cuci-tangan

50
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn “ A” DENGAN MASALAH CUCI TANGAN DI DUSUN SEMUTAN DESA BULUREJO KEC. RENGEL - KAB TUBAN OLEH : LAILY ROSSY K 08.06.01.313 PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN Jl. P. Diponegoro No. 17 Telp.(0356) 321287 Tuban

description

cuci tangan

Transcript of cuci-tangan

Page 1: cuci-tangan

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

PADA KELUARGA Tn “ A” DENGAN MASALAH CUCI TANGAN

DI DUSUN SEMUTAN DESA BULUREJO KEC. RENGEL - KAB

TUBAN

OLEH :

LAILY ROSSY K

08.06.01.313

PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA

TUBAN

Jl. P. Diponegoro No. 17 Telp.(0356) 321287 Tuban

2010

Page 2: cuci-tangan

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan asuhan kebidanan keluarga telah di setujui dan di syah kan oleh pimbimbing

pendidikan dan pembimbing lapangan pada tanggal

Mahasiswa

LAILY ROSSY K

08.06.01.313

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lapangan

YOANA WIDYASARI, SST WUWUH NANIK A,Amd,Keb

NIP : NIP :

Page 3: cuci-tangan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan

hidayah-Nya, sehigga penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada keluarga binaan di

Dusun semutan desa bulurejo kecamatan rengel kabupaten Tuban.

Kami sadar laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :

1. Miftahul Munir, SKM, M, Kes Selaku direktur STIKES Nahdlatul Ulama Tuban.

2. Ratno Selaku Kepala Desa bulurejo atas fasilitas yang telah di berikan.

3. Wuwuh Nanik A, Amd.Keb Selaku Bidan Desa sekaligus pembimbing PKL.

4. Yoana Widyasari, SST, Selaku Dosen Pembimbing.

5. Sudijaningati,SST S sos, selaku dosen pembimbing.

6. Mariatul Qiftiyah, SSi, selaku dosen pembimbing.

7. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun material.

8. Kepada semua pihak yang ikut membantu kelancaran penyusunan laporan ini.

Semoga laporan ini bermanfaat untuk meningkatkan derajat kesehatan di Desa

Bulurejo khususnya, dan pengembangan binaan keluarga pada umumnya.

Rengel , februari 2011

Penyusun

Page 4: cuci-tangan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Ruang lingkup

1.4 Metode penulisan

1.5 Pelaksanaan

1.6 Sistematika Penulisan

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keluarga

2.2 Konsep Dasar Cuci Tangan

2.3 Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

BAB 3 : TINJAUAN KASUS

3.1 Pengumpulan Data

3.2 Interprestasi Data

3.3 Perumusan Masalah

3.4 Susunan Prioritas Masalah

3.5 Proses Manajemen Kebidanan

Page 5: cuci-tangan

BAB 4 : PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: cuci-tangan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup

lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai

suatu kesatuan sosial dengan batas-batass yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat

merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan

bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan

muncul banyak permasalahan, baik dari segi sosial, kebudayaan, perekonomian, politik

maupun kesehatan pada khususnya (Effendy. 1998: 16).

Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh para

perawat, dengan mengikiutsertakan team kesehatan lainnya dan masyarakat untuk

memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat

(Effendy. 1998: 13).

Pada hakekatnya keluarga di harapkan mampu berfungsi untuk mewujudkan

proses perkembangan timbal balik rasa cinta dan kasih sayang antara anggota keluarga

yang harmonis karena sebagai unit yang terkecil dari masyarakat, maka kedudukan

keluarga menjadi inti yang paling pentng dari suatu masyarakat. Dengan demikian maka

kehidupan suatu masyarakat merupakan pantulan dari kehidupan sejumlah keluarga yang

terkait di dalamnya. (Soetjiningsih:1995 :121)

Berdasarkan kemampuannya keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar,

kebutuhan psikososial, kebutuhan memenuhi ekonomi dan aktualisasi keluarga di

masyarakat serta memperhatikan perkembangan di Indonesia menuju negara industri,

maka Indonesia menginginkan terwujudnya keluarga sejahtera. (Suprayitno, 2004 : 7)

Keluarga adalah sebagai unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam

memberikan asuhan kebidanan keluarga, agar keluarga tersebut dapat meningkatkan

Page 7: cuci-tangan

produktivitas dan diharapkan kesehatan keluarga akan meningkat. (Nasrul Effendi, 1998 :

41)

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan

dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainya oleh manusia dengan

tujuan untuk menjadi bersih, sebagai ritual dari keagamaan, ataupun tujuan – tujuan

lainya.

Mendengar kata cuci tangan, pasti yang terlintas dalam benak kita adalah hal

sepele dimana semua orang bisa melakukannya. Memang semua orang bisa melakukan

tetapi apakah secara benar ataukah sebaliknya.

Menurut data dari subdit Diare, direktorat pengendalian penyakit menular

langsung, Departement Kesehatan RI (tahun 2003), diare masih merupakan penyebab

kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi, dan nomor lima pada semua

umur.oleh karena itu mencuci tangan sangatlah pentik bagi semua kalangan, meskipun

hal tersebut sering kali menjadi hal yang sepele.

Oleh karena itu, maka penulis ingin membahas tentang asuhan kebidanan pada

keluarga.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan keluarga pada

keluarga Tn ”A” secara menyeluruh.

1.2.2 Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa mampu untuk :

1 Mengkaji data yang ada di keluarga

2 Menganalisa data atau menginterpretasikan data dasar

3 Merumuskan masalah yang terjadi

4 Menyusun prioritas masalah

5 Menyusun suatu proses manajemen kebidanan

6 Membuat suatu catatan perkembangan

Page 8: cuci-tangan

1.3 Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu, kemampuan dan kesempatan maka, penyusun

membatasi pada Asuhan Kebidanan Keluarga Tn. “A” dengan masalah cuci tangan

1.4 Metode Penulisan

1.4.1 Study Pustaka

Penyusun membekali diri dengan menggunakan literatur yang ada

hubungannya dengan keadaan masyarakat dan cara penanggulangan masalah yang

dihadapi oleh masyarakat.

1.4.2 Study Dokumenter

Untuk memperoleh data yang akurat, pengambilan data diperoleh dari keluarga.

1.4.3 Praktek langsung

Suatu metode yang langsung kepada masyarakat untuk menerapkan teori

yang ada khususnya kebidanan komunitas dengan cara wawancara, pengamatan,

pemeriksaan fisik dan penyuluhan.

1.4.4 Bimbingan dan Konsultasi

Bimbingan yang didapatkan dari berbagai pihak dan melakukan konsultasi

baik dengan bidan desa maupun akademik

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan, batasan masalah, metode

penulisan dan sistematika penulisan

BAB II : Tinjauan pustaka yang berisi konsep keluarga, konsep asuhan kebidanan

BAB III : Tinjauan kasus yang berisi pengumpulan data, analisa data

BAB IV : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: cuci-tangan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga

2.1.1 Definisi

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Salvicion G. Bailon and Aracelis Maglaya menyebutkan keluarga adalah

dua atau lebih dari dua individu yang bergantung karena adanya hubungan darah,

hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah

tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranan masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

2.1.2 Struktur Keluarga Sedarah yang terdiri dari Sanak Saudara Sedarah

Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya yaitu :

1. Patrilineal

Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu

2. Matrilincal

Keluarga sedarah yang sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu

disusun melalui garis ayah

3. Matrilokal

Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri

4. Patrilokal

Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

5. Keluarga Kawinan

Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa

sanak saudara yang menjadi bagian dari keluarga karena adanya hubungan

dengan suami atau istri

Page 10: cuci-tangan

2.1.3 Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga

1. Patriakal

Yang dominan dan memegang dalam suatu keluarga adalah dari pihak ayah

2. Matriakal

Yang dominan dan memegang dalam suatu keluarga adalah dari pihak istri

3. Equalitarian

Yang penting dan dominan serta memegang kekuasaan dalam keluarga adalah

dari pihak istri dan pihak suami

2.1.4 Ciri-ciri Struktur Keluarga

1. Teroganisasi

Saling berhubungan dan ketergantungan antara anggota keluarga

2. Ada keterbatasan

Setiap anggota mempunyai kebebasan tapi mereka juga mempunyai

keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing

3. Ada perbedaan dan kekhususan

Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi masing-masing

2.1.5 Tipe Keluarga

Pembagian keluarga tergantung pada orang yang mengelompokkan dari

bergantung pada konteks keilmuan. Secara tradisional keluarga dibagi menjadi 2

yaitu :

1. Keluarga inti (nuclear family)

Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari

keturunannya/adopsi/keduanya

2. Keluarga besar (extended family)

Adalah keluarga inti yang ditambah anggota keluarga lain yang masih punya

hubungan darah

Namun dengan perkembangan peran individu dan meningkatnya

individualisme maka pengertian tipe keluarga dikelompokkan menjadi :

Page 11: cuci-tangan

1. Dyadic family

Keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai/ kehilangan

pasangannya

2. Single parent family

Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dan anak-anak akibat

perceraian/ ditinggal pasangannya

3. The anmaired teenage mother

Ibu dengan anak yang tanpa suatu perkawinan

4. The single adult living alone

Orang dewasa yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah

5. Gay and lesbian family

Keluarga yang terbentuk dari pasangan yang berjenis kelamin sama

6. The non marital heterosexual cohabiting family

Keluarga dengan anak tanpa ada suatu perkawinan sebelumnya

2.1.6 Tugas-tugas Keluarga

Pada dasarnya tugas keluarga ada 8 pokok, yaitu :

1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya

2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga

3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukan

masing-masing

4. Sosialisasi antara anggota keluarganya

5. Pengaturan jumlah anggota keluarganya

6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

7. Penempatan anggota keluarga dalam anggota masyarakat yang lebih luas

8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarganya

Page 12: cuci-tangan

2.1.7 Ciri - Ciri Keluarga

Ciri anggota keluarga yang ada di Indonesia dan syah ada beberapa, yaitu :

1. Diikat dalam suatu perkawianan

2. Ada hubungan darah

3. Ada ikatan batin

4. Ada tanggung jawab masing-masing anggota keluarga

5. Ada pengambil keputusan

6. Kerja sama antara anggota keluarga

7. Tinggal dam suatu rumah

8. Komunikasi dan interaksi antara anggota keluarga

2.1.8 Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga

Di Indonesia perkembangan keluarga dibagi dalam 5 tahap antara lain :

1. Keluarga pra sejahtera

Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara

minimal yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang, papan, dan

kesehatan

2. Keluarga sejahtera tahap I

Adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal tetapi

belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologinya yaitu kebutuhan

pendidikan, KB, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi

3. Keluarga sejahtera tahap II

Adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal, dapat

memenuhi kebutuhan sosial psikologinya tetapi belum dapat memenuhi

kebutuhan pengembangan yaitu kebutuhan untuk menabung dan memperoleh

informasi

Page 13: cuci-tangan

4. Keluarga sejahtera tahap III .

Adalah Keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan sosial,

kebutuhan psikologi, dan kebutuhan pengembangan tapi belum dapat

memberikan sumbangan yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur

5. Keluarga sejahtera tahap III plus

Adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan seluruhnya baik yang

bersifat dasar, psikososial maupun pengembangan serta mampu memberikan

sumbangan yang nyata dan berkelanjutan kepada masyarakat

2.1.9 Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan perilaku interpersonal, sifat, kegiatan

yang berhubungan dengan individu dalam situasi tertentu. Berbagai peranan yang

terdapat dalam keluarga adalah :

a. Peranan Ayah : Sebagai suami dari istri dan bapak dari anak-anak, berperan

sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai

kepala keluarga dan sebagai anggota kelompok sosial serta anggota dari

masyarakat yang ada di lingkungannya

b. Peranan Ibu : Sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, mempunyai

peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak,

di samping itu juga berperan sebagai pencari nafkah tambahan untuk keluarga

c. Peranan anak : Melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual

2.1.10 Fungsi Pokok Keluarga Terhadap Anggota Keluarganya

a. Asah : Adalah memberi kasih sayang, perhatian, rasa aman dan kehangatan

kepada anggota keluarga sehingga kemungkinan mereka tumbuh dan

berkembang sesuai usia dan kebutuhannya

b. Asih : Adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar

kesehatannya senantiasa terjaga, sehingga diharapkan mereka menjadi anak

yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

Page 14: cuci-tangan

c. Asuh : Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menjadi

manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannyas

2.2 Konsep Dasar Cuci Tangan

2.2.1 Pengertian

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan

tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainya oleh manusia

dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai ritual dari keagamaan, ataupun tujuan –

tujuan lainya.

Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi

sehat, saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penerunan tajam

angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada Negara – Negara

maju.perilaku ini diperkenalkan berkenaan dengan isolasi dan pemberlakuan tehnik

membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang

mencukupi.

2.2.2 Macam – macam cara mencuci tangan

Mencuci tangan dengan air

Mencuci tangan dengan air panas

Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan dengan air

panas lebih efektiv untuk membersihkan tangan, namun pendapat ini tidak disertai

dengan pembuktian ilmiah. Temperature dimana manusia dapat menahan panas air

tidak efektif untuk membunuh kuman. Beberapa pendapat lain mengatakan bahwa air

panas dapat membersihkan kotoran, minyak, ataupun zat – zat kimia. Namun

pendapat popular ini sebenarnya tidak terbukti, air panas tidak membunuh mikro

organism, temperature yang nyaman untuk mencuci tangan adalah sekitar 45 derajat

celcius dan temperature ini tidak cukup untuk membunuh mikro organism apaun.

Namun temperature jauh lebih panas, umumnya sekitar 100 derajat Celsius memang

dapat membunuh kuman.tidak efektifna temperature air untuk membunuh kuman juga

dinyatakan dalam prosedur standar mencuci tangan untuk operasi medis dimana air

keran dibiarkan mengalir deras hingga 2 galon permenitdan kederasan air inilah yang

membersihkan kuman, sementara tinggi rendahnya temperature tidak signifikan.

Page 15: cuci-tangan

Mencuci trangan dengan sabun

Adalah praktek mencuci tangan yang paling umum dilakukan setelah mencuci tangan

dengan air saja. Walaupun perilaku mencuci tangan dengan sabun diperkenalkan pada

abad ke 19 dengan tujuan untuk memutuskan mata rantai kuman, namun pada

prakteknya prilaku ini dilakukan karena banyak hal diantaranya : meningkatkan status

social, tangan dirasakan menjadi wangi dan sebagai ungkapan rasa saying pada anak.

Pada fasilitas – fasilitas seperti rumah sakit, mencuci tangan bertujuan untuk

melepaskan atau membunuh pathogen mikroorganisme dalam mencegah terjadinya

perpindahan kuman pada pasien. Penggunaan air saja dalam mencuci tangan tidak

efektif untuk membersihkan kulit karena air terbukti tidak dapat melepaskan lemak,

minyak dan protein dimana zat – zat ini merupakan bagian dari kotoran organic.

Karena itu para staf medis, khususnya dokter bedah sebelum melakukan operasi

diharuskan untu mensterilkan tangannya dengan menggunakan anti septic kimia

kedalam sabunnya atau deterjen.

Mencuci tangan dengan cairan

Pada akhir tahun 1990an dan awal dari abad ke 21, diperkenalkan cairan alcohol

untuk mencuci tangan dan menjadi popular. Banyak dari cairan ini berasal dari

kandungan alcohol atau etanol yang dicampurkan bersamadengan kandungan

pengental seperti karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, cairan, atau

busa untuk memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering karena

penggunaan alcohol. Cairan ini mulai popular digunakan karena penggunaanya yang

mudah, praktis karena tidak menggunakan air dan sabun. Penggunaan cairan sanitasi

tangan, berbentuk jel dan berbahan dasar alcohol dalam sebuah penelitian di amerika

pada 292 keluarga di boston menunjukkan bahwa cairan ini menggurangi kasus diare

dirumah hingga 59 persen. Dr Thomas J. Sandora, seorang dokter di Divisi Penyakit

Menular pada RS anak – anak boston dan juga penulis buku tangan sehat keluarga

sehat menggemukakan bahwa penelitian ini adalah penelitian pertama yang

menunjukkan bahwa penggunaan cairan sanitasi tangan menunjukkan bahwa perilaku

ini mengurangi penyebaran kuman dirumah. Hasilnya keluarga yang menggunakan

cairan sanitasi tangan mengindikasikan 59 persen angka diare yang lebih rendah

dibandingkan kelompok yang berfungsi sebagai control. Penelitian lain dilakukan

oleh Harvard Medical School dan anak – anak Boston yang dipublikasikan pada bulan

april 2005 menunjukkan efek perlindungan pada penderita ISPA dalam keluarga yang

menggunakan cairan sanitasi tangan atas inisiatif mereka sendiri. Cairan sanitasi ini

Page 16: cuci-tangan

menjadi alternative yang nyaman bagi para orang tua yang tidak sempat berulang kali

ke wastafeluntuk mencuci tangan mereka saat harus merawat anak mereka yang sakit.

Walaupun mencuci tangan dengan sabun dan air efektif untuk mengurangi

penyebaran sebagian besar infeksi namun untuk melakukan dibutuhkan wastafel, dan

sebagai tambahan rotavirus tidak dapat dibersihkan secara efektif dengan sabun dan

air namun dapat dimatikan dengan alcohol.

2.2.3 Mencuci tangan yang benar

Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan dibawah air yang

mengalir. Sedangkan langkah – langkah tehnik mencuci tangan yang benar adalah :

Basahi tangan dengan air dibawah kran atau air yang mengalir

Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih baik bila sabun

mengandung antiseptic.

Gosokkan kedua telapak tangan

Gosokkan sampai keujung jari.

Telapak tangan kana menggosok punggung tangan kiri atau sebaliknya dengan

jari – jari saling mengunci antara tangan kanan dan kiri, gosok sela – sela jari

tersebut lakukan sebaliknya.

Lakukan punggung jari satu dengan punggung jari lainya dan saling mengunci.

Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar.

Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.

Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan

kedepan, kebelakan dan berputar. Lakukan sebaliknya.

Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakuklan gerakan

memutar. Lakukan pula tangan kiri.

Bersihkan sabun dari kedua ttangan dengan air mengalir.

Keringkan tangan dengan tissue lebih baik dibandingkan mengeringkan tangan

tangan dengan mesin pengering tangan yang umum dipakai di mal2. Karena

mesin pengering tangan yang dipakai secara umum menampung banyak bakteri

yang banyak menularkan ke orang lain.

2.2.4 Saat yang tepat untuk mencuci tangan

Page 17: cuci-tangan

Mencuci tangan umumnya dilakukan saat sebelum makan, menyiapkan makanan,

setelah memegang daging mentah, sebelum dan sesudah menyentuh orang sakit,

sesudah menggunakan kamar mandi, setelah batuk atau bersin, atau membuang

ingus, setelah mengganti popok, atau pembalut, sebelum dan setelah mengobati

luka, setelah membersihkan atau membuang sampah, setelah menyentuh hewan

atau membuang kotoran hewan.

Anda sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan kepada anak yang

masih kecil. Seorang anak senang sekali mempelajari atau menyentuh segala

sesuatu tanpa tau apakah itu kotor atau tidak.lalu memasukkan tangannya kedalam

mulut, lalu memakan makana yang tanpa mencuci tangan.akibatnya sang anak

dapat menderita penyakit, menurut penelitian, penyakit pembunuh anak no 1 di

Indonesia adalah karena diare, padahal hal ini dapat dicegah dengan mengajarkan

pada mereka untuk mencuci tangan.

Mengingat pentingnya mencuci tangan, maka setiap tanggal 15 oktober

dicanangkan sebagai hari cuci tangan sedunia.

2.2.5 Manfaat mencuci tangan

Banyak penyakit yang ditularkan melalui tangan, tangan merupakan salah satu

jalur penularan berbagai penyakit menular seperti infeksi saluran pernafasan,penyakit

kulit, penyakit gangguan usus, dan pencernaan (diare, muntah)dan berbagai

penyakitlain yang dapat perpotensi membawa kepada arah kematian.

Tangan merupakan salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

kedalam tubuh manusia. Kontak dengan kuman dapat terjadi dimana saja, melalui

meja, gagang pintu, gagang telepon, biasanya tempat tersebut mengandung banyak

kuman dari pada ditoilet. Sangatlah penting mencuci tangan dengan cara yang benar

2.3 Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah metode kerja profesi dengan menggunakan langkah-

langkah pemecahan sehingga merupakan alur dan pengorganisasian, pemikiran dan

langkah-langkah dalam suatu urutan yang logos yang menggantungkan baik pasien

maupun bidan. Langkah-langkah manajemen kebidanan sebagai berikut :

2.3.1 Pengumpulan Data

Page 18: cuci-tangan

Suatu tahap ketika seorang bidan mengumpulkan informasi secara terus

menerus tentang keluarga yang dibinanya. Kegiatan yang dilakukan adalah :

l . Membina hubungan yang baik

2. Pengkajian awal terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan

kesehatan

3. Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data yang

lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada

pengkajian awal, disini bidan perlu mengungkap keadaan keluarga hingga

penyebab dari masalah kesehatan yang paling mendasar.

Data yang perlu diperoleh dari pengkajian

a. Berkaitan dengan keluarga

- Data demografi dan sosiokultural

- Data lingkungan,

- Struktur dan fungsi keluarga

- Stres dan kopping keluarga

- Perkembangan keluarga

b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga

- Fisik

- Mental

- Emosi

- Sosial spiritual

2.3.2 Interpretasi Data Dasar

Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sitesi pada asuhan

keperawatan klinik, bidan mengelompokkan data hasil pengkajian dalam data

subyektif dan obyektif setiap kelompok didiagnosa keperawatan.

Page 19: cuci-tangan

2.3.3 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dapat diarahkan kepada sasaran individu dan atau

keluarga komponn diagnosis meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi), dan

atau Tanda (sign)

2.3.4 Susunan Prioritas Masalah

Prioritas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mempunyai skor

terendah. Namun bidan perlu memperhatikan juga persepsi keluarga terhadap

masalah keperawatan mana yang perlu diatasi segera

2.3.5 Proses Manajemen Kebidanan

Terdiri dari 4 langkah, yaitu :

1. Diagnosa : Berasal dari data dasar interpretasi data dan data tersebut

menjadi masalah atau diagnosa yang di identifikasi secara

spesifik

2. Intervensi : Mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan

dengan standart yang mengacu pada penyebab

selanjutnya, merumuskan tindakan keperawatan yang

berorientasi pada kriteria dan standart

3. Implementasi : Pada kegiatan ini bidan perlu melakukan kontak

sebelumnya untuk pelaksanaan yang meliputi kapan

dilaksanakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan,

materi/topik yang didiskusikan, siapa yang melaksanakan,

anggota keluarga yang perlu mendapat informasi,

peralatan yang perlu disiapkan keluarga. Selanjutnya

implementasi sesuai dengan rencana

4. Evaluasi : Merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil

implementasi dengan kriteria dan standart yang telah

ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila hasil

evaluasi tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana

keperawatan yang baru. Evaluasi disusun menggunakan

SOAP

Page 20: cuci-tangan

2.3.6 Catatan Perkembangan

Berisi diagnosa baru dan catatan perkembangan disusun menggunakan

SOAP yang operasional dengan pengertian sebagai berikut:

S (Subyektif) Adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan oleh

keluarga

O (Obyektif) Adalah keadaan obyektif dapat diidentifikasi dengan

menggunakan pengamatan

A (Assesment) Adalah analisis bidan dibandingkan dengan criteria dan

standart yang mengacu pada tujuan rencana

P (Planning) Adalah perencanaan selanjutnya setelah dilakukan analisis

Page 21: cuci-tangan

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian

3.1.1 Data Subyektif

1. Data Umum

Kecamatan : Rengel Nama : Tn Arif

Kelurahan : Bulurejo Umur : 28 tahun

RT : 01 Pendidikan : tamat SMP

RW : 03 Agama : Islam

Kep. Keluarga : Laki - laki Pekerjaan : buruh tani

Alamat : Dsn semutan Penghasilan : 900 ribu/ bln

Kec rengel Keadaan : sehat

Susunan anggota keluarga

Nama Sex UmurHub. Dg

Keluarga

Pekerjaan/

sekolah

Kead.

Kes. Waktu

kunj pertama

No.

KIA/

KB

Arif

Kholifah

Hafid

L

P

L

28

22

2

KK

Istri

Anak

Buruh

tani/smp

IRT/SD

-

Sehat

Sehat

Sehat

Page 22: cuci-tangan

2

22 28

Genogram keluarga dan keterangan

1

Keterangan :

: laki-laki : anak kandung

: perempuan : tinggal dlm satu rumah

: menikah : klien

2. Data Khusus

1) Imunisasi

Tidak ada

2) Apabila ada anggota keluarga yang sakit berobat kepada tenaga kesehatan terdekat

khususnya di bidan

3) Jenis penyakit yang sering diderita keluarga,Tn mengatakan tidak mempunyai

penyakit.

28

Page 23: cuci-tangan

4) Pemeriksaan kehamilan

Tidak ada

5) Pertolongan persalinan

Tidak ada

6) Kebiasaan menyapih

Tidak ada

7) Pemberian makanan tambahan pada anak balita di berikan sejak usia 3 bulan

8) Tanggapan terhadap KB

Tidak ada

9) Pola hidup

- Makan : ±2-3 x/hari, menu sedang (nasi, sayur, lauk-pauk, buah, air putih)

- Aktivitas : Sehari-hari bapak beraktivitas disawah, istri hanya mengurus anak di

rumah, anak bermain layaknya anak batita

- Rekreasi : tidak ada

10) Adat kebiasaan,selamatan :

Biasanya keluarga mengadakan selamatan pada hari- hari tertentu, misalnya pada

hari – hari keagamaan, dan pada hari yang dianggap sakral.

11) Penggunaan waktu senggang

Bapak menggunakan waktu senggang hanya dengan berkumpul dengan keluarga

(istri dan anaknya)

12) Situasi sosial dan ekonomi

Penghasilan keluarga 900 ribu perbulan, dan itupun tidak pasti, penghasilan yang

ada hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari, keluargan hanya

tinggal bertiga dirumah yang sangat sederhana di pinggir sungai

Page 24: cuci-tangan

3.1.2 Data Obyektif

a. Rumah

Luas : ± 25 meter

Jenis rumah : tersendiri

Letak : di pinggir sungai dengan diapit rumah warga lain yang

jaraknya tidak berdekatan

Dinding : sesek

Lantai : tanah

Cahaya : tidak terlalu terang

Jalan angin : cukup

Jendela : ada

Jumlah ruangan : 1 kamar tidur, ruang tamu yang bercampur dengan ruang

makan, 1 dapur, 1 kamar mandi yang hanya di pageri

dengan sesek dan WC langsung dikali.

b. Air minum

Asal :sumur gali

Nilai air : bersih

Konsumsi air : air masak dan air mentah

c. Pembuangan sampah

Dibuang di tempat sampah dibelakang rumah dan dibakar.

d. Jamban dan kamar mandi

Tidak mempunyai jamban, BAB dikali dan mandi di kamar mandi.

e. Pekarangan dan selokan

Pengaturan : tidak teratur

Page 25: cuci-tangan

Kebersihan : kotor

Air limbah : tidak teratur

Peralatan pekarangan : tidak ada

f. Kandang ternak

Tidak ada

g. Denah rumah

Keterangan :

1. Ruang tamu dan ruang

makan

2. Kamar tidur

3. dapur

Page 26: cuci-tangan

3.2. Interpretasi Data

3.2.1 Diagnosa : cuci tangan yang jarang sekali dilakukan, dan cara yang kurang

benar dalam melakukan cuci tangan pada semua anggota keluaga.

Data Dasar : - Pendidikan anak masih taman kanak -kanak

- ibu dan ayah menginginkan anak lagi mengingat usia sang

ayah sudah cukup tua untuk memiliki anak satu.

3.3. Perumusan Masalah

Sibling pada anak akan perencanaan anggota nkeluarga baru

3.4. Susunan Prioritas Masalah sang anak akan perencanaan anggot

Skoring

No Keterangan Skor Bobot

1 Sifat masalah

Skala : tidak / kurang sehat

Ancaman kesehatan

Keadaan sejahtera

3

2

1

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala : Mudah

Sebagian

Tidak

2

1

0

2

3 Potensial masalah untuk dicegah

Skala : Tinggi

Cukup

Rendah

3

2

1

1

Page 27: cuci-tangan

4 Menonjolnya masalah

Skala : Masalah berat harus segera ditangani

Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani

Masalah tidak dirasakan

2

1

1

1

Urutan Prioritas Masalah

Anak mengalami sibling akan perencanaan anggota keluarga baru

No KeteranganPenghitunga

n Skor Pembenaran

1 Sifat masalah

Skala : Keadaan

Sejahtera

1/3 x 1 1/3 Keadaan tersebut

tidak ada gangguan

kesehatan yang

mengkhawatirkan

2 Kemungkinan

masalah dapat diubah

Skala : Sebagian

½ x 2 1 Keadaan yang bisa

dirubah adalah

dengan pemberian

penyuluhan kepada

anak pendidikan

mengenal sosok

adik

3 Potensial masalah

untuk dicegah

Skala : Cukup

2/3 x 1 2/3 Keluarga masih bisa

mengatasi /

mengurangi sibling

yang terjadi pada

Page 28: cuci-tangan

anak

4 Menonjolnya masalah

Skala : Masalah

berat harus

segera di

tangani

2/2 x 1 1 Keluarga merasa

keadaan tersebut

merupakan suatu hal

yang

menkhawatirkan

dan harus segera

dilakukan tindak

lanjut

Total Skor 3

Urutan prioritas masalah

Anak mengalami sibling akan perencanaan anggota keluarga baru

3.5. Proses Manajemen Kebidanan

Tanggal : 26 Januari 2010

Diagnosa : Sibling pada anak terrhadap perencanaan anggota keluarga baru

Tujuan / kriteria hasil

Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama + 1 jam diharapkan :

a. Jangka pendek : Keluarga dapat mengerti tentang cara memberikan pendidikan

bagi anak

b. Jangka panjang : Keluarga dapat menerapkan tentang pendidikan mengurangi

sibling bagi anak

Intervensi

Page 29: cuci-tangan

No Intervensi Rasional

1 Lakukan pendekatan dengan

keluarga

- Keluarga dapat kooperatif

dan dapat melaksanakan

motivasi dari petugas

2 Kaji penyebab adanya sibling - Menentukan tindakan

selanjutnya

3 Kerjasama dengan anggota keluarga

lain dalam memgurangi sibling pada

anak

- Mempermudah penanganan

sibling yang terjadi

4 Berikan penyululnan tentang :

- pendidikan tentang anggota

keluarga baru

- Saat yang tepat memberikan

pendidikan pada anak

- mengurangi sibling pada

anak

Implementasi

Jam Kegiatan TTD

26-01-10

08.15

- Melakukan pendekatan dengan keluarga dengan

melakukan komunikasi yang baik

08.30 - Mengkaji penyebab terjadinya sibling pada anak

dengan perencanaan hadirnya anggota keluarga

baru

Page 30: cuci-tangan

09.00 - Memberikan penyuluhan pada ibu tentang cara

mengurangi sibling dengan menanamkan

pendidikan dini pada anak

09.30 - bekerjasama dengan anggota keluarga lain \dalam

memberikan pendidikan pada anak

Evaluasi

Tanggal : 26Januari 2010 Jam : 10.00 WIB

S : Keluarga mengatakan mengerti tentang penjelasan yabng di berikan

O : - Ibu dapat menjawab pertanyaan yang diberikan Nakes.

- Keluarga aktif dalam menerima penyuluhan dari petugas.

- Ibu bisa mengulagi 50 % dari penjelasan petugas.

A : sibling pada anak akan perencanaan anggota keluarga barus

P : Lakukan kunjungan berikutnya untuk memberikan penyuluhan lanjutan pada

keluarga.

BAB 4

P E N U T U P

4.1 Kesimpulan

Page 31: cuci-tangan

Keluarga merupakan pusat pelayanan secara total karena jika salah satu anggota

keluarga mengalami gangguan maka akan menganggu seluruh sistem yang ada pada

keluarga tersebut, salah satu fungsi kebidanan komunitas adalah melakukan pelayanan

yaitu dengan memberikan asuhan kebidanan pada keluarga.

Sibling Rivalry adalah kecemburuan anak kepada saudara. Keluarga dengan dua

anak atau lebih, cenderung mengalamipercekcokan dan pertengkaran lebih banyak, dan

ini merupakan masalah yang pling sering terjadi dalam keluarga. Orang tua sering

kecewa karena merasa itu mencerminkan ketidak bahagiaan dan ketidak harmonisan

keluarga.

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa memperoleh pengalaman dalam memecahkan masalah kesehatan

yang ada dalam keluarga terutama masalah kesehatan yang ada dalam masyarakat

setempat.

4.2.2 Bagi Keluarga

Memperoleh bantuan tenaga dan pikiran dalam mengatasi masalah kesehatan

yang terjadi di tempat praktek kerja lapangan.

4.2.3 Bagi Institusi

Dapat menambah kapasitas materi perpustakaan AKBID NU Tuban

BAB I

Page 32: cuci-tangan

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang pengetahuan masyarakat di dusun semutan desa bulurejo

tentang cuci tangan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui sejauh mana kesadaran masyarakat dusun semutan desa

bulurejo tentang cuci tangan.

Untuk mengetahui tata cara mencuci tangan pada masyarakat dusun semutan desa

bulurejo tentang cuci tangan yang benar.

Pengertian mencuci tangan

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari

jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainya oleh manusia dengan tujuan untuk

menjadi bersih, sebagai ritual dari keagamaan, ataupun tujuan – tujuan lainya.

Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat, saat

perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penerunan tajam angka kematian dari

penyakit menular yang terdapat pada Negara – Negara maju.perilaku ini diperkenalkan

berkenaan dengan isolasi dan pemberlakuan tehnik membuang kotoran yang aman dan

penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi.

macam – macam cara mencuci tangan

Mencuci tangan dengan air

Mencuci tangan dengan air panas

Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan dengan air

panas lebih efektiv untuk membersihkan tangan, namun pendapat ini tidak disertai

dengan pembuktian ilmiah. Temperature dimana manusia dapat menahan panas air

tidak efektif untuk membunuh kuman. Beberapa pendapat lain mengatakan bahwa air

panas dapat membersihkan kotoran, minyak, ataupun zat – zat kimia. Namun

pendapat popular ini sebenarnya tidak terbukti, air panas tidak membunuh mikro

organism, temperature yang nyaman untuk mencuci tangan adalah sekitar 45 derajat

Page 33: cuci-tangan

celcius dan temperature ini tidak cukup untuk membunuh mikro organism apaun.

Namun temperature jauh lebih panas, umumnya sekitar 100 derajat Celsius memang

dapat membunuh kuman.tidak efektifna temperature air untuk membunuh kuman juga

dinyatakan dalam prosedur standar mencuci tangan untuk operasi medis dimana air

keran dibiarkan mengalir deras hingga 2 galon permenitdan kederasan air inilah yang

membersihkan kuman, sementara tinggi rendahnya temperature tidak signifikan.

Mencuci trangan dengan sabun

Adalah praktek mencuci tangan yang paling umum dilakukan setelah mencuci tangan

dengan air saja. Walaupun perilaku mencuci tangan dengan sabun diperkenalkan pada

abad ke 19 dengan tujuan untuk memutuskan mata rantai kuman, namun pada

prakteknya prilaku ini dilakukan karena banyak hal diantaranya : meningkatkan status

social, tangan dirasakan menjadi wangi dan sebagai ungkapan rasa saying pada anak.

Pada fasilitas – fasilitas seperti rumah sakit, mencuci tangan bertujuan untuk

melepaskan atau membunuh pathogen mikroorganisme dalam mencegah terjadinya

perpindahan kuman pada pasien. Penggunaan air saja dalam mencuci tangan tidak

efektif untuk membersihkan kulit karena air terbukti tidak dapat melepaskan lemak,

minyak dan protein dimana zat – zat ini merupakan bagian dari kotoran organic.

Karena itu para staf medis, khususnya dokter bedah sebelum melakukan operasi

diharuskan untu mensterilkan tangannya dengan menggunakan anti septic kimia

kedalam sabunnya atau deterjen.

Mencuci tangan dengan cairan

Pada akhir tahun 1990an dan awal dari abad ke 21, diperkenalkan cairan alcohol

untuk mencuci tangan dan menjadi popular. Banyak dari cairan ini berasal dari

kandungan alcohol atau etanol yang dicampurkan bersamadengan kandungan

pengental seperti karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, cairan, atau

busa untuk memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering karena

penggunaan alcohol. Cairan ini mulai popular digunakan karena penggunaanya yang

mudah, praktis karena tidak menggunakan air dan sabun. Penggunaan cairan sanitasi

tangan, berbentuk jel dan berbahan dasar alcohol dalam sebuah penelitian di amerika

pada 292 keluarga di boston menunjukkan bahwa cairan ini menggurangi kasus diare

dirumah hingga 59 persen. Dr Thomas J. Sandora, seorang dokter di Divisi Penyakit

Menular pada RS anak – anak boston dan juga penulis buku tangan sehat keluarga

sehat menggemukakan bahwa penelitian ini adalah penelitian pertama yang

menunjukkan bahwa penggunaan cairan sanitasi tangan menunjukkan bahwa perilaku

Page 34: cuci-tangan

ini mengurangi penyebaran kuman dirumah. Hasilnya keluarga yang menggunakan

cairan sanitasi tangan mengindikasikan 59 persen angka diare yang lebih rendah

dibandingkan kelompok yang berfungsi sebagai control. Penelitian lain dilakukan

oleh Harvard Medical School dan anak – anak Boston yang dipublikasikan pada bulan

april 2005 menunjukkan efek perlindungan pada penderita ISPA dalam keluarga yang

menggunakan cairan sanitasi tangan atas inisiatif mereka sendiri. Cairan sanitasi ini

menjadi alternative yang nyaman bagi para orang tua yang tidak sempat berulang kali

ke wastafeluntuk mencuci tangan mereka saat harus merawat anak mereka yang sakit.

Walaupun mencuci tangan dengan sabun dan air efektif untuk mengurangi

penyebaran sebagian besar infeksi namun untuk melakukan dibutuhkan wastafel, dan

sebagai tambahan rotavirus tidak dapat dibersihkan secara efektif dengan sabun dan

air namun dapat dimatikan dengan alcohol.

Mencuci tangan yang benar

Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan dibawah air yang mengalir.

Sedangkan langkah – langkah tehnik mencuci tangan yang benar adalah :

Basahi tangan dengan air dibawah kran atau air yang mengalir

Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih baik bila sabun

mengandung antiseptic.

Gosokkan kedua telapak tangan

Gosokkan sampai keujung jari.

Telapak tangan kana menggosok punggung tangan kiri atau sebaliknya dengan jari –

jari saling mengunci antara tangan kanan dan kiri, gosok sela – sela jari tersebut

lakukan sebaliknya.

Lakukan punggung jari satu dengan punggung jari lainya dan saling mengunci.

Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar. Lakukan

hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.

Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan kedepan,

kebelakan dan berputar. Lakukan sebaliknya.

Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakuklan gerakan memutar.

Lakukan pula tangan kiri.

Bersihkan sabun dari kedua ttangan dengan air mengalir.

Page 35: cuci-tangan

Keringkan tangan dengan tissue lebih baik dibandingkan mengeringkan tangan tangan

dengan mesin pengering tangan yang umum dipakai di mal2. Karena mesin pengering

tangan yang dipakai secara umum menampung banyak bakteri yang banyak

menularkan ke orang lain.

Saat yang tepat untuk mencuci tangan

Mencuci tangan umumnya dilakukan saat sebelum makan, menyiapkan makanan,

setelah memegang daging mentah, sebelum dan sesudah menyentuh orang sakit,

sesudah menggunakan kamar mandi, setelah batuk atau bersin, atau membuang ingus,

setelah mengganti popok, atau pembalut, sebelum dan setelah mengobati luka, setelah

membersihkan atau membuang sampah, setelah menyentuh hewan atau membuang

kotoran hewan.

Anda sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan kepada anak yang masih

kecil. Seorang anak senang sekali mempelajari atau menyentuh segala sesuatu tanpa

tau apakah itu kotor atau tidak.lalu memasukkan tangannya kedalam mulut, lalu

memakan makana yang tanpa mencuci tangan.akibatnya sang anak dapat menderita

penyakit, menurut penelitian, penyakit pembunuh anak no 1 di Indonesia adalah

karena diare, padahal hal ini dapat dicegah dengan mengajarkan pada mereka untuk

mencuci tangan.

Mengingat pentingnya mencuci tangan, maka setiap tanggal 15 oktober dicanangkan

sebagai hari cuci tangan sedunia.

Manfaat mencuci tangan

Banyak penyakit yang ditularkan melalui tangan, tangan merupakan salah satu jalur

penularan berbagai penyakit menular seperti infeksi saluran pernafasan,penyakit kulit,

penyakit gangguan usus, dan pencernaan (diare, muntah)dan berbagai penyakitlain yang

dapat perpotensi membawa kepada arah kematian.

Tangan merupakan salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit kedalam tubuh

manusia. Kontak dengan kuman dapat terjadi dimana saja, melalui meja, gagang pintu,

gagang telepon, biasanya tempat tersebut mengandung banyak kuman dari pada ditoilet.

Sangatlah penting mencuci tangan dengan cara yang benar