Customer Focus Practices dan Product Innovation Practices...
Transcript of Customer Focus Practices dan Product Innovation Practices...
i
CUSTOMER FOCUS PRACTICES DAN PRODUCT
INNOVATION PRACTICES SERTA KAITANNYA
TERHADAP ORGANISATIONAL SUSTAINABILITY
PERFORMANCE MENURUT PERSEPSI
MANAJEMEN
(STUDI KASUS PADA PT. DAYA MANUNGGAL
SALATIGA)
Oleh :
LIANA DEWI HARYANTO
NIM : 232009023
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
ii
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jalan Diponegoro 52 -60
:(0298) 321212, 311881
Telex 322364 ukswsa ia
Salatiga 50711 - Indonesia
Fax. (0298) -3 21433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA
Yang bertanda tangan dibawah ini:
N a m a : LIANA DEWI HARYANTO
N I M : 232009023
Program Studi : AKUNTANSI
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja,
Judul : CUSTOMER FOCUS PRACTICES DAN PRODUCT
INNOVATION PRACTICES SERTA KAITANNYA
TERHADAP ORGANISATIONAL SUSTAINABILITY
PERFORMANCE MENURUT PERSEPSI MANAJEMEN
(STUDI KASUS PADA PT. DAYA MANUNGGAL
SALATIGA)
Pembimbing : Dr. Suzy Noviyanti, MM., CPA
Tanggal di uji : 18 JANUARI 2013
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain
yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis
aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan
orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai
peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 2 Januari 2012
Yang memberi pernyataan,
LIANA DEWI HARYANTO
iii
CUSTOMER FOCUS PRACTICES DAN PRODUCT
INNOVATION PRACTICES SERTA KAITANNYA
TERHADAP ORGANISATIONAL SUSTAINABILITY
PERFORMANCE MENURUT PERSEPSI
MANAJEMEN
(STUDI KASUS PADA PT. DAYA MANUNGGAL
SALATIGA)
Oleh :
LIANA DEWI HARYANTO
NIM : 232009023
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
Disetujui oleh :
Dr. Suzy Noviyanti, MM., CPA
Pembimbing
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
iv
MOTTO
“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri” (Amsal 3:5)
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; janganlah bimbang, sebab
Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;
Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa
kemenangan” (Yesaya 41:10)
v
ABSTRACT
All organisations or companies surely want their business still sustainable.
Therefore, organisations or companies try to improve sustainability performance.
The way to improve sustainability performance by implement Corporate Social
Responsibility (CSR). In the presence of CSR, organisations or companies began
have responsibility to the environment and social issues, so that the various
stakeholder’s interest can be managed properly. To implement CSR,
organisations or companies must have sustainability performance management
practices to reach organisational sustainability performance. This study focus on
two sustainability performance management practices, they are : customer focus
practices and product innovation practices.
This study uses the technique of qualitative descriptive analysis. This study
aimed to know whether PT. Daya Manunggal Salatiga already implemented
customer focus practices and innovation product practices, and the relationship
of both management practices with sustainability performance based on
management perception. The results of this study indicate that the PT. Daya
Manunggal Salatiga already implemented customer focus practices and product
innovation practices. Both of those management practices related with
sustainability performance.
Keywords :organisational sustainabiliy practices, customer focus practices,
product innovation practices
vi
SARIPATI
Semua organisasi atau perusahaan pasti menginginkan bisnisnya tetap
terus berlanjut. Oleh karena itu, organisasi atau perusahaan berupaya untuk
meningkatkan kinerja keberlanjutan. Cara untuk meningkatkan kinerja
berkelanjutan dengan menerapkan Corporate Social Responsibilty (CSR). Dengan
adanya CSR perusahaan mulai mempunyai tanggung jawab terhadap lingkungan
dan sosial, sehingga kepentingan para stakeholder yang berbeda-beda dapat
dikelola dengan baik. Untuk menerapkan CSR, organisasi atau perusahaan harus
mempunyai kinerja praktek-praktek manajemen yang berkelanjutan agar tercapai
kinerja keberlanjutan organisasi. Penelitian ini fokus pada dua kinerja praktek-
praktek manajemen yang berkelanjutan, yaitu : praktek fokus pelanggan dan
praktek inovasi produk.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah PT. Daya Manunggal Salatiga sudah
menerapkan praktek fokus pelanggan dan praktek inovasi produk serta kaitan
kedua praktek manajemen terhadap kinerja keberlanjutan menurut persepsi
manajemen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Daya Manunggal
Salatiga sudah menerapkan praktek fokus pelanggan dan praktek inovasi produk.
Kedua praktek manajemen tersebut berkaitan terhadap kinerja keberlanjutan.
Kata kunci : kinerja keberlanjutan organisasi, praktek fokus pelanggan,
praktek inovasi produk
vii
KATA PENGANTAR
Saat ini tanggung jawab lingkungan dan sosial menjadi suatu hal yang
penting bagi organisasi atau perusahaan. Hal ini disebabkan karena kebutuhan dan
tuntutan dari para stakeholder yang berbeda-beda. Untuk mengelola kebutuhan
dan tuntutan yang berbeda-beda, penerapan Corporate Social Responsibility
(CSR) tepat untuk dilakukan karena CSR tidak hanya fokus pada keuangan saja,
tetapi juga memperhatikan dampak lingkungan dan sosial. Dengan
memperhatikan ketiga aspek ini, maka dapat tercapi keberlanjutan perusahaan.
Penerapan CSR dapat dilakukan perusahaan dengan menerapkan
sustainability performance manajemen practices. Ada delapan sustainability
performance manajemen practices. Penelitian ini hanya fokus pada dua praktek
yaitu customer focus practices dan product innovation practices. Dengan
menerapkan dua hal tersebut, maka dapat tercapai sustainability performance.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
penerapan customer focus practices dan product innovation practices serta
kaitannya terhadap sustainability performance. Obyek yang dipilih dalam
penelitian ini adalah PT. Daya Manunggal Salatiga. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang diteliti dan bagi pihak lain yang
berkepentingan.
Salatiga, 2 Januari 2013
Penulis
viii
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih
karunia dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan kertas kerja ini penulis tidak dapat
menyelesaikan sendiri tanpa bantuan dan dorongan dari pihak lain. Oleh karena
itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkatNya.
2. Ibu Dr. Suzy Noviyanti, MM., CPA selaku dosen pembimbing yang
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan saran dan masukan
dalam penulisan kertas kerja ini.
3. PT. Daya Manunggal Salatiga selaku obyek yang diteliti. Terima kasih
sudah bersedia meluangkan waktu untuk diteliti dan memberikan data-
data yang diperlukan penulis.
4. Bapak Ir. Djarot Goenadi selaku Factory Manajer PT. Daya
Manunggal Salatiga.
5. Ibu Dra. MA. Dian L Meilisa selaku Ka. Dept Umum-Personalia PT.
Daya Manunggal Salatiga.
6. Bapak Drs. Triyuni Santoso selaku Ka. Dept PPC PT. Daya
Manunggal Salatiga.
7. Bapak Muh. Safruddin, SE, Msi., Akt selaku Ka. Dept Accounting PT.
Daya Manunggal Salatiga.
8. Bapak Hari Sunarto, SE, MBA, PhD selaku Dekan Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
9. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE, MBA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana.
10. Bapak Marwata, SE, Msi, PhD selaku wali studi.
11. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Kristen Satya Wacana yang telah membekali ilmu pengetahuan serta
seluruh civitas akademika UKSW.
12. Seluruh keluargaku terutama papa, mama, kedua oohku yang terus
memberikan dorongan agar segera menyelesaikan penulisan kertas
kerja ini.
13. My love, Tri dan keluarga. Terima kasih atas semua dorongan,
semangat, dan saran yang diberikan.
14. Teman-teman seperjuangan, Yunita, Helen, Fani, Nana, Shella,
Melada, Kartika, Inggrid, Ester, Etik.
15. Teman-teman kos Dipo 62B.
16. Teman-teman di Kudus, Eka, Martha, Tomat, Nia.
17. Kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penulisan
kertas kerja dan selama penulis masih kuliah yang mungkin tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu.
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................... i
Surat Pernyataan Keaslian Kertas Kerja ........................................................................ ii
Halaman Persetujuan ................................................................................................... iii
Halaman Motto ............................................................................................................ iv
Abstract ........................................................................................................................ v
Saripati ........................................................................................................................ vi
Kata Pengantar ............................................................................................................ vii
Ucapan Terima Kasih ................................................................................................ viii
Daftar Isi ...................................................................................................................... ix
Daftar Tabel .................................................................................................................. x
Daftar Lampiran .......................................................................................................... xi
PENDAHULUAN...................................................................................... ..................... 1
KERANGKA TEORITIS ........................................................................................... 4
Stakeholder Theory .............................................................................................. 4
Corporate Social Responsibility (CSR) ................................................................ 6
Sustainability Performance Management Practices (SPMPs) ............................... 7
Organisational Sustainability Performance (OSP) ............................................... 8
Customer Focus Practices (CFP) dan Kaitannya terhadap Organisational
Sustainability Performance (OSP) ..................................................................... 10
Product Innovation Practices (PIP) dan Kaitannya terhadap Organisational
Sustainability Performance (OSP) ..................................................................... 11
METODE PENELITIAN ......................................................................................... 13
Jenis dan Sumber Data ....................................................................................... 13
Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 13
Teknik dan Langkah-Langkah Analisis .............................................................. 14
HASIL DAN ANALISIS ........................................................................................... 14
Gambaran Obyek Penelitian ............................................................................... 14
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) ............................................. 17
Customer Focus Performance (CFP) yang Terdapat di Damatex ........................ 20
Product Innovation Practices (PIP) yang Terdapat di Damatex .......................... 24
Indikator dari Organisational Sustainability Performance (OSP) ....................... 26
Customer Focus Performance (CFP) dan Kaitannya terhadap
Organisational Sustainability Performance (OSP) Menurut Persepsi
Manajemen ........................................................................................................ 30
Product Innovation Practices (PIP) dan Kaitannya terhadap Organisational
Sustainability Performance (OSP) Menurut Persepsi Manajemen ...................... 31
PENUTUP ................................................................................................................. 33
Kesimpulan ....................................................................................................... 33
Implikasi Terapan .............................................................................................. 34
Keterbatasan Penelitian dan Saran untuk Penelitian Mendatang ......................... 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kebutuhan dan Tuntutan Masing-Masing Stakeholder ..................................... 5
Tabel 2 Indikator Empiris Customer Focus Practices dan Product
Innovation Practices ........................................................................................ 8
Tabel 3 Indikator Empiris Sustainability Performance Indicators (SPIs) ...................... 9
Tabel 4 Persentase Pelanggan dari Luar Negeri (Ekspor) ........................................... 22
Tabel 5 Jumlah Pelanggan .......................................................................................... 23
Tabel 6 Persentase Perubahan Pelanggan ................................................................... 23
Tabel 7 Persentase Perubahan Biaya Pengelolaan Limbah .......................................... 27
Tabel 8 Jumlah Keluhan Pelanggan ............................................................................ 28
Tabel 9 Data Penjualan 2010-2011 ............................................................................. 29
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi PT. Daya Manunggal Salatiga .................................. 38
Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Wawancara................................................................. 39
Lampiran 3 Dafttar Riwayat Hidup ............................................................................ 44
Lampiran 4 Surat Keterangan ..................................................................................... 46
1
PENDAHULUAN
Pada umumnya, perusahaan-perusahaan mempunyai tujuan yang sama
yaitu menjalankan bisnisnya semaksimal mungkin supaya mendapat keuntungan
yang sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan seringkali
fokus untuk memaksimalkan laba dan mengabaikan dampak sosial serta
lingkungan yang mungkin timbul akibat aktivitas dari perusahaan. Aktivitas yang
dilakukan perusahan berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan, misalnya
polusi udara dan air akibat dari limbah yang dihasilkan, hutan yang gundul karena
sering ditebangi, dan sebagainya. Hal ini membuat masyarakat selalu
berpandangan negatif terhadap aktivitas operasional perusahaan (Ratnasari, 2010).
Akibat pandangan negatif tersebut, maka tanggung jawab sosial dan
lingkungan saat ini menjadi sesuatu yang penting dan mendapat perhatian khusus
oleh kalangan dunia usaha (Ratnasari, 2010). Hal ini membuat perusahaan
mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan kepada para stakeholder.
Stakeholder yang dimaksud diantaranya adalah shareholder, karyawan (buruh),
konsumen, kreditor, komunitas, pemasok, dan pemerintah (Wibisono, 2007 dalam
Iryanie, 2009). Setiap stakeholder tersebut mempunyai kepentingan dan tuntutan
masing-masing. Dengan adanya tanggung jawab sosial dan lingkungan,
perusahaan dapat memenuhi dan memperhatikan kepentingan dari masing-masing
stakeholder (Susiloadi, 2008).
Tanggung jawab sosial dan lingkungan ini disebut dengan Corporate
Social Responsibility (CSR) (Soelistyoningrum, 2011). Menurut Kusumadilaga
(2010), CSR tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada
2
single bottom line, yaitu perusahaan yang fokus pada keuangan saja, tetapi
tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom line. Pada Triple
bottom line , perusahaan tidak hanya mementingkan keuangan saja, tetapi juga
memperhatikan sosial dan lingkungan (Susiloadi, 2008). Dengan memperhatikan
ketiga aspek ini (lingkungan, sosial dan keuangan), maka dapat tercapai
keberlanjutan suatu perusahaan (organisational sustainability performance)
(Kusumadilaga, 2010). Organisational sustainability performance adalah kinerja
suatu organisasi atau perusahaan yang dilihat dari triple bottom line, jadi bukan
hanya dilihat dari laba saja tetapi juga dari tanggung jawab lingkungan dan
sosialnya (Mia et al, 2011).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mia et al (2011), organisational
sustainability performance diukur dari sustainability performance indicators
(Spis) dan dipengaruhi oleh sustainability performance management practices
(SPMPs) atau praktek kinerja manajemen yang berkelanjutan. Untuk mencapai
kinerja keberlanjutan perusahaan, maka harus ada praktek-praktek dari
manajemen yang berdasarkan konsep CSR untuk memenuhi kepentingan dari
stakeholder yang beraneka ragam (Mia, 2011). Ada delapan sustainability
performance management practices (SPMPs) yang berpengaruh terhadap
organisational sustainability performance (OSP) dalam tujuh indikator yang
berbeda. Delapan sustainability performance management practices (SPMPs)
terdiri dari environmental management practices (EMP), social responsibility
practices (SRP), process improvement practices (IPIP), customer focus practices
(CFP), product innovation practice (PIP), process and employee effectiveness
3
practices (PEEP), profitability and cash flow practices (PCFIP), capital
utilisation management practices (CUMP).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Mia
et al. (2011) dengan variabel yang sama tetapi dengan objek dan metode
penelitian yang berbeda. Peneliti akan membatasi variabel yang akan digunakan,
karena penelitian ini merupakan bagian dari beberapa penelitian yang dilakukan
bersama-sama. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu customer
focus practices (CFP) dan product innovation practices (PIP). Dalam penelitian
ini akan menggunakanan metode penelitian kualitatif dengan wawancara kepada
manajemen perusahaan dan objek penelitian adalah PT. Daya Manunggal Salatiga
karena perusahaan tersebut sudah menerapkan CSR.
Praktek manajemen yang pertama adalah customer focus practices (CFP).
Customer atau pelanggan merupakan salah satu stakeholder primer. Stakeholder
primer adalah kelompok yang sangat berpengaruh dan jika tidak ada mereka maka
perusahaan tidak dapat bertahan (Clarkson, 1995). Oleh karena itu, pelanggan
merupakan salah satu hal yang penting untuk keberlanjutan perusahaan. CFP ini
merupakan praktek manajemen untuk mendapatkan dan mempertahankan
pelanggan (Mia, 2011). Menurut Telan (2011), masalah sentral perusahaan adalah
bagaimana perusahaan menarik pelanggan dan mempertahankannya agar
perusahaan tersebut dapat berlanjut (sustainable). Praktek manajemen yang kedua
adalah product innovation practices (PIP). Menurut Dewi (2010), agar pelanggan
tertarik untuk membeli suatu produk, maka perusahaan harus membuat inovasi
4
produk. Dengan melakukan inovasi, perusahaan akan menciptakan nilai lebih bagi
pelanggan sehingga pelanggan tertarik untuk membeli produknya.
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang dikemukakan
adalah, apakah PT. Daya Manunggal Salatiga sudah menerapkan customer focus
practices (CFP) dan product innovation practices (PIP) dan apakah kedua hal
tersebut berkaitan terhadap organisational sustainability performance menurut
persepsi manajemen perusahaan ? Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai penerapan customer focus
practices (CFP) dan product innovation practices (PIP) serta kaitannya terhadap
organisational sustainability performance menurut persepsi manajemen
perusahaan. Penelitian ini juga memberi manfaat bagi perusahaan supaya dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik lagi mengenai bagaimana penerapan
customer focus practices (CFP) dan product innovation practices (PIP) dan
kaitannya bagi keberlanjutan perusahaan.
KERANGKA TEORITIS
Stakeholder Theory
Menurut Gray (2001), stakeholder didefinisikan sebagai pihak-pihak yang
berkepentingan pada perusahaan yang dapat mempengaruhi atau dapat
dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan. Stakeholder dapat dibagi menjadi dua
berdasarkan karakteristiknya, yaitu stakeholder primer dan stakeholder sekunder
(Clarkson, 1995). Stakeholder primer adalah seseorang atau kelompok yang
sangat berpengaruh dan jika tidak ada mereka maka perusahaan tidak dapat
bertahan untuk going concern, meliputi : pemegang saham (shareholder),
5
investor, karyawan, konsumen, dan pemasok. Stakeholder sekunder adalah
seseorang atau kelompok yang mempengaruhi atau dipengaruhi perusahaan, tetapi
tidak berhubungan dengan transaksi perusahaan dan tidak esensial
kelangsungannya, meliputi : pemerintah dan komunitas. Dari kedua jenis
stakeholder, yang paling berpengaruh adalah stakeholder primer karena
mempunyai power yang cukup tinggi atas ketersediaan sumber daya perusahaan
(Soelistyoningrum, 2011).
Dalam stakeholder theory mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas
yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri tetapi harus memberikan
manfaat bagi stakeholdernya (Ghozali dan Chariri, 2007 yang dikutip oleh
Iryanie, 2009). Stakeholder mempunyai peranan yang penting bagi perusahaan
karena kelangsungan perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang
diberikan stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ratnasari, 2011). Setiap
stakeholder mempunyai kepentingan dan tuntutan masing-masing kepada
perusahaan. Oleh karena itu, manajemen harus mampu untuk memenuhi
kepentingan dan tuntutan masing- masing stakeholder. Wibisono (2007) dalam
Iryanie (2009) menyatakan secara garis besar kriteria kepuasan masing-masing
stakeholder dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 1
Kebutuhan dan Tuntutan Masing-Masing Stakeholder
Stakeholder Kriteria Kepuasan
Pemegang saham Prestasi keuangan
Karyawan Kepuasan kerja. gaji, supervise
Konsumen Kualitas, pelayanan, lokasi, harga
Kreditor Creditworthiness
Komunitas Kontribusi terhadap komunitas
Pemasok Transaksi yang memuaskan
6
Tabel 1
Kebutuhan dan Tuntutan Masing-Masing Stakeholder
Stakeholder Kriteria Kepuasan
Pemerintah Kepatuhan terhadap hukum
Sumber: Wibisono, 2007 dalam Iryanie, 2009
Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah konsep yang
penting bagi perusahaan untuk memusatkan perhatiannya terhadap lingkungan
dan sosial. Menurut Ratnasari (2011), CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung
jawab moral suatu perusahaan terhadap para stakeholder, terutama komunitas atau
masyarakat disekitar wilayah kerja dan operasinya. Definisi CSR menurut ISO
26000 (www.csrindonesia.com) adalah tanggung jawab sebuah organisasi
terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya
pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku
transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan
kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan,
sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional,
serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh. Menurut definisi diatas
dapat disimpulkan CSR merupakan suatu tanggung jawab sosial dan lingkungan
perusahaan terhadap stakeholder. Dengan adanya CSR, perusahaan tidak hanya
mementingkan keuangan saja, tetapi juga memperhatikan sosial dan lingkungan
(Susiloadi, 2008). Dengan memperhatikan ketiga aspek ini (lingkungan, sosial dan
keuangan), maka dapat tercapai keberlanjutan suatu perusahaan (organisational
sustainability performance) (Kusumadilaga, 2010)
7
Sustainability Performance Management Practices (SPMPs)
Sustainability Performance Management Practices (SPMPs) adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh manajemen untuk memenuhi kepentingan dan
tuntutan masing-masing stakeholder sehingga tercapai kinerja perusahaan yang
berkelanjutan (Mia et al, 2011). Menurut teori stakeholder, perusahaan harus
mempunyai praktek-praktek manajemen untuk memenuhi setiap kepentingan dan
tuntutan para stakeholder yang berbeda-beda. Jika manajemen perusahaan dapat
memenuhi kepentingan dan tuntutan para stakeholders dengan baik, maka akan
tercipta kinerja perusahaan yang berkelanjutan. Menurut Mia et al. (2011), ada
delapan sustainability performance management practices (SPMPs) yang
mempengaruhi keberlanjutan kinerja perusahaan, yaitu environmental
management practices (EMP), social responsibility practices (SRP), process
improvement practices (IPIP), customer focus practices (CFP), product
innovation practice (PIP), process and employee effectiveness practices (PEEP),
profitability and cash flow practices (PCFIP), capital utilisation management
practices (CUMP). Kedelapan jenis SPMPs ini merupakan praktek-praktek
manajemen yang tidak hanya fokus pada keuangan saja, tetapi juga fokus pada
lingkungan dan sosial sehingga kepentingan stakeholder dapat dipenuhi dan
tercapai kinerja perusahaan yang berkelanjutan. Dalam penelitian ini hanya
membahas dua jenis sustainability performance management practices (SPMPs)
yaitu customer focus practices dan product innovation practices. Berikut ini tabel
yang berisi indikator empiris dari customer focus practices dan product
innovation practices :
8
Tabel 2
Indikator Empiris Customer Focus Practices dan Product Innovation
Practices
Indikator Empiris
Customer Focus Practices 1. Akuisisi pelanggan
2. Retensi pelanggan
Product Innovation Practices
1. Pembuatan dan penjualan
produk baru
2. Pengenalan produk baru
3. Waktu yang dibutuhkan untuk
memasarkan produk
Sumber : Mia et al, 2011
Organisational Sustainability Performance (OSP)
Organisational sustainability performance adalah kinerja suatu
perusahaan yang tidak hanya dilihat dari laba saja tetapi juga dari tanggung jawab
lingkungan dan sosialnya (Mia et al, 2011). Setiap perusahaan pasti akan berupaya
untuk memenuhi tuntutan dan kepentingan dari para stakeholder agar perusahaan
tetap sustainable. Perusahaan akan memenuhi hal tersebut dengan penerapan CSR
(Susiloadi, 2008). Melalui penerapan CSR, perusahaan tidak hanya
mementingkan keuangan saja, tetapi juga memperhatikan sosial dan lingkungan
(Susiloadi, 2008). Dengan memperhatikan ketiga aspek ini (lingkungan, sosial dan
keuangan), maka dapat tercapai keberlanjutan suatu perusahaan (organisational
sustainability performance) (Kusumadilaga, 2010)
Mia et al (2011) menyatakan bahwa untuk mencapai sustainability
performance, perusahaan perlu mengidentifikasi praktek manajemen yang
berdasarkan konsep CSR dan menentukan indikator (sustainability performance
indicators (Spis)) untuk mengukur dan menilai pelaksanaan dari praktek
manajemen tersebut. Menurut Mia et al. (2011), ada tujuh sustainability
9
performance indicators (Spis) yaitu environmental performance (EP), employee
value performance (EVP), customer value performance (CVP), social
responsibility performance (SRP), new product development performance
(NPDP), information capital effectiveness performance (ICEP), financial
performance (FP). Tabel di bawah ini adalah indikator empiris dari masing-
masing sustainability performance indicators (Spis).
Tabel 3
Indikator Empiris Sustainability Performance Indicators (Spis)
Sustainability Performance Indicators (Spis)
Indikator Empiris
Kinerja lingkungan (environmental
Performance)
1. Biaya perusahaan untuk
pencemaran efek rumah kaca
2. Biaya perusahaan untuk
mencegah pencemaran air
3. Biaya untuk mengelola limbah
4. Investasi pada teknologi ramah
lingkungan
5. Biaya untuk pencemaran karbon
Kinerja nilai karyawan (employee
value performance)
1. Pelatihan dan pengembangan
karyawan
2. Relasi di tempat kerja
3. Mempertahankan karyawan
yang sudah terlatih
4. Kesehatan karyawan dan
keselamatan kerja
5. Kepuasan karyawan terhadap
perusahaan
Kinerja nilai pelanggan (customer
value performance)
1. Kualitas produk
2. Kepuasan pelanggan terhadap
kualitas barang
Kinerja tanggung jawab sosial (social
responsibility performance)
1. Anggaran untuk komunitas
sosial
2. Anggaran untuk sponsorship
Kinerja pengembangan produk baru
(new product development
performance)
1. Persentase penjualan produk
baru
2. Jangka waktu untuk
memasarkan produk baru
10
Tabel 3
Indikator Empiris Sustainability Performance Indicators (Spis)
Sustainability Performance Indicators (Spis)
Indikator Empiris
Kinerja efektivitas informasi modal
(information capital effectiveness
performance)
1. Efektivitas penggunaan
teknologi
2. Pengungkapan informasi online
Kinerja Keuangan 1. Persentase penjualan produk
Sumber : Mia et al, 2011
Customer Focus Practices (CFP) dan Kaitannya terhadap Organisational
Sustainability Performance (OSP)
Customer focus practices (CFP) dalam sebuah perusahaan didefinisikan
sebagai suatu cara dalam mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan
pelanggan yang sudah ada (Mia et al, 2011). Saat ini selera pelanggan dapat
berubah dengan cepat, sehingga sangat penting bagi organisasi untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan agar tidak kehilangan pelanggan. Oleh karena itu. kegiatan
Customer focus practices (CFP) bagi perusahaan seperti retensi pelanggan dan
akuisisi pelanggan menjadi penting (Mia et al, 2011).
Untuk mempertahankan pelanggan lama dan mendapatkan pelanggan baru,
perusahaan harus melihat apakah pelanggan sudah puas dengan produk yang
dihasilkan. Jika komentar jangka panjang pelanggan sudah merasa puas dengan
produk yang sudah ada, maka akan meningkatkan penjualan sehingga kinerja
keuangan juga ikut naik. Namun, seiring perkembangan jaman kebutuhan
pelanggan dapat berubah dan produk yang sudah ada tidak bisa memuaskan
kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan juga harus membuat dan
mengembangkan sebuah produk baru (Mia et al, 2011). Berdasarkan penjelasan
11
diatas, maka customer focus practices (CFP) berkaitan terhadap (a) kinerja nilai
pelanggan (customer value performance), (b) kinerja pengembangan produk baru
(new product development performance), dan (c) kinerja keuangan (financial
performance).
Product Innovation Practices (PIP) dan Kaitannya terhadap Organisational
Sustainability Performance (OSP)
Product innovation menurut Crawford & De Banedetto (2009: 9) dalam
Dewi (2010) adalah inovasi yang digunakan dalam keseluruhan operasi
perusahaan dimana sebuah produk baru diciptakan dan dipasarkan, termasuk
inovasi di segala proses kegunaannya. Product innovation practices (PIP) terdiri
dari pembuatan dan penjualan produk/jasa baru, pengenalan produk baru/jasa,
waktu yang dibutuhkan untuk memperkenalkan produk baru/jasa ke pasar (Mia et
al, 2011). Menurut Dewi (2010), inovasi produk ini sendiri bertujuan untuk
mempertahankan keberlanjutan perusahaan, karena produk yang sudah lama
dihasilkan perusahaan tidak dapat memenuhi perubahan kebutuhan dan selera
konsumen. Inovasi produk harus memenuhi selera konsumen karena walaupun
kualitasnya bagus tetapi tidak sesuai dengan selera konsumen maka akan
menyebabkan produk tidak diminati dan penjualan akan turun.
Menurut Kotler (1997: 273) terdapat enam kategori produk baru, yaitu :
1. Produk baru bagi dunia, adalah produk baru yang menciptakan
suatu pasar yang sama sekali baru.
2. Lini produk baru, adalah produk yang memungkinkan perusahaan
memasuki pasar yang telah mapan untuk pertama kalinya.
12
3. Tambahan pada lini produk yang sudah ada, adalah produk-produk
baru yang melengkapi suatu lini produk perusahaan yang sudah
mantap.
4. Perbaikan dan revisi produk yang telah ada, adalah produk baru
yang memberikan kinerja, kualitas, dan nilai yang dianggap lebih
baik dan menggantikan produk yang telah ada.
5. Penentuan kembali posisi (repositioning), adalah produk yang telah
ada diarahkan ke pasar atau segmen pasar baru.
6. Pengurangan biaya, adalah produk baru yang menyediakan kinerja
serupa dengan harga yang lebih murah.
Menurut Klomp & Van Leeuwen (2001), mengungkapkan bahwa
organisasi atau perusahaan yang melakukan product innovation practices (PIP)
cenderung bertujuan untuk mencapai kinerja lingkungan dan keuangan. Inovasi
produk harus dilakukan dengan memperhatikan dan mengelola dampak yang
terjadi pada lingkungan akibat dari hasil inovasi produk.
Perusahaan yang melakukan inovasi produk akan membuat produk yang
lebih sesuai dengan selera konsumen. Jika selera konsumen dapat dipenuhi, maka
konsumen akan puas dengan produk dan kepuasan ini akan berdampak kepada
peningkatan penjualan. Peningkatan penjualan ini akan membuat kinerja
keuangan perusahaan meningkat (Mia et al, 2011). Berdasarkan penjelasan diatas,
maka product innovation practices (PIP) berkaitan terhadap (a) kinerja
lingkungan (environmental performance), (b) kinerja nilai pelanggan (customer
13
value performance), (c) kinerja pengembangan produk baru (new product
development performance), dan (d) kinerja keuangan (financial performance).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
tepat digunakan dalam penelitian ini, karena dapat lebih mudah dalam
menjelaskan bagaimana persepsi manajemen mengenai kaitan customer focus
practices dan product innovation practices terhadap organisational sustainability
performance. Peneliti hanya mengambil satu perusahaan saja yaitu PT. Daya
Manunggal Salatiga. Alasan peneliti memilih PT. Daya Manunggal Salatiga
karena perusahaan tersebut sudah menerapkan CSR dan juga perusahaan tersebut
lebih mudah untuk dijangkau karena masih dalam wilayah Salatiga. Peneliti hanya
mengambil satu perusahaan dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya. Selain itu,
dengan pemusatan hanya pada satu perusahaan diharapkan dapat menjadikan
penelitian ini lebih mendalam dan menghasilkan data yang memadai untuk
dianalisis. Oleh karena itu, studi kasus merupakan media yang tepat untuk
penelitian ini.
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh secara langsung
melalui wawancara kepada para manajer puncak dan manajer pada tiap bagian di
PT. Daya Manunggal Salatiga.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan studi literatur dan studi
lapangan. Pada studi literatur menggunakan data teoritis untuk menunjang
14
pembahasan masalah tentang kaitan customer focus practices dan product
innovation practices terhadap sustainability performance dalam organisasi. Data
diperoleh dari jurnal, internet, dan buku-buku. Sementara itu, studi lapangan
dilakukan dengan menggunakan metode wawancara kepada manajer puncak dan
manajer tiap bagian pada PT. Daya Manunggal Salatiga. Wawancara dilakukan
melalui tahap tatap muka secara langung dengan manajer menggunakan alat bantu
berupa daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu.
Teknik dan Langkah-Langkah Analisis
Teknik penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Langkah-langkah
analisis yang dilakukan adalah dengan melakukan penelusuran umum tentang
perusahaan-perusahaan di Salatiga yang sudah melakukan corporate social
responsibility (CSR). Perusahaan yang dipilih adalah PT. Daya Manunggal
Salatiga. Selanjutnya dilakukan proses wawancara kepada manajer puncak dan
manajer tiap bagian perusahaan tersebut. Tahap terakhir, data yang didapat dari
wawancara kemudian diolah menjadi informasi.
HASIL DAN ANALISIS
Gambaran Obyek Penelitian
PT. Daya Manunggal atau yang lebih dikenal Damatex dengan status
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDM) didirikan oleh Bapak Musa dan Bapak
The Nien King pada hari Jumat tanggal 17 Februari 1961. Damatex terletak di
Jalan Argobusono No. 1 Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.
Pada awalnya Damatex hanya mempunyai 200 mesin konvensional jenis 1511.44”
dengan jumlah tenaga kerja 150 orang. Modal awal Damatex sebesar Rp.
15
10.000.000,00 dan berdiri diatas tanah seluas ± 2 ha. Damatex berproduksi pada
tahun 1962 dengan hasil produksi berupa grey jenis cotton. Tujuan pendirian
Damatex, yaitu :
1. Mendapatkan keuntungan
2. Membantu pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan
3. Membantu pemerintah dalam penyediaan bahan sandang
4. Membantu pemerintah dalam peningkatan ekspor non migas
Damatex merupakan salah satu cabang perusahaan yang tergabung dalam
Argo Manunggal Group yang berkantor pusat di Jakarta. Damatex mengalami
perkembangan dan perluasan pabrik yang saat ini mencapai luas pabrik 349.725
m2 dan luas bangunan 79.194,04 m2 dengan jumlah tenaga kerja ±2.396 orang
(November 2012). Dengan disertai penambahan mesin-mesin canggih, maka
Damatex mampu meningkatkan hasil produksi yang semula hanya kain grey
sekarang sudah memproduksi dari serat / kapas menjadi benang sampai dengan
kain jadi.
Damatex tidak hanya menjual hasil produksinya di Indonesia saja tetapi
juga menjual ke luar negeri. Hasil produksi yang diekspor sekitar 80% dan sisanya
20% dijual di dalam negeri Negara-negara yang merupakan tujuan ekspor
Damatex adalah : Argentina, Australia, Bahrain, Bangladesh, China, Jerman,
Hongkong, Italy, Jepang, Korea Selatan, Kuwait, Laos, Malaysia, Philiphina,
Saudi Arabia, Singapura, Afrika Selatan, Sri Langka, Thailand, Vietnam, dan
Yunan. Damatex mempunyai empat departemen pada proses produksi, yaitu :
16
1. Departemen Spinning
Departemen Spinning mulai beroperasi pada bulan April tahun 1990. Departemen
ini terdiri dari dua unit yaitu Spinning 1 dan Spinning 2. Tugas Departemen
Spinning adalah memintal kapas atau polyester menjadi benang. Bahan baku yang
digunakan adalah kapas yang berasal dari serat alam, diimpor dari USA,
Australia, Pakistan, China, West/East Afrika, Mesir dan sebagian kecil hasil
panen dari Indonesia, sedangkan polyester berasal dari serat buatan.
2. Departemen Weaving
Departemen Weaving terdiri dari tiga departemen yaitu Departemen Weaving SL
(Shuttle Loom), Departemen Weaving AJL. I (Air Jet Loom), dan Departemen
Weaving AJL. II. Pada depertemen ini melakukan proses produksi berupa
penenunan benang menjadi kain grey. Untuk bahan bakunya menggunakan
benang yang terdiri dari dua jenis yaitu benang pakan (benang yang diproses
dengan susunan melebar) dan benang lusi (benang yang diproses dengan susunan
memanjang).
3. Departemen Processing
Departemen ini memproses kain grey menjadi kain jadi dan siap dikirim. Pada
depertemen ini dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian dyeing yang bertugas
memproses kain grey menjadi kain berwarna polos, bagian printing bertugas
memproses kain grey menjadi kain bermotif/bercorak, dan bagian verpacking
yang bertugas untuk mengecek standart warna dan desain sampai pada
pengiriman.
17
4. Departemen Teknik
Departemen teknik dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu : laborat bertugas
membuat resep warna untuk departemen processing dan menentukan standart
syarat proses kain grey sampai selesai, quality control bertugas untuk meneliti
kualitas resep warna, dan engraving bertugas untuk memproses desain sampai
bentuk sampel serta screen.
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Daya
Manunggal (Damatex) belum sepenuhnya tersruktur. Belum ada departemen yang
khusus untuk menangani masalah CSR dan masih bergabung dengan departemen
umum personalia. Damatex juga belum mengeluarkan sebuah laporan khusus
CSR yaitu sustainability report, tetapi hanya berupa sebuah laporan biasa yang
digunakan sebagai bentuk tanggung jawab kepada atasan atas pengeluaran yang
digunakan untuk kegiatan CSR.
Sejak awal berdiri sebenarnya Damatex sudah melakukan kegiatan CSR
dalam bentuk lingkungan, seperti pengolahan limbah agar tidak mencemari
lingkungan. Hal ini disebabkan karena untuk mendirikan suatu perusahaan
industri sudah ada syarat-syarat tertentu seperti pengolahan limbah dan secara
tidak langsung Damatex sudah melakukan kegiatan CSR. Walaupun mereka tidak
mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan CSR, Damatex
tetap terus meningkatkan kegiatan tersebut khususnya kepedulian kepada
masyarakat di sekitar perusahaan dan juga kepada karyawan perusahaan. Sejak
adanya UU No. 40 tahun 2007, Damatex mulai menyadari bahwa mereka sudah
18
melakukan kegiatan CSR dan kemudian terus mengembangkannya. Oleh karena
itu, data pada analisis ini dibatasi sejak tahun 2007-2011.
Kegiatan CSR yang dilakukan Damatex antara lain :
1. Lingkungan
Damatex sudah mempunyai alat khusus untuk pengelolaan limbah
sehingga tidak mencemari lingkungan. Alat tersebut akan memisahkan
lumpur dengan air. Air yang dipisahkan sudah tidak tercampur limbah lagi
sehingga jika dibuang tidak mencemari lingkungan. Kemudian lumpurnya
dikumpulkan dan setelah terkumpul akan dikirim ke PPLI. Untuk batu
bara sisa hasil pembakaran juga akan dikirim ke PPLI sesuai dengan
regulasi yang berlaku.
Mengalirkan air untuk masyarakat sekitar (untuk musholla) dengan
menggunakan pipa.
Menyediakan bak penampungan air untuk masyarakat sekitar.
Damatex selalu mengikuti setiap acara penghijauan (go green) yang dibuat
oleh pemerintah.
2. Pendidikan
Damatex bekerja sama dengan dengan beberapa SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan) dan kemudian menerima kunjungan siswa baru dari beberapa
SMK yang mengikuti masa orientasi siswa untuk melihat bagaimana dunia
kerja dan aktivitas di dalam perusahaan. Damatex menyediakan bus
beserta bahan bakar yang dipakai untuk mengantar jemput siswa tersebut.
19
Menerima siswa SMK untuk praktek kerja industri selama tiga bulan di
Damatex. Siswa tersebut akan masuk ke dalam unit-unit yang ada untuk
bekerja bersama karyawan Damatex.
Ada beberapa karyawan di Damatex yang menjadi pengurus pada majelis
sekolah di SMK-SMK karena pada SMK memang diwajibkan untuk
mempunyai pengurus majelis sekolah dari dunia industri. Hal ini
dilakukan agar ada keterkaitan antara yang mereka pelajari dengan dunia
kerja, jadi pada saat siswa SMK melakukan ujian praktek, maka karyawan
pada Damatex juga akan menguji mereka.
3. Sosial
Damatex memberi sumbangan jika ada kegiatan khusus seperti 17
Agustus.
Sudah sekitar 1-2 tahun ini, Damatex sebagai pengguna mata air Senjoyo
telah memberikan tarif air kepada masyarakat melalui kas desa. Damatex
juga membaur dengan warga di sekitar mata air Senjoyo dengan cara
selalu menghadiri acara selamatan setiap satu tahun sekali dan juga
mengikuti acara bersih-bersih di sekitar mata air Senjoyo.
4. Karyawan
Damatex memberikan kesejahteraan bagi karyawannya secara normatif
dengan menyediakan fasilitas-fasilitas seperti poliklinik, inventaris kerja,
kantin, dll. Selain itu, juga memberikan tunjangan seperti THR dan
menjamin keselamatan kerja karyawannya.
20
5. Pelanggan
Untuk meningkatkan penjualan, Damatex berupaya agar pelanggan merasa
puas dengan produk yang dihasilkan. Damatex menerapkan kebijakan
mutu yang mengutamakan pada kepuasan pelanggan dan kualitas produk.
Selain itu, dengan adanya ISO 9001 : 2008 menunjukkan salah satu
jaminan perusahaan akan kepuasan pelanggan.
Menurut Damatex, kegiatan CSR ini sangat penting dilakukan, tetapi
penerapannya harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan kebutuhan
masyarakat di sekitar perusahaan. Penerapan CSR juga penting bagi para
stakeholder seperti pemegang saham, karyawan, pelanggan dan community. Para
pemegang saham menghimbau Damatex agar CSR mendapat perhatian khusus
dan segera melakukan kegiatan CSR yang tersruktur. Sedangkan bagi para
karyawan, kegiatan CSR dapat memberikan rasa bangga terhadap perusahaannya.
Bagi para pelanggan di Damatex terutama pelanggan yang branded akan melihat
bagaimana perlakuan perusahaan atas keselamatan karyawan sehingga penerapan
CSR pada karyawan sangat penting dan untuk community, penerapan CSR dapat
membantu kegiatan yang mereka lakukan karena Damatex memberikan bantuan
berupa sumbangan.
Customer Focus Practices (CFP) yang Terdapat di Damatex
Menurut Mia et al (2011), indikator dari variabel customer focus practices
adalah akuisisi pelanggan dan retensi pelanggan. Pada perusahaan Damatex sudah
melakukan customer focus practices karena Damatex berupaya untuk
21
mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama dengan cara
memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Menurut manajemen, pelanggan merupakan faktor yang sangat penting
untuk keberlanjutan perusahaan karena pelanggan merupakan “kehidupan” dan
sumber pendapatan perusahaan serta melalui pelanggan kegiatan produksi dapat
terus berjalan. Oleh karena itu, Damatex terus meningkatkan jumlah
pelanggannya dengan cara pergi ke luar negeri dan juga dalam negeri untuk
menawarkan produknya. Tidak hanya fokus untuk mendapatkan pelanggan baru
saja, tetapi pelanggan lama juga harus diperhatikan, karena melalui pelanggan
tersebut dapat memberikan informasi kepada pelanggan yang baru agar ikut
membeli produk perusahaan. Pada umumnya, jika pelanggan sudah merasa puas
dengan produk suatu perusahaan tertentu, maka pelanggan tersebut akan bercerita
kepada orang lain agar dia membeli produk pada perusahaan yang sama
dengannya.
Damatex menerapkan motto “memberikan kepuasan melebihi kepuasan”
dalam melayani pelanggan. Pelanggan merasa puas biasanya jika pengiriman kain
tepat waktu dan juga kualitas dari kain bagus. Tingkat kepuasan pelanggan dapat
diukur dengan seberapa banyak jumlah keluhan yang ditujukan kepada Damatex.
Damatex biasanya melakukan kunjungan dan membagikan kuisioner kepada
pelanggan untuk menanyakan apakah pelanggan sudah cukup puas dengan produk
yang dihasilkan perusahaan atau ada keluhan. Selain itu agar pelanggan merasa
yakin dengan kualitas produk, Damatex juga mengajak pelanggan untuk melihat
proses produksi secara langsung. Jika ada keluhan seperti kualitas kain yang
22
kurang baik, maka Damatex akan memperbaiki kualitas kain yang dikeluhkan
tersebut dan jika kesalahan yang dibuat Damatex fatal seperti salah desain atau
warna tidak sesuai, maka akan dikenakan potongan harga yang besarnya sesuai
dengan kebijakan perusahaan. Dengan cara demikian pelanggan akan merasa
diperhatikan dan puas dengan pelayanan serta produk Damatex.
Pelanggan di Damatex ada yang di dalam negeri dan di luar negeri.
Berikut ini adalah data persentase pelanggan yang di luar negeri (ekspor) :
Tabel 4
Persentase Pelanggan dari Luar Negeri (Ekspor)
Tahun Persentase
2007 70,32%
2008 66,87%
2009 72,18%
2010 67,27%
2011 82,81%
Sumber: Data Primer, 2007-2011
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa persentase pelanggan yang dari luar
negeri lebih besar daripada persentase pelanggan dari dalam negeri karena
sebagian besar produk Damatex diekspor. Biasanya pelanggan yang di luar negeri
dikategorikan pelanggan branded. Pelanggan yang branded (ekspor) sebelum
melakukan order akan datang ke perusahaan terlebih dahulu untuk melihat apakah
Damatex sudah menerapkan CSR kepada karyawan yang dipekerjakan dengan
cara menjamin keamanan dalam bekerja dan memberikan gaji, fasilitas serta
tunjangan sesuai ketentuan. Pelanggan branded juga akan melihat teknologi yang
digunakan setelah mereka yakin bahwa pada Damatex sudah ada perlindungan
tenaga kerja. Hal ini wajib dilakukan oleh pelanggan branded karena sudah
tercantum dalam peraturan. Mereka tidak mau menjalin kontrak dengan
23
perusahaan yang tidak mematuhi peraturan dalam hal perlindungan tenaga kerja.
Selain itu, jika karyawan sudah dijamin keselamatannya dalam bekerja serta sudah
diberi gaji sesuai ketentuan, maka karyawan tersebut akan dapat bekerja dengan
baik dan produk yang dihasilkan juga akan semakin baik. Oleh karena itu,
Damatex menjamin keamanan dalam bekerja dan memberikan gaji, fasilitas serta
tunjangan sesuai ketentuan secara berkelanjutan agar karyawan dapat bekerja
dengan baik dan menghasilkan produk berkualitas sehingga pelanggan branded
bersedia untuk membeli produk Damatex dan juga bersedia untuk melakukan
repeat order.
Penerapan customer focus practices dapat ditandai dengan kenaikan
jumlah pelanggan karena berupaya untuk mendapatkan pelanggan baru dan
mempertahankan pelanggan lama. Data pelanggan di Damatex tiap tahun selalu
mengalami perubahan jumlah dan persentasenya. Berikut ini jumlah pelanggan
dari tahun 2007-2011 :
Tabel 5
Jumlah Pelangan
Tahun Jumlah pelanggan
2007 148
2008 154
2009 123
2010 150
2011 178
Sumber: Data Primer, 2007-2011
Tabel 6
Persentase Perubahan Pelanggan
Tahun Persentase
2007-2008 Naik 4,05%
2008-2009 Turun 20,13%
2009-2010 Naik 21,95%
24
Tabel 6
Persentase Perubahan Pelanggan
Tahun Persentase
2010-2011 Naik 18,67%
Sumber: Data Primer, 2007-2011
Dari tabel 5 dan 6 terlihat bahwa hanya pada tahun 2008-2009 saja yang
jumlah pelanggannya menurun, sedangkan pada tahun 2007-2008, 2009-2010,
dan 2010-2011 terus mengalami peningkatan walaupun pada tahun 2010-2011
jumlah peningkatannya menurun dibandingkan dengan tahun 2009-2010. Jadi
secara garis besar, jumlah pelanggan pada Damatex mengalami peningkatan.
Product Innovation Practices (PIP) yang Terdapat di Perusahaan
Indikator dari Product innovation practices adalah pembuatan dan penjualan
produk baru, pengenalan produk baru, dan waktu yang dibutuhkan untuk
memasarkan produk baru ke pasar (Mia et al, 2011). Damatex sudah menerapkan
product innovation practices dengan membuat produk baru dan memasarkannya.
Menurut manajemen, Damatex melakukan dua jenis inovasi, yaitu inovasi berupa
perbaikan kualitas sehingga produknya menjadi lebih baik dan inovasi dengan
membuat produk baru. Untuk inovasi yang memperbaiki kualitas dilakukan
melalui test inspeksi yaitu test pemeriksaan kualitas dari produk yang dihasilkan.
Setiap selesai hasil memproduksi selalu dicek terlebih dahulu melalui test
inspeksi, sehingga untuk perbaikan kualitas dilakukan Damatex secara
berkelanjutan. Untuk produk hasil departemen spinning hanya sampelnya saja
(3%) yang ditest inspeksi, sedangkan produk hasil departemen weaving dan
processing seluruhnya dilakukan test inspeksi. Jika pada saat test inspeksi
ditemukan ada produk yang tidak sesuai dengan standart, maka akan langsung
25
diperbaiki sehingga kualitas produk tersebut juga akan lebih baik dari produk
sebelumnya. Selain itu untuk memperbaiki kualitas, Damatex menggunakan
bahan baku yang jarang dipakai di Indonesia (dari luar negeri) sehingga menjadi
keunggulan lebih bagi Damatex dibandingkan dengan pesaingnya. Dengan
memakai bahan baku dari luar negeri, pasti akan membuat kualitas produk (kain)
yang dihasilkan akan menjadi lebih baik. Penggunaan bahan baku contohnya
memakai serat rayon yang berkualitas tinggi dari Eropa.
Inovasi produk dengan membuat produk baru yang dilakukan oleh
Damatex dengan membuat sampel produk yang menggunakan desain yang baru
dan belum pernah dibuat sebelumnya. Sampel produk dengan desain baru
kemudian akan diserahkan ke agent. Agent tersebut kemudian akan menawarkan
ke perusahaan pelanggan di luar negeri. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk
memperkenalkan produk dengan desain baru adalah 3 bulan sampai adanya fix
order.
Damatex menyadari bahwa dengan perkembangan jaman dan teknologi,
maka selera pelanggan juga akan berubah. Oleh sebab itu, Damatex membuat
produk dengan desain baru untuk mengatasi perubahan selera dari pelanggan.
Menurut manajemen, pembuatan produk baru ini rata-rata tiap tahun sebesar 15%-
20% dari total 100% jumlah produk yang dihasilkan. Namun, jumlah ini dapat
berubah karena pembuatan produk baru juga melihat pangsa pasar yang ada. Pada
Damatex jumlah pembuatan produk baru sama dengan yang dijual karena
menggunakan sistem job order, yaitu pelanggan memesan terlebih dahulu produk
baru tersebut kemudian setelah ada pesanan baru akan dibuatkan oleh Damatex.
26
Untuk membuat produk dengan desain baru, Damatex juga memperhatikan
dampak terhadap lingkungan. Menurut manajemen, jika ingin membuat suatu
produk dengan desain baru harus memperhatikan zat warna yang digunakan. Sisa
dari penggunaan zat warna tersebut harus dapat diolah oleh bagian UPL (Unit
Pengelolaan Limbah) agar tidak mencemari lingkungan. Sedangkan untuk
mengenalkan produk, Damatex hanya memperlihatkan sampel dengan desain baru
kepada perusahaan pelanggan di luar negeri (branded). Jika mereka tertarik
dengan desain tersebut, kemudian mereka akan melihat bagaimana perlindungan
tenaga kerja pada Damatex dan juga teknologi yang Damatex gunakan.
Indikator dari Organisational Sustainability Performance (OSP)
Analisis indikator dari Organisational Sustainability Performance atau
sustainability prerformance indicator (Spis) dibatasi hanya yang berkaitan dengan
customer focus practices dan product innovation practices seperti yang sudah
dijelaskan pada kerangka teoritis.
1. Environmental Performance (Kinerja Lingkungan)
Kinerja lingkungan dapat diukur dari ada atau tidaknya biaya
perusahaan untuk pencemaran efek rumah kaca, biaya untuk mencegah
pencemaran air, biaya untuk pengelolaan limbah, investasi teknologi
ramah lingkungan, dan biaya untuk pencemaran karbon (Mia et al, 2011).
Damatex sudah melakukan kegiatan dalam menangani pencemaran efek
rumah kaca, pencemaran air, pengelolaan limbah, investasi teknologi
ramah lingkungan, dan pencemaran karbon. Hal ini karena semua kegiatan
tersebut selalu diaudit oleh tim penilai PROPER. Saat ini Damatex berada
27
pada peringkat biru berdasarkan kriteria penilaian PROPER yang
menunjukkan bahwa Damatex sudah melakukan semua kegiatan tersebut
sesuai dengan yang disyaratkan dan ketentuan yang berlaku. Untuk
investasi teknologi ramah lingkungan, pada Damatex terdapat Unit
Pengelolaan Limbah (UPL) yang digunakan untuk mengolah limbah cair
dari proses produksi supaya limbah tersebut tidak mencemari lingkungan.
Menurut manajemen, Damatex terdapat biaya pencemaran efek
rumah kaca, biaya untuk mencegah pencemaran air, biaya untuk
pengelolaan limbah, dan biaya untuk pencemaran karbon. Namun, biaya-
biaya tersebut digabung menjadi satu dengan biaya pengelolaan limbah.
Tabel 7
Persentase Perubahan Biaya Pengelolaan Limbah
Tahun Persentase Perubahan
2007-2008 Menurun 11%
2008-2009 Menurun 9,4%
2009-2010 Menurun 11,7%
2010-2011 Menurun 14%
Sumber : Data Primer, 2007-2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan
biaya pengelolaan limbah. Penurunan pada tahun 2007-2010 dikarenakan
limbah yang dikelola dari hasil produksi berkurang. Sedangkan penurunan
pada tahun 2010-2011 karena pengelolaan limbah pada satu bagian
produksi diserahkan kepada pihak ketiga sehingga Damatex dapat
menekan biaya tersebut.
28
2. Customer Value Performance (Kinerja Nilai Pelanggan)
Menurut Mia et al (2011), indikator dari kinerja nilai pelanggan
adalah kualitas produk dan kepuasan pelanggan atas produk yang
dihasilkan. Menurut manajemen, kepuasan pelanggan atas produk
Damatex diukur dari jumlah keluhan yang masuk. Menurut data yang
didapat dari manajemen, jumlah keluhan pelanggan pada bulan Juli-
Desember 2011 dan bulan Januari-Juni 2012 semakin menurun. Berikut ini
data mengenai jumlah keluhan pelanggan :
Tabel 8
Jumlah Keluhan Pelanggan
Tahun Keluhan Diterima
Juli-Desember 2011 20 5
Januari-Juni 2012 10 2
Sumber: Data Primer, 2011-2012
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah keluhan pelanggan
menurun dari total 20 keluhan yang diajukan dan 5 keluhan yang diterima
pada bulan Juli-Desember 2011 menjadi 10 keluhan yang diajukan dan 2
keluhan yang diterima pada bulan Januari-Juni 2012. Selain itu, jumlah
keluhan tersebut tergolong kecil dibandingkan dengan jumlah order yang
banyak dari pelanggan. Hal ini berarti bahwa pelanggan sudah puas
dengan produk yang dihasilkan oleh Damatex karena jumlah keluhan yang
relatif kecil. Dengan kepuasan pelanggan tersebut, maka dapat dipastikan
bahwa kualitas dari produk dan pelayanan baik, serta tepat dalam waktu
pengiriman produk.
29
3. New Product Development Performance (Kinerja Pengembangan Produk
Baru)
Kinerja Pengembangan Produk merupakan persentase penjualan
produk baru dan waktu yang diperlukan untuk memasarkan produk baru
tersebut (Mia et al, 2011). Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Damatex
sudah membuat produk baru yang terdiri dari perbaikan kualitas dan
produk kain dengan desain yang baru. Damatex menyadari bahwa seiring
perkembangan jaman selera pelanggan pasti akan berubah. Pelanggan akan
merasa bosan jika hanya membeli produk yang sama. Oleh karena itu,
Damatex membuat produk dengan desain yang baru agar pelanggan tidak
bosan. Menurut Manajer Puncak/Direktur di Damatex, dari 100% produk
yang dihasilkan 15% - 20%nya merupakan produk baru dan waktu yang
diperlukan untuk memasarkan produk baru tersebut rata-rata adalah 3
bulan sampai terjadi fix order. Produk baru yang dihasilkan Damatex sama
dengan yang dijual.
4. Financial Performance (Kinerja Keuangan)
Pada Damatex kinerja keuangan hanya diukur dari penjualan saja
karena keterbatasan data yang didapat. Berikut adalah data persentase
penjualan Damatex:
Tabel 9
Data Penjualan 2010-2011
Tahun Ekspor Lokal Total Meningkat
7,4% 2010 72% 28% $47.067.850
2011 76% 24% $50.640.313
Sumber: Data Primer, 2010-2011
30
Menurut tabel di atas dapat dilihat bahwa penjualan di Damatex
pada tahun 2010-2011 mengalami kenaikan sebesar 7,4%.
Customer Focus Practices (CVP) dan Kaitannya terhadap Organisational
Sustainability Performance (OSP) Menurut Persepsi Manajemen
Damatex melakukan customer focus practices dengan cara mendapatkan
pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama. Pada tabel 8 dapat dilihat
bahwa pada bulan Juli-Desember 2011 dan bulan Januari-Juni 2012 jumlah
keluhan menurun dan jumlah keluhan tergolong sedikit dibandingkan dengan
jumlah order dari pelanggan. Hal tersebut menandakan bahwa selama ini
pelanggan puas dengan produk Damatex. Berdasarkan angka pada tabel tersebut
dan persepsi manajemen, customer focus practices berkaitan terhadap kinerja nilai
pelanggan, karena dengan adanya customer focus practices, pelanggan akan
merasa puas dengan kualitas produk Damatex dan hal ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya.
Menurut manajemen, untuk mendapatkan pelangan baru dan
mempertahankan pelanggan yang sudah ada, Damatex membuat produk baru
dengan memperbaiki kualitas dan membuat produk dengan desain yang baru. Hal
ini agar pelanggan yang baru dapat tertarik untuk membeli produk Damtex.
Sedangkan untuk pelanggan lama agar tidak bosan dengan produk yang lama dan
juga agar merasa puas dengan kualitas produk Damatex. Oleh sebab itu, customer
focus practices berkaitan terhadap kinerja pengembangan produk baru dan hal ini
sesuai dengan penelitian sebelumnya.
31
Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa pada tahun 2010-2011 penjualan
meningkat. Sehingga, dengan melakukan customer focus practices yang dilihat
dari kenaikan jumlah pelanggan pada tahun 2010-2011 (tabel 6) akan
meningkatkan kinerja keuangan dari aspek penjualan. Dari angka pada tabel
tersebut dan persepsi manajemen, customer focus practices berkaitan terhadap
kinerja keuangan dari aspek penjualan dan hal ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa customer focus practices
berkaitan terhadap organisational sustainability performance. Hal ini karena
customer focus practises berkaitan terhadap lebih dari satu indikator pengukuran
dari organisational sustainability performance yaitu kinerja nilai pelanggan,
kinerja pengembangan produk baru, dan kinerja keuangan.
Product Innovation Practices (PIP) dan Kaitannya terhadap Organisational
Sustainability Performance (OSP) Menurut Persepsi Manajemen
Product innovation practices yang dilakukan harus memperhatikan
dampak terhadap lingkungan. Setiap membuat produk baik itu produk lama atau
baru, harus memperhatikan dampak yang ditimbulkan agar tidak mencemari
lingkungan. Menurut Manajemen, kegiatan inovasi berkaitan terhadap kinerja
lingkungan, karena dalam memproduksi kain Damatex harus memperhatikan zat
warna yang digunakan apakah sudah sesuai standart atau belum agar sisa dari zat
warna dapat diolah lagi dan tidak mencemari lingkungan. Selain itu, dalam
melakukan inovasi harus berkoordinasi dengan departemen lingkungan yang
mengurus limbah. Departemen produksi yang membuat produk dengan desain
32
baru harus bertanya terlebih dahulu apakah departemen lingkungan dapat
mengolah limbahnya atau tidak. Untuk mengelola dampak terhadap lingkungan,
Damatex terdapat biaya pencemaran efek rumah kaca, biaya untuk mencegah
pencemaran air, biaya untuk pengelolaan limbah, dan biaya untuk pencemaran
karbon serta Unit Pengelolaan Limbah (UPL). Namun, seluruh biaya tersebut
digabung menjadi biaya pengelolaan limbah (tabel 7). Dari penjelasan diatas dapat
dilihat bahwa product innovation practices berkaitan terhadap kinerja lingkungan
dan hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya.
Menurut manajemen, dengan melakukan product innovation practices
akan membuat kualitas produk menjadi lebih baik. Jika kualitas produk baik,
pelanggan akan merasa puas dengan produk yang dihasilkan. Selain itu, product
innovation practices dengan membuat produk desain baru akan membuat
pelanggan tidak merasa bosan dan juga meningkatkan kepuasan pelanggan.
Kepuasan pelanggan di Damatex dapat dilihat dengan jumlah keluhan pada bulan
Juli-Desember 2011 dan bulan Januari-Juni 2012 yang semakin menurun (tabel 8)
dan juga jumlah keluhan yang tergolong kecil. Hal ini berarti bahwa pelanggan
merasa puas dengan kualitas produk yang dihasilkan oleh Damatex. Dari
penjelasan tersebut dan persepsi manajemen, dapat disimpulkan bahwa inovasi
produk berkaitan terhadap kinerja nilai pelanggan dan hal ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya.
Damatex melakukan product innovation practices dengan membuat dan
menjual produk baru. Dalam hal ini, produk baru berupa perbaikan kualitas
produk dan juga membuat produk dengan desain baru. Bersadarkan penjelasan di
33
atas dan persepsi manajemen, product innovation practices berkaitan dengan
kinerja pengembangan produk baru dan hal ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya.
Menurut manajemen, jika hasil dari product innovation practices dengan
membuat produk menggunakan desain baru dapat diterima di pasar, maka dapat
meningkatkan penjualan. Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa jumlah penjualan
meningkat, sehingga product innovation practices meningkatkan kinerja
keuangan dari sisi penjualan. Jadi, product innovation practices berkaitan
terhadap kinerja keuangan dan hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa product innovation
practices berkaitan terhadap organisational sustainability performance. Hal ini
karena product innovation practises berkaitan dengan lebih dari satu indikator
pengukuran dari organisational sustainability performance yaitu kinerja
lingkungan, kinerja nilai pelanggan, kinerja pengembangan produk baru, dan
kinerja keuangan.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, PT. Daya Manunggal
(Damatex) melakukan kegiatan customer focus practices dan product innovation
practices. Customer focus practices berkaitan terhadap kinerja nilai pelanggan,
kinerja pengembangan produk baru, dan kinerja keuangan. Sedangkan, product
innovation practices berkaitan terhadap kinerja lingkungan, kinerja nilai
pelanggan, kinerja pengembangan produk baru, dan kinerja keuangan. Jadi,
34
dengan penerapan kedua praktek manajemen tersebut berkaitan terhadap kinerja
keberlanjutan perusahaan Damatex, karena berkaitan dengan lebih dari satu
indikator pengukuran kinerja keberlanjutan suatu perusahaan (organisational
sustainability performance).
Implikasi Terapan
Perusahaan-perusahaan dapat melakukan kegiatan CSR dengan
menerapkan praktek-praktek manajemen (sustainability performance management
practices) yang berbasis pada CSR agar dapat tercapai kinerja keberlanjutan
(organisational sustainability performance).
Keterbatasan Penelitian dan Saran untuk Penelitian Mendatang
Penelitian ini hanya menggunakan satu perusahaan saja. Untuk data
pelanggan dan biaya pengelolaan limbah hanya melihat pada tahun 2007-2011
saja, sedangkan untuk data keluhan pelanggan Damatex hanya memberikan data
pada bulan Juli-Desember 2011 dan Januari-Juni 2012. Untuk data keuangan,
Damatex hanya memberikan data penjualan pada tahun 2010-2011 sehingga
analisis kinerja keuangan hanya dilihat dari penjualan tahun 2010-2011 saja.
Untuk penelitian mendatang diharapkan dapat mengambil beberapa perusahaan
supaya dapat membandingkan antara perusahaan yang satu dengan yang lain dan
dapat mengambil perusahaan yang go public sehingga dapat memperoleh
informasi yang lebih lengkap. Selain itu, untuk penelitian mendatang diharapkan
agar dapat diteliti apakah penerapan CSR pada Damatex merupakan suatu
kesadaran atau karena dari pelanggan yang sebagian besar berasal luar negeri
35
yang menghendaki supaya Damatex menerapkan CSR, karena kesadaran orang
luar negeri terhadap CSR lebih besar dibandingkan dengan dalam negeri.
36
DAFTAR PUSTAKA
Clarkson, M. 1995. “A Stakeholder Framework for Analyzing and Evaluating
Corporate Social Performance.” Academy of Management Review, Vol. 20,
No. 1, pp.92-117.
CSR Indonesia. http://www.csrindonesia.com. 7 April 2012.
Dewi, Dian Novita. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inovasi
Produk Perusahaan Roti di Kota Semarang. Skripsi Program S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).
Gray, R. 2001. ”Thirty Years of Social Accounting, Reporting, and Auditing:
What (If Anything) Have We Learnt?” Business Ethics: A European
Review, Vol. 10, No.1, pp. 9-15.
Iryanie, Emy. 2009. Komitmen Stakeholder Perusahaan Terhadap Kinerja Sosial
dan Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia). Tesis Program Studi Magister Sains Akuntansi
Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).
Klomp dan Van Leeuwen. 2001. “Linking Innovation and Firm Performance: A
New Approach.” International Journal of the Economics of Business, Vol. 8
No. 3, pp. 343-364.
Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran. Terjemahan Hendra Teguh, Ronny
A.Rusli dan Agus Hasan Putra Anggawijaya. Jakarta : Prenhallindo.
Kusumadilaga, Rimba. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap
Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating (Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
(tidak dipublikasikan).
Mia, et al. 2011. “The Influence of Sustainability Performance Management
Practices on Organisational Sustainability Performance.” JAOC
resubmission final draft.
Ratnasari, Yunita. 2011. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Luas
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Dalam Sustainability
Report. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
(tidak dipublikasikan).
Soelistyoningrum, Jenia Nur. 2011. Pengaruh Pengungkapan Sustainability
Report Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan yang
37
Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia). Skripsi Program S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).
Susiloadi, Priyanto. 2008. “Implementasi Corporate Social Responsibility Untuk
Mendukung Pembangunan Berkelanjutan.”Spirit Publik, Vol. 4, No. 2, hlm.
123-130.
38
Lampiran 1 Struktur Organisasi PT. Daya Manunggal Salatiga
Struktur Organisasi PT. Daya Manunggal Salatiga
Direktur Utama
Manager Direktur
Direksi
Pabrik Kantor Pusat
Factory Manager
Koord. PPC Koord. Misc Kasir Ka.div
EDP
MR-ISO
Manager Spinning Manager Weaving Manager Processing Manager
Power Utility
Manager
Umum
Personalia
Ka. dept.
spinning Ka. dept.
weaving
SL
Ka. dept.
weaving
AJL 1
Ka. dept.
weaving
AJL 2
Ka. dept.
processing
Ka. dept.
Teknik
Ka.
dept.
C/E
Ka.dept.
Accounting
Ka. Dept.
Pengupahan
Ka. Dept.
umum
Personalia
Penga
daan
Log
39
Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Wawancara
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
1. Bagaimana profil perusahaan dan struktur organisasi ?
2. Bagaimana Siklus Bisnis perusahaan?
3. Bagaimanana pendapat manajer mengenai CSR ?
4. Apakah perusahaan setuju dengan UU No. 40 Tahun 2007 yang
menjadikan program CSR sebagai keharusan bagi perusahaan ?
5. Kapan perusahaan menerapkan CSR ?
6. Apakah Anda setuju bahwa CSR dapat memenuhi kepentingan
stakeholder yang beraneka ragam, dan seberapa penting keberadaan
stakeholder bagi perusahaan ? (shareholder,customer,supplier, employee,
community)
7. Apakah CSR yang diterapkan oleh perusahaan disajikan di web
perusahaan ? Jika iya, apakah hal tersebut menjadi salah satu alat promosi
bagi perusahaan ? Sejak kapan ?
8. Berapa persen biaya yang digunakan perusahaan untuk kegiatan CSR, bila
dibandingkan dengan biaya operasi perusahaan secara keseluruhan ?
9. Pengungkapan CSR telah menjadi keharusan bagi perusahaan. Menurut
Anda apakah sebenarnya CSR bermanfaat bagi perusahaan atau
sebenarnya menjadi beban bagi perusahaan ?
10. Dalam CSR terdapat tiga aspek (triple bottom line) yang harus
diperhatikan perusahaan, yaitu keuangan, lingkungan, dan sosial. Menurut
Anda kinerja mana yang harus diutamakan terlebih dahulu ? Mengapa ?
40
Customer Focus Practices
1. Apakah jumlah pelanggan pada tahun 2007-2011 mengalami perubahan
dan berapa persentase perubahannnya ?
Meningkat Menurun
2007-2008 naik .......% 2007-2008 turun .......%
2008-2009 naik .......% 2008-2009 turun .......%
2009-2010 naik .......% 2009-2010 turun .......%
2010-2011 naik .......% 2010-2011 turun .......%
2. Bagaimana perubahan persentase penjualan produk dari tahun ke tahun ?
Meningkat Menurun
2007-2008 naik .......% 2007-2008 turun .......%
2008-2009 naik .......% 2008-2009 turun .......%
2009-2010 naik .......% 2009-2010 turun .......%
2010-2011 naik .......% 2010-2011 turun .......%
3. Apakah pelanggan hanya dari dalam negeri atau ada yang dari luar negeri
? Berapa persentase yang dari dalam dan dari luar ?
Tahun Persentase pelanggan
dalam negeri
Persentase pelanggan
luar negeri
2007
2008
2009
2010
2011
41
4. Menurut manajemen seberapa pentingkah mempertahankan pelanggan
lama (pelanggan yang sudah sering membeli produk perusahaan) ?
Tidak penting
Cukup penting
Sangat penting
Mengapa ? Bagaimana perusahaan berupaya untuk mempertahankan
pelanggan lama tersebut ?
5. Bagaimana cara perusahaan untuk mendapatkan pelanggan baru ?
6. Bagaimana persepsi pelanggan mengenai produk yang dihasilkan
perusahaan ?
Tidak puas
Puas
Sangat puas
7. Bagaimana cara perusahaan mengetahui tingkat kepuasan pelanggan ?
8. Apakah jumlah keluhan pelanggan atas produk pada tahun 2006-2012
mengalami perubahan dan berapa persentasenya ?
Meningkat Menurun
2007-2008 naik .......% 2007-2008 turun .......%
2008-2009 naik .......% 2008-2009 turun .......%
2009-2010 naik .......% 2009-2010 turun .......%
2010-2011 naik .......% 2010-2011 turun .......%
Bagaimana cara perusahaan mengatasi keluhan pelanggan tersebut ?
42
9. Menurut perusahaan apakah memperhatikan pelanggan merupakan suatu
kegiatan yang penting ? Mengapa ?
Tidak penting
Cukup penting
Sangat penting
10. Pelanggan bagi perusahaan merupakan suatu hal yang penting. Apakah
dengan memperhatikan pelanggan (menambah jumlah pelanggan,
mempertahankan pelanggan lama) maka kinerja nilai pelanggan, kinerja
pengembangan produk baru, dan kinerja keuangan meningkat ? Mengapa ?
Product Innovation Practices
1. Berapa presentase produk dari semua produk perusahaan yang pernah
dilakukan inovasi ?
Tahun Presentase
2007
2008
2009
2010
2011
2. Bagaimana inovasi produk yang dilakukan perusahaan ? Apakah pernah
membuat produk baru atau hanya memperbaiki kualitas produk yang
sudah ada ?
43
3. Jika membuat produk baru, dengan cara seperti apa untuk
memperkenalkan produk tersebut dan berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk memasarkan produk ?
4. Dengan melakukan inovasi produk, apakah meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan ? Misalnya jika melakukan inovasi maka penjualan
produknya semakin naik.
5. Pada saat membuat inovasi produk apakah ada kaitannya ke lingkungan ?
Misalnya memperhatikan limbah sisa hasil produksi dengan mengelola
limbah tersebut. Jika ada, berapa biayanya ?
6. Dengan melakukan inovasi apakah kinerja nilai pelanggan dan kinerja
pengembangan produk baru ikut naik, Mengapa ?
44
Lampiran 2 Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Liana Dewi Haryanto
NIM : 232009023
Alamat Asal : Jl. Tanjung Karang 29/94 Kudus
Judul Kertas Kerja : Pengaruh Customer Focus Practices dan Product
Innovation Practices terhadap Organisational
Sustainability Performance Menurut Persepsi
Manajemen (Studi Kasus pada PT. Daya Manunggal
Salatiga)
Riwayat Pendidikan :
1. Playgroup Chiquita Kudus Lulus Tahun 1995
2. TK Masehi Kudus Lulus Tahun 1997
3. SD Masehi Kudus Lulus Tahun 2003
4. SMP Masehi Kudus Lulus Tahun 2006
5. SMA Negeri 1 Kudus Lulus Tahun 2009
Riwayat Seminar :
1. Seminar Entrepreneurship 2009, tanggal 10 November 2009.
2. International Conference SMEs Empowerment : Rhetoric and Realty,
tanggal 2-3 Desember 2009.
3. Seminar Nasional on Accounting “ Peran Akuntansi dalam Pemberantasan
Korupsi”, tanggal 28 April 2010.
4. Seminar Nasional Kewirausahaan “Great Man Have Great Minds”, tanggal
30 Maret 2011.
45
5. Seminar Nasional kelompok studi Manajemen 2010 “Believe, Begin,
Become an Entrepreneur”, tanggal 27 April 2011.
6. Seminar Prospek Perdagangan Berjangka Komoditif sebagai Alternatif
Investasi, tanggal 12 Oktober 2011.
7. Seminar Nasional “Paradigma Penerapan Konsep Fair Value IFRS dalam
Kondisi Keuangan Era Pasar Bebas”, tanggal 19 November 2011.
Riwayat Organisasi :
1. Panitia National Seminar on Accounting 2011 “Penyusunan Laporan
Keuangan Berbasis SAK 2010”, tanggal 5 April 2011, sebagai Sie. Usda.
2. Panitia National Seminar on Accounting 2011 “Penyusunan Laporan
Keuangan Berdasarkan SAK ETAP”, tanggal 6 April 2011, sebagai Sie.
Usda.
3. Panitia Table Manner “FEB Goes to Jogja”, tanggal 31 Maret 2012,
sebagai Sie. Usda.
4. Korps Asiten Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitan Satya Wacana
Salatiga, sebagai Asisten Bangunan Teori dan Penelitian semester Genap
tahun 2012, asisten Laboratorium Pengauditan dan Laboratorium Sistem
Informasi Akuntansi semester Ganjil tahun 2012.
Prestasi : Peserta Accounting Competition for College Student “The
Right Step to Improve Your Competencies”, tanggal 19-20
November 2011.
46