Cover Konsep Perkembangan
-
Upload
handi-agus-hidayat -
Category
Documents
-
view
64 -
download
4
Transcript of Cover Konsep Perkembangan
MODEL-MODEL DAN ORGANISASI PENGEMBANGAN
KURIKULUM
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kurikulum dan Pembelajaran
Dosen : Drs. Zainal Arifin, M. Pd
oleh :
Cece Suherlan 0902060
Galindra Perdana 0905820
Gina Riska Septiani 0905602
Handi Agus Hidayat 0908810
Hasan Nur Arifin 1002853
Neris Peri A. 0900689
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua
pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Rancangan ini disusun
dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam
proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan
oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam proses
pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai bukan semata-mata memperoduksi bahan
pelajaran melainkan lebih ditikberatkan untuk meningkatkan kualiats pendidikan.
Kegiatan pengembangan kurikulum sekolah memerlukan model yang
dijadikan lambing teroritis untuk melaksanakan suatu kegiatan. Model atau
konstruksi merupakan ulasan teroritis tentang suatu konsepsi dasar. Organisai
kurikulum merupakan pola susunan materi atau isi kurikulum agar tujuan dari
proses pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Dalam makalah ini akan dikemukakan beberapa model pengembangan
kurikulum, yang hendaknya bias diperguanakn untuk mengembangkan kurikulum
menuju proses belajar mengajara untuk mencapai dan meningkatkan kualitas
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan yang dapat
diambil adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan model-model pengembangan kurikulum?
2. Apa saja macam-macam model-model pengembangan kurikulum dan
jelaskan?
3. Apa definisi dari organisasi kurikulum?
4. Bagaimana pembagian organisasi kurikulum berdasarkan mata
pelajarannya?
C. Tujuan Makalah
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran,
2. Dapat mengetahui maksud dari model-model pengembangan
kurikulum,
3. Dapat menyebutkan dan menjelaskan model-model pengembangan
kurikulum,
4. Dapat mengetahui definisi organisasi kurikulum, dan
5. Dapat mengetahui pembagian organisasi kurikulum berdasarkan mata
pelajaran.
6. Dapat menjelaskan kekurangan dan kelebihan dari dua kategori
organisasi kurikulum.
D. Kegunaan Makalah
Secara teoritis, makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang model pengembangan kurikulum dan organisasi kurikulum.
Secara praktis, makalah ini diharapkan dapat menambah pemahaman bagi
pembaca, khususnya penulis sendiri tentang mode pengembangan kurikulum dan
organisasi kurikulum khusnya kekurangan dan kelebihannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model-Model Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai
aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai
(nilai moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial), proses
pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat
maupun arah program pendidikan.Model pengembangan
merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka mendesain
(designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi
(evaluation) suatukurikulum. Oleh karena itu, model
pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu
proses system perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi
berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan dalam pendidikan.
Setiap model pengembangan kurikulum tersebut memiliki
karakteristik pada pola desain, implementasi, evaluasi dan tindak
lanjut dalam pembelajaran.Oleh karena itu, pengembangan
kurikulum perlu dilakukan dengan berlandaskan pada teori yang
tepat agar kurikulum yang dihasilkan dapat efektif.
Model pengembangan kurikulum yaitu langkah atau
prosedur sistematis dalam proses penyusunan suatu kurikulum.
Model-model pengembangan kurikulum yang akan dibahas yaitu
model Tyler, Administratif, Grassroot, Demonstrasi, Seller dan
Miller, Taba dan model Beauchamp.
1. Model Ralph Tyler
Menurut Tyler ada empat tahap yang harus dilakukan
dalam pengembangan kurikulum,yang meliputi:
a. Menentukan tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan arah atau sasaran akhir
yang harus dicapai dalam program pendidikan atau
pembelajaran. Ada tiga aspek yang harus dipertimbangkan
sebagai sumber dalam penentuan tujuan pendidikan
menurut Tyler, yaitu:
1)Hakikat peserta didik
2)Kehidupan masyarakat masa kini
3)Pandangan para ahli bidang studi
Ada lima faktor yang menjadi arah penentuan tujuan
pendidikan, yaitu: pengembangan kemampuan berpikir,
membantu memperoleh informasi, pengembangan sikap
kemasyarakatan, pengembangan minat peserta didik, dan
pengembangan sikap moral.
b. Menentukan Proses Pembelajaran
Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam
dalam penentuan proses pembelajaran adalah persepsi
dan latar belakang peserta didik. Pengalaman yang dimiliki
siswa harus menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan proses pembelajaran selanjutnya. Ketepatan
dalam pemilihan proses pembelajaran sangat menentukan
dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
c. Menentukan Organisasi Pengalaman Belajar
Bahan yang harus dipelajari peserta didik dan
pengalaman belajar apa yang harus dilakukan, diorganisasi
sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan dalam
pencapaian tujuan.
d. Menentukan Evaluasi Pembelajaran
Menentukan jenis evaluasi apa yang cocok
digunakan, merupakan kegiatan akhir dari model Tyler.
Jenis penilaian yang akan digunakan harus disesuaikan
dengan jenis dan sifat dari tujuan pendidikan atau
pembelajaran, materi pembelajaran, dan proses belajar
yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Model Administratif
Pengembangan kurikulum model ini disebut juga dengan
istilah dari atas ke bawah (top down) atau staf lini (line staff
procedure), artinya pengembangan kurikulum ini ide awal dan
pelaksanaannya dimulai dari para pejabat tingkat atas pembuat
keputusan dan kebijaksanaan berkaitan dengan pengembangan
kurikulum. Tim ini sekaligus pengarah dalam pengembangan
kurikulum. Langkah kedua yaitu membentuk suatu tim panitia
pelaksana atau komisi untuk mengembangkan kurikulum.
Kurikulum ini bentuknya seragam dan sentralistik,
sehingga kurang sesuai jika diterapkan dalam dunia pendidikan
yang menganut asas desentralisasi. Perubahan pada kurikulum
ini cenderung lebih dilakukan berdasarkan pola piker pihak
atasan (birokrasi) pendidikan.
3. Model Grass Root
Pengembangan model ini kebalikan dari model
administratif. Model grass root merupakan model pengembangan
kurikulum yang dimulai dari arus bawah. Model Grass Root lebih
demokratis karena pengembangan dilakukan oleh para
pelaksana di lapangan, sehingga perbaikan dapat dilakukan dari
unit-unit terkecil dan spesifik menuju bagian yang lebih besar.
4. Model Demonstrasi
Menurut Smith, Stenley, dan Shores, ada dua bentuk model
pengembangan:
a. Sekelompok guru dari satu sekolah atau beberapa sekolah
yang diorganisasi dan ditunjuk untuk melaksanakan suatu
uji coba atau eksperimen suatu kurikulum.
b. Beberapa orang guru yang merasa kurang puas tentang
kurikulum yang sudah ada kemudian mereka
mengadakan eksperimen serta uji coba dan mengadakan
pengembangan secara mandiri.
5. Model Seller Miller
Model pengembangan kurikulum Seller Miller merupakan
pengembangan kurikulum kombinasi dari model transmisi
(Gagne) dan model transaksi (Taba’s & Robinson), dengan tahap
pengembangan sebagai berikut:
a. Klarifikasi Orientasi Kurikulum
Menurut miller ada tiga jenis orientasi kurikulum
yaitu transmisi, transaksi, dan transformasi.
b. Pengembangan Tujuan
Tujuan umum pengembangan kurikulum yaitu
merefleksikan pandangan orang (image person) dan
pandangan (image) kemasyarakatan
c. Identifikasi Model Mengajar
Pada tahap ini pelaksana kurikulum harus
mengidentifikasi strategi mengajar yang akan digunakan
yang sesuai dengan orientasi dan kurikulum.
d. Implementasi
Implementas sebaiknya memperhatikan komponen-
komponen program studi, identifikasi sumber, peranan,
pengembangan professional, penetapan waktu,
komunikasi, dan sistem mentoring.
6. Model Taba (Inverted Model)
Model Taba merupakan modifikasi dari model Tyler.
Menurut Taba guru harus penuh aktif dalam pengembangan
kurikulum. Pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh guru
dan memposisiakan guru sebagai innovator dalam pengembang
kurikulum merupakan karakteristik dalam model pengembangan
Taba. Model ini bersifat induktif. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
a. Mengadakan Unit-unit eksperimen bersama dengan guru-
guru
b. Menguji unit eksperimen
c. Mengadakan revisi dan konsolidasi
d. Pengembangan Keseluruhan Kerangka Kurikulum
(developing a framework)
e. Implementasi dan desiminasi
7. Model Beauchamp
Model ini dikembangkan oleh George A.Beaucamp, seorang
ahli kurikulum. Menurut Beaucamp, proses pengembangan
kurikulum meliputi lima tahap yaitu:
a. Menentukan arena atau wilayah yang akan dicakup oleh
kurikulum
b. Menetapkan personalia
c. Organisasi prosedur pengembangan kurikulum
d. Implementasi kurikulum
e. Evaluasi Kurikulum
Hal-hal penting yang harus dievaluasi yaitu: a)
Pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru, b) Desain kurikulumnya,
c) Hasil belajar siswa, d) Keseluruhan dari sistem kurikulum.
B. Organisasi Kurikulum
Organisai kurikulum merupakan pola susunan sajian isi
kurikulum yang bertujuan untuk mempermudah siswa dalam
mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam
melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif.
Ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan sehubungan
dengan organisasi kurikulum, yaitu: ruang lingkup atau cakupan
(scope), urutan bahan (sequence), kontinyuitas, keseimbangan,
dan keterpaduan (integrated).
Secara umum terdapat dua bentuk organisasi kurikulum
yaitu:
1. Organisasi Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran
(Subject Curriculum)
Organisasi kurikulum berdasarkan mata pelajaran
dibedakan atas empat pola yaitu Separated Subject Curriculum,
Corellated Curriculum, Broadfield, dan Integrated Curicculum.
a. Mata Pelajaran Terpisah (Separated Subject Curriculum)
Organisasi bentuk ini sederhana dan mudah dilaksanakan.
Mata pelajaran yang terp-isah-pisah (Separated Subject
Curriculum)bertujuan agar generasi muda mengenal hasil-hasil
kebudayaan dan pengetahuan umat manusiayang telah
dikumpulkan secara berabad-abad, agar mereka tidak perlu
mencari dan menemukan kembali dengan apa yang telah
diperoleh dari generasi terdahulu (Nasution,1986). Secara
fungsional bentuk kurikulum ini mempunyai kekurangan dan
kelebihan.
b. Mata Pelajaran Terhubung (Corellated Curriculum)
Pola kurikulum korelasi yaitu pola organisasi isi kurikulum
yang menghubungkan pembahasan suatu mata pelajaran
dengan mata pelajaran lainnya, atau satu pokok bahasan dengan
pokok bahasan lainnya. Ada beberapa kekurangan dan kelebihan
dalam pola kurikulum jenis ini.
Bahan pelajaran dalam organisasi kurikulum ini
memungkinkan substansi pembelajaran bias lebih bermakna dan
mendalam dibandingkan dengan mata pelajaran yang terpisah-
pisah.
c. Fusi Mata Pelajaran
Fusi mata pelajaran atau dikenal dengan istilah broadfields
curriculum adalah jenis organisasi kurikulum yang
menghapuskan batas-batas mata pelajaran dan menyatukan
mata pelajaran yang memiliki hubungan erat dalam satu
kesatuan. Model ini memiliki keunggulan dan kelemahan.
2. Organisasi Kurikulum Berdasarkan Kurikulum Terpadu
(Integrated Curriculum)
Kurikulum ini memandang bahwa dalam suatu pokok
bahasan harus terpadu (integrated) secara menyeluruh.
Kurikulum ini memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar
kelompok maupun secara individu, lebih memberdayakan
masyarakat sebagai sumber belajar, memungkinkankah
pembelajaran bersifat individu terpenuhi, serta dapat melibatkan
siswa dalam mengembangkan program pembelajaran.
Bahan pelajaran yang dipelajari siswa dirumuskan dalam
pokok bahasan berupa topic atau pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang
diajukan. Proses belajarnya lebih fleksibel, disesuaikan dengan
kemampuan dan potensi siswa, sehingga tidak mengharapkan
hasil belajar yang sama dari semua siswa.Ada beberapa
kekurangan dan kelebihan dari kurikulum bentuk ini.
Beberapa bentuk organisasi kurikulum dalam kategori ini
diantaranya: kurikulum inti (Core Curriculum), Social Function
dan Persistent Situations serta Experience atau Activity
Curriculum :
a. Kurikulum inti (Core Curriculum)
Kurikulum inti merupakan bagian dari kurikulum terpadu
(integrated curriculum). Beberapa karakteristik yang dapat dikaji
dalam kurikulum ini adalah:
1) Kurikulum ini direncanakan secara berkelanjutan
(continue), selalu berkaitan, dan direncanakan secara
terus-menerus.
2) Isi kurikulum yang dikembangkan merupakan
rangkaian dari pengalaman yang saling berkaitan.
3) Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah
maupun problema yang dihadapi secara actual.
4) Isi kurikulum mengambil mengambil atau mengangkat
substansi yang bersifat pribadi maupun social.
5) Isi kurikulum ini difokuskan beralku untuk semua
siswa.
Topik-topik yang dapat diangkat dalam kurikulum ini selalu
berkaitan dengan beberapa disiplin ilmu dan lingkungan.
b. Social Function dan Persistent Situations
Social Function merupakan bagian bagian dari kurikulum
terpadu. Kurikulum ini didasarkan atas analisis kegiatan-kegiatan
manusia dalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan manusia di
masyarakat setiap saat akan berubah sesuai dengan
perkembangan jaman, sehingga substansi social function bersifat
dinamis.Secara umum ada 3 kelompok situasi yang akan
dihadapi manusia, diantaranya:
1) Situasi-situasi mengenai perkembangan individu
manusia.
2) Situasi untuk perkembangan partisifasi social.
3) Situasi-situasi untuk perkembangan kemampuan
menghadapi factor-faktor ekonomi dan daya-daya
lingkungan.
c. Experience atau Activity Curriculum.
Experience curriculum sering disebut juga dengan activity
curriculum. Kurikulum ini cenderung mengutamakan kegiatan-
kegiatan atau pengalaman-pengalaman siswa dalam rangka
membentuk kemampuan terintegrasi dengan lingkungan
maupun dengan potensi siswa. Ada empat tipe pembelajaran
proyek yang dapat dikembangkan dalam Activity Curriculum,
diantaranya:
1) Construction on creative project.
2) Appreciation on enjoyment project.
3) The Problem project.
4) The drill or specific project.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pengembangan kurikulum yaitu langkah atau prosedur sistematis
dalam proses penyusunan suatu kurikulum. Beberapa model pengembangan
kurikulum yaitu model Tyler, Administratif, Grassroot, Demonstrasi, Seller dan
Miller, Taba dan model Beauchamp.
Organisasi kurikulum merupakan pola susunan sajian isi kurikulum yang
bertujuan untuk mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam
organisasi kurikulum, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan diantaranya
prinsip ruang lingkup atau cakupan (scope), urutan bahan (sequence),
kontinyuitas, keseimbangan, dan keterpaduan (integrated).
B. Saran
Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan
atas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya, serta kemungkinan pencapaian hasil
yang optimal tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem
pengelolaan pendidikan yang dianut serta model kosep pendidikan mana yang
digunakan.Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif mungkin, maka
diperlukan organisasi kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran (2009). Kurikulum dan
Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.
Sugiarto, Toni. (2010) Model-Model Pengembangan Kurikulum. [Online]. Tersedia : http://www.cybermq.com/soegiartho/model-model pengembangan kurikulum.html. [21 September 2010]