prinsip band asal Potlot, Jakarta Selatan ini. Secara pengertian Slank diatas,
hal ini juga akan mempengaruhi bentuk dan makna lirik lagu secara keseluruhan.
Menurut peneliti yang mengacu pada referensi teori milik Sapardi (1978:5)
bahwa, posisi pengarang terkait dengan masyarakatnya serta masyarakat pembaca.
Uraian tersebut tentunya memaknai bentuk karakter bahasa yang digunakan oleh
pengarang (Slank), seperti pada contoh penggalan lirik “Gosip Jalanan” (Album
PLUR, 2004)
Apa lo tau mafia narkoba?
Keluar masuk jadi bandar di penjara
Terhukum mati... tapi bisa di tunda
Dalam penggunaan kata ‘lo’ mendeskripsikan bahwa, pengarang bertempat
tinggal di daerah ibu kota yang bahasa kesehariannya menggunakan ‘lo’ dan
‘gue’. Makna ‘lo’ yang berarti ‘kamu’ atau ‘kau’ sedangkan ‘gue’ yang berarti
‘saya’ atau ‘aku’.
Keistimewaan dari lagu “Gosip Jalanan” bagi Slank adalah berkat lagu
tersebut, Slank dinobatkan sebagai ikon artis ‘antikorupsi’ oleh pihak KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi) 2006 lalu. Isinya mengkritik kerja para wakil
rakyat di DPR dan sempat menuai protes dari para wakil rakyat tersebut. Hal ini
tentunya juga menarik untuk dibahas dalam mencari tahu bentuk dan makna kritik
sosial di dalam ranah sastra.
17
Band yang lahir pada tahun 1983 dengan nama awal “Cikini Stones
Complex” atau “CSC band”, tidak saja semangat meneriakan antikorupsi namun
band yang sudah menelurkan 18 album (sejak 1990 hingga 2009) juga
menyuarakan anti narkoba dan seks bebas dikalangan anak muda Indonesia dan
para Slankers. Selain itu Grup band Slank pernah dinobatkan sebagai band
terfavorit versi MTV Indonesia dan meraih MTV Indonesia Award 2009 sebagai
Most Favourite Band. Slank merasa eksistensinya masih diakui di industri musik
Indonesia.
Seorang pengarang lagu sekaligus penulis lirik lagu dalam penciptaan sebuah
lagu tidak dapat terlepas dari interaksi masyarakat dan proses partisipasi oleh
masyarakat tersebut. Interaksi yang dimaksud adalah seorang pengarang lagu
melibatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang masih membutuhkan
orang lain dalam aktivitas menelaah dan tidak serta-merta melibatkan makhluk
tunggal. Dalam konteks partisipasi, pengarang dituntut aktif dalam berinteraksi
dengan masyarakat sebab komposer tidak hanya menerima atau mengiyakan
segala sesuatu yang terniscayakan dalam masyarakat, namun juga mampu
memberi ide sekaligus menjalankan idenya demi tumbuh kembangnya suatu
situasi dan keadaan sosial.
Di dalam lirik lagu yang dituliskan Slank terdapat suatu sarana budaya yang
hadir dalam masyarakat sebagai kontruksi dan realitas sosial yang dituangkan
dalam bentuk lirik lagu. Pada awalnya kebutuhan lagu digunakan untuk
kepentingan upacara adat dan upacara ritual. Tetapi, seiring perkembangan
18
masyarakat musik telah tertransformasi bergeser menjadi sebuah komoditas yang
dikomersialisasikan dan menjadi barang ekonomi yang diperjualbelikan.
Unsur kelima lirik lagu Slank disini menyertakan adanya bentuk kritik sosial
yang diungkap secara bahasa ala Slank, yang dalam tiap penggalan lirik
mengandung unsur ‘sindiran’. Keistimewaan lirik lagu “Gosip Jalanan, Cekal,
Bang-bang Tut, Seperti Para Koruptor dan Lapindo adalah bentuk lirik yang
bersifat berani dalam mengutarakan sebuah opini kepada pemimpin besar bangsa.
Selain itu kelima lirik lagu tersebut sempat menjadi kontroversial pada zamannya.
Jika dalam dunia sastra, kelima lirik lagu ini termasuk bentuk puisi satir. Puisi
satir adalah bentuk puisi yang mengandung unsur ejekan atau sindiran.
Penggunaan puisi satir sangat diperlukan dalam pengkajian penelitian ini.
Karena kesamaan makna lirik dengan pengertian puisi satir yang berunsur
‘sindiran’. Alasan yang melandasi dalam pemilihan kelima lirik lagu diatas ialah,
peneliti meyakini adanya unsur sastra dalam sebuah lirik yang menarik untuk
dibahas sebagai pembeda karya lirik lainnya. Selain puisi satir, adapun
penggunaan teori lain yang melandasi penelitian ini.
1.2 Batasan Masalah
Dari latar belakang yang telah di jelaskan diatas, peneliti membatasi
masalah supaya tidak berkembang lebih jauh dalam menganalisis. Dari info yang
telah diketahui (www.slank.com), Slank memiliki album sekitar 36 album yang
telah diproduksi. Berkaitan dengan permasalahan ini, peneliti memilih lima lagu
dari beberapa album tersebut yang dianggap menarik untuk dikaji ke dalam ranah
19
sastra. Peneliti menggunakan kelima lirik lagu Slank yang di antaranya ialah
“Bang-bang tut”, “Cekal”, “Gosip Jalanan”, “Seperti Para Koruptor” dan
“Lapindo” yang membahas hubungan bentuk dan makna kritik sosial dalam lirik
lagu Slank. Serta menanggapi makna lirik lagu terhadap realitas sosial yang
terkait dalam kelima lirik tersebut.
Peneliti menitik beratkan kajian penelitian ini pada karya dan teks itu ke
dalam ranah sastra dan menghubungkan ke dalam bentuk serta makna kritik sosial
yang ada pada kelima lirik lagu.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas, maka masalah
yang akan dibahas disini berkaitan dengan adanya bentuk dan makna kritik sosial
yang berhubungan dengan lirik lagu Slank “Bang-bang tut, Cekal, Gosip Jalanan,
Seperti Para Koruptor dan Lapindo”. Penulis akan memaparkan rumusan masalah
yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk dan makna kritik sosial dalam lirik lagu Slank?
1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian disini untuk mengetahui deskripsi bentuk dan makna
kritik sosial dalam lirik lagu Slank, serta menunjukkan realitas yang terkait dalam
masing-masing lirik lagu.
20
1.4.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pandangan dan
gambaran bahwa lirik lagu Slank merupakan bentuk karya yang tidak lepas
dalam pengkajian aturan dunia sastra. Mengungkap pengertian bentuk dan
makna kritik sosial yang terkandung dalam lirik tersebut sebagai esensi ilmu
sastra. Serta mengupayakan untuk menjadi pembeda dari penelitian terdahulu.
1.5 Tinjauan Pustaka
Untuk memenuhi standarisasi dalam sebuah penelitian, maka dalam
penelitian hendaknya melihat atau meninjau kembali studi penelitian
terdahulu. Penelitian tentang lirik lagu dilakukan oleh dengan judul Diksi
dalam lirik-lirik lagu Slank album “Virus” pada tahun (Ramadani:2003).
Dalam penelitian tersebut, didapatkan pilihan kata yang meliputi: (1) pilihan
kata umum dan khusus. Dari hasil identifikasi bahwa lagu Slank album
“virus” cenderung menggunakan kata khusus daripada kata umum. (2) kata
denotasi dan kata konotasi. Pemakaian kata konotasi lebih banyak daripada
kata denotasi, maka dengan demikian bahwa lagu Slank album “Virus”
menunjuk langsung pada objek dan pemaknaannya berdasarkan makna dasar.
(3) pilihan kata baku dan kata non baku. (4) pilihan kata konkrit dan kata
abstrak, identifikasi dari teori yang keempat terlihat adanya kesendrungan
pemakaian kata konkrit lenih dominan daripada kata abstrak.
Judul penelitian Diksi dalam lirik-lirik lagu Slank album “Virus”
hanya menggambarkan pemakaian diksi oleh pengarang dalam album
tersebut. Dalam kesimpulannya peneliti memaparkan kecendrungan
21
pemakaian kata dalam lirik lagu Slank album “Virus”. Pemerean mengenai
kecendrungan ini sebaiknya tidak dicantumkan dalam kesimpulan, sebab
skripsi tersebut membahas mengenai diksi. Jadi, sebaiknya pemaparan
kesimpulan hanya mengenai bagaimana hasil identifikasi pada diksi dalam
lirik lagu Slank album “Virus”.
Penelitian lirik lagu berjudul “Gaya Penutur dalam Syair Lagu Raihan”
(Ayu:2003). Pada penelitian tersebut mendeskripsikan gaya tuturan dalam
syair lagu Raihan yang terbagi menjadi dua subpokok bahasan, yakni,
penggunaan diksi dalam syair lagu Raihan dan hubungan antara diksi dan
pengarang.
Hasil penelitian diksi dalam syair lagu Raihan meliputi: (1) kata umum
dan kata khusus, yang didasarkan pada ruang lingkup makna suatu kata (2) kata
konkrit dan kata abstrak, didasarkan pada dapat atau tidaknya makna suatu kata
diserap oleh panca indra (3) kata asali dan kata serapan, yang dilatarbelakangi
oleh pemerolehan kata-kata. Kata asli merupakan kata yang berasal dari bahasa
Indonesia dan kata serapan dalam penelitian tersebut merupakan kata-kata
serapan yang berasal dari bahasa Malaysia dan bahasa Arab. Pemakaian kata
serapan bahasa Arab dan bahasa Malaysia dilatarbelakangi oleh pengarang
syair lagu dan penciptanya berasal dari Malaysia dan syair lagu tersebut
merupakan lagu Isalam. (4) Kata denotasi dan kata konotasi mengacu pada ada
atau tidaknya tambahan nilai rasa pada suatu kata.
Pembahasan syair lagu Raihan yang selanjutnya mengenai hubungan diksi
dan pengarang. Hubungan diksi dengan pegarang menunjukkan latar belakang
22
dan sikap hidup pengarang yang dapat dilihat melalui penggunaan kata dalam
syair lagu dan makna yang terkandung didalamnya. Penelitian tersebut hanya
mengetengahkan mengenai diksi. Analisis mengenai diksi lebih dominan
daripada analisis mengenai hubungan diksi dan pengarang. Dalam penelitian
tersebut tidak terdapat analisis gaya bahasa. Padahal gaya bahasa relevan
untuk diteliti karena hal ini berhubungan dengan pilihan kata yang digunakan
oleh pengarang lagu dalam mengekspresikan idenya. Analisis tentang
hubungan diksi dan pengarang dalam penelitian tersebut tidak mendalam.
Data-data yang disajikan dalam penelitian kurang mendukung (jumlah data
sedikit) adanya hubungan antara diksi dan pengarang.
1.6 Landasan Teori
Pesan moral dalam musik pada prinsipnya bervariasi tergantung pada
realitas sosial dan ideologi masing-masing kelompok. Sebuah karya seni
dibuat atau diciptakan bukan sekadar untuk ditampilkan, dilihat, dan didengar.
tetapi harus dengan gagasan, abstraksi, pendirian, pertimbangan, hasrat,
kepercayaan, serta pengalaman tertentu yang hendak dikomunikasikan
penciptanya. Realitas sosial, tema, ideologi, dan teknik pengolahan musik
saling berkaitan dalam membentuk pesan dan kritik (Bahari, 2008:14-15)
Djohan (2003:7-8) menuturkan bahwa musik merupakan perilaku
sosial yang kompleks dan universal yang didalamnya memuat sebuah
ungkapan pikiran manusia, gagasan serta ide-ide dari otak yang mengandung
sebuah sinyal pesan yang signifikan.
23
Keraf (2008:23) menegaskan bahwa gaya bahasa yang dimiliki oleh
seseorang merupakan bagian dari diksi bertalian erat dengan ungkapan-
ungkapan yang individual atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik tinggi.
Oleh karena itu, gaya bahasa menjadi cara pengungkapan pikiran seseorang
melalui bahasa secara khas yang dapat memperlihatkan jiwa dan kepribadian
pemakai bahasa (penulis bahasa), kemudian diwujudkan dengan cara
pemilihan diksi secara tepat sehingga dapat membedakan individu satu dengan
individu lainnya, karena pada hakekatnya unsur gaya mempunyai keterkaitan
dalam seni suara atau seni musik.
Sosiologi karya sastra menitikberatkan penelitian kepada karya atau
teks itu sendiri. Pokok penelaahannya adalah apa yang tersirat dalam karya
sastra dan apa yang menjadi tujuannya (Damono, 2002:3) sehingga penelitian
ini menganalisis beberapa buah karya sastra kedalam kelima lirik lagu Slank
yang secara mendalam dan melihat isi dari karya tersebut. Kemudian, dapat
diajukan pertanyaan mengenai tujuan penulisan atau penciptaanya di dalam
karya tersebut dalam kaitannya dengan lingkungan sosial budaya yang telah
menghasilkannya.
Sastra bukanlah sesuatu yang otonom yang dapat berdiri sendiri,
melainkan sesuatu yang terkait erat dengan situasi dan kondisi lingkungan
tempat karya itu dilahirkan (Damono 2002:167). Seorang pengarang
senantiasa dan niscaya hidup dalam ruang dan waktu tertentu. Ia senantiasa
akan telibat dengan beraneka ragam permasalahan. Dalam bentuknya yang
paling nyata ruang dan waktu tertentu itu adalah masyarakat atau sebuah
24
kondisi sosial, tempat berbagai pranata nilai di dalamnya berinteraksi.
Pernyataan di atas senada dengan apa yang diungkapkan Teeuw (2003:83)
bahwa renungan atas kehidupan merupakan suatu ciri khas yang senantiasa
terdapat dalam karya sastra. Dengan demikian keadaan masyarakat di sekitar
pengarang akan berpengaruh terhadap kreativitas pengarang dalam
menghasilkan karya sastra.
Pengarang dalam menciptakan karya sastra mempunyai hak penuh
untuk mengharapkan kebebasan dari masyarakat, namun masyarakat juga
mempunyai alasan untuk mengharapkan rasa tanggung jawab sosial dari
pengarang (Damono 2002:54). Rasa tanggung jawab ini berupa rasa kritik
atau protes, tidak untuk membuat ilusi tetapi untuk menghancurkannya.
Meminjam pengertian sastra menurut Wellek dan Warren (1990:111),
sastra mempunyai fungsi sosial tertentu, misalnya sebagai suatu reaksi,
tanggapan, kritik, atau gambaran mengenai situasi tertentu. Melalui karya
sastra, sastrawan berupaya menyampaikan kebenaran yang sekaligus juga
kebenaran sejarah. Fungsi sastra ini dapat dilihat pada karya yang merupakan
dokumentasi sosial.
1.6.1 Teori Sosiologi Sastra Menurut Sapardi
Pengertian teori Sapardi tentang konteks sosial pengarang ialah
hubungan dengan posisi atau letak sosial sastrawan dalam masyarakat dan
kaitannya dengan masyarakat pembaca. Di dalam pokok ini termasuk pula
faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi pengarang sebagai perorangan
dan disamping itu dapat mempengaruhi karya sastranya. Hal-hal ini meliputi:
25
Bagaimana seorang pengarang mendapatkan mata pencahariannya, sejauh
mana pengarang menganggap pekerjaannya sebagai suatu profesi serta
masyarakat apa yang dituju oleh pengarang.
Pada penjelasan berikutnya tentang pengertian lirik lagu sebagai cermin
realitas sosial. Lirik lagu sebagai cermin realitas sosial di sini ialah
mengetahui proses pengembangan suatu hasil karya lirik dalam kacamata
masyarakat yang dapat menjadikan itu sebagai pedoman di saat karya lirik itu
tertulis. Dan mengetahui sejauh mana sifat pribadi pengarang mempengaruhi
gambaran masyarakat yang ingin disampaikannya. Serta genre suatu karya
sastra yang dianggap dapat mewakili seluruh masyarakat.
Sedangkan penjelasan pada fungsi sosial lirik lagu dalam kaitan teori
Sapardi, ada 3 hal yang harus diperhatikan yang diantaranya adalah sejauh
mana lirik lagu dapat berfungsi sebagai cermin realitas sosial, sejauh mana
lirik lagu hanya berfungsi sebagai penghibur dan sejauh mana terjadi sintesis
antara kemungkinan kedua penjelasan diatas. Ketiga pendekatan tersebut
mempunyai hubungan dengan kelima objek penelitian yang telah dibahas.
1.7 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang mengutamakan kedalaman penghayatan
terhadap interaksi antar konsep yang dikaji secara empiris. Data-data yang
diambil melalui berbagai ragam pencatatan, bukan berbentuk angka-angka.
Dasar alasan penggunaan metode penelitian kualitatif, yakni:
26
1. Penelitian kualitatif deskriptif memberikan peluang bagi pengkajian
mendalam terhadap suatu fenomena.
2. Penelitian kualitatif memberikan peluang untuk meneliti fenomena secara
holistik.
3. Pengkajian terhadap teks sebagai proses pemahaman atas makna.
4. Pengkajian bukan berdasarkan frekuensi intensionalitas data sebagai dasar
pembuktian apa yang sedang dikaji.
Penelitian ini juga menggunakan landasan teori yang disebutkan
sebelumnya. Oleh sebab itu, penelitian ini diharapkan menuai hasil akhir yang
bertujuan bagi peneliti selanjutnya, serta memberikan manfaat bagi pembaca
dan penggemar musik Slank.
Pada penelitian bahasa salah satu metode pengumpulan data yaitu
dengan metode simak. Pada penelitian ini, lirik lagu diambil dari kaset CD,
setelah itu tahap pertama dilakukan proses pengumpulan data dengan cara
mendengarkan lagu yang akan dijadikan objek penelitian. Penyimakan
penggunaan bahasa dapat dilakukan terhadap data lisan maupun tertulis
(Mahsun, 2005:90)
Penelitian ini menggunakan metode simak untuk pengumpulan data,
yaitu menyimak secara seksama dan cermat untuk mengetahui makna yang
terkandung dalam kelima lirik lagu tersebut. Dalam pengumpulan data, peneliti
membatasi pada menyimak lima lirik lagu yang penulis anggap sebagai
representasi lagu-lagu fenomenal Slank yang dipilih dari campuran album-
27
albumnya selama ini. Kelima lagu tersebut ialah: “Seperti Para Koruptor”,
“Cekal”, “Lapindo”, “Gosip Jalanan”, dan “Bang Bang Tut”.
Penelitian ini menggunakan teknik catat yaitu dengan mendengarkan
lirik lagu dan melakukan transkripsi data yang nantinya menjadi data-data
kebahasan yang akan diteliti. Selain data tertulis data juga didapatkan dari
internet.
1.8 Metode Analisis Data
Sesuai dengan masalah, metode analisis data penelitian ini merupakan
kajian atas pernyataan sebagai bentuk protes kritik atas realitas sosial yang
dituangkan dalam sebuah lirik lagu dari grup band Slank dalam beberapa lagu
yang telah dipilih oleh peneliti. Dalam hal ini menurut peneliti kelima lagu
tersebut adalah lagu fenomenal pada masa nya sehingga peneliti merasa perlu
untuk menjadikan kelima lagu tersebut sebagai objek penelitian dari studi ini.
Seperti contoh dalam hubungan teori Sapardi dengan lirik lagu Slank
yang berjudul “Gosip Jalanan”. Dalam teori Sapardi menjelaskan bahwa posisi
pengarang terkait dengan masyarakatnya serta masyarakat pembaca. Dalam lirik
lagu “Gosip Jalanan” selalu menuliskan kata dengan bahasa Jakarta yang seperti
pada contoh penggalan Pernahkah lo, Apa lo disini kita bisa melihat bahwa Slank
adalah band yang berasal dari Jakarta sehingga pengarang mengkaitkan
pribadinya untuk masyarakat pembaca yang dituju yang sesuai Sapardi ungkapkan
dalam teorinya.
Metode penelitian data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
dengan data kualitatif yang diperoleh dalam bentuk teks dan dideskripsikan
28
dikumpulkam menjadi satu pada sebuah kartu data. Data yang sesuai dimasukkan
pada kartu data dan di analisis dengan cara digarisbawahi, dipilah-pilah dan
dikelompokkan ke dalam bagian diksi dan gaya bahasa. Sebagai penunjang data
primer yang didapat dari kaset CD, diperlukan juga data sekunder yang didapat
dari berbagai media.
1.9 Sistematik Penyajian
Sistematik penyajian terdiri atas empat bab, masing-masing bab
merupakan langkah menuju hasil yang sesuai dengan harapan peneliti.
Abstraksi sederhana dari sistematik penyajian tersebut yakni
Bab I merupakan pendahuluan yang berisi; latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan
teori, metode penelitian dan sistematik penyajian penelitian.
Bab II merupakan analisis perjalanan karir Slank dalam pendekatan
konteks sosial pengarang. Kajian pada bab II merupakan objek pertama yang
sepenuhnya terfokus dalam suatu bahasan yang melihat dari segi pengarang
atau pencipta lagu dalam hal ini adalah Slank.
Bab III merupakan analisis yang memaparkan bentuk dan makna kritik
sosial dari lirik-lirik lagu Slank yang menjadi objek dari penelitian ini, yaitu:
Hasil analisis merupakan pokok persoalan dalam menentukan temuan
penelitian yang berlanjut dengan kesimpulan.
Bab IV berisi simpulan dan saran penelitian atas bahasan dari objek
penelitian yang telah dipilih oleh penulis.
29
BAB II
PERJALANAN KARIR SLANK
2.1 Sisi Slank
Slank adalah salah satu band senior di tanah air. Band ini didirikan
pada 26 desember 1983 di Jakarta dan berulangkali mengalami perombakan
personel dan tercatat sebanyak 14 kali. Namun sejak tahun 1997, Slank yang
beranggotakan Kaka (vokal), Bimbim (Drum), Ridho (Gitar), Abde (Gitar)
serta Ivanka (Bassist), belum mengganti formasinya lagi hingga saat ini.
Nama Slank dipilih karena masyarakat menjuluki mereka sebagai band
“slengekan”. Namun tidak dapat disangka, nama atas pemberian Bongky
personel Slank yang sekarang menjabat sebagai gitaris BIP ini mampu
menempatkan Slank di jajaran band papan atas Indonesia. Hasil semua itu
berkat perjuangan dari Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim yang di
mana dia personel Slank yang paling lama dan tertua yang mampu
memperjuangkan dan membawa Slank hingga populer seperti sekarang.
Slank merupakan band periode 90-an yang karya lagunya
mengusung tema politik, kritik serta pesan moral. Adapun musisi lain seperti
Iwan Fals yang mengusung dengan tema serupa yang membuat Slank tidak
kalah terkenal dalam mengapresiasi karyanya yang sarat akan kritikan dalam
kehidupan sosial. Pada masa orde baru atas kepemimpinan Soeharto, Slank
juga sempat menciptakan lagu yang berjudul “Cekal”. Di dalam lagu ini
menceritakan tentang adanya kebebasan serta pendapat yang dianggap
30
mengganggu atas sistem aturan yang telah ditentukan pada saat pemerintahan
tersebut. Sikap Slank seperti inilah yang banyak mendapat antusias dari
masyarakat kecil dalam membantu menyuarakan segala keluh kesah pada
saat tahun pemerintahan itu. Karya lirik Slank tidak hanya berhenti setelah
kepemimpinan Soeharto, Lirik-lirik lagu lain juga terus menyuarakan aksi
kepemimpinan yang terjadi dalam setiap tahunnya. Seperti yang kita ketahui
bersama adanya peristiwa bencana lumpur lapindo di Sidoarjo pada tanggal
29 Mei 2006 (id.wikipedia.com). Kejadian itu menjadikan Slank terinspirasi
untuk meluncurkan karya berikutnya dengan judul “Lapindo”. Dalam tiap
penggalan lirik lagu “Lapindo”, sangat sarat sekali dengan kritikan dalam
bentuk sindiran yang ditujukan kepada seseorang yang menyebabkan
peristiwa lumpur tersebut. Penggunaan kata yang apa adanya serta isi lirik
dengan bentuk sindiran merupakan ciri dari band asal Jakarta ini. Dari setiap
albumnya, selalu terdapat tiga atau empat buah lagu yang bercerita tentang
politik. Lagu lain juga banyak bercerita tentang tema cinta, alam, dan
persahabatan. Namun yang menjadi condong band ini adalah karya yang
selalu berisikan tentang sindiran dan kritik sosial terhadap bangsa Indonesia
ini.
2.1.2 Reformasi Slank
Ivanka ditarik menjadi personel resmi dalam anggota Slank.
Management langsung mencari orang untuk untuk menyelesaikan sisa show
di beberapa kota. Ivanka merekomendasikan Abdee Negara untuk
membantu Slank. Abdee dan Ivanka memang sebelumnya sudah bersahabat
31
dan satu Band di Flash. Manager Slank yaitu, Mbak Wiwid seketika
menhubungi Mohammad Ridwan Hafiedz (Ridho) yang baru saja
menyelesaikan sekolah gitarnya di Hollywood untuk diminta bantuannya.
Mereka pun ditugaskan untuk menghafal 35 lagu Slank dalam
waktu satu minggu. Sebuah target yang besar dan waktu yang singkat.
Namun mungkin karena dua orang itu adalah seorang musisi yang hebat,
target tersebut tercapai. Dengan adanya dua gitaris ini sebenarnya sangat
membingungkan juga karena sebelumnya Slank hanya memakai satu gitaris.
Namun karena waktu yang sangat singkat dan mendesak, akhirnya dua orang
tersebut dipakai untuk melengkapi formasi inti Slank. Ketika konser pun,
semua mata hampir tertuju ke arah dua gitaris baru tersebut. Ketika itu Slank
diprediksi akan hancur dalam setahun namun ternyata formasi ini bertahan
hingga saat ini dan mereka terus melahirkan karya-karya yang menegaskan
eksistensi mereka di dunia musik Indonesia.
2.1.3 Album Slank
Masuknya Abdee dan Ridho dalam formasi inti Slank membuat
Bimbim dan Kaka melanjutkan perjalanan bermusiknya. Diawali dengan
album Tujuh yang dirilis January 1997 dengan single yang menghentak
yaitu “Balikin”. Lagu yang menandakan bahwa Bimbim dan Kaka ingin
rehat dan sehat dari ketergantungan. Ditambah dengan Abdee dan Ridho
yang benar-benar bersih dari narkoba semakin menguatkan niat mereka.
Mereka berhenti bukan karena takut diikuti massa yang memang sudah
32
banyak, namun mereka berhenti justru karena sudah banyaknya yang
mengikuti mereka memakai narkoba.
Album tersebut terjual satu juta copy hanya dalam hitungan
minggu. Bimbim (drumer Slank) lagi-lagi menyumbang suaranya dalam
lagu “Bimbim Jangan Menangis”. Sebuah curhatan yang tercipta sejak tahun
1993. Ridho bermain keyboard di lagu ini. Di tahun ini pula Bunda Iffet
selaku Ibunda dari Bimbim mengambil alih jabatan menjadi manager Slank.
Album berikutnya “Mata Hati Reformasi” dirilis. Lagu-lagu di
album ini banyak bercerita tentang masalah sosial dan pemerintahan di
zaman reformasi. “Ketinggalan Zaman” menjadi andalan di album ini. Slank
juga mengaransemen ulang lagu tradisional yang diberi judul “Punk Java”.
Di album ini juga terdapat sebuah lagu yang seharusnya di rilis pada album
Tujuh namun terkena sensor. Namun saat Orba rezim Soeharto runtuh, lagu
tersebut bisa masuk dalam album ini. “Siapa Yang Salah” adalah judul
lagunya. Yang unik dari lagu ini adalah lagu ini hanya dimainkan oleh
Bimbim (drumer Slank) dan Kaka (vocalis Slank). Mereka berdua yang
memainkan semua. Bimbim (drumer Slank) juga mengambil dua porsi lagu
yang dia nyanyikan. “Aktor Intelektual” dan “Nggak Mau Percaya”. Di
album ini Slank memberi bonus sebuah kalung tiap satu buah kaset original.
Ada peringatan di belakang kaset untuk didampingi kepada pendengar
dibawah umur. Banyak lagu yang direkam secara langsung di album ini.
Tahun 1998 juga Slank menyelenggarakan konser dengan judul
konser “Piss 30 Kota” yang direkam dan dijual ke pasaran. Lagu yang
33
direkam secara langsung dan ada bonus dua buah lagu baru yaitu “Pintu”
dan “Makan Gak Makan”. Album ini banyak sekali mengambil tema lagu-
lagu politik yang dimasukkan kedalamnya. Bimbim bernyanyi di lagu Kalo
“Aku Jadi Presiden” namun ada lirik yang dirubah olehnya. Tahun 1999
Slank merilis dua album yang diberi judul “999+09”. Ada total 27 lagu yang
dibuat dalam dua versi yaitu, versi abu-abu dan versi yang biru. Versi yang
biru memiliki satu lagu andalan “Bintang Kesiangan” dan “Anak Mami”.
Versi abu-abu adalah “Orkes Sakit Hati” dan “Ngangkang” serta “Malam
Minggu Lagi”. Konon, saking banyaknya lagu yang mau dijadikan single,
Slank mengumpulkan massa di Jalan Potlot dan mendengarkannya kepada
pendengar untuk dimintai pendapatnya perihal lagu mana yang akan
dijadikan single. Lagu “Orkes Sakit Hati” memang ditujukan kepada orang-
orang dan politisi yang cenderung menguraikan janji-janji manis nya. Di PV
(promo video) lagu tersebut juga Slank bermain di tengah-tengah
masyarakat kecil. Bimbim yang sebagai drumer Slank mengambil jatah dua
lagu dari masing-masing album. “Sista Petty” di album “Abu-abu” dan
“Friday” di album “Biru”. Bonus dari album ini adalah sebuah kantong kecil
yang biasa dipakai di ikat pinggang. Tahun 1999 pun menjadi tahun di mana
Bimbim mengakhiri masa lajangnya dan menikahi seorang gadis bernama
Reny.
Slank kemudian merilis sebuah album the best yang diberi judul
“The Best” Slank. Berisi lagu lagu pilihan dengan satu lagu dari album
sebelumnya yang di remix oleh DJ Anton di lagu “Ngangkang”. Dan sebuah
34
live lagu “Malam Minggu” Lagi yang direkam di Jalan Potlot. Kemudian
album “Virus” dirilis pada 2001. Berisi single “Virus”, “Jakarta Pagi Ini”,
dan “#1”. Bonus dari album ini adalah sebuah tattoo dan kartu koleksi
Slank. Lagu bertema sosial juga dimasukkan di album ini. Keprihatinan
Slank tentang pembabatan hutan bisa ditangkap lewat lagu “Lembah
Baliem”. Bahkan Slank memasukan lagu “Yamko Rambe Yamko” di akhir
lagu “Lembah Baliem” yang merupakan lagu dari tanah Papua. Di lagu “#1”
dan “Symphaty Blues”, Slank untuk pertama kalinya memasukkan unsur
orkestra di lagu nya dengan bantuan ‘Erwin Gutawa sebagai musisi orkestra.
Sebelum lagu “#1”, Anda bahkan bisa mendengar permainan solo Abdee di
lagu “Kereta terakhir”. Di lagu “Symphaty Blues”, kita bisa mendengar
suara seorang wanita yang konon itu adalah istri dari Kaka, Tascha.
Sukses album Slank sendiri langsung diikuti dengan konser Virus
Road Show 22 Kota di Indonesia dan hasil Live nya sendiri bisa didengar di
album yang diberi judul A Mild Live SLANK Virus Road Show dengan bonus
tambahan satu buah lagu baru dengan judul yang sangat menarik, “I Miss
You But I Hate You” dan bonus sebuah Koran Koranan Slank. Koran
Koranan Slank ini adalah cikal bakal lahirnya media yang bisa didapatkan
diluar (tanpa harus membeli kasetnya) secara berkala. Ini adalah album live
kedua Slank setelah Konser Piss 30 Kota.
Dalam versi kaset terdapat permainan solo dari Abdee, Ridho, dan
Ivanka. Rekaman lagu “Pak Tani” yang pada saat itu diadakan di kota Jember
Jawa Timur, sempat terjadi keributan antar penonton dan ikut terekam di
35
dalam kaset ini. Namun jika melihat dalam versi VCD nya konser yang di
ambil waktu di kota di Jember. Di lagu “Bocah”, Ivanka bermain gendang
sebelum dia memainkan gitar terlebih dahulu. Dalam lagu “Pak Tani” di saat
keributan terjadi, Slank mengajak penonton untuk melakukan sebuah tanya
jawab di antara lagu tersebut. Hal yang menarik saat berlangsungnya konser
tersebut, Kaka memberikan sebuah pertanyaan apakah mungkin jika Slank
menjadi presiden, dan mereka menjawab tidak mungkin. Akhirnya lagu
“Kamu Harus Pulang” menjadi penutup konser serta ucapan terimaksih di saat
lagu itu berjalan.
Seperti tak mengenal lelah, Slank lagi-lagi merilis album studio
kesebelas nya yang diberi judul “Satu Satu” (11) pada tahun 2003. “Bulan dan
Bintang”, “Gara-Gara Kamu”, dan “Jembatan Gantung” menjadi andalan
dalam album tersebut. Lagu “Bulan dan Bintang” juga menjadi soundtrack
dalam film Novel “Tanpa Huruf R”. Lagu “Gara-Gara Kamu” ditujukan
kepada pengguna narkoba yang sempat membuat mereka mengalami masa-
masa kritis. Tingkat kreativitas Slank saat itu bisa dibilang sangat tinggi serta
produktif. Tahun ini mereka bisa dikatakan bebas dari ketergantungan
narkoba. Album ini juga sempat mendapat nominasi dari award AMI dalam
kategori album rock terbaik. Cover depan album pun tertulis 'EDISI KHUSUS
SUAMI ISTRI'. Di album ini Kaka sudah tidak berambut panjang gimbal,
namun menjadi lebih pendek namun tetap keriting. Bimbim menyumbang
suaranya di lagu “Jadi Masalah”. Di PV “Jembatan Gantung”, Slank tidak
36
tampil namun hanya para siswa sekolah yang diperankan Marshanda dan
beberapa remaja lainnya.
Slank kemudian menyelenggarakan Satu-Satu Live Tour di kota-kota
Indonesia. Beberapa lagu di konser tersebut dimasukkan ke album live ketiga
mereka yang diberi titel “Bajakan”. “Bajakan” adalah bentuk kegelisahan Slank
terhadap para pembajak yang dengan mudah dan gampangnya mencuri hak
cipta seorang pemusik.
Lagu lagu yang direkam semuanya adalah live hasil konser dibeberapa
tempat dan event. Ada tiga lagu baru yang dimasukkan di album live ketiga
Slank ini. “That's All”,, yang direkam pada konser Satu-Satu Live Tour ini
menjadi single disusul “Bendera 1/2 Tiang” yang direkam di studio Parah di
jalan Potlot dan juga lagu hasil kolaborasi dengan group musik dari Korea
Selatan berjudul “South Asia”. “South Asia” direkam secara live bersama
Yoon Band dari Korea. Lagu ini pernah dibawakan saat Slank bermain di
Korea. Yoon Band pun ikut berkolaborasi di lagu “I Miss You But I Hate
You” milik Slank yang direkam pada acara Impresario. Sang vokalis dari
Yoon Band mengubah liriknya menjadi bahasa korea. Lagu tersebut juga
masuk dalam album “Bajakan” ini. Ada juga lagu dimana Slank berkolaborasi
dengan raja dangdut Rhoma Irama di lagu “Balikin”. Kaka tidak banyak
bernyanyi di lagu ini. Malah Rhoma lah yang mengambil hampir seluruh
bagian yang dinyanyikan Kaka. Hasil konser Tiga Dimensi pun dimasukkan
kesini. Ending album “Bajakan” adalah Sumpah Anti Pembajak yang di
37
deklarasikan Slank bersama Slankers se-Indonesia. Bonus album ini adalah
sebuah pick guitar.
Slank merayakan ulang tahun ke 20 nya di wilayah Lebak Bulus.
Konser yang diberi judul “Metamorfosa Sebuah Generasi” ini banyak diisi
para musisi yang meramaikan acara ini diantaranya Ungu, Koil, dll. 20 tahun
bermain musik dan berkreasi belumlah cukup untuk Slank. Mereka masih
ingin bermimpi dan meraih mimpi-mimpinya..
2.2 Konteks Sosial Pengarang
Menurut peneliti Slank adalah salah satu band penggagas sebuah karya
yang berceritakan tentang adanya perdamaian dan kebebasan di dalam aspek
kehidupan. Band ini mempunyai daya tarik besar serta pengaruh yang kuat
terhadap masyarakat khususnya anak-anak muda. Itu terbukti bahwa setiap
Slank menggelar konser di berbagai tempat selalu penuh dengan para
fansnya yang biasa disebut dengan nama Slankers. Jumlah Slankers yang
tersebar di Indonesia teramat banyak sehingga band ini bisa dikatan salah
satu band yang sukses di Indonesia. Karya-karyanya selalu menghadirkan
sosok sindiran atau kritik sosial yang menyangkut dalam ketidakstabilan
sistem pemerintahan Indonesia. Mereka begitu berani dalam memaparkan
beberapa karya yang liriknya mengandung unsur kritik sosial terhadap elit
politik dalam negeri. Selain itu pembeda band ini dengan band lain ialah
tentang management yang berdiri sendiri sehingga Slank cukup bebas untuk
mengeluarkan banyak album yang rata-rata lagunya berisikan tentang tema
38
sosial, budaya serta politik. Oleh sebab itu Slank lebih diatas untuk
mengapresiasi semua karyanya untuk mengungkap apa yang sedang terjadi
di negara Indonesia khususnya tentang masalah politik dan sebagainya.
Maka dari itu alasan saya untuk memilih band tersebut dengan semua ulasan
yang bisa saya berikan seperti contoh diatas sebagai bukti untuk mengetahui
keistimewaan band ini.
Disamping itu pengaruh Slank di Indonesia ini cukup kuat untuk
beberapa kalangan yang terlibat sebagaimana yang saya ketahui dalam
bentuk pengaruh musik dan kultur. Dari segi musik contohnya yang saya
ketahui ialah beberapa lagu yaitu “Apatis Blues” pada tahun 90an yang
menggambarkan manipulasi dan kisruh politik lalu pada tahun 1993 lagu
yang berjudul “PISS” yang dimana pada waktu itu sebagai notabene
plesetan dari kata peace/damai, yang menggambarkan perdamaian hanya
untuk dikencingi/piss serta pada tahun 2004 “Gossip Jalanan” inilah lagu
yang menyulut emosi para wakil rakyat pada 2008 lalu.
Damono mengungkapkan bahwa sastra menampilkan gambaran
kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dalam
pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat, antar
masyarakat dengan orang-seorang, antarmanusia, dan antarperistiwa yang
terjadi dalam batin seseorang (Sapardi 2002:23). Bagaimanapun juga,
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang yang sering menjadi
bahan sastra, adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau
39
dengan masyarakat dan menumbuhkan sikap sosial tertentu atau bahkan
untuk mencetuskan peristiwa sosial tertentu.
Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi
kemasyarakatan itu disebut sosiologi sastra dengan menggunakan analisis
teks untuk mengetahui strukturnya, untuk kemudian dipergunakan
memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang di luar sastra (Sapardi 2002:3).
Konteks sosial pengarang adalah yang menyangkut posisi sosial
masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca, termasuk di
dalamnya faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi diri pengarang
sebagai perseorangan di samping mempengaruhi isi karya sastranya.
Pendekatan konteks sosial pengarang meliputi beberapa elemen, yaitu
faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi pengarang sebagai perorangan
dan disamping itu dapat mempengaruhi karya sastranya. Hal-hal ini meliputi:
a) Bagaimana seorang pengarang mendapatkan mata pencahariannya.
b) Sejauhmana pengarang menganggap pekerjaannya sebagai suatu
profesi
c) Masyarakat apa yang dituju oleh pengarang.
Sebagai pokok bahasan pertama bagaimana seorang pengarang dalam
hal ini Slank mendapatkan mata pencahariannya, penulis menemukan fakta
bahwa band ini mendapatkan mata pencaharianya yaitu dengan bermusik.
Bermusik sendiri disini mempunyai tahapan atau melaui proses kreatif mulai
dari mencipta lagu, mengadakan konser baik itu pertunjukan musik dalam
40
lingkup on air maupun off air. Kegiatan bermusik Slank menjadi mata
pencaharian yang dimana karya-karya dalam bermusik mereka mendapat
apresiasi dari masyarakat. Bentuk apresiasi bisa dalam bentuk angka
penjualan album baik secara manual maupun sistem unduh berbayar,
penikmat musik yang datang ke konser mereka, pembelian merchandise oleh
para penggemar, dan bisa juga melalui penghargaan-penghargaan yang
mereka raih selama ini.
SLANK ORCHESTRA DI GEBYAR BCA
Sabtu malam, 21 Desember 2013 Slank tampil sebagai bintang
tamu dalam acara Gebyar BCA yang ditayangkan secara live di
Indosiar. Untuk penampilannya kali ini, Slank berkolaborasi
dengan beberapa musisi seperti Duo MAIA, Sruti Respati,
girlband Cherrybelle, serta diiringi musik orkestra yang
dimainkan oleh Magenta Orchestra. Di malam minggu tepat
pukul 20.00 WIB Slank membuka penampilannya yang telah
dinantikan Slankers se-Indonesia dengan membawakan lagu dari
album MINORITAS, yakni BANG-BANG TUT dengan berduet
bareng Sruti Respati dan diiringi Magenta Orchestra. Tak lama
setelah itu, Slank menggoyang Balai Sarbini dengan lagu
PANDANGAN PERTAMA bersama Duo MAIA. Bukan hanya
itu, Duo MAIA juga berduet bareng Kaka Slank membawakan
lagu KU TAK BISA dengan iringan musik orkestra.
(slank.com/new)
Dalam pembahasan berikutnya yaitu memaparkan tentang konteks
pengarang (Slank) yang menjadikan musik sebagai profesi mereka. Sejauh
ini yang kita ketahui Slank adalah sebuah band yang fenomenal di tanah
air Indonesia. Sebuah band yang didirikan pada era tahun 80an hingga
berganti-berganti formasi dan tetap bertahan sampai sekarang dengan
formasi baru. Hal ini dapat mengawali suatu pertanyaan tentang musik
sebagai profesi Slank.
41
Menurut mereka musik adalah suatu tempat apresiasi yang dimana
dapat menaruh sebuah ungkapan serta kejujuran yang sedang dialami.
Kedudukan ini menjadiakan suatu kebiasaan Slank yang dimana prioritas
berkarya adalah hal utama. Kita dapat melihat dalam bentuk perjuangan
mereka yang dimana mereka memulai karir dari bawah, melewati jalur
independen tanpa mengikuti label-label yang sudah ada. Seorang drumer
Slank atau yang biasa kita kenal dengan pentolan Slank yaitu Bimbim
pernah berbagi cerita tentang sejarah Slank bahwa awal karir dia pernah
menawarkan album Slank kepada pihak-pihak label yang ada di Jakarta.
Namun kenyataanya album tersebut hanya mendapatkan banyak tolakan
dari pihak-pihak label. Akan tetapi salah satu pentolan Slank yaitu
Bimbim tidak putus asa menerima penolakan tersebut dan hingga pada
akhirnya Bimbim (drumer Slank) beserta bantuan bunda Ifet berjuang
membuat label rekaman sendiri. Dari kenyataan inilah didapat pernyataan
bahwa Slank berusaha menjadikan musik sebagai profesi mereka hingga
saat ini meskipun mereka telah bernaung di major label dan mempunyai
basis massa yang besar di Indonesia, slankers.
Karya-karya Slank yang sebagian besar merefeleksikan realitas sosial
dan sarat akan kritik terhadap pemerintah menjadi karakteristik tersendiri
di industri musik Indonesia. Karya-karya mereka juga menjadi alternatif
bagi penikmat musik dimana sebuah band yang berpengaruh tidak hanya
eksis dalam bermusik namun juga terpilih menjadi duta anti korupsi.
Namun hal ini tidak membuat karya-karya Slank menjadi tersegmentasi
42
karena band yang sudah mempunyai citra sebagai band yang dekat
dengan rakyat kecil ini justru dianggap sebagai penyalur suara rakyat.
Menurut Faruk, karya sastra sebenarnya dapat dibawa ke dalam
keterkaitan yang kuat ke dalam dunia sosial tertentu yang nyata, yaitu
lingkungan sosial tempat dan waktu bahasa yang digunakan oleh karya
sastra itu hidup dan berlaku (Faruk 46).
Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa Slank dan karya-
karya bermusiknya mendapatkan apreasiasi tersendiri pada masyarakat
dalam hal ini adalah masyarakat kecil seperti yang kerap diangkat Slank
dalam lirik-lirik lagunya. Slank juga dapat merangkul semua golongan
yang ada di Indonesia khususnya. Karya-karya mereka banyak mewakili
rakyat Indonesia sebagai apresiasi ketidakadilan suatu bangsa. Karya
Slank juga banyak mengajarkan hal-hal kemanusiaan seperti solidaritas,
kedamaian, kesederhanaan, kekeluargaan serta sikap peduli terhadap
lingkungan khusunya pada masyarakat kecil. Seperti salah satu contoh
lirik lagu Slank yang berjudul “Seperti Para Koruptor”, .... Hidup
sederhana gak punya apa-apa tapi banyak cinta... Hidup bermewah-
mewahan punya segalanya tapi sengsara... Seperti para koruptor..
(Seperti Para Koruptor – 2008)
43
2.2.1 Lirik Lagu Sebagai Cermin Realitas Sosial
Slank merupakan band yang banyak mempengaruhi masyarakat
secara karya. Banyak sekali deretan album Slank yang telah diproduksi
mulai dari tahun 1990 sampai tahun 2013. Lirik lagunya kebanyakan
mengandung unsur ‘sindiran’ dalam bentuk kritik sosial dan politik. Ada
beberapa lagu Slank yang mampu menjadi sorotan masyarakat disaat
peristiwa yang berhubungan dengan lagu itu terjadi seperti Gosip Jalanan
misalnya. Lagu ini menceritakan tentang kenyataan gosip didalam sebuah
kepemimpinan yang tidak adil. Para pembesar negara yang menoleransi
semua kecurangan atau bahkan keadilan yang seharusnya itu tidak terjadi.
Dan lagu ini salah satu jawaban dari masyarakat khususnya masyarakat
kecil yang merasakan ketidakadilan tersebut.
Lirik lagu Slank merupakan realitas sosial dari masyarakat khususnya
pada masyarakat kecil yang tertindas akibat adanya ketidakadilan suatu
bangsa. Mereka mewakili apa yang menjadi keluhan masyarakat kecil
kepada pembesar negara Indonesia ini atas ketidakadilan didalam negeri.
Oleh karena itu karya Slank banyak diminati masyarakat kalangan bawah
yang banyak menginspirasi tentang suatu hal yang bersifat kesederhanaan,
solidaritas, kebersamaan serta kedamaian. Dalam segi karya atau lirik lagu
itulah yang dapat memupuk jiwa masyarakat yang menjadikan sebagai
cermin dari kasus-kasus yang ada dalam negeri ini agar tetap menyikapi hal
tersebut dengan kebersamaan serta kedamaian seperti apa yang selalu
diutarakan oleh anak-anak Slank kepada slankers khususnya.
44
2.2.2 Fungsi Lirik Lagu
Seperti yang telah dijabarkan dalam bab I hal yang meliputi fungsi
sosial sastra yaitu:
a) Lirik lagu sebagai perombak masyarakatnya
Jika dilihat dalam karya Slank kita dapat perhatikan bahwa setiap
lirik lagu Slank mengandung unsur politik dan sindiran kepada
pemerintahan Indonesia. Hal ini tentunya dapat memicu masyarakat
Indonesia untuk peduli akan lirik lagu yang terkandung seperti salah satu
contoh lagu dari Slank yang berjudul “Gosip Jalanan”. Lagu ini menjadi
salah satu icon Slank dalam ajang pemberantasan korupsi atas pilihan
wakil ketua KPK Sjahruddin Rasul yang dianggap berpotensi untuk
membantu komisi antikorupsi di kalangan generasi muda. Karena
menurut pandangan Sjahruddin Rasul Slank mempunyai kapasitas masa
yang sangat banyak khusunya pada anak-anak muda. Selain itu masih
banyak lagi karya-karya Slank yang mampu menjadi simpati masyarakat
Indonesia untuk membantu mengapresiasi segala keluhan yang terjadi di
dalam negeri.
b) Lirik lagu hanya sebagai penghibur
Tentu hal ini dapat dibuktikan bahwa Slank telah menjadi band
besar serta band yang lama bertahan meski sempat mengalami
pergantian formasi hingga pada formasi yang sekarang. Perihal itu
45
tentunya menjadi sorotan masyarakat Indonesia khususnya pada karya-
karya Slank yang selalu mengusung dengan tema cinta, alam, politik
maupun persahabatan. Maka dari itu masyarakat juga merasa ikut
terhibur serta ikut andil dalam karya Slank meskipun masyarakat itu
tidak menjadi salah satu pengikut khusus yaitu Slankers. Ini
membuktikan bahwa Slank mencobaba berdiri diatas semua golongan
tanpa adanya sebuah batasan.
c) Hal yang kemungkinan menjadi sintesis a) dan b).
Dengan demikian penjelasan didalam pengertian a) dan b) kemungkinan
sintesis atau hubungan itu dapat terjadi. Hal itu dapat dikarenakan ketika
suatu lirik lagu seseorang dapat merombak perilaku masyarakatnya,
masyarakat itu akan terus memantau perkembangan karya seseorang
tersebut sehingga masyarakat tidak hanya merasa terhibur saja
melainkan ikut serta dalam esensi lirik tersebut.
46
BAB III
BENTUK DAN MAKNA KRITIK SOSIAL
Dalam bab III ini peneliti akan membahas tentang makna kritik sosial
yang terdapat dalam kelima lirik lagu Slank yaitu “Seperti Para Koruptor”, “Bang-
bang Tut”, “Gosip Jalanan”, “Lapindo”, dan “Cekal”. Dari kelima lirik lagu tersebut
telah dianalisis makna lirik yang mengandung kritik sosial dengan hubungan realitas
sosial yang terjadi dalam masyarakat.
3.1 BENTUK KRITIK DAN MAKNA SOSIAL
Menurut Hasan Shadliy dalam buku ‘ Sosiologi Untuk Masyarakat
Indonesia ‘ kritik sosial adalah salah satu bentuk komununikasi dalam masyarakat
yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya suatu sistem atau
proses bermasyarakat (Shadliy 54). Sedangkan menurut peneliti lagu mampu
menyampaikan sebuah pesan sosial secara menarik, dengan kemasan menghibur
dan mampu diterima secara lebih general membuat lagu mampu bergerak
dalam proses pemberian pesan penyadaran sosial. Kekuatan ini semakin lengkap
ketika isu-isu sensitif terutama yang berkaitan dengan kekuasaan dikemas dalam
bentuk satir.
Maka dari itu penulis dalam bab ini akan menganalis adanya makna kritik
sosial dalam lirik-lirik lagu Slank terpilih sebagaimana yang telah disebutkan
diawal bab. Dalam membatasi analisis pada penelitian ini penulis menggunakan
temuan tema kritik sosial yang terdapat dalam kelima lirik lagu Slank sebagai
47
paramaeter analisis dari objeki penelitian ini, tema kritik sosial tersebut adalah:
ketidakadilan, korupsi, dan kondisi lingkungan.
3.1.1 Kritik Ketidakadilan
Tema kritik sosial dalam lirik lagu Slank yang berjudul “Gosip Jalanan”
adalah kritik sosial dalam permasalahan ketidakadilan. Disini Slank
menyampaikan kritik sosial yang menceritakan tentang ketidakadilan yang terjadi
dalam masyarakat khususnya mengambil contoh kasus yang terjadi dalam ranah
hukum di Indonesia.
Gosip Jalanan
Pernahkah lo denger mafia judi ?
Katanya banyak uang suap polisi
Tentara jadi... pengawal pribadi
Apa lo tau mafia Narkoba ?
Keluar masuk jadi Bandar di penjara
Terhukum mati .. tapi bisa di tunda
Siapa yg tau mafia selangkangan
Tempatnya lendir-lendir berceceran
Uang jutaan... bisa dpt perawan..
Kacau balau ..kacau balau
Negaraku ini
Ada yg tau mafia peradilan?
Tangan kanan hukum di kiri pidana
Di kasih uang... habis perkara..
Apa bener ada mafia Pemilu ?
Entah gaptek apa manipulasi data
Jual beli... su.. suara rakyat
48
Mau tau ‘gak mafia di Senayan
Kerjaannya tukang buat peraturan
Bikin UUD... ujung-ujungnya duit
Pernah denger ‘gak triakan Allahu Akbar..?
Pake peci... tp kelakuan bar-bar..
Ngerusakin bar.. orang di tampar-tampar
(Gosip Jalanan , album PLUR , 2004)
Dalam penggalan lirik lagu “Gosip Jalanan” diatas terdapat banyak unsur
sindiran yang tersirat. Pada bait awal tertulis bahwa pernahkah lo denger mafia
judi... katanya banyak uang suap polisi... tentara jadi pengawal pribadi... Disini
bisa disimpulkan bahwa judi adalah suatu hal yang dilarang untuk siapapun
khususnya pada hukum di suatu negara. Akan tetapi seorang yang dimana bisa
dijadikan panutan yang seharusnya dapat menegakkan hukum itu dengan baik
dan adil, disini tidak dapat menegakkan hukum itu dengan baik serta adil.
Penggunaan pada kata mafia sendiri ialah istilah preman dalam tingkat tinggi
yang biasa disebut mafia.
Bukti hubungan kritik terhadap realita sosial dapat kita lihat kasus Dewan
kehormatan DPR. Lalu penggalan lirik berikutnya yang menjelaskan bahwa Mau
tau gak mafia disenayan.... kerjaannya tukang buat peraturan.... bikin UUD
ujung-ujungnya duit.... Hal ini cukup jelas bahwa makna lirik yang tersirat
mengandung makna sindiran kepada kepemimpinan bangsa yang mana prioritas
sebuah aturan atau sanksi tersebut dapat dibeli dengan uang tanpa harus
dijalankan. Dari kedua penggalan lirik lagu Slank “Gosip Jalanan” ini
menunjukkan bahwa bentuk keadilan yang ditegakkan oleh para kaum pembesar
bangasa tidak lah adil. Hal ini akan dikhawatirkan melemahnya nilai keadilan
49
suatu bangsa dalam penegakkan hukum. Penggunaan pada kata Mau tau gak
mafia disenayan.... kerjaannya tukang buat peraturan.... bikin UUD ujung-
ujungnya duit.... Juga menghadirkan unsur kritik yang mengistilahkan mafia
sendiri bertujuan untuk suatu perlindungan dan penegakan hukum sendiri atau
main hakim (http://id.wikipedia.com).
Dalam penggalan lirik tersebut Slank mencoba menggambarkan anggota
DPR yang pekerjaannya membuat peraturan atau UUD yang diplesetkan menjadi
ujung-ujungnya duit. Karena lagu tersebut sempat membuat telinga beberapa
anggota DPR ‘merah’, akibat mendengar lirik lagu “Gosip Jalanan” yang
dinyanyikan Slank. Salah satu alasannya karena bahasa digunakan tidak etis
(http://muda.kompasiana.com.html).
Cekal
Cekal dicekal
Kritik beda pendapat
Cekal dicekal
Dianggap biang rusuh
Kami juga punya ide
Kalian juga punya ide
Musyawarah mufakat
Musyawarah untuk mufakat (bener nggak ?)
Cekal dicekal
Kebebasannya enggak bebas
Cekal dicekal
Soalnya nggak jelas
Kami juga punya tanggung jawab
Kalian nggak pelu curiga
(Cekal, 1998, album PISS)
50
Dalam penggalan lirik lagu “Cekal” menunjukkan adanya bentuk kritik
yang dimana kebebasan tidak harus dicekal. Semua berhak menyuarakan pendapat
tanpa harus dicekal serta bebas. Slank menciptakan lirik lagu ini bukan tanpa
alasan karena apabila kita perhatikan kembali pada saat pemerintahan masa Orde
Baru banyak tokoh-tokoh, pers, bahkan lagu-lagu yang mengalami pencekalan.
Khususnya pada bidang karya sastra termasuk seniman-seniman lokal yang
menyuarakan protes melalui karya-karya mereka apabila pemerintah
mengganggap hal tersebut tidak sesuai bukan tidak mungkin seniman atau dalam
hal ini pencipta karya akan mengalami pencekalan seperti contohnya Koes Plus,
Iwan Fals, dan sebagainya.
Dalam lirik lagu “Cekal” Slank mencoba mengkritik pemerintah yang
mencekal kebebasan. Seperti pada contoh kasus pencekalan tahun 2008, album
Slank sempat digugat DPR yang tersinggung dengan lagu Slank. DPR menuduh
bahwa ini adalah suatu penghinaan terhadap negara. Hal ini dapat kita kaitkan
dengan teori Sapardi yang menjelaskan bahwa, sejauh mana lirk lagu dapat
menjadi perombak masyarakatnya serta masyarakat yang apa yang dituju. Kutipan
tersebut dapat disimpulkan bahwa lirik lagu Slank terdapat unsur kritik sosial
yang dimana dapat merombak masyarakat tinggi yaitu DPR.
Bang-bang Tut
Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu
Ada yang ngoceh kosong aku terus melaju
Ada udang di balik-balik batu
Bikin hati senang padahal dia ada mau
Bang-bang tut akar gulang-galing
51
Siapa yang kentut ditembak raja maling
Musuh dalam selimut, sama juga maling
Mulut bau kentut, di belakang ngomong miring
Lempar-lempar batu lalu sembunyi tangan
Bikin orang bingung langsung buang badan
Sepandai tupai melompat akhirnya jatuh juga
Belagak sahabat pasti ketahuan belangnya
(Bang-bang Tut, 1996)
Khusus untuk lagu “Bang-Bang Tut” peneliti menemukan fakta bahwa
“Bang-bang Tut” sendiri adalah lagu dolanan anak yang sebelumnya telah
dipopulerkan oleh Ki Hadi Sukatno. Sedangkan Slank dalam penciptaan lagu ini
merubah lirik asli lagu “Bang-Bang Tut” menjadi sebuah parodi yang berisikan
kritik sosial terhadap keadaan politik pada saat itu. Dalam lirik lagu ini terdapat
bentuk kritik sosial yang bertransformasi dalam bentuk satir.
Pesan satir politik melalui lagu mampu memberi teguran sarat kritik
dengan sisipan kemasan humor lebih mengena. Menurut Freud dalam Faruk
(2005:15), tampilan jenaka dimaksudkan untuk mengungkap tekanan terhadap
musuh, mengajak orang lain untuk menertawakan musuh kita.
Satir sendiri merupakan gaya bahasa yang dipakai dalam kesusastraan
untuk menyatakan sindiran atau ejekan terhadap suatu keadaan atau seseorang.
Politik satir adalah bagian dari satir yang khusus mengambil sisi hiburan
darisebuah fenomena politik. Digunakan pula dalam pidato politik untuk
mengungkapkan pesansecara implisit, seperti pada saat ‘menyerang’ lawan politik
dengan menggunakan kata-katasindiran. Pesan satir bisa diwujudkan dalam
beragam bentuk, karikatur, tulisan, karya sastra,maupun karya seni termasuk di
dalamnya adalah lagu.
52
3.1.2 Kritik Korupsi
Seperti Para Koruptor
Aku gak butuh uangmu
Aku gak butuh hartamu
Yang kubutuh hanya cintamu
Setulus cintaku padamu
Aku gak mau warisanmu
Aku gak mau kekayaanmu
Yang ku mau rasa sayangmu
Sesayang aku padamu
Hidup sederhana
Gak punya apa-apa tapi banyak cinta
Hidup bermewah-mewahan
Punya segalanya tapi sengsara
Seperti para koruptor
Aku gak perlu make-up mu
Aku gak perlu bajumu
Yang kuperlu isi dadamu
Sepenuh kasihku padamu
Aku gak penting warna lipstickmu
Aku gak penting perhiasanmu
Yang penting jujur hatimu
Sejujurnya aku falling in love padamu
( Seperti Para Koruptor, album The Big Hip, 2008 )
Istilah “korupsi” juga bisa dinyatakan sebagai suatu perbuatan tidak jujur
atau penyelewengan yang dilakukan karenaadanya suatu pemberian. Dalam
prakteknya, korupsi lebih dikenal sebagai menerima uang yang ada hubungannya
dengan jabatan tanpa ada catatanadministrasinya. Secara hukum pengertian
korupsi adalah tindakpidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan
perundang-undanganyang mengatur tentang tindak pidana korupsi.
53
Di dalam penggalan lirik diatas menjelaskan bahwa aku gak butuh
uangmu... aku gak butuh hartamu... yang kubutuh hanya cintamu... setulus
cintaku padamu. Ungkapan lirik tersebut ialah merupakan bentuk kritik terhadap
para koruptor yang dimana terdapat suatu esensi yang menegaskan bahwa
percuma banyak uang tetapi sedikit kebahagiaan tentang suatu rasa yang tulus
didalam cinta kasih. Pada penggalan lirik refrain tertulis bahwa hidup
sederhana... nggak punya apa-apa tapi banyak cinta... hidup bermewah-mewah...
punya segalanya tapi sengsara... seperti para koruptor... Di dalam penggalan lirik
berikutnya juga merupakan esensi bentuk kritik sosial yang dimana penggalan
makna lirik menjelaskan bahwa kesederhanaan adalah suatu hadiah yang cukup
untuk lebih merasakan cinta kasih dalam suatu hubungan apapun yang melibatkan
itu dibandingkan mempunyai gaya hidup yang bermewah-mewah tetapi banyak
musuh akibat korupsi.
Pada akhirnya korupsi yang merupakan sebuah kondisi sosial yang
ternyata hingga kini belum hilang walaupun pemerintah mencanangkan untuk
memberantas perilaku negatif. Hal ini dapat menjadi realita sosial yang dimana
lirik lagu Slank mampu memberikan suatu pesan kritik sosial terhadap peristiwa
tersebut. Dengan diangkatnya wacana ini ke permukaan, menjadi sebuah bukti
akan pertanyaan besar korupsi masih menjadi mitos negeri ini. Semakin marak
ketika ketidakadilan akan perlakuan hukum bagi kelompok marginal. Dalam hal
ini sesuai dengan pernyatan Sapardi (2009:1) bahwa sastra adalah gambaran
kehidupan dan kehidupan merupakan realitas sosial, hal ini disampaikan pula oleh
54
Abrams bahwa karya sastra merupakan tiruan atau pembayangan dunia kehidupan
nyata (Abrams dalam Yudiono 1990:31).
3.1.3 Kritik Kondisi Lingkungan
Lapindo
Hanya orang bodoh yang membuang
sampah ke dalam sungai
Hanya orang bego yang membuang
kotoran ke dalam kali
Hanya orang gak berpendidikan
Membuang limbah ke dalam laut
Hanya orang stupid yang membuang
buang comberan ke selokan
Lapindo...
Anak kecil pun tau
Jangan buang sampah sembarangan
Lapindo (Recycle dong)...
Lapindo
Lapindo (Lapindo)...
Lapindo
(Lapindo, Slow But Sure, 2007)
Sedangkan pada lirik lagu “Lapindo” penggalan lirik yang digaris bawah
menunjukkan bentuk kritik yang mana bahwa orang yang berpendidikan
seharusnya dapat memberikan contoh baik pada masyarakakat agar dapat
dijadikan sebagai panutan. Realita kritik tersebut terjadi pada peristiwa lumpur
lapindo di Sidoarjo pada tanggal 29 Mei 2006 (id.wikipedia.com).
55
Dalam lirik lagu “Lapindo” Slank menggunakan kritik sekaligus sindiran.
Seperti dalam bait berikut:
Hanya orang bodoh yang membuang
Sampah ke dalam sungai
Hanya orang bego yang
Membuang kotoran ke dalam kali
Hanya orang yang ga berpendidikan
Yang membuang limbah ke dalam laut
Hanya orang stupid yang membuang comberan ke selokan
Perumpaan ‘membuang sampah ke dalam kali’ , ‘membuang limbah ke
dalam laut’ mempunyai makna bahwa upaya pihak terkait untuk membuang
lumpur ke dalam laut atau sungai adalah suatu kesalahan dan bukan merupakan
solusi. Sampah disini mempunyai makna lumpur Lapindo itu sendiri.
Semburan lumpur Lapindo di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, yang
sudah berlangsung hampir 5 tahun dengan volume diperkirakan sebesar 80.000-
100.000 m3 menyajikan kekhawatiran di tengah-tengah masyarakat Porong.
Lumpur panas Lapindo yang dibuang ke laut melalui sungai Porong,
mengganggu ekositem laut dan merusak hutan mangrove. Terlebih, dari aspek
fisik, lumpur Lapindo memiliki butiran yang sangat halus, yaitu sekitar 0,0039
milimeter atau tergolong larutan koloid, yaitu larutan yang sangat sulit
dipisahkan antara air dan material padatan, sehingga lumpur Lapindo ini tidak
bisa diendapkan dalam skala besar dan membutuhkan persyaratan khusus untuk
mengendapkannya. Alhasil, lumpur Lapindo tidak mungkin dibuang begitu saja
ke badan sungai atau laut.
.(http://indomaritimeinstitute.org/2011/07/5-tahun-lumpur-lapindo-ekosistem-
pesisir-sidoarjo-menjerit/)
Secara garis besar kalimat kontroversial, lank cenderung menggunakan
kalimat atau istilah-istilah kontroversial yang menggelitik atau menciptakan pola
pikir dan opini bagi para pendengarnya.
Kalimat kontroversial juga sering digunakan band ini dalam lirik-lirik
`lagunya. Seperti contohnya, Slank cenderung menggunakan kalimat atau istilah-
56
istilah kontroversial yang menggelitik atau menciptakan pola pikir dan opini bagi
para pendengarnya.
Pesan atau ide yang disampaikan melalui lirik lagu biasanya memiliki
keterkaitan dengan konteks historis. Muatan lagu tidak hanya sebuah gagasan
untuk menghibur, tetapi memiliki pesan-pesan moral atau idealisme dan sekaligus
memiliki kekuatan ekonomis. Perkembangan musik dewasa ini lebih
menyesuaikan dengan selera pasar, sehingga industri musik lebih banyak
melahirkan lagu-lagu yang laku keras dipasaran, misalnya lagu-lagu pop yang
bertemankan percintaan. Hal ini berbeda sekali dengan misi-misi dari musisi yang
peduli pada kondisi sosial, misalkan Slank, Iwan Fals, Franky Sahilatua, Sawung
Jabo, Setiawan Djody, atau pun Grup Musik Kantata, Edane dan lain-lain.
Walaupun demikian perkembangan lagu-lagu yang bertemakan kritik sosial
ternyata juga dimanfaatkan oleh industri musik untuk mendapatkan akumulasi
modal yang semakin besar.
Lagu-lagu grup band Slank sebagian bertemakan kritik sosial, cukup
mendapat perhatian dari kalangan pencinta musik dari awal ia berkarir di dunia
musik hingga saat ini. Misi-misi kemanusian, menyoroti ketimpangan-
ketimpangan, kritik terhadap kesewenangan, ketidakadilan dan masalah sosial
maupun masalah politik yang lainnya.
Dalam kelima lirik lagu Slank diatas merupakan bentuk suara atau apresiasi
dalam berbagai macam kondisi yang melibatkan beberapa kasus yang terjadi
khususnya dalam negeri. Selain bentuk lirik lagu, pesan gaya bahasa musik
kelima lagu diatas juga sesuai dengan maksud penyampaiannya. Karena menurut
57
peneliti efek harmoni nada juga sangat diperlukan sebagai penghubung lirik lagu
agar lirik tersebut nampak nyata untuk disampaikan.
Pengertian teori Sapardi juga memeberikan suatu esensi serta kontrol
komunikasi yang dimana menghadirkan sebuah pengarahan dalam menganalisis
suatu lirik. Aturan teori sangat berlaku dalam menganalisis suatu lirik lagu supaya
kita mengetahui dimana letak acuan peneliti dalam meringkas suatu karya.
58
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan teori kritik sosial di
dalam kelima lirik lagu Slank dapat disimpulkan sebagai berikut: kritik sosial
yang menghubungkan dengan realita sosial didalam kelima lirik lagu Slank dapat
lebih memberikan suatu makna dari setiap isi lirik yang terkandung sebagai
informasi bahwa realita yang terjadi saat itu sesuai dengan karya yang tercatat saat
itu pula.
Lirik lagu merupakan suatu hasil interpretasi seorang pengarang dalam
memandang sebuah fenomena-fenomena yang terjadi pada saat ini. Fenomena
tersebut tidak hanya dipahami sebagai pemahaman atas sosiologi masyarakatnya,
tetapi hal lain yang lebih abstrak; misalnya dalam segi aspek psikologisnya dan
ide pemikirannya, bahkan kedinamisan makna definitif musik dari masa ke masa
dapat digunakan sebagai referensi untuk karya sastra selanjutnya. Karya lirik lagu
yang dapat dikatakan baik selalu bersifat relatif; kohesif antara objek observasi
pengarang dan selera pembaca dalam memaknai karya tersebut
Seperti di dalam lagu Slank yang berjudul “Seperti Para Koruptor” yang
menggambarkan bahwa budaya korupsi semakin marak terjadi di dalam suatu
kepemimpinan negara. Bentuk sindiran di dalam lirik “Seperti Para Koruptor”
juga termasuk salah satu bentuk esensi suatu kritik. Oleh sebab itu, teori kritik
sosial disini sangat diperlukan untuk menjembatani esensi kritik tersebut di dalam
59
kritik sosial agar hubungan kritik yang ada menjadi lebih teratur dan jelas apabila
mengkaitkannya dengan teori kritik sosial yang ada. Sehingga proses yang saling
menjembatani ini akan dapat lebih menghadirkan poin-poin penting di dalam
makna lirik, kritik, serta hubungan realita pada saat itu.
Pada akhirnya tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk dan
makna kritik sosial dalam lirik lagu serta makna penyampaiannya dalam realitas
sosial. Sebuah karya yang tidak lepas dari unsur dunia sastra dalam suatu
pengkajiannya.
4.2 Saran
Terlepas masalah pengertian teori dengan objek yang telah digunakan di
dalam skripsi ini, diharapkan bagi pembaca dapat memulai di dalam diri sendiri
dengan menerapkan poin-poin penting yang terkandung di dalam kelima lirik lagu
Slank serta mengamalkan dan membaginya untuk sesama demi negara kita yang
lebih maju. Selebihnya agar masyarakat khususnya generasi muda agar dapat
lebih mengapresiasi karya sastra sebagai salah satu bentuk dari kebudayaan
mahluk sosial.
Selain itu, penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut untuk mengkaji lirik
lagu sosial Slank dari segi yang berbeda maupun meneliti lirik lagu sosial lainnya
dengan kajian yang sama. Hal ini penting dilakukan untuk memperoleh analisis
yang lebih lengkap dan diharapkan dapat mendorong pembaca untuk
mempelajarinya dan menjadi bekal dalam memahami bentuk dan makna kritik
sosial dalam peranan bahasa ke dalam sebuah lirik lagu.
60
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani, 1987. Sosiologi Kelompok Dan Masalah Sosial. Jakarta: Fajar
Agung
Akbar, Akhmad Zaini, 1997. Kritik Sosial, Pers, Politik Indonesia dalam Kritik
Sosial dan Wacana Pembangunan. Yogyakarta: UII Press.
Anwar, Khaidir. 1984. Fungsi dan Peranan Bahasa Sebuah Pengantar.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ariel Heryanto, 1984. “Sastra, Sejarah, dan Sejarah Sastra” dalam Andy
Zoeltom ( ed ). Budaya Saastra. Jakarta: CV. Rajawali Press.
______,1998. “Masihkah politik Jadi Panglima: Politik Kesusteraan Indonesia
Mutakhir”. Prisma, Nomor 8, Tahun XVII, Jakarta: LP3ES.
Bahari, Nooryan. Kritik Seni: Wacana Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Fananie, Zainuddin. 2001. Telaah Sastra . Muhammadiyah
University Press, Surakarta.
Faruk. 2005. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hadi, Sofyan. 2000. Kamus Ilmiah Kontemporer. Bandung: Pustaka Setia.
61
Pusat Bahasa Departemen Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia . Balai Pustaka, Jakarta.
Ratna, Nyoman Kutha. 2005. Sastra dan Culture Studies. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Revolta, Raka. 2008. Slank dan Mafia Senayan. Yogyakarta: Bio Pustaka.
Ricoeur, Paul. 2006. Hermeneutika Ilmu Sosial . Kreasi Wacana,
Yogyakarta.
Sapardi Djoko Damono, 2002. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar
Ringkas. Jakarta: Pusat Pengembangan Bahasa, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Shadliy, Hassan. 1983. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta: Bina
Aksara
Sztompka. 2005. Sosiologi Perubahaan Sosial. Penerbit: Prenada Media,
Rawamangun-Jakarta.
Teeuw, A. 2003. Sastera Dan Ilmu Sastera. Penerbit: Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Wellek, Rene & Austin Warren. 1968. Theory of Literature. New York: Harcourt
& World.
62
Sumber Internet:
Id.wikipedia.org “ Banjir lumpur panas Sidoarjo “. URL wikipedia.org (Diakses
15/11/2013)
Indomaritimeinstitute.org “ Berita Terkini “. URL indomaritim.org (Diakses
23/12/2013)
Slank.com “ Discography “.URL slank.com. (Diakses 12/12/2013)
Slank.com “ News “. URL slank.com. (Diakses 24/12/2013)
63
LAMPIRAN
TRANSKRIP LIRIK LAGU SLANK
Gosip Jalanan
Pernahkah lo denger mafia judi ?
Katanya banyak uang suap polisi
Tentara jadi... pengawal pribadi
Apa lo tau mafia Narkoba ?
Keluar masuk jadi Bandar di penjara
Terhukum mati .. tapi bisa di tunda
Siapa yg tau mafia selangkangan
Tempatnya lendir-lendir berceceran
Uang jutaan... bisa dpt perawan..
Kacau balau ..kacau balau
Negaraku ini
Ada yg tau mafia peradilan?
Tangan kanan hukum di kiri pidana
Di kasih uang... habis perkara..
64
Apa bener ada mafia Pemilu ?
Entah gaptek apa manipulasi data
Jual beli... su.. suara rakyat
Mau tau ‘gak mafia di Senayan
Kerjaannya tukang buat peraturan
Bikin UUD... ujung-ujungnya duit
Pernah denger ‘gak triakan Allahu Akbar..?
Pake peci... tp kelakuan bar-bar..
Ngerusakin bar.. orang di tampar-tampar
( Gosip Jalanan , album PLUR , 2004 )
Cekal
Cekal dicekal
Kritik beda pendapat
Cekal dicekal
Dianggap biang rusuh
Kami juga punya ide
Kalian juga punya ide
Musyawarah mufakat
Musyawarah untuk mufakat (bener nggak ?)
Cekal dicekal
65
Kebebasannya enggak bebas
Cekal dicekal
Soalnya nggak jelas
Kami juga punya tanggung jawab
Kalian nggak pelu curiga
(Cekal, 1998, album PISS )
Bang-bang Tut
Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu
Ada yang ngoceh kosong aku terus melaju
Ada udang di balik-balik batu
Bikin hati senang padahal dia ada mau
Bang-bang tut akar gulang-galing
Siapa yang kentut ditembak raja maling
Musuh dalam selimut, sama juga maling
Mulut bau kentut, di belakang ngomong miring
Lempar-lempar batu lalu sembunyi tangan
Bikin orang bingung langsung buang badan
Sepandai tupai melompat akhirnya jatuh juga
Belagak sahabat pasti ketahuan belangnya
(Bang-bang Tut, 1996)
66
Seperti Para Koruptor
Aku gak butuh uangmu
Aku gak butuh hartamu
Yang kubutuh hanya cintamu
Setulus cintaku padamu
Aku gak mau warisanmu
Aku gak mau kekayaanmu
Yang ku mau rasa sayangmu
Sesayang aku padamu
Hidup sederhana
Gak punya apa-apa tapi banyak cinta
Hidup bermewah-mewahan
Punya segalanya tapi sengsara
Seperti para koruptor
Aku gak perlu make-up mu
Aku gak perlu bajumu
Yang kuperlu isi dadamu
Sepenuh kasihku padamu
67
Aku gak penting warna lipstickmu
Aku gak penting perhiasanmu
Yang penting jujur hatimu
Sejujurnya aku falling in love padamu
(Seperti Para Koruptor, album The Big Hip, 2008)
Lapindo
Hanya orang bodoh yang membuang
sampah ke dalam sungai
Hanya orang bego yang membuang
kotoran ke dalam kali
Hanya orang gak berpendidikan
Membuang limbah ke dalam laut
Hanya orang stupid yang membuang
buang comberan ke selokan
LAPINDO...
68
Anak kecil pun tau
Jangan buang sampah sembarangan
LAPINDO (Recycle dong)...
LAPINDO
LAPINDO (LAPINDO)...
LAPINDO
(Lapindo, Slow But Sure, 2007)