CRITICAL APPRAISAL.doc
-
Upload
rahayu-tri-nuritasari -
Category
Documents
-
view
31 -
download
0
description
Transcript of CRITICAL APPRAISAL.doc
CRITICAL APPRAISAL
EFFECT OF POSITION ON INFLAMMATORY MARKERS IN PATIENTS WITH ARDS DUE TO COMMUNITY-ACQUIRED PNEUMONIA
PENDAHULUAN
ARDS atau Sindroma Distres Pernafasan Dewasa ( SDPD ) adalah kondisi
kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada
orang yang sebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau
non-pulmonal ( Hudak, 1997). ARDS penyakit serius yang terjadi pada pasien di ICU.
Jurnal ini mengevaluasi keamanan dari posisi ventilasi prone yang berkelanjutan yang
berpengaruh pada oksigenasi dan konsentrasi plasma cytokine pada pasien dengan
ARDS yang disebabkan oleh community-acquired pneumonia (CAP) yang parah. Dalam
etiologi ARDS, pneumonia merupakan salah satunya. Pro-inflamasi dan anti-inflamasi
cytokine merupakan mediator penting dalam respon inang terhadap infeksi. P.Glynn et al
(1998) menyatakan bahwa konsentrasi cytokine berhubungan dengan sepsis yang berat.
Dalam penelitiannya didapatkan bahwa 80% sirkulasi IL-6 (median 46.7 pg/ml, range 4.6 –
27000) dan 60% sirkulaasi IL-10 level (median 15.5 pg/ml, range 2.5 – 765). Konsentrasi
keduanya bertambah pada pasien dengan SIRS (systemic inflammatory response
syndrome) dibandingkan dengan pasien non-SIRS. Puren et al memperlihatkan pola
ekspresi cytokine, meliputi interleukin (IL)-1β, faktor nekrosis tumor (TNF)-α,IL-6 dan IL-10
pada pasien dengan CAP. Dukungan ventilator secara umum diperlukan untuk menangani
pasien ini dan menghindari ventilator yang mengakibatkan luka paru-paru sangat penting.
Pada percobaan menggunakan hewan, strategi ventilator mekanik berpengaruh pada
pelepasan cytokine dalam sirkulasi sistemik. Sebagai akibat selanjutnya, peningkatan
konsentrasi cytokine menyebabkan kegagalan multipel organ secara sistemik.
Strategi seting ventilator yang aman diantaranya adalah dengan volume tidal yang
rendah (Vt) dan tekanan akhir tinggi-tekanan ekspirasi (PEEP) dipertahankan untuk
mengurangi tingkat kematian. Vt ventilasi yang rendah berhubungan dengan kecepatan
respon inflamasi. Gattinoni melaporkan bahwa posisi ventilasi prone tidak mempengaruhi
hasilnya, tetapi 10 hari kematian meningkat pada pasien dengan PaO2/FiO2 rendah.
Selanjutnya penempatan posisi prone mungkin insiden VAP lebih rendah. Akan tetapi
durasi posisi prone yang lama ini berasosiasi dengan komplikasi, tetapi beberapa
penelitian mengindikasikan bahwa 12 atau 18 jam posisi ventilasi prone merupakan
prosedur yang aman dan diperbolehkan untuk perbaikan oksigenasi pada seluruh sesi.
Posisi ventilasi prone dan PEEP mempunyai efek addiktif pada peningkatan
oksigenasi pada pasien dengan infiltrasi yang meluas. Dapat juga berasosiasi dengan luka
paru dengan adanya atelektasis paru. Penelitian ini diharapkan bahwa posisi ventilasi
prone mempengaruhi ekspresi cytokine.
Sedangkan tujuan kritisi jurnal ini adalah untuk mengevaluasi jurnal penelitian
untuk menilai layak tidaknya jurnal untuk dijadikan rujukan dalam pengambilan keputusan
klinis. Alat yang dipakai untuk mengkritisi adalah Crombie. Sedangkan outline penulisan
dibagi menjadi 12 bahasan: desain penelitian, tempat penelitian, tujuan penelitian, besar
sampel, validitas dan reabilitas alat ukur, metode statistik, kejadian yang tidak diinginkan,
data dasar, penambahan data, signifikansi statistik, temuan utama, efek perlakuan, hasil,
perbandingan hasil dengan penelitian sebelumnya dan manfaat penelitian di tempat lain.
1. Desain penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah prospektif
observasional klinis pada ICU dengan 1200 tempat tidur di Sentral Taiwan. 22
pasien dengan CAP berat dan ARDS termasuk di dalamnya. Sebanyak 11 orang
diposisikan tradisional ventilasi supine dan 11 orang di posisi prone jika ditemukan
criteria ARDS. Pasien pada kelompok prone diventilasi pada posisi prone
berkelanjutan sampai sekurang-kurangnya 72 jam. Kemudian plasma cytokine
dikumpulkan dan dianalisis pada awal/dasar, 24 jam,dan 72 jam setelah
perlakuan, kemudian serial PaO2/ FiO2 dan komplikasinya juga dievaluasi. Desain
yang digunakan pada jurnal yang ditelaah ini sudah sesuai yaitu penelitian medis
dikenal sebagai uji klinis posisi prone pada inflamasi pada pasien ARDS akibat
CAP. Prone dan supine terhadap kejadian CAP dengan melakukan penilaian pada
plasma cytokine dengan waktu yang berbeda-beda, kemudian PaO2/ FiO2 dan
komplikasinya juga dievaluasi. Akan tetapi dalam desainnya tidak dijelaskan 2
kelompok tersebut dikomparasikan atau, kelompok supine ini sebagai kelompok
kontrol.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Respiratory Intensif Care Unit Taichung
Veterans General (TCVGH) pusat kesehatan di Sentral Taiwan pada 1200 tempat
tidur. Dilaksanakan pada September 2002 sampai dengan Desember 2003. Pada
dasarnya tempatnya sudah sesuai dengan sasaran penelitian yang dilakukan yaitu
ruang respiratory intensif care unit.
3. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian sudah dicantumkan dengan jelas pada jurnal yang
ditelaah yaitu untuk mengobservasi kejadian CAP posisi prone dengan melakukan
penilaian pada plasma cytokine dengan waktu yang berbeda-beda yaitu pada saat
awal, 24 jam dan 72 jam, akan tetapi pada pendahuluan jurnal yang dikritisi isinya
membandingkan antara posisi prone dan supinel, kemudian pada akhirnya
dilakukan pengukuran PaO2/ FiO2 dan komplikasinya juga dievaluasi. Padahal di
tujuan tidak dijelaskan ada tujuan yang lainnya.
4. Populasi
Populasi dalam penelitian ini didefenisikan dengan jelas, yaitu pasien
yang mengalami gagal napas akut yang disebabkan oleh CAP berat. CAP
didefenisikan sebagai demam yang disertai batuk dengan produksi sputum
purulen, dan gambaran foto toraks infiltrasi dalam 72 jam penerimaan pasien.
Pasien tidak harus telah diterima 14 hari sebelum masuk. Semua ditemukan
kriteria ARDS sebagai yang telah didefinisikan oleh consensus konferensi Amerika
- Eropa. Onset ARDS harus berada dalam 72 jam sebelum pendaftaran. Dilakukan
pewarnaan gram dan kultur aspirasi tracheal, tes urin untuk pneumokokus dan tes
antigen legionella, tes serologi clamidia, legionella dan mikoplasma untuk
diagnosis pathogen. Kelompok posisi prone dan supinasi yang dimasukkan
berdasarkan keputusan dokter. Kemudian data demografi, klinis dan laboratorium
juga direkam, meliputi : usia, jenis kelamin, komorbiditas, tingkat kehidupan,
analisis darah harian dan foto toraks. Defenisi komorbid diikuti : penyakit paru
kronis termasuk di COPD penyakit paru interstisial, penyakit kardiovaskuler
termasuk penyakit arteri koroner, kardiomiopati dan penyakit katub jantung;
penyakit liver kronis termasuk didalamnya hepatitis B, C dan sirosis hepatis;
penyakit ginjal kronis dengan creatinin .1.5 mg/dl lebih dari 6 bulan. Bengkak pada
wajah ditentukan dengan observasi langsung dengan atau tanpa edema pada
wajah dan bibir. Bengkak pada putting,kaki dan iliac didefenisikan sebagai pitting
edema. Penggunaan pompa nasogastrik untuk meningkatkan makan lebih dari
setengah yang dimakan 2 jam yang lalu. Pasien yang diekslusikan jika:
membutuhkan penggunaan oksigen dari rumah, tuberculosis pulmonal,
keganasan pada kemoterapi dan AIDS, transplantasi organ atau penyakit
autoimun dengan terapi imunosupresan, fraktur tulang dan tulang belakang yang
tidak stabil.
5. Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada jurnal yang ditelaah tidak dijelaskan
secara spesifik menggunakan teknik apa. Hanya saja dijelaskan bahwa besar
sampel 11 pada kelompok perlakuan prone dan 11 pada posisi tradisional yaitu
prone sesuai dengan keputusan dokter. Sampel yang diambil sesuai dengan
kriteria inklusi yang telah ditetapkan dengan berbagai macam pemeriksaan dan
sudah membuat kriteria ekslusi untuk mengeluarkan sampel yang sudah tidak
memenuhi syarat penelitian.
6. Validitas dan reabilitas alat ukur
Tingkat cytokine ditentukan dengan menggunakan ELISA yang sesuai
dengan instruksi maneuver. Peralatan ELISA untuk mendeteksi TNF-α, IL-6, IL-10
dan IL-β yang diperoleh dari BioSource International Inc. Pengukuran cytokine
antara 0 – 65.5 pg/ mL untuk TNF- α IL-β , IL-6 0 – 500 pg/mL, dan 0 – 125
pg/mL untuk IL-10. Dalam jurnal yang ditelaah tidak menyebutkan realibilitas dan
validitas dari alat ukurnya.
7. Metode statistik
Analisis statistik meliputi data demografik : usia, skor LIS, skor APACHE
II, PEEP dan Vt diperlihatkan mean ± standar deviasi. Konsentrasi plasma
cytokine diperlihatkan dengan mean±standar error. Tes mann- withney digunakan
untuk membandingkan variable klinis, rasio PaO2/ FiO2 dan FiO2 pada perbedaan
waktu antar grup dan konsentrasi plasma cytokine antara pasien pada hari ke 14
hidup dan kelompok mortalitas. Plasma cytokine diperiksa dengan menggunakan
one-way ANOVA dan analisis post hoc dengan tes Scheffe’s. Analisis dengan
menggunakan SPSS versi 11.5 untuk window. Dengan taraf signifikansi p=0.05.
Keterbatasan dalam statistika penelitian ini adalah sedikitnya subjek
penelitian yang digunakan dalam penelitian.
Pada jurnal yang ditelaah analisis statistiknya terlalu banyak yang
digunakan, padahal tujuan penelitiannya hanya untuk mengetahuai
mengobservasi kejadian CAP posisi prone dengan melakukan penilaian pada
plasma cytokine dengan waktu yang berbeda-beda yaitu pada saat awal, 24 jam
dan 72 jam. Bahkan terkesan membandingkan antara posisi prone dan supinasi,
juga rasio PaO2/ FiO2 dan komplikasi akhirnya juga dibandingkan pada dua
kelompok serta pada durasi waktu yang berbeda-beda.
8. Kejadian yang tidak diinginkan
Peneliti menuliskan dengan jelas yaitu adanya komplikasi yang terjadi
pada posisi prone, sehingga pasien diposisikan supine.
9. Data dasar
Data dasar sudah disajikan peneliti dengan lengkap yaitu jenis kelamin,
usia, komorbid, beberapa tes laboratorium dan hasil foto toraks, serta beberapa
tes untuk mengetahui status kesehatannya.
10. Penambahan data
Pada jurnal yang ditelaah ini, peneliti menambahkan banyak sekali data
yang sebenarnya tidak sesuai dengan tujuan penelitian. Sehingga hasil dari
penelitian yang didapatkan sangat banyak.
11. Signifikansi statistik
Dari beberapa uji statistic yang digunakan dalam jurnal yang ditelaah ini
yang sesuai untuk tujuan penelitiannya adalah uji ANOVA (p=0.011) untuk
mengetahui plasma IL-6 konsentrasi yang menurun terus-menerus pada posisi
prone. Sedangkan post hoc analisis menemukan bahwa perbedaan antara awal/
baseline dan 72 jam pada kelompok prone.
12. Temuan utama
Dalam jurnal yang ditelaah ini ditemukan bahwa pada kelompok prone
plasma IL-6 sebagai pembuat inflamasi sistemik mengalami penurunan. Hasil ini
diduga bahwa ada hubungan dekat antara inflamasi sistemik dan posisi ventilasi
prone. Bagaimanapun yang mempengaruhi cytokine sangat kompleks. Lebih
lanjut yang paling penting adalah adanya konsolidasi dengan hipotesis
penelitiannya. Walaupun pada jurnal ini banyak sekali temuan yang didapatkan
selain yang mengacu pada tujuan penelitian.
13. Efek perlakuan
Pada jurnal yang ditelaah menjelaskan bahwa pemberian posisi prone
memberikan komplikasi yang sedikit, posisi prone memiliki rasio PaO2/ FiO2 lebih
tinggi daripada posisi supine pada 48 jam. Konsentrasi IL-6 menurun signifikan
dengan waktu pada kelompok prone (p-0,011). Konsentrasi plasma IL-6, 24 jam
juga diprediksi pada 14 hari kematian dari semua pasien.
14. Hasil
Dalam jurnal yang ditelaah ini ditemukan bahwa plasma IL-6 sebagai
pembuat inflamasi sistemik mengalami penurunan pada kelompok prone. Hasil ini
diduga bahwa ada hubungan dekat antara inflamasi sistemik dan posisi ventilasi
prone. Akan tetapi pada jurnal ini banyak sekali temuan yang didapatkan selain
yang mengacu pada tujuan penelitian.
15. Perbandingan hasil dengan penelitian sebelumnya
Penelitian ini sejalan dengan penelitian P.Glynn et al (1998) menyatakan
bahwa konsentrasi cytokine berhubungan dengan sepsis yang berat. Dalam
penelitiannya didapatkan bahwa 80% sirkulasi IL-6 (median 46.7 pg/ml, range 4.6
– 27000) dan 60% sirkulaasi IL-10 level (median 15.5 pg/ml, range 2.5 – 765).
Konsentrasi keduanya bertambah pada pasien dengan SIRS (systemic
inflammatory response syndrome) dibandingkan dengan pasien non-SIRS.
16. Manfaat penelitian di tempat lain
Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam perawatan klien dengan
masalah ARDS dengan CAP di ruang ICU dengan pemberian posisi prone, akan
tetapi tetap memperhatikan durasi waktu pemberian posisi, mengingat bahwa
posisi yang menetap dalam jangka waktu yang lama justru akan menimbulkan
berbagai komplikasi pada pasien. Akan tetapi hasil dari penelitian ini masih perlu
didukung dengan penelitian lain, sehingga hasil yang didapatkan konsisten.
KESIMPULAN
Berdasarkan telaah jurnal yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa prosedur
penelitian yang dilakukan peneliti sudah baik yaitu melalui inform consent yang telah
direview oleh komite etik/ institusi TCVGH. Desain penelitian sudah sesuai untuk penelitian
ini, akan tetapi mungkin perlu ditambahkan apakah kelompok prone dan supine
dikomparasi, ataukah kelompok supine hanya sebagai kelompok kontrol. Sedangkan
populasi dan sampel yang digunakan ada di ICU untuk kasus-kasus respirasi, kriteria
inklusi dan eksklusi sudah dipaparkan dengan jelas. Untuk tujuan penelitiannya, jika
ditinjau dari hasil – hasil yang disampaikan akhirnya hasilnya terlalu luas dan tidak lagi
mengacu pada tujuan penelitian. Akan tetapi ada sisi keuntungan yang lain bahwa temuan
pada penelitian ini penting dan banyak. Walaupun sebenarnya kurang tepat jika melihat
tujuannya. Alat ukur yang digunakan adalah kits ELISA tapi tidak dijelaskan validitas dan
reliabilitasnya. Metode statistik yang digunakan terlalu banyak, padahal jika mengacu pada
tujuan penelitian ini hanya memerlukan uji one way ANOVA dan post hoc. Penelitian
belum dapat dipraktikkan dilayanan ICU pada kasus respirasi ARDS dengan CAP, akan
tetapi masih perlu didukung dengan adanya penelitian yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Hundak Rarolyn M. Gallo Barbara M.(1997). Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Edisi 6. Volume II. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran.
P.Glynn, R.Coakley, I.Kilgallen, N.Murphy, S O’Neill (1998). Circulating interleukin 6 and interleukin 10 in community acquired pneumonia. http://thorax.bmj.com/content/54/1/51.abstract dibuka tanggal 17 Juni 2011.
Crombie, I.K. (1996) The pocket guide to critical appraisal, BMJ Publishing Group, London.