PENGETAHUAN CUCI TANGAN

38
PROPOSAL PENELITIAN PENGETAHUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA/I SD X DI KELURAHAN Y KECAMATAN MEDAN BELAWAN TAHUN 2015 Oleh: Amanda Rizka 100 100 060 Farid Murfuadz Sitepu 100 100 142 Asyifa Zulinanda E.P Lubis 100 100 372 Muhammad Ivanny Adnani 100 100 373 Mufti Muhammad 100 100 374 Pembimbing : dr. Rina Amelia, MARS DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

description

pengetahuan cuci tangan tugas public health

Transcript of PENGETAHUAN CUCI TANGAN

  • PROPOSAL PENELITIAN PENGETAHUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA/I SD X DI

    KELURAHAN Y KECAMATAN MEDAN BELAWAN TAHUN 2015

    Oleh:

    Amanda Rizka 100 100 060 Farid Murfuadz Sitepu 100 100 142 Asyifa Zulinanda E.P Lubis 100 100 372 Muhammad Ivanny Adnani 100 100 373 Mufti Muhammad 100 100 374

    Pembimbing : dr. Rina Amelia, MARS

    DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN

    ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2015

  • PENGETAHUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA/I SD X DI KELURAHAN Y KECAMATAN MEDAN BELAWAN TAHUN 2015

    KARYA TULIS ILMIAH

    Oleh:

    Amanda Rizka 100 100 060 Farid Murfuadz Sitepu 100 100 142 Asyifa Zulinanda E.P Lubis 100 100 372 Muhammad Ivanny Adnani 100 100 373 Mufti Muhammad 100 100 374

    Pembimbing : dr. Rina Amelia, MARS

    DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN

    ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2015

  • i

    HALAMAN PERSETUJUAN

    Hasil Penelitian dengan Judul :

    PENGETAHUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA/I SD X DI KELURAHAN Y KECAMATAN MEDAN BELAWAN TAHUN 2015

    Yang dipersiapkan oleh:

    Amanda Rizka 100 100 060 Farid Murfuadz Sitepu 100 100 142 Asyifa Zulinanda E.P Lubis 100 100 372 Muhammad Ivanny Adnani 100 100 373 Mufti Muhammad 100 100 374

    Hasil penelitian ini telah diperiksa dan disetujui untuk

    dipresentasikan

    Medan, Februari 2015

    Disetujui,

    Dosen Pembimbing

    (dr. Rina Amelia, MARS)

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    PENGETAHUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA/I SD X DI KELURAHAN Y KECAMATAN MEDAN BELAWAN TAHUN 2015

    Yang dipersiapkan oleh:

    Amanda Rizka 100 100 060 Farid Murfuadz Sitepu 100 100 142 Asyifa Zulinanda E.P Lubis 100 100 372 Muhammad Ivanny Adnani 100 100 373 Mufti Muhammad 100 100 374

    Medan, Februari 2015 Pembimbing

    (dr. Rina Amelia, MARS)

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas

    rahmat dan kurnia-Nya, penulisan proposal penelitian Pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun

    pada Siswa/i SD X di Kelurahan Y Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015.

    Proposal penelitian ini diajukan untuk melengkapi tugas pada Kepaniteraan Klinik

    Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Pencegahan/Ilmu Kedokteran

    Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.

    Meskipun proposal penelitian ini banyak mengalami hambatan, kesulitan dan kendala,

    namun karena adanya bimbingan, petunjuk, nasihat dan motivasi dari berbagai pihak,

    penulisan makalah ini dapat diselesaikan. Di sini saya mengambil kesempatan untuk

    mengucapkan terima kasih kepada pembimbing saya, dr. Rina Amelia, MARS.

    Namun demikian, karena keterbatasan pengalaman, pengetahuan, kepustakaan dan

    waktu, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk ini, kritik dan saran dari berbagai

    pihak sangat diharapkan untuk menyempurnakan proposal penelitian ini.

    Medan, Februari 2015

    Penulis

  • iv

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

    DAFTAR ISI................................................................................................... iv

    BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang................................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3

    1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3

    1.3.1. Tujuan Umum........................................................................ 3 1.3.2. Tujuan Khusus....................................................................... 3 1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4

    2.1. Cuci Tangan Pakai Sabun................................................................ 4

    2.1.1. Definisi ................................................................................. 4

    2.1.2. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun ..................................... 4

    2.1.3. Teknik Mencuci Tangan Yang Baik dan Benar dan

    Penggunan Sabun................................................................. 5

    2.1.4. Manfaat Mencuci Tangan .................................................... 7

    2.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ...................................... 8

    2.2.1. Definisi PHBS di Rumah Tangga ........................................ 8

    2.2.2. Tujuan PHBS ....................................................................... 9

    2.2.3. Sasaran PHBS ...................................................................... 9

    2.2.4. Strategi PHBS ...................................................................... 10

    2.2.5. Manfaat PHBS ..................................................................... 11

    2.3. Konsep Perilaku............................................................................... 12

    2.3.1. Klasifikasi Perilaku Kesehatan ........................................... 12

    2.4. Sekolah ............................................................................................ 14 2.4.1. Definisi Sekolah.................................................................. 14 2.4.2. Pembagian Sekolah ............................................................. 14

  • v

    2.4.3. Fungsi Sekolah.................................................................... 16

    BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ..... 18 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 18 3.2. Definisi Operasional Penelitian ...................................................... 18

    BAB 4 METODE PENELITIAN ............................................................. 20 4.1. Desain Penelitian ............................................................................. 20 4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................................... 20 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian....................................................... 20 4.4. Instrumen Penelitian ........................................................................ 21 4.5. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 22 4.6. Pengelolahan dan Analisis Data ...................................................... 22

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 24

    LAMPIRAN ................................................................................................... 25

  • i

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perwujudan riil

    paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang

    berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi

    kesehatannya. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan

    yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat

    menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-

    kegiatan kesehatan di masyarakat.1

    Salah satu indikator dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah Cuci

    Tangan Pakai Sabun (CTPS). Tangan merupakan tempat utama dalam masuknya

    patogen-patogen yang dapat menyebabkan penyakit infeksi. Sehingga Hasil yang

    diharapkan adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya

    cuci tangan pakai sabun untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit serta

    meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mencuci tangan secara baik dan

    benar. 2

    Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu tindakan sanitasi

    dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun untuk

    menjadi bersih. Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya

    pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen

    yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke

    orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung

    (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas).1

    Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk

    mencegah penyakit diare dan ISPA, keduanya menjadi penyebab utama kematian

    anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak di seluruh dunia meninggal sebelum

    mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA. Mencuci tangan

    dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, kecacingan, dan flu

  • 2

    burung.3 Sebuah penelitian menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun

    secara teratur dan menggunakan masker, sarung tangan, dan pelindung, lebih

    efektif untuk menahan penyebaran virus ISPA seperti flu dan SARS. Penelitian ini

    menyatakan bahwa mencuci tangan dengan air dan sabun adalah cara yang

    sederhana dan efektif untuk menahan virus ISPA, mulai dari virus flu sehari-hari

    hingga virus pandemik yang mematikan.4 Penelitian lain menyatakan bahwa

    perbandingan bayi yang dirawat oleh perawat yang tidak mencuci tangan dengan

    sabun lebih signifikan, lebih sering, dan lebih cepat terkena patogen S. aureus

    dibandingan dengan bayi yang dirawat oleh perawat yang mencuci tangan dengan

    sabun.5

    Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mencuci tangan pakai sabun hingga

    kini masih tergolong rendah, indikasinya dapat terlihat dengan tingginya

    prevalensi penyakit diare. Survei Departemen Kesehatan pada tahun 2006

    menunjukkan rasio penderita diare di Indonesia 423 per 1000 orang dengan

    jumlah kasus 10.980, angka kematian 277 (CFR 2,52%). Penyakit diare menjadi

    penyebab kematian nomor 2 pada balita, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 untuk

    semua umur.6 Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebaiknya dilakukan pada lima

    waktu penting, yaitu : (1) sebelum makan; (2) sesudah buang air besar; (3)

    sebelum memegang bayi; (4) sesudah menceboki anak; dan (5) sebelum

    menyiapkan makanan. (3) Cuci tangan merupakan hal yang umum bagi

    masyarakat, namun memakai sabun bukanlah sesuatu yang jamak. Artinya

    dorongan kognitif bahwa sabun bermanfaat untuk membunuh bakteri atau kuman

    masih lemah di masyarakat. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk cuci tangan

    pakai sabun (CTPS) terbukti masih sangat rendah, tercatat rata-rata 12%

    masyarakat yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS). 7

  • 3

    1.2. Perumusan Masalah

    Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka yang

    menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat pengetahuan

    siswa/i SD tentang mencuci tangan pakai sabun di SD X, Kelurahan Y,

    Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015.

    1.3. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa/i SD tentang mencuci tangan

    pakai sabun di SD X, Kelurahan Y, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015.

    1.4. Tujuan khusus Mengetahui gambaran pengetahuan siswa/i di SD X tentang cuci tangan

    pakai sabun, yang mewakili gambaran pengetahuan di kelurahan Y, Kecamatan

    Medan Belawan.

    1.5. Manfaat Penelitian

    1. Sebagai sumbangan pengetahuan dan saran tentang mencuci tangan

    memakai sabun di SD X agar dapat disalurkan kepada siswa/i SD X

    sehingga diharapkan selalu memperhatikan kebersihan tangan.

    2. Sebagai bahan informasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan

    tangan dan cara pembersihan tangan yang tepat dan benar di Dinas

    Kesehatan terkait untuk megambil langkah-langkah kebijakan

    selanjutnya dalam rangka meningkatkan kesehatan anak.

  • 4

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Cuci Tangan Pakai Sabun

    2.1.1. Definisi

    Mencuci tangan adalah perlakuan kepada tangan menggunakan air yang

    bertujuan untuk mengurangi flora transien tanpa mempengaruhi flora residen pada

    kulit. Penggunaan sabun dan/atau deterjen yang mengandung agen antiseptik

    dapat digunakan untuk membantu efektifitas mencuci tangan. Cuci tangan

    berguna untuk membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah

    tangan dengan memakai sabun dan air. Kesehatan dan kebersihan tangan secara

    bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit pada kedua

    tangan dan lengan serta mengurangi kontaminasi silang. 8

    2.1.2. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun

    Perilaku cuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang

    penting. Mencuci tangan juga dapat diartikan menggosok dengan sabun secara

    bersama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian

    dibilas di bawah air yang mengalir.9

    Dengan cuci tangan diharapkan akan mencegah penyebaran kuman

    patogen melalui tangan. Peran tangan sebagai sarana transmisi kuman patogen

    telah disadari sejak tahun 1840-an. Sejak itu banyak penelitian yang memastikan

    bahwa dokter yang membersihkan tangannya dari kuman sebelum dan sesudah

    memeriksa pasien dapatmengurangi angka infeksi di rumah sakit. Cuci tangan

    menggunakan air saja tidaklah cukup untuk melindungi seseorang dari kuman

    penyebab penyakit yang merugikan kesehatan. Dari berbagai riset, risiko

    penularan penyakit dapat berkurang dengan adanya peningkatan perilaku hidup

    bersih dan sehat, perilaku kebersihan, seperti cuci tangan pakai sabun. Perilaku

    cuci tangan pakai sabun merupakan intervensi kesehatan yang paling murah dan

    efektif dibandingkan dengan intervensi kesehatan dengan cara lain.10

  • 5

    2.1.3. Teknik Mencuci Tangan Yang Baik dan Benar dan Penggunan Sabun

    Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka mencuci tangan haruslah

    dengan air bersih yang mengalir, baik itu melalui kran air atau disiram dengan

    gayung, menggunakan sabun yang standar, setelah itu keringkan dengan handuk

    bersih atau menggunakan tisu. Untuk penggunaan jenis sabun dapat menggunakan

    semua jenis sabun karena semua sabun sebenarnya cukup efektif dalam

    membunuh kuman penyebab penyakit. Teknik mencuci tangan yang benar harus

    menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir dengan langkah- langkah

    sebagai berikut :2

    1) Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.

    2) Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih baik

    jika sabun yang mengandung antiseptik.

    3) Gosokkan pada kedua telapak tangan.

    4) Gosokkan sampai ke ujung jari.

    5) Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya)

    dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan

    tangan kiri, gosokkan sela-sela jari tersebut. Hal ini dilakukan pada kedua

    tangan.

    6) Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling

    mengunci.

    7) Usapkan ibu jari tangan kanan dengan punggung jari lainnya dengan

    gerakan saling berputar, lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.

    8) Gosokkan telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan

    gerakan kedepan, kebelakang, berputar. Hal ini dilakukan pada kedua

    tangan.

    9) Pegang pergelangan kanan dengan pergelangan kiri dan lakukan gerakan

    memutar. Lakukan pula pada tangan kiri.

    10) Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.

    11) Keringkan tangan dengan menggunakan tissue atau handuk, jika

  • 6

    menggunakan kran, tutup kran dengan tisu.

    2.1 Gambar Langkah-langkah Mencuci Tangan

    Karena mikroorganisme tumbuh berkembang biak di tempat basah dan di air

    yang menggenang, maka apabila menggunakan sabun batangan sediakan sabun

    batangan yang berukuran yang kecil dalam tempat sabun yang kering. Hindari

    mencuci tangan di waskom yang berisi air walaupun telah ditambahkan bahan

    antiseptik, karena mikroorganisme dapat bertahan dan berkembang biak pada

    larutan ini. Apabila menggunakan sabun cair jangan menambahkan sabun apabila

    terdapat sisa sabun pada tempatnya, penambahan dapat menyebabkan kontaminasi

    bakteri pada sabun yang baru dimasukkan. Apabila tidak tersedia air mengalir,

    gunakan ember dengan kran yang dapat dimatikan sementara menyabuni kedua

    tangan dan buka kembali untuk membilas atau gunakan ember dan kendi/teko.

  • 7

    2.1.4. Manfaat Mencuci Tangan

    Cuci tangan dapat mencegah beberapa penyakit. Berikut adalah penyakit-

    penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan memakai sabun:

    1) Diare

    Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum

    untuk anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian

    terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat menurunkan angka

    kejadian diare hingga 50%. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan

    keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan

    kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit

    penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini

    membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah

    menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan

    makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi. Tingkat keefektifan

    mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam

    persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan sabun

    (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan

    (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%).2

    2) Infeksi saluran pernafasan

    Infeksi saluran pernafasan adalah penyebab kematian utama anak-anak

    balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran

    pernafasan ini dengan dua langkah : 1) dengan melepaskan patogen-patogen

    pernafasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan, 2) dengan

    menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang

    menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernafasan

    lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan

    dan kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/buang air

  • 8

    besar/kecil dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25%. Penelitian lain di

    Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi

    saluran pernafasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga

    lebih dari 50 %.11

    3) Infeksi cacing, infeksi mata, dan infeksi kulit

    Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran

    pernafasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian

    penyakit kulit, infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk

    ascariasis dan trichuriasis.12

    2.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

    2.2.1. Definisi PHBS di Rumah Tangga

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan

    yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat

    menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam

    kegiatan kegiatan kesehatan dan berperanaktif dalam kegiatan kegiatan

    kesehatan di masyarakat. Dalam hal ini ada 5 program prioritasyaitu KIA, Gizi,

    Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/ JPKM.1

    PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan

    masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan

    PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Sekolah adalah

    lembaga dengan organisasi yang tersusun rapih dengan segala aktifitasnya

    direncanakan dengan sengaja disusun yang disebut kurikulum (Adznan, 2013)

    PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk

    menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun

    pada keluarga, artinya harus ada komunikasi antara kader dengan

    keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan

    kesehatan.1

  • 9

    2.2.2. Tujuan PHBS

    PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan,

    keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,

    memberikan informasi dan edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan

    perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social support), dan gerakan

    masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat

    dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

    Aplikasi paradigma hidup sehat dapat dilihat dalam program Perilaku Hidup

    Bersih Sehat.1

    Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan

    preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola hidup

    sehat merupakan perwujudan paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku

    perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang berorientasi sehat dapat

    meningkatkan, memelihara, dan melindungi kualitas kesehatan baik fisik, mental,

    spiritual maupun sosial.2

    Perilaku hidup sehat meliputi perilaku proaktif untuk:2

    a. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olah raga teratur dan

    hidup sehat

    b. Menghilangkan kebudayaan yang berisiko menimbulkan penyakit

    c. Usaha untuk melindungi diri dari ancaman yang menimbulkan penyakit

    d. Berpartisipasi aktif daalam gerakan kesehatan masyarakat

    2.2.3. Sasaran PHBS Sasaran PHBS dikembangkan dalam lima tatanan yaitu di rumah atau

    tempat tinggal, di tempat kerja, di tempat-tempat umum, institusi pendidikan, dan

    di sarana kesehatan. Sedangkan sasaran PHBS di institusi pendidikan adalah

    seluruh warga institusi pendidikan yang terbagi dalam:1

    a. Sasaran primer

  • 10

    Yaitu sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah

    perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah (individu/kelompok dalam

    institusi pendidikan yang bermasalah).

    b. Sasaran sekunder

    Yaitu sasaran yang mempengaruhi individu dalam

    institusi pendidikan yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang

    tua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan

    lintas sektor terkait.

    c. Sasaran tersier

    Merupakan sasaran yang diharapkan menjadi pembantu dalam mendukung

    pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di

    institusi pendidikan seperti, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas,

    Diknas, guru, tokoh masyarakat, dan orang tua murid.

    2.2.4. Strategi PHBS

    Kebijakan Nasional Promosi kesehatan menetapkan tiga strategi dasar

    promosi kesehatan dan PHBS yaitu:1

    a. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)

    Merupakan proses pemberian informasi secara terus menerus dan

    berkesinambungan agar sasaran berubah dari aspek knowledge, attitude, dan

    practice. Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga,

    serta kelompok masyarakat.

    b. Bina Suasana (Social Support)

    Adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu

    anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.

    Terdapat tiga pendekatan dalam bina suasana antara lain:

    1. Pendekatan individu

    2. Pendekatan kelompok

  • 11

    3. Pendekatan masyarakat umum

    c. Advokasi (Advocacy)

    Adalah upaya yang terencana untuk mendapatkan dukungan dari pihak-

    pihak terkait (stakeholders). Pihak-pihak terkait ini dapat berupa tokoh

    masyarakat formal yang berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan

    penyandang dana pemerintah. Selain itu, tokoh masyarakat informal seperti tokoh

    agama, tokoh pengusaha, dan lain sebagainya dapat berperan sebagai penentu

    kebijakan tidak tertulis dibidangnya atau sebagai penyandang dana non

    pemerintah. Sasaran advokasi terdapat tahapan-tahapan yaitu :

    1. Mengetahui adanya masalah

    2. Tertarik untuk ikut menyelesaikan masalah

    3. Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan alternatif

    pemecahan masalah

    4. Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif

    pemecahan masalah

    5. Memutuskan tindak lanjut kesepakatan

    2.2.5. Manfaat PHBS

    Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya sekolah

    yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah

    terlindungi dari berbagai ancaman penyakit, meningkatkan semangat proses

    belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa, citra sekolah

    sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat

    orang tua dan dapat mengangkat citra dan kinerja pemerintah dibidang

    pendidikan, serta menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain. Salah satu

    indikator PHBS di lingkungan sekolah adalah mencuci tangan dengan air yang

    mengalir dan menggunakan sabun.1

  • 12

    Perilaku cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun

    mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus, cacingan,

    penyakit kulit, hepatitis A, ispa, flu burung, dan lain sebagainya. WHO (World

    Health Organization) menyarankan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun

    karena dapat meluruhkan semua kotoran yang mengandung kuman. Cuci tangan

    ini dilakukan pada saat sebelum makan, setelah beraktivitas diluar sekolah, setelah

    menyentuh hewan, dan sehabis dari toilet. Usaha pencegahan dan penanggulangan

    ini disosialisasikan di lingkungan sekolah untuk melatih hidup sehat sejak usia

    dini. Anak sekolah menjadi sasaran yang sangat penting karena diharapkan dapat

    menyampaikan informasi kesehatan pada keluarga dan masyarakat.8

    2.3. Konsep Perilaku

    Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat

    diamati langsung maupun yang dapat diamati pihak luar. Perilaku merupakan

    respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar), oleh

    karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme,

    kemudian organisme tersebut merespons. 13

    Perilaku kesehatan (health behavior) yaitu hal-hal yang berkaitan dengan

    tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan

    kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit,

    kebersihan perorangan, dan sebagainya .13

    Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek

    yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang berpengaruh

    terhadap sehat sakit, seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan

    kesehatan. Pengertian lain dari perilaku kesehatan adalah semua aktivitas

    seseorang baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati yang

    berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.13

  • 13

    2.3.1. Klasifikasi Perilaku Kesehatan

    1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance) adalah perilaku atau

    usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak

    sakit dan usaha untuk penyembuhan bila sakit. Perilaku pemeliharaan

    kesehatan terdiri dari 3 aspek:13

    1. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit bila sakit,

    serta pemulihan kesehatan bila telah sembuh dari penyakit.

    2. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan

    sakit.

    3. Perilaku gizi (makanan dan minuman).

    2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan

    atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (Heath Seeking Behavior)

    adalah upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita dan atau

    kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self

    treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.13

    3. Perilaku kesehatan lingkungan merupakan perilaku bagaimana seseorang

    merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya

    sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.13

    Selain klasifikasi di atas, terdapat klasifikasi perilaku kesehatan yang lain,

    yaitu: 13

    a. Perilaku hidup sehat

    Merupakan perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan

    seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini

    mencakup antara lain : menu seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, tidak

    minum-minuman keras dan narkoba, istirahat yang cukup, mengendalikan stres

    dan perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.

  • 14

    b. Perilaku sakit

    Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya

    terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, dan

    pengobatan penyakit.

    c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)

    Perilaku ini mencakup tindakan untuk memperoleh kesembuhan,

    mengenal/mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit

    yang layak dan mengetahui hak, misalnya hak memperoleh perawatan dan

    pelayanan kesehatan.

    2.4. Sekolah

    2.4.1. Definisi Sekolah

    Sekolah menurut Wikipedia adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk

    pengajaran siswa/murid dibawah pengawasan guru. Sebagian besar Negara

    memiliki system pendidikan formal, yang umumnya wajib.14

    2.4.2. Pembagian Sekolah

    Menurut status sekolah terbagi dari:

    Sekolah negeri, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah,

    mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan

    perguruan tinggi.14

    Sekolah dasar (disingkat SD; bahasa Inggris: Elementary School) adalah

    jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar

    ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Saat ini murid

    kelas 6 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (Ebtanas) yang mempengaruhi

    kelulusan siswa. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah

    menengah pertama (atau sederajat). Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12

    tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti

    pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah

    menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun.14

  • 15

    Sekolah menengah pertama (disingkat SMP, Bahasa Inggris: junior high

    school) adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia

    setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh

    dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Pada tahun ajaran

    1994/1995 hingga 2003/2004, sekolah ini pernah disebut sekolah lanjutan tingkat

    pertama (SLTP). Murid kelas 9 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu

    Ebtanas) yang memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan sekolah menengah pertama

    dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas atau sekolah menengah

    kejuruan (atau sederajat). Pelajar sekolah menengah pertama umumnya berusia

    13-15 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib

    mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan

    sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun.14

    Sekolah menengah atas (disingkat SMA; bahasa Inggris: Senior High

    School), adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di

    Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah

    menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas

    12. Pada tahun kedua (yakni kelas 11), siswa SMA dapat memilih salah satu dari

    3 jurusan yang ada, yaitu Sains, Sosial, dan Bahasa. Pada akhir tahun ketiga

    (yakni kelas 12), siswa diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas)

    yang memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan SMA dapat melanjutkan pendidikan

    ke perguruan tinggi atau langsung bekerja. (Kementerian Pendidikan Indonesia)

    Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan

    tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga

    pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Menurut jenisnya, perguruan tinggi

    dibagi menjadi dua:14

    Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan

    oleh pemerintah.

    Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan

    oleh pihak swasta.

    Di Indonesia, perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, institut,

  • 16

    politeknik, sekolah tinggi, dan universitas. Perguruan tinggi dapat

    menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi dengan program

    pendidikan diploma (D1, D2, D3, D4), sarjana (S1), magister (S2), doktor (S3),

    dan spesialis.14

    2.4.3. Fungsi Sekolah

    Fungsi belajar di sekolah dan di perguruan tinggi:

    1. Melatih kemampuan akademis anak

    Dengan melatih serta mengasah kemampuan menghafal, menganalisa,

    memecahkan masalah, logika, dan lain sebagainya maka diharapkan seseorang

    akan memiliki kemampuan akademis yang baik. Orang yang tidak sekolah

    biasanya tidak memiliki kemampuan akademis yang baik sehingga dapat

    dibedakan dengan orang yang bersekolah. Kehidupan yang ada di masa depan

    tidaklah semudah dan seindah saat ini karena dibutuhkan perjuangan dan kerja

    keras serta banyak ilmu pengetahuan.14

    2. Menggembleng dan memperkuat mental, fisik dan disiplin

    Dengan mengharuskan seorang siswa atau mahasiswa datang dan pulang

    sesuai dengan aturan yang berlaku maka secara tidak langsung dapat

    meningkatkan kedisiplinan seseorang. Dengan begitu padatnya jadwal sekolah

    yang memaksa seorang siswa untuk belajar secara terus-menerus akan

    menguatkan mental dan fisik seseorang menjadi lebih baik.14

    3. Memperkenalkan tanggung jawab

    Tanggung jawab seorang anak adalah belajar di mana orangtua atau wali

    yang memberi nafkah. Seorang anak yang menjalankan tugas dan kewajibannya

    dengan baik dengan bersekolah yang rajin akan membuat bangga orang tua, guru,

    saudara, famili, dan lain-lain.14

    4. Membangun jiwa sosial dan jaringan pertemanan

    Banyaknya teman yang bersekolah bersama akan memperluas hubungan

    sosial seorang siswa. Tidak menutup kemungkinan di masa depan akan

    membentuk jaringan bisnis dengan sesama teman di mana di antara sesamanya

    sudah saling kenal dan percaya. Dengan memiliki teman maka kebutuhan sosial

  • 17

    yang merupakan kebutuhan dasar manusia dapat terpenuhi dengan baik.14

    5. Sebagai identitas diri

    Lulus dari sebuah institusi pendidikan biasanya akan menerima suatu

    sertifikat atau ijazah khusus yang mengakui bahwa kita adalah orang yang

    terpelajar, memiliki kualitas yang baik dan dapat diandalkan. Jika disandingkan

    dengan orang yang tidak berpendidikan dalam suatu lowongan pekerjaan kantor,

    maka rata-rata yang terpelajarlah yang akam mendapatkan pekerjaan tersebut.14

    6. Sarana mengembangkan diri dan berkreativitas

    Seorang siswa dapat mengikuti berbagai program ekstrakurikuler sebagai

    pelengkap kegiatan akademis belajar mengajar agar dapat mengembangkan bakat

    dan minat dalam diri seseorang. Semakin banyak memiliki keahlian dan daya

    kreativitas maka akan semakin baik pula kualitas seseorang. Sekolah dan kuliah

    hanyalah sebagai suatu mediator atau perangkat pengembangan diri. Yang

    mengubah diri seseorang adalah hanyalah orang itu sendiri.14

  • 18

    BAB 3

    KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPRASIONAL

    3.1. Kerangka Konsep

    Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

    kerangka konsep dalam penelitian Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

    Pada Siswa SD X Desa Y Kecamatan Z tahun 2015 dapat digambarkan sebagai

    berikut:

    Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

    3.2. Definisi Oprasional

    Sesuai dengan masalah, tujuan, dan model penelitian, maka yang menjadi

    variabel dalam penelitian beserta dengan definisi oprasionalnya sebagai berikut:

    a) Pengetahuaan Cuci Tangan Pakai Sabun

    1. Definisi : Pengetahuan responden yang merupakan

    siswa X mengenai perilaku cuci tangan pakai sabun

    2. Alat Ukur : Kuesioner

    3. Cara Ukur : Wawancara

    4. Hasil Pengukuran: Baik atau Kurang

    5. Skala Pengukuran: Nominal

    b) Prilaku Cuci Tangan Pakai Sabun

    Mencuci tangan adalah perlakuan kepada tangan menggunakan

    air yang bertujuan untuk mengurangi flora transien tanpa

    mempengaruhi flora residen pada kulit. Penggunaan sabun dan/atau

    deterjen yang mengandung agen antiseptik dapat digunakan untuk

    membantu efektifitas mencuci tangan.

    Tingkat Pengetahuan Cuci tangan dengan sabun pada

    Siswa X Desa Y Kecamatan Z

    Mencuci tangan dengan air yang

    mengalir dan memakai sabun.

  • 19

    1. Alat Ukur : Kuesioner

    2. Cara Ukur : Observasi

    3. Hasil Pengukuran : Baik atau Kurang

    4. Skala Pengukuran : Nominal

    Tabel 3.1. Variasi dan Alat Ukur

    VARIABEL ALAT

    UKUR

    CARA

    UKUR

    HASIL

    UKUR

    SKALA

    UKUR

    Pengetahuan

    Hidup Bersih

    dan Sehat

    Kuesioner Wawancara Baik (>50%)

    Kurang

    (50%)

    Kurang

    (

  • 20

    BAB 4

    METODOLOGI PENELITIAN

    4.1. Desain Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan

    desain cross-sectional (potong lintang), yaitu dengan melakukan pengamatan

    sesaat untuk mengetahui gambaran perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa-

    siswi X, di desa Y, kecamatan Z tahun 2015.

    4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

    Penelitian dilakukan selama 6 minggu (dari proposal sampai dengan hasil).

    Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2015. Pengambilan data dilakukan saat

    pelaksanaan salah satu sekolah dasar di wilayah kerja puskesmas Belawan, yaitu

    di X, desa Y, kecamatan Z. Lokasi dipilih karena merupakan penempatan

    kegiatan kepaniteraan klinik senior (KKS) oleh Dinas Kesehatan Kota Medan.

    4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

    4.3.1. Populasi Penelitian

    Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi X tahun ajaran 2014/2015.

    4.3.2. Sampel Penelitian

    Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah stratified random

    sampling yatu teknik penarikan sampel dengan membagi populasi sasaran di

    dalam strata (golongan) menurut karakteristik tertentu yang dianggap penting oleh

    peneliti.

    Untuk menentukan besar sampel pada penelitian ini, penulis menggunakan

    rumus deskriptif kategorikal, yaitu:

    Z = Deviat baku alpa = 1,96

    P = Harga proporsi di populasi = 0,5

  • 21

    d = presisi = 0,1

    Q = 1-P = 1-0,5 = 0,5

    4.3.3. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

    4.3.3.1. Kriteria Inklusi

    1. Seluruh siswa X, Desa Y, Kecamatan Z

    2. Responden bersedia mengikuti penelitian

    3. Responden dapat berbahasa Indonesia dengan baik

    4.3.3.2. Kriteria Ekslusi

    1. Siswa kelas I, II, dan III atau yang dianggap kurang kooperatif

    2. Responden tidak bersedia mengikuti penelitian

    4.4. Instrumen Penelitian

    Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk memperoleh

    informasi dari responden adalah dalam bentuk kuesioner (angket). Kuesioner

    tersebut dibagikan pada siswa-siswi X .

    4.4.1. Pengetahuan Cuci Tamgan Pakai Sabun

    Perilaku responden diukur melalui 10 pertanyaan, jika responden

    menjawab pilihan Ya akan diberi skor bernilai 1, dan jika responden menjawab

    pilihan Tidak akan di beri skor bernilai 0. Dengan demikian diperoleh skor

    maksimal 10. Berdasarkan jumlah skor yang telah diperoleh, maka ukuran tingkat

    perilaku responden:

    a. Baik, apabila skor yang diperoleh responden lebih besar dari 50% dari

    skor maksimum, yaitu 6-10

  • 22

    b. Kurang, apabila skor yang diperoleh responden lebih kecil dari 50% dari

    skor maksimum, yaitu 0-5

    4.4.2. Tindakan Cuci Tamgan Pakai Sabun

    Tindakan Cuci Tangan Pakai Sabun diukur melalui 10 pertanyaan. Apabila

    responden Melakukan akan diberi skor 1, apabila responden Tidak

    Melakukan akan diberi skor 0. Dengan demikian diperoleh skor maksimal 10.

    Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka ukuran tingkat perilaku responden

    :

    a. Baik, apabila skor yang diperoleh responden lebih besar dari 50% dari

    skor maksimum, yaitu 6-10

    b. Kurang, apabila skor yang diperoleh responden lebih kecil dari 50%

    dari skor maksimum, yaitu 0-5

    4.5. Metode Pengumpulan Data

    Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer.

    dimana data tersebut didapat langsung dari responden. Pengumpulan data akan

    dilakukan dengan metode wawancara dengan menggunakan instrumen kuisioner

    dan metode observational dengan cara melihat prilaku cuci tangan pakai sabun

    oleh siswa X.

    4.6. Pengolahan dan Analisis Data

    Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu editing, coding,

    entry, cleaning data, dan saving. Langkah pertama, editing, dilakukan untuk

    memeriksa ketepatan dan kelengkapan data; kedua, coding, data yang telah

    terkumpul kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah

    dengan komputer; ketiga, entry, data kemudian dimasukkan ke dalam program

    komputer; kemudian, cleaning data, dengan melakukan pemeriksaan semua data

    yang telah dimasukkan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam

    memasukkan data; terakhir, saving, data kemudian disimpan dan siap dianalisa.

    Semua data yang telah dikumpulkan, dicatat dan dikelompokkan kemudian diolah

  • 23

    menggunakan program Statistic Package for Social Science (SPSS) sesuai dengan

    tujuan penelitian.

  • 24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Depkes RI. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat.

    Jakarta: Depkes RI; 2008.

    2. Kemenkes RI. Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta:

    Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2010.

    3. Nicholas Midzi, Sekesai Mtapuri-Zinyowera, Munyaradzi P Mapingure,

    Noah H Paul, Davison Sangweme, Gibson Hlerema, et al. Knowledge

    attitudes and practices of grade three primary school children in relation to

    schistosomiasis, soil transmitted, helminthiasis and malaria in Zimbabwe.

    BMC Infectious Disease; 2011.

    4. Isaa c, Cairncross FS. How often do you wash your hands? A review of

    studies of hand-washing practices in the community during and after the

    SARS outbreak in 2003. International Journal of Enviromental Health

    Research; 2007.

    5. Rudrajit Paul, Nilay Kanti Das, Rina Dutta, Bandyopadhyay R. Bacterial

    contaminant of hands of doctors. Indian Journal of Dermatology; 2011.

    6. Balitbankes. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007.

    Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008.

    7. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan

    Republik Indonesia; 2010.

  • 25

    8. WHO. WHO guidelines on hand hygiene in health care first global patient

    safety challenge. Switzerland: WHO Press; 2009.

    9. S, Lahiri SC. Sanitation and hygiene : a situation analysis paper for Lao

    PDR. International Journal of Enviromental Health Research; 2003.

    10. FT, Ogunsola. Comparison of four methods of hand washing in

    situations inadequate water supply. West African Journal of Medicine;

    2008.

    11. Maha Talaat, Salma Afifi, Erica Dueger, Nagwa El-Ashry, Anthony

    Marfin, Amr Kandeel, et al. Effect of hand hygiene campaigns on

    incidence of laboratory confirmed influenza and absenteeism in school

    children Cairo, Egypt. Emerging Infectious Disease CDC; 2011.

    12. Nicholas Midzi, Sekesai Mtapuri-Zinyowera, Munyaradzi P Mapingure,

    Noah H Paul, Davison Sangweme, Gibson Hlerema, et al. Knowledge

    attitudes and practices of grade three primary school children in relation to

    schistosomiasis, soil transmitted, helminthiasis and malaria in Zimbabwe.

    BMC Infectious Disease; 2011.

    13. Soekidjo Notoadmojo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

    Rineka Cipta; 2007.

    14. www.kemdiknas.go.id. Diakses pada 17 Febuari 2015.

  • 26

    LAMPIRAN

    KUESIONER SISWA

    Petunjuk Pengisian

    Adik-adik dimohon untuk mengisi identitas diri dan sumber informasi.

    Baca dan jawablah pertanyaan yang menurut kamu paling benar

    A. Identitas Diri Responden :

    1. Nama Siswa : _______________________________________

    2. Alamat Rumah : _______________________________________

    _______________________________________

    3. Jenis Kelamin* : ! Laki - laki ! Perempuan

    4. Tempat / Tgl. Lahir : _______________________________________

    5. Umur : ________________ Tahun

    6. Tingkat Sekolah* : ! SD ! SMP ! SMA

    7. Kelas : _______________________________________

    B. Sumber Informasi

    1. Apakah kamu pernah diajarkan mencuci tangan* : ! Ya ! Tidak

    2. Jika ya, saat kelas berapa kamu dianjurkan :

    Siapa yang mengajari kamu cara mencuci tangan*

    ! Petugas kesehatan

    ! Media cetak (Koran, Majalah, dll)

    ! Media Elektronik (Televisi, Radio, dll)

    ! Guru

    ! Keluarga (Orang tua, Kakak, dll)

    ! Lain-lain, sebutkan ..

    *Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban dari pertanyaan yang ada

  • 27

    C. Pengetahuan Mencuci Tangan

    Berilah tanda benar/ conteng (!) pada salah satu pilihan yangkamu anggap

    benar

    Pertanyaan Ya Tidak

    Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air mengalir dan sabun

    Mencuci tangan dengan bersih dapat mencegah penyakit dan memutus mata rantai kuman

    Mengusapkan antiseptic (seperti antis, detol) pada tangan dan jari, merupaka bagian dari cuci tangan

    Sebelum dan sesudah makan diperlukan mencuci tangan pakai sabun

    Mencuci tangan pakai sabun diperlukan setelah kita bermain/ berolahraga

    Waktu yang tepat untuk cuci tangan pakai sabun adalah setelah buang sampah

    Mencuci tangan pakai sabun diperlukan setelah menyentuh hewan/ unggas termasuk hewan pliharaan

  • 28

    Apabila tidak mencuci tangan pakai sabun dapat menyebabkan diare

    Selain diare apabila tidak mencuci tangan pakai sabun dapat menyebabkan infeksi cacing

    Setelah mencuci tangan diperlukan mengeringkan tangan dengan lap kering/ tissue

  • 29

    Kode !!

    Lembar Observasi Prilaku Cuci Tangan Pakai Sabun

    1. Nama Siswa :

    _______________________________________________

    2. Jenis Kelamin : ! Laki - laki ! Perempuan

    3. Umur : ________________ Tahun

    4. Tingkat Sekolah : ! SD ! SMP ! SMA

    5. Kelas : _________________________________________

    No. Tindakan Tidak Dilakukan

    Dilakukan

    1. Mencuci tangan menggunakan air mengalir dan

    sabun

    2. Sebelum makan mencuci tangan

    3. Sesudah makan mencuci tangan

    4. Setelah bermain/ berolahraga mncuci tangan

    5. Setelah buang air kecil/ pipis mencuci tangan

    6. Setelah buang air besar/ pup/ berak mencuci

    tangan

    7. Setelah buang ingus mencuci tangan

    8. Setelah buang sampah mencuci tangan

    9. Setelah buang air kecil/ pipis mencuci tangan

    10. Setelah mencuci tangan mengeringkan tangan

    dengan lap kering/ tissue

  • 30