Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan...

22
DIR PE R DIR REKTOR PE NGEM RUMIN REKTORA RATJEND EDO MBANG NANSIA ATPERB DERALP KEMEN OMA GANB AAPB BIBITAN PETERN NTERIAN TAHUN AN T BUDID BNPT NDANP AKAND NPERTA N2016 i EKN DAYAT TAHUN PRODUK DANKES ANIAN NIS TERNA N2016 KSITERN SEHATA AK 6 NAK ANHEW WAN

Transcript of Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan...

Page 1: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

DIR

PER

DIRREKTOR

PE

NGEMRUMIN

REKTORARAT�JEND

EDO

MBANGNANSIA

AT�PERBDERAL�PKEMEN

OMA

GAN�BA�APB

BIBITANPETERNNTERIANTAHUN

AN T

BUDIDBN�P�T

N�DAN�PAKAN�DN�PERTAN�2016

i�

EKN

DAYA�TTAHUN

PRODUKDAN�KESANIAN

NIS

TERNAN�2016

KSI�TERNSEHATA

AK�6�

NAKAN�HEWWAN�

Page 2: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

i Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 30078/HK.140/F/09/2016

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN BUDI DAYA

TERNAK RUMINANSIA APBN-P TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pemenuhan pangan

asal ternak dan agribisnis peternakan rakyat perlu

dilakukan peningkatan produktivitas ternak dengan

pemberdayaan peternak melalui kegiatan Pengembangan

Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016;

b. bahwa agar dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan

Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

berjalan dengan baik, diperlukan Pedoman Teknis

Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P

Tahun 2016;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b, serta melaksanakan ketentuan

Pasal 3 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 62/

Permentan/RC.130/12/2015 sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 44/

Permentan/RC.130/9/2016 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 62/Permentan/

RC.130/12/2015 tentang Pedoman Pengelolaan dan

Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian

Pertanian Tahun Anggaran 2016, perlu menetapkan

Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pedoman Teknis

Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P

Tahun 2016;

Page 3: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

ii Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004

Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan (Lembaran

Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4400);

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan

dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor

84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5015) sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014

tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran

Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5619);

5. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara

Tahun 2013 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor

5433);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014

Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587)

sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5679);

7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 tentang

Kesehatan Masyarakat Veteriner (Lembaran Negara Tahun

2012 Nomor 214, Tambahan Lembaran Nomor 5356);

Page 4: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

iii Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2013 tentang

Pemberdayaan Peternak (Lembaran Negara Tahun 2013

Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5391);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang

Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan

(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338 , Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5543);

11. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 4 Tahun 2015 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor

5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5655);

12. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2013 tentang Budi

Daya Hewan Peliharaan (Lembaran Negara Tahun 2013

Nomor 115);

13. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang

Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri

Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;

14. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang

Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara

Tahun 2014 Nomor 339);

15. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi

Kementerian Negara (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor

8);

16. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang

Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Tahun 2015

Nomor 85);

17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015

tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan

Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;

18. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 418/ Kpts/ OT.210/

7/2001 tentang Pedoman Budidaya Kambing/Domba Yang

Baik;

19. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 422/ Kpts/ OT.210/

7/2001 tentang Pedoman Budidaya Sapi Perah Yang Baik;

Page 5: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

iv Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan/

OT.140/5/2014 tentang Pedoman Budidaya kambing Perah

Yang Baik;

21. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 46/Permentan/

PK.210/8/2015 tentang Pedoman Budidaya Ternak Sapi

Potong Yang Baik;

22. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/

OT.210/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian;

23. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 62/Permentan/

RC.130/12/2015 tentang Pedoman Pengelolaan dan

Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian

Pertanian Tahun Anggaran 2016 sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 44/

Permentan/RC.130/9/2016 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 62/Permentan/

RC.130/12/2015 tentang Pedoman Pengelolaan dan

Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian

Pertanian Tahun Anggaran 2016;

Memperhatikan: Surat Perintah Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

455/Kpts/KP.410/7/2016 tentang Pelaksana Tugas Direktur

Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian

Pertanian;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN

TEKNIS PENGEMBANGAN BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA

APBN-P TAHUN 2016.

Pasal 1

Pedoman Teknis Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia

APBN-P Tahun 2016, seperti tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri

ini.

Page 6: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

v Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

30 September 2016

Page 7: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

1

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 30078/HK.140/F/09/2016Kpts/PK.210/F/03/2016

TANGGAL : 30 September 2016

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN BUDI DAYA

TERNAK RUMINANSIA APBN-P TAHUN 2016

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan, dan tingkat pendidikan, serta

kesadaran masyarakat akan kebutuhan protein hewani, berdampak pada

meningkatnya kebutuhan daging, dan susu. Dalam rangka mendukung

kemandirian pangan asal ternak, maka diperlukan peningkatan populasi dan

produktivitas ternak melalui usaha budi daya yang diupayakan sebanyak

mungkin di masyarakat.

Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan

Hewan Pasal 32 juncto Undang Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang

Perubahan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan mengamanatkan bahwa (1) Pemerintah dan pemerintah

daerah mengupayakan agar sebanyak mungkin warga masyarakat

menyelenggarakan budidaya ternak; (2) Pemerintah dan pemerintah daerah

memfasilitasi dan membina pengembangan budi daya yang dilakukan oleh

peternak dan pihak tertentu yang mempunyai kepentingan khusus; dan (3)

Pemerintah dan pemerintah daerah membina dan memberikan fasilitas

untuk pertumbuhan dan perkembangan koperasi dan badan usaha di bidang

peternakan. Sebagai tindak lanjut dari amanat undang undang di atas,

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2013

tentang Pemberdayaan Peternak dan Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun

2013 tentang Budidaya Hewan Peliharaan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas ternak dilakukan

melalui pemberdayaan peternak. Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan mengalokasikan dana APBN-P Tahun 2016 untuk kegiatan

pengembangan budi daya ternak ruminansia. Jenis ternak yang

dikembangkan dalam kegiatan ini adalah sapi potong, sapi perah, kerbau,

kambing dan domba.

Page 8: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

2

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

Untuk optimalisasi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut agar dapat

terlaksana dengan baik, perlu disusun Pedoman Teknis Pengembangan

Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016.

B. Maksud, Tujuan dan Sasaran

1. Maksud

Pedoman Teknis ini sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan

Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016.

2. Tujuan

Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia

APBN-P Tahun 2016 bertujuan:

a. meningkatkan ketersediaan ternak ruminansia di kelompok penerima

kegiatan.

b. meningkatkan produktifitas ternak.

c. meningkatkan skala usaha peternak.

3. Sasaran

Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia

APBN-P Tahun 2016 mempunyai sasaran:

a. meningkatnya ketersediaan ternak ruminansia di kelompok penerima

kegiatan.

b. meningkatnya produktifitas ternak.

c. meningkatnya skala usaha peternak.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pedoman Teknis Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia

APBN-P Tahun 2016 meliputi:

1. Persiapan dan Pelaksanaan;

2. Pemanfaatan dana;

3. Teknis Pemeliharaan Ternak;

4. Pengorganisasian;

5. Pembinaan;

6. Indikator keberhasilan; dan

7. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

Page 9: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

3

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

D. Pengertian

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Ternak adalah hewan peliharaan yang produknya diperuntukan sebagai

penghasil pangan, bahan baku industri, jasa, dan/atau hasil ikutannya

yang terkait dengan pertanian.

2. Ruminansia adalah hewan yang memamahbiak.

3. Rumpun adalah segolongan hewan dari suatu spesies yang mempunyai

ciri-ciri fenotipe yang khas dan dapat diwariskan pada keturunannya.

4. Peternak adalah orang perseorangan warga Negara Indonesia atau

korporasi yang melakukan usaha peternakan.

5. Kelompok petani/peternak yang selanjutnya disebut kelompok adalah

gabungan anggota masyarakat yang melakukan usaha ternak yang

tumbuh berdasarkan keakraban, keserasian serta kesamaan kepentingan

dalam mengelola usaha ternak untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

6. Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah

maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk

kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang biak.

7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah

perangkat pemerintah daerah yang membidangi fungsi peternakan

dan/atau kesehatan hewan di provinsi/kabupaten/ kota.

8. Tim Pusat adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur Direktorat

Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, ditetapkan dengan

Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

9. Tim Provinsi adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur SKPD

dan/atau instansi terkait di provinsi yang ditetapkan dengan Keputusan

Kepala SKPD di provinsi.

10. Tim Kabupaten/Kota adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur SKPD

dan/atau instansi terkait di kabupaten/kota yang ditetapkan dengan

Keputusan Kepala SKPD di kabupaten/kota.

BAB II

PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN

A. PERSIAPAN

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Budidaya

Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016, perlu dilakukan persiapan baik di

Page 10: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

4

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota maupun di kelompok, meliputi

antara lain:

1. Perencanaan Operasional

Kegiatan operasional Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia

APBN-P Tahun 2016 dituangkan dalam Pedoman Teknis disusun oleh

Tim Pusat yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan atas nama Menteri Pertanian. Petunjuk Pelaksanaan

(Juklak) disusun oleh Tim Provinsi yang ditandatangani oleh Kepala SKPD

provinsi, dan Petunjuk Teknis (Juknis) disusun oleh Tim Kabupaten/Kota

yang ditandatangani oleh Kepala SKPD Kabupaten/Kota. Juklak dan

Juknis yang merupakan penjabaran dari pedoman teknis dapat memuat

hal yang belum diatur dalam pedoman teknis dengan memperhatikan

potensi dan kondisi masing-masing daerah.

2. Sosialisasi Kegiatan

Untuk meningkatkan pemahaman terhadap pelaksanaan kegiatan

Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

dilakukan sosialisasi secara berjenjang ditingkat pusat, provinsi,

kabupaten/kota, kelompok dan stakeholder terkait. Sosialisasi dapat

dilaksanakan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Sosialisasi

secara langsung dilaksanakan melalui koordinasi dan pembinaan yang

dilaksanakan oleh Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Sosialisasi tidak

langsung dapat dilaksanakan melalui bahan publikasi.

3. Kriteria Lokasi dan Kelompok

a. Kriteria Lokasi

Lokasi kegiatan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-

P Tahun 2016 harus mempertimbangkan paling sedikit :

1) kondisi agro-ekosistem, sesuai untuk pengembangan ternak

ruminansia;

2) tersedia sumber daya pakan lokal dan air; dan

3) bukan daerah yang sedang terjadi wabah penyakit hewan menular

strategis.

b. Kriteria Kelompok Penerima Kegiatan

kelompok paling kurang memenuhi persyaratan:

1) memiliki struktur organisasi dan beranggotakan minimal 10

orang;

Page 11: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

5

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

2) memiliki sarana usaha peternakan antara lain, sumber pakan dan

ketersediaan air yang cukup serta tersedianya lahan untuk

penanaman hijauan pakan ternak (HPT);

3) bersedia memelihara ternak sesuai dengan manajemen budidaya

dan pembibitan yang baik dan mengikuti peraturan serta

bimbingan dari SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota, serta pihak

terkait lainnya;

4) memiliki akses dan kerjasama yang baik dengan unit pelayanan

kesehatan hewan dan/atau pelayanan IB/kawin alam.

c. Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf b., kelompok

yang sudah di cpcl, verifikasi dan dinyatakan lulus (memenuhi

persyaratan) pada kegiatan penambahan indukan sapi potong impor

tahun 2016 dapat ditetapkan oleh SKPD sebagai penerima kegiatan,

tidak perlu dilakukan CPCL dan verifikasi ulang.

4. Rumpun Ternak

a. Rumpun sapi potong yang dikembangkan antara lain: sapi Bali, sapi

PO, sapi Aceh, sapi Pesisir, sapi Madura, sapi Pasundan, sapi Jabres,

sapi SO, dan persilangan.

b. Rumpun sapi perah yang dikembangkan adalah Friesian Holstein (FH).

c. Jenis kerbau yang dikembangkan adalah kerbau lumpur dengan

rumpun sesuai dengan kearifan lokal.

d. Rumpun kambing yang dikembangkan antara lain: PE, Kacang,

Saburai, Marica, Saanen dan Kosta.

e. Rumpun Domba yang dikembangkan antara lain: Garut, Priangan,

dan Batur.

5. Kualifikasi Ternak

Ternak ruminansia yang diadakan sesuai dengan Standar Nasional

Indonesia (SNI) atau Persyaratan Teknis Minimal (PTM) atau Standar

Daerah. Persyaratan teknis secara rinci dituangkan dalam petunjuk

pelaksanaan atau petunjuk teknis.

Page 12: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

6

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

B. PELAKSANAAN

1. Seleksi, Verifikasi, dan Penetapan Kelompok

Pelaksanaan seleksi, verifikasi, dan penetapan kelompok penerima

kegiatan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk kelompok melalui dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi

dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1) Tim Kabupaten/Kota melakukan seleksi CP/CL, dan

menyampaikan hasil seleksi kepada Kepala SKPD Kabupaten/Kota

untuk direkomendasikan sebagai calon penerima kegiatan kepada

Kepala SKPD Provinsi;

2) Tim Provinsi melakukan verifikasi terhadap calon penerima yang

direkomendasikan oleh Kepala SKPD Kabupaten/Kota;

3) Tim provinsi menyampaikan hasil verifikasi kepada Kepala SKPD

Provinsi sebagai bahan pertimbangan untuk penetapan kelompok

penerima kegiatan;

4) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) SKPD Provinsi menetapkan

kelompok penerima kegiatan dalam bentuk Surat Keputusan dan

disahkan oleh KPA.

b. Kelompok melalui dana Tugas Pembantuan (TP) Kabupaten/Kota

dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1) Tim Kabupaten/Kota melakukan seleksi (CP/CL) dan verifikasi

calon penerima;

2) Tim Kabupaten/Kota menyampaikan hasil seleksi dan verifikasi

kepada Kepala SKPD Kabupaten/Kota untuk ditetapkan sebagai

penerima kegiatan; dan

3) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) SKPD Kabupaten/Kota

menetapkan kelompok penerima kegiatan dalam bentuk Surat

Keputusan dan disahkan oleh KPA.

c. Kelompok yang sudah di cpcl, verifikasi dan dinyatakan lulus pada

kegiatan penambahan indukan sapi potong impor tahun 2016 tidak

perlu dilakukan CPCL dan verifikasi ulang.

2. Pengadaan Barang dan Jasa

Pengadaan barang dan jasa dalam kegiatan Pengembangan Budidaya

Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016 dilakukan sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Page 13: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

7

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

3. Pendistribusian

a. Pendistribusian ternak dilakukan oleh penyedia barang sampai ke

kelompok penerima kegiatan dan lokasi yang telah ditetapkan.

b. Penyerahan ternak kepada kelompok penerima kegiatan disertai

dengan surat kesanggupan kelompok seperti pada format 1 dan surat

pernyataan kelompok seperti pada format 2.

c. Penyerahan ternak kepada kelompok penerima kegiatan disertai

dengan penandatanganan Surat Perjanjian (SP) antara Kepala SKPD

Provinsi/Kabupaten/Kota dengan Ketua Kelompok sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

d. Surat Perjanjian (SP) berisi paling kurang memuat hak dan kewajiban,

jumlah dan identitas ternak, pengembangan ternak, penggantian

ternak majir, perselisihan dan sanksi.

4. Serah Terima Barang Milik Negara (BMN)

Mekanisme serah terima BMN dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

BAB III

PENGGUNAAN ALOKASI DANA

Sumber dana kegiatan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P

Tahun 2016 dialokasikan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

APBN-P Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2016,

pada dana Tugas Pembantuan (TP) SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota, digunakan

untuk:

1. Komponen utama : pengadaan ternak; dan

2. Komponen pendukung antara lain untuk:

a. Operasional kelompok, operasional recorder, dan operasional

CP/CL/verifikasi/pendampingan;

b. Bantuan pakan konsentrat dan obat-obatan;

c. Bantuan perbaikan kandang/peralatan; dan

d. Administrasi lainnya.

Pelaksanaan administrasi pengadaan dan kegiatan pendukung agar mengikuti

prosedur sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Page 14: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

8

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

BAB IV

TEKNIS PEMELIHARAAN TERNAK

Kegiatan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

memperhatikan aspek teknis pemeliharaan ternak yang meliputi pola

pemeliharaan, pemberian pakan, pelayanan reproduksi, pelayanan kesehatan

hewan dan kesejahteraan hewan. Aspek teknis tersebut mengacu pada pedoman

budidaya ternak ruminansia sesuai peraturan perundang-undangan antara lain:

1. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 418/Kpts/OT.210/7/2001 tentang

Pedoman Budidaya Kambing/Domba Yang Baik;

2. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 422/ Kpts/ OT.210/ 7/2001 tentang

Pedoman Budidaya Sapi Perah Yang Baik;

3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan/ OT.140/5/2014 tentang

Pedoman Budidaya kambing Perah Yang Baik; dan

4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 46/Permentan/ PK.210/8/2015 tentang

Pedoman Budidaya Ternak Sapi Potong Yang Baik.

BAB V

PENGORGANISASIAN

Kegiatan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

dilaksanakan secara terkoordinasi dari tingkat pusat sampai dengan kelompok

penerima kegiatan. Oleh karena itu dalam upaya mengoptimalkan

pelaksanaanya, perlu pembentukan tim untuk memperjelas tugas dan fungsi

masing-masing sebagai berikut:

A. Tim Pusat

Tim pusat ditetapkan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan

Hewan yang mempunyai tugas sebagai berikut:

1. menyusun Pedoman Teknis Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia

APBN-P Tahun 2016;

2. melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan SKPD

Provinsi/Kabupaten/Kota dan pihak terkait lainnya;

3. melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi pada tahun berjalan; dan

4. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Direktur

Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Page 15: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

9

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

B. Tim Provinsi

Tim Provinsi ditetapkan oleh Kepala SKPD Provinsi, yang mempunyai tugas

sebagai berikut:

1. menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) kegiatan Pengembangan

Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016 mengacu pada

Pedoman Teknis. Juklak ditandatangani oleh Kepala SKPD, dan dapat

memuat aspek-aspek spesifik di daerah yang belum tertuang pada

Pedoman Teknis;

2. melaksanakan sosialisasi dan koordinasi dengan SKPD Kabupaten/Kota

dan pihak terkait lainnya.

3. melakukan verifikasi calon kelompok penerima kegiatan (sumber dana TP

Provinsi);

4. mengusulkan calon kelompok penerima kegiatan untuk ditetapkan oleh

PPK dan disahkan oleh KPA Provinsi;

5. melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi pada tahun berjalan; dan

6. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Kepala SKPD

Provinsi dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan pada tahun berjalan.

C. Tim Kabupaten/Kota

Tim Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Kepala SKPD Kabupaten/Kota, yang

mempunyai tugas sebagai berikut:

1. menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) kegiatan Pengembangan Budidaya

Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016 mengacu pada Petunjuk

Pelaksanaan dan Pedoman Teknis serta dapat memuat aspek-aspek

spesifik di daerah yang belum tertuang pada Pedoman Teknis dan

Petunjuk Pelaksanaan. Juknis ditandatangani oleh Kepala SKPD

Kabupaten/Kota;

2. melaksanakan koordinasi dengan Tim Provinsi dan pihak terkait lainnya;

3. melaksanakan sosialisasi kepada calon penerima kegiatan;

4. melakukan identifikasi dan seleksi calon penerima kegiatan;

5. mengusulkan calon penerima kegiatan kepada Kepala SKPD

Kabupaten/Kota untuk diteruskan kepada Kepala SKPD Provinsi (Dana

TP Provinsi);

6. mengusulkan calon penerima kegiatan kepada Kepala SKPD

kabupaten/kota untuk ditetapkan (dana TP Kabupaten/Kota);

Page 16: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

10

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

7. melaksanakan pembinaan, pendampingan, monitoring dan evaluasi

kepada kelompok penerima kegiatan pada tahun berjalan;

8. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Kepala SKPD

Provinsi dengan tembusan kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan cq. Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak pada

tahun berjalan.

D. Kelompok Penerima Kegiatan

Kelompok penerima kegiatan mempunyai kewajiban antara lain:

1. melakukan identifikasi dan inventarisasi ternak di dalam kelompok

2. melakukan pencatatan dan pemberian identitas ternak dari kegiatan

pengembangan usaha ternak ruminansia;

3. melakukan pemeliharaan sesuai dengan pedoman;

4. mengelola aset kelompok sesuai ketentuan;

5. melakukan administrasi kelompok secara tertib;

6. menerima saran/rekomendasi/bimbingan baik teknis maupun non teknis

dari SKPD provinsi/kabupaten/kota dan atau pihak terkait;

7. melaporkan secara berkala pelaksanaan kegiatan kepada SKPD

Kabupaten/Kota.

BAB VI

PEMBINAAN

Pembinaan dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam

pelaksanaan kegiatan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P

Tahun 2016. Pembinaan dilakukan oleh pusat, SKPD provinsi dan SKPD

kabupaten/kota sesuai kewenangannya.

Pembinaan dapat berupa pembinaan teknis antara lain dalam rangka

pengembangan budidaya ternak ruminansia dalam bentuk usaha produktif

untuk kegiatan pembiakan yang selanjutnya diharapkan dapat mendukung

kegiatan pembibitan. Pembinaan non teknis diarahkan kepada pembenahan

administrasi dan dinamika kelompok.

Pembinaan secara berkelanjutan dilakukan oleh Pemerintah, SKPD

Provinsi/Kabupaten/Kota, sehingga perlu mengalokasikan anggaran

pembinaan/pendampingan, baik yang berasal dari dana APBN maupun APBD.

Page 17: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

11

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

BAB VII

INDIKATOR KEBERHASILAN

Evaluasi kegiatan perlu dilaksanakan dan hasilnya dapat dijadikan sebagai

bahan penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan selanjutnya serta

untuk akuntabilitas publik. Penilaian kegiatan dapat dilihat dari beberapa aspek,

antara lain:

A. Aspek Teknis

Pengukuran tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan Pengembangan

Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016, dari aspek teknis

dilakukan dengan cara mengetahui:

a. perkembangan jumlah populasi dan kepemilikan ternak

anggota/kelompok;

b. peningkatan produksi dan produktivitas ternak melalui peningkatan

kelahiran.

B. Aspek Kelembagaan

Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan dari aspek

kelembagaan dapat dilakukan dengan cara mengetahui:

a. perkembangan partisipasi kelompok/anggota dalam kegiatan

pengembangan budidaya ternak ruminansia APBNP 2016;

b. meningkatnya kerjasama dengan stakeholder, seperti dalam pengadaan

pakan, pemasaran dan lain-lain;

BAB VIII

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Pengembangan Budidaya

Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016 dilaksanakan untuk mengetahui

realisasi fisik dan keuangan, serta perkembangan teknis. Selain itu

mengetahui hambatan/masalah yang dihadapi, mulai dari Pusat, Provinsi,

Kabupaten/Kota dan kelompok. Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan secara

berkala dan berjenjang sesuai dengan tahapan pelaksanaan kegiatan serta

terkoordinasi mulai dari tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Page 18: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

12

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

Evaluasi dilaksanakan dalam rangka menilai pelaksanaan kegiatan secara

keseluruhan, dan hasilnya dijadikan masukan dalam rangka perbaikan

perencanaan pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Oleh karena itu, masing-

masing provinsi perlu membuat rencana monitoring pelaksanaan kegiatan

secara berkesinambungan sehingga dapat diketahui kinerja dilapangan.

B. Pelaporan

Pelaporan diperlukan dalam rangka menyediakan informasi tentang kemajuan

atau perkembangan pelaksanaan kegiatan pengembangan budidaya ternak

ruminansia APBN-P Tahun 2016. Mekanisme sistem pelaporan dilaksanakan

sebagai berikut:

1. Kelompok dibantu petugas lapangan untuk melaporkan perkembangan

pelaksanaan kegiatan setiap bulan di minggu pertama bulan berikutnya

kepada Kepala SKPD Kabupaten/ Kota dengan tembusan kepada Kepala

SKPD Provinsi seperti format 3.

2. SKPD Kabupaten/Kota merekapitulasi seluruh laporan perkembangan

yang diterima dari kelompok pelaksana kegiatan untuk disampaikan

kepada Kepala SKPD Provinsi secara triwulan dengan tembusan kepada

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan cq. Direktur

Perbibitan dan Produksi Ternak.

3. SKPD Provinsi merekapitulasi seluruh laporan perkembangan yang

diterima dari Kabupaten/Kota dan selanjutnya setiap triwulan

menyampaikan kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan

Hewan cq. Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak.

BAB IX

PENUTUP

Pedoman Teknis Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun

2016 ini disusun sebagai acuan bagi pelaksana kegiatan pengembangan

budidaya ternak ruminansia, baik ditingkat pusat maupun daerah untuk

mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan di tingkat kelompok. Pedoman

Teknis ini perlu dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk petunjuk pelaksanaan oleh

dinas provinsi dan petunjuk teknis oleh dinas kabupaten/kota.

Page 19: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

13

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

Page 20: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

14

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

Format-1 Surat Kesanggupan Kelompok

SURAT KESANGGUPAN KELOMPOK

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ............................................

Jabatan : Ketua Kelompok.................

Alamat : .........................................

Dengan ini menyatakan, bahwa saya atas nama kelompok penerima kegiatan

Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016 sanggup dan

bersedia :

1. melakukan identifikasi dan inventarisasi ternak di dalam kelompok

2. melakukan pencatatan dan pemberian marking pada ternak dari kegiatan

pengembangan usaha ternak ruminansia;

3. melakukan pemeliharaan sesuai dengan acuan;

4. mengelola aset kelompok sesuai ketentuan;

5. melakukan administrasi kelompok secara tertib;

6. menerima saran/rekomendasi baik teknis maupun non teknis dari skpd

provinsi/kabupaten/kota dan atau pihak terkait;

7. mengikuti aturan dan bimbingan yang ditetapkan oleh tim kabupaten/kota

yang dibuktikan dengan surat pernyataan dan kesanggupan bermaterai.

8. melaporkan secara berkala pelaksanaan kegiatan kepada dinas

kabupaten/kota.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, apabila

dikemudian hari saya dan anggota kelompok melanggar hal-hal tersebut diatas,

saya bersedia dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

................................,....................................2016

Ketua kelompok.............,

Materai Rp. 6.000,-

(.................................................................)

Page 21: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

15

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

Format-2 Surat Pernyataan Kelompok

SURAT PERNYATAAN KELOMPOK

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ......................................

Jabatan : Ketua Kelompok..........................

Alamat : ............................................

Dengan ini menyatakan, bahwa saya atas nama kelompok penerima kegiatan

Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016 tidak

memberikan hadiah/imbalan/pemberian dalam bentuk apapun secara langsung

maupun tidak langsung kepada KPA, PPK, Tim Pusat, Tim Pembina Provinsi dan

Tim Teknis Kabupaten/Kota maupun pejabat/petugas terkait dengan kegiatan

tersebut.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, apabila

dikemudian hari saya dan anggota kelompok melanggar hal-hal tersebut diatas,

saya bersedia dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

.............................,.................................2016

Ketua kelompok.............,

Materai Rp. 6.000,-

(..............................................)

Page 22: Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi - Perbibitan Ternakbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedum... · 2019-11-20 · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak

16

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia APBN-P Tahun 2016

Format-3 Laporan Perkembangan Ternak

Form Pengukuran Ternak

Form Catatan Kelahiran