cuci-tangan
description
Transcript of cuci-tangan
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
PADA KELUARGA Tn “ A” DENGAN MASALAH CUCI TANGAN
DI DUSUN SEMUTAN DESA BULUREJO KEC. RENGEL - KAB
TUBAN
OLEH :
LAILY ROSSY K
08.06.01.313
PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA
TUBAN
Jl. P. Diponegoro No. 17 Telp.(0356) 321287 Tuban
2010
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan asuhan kebidanan keluarga telah di setujui dan di syah kan oleh pimbimbing
pendidikan dan pembimbing lapangan pada tanggal
Mahasiswa
LAILY ROSSY K
08.06.01.313
Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lapangan
YOANA WIDYASARI, SST WUWUH NANIK A,Amd,Keb
NIP : NIP :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya, sehigga penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada keluarga binaan di
Dusun semutan desa bulurejo kecamatan rengel kabupaten Tuban.
Kami sadar laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Miftahul Munir, SKM, M, Kes Selaku direktur STIKES Nahdlatul Ulama Tuban.
2. Ratno Selaku Kepala Desa bulurejo atas fasilitas yang telah di berikan.
3. Wuwuh Nanik A, Amd.Keb Selaku Bidan Desa sekaligus pembimbing PKL.
4. Yoana Widyasari, SST, Selaku Dosen Pembimbing.
5. Sudijaningati,SST S sos, selaku dosen pembimbing.
6. Mariatul Qiftiyah, SSi, selaku dosen pembimbing.
7. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun material.
8. Kepada semua pihak yang ikut membantu kelancaran penyusunan laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat untuk meningkatkan derajat kesehatan di Desa
Bulurejo khususnya, dan pengembangan binaan keluarga pada umumnya.
Rengel , februari 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Ruang lingkup
1.4 Metode penulisan
1.5 Pelaksanaan
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.2 Konsep Dasar Cuci Tangan
2.3 Konsep Dasar Manajemen Kebidanan
BAB 3 : TINJAUAN KASUS
3.1 Pengumpulan Data
3.2 Interprestasi Data
3.3 Perumusan Masalah
3.4 Susunan Prioritas Masalah
3.5 Proses Manajemen Kebidanan
BAB 4 : PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai
suatu kesatuan sosial dengan batas-batass yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan
muncul banyak permasalahan, baik dari segi sosial, kebudayaan, perekonomian, politik
maupun kesehatan pada khususnya (Effendy. 1998: 16).
Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh para
perawat, dengan mengikiutsertakan team kesehatan lainnya dan masyarakat untuk
memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat
(Effendy. 1998: 13).
Pada hakekatnya keluarga di harapkan mampu berfungsi untuk mewujudkan
proses perkembangan timbal balik rasa cinta dan kasih sayang antara anggota keluarga
yang harmonis karena sebagai unit yang terkecil dari masyarakat, maka kedudukan
keluarga menjadi inti yang paling pentng dari suatu masyarakat. Dengan demikian maka
kehidupan suatu masyarakat merupakan pantulan dari kehidupan sejumlah keluarga yang
terkait di dalamnya. (Soetjiningsih:1995 :121)
Berdasarkan kemampuannya keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar,
kebutuhan psikososial, kebutuhan memenuhi ekonomi dan aktualisasi keluarga di
masyarakat serta memperhatikan perkembangan di Indonesia menuju negara industri,
maka Indonesia menginginkan terwujudnya keluarga sejahtera. (Suprayitno, 2004 : 7)
Keluarga adalah sebagai unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam
memberikan asuhan kebidanan keluarga, agar keluarga tersebut dapat meningkatkan
produktivitas dan diharapkan kesehatan keluarga akan meningkat. (Nasrul Effendi, 1998 :
41)
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan
dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainya oleh manusia dengan
tujuan untuk menjadi bersih, sebagai ritual dari keagamaan, ataupun tujuan – tujuan
lainya.
Mendengar kata cuci tangan, pasti yang terlintas dalam benak kita adalah hal
sepele dimana semua orang bisa melakukannya. Memang semua orang bisa melakukan
tetapi apakah secara benar ataukah sebaliknya.
Menurut data dari subdit Diare, direktorat pengendalian penyakit menular
langsung, Departement Kesehatan RI (tahun 2003), diare masih merupakan penyebab
kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi, dan nomor lima pada semua
umur.oleh karena itu mencuci tangan sangatlah pentik bagi semua kalangan, meskipun
hal tersebut sering kali menjadi hal yang sepele.
Oleh karena itu, maka penulis ingin membahas tentang asuhan kebidanan pada
keluarga.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan keluarga pada
keluarga Tn ”A” secara menyeluruh.
1.2.2 Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu untuk :
1 Mengkaji data yang ada di keluarga
2 Menganalisa data atau menginterpretasikan data dasar
3 Merumuskan masalah yang terjadi
4 Menyusun prioritas masalah
5 Menyusun suatu proses manajemen kebidanan
6 Membuat suatu catatan perkembangan
1.3 Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu, kemampuan dan kesempatan maka, penyusun
membatasi pada Asuhan Kebidanan Keluarga Tn. “A” dengan masalah cuci tangan
1.4 Metode Penulisan
1.4.1 Study Pustaka
Penyusun membekali diri dengan menggunakan literatur yang ada
hubungannya dengan keadaan masyarakat dan cara penanggulangan masalah yang
dihadapi oleh masyarakat.
1.4.2 Study Dokumenter
Untuk memperoleh data yang akurat, pengambilan data diperoleh dari keluarga.
1.4.3 Praktek langsung
Suatu metode yang langsung kepada masyarakat untuk menerapkan teori
yang ada khususnya kebidanan komunitas dengan cara wawancara, pengamatan,
pemeriksaan fisik dan penyuluhan.
1.4.4 Bimbingan dan Konsultasi
Bimbingan yang didapatkan dari berbagai pihak dan melakukan konsultasi
baik dengan bidan desa maupun akademik
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan, batasan masalah, metode
penulisan dan sistematika penulisan
BAB II : Tinjauan pustaka yang berisi konsep keluarga, konsep asuhan kebidanan
BAB III : Tinjauan kasus yang berisi pengumpulan data, analisa data
BAB IV : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keluarga
2.1.1 Definisi
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Salvicion G. Bailon and Aracelis Maglaya menyebutkan keluarga adalah
dua atau lebih dari dua individu yang bergantung karena adanya hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranan masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
2.1.2 Struktur Keluarga Sedarah yang terdiri dari Sanak Saudara Sedarah
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya yaitu :
1. Patrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu
2. Matrilincal
Keluarga sedarah yang sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui garis ayah
3. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
4. Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga Kawinan
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian dari keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri
2.1.3 Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
1. Patriakal
Yang dominan dan memegang dalam suatu keluarga adalah dari pihak ayah
2. Matriakal
Yang dominan dan memegang dalam suatu keluarga adalah dari pihak istri
3. Equalitarian
Yang penting dan dominan serta memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
dari pihak istri dan pihak suami
2.1.4 Ciri-ciri Struktur Keluarga
1. Teroganisasi
Saling berhubungan dan ketergantungan antara anggota keluarga
2. Ada keterbatasan
Setiap anggota mempunyai kebebasan tapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi masing-masing
2.1.5 Tipe Keluarga
Pembagian keluarga tergantung pada orang yang mengelompokkan dari
bergantung pada konteks keilmuan. Secara tradisional keluarga dibagi menjadi 2
yaitu :
1. Keluarga inti (nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari
keturunannya/adopsi/keduanya
2. Keluarga besar (extended family)
Adalah keluarga inti yang ditambah anggota keluarga lain yang masih punya
hubungan darah
Namun dengan perkembangan peran individu dan meningkatnya
individualisme maka pengertian tipe keluarga dikelompokkan menjadi :
1. Dyadic family
Keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai/ kehilangan
pasangannya
2. Single parent family
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dan anak-anak akibat
perceraian/ ditinggal pasangannya
3. The anmaired teenage mother
Ibu dengan anak yang tanpa suatu perkawinan
4. The single adult living alone
Orang dewasa yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah
5. Gay and lesbian family
Keluarga yang terbentuk dari pasangan yang berjenis kelamin sama
6. The non marital heterosexual cohabiting family
Keluarga dengan anak tanpa ada suatu perkawinan sebelumnya
2.1.6 Tugas-tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada 8 pokok, yaitu :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukan
masing-masing
4. Sosialisasi antara anggota keluarganya
5. Pengaturan jumlah anggota keluarganya
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Penempatan anggota keluarga dalam anggota masyarakat yang lebih luas
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarganya
2.1.7 Ciri - Ciri Keluarga
Ciri anggota keluarga yang ada di Indonesia dan syah ada beberapa, yaitu :
1. Diikat dalam suatu perkawianan
2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggota keluarga
5. Ada pengambil keputusan
6. Kerja sama antara anggota keluarga
7. Tinggal dam suatu rumah
8. Komunikasi dan interaksi antara anggota keluarga
2.1.8 Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Di Indonesia perkembangan keluarga dibagi dalam 5 tahap antara lain :
1. Keluarga pra sejahtera
Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara
minimal yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang, papan, dan
kesehatan
2. Keluarga sejahtera tahap I
Adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal tetapi
belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologinya yaitu kebutuhan
pendidikan, KB, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi
3. Keluarga sejahtera tahap II
Adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal, dapat
memenuhi kebutuhan sosial psikologinya tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan pengembangan yaitu kebutuhan untuk menabung dan memperoleh
informasi
4. Keluarga sejahtera tahap III .
Adalah Keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan sosial,
kebutuhan psikologi, dan kebutuhan pengembangan tapi belum dapat
memberikan sumbangan yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur
5. Keluarga sejahtera tahap III plus
Adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan seluruhnya baik yang
bersifat dasar, psikososial maupun pengembangan serta mampu memberikan
sumbangan yang nyata dan berkelanjutan kepada masyarakat
2.1.9 Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan perilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam situasi tertentu. Berbagai peranan yang
terdapat dalam keluarga adalah :
a. Peranan Ayah : Sebagai suami dari istri dan bapak dari anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga dan sebagai anggota kelompok sosial serta anggota dari
masyarakat yang ada di lingkungannya
b. Peranan Ibu : Sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak,
di samping itu juga berperan sebagai pencari nafkah tambahan untuk keluarga
c. Peranan anak : Melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual
2.1.10 Fungsi Pokok Keluarga Terhadap Anggota Keluarganya
a. Asah : Adalah memberi kasih sayang, perhatian, rasa aman dan kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga kemungkinan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya
b. Asih : Adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya senantiasa terjaga, sehingga diharapkan mereka menjadi anak
yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
c. Asuh : Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannyas
2.2 Konsep Dasar Cuci Tangan
2.2.1 Pengertian
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainya oleh manusia
dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai ritual dari keagamaan, ataupun tujuan –
tujuan lainya.
Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi
sehat, saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penerunan tajam
angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada Negara – Negara
maju.perilaku ini diperkenalkan berkenaan dengan isolasi dan pemberlakuan tehnik
membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang
mencukupi.
2.2.2 Macam – macam cara mencuci tangan
Mencuci tangan dengan air
Mencuci tangan dengan air panas
Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan dengan air
panas lebih efektiv untuk membersihkan tangan, namun pendapat ini tidak disertai
dengan pembuktian ilmiah. Temperature dimana manusia dapat menahan panas air
tidak efektif untuk membunuh kuman. Beberapa pendapat lain mengatakan bahwa air
panas dapat membersihkan kotoran, minyak, ataupun zat – zat kimia. Namun
pendapat popular ini sebenarnya tidak terbukti, air panas tidak membunuh mikro
organism, temperature yang nyaman untuk mencuci tangan adalah sekitar 45 derajat
celcius dan temperature ini tidak cukup untuk membunuh mikro organism apaun.
Namun temperature jauh lebih panas, umumnya sekitar 100 derajat Celsius memang
dapat membunuh kuman.tidak efektifna temperature air untuk membunuh kuman juga
dinyatakan dalam prosedur standar mencuci tangan untuk operasi medis dimana air
keran dibiarkan mengalir deras hingga 2 galon permenitdan kederasan air inilah yang
membersihkan kuman, sementara tinggi rendahnya temperature tidak signifikan.
Mencuci trangan dengan sabun
Adalah praktek mencuci tangan yang paling umum dilakukan setelah mencuci tangan
dengan air saja. Walaupun perilaku mencuci tangan dengan sabun diperkenalkan pada
abad ke 19 dengan tujuan untuk memutuskan mata rantai kuman, namun pada
prakteknya prilaku ini dilakukan karena banyak hal diantaranya : meningkatkan status
social, tangan dirasakan menjadi wangi dan sebagai ungkapan rasa saying pada anak.
Pada fasilitas – fasilitas seperti rumah sakit, mencuci tangan bertujuan untuk
melepaskan atau membunuh pathogen mikroorganisme dalam mencegah terjadinya
perpindahan kuman pada pasien. Penggunaan air saja dalam mencuci tangan tidak
efektif untuk membersihkan kulit karena air terbukti tidak dapat melepaskan lemak,
minyak dan protein dimana zat – zat ini merupakan bagian dari kotoran organic.
Karena itu para staf medis, khususnya dokter bedah sebelum melakukan operasi
diharuskan untu mensterilkan tangannya dengan menggunakan anti septic kimia
kedalam sabunnya atau deterjen.
Mencuci tangan dengan cairan
Pada akhir tahun 1990an dan awal dari abad ke 21, diperkenalkan cairan alcohol
untuk mencuci tangan dan menjadi popular. Banyak dari cairan ini berasal dari
kandungan alcohol atau etanol yang dicampurkan bersamadengan kandungan
pengental seperti karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, cairan, atau
busa untuk memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering karena
penggunaan alcohol. Cairan ini mulai popular digunakan karena penggunaanya yang
mudah, praktis karena tidak menggunakan air dan sabun. Penggunaan cairan sanitasi
tangan, berbentuk jel dan berbahan dasar alcohol dalam sebuah penelitian di amerika
pada 292 keluarga di boston menunjukkan bahwa cairan ini menggurangi kasus diare
dirumah hingga 59 persen. Dr Thomas J. Sandora, seorang dokter di Divisi Penyakit
Menular pada RS anak – anak boston dan juga penulis buku tangan sehat keluarga
sehat menggemukakan bahwa penelitian ini adalah penelitian pertama yang
menunjukkan bahwa penggunaan cairan sanitasi tangan menunjukkan bahwa perilaku
ini mengurangi penyebaran kuman dirumah. Hasilnya keluarga yang menggunakan
cairan sanitasi tangan mengindikasikan 59 persen angka diare yang lebih rendah
dibandingkan kelompok yang berfungsi sebagai control. Penelitian lain dilakukan
oleh Harvard Medical School dan anak – anak Boston yang dipublikasikan pada bulan
april 2005 menunjukkan efek perlindungan pada penderita ISPA dalam keluarga yang
menggunakan cairan sanitasi tangan atas inisiatif mereka sendiri. Cairan sanitasi ini
menjadi alternative yang nyaman bagi para orang tua yang tidak sempat berulang kali
ke wastafeluntuk mencuci tangan mereka saat harus merawat anak mereka yang sakit.
Walaupun mencuci tangan dengan sabun dan air efektif untuk mengurangi
penyebaran sebagian besar infeksi namun untuk melakukan dibutuhkan wastafel, dan
sebagai tambahan rotavirus tidak dapat dibersihkan secara efektif dengan sabun dan
air namun dapat dimatikan dengan alcohol.
2.2.3 Mencuci tangan yang benar
Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan dibawah air yang
mengalir. Sedangkan langkah – langkah tehnik mencuci tangan yang benar adalah :
Basahi tangan dengan air dibawah kran atau air yang mengalir
Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih baik bila sabun
mengandung antiseptic.
Gosokkan kedua telapak tangan
Gosokkan sampai keujung jari.
Telapak tangan kana menggosok punggung tangan kiri atau sebaliknya dengan
jari – jari saling mengunci antara tangan kanan dan kiri, gosok sela – sela jari
tersebut lakukan sebaliknya.
Lakukan punggung jari satu dengan punggung jari lainya dan saling mengunci.
Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar.
Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.
Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan
kedepan, kebelakan dan berputar. Lakukan sebaliknya.
Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakuklan gerakan
memutar. Lakukan pula tangan kiri.
Bersihkan sabun dari kedua ttangan dengan air mengalir.
Keringkan tangan dengan tissue lebih baik dibandingkan mengeringkan tangan
tangan dengan mesin pengering tangan yang umum dipakai di mal2. Karena
mesin pengering tangan yang dipakai secara umum menampung banyak bakteri
yang banyak menularkan ke orang lain.
2.2.4 Saat yang tepat untuk mencuci tangan
Mencuci tangan umumnya dilakukan saat sebelum makan, menyiapkan makanan,
setelah memegang daging mentah, sebelum dan sesudah menyentuh orang sakit,
sesudah menggunakan kamar mandi, setelah batuk atau bersin, atau membuang
ingus, setelah mengganti popok, atau pembalut, sebelum dan setelah mengobati
luka, setelah membersihkan atau membuang sampah, setelah menyentuh hewan
atau membuang kotoran hewan.
Anda sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan kepada anak yang
masih kecil. Seorang anak senang sekali mempelajari atau menyentuh segala
sesuatu tanpa tau apakah itu kotor atau tidak.lalu memasukkan tangannya kedalam
mulut, lalu memakan makana yang tanpa mencuci tangan.akibatnya sang anak
dapat menderita penyakit, menurut penelitian, penyakit pembunuh anak no 1 di
Indonesia adalah karena diare, padahal hal ini dapat dicegah dengan mengajarkan
pada mereka untuk mencuci tangan.
Mengingat pentingnya mencuci tangan, maka setiap tanggal 15 oktober
dicanangkan sebagai hari cuci tangan sedunia.
2.2.5 Manfaat mencuci tangan
Banyak penyakit yang ditularkan melalui tangan, tangan merupakan salah satu
jalur penularan berbagai penyakit menular seperti infeksi saluran pernafasan,penyakit
kulit, penyakit gangguan usus, dan pencernaan (diare, muntah)dan berbagai
penyakitlain yang dapat perpotensi membawa kepada arah kematian.
Tangan merupakan salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
kedalam tubuh manusia. Kontak dengan kuman dapat terjadi dimana saja, melalui
meja, gagang pintu, gagang telepon, biasanya tempat tersebut mengandung banyak
kuman dari pada ditoilet. Sangatlah penting mencuci tangan dengan cara yang benar
2.3 Konsep Dasar Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah metode kerja profesi dengan menggunakan langkah-
langkah pemecahan sehingga merupakan alur dan pengorganisasian, pemikiran dan
langkah-langkah dalam suatu urutan yang logos yang menggantungkan baik pasien
maupun bidan. Langkah-langkah manajemen kebidanan sebagai berikut :
2.3.1 Pengumpulan Data
Suatu tahap ketika seorang bidan mengumpulkan informasi secara terus
menerus tentang keluarga yang dibinanya. Kegiatan yang dilakukan adalah :
l . Membina hubungan yang baik
2. Pengkajian awal terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan
kesehatan
3. Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data yang
lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada
pengkajian awal, disini bidan perlu mengungkap keadaan keluarga hingga
penyebab dari masalah kesehatan yang paling mendasar.
Data yang perlu diperoleh dari pengkajian
a. Berkaitan dengan keluarga
- Data demografi dan sosiokultural
- Data lingkungan,
- Struktur dan fungsi keluarga
- Stres dan kopping keluarga
- Perkembangan keluarga
b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga
- Fisik
- Mental
- Emosi
- Sosial spiritual
2.3.2 Interpretasi Data Dasar
Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sitesi pada asuhan
keperawatan klinik, bidan mengelompokkan data hasil pengkajian dalam data
subyektif dan obyektif setiap kelompok didiagnosa keperawatan.
2.3.3 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dapat diarahkan kepada sasaran individu dan atau
keluarga komponn diagnosis meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi), dan
atau Tanda (sign)
2.3.4 Susunan Prioritas Masalah
Prioritas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mempunyai skor
terendah. Namun bidan perlu memperhatikan juga persepsi keluarga terhadap
masalah keperawatan mana yang perlu diatasi segera
2.3.5 Proses Manajemen Kebidanan
Terdiri dari 4 langkah, yaitu :
1. Diagnosa : Berasal dari data dasar interpretasi data dan data tersebut
menjadi masalah atau diagnosa yang di identifikasi secara
spesifik
2. Intervensi : Mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan
dengan standart yang mengacu pada penyebab
selanjutnya, merumuskan tindakan keperawatan yang
berorientasi pada kriteria dan standart
3. Implementasi : Pada kegiatan ini bidan perlu melakukan kontak
sebelumnya untuk pelaksanaan yang meliputi kapan
dilaksanakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan,
materi/topik yang didiskusikan, siapa yang melaksanakan,
anggota keluarga yang perlu mendapat informasi,
peralatan yang perlu disiapkan keluarga. Selanjutnya
implementasi sesuai dengan rencana
4. Evaluasi : Merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil
implementasi dengan kriteria dan standart yang telah
ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila hasil
evaluasi tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana
keperawatan yang baru. Evaluasi disusun menggunakan
SOAP
2.3.6 Catatan Perkembangan
Berisi diagnosa baru dan catatan perkembangan disusun menggunakan
SOAP yang operasional dengan pengertian sebagai berikut:
S (Subyektif) Adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan oleh
keluarga
O (Obyektif) Adalah keadaan obyektif dapat diidentifikasi dengan
menggunakan pengamatan
A (Assesment) Adalah analisis bidan dibandingkan dengan criteria dan
standart yang mengacu pada tujuan rencana
P (Planning) Adalah perencanaan selanjutnya setelah dilakukan analisis
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
3.1.1 Data Subyektif
1. Data Umum
Kecamatan : Rengel Nama : Tn Arif
Kelurahan : Bulurejo Umur : 28 tahun
RT : 01 Pendidikan : tamat SMP
RW : 03 Agama : Islam
Kep. Keluarga : Laki - laki Pekerjaan : buruh tani
Alamat : Dsn semutan Penghasilan : 900 ribu/ bln
Kec rengel Keadaan : sehat
Susunan anggota keluarga
Nama Sex UmurHub. Dg
Keluarga
Pekerjaan/
sekolah
Kead.
Kes. Waktu
kunj pertama
No.
KIA/
KB
Arif
Kholifah
Hafid
L
P
L
28
22
2
KK
Istri
Anak
Buruh
tani/smp
IRT/SD
-
Sehat
Sehat
Sehat
2
22 28
Genogram keluarga dan keterangan
1
Keterangan :
: laki-laki : anak kandung
: perempuan : tinggal dlm satu rumah
: menikah : klien
2. Data Khusus
1) Imunisasi
Tidak ada
2) Apabila ada anggota keluarga yang sakit berobat kepada tenaga kesehatan terdekat
khususnya di bidan
3) Jenis penyakit yang sering diderita keluarga,Tn mengatakan tidak mempunyai
penyakit.
28
4) Pemeriksaan kehamilan
Tidak ada
5) Pertolongan persalinan
Tidak ada
6) Kebiasaan menyapih
Tidak ada
7) Pemberian makanan tambahan pada anak balita di berikan sejak usia 3 bulan
8) Tanggapan terhadap KB
Tidak ada
9) Pola hidup
- Makan : ±2-3 x/hari, menu sedang (nasi, sayur, lauk-pauk, buah, air putih)
- Aktivitas : Sehari-hari bapak beraktivitas disawah, istri hanya mengurus anak di
rumah, anak bermain layaknya anak batita
- Rekreasi : tidak ada
10) Adat kebiasaan,selamatan :
Biasanya keluarga mengadakan selamatan pada hari- hari tertentu, misalnya pada
hari – hari keagamaan, dan pada hari yang dianggap sakral.
11) Penggunaan waktu senggang
Bapak menggunakan waktu senggang hanya dengan berkumpul dengan keluarga
(istri dan anaknya)
12) Situasi sosial dan ekonomi
Penghasilan keluarga 900 ribu perbulan, dan itupun tidak pasti, penghasilan yang
ada hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari, keluargan hanya
tinggal bertiga dirumah yang sangat sederhana di pinggir sungai
3.1.2 Data Obyektif
a. Rumah
Luas : ± 25 meter
Jenis rumah : tersendiri
Letak : di pinggir sungai dengan diapit rumah warga lain yang
jaraknya tidak berdekatan
Dinding : sesek
Lantai : tanah
Cahaya : tidak terlalu terang
Jalan angin : cukup
Jendela : ada
Jumlah ruangan : 1 kamar tidur, ruang tamu yang bercampur dengan ruang
makan, 1 dapur, 1 kamar mandi yang hanya di pageri
dengan sesek dan WC langsung dikali.
b. Air minum
Asal :sumur gali
Nilai air : bersih
Konsumsi air : air masak dan air mentah
c. Pembuangan sampah
Dibuang di tempat sampah dibelakang rumah dan dibakar.
d. Jamban dan kamar mandi
Tidak mempunyai jamban, BAB dikali dan mandi di kamar mandi.
e. Pekarangan dan selokan
Pengaturan : tidak teratur
Kebersihan : kotor
Air limbah : tidak teratur
Peralatan pekarangan : tidak ada
f. Kandang ternak
Tidak ada
g. Denah rumah
Keterangan :
1. Ruang tamu dan ruang
makan
2. Kamar tidur
3. dapur
3.2. Interpretasi Data
3.2.1 Diagnosa : cuci tangan yang jarang sekali dilakukan, dan cara yang kurang
benar dalam melakukan cuci tangan pada semua anggota keluaga.
Data Dasar : - Pendidikan anak masih taman kanak -kanak
- ibu dan ayah menginginkan anak lagi mengingat usia sang
ayah sudah cukup tua untuk memiliki anak satu.
3.3. Perumusan Masalah
Sibling pada anak akan perencanaan anggota nkeluarga baru
3.4. Susunan Prioritas Masalah sang anak akan perencanaan anggot
Skoring
No Keterangan Skor Bobot
1 Sifat masalah
Skala : tidak / kurang sehat
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
3
2
1
1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala : Mudah
Sebagian
Tidak
2
1
0
2
3 Potensial masalah untuk dicegah
Skala : Tinggi
Cukup
Rendah
3
2
1
1
4 Menonjolnya masalah
Skala : Masalah berat harus segera ditangani
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan
2
1
1
1
Urutan Prioritas Masalah
Anak mengalami sibling akan perencanaan anggota keluarga baru
No KeteranganPenghitunga
n Skor Pembenaran
1 Sifat masalah
Skala : Keadaan
Sejahtera
1/3 x 1 1/3 Keadaan tersebut
tidak ada gangguan
kesehatan yang
mengkhawatirkan
2 Kemungkinan
masalah dapat diubah
Skala : Sebagian
½ x 2 1 Keadaan yang bisa
dirubah adalah
dengan pemberian
penyuluhan kepada
anak pendidikan
mengenal sosok
adik
3 Potensial masalah
untuk dicegah
Skala : Cukup
2/3 x 1 2/3 Keluarga masih bisa
mengatasi /
mengurangi sibling
yang terjadi pada
anak
4 Menonjolnya masalah
Skala : Masalah
berat harus
segera di
tangani
2/2 x 1 1 Keluarga merasa
keadaan tersebut
merupakan suatu hal
yang
menkhawatirkan
dan harus segera
dilakukan tindak
lanjut
Total Skor 3
Urutan prioritas masalah
Anak mengalami sibling akan perencanaan anggota keluarga baru
3.5. Proses Manajemen Kebidanan
Tanggal : 26 Januari 2010
Diagnosa : Sibling pada anak terrhadap perencanaan anggota keluarga baru
Tujuan / kriteria hasil
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama + 1 jam diharapkan :
a. Jangka pendek : Keluarga dapat mengerti tentang cara memberikan pendidikan
bagi anak
b. Jangka panjang : Keluarga dapat menerapkan tentang pendidikan mengurangi
sibling bagi anak
Intervensi
No Intervensi Rasional
1 Lakukan pendekatan dengan
keluarga
- Keluarga dapat kooperatif
dan dapat melaksanakan
motivasi dari petugas
2 Kaji penyebab adanya sibling - Menentukan tindakan
selanjutnya
3 Kerjasama dengan anggota keluarga
lain dalam memgurangi sibling pada
anak
- Mempermudah penanganan
sibling yang terjadi
4 Berikan penyululnan tentang :
- pendidikan tentang anggota
keluarga baru
- Saat yang tepat memberikan
pendidikan pada anak
- mengurangi sibling pada
anak
Implementasi
Jam Kegiatan TTD
26-01-10
08.15
- Melakukan pendekatan dengan keluarga dengan
melakukan komunikasi yang baik
08.30 - Mengkaji penyebab terjadinya sibling pada anak
dengan perencanaan hadirnya anggota keluarga
baru
09.00 - Memberikan penyuluhan pada ibu tentang cara
mengurangi sibling dengan menanamkan
pendidikan dini pada anak
09.30 - bekerjasama dengan anggota keluarga lain \dalam
memberikan pendidikan pada anak
Evaluasi
Tanggal : 26Januari 2010 Jam : 10.00 WIB
S : Keluarga mengatakan mengerti tentang penjelasan yabng di berikan
O : - Ibu dapat menjawab pertanyaan yang diberikan Nakes.
- Keluarga aktif dalam menerima penyuluhan dari petugas.
- Ibu bisa mengulagi 50 % dari penjelasan petugas.
A : sibling pada anak akan perencanaan anggota keluarga barus
P : Lakukan kunjungan berikutnya untuk memberikan penyuluhan lanjutan pada
keluarga.
BAB 4
P E N U T U P
4.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan pusat pelayanan secara total karena jika salah satu anggota
keluarga mengalami gangguan maka akan menganggu seluruh sistem yang ada pada
keluarga tersebut, salah satu fungsi kebidanan komunitas adalah melakukan pelayanan
yaitu dengan memberikan asuhan kebidanan pada keluarga.
Sibling Rivalry adalah kecemburuan anak kepada saudara. Keluarga dengan dua
anak atau lebih, cenderung mengalamipercekcokan dan pertengkaran lebih banyak, dan
ini merupakan masalah yang pling sering terjadi dalam keluarga. Orang tua sering
kecewa karena merasa itu mencerminkan ketidak bahagiaan dan ketidak harmonisan
keluarga.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa memperoleh pengalaman dalam memecahkan masalah kesehatan
yang ada dalam keluarga terutama masalah kesehatan yang ada dalam masyarakat
setempat.
4.2.2 Bagi Keluarga
Memperoleh bantuan tenaga dan pikiran dalam mengatasi masalah kesehatan
yang terjadi di tempat praktek kerja lapangan.
4.2.3 Bagi Institusi
Dapat menambah kapasitas materi perpustakaan AKBID NU Tuban
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang pengetahuan masyarakat di dusun semutan desa bulurejo
tentang cuci tangan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui sejauh mana kesadaran masyarakat dusun semutan desa
bulurejo tentang cuci tangan.
Untuk mengetahui tata cara mencuci tangan pada masyarakat dusun semutan desa
bulurejo tentang cuci tangan yang benar.
Pengertian mencuci tangan
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari
jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainya oleh manusia dengan tujuan untuk
menjadi bersih, sebagai ritual dari keagamaan, ataupun tujuan – tujuan lainya.
Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat, saat
perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penerunan tajam angka kematian dari
penyakit menular yang terdapat pada Negara – Negara maju.perilaku ini diperkenalkan
berkenaan dengan isolasi dan pemberlakuan tehnik membuang kotoran yang aman dan
penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi.
macam – macam cara mencuci tangan
Mencuci tangan dengan air
Mencuci tangan dengan air panas
Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan dengan air
panas lebih efektiv untuk membersihkan tangan, namun pendapat ini tidak disertai
dengan pembuktian ilmiah. Temperature dimana manusia dapat menahan panas air
tidak efektif untuk membunuh kuman. Beberapa pendapat lain mengatakan bahwa air
panas dapat membersihkan kotoran, minyak, ataupun zat – zat kimia. Namun
pendapat popular ini sebenarnya tidak terbukti, air panas tidak membunuh mikro
organism, temperature yang nyaman untuk mencuci tangan adalah sekitar 45 derajat
celcius dan temperature ini tidak cukup untuk membunuh mikro organism apaun.
Namun temperature jauh lebih panas, umumnya sekitar 100 derajat Celsius memang
dapat membunuh kuman.tidak efektifna temperature air untuk membunuh kuman juga
dinyatakan dalam prosedur standar mencuci tangan untuk operasi medis dimana air
keran dibiarkan mengalir deras hingga 2 galon permenitdan kederasan air inilah yang
membersihkan kuman, sementara tinggi rendahnya temperature tidak signifikan.
Mencuci trangan dengan sabun
Adalah praktek mencuci tangan yang paling umum dilakukan setelah mencuci tangan
dengan air saja. Walaupun perilaku mencuci tangan dengan sabun diperkenalkan pada
abad ke 19 dengan tujuan untuk memutuskan mata rantai kuman, namun pada
prakteknya prilaku ini dilakukan karena banyak hal diantaranya : meningkatkan status
social, tangan dirasakan menjadi wangi dan sebagai ungkapan rasa saying pada anak.
Pada fasilitas – fasilitas seperti rumah sakit, mencuci tangan bertujuan untuk
melepaskan atau membunuh pathogen mikroorganisme dalam mencegah terjadinya
perpindahan kuman pada pasien. Penggunaan air saja dalam mencuci tangan tidak
efektif untuk membersihkan kulit karena air terbukti tidak dapat melepaskan lemak,
minyak dan protein dimana zat – zat ini merupakan bagian dari kotoran organic.
Karena itu para staf medis, khususnya dokter bedah sebelum melakukan operasi
diharuskan untu mensterilkan tangannya dengan menggunakan anti septic kimia
kedalam sabunnya atau deterjen.
Mencuci tangan dengan cairan
Pada akhir tahun 1990an dan awal dari abad ke 21, diperkenalkan cairan alcohol
untuk mencuci tangan dan menjadi popular. Banyak dari cairan ini berasal dari
kandungan alcohol atau etanol yang dicampurkan bersamadengan kandungan
pengental seperti karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, cairan, atau
busa untuk memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering karena
penggunaan alcohol. Cairan ini mulai popular digunakan karena penggunaanya yang
mudah, praktis karena tidak menggunakan air dan sabun. Penggunaan cairan sanitasi
tangan, berbentuk jel dan berbahan dasar alcohol dalam sebuah penelitian di amerika
pada 292 keluarga di boston menunjukkan bahwa cairan ini menggurangi kasus diare
dirumah hingga 59 persen. Dr Thomas J. Sandora, seorang dokter di Divisi Penyakit
Menular pada RS anak – anak boston dan juga penulis buku tangan sehat keluarga
sehat menggemukakan bahwa penelitian ini adalah penelitian pertama yang
menunjukkan bahwa penggunaan cairan sanitasi tangan menunjukkan bahwa perilaku
ini mengurangi penyebaran kuman dirumah. Hasilnya keluarga yang menggunakan
cairan sanitasi tangan mengindikasikan 59 persen angka diare yang lebih rendah
dibandingkan kelompok yang berfungsi sebagai control. Penelitian lain dilakukan
oleh Harvard Medical School dan anak – anak Boston yang dipublikasikan pada bulan
april 2005 menunjukkan efek perlindungan pada penderita ISPA dalam keluarga yang
menggunakan cairan sanitasi tangan atas inisiatif mereka sendiri. Cairan sanitasi ini
menjadi alternative yang nyaman bagi para orang tua yang tidak sempat berulang kali
ke wastafeluntuk mencuci tangan mereka saat harus merawat anak mereka yang sakit.
Walaupun mencuci tangan dengan sabun dan air efektif untuk mengurangi
penyebaran sebagian besar infeksi namun untuk melakukan dibutuhkan wastafel, dan
sebagai tambahan rotavirus tidak dapat dibersihkan secara efektif dengan sabun dan
air namun dapat dimatikan dengan alcohol.
Mencuci tangan yang benar
Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan dibawah air yang mengalir.
Sedangkan langkah – langkah tehnik mencuci tangan yang benar adalah :
Basahi tangan dengan air dibawah kran atau air yang mengalir
Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih baik bila sabun
mengandung antiseptic.
Gosokkan kedua telapak tangan
Gosokkan sampai keujung jari.
Telapak tangan kana menggosok punggung tangan kiri atau sebaliknya dengan jari –
jari saling mengunci antara tangan kanan dan kiri, gosok sela – sela jari tersebut
lakukan sebaliknya.
Lakukan punggung jari satu dengan punggung jari lainya dan saling mengunci.
Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar. Lakukan
hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.
Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan kedepan,
kebelakan dan berputar. Lakukan sebaliknya.
Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakuklan gerakan memutar.
Lakukan pula tangan kiri.
Bersihkan sabun dari kedua ttangan dengan air mengalir.
Keringkan tangan dengan tissue lebih baik dibandingkan mengeringkan tangan tangan
dengan mesin pengering tangan yang umum dipakai di mal2. Karena mesin pengering
tangan yang dipakai secara umum menampung banyak bakteri yang banyak
menularkan ke orang lain.
Saat yang tepat untuk mencuci tangan
Mencuci tangan umumnya dilakukan saat sebelum makan, menyiapkan makanan,
setelah memegang daging mentah, sebelum dan sesudah menyentuh orang sakit,
sesudah menggunakan kamar mandi, setelah batuk atau bersin, atau membuang ingus,
setelah mengganti popok, atau pembalut, sebelum dan setelah mengobati luka, setelah
membersihkan atau membuang sampah, setelah menyentuh hewan atau membuang
kotoran hewan.
Anda sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan kepada anak yang masih
kecil. Seorang anak senang sekali mempelajari atau menyentuh segala sesuatu tanpa
tau apakah itu kotor atau tidak.lalu memasukkan tangannya kedalam mulut, lalu
memakan makana yang tanpa mencuci tangan.akibatnya sang anak dapat menderita
penyakit, menurut penelitian, penyakit pembunuh anak no 1 di Indonesia adalah
karena diare, padahal hal ini dapat dicegah dengan mengajarkan pada mereka untuk
mencuci tangan.
Mengingat pentingnya mencuci tangan, maka setiap tanggal 15 oktober dicanangkan
sebagai hari cuci tangan sedunia.
Manfaat mencuci tangan
Banyak penyakit yang ditularkan melalui tangan, tangan merupakan salah satu jalur
penularan berbagai penyakit menular seperti infeksi saluran pernafasan,penyakit kulit,
penyakit gangguan usus, dan pencernaan (diare, muntah)dan berbagai penyakitlain yang
dapat perpotensi membawa kepada arah kematian.
Tangan merupakan salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit kedalam tubuh
manusia. Kontak dengan kuman dapat terjadi dimana saja, melalui meja, gagang pintu,
gagang telepon, biasanya tempat tersebut mengandung banyak kuman dari pada ditoilet.
Sangatlah penting mencuci tangan dengan cara yang benar