CSR+untuk+jurnal+kewirausahaan-yulia

8
ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya 10 PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY OLEH YULIA SETYARINI MELVIE PARAMITHA ABSTRACT Corporate social responsibility is the company's commitment to provide long-term voluntary contribution to a particular issue in the community or environment in order to create a better environment. Companies involved in social responsibility not only increase the satisfaction of stakeholders, but also have a positive impact on the company's reputation. This study used the help of SPSS software for windows release 17.0. and to saw the effect among variables using the multiple regression analysis. Independent variables used are the determinants of corporate social responsibility that is managerial ownership, institutional ownership, and size of the board of independent commissioners, whereas dependent variables of corporate social responsibility. The results of this study indicated that the managerial ownership, institutional ownership and the number of independent board partially affect the disclosure of corporate responsibility. Keywords: Leverage, Profitability Managerial Ownership, Institutional Ownership, the number of Commissioners Independent, Disclosure of corporate social responsibility, Earnings Management. PENDAHULUAN Fenomena yang sedang berkembang dewasa ini menuntut perubahan tatanan kehidupan baru dalam berbagai bidang politik, ekonomi dan sosial budaya. Kecenderungan tersebut terus menjadi agenda perubahan besar masyarakat dan memunculkan berbagai opini dalam sistem sosial kemasyarakatan, yang mengharapkan dan memberi peluang untuk mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable development). Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki adanya hubungan yang harmonis antara stakeholders yaitu pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Dunia usaha sebagai salah satu stakeholders memegang peranan yang cukup penting dalam sistem ekonomi baik lokal, nasional maupun pada tingkat global, karena berpotensi dalam hal modal (capital) dan sumber daya manusia. Partisipasi dunia usaha dalam pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah dengan mengembangkan program kepedulian kepada masyarakat disekitarnya yang disebut tanggung jawab sosial perusahaan / Corporate Social Responsibility (CSR). Pemerintah telah menetapkan UU no. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dalam ps. 74 bahwa Perseroan wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, dan jika perusahaan tidak melaksanakannya akan diberi sangsi sesuai

description

01

Transcript of CSR+untuk+jurnal+kewirausahaan-yulia

  • ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya 10

    PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE

    TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

    OLEH

    YULIA SETYARINI

    MELVIE PARAMITHA

    ABSTRACT

    Corporate social responsibility is the company's commitment to provide long-term

    voluntary contribution to a particular issue in the community or environment in order to

    create a better environment. Companies involved in social responsibility not only increase the

    satisfaction of stakeholders, but also have a positive impact on the company's reputation.

    This study used the help of SPSS software for windows release 17.0. and to saw the

    effect among variables using the multiple regression analysis. Independent variables used are

    the determinants of corporate social responsibility that is managerial ownership, institutional

    ownership, and size of the board of independent commissioners, whereas dependent variables

    of corporate social responsibility.

    The results of this study indicated that the managerial ownership, institutional

    ownership and the number of independent board partially affect the disclosure of corporate

    responsibility.

    Keywords: Leverage, Profitability Managerial Ownership, Institutional Ownership, the

    number of Commissioners Independent, Disclosure of corporate social

    responsibility, Earnings Management.

    PENDAHULUAN

    Fenomena yang sedang

    berkembang dewasa ini menuntut

    perubahan tatanan kehidupan baru dalam

    berbagai bidang politik, ekonomi dan

    sosial budaya. Kecenderungan tersebut

    terus menjadi agenda perubahan besar

    masyarakat dan memunculkan berbagai

    opini dalam sistem sosial kemasyarakatan,

    yang mengharapkan dan memberi peluang

    untuk mewujudkan kesejahteraan bersama

    yang berkelanjutan (sustainable

    development).

    Pembangunan berkelanjutan

    (sustainable development) menghendaki

    adanya hubungan yang harmonis antara

    stakeholders yaitu pemerintah, dunia usaha

    dan masyarakat. Dunia usaha sebagai salah

    satu stakeholders memegang peranan yang

    cukup penting dalam sistem ekonomi baik

    lokal, nasional maupun pada tingkat

    global, karena berpotensi dalam hal modal

    (capital) dan sumber daya manusia.

    Partisipasi dunia usaha dalam

    pembangunan berkelanjutan (sustainable

    development) adalah dengan

    mengembangkan program kepedulian

    kepada masyarakat disekitarnya yang

    disebut tanggung jawab sosial perusahaan /

    Corporate Social Responsibility (CSR).

    Pemerintah telah menetapkan UU no. 40

    tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

    dalam ps. 74 bahwa Perseroan wajib

    melaksanakan tanggung jawab sosial dan

    lingkungan, dan jika perusahaan tidak

    melaksanakannya akan diberi sangsi sesuai

  • ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 11

    dengan peraturan perundang-undangan.

    Perusahaan yang menjalankan CSR yang

    dikelola dengan baik, sudah menjalankan

    GCG, akan menjamin tercapainya

    maksimalisasi laba, mempertahankan daya

    saing perusahaan, dan patuh terhadap

    peraturan perundangan-undangan yang

    berlaku.

    Kepmen BUMN 117/2002,

    mendefinisikan Tata kelola Perusahaan /

    Good Corporate Governance (GCG)

    adalah suatu proses struktur yang

    digunakan oleh Organ BUMN untuk

    meningkatkan keberhasilan usaha dan

    akuntabilitas perusahaan guna

    mewujudkan nilai pemegang saham dalam

    jangka panjang dengan tetap

    memperhatikan stakeholders lainnya,

    berlandaskan peraturan perundang-

    undangan dan nilai-nilai etika. Perubahan

    paradigma perusahaan yang tidak lagi

    mengutamakan orientasi laba (profit),

    namun keberadaan perusahaan mampu

    memberikan dampak positif bagi

    kesejahteraan masyarakat sekitar seiring

    dengan maraknya komitmen untuk

    melaksanakan tata kelola perusahaan.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi

    CSR diteliti oleh Kokubu et al. (2001),

    Belkaoui dan Karpik (1989), Prior et al.,

    (2007). Melihat titik penting yang terurai,

    penelitian ini bermaksud menelaah

    pengaruh mekanisme tata kelola

    perusahaan / Good Corporate Governance

    (GCG) terhadap Pertanggungjawaban

    Sosial Perusahaan / Corporate Social

    Responsibility (CSR).

    Corporate Social Responsibility (CSR)

    CSR atau tanggung jawab sosial

    perusahaan menurut The World Business

    Council for Sustainable Development

    (WBCSD, 2005) adalah:

    ... and contributing to the improvement of the quality of life of

    its CSR must defined as the

    obligations and responsibilities of

    business to society that in the

    pursuit of the profit motive, the

    basics for its corporat acts and

    strategies should include its

    component to protecting the

    environment, upholding the rights

    of its workers community and

    society at large. Sedangkan menurut Kotler dan Lee

    (2005):

    Corporate social Responsibility is a commitment to

    improve community well being

    through discretionary business

    practices and contribution of

    corporate resources. Di Indonesia, kegiatan

    tanggungjawab sosial perusahaan menjadi

    suatu kewajiban diatur dalam Undang-

    undang No. 40/2007 tentang Perseroan

    Terbatas (UU PT) resmi ditetapkan pada

    16 Agustus 2007. Dalam pasal 74 UUPT

    tersebut secara jelas dipaparkan keharusan

    membuat laporan tahunan tentang

    pelaksanaan tanggung jawab sosial dan

    lingkungan. Bagi perusahaan terbuka atau

    go public, laporan tanggungjawab sosial

    perusahaan harus dipublikasikan kepada

    masyarakat luas, Adapun perusahaan yang

    belum go public, laporan tanggungjawab

    sosial perusahaan tetap harus dilaporkan

    walaupun hanya terbatas pada pihak-pihak

    terkait, seperti regulator dan para

    pemegang saham. Berdasarkan UU no. 40

    / 2007 mengungkapkan tanggungjawab

    sosial perusahaan dalam laporan tahunan

    bersifat wajib (mandatory disclosure).

    Berdasarkan Bapepam no. 134 / BL / 2006

    tanggal 7 Desember 2006 yang

    mengharuskan bagi perusahaan-perusahaan

    yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek

    Indonesia (BEI) untuk mengungkapkan

    uraian mengenai aktivitas dan biaya yang

    dikeluarkan berkaitan dengan

    tanggungjawab sosial perusahaan terhadap

    masyarakat dan lingkungan dalam laporan

    tahunan perusahaan.

    Pertanggungjawaban sosial

    berhubungan juga dengan social contract

  • ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 12

    theory. Menurut teori ini, diantara bisnis

    perusahaan dan masyarakat terdapat suatu

    kontrak sosial yang secara implisit maupun

    eksplisit. Dimana dalam kontrak sosial,

    akuntansi sosial digunakan sebagai

    serangkaian teknik pengumpulan dan

    pengungkapan data sehingga

    memungkinkan masyarakat untuk

    mengevaluasi kinerja sosial organisasi

    dalam memberi penilaian mengenai

    kelayakan operasi organisasi menurut

    Parker (2002).

    Good Corporate Governance (GCG)

    Good Corporate Governance

    dikemukan oleh Organization for

    Economic Coorporation and Development

    (OECD; 2004) sebagai berikut:

    Corporate Governance is the system by which business

    corporations are directed and

    controlled. The corporate

    governance structure specifies the

    distribution of the right and

    responsibilities among different

    participants in the corporation,

    such as the board, managers

    shareholders and others

    stakeholders. Menurut Cadbury Committe

    (1999), GCG adalah prinsip yang

    mengarahkan dan mengendalikan

    perusahaan agar mencapai keseimbangan

    anatar kekuatan serta kewenangan

    perusahaan dalam memberikan

    pertanggungjawaban kepada shareholders

    khususnya, dan stakeholders pada

    umumnya.

    Menurut Daniri (2005) GCG di

    Indonesia didefinisikan sebagai suatu pola

    hubungan, system, dan proses yang

    digunakan oleh perusahaan (Direksi,

    Dewan Komisaris, RUPS) guna

    memberikan nilai tambah kepada

    pemegang saham secara

    berkesinambungan dalam jangka panjang,

    dengan memperhatikan kepentingan

    stakeholders lainnya berlandaskan

    peraturan perundangan dan norma yang

    berlaku.

    Dari definisi diatas dapat

    disimpulkan bahwa Good Corporate

    Governance merupakan:

    1. Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran

    Dewan Komisaris, Direksi, Rapat

    Umum Pemegang Saham dan para

    Stakehoders lainnya.

    2. Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan,

    pencapaian dan pengukuran

    kinerjanya.

    Corporate governance memiliki

    berbagai faktor penentu yang gunanya

    untuk mengendalikan perusahaan untuk

    mencapai kesinambungan. Faktor penentu

    tersebut telah diteliti sebelumnya. Seperti

    Cornett et al., (2009) yang menggunakan

    sensitiviats CEO dan dewan komisaris

    independen sebagai faktor penentu

    corporate governance. Aman dan Pascal

    (2008) menggunakan struktur dewan

    komisaris dan karekteristik kepemilikan.

    Herawaty (2008) menggunakan

    kepemilikan institusional, kepemilikan

    manajerial, komisaris independen dan

    kualitas audit. Ujiyantho dan Pramuka

    (2007) menggunakan kepemilikan

    institusional, kepemilikan manajerial,

    proporsi dewan komisaris dan ukuran

    dewan komisaris. Nasution dan Doddy

    (2007) menggunakan proporsi dewan

    komsiaris, ukuran dewan komisaris dan

    komite audit.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Pendekatan Penelitian Desain penelitian (research design)

    adalah rencana atau strategi yang

    dirancang pada proses penelitian yang

    akan dilakukan oleh peneliti (Barbie,

    1986:71; Nazir, 1983:99). Penelitian ini

    menggunakan pendekatan penelitian

    kuantitatif yang terdiri dari penyusunan

    hipotesis, unit analisis, desain sampel,

    sampel probabilitas dan nonprobabilitas

  • ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 13

    dan skala pengukuran, metode

    pengumpulan data, analisis data serta uji

    hipotesis.

    Populasi dan sampel, Teknik

    Pengambilan Sampel

    Populasi dari penelitian ini adalah

    perusahaan-perusahaan yang bidang

    usahanya terkait dengan sumber daya alam

    dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    (BEI), berdasarkan UU no. 40 / 2007

    bahwa pertanggungjawaban sosial

    perusahaan dalam laporan tahunan bersifat

    wajib (mandatory disclosure). Sampel

    perusahaan dipilih dari keseluruhan

    populasi perusahaan publik di BEI dan

    berdasarkan ketersediaan data untuk

    menghitung variabel-variabel yang

    dijelaskan sebelumnya (Herawati, 2007).

    Berdasarkan data dari Bursa Efek

    Indonesia perusahaan yang terkait dengan

    sumber daya alam langsung pada tahun

    2009 sebanyak 174 perusahaan.

    Klasifikasi variabel dan definisi

    operasional variabel

    Definisi operasional variabel

    1. Variabel Bebas (Dependen)

    a. Kepemilikan manajerial : Jumlah

    kepemilikan saham yang dimiliki oleh

    pihak manajemen dari jumlah saham

    yang dikelola oleh perusahaan (Gideon,

    2005).

    b. Kepemilikan institusional : Jumlah

    kepemilikan saham yang dimiliki oleh

    pihak institusional dari jumlah saham

    yang dikelola oleh perusahaan (Cornett

    et al. 2006).

    c. Jumlah Dewan Komisaris Independen :

    Skala rasio digunakan dalam variabel

    ini dan jumlah dewan komisaris

    independen diukur dengan

    menggunakan indikator persentase

    anggota dewan komisaris yang berasal

    dari luar perusahaan dari seluruh ukuran

    anggota dewan komisaris perusahaan

    (Chtourou et al., 2001).

    2. Variabel Terikat (dependen)

    Corporate Social Responsibility (CSR)

    diperlukan untuk menilai apakah

    kegiatan perusahaan telah memenuhi

    ketentuan, standar, dan peraturan yang

    berlaku terhadap lingkungan dan sosial

    (Gray et al., 1995).

    Metode Analisis Data

    Analisis diskriptif statistik atas data

    Dalam melakukan analisis data

    dalam penelitian ini digunakan regresi

    Model penelitian ini dapat digambarkan

    sebagai berikut:

    Y = + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + e Keterangan :

    Y = Corporate Social

    Responsibility (CSR)

    X1 = Kepemilikian manajerial

    X2 = Kepemilikian institusional

    X3 = Jumlah dewan komisaris

    independen

    = Konstanta b1,b2,b3 = Koefisien regresi

    4. HASIL PENELITIAN

    4.1 Pengujian Model Regresi dan

    Koefisien Determinasi

    Pengujian Model Regresi dan Koefisien

    Determinasi

    Kepemilikan

    Institusional

    Kepemilikan

    Manajerial

    Pengungkapan

    tanggungjawab sosial

    perusahaan

    Junmlah

    Dewan

    Komisaris

    Independen

    0,77

    0,550

    0,25

    Gambar 5.1. Hasil Regresi

    Sumber: Penulis

    Berdasarkan Gambar 5.1 diperoleh

    persamaan regresi sebagai berikut :

    1. Y = 0,77X1 +0,55X2 + 0,25X3

  • ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 14

    (R2 = 0,5678)

    Berdasarkan persamaan diatas

    menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar

    0,5678. Hal ini berarti bahwa persamaan

    regresi untuk kepemilikan manajerial,

    kepemilikan institusional dan jumlah

    dewan komisaris independen mampu

    menjelaskan variabilitas CSR sebesar

    56,78%.

    Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

    Hasil Penelitian

    Hipotesis Pertama

    Pada lampiran terlihat bahwa ukuran

    perusahaan berpengaruh terhadap luas

    pengungkapan yang ditunjukkan oleh p-

    value sebesar 0,000 (p < 0,05) dan arah

    pengaruhnya positif yakni 0.77. Hasil ini

    mendukung hipotesis penelitian pertama

    yang menyatakan bahwa variabel

    kepemilikan manajerial berpengaruh

    terhadap CSR.

    Jensen & Meckling (1976)

    menyatakan bahwa konflik kepentingan

    manajer dengan pemilik menjadi semakin

    besar ketika kepemilikan manajer terhadap

    perusahaan semakin kecil, begitu pun

    sebaliknya jika semakin besar

    kepemilikan manajer di dalam sebuah

    perusahaan, maka akan semakin produktif

    tindakan manajer dalam memaksimalkan

    nilai perusahaan. Gray et al., (1988)

    menyatakan bahwa manajer perusahaan

    akan mengungkapkan informasi sosial

    dalam rangka untuk meningkatkan image

    perusahaan, meskipun ia harus

    mengorbankan sumber daya untuk

    aktivitas tersebut.

    Hipotesis Kedua

    Pada lampiran terlihat bahwa

    tingkat kepemilikan institusional

    perusahaan berpengaruh terhadap CSR

    yang ditunjukkan oleh p-value sebesar

    0,000 (p < 0,05). Penelitian ini mendukung

    penelitian dari Shleifer and Vishny (1986)

    dalam Barnae dan Rubin (2005) yang

    menyatakan bahwa institutional

    shareholders dengan kepemilikan saham

    yang besar, memiliki insentif untuk

    memantau pengambilan keputusan

    perusahaan. Tingkat kepemilikan

    institusional yang tinggi akan

    menimbulkan usaha pengawasan yang

    lebih besar oleh pihak investor

    institusional sehingga dapat menghalangi

    perilaku opportunistic manajer. Hal ini

    karena Perusahaan dengan kepemilikan

    institusional yang besar mengindikasikan

    kemampuannya untuk memonitor

    manajemen.

    Hipotesis Ketiga

    Jumlah dewan komisaris

    independen berpengaruh terhadap

    pengungkapan pertanggungjawaban

    perusahaan dengan nilai signifikan p-value

    sebesar 0,000 < 0,05. Penelitian ini sesuai

    dengan pernyataan dari Andayani (2008)

    menyatakan bahwa jumlah dewan

    komisaris independen berpengaruh positif

    terhadap pengungkapan

    pertanggungjawaban perusahaan karena

    dapat meningkatkan rating CSR. Oleh

    karena itu, dewan komisaris independen

    dapat meningkatkan Rating CSR.

    Argumen ini didasarkan pada manajemen

    yang baik dari perusahaan dapat

    meningkatkan rating CSR.

    Hipotesis 4

    Berdasarkan hasil uji ANOVA

    pada lampiran 1. atas uji F dapat

    disimpulkan bahwa model regresi

    berganda dalam penelitian ini dapat

    digunakan untuk menguji pengaruh

    kepemilikan manajerial, kepemilikan

    institusional dan jumlah dewan komisaris

    independen berpengaruh terhadap CSR Hal

    ini dibuktikan dari nilai F sebesar 0.0167

    pada tingkat signifikansi lebih kecil dari

    5% (p

  • ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 15

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang

    dilakukan, maka dapat disimpulkan

    beberapa hal sebagai berikut:

    1. Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan

    jumlah dewan komisaris

    independen berpengaruh terhadap

    CSR secara parsial maupun secara

    simultan. Hal ini sesuai dengan

    penelitian Cornett et al. (2009),

    Herawaty (2008), Ujiyantho dan

    Pramuka (2007).

    Pertanggungjawaban sosial

    berhubungan juga dengan social

    contract theory. Menurut teori ini,

    diantara bisnis perusahaan dan

    masyarakat terdapat suatu kontrak

    sosial yang secara implisit maupun

    eksplisit. Dalam kontrak sosial,

    akuntansi sosial digunakan sebagai

    serangkaian teknik pengumpulan

    dan pengungkapan data sehingga

    memungkinkan masyarakat untuk

    mengevaluasi kinerja sosial

    organisasi dalam memberi

    penilaian mengenai kelayakan

    operasi organisasi menurut Parker

    (2002).

    DAFTAR PUSTAKA

    Ambador, Jackie. 2008. CSR dalam praktek di Indonesia. Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

    Andayani, Wuryan., Atmini, Sari., dan

    MWangi, James Kamau.

    2008.Corporate social responsibility, good corporate

    governance and the intellectual

    property: an external strategy of

    the management to increase the

    companys value. National Conference on Management

    Research.

    Belkaoui, A. and Karpik, P.G. 1989.

    Determinants Of The Corporate Decision To Disclose Social

    Information, Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 2

    No. 1, pp. 36-51.

    Chtourou, S.M.,J. Bedard, and L.

    Courteau. 2001. Corporate Governance and Earning

    Management. http:/www.ssrn.com

    Cornett, M. M., McNutt, J. J., Tehranian,

    H., 2009. Corporate Governance and earnings Management at Large

    US Bank Holding Companies, Journal of Corporate finance Vol.

    15,

    Daniri, Mas Achmad. 2005. Good Corporate Governance Konsep dan

    Penerapannya dalam konteks

    Indonesia. Penerbit PT. RAY Indonesia.

    Darwin, Ali. 2004. Penerapan Sustainability Reporting di

    Indonesia. Konvensi Nasional Akuntansi V, Program Profesi

    Lanjutan. Yogyakarta, 13-15

    Desember.

    DeFond, M., Park, C., 1997

    Smoothing earnings in anticipation of future earnings, Journal of Accounting and Economics, Vol. 23, 1997, pp. 115-139.

    Donovan, Gary and Kathy Gibson, 2000.

    Environmental Disclosure in the

    Corporate Annual Report: A

    Longitudinal Australian Study.

    Paper for Presentation in the 6th

    Interdisciplinary Environmental

    Association Conference, Montreal,

    Canada.

  • ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 16

    FCGI, 2001. Corporate Governance: Tata

    Kelola Perusahaan. Edisi Ketiga,

    Jakarta.

    Gray, R, Kouhy, R. and Lavers, S. 1995.

    Corporate Social And Environmental Reporting: A

    Review Of The Literature And A

    Longitudinal Study Of Uk

    Disclosure, Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 8

    No. 2, pp. 47-77.

    Gray, R., Javad, M., Power, David M., and

    Sinclair C. Donald., 2001. Social And Environmental Disclosure,

    And Corporate Characteristic: A

    Research Note And Extension. Journal of Business Finance and

    Accounting, Vol 28 No. 3

    Gujarati, Damodar. 2009. Basic Econometrics. 5th. ed. International Edition. McGraw-

    Hill.

    Hackston, David and Milne, Marcus J.,

    (1996). Some Determinants Of Social And Environmental

    Disclosures In New Zaeland

    Companies, Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9,

    No. 1, pp. 77-108

    Healy, P.M. and Wahlen, J.M. 1999. A Review of the Earnings

    Management Literature and Its

    Implications for Standard Setting. Accounting Horizons, 13, 365-383

    John J. Wild, K.R. Subramanyam, and

    Robert F. Halsey. 2004. Financial Statement Analysis. 8th Edition.

    McGraw-Hill/Irwin, New York,

    NY

    Kasmadi, dan Susanto, Djoko. 2006

    Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas

    Pengungkapan Sukarela dalam

    Laporan Tahunan Perusahaan-

    Perusahaan di Indonesia

    Kokubu, Katsuhiko, Akihiro Noda,

    Yasushi Onishi, dan Tomomi

    Shinabe . 2001. Determinants of Environmental Report Publication

    in Japanese Companies. The third Asia Pacific Interdisciplinary

    Research in Accounting

    Conference: Adelaide Australia

    Komite Nasional Kebijakan Governance

    (KNKG), 2006, Pedoman Umum

    Good Corporate Governance

    Indonesia, Jakarta.

    Lee, and Sunghoon Kim. 2005. From Cost to Resources: The

    transformation and disfussion of

    Corporate Social Responsibility, CSES Working Paper Series no. 25,

    Cornell University Departement of

    Sociology.

    Lev, Baruch. 1989."On the Usefulness of

    Earnings and Earnings Research:

    Lessons and Directions from Two

    Decades of Empirical Research,"

    Journal of Accounting Research:

    Supplement,

    MAKK. 2004. Report on a survey of

    corporate social responsibility of

    the largest listed companies in

    hungary. Hungarian environmental

    economics center

    Midiastuty, Pratana P., dan Masud

    Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate

    Governance dan Indikasi

    Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya

    tanggal 16-17 Oktober 2003

    Prior et al., 2007. Earning Management and Corporate Social

  • ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 17

    Responsibility Working paper Business Economics series 06

    Scott, William R. 2006. Financial Accounting Theory. 4th Ed., USA : Prentice Hall

    Sekaran, Uma. 2000. Research Methods

    for Business: A Skill-Building

    Approach, Third Edition, New

    York: John Wiley & Sons, Inc.

    Sembiring, Eddy Rismanda. 2005,

    Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab

    Sosial : Study Empiris Pada

    Perusahaan yang Tercatat di Bursa

    Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi VIII

    Shleifer, A., Vishny, R., 1986

    Greenmail, white knights, and shareholders' interest, RAND Journal of Economics, Vol. 17, Issue 3, Autumn86, pp. 293-310

    Solihin, Ismail. 2008. Corporate Social Responsibility from charity to

    sustainability Penerbit Salemba Empat

    SWA No. 26/XXVI/9 19 Desember 2010 Susanto,AB. 2007. A Strategic

    Management Approach Corporate

    Social Responsibility. The Jakarta Consulting Group.

    Ujiyantho, M. Arief dan Pramuka,

    Bambang Agus. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen

    Laba dan Kinerja Keuangan (Studi

    pada perusahaan go public sector

    manufaktur). Simposium Nasional Akuntansi X

    UU no. 40 tahun 2007 tentang Perseroan

    Terbatas

    Watts, R, Zimmerman, J. 1990 Positive Accounting Theory: A Ten Year

    Perspective, The Accounting Review, Vol. 65, No. 1, pp. 131-

    156.