Ta Cuci Tangan

download Ta Cuci Tangan

of 20

Transcript of Ta Cuci Tangan

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    1/20

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kemampuan

    masyarakat untuk hidup sehat, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

    yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dan tujuan

    nasional dalam rangka pemerataan pembanguunan, maka dibangun pusat

    kesehatan masyarakat atau Puskesmas (Kepmenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004).

    Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksanaan

    teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

    menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

    (Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004).

    Untuk tercapainya visi pembangun kesehatan melalui Puskesmas

    yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat. Puskesmas

    bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan

    upaya kesehatan masyarakat, merupakan pelayanan kesehatan tingkat

    pertama dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Upaya kesehatan

    dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan

    pengembangan. Upaya kesehatan wajib salah satunya mengenai kesehatan

    lingkungan (Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004).

    Masalah kesehatan masyarakat mempunyai faktor-faktor pemicu yaitu

    sosial, ekonomi, dan kondisi lingkungan. Aktivitas manusia menyebabkan

    munculnya faktor-faktor pemicu ini. Menurut teori The Blumn, 1956

    lingkungan memiliki andil yang paling besar terhadap kesehatan sebesar

    50%. Permasalahan yang cukup mudah namum sulit untuk dilakukan adalah

    hygiene dan sanitation. Kebutuhan lingkungan yang bersih minimal dapat

    memperkecil angka bakteri, sehingga mencegah timbulnya penyakit.

    1

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    2/20

    Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air

    minum, higiene dan sanitasi masih sangat besar.

    Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun

    2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah setelah buang air

    besar 2%, setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%, sebelum makan

    14%, sebelum memberi makan bayi 7%, dan sebelum menyiapkan makanan

    6 %. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare

    di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kejadian diare nasional pada tahun

    2006 sebesar 423 per seribu penduduk pada semua umur dan 16 provinsi

    mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case Fatality Rate

    (CFR) sebesar 2,52. Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui

    intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan

    melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun 32%

    dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45%

    dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, dan 39% perilaku pengelolaan

    air minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan

    mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare

    menurun sebesar 94%.

    Puskesmas Kenten untuk kesehatanan lingkung masih ada yang belum

    tercapai antaranya keluarga yang memakai jamban, rumah dengan SPAL

    dan kepala keluarga yang diberi penyuluhan sanitasi. Sepuluh penyakit

    terbanyak di Puskesmas Kenten 2012 diare dan TB. Paru yang berhubungan

    dengan sanitasi lingkungan. Sehingga penulis ingin mengangkat judul

    mengenai Perilaku mencuci tangan dengan sabun dalam keluarga di

    wilayah kerja puskesmas kenten 2013.

    1.2 RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun

    2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah setelah buang air

    besar 2%, setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%, sebelum makan

    14%, sebelum memberi makan bayi 7%, dan sebelum menyiapkan makanan

    2

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    3/20

    6 %. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare

    di Indonesia. Rumusan masalahnya adalah Apakah perilaku mencuci tangan

    dengan sabun dalam keluarga di wilayah kerja puskesmas kenten diterapkan

    dalam kehidupan sehari-hari?

    1.3 TUJUAN MASALAH

    Umum:

    Untuk mengetahui perilaku mencuci tangan dengan sabun dalam

    keluarga di wilayah kerja puskesmas kenten diterapkan dalam

    kehidupan sehari-hari

    1.4 MANFAAT

    Puskesmas:

    Tercapainya masyarakat hidup bersih dan sehat

    Masyarakat:

    Tahu cara menyuci tangan yang benar sehingga dapat

    menurunkan angka penyakit menular beerhubungan dengna

    kebersihan

    Dapat memperbaiki perilaku hidup menjadi hidup sehat dan

    bersih

    3

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    4/20

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 KESEHATAN LINGKUNGAN

    2.1.1 Definisi

    a. Pengertian kesehatan

    Menurut WHO, Kesehatan adalah keadaan yg meliputi kesehatan

    fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas

    dari penyakit dan kecacatan.

    Menurut UU No 23/1992 ttg kesehatan, Kesehatan adalah keadaan

    sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang

    hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

    b. Pengertian lingkungan

    Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960),

    lingkungan adalah sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi

    kehidupan dan perkembangan organisme.

    Menurut Encyclopaedia Americana (1974), lingkungan adalah

    pengaruh yang ada di atas/sekeliling organisme.

    Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976), lingkungan adalah tempat

    pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup

    beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak

    dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan

    dari organisme itu.

    c. Pengertian Kesehatan Lingkungan

    4

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    5/20

    Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan

    lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara

    manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari

    manusia.

    Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan

    Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang

    mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia

    dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup

    manusia yang sehat dan bahagia.

    2.1.2 Ruang Lingkup

    Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup

    kesehatan lingkungan, yaitu :

    1. Penyediaan Air Minum

    2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

    3. Pembuangan Sampah Padat

    4. Pengendalian Vektor

    5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta

    manusia

    6. Higiene makanan, termasuk higiene susu

    7. Pengendalian pencemaran udara

    8. Pengendalian radiasi

    9. Kesehatan kerja

    10. Pengendalian kebisingan

    11. Perumahan dan pemukiman

    12. Aspek kesling dan transportasi udara

    13. Perencanaan daerah dan perkotaan

    14. Pencegahan kecelakaan

    15. Rekreasi umum dan pariwisata

    16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan

    keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk

    5

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    6/20

    17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin

    lingkungan.

    Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam

    Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :

    1. Penyehatan Air dan Udara

    2. Pengamanan Limbah padat/sampah

    3. Pengamanan Limbah cair

    4. Pengamanan limbah gas

    5. Pengamanan radiasi

    6. Pengamanan kebisingan

    7. Pengamanan vektor penyakit

    8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca

    bencana

    2.1.3 Sasaran Kesehatan

    Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan

    kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :

    1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan

    usaha-usaha yang sejenis

    2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang

    sejenis

    3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang

    sejenis

    4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang

    digunakan untuk umum

    5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti

    lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan

    penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.

    2.1.4 Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia

    6

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    7/20

    Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang

    untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di

    Indonesia permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain :

    1. Air Bersih

    Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari

    yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila

    telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

    kesehatan dan dapat langsung diminum.

    Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai

    berikut :

    Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak

    berwarna

    Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan

    0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)

    Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks

    0 per 100 ml air)

    2. Pembuangan Kotoran/Tinja

    Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

    syarat sebagai berikut :

    Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

    Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang

    mungkin memasuki mata air atau sumur

    Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

    Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

    Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila

    memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal

    mungkin

    Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap

    dipandang

    7

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    8/20

    Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan

    tidak mahal.

    3. Kesehatan Pemukiman

    Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi

    kriteria sebagai berikut :

    Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan,

    penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan

    yang mengganggu

    Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang

    cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni

    rumah

    Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit

    antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan

    tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,

    kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,

    terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping

    pencahayaan dan penghawaan yang cukup

    Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan

    baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara

    lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah

    roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat

    penghuninya jatuh tergelincir.

    4. Pembuangan Sampah

    Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus

    memperhatikan faktor-faktor /unsur, berikut:

    Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi

    produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat

    aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim,

    musim, dan kemajuan teknologi

    Penyimpanan sampah

    8

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    9/20

    Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali

    Pengangkutan

    Pembuangan

    Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat

    mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar

    kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.

    5. Serangga dan Binatang Pengganggu

    Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit

    yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk

    penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria,

    Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk

    Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis.

    Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

    merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat

    tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah

    gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan

    menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD,

    Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida

    untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.

    Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya

    anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat

    dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

    menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari

    kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.

    6. Makanan dan Minuman

    Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran,

    rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin

    makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap

    9

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    10/20

    santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah

    makan/restoran, dan hotel).

    Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat

    pengelolaan makanan meliputi :

    Persyaratan lokasi dan bangunan

    Persyaratan fasilitas sanitasi

    Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan

    Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi

    Persyaratan pengolahan makanan

    Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan

    jadi

    Persyaratan peralatan yang digunakan

    Pencemaran Lingkungan

    Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran

    tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi

    indoor air pollution dan out door air pollution. Indoor air pollution

    merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis

    kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan

    yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam

    ruangan ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu

    bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor

    resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai

    masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah,

    berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan

    peningkatan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko

    dampak pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk

    kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali

    lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu

    akan lebih buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat

    lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa

    10

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    11/20

    dampak serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada

    mata, terganggunya jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan.

    BAB III

    PROFIL PUSKESMAS

    2.1 PROFIL PUSKESMAS KENTEN

    VISI : Tercapainya Puskesmas Kenten Sebagai Pusat Pelayanan

    Kesehatan Yang Prima, Menuju Palembang Sehat.

    MISI : 1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang bermutu Prima

    Merata dan Terjangkau.2. Meningkatkan Profesionalisme yang berorientasi pada

    Standar Pelayanan Kesehatan.

    3. Meningkatkan Kesehatan Individu,Keluarga dan Lingkungan

    Nya melalui pemberdayaan Masyarakat.

    MOTTO :

    1.Bekerjalah dengan Iklas dan Senang hati.

    11

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    12/20

    2.Kepuasan anda Adalah Kebahagian Kami.

    2.1.5 Wilayah dan Geografi

    Puskesmas Kenten Palembang adalah salah satu puskesmas yang

    berada di Jl. MP Mangkunegara No.1 kecamatan Ilir timur II kota

    Palembang, memiliki wiayah kerja di dua kelurahaan yaitu kelurahan 8 Ilir

    dan kelurahan Kuto Batu, dengan luas wilayah kerja 39,79 km meliputi

    dataran tinggi , rendah dan rawa-rawa.

    Perbatasan Puskesmas Kenten dengan wilayah sekitarnya sbb :

    Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sukamaju

    Sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Musi

    Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Duku, 5 Ilir, Lawang

    Kidul

    Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan 20 Ilir,9 Ilir, 10 Ilir

    dan 11 Ilir

    2.1.6 Data Demografi

    1. Data Dasar Kesehatan

    Data Dasar 8 ilir Kuto Batu Total

    Jumlah penduduk

    Laki-laki

    Perempuan

    24286

    12302

    12.302

    15173

    7398

    7606

    39.529

    19700

    19909

    Jumlah KK

    Gakin

    Non Gakin

    1.178

    2.440

    1.757

    1.307

    2935

    3.747

    Jumlah ibu hamil 589 375 964

    Jumlah ibu bersalin 565 359 924Jumlah WUS 5213 3320 8533

    Jumlah PUS 3987 2534 6521

    Jumlah peserta KB aktif 3075 1958 5033

    Jumlah bayi (0-1 thn) 540 344 884

    Jumlah balita (1-5 thn) 2498 1591 4089

    Jumlah remaja 5477 3488 8966

    Jumlah usila 1777 1132 2909

    Jumlah rumah 3256 2228 5484

    Jumlah rumah sehat 2012 1113 3125

    SAB (sumur gali) 1605 27 1632

    Jumlah panti pijat 1 0 1

    12

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    13/20

    Jumlah hotel 2 0 2

    Jumlah Restoran 18 10 28

    Jumlah depart store 4 0 4Jumlah salon 6 3 9

    Jumlah mesjid 11 1 12

    Jumlah gereja 4 2 6

    Jumlah pura 1 0 1

    Jumlah vihara 2 0 2

    2. Data Sarana Kesehatan

    3. Sumber Daya Manusia ( SDM ) Puskesmas Swakelola Kenten

    13

    SARANA KESEHATAN 8 ILIR KUTO BATU JUMLAH

    Puskesmas Pembantu 2 - 2Posyandu Balita 12 12 24

    Posyandu Lansia 4 4 8

    Rumah Bersalin 1 - 2

    Pengobatan Tradisional 2 3 5

    Praktek dokter umum 3 8 11

    Praktek dokter gigi 2 2 4

    Praktek dokter bersama - 1 1

    Praktek dokter spesialis 2 4 6

    Apotek 3 3 6

    Optic 1 - 1

    Toko Obat - 1 1

    Bidan Praktek Swasta 8 2 10

    Poskeskel 1 - 1

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    14/20

    2.1.7 Program Kesehatan Puskesmas

    14

    No JENIS PENDIDIKAN JUMLAH KETERANGAN

    1 Dokter Umum 2 orang Aktif : 2 orang

    2 Dokter Gigi 1 orang Poly Gigi PKM Kenten

    3Sarjana Kesehatan Masyarakat

    ( SKM )3 orang

    Ka. TU : 1 orang

    BP : 1 orang

    Gizi : 1 orang

    4 Akademi Bidan 4 orang PKM Kenten

    5 Bidan 4 orangPKM Kenten : 6 orang

    Pustu : 2 orang

    6 Perawat 6 orangPKM Kenten : 4 orang

    Pustu : 2 orang

    7 Akademi Perawat 2 orang PKM Kenten

    8 SPAG 1 orang PKM Kenten9 Sanitarian _

    10 Perawat Gigi 2 orang PKM Kenten

    11 SMF 3 orang PKM Kenten

    12 Akademi Analis Kesehatan _

    13 LPCK 2 orang PKM Kenten

    14 SLTA 1 orang PKM Kenten

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    15/20

    Menurut keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128 / Menkes / SK / II /

    2004 bahwa upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas meliputi

    upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.

    1. UPAYA KESEHATAN WAJIB

    Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas adalah upaya yang telah

    ditetapkan berdasarkan Komitmen Nasional, Regional, dan Global, serta

    mempunyai daya tingkat tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan

    masyarakat.

    Adapun Upaya Kesehatan Wajib yang dilaksanakan di Puskesmas

    Kenten dikenal dengan Program Kesehatan Dasar ( Basic Six ).

    Program tersebut adalah :

    1. Upaya Promosi Kesehatan

    2. Upaya Kesehatan Lingkungan

    3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB

    4. Upaya Perbaikan Gizi

    5. Upaya Pencegahan & Pemberantasan Penyakit Menular

    6. Upaya Pengobatan

    2. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN

    Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah Upaya yang

    ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di

    masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.

    Upaya Kesehatan pengembangan di puskesmas Kenten saat ini

    adalah adanya Klinik Gilingan Mas yang setiap hari dibuka untuk

    pelayanan dan ruang konsultasi terhadap masalah masalah kesehatan,

    seperti :

    1. Masalah Gizi keluarga ( gizi buruk & gizi lebih ) bagi bayi, balita,

    anak sekolah, dan orang dewasa

    2. Imunisasi pada anak bayi & balita, suntik TT untuk caten & ibu

    hamil

    15

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    16/20

    3. Kesehatan Lingkungan dan penyakit-penyakit berbasis lingkungan,

    seperti ; Diare, Typhus abdominalis, Demam Berdarah Dengue

    (DBD), TB Paru, ISPA, Kecacingan, dan penyakit-penyakit

    berbahaya lain, seperti SARS & Afian Influenza, dan chikungunya.

    Salah satu Program sesehatan wajib yang dilakukun di Puskesmas

    Kenten adalahkesehatan lingkungan lebih difokuskan terhadap kegiatan di

    luar gedung, seperti :

    1. Melakukan pendataan rumah / pemukiman dan sarana / farietas

    sanitasi, tempat tempat umum, tempat pembuatan makanan, tempat

    pembuangan sampah, institusi pendidikan / kesehatan

    2. Melakukan kegiatan pemeriksaan dan pengawasan sanitasi lingkungan,

    baik di perumahan / pemukiman TTU dan TPM

    3. Melakukan penyuluhan / bimbingan teknis ke lapangan.

    Sedangkan kegiatan di dalam gedung antara lain, konseling pada

    klinik sanitasi, penyuluhan kelompok, disamping itu juga melakukan

    pengawasan & pemeriksaan sanitasi lingkungan Puskesmas Swakelola

    Kenten.

    Dari hasil pendataan Kesling diperoleh data sebagai berikut :

    1. Tempat Tempat Umum ( TTU )

    No Data TTU Terdafta

    r

    Diperiksa Tdk memenuhi

    syarat

    Memenuhi

    syarat1 Hotel 2 2 - 2

    2 Panti Pijat 1 1 - 1

    3 Dept. Store 4 4 - 4

    4 Salon Kecantikan 9 6 - 6

    5 Sarana Ibadah 21 15 - 15

    6 Sekolah 18 11 - 11

    7 Taman Kanak-kanak 10 - - -

    2. Tempat Pengolahan Makanan ( TPM )

    No Data TTU Terdaftar Diperiksa Tdk Memenuhi syarat

    16

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    17/20

    memenuhi

    syarat

    1 Restoran 28 20 - 202 Jasa Boga 4 3 - 3

    3 Lok Mak Jan 14 10 - 10

    4 Industri makanan RT 21 15 2 15

    3. Data Rumah & Fasilitas Sanitasi

    No

    Rumah /

    Fasilitas

    Sanitasi

    Kelurahan

    Total DiperiksaMemenuh

    i Syarat

    Tidak

    Memenuh

    i Syarat8

    Ilir

    Kuto

    Batu

    1 Jumlah Rumah 3256 2228 5484 3729 2535 1194

    2 Rumah Sehat 1610 935 2535 1723 1164 549

    3 Jamban Sehat 2093 2031 4124 2886 2020 866

    4 SAB ( PAM ) 2986 2162 5144 4063 3209 854

    5 SAB ( Sumur

    Gali )

    1605 27 1632 1632 1632 -

    6 SPAL/Riol/Got 2093 2031 4124 4124 3057 1067

    7 TPS

    - bak / kotak

    sampah

    2093 2031 4124 4124 2655 1469

    - lubang galian - - - - - -

    - ke sungai 42 87 129 - - -

    4. Program Kesehatan Lingkungan

    No Kegiatan 2011 2010 2009

    Target Cakupan Target Cakupan Target Cakupan

    1 Institusi

    yang

    dibina80 72,5 55 60 60 60

    2 JAGA

    yang

    memenuhi

    80 70,1 75 72 75 75

    3 SPAL yang

    memenuhi80 74 70 46,2 75 74

    4 Rumah

    dengan

    SAB

    80 75 89,5 75 78,9

    17

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    18/20

    5 Rumah

    dengan

    TPS

    80 70 55,8 75 73

    6 Rumah

    bebas

    jentik

    95 95 90 95 92

    7 TTU

    dibina MS45 72,5 70 51 70 68

    8 TPM

    dibina MS60 72,5 71 56 71 71

    BAB IV

    4.1 IDENTITAS MASLAH

    No. Program Target Pencapaian Masalah

    1 Keshatan lingkungan

    Penggunaan air

    bersihMemakai jamban

    SPAL

    TTU diperiksa

    TTUmemenuhi

    syarat

    KK diberi

    penyuluhan sanitasi

    TPM diperiksa

    TPM memenuhi

    syarat

    Tempat

    pembuangan

    sementara diperiksa

    Tempat

    pembuangan akhir

    diperiksa

    80%

    81,75%

    71,35%

    68,75%

    80,5%

    88,5%

    73%

    100%

    74%

    -

    -

    Cakupan kesehatan

    lingkunga belum

    tercapai

    Total Pencapaian 79,73%

    18

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    19/20

    3.1 FISH BONE

    3.2 PEMECAHAN MASALAH

    No. Prioritas Masalah Penyebab

    Masalah

    Alternatif

    Pemecahan

    Masalah

    Pemecahan

    Masalah

    Terpilih

    19

  • 7/29/2019 Ta Cuci Tangan

    20/20

    1. Cakupan Kesehatan

    lingkungan belum

    mencapai target sehinggatingginya angka penyakit

    menular

    Penyuluhan

    kurang

    Kurangnyakesadaran

    tentang

    pentingnya

    kebersihan

    Tingkat

    ekonomi rendah

    Tingkat

    pendidikan

    masayarakat

    Tempatpembuangan

    sampah dan

    pengolahan

    makanan

    kurang

    Penyuluhan

    ditingkatkan

    kepadamasyarakat

    Pemberian

    penghargaan

    untuk desa

    bersih

    Menyediakan

    tempat

    pembuangan

    sampah

    tetap/semesntar

    a yang layak

    Penyuluhan

    ditingkatkan

    kepadamasyarakat

    Pemberian

    penghargaan

    untuk desa

    bersih

    20