Cuplikan Buku Filsafat Ilmu Pengetahuan

download Cuplikan Buku Filsafat Ilmu Pengetahuan

of 7

Transcript of Cuplikan Buku Filsafat Ilmu Pengetahuan

Pengetian Filsafat Ilmu Pengetahuan Filsafat ilmu pengetahuan adalah suatu bidang studi filsafat yang obeyk materinya berpa ilmu pengetahuan dalam berbagai jenis, betuyk dan sifatnya. Jadi meliputi pluralitas ilmu pengetahuan. Adapun obyek formanya berupa hakikat ilmu pengetahuan. Adapun jenis-jenis llmu pengetahuan menurut obyeknya dapat diklasifikasikan ke dalam ilmu pengetahuan : 1. Ilmu pengetahuan humaniora dengan obyek materi manusia 2. Ilmu pengetahuan social dengan obyek materi Sosiologi

Mengembangkan Ilmu Pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam batasan nilai otologis. Dengan paradigma ontologis, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan wawasan spiritual keilmuan yang mampu mengatasi bahaya sekularisme ilmu pengetahuan. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam batasn nilai epistemologis. Dengan paradigma epistemologis, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan wawasan intelektual keilmuan yang mampu membentuk sikap ilmiah. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam batasan nilai etis. Dengan paradigma etis, diharapkan dapat ,mendorong pertumbuhan perilaku adil yang mampu membentuk moral tanggung jawab, sehingga pemberdayaan ilmu poengethuan, teknologi dan perindusytrian semata-mata hanya untyuk kelangsungan kehidupan yang adil dan berkebdayaan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dipertanggung jawabkan bukan hanya bagi kepentingan subyek manusia saja, melainkan lebih daripada itu, demi kepentingan obyekl alam sebagai sumber kehidupan. Sebagai konsekuensi kehadiran filsafat ilmu pengetahuan dalam peran fungsionalnya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian seperti itu, mendorong Perguruan Tinggi untuk kembali ke basis akademik Tri Dharmanya.

Catatan Khusus Petingnya, Makna dan Metode. Dari bahasan masalah pengetahuan, terdapat ha-hal mendasar yang perlu diangkat menjadi catatan khusus, yaitu: Pertama: Pentingnya pengetahuan , yakni mengetahui secara benar tentang batas-batas pengetahuan, agar tidak melakukan penyelidikan dan pemikiran-pemikiran mengenai sesuatu hal yang pada akhirnya menjadi sia-sia karena tidak akan diketahui. Tetapi, apakah pengetahuan hanya terbatas pada kemampuan pengalaman idra dan pemikiran saja? Kedua: Makna pengetahuan, jika dikatakan bahwa seserorang mempunyai pengetahuan, berarti ia mempunyai kepastian tentang sesuatu hal, dan bahwa apa yang dipikirkan di dalam pernyataan-pernyataan adalah sungguh-sungguh merupakan halnya sendiri. Tetapi, kenyataan membuktikan bahwa hampir tidak ada yang dapat dipastikan dalam kehidupan ini. Ketiga: metode memperoleh pengetahuan, menentukan sifat kebenaran pengetahuan yang terdiri dari : Metode empirik [empirism] Metode rasional [rasionalism Metode fenomenologi [fenomenologism] Medote ilmia [menggabungkan metode empiris dan rasional] Terminologi ilmu pengetahuan dicermati secara jeli oleh buku ini, karena pemaknaan yang yang keliru dan kadang membias, disamping sulit untuk dicerna, seringkali pula memberikan pemahaman yang tidak utuh. Beberapa referensi yang dipandang relevan diketengahkan dalam buku ini: Dalam Websters New Collegiate Dictionary, tertulis dua istilah: knowledge dan Science. Knowledge diartikan: the fact or condition of knowing something with familiarity gained through experience or association, the fact or condition of being aware of something, the fact or condition of

having information or being learned,the sum of what is know the body of truth, information, and principles acquired by mankind. Sedangkan Science [latin :scire], diartikan: possession of knowledge as distinguished from ignorance or misunderstanding; knowledge attain through study or practice a department of systematized knowledge as object of study [the science of technology ] knowledge covering general truths or he operation of general laws esp. As obtained and tested through scientific method; such knowledge concerned with the physical world and phenomena [natural Science) a system or method based of purporting to be based on scientific priciples Dari Webster tersebut dapat disarikan sebagai berikut: Knowledge, menjelaskan tentang adanya sesuatu hal yang diperoleh secara biasa atau sehari-hari [regulary] melalui pengalaman kesadaran, informasi. Sedangkan Science didalamnya terkandung adanya pengetahuan yang pasti, lebih praktis, sistematik, metodik, ilmiah dan mencakup kebenaran umum mengenai obyek studi yang lebih bersifat fisis [natural]. Jadi, knowledge dapat dipahami sebagai pengetahuan yang mempunyai cakupan lebih luas dan umum, sedangkan science dapat dipahami sebagi ilmu yang mempunyai cakupan yang lebih sempit dan khusus dalam arti metodis, sistematis, dan ilmiah. Jika ilmu dipilih sebagai nama dikhawatirkan bias terjebak pada sekitar pengetahuan yang fisis, dank arena itu praktis, pragmatis dan positivistis. Pagdahal realitas yang harus diketahuai adalah bukan saja yang demikian itu, melainkan juga meliputipengetahuan yang non fisis, kualitatif, dan spekulatif. Ilmu membentuk daya intelegensia yang melahirkan adanya skill atau ketrampilan yang bias mengkonsumsi masalah-masalah atau kebutuhan keseharian. Sedangkan pengetahuan membentuk daya moralitas keilmuan yang kemudian melahirkan tingkah laku dan perbuatan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang tercakup di dalam tujuan akhir kehidupan. Maka secara filosofis, tidaklah berlebihan jika dipilih nama ilmu-pengetahuan Ilmu pengetahuan diharapkan dapat membuka pandangan dan wawasan yang luas, dalam, arti tidak terbatas hanya kepada obyek-obyek yang ada diluar diri manusia, yaitu kenyataan obyektif, atau hal-hal yang bersifat empiric dan positif saja. Melainkan dapat membentuk kesadaran dan sikap ilmiah [scientific attitude]. [hlm:86]

Cara kerja Ilmiah: Diadopsi penulis dari tulisan Titus Dkk, dan diselaraskan dengan pokok-pokok pikiran Jujun Suriasumantri. [1987] Cara kerja ilmiah ditempuh dengan memperhatikan enam langkah metode, yakni: 1. Keinsafan tentang adanya problem 2. data yang relevan dan data yang tersedia 3. penertiban data 4. hipotesis dibentuk [diformulasikan] 5. deduksi dapat ditarik dari hipotesis 6. verifikasi setelah analisis secara deduktif. Kecenderungan kesatuan pluralitas ilmu pengetahuan: Kecenderungan kesatuan pluralitas ilmu pengetahuan dapat juga disebuat sebagai kecenderungan etis. Ketertarikan etika sebenarnya adalah perwujuidan tanggung jawab pendukung ilmu pengetahuan jenis apapun agar tetap diarahkan pada orientasi yang sama, yaitu bagi terwujudnya kebahagian hidup dan kehidupan seluruh umat manusia dan masyarakatnya di dalam ekosistem alam yang utuh Karakter Onotologis :[Adopsi pemikiran Lorens Bagus: 2000] Pandangan penulis terhadap hakikat leimuan, utamanya terkait dalam karakteristik ontologis. Beberapa karakteristik ontologis, dapat disederhanakan sebagai berikut: Ontologi adalah studi tentang arti ada dan berada, tentang ciri-ciri esensial dari yang ada dalam dirinya sendiri, menurut bentuknya yang paling abstrak Ontologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tata struktur realitas dalam arti seluas mungkin, dengan menggunkan ketegori-kategori seperti: ada atau menjadi, aktualitas, potensial, nyata atau merupakan, esensi atau eksistensi, kesempurnaan, ruang dan waktu, perubahan dan sebagainya.

Ontologi adalah cabang filsafat yang mencoba melukiskan hakikat terakhir yang ada, yaitu Yang Satu8, Yang Absolut, Bentuk Abadi, Sempurna, dan keberadaan segala sesuatu yang mutlak kepada-Nya Ontologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang status realitas apakah nyata atau semu, apakah pikiran itu nyata, dan sebagainya. [hlm:150] Kemudian berdasarkan tugas dan tujuan pendidikan tinggi menurut hakikat ilmu pengetahuan, maka hal-hal berikut ini kiranya wajar untuk dipertimbangkan dan dilaksanakan sebagai jalan menuju reorientasi: Mengembangkan kampus yang bebas dan otonom, dalam membangun sikap ilmiah tanpa pengaruh apapun. Inilah yang mejadikan dasar pembentukan sikap ilmiah yang mandiri

FILSAFAT ILMU ALAMIAH Yang menjadi objek I. A adalah semua materi dalam alam semesta ini. I.A. meneliti sumber alam yang mengaturnya. Pertanyaan tentang siapa yang mengatur alam ini merupakan pertanyaan filsafat. Untuk itu ada 3 pandangan tentang filsafat ilmu alamiah. Vitalisme, merupakan suatu doktrin yang menyatakan adanya kekuatan diluar alam. Kekuatan itu melikiki peranan yang esensial mengatur segala sesuatu yang terjadi di Alam semesta ini. (misalnya Tuhan). pendapat ini ditantang oleh beberapa orang lain karena dalam ilmu alamiah dikatakan bahwa segala sesuatunya harus dapat dianalisis secaras eksperimen. Atau harus cocok dengan metode ilmiah. Mekanisme, penyebab segala gerakan di alam semesta ini dikarenakan hukum alam (misalnya fisika atau kimia). Faham ini menganggap bahwa gejala pada mahluk hidup secara otomatis terjadi hanya berdasar peristiwa fisika kimia belaka. Pandangan ini menyamakan gejala pada mahluk hidup dengan gejala benda tidak hidup sehingga perbedaan hikiki tidak ada. Dengan begitu dapat

menghayutkan manusia ke pandangan materialisme yang selanjutnya kepada Atheisme. Agnotisme, untuk menghindari pertentangan vitalisme dan mekanisme maka aliran ini timbul, dimana aliran ini melepaskan atau tidak memperhatikan sisi dari sang pencipta. Mereka yang mengkuti aliran ini, hanya mempelajari gejala-gejala alam saja, aliran ini banyak dianut oleh ilmuwan Barat. Filsafat Pancasila, paham yang menjembatani dari 2 aliran yang menyatakan bahwa alam dan hukumnya terjadi karena ciptaan tuhan dan proses selanjutnya menurut filsafat mekanisme (hukum alam). Hukum alam adalah itu adalah sama dengan hukum Tuhan.Dapat dilihat dari kehidupan makhluk hidup dari awal sampai akhir. Peranan Filsafat Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu Pendidikan Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://filsafat-ilmu.blogspot.com/2008/02/cuplikan-buku-filsafat-ilmupengetahuan.html 2. http://hitsuke.blogspot.com/2009/05/peranan-filsafat-pendidikan.html