COVERANALISIS GUGUS FUNGSI DAN SIFAT TERMAL BAHAN ...digilib.unila.ac.id/55603/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of COVERANALISIS GUGUS FUNGSI DAN SIFAT TERMAL BAHAN ...digilib.unila.ac.id/55603/3/SKRIPSI TANPA BAB...
i
COVER
ANALISIS GUGUS FUNGSI DAN SIFAT TERMAL BAHAN Li2CoSiO4
YANG DISINTESIS DARI LIMBAH KATODE BATERAI ION LITIUM
DAN SILIKA SEKAM PADI
(Skripsi)
Oleh
MEGAWATI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
i
ABSTRAK
ANALISIS GUGUS FUNGSI DAN SIFAT TERMAL BAHAN Li2CoSiO4
YANG DISINTESIS DARI LIMBAH KATODE BATERAI ION LITIUM
DAN SILIKA SEKAM PADI
Oleh
MEGAWATI
Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu sintering terhadap gugus
fungsi dan sifat termal bahan Li2CoSiO4 yang disintesis dari limbah katode baterai
ion litium (BIL) dan silika sekam padi. Dekomposisi limbah katode BIL dilakukan
dengan metode pelarutan asam/acid leaching dengan menambahkan Na2CO3
hingga pH 11 untuk mendapatkan senyawa Li2CO3 dan Co(OH)2 secara simultan.
Ekstraksi silika sekam padi dilakukan dengan metode sol-gel. Sintesis Li2CoSiO4
dilakukan dengan metode padatan dengan perbandingan 1:1 (% berat) dan
disintering dengan variasi suhu 600, 700, 800 dan 900 oC selama 12 jam. Gugus
fungsi dikarakterisasi mengunakan Fourier Transform Infrared (FTIR) sedangkan
sifat termal diuji menggunakan Thermo Gravimetric Analysis-Differntial Thermal
Analysis (TGA-DTA). Hasil spektrum FTIR menunjukkan adanya puncak serapan
yang mengindikasikan gugus fungsi dari Co-O, Li-O, Si-O-Si, Si-O-Co, Li-O-Si
dan Li-O-Co. Intensitas puncak serapan mengalami peningkatan seiring suhu
sintering yang semakin tinggi mengindikasikan struktur Li2CoSiO4 semakin
terbentuk. Hasil TGA-DTA menunjukkan adanya penyusutan massa pada suhu 30-
400 oC yang berkaitan dengan penguapan air dan dekomposisi gugus karboksil serta
penyusutan massa yang signifikan pada suhu 850-1300 oC yang berkaitan dengan
kristalisasi struktur fasa γ-Li2CoSiO4. Struktur fasa γ-Li2CoSiO4 terbentuk pada
suhu yang lebih rendah seiring meningkatnya suhu sintering. Sampel dengan
sintering suhu 900 oC terbentuk fasa γ-Li2CoSiO4 pada suhu 1000 oC.
Kata kunci: limbah baterai, sekam padi, katode Li2CoSiO4
ii
ABSTRACT
ANALYSIS FUNCTIONAL GROUPS AND THERMAL PROPERTIES OF
MATERIAL Li2CoSiO4 SYNTHESIZED FROM LITHIUM ION BATTERY
CATHODE WASTE AND RICE HUSK SILICA
By
MEGAWATI
This study aims to investigate the effect of sintering temperature on the functional
groups and thermal properties of Li2CoSiO4 synthesized from lithium ion battery
(LIB) cathode waste and rice husk silica. The decomposition of LIB cathode waste
were synthesized by using acid leaching method by adding Na2CO3 until pH 11 to
obtain Li2CO3 and Co(OH)2 compounds. Extraction of silica from rice husk were
synthesized by using sol-gel method. Li2CoSiO4 were synthesized by using solid
state reaction with ratio 1:1 (weight %) and sintered variation temperature at 600,
700, 800 and 900 oC for 12 hours. The functional groups were investigated using
Fourier Transform Infrared (FTIR) and thermal properties using Thermo
Gravimetric Analysis-Differential Thermal Analysis (TGA-DTA). The FTIR
spectrum results exhibited absorption peaks which indicated the presence functional
groups of Co-O, Li-O, Si-O-Si, Si-O-Co, Li-O-Si and Li-O-Co. The intensity
increase with increasing sintering temperature indicated further structures
Li2CoSiO4 has been formed. The TGA-DTA data exhibited weight loss at
temperature range 30-400 oC due water evaporation and carbon decomposition
meanwhile weight loss at temperature range 850-1300 oC due crystallization
structure phase γ-Li2CoSiO4. The structure phase γ-Li2CoSiO4 formed in lower
temperature with the increasing sintering temperature. The sample with sintering
900 oC was formed phase γ-Li2CoSiO4 at 1000 oC.
Key words: waste battery, rice husk, Li2CoSiO4 cathode
iii
HALAMAN JUDU L
ANALISIS GUGUS FUNGSI DAN SIFAT TERMAL BAHAN Li2CoSiO4 YANG
DISINTESIS DARI LIMBAH KATODE BATERAI ION LITIUM DAN SILIKA
SEKAM PADI
Oleh
MEGAWATI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
vii
RIWAYAT HIDUP
Megawati, lahir di Sumbersari, Kota Metro pada 15 Februari
1996. Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan
Jimin (Alm) dan Safro’ah. Masa kecilnya dihabiskan di
Bratasena Mandiri, Tulang Bawang bersama orang tua hingga
tahun 2007 pindah ke Kota Metro. Penulis yang sering disapa
dengan “Mega” ini pernah menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 8
Metro Selatan dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2011, ia lulus pendidikan
menengahnya di SMP Negeri 3 Metro. Setelah itu ia melanjutkan kembali masa
pendidikannya di SMA Negeri 1 Metro. Selama menempuh pendidikan menengah
atas, penulis juga aktif dalam kegiatan Palang Merah Remaja SMAN 1 Metro (PMR
Smansa Komet) dan Rohani Islam SMAN 1 Metro (Rismansa).
Pada tahun 2014, penulis melanjutkan jenjang pendidikan tinggi tepatnya di Jurusan
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas
Lampung (Unila). Selama menjalani proses pendidikan formal tersebut, ia juga
aktif melakukan kegiatan di beberapa organisasi seperti Himpunan Mahasiswa
Fisika (Himafi) FMIPA Unila, Rohani Islam (ROIS) FMIPA Unila dan Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA Unila. Ia juga pernah menjadi bagian panitia
penyelenggaran Pemilihan Raya (Pemira) Unila tahun 2016. Dalam bidang
penelitian, pada tahun 2017 ia sempat menempuh Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
viii
Balai Besar Teknologi Pati (B2TP) Lampung Tengah. Pengalaman menulis
ilmiahnya salah satunya digunakan dalam penulisan laporan PKL tentang
“Pengaruh Kecepatan Ulir pada Ekstruder Ulir Ganda (Extruder Twin Screw)
terhadap Kelarutan, Daya Kembang, dan Kekentalan Beras Jagung Hasil Proses
Ekstrusi”. Selain itu, penulis juga sempat serta beberapa kali menuliskan proposal
Karya Ilmiah Mahasiswa (PKM).
ix
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT dan kesungguhan hati, buah
karya ini penulis persembahkan kepada orang tua yaitu Bapak Jimin (Alm)
dan Ibu Safro’ah atas rasa tanggung jawab sebagai anak yang berkewajiban
menuntaskan amanah mereka.
Serta sanak saudara, rekan dan guru dimana pun yang pernah penulis temui
sebagai tanggung jawab sebagai seseorang yang ingin memperjuangkan
salah satu mimpinya.
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas karunia dan kesempatan yang Allah SWT berikan
hingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Gugus
Fungsi dan Sifat Termal Bahan Li2CoSiO4 yang Disintesis dari Limbah
Katode Baterai Ion Litium dan Silika Sekam Padi”. Penelitian ini secara umum
ditujukan untuk memanfaatkan limbah baterai dan sekam padi sebagai bahan baku
pembuatan katode Li2CoSiO4 yang ramah lingkungan, aman serta berkualitas untuk
aplikasi baterai isi ulang. Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penelitian
maupun penulisan skripsi ini, oleh karena itu adanya kritik dan saran dari pembaca
sangat diharapkan untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Semoga skripsi ini
dapat menambah wawasan literasi keilmuan serta rujukan untuk mengembangkan
riset selanjutnya yang lebih baik.
Bandar lampung, 28 Januari 2019
Megawati
xii
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan atas karunia dan kesempatan yang Allah SWT berikan
hingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Gugus
Fungsi dan Sifat Termal Bahan Li2CoSiO4 yang Disintesis dari Limbah
Katode Baterai Ion Litium dan Silika Sekam Padi”. Berhasilnya penelitian dan
penulisan skripsi ini tidak hanya dilakukan oleh penulis sendiri namun adanya
kontribusi beberapa pihak yang turut menyukseskan dan membuat hasil karya ini
menjadi lebih baik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak
yang telah ikut serta membantu penulis, diantaranya:
1. Pembimbing Penelitian kami, Prof. Simon Sembiring, Ph.D. dan Agus
Riyanto, S.Si., M.Si. atas segala ilmu, saran dan bimbingannya selama
melakukan penelitian dan penulisan skripsi.
2. Penguji Penelitian kami, Prof. Posman Manurung, Ph.D atas masukan yang
membangun sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.
3. Kepala Jurusan Fisika FMIPA Unila, Arif Surtono, M.Si., M.Eng. atas segala
ilmu dan bantuanya untuk menyelesaikan segala keperluan administrasi
selama perkuliahan.
4. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Unila, Prof. Warsito, S.Si.,
DEA., Ph.D atas segala ilmu dan bantuanya untuk menyelesaikan segala
keperluan administrasi selama perkuliahan.
xiii
5. Rekan penelitian kami, Ni’matil Mabarroh, Citra Widyastuti dan Muhammad
Tia Rangga atas kerja samanya selama melaksanakan penelitian ini.
6. Keluarga khusunya Ibu dan sanak saudara atas dukungan morilnya serta
kesabarannya menanti terselesaikannya masa kuliah penulis selama
penelitian dan penulisan skripsi ini.
7. Rekan sepejuangan perkuliahan dan penelitian skripsi di jurusan Fisika
khususnya angkatan 2014 atas segala bantuan dan ide yang saling melengkapi
kekurangan bersama, semoga jalan kebaikan itu mempermudah tercapainnya
kebaikan selanjutnya.
8. Para dosen Jurusan Fisika atas ilmu dan pengajaran yang diberikan sehingga
menunjang penulis untuk menyelesaikan masa pendidikan di Universitas
Lampung.
9. Rekan organisasi di Himafi, ROIS dan BEM FMIPA Unila atas ilmunya
selama membersamai pembelajaran softskill di luar kegiatan formal kampus.
Serta berbagai pihak yang telah ikut serta membantu penulis dalam menunjang
terselesaikannya tugas akhir dan masa studi penulis. Semoga Allah SWT membalas
dengan berkali-lipat kebaikan dan kemudahan atas urusannya.
Bandar lampung, 28 Januari 2019
Megawati
xiv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ iii
HALAMAN PESETUJUAN ............................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................. ix
MOTTO ................................................................................................................. x
KATA PENGANTAR .......................................................................................... xi
SANWACANA .................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
1.5 Batasan Masalah ....................................................................................... 4
xv
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Baterai Ion Litium .................................................................................... 6
2.2 Li2CoSiO4 ................................................................................................. 7
2.3 Daur Ulang Limbah Baterai ................................................................... 10
2.4 Silika dari Sekam Padi ........................................................................... 16
2.5 Metode Reaksi Padatan .......................................................................... 17
2.6 Analisis Gugus Fungsi dengan FTIR ..................................................... 18
2.7 Analisis Sifat Termal dengan TGA-DTA .............................................. 20
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tanggal Penelitian ............................................................... 22
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ...................................................................... 22
3.3 Prosedur Penelitian ................................................................................. 23
3.4 Identifikasi Gugus Fungsi Bahan Li2CoSiO4 ......................................... 25
3.5 Identifikasi Sifat Termal Bahan Li2CoSiO4 ........................................... 25
3.6 Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengantar ................................................................................................ 27
4.2 Karakterisasi dan Uji .............................................................................. 27
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 46
5.2 Saran ....................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Diagram alir peneitian. ................................................................... 26
Gambar 4.1. Spektrum FTIR silika sekam padi (a) dan limbah BIL (b) ............. 28
Gambar 4.2. Spektrum FTIR Li2CoSiO4 sintering 600 oC (a), 700 oC (b), 800 oC
(c), 900 oC (d) ........................................................................................................ 31
Gambar 4.3. Difraktogram sampel Li2CoSiO4 sintering 600 oC. ........................ 37
Gambar 4.4. Grafik TGA Li2CoSiO4 tanpa sintering (a), sintering suhu 600 oC
(b), 700 oC (c), 800 oC (d) dan 900 oC (d)............................................................. 39
Gambar 4.5. Grafik DTA Li2CoSiO4 tanpa sintering (a), sintering suhu 600 oC
(b), 700 oC (c), 800 oC (d) dan 900 oC (d)............................................................. 39
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Komposisi BIL jenis litium oksida logam .......................................... 11
Tabel 2.2. Komposisi dalam limbah BIL ............................................................. 12
Tabel 4.1. Berbagai puncak serapan yang terdeteksi. .......................................... 32
Tabel 4.2. Jumlah penyusutan massa Li2CoSiO4. ................................................. 42
1 I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Baterai ion litium (BIL) saat ini banyak dikembangkan karena manfaat
penggunaanya pada berbagai kebutuhan. BIL digunakan sebagai penyimpan energi
pada alat elektronik seperti laptop, telepon selular, kamera, alat elektronik portabel
hingga kendaraan mobil listrik (Bian et al., 2016; Li et al., 2014; Nayaka et al.,
2015; Sun et al., 2015; Zhu et al., 2014). Kebutuhan penyimpan energi setiap
tahunnya semakin meningkat sehingga jumlah produksi BIL juga semakin banyak.
Karena kebutuhan yang terus meningkat, pada tahun 2017 diperkirakan terjadi
peningkatan jumlah produksi BIL hingga 200% (Lorente et al., 2015).
BIL tersusun dari katode, anode, separator dan elektrolit. Katode menjadi salah satu
komponen terpenting dalam proses penyimpanan energi karena kemampuan BIL
dalam menyimpan energi tergantung pada mobilitas ion litium yang terdapat dalam
katode. Berbagai penelitian telah banyak dilakukan untuk mendapatkan katode
yang memiliki performa yang baik, seperti densitas energi tinggi, kapasitas
penyimpanan besar, stabilitas termal tinggi dan masa hidup lama (Devaraju et al.,
2013; Doeff, 2013; Horiba, 2014).
Katode yang saat ini banyak dikembangkan adalah material berbasis lithium metal
silicate/Li2MSiO4 (M = Fe, Mn, Co, Ni), salah satunya ialah Li2CoSiO4. Jika
2
dibandingkan dengan jenis material katode lain seperti LiMPO4 (M = Fe, Mn, Co)
dan LiCoO2, material ini memiliki kapasitas energi dan stabilitas termal yang lebih
baik, masa hidup lebih lama, tidak beracun, serta mudah dan murah dalam proses
sintesisnya (Muraliganth et al., 2010; Gao et al., 2014; Zhu et al., 2014; Sun et al.,
2015). Namun, kendala dalam pengembangan material katode jenis ini adalah
ketersediaan bahan baku penyusunnya seperti Li dan Co. Untuk mendapatkan unsur
Li memerlukan proses yang panjang sehingga harganya relatif mahal (Wang et al.,
2011; Tran and Luong, 2015).
Upaya untuk mengatasi sulitnya mendapatkan bahan baku pembentuk katode telah
banyak dilakukan, salah satunya dengan mendaur ulang limbah katode. Akhir-akhir
ini, telah banyak penelitian dan pengembangan tentang daur ulang limbah katode
BIL sebagai upaya memanfaatkan kembali senyawa-senyawa pembentuk BIL.
Daur ulang katode BIL dapat dilakuakan dengan berbagai metode seperti
penguraian/dissolution, hydrometallurgy dan pelarutan asam/acid leaching. Salah
satu cara daur ulang katode BIL yang banyak dilakukan karena prosesnya yang
sederhana ialah metode pelarutan asam/acid leaching. Dengan metode ini, logam-
logam pembentuk katode BIL seperti Co dan Li dapat didekomposisi dan diambil
kembali. Hasil dekomposisi yang diperoleh dari daur ulang katode BIL dapat
mencapai sekitar 90 % (Zhu et al., 2012; Nayl et al., 2014; Ordoñez et al., 2016).
Selain itu, untuk mensintesis material katode Li2CoSiO4 membutuhkan bahan
material silika. Silika (SiO2) banyak terkandung dalam bahan organik salah satunya
sekam padi. Sekam padi sebagai limbah panen padi masih sangat kurang
pemanfaatannya, padahal kandungan silika dalam abu sekam padi mencapai 90%
3
(Sembiring and Simanjuntak 2015; Todkar, et al., 2016). Silika dapat diekstrak dari
sekam padi dengan berbagai metode, salah satunya metode ekstraksi alkalis.
Dengan metode ini, silika dapat diperoleh dengan tingkat kemurnian mencapai 90%
(Kalapathy et al. 2000; Simanjuntak et al. 2016; Suka et al. 2008).
Dari pemaparan di atas, maka penelitian ini ditujukan untuk memanfaatkan limbah
BIL dan sekam padi sebagai bahan baku pembuatan bahan katode Li2CoSiO4.
Secara khusus, penelitian ditujukan untuk mempelajari efek suhu sintering terhadap
gugus fungsi dan sifat termal bahan. Sintesis material ini menggunakan produk
hasil dekomposisi limbah katode BIL dan silika sekam padi. Proses dekomposisi
untuk mendapatkan senyawa Li2CO3 dan Co(OH)2 dari limbah katode BIL
dilakukan secara simultan dengan menggunakan metode acid leaching, sedangkan
ekstraksi silika dari sekam padi menggunakan metode ekstraksi alkalis. Sintesis
material katode ini menggunakan metode padatan/solid state. Sampel selanjutnya
disintering dengan variasi suhu 600, 700, 800, dan 900 oC dan dikarakterisasi
menggunakan Fourier Transform Infrared/FTIR pada rentang bilangan gelombang
300-4000 cm-1 untuk mengetahui ikatan kimia serta Thermogravimetric Analysis-
Differntial Thermal Analysis TGA-DTA pada rentang suhu 30 oC sampai 1300 oC
untuk mengetahui sifat termal bahan dan perubahan fasa.
1.2 Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh perlakuan termal terhadap gugus fungsi bahan
Li2CoSiO4 yang disintesis dari limbah katode BIL dan sekam padi.
4
2. Bagaimana pengaruh perlakuan termal terhadap sifat termal bahan
Li2CoSiO4 yang disintesis dari limbah katode BIL dan sekam padi.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitin ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh perlakuan termal terhadap gugus fungsi bahan
Li2CoSiO4 yang disintesis dari limbah katode BIL dan sekam padi.
2. Bagaimana pengaruh perlakuan termal terhadap sifat termal bahan Li2CoSiO4
yang disintesis dari limbah katode BIL dan sekam padi.
1.4 Manfaat Penelitian
Secara umum, penelitian ini bermanfaat untuk menghasilkan material katode
Li2CoSiO4 yang mempunyai sifat termal yang baik sebagai bahan utama katode
BIL. Secara khusus, penggunaan bahan baku dari limbah katode BIL dan sekam
padi sebagai upaya untuk memanfaatkan limbah dan mencegah pencemaran
lingkungan. Bahan baku dari limbah ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah
sebuah katode yang ramah lingkungan, aman dan murah dengan performa yang
baik serta bernilai ekonomi tinggi. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai referensi bagi pengembangan katode berbasis bahan alam dan limbah.
1.5 Batasan Masalah
Berbagai penelitian tentang bahan Li2CoSiO4 telah banyak dilakukan sebelumnya,
maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Sintesis bahan Li2CoSiO4 dilakukan dengan metode padatan.
2. Variabel suhu yang digunakan dalam sintering bahan Li2CoSiO4 adalah 600,
700, 800, dan 900 oC.
5
3. Limbah baterai yang digunakan dalam proses dekomposisi limbah katode
BIL menggunakan baterai laptop merek Asus dengan tipe baterai ICR18650-
22F Samsung SDI yang katodenya mengandung bahan litium oksida
logam/lithium metal oxcide (kobalt, nikel, magnesium) (Mike, 2017).
6
2 II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Baterai Ion Litium
Baterai Ion Litium (BIL) pertama kali dikembangkan oleh Sony, sebuah perusahaan
elektronik asal Jepang pada tahun 1990. Hingga saat ini BIL menjadi alat
penyimpan energi yang banyak digunakan pada laptop, telepon selular, kamera, alat
elektronik portabel dan kendaraan mobil listrik. BIL lebih unggul dari jenis baterai
isi ulang lainya karena mempunyai tegangan yang besar, rapat energi tinggi, waktu
hidup lama dan material pembentuknya yang tidak beracun serta ramah lingkungan
(Panjaitan et al., 2012; Wang et al., 2012; Xu et al., 2012; Horiba, 2014; Zhang et
al., 2015).
Dalam satu sel BIL terdiri dari katode, anode, larutan elektrolit dan separator. Saat
pengisian ulang/charge, elektron (e-) dari catu daya serta ion litium (Li+) pada
katode bergerak kearah anode melalui larutan elektrolit. Anode akan menjadi pusat
ion negatif dan menerima ion positif. Sebaliknya, saat penggunaan/discharge,
elektron (e-) dari alat elektronik dan ion litium (Li+) yang berada di anode bergerak
kearah katode melalui larutan elektrolit. Katode akan menjadi pusat ion positif dan
menerima ion negatif. Reaksi saat proses berpindahnya kation dan anion ini
selanjutnya dikonversi menjadi energi listrik. Oleh sebab itu, kemampuan ion litium
berpindah dari katode ke anode maupun sebaliknya sangat mempengaruhi performa
7
BIL dalam menyimpan energi (Doeff, 2013; Horiba, 2014; Leonardo et al., 2015;
Mcdowall, 2010; Waluyo et al., 2014).
2.2 Li2CoSiO4
2.2.1 Katode BIL dari Li2CoSiO4
Dewasa ini, banyak peneliti tengah berupaya untuk mengembangkan katode BIL
yang mempunyai kapasitas penyimpanan besar dengan proses sintesis yang mudah,
murah, aman dan ramah lingkungan. Katode dengan bahan Li2MSiO4 (M= Fe, Mn,
Co, Ni) merupakan salah satu material katode yang menjanjikan untuk
dikembangkan, salah satunya adalah Li2CoSiO4. Material ini lebih baik jika
dibandingkan dengan LiMPO4 (M= Fe, Mn, Co) dan LiCoO2 karena secara prinsip,
Li2CoSiO4 memiliki 2 ion litium, sehingga saat proses charge-discharge, mobilitas
ion litium menjadi dua kali lebih besar. Secara teori, kapasitas energinya dapat
dihitung mencapai 330 mAh.g−1 (Gong et al., 2008; Zhang et al., 2012).
Beberapa logam dengan valensi 3d seperti Fe, Mn, Co, dan Ni biasanya mempunyai
keadaan oksidasi ganda, yang mana memungkinkan reaksi multi elektron selama
proses charge-discharge BIL berlangsung. Secara teori, silikat memungkinkan
logam transisi 3d untuk berubah keadaan dari bermuatan +2 menjadi +4 sehingga
membuat dua ion litium dalam setiap selnya dapat berpindah saat proses
elektrokimia terjadi sehingga konversi energi meningkat menjadi dua kali lebih
besar. Selain itu, ikatan kovalen Si-O pada silikat jauh lebih stabil dibandingkan
ikatan ion P-O pada pospat serta bahan baku material ini relatif banyak tersedia di
alam, tidak beracun, mudah disintesis, ramah lingkungan dan aman (Chen et al.
2016; Gong et al. 2008; Thayumanasundaram et al. 2014; Zhang et al. 2012).
8
Li2CoSiO4 adalah material polimorf yang terdiri dari struktur unit tetrahedral
dengan ikatan kovalen kuat. Banyak penelitian yang telah berhasil membuat
material katode jenis ini dengan berbagai cara seperti dengan metode hydrothermal,
padatan/solid state dan sol-gel. Sintesis Li2CoSiO4 dengan metode hydrothermal
menggunakan alat autoclave dengan parameter suhu dan waktu tertentu. Armstrong
et al. (2010) mengunakan metode hydrothermal untuk mensintesis Li2CoSiO4
dengan menggunakan bahan awal berupa CoCl2 yang dilarutkan dalam etilen glikol
ditambahakan dengan silika dan LiOH.H2O yang kemudian dimasukan ke dalam
autoclave selama 72 jam pada suhu 150 oC. Hasil penelitian ini didapatkan tiga
bentuk polimorf dari Li2CoSiO4, yaitu berupa kristal fasa βII, βI dan γ0. Dengan
metode hydrothermal, Li et al. (2014) telah berhasil mensintesis Li2CoSiO4 dengan
menambahkan nano silika dan LiOH.H2O kemudian secara perlahan ditambahkan
larutan CoC2O4.2H2O dan dipanasakan 160 oC selama 3 hari serta dilanjutkan
dengan sintering pada suhu 400, 600 dan 800 oC. Hasilnya diperoleh fasa βII
Li2CoSiO4. Persamaan reaksi yang dapat terjadi terlihat pada Reaksi (1) dan (2).
SiO2 + LiOH.H2O > Li2SiO3 + H2O (1)
Li2SiO3 + CoC2O4.2H2O > Li2CoSiO4 + H2O + 2CO2 + H2 (2)
Nakayama et al. (2011) menggunakan metode padatan untuk mensintesis
Li2CoSiO4 dengan variasi bahan baku pembentuknya berupa Li2CO3, LiOH.H2O,
Li2SiO3, CoO, Co3O4 dan CoC2O4⋅2H2O. Serbuk campuran disinterring selama 48
jam pada suhu 900 oC. Hasilnya diperoleh transisi fasa βII ke βI pada suhu 540 oC
dan transisi fasa βII ke γ pada suhu 950 oC. Avdeev et al. (2014) juga melakukan
metode padatan menggunakan bahan awal berupa Li2CO3, CoO, MnCO3 dan SiO2.
9
Dengan perhitungan stoikiometri, semua bahan kemudian dimasukan ke dalam
ball-mill selama 5 jam pada 350 rpm. Campuran dipanaskan pada suhu 400°C
selama 12 jam kemudian dipanaskan kembali 600°C selama 12 jam dan disintering
selama 5 jam pada suhu 1000 oC. Hasilnya didapatkan Li2CoSiO4 dengan bentuk
struktur kristal fasa βI (Pbn21).
Thayumanasundaram et al. (2014) melakukan penelitian menggunakan metode sol-
gel dengan mencampurkan LiNO3, Co(NO3)2 dan SiO2 yang telah dilarutkan dalam
asam poliakrilik serta asam sitrat sebagai pengatur pH. Gel yang terbentuk
dikeringkan pada suhu 150 oC dan dikalsinasi pada suhu 800 oC selama 10 jam.
Hasilnya didapatkan kapasitas pengisian/charge sebesar 204 mAh.g−1. Selain itu,
Świętosławski et al. (2014) juga melakukan penelitian menggunakan metode sol-
gel dengan melarutkan litium asetat dihidrat (C2H3LiO2.2H2O) dan TEOS serta HCl
hingga terbentuk gel. Gel dikeringkan pada suhu 90 oC selama 72 jam kemudian
dikalsinasi selama 12 jam pada suhu 900 oC. Hasil penelitian ini didapatkan dua
fasa yang terbentuk yaitu fasa β-Li2CoSiO4 dan γ-Li2CoSiO4.
2.2.2 Struktur Li2CoSiO4
Struktur Li2MSiO4 (M= Fe, Mn, Co, Ni) merupakan turunan dari struktur tetragonal
Li3PO4. Struktur ini tersusun dari tiga bentuk tetragonal yang berupa LiO4, CoO4
dan SiO4 yang saling berikatan membentuk struktur kristal Li2CoSiO4. Pusat
tetragonal diisi oleh masing-masing atom Li, Co dan Si yang mengikat 4 atom O.
Struktur tetragonal yang mengikat atom O secara bersama inilah yang membuat
berbagai variasi bentuk sehingga menghasilkan bentuk polimorf yang beragam.
Berbagai jenis polimorf tersebut secara umum digolongkan menjadi dua yaitu
10
bentuk β dan γ (Lyness et al., 2007; Wu et al., 2009; Armstrong et al., 2011; Fisher
et al., 2013). Jenis β merupakan struktur yang terbentuk pada suhu rendah
sedangkan γ terbentuk pada suhu tinggi yaitu pada suhu lebih dari 900 oC
(Boulineau et al., 2010; Sirisopanaporn et al., 2010, Girish and Shao, 2015).
2.3 Daur Ulang Limbah Baterai
Lebih dari 70 % sumber litium yang digunakan di dunia berasal dari daerah di
Pegunungan Andes yang meliputi kawasan tiga negara yaitu Argentina, Chili dan
Bolivia. Litium banyak digunakan dalam berbagai kebutuhan, seperti bahan
campuran senyawa litium, pembuatan gelas, keramik serta merupakan material
utama penyusun katode BIL. Litium diperoleh dengan proses ekstraksi dari batuan
keras. Proses ekstraksi litium memerlukan proses yang cukup panjang. Selain itu,
kebutuhan yang tinggi serta ketersediaan yang terbatas membuat harga litium relatif
mahal (Wang et al., 2011; Tran and Luong, 2015).
Upaya dalam menyiasati akan kebutuhan litium yang terbatas telah banyak
dilakukan salah satunya adalah mendaur ulang limbah BIL. Limbah BIL merupakan
baterai yang sudah tidak dapat digunakan kembali dalam menyimpan energi karena
ion litium yang terkandung dalam baterai tidak mampu lagi berdifusi saat proses
pengisian/charge dan penggunaan/discharge baterai. Ion litium yang merupakan
kunci utama dalam penyiampanan baterai akan mengalami penurunan kemampuan
berdifusi seiring penggunaan baterai hingga rentang waktu tertentu karenanya BIL
memiliki masa hidup yang tergantung pada kemampuan ion litium untuk berdifusi.
Meskipun ion litium sudah tidak dapat berdifusi namun senyawa-senyawa
penyusun BIL yang umumnya berupa logam berat masih terkandung di dalam
11
limbah BIL dan akan sangat berbahaya jika logam berat tersebut kontak dengan
lingkungan. Upaya daur ulang limbah BIL dimaksudkan untuk memanfaatkan
unsur-unsur dan senyawa penyusun BIL yang masih bisa digunakan serta mencegah
pencemaran lingkungan (Mcdowall, 2010; Zhu et al., 2012).
BIL tersusun dari bahan logam, kimia organik dan plastik. Di dalam BIL
terkandungan beberapa komposisi bahan seperti logam Co sekitar 5-20%,
kandungan Ni sekitar 5-10%, sedangkan kandungan Li sekitar 5-7%, bahan kimia
organik 15% dan plastik 7% (Ordoñez et al., 2016). Tabel 2.1 menampilkan
beberapa kandungan yang terdapat di dalam salah satu BIL jenis litium oksida
logam (kobalt, nikel, mangnesium) produksi Samsung SDI tipe ICR18650-26C.
Jenis produksi baterai ini telah banyak digunakan sebagai penyimpan energi pada
berbagai alat elektronik seperti gawai dan laptop (Mike, 2017).
Tabel 2.1. Komposisi BIL jenis litium oksida logam (Mike, 2017).
Kandungan Kimia Kandungan (%)
Kobal oksida < 30
Magnesium dioksida < 30
Nikel oksida < 30
Karbon < 30
Elektrolit < 20
Polyvinylidene fluoride (PVdF) < 10
Lembaran Al 2-10
Lembaran Co 2-10
Al dan material inert lainnya 5-10
Meskipun limbah BIL tidak mampu lagi dalam menyimpan energi namun senyawa-
senyawa penyusun BIL masih tetap berada di dalam BIL. Ekberg and Petranikova
(2015) melaporkan bahwa kandungan yang terdapat dalam beberapa jenis limbah
BIL masih terdapat logam-logam penting penyusun BIL seperti Li, Co, Mn dan Ni
12
sehingga dimungkinkan untuk diperoleh kembali. Dalam penelitianya juga
menginformasikan bahwa pada limbah BIL masih terdapat material katoda yang
cukup signifikan untuk didaur ulang. Beberapa komposisi yang terdapat pada
limbah BIL telah disajikan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Komposisi dalam limbah BIL (Ekberg and Petranikova, 2015).
Komponen Limbah
BIL 1 (%)
Limbah
BIL 2 (%)
Limbah
BIL 3 (%)
Material anode 39,1 16 -
Material katode 17,8 27,5 -
Separator 2,5 - 5,2
Elektrolit 1,2 3,5 4,7
Pembungkus 34,3 24,5 10,5
Lembaran Cu - - 8,9
Lembaran Al - - 6,1
Serbuk hitam/black mass - - 39,1
Beberapa proses daur ulang limbah LIB telah banyak dilakukan salah satunya oleh
Zhu et al. (2012) yang berhasil melakukan daur ulang limbah BIL dengan metode
pelarutan asam/acid leaching menggunakan agen pelarut berupa H2SO4 dan H2O2.
Hasilnya diperoleh kembali logam Li dengan persentase perolehan kembali 87,5 %
dan Co 96,3 %. Dalam penelitian lain, Nayl et al. (2014) masih dengan
menggunakan metode pelarutan asam/acid leaching menggunakan agen pelarut
berupa H2SO4 dan H2O2 berhasil mendekomposisi katode BIL dan diperoleh
kembali logam Li, Co, Ni, dan Mn dengan persentase perolehan kembali mencapai
80 %. Proses daur ulang limbah BIL tidak hanya mampu memperoleh kembali
logam-logam penyusun BIL namun hasil daur ulang dapat dipresipitasi menjadi
senyawa-senyawa baru seperti Li2CO3 dan CoC2O4 (Nayl et al., 2014; Zhu et al.,
2012; Yamaji et al., 2011).
13
2.3.1 Metode Daur Ulang BIL
Metode untuk mendaur ulang BIL secara umum dibagi menjadi dua proses, yaitu
secara fisika dan kimia. Secara fisika diantaranya yaitu pemisahan secara mekanik,
perlakuan panas, kimia-mekanik, dan penguraian. Sedangkan secara kimia berupa
metode dengan pelarutan asam/acid leaching, bioleaching, ekstraksi terlarut,
presipitasi kimia, dan elektrokimia (Ekberg and Petranikova, 2015; Ordoñez et al.,
2016)
2.3.1.1 Proses Secara Fisika
Daur ulang limbah BIL secara fisika sangat diperlukan dalam proses awal, yaitu
untuk memisahkan bagian-bagian penyusun BIL. Proses pemisahan secara mekanik
biasanya digunakan untuk tahap persiapan awal sebelum limbah BIL didaur ulang,
seperti memisahkan pembungkus limbah BIL dari komponen katode dan anode (Li
et al., 2010). Untuk memisahkan zat aditif dan adesif tak terlarut, limbah LIB
biasanya akan dipanaskan dalam furnace dengan suhu 100-150 oC. Proses kimia-
mekanik umumnya berupa proses penggilingan untuk membuat material limbah
BIL menjadi serbuk dan sehingga selanjutnya dapat digunakan untuk proses daur
ulang secara kimia (Ordoñez et al., 2016).
2.3.1.2 Proses Secara Kimia
Proses daur ulang BIL secara kimia secara umum dikenal dengan istilah metode
hidrometalurgi/hydrometallurgical method. Metode ini meliputi serangkaian proses
seperti acid leaching, ekstraksi pelarut, presipitasi kimia, bioproses, dan proses
elektrokimia. Acid leaching adalah proses pelarutan suatu material padat dengan
menggunakan larutan asam. Dalam proses acid leacing, terjadi proses pengadukan
14
disertai pemanasan yang menyebabkan fasa padatan akan berdifusi ke fasa larutan
sehingga terjadi pemisahan komponen utama dari material tersebut. Larutan acid
leaching dapat berupa campuran larutan asam sulfat dan hidrogen peroksida
sebagai agen pereduksi. Kedua larutan ini berhasil digunakan sebagai agen pelarut
untuk memperoleh kembali Co dan Li dengan persentase perolehan kembali
mencapai 90 % (Li et al., 2010; Ordoñez et al., 2016). Produk acid leaching
selanjutnya dapat dipresipitasi yaitu proses mengendapkan untuk mendapatkan
suatu senyawa tertentu. Beberapa hasil presipitasi hasil daur ulang LIB yaitu
CoC2O4, Co(OH)2 dan Li2CO3 (Nayl et al., 2014; Zhu et al., 2012).
2.3.2 Dekomposisi Katode BIL
Daur ulang limbah katode BIL telah banyak dilakukan dengan berbagai cara. Salah
satu cara yang terbukti efektif dan mudah dilakukan adalah dengan metode
pelarutan asam/acid leaching. Dengan metode ini, logam-logam yang ada di dalam
limbah BIL dapat diuraikan kembali menjadi senyawa-senyawa maupun unsur-
unsur penyusunnya. Sebagai contoh, Zhu et al. (2012) dan Nayl et al. (2014) telah
berhasil melakukan daur ulang BIL dengan menggunakan asam sulfat (H2SO4) dan
hidrogen peroksida (H2O2). Kedua penelitian ini berhasil mendapatkan kembali Co,
Li, Mn, dan Ni dengan persentase perolehan kembali mencapai 90%. Hasil yang
diperoleh selanjutnya direaksikan dengan Na2CO3 dengan parameter pH tertentu
sehingga menghasilkan berbagai senyawa baru seperti Li2CO3, CoC2O4, Co(OH)2,
NiCO3 dan MnCO3 (Nayl et al., 2014; Zhu et al., 2012).
Zhu et al. (2012) dalam penelitiannya mendaur ulang limbah katode BIL jenis
LiCoO2 dari limbah baterai telepon selular. Proses daur ulang dimulai dengan
15
menambahkan sejumlah material aktif katode LiCoO2 dalam larutan 2 M H2SO4 dan
2 % H2O2. Perbandingan material aktif dengan pelarut yang digunakan adalah 33
g/L serta waktu pelarutan selama 2 jam pada suhu 60 °C. Sejumlah NaOH dan
Na2CO3 ditambahkan dengan mengatur pH tertentu untuk memperoleh senyawa
Li2CO3 dengan hasil yang paling efektif. Hasil terbaik diperoleh saat pH 11 dengan
persentase perolehan kembali sekitar 80 %.
Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Nayl et al. (2014) dengan menggunakan
campuran dari beberapa jenis limbah BIL. Campuran limbah BIL diambil bagian
anode dan katode kemudian dihancurkan menjadi serbuk. Serbuk tersebut diuji
komposisinya dan diketahui mengandung unsur-unsur seperti Al, Mn, Cu, Ni, Co,
Li, Fe, P, Ca, Ti dan beberapa bahan lainnya. Serbuk limbah BIL sebelumnya
dilarutkan dengan NH4OH untuk menghilangkan beberapa unsur seperti Cu dan Al
yang umumnya menjadi substrat bahan katode dan anode. Serbuk limbah BIL
kemudian dilarutkan dalam larutan 2 M H2SO4 dan 2 % H2O2. Penambahan NaOH
dan Na2CO3 hingga pH tertentu juga dilakuakan untuk mendapatkan hasil
presipitasi senyawa yang berbeda-beda seperti MnCO3, NiCO3, Co(OH)2, dan
Li2CO3 salah satunya Co(OH)2 efektif dapat diperoleh setelah mengontrol pH 11
dan 12.
LiCoO2 + 1,5 H2O2 + 1,5 H2SO4 → CoSO4 + 0,5 Li2SO4 + 3H2O + O2 (3)
2Li+ + Na2CO3 → Li2CO3 + 2Na+ (4)
Secara prinsip, untuk menguraikan katode jenis LiCoO2 cukup sulit dilakukan
karena ikatan kimia antara Co dan O2 yang sangat kuat. Salah satu cara untuk
mensiasatinya adalah dengan menambahan hidrogen peroksida (H2O2) sebagai
16
agen pereduksi. Hal ini akan meningkatkan pelarutan kobalt oksida dari keadaan
Co3+ menjadi Co2+ sehingga mudah untuk terdekomposisi. Reaksi kimia yang
terjadi antara limbah katode BIL yang berupa LiCoO2 dengan H2O2 dan H2SO4 akan
menghasilkan beberapa senyawa seperti CoSO4 dan Li2SO4. Reaksi dari material
aktif katode dengan larutan acid leaching dan agen pereduksi ditunjukkan pada
Reaksi (3) dan (4).
2.4 Silika dari Sekam Padi
Silika merupakan salah satu material yang banyak digunakan dalam kehidupan
manusia, seperti bahan pembuatan keramik, komposit, bidang medis hingga
industri mobil dan elektronik (Fadhlulloh et al., 2014). Pemanfaatan silika yang
begitu luas tidak terlepas dari ketersediaan unsur silikon (Si) sebagai pembentuk
silika yang melimpah di kerak bumi. Silika banyak terkandung dalam bahan
organik salah satunya pada sekam padi. Sekam padi adalah bagian kulit terluar atau
lapisan keras pembungkus butiran padi yang akan terlepas saat penggilingan padi.
Sekam padi diketahui mengandung silika dengan kadar cukup tinggi mencapai 90%
dari kandungan abu sekam. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa silika
yang diekstrak dari sekam padi mempunyai kemurnian hingga 90 % dan dapat
digunakan sebagai bahan campuran untuk mensintesis suatu material (Kalapathy et
al., 2000; Riyanto et al., 2009; Sembiring et al., 2016; Simanjuntak et al., 2016).
Untuk mendapatkan silika dari sekam padi dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti pengabuan, pelarutan/leaching dan metode alkalis. Metode alkalis
merupakan salah satu metode yang efektif dan mudah dilakukan karena sifat
kelarutan silika di dalam basa cukup tinggi. Ekstraksi silika menggunakan larutan
17
alkalin seperti NaOH atau KOH akan membuat silika terlarut dalam larutan alkalin
dan membentuk sol silika. Silika sol kemudian dilakukan pengasaman dengan
menambahkan asam kuat seperti HCl, HNO3 atau H2SO4 hingga pH normal dan
terbentuk gel silika dan selanjutnya dikeringkan untuk mendapatkan serbuk silika.
Sol silika maupun serbuk silika hasil sintesis dapat digunakan sebagai bahan baku
untuk mensintesis material tertentu (Kalapathy et al., 2000; Sembiring and
Simanjuntak, 2015; Simanjuntak et al., 2016).
2.5 Metode Reaksi Padatan
Reaksi padatan adalah salah satu metode sintesis material dalam bentuk padatan
yang dapat dilakukan melalui beberapa tahapan yakni penggilingan, penyaringan,
kompaksi, kalsinasi dan sintering. Penggilingan dan pengayakan dilakukan agar
ukuran partikel menjadi seragam. Kompaksi membuat serbuk yang telah homogen
menjadi lebih padat sehingga memiliki densitas yang tinggi serta jarak antar atom
semakin rapat. Serbuk yang telah dikompaksi perlu diberikan perlakuan termal
seperti kalsinasi dan sintering pada suhu dan waktu tertentu. Sintering akan
menyebabkan ikatan antar partikel menjadi semakin kuat dan menginisiasi
pertumbuhan kristal (Akbar and Widyastuti, 2013; Safrudin and Widyastuti, 2014).
Secara prinsip, metode reaksi padatan sangat aplikatif dan mudah diterapkan untuk
mensintesis berbagai material, salah satunya untuk mensintesis material katode BIL.
Sebagai contoh, Yom et al. (2016) berhasil mendapatkan Li4SiO4 and Li2SiO
menggunakan metode padatan. Sejumlah silika dan serbuk litium dicampurkan dan
disintering pada 600 oC selama 2 jam. Dalam penelitian lain, Avdeev et al. (2014)
juga menggunakan metode padatan untuk mensintesis Li2CoSiO4. Bahan awal yang
18
berupa Li2CO3, CoO, MnCO3 dan SiO2 dicampurkan dengan proses penggilingan.
Serbuk campuran kemudian dikalsinasi pada suhu 400 oC dan 600 oC selama 12
jam. Hasilnya diperoleh fasa βI-Li2CoSiO4 (Pbn21).
2.6 Analisis Gugus Fungsi dengan FTIR
Fourier transform infrared (FTIR) merupakan alat untuk menganalisis suatu
material secara kualitatif maupun kuantitatif menggunakan sprektra inframerah.
Prinsip kerja alat FTIR adalah sinar inframerah/IR dengan rentang panjang
gelombang (λ) 2,5 µm hingga 25 µm diradiasikan pada sampel uji. Penyinaran sinar
inframerah pada λ tertentu akan menghasilkan energi foton tertentu. Saat besarnya
energi foton yang mengenai sampel sama besar dengan energi vibrasi dalam sampel
maka energi foton akan terserap dan molekul sampel akan tereksitasi ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Perbedaan energi inilah yang kemudian direkam untuk
mengetahui getaran ulur/stretching vibration dan getaran tekuk/bending vibration
yang mengindikasikan gugus molekul tertentu. Molekul tertentu hanya akan
menyerap energi foton yang identik dengan energi vibrasinya saja sehingga
identifikasi FTIR dapat digunakan untuk mengindikasi ikatan kimia yang terdapat
dalam sampel (Theophanides, 2012).
Besarnya energi yang terserap oleh ikatan gugus fungsi dapat dihitung dengan
Persamaan (1). Jika bilangan gelombang (k) adalah nilai kebalikan dari panjang
gelombang (λ), maka energi serapan juga dapat dihitung dengan Persamaan (2).
E =hC
λ (1)
E = hck (2)
19
dengan E ialah energi yang diserap (Joule), h ialah tetapan Plank (6,626 x 10-34
Joule.detik), c ialah kecepatan cahaya (3 x 108 m/detik), λ ialah panjang gelombang
(cm) dan k ialah bilangan gelombang (cm-1).
Besarnya bilangan gelombang dapat diprediksi dengan menggunakan Persamaan
(3). Meskipun demikian, perhitungan ini tidak selalu mutlak karena vibrasi molekul
banyak dipengaruhi oleh faktor lain seperti kekuatan ikatan atom, berat atom yang
berikatan, jenis getaran, hibridisasi, resonansi, dan ikatan hidrogen.
k = 1
2𝜋𝑐 √𝑓
𝑚1𝑚2𝑚1+𝑚2
⁄ (3)
dengan k ialah bilangan gelombang (cm-1), c ialah kecepatan cahaya, f ialah
konstanta kekuatan ikatan antar atom, dan m1 dan m2 ialah massa masing-masing
atom yang berikatan (kg).
Metode deteksi gugus fungsi dengan FTIR banyak diterapkan untuk menganalisis
berbagai jenis ikatan pada material tertentu. Xiao et al. (2013) menggunakan FTIR
untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada bahan katode Li2FeSiO4. Hasilnya
didapatkan puncak serapan serapan pada bilangan gelombang 935 dan 896 cm-1
yang mengindikasikan bentuk getaran ulur/stretching dari ikatan Si-O pada
tetrahedral SiO4. Puncak serapan juga muncul pada 735 cm-1 yang merupakan
getaran tekuk dari Si-O-Si. Selain itu, muncul juga puncak serapan pada 589 dan
533 cm-1 yang mengindikasikan getaran tekuk/bending ikatan Si-O pada tetrahedral
SiO4. Selain beberapa puncak serapan yang mengidentifikasi adanya gugus silika,
puncak serapan juga muncul pada 482 dan 443 cm-1 yang merupakan getaran ulur
dari Li-O pada tetrahedral LiO4. Pada penelitian lainnya untuk menganalisis bahan
20
Li2MnSiO4, ditemukan puncak serapan pada 485, 426 cm-1 yang mengidentifikasi
adanya ikatan tetrahedral LiO4 (Wang et al., 2018). Sedangkan hasil analisis FTIR
dalam penelitian lain tentang LiNiSiO4 ditemukan puncak serapan pada 620 dan
450 cm-1 yang menunjukkan adanya ikatan O-M-O (M=Co, Ni, Mn) dan puncak
serapan antara 200-400 cm-1 yang mengiindikasikan adanya ikatan pada molekul
LiO6 (Jayaprakash et al., 2007).
2.7 Analisis Sifat Termal dengan TGA-DTA
Analisis sifat termal dapat didefinisikan sebagai pengukuran sifat fisik dan kimia
material sebagai fungsi waktu. Ada dua jenis analisis termal yang utama digunakan
untuk menguji sifat termal suatu material yaitu dengan analisa termografimetrik
(TGA) dan diferensial termal (DTA). TGA akan merekam perubahan berat sampel
sebagai fungsi suhu maupun waktu sedangkan DTA akan mengukur perbedaan
suhu (∆T) antara sampel dengan material referensi karena adanya proses kimia yang
terjadi. Hasil pengukuran TGA dan DTA sangat berhubungan satu sama lain.
Terjadinya perubahan massa yang terekam dalam TGA sangat berpengaruh
terhadap proses kimia dalam sampel yang terekam pada alat DTA. Perubahan
massa dapat terjadi karena adanya proses evaporasi, dekomposisi, adsorpsi atau
reaksi dengan atmosfer (gas) yang digunakan selama pengujian. Perhitungan
kuantitatif dari perubahan massa dapat dihitung dengan Persamaan (4) dan (5).
∆W = Wi − Wf (4)
∆T = Ti − Tf (5)
dengan ∆W ialah banyaknya penyusutan berat (g), 𝑊𝑖 ialah berat awal (g), Wf
ialah berat akhir (g), ∆T merupakan besarnya perubahan suhu saat terjadinya
21
penyusutan berat (oC), Ti ialah suhu awal mulainya penyusutan (oC), dan Tf ialah
suhu akhir setelah terjadi penyusutan berat (oC).
Prinsip pengukuran sifat termal dalam DTA adalah dengan mendeteksi adanya
perbedaan suhu (∆T) sampel dengan material referensi. Suhu sampel dan referensi
pada awalnya sama sampai pada suhu tertentu terjadi suatu proses kimia yang
terjadi pada sampel sehingga mengakibatkan suhu sampel menjadi bisa lebih tinggi
maupun lebih rendah dari suhu referensi. Perbedaan suhu inilah yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi adanya proses kimia seperti penguapan,
pelelehan, penguraian/dekomposisi atau pembentukan struktur kristal/kristalisasi.
Jika suhu sampel lebih tinggi daripada suhu referensi maka proses yang terjadi
adalah eksoterm yang berarti ada panas yang dilepaskan sampel sebaliknya jika
suhu sampel lebih rendah maka proses yang terjadi adalah endoterm yang berarti
ada panas yang diserap sampel (Onggo and Fansuri, 1999; Smykatz-Kloss, 1974).
22
3 III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tanggal Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis, menganalisa dan mengidentifikasi
pengaruh variasi suhu sintering terhadap gugus fungsi dan sifat termal bahan
Li2CoSiO4. Penelitian dilakukan di tiga tempat, (1) Laboratorium Fisika Material
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lampung, (2) UPT Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi
Universitas Lampung dan (3) Laboratorium Kimia Universitas Gajah Mada.
Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, dimulai dari Agustus 2018 sampai dengan
November 2018.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa limbah baterai laptop Asus tipe
ICR18650-22F Samsung SDI dengan kandungan katode berupa litium oksida
logam (kobalt, nikel, magnesium), sekam padi dari Provinsi Lampung, NH4OH,
H2SO4, H2O2, NaOH, HNO3, Na2CO3, dan akuades. Sedangkan alat-alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah magnetic stirrer dilengkapi dengan pemanas
dan batang magnet, timbangan digital, indikator pH, mortar, penyaring 250 mesh,
alat kompaksi, oven, furnace, kertas saring, pipet tetes, cawan, pengaduk kaca, labu
ukur, gelas ukur dan termometer. Sedangkan alat karakterisasi menggunakan
23
Spektrometer FTIR (Simadzhu) untuk mengidentifikasi gugus fungsi serta TGA-
DTA (Exstar TG/DTA 7300) untuk mengidentifikasi sifat termal sampel.
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari empat proses. Pertama adalah dekomposisi
limbah katode BIL litium oksida logam (kobal, nikel, magnesium) untuk
mendapatkan serbuk Li2CO3 dan Co(OH)2 secara simultan menggunakan metode
pelarutan asam/acid leaching. Kedua, ekstraksi serbuk silika (SiO2) dari sekam padi
menggunakan dengan metode ekstraksi alkalis sol gel. Ketiga, proses sintesis
Li2CoSiO4 dengan metode padatan. Keempat, karakterisasi identifikasi gugus
fungsi sampel Li2CoSiO4 menggunakan FTIR dan sifat termal dengan TGA-DTA.
3.3.1 Dekomposisi Li2CO3 dan Co(OH)2 dari Limbah Katode
Proses dekomposisi mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Zhu et al.
(2012) dan Nayl et al. (2014). Metode ini dilakukan dengan empat tahapan. Pertama
adalah preparasi limbah katode BIL. Limbah BIL dibuka dan diambil lembar bagian
katode yang berwarna hitam dan dipotong hingga ukurannya sama sekitar 50x50
mm. Kedua, sebanyak 20 g potongan katode ditambahkan ke dalam 300 ml 4 M
NH4OH dan diaduk selama 1 jam pada suhu 60 oC. Endapan yang didapatkan
disaring dan dipanaskan dengan oven selama 2 jam pada suhu 80 oC. Ketiga,
sebanyak 10 g katode baterai kering dilarutkan dalam 92 ml 4 M H2SO4 dan 8 ml
H2O2 4 % dan diaduk selama 2 jam pada suhu 70 oC. Keempat, larutan ditambahkan
4 M NaOH sedikit demi sedikit hingga pH mencapai normal dan sedikit mengental
sambil terus diaduk. Selanjutnya ditambahkan 4 M Na2CO3 sedikit demi sedikit
hingga pH menjadi 11 dan didapatkan bubur/slurry berwarna putih keabuan. Slurry
24
disaring dan dicuci dengan akuades panas sebanyak 3 kali dan dipanaskan dengan
oven selama 5 jam pada suhu 100 oC. Hasil yang didapat kemudian digiling selama
2 jam hingga serbuk menjadi lebih homogen.
3.3.2 Ekstraksi Silika dari Sekam Padi
Ekstraksi silika dari sekam padi mengacu pada penelitian yang telah dialakukan
oleh Kalapathy et al. (2000) dan Simanjuntak et al. (2016). Sebanyak 50 g sekam
padi ditambahkan ke dalam 500 ml NaOH 5 % lalu dipanaskan hingga mendidih
(± 30 menit) sambil diaduk dan diperoleh silika sol berwarna kecoklatan. Sol silika
di-aging selama 24 jam pada wadah tertutup. Silika sol disaring agar terpisah dari
ampas sekam dan pengotor. Sol silika ditambahkan 10 % HNO3 sedikit demi sedikit
sambil diaduk hingga terbentuk gel silika pada pH sekitar 7. Gel dicuci dengan
akuades panas hingga berwarna putih bersih. Selanjutnya gel dipanaskan dengan
oven selama 4 jam pada suhu 110 oC. Serbuk silika kemudian digiling selama 1 jam
hingga homogen.
3.3.3 Sintesis Bahan Li2CoSiO4
Proses sintesis bahan Li2CoSiO4 dilakukan dengan metode padatan. Sebanyak 5 g
hasil dekomposisi limbah katode BIL ditambahan dengan 5 g silika sekam padi
kemudian digiling selama 2 jam. Serbuk campuran disaring 250 mesh agar ukuran
partikel homogen. Sebanyak 10 g serbuk campuran dilarutkan dalam 100 ml etanol
96 % dan diaduk selama 6 jam kemudian diaduk kembali sambil dipanaskan pada
suhu 60 oC selama 2 jam agar campuran semakin homogen dan tercampur merata.
Sebanyak 1,5 g serbuk sampel dikompaksi dengan tekanan 5 MPa hingga menjadi
pelet dengan diameter 2 cm dan tebal 0,3 cm. Sampel pelet diberikan perlakuan
25
termal dengan variasi suhu 600, 700, 800 dan 900 oC. Kalsinasi dari suhu 30 hingga
300 oC digunakan laju pemanasan 3 oC/menit dan ditahan selama 3 jam. Sintering
dari suhu 300 hingga variasi suhu sintering digunakan laju pemanasan 3 oC/menit
dan ditahan hingga 12 jam. Pelet digiling selama 1 jam hingga menjadi serbuk dan
siap untuk dikarakterisasi.
3.4 Identifikasi Gugus Fungsi Bahan Li2CoSiO4
Identifikasi gugus fungsi dilakukan dengan menggunakan Spektroskopi FTIR
dengan rentang bilangan gelombang pengukuran dari 300-4000 cm-1. Sebelum
pengujian, sampel dipreparasi dengan cara menggiling sejumlah sampel dan KBr.
Sejumlah sampel dan KBr (sekitar 0,1-2 % dari jumlah sampel serbuk) digiling
semala 3-5 menit kemudian dimasukkan ke dalam tempat pengujian/sampel holder.
Data serapan bilangan gelombang (cm-1) yang diperoleh dianalisis dengan metode
serach-match, yaitu dengan mencocokkan data tersebut dengan data base serapan
bilangan gelombang pada sejulah jurnal penelitian terkait lainnya.
3.5 Identifikasi Sifat Termal Bahan Li2CoSiO4
Identifikasi sifat termal dilakukan dengan alat TGA-DTA. Pengujian dilakukan dari
keadaan suhu 30 - 1300 oC dengan laju kenaikan suhu 3 oC/menit. Penyusutan
massa yang terekam oleh TGA serta proses endoterm eksoterm yang terekam oleh
DTA kemudian dihubungkan dengan hasil spektrum serapan FTIR yang
mengidentifikasi adanya gugus molekul tertentu.
26
3.6 Diagram Alir Penelitian
Diagram alir dalam penelitian ini ditunjukan dalam Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Diagram alir peneitian.
Limbah katode LiCoO2
20 g potongan katode +
300 ml 4M NH4OH
Katode dipotong, dicuci,
dikeringkan
10 g katode kering + 92 ml
4M H2SO4 + 8 ml H2O2 4%
Bubur endapan/slurry
Serbuk Li2CO3+Co(OH)
50 g sekam padi +500
ml NaOH 5%
Sol silika
Gel silika
Serbuk SiO2
Sampel pelet
10 g serbuk campuran
+ 100 ml etanol 96%
Karakterisasi sampel
Diaduk 1 jam pada 60 oC
Disaring, dipanaskan 2 jam
pada 80 oC
Diaduk 2 jam pada 70 oC
Ditetesi 4M NaOH sampai
pH 7
Ditetesi 4M Na2CO3
sampai pH 11
Dicuci, dipanaskan 5 jam
pada 100 oC
Digiling 2 jam
Dicuci, dijemur
Dipanaskan sambil diaduk
hingga mendidih (±30
menit)
Di-aging 24 jam, disaring
Ditetesi HNO3 10% sampai
ph 7 dan terbentuk gel
Dicuci, dipanaskan 4 jam
pada 110 oC
Digiling 1 jam
Digiling 2 jam, disaring 250 mesh
Diaduk 6 jam, diaduk kembali sambil
dipanaskan 2 jam pada 60 oC,
Dikeringkan 2,5 jam pada 70 oC,
Dicetak diameter 2 cm
Kalsinasi pada suhu 300 oC selama 3 jam
Sintering pada suhu 600, 700, 800 dan
900 oC selama 12 jam
5 g serbuk
Li2CO3+Co(OH) + 5 g
serbuk SiO2
SiO2
Sekam padi
46
5 V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang bahan Li2CoSiO4 yang disintesis dari limbah katode
baterai ion litium dan silika sekam padi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil analisis spektrum FTIR sampel sintering menunjukkan adanya gugus
fungsi Si-O-Si, Li-O, Co-O, Si-O-Co, Li-O-Si dan Li-O-Co yang
mengindikasikan telah terbentuknya struktur Li2CoSiO4 pada sampel.
Sintering yang semakin tinggi menyebabkan intensitas serapan semakin
tajam dan semakin banyak puncak serapan yang mengindikasikan gugus
fungsi yang sama sehingga mengindikasikan semakin banyak struktur
Li2CoSiO4 yang terbentuk.
2. Hasil analisis TGA semua jenis sampel memperlihatkan adanya empat
daerah penyusutan massa. Daerah pertama pada rentang suhu 30-200 oC
mengindikasikan proses penguapan air. Daerah kedua pada rentang suhu
200-400 oC mengindikasikan proses dekomposisi gugus karboksil. Daerah
ketiga pada rentang suhu 400-850 oC mengindikasikan proses penguraian
senyawa litium karbonat, kobalt oksida dan silika. Daerah keempat pada
suhu 850-1300 oC mengindikasikan proses kristalisasi struktur Li2CoSiO4.
Perlakuan sintering menyebabkan penyusutan massa yang berkaitan dengan
47
proses penguapan air dan dekomposisi gugus molekul karboksil menjadi
semakin rendah karena kedua proses tersebut telah berlangsung selama
sintering. Hasil analisis DTA memperlihatkan adanya puncak endoterm
yang mengindikasikan terbentuknya fasa kristal γ-Li2CoSiO4 terjadi pada
rentang suhu 1000-1120 oC. Kristal fasa γ-Li2CoSiO4 terbentuk pada suhu
yang lebih rendah seiring meningkatnya suhu sintering. Munculnya puncak
endoterm dan eksoterm yang terdapat pada semua sampel pada rentang suhu
850-1300 oC mengindikasikan bahwa sampel tidak hanya berupa kristal
tunggal Li2CoSiO4 namun berupa polikristal dengan terbentuknya struktur
kristal lainnya yaitu Li0,98Co1,4O2.
5.2 Saran
Dalam pengujian bahan Li2CoSiO4 yang disintesis dari limbah katode baterai ion
litium dan silika sekam padi akan lebih baik jika dilengkapi dengan data X-Ray
Diffraction (XRD) untuk memperkuat adanya gugus fungsi dan mengetahui
struktur kristal yang terbentuk pada sampel.
48
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Taufik and Widyastuti. 2013. Pengaruh Temperatur Dan Waktu Tahan
Sintering Terhadap Kekerasan Dan Modulus Elastisitas Mmcs Pb-Sn
Menggunakan Proses Metalurgi Serbuk Untuk Aplikasi Core Proyektil Peluru.
Jurnal Teknik Pomits. 2. 1. p. 1–6.
Armstrong, A. R., Kuganathan, N., Islam, M.S., and Bruce, P. G. 2011. Structure
and Lithium Transport Pathways in Li2FeSiO4 Cathodes for Lithium Batteries.
Journal of the American Chemical Society. 133. 33. p. 13031–13035.
Armstrong, A. R., Lyness, C., Menetrier, M., and Bruce, P. G. 2010. Structural
Polymorphism in Li2CoSiO4 Intercalation Electrodes: A Combined
Diffraction and NMR Study. Chemistry of Materials. 22. p. 1892–1900.
Avdeev, Maxim, Mohamed, Z. and Ling, C. D. 2014. Magnetic Structures of βI-
Li2CoSiO4 and γ0-Li2MnSiO4: Crystal Structure Type Vs. Magnetic Topology.
Journal of Solid State Chemistry. p. 0–20.
Bian, D., Sun, Y., Li, S., Tian, Y., Yang, Z., Fan, X., and Zhang, W. 2016. A Novel
Process to Recycle Spent LiFePO4 for Synthesizing LiFePO4/C Hierarchical
Microflowers. Electrochimica Acta. 190. p. 134–140.
Boulineau, A., Sirisopanaporn, C., Dominko, R., Armstrong, A. R., Bruce, P. G.,
and Masquelier, C.. 2010. Polymorphism and Structural Defects in Li2FeSiO4.
Dalton Transactions. 39. 27. p. 6310–6316.
Chen, , R., Luo, R., Huang, Y., Wu, F., and Li, L. 2016. Advanced High Energy
Density Secondary Batteries with Multi-Electron Reaction Materials.
Advanced Science. p. 1–39.
Devaraju, M. K., Truong, Q. D., and Honma, I. 2013. Synthesis of Li2CoSiO4
Nanoparticles and Structure Observation by Annular Bright and Dark Field
Electron Microscopy. RSC Advances. 3. 43. p. 20633–20638.
Doeff, M. M. 2013. Encyclopedia of Sustainability Science and Technology. New
York. Springer Science Business Media.
Ekberg, C. and Petranikova, M. 2015. Chapter 7 - Lithium Batteries Recycling.
New York. Elsevier Inc.
Ellis, B. L., Town, K., and Nazar, L. F. 2012. Electrochimica Acta New Composite
Materials for Lithium-Ion Batteries. Electrochimica Acta. 84. p. 145–154.
49
Fadhlulloh, M. A., Rahman, T., and Nandiyanto, A. B. D. 2014. Review Tentang
Sintesis Sio 2 Nanopartikel. Jurnal Integrasi Proses. 5. 1. p. 30–45.
Farhadi, S., Safabakhsh, J., and Zaringhadam, P. 2013. Synthesis , Characterization ,
and Investigation of Optical and Magnetic Properties of Cobalt Oxide (Co3O4)
Nanoparticles. Journal Of Nanostructure in Chemistry. 3. 69. p. 1–9.
Fisher, C. A. J., Kuganathan, N., and Islam, M. S. 2013. Defect Chemistry and
Lithium-Ion Migration in Polymorphs of the Cathode Material Li2MnSiO4.
Journal of Materials Chemistry A. 1. 13. p. 4207–4214.
Fumino, K., Wulf, A., and Ludwig, R. 2008. Strong , Localized , and Directional
Hydrogen Bonds Fluidize Ionic Liquids. Angewandte Chemie . 2. 2. p. 8731–
8734.
Gao, H., Hu, Z., Zhang, K., Cheng, F., Tao, Z., and Chen, J. 2014. Hydrothermal
Synthesis of Spindle-like Li2FeSiO4-C Composite as Cathode Materials for
Lithium-Ion Batteries. Journal of Energy Chemistry. 23. 3. p. 274–281.
Girish, H. N. and Shao G. Q. 2015. Advances in High-Capacity Li2MSiO4 (M =
Mn, Fe, Co, Ni) Cathode Material for Lithium-Ion Batteries. RCS Advances
00:1–24.
Gong, Z. L., Li, Y. X., He, G. N., Li, J., and Yang, Y. 2008. Nanostructured Li2
FeSiO4 Electrode Material Synthesized through Hydrothermal-Assisted Sol-
Gel Process. Electrochemical and Solid-State Letters. 11. 5. p. 60–63.
Gong, Z. L., Y. X. Li, and Y. Yang. 2007. Synthesis and Electrochemical
Performance of Li2CoSiO as Cathode Material for Lithium Ion Batteries.
Journal of Power Sources. 174. 2 p. 524–227.
Grzechnik, A., Bouvier, P., and Farina, L. 2003. High-Pressure Structure of Li2CO3.
Journal of Solid State Chemistry. 173. 1. p. 13–19.
Haddadi, I., Amor, S. B., Bousbih, R., Seif, E. W., Bardaoui, A., Dimassi, W. and
Ezzaouia, H. 2016. Metal Deposition on Porous Silicon by Immersion Plating
to Improve Photoluminescence Properties. Journal of Luminescence. p. 1–17.
Handke, M. and Kwaśny, M. 2014. Infrared Spectroscopic Study of
Octahydridooctasilsesquioxane Hydrolytic Polycondensation. Vibrational
Spectroscopy. p. 1–14..
He, G., Popov, G., and Nazar, L. F. 2013. Hydrothermal Synthesis and
Electrochemical Properties of Li2CoSiO4/C Nanospheres. Chemistry of
Materials. 25. p. 1024–1031.
He, J. J., Jiang, L., Sun,J. H., and Lo, S. 2016. Thermal Degradation Study of Pure
Rigid Polyurethane in Oxidative and Non-Oxidative Atmospheres. Journal of
Analytical and Applied Pyrolysis. 120. p. 269–283.
He, J., Jiang, L., Sun, J.H., and Lo, S. 2016. Li2SiO3 Coating to Improve the High-
Voltage Performance of LiNi1/3Co1/3Mn1/3O2 Cathode. International Journal
of Electrochemical Science . 11. p. 6902–6913.
50
Horiba, T. 2014. Lithium-Ion Battery Systems. Proceedings of the IEEE. 102. 6. p.
1-12.
Iddir, H. and Curtiss, L. A. 2010. Li Ion Diffusion Mechanisms in Bulk Monoclinic
Li2CO3crystals from Density Functional Studies. Journal of Physical
Chemistry C. 114. 48. p. 20903–20906.
Jayaprakash, N., Kalaiselvi, N., and Periasamy, P. 2007. A Preliminary
Investigation into the New Class of Lithium Intercalating LiNiSiO4.
Nanotechnology. 19. p. 1–5.
Julien, C. M. and Massot, M. 2003. Lattice Vibrations of Materials for Lithium
Rechargeable Batteries Ion Lithium Manganese Oxide Spinel. Materials
Science and Enineering. 97. p. 217–230.
Julien, C., Massot, M., Nazri, G. A., and Rougier, A. 1998. Vibrational
Spectroscopic Studies of The Local Environment In 4-Volt Cathode Materials.
Mat. Res. Soc. Symp. Proc. 496. p. 415–420.
Kalapathy, U., Proctor, A., and Shultz, J. 2000. A Simple Method for Production of
Pure Silica from Rice Hull Ash. Bioresource Technology. 73. 3. p. 257–262.
Kandalkar, S. G., Gunjakar, J. L., and Lokhande., C. D. 2008. Applied Surface
Science Preparation of Cobalt Oxide Thin Films and Its Use in Supercapacitor
Application. Applied Surface Science. 254. p. 5540–5544.
Kurajica, S., Popovi, J., Tkalcec, E., Grzeta, B., and Mandi, V. 2012. The Effect of
Annealing Temperature on the Structure and Optical Properties of Sol e Gel
Derived Nanocrystalline Cobalt Aluminate Spinel. Chemistry and Physics.
135. p. 587–593.
Leonardo, C., Kartawidjaja, M., Alamsyah W., and Hidayat, S. 2015. Kajian
Pengaruh Konsentrasi Elektrolit Terhadap Kinerja Baterai Isi Ulang
PANi/H2SO4/PbO2. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015.
4. p. 15-20.
Li, L., Ge, J., Chen, R., Wu, F., Chen, S., and Zhang, X. 2010. Environmental
Friendly Leaching Reagent for Cobalt and Lithium Recovery from Spent
Lithium-Ion Batteries. Waste Management. 30. p. 2615–2621.
Li, L., Ge, J, Wu, F., Chen, R., Chen, S., and Wu, B. 2010. Recovery of Cobalt and
Lithium from Spent Lithium Ion Batteries Using Organic Citric Acid as
Leachant. Journal of Hazardous Materials. 176. 3. p. 288–293.
Li, L., Zhai, L., Zhang, X., Lu, J., Chen, R., Wu, F., and Amine, K. 2014. Recovery
of Valuable Metals from Spent Lithium-Ion Batteries by Ultrasonic-Assisted
Leaching Process. Journal of Power Sources. 262. p. 380–385.
Li, S., Gao, T., and Liu, Q. 2014. Study on the Effect of Temperature on the Cathode
Material. Journal of Computational Science & Engineering . 15. p. 519–524.
Lisovskyy, I P., Litovchenko, V. G., Mazunov, D. O., Kaschieva, S., Koprinarova,
J., and Dmitriev, S. N. 2005. Infrared Spectroscopy Study of Si-SiO2
Structures Irradiated with High-Energy Electrons. Optoelectronics and
51
Advanced Materials. 7. 1. p. 325–328.
Lorente, B. D., Mandil, G., Svecova, L., Thivel, P. X., and Zwolinski, P. 2015. Life
Cycle and Sustainability. New York. Elsevier.
Ludvigsson, M. and Lindgren, J. 2001. Incorporation and Characterisation of
Oxides of Manganese , Cobalt and Lithium into Nafion 117 Membranes.
Materials Chemistry. 11. p. 1269–1276.
Lyness, C., Delobel, B., Armstrong, R. A., and Bruce P. G. 2007. The Lithium
Intercalation Compound Li2CoSiO4 and Its Behaviour as a Positive Electrode
for Lithium Batteries. Chem.Commun. p. 4890–4892.
Mcdowall, J. 2010. Understanding Lithium-Ion Technology. p. 1–10.
Mike. 2017. Samsung ICR18650-26C Cell Specifications. Second Life Storage.
Juli. 2017. MyBB Group. Agustus. 2018. http://www.secondlifestorage.com/t-
Samsung-ICR-18650-26C-Cell-Specification.html.
Muraliganth, T., Stroukoff, K. R., and Manthiram, A. 2010. Microwave-
Solvothermal Synthesis of Nanostructured Li2MSiO4/C (M = Mn and Fe)
Cathodes for Lithium-Ion Batteries. Chemistry of Materials. 22. 20. p. 5754–
5761.
Nakagawa, I. and Shimanouchi, T. 1966. Infrared Absorption Spectra of Aquo
Complexes and the Nature of Co-Ordination Bonds. Spectrochimica Acta. 20.
p. 429–439.
Nakayama, N., Itoyama, T., Suemoto, K., Fujiwara, K., Nakatsuka, A., Isobe, M.,
and Ueda, Y.2011. Structural Phase Transition and Microstructures of
Li2CoSiO4. Transactions of the Materials Research Society of Japan. 36. 3. p.
437–440.
Nayaka, G. P., Manjanna, J., Pai, K. V., Vadavi, R., Keny, S. J., dan Tripathi, V. S.
2015. Recovery of Valuable Metal Ions from the Spent Lithium-Ion Battery
Using Aqueous Mixture of Mild Organic Acids as Alternative to Mineral
Acids. Hydrometallurgy. 151. p. 73–77.
Nayl, A. A., Elkhashab, R. A., Badawy, S. M., and El-Khateeb, A. 2014. Acid
Leaching of Mixed Spent Li-Ion Batteries. Arabian Journal of Chemistry. 10.
p. 632–639.
Nocun, M. and Handke, M. 2001. Identification of Li-O Absorption Bands Based
on Lithium Isotope Substitutions. Journal of Molecular Structure. 596. p.1–5.
Notes, Technical. 2012. Lithium-Ion Battery Overview. Lighting Global.
Onggo, D. dan Fansuri, H. 1999. Penggunaan Differential Thermal Analysis (DTA)
Pada Penentuan Aktivitas Dan Reaktivitas Katalis Fe2O3, Co3O4, NiO, CuO,
dan LaMO3 (M=Fe, Co, dan Ni) Untuk Oksidasi CO Menjadi CO2. JSM. 4. 1.
p. 13–19.
Ordoñez, J., Gago, E. J., and Girard, A. 2016. Processes and Technologies for the
Recycling and Recovery of Spent Lithium-Ion Batteries. Renewable and
52
Sustainable Energy Reviews. 60. p. 195–205.
Panjaitan, E., Manaf, A., Soegijono, B., and Kartini, E. 2012. Effect of Additional
Poly Vinyledene Fluoride (PVDF) On LiCoO2 Cathodes. Procedia Chemistry
4. 4. p. 60–64.
Pejova, B., Isahi, A., Najdoski, M., and Grozdanov, I. 2001. Fabrication and
Characterization of Nanocrystalline Cobalt Oxide Thin Films. Materials
Research Bulletin. 36. p. 161–170.
Rao, G. J., Mazumder, R., Bhattacharyya, S, and Chaudhuri, P. 2017. Synthesis,
CO2 Absorption Property and Densification of Li4SiO4 Powder by Glycine-
Nitrate Solution Combustion Method and Its Comparison with Solid State
Method. Journal of Alloys and Compounds. p. 1–16.
Riyanto, A., Ginting, O. M., dan Sembiring, S. 2009. Pengaruh Suhu Sintering
Terhadap Pembentukan Gugus Borosiloksan (B-O-Si) Bahan Keramik
Borosilikat Berbasis Silika Sekam Padi. Prosiding SN SMA. 09. p. 219-224.
Safrudin, M. dan Widyastuti. 2014. Pengaruh Variasi Temperatur Sintering Dan
Waktu Tahan Sintering Terhadap Densitas Dan Kekerasan Pada Mmc W-Cu
Melalui Proses Metalurgi Serbuk. Jurnal Teknik Pomits. 3. 1. p. 44–49.
Sanaeishoar, H., Sabbaghan, M., and Mohave, F. 2015. Microporous and
Mesoporous Materials Synthesis and Characterization of Micro-Mesoporous
MCM-41 Using Various Ionic Liquids as Co-Templates. Microporous and
Mesoporous Materials. 217. p. 219–224.
Selvaraj, M., Kim, B. H. and Lee, T. G. 2005. FTIR Studies on Selected
Mesoporous Metallosilicate Molecular Sieves. Chemistry Letters. 34. 9. p. 9–
10
Sembiring, S. dan Simanjuntak, S. 2015. Silika Sekam Padi; Potensinya Sebagai
Bahan Baku Keramik Industri. Bandar Lampung. Plantaxia.
Sembiring, S., Simanjuntak, W., Situmeang, R., and Riyanto, A. 2016. Preparation
of Refractory Cordierite Using Amorphous Rice Husk Silica for Thermal
Insulation Purposes. Ceramics International. 42. 7. p. 8431–8437.
Silverstein, R. M., Webster, F. X., and Kiemle, D. J. 2005. Spectrometric
Identification of Organic Compounds. Seventh Ed. New York. John Wiley &
Sons.
Simanjuntak, W., Sembiring, S., Pandiangan, D., Syani, F., and Situmeang, T. M.
2016. The Use of Liquid Smoke as a Substitute for Nitric Acid for Extraction
of Amorphous Silica from Rice Husk through Sol-Gel Route. Oriental Journal
Of Chemistry. 32. p. 2079–2085.
Sirisopanaporn, C., Boulineau, A., Hanzel, D., Dominko, R., Budic, B., Armstrong,
A. R., Bruce, P. G., and Masquelier, C. 2010. Crystal Structure of a New
Polymorph of Li2FeSiO4. Inorganic Chemistry. 49. 16. p. 7446–7451.
Smykatz-Kloss, W. 1974. Differential Thermal Analysis Application and Results in
Mineralogy. New York. Springer-Verlag.
53
Sripathi, A., Krishna, D., Tai, C.W., and Sridhar, M. 2011. Microwave-Assisted
Synthesis and Magnetic Studies of Cobalt Oxide Nanoparticles. Materials
Chemistry and Physics. 125. 3. p. 347–350.
Suka, G. I., Simanjuntak, W., Sembiring, S., dan Trisnawati, E. 2008. Karakteristik
Silika Sekam Padi Dari Provinsi Lampung Yang Diperoleh Dengan Metode
Ekstraksi. MIPA. p. 47–52.
Sun, S., Ghimbeu, C. M., Cathie, V. G., Sougrati, M. T., Masquelier, C., and Janot,
R. 2015. Synthesis of Li2FeSiO4/Carbon Nano-Composites by Impregnation
Method. Journal of Power Sources. 284. p. 574–581.
Świętosławski, M., Molenda, M., Natkański, P., Kuśtrowski, p., and Dziembaj, R.
2014. Sol–gel Synthesis, Structural and Electrical Properties of Li2CoSiO4
Cathode Material. Functional Materials Letters. 7. 6. p. 10–13.
Thayumanasundaram, S., Rangasamy, R. S., Seo, J. W., and Locquet, J. P. 2014.
Synthesis and Electrochemical Behavior of Li2CoSiO4 Cathode with
Pyrrolidinium-Based Ionic Liquid Electrolyte for Lithium Ion Batteries. Ionics.
20. p. 935–941.
Theophanides, Theophile. 2012. Introductory Chapter Introduction to Infrared
Spectroscopy. Pp. 1–510 in Infrared Spectroscopy – Materials Science,
Engineering and Technology. Shanghai: InTech.
Todkar, B. S., Deorukhkar, O. A., and Deshmukh, S. M. 2016. Extraction of Silica
from Rice Husk. International Journal of Engineering Research and
Development. 12. 3. p. 69–74.
Tran, T. and Luong, V. T. 2015. Chapter 3 – Lithium Production Processes.
Elsevier Inc.
Trivedi, M. K., Branton, A., Trivedi, D., Shettigar, H., Bairwa, K., and Jana, S..
2015. Fourier Transform Infrared and Ultraviolet-Visible Spectroscopic
Characterization of Biofield Treated Salicylic Acid and Sparfloxacin. Natural
Products Chemistry & Research. 3. 5. p. 1–6.
Tsoncheva, T., Ivanova, L., Rosenholm, J., and Linden, M. 2009. Applied Catalysis
B : Environmental Cobalt Oxide Species Supported on SBA-15 , KIT-5 and
KIT-6 Mesoporous Silicas for Ethyl Acetate Total Oxidation. Applied
Catalysis B: Environmental. 89. p. 365–374.
Waluyo, H. 2014. Pengaruh Temperatur Hydrothermal Terhadap Baterai Ion
Lithium Type Aqueous Elektrolit. Jurnal Teknik Pomits. 3. 2. p. 2–7.
Wang, C., Xu, Y., Sun, X., Zhang, B., Chen, Y., and He, S. 2018. Enhanced
Electrochemical Properties of F-Doped Li2MnSiO4/C for Lithium Ion
Batteries. Journal of Power Sources . 378. p. 345–352.
Wang, J., Chen, M., Chen, H., Luo, T., and Xu, Z. 2012. Leaching Study of Spent
Li-Ion Batteries. Procedia Environmental Sciences. 16. p. 443–450.
Wang, S., Wang, D. K., Smart, S., and Diniz, J. C. 2015. Ternary Phase-Separation
Investigation of Sol-Gel Derived Silica from Ethyl Silicate 40. Nature
54
Publishing Group. 5. p. 1–11.
Wang, Y., Apelian, D., Mishra, B., and Blanpain, B. 2011. Lithium Ion Battery
Recycling. Director. p. 1.
Wang, Ying. 2012. Design of Nanostructured Materials for Advanced Lithium Ion
Batteries. Thesis. University of Technology Sydney. Sydney.
Weimer, Jeffrey. 2015. Question. Does the intensity of peaks in FTIR indicate
interaction between two materials or not. September 2018.
https://www.researchgate.net/post/Does_the_intensity_of_peaks_in_FTIR_in
dicate_interaction_between_two_materials_or_not.html.
West, A. R. and F. P. Glasser. 1972. Preparation and Crystal Chemistry of Some
Tetrahedral Li3PO4-Type Compounds. Solid State Chemistry. 4. p. :20–28.
Wiirtliiger, A. 1975. Differential Thermal Analysis under High Pressure IV :Low-
Temperature DTA of Solid-Solid and Solid-Liquid Transitions of Several
Hydrocarbons up to 3 Kbar. 12. p. 1195–1201.
Wu, S. Q., Zhu, Z. Z., Yang, Y., and Hou, Z. F. 2009. Structural Stabilities,
Electronic Structures and Lithium Deintercalation in LixMSiO4 (M = Mn, Fe,
Co, Ni): A GGA and GGA + U Study. Computational Materials Science. 44.
4. p. 1243–1251.
Wu, S. Q., Zhu, Z. Z., Yang Y., and Hou, Z. F. 2009. Effects of Na-Substitution on
Structural and Electronic Properties of Li2CoSiO4 cathode Material.
Transactions of Nonferrous Metals Society of China (English Edition). 19. 1.
p. 182–186.
Xiao, D., Shao, L., Ma, R., Shui, M., Gao, J., Huang, F., and Wu, K. 2013.
Hydrothermal Preparation of Iron-Based Orthosilicate Cathode Materials with
Different SiO2 Particles and Their Electrochemical Properties. International
Journal of Electrochemical Science. 8. p. 7581–7590.
Xu, B., Qian, D., Wang, Z., and Meng, Y. S. 2012. Recent Progress in Cathode
Materials Research for Advanced Lithium Ion Batteries. Materials Science
and Engineering R. 73. p. 51–65.
Xu, Y., Shen, W., Zhang, A., Liu, H., and Ma, Z. 2014. Template-Free
Hydrothermal Synthesis of Li2FeSiO4 Hollow Spheres as Cathode Materials
for Lithium-Ion Batteries. Journal of Materials Chemistry A. 2. p. 12982–90.
Yamaji, Y., Dodbiba, G., Matsuo, S., Okaya, K., Shibayama, A., and Fujita, T. 2011.
A Novel Flow Sheet for Processing of Used Lithium-Ion Batteries for
Recycling. Resources Processing. 13. p. 9–13.
Yom, J. H., Hwang, S. W., Cho, S. M., and Yoon. W. Y. 2016. Improvement of
Irreversible Behavior of SiO Anodes for Lithium Ion Batteries by a Solid State
Reaction at High Temperature. Journal of Power Sources. 311. p. 159–166.
Zaghib, K., Salah, A. A., Ravet, N., Mauger, A., Gendron, F., Julien, C. M. 2006.
Structural , Magnetic and Electrochemical Properties of Lithium Iron
Orthosilicate. Power Sources. 160. p. 1381–1386.
55
Lattice and Electronic Structure Associated with Electrochemistry of Li2CoSiO4
Polymorphs. The Journal of Physical Chemistry C. 118. p. 7351–7356.
Zhang, L. L., Sun, H. B., Yang, X. L., Wen, Y. W., and Huang, Y. H. 2015.
Electrochimica Acta Study on Electrochemical Performance and Mechanism
of V-Doped Li2FeSiO4 Cathode Material for Li-Ion Batteries. Electrochimica
Acta. 152. p. 496–504.
Zhang, P., Hu, C. H. , Wu, S. Q., Zhu, Z. Z., and Yang, Y. 2012. Structural
Properties and Energetics of Li2FeSiO4 Polymorphs and Their Delithiated
Products from First-Principles. Physics Chem. 14. p. 7346–7351.
Zhu, H., Wu, H., Zan, L., and Zhang, Y. 2014. Three-Dimensional Macroporous
Graphene-Li2FeSiO4 Composite as Cathode Material for Lithium-Ion
Batteries with Superior Electrochemical Performances. ACS Applied
Materials and Interfaces. 6. 14. 11724–11733.
Zhu, S. G., He, W. Z., Li, G. M., Zhou, X., Zhang, X. J., and Huang, J. W. 2012.
Recovery of Co and Li from Spent Lithium-Ion Batteries by Combination
Method of Acid Leaching and Chemical Precipitation. Transactions of
Nonferrous Metals Society of China (English Edition). 22. 9. p. 2274–2281.