CSR+untuk+jurnal+kewirausahaan-yulia
-
Upload
ramadhani-renwarin -
Category
Documents
-
view
10 -
download
2
description
Transcript of CSR+untuk+jurnal+kewirausahaan-yulia
-
ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya 10
PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
OLEH
YULIA SETYARINI
MELVIE PARAMITHA
ABSTRACT
Corporate social responsibility is the company's commitment to provide long-term
voluntary contribution to a particular issue in the community or environment in order to
create a better environment. Companies involved in social responsibility not only increase the
satisfaction of stakeholders, but also have a positive impact on the company's reputation.
This study used the help of SPSS software for windows release 17.0. and to saw the
effect among variables using the multiple regression analysis. Independent variables used are
the determinants of corporate social responsibility that is managerial ownership, institutional
ownership, and size of the board of independent commissioners, whereas dependent variables
of corporate social responsibility.
The results of this study indicated that the managerial ownership, institutional
ownership and the number of independent board partially affect the disclosure of corporate
responsibility.
Keywords: Leverage, Profitability Managerial Ownership, Institutional Ownership, the
number of Commissioners Independent, Disclosure of corporate social
responsibility, Earnings Management.
PENDAHULUAN
Fenomena yang sedang
berkembang dewasa ini menuntut
perubahan tatanan kehidupan baru dalam
berbagai bidang politik, ekonomi dan
sosial budaya. Kecenderungan tersebut
terus menjadi agenda perubahan besar
masyarakat dan memunculkan berbagai
opini dalam sistem sosial kemasyarakatan,
yang mengharapkan dan memberi peluang
untuk mewujudkan kesejahteraan bersama
yang berkelanjutan (sustainable
development).
Pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) menghendaki
adanya hubungan yang harmonis antara
stakeholders yaitu pemerintah, dunia usaha
dan masyarakat. Dunia usaha sebagai salah
satu stakeholders memegang peranan yang
cukup penting dalam sistem ekonomi baik
lokal, nasional maupun pada tingkat
global, karena berpotensi dalam hal modal
(capital) dan sumber daya manusia.
Partisipasi dunia usaha dalam
pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) adalah dengan
mengembangkan program kepedulian
kepada masyarakat disekitarnya yang
disebut tanggung jawab sosial perusahaan /
Corporate Social Responsibility (CSR).
Pemerintah telah menetapkan UU no. 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
dalam ps. 74 bahwa Perseroan wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan, dan jika perusahaan tidak
melaksanakannya akan diberi sangsi sesuai
-
ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 11
dengan peraturan perundang-undangan.
Perusahaan yang menjalankan CSR yang
dikelola dengan baik, sudah menjalankan
GCG, akan menjamin tercapainya
maksimalisasi laba, mempertahankan daya
saing perusahaan, dan patuh terhadap
peraturan perundangan-undangan yang
berlaku.
Kepmen BUMN 117/2002,
mendefinisikan Tata kelola Perusahaan /
Good Corporate Governance (GCG)
adalah suatu proses struktur yang
digunakan oleh Organ BUMN untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas perusahaan guna
mewujudkan nilai pemegang saham dalam
jangka panjang dengan tetap
memperhatikan stakeholders lainnya,
berlandaskan peraturan perundang-
undangan dan nilai-nilai etika. Perubahan
paradigma perusahaan yang tidak lagi
mengutamakan orientasi laba (profit),
namun keberadaan perusahaan mampu
memberikan dampak positif bagi
kesejahteraan masyarakat sekitar seiring
dengan maraknya komitmen untuk
melaksanakan tata kelola perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
CSR diteliti oleh Kokubu et al. (2001),
Belkaoui dan Karpik (1989), Prior et al.,
(2007). Melihat titik penting yang terurai,
penelitian ini bermaksud menelaah
pengaruh mekanisme tata kelola
perusahaan / Good Corporate Governance
(GCG) terhadap Pertanggungjawaban
Sosial Perusahaan / Corporate Social
Responsibility (CSR).
Corporate Social Responsibility (CSR)
CSR atau tanggung jawab sosial
perusahaan menurut The World Business
Council for Sustainable Development
(WBCSD, 2005) adalah:
... and contributing to the improvement of the quality of life of
its CSR must defined as the
obligations and responsibilities of
business to society that in the
pursuit of the profit motive, the
basics for its corporat acts and
strategies should include its
component to protecting the
environment, upholding the rights
of its workers community and
society at large. Sedangkan menurut Kotler dan Lee
(2005):
Corporate social Responsibility is a commitment to
improve community well being
through discretionary business
practices and contribution of
corporate resources. Di Indonesia, kegiatan
tanggungjawab sosial perusahaan menjadi
suatu kewajiban diatur dalam Undang-
undang No. 40/2007 tentang Perseroan
Terbatas (UU PT) resmi ditetapkan pada
16 Agustus 2007. Dalam pasal 74 UUPT
tersebut secara jelas dipaparkan keharusan
membuat laporan tahunan tentang
pelaksanaan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Bagi perusahaan terbuka atau
go public, laporan tanggungjawab sosial
perusahaan harus dipublikasikan kepada
masyarakat luas, Adapun perusahaan yang
belum go public, laporan tanggungjawab
sosial perusahaan tetap harus dilaporkan
walaupun hanya terbatas pada pihak-pihak
terkait, seperti regulator dan para
pemegang saham. Berdasarkan UU no. 40
/ 2007 mengungkapkan tanggungjawab
sosial perusahaan dalam laporan tahunan
bersifat wajib (mandatory disclosure).
Berdasarkan Bapepam no. 134 / BL / 2006
tanggal 7 Desember 2006 yang
mengharuskan bagi perusahaan-perusahaan
yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia (BEI) untuk mengungkapkan
uraian mengenai aktivitas dan biaya yang
dikeluarkan berkaitan dengan
tanggungjawab sosial perusahaan terhadap
masyarakat dan lingkungan dalam laporan
tahunan perusahaan.
Pertanggungjawaban sosial
berhubungan juga dengan social contract
-
ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 12
theory. Menurut teori ini, diantara bisnis
perusahaan dan masyarakat terdapat suatu
kontrak sosial yang secara implisit maupun
eksplisit. Dimana dalam kontrak sosial,
akuntansi sosial digunakan sebagai
serangkaian teknik pengumpulan dan
pengungkapan data sehingga
memungkinkan masyarakat untuk
mengevaluasi kinerja sosial organisasi
dalam memberi penilaian mengenai
kelayakan operasi organisasi menurut
Parker (2002).
Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Governance
dikemukan oleh Organization for
Economic Coorporation and Development
(OECD; 2004) sebagai berikut:
Corporate Governance is the system by which business
corporations are directed and
controlled. The corporate
governance structure specifies the
distribution of the right and
responsibilities among different
participants in the corporation,
such as the board, managers
shareholders and others
stakeholders. Menurut Cadbury Committe
(1999), GCG adalah prinsip yang
mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan agar mencapai keseimbangan
anatar kekuatan serta kewenangan
perusahaan dalam memberikan
pertanggungjawaban kepada shareholders
khususnya, dan stakeholders pada
umumnya.
Menurut Daniri (2005) GCG di
Indonesia didefinisikan sebagai suatu pola
hubungan, system, dan proses yang
digunakan oleh perusahaan (Direksi,
Dewan Komisaris, RUPS) guna
memberikan nilai tambah kepada
pemegang saham secara
berkesinambungan dalam jangka panjang,
dengan memperhatikan kepentingan
stakeholders lainnya berlandaskan
peraturan perundangan dan norma yang
berlaku.
Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa Good Corporate
Governance merupakan:
1. Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran
Dewan Komisaris, Direksi, Rapat
Umum Pemegang Saham dan para
Stakehoders lainnya.
2. Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan,
pencapaian dan pengukuran
kinerjanya.
Corporate governance memiliki
berbagai faktor penentu yang gunanya
untuk mengendalikan perusahaan untuk
mencapai kesinambungan. Faktor penentu
tersebut telah diteliti sebelumnya. Seperti
Cornett et al., (2009) yang menggunakan
sensitiviats CEO dan dewan komisaris
independen sebagai faktor penentu
corporate governance. Aman dan Pascal
(2008) menggunakan struktur dewan
komisaris dan karekteristik kepemilikan.
Herawaty (2008) menggunakan
kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, komisaris independen dan
kualitas audit. Ujiyantho dan Pramuka
(2007) menggunakan kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial,
proporsi dewan komisaris dan ukuran
dewan komisaris. Nasution dan Doddy
(2007) menggunakan proporsi dewan
komsiaris, ukuran dewan komisaris dan
komite audit.
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan Penelitian Desain penelitian (research design)
adalah rencana atau strategi yang
dirancang pada proses penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti (Barbie,
1986:71; Nazir, 1983:99). Penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian
kuantitatif yang terdiri dari penyusunan
hipotesis, unit analisis, desain sampel,
sampel probabilitas dan nonprobabilitas
-
ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 13
dan skala pengukuran, metode
pengumpulan data, analisis data serta uji
hipotesis.
Populasi dan sampel, Teknik
Pengambilan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan yang bidang
usahanya terkait dengan sumber daya alam
dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI), berdasarkan UU no. 40 / 2007
bahwa pertanggungjawaban sosial
perusahaan dalam laporan tahunan bersifat
wajib (mandatory disclosure). Sampel
perusahaan dipilih dari keseluruhan
populasi perusahaan publik di BEI dan
berdasarkan ketersediaan data untuk
menghitung variabel-variabel yang
dijelaskan sebelumnya (Herawati, 2007).
Berdasarkan data dari Bursa Efek
Indonesia perusahaan yang terkait dengan
sumber daya alam langsung pada tahun
2009 sebanyak 174 perusahaan.
Klasifikasi variabel dan definisi
operasional variabel
Definisi operasional variabel
1. Variabel Bebas (Dependen)
a. Kepemilikan manajerial : Jumlah
kepemilikan saham yang dimiliki oleh
pihak manajemen dari jumlah saham
yang dikelola oleh perusahaan (Gideon,
2005).
b. Kepemilikan institusional : Jumlah
kepemilikan saham yang dimiliki oleh
pihak institusional dari jumlah saham
yang dikelola oleh perusahaan (Cornett
et al. 2006).
c. Jumlah Dewan Komisaris Independen :
Skala rasio digunakan dalam variabel
ini dan jumlah dewan komisaris
independen diukur dengan
menggunakan indikator persentase
anggota dewan komisaris yang berasal
dari luar perusahaan dari seluruh ukuran
anggota dewan komisaris perusahaan
(Chtourou et al., 2001).
2. Variabel Terikat (dependen)
Corporate Social Responsibility (CSR)
diperlukan untuk menilai apakah
kegiatan perusahaan telah memenuhi
ketentuan, standar, dan peraturan yang
berlaku terhadap lingkungan dan sosial
(Gray et al., 1995).
Metode Analisis Data
Analisis diskriptif statistik atas data
Dalam melakukan analisis data
dalam penelitian ini digunakan regresi
Model penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Y = + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + e Keterangan :
Y = Corporate Social
Responsibility (CSR)
X1 = Kepemilikian manajerial
X2 = Kepemilikian institusional
X3 = Jumlah dewan komisaris
independen
= Konstanta b1,b2,b3 = Koefisien regresi
4. HASIL PENELITIAN
4.1 Pengujian Model Regresi dan
Koefisien Determinasi
Pengujian Model Regresi dan Koefisien
Determinasi
Kepemilikan
Institusional
Kepemilikan
Manajerial
Pengungkapan
tanggungjawab sosial
perusahaan
Junmlah
Dewan
Komisaris
Independen
0,77
0,550
0,25
Gambar 5.1. Hasil Regresi
Sumber: Penulis
Berdasarkan Gambar 5.1 diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut :
1. Y = 0,77X1 +0,55X2 + 0,25X3
-
ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 14
(R2 = 0,5678)
Berdasarkan persamaan diatas
menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar
0,5678. Hal ini berarti bahwa persamaan
regresi untuk kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional dan jumlah
dewan komisaris independen mampu
menjelaskan variabilitas CSR sebesar
56,78%.
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Hipotesis Pertama
Pada lampiran terlihat bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap luas
pengungkapan yang ditunjukkan oleh p-
value sebesar 0,000 (p < 0,05) dan arah
pengaruhnya positif yakni 0.77. Hasil ini
mendukung hipotesis penelitian pertama
yang menyatakan bahwa variabel
kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap CSR.
Jensen & Meckling (1976)
menyatakan bahwa konflik kepentingan
manajer dengan pemilik menjadi semakin
besar ketika kepemilikan manajer terhadap
perusahaan semakin kecil, begitu pun
sebaliknya jika semakin besar
kepemilikan manajer di dalam sebuah
perusahaan, maka akan semakin produktif
tindakan manajer dalam memaksimalkan
nilai perusahaan. Gray et al., (1988)
menyatakan bahwa manajer perusahaan
akan mengungkapkan informasi sosial
dalam rangka untuk meningkatkan image
perusahaan, meskipun ia harus
mengorbankan sumber daya untuk
aktivitas tersebut.
Hipotesis Kedua
Pada lampiran terlihat bahwa
tingkat kepemilikan institusional
perusahaan berpengaruh terhadap CSR
yang ditunjukkan oleh p-value sebesar
0,000 (p < 0,05). Penelitian ini mendukung
penelitian dari Shleifer and Vishny (1986)
dalam Barnae dan Rubin (2005) yang
menyatakan bahwa institutional
shareholders dengan kepemilikan saham
yang besar, memiliki insentif untuk
memantau pengambilan keputusan
perusahaan. Tingkat kepemilikan
institusional yang tinggi akan
menimbulkan usaha pengawasan yang
lebih besar oleh pihak investor
institusional sehingga dapat menghalangi
perilaku opportunistic manajer. Hal ini
karena Perusahaan dengan kepemilikan
institusional yang besar mengindikasikan
kemampuannya untuk memonitor
manajemen.
Hipotesis Ketiga
Jumlah dewan komisaris
independen berpengaruh terhadap
pengungkapan pertanggungjawaban
perusahaan dengan nilai signifikan p-value
sebesar 0,000 < 0,05. Penelitian ini sesuai
dengan pernyataan dari Andayani (2008)
menyatakan bahwa jumlah dewan
komisaris independen berpengaruh positif
terhadap pengungkapan
pertanggungjawaban perusahaan karena
dapat meningkatkan rating CSR. Oleh
karena itu, dewan komisaris independen
dapat meningkatkan Rating CSR.
Argumen ini didasarkan pada manajemen
yang baik dari perusahaan dapat
meningkatkan rating CSR.
Hipotesis 4
Berdasarkan hasil uji ANOVA
pada lampiran 1. atas uji F dapat
disimpulkan bahwa model regresi
berganda dalam penelitian ini dapat
digunakan untuk menguji pengaruh
kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional dan jumlah dewan komisaris
independen berpengaruh terhadap CSR Hal
ini dibuktikan dari nilai F sebesar 0.0167
pada tingkat signifikansi lebih kecil dari
5% (p
-
ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 15
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan
jumlah dewan komisaris
independen berpengaruh terhadap
CSR secara parsial maupun secara
simultan. Hal ini sesuai dengan
penelitian Cornett et al. (2009),
Herawaty (2008), Ujiyantho dan
Pramuka (2007).
Pertanggungjawaban sosial
berhubungan juga dengan social
contract theory. Menurut teori ini,
diantara bisnis perusahaan dan
masyarakat terdapat suatu kontrak
sosial yang secara implisit maupun
eksplisit. Dalam kontrak sosial,
akuntansi sosial digunakan sebagai
serangkaian teknik pengumpulan
dan pengungkapan data sehingga
memungkinkan masyarakat untuk
mengevaluasi kinerja sosial
organisasi dalam memberi
penilaian mengenai kelayakan
operasi organisasi menurut Parker
(2002).
DAFTAR PUSTAKA
Ambador, Jackie. 2008. CSR dalam praktek di Indonesia. Penerbit PT. Elex Media Komputindo.
Andayani, Wuryan., Atmini, Sari., dan
MWangi, James Kamau.
2008.Corporate social responsibility, good corporate
governance and the intellectual
property: an external strategy of
the management to increase the
companys value. National Conference on Management
Research.
Belkaoui, A. and Karpik, P.G. 1989.
Determinants Of The Corporate Decision To Disclose Social
Information, Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 2
No. 1, pp. 36-51.
Chtourou, S.M.,J. Bedard, and L.
Courteau. 2001. Corporate Governance and Earning
Management. http:/www.ssrn.com
Cornett, M. M., McNutt, J. J., Tehranian,
H., 2009. Corporate Governance and earnings Management at Large
US Bank Holding Companies, Journal of Corporate finance Vol.
15,
Daniri, Mas Achmad. 2005. Good Corporate Governance Konsep dan
Penerapannya dalam konteks
Indonesia. Penerbit PT. RAY Indonesia.
Darwin, Ali. 2004. Penerapan Sustainability Reporting di
Indonesia. Konvensi Nasional Akuntansi V, Program Profesi
Lanjutan. Yogyakarta, 13-15
Desember.
DeFond, M., Park, C., 1997
Smoothing earnings in anticipation of future earnings, Journal of Accounting and Economics, Vol. 23, 1997, pp. 115-139.
Donovan, Gary and Kathy Gibson, 2000.
Environmental Disclosure in the
Corporate Annual Report: A
Longitudinal Australian Study.
Paper for Presentation in the 6th
Interdisciplinary Environmental
Association Conference, Montreal,
Canada.
-
ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 16
FCGI, 2001. Corporate Governance: Tata
Kelola Perusahaan. Edisi Ketiga,
Jakarta.
Gray, R, Kouhy, R. and Lavers, S. 1995.
Corporate Social And Environmental Reporting: A
Review Of The Literature And A
Longitudinal Study Of Uk
Disclosure, Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 8
No. 2, pp. 47-77.
Gray, R., Javad, M., Power, David M., and
Sinclair C. Donald., 2001. Social And Environmental Disclosure,
And Corporate Characteristic: A
Research Note And Extension. Journal of Business Finance and
Accounting, Vol 28 No. 3
Gujarati, Damodar. 2009. Basic Econometrics. 5th. ed. International Edition. McGraw-
Hill.
Hackston, David and Milne, Marcus J.,
(1996). Some Determinants Of Social And Environmental
Disclosures In New Zaeland
Companies, Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9,
No. 1, pp. 77-108
Healy, P.M. and Wahlen, J.M. 1999. A Review of the Earnings
Management Literature and Its
Implications for Standard Setting. Accounting Horizons, 13, 365-383
John J. Wild, K.R. Subramanyam, and
Robert F. Halsey. 2004. Financial Statement Analysis. 8th Edition.
McGraw-Hill/Irwin, New York,
NY
Kasmadi, dan Susanto, Djoko. 2006
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas
Pengungkapan Sukarela dalam
Laporan Tahunan Perusahaan-
Perusahaan di Indonesia
Kokubu, Katsuhiko, Akihiro Noda,
Yasushi Onishi, dan Tomomi
Shinabe . 2001. Determinants of Environmental Report Publication
in Japanese Companies. The third Asia Pacific Interdisciplinary
Research in Accounting
Conference: Adelaide Australia
Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG), 2006, Pedoman Umum
Good Corporate Governance
Indonesia, Jakarta.
Lee, and Sunghoon Kim. 2005. From Cost to Resources: The
transformation and disfussion of
Corporate Social Responsibility, CSES Working Paper Series no. 25,
Cornell University Departement of
Sociology.
Lev, Baruch. 1989."On the Usefulness of
Earnings and Earnings Research:
Lessons and Directions from Two
Decades of Empirical Research,"
Journal of Accounting Research:
Supplement,
MAKK. 2004. Report on a survey of
corporate social responsibility of
the largest listed companies in
hungary. Hungarian environmental
economics center
Midiastuty, Pratana P., dan Masud
Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate
Governance dan Indikasi
Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya
tanggal 16-17 Oktober 2003
Prior et al., 2007. Earning Management and Corporate Social
-
ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 17
Responsibility Working paper Business Economics series 06
Scott, William R. 2006. Financial Accounting Theory. 4th Ed., USA : Prentice Hall
Sekaran, Uma. 2000. Research Methods
for Business: A Skill-Building
Approach, Third Edition, New
York: John Wiley & Sons, Inc.
Sembiring, Eddy Rismanda. 2005,
Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial : Study Empiris Pada
Perusahaan yang Tercatat di Bursa
Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi VIII
Shleifer, A., Vishny, R., 1986
Greenmail, white knights, and shareholders' interest, RAND Journal of Economics, Vol. 17, Issue 3, Autumn86, pp. 293-310
Solihin, Ismail. 2008. Corporate Social Responsibility from charity to
sustainability Penerbit Salemba Empat
SWA No. 26/XXVI/9 19 Desember 2010 Susanto,AB. 2007. A Strategic
Management Approach Corporate
Social Responsibility. The Jakarta Consulting Group.
Ujiyantho, M. Arief dan Pramuka,
Bambang Agus. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen
Laba dan Kinerja Keuangan (Studi
pada perusahaan go public sector
manufaktur). Simposium Nasional Akuntansi X
UU no. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas
Watts, R, Zimmerman, J. 1990 Positive Accounting Theory: A Ten Year
Perspective, The Accounting Review, Vol. 65, No. 1, pp. 131-
156.